LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
LAPORAN PENDAHULUANKEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLITDosen
Pembimbing : Darmasta Maulana, S.Kep., M.Kes.
Disusun Oleh :Ujang Farid Budiman M11.01.0019
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATANMADANIYOGYAKARTA 2012
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A. Pengertian Cairan
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan
air. Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi
guna perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang
normal. Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan
internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung
dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya
terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat
diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari
cairan tubuh total. Cairan eksternal terdiri dari cairan tubuh
total : Cairan interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada
diluar pembulu darah. Plasma darah Cairan transeluler, cairan yang
terdapat pada rongga khusus seperti dalam pleura, perikardium,
cairan sendi, cairan serebrospinalis.
Pertukaran cairan tubuh1. Pemasukan :Cairan tubuh sebagian besar
berasal dari makanan dan minuman setiap hari dan sebagian kecil
berasal dari proses oksidasi H2 dalam makanan.2. Pengeluaran :
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti; a. Ginjal
Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170
liter darah untuk disaring setiap hari. Produksi urine untuk semua
usia 1 ml/kg/jam. Pada orang dewasa produksi urine sekitaar 1,5
liter/hari. Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi
oleh ADH dan aldosteron.b. Kulit Hilangnya cairan melalui kulit
diatur oleh saraf simpatis yang merangsang aktivitas kelenjar
keringat. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari
aktivitas otot, temperatur lingkungan meningkat dan demam.
c. Paru-paruMeningkatnya cairan hilang sebagai respon terhadap
perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau
demam.
d. GastrointestinalDalam kondisi normal cairan yang hilang dari
gastrointestinal setiap hari sekitar 100 1200 ml.
Gangguan keseimbangan cairan pada defisit cairan yaitu :a.
IsotonisBila sel dimasukan kedalam suatu larutan tanpa menyebabkan
sel membengkak atau mengkerut disebut larutan isotonis.b.
HipotonisLarutan yang bila dimasukan kedalamnya akan menyebabkan
sel menjadi bengkak. c. HipertonisLarutan yang menyebabkan sel
mengkerut jika dimasukan kedalam larutan tadi.
Masalah-masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
1.HipovolemikAdalah suatu kondisi akibat kekurangan volume
cairan ekstra seluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan
melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan
rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi
jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan
adosteron. Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah,
rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD,
HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa
kering dan kasar, mukosa mulutkering. Tanda-tanda penurunan berat
badan dengan akut, matacekung, pengosongan vena jugularis. Pada
bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.
2. HipervolemiAdalah penambahan/kelebihan volume CES dapat
terjadi pada saat: Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium
dan air. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium
dan air. Kelebihan pemberian cairan. Perpindahan cairan
interstisial ke plasma.Gejala: sesak napas, peningkatan dan
penurunan TD, nadi kuat, asites, adema, adanya ronchi, kulit
lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
Pengaturan keseimbangan cairana. Rasa dahaga Mekanisme rasa
dahaga : 1. Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin,
yang pada akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat
merangsang hipothalamus untuk melepaskaan substrat neural yang
bertanggung jawab terhadap sensasi haus. 2. Osmoreseptor
dihipothalamus mendeteksi peningkatan osmotik dan mengaktivasi
jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga. b.
Antidiuretik HormonADH dibentuk dihipofisis dan disimpan didalam
neuro hipofisis dari hipofisis posterior stimulasi utaama untuk
sekresi ADH adalah peningkatan osmolalitas dan penurunan cairan
ekstra sel. Hormon ini meningkatkan reabsorbsi air pada ductus
koligentes, dengan demikin dapat menghemat air.
c. AldosteronHormon ini disekresi oleh kelenjaar adrenal yang
bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absorbsi natrium.
Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium
natrium serum dan sistem angiotensin renin dan sangat efektif dalam
mengendalikan hiperkalemia.
B. Pengertian Elektrolit
Elektrolit adalah substansi yanag menyebabkan ion kation (+) dan
anion (-). Ada tiga cairan elektrolit yang paling esensial yaitu
:
1. Kation (K ) fungsinya; Untuk transmisi dan konduksi impuls
saraf.Kontraksi otot rangka, otot polos dan otot jantung.2. Natrium
(Na )Kation utama dari pada cairan ekstra seluler juga dijumpai
dalam pada dan jaringan. Merupakan kation paling banyak yang
terdapat pada cairan ekstra sel. Natrium mempengaruhi keseimbangan
air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Sosdium diatur
intake garam., aldosteron dan pengeluaran urine normalnya sekitar
135 dan 148 mEq / 1 liter
3. Kalsium (Ca ), fungsinya : Membanu aktifitas saraf dan otot
normal. Meningkatkan kontrasi otot jantung. Berguna untuk
integritas kulit dan sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta
pembentukan tulang-tulang dan gigi. Gejala klinis kekurangan
elektrolit: Haus Anoreksia Perubahan tanda-tanda vital Lemas atau
pucat Anak rewel Kejang-kejang Kulit dingin Rasa malas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan elektrolit :1.
UmurKebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena
usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan
berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan di karenakan gangguan fungsi
ginjal ataw jantung.
2. Iklim Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi)
dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang
yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan
sampai dengan 5 L per hari.
3. DietDiet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan
elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan
membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan
protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam
proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
4. Stress Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa
darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat
meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan
dapat meningkatkan volume darah
5. Kondisi sakitKondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap
kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit misalnya: Trauma seperti
luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL. Penyakit
ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Pasien dengan penurunan
tingkat kesadaran akan mengalami ganguanpemenuhan intake cairan
karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan medisBanyak tindakan medis akan berpengaruh pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti: suction, NGT dan
lain-lain.
7. PengobatanPengobatan seperti pemberian dueretik, laksative
dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahanpasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko
tinggimengalami gangguankeseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
karena kehilangan darah selama pembedahan.
C. Tujuan Pemberian Cairan Tujuan utama pemberian cairan adalah
untuk mengganti defisit pra bedah,selama pembedahan dan pasca bedah
diamana saluran pencernaan belum berfungsi secara optimal disamping
untuk pemenuhan kebutuhan normal harian. Terapi dinilai berhasil
apabila pada penderita tidak ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan
hipoperfusi atautanda-tanda kelebihan cairan berupa edema paru dan
gagal nafas.
D. Fisiologi Cairan dan ElektrolitCairan dan substansi yang ada
di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk kedalam sel.
Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen
dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan
dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara yaitu:1. DifusiMerupakan
proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan. Cairan dan elektrolit di difusikan menembus membrane
sel. Klecepatan difusi di pengaruhi oleh ukuran molekul,
konsentarsi larutan dan temperature.
2. OsmosisMerupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air,
melaui membran semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih
rendah ke kosentrsi yang lebih tinggi yang sifat nya menarik.3.
Transport aktifPartikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih
tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa
jantung.
E.Kebutuhan Cairan Dan ElektrolitNoUmur / BB (Kg)Kebutuhan
cairan (mL/24 jam)
13 hari, 30 kg250-300
21 tahun, 9,5 kg1150-1300
32 tahun, 11,8 kg1350-1500
46 tahun, 20,0 kg1800-2000
510 tahun, 28,7 kg2000-2500
614 tahun, 45,0 kg2200-2700
718 tahu, 54,0 kg2200-2700
Volume cairan tubuhTotal jumlah volume cairan tubuh (total body
water-TBW) kira-kira 60% dari berat badan pria dan 50% dari berat
badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak
badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan di
mana lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah
volume cairan lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh
terhadap TBW di mana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya.
Contoh: bayi baru lahir TBW nya 70-80% dari BB, usia 1 tahun 60%
dari BB, usia puberitas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari
BB dan wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB
dan wanita 47% dari BB, sedangkan pada usia di atas 60 tahun untuk
pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB.
Penatalaksanaan :1. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada
pengendalian atau pengobatan penyakit dasar. Obat-obatan tersebut
misalnya; prednison yang dapat mengurangi beratnya diare dan
penyakit.2. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera
ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan elektrolit dapat
diberikan untuk rehydrasi pasien.3. Untuk diare sedang, akibat
sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti
defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk
menurunkan motilitas.4. Preparat anti mikrobial diberikan bila
preparat infeksius telah teridentifiksi atau bila diare sangat
berat.5. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi
cepat, khususnya untuk anak kecil dan lansia.
ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIAN
1. IDENTITASIdentitas pasien, mencakup: Nama : Alamat : Umur :
Status : Agama : Suku bangsa/bangsa : Pendidikan : Pekerjaan :
Tempat/tanggal lahir : No. CM : Diagnose medis :Identitas
penanggungjawab: Nama : Alamat : Tempat/tanggal lahir : Status :
Agama : Suku bangsa/bangsa : Pendidikan : Pekerjaan : Hubungan
dangan pasien :
2. RIWAYAT KESEHATANa. Keluhan Utama Yang biasa dirasakan oleh
pasien yang mengalami ganguan pemenuhan kebutuhan cairan
,lemas,pusing,mual b. Riwayat Penyakit SekarangYang perlu dikaji
tanyakan pada pasien, Apakah pasien mengalami diare Apakah pasien
mual dan muntah Apakah pasien mengalami ganguan defakasic.Riwayat
Penyakit dahuluYang perlu di kaji adalah Tanyakan pada pasien
apakah ia menderita gagal ginjal Apakah pasien alergi terhadap
makanan atau obat antibiotikd. Riwayat penyakit keluarga : Penyakit
apa yang pernah dialami keluarga dan adakah anggota keluarga yang
meninggal, apa penyebab kematiannya.e. Riwayat Pekerjaan/ kebiasaan
: Situasi tempat kerja dan lingkungannya Kebiasaan dalam pola hidup
pasien Kebiasaan merokokf. Genogramg. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Kaji dimana pasien tinggal,apakah ditempat tinggalnya ada penyakit
endemik dan wabah
3. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)a. Persepsi terhadap kesehatan
manajemen kesehatanb. Pola aktivitas dan latihanc. Pola istirahat
tidurd. Pola nutrisi - metabolice. Pola eliminasif. Pola kognitif
perceptualg. Pola konsep dirih. Pola kopingi. Pola seksual
reproduksij. Pola peran hubungank. Pola nilai dan kepercayaan
4. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan
elektrolit difokuskan pada:1. Integumen : Keadaan tugor kulit Edema
Kelelahan Kelemahan otot Sensasi rasa2. KardiovaskulerDistensasi
vena jugularis tekanan darah hemoglobin3. Mata Cekung Air mata
kering4. Neurologi Reflek Gangguan motorik dan sensorik Tingkat
kesadaran5. Gastrointestinal Keadaan mukosa mulut Muntah-muntah
Bising usus
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan elektrolit Darah lengkap
Berat jenis urine Analisa gas darah
6.DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosis keperawatan yang umum terjadi
pada klien dengan resiko atau gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit adalah:1. Devisit volume cairan2.Kelebihan Volume
Cairan
No. DxNama DiagnosaTujuan /NOCIntervensi / NIC
11.Devisit volume cairan
Fluid balance Hydration Nutritional Status : Food and Fluid
IntakeKriteria Hasil :Mempertahankan urine output sesuai dengan
usia dan BB, BJ urine normal, HT normalTekanan darah, nadi, suhu
tubuh dalam batas normalTidak ada tanda tanda dehidrasi,
Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada
rasa haus yang berlebihan
Fluid managementTimbang popok/pembalut jika
diperlukanPertahankan catatan intake dan output yang akuratMonitor
status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan
darah ortostatik ), jika diperlukanMonitor hasil lAb yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin)Monitor vital
signMonitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori
harianKolaborasi pemberian cairan IVMonitor status nutrisiBerikan
cairanBerikan diuretik sesuai interuksiBerikan cairan IV pada suhu
ruanganDorong masukan oralBerikan penggantian nesogatrik sesuai
outputDorong keluarga untuk membantu pasien makanTawarkan snack (
jus buah, buah segar )Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
muncul meburukAtur kemungkinan tranfusiPersiapan untuk tranfusi
2
2.Kelebihan Volume CairanElectrolit and acid base balanceFluid
balanceHydration
Kriteria Hasil:Terbebas dari edema, efusi, anaskaraBunyi nafas
bersih, tidak ada dyspneu/ortopneuTerbebas dari distensi vena
jugularis, reflek hepatojugular (+)Memelihara tekanan vena sentral,
tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas
normalTerbebas dari kelelahan, kecemasan atau
kebingunganMenjelaskanindikator kelebihan cairan
Fluid managementTimbang popok/pembalut jika
diperlukanPertahankan catatan intake dan output yang akuratPasang
urin kateter jika diperlukanMonitor hasil lAb yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin)Monitor status
hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWPMonitor vital
signMonitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP ,
edema, distensi vena leher, asites)Kaji lokasi dan luas
edemaMonitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori
harianMonitor status nutrisiBerikan diuretik sesuai interuksiBatasi
masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na
< 130 mEq/lKolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
eliminaSiTentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan
cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal
jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )Monitor berat
badanMonitor serum dan elektrolit urineMonitor serum dan
osmilalitas urineMonitor BP, HR, dan RRMonitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan irama jantungMonitor parameter
hemodinamik infasifCatat secara akutar intake dan outputMonitor
adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan
BBMonitor tanda dan gejala dari odemaBeri obat yang dapat
meningkatkan output urin
Referensi
Docterman dan Bullechek.Nursing Invention Classifications (NIC),
Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press,
2004.Nanda International (2009).Diagnosis Keperawatan: definisi
& Klasifikasi.2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC :
JakartaMaas, Morhead, Jhonson dan Swanson.Nursing Out Comes (NOC),
United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press,
2004.Tarwoto & Wartonah. (2010).Kebutuhan Dasar Manusia Dan
Proses Keperawatan.Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta