8/15/2019 LAPsus BS
1/15
LAPORAN KASUS
MAKROADENOMA PITUITARY APOPLEXY DENGAN INFARK
OLEH :
Fita Nirma Listya
H1A 011 022
PEMIMING :
!r" R#$a!i% S&"S
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
AGIAN'SMF ILMU PENYAKIT EDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNI(ERSITAS MATARAM
RSU PRO(INSI NT
MATARAM
201)
Abstrak
Pituitary apoplexy merupakan kasus yang sangat jarang ditemukan. Bahkan pada orang-orang yang sudah di ketahui memiliki tumor pituitary sebelumnya hanya 0,6
8/15/2019 LAPsus BS
2/15
– 10 % yang mengalami pituitary apoplexy. ata-rata usia saat onset adalah !0 tahun.
"asus telah dilaporkan pada orang berusia 1!-#0 tahun. Pria lebih sering mengalami
kasus ini dibandingkan dengan $anita. asio perbandingan antara pria dan $anita
berkisar 1.6. Pituitary apoplexy dapat diklasiikasikan menjadi stroke tipikal dan stroke
subklinis. &ambaran klinis berupa nyeri kepala, gangguan penglihatan, kelumpuhan
sara kranial dan hipopituitarisme. &ejala biasanya mengalami progresi'itas dalam
beberapa minggu atau terjadi tiba-tiba dan menyebabkan koma bahkan kematian.
Pemeriksaan pen(itraan mungkin berguna untuk mendeteksi perdarahan khususnya
pada keadaan subakut tetapi perdarahan bukan elemen penting, karena apoplexy se(ara
klinis dapat terjadi dalam keadaan inark pada pituitary. "ebanyakan kasus membaik dengan tindakan pembedahan dan pendekatan terbaik dalam ase akut masih
kontro'ersial. Pembedahan biasanya melalui rute transphenoidal diindikasikan jika
kesadaran terganggu dan terdapat keluhan pada penglihatan. 1,)
"ami melaporkan sebuah kasus dari seorang laki-laki berusia *0 tahun dengan
+akroadenoma Pituitary poplexy dengan inark. asil ini ditemukan berdasarkan /
(an dengan kontras dan +. asil / (an menunjukkan apoplexy pituitary
disebabkan oleh makroadenoma. 2ari pemeriksaan penunjang lain yang memperkuat
diagnosis adalah adanya pemeriksaan otalmologi menunjukkan adanya papil atroi dan
penurunan kadar kortisol serta peningkatan hormon prolaktin.
Case Report
eorang pasien laki-laki /uan berusia *0 tahun asal Bima masuk umah
akit pada tanggal 13 +ei )016. Pasien di rujuk dari umah akit daerah Bima dengan
penurunan kesadaran. +enurut keluarga, perubahan kesadaran ini dirasakan sejak hari
selasa pada tanggal 13 +ei )01! pagi hari dan segera di ba$a ke 4&2 4P 5/B pada sore harinya. atu bulan yang lalu pasien mengeluhkan nyeri kepala yang siatnya
tajam menusuk pada seluruh daerah kepala. /idak ada keluhan mual dan muntah. Pasien
juga mengeluhkan penglihatannya kabur yang dirasakan sejak bulan anuari )016.
"eluarga pasien menyangkal ada keluhan lemah separuh badan, ri$ayat kejang dan
trauma. Pasien tidak pernah mengalami hal serupa, tidak ada ri$ayat penggunaan obat-
obatan. /idak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa.
2ari hasil pemeriksaan isik didapatkan keadaan umum pasien buruk, &
7181+1 tekanan darah 1609100 mmg, nadi :*x9menit, )*x9menit, suhu aksila
8/15/2019 LAPsus BS
3/15
;#
8/15/2019 LAPsus BS
4/15
2ari hasil pemeriksaan / (an kepala dengan kontras didapatkan massa solid-
kistik pada intrasella bentuk o'al dengan ukuran > ;,6 x ;,* (m. /ak tampak
perdarahan. Pituitary apoplexy dengan inark. Pemeriksaan + menunjukkan tampak
lesi o'al heterogen, berbatas tegas, tepi li(in di intra-sella-suprasella dengan ukuran ;,;
x ),# x *,0 (m lesi tampak mendesak (hiasma optikum ke anterior dengan lesi padat di
dasar sella anterior. Pemeriksaan hormon (ortisol didapatkan mengalami penurunan
1,!1 ?9dl dan prolaktin meningkat dengan nilai ;*.0# ng9ml.
2ari hasil anamnesis, pemeriksaan isik dan pemeriksaan penunjang dapat
disimpulkan bah$a pasien mengalami tumor hipoisis makroadenoma dengan inark
@Pituitary poplexyA. /atalaksana yang dilakukan pada pasien ini adalah (raniotomydan dekompresi. perasi dilakukan pada tanggal 1: +aret )016. Pemeriksaan klinis
pasien setelah operasi menunjukkan keadaan umum buruk, terpasang 'entilator dengan
& 7181+1, pupil midriasis dan tekanan darah 110930 mmg.
Dis,-si
Pituitary apoplexy disebabkan oleh perdarahan atau inark pada adenoma
pituitary. Penyakit ini di karakteristikkan dengan nyeri kepala yang mendadak, muntah
serta gangguan penglihatan dan penurunan kesadaran.)
"riteria diagnostik untuk
Pituitary poplexy tidak selalu sama. Pada kebanyakan kasus, pasien terduga Pituitary
poplexy memerlukan pemeriksaan ketajaman penglihatan, lapang pandang, dan ungsi
okumolotor, proil hormon dan penatalaksanaan kega$atan glukokortikoid. ssesment
klinis dan pemeriksaan radiologis yang tipikal bermanaat untuk mengkonirmasi
diagnosis Pituitary poplexy.;,*
Epidemiologi
Pituitary poplexy merupakan kasus yang jarang ditemukan dengan pre'alensi
diperkirakan 6,) kasus per 100.000 penduduk. P terjadi pada 0,6-10 % pasien
adenoma hipoisis. Biasanya Pituitary poplexy terjadi pada dekade kelima dan
keenam dan dominan pada laki-laki. n'asi dari sinus (a'ernosus mungkin menjadi
aktor prognostik yang terkait dengan P.* Pada 60-:0% kasus, adenoma pituitary
merupakan kondisi yang tidak diketahui sebelumnya. +akroadenoma, khusunya yang
non-ungsional dan prolaktinoma adalah terduga terjadinya apoplexy terbanyak,
$alaupun mikroadenoma pada apoplexy juga banyak dilaporkan. da beberapa aktor
8/15/2019 LAPsus BS
5/15
predisposisi yang disebutkan antara lain hipertensi arterial, penggunaan obat-obatan
antikoagulan dan ri$ayat pembedahan sebelumnya.1 Cebih dari setengah pasien
memiliki ri$ayat hipertensi, yang mungkin menyebabkan pembuluh darah s(lerosis
yang bertanggung ja$ab pula untuk terjadinya stroke iskemik.!
Patogenesis
Patoisiologi yang tepat tidak sepenuhnya dipahami. 5amun beberapa hipotesis
menyebutkan terdapat hubungan oklusi 'askular tumor terdapat pertumbuhan tumor itu
sendiri dan 'askularisasi yang abnormal dari tumor. Pemi(u terjadinya apoplexy belum
teridentiikasi, 'as(ulopathy dapat terjadi pada kasus ini. 7mpat kategori aktor pemi(u
telah diusulkan, antara lain =
1. Pengurangan luks 'askular akibat operasi, khususnya operasi jantung,
radioterapi, anestesi spinal.
). Peningkatan akut aliran darah= akti'itas isik, hipertensi sistemik.
;. timulasi hipoisis seperti = tes hipoisis pro'okati, khususnya /, dan
penggunaan &n analog.
*. &angguan koagulasi = trombositopenia, penggunaan antikoagulan.
Daktor risiko lain termasuk kehamilan, diabetes mellitus, anemia sel sabit, terapi
pengganti estrogen, terapi agonis dopamin, leukemia limositik dan trauma
kepala.Daktor pen(etus dapat diidentiikasi di sekitar *0% dari kasus P, dengan
hipertensi arteri yang paling sering. Daktor risiko umum lainnya termasuk terapi
antikoagulan, dan antikoagulan oral baru.1
/umor ini tumbuh di dalam ossa pituitary. ika diameter tumor tumbuh kurang
dari 10 mm dikenal dengan nama EmikroadenomaF. /umor ini tumbuh se(ara lokal di
dalam sella dan menyebabkan erosi dan remodelling pada dasar sella dan (linoid
posterior @ma(roadenomaA. /umor ini biasanya menyebar se(ara superior ke suprasellar
(isterna, yang menyebabkan kompresi jalur optik terutama pada (hiasma optikum.
2apat juga menyebabkan kompresi pada hipotalamus dan bila ukurannya (ukup besar,
obstruksi pada 'entrikel menyebabkan hidrosealus. /umor juga dapat tumbuh ke
arah lateral keluar dari sella masuk ke dalam sinus (a'ernosus. /erkadang tumor
menyebar ke lobus temporal. /umor mungkin menyebar se(ara inerior mele$ati ossahipoisis ke dalam sinus sphenoid menyebabkan D rinorrhea.*
8/15/2019 LAPsus BS
6/15
Pasien dengan makroadenoma memiliki insidensi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mikroadenoma. +akroadenoma dapat sangat in'asi dan
mengalami perdarahan dengan mudah. Perdarahan juga berdampak pada ukuran tumor
hipoisis. 2isebutkan bah$a in'asi sinus (a'ernosus merupakan aktor resiko
apoplexy. kibat dari proses degenerati dan perubahan miko'askular pada kelenjar
hipoisis, diabetes dan hipertensi dianggap memiliki korelasi dengan terjadinya P. 5amun pada study yang dilakukan oleh Giao dan ka$an-ka$an menyebutkan ri$ayat
hipertensi dan diabetes bukan merupakan aktor resiko. *,!
Patoisiologi dari terjadinya maniestasi klinis tumor pituitary apoplexy dapat
terbagi menjadi beberapa mekanisme= peningkatan tekanan intrasella mendadak dan
kebo(oran darah atau jaringan nekrotik ke ruang subara(hnoid. Perdarahan dan inark
dapat menyebabkan oklusi arteri karotis interna dan iskemia serebral. Pada pituitary
apoplexy terdapat dua mekanisme oklusi arteri serebral = 'asospasme atau eek
penekanan massa pada arteri. 8asospasme mungkin disebabkan oleh perdarahan
subara(hnoid, pelepasan Hat 'asoakti dari adenoma hipoisis atau kerusakan
hipotalamus.),6
/idak ada penjelasan yang jelas mengenai salah satu dari perdarahan dan inark
mendahului yang lain. 5ekrosis iskemik hipoisis hanya tahap dalam proses penyerapan
hematoma setelah adenoma hemoragik inark. Perdarahan terjadi setelah hipoisis
inark iskemik, dan stroke termasuk tahap a$al hemoragik inark dan akhir tahap
nekrosis. /umor inark dan perdarahan sekunder hidup berdampingan dalam tahap
8/15/2019 LAPsus BS
7/15
a$al, di mana perdarahan diamati oleh +I pada tahap akhir setelah absorpsi
hematoma, nekrosis kistik dapat diamati melalui +. aat ini, tidak jelas tentang
mekanisme adenoma hipoisis (epat menjadi iskemik dan nekrotik, bukannya
berkembang menjadi perdarahan yang luas. +ekanisme utama inark iskemik hipoisis
mungkin= A pertumbuhan yang (epat dari tumor, menyebabkan suplai darah tidak
men(ukupi dan akhirnya nekrosis iskemikI A suplai darah yang unik dari sistem portal
hypophysealI A penekanan arteri pituitary yang mengarah ke pembatasan suplai,
nekrosis dan perdarahanI 8A tumor angiopati menyebabkan inark atau perdarahan.
2ari beberapa (atatan, aktor-aktor ini mungkin bertindak dalam kombinasi bukan
berdiri sendiri.!
Manifestasi klinis
/anda dan gejala klinis yang tampil pada penderita adenoma hipoisis diakibatkan
oleh hipersekresi atau hiposekresi satu atau beberapa hormon hipoisis. "eluhan
tersering adalah gangguan penglihatan, yang biasanya terjadi se(ara perlahan mulai dari
beberapa bulan sampai beberapa tahun. 5yeri kepala juga merupakan keluhan umum
yang kerap mun(ul pada semua stadium. Dunduskopi menampakkan diskus optik yang
pu(at. Papiledema agak jarang dijumpai pada tumor minor yang masih ke(il dan
terbatas di dalam sela. Proptosis biasanya merupakan tanda adanya stasis 'askuler di
sinus ka'ernosus atau tumor telah meluas sampai isura orbitalis superior. Pasien sering
hadir dengan nyeri kepala yang onsetnya mendadak, gangguan 'isual, dan penurunan
kesadaran. "eterlibatan neurologis di antaranya; =
1. &angguan penglihatan. +erupakan gejala yang paling umum ditemukan,
termasuk =
- phtalmoplegia @unilateral atau bilateralA berla$anan dengan situasi pada
tumor pituitary, ophtalmoplegia ditemukan lebih sering @3:%A dibandingkan
'isual path$ay dei(it.
). Perubahan status mental = akibat peningkatan tekanan intrakranial atau
keterlibatan hipotalamus.
;. "ompresi sinus (a'ernosus dapat menyebabkan stasis 'ena atau penekanan pada
struktur di sinus (a'ernosus
- &ejala ner'us trigeminal- Proptosis
8/15/2019 LAPsus BS
8/15
- phtalmoplegia @palsy 5. lebih sering dibandingkan 8A
- /ekanan pada arteri karotis
- "ompresi pada simpatis dalam sinus (a'ernosus dapat menyebabkan
indrom orner dengan unilateral ptosis, miosis J anhidrosis.
- "ompresi pada arteri karotis dapat menyebabkan 8 atau 'asospasme.
*. aat perdarahan menembus kapsul tumor dan membran ara(hnoid ke dalam
(hiasmati(um (isterna, tanda dan gejala dari dapat terlihat.
- +eningismus
- Photoobia
!. Peningkatan tekanan intrakranial mungkin mengakibatkan letargi, stupor atau
koma.
6. "eterlibatan hipotalamus mungkin mengakibatkan
- ipotensi- 2isautoregulasi thermal
- ardia( disritmia
- &angguan respiratorik
- 2iabetes nsipidus
- &angguan status mental = letargi, stupor, koma
3. 7kspansi suprasellar menyebabkan hidrosealus akut.
8/15/2019 LAPsus BS
9/15
denoma tipe sekretorik mempunyai karakteristik klinis sesuai dengan gejala
kelebihan produksi hormon. ehubungan dengan (epatnya gejala hormonal yang
timbul, biasanya adenoma tipe ini mempunyai ukuran yang lebih ke(il daripada tipe
yang nonun(tioning, atau engan kata lain yang nonun(tioning biasanya baru
terdeteksi setelah ukurannya menjadi sedemikian besar sehingga menimbulkan
gejala kompresi terhadap struktur sekitarnya seperti disungsi ner'us optikus dan
khiasma optikum, sara-sara di dalam sinus ka'ernosus dan sebagainya.3
Diagnosis
8/15/2019 LAPsus BS
10/15
2iagnosis dan tatalaksana sedini mungkin pada Pituitary poplexy di butuhkan
untuk pen(egahan morbiditas dan mortalitas yang signiikan. Kalaupun gejala
se(ara klinis beragam dari onset dan progresi'itasnya, diagnosis harus
dipertimbangkan untuk pasien dengan nyeri kepala, deisit lapang pandang,
ophtalmoplegia dan perubahan status mental. Daktor resiko klinis adalah trauma,
peningkatan tekanan intrakranial, antikoagulan, terapi bromokriptin, ketoasidosis
diabetik, angiograi kon'ensional, terapi radiasi dan pembedahan jantung. 7'aluasi
hormonal juga diperlukan untuk mendiagnosis adenoma hipoisis termasuk
prolaktinoma, somatotropinoma dan kortikotropinoma serta sebagai
hipopituitarisme. Pasien dengan rendahnya tingkat prolaktinmenunjukkan probabilitas yang lebih rendah dari pemulihan ungsi hipoisis setelah
operasi. iponatremia, diamati pada hingga *0% dari kasus, terjadi sekunder akibat
hypo(ortisolism.1,;
+ otak memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengidentiikasi P
dibandingkan dengan / s(an kepala. 2alam kebanyakan kasus, / s(an a$al tidak
menunjukkan se(ara pasti perdarahan atau inark pada pituitary. anya setelah di
konirmasi dengan menggunakan + tenaga kesehatan dapat mengkonirmasi
keberadaan P dan hubungannya dengan inark. aat pasien memiliki ri$ayat atau
gejala adenoma pituitary berkembang menjadi stroke inark, + harus segera
dilakukan yang akan berguna pada penatalaksanaan selanjutnya.6
8/15/2019 LAPsus BS
11/15
&ambar ). /umor pituitary mendesak ossa ke sisterna suprasella dengan kompresi
kiasma optikum.
+ memiliki sensiti'itas lebih dari #0% untuk mendeteksi pituitary apoplexy,
pemeriksaan ini dapat mendemonstrasikan inark @kerusakan jaringan akibat
penurunan suplai darahA atau perdarahan. Pada beberapa instansi, pungsi lumbal
dibutuhkan apabila terdapat ke(urigaan penyebab dari masalah lain seperti
meningitis atau perdarahan sub ara(hnoid. Beberapa panduan merekomendasikan
jika di(urigai terjadi pituitary apoplexy atau sudah terkonirmasi, pemeriksaan darah
harus dilakukan, meliputi darah lengkap, ungsi renal, elektrolit, ungsi hepar, dan
hormonal @gro$th hormone, prola(tin, D, C, /, testosteron dan estradiol.
Pemeriksaan lapang pandang juga direkomendasikan se(epat mungkin untuk
menentukan keparahan keterlibatan ner'us optikus dan penentuan keperluan terapi
pembedahan.
8/15/2019 LAPsus BS
12/15
&ambar ;. Cesi hiperintens kiasma optikum @tanpa-kontrasA
&ambar *. Cesi hiperintens pada subakut pituitary apoplexy
Tatalaksana
Prioritas utama pada pasien terduga maupun yang terkonirmasi P adalah
stabilisasi sistem sirkulasi. 2eisiensi kortisol dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah. 4mumnya operasi pada kelenjar hipoisis mele$ati pembedahan
transphenoidal. Pada prosedur ini, instrumen pembedahan masuk ke tulang
sphenoid yang terbuka memberikan jalan pada ruang yang berisi kelenjar hipoisis.
8/15/2019 LAPsus BS
13/15
Pembedahan dilakukan untuk memperbaiki penglihatan dan dilakukan seminggu
setelah timbulnya onset gejala.
Dungsi hipoisis se(ara konsisten di pertahankan, yang mana memerlukan
e'aluasi kortikosteroid dan endokrin. Penanganan inter'ensi bedah a$al sangat
direkomendasikan. 2ekompresi se(ara (epat dibutuhkan untuk penyempitan lapang
pandang yang terjadi tiba-tiba, berkurangnya ketajaman penglihatan yang berat,
atau perubahan neurologis yang disebabkan oleh hidrosealus. Pembedahan yang
dilakukan sebelum 3 hari dari onset gejala memberikan eek yang lebih baik
dibandingkan dengan pembedahan yang dilakukan lebih dari 3 hari. 2ekompresi
biasanya melalui rute transphenoidal. /ujuan pembedahan adalah = 4ntuk
dekompresi struktur yang mengalami tekanan = aparatus optik, kelenjar pituitary,
sinus (a'ernosus, 'entrikel ke @menghilangkan hidrosealusA. +engeliminasi
tumor se(ara komplit biasanya tidak diperlukan. 8entrikular drainase dibutuhkan
pada hidrosealus.; Pembedahan transsphenoidal adalah metode yang paling umum
digunakan dengan keuntungan in'asi minimal, sedikit komplikasi, eikasi dan
sedikit rasio terjadinya hipopitutarisme.!
2eisiensi / adalah kondisi yang mengan(am ji$a, pengganti
glukokortikoid dianjurkan dan dosis diindikasikan untuk mengontrol edema pada
struktur parasellar= deksametason : sampai 16 mg per hari atau hidrokortison !0 mg
intra'ena setiap 6 jam. Pasien dengan rendahnya tingkat prolaktin menunjukkan
probabilitas yang lebih rendah dari pemulihan ungsi hipoisis setelah operasi.1
/ahapan pertama dari operasi tumor hipoisis dengan mendirikan pendekatan ke
daerah sella melalui rute transsphenoidal. /ahap kedua ditandai dengan
pengangkatan tumor selekti, tidak hanya diterapkan teknik bedah mikro tetapi juga
men(iptakan adenomektomi selekti. /ahap ketiga ditandai dengan peningkatan
akurasi bedah dengan (ara neurona'igasi, + intraoperati dan endoskopi.
7ndoskopi sebagai prosedur murni telah menyebabkan meningkatnya keberhasilan
operasi transsphenoidal. Pendekatan perinasal langsung menjadi lebih populer.
8/15/2019 LAPsus BS
14/15
Kesimpulan
Pituitary apoplexy merupakan kasus yang sangat jarang ditemukan. Penyakit ini
disebabkan oleh perdarahan ataupun proses inark pada adenoma pituitary. Penyakit
ini di karakteristikkan dengan nyeri kepala yang mendadak, muntah serta gangguan
penglihatan dan penurunan kesadaran. /umor ini tumbuh di dalam ossa pituitary.
/umor ini biasanya menyebar se(ara superior ke suprasellar (isterna, yang
menyebabkan kompresi jalur optik terutama pada (hiasma optikum. 2apat juga
menyebabkan kompresi pada hipotalamus dan bila ukurannya (ukup besar,
obstruksi pada 'entrikel menyebabkan hidrosealus. + otak memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk mengidentiikasi P dibandingkan dengan /
s(an kepala. 2alam kebanyakan kasus, / s(an a$al tidak menunjukkan se(ara
pasti perdarahan atau inark pada pituitary. Beberapa panduan merekomendasikan
jika di(urigai terjadi pituitary apoplexy atau sudah terkonirmasi, pemeriksaan darah
harus dilakukan, meliputi darah lengkap, ungsi renal, elektrolit, ungsi hepar, dan
hormonal @gro$th hormone, prola(tin, D, C, /, testosteron dan estradiolA.
Prioritas utama pada pasien terduga maupun yang terkonirmasi P adalah
stabilisasi sistem sirkulasi. 2ekompresi se(ara (epat dibutuhkan untuk penyempitan
lapang pandang yang terjadi tiba-tiba, berkurangnya ketajaman penglihatan yang
berat, atau perubahan neurologis yang disebabkan oleh hidrosealus. Pembedahan
yang dilakukan sebelum 3 hari dari onset gejala memberikan eek yang lebih baik
dibandingkan dengan pembedahan yang dilakukan lebih dari 3 hari.
8/15/2019 LAPsus BS
15/15
2D/ P4/"
1. &leHer ., Bronstein +.2. )01!. Pituitary apoplexy= pathophysiology, diagnosis
and management. 7ndo(rinology metaboli(.
). ogg .+. et al. )01). Pitutary poplexy = 7arly 2ete(tion $ith 2iusion-
Keighted + maging. 5euroradiology ournal. @);A 1)*0-1)*!.
;. &reenberg +.., )010. Pituitary poplexy. andbook o 5eurosurgery e'enth
7dition. al= 6!) @;A
*. "aye .. )00!. Pituitary /umors. 7ssential 5eurosurgery /hird 7dition. al=
1)0.
!. Giao 2., Kang ., uang L. et al. )01!. lini(al analysis o inar(tion in
pituitary adenoma. nternational ournal lini(al 7xperien(e +edi(ine.
:@!A=3*33-3*:6
6. Mhang ., Deng D., Mhu L. )016. erebral nar(tion aused by Pituitary
poplexy= ase eport and e'ie$ o Citerature. Turkey Neurosurgery. 8ol= )*,
5o= !, 3:)-3:3
7. atyanegara, et al. )01*. denoma iposis. lmu Bedah yara atyanegara
7disi 8. al= *)6-*)#.
:. Mhu G., Kang L., Mhao G., et al. )01!. n(iden(e o Pituitary poplexy and ts
isk Da(tors in hinese People= 2atabase tudy o Patients $ith Pituitary
denoma.
#. +elmed . )011. /he Pituitary. Pituitary tumor. 7lse'ier = ;rd edition.