i LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M UNDIKSHA PELATIHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM IPA MEMANFAATKAN BAHAN ALTERNATIF (SUPLEMEN DAN KOMPLEMEN) BAGI TENAGA LABORATORIUM IPA SMP SE-KABUPATEN BULELENG Oleh Drs. I Dewa Putu Subamia, M.Pd. (NIP. 196704241999031 007) I Gusti Ayu Nyoman Sri Wahyuni, S.Pd. (NIP. 197204131998022 002) Ni Nyoman Widiasih, SE (NIP. 197408052000032001) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2014 SPK Nomor : 023-04.2.552581/2014 tanggal : 5 Desember 2013 JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014
67
Embed
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196704241999031007... · Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ... JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M UNDIKSHA
PELATIHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM IPA
MEMANFAATKAN BAHAN ALTERNATIF (SUPLEMEN DAN
KOMPLEMEN) BAGI TENAGA LABORATORIUM IPA SMP
SE-KABUPATEN BULELENG
Oleh
Drs. I Dewa Putu Subamia, M.Pd. (NIP. 196704241999031 007)
I Gusti Ayu Nyoman Sri Wahyuni, S.Pd. (NIP. 197204131998022 002)
Ni Nyoman Widiasih, SE (NIP. 197408052000032001)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2014
SPK Nomor : 023-04.2.552581/2014 tanggal : 5 Desember 2013
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2014
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
a. Judul Program : Pelatihan Pengembangan Perangkat Praktikum
IPA Memanfaatkan Bahan Alternatif (Suplemen
dan Komplemen) Bagi Tenaga Laboratorium
IPA SMP Se-Kabupaten Buleleng
b. Jenis Program : Pelatihan
c. Bidang Kegiatan : Pengabdian kepada Masyarakat
d. Identitas Pelaksana :
1. Ketua
Nama
NIP
Pangkat/Gol Alamat
Kantor Alamat
Rumah
:
:
:
:
:
Drs. I Dewa Putu Subamia, M.Pd. 19670424199903 1 007
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No.03/Januari/2010 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan dan Angka Kreditnya.
Permen Diknas Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008. Tentang Standar
Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah.
Santoso, Toni Tulus. 2010. Pemanfaatan Media Alam Sekitar untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan. Jurnal
Pendidikan Kimia Tentang Media Lingkungan Sekitar.
Soemanto Imamkhasani. 2007. Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Laboratorium
Kimia. ISBN: 978-979-16832-1-0.
Subamia dan Wiratini. 2008. Penataan, Penyimpanan dan Perawatan Alat dan
Bahan (P3AB) di Laboratorium IPA. Modul Pelatihan Manajemen
Laboratorium bagi Guru dan laboran SMA se Bali. Tidak diterbitkan.
Subamia, I. D. P. 2011. Penelusuran Kinerja Laboratorium IPA SMP. Laporan Studi
Pendahuluan Analis Kebutuhan pada Pengelolaan Laboratorium IPA SMP di
Kabupaten Buleleng.
Subamia, I.D.P, dkk. 2012. Pelatihan Keterampilan Dasar Laboratorium (Basic Skill
Laboratory) Bagi Staf Laboraorium IPA SMP Se-Kabupaten Buleleng. Jurnal
pengabdian Kepada Masyarakat Widya Laksana Undiksha: Edisi Juli 2012.
ISSN: 1410-4269.
Suja, I W., 2011. Pemantapan Praktikum Bagi Guru-guru Kimia SMA Se-Kabupaten
Buleleng. Laporan Hasil P2M tidak dipublikasikan. Singaraja: IKIP Negeri
Singaraja.
Sutaya, I.W. 2008. Profil Manajemen Laboratorium dalam Menunjang Proses
Pembelajaran Kimia. (Studi pada SMA NegeridiKabupaten Tabanan). Tesis.
Undiksha. Tidak dicetak.
Thantris. 2006. Pengelolaan Laboratorium dan Sistem Evaluasi Kegiatan Praktikum
Fisika dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus pada SMA Negeri di
Kabupaten Buleleng). Tesis. Tidak Diterbitkan.
The University of New Sout Wals. 2011. Laboratory Hazardous Waste Disposal
Guideline Version: 3.0, 14/04/2011. Page 4 of 26
Widarto. 2005. Bahan Praktikum dan Penyimpanannya. Yogyakarta: UNY.
27
Lampiran 1: Foto-Foto Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan
Foto: Pembukaan pelaksaaan kegiatan P2M
(oleh: Ka LPM Undiksha, Prof. Dr. Ketut
Suma,M.S (kiri), dihadiri Kabid Dikdas Kab.
Buleleng (tengah), Ketua Pelaksana, Drs. I
Dewa Putu Subamia (kanan).
Sambutan Kabid Dikdas Kab. Buleleng, pada
acara Pembukaan Pelatihan Keterampilan
Reparasi, Modifikasi dan Duplikasi Alat Lab
IPA SMP (2 Agustus 2014, di Undiksha)
Foto: Peserta Pelatihan dalam menyimak
sajian materi pelatihan
FOTO-FOTO PRAKTEK
Uji Coba praktek Indikator bahan Alam
28
Praktek pembuatan Indikator asam-basa
dari bahan alam
(Sumber: Dok. Tim pelaksana)
Foto: Praktek Uji Coba Alat Hasil Modifikasi
Alat Titrasi
FOTO-FOTO: PRESENTASI DAN
PERAGAAN PRODUK ALAT PERAGA
ALTERNATIF
Foto: Peragaan model alat Respirometer
29
Foto: Peragaan model alat Peraga Kerja
Paru-Paru
Foto: Peragaan Model Alat Fermentasi
30
Lampian 2: FOTO-FOTO PRODUK
MODEL ALAT HASIL PELATIHAN
Foto 1: Model Alat Cara Kerja Paru-Paru
Foto 2: Model Alat Respirometer
Foto 3: Model Alat Fermemtasi Sederhana
Foto 4: Model Alat Distilasi Sederhana dari
Pipa dan Bolan Bekas
Foto 5: Cernin datar lipat dari plastik mika
Foto 6: Model Ginjal dari botol bekas
Foto 7: Model Baterai jeruk
Foto 8: Model Molekul dari buah jeruk
Gambar: Model Alat Elektromagnetisasi
31
Lampiran 3: Jadwal Kegiatan Pelatihan
Alamat: Jl. Udayana 12 C, Singaraja Telp. (0362) 26327 Fax. (0362)25735 Kode Post 81117
Jadwal Kegiatan Pelatihan
Pengembangan Perangkat Praktikum IPA Memanfaatkan Bahan Alternatif (Suplemen dan Komplemen)
Bagi Tenaga Laboratorium IPA SMP Se-Kabupaten Buleleng
No Hari/Waktu Alokasi
Waktu (Jam)
Kegiatan Tempat Petugas/ Penanggung jawab
1 Sabtu, 2 Agustus 2014 8
13.00 - 13.30
Registrasi Peserta + Pembagian
Perlengkapan
Gedung MIPA Panitia
13.30 – 14.30 Pembukaan R. Seminar MIPA Ka. LPM/KadisdikKab. Buleleng
14.30 – 15.00 Istirahat + Snack Panitia
15.00 – 16.00 Kunjungan dan Pengenalan Lab IPA Lab. Fisika, Biologi, Kimia Team Pelaksana
16.00 – 16.45 Pretest
16.45 -17.45
Penyajian Materi pelatihan I Materi I: Pengembangan alat peraga
praktikum IPA
Lab Media Jurdik Kimia/
Instrumen AAS
Drs. I Dewa Putu Subamia,M.Pd
17.45 – 19.00 Istirahat
19.00 – 21.00 Kegiatan Mandiri (Baca Materi)
2 Minggu, 3 Agustus 2014 8
09.00 – 10.30
Materi Pelatihan II: Identifikasi topik-
topik praktikum IPA SMP
Lab. Kimia Dasar Jurdik
Kimia
Drs. I Dewa Putu Subamia,M.Pd
10.30 – 11.00 Istirahat/ Snack Panitia
11.00 – 12.30 Materi Pelatihan III: Praktek Membuat Lab. Kimia Dasar Jurdik Gst Ayu Sri Wahyuni, S.Pd
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
32
Perangkat Praktikum dengan
Memanfaatkan Bahan Alternatif
Kimia
12.30 – 13.30 Istirahat/ Makan Siang Panitia
13.30 – 15.00
Materi Pelatihan IV: Modifikasi Alat dan
Bahan Praktikum IPA
Lab. Kimia Dasar Jurdik
Kimia
Ni Nyoman Widiasih, SE, dkk
15.00 – 17.00 Diskusi + Tanya Jawab Team Pelaksana
3 Senin, 4 Agustus 2014 8
13.00 - 14.30 Materi V : Praktek 2, Indikator bahan alam Lab. Kimia Dasar I Nyoman Sukarta, S.Pd.,M.Si
14.30 – 14.45 Istirahat/ Snack
14.45 – 16.00
Materi VI: Praktek 3, Uji Coba Model
Peraga IPA Lab. Kimia Dasar
16.00 – 16.45 Diskusi Lab. Kimia Dasar Nara Sumber
16.45 – 17.00 Istirahat Panitia
17.00 -18.30
Materi VII: Praktek 4 Pemisah campuran
dari bahan alam
I Nyoman Sukarta, S.Pd.,M.Si
18.30 – 19.00 Tugas Mandiri - -
4 5 -9 Agustus 2014 5 hr @5j
= 25 j
Magang Penerapan (Tugas Mandiri
terpantau) Sekolah masing-masing
Tim Pemantau + Kasek
5 23 Agustus 2014 8 Praktek 5: Penyempurnaan Perangkat Lab. Kimia Dasar Drs. I Dw Pt Subamia, M.Pd
6 24 Agustus 2014 8
Seminar/Presentasi (Peragaan) Produk
Pelatihan
Post tes Lab. Media Jurdik Kimia Tim Pelaksana
Penutupan Lab. Media Jurdik Kimia Ketua Pelaksana
Total
Catatan : Jadwal dapat bersifat tentatif
33
34
35
36
37
1
Lampiran: 5 MAKALAH PELATIHAN
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PRAKTIKUM IPA
MEMANFAATKAN BAHAN ALTERNATIF
Disampaikan Pada Kegiatan P2M Undiksha
Tim Pelaksana P2M Undiksha
Drs. I Dewa Putu Subamia, M.Pd. (NIP. 196704241999031 007)
I Gusti Ayu Nyoman Sri Wahyuni, S.Pd. (NIP. 197204131998022 002)
Ni Nyoman Widiasih, SE (NIP. 197408052000032001)
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2014
2
I. Pendahuluan
Laboratorium menjadi tempat yang paling ideal dalam pembelajaran proses dan
sikap ilmiah. Selanjutnya, pendekatan yang paling utama dalam pembelajaran IPA
adalah pendekatan menemukan sendiri (inkuiri), melalui langkah-langkah kerja ilmiah,
seperti mengamati, mengumpulkan data, mengukur, memaknai data, menarik
kesimpulan, dan sebagainya (Depdibud, 1995). Lewat kegiatan tersebut pebelajar akan
memperoleh pengalaman langsung, yang sering disebut “pengalaman tangan pertama.”
Menurut Padmawinata, dkk (1981), laboratorium dalam pembelajaran IPA
merupakan tempat di mana guru dan siswa melakukan percobaan dan penelitian. Lebih
lanjut, Konsorsium Ilmu Pendidikan membuat definisi operasional tentang laboratorium
sebagai perangkat kelengkapan akademik, di samping buku dan media lainnya, yang di
dalamnya menyangkut prasarana, sarana, dan mekanisme. Khusus untuk laboratorium
IPA, sebagai sebuah perangkat akademik, fungsi laboratorium tidaklah sekedar
pendukung pembelajaran, tetapi merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran
IPA.
Alat praktikum IPA (API) mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pembelajaran, yaitu untuk: 1) Menjelaskan konsep, sehingga peserta didik, memperoleh
kemudahan dalam memahami hal-hal yang dikemukakan guru; 2). Memantapkan
penguasaan materi yang ada hubungannya dengan bahan yang dipelajari; dan 3)
Mengembangkan keterampilan. Di samping peranan yang sangat penting dalam
pembelajaran, AP IPA juga mempunyai fungsi yang dapat menentukan pencapaian
tujuan pembelajaran IPA di sekolah, fungsi tersebut menurut Dirjen Dikdasmen
Depdikbud (1999) adalah sebagai sumber belajar; metode pendidikan, sarana dan
prasarana pendidikan.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006), Sekolah Menengah
harus memiliki sarana: perabot, peralatan pendidikan, media, bahan habis pakai, dan
perlengkapan lainnya; serta prasarana laboratorium. Keberadaan peralatan laboratorium
IPA merupakan sarana yang harus diupayakan guna meningkatkan mutu pembelajaran
IPA di sekolah.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian di lapangan, kondisi fasilitas
sarana dan prasarana laboratorium khususnya untuk pembelajaran IPA di SMP, hingga
saat ini: 1) sangat minim fasilitas, alat dan bahan (zat kimia) yang ada; 2) adanya
kecenderungan biaya yang dialokasikan sekolah untuk penunjang kegiatan laboratorium
3
tidak mencukupi; 3) Adanya kecenderungan pengguna laboratorium IPA tidak dapat
menyelesaikan praktikumnya dengan baik karena waktu yang tersedia tidak mencukupi;
4) Praktikum yang telah direncanakan, sering tertunda pelaksanaannya karena beberapa
bahan dan alat yang tersedia jumlahnya kurang sesuai dengan kebutuhan kegiatannya;
5) Belum dilakukan penataan terhadap fasilitas, alat dan bahan yang akan digunakan
dalam kegiatan IPA; 6) Penggunaan fasilitas dan peralatan yang tersedia di laboratorium
IPA belum secara optimal; 7) Laboratorium kurang difungsikan secara optimal sebagai
tempat melaksanakan eksperimen.
Kondisi seperti digambarkan di atas mengakibatkan laboratorium IPA, alat dan
fasilitas lainnya di SMP tersebut kurang efektif dan pada akhirnya belum dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang dapat menunjang peningkatan kualitas
pendidikan di sekolah.
Terlepas dari kondisi kelengkapan fasilitas laboratorium IPA, pendidikan
hendaknya dapat terus diselenggarakan tanpa harus menunggu lengkapnya fasilitas.
Keterbatasan sarana ini dapat dipenuhi dengan menggunakan alat peraga IPA sederhana
yang bahan-bahannya mudah didapat di sekitar sekolah, tanpa mengurangi pemahaman
terhadap konsep pembelajaran IPA.
Menjaga kelangsungan pendidikan IPA melalui praktikum/eksperimen, perlu
dikembangkan alternatif alat peraga praktik (APP) IPA yaitu APP sederhana (buatan
sendiri) agar pembelajaran IPA dapat berjalan secara optimal. Hal tersebut penting bagi
guru/sekolah dengan alasan sebagai berikut: Pertama, APP IPA sederhana sebagai
upaya melengkapi peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Para guru dapat
memberdayakan berbagai sumber daya yang ada di sekitar sekolah dan tempat tinggal
peserta didik untuk pengembangan alat peraga praktik IPA sederhana. Kedua, APP IPA
sederhana ini dapat dijadikan sebagai alternatif peralatan laboratorium; meningkatkan
kreativitas guru dan peserta didik; sebagai upaya meragamkan sumber belajar peserta
didik; agar peserta didik dapat membangun pengetahuan dan keterampilan serta sikap
yang sesuai dengan kompetensi yang disarankan dalam kurikulum.
Dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Guru disebutkan bahwa salah satu kompetensi guru adalah guru harus
dapat menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dengan kompetensi inti dapat
menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun di lapangan dan menggunakan media pembelajaran sesuai
dengan karakteristik peserta didik.
4
1. Membuat Indikator Alami
Alat dan bahan
a. Alat-alat : 1) Blender 6) Pisau
2) Indikator Universal Kertas 7) Pipet
3) Tabung reaksi (14 buah) 8) Spatula
4) Rak tabung reaksi ( 3 buah) 9) Spidol
5) Gelas kimia 200 mL (3 buah) 10) Saringan teh
11) Label
b. Bahan-bahan : 1) Kol ungu (Brassica oleracea), rimpang kunir, bunga kembang sepatu, bunga mawar
2) Aquades (200 mL)
3) Alkohol 70% (300 mL)
Prosedur Pembuatan
a. Bahan indikator alam (missal: kol ungu ± 50 gram) diblender sampai halus, kemudian dilarutkan dalam campuran 50 ml aquades dan 50 ml etanol 70 %.
b. Aduk dan saring sehingga diperoleh filtrat sebagai larutan indikator alam yang siap digunakan (lihat gambar berikut).
1
Membuat Pita Warna pH Indikator
1) Menyiapkan larutan standar yang akan di uji yang memiliki pH 1 – 14 dan tempatkan 100 mL masing-masing larutan tersebut ke dalam gelas kimia, kemudian diuji pH-nya dengan indikator universal kertas untuk mamastikan bahwa larutan standar tersebut memiliki pH 1 – 14.
2) Ambil masing-masing larutan tersebut sebanyak 4 mL dan tempatkan pada tabung reaksi
3) Berikan label dengan menuliskan besar pH pada masing-masing tabung reaksi (pH = 1 s/d pH = 14)
4) Uji masing-masing larutan tersebut dengan menambahkan 10 tetes indikator kol ungu, goyang setiap tetes penambahan indikator kol ungu dan baca warna yang dihasilkan setelah penambahan indikator kol ungu.
5) Urutkan warna keempatbelas tabung reaksi menurut kenaikan pH 6) Perhatikan warna yang terjadi dan buat pita warna indikator larutan uji yang telah
diketahui pH nya dengan bantuan komputer berdasarkan warna larutan. 7) Mencetak pita warna indikator kol ungu dan siap dijadikan pedoman warna pH setiap
percobaan penentan pH dengan larutan indikator kol ungu.
Hasil pembuatan pita warna pH indikator kol ungu:
Rentang perubahan warna indikator kol ungu dalam suasana asam dan basa seperti
ditampilkan pada gambar berikut:
8) Pita warna siap digunakan sebagai pedoman untuk menentukan pH larutan
dengan indikator kol ungu.
Gambar: Pita Warna pH Indikator
2. Modifikasi Alat Praktikum
Modifikasi adalah upaya mengubah atau menyesuaikan. Mengenai pengertian
modifikasi, Bahagia (2010:13), mengemukakan bahwa : Modifikasi dapat diartikan
sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam segi
fisik material maupun dalam tujuan dan cara (metoda). Dalam hal ini modifikasi adalah
perubahan-perubahan yang diterapkan pada alat baik melalui penggantian, penambahan,
maupun pengurangan komponen sehingga alat dapat berfungsi lebih baik daripada
keadaan sebelumnya. Modifikasi adalah membuat berdasarkan contoh dengan
memberikan perubahan (penambahan, pengurangan) tertentu atas warna, bentuk,
ukuran, fungsi, prinsip kerja, dan atau bahan baku.
Netral Semakin basaSemakin asam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2
3. Duplikasi Alat
Duplikasi adalah upaya menggandakan jumlah alat dengan meniru model alat
yang telah ada. Berikut beberapa contoh model duplikasi alat praktikum. Duplikasi
Duplikasi adalah membuat duplikat atau meniru atau membuat tiruan. Proses duplikasi
yang benar mungkin adalah dengan izin dan lisensi dari pemilik hak paten. Dupklikasi
alat peraga fisika adalah membuat alat peraga fisika dengan cara meniru persis alat
peraga asli yang dibuat oleh pencipta atau pemilik hak paten penciptaannya. Biasanya
duplikasi terpaksa dilakukan dengan alasan yang dimiliki jumlahnya kurang dan mutlak
harus ditambah, yang dimiliki sudah rusak tetapi mutlak dibutuhkan dengan jumlah
tertentu, bukan untuk kepentingan komersial mencari keuntungan.
1. Model Duplikasi Cara Kerja Ginjal
Cara Membuat Alat Peraga Duplikatif kerja Nefron Ginjal
A. Bagian Bagian Alat
a. Bagian luar yang berperan sebagai kapsula Bowman untuk menampung hasil
saringan terbuat dari bool plastik air minuman mineral bekas yang
ukurannya lebih besar.
b. Bagian dalam yang berperansebagai saringan terbuat dari botol air minuman
mineral bekas yang agak kecil.
c. Selang pelasik dengan diameter 1 cm, 0,5 cm dan 0,2 cm yang berperan
sebagai Tubulus konorti distal, tubulus kontorti proksimal, lengkung henle
dan pembuluh arteri
B. Bahan yang diperlukan
b. Botol plastik air minum mineral bekas
c. Lem powerglu
d. Selang plastik dengan diameter 1 cm, 0,5 cm dan 0,2 cm
e. Gunting
C. Langkah Langkah Pembuatan Alat Peraga:
1) Gunting atau potong bagian depan botol bekas minuman mineral 2 buah yang
kecil dan 2 buah yang besar. Seperti gambar berikut:
2) Kedua bagian yang kecil disatukan seperti gambar berikut
3) Buatkan lubang kecil kecil pada botol yang sudah disatukan tadi lubang ini
berperan sebagai alat penyaring.
4) Salah satu bagian depan botol besar diperbesar lubangnya supaya bagian
kecil dapat dimasukkan kedalamnya, kemudian dilem dengan menggunkan lem
powerglu supaya keduanya menyatu dan tidak bocor pada waktu alat
digunakan. Perhatikan gambar berikuut.
5) Satukan kedua botol besar dengan menggunakan lem powerglu sehingga
bentuknya seperti gambar berikut.
6) Tambahkan selang plastik yang berdemeter 1 cm pada mulut botol yang
kecil sebayak dua buah seperti gambar berikut.
7) Satukan selang plastik diameter .1 cm dan diameter .0,5 cm seperti pada
gambar berikut.
8) Pasang selang plastik yang berdiameter 0,2 cm pada selang plastik yang
sudah disatukan tadi seperti gambar gerikut.
9) Pasang selang plastik yang sudah dirangkai pada langkah 8 tersebut pada
mulut botol yang besar sehingga susunannya seperti gambar berikut.
D. Cara kerja alat model duplikasi kerja nefron ginjal ini adalah sebagai berikut:
1) Jika dimasukkan air yang didalamnya terdapat partikel partikel berukuran
lebih besar dari lubang saringan pada botol kecil melalui selang pelatik
yang ada di bagian atas maka air dan partikel tadi akan masuk kedalam
botol kecil seperti gambar berikut
2) Air akan keluar dari lubang saringan saringan botol kecil dan tertampung
didalam botol besar ( filtrat Glumerolus) sedangkan partikel yang
berukuran besar akan keluar dari alam botol kecil melalui sekang pelastik
bagian bawah. Peristiwa ini menunjukkan adaya proses penyaringan zat yang
berukuran besar seperti terjadi di glumerolus dan ditampung di kapsula
bowmen yaitu peristiwa filtrasi.
3) Air hasil saringan tadi akan mengalir melalui selang pelastik yang berbeda
diameternya dan diibaratkan tubulus kontorti distal, lengkung henle dan
tubulus kontorti proksimal. Di selang plastik yang berdiameter 1 cm sebelum
selang plastik berukuran kecil berdiameter 0,5 cm dan selang plastik berdiameter
1 cm sebagian air akan keluar dan masuk kedalam selang plstik dengan diameter
0,2 cm
dan menuju jantung, peristiwa ini menggambarkan peristiwa reabsorsi pada
4
tubulus kontorti proksimal dan lengkung henle yaitu penyerapan kembali zat
zat yang masih diperlukan disini terbentuk urin primer.
4) Sisa Air yang tidak keluar akan terus mengalir ke selang plastik setelah
selang yang melengkung, disini akan terjadi penambahan zat lain yang tidak
diperlukan melalui selang plastik yang berdiameter 0,2 cm berasal dari
seluruh tubuh peristiwa ini diibaratkan augmentasi ( penambahan zat yang
tidak diperlukan) terjadi di tubulus kontorti distal dan terbentuklah urin
sekunder atau urin sesunguhnya dan selesai pembentukan urin.
2. Alat Fermentasi Sederhana
A. Dasar teori
Fermentasi merupakan peristiwa pemecahan senyawa organik oleh
mikroorganisme yang berlangsung pada keadaan anaerob untuk mendapatkan energi,
namun energi tersebut dalam jumlah satuan zat yang sama akan diperoleh energi yang
lebih rendah. Selain itu dihasilkan juga senyawa sampingan yang menjadi racun bagi
organisme itu sendiri.
B. Tujuan pembuatan
Mengamati peristiwa fermentasi, dengan perantara larutan indikator yang bersifat
basa
C. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan alat fermentasi sederhana terdiri atas
Botol plastik air mineral volume 250 ml yang memiliki tutup sebanyak 2 buah.
Selang plastik 1 meter
Jara.
Korek api.
Lilin
Sedotan kecil
Glukosa
fermipan
Fenoltalin.
Air kapur.
Kertas label
D. Prosedur Pembuatan Alat
Pembuatan alat fermentasi sederhana tersusun sebagai berikut :
Tutup botol plastik air mineral dilubangi menggunakan jara yang telah dipanasi
dengan lilin. Untuk memudahkan dalam melubanginya sebaiknya tutup botol
tetap melekat pada mulut botol.
5
Gambar : Moidel alat fermentasi sederhana
Menandai kedua gelas plastik menggunakan kertas label sebagai gelas A dan
gelas B. Kemudian memasukan selang plastik ke dalam botol plastik tersebut.
Selang plastik yang dimasukan diusahakan tidak terlalu tinggi dan juga tidak
terlalu rendah.
Pada gelas A dimasukan campuran glukosa dan fermipan sedangkan pada gelas
B dimasukan fenoptalin dengan air kapur. Campuran air kapur dengan
fenoptalin tersebut menghasilkan warna merah. Untuk mengeluarkan gas-gas
lain yang yang tidak diperlukan dalam praktikum ini, pada gelas B dimasukan
sedotan plastik kecil.
Campuran glukosa dan fermipan akan mengalami reaksi kimia dan
menghasilkan gelembung air pada campuran fenoptalin dan air kapur. Campuran
air kapur dengan fenoptalin tersebut menghasilkan warna merah.
Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
Sketsa Alat Fermentasi Sederhana
6
Botol plastik sebelah kanan diisi dengan fermipan dan glukosa. Campuran antara
fermipan dan glukosa menimbulkan reaksi kimia Peristiwa yang terjadi dapat
menggambarkan mekanisme fermentasi. Reaksi fermentasi glukosa oleh ragi
(Saccharomyces) adalah sebagai berikut:
C6H12O6 ¬¬ 2 C2H5OH + 2CO2 +21 kal
Ragi yang digunakan merupakan contoh mikroorganisme ideal dalam mekanisme
fermentasi. Dwidjoseputro (Ridwan, 2006) mengatakan bahwa sel-sel ragi merupakan
contoh mikroorganisme yang mendapatkan energi yang dibutuhkannya dengan respirasi
anaerob. Lebih lanjut dijelaskan pernapasan anaerob sebenarnya dapat juga berlangsung
di dalam udara bebas akan tetapi proses ini tidak menggunakan O2 yang tersedia di
dalam udara itu. Pernapasan anaerob juga lazim disebut fermentasi, meskipun tidak
semua fermentasi itu anaerob. Tujuan fermentasi sama saja dengan tujuan respirasi yaitu
untuk memperoleh energi.
3. Spirometer Sederhana
A. Dasar teori :
Spirometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kapasitas udara pernapasan
pada manusia. Prinsip pengukuran dalam spirometer berbeda-beda bergantung bentuk
tipe, dan spesifikasi alat. Ada spirometer yang mengukur kapasitas udara pernapasan
menggunakan grafik sehingga dapat dilihat volume udara komplementer, suplementer,
dan tidalnya. Ada juga spirometer yang menggunakan turbin yang sudah diberi skala
tertentu sehingga jika udara pernapasan ditiupkan maka turbin akan bergerak dan dapat
dilihat volume udara yang terbaca pada skala turbin.
B. Tujuan pembuatan alat
Mengukur volume udara pernafasan pada manusia
C. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan spirometer sederhana ini terdiri atas :
Balon
Selang
Botol plastik air mineral volume 1500 ml
Korek api
Paku
Lilin
Meteran Baju
Kertas skala
Gambar: Model Spirometer
7
D. Pembuatan Spirometer sederhana
Prosedur pembuatan spirometer sederhana tersusun sebagai berikut :
Lubangi sisi atas kedua botol air mineral di tempat yang sama
Hubungkan kedua botol tersebut dengan selang yang penjangnya kurang lebih
satu meter
Tempelkan milimeter blok pada botol B untuk menunjukan ketinggian air yang
berpindah
Masukan air yang telah diberi pewarna kedalam botol A
Tiup balon sebagai tempat untuk udara hasil pernafasan yang akan kita ukur
Tempelkan mulut balon dengan mulut botol, usahakan tidak ada udar yang
keluar
Udara dalam balon akan menekan air untuk berpindah ke botol B
Pengukuran volume udara pernapasan manusia dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus volume bola atau volume tabung. Prinsip pengukuran volume
balon udara didahului dengan menentukan keliling balon udara yang telah ditiup
menggunakan meteran baju. Kemudian mencari jari-jari dengan rumus ;
K = π.d
d = k/ π……………….(1)
2r = d
r = d/2………………..(2)
memasukan persamaan (1) ke dalam persamaan (2)
r = k/2 π
k = keliling balon (cm)
r = jari-jari balon (cm)
π = 22/7
V = 4/3 . 22/7 . r 3
Volume udara pernapasan juga dapat ditentukan dengan menggunakan pengukuran
volume
tabung, yaitu :
V = πr2.h; V = volume tabung
π = 22/7 r = jari-jari botol air sebesar 4 cm
h = tinggi air pada botol 2
8
4. Alat Peraga Model Paru Manusia
Untuk batang tenggorok dari batang pena kosong yang bening. Untuk cabang
tenggorok dari potongan spidol kecil 3,0 atau 3, 5 cm.
Untuk diafragma dari satu balon merah besar yang ujungnya dipotong sedikit.
Untuk paru dari dua balon kecil merah.
Untuk rongga dada dari botol plastik air mineral ukuran 1 atau 1,5 liter.
Gambar: Komponen utama model paru manusia.
Kedua balon merah kecil disarungkan pada ujung-ujung potongan batang spidol
kecil. Kemudian diikat dengan karet gelang. Tampak pada gambar berikut.
Gambar: Model Trakea dan Bronkus
Potongan batang spidol kecil dilubangi di bagian tengah. Bila disatukan dengan batang
pena kosong akan membentuk huruf T. Meskipun tak membentuk seperti huruf Y, alat
ini dapat difungsikan.
Cara kerja alat: Dengan cara menarik ke bawah dan melepas lembaran balon di bawahnya, dua balon
kecil akan mengembang dan mengempis, seperti gerakan paru manusia. Ini gambaran
inspirasi pernapasan.
9
5. Alat Peraga Cermin Datar Lipat dari Plastik Mika
Pencahayaan dapat menggunakan lilin menyala atau cahaya dari lampu pijar kecil
2,5 V
dan baterai besar 2 buah @ 1,5 V. Bingkai terbuat dari Styrofoam dan kertas jilid.
Untuk busur derajat dilukis di kertas jilid dengan spidol besar berwarna
hitam. Bila menggunakan nyala lilin, berhati-hatilah, karena plastik jilid dapat
mengerut terkena panas. Engsel terbuat dari potongan kertas jilid.
Gambar tersebut menunjukkan jumlah bayangan 3 buah, karena sudutnya 90 derajat.
6. Model Alat Elektromagnetisasi
Gambar: Model Alat Elektromagnetisasi
Bahan:
Untuk contoh alat elektromagnetisasi yang dikemukakan di atas, bahan-bahan baku
yang
Dibutuhkan adalah sebagi berikut ini.
1. Seutas kawat tunggal berisolasi sepanjang kurang lebih 150 cm
2. Satu capit buaya hitam dan satu capit buaya merah
3. Karton duplek kurang lebih 8 cm x 10 cm untuk membuat pipa
4. Sebuah paku kayu yang panjangnya 10 cm
5. Sebuah paku beton yang panjangnya 10 cm
6. Paku-paku kecil secukupnya
7. Plat logam
8. Satu baterai 1,5 volt
10
9. Multiplek 9 mm
10. Karet gelang
11. Celotape, dan
12. Ampelas nomor nol
13. Paku uril kecil
14. Timah solder
Perkakas yang dibutuhkan untuk membuatnya adalah seperti yang dikemukakan berikut
ini.
1. Gergaji triplek
2. Pahat kayu 0,5 cm
3. Palu karet
4. Palu logam
5. Gunting kaleng
6. Tang pengelupas kabel
7. Solder
8. Obeng minus
Cara membuat:
Buat pola pemotongan dan pembentukandan sistem penyambungan bahan-bahan
dengan bentuk dan ukuran tertentu seperti pada gambar di bawah ini.
Urutan pekerjaan membuatnya adalah seperti yang dikemukakan berikut ini.
- Ujung kabel dikelupas isolasinya lebih kurang 0,5 cm.
- Karton digulung menjadi pipa dan dicelotape bagian luarnya.
- Multiplek dipotong, dilubangi dan diampelas sesuai gambar rancangan.
- Plat logam digunting dan dibentuk untuk dudukan kutub-kutub baterai.
- Kabel dililitkan pada pipa karton dengan lilitan yang rapat menjadi sebuah
kumparan.
- Kedua ujung kumparan diberi celotape.
- Batang statif dipasang pada alas statif.
- Dudukan kutub-kutub baterai dipaku pada triplek alas dudukan baterai.
- Capit buaya di pasang pada kedua ujung kawat kumparan.
- Pipa karton dan kumparannya dipasang pada batang statif dengan karet
gelang.
- Paku kayu dimasukkan vertikal dari atas ke pipa kumparan pada statif.
- Baterai dipasang pada dudukan baterai.
- Beberapa paku kecil disimpan di atas alas statif tepat di bawah paku kayu.
11
Gambar: Pola pemotongan bahan Alat Elektromagnetisasi
7. Alat Peraga Murah : Baterai Jeruk
Dalam merancang dan menyiapkan Alat Peraga Murah (APM) dengan
memanfaatkan barang/bahan bekas dan lingkungan sekitar sebagai sumber dan bahan
belajar. Mata Pelajaran Sains/IPA memberikan banyak inspirasi untuk menciptakan
sumber energi alternatif,seperti energi listrik dan cahaya yang sangat efektif membantu
guru membelajarkan siswa-siswanya. Salah satunya adalah “Baterai Buah Jeruk”.
Alat dan Bahan :
1. Jeruk nipis 5 biji
2. Lempeng seng ukuran 5 cm x 0,5 cm sebanyak 5 lembar
3. Lempeng tembaga 5 batang ukuran 5 cm x 0,5 cm
4. Kabel halus
5. Lampu LED
Gambar: Model Baterai Buah Jeruk
12
Cara kerja :
1. Setiap jeruk ditusuk 4 lempeng seng,yang berfungsi sebagai kutub negatif (-
),dan satu lempeng tembaga yang berfungsi sebagai kutub positif (+), dalam satu
belahan yang sama pada jeruk.
2. Lempeng seng pada jeruk yang satu dihubungkn dengan lempeng tembaga pada
jeruk yang lain melalui kabel kecil.
3. Hubungkan dengan lampu LED.
Hasil/kegunannya:
1. Lampu akan menyala
2. Menunjukkan atau membuktikan sumber energi listik.
8. Model Alat Destilasi
Destilasi merupakan suatu teknik pemisahan campuran dalam fasa cair homogen
dengan cara penguapan dan pengembunan. Campuran masing-masing komponen dapat
terpisahkan karena adanya perbedaan titik didih diantaranya. Adapun alatnya dengan
gambar sebagai berikut :
Gambar: Rangkaian alat destilasi
Duplikasi Alat Destilasi Dari Barang Bekas
Gambar : Alat Pengganti Destilasi (Narawati, 2009)
Bola lampu sebagai labu dasar bulat
Destilat
termometer
Pendingin Leibig dari pipa logam bekas
13
Proses pembuatan labu dasar bulat
Bola lampu bekas Bola lampu sebagai labu dasar bulat Alat Destilasi
Air teh yang didestilasi Destilat (hasil destilasi)
Alat Pengganti Pendingin Leibig
9. Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis terdiri dari dua elektrode, yaitu anode dan katode yang
dicelupkan ke dalam larutan elektrolit. Katode dihubungkan dengan kutub negatif dan
anode dihubungkan dengan kutub positif dari sumber arus listrik. Pada katode akan
terjadi reaksi reduksi dan anode terjadi reaksi oksidasi. Sel elektrolisis umumnya
dimanfaatkan pada proses industri salah satunya yaitu penyepuhan logam. Rangkaian
alatnya sebagai berikut :
Gambar: Rangkaian alat sel elektrolisis
14
Duplikasi Alat Praktikum Elektrolisis Dari Barang Bekas
Gambar: Duplikasi Alat Pengganti Elektrolisis (Narawati, 2009)
10. Model Molekul dari bola pimpong/buah jeruk
Alat/Bahan:
- Pisau
- Buah Jeruk Berbagai ukuran
- Bambu/kawat
- Model Molekul (molimod)
Cara Kerja:
- Siapkan potongan bambu ukuran ± 5-10 cm
- Siapkan buah jeruk nipis berbagai ukuran
- Rangkai membentuk model-model molekul
B. Membuat Kotak KIT IPA Sederhana
Alat/bahan
- Perkakas Pertukangan Kayu
- Toolkit
- Kayu
- Papan
- Paku
- Engsel
Gambar : Model Kotak KIT IPA
Tabung U dari
lampu TL bekas
baterai
15
11. Pemisahan Campuran
Materi yang terdapat di alam semesta ini tidaklah murni, melainkan masih berupa
campuran. Seperti halnya udara yang kita hirup setiap hari sampai air laut yang berada di
samudera. Udara sendiri terdiri dari beberapa macam zat seperti oksigen, nitrogen, air dan yang
lainnya. Sedangkan air laut terdiri dari air, garam, dan zat yang lainnya. Metode pemisahan
merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau
skelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik
dalam skala laboratorium maupun skala industri.
Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni
dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan
suatu zat dalam suatu sampel (analisis lab).
Pemisahan komponen-komponen penyusun campuran dapat dipisahkan dengan
beberapa cara, diantaranya: 1) Penyaringan, 2) Pengkristalan dengan penguapan, 3) Sublimasi,
4) Destilasi 5), Kromatografi , 6) Dekantasi
A. Mengetahui perbedaan campuran homogen dan heterogen
Alat/bahan
- Gelas kimia
- Sendok
- Air
- Garam dapur
Kegiatan:
1. Timbang 5 gram garam dapur. Masukkan ke dalam gelas kimia. Tambahkan air hinggga semua garam larut.
2. Masukkan larutan tadi ke dalam labu ukur (volume 100 ml). Tambahkan air hingga tanda batas batas (menunjukkan volume 100 ml).
3. Beri label Gelas X! 4. Masukkan satu sendok pasir ke dalam segelas air. Aduk secara optimal. Beri label Gelas Y! 5. Lakukan pengamatan pada Gelas X! Apakah kamu dapat membedakan air dan gula dalam
larutan gula tersebut? Jelaskan hasil pengamatanmu! 6. Amati gelas. Apakah kamu dapat membedakan air dan pasir pada campuran air dan pasir
tersebut? Jelaskan hasil pengamatanmu! 7. Catatlah hasil pengamatanmu, bandingkan antara gelas X dan Y. 8. Hitung konsentrasi garam dalam labu X! 9. Lakukan diskusi dengan teman-teman kelompokmu. Buatlah kesimpulan dari aktivitas
diskusi!
B. Memisahkan Garam Dapur dari Pengotor
Tujuan: Memisahkan garam dapur dari zat pengotor dengan cara penyaringan/filtrasi dan
penguapan/evaporasi.
Alat dan Bahan :
Alat:
- Kertas saring
- Corong gelas
- Gelas kimia
- Labu Erlenmeyer
- Cawan penguap
- Batang pengaduk
Bahan :
- Garam dapur kotor.
- Aquades
- Kaki tiga
- Kawat kasa
- Pembakar spirtus
16
Kegiatan:
1. Larutkan garam dapur kotor sebanyak 3 sendok spatula dengan aquades secukupnya dalam
gelas kimia.
2. Siapkan kertas saring dan lipat dengan cara sebagai berikut:
3. Letakkan kertas saring di dalam corong dan semprotkan sedikit air sampai kertas saring
menempel pada corong.
4. Letakkan corong di atas labu Erlenmeyer atau letakkan corong pada alat penyangganya.
5. Masukkan filtrat (hasil saringan) ke dalam cawan penguap.
6. Panaskan filtrat tersebut sampai mendidih dan airnya menguap.
7. Zat apakah yang tersisa pada cawan penguap?
Diskusi
1. Mengapa garam kotor harus dilarutkan terlebih dahulu?
2. Apa fungsi dari penguapan?
3. Apa kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaaan di atas?
C. Kristalisasi Tujuan: Membuat kristal tembaga (II) sulfat atau terusi dari larutannya
Alat dan Bahan :
Alat
Spatula
Batang Pengaduk
Gelas kimia
Kaca arloji
Bahan
Tembaga(II) sulfat (Terusi)
Aquades
Gelas ukur
Kegiatan :
1. Siapkan 20 cm3
aquades di dalam gelas kimia, masukkan serbuk tembaga(II) sulfat sedikit-
sedikit, aduk terus sampai serbuk tidak dapat larut lagi.
2. Tuangkan sedikit larutan kedalam kaca arloji, simpan ditempat terbuka dan biarkan
beberapa saat sampai terjadi kristal tembaga(II) sulfat
3. Amati bentuk dan warna kristal yang terjadi! Catat hasil pengamatan!
Diskusi :
1. Adakah perbedaan antara serbuk tembaga(II) sulfat sebelum kristalisasi dengan kristal yang
dihasilkan
2. Jelaskan prinsip pemisahan campuran dengan metode kristalisasi?
17
D. Sublimasi: Memisahkan Kapur Barus dari Pengotor
Tujuan: Memisahkan kapur barus dari bahan pengotor dengan prinsip sublimasi
Alat dan Bahan :
Alat:
- Cawan penguap
- Kaca arloji
- Kaki tiga
- Kawat kasa
- Pembakar spirtus
- Lumpang dan alu
Bahan :
- Kapur barus
- Pasir/tanah
- Es batu
- Lup
Kegiatan :
1. Masukkan satu sendok campuran iodin dengan garam ke dalam pinggan penguap!
2. Tutup pinggan dengan sepotong kertas yang telah diberi lubang-lubang dengan jarumnya.
Letakkan sebuah corong dengan sedikit kapas!
3. Panaskan pinggan dengan nyala api yang kecil. Perhatikan uap yang naik melalui lubang-
lubang pada kertas dan pembentukan kristal-kristal dalam corong!
4. Amati bentuk kristal yang dihasilkan dengan menggunakan kaca pembesar! Bandingkan
dan simpulkan hasil pengamatan kelompok kamu dengan kelompok yang lain!
Gambar: Metode Sublimasi (Sumber: Dok.Kemdikbud)
Pengamatan :
No Bahan Hasil Pengamatan
1 Campuran (kapur barus dan
pengotor)
Wujud : ………………………
Warna : ……………………..
2 Campuran setelah dipanaskan Wujud : ……………………
Warna : ……………………..
Diskusi:
1. Mengapa campuran tersebut harus dipanaskan?
2. Apa kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaaan di atas?
3. Carilah bahan-bahan lain yang dapat menyublim!
E. Kromatografi Kertas
Tujuan: Memisahkan zat warna dalam campuran
Alat dan Bahan :
Alat
Spidol berbagai macam warna
Kertas saring
Gelas kimia
Bahan
Tinta hitam dan warna lain
Aquades
18
Kegiatan:
1. Siapkan kertas saring (atau dapat diganti dengan kertas tisu yang agah tebal) berukuran 3 x
10 cm, buat garis pada bagian bawah dengan jarak 2 cm dari tepi kertas.
2. Berilah tanda titik dengan menggunakan spidol hitam pada garis pensil tersebut. Gulung
bagian ujung kertas kromatografi tersebut hingga membentuk suatu silinder sangga dengan
bantuan lidi. Kemudian, ujung kertas yang berisi tinta dicelupkan pada gelas kimia yang
berisi suatu pelarut (air) seperti pada gambar!
3. Pelarut akan merambat naik ke atas kertas. Angkat keluar dari gelas kimia kemudian
keringkan!
4. Ukurlah warna terjauh dari titik awal. Simpulkanlah hasil pengamatanm
5. Lakukan hal yang sama dengan spidol berwarna merah, oranye, biru, dan hijau pada titik
yang berbeda pada garis pensil tersebut!
6. Catat hasil pengamatanmu!
Pengamatan :
No Bahan Hasil Pengamatan
1 Spidol hitam Warna : ……………………..
Spidol biru Warna : ……………………..
2 Setelah dilakukan kromatografi
kertas
Warna : ……………………..,
………………………..
Diskusi:
1. Mengapa zat warna pada tinta dapat teruai didalam kertas kromatografi?
2. Apa kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaaan di atas?
F. Menerapkan metode pemisahan filtrasi dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan: 1. Buatlah kelompok kerja untuk melakukan kegiatan observasi di bawah ini. Setiap
kelompok terdiri atas lima orang!
2. Ambil masing-masing satu gelas campuran pasir dengan air, larutan gula, sirup, dan air
sumur yang keruh. Saring dengan menggunakan kertas saring!
3. Pada campuran mana saja penyaringan dapat dilakukan?
4. Catat semua hasil pengamatanmu, kelompokkan hasil pengamatanmu berdasarkan dapat
tidaknya campuran tersebut disaring.
5. Bandingkan hasil kegiatan observasi kelompok kamu dan bandingkan dengan kelompok
yang lain. Kesimpulan apa yang kamu peroleh?
19
Sumber Gambar: www.inds.co.uk
Gambar : Gambar penyaringan air
Penutup
Pengembangan kreativitas pengadaan media termasuk alat peraga praktik IPA
sederhana (buatan sendiri) dapat dilakukan oleh guru (pendidik dan tenaga
kependidikan) IPA sebagai alternatif pemecahan masalah ketidak-adaan, keterbatasan,
mahalnya, dan inovasi pengadaan alat peraga praktik dan bahan (zat kimia) di sekolah.
Gagasan pengadaan alat peraga praktik (APP) IPA sederhana dapat diwujudkan sebagai
prototipe (model) atau padanan dengan proses: disain, perencanaan, pembuatan,
pengujian, hingga dapat diimplementasikannya dalam pembelajaran IPA.
Pelatihan pengadaan media praktikum ini hanyalah sebuah pemicu yang
diharapkan dapat memberi inspirasi-inspirasi bagi guru IPA untuk meningkatkan
kompetensi, efisiensi, keefektifan, pemanfaatan, dan akuntabilitas kreatifitas dan inovasi
dalam pengembangan pembuatan alat peraga praktik IPA sederhana (buatan sendiri).
Dengan demikian diharapkan permasalahan keterbatasan tersedianya alat/bahan
praktikum di laboratorium dapat teratasi.
PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direkturat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 1995:Pedoman
Pendayagunaan Laboratorium dan Alat Pendidikan IPA: Jakarta
Subamia, I.D.P, dkk. 2012. Pelatihan Keterampilan Dasar Laboratorium (Basic Skill
Laboratory) Bagi Staf Laboraorium IPA SMP Se-Kabupaten Buleleng. Jurnal
pengabdian Kepada Masyarakat Widya Laksana Undiksha: Edisi Juli 2012.
ISSN: 1410-4269.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2011. Pedoman Pembuatan Alat
Peraga Biologi Sederhana Untuk SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan