LAPORAN KASUSI. IDENTITAS
Nama
: Ny. N
Jenis kelamin
: Permpuan
Usia
: 59 tahun
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: ibu rumah tangga
Alamat
: Kp. Tengah RT 004/008, Jakarta Timur
Status marital
: Menikah
Tanggal masuk RS: 22 April 2015
Tanggal pemeriksaan: 27 April 2015
II. ANAMNESIS ( Autoanamnesis & Alloanamnesis) Keluhan
Utama
lemah pada bagian lengan dan tungkai kanan sejak 7 jam SMRS
Keluhan Tambahan
Bicara pelo sejak 7 jam SMRS
Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke IGD RS POLRI dengan
keluhan lemah pada bagian lengan dan tungkai kanan sejak 7 jam
SMRS. Keluhan dinyatakan muncul secara tiba-tiba sesaat setelah
bangun tidur. Pasien juga mengeluhkan bicara pelo sejak 7 jam SMRS,
dan selama keluhan yang dialami pasien belum ada perbaikan gejala
yang dirasakannya.
Pasien menyangkal adanya nyeri kepala, riwayat pingsan, muntah,
kejang, demam, benturan di kepala, gangguan penglihatan (pandangan
kabur/berbayang), gangguan BAK dan BAB, penurunan berat badan yang
signifikan.
Riwayat Penyakit Dahulu- Pasien memiliki riwayat hipertensi
sejak 2 tahun, dan mengkonsumsi obat Captopril, namun jarang
meminumnya dan mengontrol ke dokter hanya saat keluhan muncul
- Pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus sejak 1 tahun lalu,
tidak mengkonsumsi obat-obatan ataupun kontrol ke dokter
- Pasien menyangkal adanya riwayat trauma
- Pasien menyangkal adanya riwayat kejang
- Pasien menyangkal adanya riwayat infeksi yang lama
- Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit paru
- Pasien menyangkal adanya riwayat alergi
- Pasien menyangkal adanya riwayat opname
- Pasien menyangkal adanya riwayat penggunaan obat-obatan dalam
jangka lama
Riwayat Penyakit KeluargaIbu dari pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak 2 tahun lalu dan tidak terkontrol
Riwayat Kebiasaan / Pola Hidup- Pasien merokok sejak 30 tahun
lalu, sehari setengah bungkus
- Alcohol : disangkal- Obat-obatan : disangkal
- Olahraga : disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIK
a) Status Generalisata Keadaan umum: Tampak sakit
sedangKesadaran: Compos Mentis (GCS: 15 ( E4 M6 V5))Tekanan darah:
140/90 mmHgNadi
: 84 x/menitPernapasan: 20x /menitSuhu
: 36,7(C Kepala: Normocephal, tidak terdapat jejas, distribusi
rambut merata.
Mata
:
- Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Pupil ( : 3mm / 3mm, isokor
- Refleks cahaya langsung, tidak langsung ++/++
Telinga:
- Aurikula normal, serumen -/-, hiperemis -/-
Hidung:
- Bentuk normal, septum nasi di tengah, tidak ada luka dan
perdarahan. Mulut: Mulut bagian kanan tertinggal, mukosa rongga
mulut merah, basah, lidah tampak deviasi ke kanan saat dijulurkan,
tidak ada fasikulasi, tremor ataupun trofi Leher
:
- Tidak ada luka, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening.
Thorax:
- Inspeksi ( simetris dalam keadaan statis/dinamis
- Palpasi( fremitus normal, kanan = kiri
- Perkusi( sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi
( jantung : S1 dan S2 normal, murmur (-), gallop (-)
( paru : bunyi vesikuler, wheezing (-), ronchi (-)
Abdomen:
- Inspeksi : datar, kaput medusa(-).
- Auskultasi : bising usus (+) - Perkusi : timpani di 9 regio
abdomen
- Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+) ; hepar dan lien tidak
teraba Punggung
:
- Tidak terdapat luka dan deformitas.
Ekstremitas
:
- Akral hangat, bentuk normal, tidak terdapat deformitas,
cyanosis, bekas luka maupun benjolan. Capillary refill time < 2
detik.
b) Status Neurologis
Tanda rangsang meningeal :
Kaku kuduk
: (-)
Laseque
: (-)
Kernique
: (-)
Brudzinski I
: (-)
Brudzinski II
: (-)
Brudzinski III
: (-)
Brudzinski IV
: (-)
Saraf kranialis:
- Nerve I (Olfactorius) :Tidak ada kelainan
- Nerve II (Opticus) :OD / OS : Visus dalam batas normal.
Refleks cahaya langsung dan tak langsung dalam batas normal.- Nerve
III (Okulomotor), IV (Troklearis), VI (Abdusen) :Celah kelopak mata
normal, tidak ada ptosis.
Pupil bulat, isokor ( : 3mm / 3mm
Pergerakan kedua bola mata normal.
- Nerve V (Trigeminal)Sensorik :V1 : Normal.
V2 : Normal.
V3: Normal.
Motorik :Menggigit : tidak maksimal, sisi kanan lebih
tertinggal.Membuka rahang : sisi kanan tertinggal- Nerve VII
(Facialis)Sensorik :Pengecapan 2/3 ant lidah : Baik.
Motorik :Mengangkat alis : simterisMengembung pipi : simetris
Mencucu : simetrisMeringis : sisi kanan tertinggal- Nerve VIII
(Vestibulocochlear)Gesekkan jari AD / AS : baik
Rinne Test : +
Post-pointing tangan kanan&kiri: tidak dapat dilakukan-
Nerve IX (Glosofaringeal)Sensorik :
Pengecapan 1/3 posterior lidah baik.
Motorik :
Refleks menelan baik.
- Nerve X (Vagus)Tidak terdapat disfonia maupun disfagia.Refleks
muntah : Baik.Arkus faring : Simetris.Letak uvula : Di tengah.-
Nerve XI (Asesorius)Mengangkat bahu : bahu bagian kanan
tertinggalMemalingkan kepala : Baik.- Nerve XII (Hipoglosus)Deviasi
lidah: deviasi ke kananAtrofi/fasikulasi/tremor lidah : (-) / (-) /
(-)Artikulasi : kurang jelas Pemeriksaan Motorik
- Kekuatan Motorik:
44445555
44445555
- Tonus :LokasiKanankiri
Ekstremitas atasNormotonus normotonus
Ekstremitas bawahnormotonusnormotonus
- Trofi:
LokasiKanankiri
Ekstremitas atasEutrofieutrofi
Ekstremitas bawahEutrofieutrofi
- Refleks fisiologis:Ekstremitas AtasBiceps
: +3 / +2Triceps
: +3 / +2Ekstremitas BawahPatella
: +3/ +2Achilles: +3 / +2- Refleks patologis:
Ekstremitas Atas
Hoffman: + / -
Trommer: +/ -
Ekstremitas Bawah
Babinski : + / -
Schaefer : + / -
Chaddock : + / -
Oppenheim : + / -
Gordon: + / -
Klonus
Patella
: - / -Achilles: - / -
- Pemeriksaan sensorik:
Ekstremitas Atas
Raba: Normoestesia/Normoestesia
Nyeri: Normoalgesia/Normoalgesia.
Getar: Tidak diperiksa.
Suhu: Tidak diperiksa.
Propioseptif : Normal.
Diskriminasi dua titik : Normal.
Ekstremitas Bawah
Raba : Normoestesia/Normoestesia.
Nyeri : Normoalgesia/Normoalgesia.
Getar : Tidak diperiksa.
Suhu : Tidak diperiksa.
Propioseptif : Normal.
Diskriminasi dua titik : Normal.
- Otonom
Buang air besar: Normal.
Buang air kecil : abnormal (incontinense)
Berkeringat: Normal.
Fungsi LuhurMemori
: Baik.
Kognitif
: Baik.
Bahasa
: Baik.
- Pemeriksaan Koordinasi
Disdiadokinesia : tidak dilakukanTes telunjuk hidung: tidak
dilakukan SIRIRAJ SCORE :
=(2,5xtingkat
kesadaran)+(2xnyerikepala)+(2xmuntah)+(0,1xdiastole)-(3xateroma)-12
=(2,5x0)+(2x0)+(2x0)+(0,1x90)-(3x1)-12
=0+0+0+9-3-12
= -6 (suspek stroke non hemorrhagic)
IV. RESUME V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 23/04/15PemeriksaanHasilNilai RujukanSatuan
Hemoglobim13,212-14g/dl
Leukosit8.7005.000-10.000u/l
Hematokrit3937-43%
Trombosir383.000150.000-400.000/ul
KIMIA KLINIK
Glukosa Glukometer265
CT SCAN
Kesan: Multiple lacunar infark basal ganglia dextra, subcortex
parietal sinistra-dextra dan occipital dextra. Tampak lesi hipodens
batas tegas pada basal ganglia kanan dan subcortex parietal kanan
kiri dan oksipital kanan. Tak tampak deviasi midline.
Sistem ventrikel normal.
Sulci dan gyrus dalam batas normal.
Orbita / aircell mastoid kanan kiri normal. Tulang-tulang
normal.
VI. DIAGNOSIS Diagnosis Klinis
: Hemiparese dextra, parese nervus V (motorik), VII (motorik),
XI, XII dextra tipe central, hipertensi gr 1, DM tipe II Diagnosis
Topis
: Hemisphere serebri sinistra Diagnosis Etiologi
:CVD non hemorrhagicVII. TATALAKSANA
Umum
a. Observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi,
respiratory rate)
b. Breathing: menjaga oksigenisasi dan ventilasi baik;
penghisapan lendir jika ada
c. Brain: pengendalian peninggian tekanan intra kranial;
memonitor adanya muntah proyektil, bradikardia relatif, maupun
nyeri kepala; menghindari hipertermia; pengendalian kejang.
d. Bladder: menjaga agar output urin tetap lancar; jika ada
retensio urin dipasang kateter.
e. Bowel: menjaga nutrisi seimbang (25-30 kkal/kgBB/hari) dan
pencegahan adanya obstipasi
Khusus
Antiplatelet Antihipertensi Antidiabetic agents NeuroprotektorRS
POLRI : Aspilet 1x1 tab Inj. Citicolin 3x500 Inj. Piracetam 3x1 gr
Glimepirid 1x2gr Metformin 3x500 mg Amlodipin 1x10
mgNonmedikamentosa: pengendalian faktor resiko ( hipertensi,
DMPemeriksaan anjuran :Laboratorium :
Profil lipid Faktor pembekuan darah Gula darah sewaktu, gula
darah puasa, gula darah 2 jam ppVIII. PROGNOSISQuo ad vitam
: dubia ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonamQuo ad
sanationam: dubia ad bonamIX. ANALISA KASUSTEORIKASUS
Definisi :
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral,
baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan
cepat, selama lebih dari 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa
ditemukannya penyebab lain selain gangguan vaskuler.
Lemah pada lengan & tungkai kanan secara tiba-tiba Keluhan
dialami tidak ada perbaikan >24 jam Tidak ada riwayat trauma
Tidak ada tanda infeksi
Faktor Resiko- Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun,
dan mengkonsumsi obat Captopril, namun jarang meminumnya dan
mengontrol ke dokter hanya saat keluhan muncul
- Pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus sejak 1 tahun lalu,
tidak mengkonsumsi obat-obatan ataupun kontrol ke dokter
Manifestasi & Pem.Fisik:Tanda defisit neurologis (fokal
)
-Hemiparese dextra- Disartria
- NC : parese NC V motoric, NC VII motoric, NC XI, NC XII-
Motorik :4444555544445555
Reflex Patologis :
Ekstremitas Atas
Hoffman: + / -
Trommer: +/ -
Ekstremitas Bawah
Babinski : + / -
Schaefer : + / -
Chaddock : + / -
Oppenheim : + / -
Gordon : + / - SIRIRAJ SCORE :
=(2,5xtingkat
kesadaran)+(2xnyerikepala)+(2xmuntah)+(0,1xdiastole)-(3xateroma)-12
=(2,5x0)+(2x0)+(2x0)+(0,1x90)-(3x1)-12
=0+0+0+9-3-12
= -6 (suspek stroke non hemorrhagic)
Pemeriksaan :CT scan kepala
Tatalaksana :-Antiplatelet-Antihipertensi
-Antidiabetic agents
-Neuroprotektor
- Medikamentosan :
i. Aspilet 1x1 tab
ii. Inj. Citicolin 3x500
iii. Inj. Piracetam 3x1 gr
iv. Glimepirid 1x2gr
v. Metformin 3x500 mg
vi. Amlodipin 1x10 mgNonmedikamentosa: pengendalian faktor
resiko ( hipertensi, DM
TINJAUAN PUSTAKA
VASKULARISASI OTAK
Otak memperoleh darah melalui dua sistem yakni sistem karotis
(arteri karotis interna kanan dan kiri) dan sistem vertebral.
Arteri koritis interna, setelah memisahkan diri dari arteri karotis
komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis
karotikus, berjalan dalam sinus kavernosum, mempercabangkan arteri
oftalmika untuk nervus optikus dan retina, akhirnya bercabang
menjadi dua yaitu arteri serebri anterior dan arteri serebri media.
Untuk otak, sistem ini memberi darah bagi lobus frontalis,
parietalis dan beberapa bagian lobus temporalis.
Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri
yang berpangkal di arteri subklavia, menuju dasar tengkorak melalui
kanalis tranversalis di kolumna vertebralis servikal, masuk rongga
kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan masing-masing
sepasang arteri serebeli inferior. Pada batas medula oblongata dan
pons, keduanya bersatu arteri basilaris, dan setelah mengeluarkan 3
kelompok cabang arteri, pada tingkat mesensefalon, arteri basilaris
berakhir sebagai sepasang cabang arteri serebri posterior, yang
melayani darah bagi lobus oksipitalis, dan bagian medial lobus
temporalis.
Ketiga pasang arteri serebri ini bercabang-cabang menelusuri
permukaan otak, dan beranastomosis satu bagian lainnya.
Cabang-cabang yang lebih kecil menembus ke dalam jaringan otak dan
juga saling berhubungan dengan cabang-cabang arteri serebri lainya.
Untuk menjamin pemberian darah ke otak, ada sekurang-kurangnya 3
sistem kolateral antara sistem karotis dan sitem vertebral,
yaitu:
a. Sirkulus Willisi, yakni lingkungan pembuluh darah yang
tersusun oleh arteri serebri media kanan dan kiri, arteri
komunikans anterior (yang menghubungkan kedua arteri serebri
anterior), sepasang arteri serebri media posterior dan arteri
komunikans posterior (yang menghubungkan arteri serebri media dan
posterior) kanan dan kiri. Anyaman arteri ini terletak di dasar
otak.
b. Anastomosis antara arteri serebri interna dan arteri karotis
eksterna di daerah orbita, masing-masing melalui arteri oftalmika
dan arteri fasialis ke arteri maksilaris eksterna.
c. Hubungan antara sitem vertebral dengan arteri karotis ekterna
(pembuluh darah ekstrakranial).
Darah vena dialirkan dari otak melalui 2 sistem yaitu kelompok
vena interna, yang mengumpulkan darah ke vena Galen dan sinus
rektus, dan kelompok vena eksterna yang terletak dipermukaan
hemisfer otak, dan mencurahkan darah ke sinus sagitalis superior
dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya melalui vena-vena
jugularis dicurahkan menuju ke jantung. STROKE
Saat ini stroke dikategorikan sebagai penyebab kematian ketiga
setelah penyakit jantung dan keganasan, serta penyebab kecacatan
jangka panjang nomor satu di dunia.
a. Definisi
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral,
baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan
cepat, selama lebih dari 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa
ditemukannya penyebab lain selain gangguan vaskuler.
b. Epidemiologi
Stroke merupakan satu masalah kesehatan yang besar dalam
kehidupan modern saat ini. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun
terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 %
atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun
berat. Pada 1999, 50 juta orang telah mengalami kecacatan akibat
stroke. Jumlah ini merupakan 3,5 % dari seluruh penderita cacat.
Proyeksi hingga 2020 nanti menunjukan bahwa setiap tahun sekitar 61
juta orang akan mengalami kecacatan akibat stroke.
c. Faktor Resiko
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: usia, jenis
kelamin, ras/etnis, genetik.
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi: inaktivitas fisik, diet
yang buruk, obesitas, hipertensi, diabetes mellitus, dyslipidemia,
sindorma metabolik, hiperhomocysteinemia, infeksi, penyalahgunaan
alkohol, dll.
d. Klasifikasi Berdasarkan kelainan patologis
a. Stroke hemoragik: perdarahan intra serebral, pendarahan
subarakhnoid
b. Stroke non-hemoragik: thrombosis serebri, emboli, hipoperfusi
sistemik
Berdasarkan waktu terjadinya
a. Transient Ischemic Attack (TIA) : < 24 jamb. Reversible
Ischemic Neurologic Deficit (RIND) : 24 jam 1 minggu
c. Stroke In Evolution (SIE) : gejala makin memburuk
dibandingkan awal
d. Completed stroke : gejala menetap, permanen lesi otak.
3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1) Sistem karotis (anterior)
a. Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
b. Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia
c. Gangguan visual : hemianopsia homonim, amaurosis fugaks
d. Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
2) Sistem vertebrobasiler (posterior)
a. Motorik : hemiparese alternans, disartria
b. Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia
c. Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
e. Etiologi
Pada stroke hemorrhagik, penyebab utamanya adalah pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan
parenkim otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau
kombinasi keduanya. Pendarahan intraserebral ditemukan 10% dari
seluruh kasus stroke. Selain itu, pendarahan terjadi di ruang
subaraknoid.
Pada stroke non-hemmorhagic palinf sering disebabkan oleh emboli
atau thrombus. Selain itu, stroke non hemoragik juga dapat
diakibatkan oleh penurunan aliran serebral. Pada tingkatan seluler,
setiap proses yang mengganggu aliran darah menuju otak menyebabkan
timbulnya kaskade iskemik yang berujung pada terjadinya kematian
neuron dan infark serebri.
f. Gambaran Klinis
Gejala klinis yang terjadi bergantung pada neuroanatomi dan
vaskularisasinya. Defisit neurologis yang ditemukan berguna untuk
menilai lokasi iskemi.
Gejala KlinisPISPSANon Hemoragik
Defisit fokalBerat Ringan Berat ringan
Onset Menit/jam1-2 menitPelan (jam/hari)
Nyeri kepalaHebat Sangat hebatRingan
Muntah pada awalnyaSering Sering Tidak, kecuali lesi di batang
otak
Hipertensi Hampir selaluBiasanya tidakSering kali
Penurunan kesadaranAda Ada Tidak ada
Hemiparesis Sering dari awalPermulaan tidak adaSering dari
awal
Gangguan bicaraSering adaJarang Sering
Liquor Berdarah Berdarah Jernih
Parese / gang N.IIITidak adaBisa adaTidak ada
GejalaStroke HemoragikStroke Iskemik
AwitanMendadakMendadak
Saat onsetSedang aktifSedang beristirahat
Nyeri kepala++++
Kejang+-
Muntah+-
Penurunan kesadaran++++
Bradikardia++ (dari awal)+ (hari ke-4)
Udem papil+-
Kaku kuduk+-
g. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan melalu anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun
pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan manifestasi klinis yang
telah disebutkan di atas. Selain itu ada yang disebut Siriraj
Stroke Score dan alogaritma Gajah Mada yang sering digunakan untuk
membantu membedakan stroke berdasarkan etiologinya.
a) Siriraj Stroke ScoreNo.Gejala/TandaPenilaianIndekSkor
1Kesadaran(0) Kompos Mentis
(1) Mengantuk
(2) Semi koma/komax 2,5+
2Muntah(0) Tidak
(1) Yax 2+
3Nyeri Kepala(0) Tidak
(1) Yax 2+
4Tekanan DarahDiastolikx 10%+
5Ateroma:
DM
Angina Pektoris
Klaudikasio Intermiten(0) Tidak
(1) Yax (-3)-
6Konstanta -12-12
Hasil SSS
Bila SSS > 1 : Stroke Hemoragik
SSS < -1 : Stroke Non Hemoragik.
Skor antara 1 dan -1 menunjukkan hasil yang ekuivokal dan
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis.
b) Algoritma Stroke Gajah Mada
h. Penatalaksanaan
Non Farmakologis
Mengendalikan faktor risiko
Rehabilitasi medik dilakukan sedini mungkin pada stroke ischemic
dan dilakukan setelah melewati fase akut pada stroke hemorrhagic
(1-2minggu), dengan tujuan untuk memperbaiki fungsi motoric,
mencegah kontraktur sendi, agar penderita dapat mandiri,
rehabilitasi sosial.
Terapi umum (5B : Breating - stabilisasi jalan nafas dan
pernafasan; Blood - TD tidak boleh segera diturunkan kecuali
sistolik > 220 mmHg, diastolik > 120 mmHg. Batas penurunan TD
maksi-mal 20-25%. Stabilisasi hemodinamik dengan pemberian cairan
kristaloid atau koloid; Brain - Bila didapatkan kenaikan TIK maka
diberikan manitol, posisi kepala 20-30 derajat. Aktivitas
metabolisme otak harus diturunkan (mengatasi hipertermia, agitasi,
kejang, nyeri, bila ada); Bladder - mengosongkan kandung kemih yang
penuh, sebaiknya dengan kateterisasi intermiten; Bowel - Perhatikan
kebutuhan cairan dan kalori, hindari obstipasi, jika terdapat
kesulitan menelan pasang NGT. Nutrisi oral hanya boleh diberikan
bila fungsi menelan baik.)
Farmakologis
a. stroke iskemik
reperfusi : trombolisis penghilang sumbatan akibat stroke
rt-PA 0,9 mg/kgBB maksimal 90 mg (10% diberikan bolus &
sisanya infus kontinyu dalam 60 menit); pemberian harus kurang dari
3 jam onset.
Hemorheologi memperbaiki aliran darah, mengurangi viskositas
pentoxifilin 15 mg/kgBB/hari, Naftidroufuril 600 mg/hari IV
selama 10 hari dilanjutkan oral 300 mg/hari.
Antikoagulan: untuk pasien stroke yang beresiko emboli otak
Heparin 1000 u/jam, cek aPTT 6 jam kemudian, hari ketiga
oral
LMWH 2 x 0,4cc subkutan, cek trombosit hari ke-1 dan ke-3
Warfarin 8 mg hari ke-1, 6 mg hari ke-2, cek INR
Anti agregasi trombosit:
Aspirin 80 120 mg/hari, Clopidogrel 1x75 mg, Cilostazol 2x50 mg,
Ticlopidin 2x250 mg
Neuroproteksi:
Citicoline: 500-2000 mg.hari selama 14 hari meningkatkan oksigen
ke otak, memperbaiki membrane sel, dan menghasilkan asetilkolin
untuk fungsi kognitif.
Piracetam: bolus 12 gr/hari, minggu kelima oral 2x2,4 gr
mencegah hipoksia dan memperbaiki integritas sel.
Cerebrosilin: 30-50 cc selama 21 hari protein otak penghambat
caspase yang berfungsi dalam apoptosis, inflamasi, dan
nekrosis.
b. stroke hemoragik
Konservatif
PIS: anti pendarahan: epsilon aminocaproat 30-36 gr/hari, asam
traneksamat 6x1 gr untuk mencegah lisis bekuan darah. Diberikan
pula agen neuroproteksi dan antikoagulan.
PSA: bed rest total 3 minggu, morphine 15 mg IM pada pasien
sadar untuk menghilangkan nyeri, nimodipine 60-90 md oral tiap 4
jam selama 21 hari atau 15-30 mg/kg/jam selama 7 hari, baru
dilanjutkan oral 360 mg/hari selama 14 hari untuk mencegah
terjadinya vasospasme global.
Operatif
Indikasi: - pendarahan > 30 cc / diameter > 3cm pada fossa
posterior
- GCS >7
- pendarahan cerebellum
- pendarahan ventricular / terjadi hydrocephalus
- letak lobar/kortikal dengan peningkatan TIK atau ancaman
herniasi
i. Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh usia pasien, tingkat kesadaran, jenis
kelamin, tekanan darah, penyebab stroke, dan ada atau tidaknya
penyakit komorbid.
Secara keseluruhan, agak kurang dari 80% pasien dengan stroke
bertahan selama paling sedikit 1 bulan, dan didapatkan tingkat
kelangsungan hidup dalam 10 tahun sekitar 35%. Angka yang terakhir
ini tidak mengejutkan, mengingat usia lanjut di mana biasanya
terjadi stroke. Dari pasien yang selamat dari periode akut, sekitar
satu setengah samapai dua pertiga kembali fungsi independen,
sementara sekitar 15% memerlukanperawataninstitusional.
DAFTAR PUSTAKA1. Duus, Peter. 2006. Diagnosis Topik Neurologi
Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Jakarta: EGC.
2. Aliah A, Kuswara F F, Limoa A, Wuysang G. Gambaran umum
tentang gangguan peredaran darah otak dalam Kapita selekta
neurology cetakan keenam editor Harsono. Gadjah Mada university
press, Yogyakarta. 2007. Hal: 81-115. 3. Chung, Chin-Sang.
Neurovascular Disorder in Textbook of Clinical Neurology editor
Christopher G. Goetz. W.B Saunders Company: 1999. Hal: 10-3
4. D. Adams. Victors. Cerebrovasculer diseases in Principles of
Neurology 8th Edition. McGraw-Hill Proffesional. 2005. Hal:
660-67
5. Ginsberg L. Stroke. Dalam Neurologi. Edisi 8. Erlangga.
Jakarta. 2007
6. Goetz Christopher G. 2007. Cerebrovascular Diseases. In :
Goetz: Textbook of Clinical Neurology, 3rd ed. Philadelphia :
Saunders. 7. Harsono. 2008. Buku Ajar Neurologi Klinis. Jakarta:
PERDOSSI.
8. LY, Hung, Wang PY, Wang Y, Chia LG. Clinical distinction
between acute hemorrhagic and acute ischemic stroke by Siriraj
stroke score [online]. Tersedia pada:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7780882. Diunduh pada: 7 April
20129. Ropper AH, Brown RH. Cerebrovascular Diseases. In : Adam and
Victors Priciples of Neurology. Eight edition. New York : Mc
Graw-Hill. 2005. 10. Rumantir CU. 2007. Gangguan peredaran darah
otak. Pekanbaru : SMF Saraf RSUD Arifin Achmad/FK UNRI.
Pekanbaru.
11. Snell, Richard S. 2006. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa
Kedokteran . Jakarta : EGC.
12. Wibowo, Samekto. Gofir, Abdul. Farmakoterapi stroke prevensi
primer dan prevensi sekunder dalam Farmakoterapi dalam Neurologi.
Penerbit Salemba Medika. Hal: 53-73.