Top Banner

of 13

Karagenan_Andy Susanto_13.70.0085_A4_UNIKA SOEGIJAPRANATA

Jan 09, 2016

Download

Documents

karagenan adalah susunan polisakarida yang melalui metode ekstraksi melalui mahluk hiduo tertentu lebih spesifik keRhodophyceae.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Acara V11

KARAGENANLAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNOLOGI HASIL LAUT

Disusun Oleh:

Nama

: Andy Susanto.NIM

: 13.70.0085Kelompok: A4

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2015

1. MATERI METODE

1.1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain adalah rumput laut(Eucheuma cottoni), isopropyl alkolhol(IPA), NaOH 0,1 N, NaCl 10%, HCL 0,1N aquades, blender, panci, kompor, pengaduk, hot plate, gelas beker, thermometer, oven, pH meter, dan timbangan analitik.

1.2. Metode

2. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan ekstraksi karagenan dapat dilihat pada Tabel 1. dan Grafik 1.Tabel 1. Ekstraksi Karagenan

KelompokBerat basah (g)Berat kering (g)% Rendemen

A1403,177,93

A2404,1310,33

A3404,45

11,13

A4402,796,98

A5402,506,25

Pada table pengamatan karagenan dapat dilihat untuk semua kelompok menggunakan berat basah yaitu 40 gram. Pada table pengamatan berat kering dan % rendemen pada kelompok A1 mendapat hasil 3,17 dan 7,93%, kelompok A2 mendapat hasil 4,13 dan 10,33%, kelompok A3 mendapat hasil 4,45 dan 11,13%, kelompok A4 mendapat hasil 2,79 dan 6,98% serta kelompok terakir A5 mendapat hasil 2,50 dan 6,25%. Untuk hasil berat kering kelompok A3 mendapat hasil paling besar yaitu 4,45 gram sedangkan untuk hasil paling kecil didapat oleh kelompok A5 dengan hasil 2,50 gram. Pada hasil % rendemen untuk hasil paling besar ada pada kelompok A3 dengan hasil 11,13% tapi pada kelompok A5 mendapat hasil paling kecil yaitu 6,25%. 3. PEMBAHASANPraktikum kali ini akan membahas tentang pembuatan karage dari bahan rumput laut.Menurut Van de Veldeet al. (2002) bahwa karagenan adalah susunan polisakarida yang melalui metode ekstraksi melalui mahluk hiduo tertentu lebih spesifik keRhodophyceae. Berdasarkan jenisnya, karagenan dibagi menjadi 3 antara lain karaginan kappa, lambda, daniota. Jurnal yang berjudul Modification of j-Carrageenan by Graft Copolymerization of Methacrylic Acid: Synthesis and Applications bahwa karagenan memiliki keluarga antara lain kappa, iota dan lambda yang dibedakan berdasarkan komponen dissacharidanya (TRIPATHY ET AL., 2009). Pada karagenan dengan jenis kappa memerlukan precursor jenis karagenan mu, tapi karagenan jenis iota memerlukan precursor karagenan jenis nu. Enzim sulfohydrolase dan secara komersial merupakan enzim yang membantuk terbentuknya karagenan jenis kappa dan iota, setelah itu melalui proses ekstraksi dengan alkali. Karaginan kappa didapat dari jenis mahluk hidup dengan nama Kappaphycus alvarezii, atau yang lebih familiar dengan nama Eucheuma cottonii. Karagenan jenis iota dapat diperoleh melalui Eucheuma spinosum sedangkan karaginan lamda bias diperoleh melalui spesies Gigartinadan Condrus(Van de Velde et al., 2002).Metode pertama untuk membuat karagenan adalah memblender 40 gr rumput laut basah hingga berbentuk tepung. Arpah(1993) berpendapat bahwa adanya perlakuan pemblenderan dimaksudkan supaya luas permukaan dari rumput laut meningkat sehingga proses ekstraksi dapat berjalan dengan lancar. Tepung rumput laut kemudian direbus dalam 800 ml air hingga suhu 80-900C dan dipertahankan selama 1 jam dengan sesekali diaduk. Menurut Aslan (1998) penggunaan suhu antara 80-900C karena itu merupakan suhu yang optimal dalam proses ekstraksi dari karagenan. Digunakannya air untuk merebus karena karagenan memiliki sifat larut terhadap air (Angka & Suhartono ,2000). Menurut Fachruddin(1997) adanya pengadukan difungsikan supaya karagenan yang dibuat tidak gosong melainkan akan membuat karagenan dengan struktur yang kuat serta memiliki viskositas yang baik. Kemudian setelaha adanya perlakuan perebusan lalu diatur pH-nya menjadi 8 menggunakan HCl 0,1 N (jika larutan terlalu basa) atau NaOH 0,1 N (jika larutan terlalu asam). Adanya pengaturan pH menjadi 8 dimaksudkan supaya cairan dari karagenan memiliki kondisi pH yang alkalis (Distantina et al. ,2011).

Setelah pengatutan pH, larutan disaring menggunakan kain saring bersih dan filtratnya ditampung dalam wadah. Fellows (1992) mangatakan bahwa fungsi dari penyaringan yang ada pada metode dimaksudkan supaya cairan mampu dipisahkan dengan padatannya yaitu rumput laut. Setelah itu Filtrat kemudian ditambahkan NaCl 10% sebanyak 5% dari volume filtrate lalu dipanaskan hingga mencapai suhu larutan 600C. Fungsi penambahan NaCl supaya kekuatan dari gel karagenan tinggi maka akan menyebabkan terjadinya suasana basa pada larutan(Satuhu ,1996). Adanya pemanasan menurut Mappiratu (2009) yaitu untuk mempercepat proses ekstraksi pada karagenan serta digunakan untuk menghomogenkan larutan. Setelah pemanasan filtrat dituangkan ke wadah berisi cairan IPA(Isopropil Alkohol) sebanyak 2 kali dari volume filtrate setelah itu dilakukan pengendapan dan diaduk selama 10-15 menit hingga endapan terbentuk.Endapan kemudian ditiriskan dan dimasukkan kembali ke larutan IPA hingga serat karagenan menjadi kaku. Menurut Distantina et al. (2011) adanya penggunaan cairan ipa supaya alcohol tidak melarutkan karagenan maka dengan adanya cairan IPA, karagenan akan mudah mengendap. Serat karagenan yang telah kaku kemudian dibentuk tipis-tipis dan diletakkkan di wadah tahan panas kemudian dikeringkan dalam oven bersuhu 50-600C selama 12 jam. Adanya proses pengeringan menurut Aslan (1998) supaya kandungan air dalam karagenan dapat keluar. Berdasarkan table pengamatan ekstraksi karagenan dapat dilihat bahwa nilai hasil rendemen antar kelompok memiliki hasil yang berbeda satu dengan lainnya. Salah satu contoh perbedaan ada pada kelompok A3 dengan A5, hasil rendemen pada kelompok A3 lebih besar dari pada kelompok A5. Menurut Yasita & Rahmawati (2007) adanya perbedaan tersebut terjadi akibat semakin berkurangnya rantai C yang ada pada material yang digunakan. Menurut Basma et al. (2009) bahwa tinggi rendahnya suhu serta lamanya waktu berpengaruh terhadap besar kecilnya rendemen yang terbentuk. Pelegrin, et al. (2006) menjelaskan pula apabila adanya konsentrasi basa yang tinggi atau rendah akan berpengaruh terhadap persen dari rendemen yang terbentuk.Dalam proses pembuatan karagenan, rumput laut untuk bahan karagenan dapat diberi pre-treatment untuk meningkatkan kualitas dari karagenan yang dihasilkan seperti yang dilakukan oleh Mishra et al. (2006). Dalam jurnalnya yang berjudul Yield and Quality of Carrageenan from Kappaphycus alvareziiSubjected to Different Physical and Chemical Treatments beliau memberipre-treatment pada rumput laut kering jenis Kappaphycus alvareziiberupa penambahan NaOH, KOH and Ca(OH)2. Dari hasil penelitian diperoleh hasil jika penambahan KOH memberi hasil yang terbaik baik dari segi kualitas dan jumlah gel yang dihasilkan.

Pada jurnal yang berjudul ota-carrageenan hydrolysis by Pseudoalteromonas carrageenovora dikatakan bahwa karagenan merupakan suata produk yang digunakan dalam industry makanan serta produk non pangan yang dipakai untuk thickeners serta stabilisator (Henares et al.,2010). Seiring dengan berjalannya waktu, tingkat kebutuhan serta digunakannya karagenan semakin banyak. Dalam industry pangan, karagenan digunakan untuk memperbaiki tekstur dari makanan yang telah rusak. Fungsi dari karagenan itu sendiri sebagai pembentukkan gel, system pengemulsi, stabilisator makanan dan bahan pengental. Untuk saat ini karagenan banyak dipakai untuk industry pangan, farmasi, cosmetic, sabun, dan lain lain. (Jurasek, 1998). Pada jurnal yang berjudul Dilute iota- and kappa-Carrageenan solutions with high viscosities in high salinity brines dijelaskan pula bahwa karagenan memiliki sifat tidak toksik sehingga dapat digunakan dalam industry dalam makanan, bahan kosmetik, industri pasta gigi, pengobatana, serta industry minuman (S. Iglauer et al.,2011). 4. KESIMPULAN Karagenena merupakan hasil pengolahan dari rumput laut.

Gelling agent, thickening, serta emulsifier merupakan sifat dari karagenan. Perlakuan diblender supaya memperluas luas permukaan dari rumput laut. Karagenan memiliki suhu optimum yaitu antara 80-900C.

Karagenan memiliki sifat larut dalam air dan tidak larut dalam larutan alkohol.

Perlakuan pengadukan dimaksudkan supaya mencegah gosongnya karagenan serta membentuk gel dengan kekuatan yang sangat kuat. Funsi penambahan NaCl supaya dapat meningkatkan kekuatan dari gel strength karagenan.

Adanya pemanasan dimaksudkan supaya dapat meningkatkan kecepatan dari proses ekstraksi serta dapat menghomogenkan produk karagenan Faktor dari bahan pengendap, tinggi rendahnya suhu serta lamanya waktu dapat berpengaruh terhadap proses ekstrasi dan kadar dari basa menentukan besarnya rendemen karagenan.

Semarang,24 September2015

Praktikan:

Asisten Dosen:

Nama: Andy Susanto

Ignatius Dicky A.WNIM: 13.70.0085

.

5. DAFTAR PUSTAKAAngka, S. L. & M. T. Suhartono. (2000). Bioteknologi Hasil Laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Arpah, M. (1993). Pengawetan Mutu Pangan. Tarsito. Bandung.

Aslan,M., (1998), Budidaya Rumput Laut, Kanisius, Yogyakarta, hal. 89.

Basma, J., Sedayu, B. B., Utomo, B. S. B. 2009. Mutu semi refined carrageenan (SRC) yang diproses menggunakan air limbah pengolahan SRC yang didaur ulang. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 4(1): 1-11.

Distantina, S. ; Wiratni; Moh. Fahrurrozi; and Rochmadi. (2011). Carrageenan Properties Extracted FromEucheuma cottonii, Indonesia. World Academy of Science, Engineering and Technology 54 : 738-742.

Fachruddin, L. (1997). Membuat Aneka Selai. Kanisius. Yogyakarta.

Fellows PJ. (1992). Food Processing Technology Principles and Practices. England: Ellis Hourwood Ltd.Henares et al.,(2010). Iota-carrageenan hydrolysis by Pseudoalteromonas carrageenovoraImeson, A. (2010). Food Stabilisers, Thickeners and Geliing Agents.John Wiley& Sons Ltd. Oxford.Jurasek, P., and Philips, G.O., (1998), The Classification of Natural Gums. Part IX. A Method to Distinguish Between Two Types of Commercial Carrageenan, Food Hidrocolloids, 12, pp. 389-392.

Mappiratu.(2009). Kajian Teknologi Pengolahan Karaginan Dari Rumput LautEucheuma cottonii Skala Rumah Tangga.Media Litbang 2 (1) : 01-06. Kendari.

Mishra, Pathik Chandra, Reeta Jayasankar& C. Seema.(2006). Yield and Quality of Carrageenan from Kappaphycus alvarezii Subjected to Different Physical and Chemical Treatments.Seaweed Res. Utiln. 28 (1): 113 117.Pelegrin, Yolanda Freile and Danial Robledo. 2007. Carrageenan of Eucheuma isiforme from Nicaragua. Journal of Appl Phycol. Department of Marine Resures. Cinvestav. Mexico.

Prasetyowati; Corrine, J. A. & D. Agustiawan.(2008). Pembuatan Tepung Karaginan dari Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Berdasarkan Perbedaan Metode Pengendapan.Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15 : Hlm 27-33.

Satuhu, S. (1996).Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.S. Iglauer et al.(2011). Dilute iota- and kappa-Carrageenan solutions with high viscosities in highsalinity brines TRIPATHY ET AL. (2009). Modification of j-Carrageenan by Graft Copolymerization of Methacrylic Acid: Synthesis and ApplicationsVan de Velde, F., Lourenco N. D. , Pinheiro H. M.&Bakkerd M.(2002). Carrageenan: a Food-Grade and BiocompatibleSupport for Immobilisation Techniques. AdvancedSynthesis and Catalysis 344: 815835.

Yasita, D. & I. D. Rachmawati. (2006). Optimasi Proses Ekstraksi Pada Pembuatan Karaginan Dari Rumput Laut Eucheuma cottonii Untuk Mencapai Foodgrade. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang.

6. LAMPIRAN6.1. PerhitunganRumus

Kelompok A1

Kelompok A2

Kelompok A3

Kelompok A4

Kelompok A5

6.2. Diagram Alir

6.3. Laporan Sementara6.4. Abstrak JurnalRumput laut basah ditimbang sebanyak 40 gram

Ambil air sebanyak 800 ml

Rumput laut dipotong kecil-kecil dan diblender dengan diberi air sedikit hingga rumput laut tenggelam. Setelah itu dituang ke panci.

Rumput laut direbus dalam 800ml air selama 1 jam dengan suhu 80-90oC

pH diukur hingga netral yaitu pH 8 dengan ditambahkan larutan HCL 0,1 N atau NaOH 0,1 N.

Volume larutan diukur dengan menggunakan gelas ukur.

Ditambahkan NaCl 10% sebanyak 5% dari volume larutan.

Direbus hingga suhu mencapai 60oC

Hasil ekxtraksi disaring dengan menggunakan kain saring bersih dan cairan filtrat ditampung dalam wadah.

Filtrate dituang ke wadah berisi cairan IPA (2x volume filtrat). Dan diaduk dan diendapkan selama 10-15 menit

Endapan karagenan ditiriskan dan direndam dalam caira IPA hingga jadi kaku

Serat karagenan dibentuk tipis-tipis dan diletakan dalam wadah

Dimasukan dalam oven dengan suhu 50-60oC

Serat karagenan kering ditimbang. Setelah itu diblender hingga jadi tepung karagenan