Top Banner
Journal Ophtalmology Pembimbing : Dr. Dwidjo Praktinjo Sp.M Oleh : Rr. Karlina Hadriyanti
26
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jurnal Mata

Journal Ophtalmology

Pembimbing :Dr. Dwidjo Praktinjo Sp.M

Oleh :Rr. Karlina Hadriyanti

1310.2210.66

Page 2: Jurnal Mata

“Infectious Keratitis: Secreted Bacterial Proteins That Mediate Corneal Damage”

Page 3: Jurnal Mata

Penelitian tentang bakteri penyebab infeksi keratitis ada tiga yang tersering

Staphylococcus aureus Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa

Page 4: Jurnal Mata

injeksi bakteri ke stroma kornea, tetes topical dari bakteri pada kornea

Page 5: Jurnal Mata

Mengenali virulensi relative tentang bentuk dari strain bakteri, nama dan perubahan strain, defisien mutan ini yang merupakan single spesifik kode gen untuk sekresi protein

TUJUAN

1. Mengetahui mekanisme virulensi bacterial kornea berhubungan dengan virulensi.

2. Mengetahui batas mekanisme sebelum kerusakan dari penurunan pengelihatan.

3. Aplikasi pemberian antibiotik pada mata yang terinfeksi dapat mengeliminasi dari infeksi bakteri, tapi kerusakan akibat protein bakteri yang sudah di sekresikan dapat berlanjut untuk memediasi sel inflamasi yang berbahaya dan dapat secara tidak langsung menyebabkan kerusakan kornea.

Page 6: Jurnal Mata

Pseudomonas aeruginosa

Batang gram negative Ditemukan di peralatan terutama pada daerah yang lembab.

• Infeksi pseudomonas pada kornea memiliki tipe yang berasosiasi dengan penggunaan kontak lensa.

• organisme ini bereaksi dengan defek kornea di bagian epitelium dan mereka dapat menembus membrane barrier di stroma kornea, infeksi ini dapat cepat memiliki progress yang dapat melelehkan kornea dan kejadian ini dikarenakan oleh preotase bakteri, diaktivasi oleh metaloproteinease dan kerusakan respon imun yang mengantarkan zat tersebut dan bereaktif dengan dengan oksigen dan protease dari host.

• P.aeruginisa memiliki kemampuan untuk mensekresikan paling tidak tujuh protease yang berbeda.

Page 7: Jurnal Mata

Pseudomonas aeruginosa

Batang gram negative Ditemukan di peralatan terutama pada daerah yang lembab.

• elastase a, elastase b, elastase yang dimodifikasi, alkaline protease, protease IVm pseudomonas aeruginosa protease kecil, dan exoprotease besar. Las a, las b, elastase modifikasi and ap adalah metalloproteinase yang diproduksi oleh beberapa strain.

• Metalloproteinase ini, lebih spesifiknya las b dan ap telah diteliti memiliki potensi yang besar menyebabkan keratitis. Ensim ini khususnya las b, akan menginjeksi sampai ke stroma kornea dan dapat memediasi kerusakan kornea.

Page 8: Jurnal Mata

Pseudomonas aeruginosa

Batang gram negative Ditemukan di peralatan terutama pada daerah yang lembab.

• PASP protease telah dianalisis memiliki angka relative menimbulkan keratitis.

• Injeksi dari PASP yang murni ke kornea kelinci memberi hasil bahwa terjadinya destruksi epitel dan formasi erosi yang dapat mencapai stroma.

• PASP akan merubah menjadi protease serine yang dapat menjadi inhibitor protease serin dan sebagian inhibitor.

Page 9: Jurnal Mata

Strepococcus pneumonia

Bentuk kokus Gram positif

• S.pneumoniae (pneumokokus) yang kebanyakan besar merupakan penyebab konjungtivitis.

• Organisme ini juga dapat menyebabkan keratitis. Beberapa penelitian epidemiologi mengidentifikasi bahwa pneumokokus sebagai penyebab utama dari keratitis bacterial.

Page 10: Jurnal Mata

Strepococcus pneumonia

Bentuk kokus Gram positif

• S.pneumoniae (pneumokokus) yang kebanyakan besar merupakan penyebab konjungtivitis.

• Organisme ini juga dapat menyebabkan keratitis. Beberapa penelitian epidemiologi mengidentifikasi bahwa pneumokokus sebagai penyebab utama dari keratitis bacterial.

Page 11: Jurnal Mata

Strepococcus pneumonia

Bentuk kokus Gram positif

• Kapsul yang terluar dari S. Pneumoniae, tidak hanya protein tetapi lebih banyak komposisi polisakarida

• Normalnya Pneumokokus berada pada bagian nasofaring manusia dan penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Grifft, Avery dan kawan kawan mendeterminasikan bahwa kapsul polisakarida memiliki karakteristik tampilan koloni lembut. Ini berupakan komponen yang ada untuk S.Pneumoniae sebagai virulensi dan bertahan pada system imun dari host.

Page 12: Jurnal Mata

Strepococcus pneumonia

Bentuk kokus Gram positif

• Virulensi pneumococcal biasanya menginfeksi pneumonia, otitis media, meningitis dan seprikemia yang non kapsular. Dan pada strain non kapsular menunjukan penyebab keratitis

• pneumococcus memiliki berbagai variasi protein yang memiliki karakteristik sebagai faktor virulensi pada model nonokular pada penyakit tersebut.

• Satu contoh proteinnya adalah pneumolisin, yang merupakan racun pada keluarga bakteri dengan sitolisin tergantung kolesterol.

Page 13: Jurnal Mata

Strepococcus pneumonia

Bentuk kokus Gram positif

• Johnson dan Allen pertama mengetahui penemolisin yang pertama bertanggung jawab terhadap kerusakan jaringan okular selama keratitis pneumokokkus

• Penemolisin diketahui berperan besar dalam keratitis sebagai bukti dengan menurunkan virulensi kornea terhadap strain defisiensi pneumolisin pada S. pneumoniae dibandingkan dengan strain induk pada model infeksi intrastromal kelinci.

Page 14: Jurnal Mata

Strepococcus pneumonia

Bentuk kokus Gram positif

• Tambahan bagi temuan ini adalah induksi leukopenia pada kelinci menghasillkan secara signifikan menurunkan keparahan kerusakan kornea dengan tantangan pemantauan dengan pneumolisin yang dimurnikan, mengindikasikan bahwa paling tidak sebagaian bertanggung jawab terhadap terpicunya respon inflamasi dan menyebabkan kerusakan jaringan yang dimediasi oleh sel imun.

Page 15: Jurnal Mata

Strepococcus pneumonia

Bentuk kokus Gram positif

• Usaha untuk menghambat pneumolisin pada kornea mengarahkan penggunaan kolesterol terlarut sebagai terapi topikal.

• Kolesterol topikal menunjukkan pengurangan secara signifikan pada inflamasi kornea yang disebabkan oleh keratitis pneumokokus, dengan tujuan sebagai pesaing bagi kolesterol inang dan menetralkan pneumolisin.

Page 16: Jurnal Mata

Staphylococcus aureus

Bentuk bergerombol seperti anggur Gram positif

• S. aureus adalah penyebab paling umum dari keratitis bakteri dan penyebab penting dari infeksi okular lainnya.

• Kokkus gram positif ini ditemukan pada karier manusia yang menahan organisme ini pada nares anterior, tenggorokan, dan tubuh bagian perianal.

• Strain spesifik bakteri ditemukan pada flora normal sekitar mata yang berperan sebagai sumber organisme yang menginfeksi mata.

• Manusia adalah salah satu dari reservoir bagi organisme ini, dan berbagai binatang, khususnya babi, memiliki peranan penting pada epidemiologi S. aureus.

Page 17: Jurnal Mata

Staphylococcus aureus

Bentuk bergerombol seperti anggur Gram positif

• Keratitis terjadi pada individu yang matanya sesuai dengan berbagai perubahan termasuk pembedahan okular, penggunaan lensa kontak, trauma, infeksi virus, atau penyakit lainnya. S. aureus diketahui baik karena kemampuannya dalam mekanisme evolusi terhadap resistensi antibiotik.

• Mekanisme transfer gen yang muncul pada strain resisten yang tinggi juga dapat merupakan pembawa virulensi transfer.

Page 18: Jurnal Mata

Staphylococcus aureus

Bentuk bergerombol seperti anggur Gram positif

• Mekanisme yang terlibat dalam inisiasi keratitis belum diketahui. S. aureus menunjukkan pengikatan terhadap sel kornea manusia

• Pengikatan pada kornea juga dapat dimediasi oleh adesin yang terikat kolagen pada permukaan S. aureus.

• Selain kemampuan pengikatan ini dan keberadaan organisme sebagai flora normal di mata, keratitis seringkali berkembang. Kemungkinan barier pelindung paling hebat pada mata adalah enzim bakterisidal fosfolipase A2, sebuah komponen pada permukaan lapisan air mata.

Page 19: Jurnal Mata

Staphylococcus aureus

Bentuk bergerombol seperti anggur Gram positif

• Sekali inflamasi terjadi pada bagian sekitar mata, sejumlah fosfolipase A2 ditingkatkan pengeluarannya, jadi memperkuat perlindungan melawan bakteri.

• Studi mengenai rangkaian kejadian yang terjadi ketika bakteri mencapai stroma kornea telah dipelajari secara rinci. Virulensi dari prototipe strain S. aureus diikuti dengan injeksi ke dalam kornea kelinci yang secara signifikan menurunkan mutasi pengkodean gen bagi racun alfa

Page 20: Jurnal Mata

Staphylococcus aureus

Bentuk bergerombol seperti anggur Gram positif

• Racun alfa, sebuah sitotoksin penghancur yang dibuat oleh semua strain S. aureus yang berdekatan.

• Racun alfa menunjukkan penyebab terkelupasnya secara ekstensif epitel kornea, edema kornea, dan iritis yang berat.

• Penelitian menganai mekanisme aksi racun alfa mengindikasikan bahwa racun memasuki membran sitoplasmik dan bergerak secara lateral sampai mencapai tujuh unit subunit ke dalam pengaturan bentuk sebuah celah pada membran sitoplasmik.

Page 21: Jurnal Mata

Staphylococcus aureus

Bentuk bergerombol seperti anggur Gram positif

• Racun alfa tidak hanya merupakan faktor virulensi yang berperan dalam kerusakan jaringan selama keratitis S. aureus; penting juga adalah racun gamma, dua komponen racun ini dibuat oleh seluruh strain S. aureus yang berdekatan.

• Bagaimana racun ini berkaitan dengan kerusakan kornea masih belum terpecahkan, teteapi karena racun-racun ini homolog dengan racun gamma, nampaknya paling tidak satu dari toksin ini memiliki toksisitas terhadap kornea.

Page 22: Jurnal Mata

Terapi fundamental pada keratitis bakteri didasarkan pada aksi terapi antibiotik bakterisidal dalam mengeliminasi bakteri yang mensekresikan racun-racun protein.

KESIMPULAN

Poin untuk terapi bakteri adalah toksin yang disekresikan sekarang dapat dieliminasi tanpa kerusakan jaringan yang sehat.

Kunci dari pengobatan, dan lebih efektif untuk replikasi daripada tidak bereplikasi. Jadi, terapi untuk kornea membutuhkan terapi yang baru, cepat dan lama.

Page 23: Jurnal Mata
Page 24: Jurnal Mata
Page 25: Jurnal Mata
Page 26: Jurnal Mata