Top Banner

of 80

Isi Referat Imunisasi

Jul 07, 2018

Download

Documents

Vivi Silfia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    1/80

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Imunisasi adalah proses menginduksi imunitas secara buatan baik dengan vaksinasi

    (imunisasi aktif) maupun dengan pemberian antibodi (imunisasi pasif). Imunisasi aktif

    menstimulasi sistem imun untuk membentuk antibody dan respon imunseluler yang melawan

    agen penginfeksi, sedangkan imunisasi pasif menyediakan proteksi sementara melalui

    pemberian antibodi yang diproduksi secara eksogen maupun transmisi transplasenta dari ibu

    ke janin .

    Vaksinasi, yang merupakan imunisasi aktif, ialah suatu tindakan yang dengan sengaja

    memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan menstimulasi system imun dan

    menimbulkan kekebalan sehingga nantinya anak yang telah mendapatkan vaksinasi tidak

    akan sakit jika terpajan oleh antigen serupa. Antigen yang diberikan dalam vaksinasi dibuat

    sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit, namun dapat memproduksi limfosit yang

    peka, antibodi, maupun sel memori. Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan

    imunoglobulin yang berasal dari plasma donor. emberian imunisasi pasif hanya memberikan

    kekebalan sementara karena imunoglobulin yang diberikan akan dimetabolisme oleh tubuh.

    !aktu paruh Ig" adalah #$ hari, sedangkan imunoglobulin yang lain (Ig%, IgA, Ig&, Ig')

    memiliki waktu paruh yang lebih pendek. leh karena itu, imunisasi yang rutin diberikan

    pada anak adalah imunisasi aktif yaitu vaksin.

    Indonesia sebagai salah satu negara tropis di dunia rentan terhadap penyakit infeksi.

    ila terpajan dengan penyakit, bahaya kematian pun dapat mengancam. leh *arena itu,

    penyakit infeksi tersebut dapat dicegah. +alah satu langkah pencegahan dari penyakit infeksi

    adalah imunisasi. Angka kematian bayi di Indonesia dalam dua dasawarsa terakhir

    menunjukkan penurunan yang bermakna. Apabila pada tahun - sampai -$/ memerlukansepuluh tahun untuk menurunkan A* dari 0# menjadi # per /// kelahiran hidup1 pada

    tahun -$2 sampai --/ Indonesia berhasil menurunkan A* dari menjadi 20. Angka

    kematian bayi menurun hingga 3# per /// kelahiran hidup pada tahun #/ #. 4al ini terjadi

    salah satunya karena program imunisasi di Indonesia yang berjalan cukup baik.

    'alam lingkup pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama.

    Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya

    menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan hal mutlak yang perlu

    1

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    2/80

    diberikan pada bayi. Imunisasi adalah sarana untuk mencegah penyakit berbahaya, yang

    dapat menimbulkan kematian pada bayi. enurunan insiden penyakit menular telah terjadi

    berpuluh5puluh tahun yang lampau di negara5negara maju yang telah melakukan imunisasi

    dengan teratur dengan cakupan yang luas.

    6ntuk dapat melakukan pelayanan imunisasi yang baik dan benar diperlukan

    pengetahuan dan keterampilan tentang vaksin, ilmu kekebalan tubuh dan cara atau prosedur

    pemberian vaksin yang benar. 'engan melakukan imunisasi, tidak hanya memberikan

    perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak lainnya karena terjadi

    tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi.

    2

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    3/80

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2. 1. Definisi imunisasi

    Istilah imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Immunization is the process of inducing immunity artificially by either vaccination (active immunization)

    or administration of antibody (passive immunization). Vaccination is administration

    of any vaccine or toxoid (inactivated toxin).Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

    terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak

    terjadi penyakit ( 7anuh , #//$ , p /).Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari pemberian dua macam bentuk, yaitu

    imunoglobulin yang non-spesifik atau disebut juga gamaglobulin dan imunoglobulinyang spesifik yang berasal dari plasma donor yang sudah sembuh atau baru saja

    mendapatkan vaksinasi penyakit tertentu. Imunoglobulin non5spesifik digunakan pada

    anak dengan defisiensi imunoglobulin sehingga memberikan perlindungan dengan

    segera dan cepat yang seringkali dapat terhindar dari kematian. 4anya saja

    perlindungan tersebut tidaklah permanen melainkan hanya berlangsung beberapa

    minggu saja. 'emikian pula cara tersebut adalah mahal dan memungkinkan anak

    justru menjadi sakit karena secara kebetulan atau karena suatu kecelakaan serum yangdiberikan tidak bersih dan masih mengandung kuman yang aktif. +edangkan

    imunoglobulin yang spesifik diberikan pada anak yang belum terlindung karena

    belum pernah mendapatkan vaksinasi dan kemudian terserang misalnya penyakit

    difteria, tetanus, hepatitis A dan . #

    Vaksinasi, merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan

    pada suatu antigen berasal dari suatu patogen. Antigen yang diberikan telah dibuat

    demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun memproduksi limfosit yang

    peka, antibodi dan sel memori. 8ara ini menirukan infeksi alamiah yang tidak

    menimbulkan sakit namun cukup memberikan kekebalan. 9ujuannya adalah

    memberikan :infeksi ringan: yang tidak berbahaya namun cukup untuk menyiapkan

    respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang sesungguhnya di kemudian

    hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat membentuk antibodi dan

    mematikan antigen ; penyakit yang masuk tersebut. #

    2. 2. Tujuan imunisasi 3

    3

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    4/80

    9ujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada

    seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau

    bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar.

    *eadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya dapat

    ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit difteria.

    2. 3. Sistem imunitas+istem imun merupakan jaringan kerja kompleks dan interaksi berbagai sel

    tubuh yang pada dasarnya bertujuan untuk mengenal dan membedakan antigen, serta

    mengeliminasi antigen yang dianggap asing. Antigen dapat berupa mikroba hidup

    yang dilumpuhkan atau dimatikan, atau merupakan partikel atau unsur mikroba

    tersebut. +istem imun tubuh kemudian membentuk mekanisme pertahanan terhadap

    antigen yang disebut sebagai respons imun. +ecara garis besar respons imun

    dibedakan menjadi respons imun non5spesifik dan respons imun spesifik. 7espons

    imun non5spesifik tidak ditujukan terhadap antigen tertentu sedangkan respons imun

    spesifik ditujukan khusus untuk struktur antigen tertentu dan tidak dapat bereaksi

    terhadap struktur antigen lain.7espons imun non5spesifik (non5adaptif, innate immunity ) diperankan oleh sel

    makrofag, sel dendrit, neutrofil dan polimorfonuklear lainnya, sel natural killer, sel5

    sel jaringan tubuh (epitel, endotel, sel makrofag jaringan, fibroblast, keratinosit, dll)1serta berbagai produk sel seperti sitokin, interferon, kemokin, komplemen, dan lain5

    lain. 7espons imun non5spesifik dapat teraktivasi dalam beberapa menit atau jam

    setelah infeksi dan pajanan antigen. Aktivasi komponen respons imun non5spesifik ini

    kemudian akan mengaktivasi sistem imun spesifik dalam hitungan waktu yang lebih

    lama.7espons imun terhadap mikroorganisme bermula pada jaringan non5limfoid

    dengan pemeran utama makrofag dan sel dendrit ('8). Aktivasi '8 merupakan

    pencetus awal yang menginisiasi respons imun primer. +elain mengikat antigen

    dengan reseptor permukaan sel maka '8 juga secara aktif melakukan pinositosis dan

    menangkap antigen soluble . Ikatan antara antigen dengan salah satu atau beberapa

    reseptor '8 menginisasi tiga langkah awal respons imun yaitu pemrosesan antigen

    (antigen processing ), migrasi '8 ke kelenjar limfe, dan maturasi '8.+el dendrit imatur bersirkulasi ke seluruh tubuh dan ketika terpajan pada

    patogen akan segera berproses menjadi '8 matur, memodulasi serta mengekspresikan

    berbagai reseptor membran dan molekul kostimulator, kemudian bermigrasi kekelenjar limfe sekunder tempat mereka menginduksi respons sel 9 dan sel . +el

    4

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    5/80

    dendrit akan memproses dan mempresentasikan antigen spesifik, serta membentuk

    sinyal kostimulator terhadap sel 9 untuk mengenal sinyal bahaya yang dibutuhkan

    untuk mengaktifkan sel 9 na

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    6/80

    merangsang aktivitas sel limfosit 9 dan . 'engan demikian dapat dipahami bahwa

    mikroba dengan muatan genom besar akan merangsang respons imun lebih kuat.>ungsi umum 9=7 adalah untuk mendeteksi sinyal yang menunjukkan adanya

    infeksi. 6ntuk menghadapi ancaman organisme menular yang sangat bervariasi,

    sejumlah besar struktur 9=7 disiapkan pada sel imun membran kulit dan lendir yang

    merupakan situs alami masuknya patogen di lokasi berbeda.+inyal dan rangsang mikroba ditangkap dan diteruskan oleh 9=7 pada inti sel

    melalui jalur berbeda yang mengaktifkan respons imun dan melepas berbagai

    mediator dan sitokin yang menimbulkan inflamasi. elepasan mediator dan sitokin

    oleh sel efektor imunitas non5spesifik tidak perlu melalui proses proliferasi atau

    maturasi sel sehingga memberi kesempatan bagi sistem imun spesifik mempersiapkan

    reaksinya.7espons imun spesifik diperankan oleh sel5sel imun khusus yang akan

    menyerang antigen dan mikroba secara spesifik, yaitu dengan produk

    immunoglobulin (respons imun humoral) atau aktivitas selular khusus (respons imun

    selular). 7espons imun spesifik yang efektif memerlukan stimulasi kuat dan lengkap

    dari aktivitas sistem imun non5spesifik. +timulasi non5spesifik yang tidak adekuat

    akan menimbulkan respons imun spesifik yang lemah.7espons imun humoral merupakan aktivitas sel limfosit sedangkan respons

    imun seluler diperankan oleh sel limfosit 9. +ecara umum respons imun spesifik ditujukan khusus terhadap struktur antigen mikroorganisme tertentu yang merangsang

    respons imun tersebut.+etelah pajanan antigen pada sistem imun maka sebagian sel imun spesifik yang

    teraktivasi akan menetap dalam sirkulasi dan sumsum tulang sebagai sel memori.

    +ubpopulasi sel memori ini dengan cepat akan bereplikasi serta bereaksi secara

    spesifik bila terpajan ulang terhadap antigen yang sama, membentuk antibodi dan

    respons imun seluler sekunder. 7espons imun humoral limfosit membutuhkan

    bantuan spesifik limfosit 9 untuk dapat membentuk sel memori (dependen sel).

    =imfosit dapat juga memproduksi immunoglobulin tanpa bantuan limfosit 9

    (independen sel 9) tetapi sel limfosit yang teraktivasi seperti ini tidak dapat

    membentuk sel memori.+ecara sekuensial maka respons imun efektif terhadap penyakit infeksi

    memerlukan stimulasi kuat A% terhadap 77 sehingga terjadi pelepasan mediator

    dan sitokin non5spesifik yang memberi rangsang adekuat bagi aktivitas imunitas

    spesifik, baik respons imun humoral maupun selular. 7angsang adekuat sel 9 akanmengaktivasi proliferasi dan diferensiasi sel menjadi sel plasma (penghasil

    6

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    7/80

    immunoglobulin) dan sel memori. +el 9 sendiri berproliverasi dan berdiferensiasi

    menjadi sel 9 efektor dan sel 9 memori yang akan sangat efektif pada respons imun

    sekunder.7espons imun spesifik yang terbentuk pada saat sistem imun baru mengenal

    suatu antigen disebut sebagai respons imun primer, sedangakan respons imun spesifik

    yang terjadi setelah pengenalan antigen pertama disebut sebagai respons imun

    sekunder. 7espons imun humoral primer timbul agak lama dengan menampilkan

    reseptor membran sel yang spesifik terhadap antigen yang baru dikenal dan

    mengeluarkan produk antibodi serta berbagai sitokin. Antibodi yang dihasilkan pada

    respons imun primer tidak begitu efektif karena kadarnya tidak tinggi dan sebagian

    besar kelas Ig%. 7espons imun sekunder timbul lebih cepat karena aktivitas sel

    memori, baik sel 9 memori maupun sel memori, dengan tampilan reseptor

    membran lebih banyak dan bervariasi, produksi immunoglobulin lebih tinggi dengan

    predominasi Ig", serta kerja sama dan interaksi komponen sistem imun yang lebih

    kompleks. 7espons imun primer tidak begitu kuat dan cepat mereda, sedangkan

    respons imun sekunder jauh lebih kuat dan efektif serta berlangsung lebih lama.erlindungan terhadap penyakit infeksi merupakan kekebalan atau imunitas

    yang dapat diperoleh secara aktif maupun pasif. Imunitas aktif dibentuk oleh sistem

    kekebalan tubuh sendiri, sedangkan imunitas pasif merupakan produk hewan atau

    manusia yang diberikan pada seseorang. Imunitas aktif bertahan dalam jangka

    panjang atau bahkan menetap, sedangkan imunitas pasif bersifat sementara yang akan

    berangsur hilang dalam waktu beberapa minggu atau bulan.entuk imunitas pasif yang paling penting adalah imunitas yang diperoleh bayi

    dari ibu. 9ransfer antibodi maternal melalui plasenta berlangsung terutama pada masa

    5# bulan terakhir kehamilan. rofil antibodi bayi cukup bulan praktis akan sama

    dengan antibodi ibu, yang akan melindungi bayi dari infeksi tertentu beberapa lama.

    (dapat sampai lebihd ari setahun).Imunitas aktif secara klinis dilakukan dengan vaksinasi. 7espons imun efektif

    yang diharapkan dari vaksinasi dikenal sebagai respons imun protektif, respons imun

    yang dapat mencegah penyakit infeksi. 7espons imun protektif diperankan oleh

    immunoglobulin spesifik, walaupun tidak semua immunoglobulin yang terbentuk oleh

    vaksinasi atau bahkan infeksi alamiah berikutnya. %ikroba, terutama virus,

    mempunyai kemampuan untuk menghindar dari sergapan respons imun tubuh.

    %ikroba tersebut dapat menonjolkan suatu struktur antigen yang menjadi target sel

    imun untuk membentuk antibodi, tetapi antibodi tersebut tidak dapat melumpuhkan

    7

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    8/80

    atau mencegah serangan mikroba pada molekul sasaran. Antibodi seperti ini disebut

    sebagai antibodi non5netralisiasi. +ebaliknya antibodi netralisasi secara efektif dapat

    mencegah serangan mikroba terhadap molekul atau sel sasaran.

    7espons imun terhadap vaksin paling efektif diperoleh dari stimulasi antigen

    hidup yang dapat merangsang respons imun mirip dengan pajanan infeksi alamiah,

    tanpa harus mengalami gejala klinis dan komplikasi akibat infeksi tersebut. Vaksin

    harus mempunyai sifat imunogenik kuat dengan sifat reaktogenik minimal dan dapat

    membentuk memori imunologi yang serupa dengan memori imunologi pada infeksi

    alamiah. engurangan sifat reaktogenik sudah tentu akan mengurangi imunogenisitas

    vaksin yang memperlemah kaskade respons imun. ada keadaan seperti itu efektivitas

    antibodi terhadap vaksin menjadi kurang baik dan tidak terjadi pembentukan selmemori karena respons imun sebagian besar diperankan oleh sel .

    &fektivitas vaksin tidak hanya diharapkan dari kemampuannya membentuk

    antibodi protektif dan sel memori, tetapi juga membentuk imunitas seluler protektif,

    yang dapat mencegah penyakit infeksi oleh serangan ?gelombang kedua@ mikroba

    intrasel (terutama oleh progeny virus). Virus dan bakteri intrasel yang lolos dari

    hadangan awal respons imun humoral akan membentuk progeni virus dan anakan

    bakteri yang kemudian akan keluar menginfeksi sel serta jaringan lain dan

    menimbulkan penyakit infeksi. 6ntuk mencegah proses infeksi seperti ini, yang

    biasanya secara klinis terlihat sebagai penyakit infeksi berat, diperlukan aktivitas

    respons imun seluler yang efektif menghancurkan sel serta mikroba patogen yang

    terkandung di dalamnya.Aktivasi secara sinkron respons imun spesifik humoral dan selular

    membutuhkan antigen yang dapat merangsang seluruh komponen sistem imun dengan

    konsisten, terutama stimulasi non5spesifik imunitas alamiah, suatu hal yang tidak mudah diperoleh dari vaksin. ada tahap ini maka sudah tentu perlu pemahaman yang

    baik tentang keseimbangan respons imun untuk membuat vaksin modern yang harus

    tetap bersifat imunogenik dengan reaktogenik minimal.Vaksin yang efektif harus dapat merangsang seluruh komponen sistem imun

    karena respons imun protektif sangat ditentukan oleh peran besar respons imun non5

    spesifik, terutama '8. +ebagai antigen presenting cell maka '8 sangat berperan pada

    tahap awal pengenalan antigen serta mengolah dan mempresentasikannya kepada sel

    imun spesifik limfosit 9 dan . ada dasarnya semua struktur antigen mikroorganisme

    8

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    9/80

    vaksin harus menghadapi setiap lapis respons imun. ada infeksi alamiah tingkat

    interaksi paling kuat terjadi pada mekanisme imun non5spesifik, dan interaksi '8

    dengan mikroba patogen akan member implikasi pada perjalanan respons imun

    berikutnya. +emakin kompleks dan asing karakteristik antigen mikroba makan akan

    semakin kuat pula keterlibatan '8, akan menimbulkan respons imun protektif yang

    tangguh.7espons imun primer terhadap vaksin tidak sebaik respons imun primer

    terhadap infeksi alamiah karena karakter antigen vaksin tidak cukup kuat untuk

    merangsang '8. erbagai vaksin terhadap virus dan bakteri yang sangat baik

    membentuk antibodi terbukti tidak cukup efektif mencegah penyakit infeksi.

    eberapa diantaranya kemudian dapat diperbaiki dengan penambahan adjuvan dan

    proses konjugasi yang pada dasarnya adalah untuk meningkatkan imunogenisitas

    vaksin memoerkuat stimulasi '8.eran sentral '8 matur pada vaksinasi adalah pada kemampuannya untuk

    menginduksi respons imun terhadap danger signals. *egagalan setiap tingkat aktivitas

    dan fungsi '8 akan menyebabkan inefektivitas vaksin. Vaksin yang baik harus

    mampu menyajikan danger signals cukup kuat oleh sediaan antigen dan;atau adjuvan

    yang diberikan. +etiap rancangan pembuatan vaksin modern mempertimbangkan dan

    membuat strategi optimalisasi fungsi '8.embuatan vaksin modern juga tidak hanya memperhitungkan proses konyugasi

    atau menambah adjuvan saja tetapi juga memberi umpan langsung pada '8. 6nsur

    antigen vaksin ditumpangkan pada unsur sel atau inti sel suatu mikroorganisme yang

    secara alamiah atau dengan rekayasa genetic memang akan difagosit oleh '8.

    %ikroorganisme tumpangan yang sudah dikenal oleh '8, dengan pengertian bahwa

    '8 sudah mempunyai reseptor terhadap struktur antigen mikroba tersebut. Ikatan

    kuat antara keduanya akan menimbulkan respons imun adekuat yang diharapkan

    dapat member respons imun protektif karena sejak awal respons imun primer terhadap

    vaksin sudah mengaktifkan '8 dengan baik.eberapa protein permukaan sel mikroba sudah dapat dikenal oleh sistem imun

    dan cukup menimbulkan respons imun adekuat untuk fungsi protektif. +truktur lain

    seperti polisakarida (rantai panjang molekul sakarida pembentuk dinding sel bakteri

    tertentu) kurang efektif sebagai antigen sehingga respons imun yang terbentuk kurang

    protektif. Antigen polisakarida bersifat independen sel 9 yang secara imunogenik

    tidak konsisten pada anak usia kurang dari # tahun, dan pemberian berulang tidak

    menunjukkan efek penguatan (booster, tidak terbentuk sel memori). Antibodi yang

    9

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    10/80

    terbentuk oleh vaksin polisakarida secara fungsional kurang aktif karena sebagian

    besar berupa Ig% dan sedikit Ig". 6ntuk meningkatkan imunogenisitas polisakarida

    dilakukan proses konjugasi dengan protein sehingga vaksin polisakarida bersifat

    dependen sel 9 dan memperoleh respons imun efektif sebab terbentuk sel 9.ada masa awal pembuatannya, vaksin berasal dari bakteri yang dimatikan,

    virus yang dilemahkan atau yang diinaktivasi, atau toksoid bakteri dengan metode

    purifikasi sederhana sehingga masih mengandung cukup adjuvan intrinsik. Vaksin

    seperti ini, yang masih mengandung partikel endotoksin dan eksotoksin aktif tentu

    tidak hanya merangsang sel limfosit membentuk antibodi, tetapi juga menimbulkan

    respons hampir seluruh komponen sistem imun. +ecara klinis vaksin tersebut

    mempunyai sifat reaktogenik kuat yang dapat menimbulkan berbagai gejala inflamasi

    sistemik yang mengganggu, misalnya demam tinggi, kejang demam, sampai sindrom

    "uillain5 arre.Vaksin modern dibuat dari bahan yang sama tetapi dengan metode purifikasi

    protein yang lebih canggih dan teknologi rekayasa genetic yang menghasilkan antigen

    jauh lebih spesifik dan murni sehingga mengurangi reaktogenisitas vaksin. 9etapi

    proses purifikasi antigen tingkat tinggi tersebut akan mengeliminasi juga komponen

    adjuvan intirnsik dan menurunkan imunogenisitas vaksin. 6ntuk mengatasi

    kekurangan ini maka pada formula vaksin dapat ditambahkan adjuvan imunologik

    untuk meningkatkan imunogenisitasnya.emilihan adjuvan terutama penting untuk vaksin kombinasi yang

    mempergunakan antigen multiple dengan tingkat purifikasi tinggi dari berbagai galur

    suatu patogen atau dari mikroorganisme berbeda. 7espons imun protektif terhadap

    antigen multiple yang terkandung dalam vaksin kombinasi harus ekivalen dengan

    respons terhadap setiap antigen vaksin bila diberikan terpisah.emilihan adjuvan harus mempertimbangkan aspek keamanan vaksin sehingga

    efek peningkatan imunogenisitas adjuvan sebanding dengan potensi risiko reaksisimpang akibat adjuvan. +ejauh ini reaksi simpang tersering akibat adjuvan adalah

    reaksi lokal pada tempat suntikan. emakaian adjuvan yang efektif dan aman akan

    mengurangi besaran antigen pada setiap dosis vaksin secara bermakna sehingga

    secara keseluruhan kuantitas penyediaan vaksin dapat ditingkatkan. +elain itu dengan

    penambahan adjuvan akan dapat dibuat sediaan vaksin baru yang dapat diberikan

    secara transkutan atau melalui mukosa sehingga akan memperbaiki kepatuhan

    vaksinasi, meningkatkan efektivitas, dan mengurangi biaya produksi serta distribusi

    vaksin.

    10

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    11/80

    +ecara garis besar vaksin dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vaksin dari

    mikroba hidup dilemahkan (vaksin hidup) dan vaksin mikroba yang diinaktivasi

    (vaksin inaktivasi). !aksin hidup dibuat dengan memodifikasi virus atau bakteri

    patogen di laboratorium. Vaksin inaktivasi dapat berupa virus dan bakteri utuh (whole

    cell) atau fraksi patogen, atau gabungan keduannya. Vaksin fraksional dapat berbasis

    protein atau polisakarida. Vaksin berbasis protein dapat berua toksoid (toksin bakteri

    inaktif), dan produk subunit atau subvirion. Vaksin berbasis polisakarida umumnya

    terbuat dari polisakarida murni dinding sel bakteri. Vaksin polisakarida dapat

    dikonjugasikan secara kimiawi dengan protein sehingga sifat antigenik vaksin

    polisakarida tersebut menjadi lebih poten.Vaksin hidup bersifat labil dan mudah rusak oleh paparan suhu panas dan

    cahaya sehingga menjadi tidak efektif. *arena itu vaksin hidup harus dibawa dan

    disimpan dengan cara yang aman dari penyebab kerusakan tersebut. Virus atau bakteri

    dalam vaksin hidup diharapkan dapat bereplikasi dalam tubuh penerima vaksin

    sehingga cukup diberikan dalam dosis relative kecil.Vaksin inaktif tidak mengandung mikroba hidup, tidak bereplikasi, dan tidak

    berpotensi menimbulkan penyakit. Vaksin inaktif diberikan melalui suntikan, selalu

    dengan dosis multiple, dan umumnya tidak dipengaruhi oleh antibodi sirkulasi. Vaksin

    inaktif juga memerlukan dosis penguatan karena antibodi yang terbentuk akan

    menurun seiring dengan perjalanan waktu. 7espons imun yang terbentuk sebagian

    besar bersifat humoral dan hanya sedikit merangsang respons imun selular.+elain kedua jenis vaksin tadi dikenal pula vaksin rekombinan yang dibentuk

    dengan rekayasa genetik. 8ontohnya adalah vaksin hepatitis rekombinan yang

    dibuat dengan insersi segemen ' A hepatitis ke dalam gen sel ragi. ada proses

    pertumbuhannya kelak sel ragi yang telah dimodifikasi ini akan menghasilkan antigen

    permukaan hepatitis murni.

    ada dasarnya vaksinasi bertujuan untuk membentuk imunitas protektif spesifik penerima vaksin. Vaksin yang efektif harus memperhatikan beberapa hal yang dapat

    mempengaruhi pembentukan imunitas protektif, misalnya keberadaan antibodi

    maternal saat vaksinasi, interval vaksin, dosis vaksin, jenis adjuvan, factor genetik,

    usia, tingkat nutrisi, genetic dan penyakit pada penderita vaksin, serta beberapa

    masalah teknis pemberian vaksin. +ebagian besar factor yang mempengaruhi

    keberhasilan vaksin sudah diteliti serta dilaporkan oleh produsen vaksin, dan laporan

    berupa brosur vaksin tersebut harus dibaca dan dipahami dengan baik pada setaip

    vaksinasi.

    11

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    12/80

    Badwal imunisasi harus memperhatikan interval pemberian vaksin, terutama

    untuk vaksin hidup. %ediator yang diproduksioleh stimulasi vaksin dapat

    mengganggu efektivitas imunisasi. eberapa mediator dansitokin berinterferensi

    dengan sel imunokompeten dan mengurangi efektifitas perlindungan antibodi. ada

    umumnya interval 0 minggu cukup untuk mengatasi interferensi mediator dan sitokin

    tersebut.7espons imun terhadap vaksin dipengaruhi oleh kadar antibodi sirkulasi.

    Antibodi protektif maternal dalam sirkulasi bayi dapat berinterferensi dengan antigen

    vaksin. Apabila antibodi maternal masih tinggi sebaiknya pemberian vaksin ditudan

    sampai usia tertentu, seperti pada vaksinasi campak di daerah endemis diberikan pada

    usia - bulan. amun, pada daerah non5endemis titer antibodi campak maternal tidak

    begitu tinggi, antara lain karena antibodi maternal hanya diperoleh dari imunisasi ibu

    dan tidak terjadi boostering alamiah.7espons imun primer terhadap vaksin sangat lemah bila dibandingkan dengan

    respons imun primer terhadap infeksi alamiah. leh karena itu, vaksinasi primer

    terutama untuk vaksin inaktif, memerlukan vaksinasi ulang untuk mencapai tingkat

    imunitas protektif. 7espons terhadap dosis pertama vaksin inaktif lebih bersifat

    sebagai pembentukan respons imun awal (priming ) yang menjadi dasar pembentukan

    imunitas protektif. 'osis berikutnya pada vaksinasi primer merupakan vaksinasi ulang

    yang membentuk tingkat antibodi protektif. Vaksinasi ulang diberikan pada saat

    respons imun terhadap dosis pertama atau dosis sebelumnya pada vaksinasi primer

    mulai menurun, pada umumnya 05C minggu setelah dosis sebelumnya. 9ergantung

    dari karakteristik antigen vaksin inaktif maka vaksin penguatan perlu diberikan satu

    atau beberapa kali untuk mencapai tingkat kekebalan protektif primer. Vaksin hidup

    umumnya diberikan satu kali sebagai vaksinasi primer dan tidak memerlukan

    vaksinasi ulang.+ejalan dengan bertambahnya usia maka tingkat kekebalan protektif vaksin

    secara perlahan akan memudar sehingga harus diberi vaksin penguatan untuk menjaga

    tingkat respons imun protektif. Badwal vaksinasi penguatan sangat bergantung dari

    karakteristik antigen serta infeksi alamiah dalam lingkungan., infeksi alamiah pada

    seseorang yang telah mendapat vaksinasi dengan capaian respons imun protektif

    umumnya bersifat subklinis dan member efek penguatan ( boostering effects ). 4ampir

    semua vaksin memerlukan vaksinasi penguatan terutama bila penyakit infeksi yang

    akan dicegah sudah jarang ditemukan.

    12

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    13/80

    2. 4. Kualitas an !uantitas "a!sin 3

    Vaksin adalah mikroorganisme atau toksoid yang diubah sedemikian rupa sehingga

    patogenisitas atau toksisitasnya hilang tetapi masih tetap mengandung sifat antigenisitas.

    eberapa faktor kualitas dan kuantitas vaksin dapat menentukan keberhasilan vaksinasi,seperti cara pemberian, dosis, frekuensi pemberian ajuvan yang dipergunakan, dan jenis

    vaksin.• #a$a %em&e$ian vaksin akan mempengaruhi respons imun yang timbul. %isalnya

    vaksin polio oral akan menimbulkan imunitas lokal di samping sistemik, sedangkan

    vaksin polio parenteral akan memberikan imunitas sistemik saja.• D'sis "a!sin terlalu tinggi atau terlalu rendah juga mcmpengaruhi respons imun yang

    terjadi. 'osis terialu tinggi akan menghambat respons imun yang diharapkan, sedang

    dosis terlalu rendah tidak merangsang sel imunokompeten. 'osis yang tepat dapat

    diketahui dari hasil uji klinis, karena itu dosis vaksin harus sesuai dengan dosis yang

    direkomendasikan.• ($e!uensi %em&e$ian juga mempengaruhi respons imun yang terjadi. +ebagaimana

    telah kita ketahui, respons imun sekunder menimbulkan sel efektor aktif lebih cepat,

    lebih tinggi produksinya, dan afinitasnya lebih tinggi. 'i samping frekuensi, jarak

    pemberian pun akan mempengaruhi respons imun yang terjadi. ila pemberianvaksin

    berikutnya diberikan pada saat kadar antibodi spesifik masih tinggi, makaantigen yangmasuk segera dinetralkan oleh antibodi spesifik yang masih tinggi tersebut sehingga

    tidak sempat merangsang sel imunokompeten. ahkan dapatterjadi apa yang

    dinamakan reaksi Arthus, yaitu bengkak kemerahan di daerah suntikan antigen akibat

    pembentukan kompleks antigen antibodi lokal sehinggaterjadi peradangan lokal.

    *arena itu pemberian ulang (booster) sebaiknya mengikutiapa yang dianjurkan sesuai

    dengan hasil uji klinis.• Aju"an adalah Dat yang secara nonspesifik dapat meningkatkan respons imun

    terhadap antigen. Ajuvan akan meningkatkan respons imun dengan mempertahankan

    antigen pada atau dekat dengan tempat suntikan, dan mengaktivasi set A 8 (antigen

    presenting cells) untuk memproses antigen secara efektif dan memproduksi

    interleukin yang akan mengaktifkan sel imunokompetenlainnya.• Jenis "a!sin , vaksin hidup akan menimbulkan respons imun lebih baik dibanding

    vaksin mati atau yang diinaktivasi (killed atau inactivated) atau bagian (komponen)

    dari mikroorganisme.

    2. ). Pe$s*a$atan "a!sin

    13

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    14/80

    'engan mempelajari respons imun yang terjadi pada pajanan antigen, maka

    terdapat empat faktor sebagai persyaratan vaksin, yaitu E. mengaktivasi A 8 untuk mempresentasikan antigen dan memproduksi

    interleukin,

    #. mengaktivasi sel 9 dan sel untuk membentuk banyak sel memori3. mengaktivasi sel 9 dan sel 9c terhadap beberapa epitop, untuk mengatasi variasi

    respons imun yang ada dalam populasi karena adanya polimorfisme %480. memberi antigen yang persisten, mungkin dalam sel folikular dendrit jaringan

    limfoid tempat sel memori direkrut sehingga dapat merangsang sel sewaktu5

    waktu menjadi sel plasma yang membentuk antibodi terus menerus sehingga

    kadarnya tetap tinggi.

    2. +. Jenis "a!sin

    ada dasarnya, vaksin dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu vaksin live attenuated

    (bakteri atau virus hidup yang dilemahkan) dan vaksin inactivated (bakteri, virus atau

    komponennya yang dibuat tidak aktif). +ifat vaksin live attenuated dan inactivated

    berbeda sehingga hal ini menentukan bagaimanan vaksin ini digunakan. 3

    Vaksin live attenuated diproduksi di laboratorium dengan cara menurunkan

    virulensi virus atau bakteri penyebab penyakit, misalnya virus yang hanya hidup pada sel

    manusia dibiakkan dalam jaringan hidup mamalia. Vaksin yang dihasilkan masih

    memiliki kemampuan untuk bereplikasi dan menimbulkkan kekebalan tetapi tidak

    menyebabkan penyakit. 3

    Vaksin inactivated dapat terdiri atas seluruh tubuh virus atau bakteri, atau

    komponen (fraksi) dari kedua organisme tersebut. Vaksin komponen dapat berbasis

    protein atau berbasis polisakarida. Vaksin yang berbasis protein termasuk toksoid (toksin

    bakteri yang inactivated) dan produk subunit atau sub5virion. +ebagian besar vaksin

    berbasis polisakarida terdiri atas dinding sel polisakarida asli bakteri. Vaksin konjugasi

    (con!ugated vaccine ) polisakarida adalah vaksin polisakarida yang secara kimiawi

    disambung dengan protein, dengan cara onjugasi sehingga lebih imunogenik.3

    14

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    15/80

    Vaksin live attenuated

    Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar (wild) penyebab penyakit. Virus

    atau bakteri liar ini dilemahkan (attenuated) di laboratorium, biasanya dengan cara

    pembiakan berulang5ulang. %isalnya vaksin campak yang dipakai sampai sekarang,

    diisolasi untuk mengubah virus liar campak menjadi virus vaksin dibutuhkan / tahun

    dengan cara melakukan penanaman pada jaringan media pembiakan secara serial dari

    seorang anak yang menderita penyakit campak pada tahun -20. 3

    +upaya dapat menimbulkan respons imun, vaksin live attenuated harus

    berkembang biak (mengadakan replikasi) di dalam tubuh resipien. +uatu dosis kecil virus

    atau bakteri yang diberikan, yang kemudian mengadakan replikasi di dalam tubuh dan

    meningkat jumlahnya sampai cukup besar untuk memberi rangsangan suatu respons

    imun. 3

    Apapun yang merusak organisme hidup dalam botol (misalnya panas atau cahaya)

    atau pengaruh luar terhadap replikasi organisme dalam tubuh (antibodi yang beredar)

    dapat menyebabkan vaksin tersebut tidak efektif. 3

    !alaupun vaksin live attenuated menyebabkan penyakit, umumnya bersifat ringan

    dibanding dengan penyakit alamiah dan itu dianggap sebagai kejadian ikutan ( adverse

    event ). 7espons imun terhadap vaksin hidup attenuated pada umumnya sama dengan

    yang diakibatkan oleh infeksi alamiah. 7espons imun tidak membedakan antara suatu

    infeksi dengan virus vaksin yang dilemahkan dan infeksi dengan virus liar. 3

    Vaksin virus live attenuated secara teoritis dapat berubah menjadi bentuk patogenik

    seperti semula. 4al ini hanya terjadi pada vaksin polio hidup. 3

    Imunitas aktif dari vaksin hidup attenuated tidak dapat berkembang karena pengaruh dari antibodi yang beredar. Antibodi dari sumber apapun (misalnya

    transplasental, transfusi) dapat mempengaruhi perkembangan vaksin mikroorganisme

    dan menyebabkan tidak adanya respons (non response). Vaksin campak merupakan

    mikroorganisme yang paling sensitif terhadap antibodi yang beredar dalam tubuh. Virus

    vaksin polio dan rotavirus paling sedikit terkena pengaruh. 3

    15

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    16/80

    Vaksin live attenuated bersifat labil dan dapat mengalami kerusakan bila kena

    panas dan sinar, maka harus dilakukan pengelolaan dan penyimpanan dengan baik dan

    hati5hati. 3

    Vaksin hidup attenuated yang tersedia antara lain vaksin campak, gondongan

    (parotitis epidemika), rubella, polio, rotavirus, yellow fever, dan 8". 3

    Vaksin inactivated

    Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus dalam

    media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif ( inactivated ) dengan

    penambahan bahan kimia (biasanya formalin). 6ntuk vaksin fraksional, organisme

    tersebut dibuat murni dan hanya komponen5komponennya yang dimasukkan dalamvaksin (misalnya kapsul polisakarida dari kuman pneumokokus). 3

    Vaksin inactivated tidak hidup dan tidak dapat tumbuh, maka seluruh dosis antigen

    dimasukkan dalam suntikan. Vaksin ini tidak menyebabkan penyakit (walaupun pada

    orang dengan defisiensi imun) dan tidak dapat mengalami mutasi menjadi bentuk

    patogenik. 9idak seperti antigen hidup, antigen inactivated umumnya tidak dipengaruhi

    oleh antibodi yang beredar. Vaksin inactivated dapat diberikan saat antibodi berada di

    dalam sirkulasi darah. 3

    Vaksin inactivated selalu membutuhkan dosis ganda. ada umumnya, pada dosis

    pertama tidak menghasilkan imunitas protektif, tetapi hanya memacu atau menyiapkan

    sistem imun. 7espons imun protektif baru timbul setelah dosis kedua atau ketiga. 4al ini

    berbeda dengan vaksin hidup, yang mempunyai respons imun mirip atau sama dengan

    infeksi alami, respons imun terhadap vaksin inactivated sebagian besar humoral, hanya

    sedikit atau tak menimbulkan imunitas selular. 9iter antibodi terhadap antigen

    inactivated menurun setelah beberapa waktu. +ebagai hasilnya maka vaksin inactivated

    membutuhkan dosis suplemen (tambahan) secara periodik. 3

    ada beberapa keadaan suatu antigen untuk melindungi terhadap penyakit masih

    memerlukan vaksin seluruh sel ( "hole cell ), namun vaksin bakterial seluruh sel bersifat

    paling reaktogenik clan menyebabkan paling banyak reaksi ikutan atau efek samping. Ini

    disebabkan respons terhadap komponenF5komponen sel yang sebenarnya tidak

    diperlukan untuk perlindungan (contoh antigen pertusis dalam vaksin ' 9).3

    16

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    17/80

    Vaksin inactivated yang tersedia saat ini berasal dariE 3

    • +eluruh sel virus yang inactivated , contoh influenDa, polio, rabies, hepatitis A.• +eluruh bakteri yang inactivated, contoh pertusis, tifoid, kolera, lepra.•

    Vaksin fraksional yang masuk sub5unit, contoh hepatitis , influenDa, pertusis a5seluler, tifoid Vi, lyme disease,

    • 9oksoid, contoh difteria, tetanus, botulinum,• olisakarida murni, contoh pneumokokus, meningokokus, clan 4aemophilus

    influenDae tipe b.• "abungan polisakarida ( 4aemophillus influenDae tipe b dan pneumokokus)

    2. ,. Pen*im%anan "a!sin 4

    Vaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan kehilangan

    potensinya. Instruksi pada lembar penyuluhan (brosur) informasi produk harusdisertakan. Aturan umum untuk sebagian besar vaksin, bahwa vaksin harus

    didinginkan pada temperatur #5$G 8 dan tidak membeku. +ejumlah vaksin (' 9, 4ib,

    hepatitis , dan hepatitis A) menjadi tidak aktif bila beku. engguna dinasehatkan

    untuk melakukan konsultasi guna mendapatkan informasi khusus vaksin5vaksin

    individual, karena beberapa vaksin ( V dan #ello" fever) dapat disimpan dalam

    keadaan beku.+ecara umum vaksin terdiri dari vaksin hidup dan vaksin mati (inaktif) yang

    mempunyai ketahanan dan stabilitas yang berbeda terhadap perbedaan suhu. leh

    karena itu, harus diperhatikan syarat5syarat penyimpanan dan transportasi vaksin

    untuk menjamin potensinya ketika diberikan kepada anak. ila syarat5syarat tidak

    dipenuhi maka vaksin akan kehilangan potensinya untuk merangsang kekebalan

    tubuh, bahkan bisa menimbulkan kejadian ikutan pasca imunisasi (*I I) yang tidak

    diharapkan. 6ntuk menghindari hal5hal yang tidak diinginkan dibutuhkan pemahaman

    mengenai ketahanan vaksin terhadap perbedaan suhu dan pemahaman rantai vaksin

    (cold5chain). +elain itu perlu juga mengenali kondisi vaksin yang sudah tidak dapat

    dipergunakan lagi, antara lain dari tanggal kadaluwarsa, warna cairan, kejernihan,

    endapan, warna vaccinevial monitor (VV%), kerusakan label, dan sisa vaksin yang

    sudah dilarutkan.

    -antai a!sin7antai vaksin adalah rangkaian proses penyimpanan dan transporasi vaksin

    dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai prosedur untuk menjamin kualitas

    vaksin sejak dari pabrik sampai diberikan kepada pasien. 7antai vaksin terdiri dari

    17

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    18/80

    proses penyimpanan vaksin di kamar dingin, di lemari pendingin, di dalam alat

    pembawa vaksin, pentingnya alat5alat untuk mengukur dan mempertahankan suhu.+ecara umum ada # jenis vaksin, yaitu vaksin hidup (polio oral, 8", campak,

    %%7, varicella, dan demam kuning) dan vaksin mati (' 9, 4ib, pneumokokus,

    typhoid, influenDa, polio inaktif, meningokokus). erlu diketahui suhu optimum untuk

    setiap vaksin sesuai petunjuk penyimpanan dari pabrik masing5masing.

    Su/u 0%timum Untu! a!sin Hi u%+ecara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu H# s;d H$ / 8, di atas

    suhu H$ / 8 vaksin hidup akan cepat mati, vaksin polio hanya bertahan # hari, vaksin

    8" dan campak yang belum dilarutkan mati dalam hari. Vaksin hidup potensinya

    masih tetap baik pada suhu kurang dari # / 8 s;d beku. Vaksin polio oral yang belum

    dibuka lebih bertahan lama (# tahun) bila disimpan pada suhu 5#2 / 8 s;d 5 2 / 8, namun

    hanya bertahan C bulan pada suhu H# / 8 s;d H$ / 8.Vaksin 8" dan campak berbeda, walaupun disimpan pada suhu 5#2 / 8 s;d

    5 2/ 8, umur vaksin tidak lebih lama dari suhu H# / 8 s;d H$ / 8, yaitu 8" tetap tahun

    dan campak tetap # tahun. leh karena itu, vaksin 8" dan campak yang belum

    dilarutkan tidak perlu disimpan di 5#2 s;d 5 2 / 8 atau di dalam freezer.

    Su/u 0%timum Untu! a!sin atiVaksin mati sebaiknya disimpan dalam suhu H# / 8 s;d H$ / 8 juga, pada suhu

    dibawah H# / 8 (beku) vaksin mati (inaktif) akan cepat rusak. ila beku dalam suhu

    5/,2 / 8 vaksin hepatitis dan ' 954epatitis (kombo) akan rusak dalam jam,

    tetapi dalam suhu diatas $ / 8 vaksin hepatitis bisa bertahan sampai 3/ hari, ' 95

    hepatitis kombinasi sampai 0 hari. 'ibekukan dalam suhu 52 / 8 s;d 5 / / 8 vaksin

    ' 9, '9, dan 99 akan rusak dalam ,2 s;d # jam , tetapi bisa bertahan sampai 0 hari

    dalam suhu diatas $ / 8.Kama$ Din in an Kama$ Be!u

    *amar dingin (cold room) dan kamar beku (freeze room) umumnya berada di pabrik, distributor pusat, 'ep*es atau 'inas *esehatan ropinsi, berupa ruang yang

    besar dengan kapasitas 25 //m 3, untuk menyimpan vaksin dalam jumlah yang besar.

    +uhu kamar dingin berkisar antara H# / 8 s;d H$ / 8, terutama untuk menyimpan vaksin5

    vaksin yang tidak boleh beku. +uhu kamar beku berkisar antara 5#2 / 8 s;d 5 2 / 8,

    untuk menyimpan vaksin yang boleh beku, terutama vaksin polio. *amar dingin dan

    kamar beku harus beroprasi terus menerus, menggunakan # alat pendingin yang

    bekerja bergantian. Alarm akan berbunyi bila suhu kurang dari # / 8, atau diatas $ / 8,

    atau listrik padam. intu tidak boleh sering dibuka tutup. *amar dingin dan kamar

    18

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    19/80

    beku tidak boleh digunakan untuk membuat coolpack atau cold pack$ atau meletakkan

    benda5benda lain.

    Lema$i Es an ($ee e$+etiap lemari es sebaiknya mempunyai stop kontak tersendiri. Barak lemari es

    dengan dinding belakang /5 2 cm, kanan kiri 2 cm, sirkulasi udara disekitarnya

    harus baik. =emari es tidak boleh terkena panas matahari langsung.+uhu di dalam lemari es harus berkisar H# / 8 s;d H$ / 8, digunakan untuk

    menyimpan vaksin5vaksin hidup maupun mati, dan untuk membuat cool pack (kotak

    dingin cair). +edangkan suhu di dalam freeDer berkisar antara 5#2 / 8 s;d 5 2 / 8, khusus

    untuk menyimpan vaksin polio dan pembuatan cold pack (kotak es beku).9ermostat di dalam lemari es harus diatur sedemikian rupa sehingga suhunya

    berkisar antara H#/

    8 s;d H$/

    8 dan suhu freeDer berkisar antara 5 2/

    8 s;d 5#2/

    8.erubahan suhu dapat diketahui setelah #0 jam pengaturan termostat, dengan melihat

    termometer 'ial atau %uller yang diletakkan pada rak #. 'i dalam lemari es lebih

    baik bila dilengkapi dengan freeze "atch atau freeze tag pada rak ke 3, untuk

    memantau apakah suhunya pernah mencapai dibawah / derajat. +ebaiknya pintu

    lemari es hanya dibuka # kali sehari, yaitu ketika mengambil vaksin dan

    mengembalikan sisa vaksin.intu lemari es ada dua jenis E membuka ke depan dan membuka ke atas,

    masing5masing mempunyai keuntungan dan kerugian. =emari es dengan pintu

    membuka ke atas lebih dianjurkan untuk penyimpanan vaksin. ila pada dinding

    lemari es telah terdapat bunga es, atau di freeDer telah mencapai tebal #53 cm harus

    segera dilakukan pencairan (defrost) . 8abut kontak listrik lemari es, biarkan pintu

    lemari es dan freeDer terbuka selama #0 jam, kemudian bersihkan.

    Susunan a!sin i Dalam Lema$i Es*arena vaksin hidup dan vaksin inaktif mempunyai daya tahan berbeda

    terhadap suhu dingin, maka kita harus mengenali bagian yang paling dingin dari

    lemari es. *emudian kita meletakkan vaksin hidup dekat dengan bagian yang paling

    dingin, sedangkan vaksin mati jauh dari bagian yang paling dingin. 'iantara kotak5

    kotak vaksin beri jarak selebar jari tangan (sekitar # cm) agar udara dingin bisa

    menyebar merata ke semua kotak vaksin.

    Lema$i Es Den an Pintu em&u!a Ke De%anagian yang paling dingin lemari es ini adalah dibagian paling atas ( freezer ).

    'idalam freezer disimpan cold pack , sedangkan rak tepat dibawah freezer untuk meletakkan vaksin5vaksin hidup, karena tidak mati pada suhu rendah. 7ak yang lebih

    19

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    20/80

    jauh dari freeDer untuk meletakkan vaksin mati (inaktif) untuk menghindari rusak

    karena beku. hermometer %ial& 'uller diletakkan pada rak #, freeze "atch& freeze

    tag pada rak 3.

    Lema$i Es Den an Pintu em&u!a Keatasagian yang paling dingin dalam lemari es ini adalah bagian tengah

    (evaporator ) yang membujur dari depan ke belakang. leh karena itu vaksin hidup

    diletakkan di kanan5kiri bagian yang paling dingin. Vaksin mati diletakkan dipinggir,

    jauh dari evaporator . eri jarak antar kotak vaksin selebar jari tangan ( ± # cm).

    letakkan thermometer %ial& 'uller& freeze "atch& freeze tag dekat vaksin hidup.

    20

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    21/80

    a a/ Pem&a5a a!sin6ntuk membawa vaksin dalam jumlah sedikit dan jarak tidak terlalu jauh dapat

    menggunakan cold box atau vaccine carrier (termos). old box berukuran lebih besar,

    dengan ukuran 0/5 / liter, dengan penyekat suhu dari polyuretan, selain untuk

    transportasi dapat juga untuk menyimpan vaksin sementara. 6ntuk mempertahankan

    suhu vaksin di dalam cold box ;termos dimasukkan cold pack&cool pack

    21

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    22/80

    Cool Pack dan Cold Pack old pack berisi air yang dibekukan dalam suhu 5 2 s;d 5#2 ° 8 selama #0 jam,

    biasanya didalam wadah plastik berwarna putih. ool pack berisi air dingin tidak

    beku yang didinginkan dalam suhu #5$ ° 8 selama #0 jam, biasanya dalam wadah

    plastik berwarna merah atau biru. old pack dimasukkan dalam termos untuk mempertahankan suhu vaksin ketika membawa vaksin hidup, sedangkan cool pack

    untuk membawa vaksin mati dan vaksin hidup.

    Sta&ilitas "a!sin %a a &e$&a ai tem%e$atu$e

    a!sinSta&ilitas %a a &e$&a ai tem%e$atu$e %en*im%anan

    6 # 278 # 2272) # 3)73, # 93, #

    8"

    kering

    9ahan

    sampai

    5#/ ° 8

    # bulan erkurang #25

    0/J setelah #

    bulan

    erkurang,

    hanya #53

    minggu

    erkurang 3J dalam 3

    hari

    22

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    23/80

    8"

    terlarut

    9idak boleh

    disimpan

    beku

    9ahan sampai

    3 jam

    9idak tahan 9idak tahan 9idak tahan

    ' a9,' w9,

    '9

    7usak padatemp K/ ° 8

    dan L#2 ° 8

    '9 sampai $5#0 bulan,

    pertusis

    berkurang

    potensi secara

    lambat

    '9 sampai 05C bulan, pertusis

    berkurang

    dalam #

    minggu

    '9 sampai minggu,

    pertusis

    berkurang

    2/J dalam

    minggu

    '9 stabil # minggu pada02 ° 8, berkurang dalam

    beberapa hari pada 23 ° 8,

    dalam beberapa jam pada

    C/5C2° 8. pertusis

    berkurang /J sehari

    pada 02 ° 8, rusak pada

    2/ ° 8

    4epatitis 7udak,

    tidak boleh

    dipakai lagi

    +tabil # tahun +tabil 3/ hari +tabil hari +tabil 3 hari

    V +tabil #

    tahun

    +tabil +tabil minggu Informasi (5) %asih poten dalam #0 jam

    8ampak;

    %%7

    kering

    +tabil +tabil # tahun +tabil bulan +tabil

    minggu

    erkurang 2/J dalam #53

    hari pada 0 ° c, $/J pada

    20 ° 8

    8ampak;

    %%%r

    terlarut

    7usak, tidak

    boleh

    dipakai

    9erlindung dari

    cahaya, stabil $

    jam,

    sebaliknya

    hanya tahan jam

    erkurang 2/J

    dalam jam,

    /J dalam 3

    jam, sensitive

    pada sinar

    =abil dalam

    #5 jam,

    sensitive

    sinar

    Inaktif dalam jam,

    sensitive sinar

    4ib7 59

    *ering,

    stabil9idakboleh

    beku

    +tabil +tabil sampai

    #0 bulan pada

    #2 ° 8

    Informasi (5) Informasi (5)

    %eningo

    kokus

    *ering dan

    terlarutrusak

    *ering stabil,

    terlarut harussegera

    9idak tahan 9idak tahan 9idak tahan

    23

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    24/80

    digunakan

    neumok

    okus

    7usak, tidak

    boleh

    digunakan

    +tabil 9idak tahan 9idak tahan 9idak tahan

    Varisela

    terlarut

    7usak, tidak

    boleh

    digunakan

    =angsung

    digunakan,

    stabil dalam

    waktu -/@

    9idak tahan 9idak tahan 9idak tahan

    Varisela

    kering

    +tabil #

    tahun

    +tabil dalam

    -/ hari

    9idak tahan 9idak tahan 9idak tahan

    4epatitis

    A

    7usak, tidak

    boleh

    digunakan

    +tabil sampai

    3C bulan

    +tabil 2 bulan +tabil 2

    bulan

    Informasi (5)

    InfluenDa 7usak, tidak

    boleh

    digunakan

    +tabil 9idak tahan 9idak tahan 9idak tahan

    I V 7usak, tidak

    boleh

    digunakan

    +tabil # tahun erkurang #/

    hari

    erkurang #/

    hari

    Informasi (5)

    enilai Kualitas a!sin+eperti telah diuraikan sebelumnya, vaksin hidup akan mati pada suhu di atas batas

    tertentu, dan vaksin mati (inaktif) akan rusak di bawah suhu tertentu. ila pengelolaan

    vaksin dan rantai vaksin tidak baik, maka vaksin tidak mampu merangsang kekebalan

    tubuh secara optimal bahkan dapat menimbulkan kejadian ikutan pasca imunisasi (*I I)yang tidak diharapkan. leh karena itu kita perlu memahami beberapa hal praktis untuk

    menilai apakah vaksin masih layak atau tidak. amun untuk mengetahui potensi yang

    sesungguhnya harus dilakukan pemeriksaan lab yang rumit.

    Kualitas $antai "a!sin an tan al !a alu5a$sa6ntuk mempertahankan kualitas vaksin maka penyimpanan dan transportasi vaksin

    harus mmenuhi syarat rantai vaksin yang baik, antara lainE disimpan didalam lemari es

    atau freeDer dalam suhu tertentu, transportasi vaksin dalam kotak dingin atau termos

    yang tertutup rapat, tidak terndam air, terlindung dari sinar matahari langsung, belum

    24

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    25/80

    melewati tanggal kadaluarsa, indikator suhu berupa VV% (vaccine vial monitor) atau

    freeDe watch;tag belum melampaui bata suhu tertentu.

    :"a;;ine "ial m'nit'$<Vaccine vial monitor untuk menilai apakah vaksin sudah pernah terpapar suhu

    diatas batas yang dibolehkan, dengan membandingkan warna kotak segiempat dengan

    warna lingkaran di sekitarnya. ila warna ktak segiempat lebih muda daripada lingkaran

    dan sekitarnya (disebut kondisi VV% A atau ) maka vaksin belum terpapar suhu diatas

    batas yang diperkenankan. Vaksin dengan VV% harus segera digunakan.A. +egiempat lebih terang dari lingkaran sekitar

    5 ila belum kadaluarsaE "6 A*A vaksin.. +egiempat berubah gelap tapi lebih terng dari lingkaran sekitar

    5 ila belum kadaluarsaE +&"&7A "6 A*A vaksin.

    8. +egiempat sama warna dengan lingkaran sekitar 5 BA "A "6 A*A vaksinE lapor kepada pimpinan.'. +egiempat lebih gelap dari lingkaran sekitar

    5 BA "A "6 A*A vaksinE lapor kepada pimpinan

    ila warna kotak segiempat sama atau lebih gelap daripada lingkaran dan

    sekitarnya (disebut kondisi VV% 8 atau ') maka vaksin sudah terpapar suhu di atas

    batas yang diperkenankan, tidak boleh diberikan pada pasien.

    Freeze watch dan freeze tag Alat ntuk mengetahui apakah vaksin pernah terpapar suhu dibawah / o8. ial dalam

    freeDe watch terdapat warna biru yang melebar ke sekitarnya atau dalam freeDe tag ada

    tanda silang (M), berarti vaksin pernah terpapar suhu dibawah / o8 yang dapat merusak

    vaksin mati (inaktif). Vaksin5vaksin tersebut tidak boleh diberikan kepada pasien.

    25

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    26/80

    a$na an !eje$ni/an "a!sin!arna dan kejernihan beberapa vaksin dapat menjadi indikator praktis untuk

    menilai stabilitas vaksin. Vaksin polio harus berwarna kuning oranye. ila warnanya

    berubah menjadi pucat atau kemerahan berarti p4nya telah berubah, sehingga tidak stabil

    dan tidak boleh diberikan kepada pasien.Vaksin toksoid, rekombinan dan polisakarida umumnya berwarna putih jernih

    sedikit berkabut. ila menggumpal atau banyak endapan berarti sudah pernah beku, tidak

    boleh digunakan karena sudah pernah rusak. 6ntuk meyakinkan dapat dilakukan uji

    kociok seperti dibawah ini.ila vaksin setelah dikocok tetap menggumpal atau mengendap, maka vaksin tidak

    boleh diginakan karena sudah rusak.

    Pemili/an "a!sin

    Vaksin yang harus segera dipergunakan adalahE vaksin yang belum dibuka tetapitelah dibawa ke lapangan, sisa vaksin telah dibuka (dipergunakan), vaksin dengan VV%

    , vaksin dengan tanggal kadaluarsa sudah dekat (&&> Nearly eOpire first out), vaksin

    yang sudah lama tersimpan dikeluarkan segera (>I> Nfirst in first out).

    Sisa "a!sin isa$ana %ela*anan statis :Pus!esmas= Klini!= -uma/ Sa!it= %$a!te!

    s5asta<+isa vaksin yang telah dibuka di sarana pelayan statis masih bisa diberikan untuk

    pelayanan berikutnya bila masih memenuhi syarat5syarat, tidak melewati tanggalkadaluarsa, disimpan dalam suhu #5$ o8, tidak pernah terendam air, VV% A atau , tidak

    26

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    27/80

    lebih dari 350 minggu setelah dibuka. leh karena itu sebaiknya selalu tanggal mulainya

    penggunaan vaksin tersebut. Vaksin yang sudah terbuka atau sedang dipakai deiletakkan

    dalam satu wadah, sehingga segera dapat dikenali.*husus untuk vaksin yang telah dilarutkan, stabilitas vaksin lebih singkat.

    Vaksin 8" yang tlah dilarutkan walaupun disimpan di dalam suhu #5$ o8 hanya stabil

    selam 3 jam (!4 C jam). Vaksin campak yang telah dilarutkan hanya stabil selama C5$

    jam. Vaksin 4ib yang telah dilarutkan harus dibuang setelah #0 jam. Vaksin varisela yang

    sudah dilarutkan harus dibuang setelah 3/ menit.

    Sisa "a!sin i sa$ana %ela*anan lua$ e un

    Vaksin yang belum dibuka tetapi sudah dibawa ke lapangan harus diberi tabda

    khusus untuk segera dipergunakan pada pelayanan berikutnya, selam semua syaratterpenuhi. +ia vaksin yang telah dibuka di lapangan sebaiknya dimusnahkan dengaanmembakar di dalam insinerator bersama alat suntik bekas, atau dikubur sedalam #53meter.

    2. 8. Pem&e$ian sunti!an 4

    4ampir semua jenis vaksin diberikan dengan rute intramuskular atau subkutan. Akan

    tetapi, vaksin V dan 8" diberikan secara masing5masing per5oral dan intradermal. Agar

    vaksin dapat berfungsi optimal, cara administrasi vaksin harus dilakukan dengan cermat. 0,2

    ersiapan kulit tempat suntikan harus dibersihkan terlebih dahulu. ila menggunakan

    swab alkohol, tempat suntikan harus dibiarkan mengering dari alkohol. ila tidak, alkohol

    dapat masuk ke dalam otot dan menimbulkan iritasi. Alkohol dapat pula menginaktivasi

    vaksin live attenuated seperti %%7. 0,2

    *etika menyuntikan vaksin secara intramuskular pemilihan sudut jarum yang akan

    disuntuikan merupakan bagian dari teknik injeksi keseluruhan. 4al ini ditentukan oleh

    besarnya penerima vaksin, apakah jaringan dicubit atau diregangkan, panjang jarum dan

    penilaian professional pemberi vaksin. 0,2

    Vaksin yang diberikan secara intramuskular harus diberikan pada otot yang sehat dan

    berkembang dengan baik, pada lokasi yang bebas dari risiko kerusakan lokal, neural,

    vaskular, atau jaringan. enyuntikan vaksin yang tidak benar dapat menyebabkan kegagalan

    vaksin dan nodul atau benjolan pada tempat suntikan, dan reaksi lokal. 0,2

    =okasi rekomendasi untuk vaksin intramuskular adalahE0,2

    27

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    28/80

    . %. vastus lateralis pada paha bagian luar untuk anak usia di bawah 2 bulan.#. 6ntuk balita dan anak, m vastus lateralis dan m. deltoideus dapat digunakan P

    pemilihannya didasarkan pada penialaian professional pemberi vaksin.3. %. deltoideus pada anak yang lebih tua, remaja, dan dewasa.

    ada bayi dan anak usia kurang dari 2 bulan, m. deltoideus tidak menyediakan tempat

    injeksi intramuskular yang baik karena letak n. radialis yang lebih superficial dan m.

    deltoideus belum mampu untuk menyerap vaksin secara adekuat. 0,2

    emilihan paha bagian depan atau m. rectus femoris pada anak tidak direkomendasikan,

    karena yang sebenarnya muncul pada otot anterior lebih dominan lemak subkutan. 'i bawah

    lapisan m. rectus femoris adalah neurovascular bundle , dan menyuntikan vaksin pada bundle

    tersebut akan meningkatkan potensi reaksi lokal dan nodul tempat injeksi kronik. %enyuntik pada titik diantara lokasi anterior dengan lateral akan menghasilkan hal yang sama. 0,2

    'aerah bokong tidak boleh digunakan untuk pemberian vaksin pada bayi atau anak

    kecil, karena daerah bokong kebanyakan berisi lemak subkutan sampai anak dapat berjalan

    pada usia -5 # bulan. enggunaan lokasi pada bokong tidak direkomendasikan pada

    vaksinasi dewasa, dikarenakan lapisan subkutan dapat bervariasi dari 5- cm dan deposisi

    intramuskular dapat tidak terjadi. 0,2

    ayi berumur C bulan dan dibawahnya tidak perlu dipegang erat seperti balita. ada

    umur ini pegangan yang berlebihan meningkatkan rasa takut mereka sehingga otot mereka

    menjadi kaku. ayi dapat diletakkan telentang, atau setengah telentang pada pangkuan orang

    tua atau pengasuhnya. Idealnya orangtua atau pengasuh harus diberitahu untuk memegang

    bayi atau anak saat penyuntikan. Bika orang tua ; pengasuh akan menolong memegang bayi

    atau anak, pastikan bahwa mereka mengerti apa yang akan terjadi nanti. %. vastus lateralis

    adalah otot yang besar, tebal dan berkembang baik pada bayi. 0,2

    osisikan bayi telentang atau dipangkuan orang tua atau pengasuh dengan didasari

    kain. Aduksi kaki yang terlipat dengan baik danE 0,2

    . 9emukan trochanter mayor.#. 9emukan condylus femoralis lateral.3. agi daerah tersebut menjadi tiga bagian dan tarik garis imajiner dari batas bawah

    menuju ke tengah dari batas atas (lihat adanya tonjolan disepanjang bagian bawah dari

    fascia lata).0. =okasi injeksi adalah pada garis imajiner, proksimal dari batas atas.2. Imobilisasi tungkai tersebut.

    28

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    29/80

    "ambar . =okasi penyuntikan vaksin pada m. vastus lateralis. 2

    Barum harus dimasukan pada sudut C/G5 /G (atau -/G menurut teknik !4 ) menuju ke

    patella dan pada tautan antara sepertiga atas dan sepertiga tengah. +untikan vaksin pada laju

    yang terkontrol. 6ntuk menghindari tracking , pastikan semua vaksin telah diinjeksikan

    sebelum mengeluarkan jarumnya. 0,2

    "ambar #. 9eknik penyuntikan dengan lokasi di m. vastus lateralis. 2

    29

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    30/80

    Bangan memijit atau menggosok lokasi vaksin setelah penyuntikan karena dapat

    menyebabkan kebocoran vaksin ke jalur jarum suntikan, yang dapat menyebabkan iritasi

    jaringan. 0,2

    +ecara umum rekomendasi praktik terbaik adalah hanya membolehkan satu injeksi per

    lokasi, meskipun dengan pengenalan vaksin baru dan kebutuhan akan proteksi, dua injeksi

    pada satu otot dapat diperlukan. 4al ini dianggap aman dan dapat diterima, tetapi teknik

    injeksi pemberi vaksin harus lebih tepat. 0,2

    *etika dibutuhkan, dua vaksin dapat diberikan pada satu tungkai pada sekali

    pertemuan. aha bagian anterolateral lebih dipilih sebagai lokasi injeksi untuk penyuntikan

    intramuskular simultan karena massa otot yang besar. =okasi injeksi harus dipisah setidaknya

    #53 cm sehingga reaksi lokal tidak saling tumpang tindih. 0,2

    emberian vaksin multipel tidak boleh dicampur dalam satu syringe kecuali secara

    spesifik terlisensi dan terlabel untuk pemberian dalam satu syringe . +atu jarum dan satu

    syringe hanya boleh digunakan untuk satu vaksin. 0,2

    Bika pemberi vaksin dominan memakai tangan kanan, pemberian dua injeksi lebih

    mudah diberikan pada paha kiri, sedangkan bila dominan memakai tangan kiri lebih mudah

    diberikan pada paha kanan. emberian vaksin pada paha manapun yang dianggap pemberi

    vaksin mudah dilakukan dapat memberikan penetrasi yang baik pada otot dan mengurangi

    kerusakan jaringan. 0,2

    ada penyuntikan untuk anak yang lebih tua atau dewasa dapat dipilih lokasi injeksi di

    m. deltoideus. %. deltoideus berlokasi pada aspek lateral lengan atas. %. deltodieus harus

    terekspos untuk menghindari risiko kerusakan n. radialis (sebuah injeksi pada pertemuan

    antara sepertiga atas dan sepertiga tengah dari aspek lateral lengan dapat melukai saraf

    tersebut). 0,2

    Volume yang diinjeksikan pada m. deltoideus tidak boleh melebihi /,2 ml pada anak

    dan ,/ ml pada dewasa. 9emukan lokasi injeksi yang tepat dengan caraE 0,2

    . 9emukan processus acromion.#. 9emukan tuberositas deltoid, segaris dengan aOilla.3. "ambar segitiga imajiner yang mengarah ke bawah dari acromnion.

    =okasi injeksi berada di tengah, atau satu sampai empat jari dari acromnion.

    30

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    31/80

    %asukkan jarum pada sudut C/5 / derajat menuju acromnion, karena hal ini mengikuti

    jalur alami dari serat otot dan menyimpan vaksin pada bagian paling padat dari otot tersebut.

    +untikan vaksin dengan laju terkontrol. 6ntuk menghindari tracking , pastikan bahwa vaksin

    sudah diinjeksikan sebelum melepas jarumnya. 0,2

    "ambar 3. =okasi penyuntikan vaksin pada m. deltoideus. 2

    "ambar 0. 9eknik penyuntikan vaksin pada m. deltoideus. 2

    Injeksi subkutan harus diberikan pada jaringan yang sehat, dimana jauh dari tonjolan

    tulang dan bebas dari pembuluh darah atau saraf yang besar. Baringan subkutan dapat

    ditemukan di seluruh tubuh, tapi tempat paling umum yang dipakai adalah lengan atas

    (daerah deltoid), didasari pada aksesibilitas dan dapatan vaksin. aha bagian lateral dapat

    menjadi lokasi alternatif. 0,2

    31

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    32/80

    rinsip dari mencari lokasi deltoid untuk injeksi subkutan sama seperti injeksi

    intramuskular. 'engan memasukan jarum pada sudur 3/G502G, jarum tidak boleh lebih

    panjang dari C mm. jika lebih panjang, dapat terjadi penyuntikan intramuskular yang tidak

    diinginkan. 0,2

    9abel . 6kuran jarum penyuntikan vaksin sesuai usia dan lokasi penyuntikan. 2

    Umu$ L'!asi U!u$an an

    %anjan ja$um

    Kete$an an

    Inje!si int$amus;ula$Saat la/i$ Vastus lateralis #35#2 " O C mm+ min u Vastus lateralis #35 #2 " O C atau #2

    mm

    emilihan panjang

    jarum didasarkan

    pada penilaian

    professional pemberi

    vaksin3714 min u Vastus lateralis #35#2 " O #2 mm Barum #2 mm akan

    memastikan deposisi

    vaksin intramuskular

    dalam.

    1) &ulan > 3 ta/un:'%si'nal<

    'eltoid

    Vastus lateralis

    #35#2 " O C mm

    #35#2 " O #2 mm

    =okasi vastuslateralis menjadi

    pilihan pada anak

    yang lebih kecil

    ketika massa m.

    deltoid masih kecil

    dan penyuntikan

    lebih dari satu kali

    diperlukan.37, ta/un 'eltoid #35#2 " O C mm Barum C mm harus

    cukup untuk

    memberikan efek

    deposisi

    intramuskular dalam

    pada kebanyakan

    anak.Ana! *an le&i/ tua 'eltoid #35#2 " O C mm *ebanyakan remaja

    32

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    33/80

    :, ta/un atau le&i/

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    34/80

    • %enderita penyakit susunan syaraf pusat.

    2. @. [email protected]. a!sinasi %a a %$' $am imunisasi nasi'nal

    Tu&e$!ul'sis :"a!sin B# <9uberkulosis (9 ) disebabkan oleh 'ycobacterium tuberculosis dan

    'ycobacterium bovis. 9uberkulosis paling sering mengenai paru5paru, tetapi dapat juga

    mengenai organ5organ lain. C

    E%i emi'l' i C

    'alam data jumlah kasus 9 , Indonesia merupakan tiga besar di dunia. +urvei

    *esehatan 7umah 9angga (+*79) --# menyebutkan bahwa tuberkulosis adalah

    penyebab kematian kedua di Indonesia.

    a!sinasi B# ( acille almette-*uerin) C, acille almette-*uerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari 'ycobacterium

    bovis yang dibiak berulang selama 53 tahun sehingga didapat basil yang tidak virulen

    tetapi masih mempunyai imunogenitas. Vaksinasi 8" menimbulkan sensitivitas

    terhadap tuberkulin. eberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai 8" EVaksin yang dipakai di Indonesia adalah vaksin 8" iofarma andung. Vaksin

    8" ini berisi suspensi '.bovis hidup yang sudah dilemahkan. Vaksinasi 8" tidak

    mencegah infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi risiko tuberkulosis berat seperti

    meningitis tuberkulosa dan tuberkulosis milier.8" diberikan pada umur K # bulan. 8" sebaiknya diberikan pada anak dengan uji

    %antouO (tuberkulin) negatif. ayi yang diduga mempunyai kontak erat dengan

    penderita 9 aktif atau yang akan diimunisasi diatas usia # bulan sebaiknya dilakukan

    uji tuberkulin terlebih dahulu.&fek proteksi timbul $5 # minggu setelah penyuntikan. &fek proteksi bervariasi antara

    /5$/J. 4al ini mungkin karena vaksin yang dipakai, lingkungan dengan

    'ycobacterium atipik atau faktor pejamu (umur, keadaan giDi dan lain5lain).Vaksin 8" diberikan secara intradermal /, / ml untuk anak, /,/2 ml untuk bayi.

    8" sebaiknya diberikan pada regio lengan kanan atas pada daerah insersio m.

    deltoideus kanan sehingga bila terjadi limfadenitis 8" lebih mudah terdeteksi.Vaksin 8" tidak boleh terkena sinar matahari, harus disimpan pada suhu #$G8, tidak

    boleh beku. Vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam $ jam.

    Keja ian I!utan Pas;a Imunisasi C

    enyuntikan 8" secara intradermal yang benar akan menimbulkan ulkus lokal

    yang superfisial 3 minggu setelah penyuntikan. 6lkus yang biasanya tertutup krusta akansembuh dalam #53 bulan dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 05$ mm.

    34

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    35/80

    Apabila dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila

    penyuntikan terlalu dalam maka parut yang terjadi tertarik ke dalam (retracted).

    Limfa enitis C,

    =imfadenitis 8" didefinisikan sebagai pembesaran kelenjar getah bening regional

    ipsilateral setelah vaksinasi 8". *ejadiaannya berkisar 5# per /// vaksinasi. nset

    timbulnya umumnya setelah # minggu atau # bulan dan tidak lebih dari #

    bulan.=imfadenitis di aksila atau di leher kadang5kadang dijumpai. 4al ini tergantung

    pada umur anak, dosis dan galur (strain) yang dipakai. =imfadenitis akan sembuh

    sendiri. Apabila limfadenitis melekat pada kulit atau timbul fistula maka dapat

    dibersihkan (dilakukan drainage) dandiberikan obat anti tuberkulosis oral.

    B# 7itis iseminasi8"5itis diseminasi jarang terjadi, biasanya berhubungan dengan imunodefisiensi

    berat. *omplikasi lainnya adalah eritema nodosum, iritis, lupus vulgaris dan

    osteomielitis. *omplikasi ini harus diobati dengan kombinasi obat anti tuberkulosis.

    K'nt$ain i!asi B# C

    • 7eaksi uji tuberkulin L 2 mm,• +edang menderita infeksi 4IV atau dengan risiko tinggi infeksi 4IV,

    imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid, obat imunosupresif,

    mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang

    atau sistem limfe,• Anak menderita giDi buruk,• +edang menderita demam tinggi,• %enderita infeksi kulit yang luas,• ernah sakit tuberkulosis,• *ehamilan.

    -e!'men asi C

    •8" diberikan pada bayi K # bulan• ada bayi yang kontak erat dengan penderita 9 dengan 9A (H 3) sebaiknya

    diberikan I 4 profilaksis dulu, kalau kontaknya sudah tenang dapat diberi 8".• 8" jangan diberikan pada bayi atau anak dengan imunodefisiensi, misalnya 4IV,

    giDi buruk dan sedang mendapat obat imunosupresif.

    He%atitis B $

    Infeksi virus hepatitis (V4 ) menyebabkan sedikitnya satu juta kematian;tahun.

    Infeksi pada anak umumnya asimtomatis tetapi $/5-2J akan menjadi kronis dan dalam

    /5#/ tahun akan menjadi sirosis dan;atau karsinoma hepatoselular (*4+).

    35

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    36/80

    E%i emi'l' iIndonesia termasuk daerah endemis sedang5tinggi. 9ransmisi terjadi melalui kontak

    perkutaneus atau parenteral, dan melalui hubungan seksual. V4 juga dapat melekat dan

    bertahan di permukaan suatu benda selama kurang lebih minggu tanpa kehilangan daya

    tular.

    Imunisasi He%atitis BImunisasi ini meliputi E

    1. Imunisasi %asif Vaksin V4 yang tersedia adalah vaksin rekombinan. emberian ketiga seri

    vaksin dan dengan dosis yang sesuai rekomendasinya, akan menyebabkan

    terbentuknya respons protektif (anti 4 s L / mI6;m=) pada L -/J dewasa, bayi,

    anak dan remaja. Vaksin diberikan secara intramuskular dalam. ada neonatus dan

    bayi diberikan di anterolateral paha, sedangkan pada anak besar dan dewasa diberikan

    di regio deltoid.2. Imunisasi a!tif

    +epatitis immune globulin (4 Ig) dalam waktu singkat segera memberikan

    proteksi jangka pendek (3 5 C bulan). 4 Ig hanya diberikan pada kondisi pasca

    paparan (needle stick in!ury$ kontak seksual, bayi dari ibu V4 , terciprat darah ke

    mukosa atau ke mata). +ebaiknya 4 Ig diberikan bersama vaksin V4 .

    Sasa$an "a!sinasi /e%atitis B+emua bayi baru lahir tanpa memandang status V4 ibuIndividu yang karena pekerjaannya berisiko tertular V4*aryawan di lembaga perawatan cacat mental

    asien hemodialisisasien koagulopati yang membutuhkan transfusi berulang

    Individu yang serumah dengan pengidap V4 atau kontak akibat hubungan

    seksual %rug users +omosexuals$ bisexual$ heterosexuals

    Ja 5al an 'siseberapa hal yang perlu diingat E

    • %inimal diberikan sebanyak 3 kali• Imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir • Badwal imunisasi yang dianjurkan adalah /, , dan C bulan karena respons

    antibodinya paling optimal• Interval antara dosis pertama dan dosis kedua minimal bulan. %emperpanjang

    interval antara dosis kesatu dan kedua tidak akan mempengaruhi imunogenisitas

    atau titer antibodi sesudah imunisasi selesai(dosis ketiga).

    • 'osis ketiga merupakan penentu respons antibodi karena merupakan dosis

    36

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    37/80

    booster. Agar dapat dicapai kadar antibodi protektif secepatnya dianjurkan hep 5

    3 diberikan lebih awal (umur 35C bulan), mengingat Indonesia adalah daerah

    endemisitas tinggi1• ila sesudah dosis pertama imunisasi terputus, segera berikan imunisasi kedua1

    sedangkan imunisasi ketiga diberikan dengan jarak terpendek # bulan.• ila dosis ketiga terlambat, beri segera setelah memungkinkan.• +etiap vaksin hepatitis sudah dievaluasi untuk menentukan dosis sesuai umur

    (age-specific dose) yang dapat menimbulkan respons antibodi yang optimum.

    leh karena itu dosis yang direkomendasikan bervariasi tergantung produk dan

    usia resipien. +edangkan dosis pada bayi, dipengaruhi pula oleh status 4 sAg

    ibu.• asien hemodialisis membutuhkan dosis yang lebih besar atau penambahan

    jumlah suntikan.• ada pasien koagulopati penyuntikan segera setelah memperoleh terapi faktor

    koagulasi, dengan jarum kecil (nomer #3), tempat penyuntikan ditekan minimal #

    menit.• ayi prematur E bila ibu 4 sAg (5) imunisasi ditunda sampai bayi berusia # bulan

    atau berat badan sudah mencapai #/// gram

    9abel 3. Imunisasi 4epatitis pada ayi aru =ahir

    H&sA Imunisasi Kete$an an

    ositif 4 Ig (/,2 ml) dan vaksin 'osis I diberikan K # jam peertama

    egatif atau

    tidak

    diketahui

    Vaksin 'osis I E +egera setelah lahir+tatus 4 V ibu semula tidak

    diketahui tetapi bila dalam hari

    terbukti ibu 4 V, segera beri 4 Ig

    ('ikutip dari E 4idayat dan ujiarto, #//2) /

    Efe!ti"itas= lama %$'te!si&fektivitas vaksin dalam mencegah infeksi V4 adalah -/5-2J. %emori sistem

    imun menetap minimal sampai # tahun pasca imunisasi sehingga pada anak normal,

    tidak dianjurkan untuk imunisasi booster. ada pasien hemodialisis, proteksi vaksin tidak

    sebaik individu normal. Non responder

    %ereka yang tidak memberikan respons terhadap imunisasi primer, diberikan

    vaksinasi tambahan. ila sesudah 3 kali vaksinasi tambahan tidak terjadi serokonversi,tidak perlu imunisasi tambahan lagi.

    37

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    38/80

    Uji se$'l' isada bayi5anak, pemeriksaan anti54 s pra dan pasca imunisasi tidak dianjurkan. 6ji

    serologis pra imunisasi hanya dilakukan pada yang akan memperoleh profilaksis pasca

    paparan dan individu berisiko tinggi tertular infeksi 4 V. 6ji serologi pasca imunisasi

    perlu dilakukan pada bayi dan ibu pengidap V4 , individu yang memperoleh profilaksis

    pasca paparan, dan pasien immunocompromised. 6ji serologis pasca imunisasi ini

    dilakukan bulan sesudah imunisasi ke5tiga.-ea!si KIPI

    &fek samping yang terjadi umumnya berupa reaksi lokal yang ringan dan bersifat

    sementara, kadang5kadang dapat menimbulkan demam ringan untuk 5# hari.In i!asi !'nt$a

    +ampai saat ini tidak ada indikasi kontra abolut pemberian vaksin V4 . *ehamilan

    dan laktasi bukan indikasi kontra imunisasi V4 .

    Difte$ia= Pe$tusis= TetanusDifte$ia -

    'ifteria adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin-mediated disease dan

    disebabkan oleh kuman orynebacterium diphteriae. orynebacterium diphteriae adalah

    basil "ram positif. roduksi toksin terjadi hanya bila kuman tersebut mengalami

    lisogenisasi oleh bakteriofag yang mengandung informasi genetik toksin. 'itemukan 3

    galur bakteri yaitu, gravis$ intermedius dan mitis dan semuanya dapat memproduksi

    toksin.+eseorang anak dapat terinfeksi basil difteria pada nasofaringnya dan kuman

    tersebut kemudian akan memproduksi toksin yang menghambat sintesis protein selular

    dan menyebabkan destruksi jaringan setempat kemudian terjadilah suatu

    selaput;membran yang dapat menyumbat jalan nafas. 9oksin yang terbentuk di membran

    tersebut kemudian diabsorbsi kedalam aliran darah dan dibawa ke seluruh tubuh.

    Pe$tusis -

    ertusis atau batuk rejan; batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut yangdisebabkan oleh bakteri ordetella pertussis. ordetella pertussis adalah bakteri batang

    yang bersifat gram negatif.+ebelum ditemukannya vaksin pertusis, penyakit ini merupakan penyakit tersering

    yang menyerang anak5anak dan merupakan penyebab utama kematian (diperkirakan

    sekitar 3//./// kematian terjadi setiap tahun).ertusis juga merupakan penyakit yang bersifat toxin-mediated. 9oksin yang

    dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar saluran nafas atas) akan melumpuhkan bulu

    getar tersebut sehingga menyebabkan gangguan aliran sekret saluran pernafasan, dan berpotensi menyebabkan pneumonia.

    38

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    39/80

    "ejala utama pertusis timbul saat terjadinya penumpukan lendir dalam saluran

    nafas akibat kegagalan aliran oleh bulu getar yang lumpuh yang berakibat terjadinya

    batuk paroksismal tanpa inspirasi yang diakhiri dengan bunyi "hoop. ada serangan

    batuk seperti ini, pasien biasanya akan muntah dan sianosis, menjadi sangat lemas dan

    kejang. ayi di bawah C bulan juga dapat menderita batuk seperti ini namun biasanya

    tanpa disertai suara "hoop. ayi dan anak prasekolah mempunyai risiko terbesar untuk

    terkena penyakit.Tetanus -

    9etanus adalah suatu penyakit akut, bersifat fatal, disebabkan oleh eksotoksin

    produksi bakteri lostridium tetani. lostridium tetani adalah kuman berbentuk batang

    dan bersifat anaerobik, gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan bentuk

    drumstick. *uman ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka dan dalam suasanaanaerob, kemudian terjadi produksi toksin (tetanospasmin) terjadi dan disebarkan melalui

    darah dan limfe. 9oksin ini kemudian akan menempel pada reseptor di sistem syaraf."ejala utama penyakit ini timbul akibat toksin tetanus yang mempengaruhi

    pelepasan neurotransmitter sehingga terjadi penghambatan impuls inhibisi. Akibatnya

    terjadi kontraksi serta spastisitas otot yang tak terkontrol, kejang dan gangguan sistim

    syaraf otonom. 9etanus dapat ditemukan pada anak5anak dan neonatal yang bersifat fatal.

    a!sin DTP -

    T'!s'i ifte$ia9oksoid difteria ditemukan oleh 7amon, yang menamakannya anatoxin. 6ntuk

    imunisasi primer terhadap difteria digunakan toksoid difteria (alumprecipitated toxoid)

    yang kemudian digabung dengan toksoid tetanus dan vaksin pertusis dalam bentuk

    vaksin '9 . otensi toksoid difteria dinyatakan dalam jumlah unit flocculate (=f) dengan

    kriteria =f adalah jumlah toksoid sesuai dengan unit anti toksin difteria. *ekuatan

    toksoid difteria yang terdapat dalam kombinasi vaksin '9 saat ini berkisar antara C, 5

    #2 =f dalam dosis /,2 ml. 6ntuk imunisasi rutin pada anak, dianjurkan pemberian 2 dosis pada usia #, 0, C, 25 $ bulan dan saat masuk sekolah. 'osis ke50 harus diberikan

    sekurang5kurangnya C bulan setelah dosis ke53. *ombinasi toksoid difteria dan tetanus

    ('9) yang mengandung /5 # =f dapat diberikan pada anak yang memiliki

    kontraindikasi terhadap pemberian vaksin pertusis . +etelah mendapatkan 3 dosis toksoid

    difteria semua anak rata5rata memberikan titer lebih besar dari /./ I6 dalam ml ( nilai

    batas protektif adalah /./ I6). eberapa penelitian serologik membuktikan adanya

    penurunan kekebalan sesudah kurun waktu tertentu dan perlunya penguatan pada masa

    anak.

    39

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    40/80

    Keja ian I!utan Pas;a Imunisasi -

    *ejadian ikutan pasca imunisasi toksoid difteria secara khusus sulit dibuktikan

    karena selama ini pemberiannya selalu digabung bersama toksoid tetanus dan atau tanpa

    vaksin pertusis. eberapa laporan menyebutkan bahwa reaksi lokal akibat pemberian

    vaksin d9 (dosis dewasa) sering ditemukan lebih banyak dari pada pemberian toksoid

    tetanus saja. amun kejadian tersebut sangat ringan dan belum pernah dilaporkan adanya

    kejadian ikutan berat.

    a!sin Pe$tusis -

    Antibodi terhadap toksin pertusis dan hemaglutinin telah dapat ditemukan dalam

    serum neonatus dalam konsentrasi yang sama dengan ibunya, dan akan menghilang

    dalam 0 bulan amun demikian antibodi ini ternyata tidak memberikan proteksi secara

    klinis. Vaksin pertusis "hole-cell adalah vaksin yang merupakan suspensi kuman .

    pertussis mati. 6mumnya vaksin pertusis diberikan dengan kombinasi bersama toksoid

    difteri dan tetanus. 8ampuran ini diadsorbsikan ke dalam garam alumunium. +ejak -C#

    dimulai usaha untuk membuat vaksin pertusis dengan menggunakan fraksi sel (aselular)

    yang bila dibandingkan dengan "hole-cell ternyata memberikan reaksi lokal dan demam

    yang lebih ringan, diduga akibat dikeluarkannya komponen endotoksin dan debris.Keja ian i!utan %as;a imunisasi -, /

    7eaksi lokal kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi injeksi terjadi pada kira5kira

    separuh penerima '9 .roporsi yang sama juga akan menderita demam ringan dan J dapat menjadi

    hiperpireksia.Anak sering juga gelisah dan menangis terus menerus selama beberapa jam pasca

    suntikan.'ari suatu penelitian ditemukan adanya kejang (/,/CJ) sesudah vaksinasi yang

    dihubungkan dengan demam yang terjadi. Anak dengan kelainan neurologik yang

    mempunyai riwayat kejang, ,#O lebih mudah terjadi kejang setelah imunisasi '9

    dan mempunyai kesempatan 0,2O lebih tinggi bila hanya mempunyai riwayat kejang

    dalam keluarga. %aka pada keadaan anak yang demikian, hendaknya tidak diberikan

    imunisasi pertusis, jadi hanya diberikan imunisasi '9. /

    *ejadian ikutan yang paling serius adalah terjadinya ensefalopati akut atau reaksi

    anafilaksis dan terbukti disebabkan oleh pemberian vaksin pertusis.In i!asi !'nt$a -

    *ontraindikasi mutlak terhadap pemberian vaksin pertusis baik "hole-cell maupun

    aselular, yaituE

    7iwayat anafilaksis&nsefalopati sesudah pemberian vaksin pertusis sebelumnya.

    40

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    41/80

    *eadaan lain dapat dinyatakan sebagai perhatian khusus (precaution)$ sebelum

    pemberian vaksin pertusis berikutnya bila pada pemberian pertama dijumpai, riwayat

    hiperpireksia, keadaan hipotonik5hiporesponsif dalam 0$ jam, anak menangis terus

    menerus selama 3 jam dan riwayat kejang dalam 3 hari sesudahnya.7espon antibodi terhadap imunisasi dasar dengan vaksin pertusis "hole-cell

    tergantung pada kadar antibodi transplasental yang didapat dari ibu terhadap toksin

    pertusis. +ebaliknya ternyata respons yang diperoleh setelah penyuntikan vaksin aseluler

    tidak dipengaruhi oleh kadar antibodi pravaksinasi.

    a!sin Pe$tusis a7selule$ -

    Vaksin pertusis aseluler adalah vaksin pertusis yang berisi komponen spesifik dari

    ordettella pertusis yang dipilih sebagai dasar yang berguna dalam patogenesis pertusis

    dan perannya dalam memicu antibodi yang berguna untuk pencegahan terhadap pertusis

    secara klinis.

    Lata$ &ela!an %en unaan "a!sin %e$tusis a7selula$ - Vaksin '9w (pertusis "hole cell) telah dipergunakan sejak tahun - /5an sampai

    saat ini walaupun mempunyai efek samping. Adanya data kejadian ikutan pasca

    imunisasi gejala susunan syaraf pusat yang serius (termasuk ensefalopati) yang

    bersifat temporal association.

    Vaksin '9a (pertusis aseluler) memberikan imunogenisitas sama baiknya dengan'9w . 7espons antibodi juga tampak tetap tinggi setelah pemberian vaksinasi

    ulangan pada umur 25 $ bulan dan 25C tahun. *ejadian reaksi *I I vaksin '9a baik lokal maupun sistemik lebih rendah daripada

    '9 . +aat ini di beberapa negara yang telah mempunyai cakupan imunisasi pertusis tinggi

    masih melaporkan pasien pertusis. *emungkinan hal tersebut disebabkan orang

    dewasa yang non5imun terhadap pertusis sebagai sumber penularan pada anak, maka

    pertusis aselular dapat dipergunakan.

    T'!s'i Tetanus -

    D'sis an !emasan• 9oksoid tetanus yang dibutuhkan untuk imunisasi adalah sebesar 0/ I6 dalam

    setiap dosis tunggal dan C/ I6 bila bersama dengan toksoid difteria dan vaksin

    pertusis.• 9erdapat berbagai kemasan seperti, preparat tunggal (99), kombinasi dengan

    toksoid difteria dan atau pertusis (d9, '9, '9w , '9a ) dan kombinasi dengan

    komponen lain seperti 4ib dan hepatitis .

    41

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    42/80

    • emberian toksoid tetanus memerlukan pemberian berseri untuk menimbulkan

    dan mempertahankan imunitas. 9idak diperlukan pengulangan dosis bila jadwal

    pemberian ternyata terlambat.• Ibu yang mendapatkan toksoid tetanus # atau 3 dosis ternyata memberikan

    proteksi yang baik terhadap bayi baru lahir terhadap tetanus neonatal. *adar

    rata5rata antitoksin /,/ A6;ml pada ibu cukup untuk memberi proteksi terhadap

    bayinya.Ja 5al -

    • emberian toksoid tetanus yang diberikan bersama '9 diberikan sesuai jadwal

    imunisasi.• *adar antibodi protektif setelah pemberian '9 3 kali mencapai /,/ I6 atau

    lebih.• *I I terutama reaksi lokal, sangat dipengaruhi oleh dosis, pelarut, cara

    penyuntikan, dan adanya antigen lain dalam kombinasi vaksin itu.• '9a atau '9w tidak diberikan pada anak kurang dari usia C minggu,

    disebabkan respons terhadap pertusis dianggap tidak optimal, sedang respons

    terhadap toksoid tetanus dan difteria cukup baik tanpa memperdulikan adanya

    antibodi maternal.

    P'li'mielitisenyakit ini disebabkan oleh virus poliomyelitis pada medula spinalis yang secara

    klasik menimbulkan kelumpuhan. Virus polio termasuk dalam kelompok (sub5group)

    entero virus, famili Picornaviridae. 'ikenal 3 macam serotipe virus polio yaitu , # dan

    3. Angka kejadian kasus polio secara drastis menurun setelah pemberian vaksin yang

    sangat efektif.'i Indonesia imunisasi polio sebagai program memakai oral polio vaccine (,PV)

    dilaksanakan sejak tahun -$/ dan tahun --/ telah mencanai 68I (universal of chlidren

    immunization).E%i emi'l' i

    rogram eradikasi polio global secara dramatis mengurangi transmisi virus polio liar

    di seluruh dunia. kecuali di India, 9imur 9engah dan Afrika. esevoir virus polio liar

    hanya pada manusia, yang sering ditularkan oleh pasien infeksi polio yang tanpa gejala.

    amun, tidak ada pembawa kuman dengan status karier asimtomatis kecuali pada orang

    yang menderita defisien sistem imun.Virus polio menyebar dari orang satu ke orang lain melalui jalur oro-fecals$ pada

    beberapa kasus dapat berlangsung secara oral5oral. Virus polio masuk melalui mulut dan

    42

  • 8/18/2019 Isi Referat Imunisasi

    43/80

    multiplikasi pertama kali terjadi pada tempat implantasi dalam faring dan traktus

    gastrointestinal. Virus polio sangat menular.

    E$a i!asi P'li' :E-AP0<'alam program &7A ini, pemerintah Indonesia membuat kebijaksanaan dengan

    mengambil strategi E• meningkatkan cakupan imunisasi V secara rutin• melaksanakan pekan imunisasi nasional ( I atau national immunization day

    N I')• melakukan mopping up di daerah5daerah yang masih dijumpai transmisi virus

    polio liar ("ild virus)• melaksanakan surveilans A> ( acute flaccid paralysis Nlumpuh layuh) yang

    mantap.

    a!sina!sin "i$us %'li' '$al (oral %'li' "a;;ine N 0P V)

    Vaksin virus polio hidup oral yang dibuat oleh 9. iofarma andung, berisi virus

    polio tipe ,#, dan 3 yang sudah dilemahkan (attenuated). Vaksin ini dibuat dalam

    biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa. 9iap dosis (# tetes N /,

    ml) mengandung virus tipe E / C/ 88I' 2/ , tipe #E / , / 88I' 2/ dan tipe 3E / ,

    88I' + dan eritromisin tidak lebih dari # mcg, serta kanamisin tidak lebih dari /

    mcg. Vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis # tetes oral (/,

    ml). Virus vaksin ini kemudian menempatkan diri di usus dan memacu pembentukan

    antibodi baik dalam darah maupun pada epitelium usus, yang menghasilkan

    pertahanan lokal terhadap virus polio liar yang datang masuk kemudian.Benis vaksin virus polio ini dapat bertahan (beredar) di tinja sampai C minggu setelah

    pemberian V.enerima vaksin dapat terlindungi setelah dosis tunggal pertama namun tiga dosis

    berikutnya akan memberikan imunitas jangka lama t