Invaginasi ABSTRAK Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2–12 bulan, dan lebih banyak pada anak laki–laki. Invaginasi ialah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk ke dalam usus berikutnya. Biasanya bagian proksimal masuk ke distal, jarang terjadi sebaliknya. Bagian usus yang masuk disebut intussusceptum dan bagian yang menerima intussuscepturn dinamakan intussuscipiens. Oleh karena itu, invaginasi disebut juga intussusception. Pemberian nama invaginasi bergantung hubungan antara intussusceptum dan intussuscipiens, misalnya ileo-ileal menunjukkan invaginasi hanya melibatkan ileum saja. Ileo-colica berarti ileum sebagai intussusceptum dan colon sebagai intussuscipiens. Kombinasi lain dapat terjadi seperti ileo-ileo-colica, jejuno-ileal, colo-colica, dan appendical-colica. Ileo-colica yang paling banyak ditemukan (75%), ileo- ileo colica 15%, lain-lain 10%, paling jarang tipe appendical Colica. Invaginasi sering dijumpai pada umur 3 bulan–2 tahun, paling banyak 5-9 bulan, prevalensi penyakit diperkirakan 1-2 penderita di antara 1000 kelahiran hidup. Anak laki-laki lebih banyak daripada perempuan, 3:1. Pada umur 5-9 bulan sebagian besar belum diketahui penyebabnya. Radiologi Page 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Invaginasi
ABSTRAK
Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang
dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2–12 bulan, dan lebih banyak pada anak laki–
laki.
Invaginasi ialah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk ke dalam usus berikutnya.
Biasanya bagian proksimal masuk ke distal, jarang terjadi sebaliknya. Bagian usus yang
masuk disebut intussusceptum dan bagian yang menerima intussuscepturn dinamakan
intussuscipiens. Oleh karena itu, invaginasi disebut juga intussusception. Pemberian nama
invaginasi bergantung hubungan antara intussusceptum dan intussuscipiens, misalnya ileo-
ileal menunjukkan invaginasi hanya melibatkan ileum saja. Ileo-colica berarti ileum sebagai
intussusceptum dan colon sebagai intussuscipiens. Kombinasi lain dapat terjadi seperti ileo-
ileo-colica, jejuno-ileal, colo-colica, dan appendical-colica. Ileo-colica yang paling banyak
ditemukan (75%), ileo- ileo colica 15%, lain-lain 10%, paling jarang tipe appendical Colica.
Invaginasi sering dijumpai pada umur 3 bulan–2 tahun, paling banyak 5-9 bulan,
prevalensi penyakit diperkirakan 1-2 penderita di antara 1000 kelahiran hidup. Anak laki-laki
lebih banyak daripada perempuan, 3:1. Pada umur 5-9 bulan sebagian besar belum diketahui
penyebabnya.
Gejala klinik berupa sakit perut bagian atas, defekasi darah dan lendir, muntah-muntah,
bayi tampak pucat dan berkeringat dingin yang sering disertai dehidrasi dan shock terutama
pada kasus lanjut.
Pemeriksaan radiologis berupa foto polos abdomen memperlihatkan tanda-tanda
obstruksi usus halus, kadang-kadang tampak sebagai bayangan menyerupai sosis di bagian
tengah abdomen. Pemeriksaan USG menunjukkan doughnat sign atau pseudokidney sign.
Dengan barium enema tampak defek pengisian barium yg konveks, barium akan terhenti
sementara, bayangan per mobil (coiled spring appearance) apabila barium melingkari
intususeptum. Refluks kontras ke dalam ileum adalah tanda satu-satunya bahwa reduksi telah
berhasil.
Radiologi Page 1
Invaginasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada
orang dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2–12 bulan, dan lebih
banyak pada anak laki–laki.
Invaginasi ialah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk ke dalam usus
berikutnya. Biasanya bagian proksimal masuk ke distal, jarang terjadi sebaliknya.
Bagian usus yang masuk disebut intussusceptum dan bagian yang menerima
intussuscepturn dinamakan intussuscipiens. Oleh karena itu, invaginasi disebut juga
intussusception. Pemberian nama invaginasi bergantung hubungan antara
intussusceptum dan intussuscipiens, misalnya ileo-ileal menunjukkan invaginasi hanya
melibatkan ileum saja. Ileo-colica berarti ileum sebagai intussusceptum dan colon
sebagai intussuscipiens. Kombinasi lain dapat terjadi seperti ileo-ileo colica, colo-colica
dan appendical-colica. Ileo-colica yang paling banyak ditemukan (75%), ileo- ileo
colica 15%, lain-lain 10%, paling jarang tipe appendical Colica.
Invaginasi sering dijumpai pada umur 3 bulan–2 tahun, paling banyak 5-9 bulan,
prevalensi penyakit diperkirakan 1-2 penderita di antara 1000 kelahiran hidup. Anak
laki-laki lebih banyak daripada perempuan, 3:1. Pada umur 5-9 bulan sebagian besar
belum diketahui penyebabnya.
Penderita biasanya bayi sehat, menetek, gizi baik dan dalam pertumbuhan
optimal. Ada yang menghubungkan terjadinya invaginasi karena gangguan peristaltik,
10% didahului oleh pemberian makanan padat dan diare. Diare dan invaginasi
dihubungkan dengan infeksi virus, karena pada pemeriksaan tinja dan kelenjar limfa
mesenterium, terdapat adenovirus bersama-sama invaginasi. Invaginasi pada umur 2
tahun ke atas, biasanya bersama-sama Divertikel Meckel, polip, hemangioma dan
Radiologi Page 2
Invaginasi
limfosarkoma. Infeksi parasit sering juga menyertai invaginasi anak umur 2 tahun ke
atas.
Ada perbedaan etiologi yang mencolok antara anak-anak dan dewasa, pada anak-
anak etiologi terbanyak adalah idiopatik yang mana lead point-nya tidak ditemukan
sedangkan pada dewasa penyebab terbanyak adalah keadaan patologik intra lumen oleh
suatu neoplasma baik jinak maupun ganas sehingga pada saat operasi lead point-nya
dapat ditemukan.
1.2 TUJUAN
a. Mengetahui etiologi invaginasi
b. Mengetahui klasifikasi invaginasi
c. Mengetahui gambaran klinis invaginasi
d. Mengetahui pemeriksaan dan diagnosis invaginasi
e. Mengetahui penatalaksanaan invaginasi
Radiologi Page 3
Invaginasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 ETIOLOGI
Menurut kepustakaan 90-95% terjadi pada anak di bawah 1 tahun akibat idiopatik.
Pada waktu operasi hanya ditemukan penebalan dinding ileum terminal berupa
hipertrofhi jaringan limfoid (plaque payer) akibat infeksi virus (limfadenitis) yang
mengkuti suatu gastroenteritis atau infeksi saluran nafas. Keadaan ini menimbulkan
pembengkakan bagian intusupseptum, edema intestinal dan obstruksi aliran vena à
obstruksi intestinal à perdarahan. Penebalan ini merupakan titik permulaan invaginasi.
Pada anak dengan umur >2 tahun disebabkan oleh tumor seperti limpoma, polip,
hemangioma dan Divertikel Meckeli. Penyebab lain akibat pemberian anti spasmolitik
pada diare non-spesifik. Pada umur 4-9 bulan terjadi perubahan diet makanan dari cair
ke padat, perubahan pola makan dicurigai sebagai penyebab invaginasi.
Invaginasi pada anak-anak umur kurang dari 1 tahun, tidak dijumpai kelainan
yang jelas sebagai penyebabnya, sehingga digolongkan sebagai invantile idiophatic
intususeption. Sedangkan pada anak-anak umur >2 tahun dapat dijumpai kelainan pada
usus sebagai penyebabnya, misalnya Divertical Meckel, hemangioma, polip. Pada orang
tua sangat jarang dijumpai kasus invaginasi (Tumen 1964; kume GA et al, 1985; Ellis
1990), serta tidak banyak tulisan yang membahas tentang invaginasi pada orang tua
secar rinci.
Penyebab terjadinya invaginasi bervariasi, diduga tindakan masyarakat tradisional
berupa pijat perut serta tindakan medis pemberian obat anti-diare juga berperan pada
timbulnya invaginasi. Infeksi rotavirus yang menyerang saluran pencernaan anak
dengan gejala utama berupa diare juga dicurigai sebagai salah satu penyebab invaginasi.
Keadaan ini merupakan keadaan gawat darurat akut di bagian bedah dan dapat terjadi
pada semua umur. Insiden puncaknya pada umur 4–9 bulan, hampir 70% terjadi pada
umur dibawah 1 tahun dimana laki-laki lebih sering dari wanita kemungkinan karena
peristaltic lebih kuat.
Perkembangan invaginasi menjadi suatu iskemik terjadi oleh karena penekanan
dan penjepitan pembuluh-pembuluh darah segmen intususeptum usus atau mesenterial.
Radiologi Page 4
Invaginasi
Bagian usus yang paling awal mengalami iskemik adalah mukosa. Ditandai dengan
produksi mucus yang berlebih dan bila berlanjut akan terjadi strangulasi dan laserasi
mukosa sehingga timbul perdarahan. Campuran antara mucus dan darah tersebut akan
keluar anus sebagai suatu agar-agar jeli darah (red currant jelly stool).
Keluarnya darah per-anus sering mempersulit diagnosis dengan tingginya
insidensi disentri dan amubiasis. Ketiga gejala tersebut disebut sebagai trias invaginasi.
Iskemik dan distensi sistem usus akan dirasakan nyeri oleh pasien dan ditemukan pada
75% pasien. Adanya iskemik dan obstruksi akan menyebabkan sekuestrisasi cairan ke
lumen usus yang distensi dengan akibat lanjutnya adalah pasien akan mengalami
dehidrasi, lebih jauh lagi dapat menimbulkan syok. Mukosa usus yang iskemik
merupakan port de entry intravasasi mikroorganisme dari lumen usus yang dapat
menyebabkan pasien mengalami infeksi sistemik dan sepsis.
Intususepsi pada dewasa kausa terbanyak adalah keadaan patologi pada lumen
usus, yaitu suatu neoplasma baik yang bersifat jinak dan atau ganas, seperti apa yang
pernah dilaporkan ada perbedaan kausa antara usus halus dan kolon sebab terbanyak
intususepsi pada usus halus adalah neoplasma yang bersifat jinak (Diverticle Meckel’s,
polip) 12/25 kasus sedangkan pada kolon adalah bersifat ganas (adenocarsinoma) 14/16
kasus. Etiologi lainnya yang frekuensinya lebih rendah seperti tumor extra lumen seperti
lymphoma, diare, riwayat pembedahan abdomen sebelumnya, inflamasi pada apendiks
juga pernah dilaporkan, intususepsi terjadi pada penderita AIDS, pernah juga dilaporkan
karena trauma tumpul abdomen yang tidak dapat diterangkan kenapa itu terjadi dan
idiopatik.
Perbedaan dalam etiologi merupakan hal utama yang membedakan kasus yang
terjadi pada bayi atau anak-anak penyebab intususepsi tidak dapat diketahui pada kira-
kira 95% kasus. Sebaliknya 80% dari kasus pada dewasa mempunyai suatu penyebab
organik, dan 65% dari penyebabnya ini berupa tumor baik benigna maupun maligna.
Oleh karenannya banyak kasus pada orang dewasa harus ditangani dengan
anggapan terdapat keganasan. Insidensi tumor ganas lebih tinggi pada kasus yang hanya
mengenai kolon saja (Cohn 1976).
Berbagai variasi etiologi yang mengakibatkan terjadinya intususepsi pada dewasa
pada intinya adalah gangguan motilitas usus terdiri dari dua komponen yaitu satu
bagian usus yang bergerak bebas dan satu bagian usus lainya yang terfiksir atau kurang
Radiologi Page 5
Invaginasi
bebas dibandingkan bagian lainnya, karena arah peristaltik adalah dari oral ke anal
sehingga bagian yang masuk ke lumen usus adalah yang arah oral atau proksimal,
keadaan lainnya karena suatu disritmik peristaltik usus, pada keadaan khusus dapat
terjadi sebaliknya yang disebut retrograd intususepsi pada pasien pasca
gastrojejunostomi.
Akibat adanya segmen usus yang masuk ke segmen usus lainnya akan
menyebabkan dinding usus yang terjepit sehingga akan mengakibatkan aliran darah
menurun dan keadaan akhir adalah akan menyebabkan nekrosis dinding usus.
Perubahan patologik yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai
intususeptum. Intususepien biasanya tidak mengalami kerusakan. Perubahan pada
intususeptum ditimbulkan oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari
intususepien, dan juga karena terganggunya aliran darah sebagai akibat penekanan dan
tertariknya mesenterium. Edema dan pembengkakan dapat terjadi.
Pembengkakan dapat sedemikian besarnya sehingga menghambat reduksi.
Adanya bendungan menimbulkan perembesan (ozing) lendir dan darah ke dalam lumen.
Ulserasi pada dinding usus dapat terjadi. Sebagai akibat strangulasi tidak jarang terjadi
gangren. Gangren dapat berakibat lepasnya bagian yang mengalami prolaps.
Pembengkakan dari intisuseptum umumnya menutup lumen usus. Akan tetapi tidak
jarang pula lumen tetap patent, sehingga obstruksi komplit kadang-kadang tidak terjadi
pada intususepsi (Tumen 1964).
Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus (obstruksi) baik partial
maupun total dan strangulasi (Boyd, 1956). Hiperperistaltik usus bagian proksimal yang
lebih mobil menyebabkan usus tersebut masuk ke lumen usus distal. Usus bagian distal
yang menerima (intussucipient) ini kemudian berkontraksi, terjadi edema. Akibatnya
terjadi perlekatan yang tidak dapat kembali normal sehingga terjadi invaginasi.
Radiologi Page 6
Invaginasi
II
II.2 KLASIFIKASI
Intususepsi dibedakan dalam 4 tipe :
1. Enterik usus halus ke usus halus
2. Ileosekal valvula ileosekalis mengalami invaginasi prolaps ke sekum dan menarik
ileum di belakangnya. Valvula tersebut merupakan apex dari intususepsi.
3. Kolokolika kolon ke kolon.
4. Ileokoloika ileum prolaps melalui valvula ileosekalis ke kolon.
dengan barium enema, akan tampak zona transisi (Mouse Tail Appereance).
Radiologi Page 20
Invaginasi
Hirsprung Invaginasi
SARAN
Diagnosis banding untuk invaginasi antara lain adalah Hirsprung Disease dan Stenosis Ileum. Pemeriksaan penunjang diperlukan dalam penegakkan diagnosis invaginasi selain untuk menyingkirkan diagnosis banding.