This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 4
SKENARIO 1 BLOK 15
“IMUNISASI “
Disusun oleh:
1. Amalia Isnaini H2A010003
2. Devi Yanuar Permatasari H2A010011
3. Eka Budhiarti H2A010014
4. Fitria Wijayanti H2A010019
5. Gananda Laksa H2A010021
6. Juhendra Fathoni H2A010027
7. Kunthi Rahmawati H2A010029
8. Maria Ulfah H2A010032
9. R. Prindjati Prakasa H2A010042
10. Rofiqo Umania Rachmawati H2A010045
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2013
1
IMUNISASI
Seorang ibu membawa anak perempuannya yang berusia 1 tahun utuk imunisasi
dipuskesmas. Anak lahir cukup bulan dengan BB lahir 3000gr dan panjang 45cm, saat ini
terjadi pertambahan BB= 8kg, Tb= 80cm. Saat ini anak belum mampu berdiri sendiri dan
berkata mama, papa kepada orang tuanya. Anak ini pernah beberapa kali menderita
infeksi saluran nafas tapi saat ini dalam keadaan tidak sakit. Anak ini sudah mendapatkan
imunisasi sejak lahir tetapi belum lengkap, dikarenakan ibu anak tersebut tidak
mengetahui adanya program imunisasi wajib dan dikarenakan tempat tinggalnya yang
jauh dari pusat kesehatan. Di lingkungan sekitar keluarga tersebut terdapat beberapa anak
penderita lumpuh layu.
STEP 1 (IDENTIFIKASI KATA-KATA SULIT)
1. Imunisasi: suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu antigen yang serupa sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa,
tidak terjadi penyakit.(1)
2. Lumpuh layu: merupakan manifestasi dari Acute Flaccid Paralysis yaitu kelumpuhan
yang terjadi secara akut yang mengenai otot, saraf, neuromuscular junction, otak,
medula spinalis dan kornu anterior.(2)
3. Infeksi: invasi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh, terutama yang
menyebabkan cedera seluler lokal, akibat kompetisi metabolism, toksin, replikasi
intraseluler, atau respon antigen-antibodi.(3)
STEP 2 (IDENTIFIKASI MASALAH)
1. Berat badan anak perempuan = 8kg, dan tinggi badan = 80cm, termasuk normal atau
tidak dan bagaimanakah status gizi anak tersebut?
2. Bagaimana perkembangan normal anak pada usia satu tahun, apa saja yang dapat
menyebabkan anak pada kasus ini belum dapat berdiri dan berkata mama papa kepada
orang tuanya?
3. Imunisasi apa yang akan diberikan pada anak tersebut yang berumur satu tahun, dan
Hal-hal apa saja yang harus dijelaskan kepada orang tua sebelum melakukan
imunisasi?
2
4. Adakah hubungan dari penyakit anak dahulu yang beberapa kali menderita infeksi
saluran nafas dan lingkungan sekitar rumah ada beberapa anak yang menderita
lumpuh layu dengan gejala anak tersebut? Jelaskan!
STEP 3 (KLASIFIKASI MASALAH)
1. Status gizi anak :
Berdasarkan Z-score.(4)
- Tinggi badan ideal (TBI) 1,5 x Pb lahir = 1,5 x 45cm = 67,5
- Berat badan ideal (BBI) (usia dalam tahun) x 2 + 8 = (1 X 2) + 8 = 10 kg
- BB/U= riel – median 8 – 9,5 - 1,5
Sd low 1 1
- TB/U= riel – median 80- 74,3 5,7
Sd up 2,8 2,8
- BB/TB= riel – median 8-10,6 - 2,6
Sd low 0,9 0,9
2. Anak belum bisa berdiri dan berkata mama papa :
Ada banyak kemungkinan, bisa karena gangguan perkembangan dengan berbagai
macam etiologi.(5)
a. Faktor yang mempengaruhi terjadinya tumbuh kembang anak yaitu :
1) Faktor internal (genetik)
- Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil proses tumbuh kembang
anak.
- Melalui genetik dapat di tentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
- Yang termasuk faktor internal yaitu perbedaan ras/etnik/bangsa, keluarga,
umur, jenis kelamin, kelainan genetik dan kelainan kromosom.
2) Faktor eksternal (lingkungan)
Yang termasuk faktor eksternal yaitu biofisikopsikososial yang
mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya.
3
Gizi normal
jangkung
kurus
- 1,5
2,03
- 2,88
Faktor eksternal dibagi menjadi 2 yaitu :
- Faktor pranatal yaitu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin
sejak konsepsi hingga lahir, yang meliputi ; gizi ibu saat hamil,
mekanis, toksin / zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas,
dan anoksia embrio.
- Faktor postnatal meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik,
lingkungan psikososial, serta keluarga dan adat-istiadat.
b. Berdasarkan formulir denver II anak usia 1 tahun harus sudah bisa melakukan :
1) Personal sosial
Meliputi ; minum dengan cangkir, menirukan kegiatan, bermain bola
dengan pemeriksa, berusaha menggapai mainan, dada dengan tangan,
menyatakan keinginannya, tepuk tangan dan makan sendiri.
2) Adaptif-motorik halus
Meliputi ; menaruh kubus di cangkir, menbenturkan 2 kubus, memegang
ibu jari dan jari telunjuk, mengambil 2 kubus dan memindahkan kubus.
3) Bahasa
Meliputi ; mengatakan atau mengucapkan 2 kata, mengucapkan papa,
mama, dan mengoceh.
4) Motorik kasar
Meliputi ; berjalan dengan baik, membungkuk kemudian berdiri, serta
berdiri sendiri.
c. Perkembangan Bahasa Normal (6)
Hemisfer kiri merupakan pusat kemampuan berbahasa pada 94% orang dewasa
kinan dan 75% pada orang dewasa kidal. Pengkhususan hemisfer untuk fungsi bahasa
sudah dimulai sejak di dalam kandungan, tetapi berfungsi secara sempurna setelah
beberapa tahun kemudian. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak dengan
kerusakan otak unilateral sebelum maupun sesudah lahir, diperkirakan fungsi berbahasa
dapat diprogram oleh hemisfer lainnya, walaupun kelainan yang khusus masih dapat
ditemukan dengan tes yang teliti. Kelenturan perkembangan otak seperti ini
menyebabkan macam perkembangan bahasa pada anak sukar ditemukan.
4
Seperti pada orang dewasa terdapat 3 area utama pada hemisfer kiri anak
khusus untuk berbahasa, yaitu di bagian anterior (area brocca dan korteks motorik)
dan di bagian posterior (area wernicke). Informasi yang berasal dari korteks
pendengaran primer dan sekunder, diteruskan ke bagian korteks temporoparietal
posterior (area wernicke), yang dibandingkan dengan ingatan yang sudah disimpan.
Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan oleh fasiculus arcuata ke bagian
anterior otak dimana jawaban motorik dikoordinasi. Apabila terjadi kelainan pada
salah satu dari jalannya impuls ini, maka akan terjadi kelainan bicara. Kerusakan
pada bagian posterior akan mengakibatkan kelainan bahasa reseptif, sedangkan
kerusakan di bagian anterior akan menyebabkan kelainan bahasa ekspresif.
d. Gangguan berbicara pada anak dapat dibedakan berdasarkan: (7)
1) Kongenital:
- Retardasi mental
- Tuli (akibat rubella, kern ikterus, sindrom turner)
- Cerebral palsy
- Anomali alat bicara perifer (palatum, bibir, gigi dan lidah)
- Developmental speech disorder misalnya developmental dyslexia, gagap,
developmental dysarthria, developmental word deafness, developmental
motor aphasia
2) Didapat:
- Afasia karena penyakit yang disertai kejang, pasca ensefalitis, trauma,
neoplasma, gangguan vaskuler otak, penyakit degeneratif
- Disartria pada Bell's Palsy, poliomielitis, tumor batang otak, miastenia
gravis, penyakit degeneratif
- Psikogenik dan sosiokultural.
3. Imunisasi yang diberikan untuk anak usia 1 tahun :(1)
5
a. Vaksin influenza :
- Vaksin influenza terdiri dari dua virus influenza sub tipe A yaitu H3N2
dan H1N1 , serta virus influenza tipe B.
- Jadwal pemberian vaksin influenza diberikan pada anak umur 6-23 bulan,
baik pada anak sehat maupun dengan resiko (asma, penyakit jantung, HIV dan
diabetes).
- Imunisasi influenza diberikan setiap tahun dan diberikan secara intramuscular
pada paha anterolateral atau deltoid.
- Dosis yang diberika pada umur 6-23 bulan : 0,25ml.
b. PCV-7 (pneumococcal conjugate vaccine)
- Diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis pertama tidak diberikan sebelum umur
6 minggu.
- Untuk BBLR (≤ 1500gr), vaksin diberikan setelah umur kronologik 6-8
minggu tanpa memperhatikan umur atau apabila berat badan telah mencapai ≥
2000gr.
- Dapat diberikan bersamaan vaksin lainnya; missal DTwP, DTaP, TT, Hib,
Hep B, MMR, atau varicela yang menggunakan syringe terpisah. untuk setiap
vaksin diberikan disisi badan yang berbeda.
c. Jadwal imunisasi dari usia 0 – 12 bulan
Umur Vaksin Keterangan
Saat lahir 1. Hepatitis B-1
2. Polio - 0
- HB-1 harus diberikan dalam
waktu 12 jam setelah lahir,
dilanjutkan pada umur 1 dan 6
bulan.
- Diberikan saat kunjungan
pertama atau pada bayi yang
lahir di RB/RS , polio oral
diberikan saat bayi di pulangkan.
1 bulan 1. Hepatitis B-2 - HB-2 diberikan pada umur satu
bulan , dengan interval HB-1
dan HB-2 adalah satu bulan.
6
0-2 bulan 1. BCG - BCG dapat diberika sejak lahir.
Bila diberikan pada usia > 3
tahun, maka perlu dilakuan uji
tuberculin terlebih dahulu. BCG
diberikan bila uji tuberculin
negative
2 bulan 1. DTP-1
2. Hib-1
3. Polio-1
4. PCV-1
- DTP diberikan pada umur > 6
minggu
- Hib diberikan pada umur 2 bulan
dengan interval 2 bulan
- Dapat diberikan bersamaan
dengan DTP-1
- Diberikan pada umur 2 bulan
4 bulan 1. DTP-2
2. Hib-2
3. Polio-2
4. PCV-2
- DTP-2 (DTwP/DTaP) dapat
diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-2
(PRP-T)
- Polio-2 diberikan bersamaan
dengan DTP-2
- PCV-2 diberikan pada umur 4
bulan
6 bulan 1. DTP-3
2. Hib-3
3. Polio-3
4. PCV-3
- DTP-3 dapat diberikan terpisah
atau dikombinasikan dengan
Hib-3 (PRP-T)
- Apabila menggunakan Hib-
OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan
tidak perlu diberikan
- Polio- diberikan bersamaan
dengan DTP-3
- PCV-3 pada umur 6 bulan
6 bulan 1. Hepatitis B-3 - HB-3 diberikan pada umur 3-6
7
bulan. Untuk mendapat respon
imun optimal interval HB-2 dan
HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5
bulan
6-23 bulan - Influenza - Influenza dapat diberikan sejak
umur 6 bulan
9 bulan - Campak - Campak-1 diberikan pada umur
9 bulan, campak-2 merupakan
program BIAS pada SD kl 1,
umur 6 tahun. Apabila telah
mendapat MMR pada umur 15
bulan, campak-2 tidak perlu
diberikan.
12-15 bulan - PCV-7 - Ulangan PCV-7 diberikan 1
dosis, pada umur 12-15 bulan
4. Adakah hubungan anak yang beberapa kali menderita infeksi saluran nafas dan
lingkungan sekitar ada beberapa anak yang lumpuh layuh dengan keadaan anak yang
belum mampu berdiri sendiri dan berkata papa mama?
Lingkungan dan kesehatan anak berpengaruh penting terhadap tumbuh
kembangnya, pada kasus ini dikatakan bahwa anak beberapa kali mengalami infeksi
saluran nafas atas dan lingkungan sekitar rumahnya banyak anak yang menderita
lumpuh layuh. Infeksi saluran nafas atas dapat disebabkan karena imunitas anak yang
menurun, paparan lingkungan maupun tanda awal suatu penyakit contohnya
poliomielitis yang awalnya menyerang mukosa faring. Banyaknya anak disekitar
rumah yang menderita lumpuh layuh merupakan faktor resiko penularan virus polio
pada anak tersebut sehingga diperlukan pemeriksaan dan observasi lebih lanjut
apakah gejala anak yang belum dapat berdiri sendiri dan berkata mama dan papa pada
orang tuanya disebabkan karena poliomielitis atau penyebab lain.
8
Penyebab dari penyakit poliomyelitis sendiri adalah virus polio yang termasuk
enterovirus, dalam family picornaviridae, gejala awalnya mirip infeksi pada
umumnya, demam, nyeri tenggorokan, gangguan saluran cerna (gejala menyerupai
influenza) penularan penyakit ini melalui udara yang mengandung virus polio. (8)
a. Respon imunologi anak (9)
Respon imun adalah reaksi badan terhadap suatu benda asing yang
merupakan suatu mekanisme kompleks, yaitu dimuali dengan masuknya antigen ke
dalam tubuh dan diakhiri dengan pembentukan zat anti. Reaksi ini bergantung
kepada sifat antigen (macam, jumlah, cara pemberian) dan kontitusi genetik badan.
Respon imun menjadi dasar dalam imunisasi.
- Respon imun primer
Pada pemberian antigen pertama, sel imunokompeten akan mengadakan
differensiasi menjadi sel yang sensitif terhadap antigen yang kemudian akan
berproliferasi lebih lanjut sebagian menjadi sel yang akan membentuk zat anti
(imunoglobulin) dan sebagian lagi dipersiapkan untuk menghadapi masuknya
antigen berikut. Bila antigen dapat dieliminasi tubuh, maka reaksi imunologis
tubuh selesai.
- Respon imun sekunder
Pada pemberian antigen kedua atau bila benda asing atau antigen pemberian
pertama masih ada, sel yang telah dipersiapkan pada respon imun primer akan
berproliferasi dengan cepat, sebagian menjadi sel yang membentuk zat anti dan
sebagian lagi berploriferasi terus menjadi memmory cells. Memmory cells ialah
sekelompok sel yang peka terhadap antigen yang sama atau serupa. Sel ini dapat
bertahan sampai beberapa bulan bahkan sampai beberapa tahun. Reaksi imun
sekunder berlangsung lebih cepat, zat anti yang dibentuk lebih banyak dan
berumur lebih lama. Dengan adanya memmory cells ini maka untuk memacu
pembentukan zat anti yang banyak secara cepat, hanya dibutuhkan antigen dalam
jumlah sedikit. Bila antigen dapat dieliminasi dalam stadium ini maka reaksi
imunologis selesai tanpa terjadi kerusakan tubuh. Adakalanya hal ini tidak
berakhir seperti disebut di atas, antigen masih tetap ada, sehingga terjadi apa yang
9
disebut respon imun tertier. Sifat antigen atau kerusakan genetik tubuh merupakan
faktor penyebab. Keadaan ini sangat merugikan tubuh, karena terjadi kerusakan
imunologis dengan akibat timbulnya immunologically mediated disease (IMD)
yang dapat berlangsung sementara atau menetap bergantung kepada daya
eliminasi antigen.
STEP 4 (SKEMA)
10
anak perempuan usia 1 tahun
tumbuh
kembang
Px. Penilaian antropometri
kembang denver
BB: 8kg
PB: 80cm
f.resiko
Belum mampu berdiri dan berkata mama, papa
etiologi tatalaksanaPernah ISPA
Imunisasi tidak lengkap
Lingkungan lumpuh layu
penularan
gejala
f.resiko
etiologi
tatalaksana
patofisiologi
Imunisasi nasional
prosedur
KIPI
etiologi
gejala
epidemiologi
tatalaksana
STEP 5 (SASARAN BELAJAR)
1. Imunisasi (nasional)
a. Definisi
b. Tujuan imunisasi
c. Sasaran program imunisasi
d. Manfaat imunisasi
e. Jenis imunisasi
f. Imunisasi nasional
g. KIPI ( kejadian ikutan paska imunisasi)
h. Imunisasi Pada Kelompok Resiko
i. Kontra Indikasi Imunisasi
j. Manifestasi Klinis Penyakit yang dapat di Cegah dengan Imunisasi Nasional
2. Poliomielitis
a. Definisi
b. Etologi
c. Patofisiologi
d. Manifestasi klinis
e. Diagnosis
f. Tatalaksana
g. Rehabilitasi medik.
STEP 6 (BELAJAR MANDIRI)
STEP 7 (PEMBAHASAN SASARAN BELAJAR)
1. IMUNSASI
A. Definisi(1)
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen yang serupa sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang
serupa, tidak terjadi penyakit.
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai
usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan.
11
B. Tujuan Imunisasi(1)
Adapun tujuan program imunisasi sebagai berikut :
1) Tujuan Umum
Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat Penyakit Yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit dimaksud antara lain, Difteri,
Tetanus, Pertusis (batuk rejan), Measles (campak), Polio dan Tuberculosis.
2) Tujuan Khusus:
- Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan