BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Problem berat badan berlebih bukanlah masalah baru bagi masyarakat kita. Masalah obesitas banyak dialami oleh berbagai macam kalangan, mulai dari anak-anak hingga orangtua. Seiring bertambahnya tahun masalah kelebihan berat badan mengalami kenaikan secara kuantitas di berbagai belahan dunia, khususnya di negara maju. Di Indonesia sendiri trend seperti ini dapat kita lihat terjadi di kota- kota besar seperti Jakrta dimana ritme kehidupan berlangsung lebih cepat sehingga gaya hidup menjadi serba instan. Seperti yang telaha dikatakan diatas, faktor utama timbulnya permasalahan ini ialah gaya hidup yang serba instan. Makanan yang beredar sekarang pun sebenarnya merupakan “prekursor” terhadap timbulnya problema kelebihan berat badan. Banyak makanan junk food yang selain mengandung kalori dalam jumlah berlebih juga tidak seimbang dalam komposisi gizinya. Selain itu kurangnya olahraga sebagai faktor peyeimbang terhadap sedikitnya gerak/aktivitas sehari-hari juga dapat memicu timbulnya kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan memiliki resiko yang sangat buruk bagi kesehatan. Berbagai penyakit dapat timbul sebagai akibat dari kelebihan berat badan, antara lain obesitas, diabetes melitus, hipertensi, bahkan gangguan jantung. Oleh 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Problem berat badan berlebih bukanlah masalah baru bagi masyarakat kita. Masalah
obesitas banyak dialami oleh berbagai macam kalangan, mulai dari anak-anak hingga
orangtua. Seiring bertambahnya tahun masalah kelebihan berat badan mengalami
kenaikan secara kuantitas di berbagai belahan dunia, khususnya di negara maju. Di
Indonesia sendiri trend seperti ini dapat kita lihat terjadi di kota-kota besar seperti Jakrta
dimana ritme kehidupan berlangsung lebih cepat sehingga gaya hidup menjadi serba
instan.
Seperti yang telaha dikatakan diatas, faktor utama timbulnya permasalahan ini ialah gaya
hidup yang serba instan. Makanan yang beredar sekarang pun sebenarnya merupakan
“prekursor” terhadap timbulnya problema kelebihan berat badan. Banyak makanan junk
food yang selain mengandung kalori dalam jumlah berlebih juga tidak seimbang dalam
komposisi gizinya. Selain itu kurangnya olahraga sebagai faktor peyeimbang terhadap
sedikitnya gerak/aktivitas sehari-hari juga dapat memicu timbulnya kelebihan berat
badan.
Kelebihan berat badan memiliki resiko yang sangat buruk bagi kesehatan. Berbagai
penyakit dapat timbul sebagai akibat dari kelebihan berat badan, antara lain obesitas,
diabetes melitus, hipertensi, bahkan gangguan jantung. Oleh karena itu penting bagi kita
untuk menghindari kelebihan berat badan.
Melalui makalah ini, penulis akan membahas tentang batasan kelebihan berat badan serta
status gizi yang dipakai untuk menentukan apakah individu termasuk dalam golongan
kelebihan berat badan. Selain itu akan dibahas tentang keseimbangan dalam komposisi
karbohidrat, protein dan lemak agar didapat diet yang baik sesuai dengan pedoman gizi.
Semoga setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengerti tentang diet yang
seimbang serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui batasan berat badan berlebih.
1
2. Memahami tentang konsumsi karbohidrat, protein dan lemak serta keseimbagan
komposisinya dalam diet sehari-hari.
2
BAB II
ISI
A Definisi berat badan berlebih
Berat badan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pemenuhan kebutuhan gizinya. Adapun
kebutuhan gizi seseorang dipengaruhi oleh tinggi badan, berat badan, umur serta jenis
kelaminnya. Setiap individu memiliki tingkat pemenuhan yang beragam terhadap
berbagai jenis bahan makanan.
Kebutuhan gizi seseorang juga meningkat seiring dengan pertumbuhan yang ia alami.
Pada masa pertumbuhan (masa pubertas) kebutuhan gizi relatif lebih tinggi dibandingkan
saat kanak-kanak untuk menunjang laju kerja hormon pertumbuhan seorang manusia.
Peningkatan kebutuhan gizi juga dapat terjadi pada ibu yang sedang hamil maupun
menyusui. Hal ini adalah normal karena selain memberi nutrisi bagi dirinya sendiri, ibu
hamil dan menyusui juga memberi nutrisi bagi bayi yang dikandungnya. Selain itu, pada
orang yang sering melakukan aktivitas fisik lebih dari orang normal (seperti pada atlet),
tentu saja memerlukan nutrisi yang lebih besar sebagai penyeimbang terhadap tingkat
kebutuhan gizinya.1 Yang terakhir pada keadaan patologis tertentu, dibutuhkan asupan
gizi yang cukup sehingga tubuh dapat segera kembali ke fungsi homeostasisnya.
Adapun zat yang diperlukan sebagai komponen pemenuhan gizi setiap individu ialah:
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Vitamin
Mineral
Air
Pembahasan dari masing-masing komponen gizi ini akan lebih didalami pada sub bagian
konsumsi karbohidrat, protein dan lemak.
Darimanakah kebutuhan makanan ini kita dapatkan? Tentunya melalui pemenuhannya
dalam kebutuhan makanan sehari-hari-hari. Penilaian tentang menu makanan baik secara
kualitatif dan kuantitatif diperlukan dalam menentukan komposisi gizi makanan. Oleh
karena itu secara rata-rata setiap makanan telah digolongkan dalam kelompok tertentu
dalam hubungannya degan pemenuhan salah satu atau beberapa unsur zat gizi. Contohnya
saja nasi digolongkan ke dalam makanan berkarbohidrat tinggi, meskipun di dalamnya
juga terdapat kandungan protein (berdasarkan data didapatkan dalam 100 gram nasi
terkandung 78,9 gram karbohidrat dan 7,4 gram protein).1
3
Penggolongan ini perlu untuk menilai proporsi makanan yang baik dalam menu sehari-
hari sesuai dengan kebutuhan gizi seseorang. Standar utama untuk menilai kualitas
makanan sehari-hari ialah makanan tersebut memenuhi syarat 4 sehat 5 sempurna. Apa
saja yang termasuk dalam 4 sehat 5 sempurna?
Gambar 1 : Piramida Makanan
Gambar diatas menunjukan tentang piramida makanan. Pada piramida makanan ini
tergambar proporsi dan komposisi dari masing-masing komponen zat gizi. Yang
dimaksud dengan makanan 4 sehat 5 sempurna adalah bahan makanan yang terdapat di
dalam piramida makanan ini ditambah dengan asupan susu setiap hari.2 Adapun keempat
bahan lain selain susu ialah:
Karbohidrat kompleks : yang dimaksud dengan karbohidrat kompleks ialah makanan
yang mengandung oligosakarida dan polisakarida (lebih dari 2 gugus gula). Bahan
makanan yang mengandung karbohidrat kompleks ialah nasi, roti, mie, kentang,
umbi-umbian ataupun sagu.
Vitamin dan Mineral : bahan makanan ini merupakan jenis bahan makanan kedua
terbanyak yang harus diberi. Fungsinya tentu saja menjaga kestabilan proses dalam
tubuh. Adapun bahan makanan yang mengandung vitamin dan mineral adalah sayur
dan buah-buahan.
Protein : bahan makanan yang mengandung protein berfungsi sebagai zat
pembangun tubuh. Protein memiliki fungsi yang sangat khas dan penting bagi
kelanjutan struktural tubuh. Oleh karena itu asupan protein seperti yang terkandung
di dalam daging, ikan, tahu, tempe, dan kacang-kacangan menjadi hal yang penting
bagi tubuh.
4
Karbohidrat simpleks: yang dimaksud dengan karbohidrat simpleks ialah bahan
makanan yang mengandung monosakarida dan disakarida yang lebih mudah
mengalami oksidasi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi. Frekuensi makan
karbohidrat simpleks ialah yang terkecil dibanding zat gizi yang lain. Bahan
makanan seperti madu mengandung jenis karbohidrat ini.2
Susu sebagai pelengkap yang berfungsi membantu pertumbuhan tulang dan gigi.
Adapun komposisi yang normal dari ketiga bahan makanan utama yaitu protein 10-15%
total kalori/hari, lemak 20-35% total kalori/hari dan karbohidrat 65-70% total kalori/hari.
Komposisi ini bukanlah hal yang mutlak karena hanya berdasarkan rata-rata kelompok,
sedangkan kebutuhan setiap individu bervariasi tergantung pada berbagai faktor antara
lain aktivitas sehari-hari.
Setelah dikonsumsi, bahan makanan akan dioksidasi dalam tubuh. Hasil oksidasi tersebut
adalah berupa energi. 1 gram lemak menghasilkan energi sebesar 9 kkal/gram. Sedangkan
1 gram protein dapat menghasilkan 4 kkal/gram. 1 gram karbohidrat menghasilkan 4
kkal/gram. Sehingga bila diketahui kadar karbohidrat, protein dan lemak dari berbagai
bahan makanan, kita dapat mengetahui jumlah kalori suatu bahan makanan dan asupan
kalori perhari seseorang.1,2
Pola makan yang baik bagi pemenuhan kebutuhan sehari-hari dirumuskan melalui
pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Ada 13 poin dalam penjabaran PUGS. 13
langkah ini adalah penjabaran dari 4 sehat 5 sempurna dalam kehidupan sehari-hari. Yang
dimaksud dengan PUGS ialah:
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan utk memenuhi kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dr kebutuhan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berikan saja pada bayi sampai umur 6 bln dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih yg aman dan cukup jumlahnya.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
11. Hindari minum minuman beralkohol.
12. Makanlah makanan yg aman bagi kesehatan.
13. Bacalah label pada makanan yg dikemas.
5
Apa yang terjadi bila kebutuhan gizi tidak dipenuhi dengan baik dan seimbang? Yang
terjadi ialah gangguan dalam metabolisme yang berefek pada tubuh sendiri. Salah satu
efek yang sering terlihat ialah kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan sering
disebut sebagai obesitas oleh orang awam. Kelebihan berat badan umumnya dapat dilihat
secara fisik, yaitu kegemukan.1 Namun ada parameter yang dapat mengukur secara
kuantitas kelebihan berat badan seseorang. Parameter tersebut dinyatakan sebagai status
gizi.
Berat badan berlebih dapat dilihat dari status gizi seseorang. Status gizi ialah tetapan
tingkatan pemenuhan gizi seseorang berdasarkan indeks massa tubuhnya. Indeks massa
tubuh seseorang dapat diketahui berdasarkan rumus berikut ini:
IMB =
Berdasarkan indeks massa tubuh, individu dapat diklasifikasikan kedalam kelompok
dengan berat badan kurang, normal dan berlebih. Klasifikasi dari WHO tidak cukup
cocok dengan wilayah asia. Oleh karena itu dibuat klasifikasi untuk wilayah asia pasifik.
Klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Berat badan kurang : < 18,5
Berat badan normal : 18,5 – 22,9
Berat badan lebih : >23
dengan resiko : 23 – 24,9
obesitas kelas I : 25 – 29,9
obesitas kelas II : >30
Contoh penggunaan rumus indeks massa tubuh untuk menilai status gizi seseorang ialah
sebagai berikut:
Willy memiliki berat badan 79 kilogram dan tinggi 172 cm. Tergolong kedalam
kelompok yang manakah dia?
IMB =
IMB =
IMB = 26,70
Sesuai dengan daftar maka Willy termasuk ke dalam kelompok obesitas kelas I.
6
Individu yang memiliki indeks massa tubuh lebih dari 25 memiliki resiko kematian akibat
penyakit degeneratif yang meningkat sesuai dengan pertambahan indeks massa tubuhnya.
Yang harus dilakukan ialah menurunkan berat tubuhnya dengan cara mengurangi asupan
energi dari makanan sebanyak 500 kalori/hari. Sedangkan individu dengan indeks massa
tubuh kurang dari 19 rentan terhadap penyakit infeksi. Yang harus dilakukan ialah
menambah asupan energi melalui makanan sebanyak 500 kalori/hari.2
Status gizi selain memakai indeks massa tubuh juga dapat menggunakan indeks Broca.
Rumus dari indeks Broca adalah sebagai berikut:
Untuk usia < 40 tahun, berat badan normal = tinggi badan – 100 – 10%( tinggi badan –
100 )
Untuk usia ≥ 40 tahun, berat badan normal = tinggi badan – 100
Pada indeks Broca, status gizi kurang ialah bila berat badannya kurang dari berat badan
normal dan status gizi lebih ialah bila berat badan diatas angka normal.
Pembahasan mengenai konsumsi bahan gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak serta
metabolisme, hormon yang terlibat dan peranannya dalam tubuh akan dibahas pada
bagian berikut.1
B Konsumsi Karbohidrat
1 Klasifikasi
Karbohidrat merupakan gabungan dari bentuk gula yang paling sederhana yaitu
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Bentuk paling sederhana ini dikenal sebagai
monosakarida. Bila ada dua molekul gula bergabung maka akan terbentuk disakarida
yang mengandung dua gugus gula. Penggabungan dua molekul glukosa akan
membentuk maltosa, penggabungan satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa
akan membentuk laktosa (biasanya dikenal sebagai gula susu) dan penggabungan satu
molekul glukosa dengan satu molekul fruktosa akan membentuk sukrosa.2 Bila ada 3-
11 monosakarida bergabung, maka akan terbentuk oligosakarida (oligo = sedikit).
Bila jumlah monosakarida semakin banyak yang bergabung maka akan terbentuk
polisakarida. Polisakarida yang paling banyak ditemukan dalam diet sehari-hari ialah
starch/zat tepung. Ada dua tipe starch yaitu:
Amilosa, yang mengandung 70-350 molekul gula dalam sebuah rantai panjang.
Amilopektin, mengandung sampai 100.000 molekul gula dalam rantai bercabang.
Karbohidrat berdasarkan jumlah molekul monosakarida yang berikatan didalamnya
digolongkan menjadi 2, yaitu:
7
Karbohidrat simpleks, yaitu monosakarida dan disakarida.
Karbohidrat kompleks, yaitu oligosakarida dan polisakarida.
2 Sumber
Glukosa dapat ditemukan dalam zat tepung dan bisa ditemukan dalam beberapa
jenis buah-buahan seperti anggur.1,2
Fruktosa dapat ditemukan dalam madu dan buah-buahan. Fruktosa dikenal
sebagai gula buah.
Sukrosa adalah tipe gula sehari-hari yang kita kenal sebagai pemanis.
Laktosa merupakan jenis gula yang ditemukan dalam air susu mamalia.
Galaktosa tidak ditemukan dalam bahan makanan tertentu, tetapi merupakan hasil
dari proses penguraian terhadap laktosa.
Maltosa ditemukan pada padi-padian yang mulai tumbuh dan terbentuk juga pada
proses fermentasi bir.2
Zat tepung/starch umumnya diproduksi oleh tanaman. Jumlah yang cukup besar
terdapat dalam jenis padi-padian, kentang, ketela dan kacang.
Glikogen merupakan bentuk penyimpanan karbohidrat di hati dan otot pada
hewan dan manusia. Daging hewan bukanlah sumber karbohidrat karena glikogen
didalamnya umumnya mengalami pemecahan sebelum dapat digunakan.
Polisakarida bukan zat tepung yang merupakan komponen dari dinding sel pada
tumbuhan. Polisakarida ini umumnya ditemukan dalam sereal, sayuran dan buah-
buahan. Bahan ini bukan sumber energi karena tidak ada enzim yang dapat
mencernanya. Namun bahan ini dapat menstimulasi gerak peristaltik usus dan
akan keluar melalui feses.
Teknologi pangan telah mampu menciptakan jenis karbohidrat tertentu, seperti
maltrodekstrin, polidekstrosa, sirup jagung, dan gula invert. Kebanyakan dari
karbohidrat ini berfungsi sebagai pemanis tambahan yang dapat ditemukan dalam
kue, biskuit, soft drink dan saus.
3 AKG
Normalnya karbohidrat meliputi 40-50% dari total energi makanan. Urutan terbanyak
asupan karbohidrat ialah zat tepung yang mencapai 64%, sukrosa mencapai 26%,