PendahuluanLatar belakangMeskipun banyak bahan dalam darah tidak
pernah berkontak langsung dengan jaringan otak,namun
otak,dibandingkan dengan jaringan lain,sangat bergantung pada
pasokan darah yang konstan. Tidak seperti kebanyakan jaringan,yang
dapat mengandalkan metabolism anaerob untuk menghasilkan ATP tanpa
adanya O2 sedikitnya beberapa saat, otak tidak dapat menghasilkan
ATP tanpa adanya O2..1Kesemutan tubuh sebelah kanan, mulut mencong,
dan bicara tidak jelas merupakan gejala awal terjadinya stroke.
Penyebab tersering kerusakan otak adalah Cerebrovascular accident
(CVA atau Stroke). Ketika pembuluh darah otak (serebrum) tersumbat
oleh bekuan atau pecah,jaringan otak yang didarahi oleh pembuluh
darah tersebut kehilangan pasokan vital O2 dan glukosa. Akibatnya
adalah kerusakan dan biasanya kerusakan jaringan tersebut. Temuan
temuan baru memperlihatkan bahwa kerusakan saraf meluas melebihi
bagian yang kekurangan darah akibat efek neurotoksikyang
menyebabkan kematian sel-sel disekitar. Sementara sel-sel yang
mula-mula mengalami kekurangan darah akibat nekrosis,sel-sel
sekitar mengalami apoptosis. Sel-sel yang mengalami kekurangan O2
mengeluarkan glutamat,suatu neurotransmitter eksitatorik
umum,secara berlebihan. Glutamat atau neurotransmitter lain
biasanya dikeluarkan dalam jumlah terbatas sebagai suatu perantara
komunikasi kimiawi anatara sel-sel otak. Glutamat eksitatorik yang
berlebihan ini,yang berasal dari sel-sel otak yang rusak, berikatan
dengan dan merangsang neuron-neuron sekitar. Secara
spesifik,glutamat berikatan dengan reseptor eksitatorik yang
dikenal sebagai reseptor NMDA, yang berfungsi sebagai saluran Ca2+.
Akibat pengaktifan toksik tersebut maka saluran reseptor ini terus
menerus membuka sehingga Ca2+ menyerbu masuk ke dalam neuron neuron
sekitar. Peningkatan Ca2+ intra sel ini memicu sel-sel tersebut
melakukan bunuh diri. Selama proses ini terbentuk lah Radikal
bebas.partikel kekurangan electron yang sangat reaktif ini
menyebabkan kerusakan sel lebih lanjut karena merebut elektron dari
molekul molekul lain. Sebagian besar neuron yang mati setelah suatu
stroke sebenarnya adalah sel-sel yang tidak cedera ang melakukan
bunuh diri sebagai respons terhadap rangkaian reaksi yang
ditimbulkan oleh pelepasan toksik glutamate dari bagian yang
mengalami kekurangan O2.1
TujuanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab
skenario 11 dari problem based learning yang telah diberikan.
Skenario ini bercerita tentang seorang perempuan umur 40 tahun
diantar oleh anaknya ke UGD karena mengeluh tadi pagi secara
mendadak merasa kelumpuhan dibagian tubuh sebelah kanan,lidahnya
mencong dan ngomong nya menjadi tidak jelas.anaknya menerangkan
bahwa ibunya sudah 4 tahun menderita tekanan darah tinggi tetapi
tidak teratur minum obat dari dokter, melainkan lebih sering minum
obat tradisional.IsiRumusan masalahSeorang perempuan umur 40 tahun
mengeluh merasa kelumpuhan tubuh sebelah kananHipotesisKelumpuhan
tubuh bagian sebelah kana disebabkan oleh gangguan otak hemisfer
kiri
Sasaran pembelajaran1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang saraf
otak, dari mulai anatomi , histologi, dan fisiologis nya2.
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang mekanisme vaskularisasi3.
Mahasiwa dapat menjelaskan topografi kerja saraf4. Mahasiswa dapat
menjelaskan tentang mekanisme penyaluran impuls saraf5. Mahasiswa
dapat menjelaskan tentang mekanisme kerja vitamin
neurotropicPembahasanStruktur Otak secara Makroskopik Berat otak
manusia sekitar 1400 gram, tersusun oleh sekitar 100 triliun
neuron. Maing-Maing neuron mempunyai 1000 sampai 10000 koneksi
sinaps dan sel saraf lainnya. 2Otak merupakan jaringan yang
konsistensinya kenyal dan terletak di dalam ruangan yang tertutup
oleh tulang cranium. Cranium ini secara absolute tidak dapat
bertambah volumenya terutama pada orang dewasa. Jaringan otak
dilindungi oleh beberapa pelindung yaitu rambut, kulit kepala,
tengkorak, selaput otak (meninges), dan cairan otak (liquor cerebro
spinalis). Kulit kepala terdiri dari lima lapisan yang disebut
sebagai SCALP yaitu skin, connective tissue, aponeurosis (galea
aponeurotika), loose areolar tissue (jaringan penunjang longgar),
dan perikarnium. Tulang tengkorak terdiri dari tabula eksterna,
dipole, dan tabula interna. 2Selaput otak terdiri dari tiga
lapisan:1. Duramater adalah meninges terluar yang tebal dan terdiri
dari dua lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersambung, tetapi
terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal luar pada
duramater melekat di permukaan dalam cranium dan berperan sebagai
periosteum dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam
pada duramater tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat
kembali ke arahnya untuk membentuk:a. Falks serebrum yang terletak
dalam fisura longitudinal antara hemisfer serebral. Bagian ini
melekat pada Krista galli tulang etmoid.b. Falks serebellum
membentuk bagian pertengahan antara hemisfer serebelar.c. Tentorium
serebellum memisahkan serebrum dari serebellum.d. Sela difragma
memanjang di atas sela tursika, tulang uang membungkus kelenjar
hipofisis.Pada beberapa regia, kedua laposan ini dipisahkan oleh
pembuluh darah besar, sinus vena yang mengalirkan darah keluar dari
otak. Ruang subdural memisahkan duramater dari arakhnoid pada regia
cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial
antara periosteal luar dan lapisan meningeal dalam pada duramater
di regia medulla spinalis. 22. Arakhnoid merupakan lapisan tengah
antara duramater dan piamater. Di bawah lapisan ini adalah rongga
subarachnoid yang mengandung trabekula dan dialiri LCS. Lapisan
arakhnoid tidak memiliki pembuluh darah, tetapi pada ronggga
subarachnoid terdapat pembuluh darah. 23. Piamater merupakan
lapisan selaput otak yang paling dalam yang langsung berhubungan
dengan permukaan jaringan otak serta mengikuti konvolusinya.
2SerebellumSerebellum terletak di dalam fosa kranii posterior dan
ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda, yaitu
tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum.
Serebellum dihubungkan dengan batang otak oleh tiga berkas serabut
yang disebut pedunkulus. Pedunkuli cerebelli superior berhubungan
dengan mesensephalone, pedunkuli serebeli media menghubungkan kedua
hemisfer otak, sedangkan pedunkulus serebeli inferior berisi
serabut-serabut traktus spinosereberaris dorsalis dan berhubungan
dengan medulla oblongata. Semua aktivitas serebelum berada di bawah
kesadaran. 3Ada dua fungsi utama serebelum yaitu mengatur otot-otot
postural tubuh dan melakukan program akan gerakan-gerakan pada
keadaan sadar maupun bawah sadar. Serebelum mengoordinasi
penyesuaian secara cepat dan otomatis dengan memelihara
keseimbangan tubuh. Serebelum merupakan pusat refleks yang
mengoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus,
dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap
tubuh. 3Formasio RetikularisFormasio retikularis terdiri atas
jaringan kompleks badan sel dan serabut yang saling terjalin
membentuk inti sentral batang otak. Bagian ini berhubungan ke bawah
dengan sel-sel intemunsial medulla spinalis serta meluas ke atas
dan ke dalam diensefalon serta telensefalon.3Fomarsio retikularis
berfungsi untuk: integrasi berbagai proses kortikal dan subkortikal
yaitu penentuan status kesadaran dan keadaan bangun modulasi
transmisi informasi sensorik ke pusat-pusat yang lebih tinggi
modulasi aktivitas motorik pengaturan respons otonom dan siklus
tidur bangun tempat asal sebagian besar monoamine yang disebar ke
seluruh SSPBatang OtakBagian-bagian batang otak dari atas ke bawah
adalah pons dan medulla oblongata. Di seluruh batang otak banyak
ditemukan jaras-jaras yang berjalan naik dan turun. Batang otak
merupakan pusat relai dan refleks SSP. 3PonsPons merupakan serabut
yang menghubungkan kedua hemisfer serebelum serta menghubungkan
mesensefalon di sebelah atas dengan medulla oblongata di bawah.
Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras
kortikoserebelaris yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum.
3Bagian bawah pons berperan dalam pengaturan pernafasan. Nucleus
saraf cranial V (trigeminus), VI (abdusen), dan VII (fasialis)
terdapat di sini. 3Medula OblongataMedulla oblongata merupakan
pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor,
pernapasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur, dan
muntah. Semua jaras asendens dan desendens medulla spinalis dapat
terlihat di sini. Pada permukaan anterior terdapat dua pembesaran
yang disebut pyramid yang terutama mengandung serabut-serabut
motorik volunteer. Di bagian posterior medulla oblongata terdapat
pula dua pembesaran yang merupakan fasikuli dari jaras asendens
kolumna dorsalis, yaitu fasikulus grasilis dan fasikulus kuteanus.
Jaras-jaras ini menghantarkan tekanan, proprioseptif otot-otot
sadar, sensasi getar dan diskriminasi taktil dua titik. 3
MesensefalonMesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak
yang letaknya di atas pons. Bagian ini mencakup bagian posterior,
yaitu rektum yang terdiri atas kolikuli seuperior dan kolikuli
inferior serta bagian anterior, yaitu pedunkulus serebri. Kolikuli
superior berperan dalam refleks penglihatan dan koordinasi gerakan
penglihatan, kolikuli inferior berperan dalam refleks pendengaran,
misalnya menggerakkan kepala kea rah datangnya suara. 3Pedunkuli
serebri terdiri atas berkas serabut-serabut motorik yang berjalan
turun dari serebrum. Substansia nigra dan nucleus ruber terletak
dalam mesensefalon dan merupakan bagian dari jaras ekstrapiramidal
atau jaras impuls motorik involunter. 3Substansia nigra mempunyai
banyak hubungan antara lain dengan korteks serebri, ganglia
basalis, nucleus ruber, dan formasio retikularis. Diduga bahwa
substansia nigra mempunyai peranan inhibisi kompleks terhadap area
yang dihubunginya. Lesi pada substansia nigra dapat mengakibatkan
kekakuan otot, tremor halus pada waktu istirahat, langkah yang
lamban serta diseret, dan wajah seperti topeng. 3Nucleus ruber
mempunyai hubungan dengan serebelum, korteks serebri, sustansia
nigra, ganglia basalis, formasio retikularis, dan nucleus
subtalamik. Bagiam ini berperan dalam refleks postural serta
refleks untuk menegakkan badan pada bagian orientasi kepala
seseorang terhadap ruang. 3DiensefalonDiensefalon biasanya dibagi
menjadi empat wilayah yaitu thalamus, subtalamus dan hipotalamus.
Diensefalon memproses rangsang sensorik dan membantu mencetuskan
atau memodifikasi reaksi tubuh terhadap rangsang tersebut.
3TalamusThalamus terdiri atas dua struktur ovoid yang besar,
masing-masing mempunyai kompleks nucleus yang saling berhubungan
dengan korteks cerebri ipsilateral, serebelum , dan dengan berbagai
kompleks nuclear subkortikal seperti yang ada dalam hipotalamus,
formasio retikularis batang otak, ganglia basalis, dan mungkin juga
substansia nigra. Thalamus merupakan stasitum relai yang penting
dalam otak dan juga merupakan pengintegrasi subkortikal yang
penting. 3SubtalamusSubtalamus merupakan nucleus ekstrapiramidal
diensefalon yang penting. Subtalamus mempunyai hubungan dengan
nucleus ruber, substansia nigra dan globus palidus dari ganglia
basalis. Lesi pada subtalamus dapat menimbulkan diskinesia dramatis
yang disebut hemibalismus. 3EpitalamusEpitalamus merupakan pita
sempit jaringan saraf yang membentuk atap diensefalon. Struktur
utama area ini adalah nikleus habenular dan komisura, komisura
posterior, striae medularis, dan epifisis. Epitalamus berhubungan
dengan sistem limbic dan berperan pada beberapa dorongan emosi
dasar dan integrasi informasi olfaktorius. Epifisis mensekresi
melatonin dan membantu mengatur irama sirkadian tubuh serta
menghambat hormone gonadotropin. 3HipotalamusHipotalamus terletak
di bawah thalamus. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan
rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai
ekspresi tingkah laku dan emosi.3Struktur Otak secara
MikroskopikSistem persarafan terdiri atas sel saraf (neuron) dan
sel penyokong (neuroglia dan sel Schwann). Kedua jenis sel tersebut
demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lain sehingga
bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.4
NeuronSusunan saraf pusat manusia terdiri atas sekitar 100
miliar neuron. Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit
anatomi dan fungsional sistem persarafan. 4Struktur
NeuronNeuron-neuron dapat mempunyai berbagai bentuk dan ukuran yang
berbeda, salah satunya adalah tipe neuron multipolar yang merupakan
jenis yang paling banyak terdapat dalam sistem saraf pusat (dapat
dilihat pada gambar 1). 4
Gambar 1. Struktur anatomi neuron multipolar. Sumber:
www.enchantedlearning.comBadan SelSecara relative badan sel lebih
besar dan mengelilingi nucleus yang di dalamnya terdapat nucleolus.
Di sekelilingnya terdapat perikarion yang berisi neurofilamen yang
berkelompok yang disebut Neurofibril. Di luarnya terhubungkan
dengan dendrite dan akson yang memberikan dukungan terhadap
proses-proses fisiologis. 4DendritDendrite adalah tonjolan yang
menghantarkan informasi menuju badan sel. Merupakan bagian yang
menjulur keluar dari badan sel dan menjalar ke segala arah.
Khususnya di korteks serebri dan serebellum, dendrite mempunyai
tonjolan-tonjolan kecil bulat, yang disebut tonjolan dendrite.
Neuron tertentu juga mempunyai akson fibrosa yang panjang yang
berasal dari daerah yang agak tebal di badan sel, yaitu akson hilok
(bukit akson). 4AksonTonjolan tunggal dan panjang yang
menghantarkan informasi keluar dari badan sel disebut akson.
4Dendrite dan akson secara kolektif sering disebut sebagai serabut
saraf atau tonjolan saraf. Kemampuan untuk menerima, menyampaikan,
dan meneruskan pesan-pesan neural disebabkan sifat khusus membrane
sel neuron yang mudah dirangsang dan dapat menghantarkan pesan
elektrokimia. 4Klasifikasi Struktur NeuronKlasifikasi struktur
neuron berdasarkan pada hubungan antara dendrite, badan sel, dan
akson mencakup: Neuron BipolarUkuran dari neuron bipolar (gambar
2a) lebih kecil dibandingkan dengan neuron unipolar dan multipolar.
Neuron bipolar sangat jarang ada, tetapi mereka ada di dalam organ
perasa khusus, neuron ini menyiarkan ulang informasi tentang
penglihatan, penciuman, dan pendengaran dari sel-sel yang peka
terhadap rangsang ke neuron-neuron lainnya. 4 Neuron UnipolarDi
dalam suatu neuron unipolar (gambar 2b), dendrite dan akson
melakukan proses secara berlanjut. Dalam suatu neuron, segmen awal
dari cabang dendrite membawa aksi potensial dan neuron ini memiliki
akson. Beberapa neuron sensorik dari saraf tepi merupakan neuron
unipolar dan sinaps neuron berakhis di sistem saraf pusat (SSP). 4
Neuron MultipolarNeuron multipolar (gambar 2c) lebih banyak
memiliki dendrite dan dengan satu akson. Neuron ini merupakan tipe
neuron yang sebagian besar berada di SSP. Contoh tipe neruron ini
adalah seluruh neuron motorik yang mengendalikan otot rangka.
4Klasifikasi FungsionalNeuron-neuron juga dikategorikan berdasarkan
kelompok fungsionalnya, meliputi neuron sensorik, neuron motorik,
dan interneuron. 4Neuron SensorikNeuron sensorik berasal dari
difisi aferen dari sistem saraf tepi (SST). Neuron ini membawa
informasi dari reseptor pesan sensorik untuk dibawa ke sistem
pusat. 4Neuron sensorik merupakan neuron unipolar atau disebut juga
dengan serabut aferen yang menghubungkan antara reseptor sensorik
dan batang otak atau otak. Neuron ini mengumpulkan informasi dengan
memerhatikan lingkungan dalam dan lingkungan luar tubuh. Tubuh
manusia memiliki sekitar 10 juta neuron sensorik. Neuron sensorik
somatic melakukan pengawasan di luar tubuh dan neuron sensorik
visceral memonitori kondisi di dalam tubuh. 4Reseptor sensorik yang
lebih spesifik meliputi: Eksteroseptor menyediakan informasi
tentang kondisi lingkungan luar dan informasi yang di dapat dari
sentuhan, suhu, sensasi tekanan, dan informasi yang didapat dari
indra seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, dan peraba. 4
Proprioseptor memonitor keadaan posisi dan pergerakan otot rangka
dan sendi. 4 Interoseptor memonitor kondisi sistem pencernaan,
pernapasan, kardiovaskular, perkemihan, reproduksi, serta beberapa
sensasi perasa dan rasa nyeri. 4Neuron MotorikNeuron motorik atau
neuron eferen membawa instruksi-instruksi dari SSP menuju efektor
perifer. Neuron motorik akan menstimulasi atau memodifikasi
aktivitas dari jaringan-jaringan perifer, organ, atau sistem organ.
Tubuh manusia memiliki sekitar 500.000 neuron motorik. Akson-akson
pembawa pesan dari SSP yang disebut dengan serabut eferen, terdiri
atas sistem saraf somatic (SSS) dan sistem saraf otonom (SSO).
4InterneuronInterneuron atau neuron asosiasi berada di antara
neuron sensorik dan motorik. Interneuron terdapat di seluruh otak
dan batang otak. Tubuh manusia memiliki 20 juta interneuron dan
berespons untuk mendistribusikan setiap informasi dari neuron
sensorik dan mengoordinasi aktivitas motorik. 4NeurogliaNeuroglia
adalah sel penyokong untuk neuron-neuron SSP, sedangkan sel Schwann
menjalankan fungsi tersebut di SST. Neuroglia menyusun 40% volume
otak dan medulla spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari
sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu.
Ada empat sel neuroglia yang berhasil diidentifikasi yaitu
microglia, ependimal, astroglia (astrosit), dan oligodendroglia
(oligodendrosit). 4MikrogliaSekitar 5% dari sel-sel glia di SSP
adalah microglia. Microglia mempunyai sifat fagosit. Bila jaringan
saraf rusak, maka sel-sel ini bertugas untuk mencerna sisa-sisa
jaringan yang rusak. Sel jenis ini ditemukan di seluruh SSP dan
dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi.
4EpendimalEpendimal berperan dalam produksi Liquor serebrospinal
(LCS). Ependimal adalah neuroglia yang membatasi sistem ventrikel
SSP. Sel-sel inilah yang merupakan epitel dari pleksus koroideus
ventrikel otak. 4AstrogliaAstroglia atau astrosit merupakan sel
glia terbesar. Fungsi astrosit antara lain: Sebagai barier
darah-otak. Kandungan dalam sirkulasi tidak bisa bebas masuk ke
dalam cairan intersisial dari SSP. Jaringan neural harus terisolaso
dari sirkulasi umum karena hormone dan beberapa kimia darah akan
menghambat fungsi dari neuron. Sel-sel endothelial dari
kapiler-kapiler SSP akan melakukan pertukaran kimia antara
sirkulasi darah dan cairan interstisial. Sel-sel ini disebut dengan
barier darah-otak. Barier ini terisolasi dari sirkulasi umum. 4
Memperbaiki kerusakan jaringan neuron. Di dalam SSP, kerusakan dari
jaringan neuron akan merusak fisiologis dari neuron. Fungsi dari
astrosit akan memperbaiki atau mencegah kerusakan lebih lanjut dari
neuron. 4 Menjaga perubahan interstisial.
4OligodendrogliaOligodendroglia atau oligodendrosit seperti
astrosit memiliki silinder sitoplasma yang panjang dan merupakan
sel glia yang bertanggung jawab menghasilkan mielin dalam SSP.
Setiap oligodendroglia mengelilingi beberapa neuron dan membrane
plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga membentuk selubung
mielin. Mielin pada SST dibentuk oleh sel-sel Schwann. 4Sel
SchwannSel scwann membentuk mielin maupun neurolema saraf tepi.
Membrane plasma sel Schwann secara konsentris mengelilingi tonjolan
neuron SST. 4MielinMielin merupakan suatu kompleks protein lemak
berwarna putih yang mengisolasi tonjolan saraf. Mielin menghalangi
aliran ion natrium dan kalium melintasi membrane neural dengan
hampir sempurna. Selubung mielin tidak kontinu di sepanjang
tonjolan saraf, dan terdapat celah-celah yang tidak memiliki
mielin, yang disebut nodus ranvier. Tonjolan saraf pada SSP dan SST
dapat bermielin atau tidak bermielin. 4Mekanisme dan Fungsi Sistem
SarafSistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan
bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam
mekanisme sistem saraf lingkungan internal dan stimulus eksternal
dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau
sensitivitas terhadap stimulus dan konduktivitas, atau kemampuan
untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh
sistem saraf dalam tiga cara yaitu.5
1. Input sensorikSistem saraf menerima sensasi atau stimulus
melalui reseptor yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor
somatic) maupun internal (reseptor visceral). 52. Aktivitas
integrativeReseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang
menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis,
yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus,
sehingga respons terhadap informasi bisa terjadi. 53. Output
motorikImpuls dari otak dan medulla spinallis memperoleh respons
yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh yang disebut sebagai
efektor. 5Sistem saraf tersusun menjadi susunan saraf pusat (SSP)
yang terdiri dari otak dan korda spinalis, dan sistem saraf tepi
(SST) yang terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi
antara SSP dan bagian tubuh lain (perifer). SST kemudian dibagi
lagi menjadi divisi aferen dan eferen. Divisi aferen membawa
informasi ke SSP. Memberitahu SSP mengenai lingkungan eksternal dan
aktivitas-aktivitas internal yang diatur oleh SSP. Instruksi dari
SSP disalurkan melalui divisi eferen ke organ efektor, otot atau
kelenjar yang melaksanakan perintah untuk menimbulkan efek yang
diinginkan. Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf
somatic, yang terdiri dari serat-serat neuron motorik yang
mempersarafi otot-otot rangka, dan serat-serat sistem saraf otonom
yang mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Sistem
yang terakhir dibagi lagi menjadi sistem saraf simpatis dan sistem
saraf parasimpatis, keduanya sebagian besar mempersarafi organ yang
dipersarafi oleh sistem saraf otonom.6Sistem saraf adalah subdivisi
dari sebuah sistem saraf yang terintegrasi. Pembagian buatan
tersebut didasarkan pada perbedaaan dalam struktur, lokasi, dan
fungsi dari bagian sistem saraf keseluruhan. 6
SinaptikTransmisi SinaptikSinaps adalah sisi (penghubung
(junction) yang tidak berdekatan) tempat berlangsungnya pemindahan
impuls dari ujung akson suatu neuron ke neuron lain atau ke otot
atau kelenjar. 5Pada transmisi dari neuron ke neuron hubungannya
dapat berasal dari akson suatu neuron ke dendrite, ke badan sel,
atau ke akson neuron ke dua. Neuron presinaptik membawa impuls
menuju sinaps. Neuron postsinaptik membawa impuls menjauhi sinaps.
Neuron tunggal dapat menjadi postsinaptik pada dendrite atau badan
selnya dan presinaptik pada ujung aksonnya. 5Sinaps KimiawiPada
sinaps kimiawi, suatu neurotransmitter dilepas dari terminal akson
presinaptik, mengalir menyebrangi celah sinaptik dan melekat pada
reseptor membrane postsinaptik. 5Ujung akson presinaptik disebut
terminal bouton. Ujung ini melepas neurotransmitter dari vesikel
sinaptik saat potensial aksi mencapai terminal. Saluran ion kalsium
terbuka dan ion kalsium memasuki terminal bouton. Ion kalsium
memfasilitasi aliran neurotransmitter saat menyebrangi celah
sinaptik dan melekat pada reseptor postsinaptik. Transmisi zat
kimia bersifat satu arah karena neurotransmitter hanya dilepas dari
neuron postsinaptik. 5Waktu tunda sinaptik adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menyebrangi suatu sinaps kimiawi. Dibutuhkan waktu
lebih banyak untuk pelepasan, difusi, penerimaan, dan untuk melihat
pengaruh neurotransmitter terhadap sebuah sinaps daripada waktu
yang dibutuhkan untuk perambatan potensial aksi di sepanjang
serabut saraf. 5Beberapa neurotransmitter mengekseksitasi neuron
postsinaptik menyebabkan depolarisasi dan mengakibatkan
terbentuknya potensial postsinaptik eksitatoris ( contoh-contoh
dapat dilihat pada table 1). 5
Neurotransmitter yang menyebabkan peningkatan potensial
istirahat neuron postsinaptik bersifat inhibitorik.
Neurotransmitter ini membuat postsinaptik lebih bermuatan negative
akibat penurunan permeabilitas membrane terhadap aliran keluar ion
K+. peningkatan negativitas internal ini disebut hiperpolarisasi
dan mengakibatkan terbentuknya potensial postsinaptik inhibitorik.
5Sumasi adalah efek transmisi kimia pada neuron postsinaptik yang
merupakan penambahan jumlah dan jenis neurotransmitter yang
mencapai membrane postsinaptik. 5Sinaps ListrikJika dua sel yang
dapat tereksitasi berhubungan melalui aliran arus listrik langsung
pada suatu area dengan tahanan listrik rendah, maka sinaps disebut
sebagai sinaps listrik. Gap junction menghubungkan pasangan sel
yang bermuatan listrik. Sambungan ini dianggap memiliki tahanan
listrik yang rendah. Sinaps listrik tidak memiliki waktu tunda
sinaptik yang terdapat pada sinaps zat kimia. Sinaps listrik dapat
ditemukan pada otot polos, otot jantung, dan otak. Pada umumnya
sinaps listrik memungkinkan terjadinya transmisi dua arah bukannya
satu arah seperti pada sinaps kimiawi. 5Sistem Saraf TepiSistem ini
terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan
medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang
berasal dari otak, saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis,
dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan. 5Saraf
SpinalSaraf spinal pada manusia dewasa memiliki panjang sekitar
45cm dan lebar 14 mm. pada bagian permukaan dorsal dari saraf
spinal, terdapat alus yang dangkal secara longitudinal dibagian
medial posterior berupa sulkus dan bagian yang dalam dari anterior
berupa fisura.7Medulla spinalis terdiri atas 31 segmen jaringan
saraf dan masing-masing memiliki sepasang saraf yang keluar dari
kanalis vertebralis melalui foramen intervetevra. Saraf-saraf
spinal diberi nama sesuai dengan foramen intervertebra tempat
keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang
keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama.
7Dengan demikian terdapat 8 pasang saraf servikal, 12 pasng sarah
torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1
pasang saraf coccygis. 7
Saraf KranialSaraf cranial langsung berasal dari otak dan
meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang
disebut foramina. Terdapat 12 pasang saraf cranial yang dinyatakan
dengan nama atau dengan angka romawi (dapat dilihat di table 2).
7
Saraf OtonomSistem saraf otonom merupakan sistem saraf campuran.
Serabut-serabut aferennya membawa input dari organ-organ visceral
(mengatur denyut jantung, diameter pembuluh darah, pernapasan,
pencernaan makanan, rasa lapar, mual, pembuangan, dll). Saraf
eferen motorik SSO mempersarafi otot polos, otot jantung, dan
kelenjar-kelenjar visceral. SSO terutama mengatur fungsi visceral
dan interaksinya dengan lingkungan internal. SSO dibagi menjadi
dua, yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis. 7Fungsi Sistem
Saraf Otonom SimpatisFungsi sistem saraf otonom simpatis adalah
membantu proses kedaruratan. Di bawah keadaan stress baik yang
disebabkan oleh fisik maupun emosional dapat menyebabkan
peningkatan yang cepat pada impuls simpatis. Tubuh mempersiapkan
respon fight or flight jika ada ancaman. Sebagai akibatnya,
bronkhiolus berdilatasi untuk mempermudahkan pertukaran gas,
kontraksi jantung yang kuat dan cepat, dilatasi arteri menuju
jantung dan otot-otot volunteer yang membawa lebih banyak darah ke
jantung , kontraksi pembuluh darah perifer yang membuat kulit pada
kaki dingin tetapi menyalurkan darah ke organ vital yang aktif,
dilatasi pupil, hati mengeluarkan glukosa untuk menghasilkan energy
yang cepat, peristaltic makin lambat, rambut berdiri, dan keringat
meningkat. Pelepasan simpatis yang meningkat cepat sama seperti
tubuh saatdiberikan suntikan adrenalin, oleh karena itu stasiun
sistem saraf adrenergic kadang dipakai jika menunjukkan kondisi
seperti pada sistem saraf simpatik. 7Fungsi Sistem Saraf Otonom
ParasimpatisFungsi sistem parasimpatis sebagai pengontrol dominan
untuk kebanyakan efektor visceral dalam waktu lama. 7Selama keadaan
diam, kondisi tanpa stress, impuls dari serabut-serabut
parasimpatus menonjol. Serabut-serabut sistem parasimpatis terletak
di dua lokasi, satu di batang otak dan satu lagi di segmen spinal
di bawah L2. Kareba lokasi serabut-serabut tersebut, sistem
parasimpatis dihubungkan sebagai daerah kraniosakral, bila
dibedakan dari daerah torakolumbal dari sistem saraf otonom.
Parasimpatis cranial muncul dari otak tengah dan medulla oblongata.
7Serabut dari sel-sel pada otak tengah berjalan dengan saraf
okulomotorius ketiga menuju ganglia siliaris. Serabut-serabut
postganglion pada daerah ini berhubungan dengan sistem simpatis
lain yang mengendalikan bagian posisi yang berlawanan, dengan
mempertahankan keseimbangan antara keduanya pada satu waktu.
7VASKULARISASI OTAKDarah mengalir ke otak melalui dua arteri
karotis dan dua arteri vertebralis. Arteri karotis interna, setelah
memisahkan diri dari arteri karotis komunis, naik dan masuk ke
rongga tengkorak melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus
kavernosus, mempercabangkan arteri untuk nervus optikus dan retina,
akhirnya bercabang dua : arteri serebri anterior dan arteri serebri
media.
Arteri karotis interna memberikan vaskularisasi pada regio
sentral dan lateral hemisfer. Arteri serebri anterior memberikan
vaskularisasi pada korteks frontalis, parietalis bagian tengah,
korpus kalosum dan nukleus kaudatus. Arteri serebri media
memberikan vaskularisasi pada korteks lobus frontalis, parietalis
dan temporalis.
Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri
yang berpangkal di arteri subklavia, menuju dasar tengkorak melalui
kanalis transversalis di kolumna vertebralis servikalis, masuk
rongga kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan
masing-masing sepasang arteri serebeli inferior. Pada batas medula
oblongata dan pons, keduanya bersatu menjadi arteri basilaris dan
setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada tingkat
mesensefalon, arteri basilaris berakhir sebagai sepasang cabang
arteri serebri posterior.
Arteri vertebralis memberikan vaskularisasi pada batang otak dan
medula spinalis atas. Arteri basilaris memberikan vaskularisasi
pada pons. Arteri serebri posterior memberikan vaskularisasi pada
lobus temporalis, oksipitalis, sebagian kapsula interna, talamus,
hipokampus, korpus genikulatum dan mamilaria, pleksus koroid dan
batang otak bagian atas.
Gejala neurologi yang timbul berdasarkan lokasi pembuluh darah
yang terkena : 1. Gejala-gejala penyumbatan sistem karotis a.
A.karotis interna Buta mendadak (amaurosis fugaks), yang terjadi
karena insufisiensi arteria retina. Afasia bila gangguan terletak
pada sisi dominan (hemispherium kiri). Hemiparesis kontra lateral
dan dapat disertai sindrom Horner pada sisi sumbatan, terjadi
akibat insufisiensi aliran darah arteria serebri media.
b. A.Serebri anterior Hemiparesis kontra lateral dengan
kelumpuhan tungkai lebih menonjol. Gangguan mental (demensia) bila
lesi berada di lobus frontalis. Inkontinensia. Kejang-kejang.
c. A. serebri media Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi
hemiparesis yang sama, bila tidak di pangkal maka lengan lebih
menonjol. Hemihipestesia. Gangguan fungsi luhur pada korteks
hemisfer dominan (kiri) yang terserang antara lain afasia
motorik/sensorik. d. Kedua sisi Timbul gejala pseudobulbar :
Hemiplegia dupleks, Sukar menelan, Gangguan emosional, mudah
menangis. Saraf kranial dan inti-intinya dapat terlibat dan
menimbulkan kelumpuhan jenis neuron motorik perifer disertai atrofi
otot, fenomena ini disebut sindroma paralisis bulbar. 2.
Gejala-gejala penyumbatan sistem vertebralis a. A. Vertebralis :
S.Wallenberg dan S.Horner b. A. Cerebri Posterior Hemianopsia
homonim kontralateral dan sisi lesi Hemiparesis kontralateral
Hilangnya rasa sakit, suhu, sensorik propioseptif (termasuk rasa
getar) kontralateral (hemianestesia). Sindrom talamikus : Nyeri
talamik, Hemikhorea, disertai hemiparesis, disebut sindrom Dejerine
Marie c. A. Cerebri Posterior inferior Sindrom Wallenberg Sindrom
Horner sesisi dengan lesi. Disfagia, apabila infark mengenai
nukleus ambigus ipsilateral. Nistagmus, jika terjadi infark pada
nukleus vestibularis. Hemihipestesia alterans. Gangguan sensorik
Koordinasi Gangguan kesadaran
Vitamin neurotropikIstilah Neurotropik merupakan singkatan dari
agen biologis atau kimia yang memiliki afinitas khusus terhadap
saraf dan sistem saraf / atau mereka bertindak pada saraf atau
sistem saraf. Vitamin neurotropik adalah campuran vitamin yang
bertindak pada saraf dan memelihara, memperkaya dan meremajakan
saraf. Vitamin neurotropik biasanya kombinasi dari varian Vitamin
B, yaitu Vitamin B Kompleks, dan terdiri terutama dari tiamin,
Riboflavin, Pyridoxine, Cyanacobalamin, Nicotinamide dan
D-Panthenol. Vitamin neurotropik diindikasikan khususnya dalam
kasus-kasus neuropati, neuropati diabetes, kelemahan umum dan
penyakit kronis. Vitamin neurotropik biasanya ditemukan dalam dua
bentuk sediaan yang berbeda, yaitu. Tablet dan Injeksi. Injeksi
neurotropik adalah sediaan yang berperan dalam mengatasi rasa nyeri
pada jaringan syaraf. Injeksineurotropik biasanya mengadung vitamin
B1, B6 dan B12. Vitamin B1 berperan dalma membantu
metabolismekarbohidrat. Vitamin B6 dapat membantu metabolisme
protein yang berperan dalam pembentukan enzim yangberfungsi
mentransmisikan sel saraf. Sedangkan vitamin B12 berfungsi dalam
membantu metabolisme asamnukleat dalam pembentukkan enzim dan
protein yang berperan di dalamnya.KesimpulanKondisi dari sang ibu
yang terkena penyakit darah tinggi, membuat dia rentan terkena
penyakit stroke yang dapat disebabkan dari tersumbat nya salah satu
pembuluh darah yang berada di hemisphere otak bagian sebelah kiri
yang dimana hal tersebut dapat menyebabkan stroke dan menyebabkan
kelumpuhan bagian sebelah kiri yang ciri ciri nya adalah dengan
gejala kesemutan ditubuh bagian kanan, mulut mencong, dan bicara
tidak jelas.Daftar pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel
ke sistem. Jakarta: EGC; 2001.2. Satyanegara, Hasan RY, Abubakar S,
Maulana AJ, Sufarnap E, Benhadi I. Ilmu bedah saraf satyanegara, et
al. Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2010.3. Batticaca
FB. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan. Jakarta: Salemba Medika; 2008.4. Muttaqin A. Pengantar
perawatan dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba
Medika; 2009.5. Mahendra B. Rachmawati E. Atasi stroke dengan
tanaman obat. Depok: Penebar Swadaya; 2005.6. Sloane E. Anatomi dan
fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.7. Gibson J. Fisiologi
dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
2003.