Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian EDISI 209/11/2019 Defisit APBN per 31 Oktober 2019 mencapai Rp289,1 triliun atau 1,8% dari PDB LAPORAN PASAR HARIAN Senin, 18 November 2019 • Pada penutupan perdagangan hari Senin (18/11), rupiah mengalami depresiasi sebesar -0,03% dari penutupan pasar sebelumnya (15/11) menjadi Rp14.081 per dollar AS. Sejak awal Januari rupiah masih dalam posisi apresiasi sebesar 2,19% (ytd), sedangkan apabila dibandingkan dengan awal bulan November, rupiah dalam posisi depresiasi sebesar -0,28% (mtd) • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (18/11) mengalami penurunan sebesar -0,09% menjadi 6.122,6. • CDS 5T Indonesia berada di level 71,90 pada penutupan Senin (18/11). Sejak awal tahun 2019, CDS Indonesia telah menurun sebesar -47,69% (ytd). • Yield Obligasi Indonesia 10T berada di level 7,0%, sedangkan Yield Obligasi US 10T mencapai 1,84%. • Posisi harga komoditas pada penutupan pasar Senin (18/11) yaitu Minyak Brent, CPO, dan Gas Alam mengalami penurunan sehingga posisi masing-masing berada di level 63,28 USD/Barrel, 2.480 MYR/MT, dan 2,606 USD/MMBTu, sementara harga WTI mengalami peningkatan menjadi 57,79 USD/Barrel dan Batubara tidak berubah sehingga berada di posisi 67,15 USD/MT. Peristiwa Domestik dan Global: • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan APBN telah tembus Rp289,1 triliun per 31 Oktober kemarin atau mencapai 1,8 persen dari PDB. Realisasi defisit tersebut meningkat dari posisi Agustus 2019 yang masih baru mencapai Rp199,1 triliun atau 1,24% dari PDB dan lebih tinggi dari Oktober 2018. Peningkatan defisit disebabkan realisasi penerimaan negara (Rp1.508,9 triliun atau 69,7% dari target APBN 2019) masih jauh di bawah belanja negara (Rp1.798 triliun atau 73,1% dari target APBN 2019). • Menurut Morgan Stanley, kombinasi dari meredanya tensi perdagangan dan kebijakan moneter yang lebih longgar diperkirakan akan mengangkat pertumbuhan global mulai kuartal pertama 2020. Pasar negara berkembang akan mendorong pemulihan tersebut mengingat pertumbuhan Amerika Serikat (AS) berada pada tahap late cycle (tahap akhir sebelum ekonomi memasuki resesi) • Kementerian Perdagangan China melaporkan pertumbuhan 6,6% secara year on year (yoy) penanaman modal asing (Foreign Direct Investment/FDI) menjadi 752,41 miliar yuan (US$ 107,58 miliar) dalam 10 bulan pertama tahun ini. • Ekspor non migas Singapura pada Oktober tercatat anjlok 12,3% secara tahunan (year-on-year/YoY), turun lebih dalam dari konsensus pasar yang memproyeksi penurunan 10,4% YoY. Penurunan tersebut juga lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang turun 8,1% YoY. Akibat penurunan ekspor tersebut, surplus neraca perdagangan Singapura turun menjadi SG$ 3,78 miliar di bulan Oktober, dari sebelumnya SG$ 3,83 miliar.
9
Embed
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan ... November 2019...Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan - Kementerian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian EDISI 209/11/2019
Defisit APBN per 31 Oktober 2019 mencapai Rp289,1 triliun atau 1,8% dari PDB
LAPORAN PASAR HARIANSenin, 18 November 2019
• Pada penutupan perdagangan hari Senin (18/11), rupiah mengalami depresiasi sebesar -0,03% dari penutupan pasar sebelumnya (15/11) menjadi Rp14.081 per dollar AS.
Sejak awal Januari rupiah masih dalam posisi apresiasi sebesar 2,19% (ytd), sedangkan apabila dibandingkan dengan awal bulan November, rupiah dalam posisi depresiasi
sebesar -0,28% (mtd)
• Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (18/11) mengalami penurunan sebesar -0,09% menjadi 6.122,6.
• CDS 5T Indonesia berada di level 71,90 pada penutupan Senin (18/11). Sejak awal tahun 2019, CDS Indonesia telah menurun sebesar -47,69% (ytd).
• Yield Obligasi Indonesia 10T berada di level 7,0%, sedangkan Yield Obligasi US 10T mencapai 1,84%.
• Posisi harga komoditas pada penutupan pasar Senin (18/11) yaitu Minyak Brent, CPO, dan Gas Alam mengalami penurunan sehingga posisi masing-masing berada di level
63,28 USD/Barrel, 2.480 MYR/MT, dan 2,606 USD/MMBTu, sementara harga WTI mengalami peningkatan menjadi 57,79 USD/Barrel dan Batubara tidak berubah sehingga
berada di posisi 67,15 USD/MT.
Peristiwa Domestik dan Global:
• Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan APBN telah tembus Rp289,1 triliun per 31 Oktober kemarin atau mencapai 1,8 persen dari PDB. Realisasi defisit
tersebut meningkat dari posisi Agustus 2019 yang masih baru mencapai Rp199,1 triliun atau 1,24% dari PDB dan lebih tinggi dari Oktober 2018. Peningkatan defisit
disebabkan realisasi penerimaan negara (Rp1.508,9 triliun atau 69,7% dari target APBN 2019) masih jauh di bawah belanja negara (Rp1.798 triliun atau 73,1% dari target
APBN 2019).
• Menurut Morgan Stanley, kombinasi dari meredanya tensi perdagangan dan kebijakan moneter yang lebih longgar diperkirakan akan mengangkat pertumbuhan global mulai
kuartal pertama 2020. Pasar negara berkembang akan mendorong pemulihan tersebut mengingat pertumbuhan Amerika Serikat (AS) berada pada tahap late cycle (tahap
akhir sebelum ekonomi memasuki resesi)
• Kementerian Perdagangan China melaporkan pertumbuhan 6,6% secara year on year (yoy) penanaman modal asing (Foreign Direct Investment/FDI) menjadi 752,41 miliar
yuan (US$ 107,58 miliar) dalam 10 bulan pertama tahun ini.
• Ekspor non migas Singapura pada Oktober tercatat anjlok 12,3% secara tahunan (year-on-year/YoY), turun lebih dalam dari konsensus pasar yang memproyeksi penurunan
10,4% YoY. Penurunan tersebut juga lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang turun 8,1% YoY. Akibat penurunan ekspor tersebut, surplus neraca perdagangan
Singapura turun menjadi SG$ 3,78 miliar di bulan Oktober, dari sebelumnya SG$ 3,83 miliar.
Nilai TukarPerubahan
(%)Malaysia Filipina Thailand Vietnam China
Indeks Dollar
Periode Indonesia Malaysia Filipina Thailand Vietnam China