Top Banner
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan/kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki (Perencanaan pengajaran, 2007). Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan mengelola proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para dosen dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara dosen dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran (Subroto, 2002). Menurut Wibowo kemampuan Dosen mengacu PP No 19 Tahun 2005 tentang standart Nasional Pendidikan dan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, meliputi : a. Kemampuan Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran: - Mampu memahami karakteristik peserta didik - Menerapkan teori belajar, teori pembelajaran yang relevan dengan peserta didik dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang dia punya Universitas Sumatera Utara
14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

Jan 30, 2018

Download

Documents

tranthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kemampuan

Kemampuan/kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan

bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang dimiliki (Perencanaan pengajaran, 2007).

Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan mengelola proses belajar

mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para dosen dalam menciptakan

suasana komunikasi yang edukatif antara dosen dan peserta didik yang mencakup

segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu

berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar

tercapai tujuan pengajaran (Subroto, 2002).

Menurut Wibowo kemampuan Dosen mengacu PP No 19 Tahun 2005

tentang standart Nasional Pendidikan dan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen, meliputi :

a. Kemampuan Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai

pembelajaran:

- Mampu memahami karakteristik peserta didik

- Menerapkan teori belajar, teori pembelajaran yang relevan dengan

peserta didik dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang

dia punya

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

8

- Mampu mengelola pembelajaran yang sesuai dengan karateristik

peserta didik

- Mampu merancang pembelajaran secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

. b. Kemampuan kepribadian adalah kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan bijaksana, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, berahlak

mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara

berkelnjutan;

- Mampu bertindak secara konsisten yang sesuai dengan norma

agama, hukum ,sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia

- Mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, setabil,

dewasa arif, berwibawa, dan berakhlak mulia

- Mempunyai rasa bangga menjadi dosen, dapat bekerja mandiri,

mempunyai etos kerja, rasa percaya diri, dan tanggung jawab yang

tinggi

- Mampu bersikap dan berprilaku yang disegani

- Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat

- Mempunyai kejujuran

- Mampu menjunjung tinggi kode etik profesi dosen

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

9

c. Kemampuan Sosial, adalah kemampuan dosen yang meliputi kemampuan

untuk:

- Berkomunikasi lisan, tulisan, dan / atau isyarat

- Mengunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

- Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan bergaul secara

santun denga masyarakat sekitar.

d. Kemampuan profesional ada yang meliputi :

- Penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam

- Kemamapuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan

penelitian

- Kemampuan mengembangkan dan menyebar luaskan inovasi dalam

bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi dan / atau seni; dan

- Kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian

kepada masyarakat.

Kemampuan dosen diatas merupakan profil kemampuan dasar yang harus

dimiliki dosen. Kemampuan tersebut dikembangkan berdasarkan analisis tugas-

tugas yang harus dilaksanakan oleh dosen. Oleh karena itu kemampuan dosen

tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan dalam

membelajarkan anak didik. Melalui pengembangan kompetensi profesi

diusahakan agar penguasaan Akademis cepat terpadu secara serasi dengan

kemampuan mengajar (Subroto, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

10

2.2 Pengertian Dosen

Dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dosen adalah orang yang

berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya dia

dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas (Djamarah, 2006).

Dosen adalah salah satu komponen Manusiawi dalam proses belajar, yang

ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di

bidang pembangunan.

2.2.1 Persyaratan Dosen

Untuk dapat melaksanakan peranan dan melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya, dosen memerlukan syarat-syarat tertentu. Adapun syarat-syarat

menjadi dosen, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok :

1. Persyaratan administratif.

Syarat-syarat administatif ini antara lain : tentang kewarganegaraan (Warga

Indonesia), umur (minimal 18 tahun), berkelakuan baik, mengajukan

permohonan.

2. Persyaratan teknis

Dalam persyaratan teknis ini ada yang bersifat formal, harus berijazah

pendidikan dosen.

3. Persyaratan psikis

Yang berkaitan dengan kelompok persyaratan psikis antara lain : sehat

rohani,dewasa dalam berpikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi,

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

11

sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani,

bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian.

4. Persyaratan Fisik

Persyaran fisik meliputi : berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang

mungkin mengganggu pekerjaanya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit

yang menular. Dalam persyaratan fisik ini juga menyangkut kerapian dan

kebersihan termasuk bagaimana cara berpakaian. Sebab bagaimanapun dosen

akan selalu dilihat/diamati dan bahkan dinilai oleh para siswa/anak didiknya

(Sardiman, 2007).

2.2.2 Peran dosen dalam pembelajaran

Semua orang yakin bahwa dosen memiliki andil yang sangat besar

terhadap keberhasilan pembelajaran disekolah. Dosen sangat berperan dalam

membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya

secara optimal.

Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta

didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.Dalam kaitan ini

guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu

peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.

Dengan memperhatikan kajian Pullias dan Young (1998), Manan (1990),

serta Yelon and Weinstein (1997), dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran

dosen, yakni dosen sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat,

pembaharu (innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong

kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

12

ceritera, actor, emancipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator

(Mulyasa, 2007).

2.2.3 Hubungan Kemampuan Dosen dalam PBM Dengan Pencapaian

Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I

Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi

komponen-komponen belajar-mengajar, sebagai contoh bagaimana

mengorganisasikan materi, metode yang diharapkan, media yang digunakan, dan

lain-lain. Tetapi disamping komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan

belajar-mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar

siswa, yaitu soal hubungan antara dosen dan mahasiswa.

Hubungan dosen dengan siswa/anak didik didalam proses belajar mengajar

merupakan faktor yang sangat menentukan. Jika hubungan dosen-siswa

merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil

yang tidak diinginkan (Sardiman, 2007).

Kegiatan pembelajaran di kelas, di laboratorium/praktek dan praktek klinik

yang dipersiapkan, dilaksanakan secara profesional oleh dosen yang

berpengalaman yang memiliki kemampuan sebagai seorang dosen akan

menumbuhkan semangat belajar mahasiswa. Mahasiswa ikut bertanggung jawab,

belajar aktif untuk pencapaian tujuan pembelajaran, akhirnya prestasi belajar

mahasiswa tinggi.

Dengan demikian pencapaian kemampuan dosen dalam PBM secara

bersama-sama berhubungan dengan pencapaian kemampuan mahasiswa

khususnya pada praktek klinik I.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

13

2.3 Proses Belajar Mengajar (PBM)

Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar.

Perlu ditegaskan bahwa setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar-

mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari.Dari

proses belajar-mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya

disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil

belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar-mengajar

harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik.

2.3.1 Pengertian

Belajar adalah “penambahan pengetahuan” Belajar itu senantiasa merupakan

perubahan tingkah laku atau penampilan,dengan serangkaian kegiatan misalnya

dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya

bertumpu pada struktur kognitif yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-

prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek

didik.

Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek belajar dalam membentuk

pengetahuan, dan membuat makna, mencari kejelasan dan menentukan

justifikasi.Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan

kondisi atau system lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk

berlangsungnya proses belajar (Sardiman, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

14

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Subroto, 2002).

Bagi pengukuran suksesnya pengajaran, memang syarat utama adalah

“hasilnya”. Tetapi harus diingat bahwa dalam menilai atau menerjemahkan

“hasil” itu pun harus secara cermat dan tepat, yaitu dengan memerhatikan

bagaimana “prosesnya”. Dalam proses inilah siswa akan beraktivitas. Dengan

proses yang tidak baik/benar, mungkin hasil yang dicapainya pun tidak akan baik,

atau kalau boleh dikatakan hasil itu adalah hasil semu.

Adapun hasil pengajaran itu dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

b. Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”. Pengetahuan hasil

proses belajar-mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian

kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga dapat mempengaruhi pandangan

dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan

penuh makna bagi dirinya (Sardiman, 2007).

2.4 Kemampuan Mahasiswa

Keinginan seorang siswa perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan

mencapainya. Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar

disekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, merespon

dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa belum menyadari pentingnya

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

15

belajar. Berkat informasi dosen tentang sasaran belajar, maka siswa mengetahui

apa arti bahan belajar baginya.

Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut, siswa

menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.

Kemampuan-kemampuan bahan kognitif, afektif, psikomotorik yang dibelajarkan

dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi

tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan

keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan

dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin mandiri.

Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik terhadap lingkungannya.

I. Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut:

(1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari

dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,

peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode.

(2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal

yang dipelajari.

(3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapakan metode dan kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, mengunakan prinsip.

(4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-

bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya

mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

16

(5) Sintesis,mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya

kemampuan menyusun suatu program kerja.

(6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

berdasarkan criteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil karangan.

Keenam jenis perilaku ini bersifat hierarkis, artinya perilaku pengetahuan

tergolong terendah dan perilaku evaluasi tergolong tertinggi. Perilaku yang

terendah merupakan perilaku yang “ harus ” dimiliki terlebih dahulu sebelum

mempelajari perilaku yang lebih tinggi. Untuk dapat menganalisis misalnya, siswa

harus memiliki pengetahuan, pemahaman, penerapan tertentu.

II. Rana afektif (Krathwohl & Bloom, dkk) terdiri dari lima perilaku-perilaku

sebagai berikut :

(1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan

memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya

perbedaan-perbedaan.

(2) Partisipasi,yag mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan

berpartisipasi dalam satu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan, dan

berpartisipasi dalam satu kegiatan.

(3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai,

menghargai,mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya menerima suatu

pendapat orang lain.

(4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu system nilai

sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, menempatkan nilai dalam

suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

17

(5) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai

danmembentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya

kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan yang berdisiplin.

Kelima jenis perilaku tersebut tampak mengandung tumpang tindih dan juga

berisi kemampuan kognitif. Perilaku penerimaan merupakan jenis perilaku

terendah danperilaku pembentukan pola hidup merupakan jenis perilaku tertinggi

III. Ranah psikomotor (Simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku:

(1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan

(mendeskriminasikan) hal-hal secara khas dan menyadari adanya perbedaan

yang khas tersebut.

(2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan

dimana akan terjadi suatu gerakan atau serangkaian gerakan. Kemampuan

ini mencakaup jasmani dan rohani.

(3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai

contoh atau gerakan peniruan.

(4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan

tanpa contoh.

(5) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau

keterampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien, dan tepat.

(6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan

perubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan persyaran khusus yang

berlaku.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

18

(7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak gerik yang baru

atas dasar prakarsa sendiri.

Ketujuh jenis perilaku tersebut mengandung urutan taraf yang berangkaian.

Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan ururtan fase-fase dalam proses

belajar motorik (Mudjiono & Dimyati, 2006).

2.5 Praktek Klinik

Pembelajaran praktik klinik secara umum bertujuan agar mahasiswa

memproleh pengalaman belajar dalam hal menerapkan ilmu dan keterampilan

yang dipelajari di kelas dari berbagai disiplin ilmu secara terintegrasi dalam

situasi nyata. Hal ini agar mahasiswa lebih siap dan percaya diri dalam melakukan

peran kemandirian, kolaborasi, serta merujuk dengan tepat dalam manajemen

kasus di semua tatanan disemua pelayanan kesehatan. Tatanan pelayanan yang

dimaksud adalah Rumah sakit, Puskesmas, Rumah bersalin, Bidan praktek swasta,

dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Posyandu.

Pada pelaksanaan praktek klinik, mahasiswa diwajibkan mencapai target

keterampilan kompetensi inti tepat waktu. Yang dimaksud kompetensi inti adalah

keterampilan kritikal yang harus dimiliki oleh seorang bidan profesional meliputi

Asuhan Kebidanan Ibu, Askeb pada bayi baru lahir, Asuhan pada balita sehat,

Askeb pada gangguan kesehatan reproduksi, pelayanan KB ( Netti, 2006 ).

2.5.1 Pelaksanaan proses pembelajaran di laboratorium.

Proses pembelajaran di laboratorium adalah suatu wahana untuk melakukan

suatu keterampilan dengan mensimulasikan, demonstrasi, role play dengan

mendekatkan keadaan pada situasi nyata. Proses pembelajaran sebetulnya dibagi

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

19

menjadi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah laboratorium kelas

dimana mahasiswa melakukan proses pembelajaran yang berlangsung di institusi

dengan menggunakan alat peraga. Sedangkan kelompok kedua adalah

laboraorium klinik, dimana proses pembelajaran dilaksanakan dilahan praktek.

Disini mahasiswa menjalani praktikum di bawah bimbingan dosen pengasuh mata

kuliah. Dengan demikian mahasiswa mampu melaksanakan praktikum pada

kondisi yang sebenarnya (Netti, 2006).

2.5.2 Pelaksanaan proses pembelajaran di lahan praktek

Pelaksanaan proses pembelajaran di lahan praktek mata kuliah praktek

klinik I memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik yang diarahkan

kepada pencapaian keterampilan dalam mengkaji kondisi dan sarana pelayanan

kesehatan di masyarakat.

Diharapkan dengan adanya praktek klinik dalam praktek mahasiswa yang

telah melewati masa proses pembelajaran di kelas dan laboratorium dapat

menguasai kompetensi yang diharapkan, meningkatkan mutu pendidikan dan akan

menambah nilai tersendiri bagi institusi pendidikan dimata masyarakat (Netti,

2006).

2.5.3 Pembelajaran Praktek Klinik I

Pada pembelajaran praktek klinik I ini memberikan kemampuan untuk

melaksanakan keterampilan dasar praktek kebinan terhadap ibu , bayi dan anak

balita dengan pokok-pokok bahasan pemenuhan kebutuhan dasar manusia,

pencegahan infeksi, pemeriksaan fisik , pemeriksaan diagnostik, prosedur

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuanmembantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, ... Kemampuan-kemampuan bahan kognitif,

20

pemberian obat, perawatan bedah kebidanan, asuhan pada klien yang mengalami

kehilangan, menghadapi kematian dan setelah kematian.

Tujuan pembelajaran praktek klinik I adalah memenuhi kebutuhan dasar

manusia, melakukan pencegahan infeksi, melakukan pemeriksaan fisik,

menyiapkan untuk pemeriksaan diagnostik, menerapkan prosedur pemberian obat,

melakukan perawatan bedah kebidanan dan melakukan asuhan pada klien yang

kehilangan, menghadapi kematian dan setelah kematian (Depkes RI, 2002).

Universitas Sumatera Utara