Top Banner
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA (MEMBACA) ANAK MELALUI METODE SUKU KATA DI TAMAN KANAK-KANAK B2 MELATI BINAAN PKK KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syrat guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar NURWAHIDAH K. 10533 6573 10 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2013
87

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

Oct 20, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA

(MEMBACA) ANAK MELALUI METODE SUKU KATA

DI TAMAN KANAK-KANAK B2 MELATI BINAAN

PKK KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syrat guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

NURWAHIDAH K. 10533 6573 10

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2013

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …
Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …
Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh- sungguh (urusan yang (ain).

(AC-Insyirah, Q_.S,94: 6-7)

Ambillah waktu untuk Berpikir, itu adalah sumber kekuatan.

Ambillah waktu untuk untuk Bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi.

Ambillah waktu untuk Berdo’a, itu adalah sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk

mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan.

Ambillah waktu untuk Bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.

Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati Ambillah waktu

untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa lebih berarti

Ambillah waktu untuk Bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.

Ambillah waktu untuk Beramal itu adalah kunci menuju surga

Persembahan :

Kedua orang tuaku

Keluarga besarku

Teman-teman konversi Pendidikan

Bahasa Indonesia Angkatan 2010

Almamaterku

vi

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

ABSTRAK

NURWAHIDAH, 2013 “Peningkatan Kemampuan Kognitif Berbahasa

(Membaca) Anak Melalui Metode Suku Kata di Taman Kanak-Kanak Kelopok B2

Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa. Skripsi. Dibimbing oleh Hambali, dan Hj.

Rahmiah B.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif (membaca

permulaan melalui penerapan metode Suku Kata Taman Kanak-Kanak Kelompok

B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa. Rancangan penelitian yang digunakan

adalah rancangan penelitian tindakan kelas. Prosedur pelaksanaan dalam penelitian

ini melalui tahapan-tahapan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes

dan lembar observasi. Data yang sudah diperoleh dianalisis dengan menggunakan

teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tes siklus I, dari 33 anak sebanyak 14

anak (42,42%) dengan kemampuan kognitif (membaca) dalam kategori sedang,

disusul kategori tinggi sebanyak 7 anak (21,21%) Kategori sangat baik sebanyak 0

anak (0%) dan anak dengan ketegori sangat rendah sebanyak 1 siswa (3.03%).

Selanjutnya berdasarkan nilai rata-rata kemampuan kognitif membaca permulaan

pada siklus pertama sebesar 61,36 di mana nilai rata-rata tersebut berada pada

interval 65-79 yang berarti sedang. Pada siklus II, dari 33 subjek penelitian,

sebanyak 11 anak (39,39%) dengan kemampuan kognitif (membaca) permulaan

dalam kategori sedang, disusui kategori tinggi sebanyak 6 anak (18,18%), kategori

sangat tinggi sebanyak 13 siswa (39,39%), dan tidak ada anak dengan ketegori

rendah dan sangat rendah.

Selanjutnya berdasarkan nilai rata-rata kemampuan membaca permulaan pada

siklus kedua (lihat lampiran ) sebesar 81,84% di mana nilai rata-rata tersebut berada

pada interval 80-89 yang berarti tinggi. Penerapan metode Suku Kata dapat

meningkatkan kemampuan membaca permulaan sesuai dengan pengamatan sikap

siswa selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II.

vii

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa penulis haturkan ke hadirat Allah Swt atas

segala berkah dan rahmat yang dicurahkan kepada penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang diharapkan. Shalawat dan

salam senantiasa terkirim untuk Nabi Muhammad SAW dan doa keselamatan untuk

keluarga dan seluruh sahabat serta para Pengikut-Nya.

Skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Kognitif Berbahasa

(membaca) Anak Didik melalui Metode Suku Kata Kelompok B2 Taman Kanank-

Kanak melalui Binaan PKK Kabupaten Gowa” dimaksudkan untuk memenuhi

salah satu persyaratan akademik, guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah sesuatu pencapaian yang

sempurna seringkah penulis menghadapi keterbatasan, hambatan waktu luang,

dana dan tenaga. Namun, alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT dan doa bantuan,

petunjuk, dan bimbingan dari berbagai pihak, rintangan dan hambatan dapat

teratasi hingga terwujudnya skripsi ini.

Secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada Drs. Hambali,

S.Pd., M. Hum selaku Pembimbing I dan Dra. Hj. Rahmiah B., M.Si. sebagai

Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam

memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan petunjuk mulai dari penyusunan

proposal sampai pada skripsi ini.

viii

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

Teristimewa kepada Ayahanda, Ibunda, saudara tercinta serta teman

sepeijuangan yang telah memberikan kasih sayang, nasihat, serta memberikan

support kepada penulis, selama penulis menempuh pendidikan baik dalam suka

maupun duka.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak

Dr. H. Irwan Akib, M. Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,

Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum, selaku Dekan FKIP, Dra Munirah, M.Pd. selaku

Ketua Jurusan dan para dosen jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

Tak lupa ucapan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan dibangku

kuliah, terutama mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

konversi 2010 kelas B atas segala dorongan, saran, dan bantuan yang telah

diberikan kepada penulis, kepada saudaraku terutama Maidah, Marlina, Subaedah,

Muhtar, Syamsuriani, serta pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu

persatu.

Akhirnya, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

perbaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya dan melindungi kita

semua. Amin

Makassar, Juni 2013

Penulis

ix

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................... v

MOTO ................................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah. ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS . 7

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7

1. Penelitian yang Relevan .......................................................... 7

2. Kemampuan Kognitif .............................................................. 8

B. Hubungan Perkembangan Bahasa dan Kemampuan Kognitif .... 26.

C. Kerangka Pikir ............................................................................. 34

D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 36

x

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

9

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 37

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 37

B. Lokasi Subjek dan Penelitian ...................................................... 37

C. Fokus Penelitian .......................................................................... 37

D. Prosedur Penelitian ..................................................................... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 43

F. Teknik Analisis Data .................................................................. 43

G. Indikator Keberhasilan ................................................................ 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 46

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 46

B. Pembahasan ................................................................................ 64

C. Perbandingan Hasil Belajar Anak Didik Siklus I dan Siklus II .. 67

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 68

A. Simpulan ...................................................................................... 68

B. Saran ........................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional, menjelaskan bahwa :"Pendidikan adalah

usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peseda dididk secara aktif mengembangkan potensi dirinya

memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa

dan Negara.

Anak merupakan bagian dari bangsa yang mempunyai tanggungjawab

dalam menyukseskan pendidikan dengan cara yang sesuai dengan tingkat

perkembangannya yaitu memaksimalkan semua aspek perkembangan dari

aspek kognitif, bahasa, afektif, psikomator dan sosial.

Taman kanak-kanak (TK) adalah peletak awal pempelajaran yang

memberikan pondasi dasar persiapan tahap belajar selanjutnya. Perkembangan

berpikir di masa anak sangat pesat. Salah satu perkembangan yang paling pesat

adalah perkembangan bahasa sehingga fokus pemberian materi di jenjang TK

adalah pada pengembangan bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi utama

dalam kehidupan. Bekal utama dan pertama manusia dalam kehidupan

komunikasinya adalah bahasa. Penguasaan bahasa secara baik di masa usia dini

akan membekali anak untuk dapat terampil berbahasa di kemudian hari. Potensi

1

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

2

yang dimiliki anak perlu dikembangkan secara baik melalui stimulus yang aktif

dari berbagai pihak. Keterlibatan dan peran orang di sekitar anak dapat

membantu anak mengusai bahasa secara lebih maksimal. Dalam hal ini, gum

sebagai orang terdekat anak dilingkungan sekolah haruslah peka terhadap

perkembangan bahasa setiap anak didiknya.

Sebagaimana terdapat dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan

Belajar Taman Kanak-Kanak (Depdikbud dalam Moeslichatoen, 2004:3)

tujuan program kegiatan belajar anak TK adalah untuk membantu meletakan

dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta

yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Sedangkan mang lingkup program kegiatan belajar yang meliputi:

pengembangan moral Pancasila, agama, disiplin, perasan/emosi, dan

kemampuan bermasyarakat, serta pengembangan kemampuan dasar melalui

kegiatan yang dipersiapkan oleh gum meliputi pengembangan kemampuan

berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan dan jasmani.

Program pembelajaran dalam kurikulum TK/RA memadukan

aspek-aspek perkembangan anak didik secara utuh, yang mencakup bidang

pengembangan pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar

(Depdiknas, 2006:4). Bidang pengembangan pembiasaan merupakan kegiatan

yang dilakukan secara terus menems yang ada dalam kehidupan sehari-hari

anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Sedangkan bidang kemampuan

dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

3

kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak. Bidang

pengembangan kemampuan dasar tersebut meliputi aspek perkembangan

berbahasa, kognitif, fisik motorik dan seni. Ericson (dalam Zalza,2012)

memandang anak periode usia 4-6 tahun sebagai Fase Sense of Initiative. Pada

periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan prakarsa, seperti

kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan

dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya, maka anak

akan mampu mengembangkan prakarsa dan daya kreatifnya dan hal-hal yang

produktif dalam bidang yang disenanginya. Dalam hal upaya mengembangkan

kognisi anak, maka dapat dipergunakan metode-metode yang mampu

menggerakkan anak agar menumbuhkan berfikir, menalar, mampu menarik

kesimpulan dan membuat generalisasi.

Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk

bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak

memahami kalimat. Dengan membaca, anak juga semakin banyak menambah

kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku cerita dengan

nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.

Pada usia Taman Kanak-Kanak perkembangan kognitif mempunyai

peranan yang penting, karena berkaitan dengan otak, sesuai dengan penelitian

Bloom bahwa sampai usia 4 tahun otak manusia berfungsi 50%, sampai usia 8

tahun otak manusia berfungsi 80 %, jadi sejak usia 8 tahun kecerdasan manusia

hanya bertambah 20%. Dengan demikian perlu perhatian yang lebih pada usia

Taman Kanak-Kanak Selama 4 tahun pertama dari kehidupannya,

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

4

perkembangan intelektual anak sama banyaknya dengan perkembangan selama

13 tahun berikut (Risnawati, 2011).

Untuk membantu meningkatkan perkembangan kognitif anak maka

seorang guru harus lebih kreatif atau pintar dalam menentukan metode dan

membuat perencanaan pembelajaran, serta menyediakan media yang tepat

sehingga dapat memberikan semangat atau motivasi dalam belajar serta

menjadikan suasana belajar yang menyenangkan.

Berpijak dari hal tersebut, peneliti akan mencoba menerapkan metode

suku kata ini dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif berbahasa

anak dalam hal ini kemampuan membaca di Taman Kanak-Kanak Melati

Binaan PKK Kabupaten Gowa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah

peningkatan kemampuan kognitif berbahasa (membaca) anak Melalui metode

suku Kata di Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK

Kabupaten Gowa?”

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti selaku) merancang

pemecahan masalah melalui tindakan perbaikan melalui Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dengan menggunakan metode suku kata.

Metode ini digunakan karena dengan metode suku kata maka guru

dapat meningkatkan kemampuan kognitif (membaca) anak Taman

Kanak-kanak. Selain itu dengan metode tersebut anak-anak dengan mudah

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

5

memahami materi yang diajarkan guru. Berdasarkan alasan-alasan di atas,

maka untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang dialami Taman

Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa dilakukan

tindakan yang sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas, yaitu:

1) Melakukan observasi langsung dalam pembelajaran khususnya belajar

membaca.

2) Menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa.

3) Menjalin hubungan kerja sama dengan guru lain di sekolah tersebut dalam

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengajaran yang dilakukan.

4) Menyusun dan melaksanakan perangkat pembelajaran yang mengacu pada

penerapan metode suku kata dalam meningkatkan kemampuan kognitif

(membaca) anak.

5) Tindakan dalam penelitian ini direncanakan berlangsung dalam 2 siklus

tindakan pada setiap siklus dikatakan berhasil apabila telah > 85 % siswa

telah mencapai nilai paling rendah 65.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian untuk

meningkatkan kemampuan kognitif berbahasa (membaca) anak melalui metode

suku kata kelompok B2 di TK. Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi guru,

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

6

anak, orangtua maupun peneliti selanjutnya dan sebagai sarana peningkatan

wawasan dan juga ilmu bagi penulis sendiri khususnya bagaimana cara

meningkatkan motivasi belajar pada anak didik,

b. Manfaat Praktis

1) Bagi anak

Dapat meningkatkan perhatian, kreatifitas, dan perasaan senang

anak dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui metode suku kata

2) Bagi Guru

Menemukan cara mengatasi permasalahan yang dialami anak didik

melalui metode suku kata dalam meningkatkan kemampuan kognitif

berbahasa.

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Program pembelajaran dalam kurikulum TK/RA memadukan

aspek-aspek perkembangan anak didik secara utuh, yang mencakup bidang

pengembangan pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar.

Bidang pengembagan pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan

secara tems menerus yang ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga

menjadi kebiasaan yang baik. Sedangkan bidang kemampuan dasar

merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan

kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak. Salah

satu bidang pengembangan kemampuan dasar yang berhubungan dengan

intelegensi anak adalah aspek perkembangan kognitif.

Adapun penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini

adalah penelitian yang pernah dilakukan Yolarisa Ratriawan (2011) dengan

judul” Peningkatan Kecerdasan Kognitif Bagi Anak Didik Melalui

Permainan Balok Pada Kelompok A di TK Al Ikhlas Sentul pada Semester

Genap Tahun Pelajaran 2011/2012.

Hasil penelitian dari penerapan metode permainan baiok ini adalah

1) Anak sudah mampu menyusun balok secara urut dan benar, 2) Pada

siklus I rata- rata kemampuan kognitif anak sebesar 58,5%%, pada siklus II

diperoleh rata-rata sebesar 79,5%, sehingga terjadi peningkatan kemapuan

7

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

8

kognitif anak dari siklus I ke siklus II sebesar 21%. Berdasarkan hasil

penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode permainan balok

ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak (Zalsa,2012).

2. Kemampuan Kognitif

Perkembangan kognitif (intelektual) sebenarnya merupakan

perkembangan pikiran. Pikiran anak Anda adalah bagian dari otaknya yang

bertanggung jawab terhadap bahasa, pembentukan mental, pemahaman,

penyelesaian masalah, pandangan, penilaian, pemahaman sebab akibat,

serta ingatan. Bringuier (dalam Pungky, 2012) mengatakan bahwa

pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk

kesadaran apriori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan

perseptual, oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut

tinjauan biologi dan antara fikiran dan objeknya menurut tinjauan kognitif,

Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata-skema

sebagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya-dalam

tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru

dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan

ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang

menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan

dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun

kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan

sendirinya terhadap lingkungan. Salah satu bidang pengembangan

kemampuan dasar yang berhubungan dengan intelegensi anak adalah

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

9

aspek perkembangan kognitif. Kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang

merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu, sedangkan

intelegensi lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau

perwujudan dari daya atau potensi tersebut yang berupa aktivitas atau

perilaku. Perkembangan kemampuan kognitif adalah suatu proses berpikir

berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan

mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan

untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai

dalam suatu kebudayaan.

Menurut Nurani (2005:1-2), apabila dilihat dari peristilahan yang

sering ditukarpakaikan maka pada dasarnya istilah intelektual adalah sama

pengertiannya dengan kognitif.

Menurut Rahim (2010: 21) istilah kognisi berkaitan dengan

peristiwa mental yang terlibat dalam proses pengenalan tentang dunia,

yang sedikit banyak melibatkan pikiran atau berpikir. Oleh karena itu,

secara umum kata kognisi bisa dianggap bersinonim dengan kata berpikir

atau pikiran. Pada pembahasan berikutnya kedua istilah akan digunakan

secara bergantian sesuai konteks kalimatnya dan pendapat para ahli yang

mendefinisikan tentang hal tersebut. Potensi kognitif ditentukan pada saat

konsepsi (pembuahan) namun terwujud atau tidaknya potensi kognitif

tergantung dari lingkungan dan kesempatan yang diberikan. Potensi

kognitif yang dibawa sejak lahir atau merupakan faktor keturunan yang

akan menentukan batas perkembangan tingkat intelegensi (batas

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

10

maksimal). Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan

individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu

kejadian atau peristiwa.

a. Perkembangan Kemampuan Kognitif

Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan

(intelegensi) yang mencirikan seseorang dengan berbagai minat

terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Perkembangan

kemampuan kognitif merupakan perwujudan dari kemampuan primer,

antara lain:

1) Kemampuan berbahasa (verbal comprehensiori)

2) Kemampuan mengingat (memory)

3) Kemampuan nalar atau berpikir logis (reasoning)

4) Kemampuan tilikan ruang (spatial factor)

5) Kemampuan bilangan (numerical ability)

6) Kemampuan menggunakan kata-kata (word fluence)

7) Kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat (perceptual

speed)(Rini, 2012)

Ada 3 penjelasan mengenai perkembangan kognitif menurut

para ahli, yang dikutip oleh Nickma (2011) yang meliputi:

1) JeanPiaget

Mengemukakan konsep pokok perkembangan kognitif yang

meliputi Skema, Asimilasi, Akomodasi, dan Ekuilibrium.

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

11

2) Jerome Bruner

Mengemukakan teori perkembangan kognitif meliputi 6 hal:

a) Perkembangan intelektual yang ditandai variasi respon

terhadap stimulus.

b) Pertumbuhan tergantung pada perkembangan intelektual

c) Perkembangan intelektual memerlukan peningkatan

kecakapan

d) Interaksi antara siswa dengan guru bagi perkembangan

kognitif

e) Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif

f) Pertumbuhan kognitif ditandai oleh semakin meningkatnya

kemampuan menyelesaikan simultan.

3) Vygotsky

Ada tiga konsep yang dikemukakannya dalam teori ini, yaitu:

a) Keahlian kognitif dapat dipahami jika dianalisis dan

diinterpretasikan secara developmental. Kemampuan

kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk

diskursus.

b) Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan

sosiokultural, sedangkan perkembangan bahasa sendiri

diartikan sebagai proses untuk memperoleh bahasa,

menyususn tata bahasa dan memilih ukuran penilaian secara

tepat. Proses perkembangan bahasa dapat dijelaskan melalui

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

12

2 pendekatan, yaitu Navistik dan Empiristik.

c) Karakteristik perkembangan kognitif pada masa pertengahan

anak-anak adalah pemikiran operasional konkret. Pada tahap

ini anak-anak dapat melakukan operasi-operasi dengan

mengubah tindakan secara mental, memperlihatkan

keterampilan-keterampilan konservasi; penalaran secara

logis menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya di dalam

keadaan-keadaan konkret; tidak abstrak (misalnya, tidak

dapat membayangkan langkah-langkah persamaan aljbar);

keterampilan-keterampilan klasifikasi-dapat menggolongkan

benda- benda ke dalam perangkat-perangkat dan

sub-subperangkat dan bemalat tentang keterkaitannya. Pada

masa pertengahan dan akhir anak-anak, perkembangan

kognitif anak-anak sudah semakin matang sehingga

memungkinkan orangtua untuk bermusyawarah dengan

mereka tentang penolakan penyimpangan dan pengendalian

perilaku mereka.

b. Definisi Kognitif

Istilah kognitif berasal dari cognition yang berpadanan

dengan kata knowing, yang berarti pengetahuan. Dalam perkembangan

selanjutnya, istilah tersebut menjadi populer sebagai salah satu domain

atau wilayah psokologis manusia yan meliputi perilaku mental yang

berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

13

informasi, pemecahan masalah, kesengajaan atau keyakinan. Ranah

kejiwaan yang berpusat diotak ini juga berhubungan dengan konasi

(kehendak) dan afeksi (perasaan) dan bartalian dengan ranah rasa.

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan.

Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari

tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention),

penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi

(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan

untuk (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau

upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang

dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori

behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku

yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap

stimulus yang dating kepada dirinya (Papierppeint, 2012).

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata

kognitif. Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru

diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru

harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi

pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara

menilai siswa dan sebagainya. Akan tetapi apa arti kognitif yang

sebenarnya?

Nurani (2006:14) mengemukakan beberapa pengertian dari

ahli-ahli psikologi yang berkecimpung dalam bidang pendidikan

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

14

mengenai definisi intelektual kognitif antara lain yaitu:

1) Terman mendefinisikan bahwa kognitif adalah kemampuan untuk

berpikir secara abstrak.

2) Colvin mendefinisikan bahwa kognitif adalah kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan.

3) Herman mendefinisikan bahwa kognitif adalah intelektual

ditambah dengan pengetahuan.

4) Hunt mendefinisikan bahwa kognitif adalah teknik untuk

memproses informasi yang disediakan oleh indra.

Ranah kognitif manusia sudah mulai beijalan sejak manusia itu

mulai mendayagunakan kapasitas motorik dan sensorisnya. Hanya cara

dan intensitas pendayagunaan kapasitas ranah kognitif tersebut tentu

masih belum jelas benar. Menurut Arifm: (1994:149) kognitif adalah

menyangkut kemampuan intelektual lingkungan sekitar.

Pada anak usia 4 - 6 tahun sudah mulai diajarkan angka di

sekolah. Konsep- konsep yang diajarkan berupa pengenalan angka,

pengertian angka, dan pemahaman angka dari 1 - 20, dan belum pada

pengenalan serta pemahaman angka yang lebih besar dari itu. Semua

sudah tercantum dalam kurikulum yang ada di sekolah.

Hal yang mendasar yang harus diketahui guru dalam rangka

mengembangkan kemampuan kognitif anak adalah tentu saja

mengetahui perkembangan kognitif anak. Dengan mengetahui tahapan

perkembangan anak dalam area kognitifnya, guru akan dapat

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

15

mengembangkan metode-metode pembelajaran yang paling tepat bagi

anak. Anak akan dapat mengembangkan potensinya seluas mungkin

tanpa ada rasa paksaan atau tekanan yang berlebihan (Hildayani,

2007:91)

Pengembangan kognitif bertujuan mengembangkan

kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah belajarnya, dapat

menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah,

membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika

matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta

mempunyai kemampuan untuk memilih-milih, mengelompokkan serta

mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti.

Anak-anak yang berada pada rentang usia 3-6 tahun memasuki

awal kanak-kanak atau early childhood. Pada masa ini, intelektual anak

berkembang amat pesat. Aspek-aspek perkembangan yang bisa dilihat

pada anak usia ini adalah perkembangan memori, perkembangan

kognitif piaget, dan perkembangan bahasa anak (Hildayani, 2007:99)

c. Fase Perkembangan Kognitif Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Fase-fase perkembangan kognitif anak usia Taman

Kanak-kanak berada pada fase praopersional yang mencakup tiga

aspek, yaitu:

1) Berpikir Simbolik

Aspek berpikir simbolik yaitu kemampuan untuk berpikir

tentang objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

16

tidak hadir secara fisik (nyata) di hadapan anak.

2) Berpikir Egosentris

Aspek berpikir secara egosentris yaitu cara berpikir tentang

benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju berdasarkan sudut

pandang sendiri. Oleh karena itu anak belum dapat meletakkan cara

pandangnya di sudut pandang orang lain.

3) Berpikir Intuitif

Fase berpikir secara intuitf yaitu kemampuan untuk

menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok,

akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti alasan untuk

melakukannya.

d. Ciri Perilaku Kognitif

Adapun ciri-ciri perilaku kognitif pada anak antara lain :

1) Berpikir lancar

Yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang

relevan dan arus pemikiran lancar.

2) Berpikir luwes

Yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam,

mampu megubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran yang

berbeda-beda.

3) Berpikir orisional

Yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim atau lain dari

yang jarang diberikan kebanyak orang lain.

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

17

4) Berpikir terperinci (elaborasi)

Yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu

gagasan, memperinci detail-detail dan memperluas suatu gagasan

(Rini, 2011).

e. Tahapan Perkembangan Kognitif

Piaget (dalam Rini, 2011) membagi 4 tingkat perkembangan

kognitif anak yaitu tahapan sensori motorik, pra operasional konkrit,

operasional konkrit, dan operasional formal. Anak Taman

Kanak-Kanak berada pada tahapan pra operasional karena anak telah

menggunakan logika pada tempatnya. Tahapan ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Tahapan Sensori Motorik (sejak lahir hingga usia dua tahun).

Pada tahap ini, anak mengembangkan kemampuan untuk

mengorganisasikan serta mempersepsikan dengan gerakan-gerakan

dan tindakan tindakan fisik. Dalam kenyataannya, pra opersional

adalah kemampuan anak untuk mengantisipasi pengaruh dari satu

kejadian dalam kejadian yang lain.

2) Tahapan Pra Operasional Konkret

Perkembangan pra operasional anak, memungkinkan anak

berpikir dan menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau kejadian

tertentu walaupun benda atau kejadian itu berada di luar pandangan,

pendengaran atau jangkauan tangannya.

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

18

3) Operasional Konkret

Pada tahap ini, anak mengerti bahwa pembahan dalam satu

faktor disebabkan oleh perubahan dalam faktor lain. Misalnya dua

buah gelas yang berkapasitas sama tetapi berbeda bentuk dituangi

air dengan jumlah yang sama maka anak akan cenderung menebak

isi gelas yang pendek, karena anak hanya mampu melihat pada

ketinggian pada gelas air yang tinggi tanpa memperhitungkan

kuantitas atau volume yang sama pada gelas yang pendek tetapi

besar.

4) Operasional formal.

Pada tahap ini anak memiliki angan-angan karena ia

berpikir secara intuitif yakni berpikir dengan berdasarkan ilham.

f. Cara Anak Membangun Pengetahuan

Menurut Piaget dalam Depdiknas (2007:4)

mengidentifikasikan tiga tahapan proses membangun pengetahuan

sebagai berikut:

“Tiga tahapan proses seorang anak membangun pengetaguan adalah 1)

Asimilasi, asimilasi berkaitan dengan proses penyerapan informasi

baru ke dalam informasi yang telah ada di dalam skema (struktur

kognitil) anak. 2) Akomodasi, akomodasi adalah proses menyatukan

informasi bam dengan informasi yang telah ada di dalam skema

sehingga perpaduan antara informasi tersebut memperluas skemata

anak. 3) Ekuilibrium, ekuilibrium berkaitan dengan usaha anak untuk

mengatasi konflik yang terjadi dalam dirinya pada waktu ia

menghadapi suatu masalah. Untuk memecahkan masalah tersebut ia

menyeimbangkan informasi yang bam yang berkaitan dengan masalah

yang dihadapinya dengan informasi yang telah ada di dalam

skematanya secara dinamis. Sebagai contoh pada waktu anak diberi

buah lain berkulit maka anak akan menyeimbangkan pengetahuannya

tentang jeruk dengan cara-cara yang harus dilakukannya agar buah

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

19

tersebut dapat dimakan”

g. Klasifikasi pengembangan kognitif

Untuk mempermudah guru dan orang dewasa lainnya dalam

menstimulasi kemampuan kognitif anak agar tercapai optimalisasi

potensi pada masing-masing anak, maka diperlukan pengklasifikasian

pengembangan kognitif (Rini, 2011). Lebih jelasnya dapat diuraikan

sebagai berikut:

1) Pengembangan Auditory (PA)

Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi atau indra

pendengaran anak. Kemampuan yang dikembangkan antara lain,

mendengarkan atau menirukan bunyi yang didengar sehari-hari,

mendengarkan nyanyian atau syair dengan baik,mengikuti perintah

lisan sederhana, mendengarkan cerita dengan baik,

mengungkapkan kembali cerita sederhana, menebak lagu atau

apresiasi music, mengikuti dengan bertepuk, mengetahui asal suara

dan mengetahui nama benda yang dibunyikan.

2) Pengembangan Visual (PV)

Kemampuan ini berhubungan dengan penglihatan,

pengamatan, perhatian, tanggapan, dan persepsi anak terhadap

lingkungan sekitar. Kemampuan yang dikembangkan, antara lain,

mengenali benda-benda sehari-hari, mengembangkan benda-benda

dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks, mengetahui

benda dari ukuran, bentuk, atau dari warnanya, mengetahui adanya

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

20

benda yang hilang apabila ditunjukkan sebuah gambar yang belum

sempurna atau janggal, menjawab pertanyaan sebuah gambar seri

dan atau lainnya, menyusun potongan teka-teki dari yang sederhana

sampai ke yang lebih rumit, mengenali namanya sendiri bila tertulis

dan mengenali huruf dan angka.

3) Pengembangan Taktil (PT)

Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan

tekstur (indra peraba). Kemampuan yang dikembangkan, antara

lain: mengembangkan akan indra sentuhan, mengembangkan

kesadaran akan berbagai tekstur, mengembangkan kosa kata untuk

menggambarkan berbagai tekstur seperti tebal- tipis, halus-kasar,

panas-dingin, dan tekstur kontras lainnya, bermain bak pasir,

bermain air, bermain dengan plastisin, menebak dan meraba tubuh

teman, meraba dengan kertas ampals, meremas kertas koran dan

meraup biji-bijian.

4) Pengembangan Kinestetik (PK)

Kemampuan yang berhubungan dengan kelancaran gerak

tangan/ketrampi1an tangan atau motorik halus yang mempengaruhi

perkembangan kognitif. Kemampuan yang dikembangkan antara

lain : fmgerpainting dengan tepung kanji, menjiplak huruf-huruf

geometri, melukis dengan cat air, mewarnai dengan sederhana,

menjahit dengan sederhana, merobek kertas koran, menciptakan

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

21

bentuk-bentuk dengan balok, mewarnai gambar, membuat gambar

sendiri dengan berbagai media, menjiplak bentuk lingkaran,

bujursangkar, segitiga, segiempat, persegipanjang, memegang dan

menguasai sebatang pensil, menyusun atau menggabungkan

potongan gambar atau teka-teki dalam bentuk sederhana mampu

menggunakan gunting dengan baik, dan mampu menulis.

5) Pengembangan Aritmatika (PA)

Kemampuan aritmatika berhubungan dengan kemampuan

yang diarahkan untuk kemampuan berhitung atau konsep berhitung

permulaan. Kemampuan yang dikembangkan, antara lain:

membilang angka, menyebut urutan bilangan, menghitung benda,

mengenali himpunan dengan nilai bilangan berbeda, memberi nilai

bilangan pada suatu himpunan dengan nilai bilangan berbeda,

memberi nilai bilangan pada suatu himpunan benda, mengerjakan

atau menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian

dan pembagian dengan menggunakan konsep dari kongkrit ke

abstrak, menghubungkan konsep bilangan dengan lambang

bilangan, dan menciptakan bentuk benda sesuai dengan konsep

bilangan. Dalam prakteknya, dapat diterapkan dengan :

a) Menggunakan konsep waktu, misalnya: hari ini.

b) Menyatakan waktu dengan j am.

c) Mengurutkan lima sampai dengan sepuluh benda berdasarkan

urutan tinggi besar.

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

22

d) Mengenal penambahan dan pengurangan.

6) Pengembangan Geometri (PG)

Kemampuan geometri berhubungan dengan

pengembangan konsep bentuk dan ukuran. Kemampuan yang

dikembangkan, antara lain :

a) Memilih benda menurut warna, bentuk dan ukuran

b) Mencocokkan benda menurut warna, bentuk dan ukuran.

c) Membandingkan benda menurut ukuran besar-kecil,

panjang-lebar, tinggi- rendah.

d) Mengukur benda secara sederhana.

e) Mengerti dan menggunakan bahasa ukuran, seperti besar-kecil,

tinggi-rendah, panjang-pendek, dan sebagainya.

f) Menciptakan bentuk dari kepingan geometri.

g) Menyebut benda-benda yang ada di kelas sesuai dengan bentuk

geometri.

h) Mencontoh bentuk-bentuk geometri.

i) Menyebut, menunjuk, dan mengelompokkan lingkaran,

segitiga, dan segiempat.

j) Menyusun menara dari delapan kubus.

k) Mengenal ukuran panjang, berat, dan isi.

l) Menim pola dengan empat kubus.

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

23

7) Pengembangan Sains Permulaan (SP)

Kemampuan sains permulaan berhubungan dengan

berbagai percobaan atau demonstrasi sebagai suatu pendekatan

secara sainstific atau logis tetapi tetap dengan mempertimbangkan

tahapan berpikir anak.Adapun kemampuan yang akan

dikembangkan antara lain :

a) Mengeksplorasi berbagai benda yang ada di sekitar.

b) Mengadakan berbagai percobaan sederhana.

c) Mengkomunikasikasikan apa yang telah diamati dan diteliti.

8) Prinsip pengembangan kognitif di Taman Kanak-Kanak

Agar pelaksanaan bidang pengembangan kognitif di

Taman Kanak-kanak dapat mencapai kompetensi dasar yang telah

ditentukan, hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

a) Memberikan kesempatan kepada anak untuk menghubungkan

pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan yang

baru diperolehnya. Misalnya mengenai konsep bilangan 1-10

dengan menghubungkan lambang bilangan.

b) Dalam memberikan kegiatan pengembangan kognitif terutama

untuk kegiatan persiapan pengenalan konsep bilangan,

hendaknya guru memperhatikan masa peka

c) Untuk mencapai kemampuan pengembangan kognitif tidak

semua dilaksanakan sekaligus dalam satu kegiatan akan tetapi

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

24

dapat dilakukan secara bertahap dengan keadaan dan tingkat

perkembangan anak.

d) Dalam memberikan kegiatan pengembangan kognitif

hendaknya mengacu pada kompetensi yang hendak dicapai dan

sedapat mungkin dikaitkan dengan tema yang akan dibahas.

e) Pelaksanaan pengembangan kognitif dapat digunakan

bermacam-macam metode yang sesuai dengan kompetensi

yang hendak dicapai.

f) Pelaksanaan pengembangan kognitif didasarkan terjawabnya

pertanyaan “apa” dan “mengapa” tentang segala sesuatu yang

ada di sekitar anak. Jika pada anak sudah timbul pertanyaan

tersebut, maka pada masa itu anak sudah mampu untuk

menerima penjelasan.

g) Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana dan sumber

belajar.

h) Memberi kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasikan

pengamatan yang didapat secara lisan atau dengan kreasi

menciptakan bentuk dari kegiatan geometri dan membentuk

dengan media tanah liat.

i) Kegiatan-kegiatan yang diberikan hendaknya merupakan

pengetahuan yang obyektif dan sesuai dengan kenyataan.

9) Perkembangan Kognitif dan Bahasa

Chomsky (dalam Zalsa,2012) memahami karakteristik

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

25

perkembangan bahasa membagi beberapa tahapan. Tahapan

tersebut yaitu:

1) Tahap pralinguistik (0,3 -1 tahun)

Anak mulai mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan

yang mempunyai fungsi komunikatif.

2) Tahap halofrastik/kalimat satu kata (1-1,8 tahun)

Anak mulai mengucapkan kata-kata pertamanya.

3) Tahap kalimat dua kata (1,8 - 2 tahun)

Anak menyatakan maksud dan berkomunikasi dengan

menggunakan kalimat dua kata.

4) Tahap perkembangan tatabahasa (2-5 tahun)

Anak mulai mengembangkan sejumlah sarana tatabahasa,

panjang kalimat bertambah, ucapannya semakin kompleks dan

mulai menggunakan kata jamak dan tugas.

5) Tahap perkembangan tatabahasa menjelang dewasa (5-10

tahun)

Anak mulai mengembangkan struktur tatabahasa yang lebih

rumit, melibatkan gabungan kalimat sederhana dengan

komplementasi, relativasi, dan konjugasi.

6) Tahap kompetensi lengkap (11 tahun sampai dewasa)

Pembendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa mengalami

pembahan, semakin lancar dan fasih berkomunikasi dengan

bahasa.

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

26

Dalam aktivitas berpikir, di dalamnya melibatkan bahasa.

Berpikir merupakan percakapan dalam hati. Bahasa merupakan alat

untuk berpikir dan bahasa mengekspresikan hasil pemikiran

tersebut. Jadi berpikir dan berbahasa merupakan dua aktivitas yang

saling melengkapi dan terjadi dalam waktu yang relatif bersamaan.

Kemampuan berpikir seseorang menentukan kemampuan

berbahasanya. Sebaliknya, kemampuan berbahasa seseorang

merupakan cerminan kemampuan berpikirnya. Hart & Risley (

dalam Rahma, 2011) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak

memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti

dalam setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42

sampai 672. 2 tahun lebih tua anak-anak dapat mengunakan

kira-kira 134 kata-kata pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18

untuk 286.

Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar

bahasa. Untuk bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal

beberapa kata dan beranjak memahami kalimat. Dengan membaca

anak juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar

bahasa melalaui membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini

dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.

B. Hubungan Perkembangan Bahasa dan Kemampuan Kognitif

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, berarti

faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

27

berbahasa. Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih

sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai

mampu memahami ligkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat

yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang komplek Perkembangan bahasa

dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil

belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal

yang lain, “menim” dan “menguasai hasil yang telah didapatkan merupakan

cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara “mmm mmm”, ibunya tersenyum,

mengulang ^menirukan dan memperjelas dengan memberi arti suara itu

menjadi “maem- maem

Bayi belajar menambah kata-kata dengan menim bunyi-bunyi yang

didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya) di sekelilingnya membetulkan

dan memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya bam dilakukan oleh anak

berusia 6-7 tahun, di saat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa

adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat-alat berkomunikasi dengan

cara lisan, tertulis. Maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan

menguasai alat komunikasi di artikan sebagai upaya seseorang untuk dapat

memahami dan dipahami orang lain (Sunarto dan Hartono,dalam Nickma,

2012).

Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. Seseorang

menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan

gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide

dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

28

menangkap arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan persepsi

yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir

menjadi tidak tepat benar. Ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini

diakibatkan kekurang mampuan ini dalam bahasa.

1. Metode Suku Kata

Pengertian metode suku kata menurut Depdikbud (1992:12) metode

suku kata adalah suatu metode yang memulai pengajaran membaca

permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah di rangkai menjadi

suku kata, kemudian suku- suku kata itu di rangkai menjadi kata yang

terakhir merangkai kata menjadi kalimat. Sedangkan pendapat Pujiati

(2011: 58) metode suku kata adalah “ suatu metode mengajar dengan

menggunakan suku kata atau metode phonic. Dalam blog, Pakde Sofa

(2011) membagi metode ini menjadi ada dua macam, yaitu metode kupas

rangkai suku kata dan metode kata lembaga. Kedua metode ini dalam

penerapannya menggunakan cara mengurai dan merangkaikan.

a. Metode Kupas Rangkai Suku kata

Penerapannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru mengenalkan huruf kepada siswa.

2) Merangkaikan suku kata menjadi huruf.

3) Menggabungkan huruf menjadi suku kata .

Misalnya:

bu - ku

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

29

b - u - k - u

bu-ku

b. Metode Kata Lembaga

Penerapannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membaca kata yang sudah dikenal anak.

2) Menguraikan huruf menjadi suku kata.

3) Menguraikan suku kata menjadi huruf.

4) Mengabungkan huruf menjadi suku kata.

5) Menggabungkan suku kata menjadi kata.

Misainya: buku

bu-ku

b - u - k - u

b u – k u

b u k u

c. Keunggulan Metode Suku Kata

Setiap metode memiliki keuntungan dan kelemahan

masing-masing. Keuntungan dari metode suku kata yang membantu

anak dalam membaca permulaan, antara lain:

1) Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehingga

mempercepat proses penguasaan kemampuan membaca permulaan

2) Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan

suku kata yang dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya

3) Penyajian tidak memakan waktu yang lama

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

30

4) Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di tegaskan

keuntungan metode suku kata ini adalah untuk membantu anak

kesulitan belajar yang cepat bosan, sehingg metode suku kata ini dapat

di gunakan untuk meningkatkan motivasi belajar membaca anak

kesulitan belajar.

d. Kelemahan Metode Suku Kata

Bagi anak kesuliatan belajar yang kurang mengenal huruf, akan

mengalami kesulitan merangkaikan huruf menjadi suku kata.

Menurut Rukayah dalam blog Sofa (2011) anak atau siswa

dikatakan berkemampuan membaca permulaan jika dia dapat membaca

dengan lafal dan intonasi yang jelas, benar dan wajar, serta lancar

dalam membaca dan memperhatikan tanda baca. Setelah mengetahui

batasan tesebut maka jelas tujuan yang ingin dicapai dalam merancang

pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakann metode

suku kata.

e. Rancangan Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Menggunakan

Metode suku kata

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

31

Membaca 1 kata benda yang sudah dikenal oleh anak

Buku

B u -K u

B -U -K -U

B u -K u

Buku

Maka anak di ajarkan:

Vokal U

Konsonan : B/K

No Aspek Kemampuan Penjabaran Tujuan

1.

Membaca 1 kata benda

yang sering dijumpai

oleh anak

BUKU

Vokal: U

Konsonan : B/K

Anak dapat membaca

kata benda yang sering

ditemuinya

2. Membaca 1 kata dasar TULIS Vokal: I

Konsonan : T/L/S

*huruf u sudah di

ajarkan

Menambah kosakata baru

anak dari kata Buku tulis

3. Membaca 1 kata subjek SAYA

Vokal: A

Konsonan : S/Y

Dapat membaca

kalimat sederhana

serta membaca dan

membuat kalimat

baru dari kalimat

yang dipelajari.

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

32

Setelah anak dapat membaca dengan benar maka tambahkan 1 kata

lagi TULIS

tu - lis

T - u - l - i - s

t u - l i s

tulis

Vokal : I

Konsonan : T/L/S

Dari kata BUKU dan TULIS dapat digabungkan menjadi kata BUKU

TULIS

buku tulis

b u -k u tu - l i s

b - u -k -u t - u - l - i - s

b u -k u tu - l i s

buku tulis

Dari kata BUKU TULIS anak dapat membuat kata baru, seperti:

1. siku

2. bulu

3. saku

4. tas

5. bisa

6. kusut

7. bisu

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

33

8. tuli

9. kubu

10. kutu

11. itu

12. kukuu

13. kiki

Untuk menambah kemampuan anak setelah anak dapat membaca

BUKU TULIS, tambahkanlah kata yang dapat menjadi kalimat sederhana.

Tambahkan kata SAYA

saya

sa-ya

s-a-y-a

sa-ya

saya

vokal : a

Konsonan: S/Y jadi :

buku tulis saya

bu - ku - tu - lis sa-ya

b - u - k - u t - u - l - i - s s - a - y - a

bu - ku tu - lis sa-ya

Buku tulis saya

Jadi, dari vokal U, A, I dan konsonan B, K, T, L, S, Y anak dapat membuat

kata dan kalimat baru dari kalimat BUKU TULIS SAYA.

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

34

Kata :

Kuku, Kubu, Kutu, Kiki, Kita, Kata, Kulit, Kuya, Kaya, Bisa, Bisu, Basi,

Buta, Buka, Busa, Buaya, Lusi, Lika, Luki, Liku, Siku, Saku, Satu, Sisi,

Suka, Tuba, Tuli, Tali, Tas, Sikat, Taksi, Kusut, dsb.

Dari kata BUKU TULIS SAYA anak dapat membuat kalimat baru, seperti:

1. buka tali itu

2. satu tas

3. kulit lusi

C. Kerangka Pikir

Salah satu bidang pengembangan kemampuan dasar yang

berhubungan dengan intelegensi anak adalah aspek perkembangan kognitif.

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti

faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan

berbahasa. Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan

penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis

maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.

Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk

bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak

memahami kalimat. Dengan membaca, anak juga semakin banyak menambah

kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku cerita dengan

nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.

Sesungguhnya bukan patokan usia yang paling menentukan boleh atau

tidaknya anak belajar membaca melainkan bagaimana caranya mengajarkan

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

35

keterampilan itu tanpa membuat anak-anak terbebani dan kehilangan

kesenangan bermainnya. Berikut bagan kerangka pikir penelitian ini.

Bagan Kerangka Pikir

Kemampuan Kognitif Berbahasa

Perkembangan Bahasa Anak TK

Lisan

Tertulis

Membaca

Metode Suku Kata

Pelaksanaan

Siklus

Siklus N

Analisis

Temuan

Perencanaan

Penilaian

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

36

D. Hipotesis Tindakan

Jika menggunakan metode suku kata berdasarkan uraian yang terdapat

dalam latar belakang, kajian pustaka, maupun kerangka pikir, maka

kemampuan kognitif berbahasa (membaca) anak Kelompok B2 dapat

meningkat di TK. Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneltian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif

(membaca) anak TK melalui metode suku kata. Penelitian ini dilaksanakan

dalam bentuk kegiatan bersiklus yang terdiri dari empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di TK. Melati Binaan PKK

Kabupaten Gowa

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah anak kelompok B2 di TK. Melati

Binaan PKK Kabupaten Gowa dengan jumlah siswa 33 orang terdiri dari 19

orang anak laki-laki dan 14 orang anak perempuan pada tahun ajaran

2012/2013.

C. Fokus Penelitian

Fokus suatu penelitian adalah hal atau unsur yang diteliti berdasarkan

tujuan penelitian. Adapun fokus yang diamati dalam penelitian ini adalah

subjek penelitian ini yaitu adalah anak kelompok B2 TK. Melati Binaan PKK

Kabupaten Gowa 2012-2013 dengan jumlah anak didik 33 orang. Agar

37

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

38

penelitian ini menggambarkan keadaan yang sesungguhnya, maka penulis

menetapkan seluruh siswa menjadi sampel penelitian.

Fokus proses dalam penelitian ini adalah dengan mengamati didik

selama proses pembelajaran seperti, kehadiran anak didik, yang aktif bertanya

dan menjawab pertanyaan teman atau guru. Adapun fokus hasil yaitu dengan

melihat hasil peningkatan pembendaharaan kata pada anak didik setelah

diadakan tindakan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Siklus

yang direncanakan akan diterapakan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus.

Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan pembahan yang dicapai, seperti

yang telah dibuat dalam faktor-faktor yang diselidiki. Berikut adalah gambaran

alur siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud.

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

39

Alur siklus Penelitian Tindakan Kelas (Adaptasi dari Margaretha dan

Kania, 2008)

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas di atas dapat dijabarkan

dalam uraian berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan, meliputi:

1) Peneliti menyusun rencana pembelajaran.

2) Peneliti mempersiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan

dalam pembelajaran.

3) Peneliti menyiapkan instrumen observasi kegiatan pengamatan

aktivitas siswa

4) dalam pembelajaran.

5) Peneliti menyiapkan instrumen evaluasi

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran.

2) Peneliti menggunakan metode suku kata dalam proses

pembelajaran.

3) Peneliti menyiapkan media atau alat peraga

4) Peneliti mengadakan pengamatan terhadap aktivitas anak didik

dalam pembelajaran.

5) Peneliti mengadakan evaluasi.

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

40

c. Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator.

1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai adalah :

a) Cara menyampaikan materi pelajaran.

b) Cara pengelolaan kelas.

c) Cara-cara penggunaan alat-alat pelajaran.

d) Suara guru dalam menyampaikan pelajaran.

e) Cara guru menyampaikan bimbingan kelompok yang

dibutuhkan.

f) Waktu yang diperlukan guru.

g) Penampilan guru di depan kelas.

2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:

h) Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

i) Keaktifan siswa dalam pembelajaran.

j) Kemampuan siswa dalam mengenal, merangkai dan

menggabungkan suku kata

d. Tahap Refleksi

Refleksi langkah untuk untuk menganalisis hasil kerja siswa.

Analisis dilakukan untuk mengukur kelebihan dan kekurangan pada

siklus I. Jika pencapaian nilai siswa yang belum mencapai hasil yang

diharapkan atau tindakan belum tercapai secara optimal, maka perlu

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

41

adanya perbaikan pada siklus II.

2. Siklus II

Siklus ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

Langkah- langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

1) Peneliti menyusun rencana pembelaj aran

2) Peneliti mempersiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam

pembelajaran.

3) Peneliti menyiapkan instrumen observasi kegiatan pengamatan

aktivitas anak didik dalam pembelajaran.

4) Peneliti memadukan hasil refleksi dari siklus I agar hasil pada

siklus II lebih efektif.

5) Peneliti menyiapkan instrumen evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana

pelaksanaan

2) pembelajaran.

3) Peneliti menggunakan alat peraga berupa dongeng bergambar

dalam proses pembelajaran.

4) Peneliti membimbing siswa untuk dapat menyimak dengan baik

dengan memadukan hasil refleksi daur siklus I agar daur siklus II

lebih efektif.

5) Peneliti mengadakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

42

pembelajaran.

6) Peneliti mengadakan evaluasi.

c. Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator.

1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai adalah :

a) Cara menyampaikan materi pelajaran.

b) Cara pengelolaan kelas.

c) Cara-cara penggunaan alat-alat pelajaran.

d) Suara guru dalam menyampaikan pelajaran.

e) Waktu yang diperlukan guru.

f) Penampilan guru di depan kelas.

2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:

a) Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

b) Keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

c) Kemampuan siswa dalam mengenali, merangkai huruf dan

menggabungkannya menjadi suku kata.

d. Tahap Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus I, dilakukan analisis dengan

cara melihat prestasi atau nilai siswa. Kemudian hasil analisis pada

siklus II digunakan sebagai kesimpulan dari penelitian. Apakah dengan

menggunakan metode suku kata dapat memaksimalkan proses

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

43

pembelajaran anak-anak? Kualitas proses pembelajaran dinyatakan

mengalami perbaikan apabila capaian pada indikator keberhasilan yang

telah ditetapkan tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan melihat hasil latihan harian pada semester

genap tahun pelajaran 2012 - 2013 Taman Kanak-Kanak Kelompok B2 Melati

Binaan PKK Kabupaten Gowa dengan jumlah anak didik 33 orang, sedangkan

tingkat aktivitas anak didik diperoleh melalui lembar observasi. Lembar

observasi tersebut dicatat oleh dua orang observer. Observer pertama

mengamati kegiatan aktivitas anak didik. Hasil ujian anak didik diperiksa

sendiri oleh guru sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pada analisis data.

F. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara pengumpulan,

pengklasifikasian, dan penganalisis data. Kegiatan analisis data ini terpisah

dengan data yang lain tetapi dilakukan dengan bersama-sama atau secara

bolak-balik dan saling mengisi agar analisis data dapat terlaksana dengan

benar. Sebelumnya data sampel dianalisis terlebih dahulu, ditentukan

kriteria-kriteria penilaian untuk kemampuan membaca. Kriteria- kriteria

tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan anak. Cara

mengukur kemampuan setiap anak didik dengan mengadakan penyekoran yang

disesuaikan dengan metode analisis. Yaitu dengan memberi nilai pada aspek

lafal dan intonasi yang jelas, benar dan wajar, serta lancar dalam membaca dan

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

44

memperhatikan tanda baca, berdasarkan metode penelitian, maka ditetapkan

setiap skor diberikan nilai maksimal 4 dan minimal 0.

G. Indikator Keberhasilan

Untuk menentukan berhasil tidaknya PTK ini perlu dibuat target atau

sasaran yang dicapai, PTK ini berhasil apabila mencapat target atau lebih.

1. Ketuntasan Individu

Setiap inidiviau dikatakan berhasil atau tuntas apabila menguasai

minimal 65% materi pelajaran atau minimal nilai 6,5, nilai dibawah 6,5

belum dikatakan berhasil. Nilai ditentukan berdasarkan teknik analisis data

yang dibuat oleh penulis

Ketuntasan individu dapat dihitung dengan rumus :

Ketuntasan Individu =

(Depdikbud 1994 dalam Prasetyo 2012)

2. Ketuntasan Klasikal

Pembelajaran secara kelas atau klasikal dikatakan tuntas apabila

minimal 85 % dari jumlah siswa telah mencapai ketuntasan individu atau

nilai 7,5 atau 75. Ketuntasan Klasikal dapat dihitung dengan rumus berikut.

Ketuntasan Individu =

(Depdikbud 1994 dalam Prasetyo, 2012)

100% x SoalJumlah

benar yangjawaban Jumlah

100% x SiswaJumlah

Siswa Ketuntasan

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

45

Setelah data diperoleh, data tersebut dikategorikan sesuai dengan

pedoman penilaian yang dikemukakan oleh Gays (dalam Masriah, 2009:

34) yakni:

No Nilai Kategori

1. 85 - 100 baik sekali

2. 7 5 -8 4 Baik

3. 6 0 -7 4 Cukup

4 4 0 -5 9 Kurang

5. 0- 39 Gagal

Sumber: Masriah 2009 (Skripsi)

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dibahas hasil-hasil penelitian mengenai peningkatan

kemampuan kognitif berbahasa (membaca) anak di Taman Kanak-Kanak

Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa setelah diterapkan

pembelajaran melalui metode suku kata. Hasil penelitian diklasifikasikan atas

dua bagian, yaitu: deskriptif hasil siklus I dan siklus II.

1. Deskriptif Hasil Siklus Pertama

Kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama: meliputi:

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tipa-tiap kegiatan

diuraikan sebagai berilkut:

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus pertama pada penelitian tindakan kelas

ini merupakan meningkatkan kemampuan kognitif berbahasa

(membaca) permulaan melalui penerapan metode suku kata anak di

Taman Kanak-Kanak Kelompok B2 Melati Binaan PKK Kabupaten

Gowa. Perencanaan pembelajaran dengan kompetensi dasar

membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama dan

suku kata akhir yang sama.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan penelitian

tindakan kelas pada siklus pertama yaitu:

46

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

47

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP);

2) Menyiapkan sumber belajar dan alat pembelajaran;

3) Membuat format observasi proses pembelajaran dan proses

pembelajaran aktivitas belajar siswa;

4) Menyusun tes kemampuan kognitif (membaca ) permulaan dalam

bentuk lisan dan tertulis;

5) Penentuan kriteria keberhasilan penerapan metode suku kata dalam

menerapkan kemampuan membaca permulaan anak mencapai

rata-rata minimal standar KKM 65 ( mampu).

6) Menetapkan sebanyak empat kali pertemuan, dengan perincian

yaitu dua kali pertemuan untuk proses pembelajaran, satu kali

pertemuan untuk tes membaca permulaan dan satu kali kegiatan

refleksi.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pertemuan sebanyak empat kali pertemuan, dengan

perincian yaitu 2 kali pertemuan untuk proses pembelajaran, satu kali

pertemuan untuk tes membaca permulaan dan satu kali kegiatan

refleksi. Pertemuan pertama tanggal 3 Maret 2013, pertemuan kedua

tanggal 7 Maret 2013, tes kemampuan kognitif (membaca) permulaan

pada tanggal 10 Maret 2013 dan kegiatan refleksi pada tanggal Maret

2013. Proses pembelajaran membaca permulaan melalui penerapan

metode Suku Kata dibagi tiga kali kegiatan, yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, kegiatan akhir.

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

48

1) Kegiatan awal

Kegiatan awal yang dilakukan dalam pembelajaran Bidang

Pengembangan Bahasa Indonesia tentang kemampuan kognitif

membaca permulaan melalui penerapan metode Suku Kata anak di

Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK

Kabupaten Gowa pada siklus pertama yaitu mempersiapkan kelas

dan mengabsensi siswa, melakukan apersepsi, mengemukakan

tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa dalam

mengikuti pembelajaran membaca.

2) Kegiatan inti

Dalam meningkatkan kemampun kognitif membaca

permulaan pada di Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati

Binaan PKK Kabupaten Gowa maka digunakan metode Suku Kata .

Metode ini dimaksudkan untuk mengajar siswa dalam memahami

dan melafalkan huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana

dengan bantuan alat peraga kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata,

dan kartu kalimat sederhana agar bisa membedakan suku kata awal

yang sama dan suku kata akhir yang sama.

Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran

membaca permulaan, yaitu memperlihatkan gambar yang

berhubungan dengan materi ajar, seperti ” mama”. Kemudian guru

menyajikan materi pelajaran membaca dengan, menampilkan

gambar sambil bercerita. Guru membaca kalimat pendek secara utuh

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

49

di papan tulis yang diikuti oleh semua siswa, seperti “ ini mama, ini

iman, disertai dengan penggunaan kartu huruf, suku kata, dan kata.

Rangkaian huruf dalam kata kemudian diuraikan menjadi suku kata

dan huruf, kemudian digabung kembali sambil melafalkannya

dengan benar dan diikuti oleh semua siswa, baik secara individual

maupun secara klasikal. Selanjutnya dilakukan tanya jawab materi

pelajaran membaca permulaan.

3) Kegiatan akhir.

Kegiatan akhir yang dilakukan adalah memberikan

kesimpulan dan penguatan, memberikan motivasi kepada siswa

untuk rajin berlatih membaca di rumah melalui bimbingan orang

tua, memberikan pesan-pesan moral, dan mengemukakan materi

yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya,

c. Observasi

Observasi proses pembelajaran membaca permulaan melalui

metode Suku Kata di Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati

Binaan PKK Kabupaten Gowa dengan kompetensi dasar membedakan

kata-kata yang mempunyai suku kata awal sama dan suku kata akhir

sama. Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru, yaitu: melakukan

apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

setelah proses pembelajaran. Akan tetapi pada kegiatan awal, guru tidak

memberikan motivasi kepada siswa dalam mempersiapkan diri dalam

mengikuti pembelajaran membaca permulaan. Selanjutnya pada

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

50

kegiatan inti, guru menyajikan materi pelajaran membaca dengan

menampilkan gambar sambil membaca, mengajar siswa membaca

dengan memperlihatkan kalimat secara utuh, kemudian mengajar siswa

dengan membagi kalimat menjadi kata, suku kata, huruf, selanjutnya

kembali menjadi kalimat utuh yang dilakukan secara individu maupun

kelompok dan klasikal. Selanjutnya guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya walaupun hal tersebut hanya dimanfaatkan

oleh sebagian kecil siswa untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan

guru, dan memberikan pujian walaupun kurang merata kepada siswa.

Pada kegiatan akhir, guru membuat kesimpulan tentang materi pelajaran

membaca permulaan, dan melakukan evaluasi guna mengukur

keberhasilan pengajaran yang dilakukan pada pertemuan ketiga dengan

cara tes membaca permulaan yang dilakukan secara individu.

Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa dalam mengikuti

pelajaran membaca permulaan di Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2

Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa maka disajikan sebagai berikut:

1) Anak didik yang hadir pada saat pembelajaran berlangsung

sebanyak 27 orang atau 81,8%

2) Anak didik yang aktif menyimak penjelasan guru sebanyak

93,94%, dan kurang aktif sebanyak 6,06 %.

3) Anak didik yang berani bertanya sebanyak 19 orang atau 57, 57 %,

dan kurang aktif sebanyak 42,43%.

4) Anak didik yang dapat menyebutkan kata yang suku kata awalnya

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

51

sama (ba) Siswa 20 orang atau sebanyak 60,61 %, dan tidak aktif

sebanyak 13 orang , 39 %.

5) Anak didik yang dapat menyebutkan kata yang suku kata awal

sama (ka) dan suku kata akhirnya sama (li) sebanyak 21 orang atau

63, 63 %, dan tidak aktif sebanyak 13 orang atau 39,39%.

6) Anak yang dapat/mampu menyebutkan rangkaian huruf (b-u-k-u)

sebanyak 18 orang atau 54,54% dan kurang mampu sebanyak 15

orang atau 45,46 %.

Adapun statistik deskriptif skor perolehan siswa setelah

penerapan pembelajaran melalui metode suku kata adalah sebagai

berikut,

Tabel 4.1 Statistik skor Hasil Tes Murid pada Siklus I

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata ( mean) hasil

belajar pengembangan bahasa setelah diterapkan metode suku kata pada

Anak didik Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK

Kabupaten Gowa adalah dari 61,36 skor ideal yang mungkin dicapai

adalah 100. Sedangkan secara individual skor yang dicapai Anak pada

penerapan ini tersebar dengan s dan skor tertinggi 80 dan skor terendah

Statistik Nilai Statistik

Subjek 33

Skor Ideal 100

Skor Tertinggi 80

Skor Terendah 30

Rentang Skor 50

Skor Rata-Rata 61,36

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

52

30 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai 100 dan skor terendah yang

mungkin dicapai 0, dengan rentang skor 50

Berdasarkan hasil tes kemampuan kognitif (membaca)

permulaan pada siklus pertama, diklasifikasikan atas lima kategori

yaitu: tinggi sekali, tinggi, sedang, rendah, dan rendah sekali.

Selengkapnya disajikan pada table 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Kemampuan Kognitgif (Membaca ) Melalui Metode Suku

Kata pada Murid Taman Kanak-Kanak Kelompok B2 Melati

Binaan PKK Kabupaten Gowa pada siklus pertama

Tabel 4.2 memberikan keterangan bahwa dari 33 subjek

penelitian, sebanyak 14 siswa (42,42%) dengan kemampuan kognitif

(membaca) dalam kategori sedang, disusul kategori tinggi sebanyak 7

siswa(21,21%) Kategori sangat baik sebanyak 0 siswa (0%) dan siswa

dengan ketegori sangat rendah sebanyak 1 siswa (3.03%). Selanjutnya

berdasarkan nilai rata-rata kemampuan kognitif membaca permulaan

pada siklus pertama (lihat lampiran) sebesar 61,36 di mana nilai

rata-rata tersebut berada pada interval 65-79 yang berarti cukup. Hal ini

Interval Kemampuan

Membaca Frekuen

si

Persentas

e

90-100 Sangat

tinggi

0 0

80-89 Tinggi 7 21,21

65-79 Sedang 14 42,42

55- 64 Rendah 11 33,33

0-54 Sangat Rendah 1 3.03

Jumlah 33 100

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

53

berarti kemampuan kognitif (membaca) melalui metode Suku Kata di

Taman Kanak-Kanak Kelompok B2 Melati Binaan PKK Kabupaten

Gowa sebagian besar kategori cukup, akan tetapi masih terdapat anak

yang memiliki kemampuan kognitif membaca dalam kategori gagal.

Gambaran ketuntasan hasil belajar Anak didik Taman Kanak-Kanak

Kelompok B2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa yang diperoleh

berdasarkan skor hasil belajar adalah sebagai berikut:

Tabel. 4.3 Deskriptif Ketuntasan Belajar Murid pada Siklus I

Dari tabel 4.3 menunjukkan persentase ketuntasan belajar Anak

didik Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK

Kabupaten Gowa sebesar 36,36% atau 12 orang dari 33 siswa termasuk

dalam kategori tidak tuntas dan 63,63% atau 21 orang termasuk dalam

kategori tidak tuntas. Berikut diagram persentase ketuntasan belajar

murid pada siklus I.

Skor Kategori Frekuensi Presentase

(%) 0-64 Tidak tuntas 12 36,36

65-100 Tuntas 21 63,63

Jumlah 33 100

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

54

Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I

d. Refleksi

Berdasarkan hasil tes membaca permulaan dan hasil observasi

di atas, maka dilakukan refleksi sebagai berikut:

1) Kemampuan kognitif (membaca) anak Taman Kanak-Kanak

Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa sebesar 61,36

berarti belum memenuhi standar KKM sebesar 65. Hal ini

memberikan gambaran belum optimalnya proses pembelajaran

membaca permulaan pada siklus pertama. Hal ini ditandai dengan

tidak dilakukannya pemberian motivasi kepada siswa dalam

mengikuti pembelajaran membaca permulaan pada kegiatan awal

pembelajaran, dan guru kurang memberikan perhatian dalam

bentuk penguatan atau motivasi kepada siswa dalam belajar

membaca permulaan. Oleh karena itu pada siklus kedua guru

hendaknya lebih intensif memberikan motivasi penguatan, bahkan

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

55

guru seharusnya berkeliling disekitar siswa untuk mengajar atau

membimbing siswa secara individu yang dianggap masih kurang

mampu dalam membaca permulaan.

2) Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran membaca

permulaan, masih ada aspek tertentu yang kurang optimal, seperti:

tidak aktif dalam kegiatan tanya-jawab, dan tidak mampu

mengenal dan menyebutkan huruf, suku kata, kata, dan rangkaian

hururf dalam kata, sehingga hal tersebut mempengaruhi

kemampuan kognitif siswa dalam membaca permulaan. Oleh

karena itu, guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa

untuk meningkatkan kemampuan dalam tanya-jawab, memberikan

motivasi agar mampu mengenal dan menyebutkan huruf, suku

kata, dan rangkaiana huruf dalam kata agar kemampuan membaca

permulaan dapat merata kepada semua di Taman Kanak-Kanak

Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa

2. Deskriptif Hasil Siklus Kedua

Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua meliputi: perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Masing-masing kegiatan diuraikan

sebagai berilkut:

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus kedua sebenarnya sama dengan siklus

pertama sebagai upaya meningkatkan kemampuan kognitif (membaca)

permulaan melalui penerapan metode Suku Kata anak Taman

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

56

Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa.

Perencanaan pembelajaran dengan kompetensi dasar membedakan

kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama dan suku kata

akhir yang sama.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pertemuan sebanyak empat kali pertemuan, dengan

perincian yaitu 2 kali pertemuan untuk proses pembelajaran, satu kali

pertemuan untuk tes membaca permulaan dan satu kali kegiatan

refleksi. Pertemuan pertama tanggal 15 Mei November 2013,

pertemuan kedua tanggal 18 Mei 2013, tes membaca permulaan pada

tanggal 22 Mei 2013 dan kegiatan refleksi pada tanggal 25 Mei 2013.

Proses pembelajaran membaca permulaan melalui penerapan

metode Suku Kata, dibagi tiga kali kegiatan, yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, kegiatan akhir.

1) Kegiatan awal

Kegiatan awal yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia tentang membaca permulaan melalui penerapan metode

Suku Kata anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan

PKK Kabupaten Gowa pada siklus kedua yaitu mempersiapkan

kelas dan mengabsensi siswa, melakukan apersepsi, mengemukakan

tujuan pembelajaran dan member motiovasi kepada siswa dalam

mengikuti pembelajaran membaca permulaan.

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

57

2) Kegiatan inti

Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada

Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK

Kabupaten Gowa maka digunakan metode Suku Kata. Metode ini

dimaksudkan untuk mengajar siswa dalam memahami dan

melafalkan huruf, suku kata, dan rangkaian huruf dalam kata dengan

bantuan alat peraga kartu huruf, kartu suku kata,dan kartu kata.

Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran

membaca permulaan, yaitu memperlihatkan gambar yang

berhubungan dengan materi ajar,. Kemudian guru menyajikan

materi pelajaran membaca dengan memperlihatkan bahasa siswa,

menampilkan gambar sambil bercerita. Guru melafalkan/

menyebutkan suku kata secara utuh di papan tulis yang diikuti oleh

semua siswa, seperti “ i-b-u” disertai dengan penggunaan kartu

huruf, dan suku kata. Suku kata tersebut kemudian diuraikan

menjadi huruf, kemudian digabung kembali sambil melafalkannya

dengan benar dan diikuti oleh semua siswa, baik secara individual

maupun secara klasikal. Selanjutnya dilakukan tanya jawab materi

pelajaran membaca permulaan.

3) Kegiatan akhir

Kegiatan akhir yang dilakukan adalah memberikan simpulan

dan penguatan, memberikan motivasi kepada siswa untuk rajin

berlatih membaca di rumah melalui bimbingan orang tua,

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

58

memberikan pesan-pesan moral, dan mengemukakan materi yang

akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.

a. Observasi

Observasi proses pembelajaran membaca permulaan

melalui metode Suku Kata pada anak Taman Kanak-Kanak

Kelompok B2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa, dengan

kompetensi dasar membedakan kata-kata yang mempunyai suku

kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama. Kegiatan

awal yang dilakukan oleh guru, yaitu: melakukan apersepsi,

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah

proses pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa

dalam mempersiapkan diri mengikuti pelajaran membaca

permulaan. Selanjutnya pada kegiatan inti, guru menyajikan

materi pelajaran membaca dengan menampilkan gambar sambil

membaca, mengajar siswa membaca dengan memperlihatkan

suku kata secara utuh, kemudian mengajar siswa dengan

membagi suku kata dalam rangkaian huruf, selanjutnya kembali

menjadi suku kata utuh yang dilakukan secara individu maupun

kelompok atau klasikal. Selanjurnya guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya walaupun hal tersebut

hanya dimanfaatkan oleh sebagian kecil siswa untuk bertanya

ataupun menjawab pertanyaan guru, dan memberikan pujian

walaupun kurang merata kepada siswa. Pada kegiatan akhir,

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

59

guru membuat kesimpulan tentang materi pelajaran

pengembangan bahasa dan melakukan evaluasi guna mengukur

keberhasilan pengajaran yang dilakukan pada pertemuan ketiga

dengan cara tes membaca permulaan yang dilakukan secara

individu.

Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa dalam

mengikuti pelajaran membaca permulaan di anak Taman

Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten

Gowa, maka disajikan sebagai berikut:

1) Anak didik yang hadir pada saat pembelajaran berlangsung

sebanyak 33 orang atau 100%

2) Anak didik yang aktif menyimak penjelasan guru sebanyak 30

orang atau 90,90%, dan kurang aktif sebanyak 3 orang atau

9,09 %.

3) Anak didik yang berani bertanya sebanyak 20 orang atau

60,60%, dan kurang aktif sebanyak 13 orang atau 39,40%.

4) Anak didik yang dapat menyebutkan kata yang suku kata

awalnya sama (ba) Siswa 20 orang atau sebanyak 60,60 %,

dan tidak aktif sebanyak 13 orang , 39, 40 %.

5) Anak didik yang dapat menyebutkan kata yang suku kata

awal sama (ka) dan suku kata akhirnya sama (li) sebanyak 29

orang atau 87,87%, dan tidak aktif sebanyak 4 orang atau

12,12%.

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

60

6) Anak yang dapat/mampu menyebutkan rangkaian huruf

(b-u-k-u) sebanyak 30 orang atau 90,90% dan kurang mampu

sebanyak 3 orang atau 9,10 %.

Adapun statistik deskriptif skor perolehan siswa setelah

penerapan pembelajaran melalui metode suku kata pada siklus II

adalah sebagai berikut.

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor rata-rata ( meari)

hasil belajar pengembangan bahasa pada siklus II adalah 81.21

dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100. Sedangkan

secara individual skor yang dicapai murid pada penerapan ini

tersebar dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 60 dari skor

tertinggi yang mungkin dicapai 100 dan skor terendah yang

mungkin dicapai 0, dengan rentang skor 40.

Pembelajaran siklus kedua dimaksud untuk

meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui metode

anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK

Kabupaten Gowa. Pembelajam dilaksanakan dengan mengajar

Tabel 4.4 Statistik skor Hasil Tes Murid pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik

Subjek 33

Skor Ideal 100

Skor Tertinggi 100

Skor Terendah 60

Rentang Skor 40

Skor Rata-Rata 81.21

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

61

siswa dalam mengenal dan melafalkan huruf dan suku kata,

dengan bantuan alat peraga kartu huruf dan kartu suku kata.

Berdasarkan hasil tes membaca permulaan pada siklus kedua,

diklasifikasikan atas lima kategori yaitu: sangat rendah, rendah,

sedang, tinggi dan sangat tinggi. Selengkapnya disajikan pada

table 4.4 berikut.

Tabel 4.5 Kemampuan Kognitif Membaca Permulaan melalui Metode

anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan

PKK Kabupaten Gowa pada siklus kedua

Tabel 4.5 di atas memberikan keterangan bahwa dari 33

subjek penelitian, sebanyak 11 anak (39,39%) dengan

kemampuan kognitif (membaca) permulaan dalam kategori

sedang, disusul kategori tinggi sebanyak 6 anak (18,18%),

kategori sangat tinggi sebanyak 13 siswa (39,39%), dan tidak

ada siswa dengan ketegori rendah dan sangat rendah.

Selanjutnya berdasarkan nilai rata-rata kemampuan membaca

permulaan pada siklus kedua (lampiran 5) sebesar 81,84% di

Interval Kemampuan

Membaca Frekuensi Persentase

90-100 Sangat tinggi 13 39.39

80-89 Tinggi 6 18.18

65-79 Sedang 11 33,33

55- 64 Rendah 3 9.09

0-54 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 33 100

Sumber: Hasil tes kedua

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

62

mana nilai rata-rata tersebut berada pada interval 80-89 yang

berarti tinggi. Hal ini berarti kemampuan membaca permulaan

melalui penerapan metode Suku Kata, pada anak Taman

Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten

Gowa sebagian besar kategori tinggi. Gambaran ketuntasan hasil

belajar murid Taman Kanak-kanak B 2 Melati Binaan PKK

Kabupaten Gowa yang diperoleh berdasarkas skor hasil adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.6 Deskriptif Ketuntasan Belajar Murid pada Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Presentase (%)

0-64 Tidak tuntas 3 9.09

65-100 Tuntas 30 90.90

Jumlah 33 100

Dari tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa persentase

ketuntasan belajar murid Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2

Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa sebesar pada siklus kedua

meningkat tajam yaitu 90.90% atau 30 orang dari 33 anak

termasuk dalam kategori tuntas dan 9.09% atau 3 orang

termasuk dalam kategori tidak tuntas. Berikut diagram

persentase ketuntasan belajar murid pada siklus II.

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

63

Gambar 4.2 Diagram Batang Presentase Ketuntasan Belajar Siklus II

b. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian dan proses pembelajaran

tentang kemampuan kognitif membaca pada melalui penerapan

metode suku kata, kemampuan membaca permulaan siswa telah

anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK

Kabupaten Gowa pada siklus kedua mencapai rata-rata 81.84%

atau kategori tinggi, berarti indikator keberhasilan pembelajaran

yang telah diterapkan sebelumnya yaitu minimal 65 sesuai

standar KKM telah tercapai. Demikian pula proses kualitas

pembelajaran membaca permulaan juga mengalami peningkatan

dari setiap siklus sehingga dapat mendukung peningkatan

kemampuan kognitif anak dalam membaca permulaan.

Guna membandingkan kemampuan membaca

permulaan melalui penerapan metode Suku Kata anak Taman

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

64

Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten

Gowa atau menguji hipotesis penelitian, maka digambarkan hasil

kemampuan kognitif membaca permulaan siswa pada siklus

pertama dan kedua.

Tabel 4.7 Gambaran Peningkatan Kemampuan Murid Taman

Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK

Kabupaten Gowa

B. Pembahasan

Mata pelajaran pengembangan bahasa di Taman Kanak-Kanak

merupakan dasar bagi anak untuk mengenal membaca permulaan. Pada tahap

membaca permulaan ini, anak sangat membutuhkan bantuan berupa bimbingan

dalam mengenal huruf , dan mampu mengenal, menyebutkan/melafalkan huruf

secara keseluruhan (A sampai Z ) menyebutkan/melafalakan suku kata yang

sama melafalkan huruf yang hampir sama dan merangkai huruf dalam suku

kata. Oleh karena itu, guru harus kreatif dan melakukan inovasi pembelajaran

agar kemampuan kognitif anak siswa dalam mengenal, menyebutkan,

merangkai huruf serta menyebut suku kata anak Taman Kanak-Kanak dapat

meningkat.

Pelaksanaan pengembangan bahasa terutama membaca permulaan di

Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa

No Hasil tes Subyek

Skor Rentang

skor Skor

Ideal

Tertinggi Terendah Rerata

Siklus I 33 100 80 30 61,36 50

Siklus II 33 100 100 60 81.21 40

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

65

dilakukan dengan mengedepankan aspek membaca dengan gambar. Bahkan

siswa melakukan pengamatan secara keseluruhan terhadap suku kata kemudian

dibagi- bagikannya, seperti: dipecah menjadi huruf, selanjutnya digabung atau

dirangkai kembali menjadi suku kata. Dalam pelaksanaannya, guru

menggunakan media berupa kartu kata, gambara yang berhubungan dengan

materi membaca permulaan dan benda-benda disekitar lingkungan sekitar

sebagai media agar dapat memudahkan siswa dalam mengenal dan mengenal,

menyebut/melafalkan huruf, dan suku kata.

Kemampuan membaca permulaan pada anak Taman Kanak-Kanak

Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa melalui penerapan

metode Suku Kata, kompetensi dasar membedakan kata-kata yang mempunyai

suku kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama, pada hasil tes siklus I

yaitu dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 61,36% walaupun masih

terdapat pula sebagian siswa yang memilki kemampuan membaca permulaan

dalam kategori rendah yang mencapai 33,33%. Hal ini menggambarkan

walaupun terdapat sebagian siswa yang telah memilki kemampuan membaca

dalam kategori sedang, bahkan ada yang tinggi kemampuan membacanya,

tetapi masih terdapat pula sebagian siswa yang rendah kemampuannya dalam

membaca permulaan.

Hasil tes pada siklus II, kemampuan membaca permulaan pada anak

Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa

mengalami peningkatan dari segi kualitatif dan kuantitatif. Nilai rata-rata yang

diperoleh sebesar 81,84% yang berarti berada di atas standar KKM sebesar 65,

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

66

dan berada pada kategori tinggi. Hal ini berarti secara kualitatif dan kuantitatif,

kemampuan kognitif (membaca) permulaan pada anak Taman Kanak-Kanak

Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa mengalami peningkatan

jika dibanding dengan tindakan atau tes pertama. Demikian pula teijadi

peningkatan kualitas proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dalam

mengikuti pelajaran membaca permulaan dari siklus pertama ke siklus kedua.

Adapun peningkatan membaca permulaan pada anak Taman

Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa melalui

metode Suku Kata yang ditandai dengan peningkatan kemampuan kognitif

(membaca) permulaan berdasarkan hasil tes secara kualitatif dan kuantitatif

(rata-rata) yaitu: siklus pertama pada kategori sedang, kemudian meningkat

menjadi kategori tinggi pada siklus kedua. Jadi metode Suku Kata sangat baik

atau efektif digunakan oleh guru dalam mengajar anak Taman Kanak-Kanak

membaca permulaan.

Hasil penelitian di atas relevan dengan pendapat Slameto 1995 bahwa

agar siswa dapat belajar siswa dengan baik, metode mengajar harus diusahakan

yang setepat, efisien dan seefektif mungkin, karena metode mengajar

mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Hal ini menunjukkan kualitas proses dan

hasil pembelajaran dapat meningkat melalui pemilihan dan penggunaan metode

pembelajaran yang tepat sesuai tuntutan materi pembelajaran bidang

pengembangan bahasa yang merupakan salah satu aspek pengembangan

kemampuan dasar. Bidang pengembangan kemampuan dasar tersebut meliputi

aspek perkembangan berbahasa, kognitif, fisik motorik dan seni.

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

67

Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat di atas, jelas bahwa tingkat

kemampuan siswa dalam aspek perkembangan berbahasa dan (kognitif)

membaca permulaan dengan kompetensi dasar membedakan kata-kata yang

mempunyai suku kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama

kompetensi dapat lebih baik atau meningkat jika dalam kegiatan membaca

permulaan digunakan metode yang tepat dan didukung oleh alat peraga kartu

huruf. Jika anak didik diajar dengan menggunakan metode Suku Kata dengan

didukung kartu huruf dan gambar, maka anak memilki peluang yang lebih besar

dalam meningkatkan kemampuannya mengenal dan melafalkan huruf, suku

kata dan merangkai huruf dalam suku kata atau membaca permulaan sebagai

bekal bagi anak dalam membaca lanjut. Dalam hal penggunaan metode Suku

Kata tersebut disimpulkan dapat mengembangkan kognisi anak, sehingga

mampu menggerakkan anak agar menumbuhkan daya berfikir, bernalar,

mampu menarik kesimpulan dan membuat generalisasi seperti yang diinginkan

oleh kurikulum Taman Kanak-kanak.

C. Perbandingan Hasil Belajar Anak Didik Siklus I Dan Siklus II

Peningkatan kemampuan membaca anak didik dilihat dari hasil belajar

dari Siklus I tingkat kemampuan anak didik dalam aspek perkembangan

berbahasa (membaca) permulaan dengan kompetensi dasar belum mengalami

peningkatan setelah dilihat dari diagram ternyata penigkatan kemampuan anak

didk dari siklus II sudah tuntas.

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

68

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian yang

dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa metode Suku Kata dapat

meningkatkan kemampuan kognitif (membaca) permulaan pada Taman Kanak-

Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa anak, hal ini

terlihat dari hasil belajar anak pada mata pelajaran pengembangan bahasa di

Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa

secara umum mengalami peningkatan dari siklus ke siklus secara signifikan.

Pada tes siklus I nilai rata-rata kemampuan kognitif (membaca ) permulaan

pada anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten

Gowa melalui penerapan metode Suku Kata adalah 61,36% dan pada siklus II

meniingkat dengan nilai rata-rata adalah 81.21%. Hal ini menunjukkan bahwa

metode Suku kata dapat meningkatkan kemampuan kognitif (membaca)

permulaan dapat mengembangkan kognisi anak, sehingga mampu

menggerakkan anak agar menumbuhkan daya berfikir, bernalar, mampu

menarik kesimpulan dan membuat generalisasi seperti yang diinginkan oleh

kurikulum Taman Kanak- kanak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikemukakan

saran-saran sebagai berikut:

68

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

69

1. Bagi kepala sekolah

a. Kepala sekolah hendaknya selalu menganjurkan kepada semua guru

untuk mengajar dengan metode yang membuat siswa aktif, merasa

senang, dan nyaman sehingga kejenuhan akan terhindar.

b. Kepala sekolah hendaknya menyediakan sarana yang dapat mendukung

kegiatan pembelajaran agar dapat beijalan secara optimal.

2. Bagi guru mata pelajaran pengembangan bahasa Indonesia

a. Guru hendaknya selalu berusaha memberi dorongan kepada anak untuk

lebih aktif agar kemampuan kognitif mereka meningkat terutama

kemampuan membaca permulaan.

b. Guru hendaknya mengajar dengan menggunakan metode yang

bervariasi dan menyenangkan sehingga anak merasa nyaman dan tidak

bosan.

c. Guru hendaknya memberikan perhatian yang kontinu dan lebih peka

terhadap perkembangan bahasa setiap anak didiknya..

3. Bagi peneliti

Bagi peneliti/calon peneliti yang akan melakukan penelitian yang

sama hendaknya penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan atau

referensi pelengkap hingga dapat menerpkan metode pembelajaran ini

dengan lebih baik.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

70

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muh. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Ditjen Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam

Depdikbud (1992). Pelaksanaan Pengajaran Membaca dan Menulis Permulaan.

Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas, Pusat Kurikulum. Balitbang. Kurikulum 2006 Standar Kompetensi

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta.

Hildayani, Rini, 2006, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Universitas

Terbuka

Makmur Karim. (1984). Mampu Berbahasa Indonesia. FPTK. Institut Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Padang.

Margaretha dan Kania.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Regina Publishing

and Printing.

Masriah.2009. Peningkatan Pemahaman Membaca Siswa Melalui Metode STAD

di Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Sendana Kabupaten Majene.

Skripsi:tidak diterbitkan. FKIP. Unismuh. Makassar.

Moeslichatoen R, 2000, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta,

Depdikbud ketjasama dengan Penerbit Rineka Cipta

Musta’in, Nurani. 2004. Anak Islam Suka Membaca. Solo: Pustaka Amanah

Nickma.2011. Perkembangan Kognitif dan Bahasa. (oxA\nc)tersedia

http://nickma-jpr.blogspot.com/2011/04/perkembangan-kognitif-dan-bah

asa.html

Nurani, Yulina, 2005a, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi, Taman Kanak-

kanak dan Raudhotul Athfal, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah, Jakarta.

Nurani Yuliani, 2006b, Metode Pengembangan Kognitif, Jakarta, Universitas

Terbuka

Papierppeint.2012. Pengertian Kognitif .(online) tersedia:http://papierppeint.

wordpress.com/2012/08/17/pengertian-kognitii7

Prasetyo, Teguh. 2012 (online) http://teguhsatu.wordpress.com/ 11/12/2012/

Pembelajaran-terpadu -dan -tematik. Diakses tanggal 10 Desember 2012

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

71

Pujiati, Maya. Cara Kreatif Mengajar Anak Balita Membaca. Sumedang: Dunia

Parenting

Pungky, 2012. Makalah Perkembangan Kognitif. (online)

tersedia:http://pungkyl3.wordpress.com/2012/04/07/makalah

perkembangan-kognitif) diakses tanggal 1 Maret 2013. Rahim, Rahman.

2010. Bahasa dan Berbahasa. Makassar: Universits Muhamadiyah

Makassar.

Rahma.2011.Mato Kuliah Kognitif Bahasa, (online)tersedia http://rahmaramadhan

11 .blogspot.com/201 l/06/mata-kuliah-kognitif-bahasa-27-mei-10.html.

Diakses tanggal 10 Februari 2013

Rim, Nurhayati.2011 .Mengembangkan Kemampuan Kognitif dan Kemandirian

Belajar Anak Usia TK (online) tersedia: http://rinikediri.blogspot.

com/2011/07/mengembangkan-kemampuan-kognitif-dan.html/ diakses

tanggal 8 Februari 2013

Risnawati.2011 .Pengembangan Potensi Bahasa

http://risna-tata.blogspot.com/2011/06/pengembangan-potensi-bahasa-se

jak-dini.html. Diakses tanggal 10 Februari 2013

Sofa, Pakde. 2011. Metode Suku-Kata Metode Suku Kalimat-dan Metode, (online)

tersedia:http://massofa.wordpress.com/2008/06/29/metode-suku-kata-

metode-suku-kalimat-dan-metode-ikp/ diakses 10 Februari 2013.

Zalsa,Nuri.2012.Peningkatan Kecerdasan Kognitif Bagi Anak Didik Melalui

Permainan Balok.

online)tersedia:http://nurizasalsa.blogspot.com/2012/08/peningkata

n-kecerdasan-kognitif-bagi.htm. Diakses tanggal 5 Februari 2013

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …
Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

SATUAN KEGIATAN HARIAN

(SKH)

TEMA : TANAH AIR

SEMESTER/MINGGU : I/II (DUA)

Diketahui:

Ka. TK. Melati Binaan PKK Kab. Gowa Guru Kelompok B2

Hj. ASR1ANI. S. Pdi. Nurwahidah, A.Ma

NIP. 19680715 19853 2 020

NO INDIKATOR (KD) KEGIATAN PEMBELAJARAN KARAKTER ALAT/SUMBER

PEMBELAJARAN PENILAIAN

√ օ

- Mampu menghafal rukun Islam dan rukun iman

(M. 1.1.2)

- Mampu mengenal/menyebutkan huruf abjad

(FM.IIIB.4.1)

- Berbicara lancar dengan menggunakan kalimat yang

sederhana

(B.IV.A.2.2)

- Membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata

awal sama dan suku kata akhir sama

(K.II.A.3.4)

Memuji hasil karya teman

(E.V.9.2)

I. KEGIATAN AWAL (30 Menit)

- Berbaris

- Beri salam, berdoa, bernyanyi

- Menghafal rukun Islam dan rukun iman

II. Kegiatan inti (60 (Menit)

- Menyusun/membuat urutan huruf abjad (a-z) (pt. menyebutkan

huruf a-z)

- Berbicara lancar dengan menggunakan kalimat 3-4 suku kata

mengikuti ibu guru missal: Dua mata saya”

- Menyebutkan suku kata awal yang sama missal. Ba-ca. ba-ju dan

suku kata akhir yang sama missal: la-ri, ta-ri

III. Istirahat (30 Menit)

- Mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan

- Main bebas

IV. Kegiatan Akhir (30 Menit)

- Memuji hasil karya teman

- Berdoa untuk pulang dan pemberian nasihat kepada anak (pesan

moral)

Religius

Kreatif

Kreatif

Kreatif

Peduli

Sosial//Cinta

damai

Anak/Guru

Kartu huruf

Anak/Guru

Kartu suku kata

Berwarna

Anak/Guru

(Penghargaan bintang)

Tinggimae, 01 April 2013

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

SATUAN KEGIATAN HARIAN

(SKH)

TEMA : TANAH AIR

SEMESTER/MINGGU : I/II (DUA)

KELOMPOK : B2

NO INDIKATOR (KD) KEGIATAN PEMBELAJARAN KARAKTERR ALAT/SUMBER

PEMBELAJARAN

PENILAIAN

√ օ

- Mampu menghafal rukun Islam dan rukun iman

(M. 1.1.2)

- Mampu mengenal/menyebutkan huruf abjad

(FM.IIIB.4.1)

- Berbicara lancar dengan menggunakan kalimat yang

sederhana

(B.IV.A.2.2)

- Membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal

sama dan suku kata akhir sama

(K.II.A.3.4)

- Memuji hasil karya teman

(E.V.9.2)

I. KEGIATAN AWAL (30 Menit)

- Berbaris

- Beri salam, berdoa, bernyanyi

Menghafal rukun Islam dan rukun iman

II. Kegiatan inti (60 (Menit)

- Menyusun/membuat urutan huruf abjad (a-z) (pt. menyebutkan

huruf a-z)

- Berbicara lancar dengan menggunakan kalimat 3-4 suku kata

mengikuti ibu guru missal: Dua mata saya”

- Menyebutkan suku kata awal yang sama missal. Ba-ca, ba-iu

dan suku kata akhir yang sama missal: la-ri, ta-ri

III. Istirahat (30 Menit)

- Mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan

- Main bebas

IV. Kegiatan Akhir (30 Menit)

- Memuji hasil karya teman

- Berdoa untuk pulang dan pemberian nasihat kepada anak

(pesan moral)

Religius

Kreatif

Kreatif

Kreatif

Peduli

Sosial/Cinta Damai

damai

Anak/Guru

Kartu huruf

Anak/Guru

Kartu suku kata

Berwarna

Anak/Guru

(Penghargaan

bintang)

Tinggimae, 01 April 2013

Diketahui:

Ka. TK. Melati Binaan PKK Kab. Gowa Guru Kelompok B2

Hj. ASR1ANI. S. Pdi. Nurwahidah, A.Ma

NIP. 19680715 19853 2 020

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …
Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …
Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …
Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERBAHASA …

RIWAYAT HIDUP

NURWAHLDAH, lahir di Sinjai, 09 September 1980. Anak

pertama dari satu bersaudara dari pasangan Ayahanda Abd.

Kadir dan Ibunda Cahaya. Penulis tamat di SDN 86 Sinjai

Tengah pada tahun 1992 dan pada tahun yang sama, SLTP

Negeri 1 Lappadata Sinjai Tengah kabupaten Sinjai dan Tamat pada tahun 1994.

Pada tahun 1994 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Sinjai Timur

(Tondung) dan selesai 1997. Kemudian, tahun 1998, penulis melanjutkan

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar dan memilih jurusan

Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (D.II PGTK) dana selesai pada tahun 2002.

Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan di Universitas yang sama,

dengan memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia program Strata 1

(S.l) pada akhir perkuliahan, penulis berhasil menyusun sebuah skripsi yang

beijudul “Peningkatan Kemampuan Kognitif Berbahasa (Membaca) Anak-Anak

Didik melalui Metode Suku Kata Kelompok B2 di Taman Kanak- Kanak Melati

Binaan PKK Kabupaten Gowa.