Top Banner
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka Penelitian yang terkait dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru adalah : pertama penelitian yang dibuat oleh Gurr pada tahun 2015 dalam bentuk journal societies di universitas Melbourne yang berjudul : A Model of Successful School Leadership from the International Successful School Principalship Project (ISSPP) case study Australia, Canada, China, Denmark, England, Norway, and Sweden dengan temuan bahwa untuk para pemimpin sekolah yang sukses, kepemimpinan didistribusikan karena mereka secara terbuka akan mengatakan bahwa keberhasilan sekolah mereka tidak lain karena banyaknya gaya kepemimpinan yang dipergunakan, dan mereka benar-benar menghargai kontribusi guru, orang tua dan siswa. Mengembangkan kepemimpinan dalam diri orang lain adalah fokus dari pekerjaan mereka. Kepemimpinan yang sukses lebih menekankan terhadap perbaikan akademik, perbaikan kebijakan, dan akuntabilitas. Hasil lain yang ditemukan oleh International Sucessful School Principalship Project (ISSPP) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang mungkin digunakan oleh kepala sekolah tidak menggunakan kepemimpinan transformasional atau instruksional, tapi memakai unsur kedua-duanya, dengan menggunakan kedua gaya terutama yang penting bagi sekolah dalam konteks menantang. Pada dasarnya, kepala
25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

Feb 23, 2018

Download

Documents

vuongmien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Kajian Pustaka

Penelitian yang terkait dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja guru adalah : pertama penelitian yang dibuat oleh Gurr

pada tahun 2015 dalam bentuk journal societies di universitas Melbourne yang

berjudul : A Model of Successful School Leadership from the International

Successful School Principalship Project (ISSPP) case study Australia, Canada,

China, Denmark, England, Norway, and Sweden dengan temuan bahwa untuk

para pemimpin sekolah yang sukses, kepemimpinan didistribusikan karena

mereka secara terbuka akan mengatakan bahwa keberhasilan sekolah mereka tidak

lain karena banyaknya gaya kepemimpinan yang dipergunakan, dan mereka

benar-benar menghargai kontribusi guru, orang tua dan siswa.

Mengembangkan kepemimpinan dalam diri orang lain adalah fokus dari

pekerjaan mereka. Kepemimpinan yang sukses lebih menekankan terhadap

perbaikan akademik, perbaikan kebijakan, dan akuntabilitas. Hasil lain yang

ditemukan oleh International Sucessful School Principalship Project (ISSPP)

menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang mungkin digunakan oleh kepala

sekolah tidak menggunakan kepemimpinan transformasional atau instruksional,

tapi memakai unsur kedua-duanya, dengan menggunakan kedua gaya terutama

yang penting bagi sekolah dalam konteks menantang. Pada dasarnya, kepala

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

9

sekolah ini mengembangkan pendekatan kepemimpinan yang memungkinkan

mereka untuk memimpin komunitas sekolah agar berhasil. Mereka lebih

menekankan untuk memotivasi dan untuk mendukung serta mengembangkan staf,

mereka juga memastikan perbaikan dalam proses belajar mengajar.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Khumalo pada tahun 2015 dalam

bentuk journal International Education Studies di Tshwane University of

Technology (TUT) yang berjudul : The Implications of System 4 Approach on

School Leadership Practices, dengan hasil temuan bahwa perilaku kepemimpinan

memiliki efek langsung pada kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini juga

menunjukkan bahwa mayoritas cara kepala sekolah mengelola sekolah serta

memotivasi guru agar mereka dapat berkomitmen untuk pekerjaan yang ditekuni.

Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam sekolah yakni gaya partisipatif, hal

itu dikarenakan gaya tersebut dapat mengubah budaya sekolah disana. Kepala

sekolah sering terlibat dalam proses pengambilan keputusan, banyak tanggung

jawab dan akuntabilitas yang harus dipikul. Selain itu kepala sekolah akan

memberi sebuah penghargaan apabila mereka dapat melakukan sesuatu yang baik

untuk sekolahnya. Peneliti mengamati bahwa cara yang kepala sekolah untuk

memimpin serta mengelola akan memunculkan motivasi guru dan kepuasan kerja.

Hal tersebut menyebabkan guru akan memiliki komitmen dan secara langsung

mengakibatkan kinerja yang lebih tinggi.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Jinan Hatem Issa pada tahun 2011

dalam bentuk International Journal of Business and Management di Universitas

Sains Malaysia yang berjudul : Perceptions towards Distributed Leadership in

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

10

School Improvement, dengan hasil temuan bahwa pemimpin yang efektif

memainkan pengaruh tidak langsung pada efektivitas sekolah dan prestasi siswa.

Kepemimpinan didistribusikan oleh seorang individu kepada orang lain. Dalam

hal bentuk kepemimpinan yang diterapkan di sekolah, kepala sekolah

menggunakan sistem top-down dan didistribusikan melalui bottom-up.

Kepemimpinan otokratis sudah ada di sekolah mereka sejak kepala sekolah

memberikan tugas kepada guru untuk memiliki kesempatan berbagi ide yang luar

biasa serta saran yang baik. Tujuannya agar guru dan siswa menuangkan ide

kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru

membimbing dan memberikan petunjuk kepada siswanya. Akibat dari gaya

kepemimpinannya ini, sekolah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Banyak

siswa yang datang dari seluruh daerah untuk bersekolah, karena sekolah tersebut

masuk ke dalam sepuluh besar sekolah terbaik.

1.2 Kerangka Konseptual

2.2.1 Teori Kepemimpinan

2.2.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Siagian (1997:12) meyatakan bahwa kepemimpinan adalah keterampilan

dan kemampuan seseorang dalam mempengaruhi perilaku orang lain, baik yang

kedudukannya lebih tinggi, setingkat maupun yang lebih rendah dari padanya.

Sehingga dalam berfikir dan berperilaku yang semula individualistik dan

egosentrik berubah menjadi perilaku yang berorientasi pada organisasi. Robbins

(2008:49) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

11

mempengaruhi kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan

yang ditetapkan. Berdasarkan penjelasan mengenai teori kepemimpinan diatas

penulis dapat menyimpulkan bahwa teori kepemimpinan merupakan teknik dan

kemampuan dasar yang dimiliki oleh seorang pimpinan utnuk mempengaruhi dan

mengendalikan bawahan, agar bisa melaksanakan segala jenis pekerjaan yang

ditugaskan dengan efektif dan efisien demi mencapai tujuan bersama.

Kepemimpinan yang efektif merupakan sebuah kepemimpinan yang berhasil

melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin yang dapat diukur melalui

produktivitas kerja semakin meningkat, produksi semakin meningkat, pelayanan

yang diberikan semakin meningkat, serta kepuasan yang semakin meningkat.

Pendapat lain Lussier, Robert dan Christopher (2001:6), menjelaskan

bahwa Leadership is the influencing process of leaders and followers to achieve

organizational objective through change yang artinya kepemimpinan adalah

proses mempengaruhi para pemimpin dan pengikut untuk mecapai tujuan

organisasi melalui perubahan. Thoha (2003:262) mendefinisikan kepemimpinan

adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi

perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Berdasarkan penjelasan di

atas penulis dapat menyimpulkan bahwa seorang pemimpin harus mampu

mendorong kinerja bawahannya untuk melakukan segala sesuatu dengan serius

dan cermat untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan gaya kepemimpinan

yang tepat. Selain itu pula seorang pemimpin harus mampu memberikan tugas-

tugas kepada bawahannya agar kegiatan apapun yang diselesaikan dengan cara

berharga merupakan cerminan dari keseriusan usaha. Kepemimpinan yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

12

digunakan secara menyeluruh akan menghasilkan tingkat dan kepuasan kinerja

terhadap bawahan yang sangat tinggi. Seorang pemimpin juga harus mengetahui

bagaimana keadaan lingkungan di sekitar serta watak dari masing-masing

individu.

2.2.1.2 Teori-Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan sangat menentukan tingkat kepengikutan serta menerima

pengaruh dari kepemimpinan dari seorang pemimpin. Menurut Veithzal (2004:11)

ada beberapa teori kepemimpinan, yaitu:

1. Teori Sifat,

Dasar dari teori ini adalah keberhasilan dari seorang pemimpin yang

disebabkan oleh sifat atau karakteristik, serta kemampuan yang sangat baik, yang

dimiliki oleh seorang pemimpin, dan oleh sebab itu seseorang tersebut dirasa

layak untuk memimpin. Adapun sifat atau karakteristik, dan kemampuan yang

dimiliki seorang pemimpin, adalah sebagai berikut :

a. Inteligensia.

Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan diantara bawahannya. Hal

tersebut dikarenakan agar seorang pemimpin dapat mengarahkan bawahannya

untuk melakukan kegiatan yang diperintahkannya dengan cepat dan benar. Selain

itu pula seorang pemimpin memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi.

b. Kepribadian.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

13

Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian yang dapat dirasakan oleh

bawahannya. Kepribadian tersebut dapat berupa sikap yang terpuji dan tidak

tercela.

c. Karakteristik fisik.

Seorang pemimpin dikatakan layak menjadi seorang pemimpin apabila

memiliki usia yang sepatutnya, berat badan yang ideal, tinggi serta berpenampilan

yang rapi dan sopan.

2. Teori perilaku,

Dalam teori ini perilaku pemimpin merupakan hal yang dapat dipelajari.

Seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan yang tepat akan meraih keefektifan

dalam memimpin. Dalam teori ini fokus perhatiannya yakni : fungsi

kepemimpinan, dan gaya kepemimpinan

3. Teori situasional,

Merupakan suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan

bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi

sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu.

Fiedler dalam Robbins (2008:58) mengembangkan teori model

kepemimpinan kontijensi Fiedler yang menyatakan bahwa kinerja kelompok yang

efektif bergantung pada kesesuaian antara gaya pemimpin dan sejauh mana situasi

tersebut memberikan kendali kepada pemimpin tersebut. Fiedler meyakini bahwa

salah satu faktor utama bagi kepemimpinan yang berhasil adalah gaya

kepemimpinan dasar seorang individu. Fiedler mengidentifikasi faktor-faktor

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

14

situasional kunci yang menentukan efektifitas kepemimpinan, faktor-faktor

tersebut yakni :

1. Hubungan pemimpin-anggota : tingkat kepatuhan, kepercayaan, dan

rasa hormat para anggota terhadap pemimpin mereka.

2. Struktur tugas : tingkat sejauh mana penentuan pekerjaan

diproseduralkan (terstruktur atau tidak terstruktur).

3. Kekuatan posisi : tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seorang

pemimpin atas variabel-variabel kuasa seperti perekrutan, pemecatan,

pendisiplinan, promosi, dan kenaikan gaji.

2.2.1.3 Kriteria Seorang Pemimpin

Dalam hal menjadi seorang pemimpin haruslah memiliki karakter yang

dapat membangun jiwa seseorang agar dapat melakukan tugasnya dengan baik.

Keberhasilan seorang pemimpin dipengaruhi oleh sifat atau karakter, dan

kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin, dan oleh sebab itu seseorang dirasa

layak untuk dijadikan seorang pemimpin, adapun kriteria seorang pemimpin

menurut Covey dalam Wirjana dan Supardo (2006:31) antara lain :

1. Penunjuk jalan

Esensi dan kekuatan peran sebagai “penunjuk jalan” adalah dimilikinya

visi dan misi yang kuat. Penunjukkan jalan tersebut akan berurusan dengan masa

depan. Hal tersebut akan semakin membuat kultur semangat untuk menggapai

tujuan yang besar. Tujuan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan

kepentingan stakeholders. Dengan demikian “penunjuk jalan” menghubungkan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

15

sistem nilai organisasi dengan kebutuhan masyarakat dan stakeholders melalui

perencanaan strategik.

2. Penggalang

Terdiri dari pemastian bahwa struktur, sistem, dan proses operasional

organisasi mendukung tercapainya visi dan misi organisasi di dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat dan semua stakeholders. Yang terpenting dalam prinsip

penggalangan ini ialah bahwa semua anggota organisasi ikut berkumpul untuk

mencapai visi, misi, dan strategi organisasi. Apabila semua anggota mengerti

benar akan kebutuhan serta berkomitmen untuk mencapai visi dan misi, bila

mereka diajak untuk menciptakan dan memperbaiki struktur serta sistem yang

akan memenuhi kebutuhan, maka anggota tersebut sudah menjalankan peran

penggalangan.

3. Pemberdaya

Kemampuan ketiga yang harus dimiliki pemimpin ialah sebagai

pemberdaya. Manusia memiliki talenta, kecerdasan, kecerdikan, dan kreativitas.

Sebagian dari hal-hal tersebut masih terpendam. Semangat harus dikobarkan

dalam diri orang-orang tersebut. Membebaskan mereka untuk melakukan segala

yang perlu dilakukan dan konsisten dengan prinsip-prinsip yang sudah mereka

sepakati untuk mencapai visi, nilai-nilai dan misi bersama dalam melayani

masyarakat dan para stakeholders, inilah yang dimaksud dengan pemberdayaan.

Dari pemaparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa seorang

pemimpin haruslah memiliki sifat yang dapat berkomunikasi dengan baik kepada

semua pihak yang ditemui, mau mendengarkan masukan, dan kritikan dari

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

16

bawahan, peka terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar seperti

prosedur kerja yang sudah tidak sesuai, mampu beradaptasi dengan perubahan

yang timbul. Seorang pemimpin harus memiliki jurus untuk mencapai keuntungan

yang kompetitif. Apabila seorang pemimpin memiliki keadaan pikiran (mind-set)

dan kumpulan keterampilan yang diutuhkan, pemimpin tersebut akan menciptakan

struktur, sistem, dan proses efektif yang menyatu dengan visi dan misi organisasi.

Dari pemaparan diatas dapat dijelaskan melalui gambar 2.1 di bawah ini :

Gambar 2.1 Kriteria Sifat Pemimpin Untuk Menuju Tujuan Yang Telah

Ditentukan Berdasarkan Pemaparan Di Atas

Kriteria Seorang Pemimpin

Penunjuk Jalan, Penggalang dan

Pemberdaya

Seorang pemimpin akan menjelaskan bagaimana

cara agar mencapai tujuan tersebut

Pemimpin akan mengaitkan hasil yang sudah diraih

bawahan untuk mencapai tujuan organisasi

Pemimpin dengan bawahan akan bekerja sama untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

Bawahan akan merasa dirinya termotivasi

dengan kepemimpinan pemimpin

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

17

Dari penjelasan gambar diatas dapat dilihat bahwa kepemimpinan seorang

pemimpin harus bisa mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan

organisasi dengan membawa sebuah perubahan. Setiap organisasi mempunyai

lingkungan kerja tertentu yang secara nyata menentukan bagaimana pemimpin-

pemimpin merespon masalah dan kesempatan. Hal ini terjadi sebagai warisan

pemimpin-pemimpin sebelumnya dan pemimpin-pemimpin masa kini.

2.2.1.4 Gaya Kepemimpinan

Menurut Terry (2005:192) kepemimpinan adalah kemampuan seseorang

atau pemimpin, untuk mempengaruhi perilaku orang lain menurut keinginan-

keinginannya dalam suatu keadaan tertentu. Thoha (2013:49) mengemukakan

bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain

seperti yang ia lihat. Berdasarkan pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa

dalam sebuah organisasi gaya kepemimpinan sangat diperlukan apabila organisasi

tersebut ingin mencapai tujuan yang dicapai. Salah satu tujuan kecil yang ingin

dicapai terlebih dahulu yakni meningkatnya kinerja bawahan yang lebih baik.

Oleh sebab itu gaya kepemimpinan sangat baik digunakan sebagai pedoman untuk

meningkatkan kinerja bawahan. Gaya kepemimpinan yang baik akan memotivasi

Keberhasilan yang dicapai tersebut merupakan

cerminan dari keberhasilan pemimpin

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

18

bawahan untuk menunjukkan kinerja yang baik pula. Hal tersebut juga akan

berimbas kepada adanya hubungan yang harmonis dari pimpinan ke bawahan.

Sehingga untuk mencapai tujuan organisasi akan dicapai dengan kerjasama yang

baik.

2.2.1.5 Gaya Kepemimpinan Situasional

Kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard (Thoha, 2013: 63),

adalah kepemimpinan yang didasarkan atas hubungan saling mempengaruhi

antara lain : a. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan,

b. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan,

c. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam

melaksanakan tugas khusus, fungsi, atau tujuan tertentu.

Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2013:66) menyatakan bahwa gaya

kepemimpinan merupakan norma yang digunakan sewaktu mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang dilihat oleh orang lain tersebut.

Oleh sebab itu ketika seorang pemimpin melakukan proses pemecahan masalah

serta pembuatan keputusan ada empat gaya dasar kepemimpinan diidentifikasikan

pada gambar 2.2 di bawah ini :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

19

Per

ilaku

Men

du

kun

g

Tinggi Dukungan dan

Rendah Pengarahan G3

(Partisipasi)

Tinggi Pengarahan dan

Tinggi Dukungan G2

(Konsultasi)

Rendah Dukungan dan

Rendah Pengarahan G4

(Delegasi)

Tinggi Pengarahan dan

Rendah Dukungan G1

(Instruksi)

Rendah Perilaku Mengarahkan Tinggi

Gambar 2.2 Empat Gaya Dasar Kepemimpinan Hersey dan Blanchard

1. Gaya Kepemimpinan Instruksi

Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan rendah dukungan (G1)

dirujuk sebagai instruksi karena gaya ini dicirikan dengan komunikasi satu arah.

Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka

tentang apa, bagaimana, bilamana, dan dimana melaksanakan berbagai tugas.

Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan

oleh pemimpin.

2. Gaya Kepemimpinan Konsultasi

Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi dukungan (G2)

dirujuk sebagai konsultasi. Karena dalam menggunakan gaya ini, pemimpin masih

banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan

keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan komunikasi dua arah dan

perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang

Tinggi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

20

keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran-saran mereka. Meskipun dukungan

ditingkatkan, pengendalian (control) atas pengambilan keputusan tetap pada

pemimpin.

3. Gaya Kepemimpinan Partisipasi

Perilaku pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan (G3)

dirujuk sebagai partisipasi, karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan

pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Dengan menggunakan gaya 3

ini, pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah

dan pembuatan keputusan. Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan peranan

pemimpin adalah adalah secara akif mendengar, memberikan pengarahan yang

jelas, tanggungjawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian

besar berada pada pihak pengikut. Hal tersebut sudah sewajarnya karena pengikut

memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas.

4. Gaya Kepemimpinan Delegasi

Perilaku pemimpin yang rendah dukungan dan rendah pengarahan (G4)

dirujuk sebagai delegasi, karena pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama

dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan mengenai definisi masalah yang

kemudian proses pembuatan keputusan didelegasikan secara keseluruhan kepada

bawahan. Sekarang bawahanlah yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang

bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas

bagi bawahan untuk melaksanakan pertunjukkan mereka sendiri karena mereka

memilih kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggungjawab dalam

pengarahan perilaku mereka sendiri.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

21

Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2013:71) membagi tingkat

kematangan bawahan (pengikut) di bawah model kepemimpinan ke dalam empat

tingkat yaitu: rendah (M1), rendah ke sedang (M2), sedang ke tinggi (M3), dan

tinggi (M4), maka beberapa tanda yang menunjukkan tingkat kematangan itu

dapat dirujuk. Tiap tingkat perkembangan ini menunjukkan kombinasi

kemampuan dan kemauan yang berbeda seperti yang dirujuk pada ilustrasi di

bawah ini :

Mampu dan Mau Mampu Tetapi

Tidak Mau Atau

Kurang Yakin

Tidak Mampu

Tetapi Mau

Tidak Mampu

dan Tidak Mau

Atau Tidak Yakin

M 4 M 3 M 2 M 1

Gaya Delegasi Gaya Partisipasi Gaya Konsultasi Gaya Instruksi

Gambar 2.3 Hubungan Tingkat Kematangan Bawahan Dengan Gaya

Kepemimpinan Yang Sesuai Dari Hersey dan Blanchard

a. Tingkat kematangan M1 (tidak mampu dan tidak ingin), tipe orang M1 ini

memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan sesuatu adalah tidak kompeten atau

tidak memiliki keyakinan. Dengan demikian maka gaya kepemimpinan yang

diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan adalah dengan gaya instruksi

(G1) yaitu dengan memberitahukan, menunjukkan, menginstruksikan secara

spesifik. Oleh karena itu, gaya instruksi harus memberikan pengarahan yang jelas

dan pengawasan ketat.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

22

b. Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), tipe orang dengan M2 ini

tidak mampu tetapi berkeinginan untuk memikul tanggung jawab memiliki

keyakinan tetapi kurang memiliki keterampilan. Dengan demikian maka gaya

kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan adalah

dengan gaya konsultasi (G2) yang memberikan perilaku tinggi tugas dan tinggi

hubungan.

c. Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ ragu-ragu). Orang pada

tingkat perkembangan ini memiliki kemampuan tetapi tidak berkeinginan untuk

melakukan tugas yang diberikan. Ketidakinginan mereka disebabkan karena

kurangnya keyakinan. Dengan demikian, gaya yang dapat digunakan pemimpin

untuk memimpin adalah gaya partisipasi (G3) dimana gaya ini memiliki tingkat

keberhasilan yang tinggi untuk diterapkan bagi individu dengan tingkat

kematangan seperti ini. Dalam pelaksanaannya pemimpin dapat memberikan

perilaku yang tinggi hubungan dan rendah tugas.

d. Tingkat kematangan M4 (mampu dan mau). Orang dengan tingkat kematangan

seperti ini adalah orang yang mampu dan mau, atau mempunyai keyakinan untuk

memikul tanggungjawab. Dengan demikian gaya yang digunakan pemimpin

untuk memimpin adalah gaya delegasi (G4). Dalam pelaksanaannya pemimpin

dapat memberikan rendah hubungan dan rendah tugas.

2.2.1.6 Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dalam menjadi pemimpin di sekolah, kepala sekolah selayaknya harus

memiliki ketrampilan. Keterampilan kepala sekolah tersebut menurut Wiles yang

dikutip oleh Kusmintardjo (1989) dalam (Wahyudi 2009:33), meliputi : skill in

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

23

leadership, skill in human relationship, skill in group process, skill in personal

administration, and skill in evaluation. Maksudnya adalah keterampilan dalam

kepemimpinan, keterampilan dalam hubungan manusia, keterampilan dalam

proses kelompok, keterampilan dalam administrasi pribadi, dan keterampilan

dalam evaluasi.

Kepemimpinan kepala sekolah yang berhasil dapat dilihat dari kinerja guru

yang semakin meningkat terutama dalam proses belajar mengajar, produktif dan

berjalan dengan lancar. Selain itu pula apabila ada salah seorang guru yang

menunjukkan kinerja yang sangat baik, kepala sekolah dapat memberikan guru

tersebut sebuah penghargaan bahkan sebaliknya jika ada salah seorang guru yang

dalam kinerjanya kurang baik bahkan sampai terjadi akibat yang fatal, guru

tersebut dapat diberikan hukuman. Dengan pendekatan yang manusiawi “saling

asah, asih dan asuh” maka kepemimpinan kepala sekolah dapat meningkatkan

kinerja guru serta mendapatkan keberhasilan yang sudah digariskan. Hal yang

dapat dilakukan oleh kepala sekolah agar berhasil dalam memimpin sekolah yang

dinaungi adalah sebagai berikut :

a) Pencarian dan pemanfaatan sumber daya yang ada.

b) Penyusunan tujuan strategis.

c) Proses komunikasi yang berjalan dengan baik.

d) Lingkungan pendidikan.

e) Kepemimpinan dan pengambilan sebuah keputusan.

f) Adaptasi dan inovasi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

24

Selain itu pula Kepala Sekolah harus mempunyai kemampuan administrasi

dan kepengawasan yang harus dimiliki oleh seorang Kepala Sekolah. Menurut

Wahjosumidjo (2010:394) kompetensi yang dimiliki oleh seorang Kepala Sekolah

sebagai salah satu persyaratan yang harus dimiliki agar mampu mencapai tujuan

yang diinginkan yaitu :

1. Kemampuan menganalisis sebuah persoalan.

2. Mengatur seluruh sumber daya yang ada.

3. Mengatur berbagai macam kegiatan.

4. Kemampuan untuk dapat mempertimbangkan pendapat dan saran.

5. Kemampuan untuk mengambil sebuah keputusan.

6. Kemampuan memimpin.

7. Bersifat lapang dada dan sabar.

8. Memiliki kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tertulis.

9. Memiliki kepekaan.

10. Aktif dalam mendiskusikan berbagai persoalan.

11. Mempunyai motivasi yang tinggi.

2.2.2 Konsep Kepemimpinan

Konsep kepemimpinan Bolman dan Deal dalam Supardo (2006:7) tentang

Leading with soul : an uncommon journey of the spirit (memimpin dengan jiwa:

suatu perjalanan spiritual yang tidak biasa) menempatkan manusia sebagai titik

sentral dari seluruh keputusan yang diambil seorang pemimpim, terutama yang

menyangkut nasib dan kehidupan dari mereka yang dipimpin dan masyarakat luas.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

25

Kepemimimpinan dapat dipelajari dengan teknik yang berbeda-beda, tergantung

pada konsep kepemimpinannya. Dalam barisan, seorang pemimpin harus berjalan

paling depan untuk menjadi panutan serta memberikan arah tujuan yang jelas

untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan dapat dimasukkan dalam “ilmu

terapan” dari ilmu-ilmu sosial dikarenakan dapat bermanfaat untuk peningkatan

taraf hidup manusia.

Kepemimpinan akan selalu dikaitkan dengan sebuah perubahan,

kedudukan seorang pemimpin, serta proses yang terjadi dalam kelompok. Seorang

pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi di dalam kelompok

tersebut pemimpin menempati posisi yang dominan. Guru akan selalu

berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk dapat mengambil sebuah keputusan.

Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah akan langsung mengarahkan guru

tersebut ke arah yang diinginkan. Dalam melakukan sebuah tugas kepala sekolah

yang dijadikan sebagai pemimpin harus dapat melibatkan guru, situasi serta

pemimpin itu sendiri. Kepala sekolah selain harus memiliki kualitas pribadi

tertentu juga harus mampu membaca keadaan guru serta situasi yang sedang

dihadapi. Adapun model kepemimpinan sekolah yang sukses dapat dilihat pada

gambar 2.4 dibawah ini :

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

26

Sumber : Gurr Tahun (2015:142)

2.2.3 Konsep Kinerja

Kinerja merupakan proses untuk menghasilkan pemahaman bersama

tentang apa yang harus dicapai dan bagaimana mencapainya. Dalam kinerja

dibutuhkan manajemen yang baik serta pengelolaan sumber daya yang ada untuk

mendukung tercapainya tujuan organisasi yang diinginkan. Hal tersebut dapat

memungkinkan organisasi mencapai keberhasilan.

Meningkatkan kinerja yang lebih baik dalam sebuah organisasi

membutuhkan sebuah Sumber Daya Manusia yang akan membantu proses

organisasi mencapai sebuah keberhasilan. Kepemimpinan yang baik dan tepat

menjadi sebuah pondasi dasar untuk semua bidang. Bidang tersebut harus segera

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

27

diintegrasikan dengan bidang-bidang yang lainnya agar tercipta proses yang

harmonis. Sehingga jika proses yang harmonis sudah tercipta maka untuk

menjalankan kegiatan selanjutnya akan lebih mudah prosesnya. Pemimpin dengan

bawahan akan bekerjasama dan akan lebih meningkatkan kinerjanya untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kinerja sangat penting melihat

peranannya dan tingkat levelnya seperti misalnya pentingnya keahlian serta

kompetensi yang dimiliki

Selain itu ada Indikator kinerja oleh LAN-RI dalam Pasolong (2013:177)

adalah ukuran kualitatif atau kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian

suatu sasaran atau tujuan yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran

atau suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan indikator

masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan

dampak (impact). Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang

dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan

keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, dan

kebijakan atau peraturan perundang-undangan.

2.2.4 Konsep Kinerja Guru

Menurut Priansa (2014:79) keberhasilan seorang guru dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan disebut dengan istilah “level of

performance” atau level kinerja. Kinerja guru merupakan hasil dari kemampuan

seorang guru yang dituangkan dalam bentuk karya nyata. Kinerja guru bukanlah

hal yang menyangkut tentang karakteristik individu seperti bakat serta

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

28

kemampuan akan tetapi perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri.

Kinerja guru akan terlihat dari tanggungjawab yang diberikan untuk dapat

menyelesaikan tugas yang diberikan. Tanggungjawab tersebut akan terlihat dari

kedisiplinan seorang guru, kepatuhan serta loyalitas untuk dapat memajukan

sekolah serta potensi peserta didik.

Dalam PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28

dijelaskan bahwa pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat

jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan

sosial. Guru yang memiliki tingkat kinerja yang tinggi maka dapat dipastikan hasil

produktivitas kerja telah sama seperti yang ditentukan, sebaliknya guru yang

memiliki tingkat produktivitas rendah maka guru tersebut dapat dikatakan tidak

produktif. Hasil kinerja guru sangat berperan strategis dalam keberhasilan

kualitas pendidikan yang dihasilkan. Menurut Nasution (2009:184) indikator

kinerja guru meliputi :

1. Rencana pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran.

3. Evaluasi / penilaian pembelajaran.

4. Hubungan antar pribadi.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana

landasan teori yang telah dijabarkan berhubungan secara logis dengan berbagai

faktor yang diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Suriasumantri, 1986

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

29

dalam (Sugiyono,2009:92) mengemukakan bahwa seorang penulis harus

menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang

membuahkan hipotesis.

Selain itu, penulis ingin menekankan bahwa gaya kepemimpinan yang ada

pada setiap orang yang pada hakekatnya akan berbeda-beda tergantung sifat yang

dimiliki oleh pimpinan tersebut. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja

bawahan perlu adanya gaya kepemimpinan yang harus dimiliki oleh pemimpin.

Sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti oleh penulis maka dapat

digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

GAYA KEPEMIMPINAN (Style Leadership)

Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2013:66)

KINERJA GURU (Teacher

Performance)

Nasution (2009:184)

1. Pemimpin dan

bawahan sama-sama

terlibat dalam

pengambilan

Keputusan .

2. Pemimpin dan

pengikut saling tukar

menukar ide.

3. Komunikasi dua

arah ditingkatkan.

4. Tanggungjawab

pemecahan masalah

dan pembuatan

keputusan sebagian

besar berada pada

pihak pengikut.

GAYA KEPEMIMPINAN

PARTISIPASI (Style

Leadership Participation)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

30

Berdasarkan gambar 2.2 diatas dapat dijelaskan bahwa dengan gaya

kepemimpinan yang benar akan membawa keberhasilan serta mencapai tujuan

yang diinginkan. Selain itu pemimpin memerlukan bawahan untuk dijadikannya

sebagi pengikut. Seorang pemimpin harus bisa melihat kondisi bawahannya untuk

dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat. Gaya kepemimpinan kepala

sekolah di SDN 2 Pemecutan cenderung mengarah ke gaya kepemimpinan

partisipasi. Adapun indikator gaya kepemimpinan partisipasi berdasarkan

pemaparan diatas adalah sebagai berikut :

Perilaku pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan (G3) dirujuk

sebagai partisipasi, karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan

keputusan dipegang secara bergantian. Dengan menggunakan gaya 3 ini,

pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan

pembuatan keputusan. Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin

adalah adalah secara akif mendengar. Tanggungjawab pemecahan masalah dan

pembuatan keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut, memberikan

pengarahan yang jelas dan pengawasan yang sewajarnya, bawahan didorong

untuk melakukan inovasi dalam menyelesaikan persoalan dan mengembangkan

kemampuan diri, serta bawahan akan menerima imbalan (insentif dan

kebanggaan/kepuasan). Hal tersebut sudah sewajarnya karena pengikut memiliki

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

31

kemampuan untuk melaksanakan tugas. Gaya ini cocok dipergunakan untuk

tingkat kematangan bawahan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu). Orang

pada tingkat perkembangan ini memiliki kemampuan tetapi tidak berkeinginan

untuk melakukan tugas yang diberikan.

Indikator diatas dapat digunakan untuk mengetahui gaya kepemimpinan

kepala sekolah terhadap guru di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Pemecutan. Selain

itu pula ada beberapa indikator yang mempengaruhi kinerja guru yaitu :

1. Perencanaan pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran.

3. Evaluasi / penilaian pembelajaran.

4. Hubungan antar pribadi.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka II.pdf · kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru ... siswa yang datang dari seluruh ... dengan baik

32