BAB IIIMETODE PENELITIANA. Metode dan Desain PenelitianMetode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Sugiyono (2013: 72) mengartikan metode penelitian eksperimen
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Dalam penelitian ini terdapat perlakuan (treatment)
yang dilakukan terhadap variabel bebas kemudian dilihat hasilnya
pada variabel terikatnya.Desain penelitian yang digunakan adalah
quasi experimental design (desain eksperimen semu). Quasi
experimental design digunakan karena peneliti tidak bisa mengambil
subjek secara random ke dalam kelompok-kelompok, hal ini karena
subjek sudah dikelompokkan berupa kelas-kelas yang ada. Jenis
desain yang digunakan adalah nonequivalent control group design.
Nonequivalent control group design biasanya dipakai pada eksperimen
yang menggunakan kelas-kelas atau kelompok-kelompok yang sudah ada
(Sumanto, 1995: 129). Dalam desain ini subjek penelitian terdiri
dari dua kelompok atau kelas, kelas pertama sebagai kelas
eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen
adalah kelas yang akan mendapatkan pembelajaran dengan media
pembelajaran berbasis lectora, sedangkan kelas kontrol adalah kelas
yang mendapatkan pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran
berbasis lectora. Sebelum diberikan perlakuan (treatment) kedua
kelas akan diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal
masing-masing kelas. Setelah perlakuan yang berbeda diberikan
kepada kedua kelompok tersebut selanjutnya akan diberikan tes akhir
untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap
masing-masing kelompok atau kelas. Menurut Sugiyono (2013: 79)
desain penelitian nonequivalent control group design adalah sebagai
berikut :
O1 XO2 O3O4
Keterangan :O1 & O3 : kedua kelompok diobservasi dengan
pretest untuk mengetahui hasil belajar awal dan angket untuk
mengetahui motivasi belajar.O2 : hasil belajar siswa dan motivasi
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan media lectora.O4 :
hasil belajar siswa dan motivasi siswa yang tidak diberi
pembelajaran dengan media lectora.X : perlakuan (treatment) pada
kelompok eksperimen (O1 & O2) yaitu pembelajaran dengan media
pembelajaran berbasis lectora, sedangkan pada kelompok kontrol (O3
& O4) pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran
berbasis lectora. Pengaruh pembelajaran dengan media pembelajaran
berbasis lectora adalah (O2 O1) - (O4 O3).
B. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di
kelas X, jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 1
Bantul, jalan Alamat Jl. Parangtritis Km 12 Manding, Trirenggo,
Bantul. Waktu penelitian dimulai pada bulan mei sampai selesai.C.
Populasi dan Sampel Penelitian1. PopulasiMenurut Sugiyono (2013:
80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X SMK Muhammadiyah 1 Bantul jurusan Teknik Kendaraan Ringan
yang terdiri dari empat kelas. Populasi siswa kelas X jurusan
Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 1 Bantul Tahun 2013/2014
seluruhnya berjumlah 159 siswa.2. SampelSampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2013: 81). Apabila populasi besar, maka sampel digunakan
untuk meneliti sebagian dari populasi, kemudian hasil dari
penelitian tersebut dapat diberlakukan untuk populasi. Dalam desain
penelitian nonequivalent control group design sampel penelitian
dipilih secara tidak random dari populasi yang ada, hal ini karena
peneliti tidak mungkin mengelompokkan siswa sekehendak peneliti,
akan tetapi peneliti mengambil kelompok siswa yang telah ada, yakni
berupa kelas. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Menurut
Sugiyono (2013: 85) sampling purposive adalah teknik penentuan
sampling dengan pertimbangan tertentu. Suharsimi Arikunto (1993:
113) menyatakan bahwa sampling purposive dilakukan dengan mengambil
subjek bukan didasarkan atas strata atau random tetapi didasarkan
atas tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa
pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana
sehingga tidak dapat mengambil sampel besar dan jauh. Teknik
sampling purposive dalam penelitian ini digunakan karena
keterbatasan waktu, dana dan tenaga pada peneliti, dan juga
beberapa faktor lain seperti jumlah kedua sampel yang berjumlah
sama, tidak memungkinkannya mengubah kelas yang sudah ada, serta
rekomendasi dari pihak sekolah. Melalui pertimbangan tersebut
kemudian ditentukan sampel yang diambil, yaitu siswa kelas X TKR 2
dan kelas X TKR 4 di SMK Muhammadiyah 1 Bantul yang masing-masing
kelas berjumlah 40 siswa.D. Variabel Penelitian dan Definisi
OperasionalVariabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:1.
Variabel Independen (Variabel Bebas)Variabel independen menurut
Sugiyono (2013: 39) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Jadi
yang termasuk dalam variabel independen dalam penelitian ini yaitu
variabel media pembelajaran berbasis lectora insipre (X).2.
Variabel Dependen (Variabel Terikat)Variabel dependen merupakan
variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2013: 39). Jadi yang termasuk dalam
variabel dependen yaitu variabel motivasi (Y1) dan hasil belajar
siswa (Y).Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran variabel
dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi operasional
dari masing-masing variabel. Adapun definisi operasional dari
masing-masing variabel adalah sebagai berikut:1. Media pembelajaran
berbasis lectora sebagai variabel bebas (X) adalah media
pembelajaran interaktif berbasis komputer menggunakan aplikasi
Lectora Inspire yang berisi teks materi, latihan soal, soal, video
terkait materi pada mata pelajaran memelihara roda dan ban, media
pembelajaran ini dibuat sendiri oleh peneliti.2. Motivasi (Y1)
adalah motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas X Teknik
Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul pada mata pelajaran
memelihara roda dan ban. Motivasi belajar siswa diukur menggunakan
angket motivasi.3. Hasil belajar (Y2) adalah skor yang diperoleh
siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 1 Bantul
dari tes objektif berupa soal pilihan ganda yang diberikan setelah
proses pembelajaran pada mata pelajaran memelihara roda dan ban
berlangsung.E. Teknik Pengumpulan DataMenurut Sugiyono (2013: 137)
Kualitas data hasil penelitian dipengaruhi oleh dua hal utama,
yaitu kualitas pengumpulan data dan kualitas instrumen penelitian,
kualtias pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data sedangkan kualitas instrumen
penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas
instrumen.Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi
Arikunto, 2005: 100). Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olenya (Suharsimi Arikunto, 2005: 101). Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
tes dan angket yang dilakukan sebelum dan sesudah siswa diberi
perlakuan (treatment).1. TesTes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 1993: 123). Dalam
menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrumen berupa
soal-soal tes yang terdiri dari beberapa butir soal yang
masing-masing mengukur variabel yang telah ditentukan. Menurut
Suharsimi Arikunto (1993: 123-124) tes dapat dibedakan beberapa
macam ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi,
yaitu:a. Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang
digunakan untuk mengungkap kepribaian seseorang. Yang diukur bisa
self-concept, kreatifitas, disiplin, kemampuan khusus dan
sebagainya.b. Tes bakat atau aptitude test, yaitu tes yang
digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.c. Tes
inteligensi atau intelligence test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual
seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang
akan diukur inteligensinya.d. Tes sikap atau attitude test, yang
sering juga disebut dengan istilah skala sikap, yaitu alat yang
digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap
seseorang.e. Teknik poyeksi, adalah metode tetesan tinta yang
diciptakan oleh Rorschach dan disebut Rorschach Inkblot
Technique.f. Tes minat atau measures of interest, adalah alat untuk
menggali minat seseorang terhadap sesuatu,g. Tes prestasi atau
achievement test, yaitu tes yang digunakan mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu.Adapun jenis tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi, karena tes
dilakukan untuk mengukur siswa setelah siswa melakukan kegiatan
pembelajaran. Tes yang diberikan adalah tes objektif, dalam tes
ini, subjek menjawab pertanyaan-pertanyaan instrumen sesuai dengan
tingkat kemampuan responden dalam waktu tertentu. Dalam setiap
pertanyaan apabila responden menjawab benar maka diberi skor 1 dan
jika salah diberi skor 0. Pemberian tes ini dilakukan sebanyak dua
kali yaitu sebelum diberikan pembelajaran menggunakan media lectora
dan (pretest) dan setelah diberikan pembelajaran menggunakan media
lectora (postest). Dalam penelitian ini pengukuran terhadap
kemampuan kognitif disesuaikan dengan pokok bahasan dalam silabus
SMK. Untuk itu kisi-kisi instrumen yang dibuat berdasarkan pada
silabus mata pelajaran memperbaiki roda dan ban.2. Angket atau
KuesionerKuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi
Arikunto, 1993: 124).Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 124-125)
kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada
sudut pandangnya:a. Dipandang dari cara menjawab, dibedakan menjadi
dua, yaitu:1) Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.2) Kuesioner
tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih.b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:1)
Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.2)
Kuesioner tidak langsung, yaitu responden menjawab tentang orang
lain.c. Berdasarkan bentuknya, dibedakan menjadi empat, yaitu:1)
Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner
tertutup.2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner
terbuka.3) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal
membubuhkan tanda check () pada kolom yang sesuai.4) Rating scale
(skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai
dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.Adapun angket
(kuesioner) yang digunakan dalam penelitian ini jika dilihat dari
cara menjawab adalah menggunakan angket tertutup karena jawabannya
sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih, dilihat dari
jawaban adalah kuesioner langsung sedangkan dilihat dari bentuknya
yaitu Rating scale (skala bertingkat) karena berisi pernyataan yang
diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan.Angket yang digunakan penelitian ini
menggunakan model Likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban
yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Adapun
pernyataan positif skornya adalah sebagai berikut.a. Skor 4 untuk
jawaban Selalu (SL)b. Skor 3 untuk jawaban Sering (SR)c. Skor 2
untuk jawaban Kadang-Kadang (KK)d. Skor 1 untuk jawaban Tidak
Pernah (TP)Sedangkan untuk pernyataan negatif skornya berbanding
terbalik yaitu:a. Skor 1 untuk jawaban Selalu (SL)b. Skor 2 untuk
jawaban Sering (SR)c. Skor 3 untuk jawaban Kadang-Kadang (KK)d.
Skor 4 untuk jawaban Tidak Pernah (TP)Di dalam menentukan skor
menurut alternatif jawaban dengan bobot skor yang tlah ditentukan
sebagai berikut.a. Dikatakan item positif apabila item pernyataan
mendukung nilai variabel.b. Dikatakan item negatif apabila
pernyataan tidak mendukung item variabel.F. Instrumen
PenelitianPada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. (Sugiyono, 2013: 102). Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto (1993: 174) instrumen adalah alat bantu yang digunakan
dalam mengumpulkan data.Ada beberapa prosedur yang ditempuh dalam
pengadaan instrumen yang baik menurut Suharsimi Arikunto (1993:
134-135) sebagai berikut: 1. Perencanaan, meliputi perumusan
tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel. Untuk tes
langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel
spesifikasi.2. Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan
skala, penyusunan pedoman wawancara.3. Penyuntingan, yaitu
melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar,
kunci jawaban, dan lain-lain yang perlu.4. Uji coba, baik dalam
skala kecil maupun skala besar.5. Penganalisaan hasil, analisis
item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran dan sebagainya.6.
Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik,
dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji
coba.Penelitian ini menggunakan instrumen angket dan tes, instrumen
angket digunakan untuk mengukur variabel motivasi siswa sedangkan
instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.1.
Instrumen variabel motivasiInstrumen variabel motivasi digunakan
untuk mengukur motivasi siswa di kelas. Instrumen motivasi
menggunakan angket dengan skala likert. Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013: 93). a.
IndikatorMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) indikator
adalah sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau
keterangan. Berikut indikator motivasi belajar menurut Hamzah B Uno
(2013: 23) antara lain:1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.2)
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.3) Adanya harapan dan
cita-cita masa depan.4) Adanya penghargaan dalambelajar.5) Adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar.6) Adanya lingkungan belajar
yang kondusif.b. Kisi-kisiBerdasarkan indikator di atas,
selanjutnya disusun kisi-kisi variable motivasi belajar :Tabel 2.
Kisi-kisi instrumen penelitian variabel motivasi
belajarIndikatorNomor ButirJumlah
Adanya hasrat dan keinginan berhasil.4, 6, 10, 14, 25, 296
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.3, 5, 7, 9, 15, 22,
277
Adanya harapan dan cita-cita masa depan.26, 302
Adanya penghargaan dalambelajar.8, 12, 20,3
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.1, 2, 11, 13, 16, 19,
24, 288
Adanya lingkungan belajar yang kondusif17, 18, 21, 234
jumlah30
2. Instrumen variabel hasil belajarInstrumen penelitian pada
variabel hasil belajar menggunakan soal-soal tes pada standar
kompetensi memperbaiki roda dan ban. a. Kisi-kisiKisi-kisi
instrumen penelitian ini dibuat sesuai dengan materi pembelajaran
yang sudah diajarkan. Penyusunannya juga sesuai dengan silabus pada
pelajaran memperbaiki roda dan ban.Tabel 3. Kisi-kisi
soalIndikatorNomor ButirJumlah
Fungsi roda dan ban11
Komponen roda9, 10, 11, 12, 13, 146
Tipe pelek roda6, 7, 83
Kode spesifikasi pelek2, 3, 4, 54
Jenis dan karateristik ban17, 28, 293
Komponen ban15, 16, 18, 194
Kode spesifikasi ban20, 21, 22, 234
Jenis kerusakan pada roda dan ban24, 25, 26, 27, 335
IndikatorNomor ButirJumlah
Pemeriksaan ban30, 31, 323
Jumlah butir soal33
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen1. Validitas
instrumenValisiditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen.
(Suharsimi Arikunto, 1993:136). Suatu instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat.Sugiyono (2013: 123)
menyatakan bahwa validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi
validitas konstruksi dan validitas isi, sedangkan untuk instrumen
yang bukan tes yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi
validitas konstruksi. Untuk memenuhi validitas isi maka instrumen
harus disusun berdasarkan materi yang telah diajarkan. Dalam
penelitian ini, instrumen hasil belajar menggunakan instrumen
berupa tes yang telah disusun berdasarkan materi yang telah
diajarkan, untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan
pendapat para ahli judgement expert. Dalam hal ini, setelah
instrumen disusun maka selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing yang akan menunjuk para ahli untuk dilakukan validitas
konstruksi. Setelah melakukan bimbingan dan konsultasi dengan dosen
yang ditunjuk sebagai judgement expert, maka instrumen dapat diuji
cobakan kepada responden. Instrumen motivasi siswa dalam menelitian
ini menggunakan instrumen angket sehingga cukup dilakukan validitas
konstruksi menggunakan pendapat para ahli judgement expert. Uji
coba instrumen dilakukan untuk mendapatkan data yang akan diolah
untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen tersebut. Pada
instrumen bentuk tes dengan alternatif jawaban salah atau benar,
setelah diujikan kepada responden, data yang didapat kemudian
diolah menggunakan rumus point biserial correlation. Point biserial
correlation digunakan untuk mencari korelasi antara item dengan
seluruh item tes yang mencari validitas item. Rumus korelasi point
biserial adalah sebagai berikut:Rpbis = Dimana:Rpbis= koefisien
korelasi point biserial.Mp= mean skor dari subyek-subyek yang
menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes.Mt= mean
skort total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes).St= standar
deviasi skor total.p= Proporsi subyek yang menjawab betul item
tersebut.p = q= 1 p (Suharsimi Arikunto, 1993: 220)Setelah
diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji
signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji
signifikansi dihitung dengan menggunakan uji t, yaitu sebagai
berikut:t =
Keterangan:t: thitungr : Koefisien korelasin : Banyaknya siswa
(Sugiyono, 2012: 230)Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan
dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk) = n 2 dan taraf
signifikansi () = 0,05. Apabila thitung ttabel, maka item soal
dinyatakan valid.dan apabila thitung < ttabel, maka item soal
dinyatakan tidak valid.Sementara pada instrumen angket motivasi,
setelah instrumen diuji cobakan kepada responden, data yang didapat
kemudian diolah untuk menguji validitas instrumen menggunakan
teknik analisis butir, untuk menguji validitas setiap butir maka
skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan
skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total
dipandang sebagai nilai Y. Untuk mengetahui validitas butir-butir
instrumen angket motivasi siswa, dalam penelitian ini menggunakan
rumus Korelasi Product Moment dari Pearson sebagai berikut:
Keterangan :Rxy= Koefisien korelasi antara variabel X dan YN=
Jumlah kasusXY= Jumlah perkalian antara X dan YX2= Jumlah X
kuadratY2= Jumlah Y kuadratX= Jumlah XY= Jumlah Y (Suharsimi
Arikunto, 1993: 138)Harga Rxy yang didapat kemudian dikonsultasikan
ke dalam rtabel. Sebuah butir dapat dikatakan valid apabila
koefisien Rxy yang diperoleh lebih besar dari rtabel. Perolehan
rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel maka dapat dikatakan
bahwa instrumen tersebut dapat diterima. Bila harga rhitung lebih
kecil dari rtabel maka instrumen tersebut tidak valid atau gugur.2.
Reliabilitas instrumenKeandalan (reliabilitas) berasal dari kata
rely yang artinya percaya dan reliabel yang dapat dipercaya
(Purwanto, 2009: 153). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi
Arikunto, 1993: 142).Untuk mengetahui reliabilitas instrumen
penelitian pada instrumen berupa tes menggunakan pengujian
reliabilitas Kuder-Richardson 20 (KR-20). Teknik ini digunakan
untuk instrumen yang bentuk itemnya dengan alternatif salah atau
benar (T. Widodo, 2009: 79). Rumus KR-20 adalah sebagai berikut:R11
= Keterangan:R11= Reliabilitas instrumen.K= banyaknya butir
pertanyaan.Vt= Varians total.p= proporsi subyek yang menjawab betul
pada suatu butir (proporsi subyek yang mendapat skot 1)p = q=
proporsi subyek yang mendapat skor 0 (q = 1 - p)
Harga varians total (Vt) dapat dicari dengan menggunakan
rumus:S2 = Keterangan: X: jumlah skor totalN: jumlah responden
(Suharsimi Arikunto, 2012: 112)
Pedoman untuk menentukan tinggi rendahnya reliabilitas suatu
instrumen berdasarkan pada klasifikasi dari Sugiyono (2009: 231)
adalah sebagai berikut:Tabel 4. Pedoman menentukan tinggi rendahnya
reliabilitasInterval koefisienTingkat hubungan
0.00 0.199Sangat rendah
0.20 0.399Rendah
0.40 0.599Sedang
0.60 0.799Tinggi
0.80 1.00Sangat tinggi
Tingkat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan dengan
besarnya nilai koefisien reliabilitas yang dimiliki. Semakin tinggi
koefisien reliabilitasnya maka semakin tinggi pula reliabilitas
instrumennya, begitupula sebaliknya.Sementara pada instrumen
angket, untuk mengetahui reliabilitas instrumen menggunakan
pengujian reliabilitas Kuder-Richardson 21 (KR-21). Teknik ini
digunakan hasil pengukuran variabel dengan item banyak yang pilihan
jawaban ganda besifat kontinum (T. Widodo, 2009: 81). Rumus KR-21
adalah sebagai berikut:KR-21 = Keterangan:K: Jumlah soalM:
Rata-rata nilai tesSD: Standar deviasi nilai tesTingkat
reliabilitas instrumen juga ditentukan berdasarkan dengan besarnya
nilai koefisien reliabilitas yang dimiliki. Semakin tinggi
koefisien reliabilitasnya maka semakin tinggi pula reliabilitas
instrumennya, begitupula sebaliknya.H. Teknik Analisis DataSetelah
data terkumpul dari hasil pengumpulan data. Maka langkah berikutnya
adalah mengolah data atau menganalisis data. Karena data yang
diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum
memiliki makna yang berarti, maka data tersebut harus diolah
terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian
lebih lanjut. Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif,
maka cara pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik.1. Uji
NormalitasUji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat
normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian.
Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus chi-kuadrat (X2). Menurut Sugiyono (2012: 79) uji
normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara
membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah
terkumpul (b) dengan kurva normal baku/standar (a).
Gambar 2. (a) kurva normal baku (b) Kurva distribusi data yang
akan diuji normalitasnya (Sugiyono, 2012: 80)
Menurut Sugiyono (2012: 80) untuk menghitung besarnya nilai
chi-kuarat, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah
berikut:a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian
normalitas dengan chi-kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai
dengan kurva normal baku).b. Menentukan panjang kelas interval
(PK), yaitu:PK = c. Menyusun ke dalam tabel distribusi
frekuensi.
Tabel 5. Tabel Distribusi FrekuensiIntervalf0fhf0-fh(f0-fh)2
Keterangan:f0: frekuensi/jumlah data hasil observasifh:
frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap bidang
dikalikan dengan n) d. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh).e.
Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus
menghitung harga-harga (f0-fh) dan dan menjumlahkannya. Harga
merupakan harga chi-kuadrat (X2).f. Membandingkan harga chi-kuadrat
hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan:Jika:X2 hitung X2
tabel maka data terdistribusi normalX2 hitung > X2 tabel maka
data terdistribusi tidak normal
2. Uji HipotesisUji hipotesis yang dilakukan penelitian ini
menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial adalah
teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2013: 148). Pada
statistik inferensial ada dua kemungkinan penggunaan statistik,
yaitu statistik parametrik dan non parametrik. Jika data yang akan
dianalisis berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan
statistik parametrik dan jika datanya tidak berdistribusi normal
atau tidak homogen, maka digunakan statistik non parametrik.Untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t untuk dua
sampel berpasangan. Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul
Jannah (2013: 192) uji t untuk dua sampel berpasangan digunakan
jika variabel yang diuji berskala rasio, namun kedua sampel yang
diteliti adalah sampel yang berhubungan.Sebelum melakukan uji t,
terlebih dahulu mencari nilai rata-rata dan simpangan baku. Berikut
ini rumusnya:a. Menghitung rata-rata data (X)X = b. Menghitung
simpangan baku (s)S = Keterangan:X i : Nilai pada tiap siswaX:
Nilai rata-ratan: Jumlah siswas: Simpangan baku (Sugiyono, 2012:
57)kemudian menghitung harga t, rumus related sample t-test sebagai
berikut:t = Dengan derajat kebebasan (dk) = Keterangan: t= mean
dari defiasi (d) antara postest dan pretestX1= rerata kelompok
eksperimenX1= rerata kelompok kontrol n1= banyaknya subyek kelompok
eksperimenn2= banyaknya subyek kelompok kontrols1= standar deviasi
kelompok eksperimens2= standar deviasi kelompok kontrol
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya
dibandingkan dengan nilai ttabel. Terima H1, jika thitung >
ttabel pada taraf nyata = (0,05) dengan dk = . Uji yang dilakukan
pada penelitian ini adalah uji satu pihak yaitu uji pihak kanan.
Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (H0) berbunyi lebih
kecil atau sama dengan () dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi
lebih besar (>) (Sugiyono, 2013: 164).
Gambar 3. Kurva Uji Pihak Kanan (Sugiyono, 2012: 165)73