7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat 2.1.1 Pengertian Pusat Rehabilitasi Pengertian Pusat Rehabilitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2012- 2014 adalah sebagai berikut : a. Pusat : pokok pangkal yang jadi pumpunan (berbagai urusan, hal dan sebagainya). b. Rehabilitasi : pemulihan kepada kedudukan (keadaan, nama baik) yang dahulu (semula) supaya menjadi manusia yang berguna dan memiliki tempat di masyarakat. Sehingga didapatkan bahwa suatu Pusat Rehabilitasi adalah suatu tempat yang dapat memberikan pemulihan kepada penduduk supaya dapat menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat. 2.1.2 Pengertian Penyandang Cacat Pengertian Penyandang Cacat berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan aktivitas secara selayaknya, yang terdiri dari : a. Penyandang cacat fisik (tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, tuna wicara); b. Penyandang cacat mental (tuna grahita, tuna laras, autis); c. Penyandang cacat fisik dan mental (lebih dari satu jenis cacat). 2.1.3 Undang-Undang Mengenai Penyandang Cacat Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1997 Pasal 10 mengenai penyediaan aksesibilitas para penyandang cacat, yang berisikan : (1) Kesamaan kesempatan bagi penyandang cacat dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan dilaksanakan melalui penyediaan aksesibilitas.
30
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusat Rehabilitasi ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Proses berlangsungnya mobilisasi dan rehabilitasi ... pengepasan alat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat
2.1.1 Pengertian Pusat Rehabilitasi
Pengertian Pusat Rehabilitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2012-
2014 adalah sebagai berikut :
a. Pusat : pokok pangkal yang jadi pumpunan (berbagai urusan, hal dan
sebagainya).
b. Rehabilitasi : pemulihan kepada kedudukan (keadaan, nama baik) yang
dahulu (semula) supaya menjadi manusia yang berguna dan memiliki tempat
di masyarakat.
Sehingga didapatkan bahwa suatu Pusat Rehabilitasi adalah suatu tempat
yang dapat memberikan pemulihan kepada penduduk supaya dapat menjadi manusia
yang berguna bagi masyarakat.
2.1.2 Pengertian Penyandang Cacat
Pengertian Penyandang Cacat berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat adalah setiap orang yang
mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan
rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan aktivitas secara selayaknya, yang
Fasilitas terapi utama pada proyek ini adalah Terapi Hydro yang dapat
digunakan oleh pengguna kursi roda. Selain itu, terdapat juga fasilitas terapi fisik
pada bangunan ini.
Fasad bangunan terlihat tertutup pada lantai atas, sedangkan pada lantai
dasar, terlihat bangunan terselubung oleh kaca, sehingga terlihat terbuka.
Gambar 32. Fasad Vandhalla Egmont Rehabilitation Center Sumber: http://www.world-Architects.com/en/projects/41631_
Vandhalla_Egmont_Water_Rehabilitation_Centre diakses 14 April 2015
Gambar 33. Denah Vandhalla Egmont Rehabilitation Center Sumber: http://www.archdaily.com/474130/vandhalla-egmont-rehabilitation-centre-cubo-arkitekter-
force4-Architects/ diakses 14 April 2015
Pembagian zonasi pada bangunan ini adalah dengan meletakkan area
pemeriksaan ditengah bangunan dan dikelilingi oleh area-area terapi berupa kolam
renang, gymnasium, lapangan olahraga. Terdapat juga area berkumpul yang
difungsikan sebagai kantin di bagian samping bangunan.
32
Gambar 34. View Koridor Area Terapi Hydro Sumber: http://www.archdaily.com/474130/vandhalla-egmont-rehabilitation-centre-cubo-arkitekter-
force4-Architects/ diakses 14 April 2015
Koridor pada area terapi pusat rehabilitasi ini memiliki lebar yang dapat
dengan pas dilalui oleh 2 pengguna kursi roda. Selain itu pada koridor-koridor
lainnya, terlihat bahwa lebar koridor tersebut lebih lebar dibandingkan dengan
koridor pada area terapi, sehingga pengguna kursi roda dapat beraktivitas lebih
maksimal.
Gambar 35. Bird-View Vandhalla Egmont Rehabilitation Center Sumber: http://www.hojskolerne.dk/hoejskoler/hoejskole-soeg/egmont-hoejskolen?lang=en diakses
14 April 2015
Jika dilihat pada gambar diatas, terdapat area open space mengelilingi
bangunan dan juga area open space yang terletak pada dalam bangunan. Selain itu,
area parkir juga diletakkan pada bagian depan bangunan, sehingga area belakang
bangunan tidak terganggu oleh aktivitas kendaraan.
33
Bangunan ini sendiri terletak disamping pantai dan penghijauan, sehingga
memiliki view yang bersifat alami dan menarik.
Gambar 36. View Wheel Chair Water Ramp Sumber: http://www.archdaily.com/474130/vandhalla-egmont-rehabilitation-centre-cubo-arkitekter-
force4-Architects/ diakses 14 April 2015
Gambar diatas merupakan fokus utama pada bangunan ini, yaitu sebuah
waterslide dan waterramp yang dapat diakses oleh pengguna kursi roda, sehingga
dapat melatih keseimbangan dan respon para pasien.
Gambar 37. View Wheel Chair Water Slide Sumber: http://www.archdaily.com/474130/vandhalla-egmont-rehabilitation-centre-cubo-arkitekter-
force4-Architects/ diakses 14 April 2015
Akses menuju waterslide ini sendiri menggunakan tangga dan elevator ke
atas dan kemudian turun sejauh 90m melalui waterslide.
34
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi literatur, dapat ditarik kesimpulan berupa beberapa
hal, yaitu :
a. Perancangan pusat rehabilitasi harus memperhatikan sistem aksesibilitas,
dimana sistem aksesibilitas tersebut harus dapat mendukung aktivitas para
penyandang cacat, terutama pengguna kursi roda.
b. Koridor pada bangunan harus dapat mendukung pergerakan setidaknya 2
pengguna kursi roda, sehingga tidak bertabrakan dan tidak perlu memutar.
c. Fasad bangunan sebaiknya dapat terlihat menyatu dengan lingkungan.
d. Pembagian zonasi dan fasilitas harus terbagi dengan jelas dan membedakan
antara area privat dan publik.
e. Konsep bangunan dapat berupa konsep maju mundur, open, dan sebagainya
selama dapat memberikan kesan menarik dan menyatu dengan lingkungan.
f. Bangunan sebaiknya memiliki area open space yang dapat menjadi area
rekreasi maupun area terapi. Selain itu, area terapi juga sebaiknya dapat
mendukung aktivitas pengguna kursi roda.
g. Konsep keberlanjutan harus diperhatikan ketika perancangan, baik dalam hal
penggunaan material maupun perancangan sistem bangunan.
35
2.6 Kerangka Berpikir
1.
Gambar 38. Kerangka Berpikir
OPTIMALISASI AKSESIBILITAS UNTUK PUSAT REHABILITASI
PENYANDANG CACAT TUBUH DI JAKARTA UTARA
Latar Belakang & Permasalahan
Bagaimana merancang pusat rehabilitasi penyandang cacat tubuh dengan
akses yang baik
ISSUE :
Sustainable, healthy, and liveable
human settlement
Sustainable, healthy and liveable :
Kurang tersedianya aksesibilitas yang
memudahkan pergerakan para
penyandang cacat
Human Settlement :
Belum tersedianya suatu pusat
rehabilitasi bagi para penyandang
cacat di Jakarta, mengingat angka
penyandang cacat yang cukup
tinggi Studi Literatur
Aksesibilitas & Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat