BAB V, HASIL DAN PEMBAHASAN, Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Terjadinya Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Anastesi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Setelah dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Terjadinya Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Anastesi Umum di RSU. Mitra Sejati Tahun 2009, berdasarkan hasil observasi terhadap 10 orang sample yang terdiri dari 5 orang pasien sebagai kelompok intervensi dan 5 orang pasien sebagai kelompok control. Maka didapat hasil sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Frekwensi Kelompok Responden mengenai Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Terjadinya Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Anastesi Umum Di RSU. Mitra Sejati Medan, Menurut Terjadinya Peristaltik Usus NO Kel. Responden Ada peristaltic Tidak ada peristaltic Total F % F % 1 2 Kel. Kontrol Kel. Intervensi 5 5 100 100 0 0 0 0 5 5 100 100 Total 10 100 0 0 10 100 Dari table diatas dapat kita lihat bahwa pengaruh mobilisasi dini berdasarkan kejadiannya dari 10 orang responden baik kelompok kontrol maupun kelompok intervensi kedua nya terjadi peristaltic yaitu 10 orang (100 %) Tabel 2. Distribusi Frekwensi Kelompok Responden Mengenai Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Terjadinya Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Anastesi Umum Di RSU. Mitra Sejati Medan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB V, HASIL DAN PEMBAHASAN, Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Terjadinya Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Anastesi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil PenelitianSetelah dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Terjadinya Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Anastesi Umum di RSU. Mitra Sejati Tahun 2009, berdasarkan hasil observasi terhadap 10 orang sample yang terdiri dari 5 orang pasien sebagai kelompok intervensi dan 5 orang pasien sebagai kelompok control. Maka didapat hasil sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Frekwensi Kelompok Responden mengenai Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Terjadinya Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Anastesi Umum Di RSU. Mitra Sejati Medan, Menurut Terjadinya Peristaltik UsusNO Kel. Responden Ada peristaltic Tidak ada peristaltic TotalF % F % 12 Kel. KontrolKel. Intervensi 55 100100 00 00 55 100100Total 10 100 0 0 10 100
Dari table diatas dapat kita lihat bahwa pengaruh mobilisasi dini berdasarkan kejadiannya dari 10 orang responden baik kelompok kontrol maupun kelompok intervensi kedua nya terjadi peristaltic yaitu 10 orang (100 %)
Tabel 2. Distribusi Frekwensi Kelompok Responden Mengenai Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Terjadinya Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Anastesi Umum Di RSU. Mitra Sejati Medan Menurut Waktu Terjadinya Peristaltik Usus NO Kel. Responden Waktu Terjadinya Peristaltik TotalLebih dr atau sama dgn 24 jam kurang dr 24 jam F % F % F %12 Kel. KontrolKel. Intervensi 50 1000 05 0100 55 100100
Total 5 50 5 50 10 100
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa Pengaruh Mobilisasi Dini berdasarkan waktu terjadinya yang lebih dari atau sama dengan 24 jam sebanyak 5 orang (100%) pada kelompok kontrol, sedangkan yang kurang dari 24 jam sebanyak 5 orang (100%) pada kelompok intervensi.Tabel 3. Analisis Pengaruh Pemberian Mobilisasi Dini Terhadap Waktu Terjadinya Peristaltik Usus pada Pasien Post Operasi Anastesi Umum Di RSU. Mitra Sejati MedanCrosstabsCrosstabs
5.2 PembahasanSetelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS berdasarkan uji Chi-Square didapatkan hasil, bahwa tidak ada pengaruh mobilisasi dini terhadap peristaltic usus pada pasien post operasi anastesi umum di RSU. Mitra Sejati atau P>ά, dimana ά = 0,05 sedangkan P= 0,08
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KesimpulanSetelah dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Terjadinya Peristaltik Usus Pada pasien Post Operasi Anastesi Umum Di RSU. Mitra Sejati Medan Tahun 2009 maka dapat disimpulkan :1. Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Terjadinya Peristaltik Usus Pada pasien Post Operasi Anastesi Umum. berdasarkan kejadiannya dari 10 orang responden baik kelompok kontrol maupun kelompok intervensi kedua nya terjadi peristaltic yaitu 10 orang (100 %)2. Pengaruh Mobilisasi Dini berdasarkan waktu terjadinya, yang lebih dari atau sama dengan 24 jam sebanyak 5 orang (100%) pada kelompok kontrol, sedangkan yang kurang dari 24 jam sebanyak 5 orang (100%) pada kelompok intervensi3. Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS berdasarkan uji Chi-Square didapatkan hasil, bahwa tidak ada pengaruh mobilisasi dini terhadap peristaltic usus pada pasien post operasi anastesi umum di RSU. Mitra Sejati atau P>ά, dimana ά = 0,05 sedangkan P= 0,08
6.2 Saran Adapun saran-saran yang peneliti ingin sampaikan mengenai penelitian ini antara lain :1. Bagi PasienKepada pasien, setelah 6 jam selesai tindakan operasi anastesi umum dibantu dengan perawat. Pasien mau melakukan tindakan mobilisasi dini dengan mengabaikan rasa malas dan sedikit nyeri juga rumor yang berpendapat bahwa jika banyak bergerak setelah operasi maka jahitan operasi akan lepas. Mobilisasi dilakukan untuk mempercepat terjadinya platus, melancarkan peredaran darah dan menghindari komplikasi lainnya.2. Bagi Perawat
Mobilisasi dini pada pasien post operasi anastesi umum sangat perlu dilakukan dimana keuntungan yang didapat pasien dapat lebih cepat mengakhiri puasanya karena peristaltik nya sudah baik dan mencegah komplikasi yang lain. Kepada perawat diharapkan mampu melakukan mobilisasi secara terstruktur setelah 6 jam pasien selesai dioperasi.3. Bagi Pihak Rumah SakitMengingat efek yang ditimbulkan sangat fatal jika tidak dilakukan mobilisasi dini setelah pasien 6 jam selesai di operasi, hal ini perlu menjadi perhatian yang sangat penting bagi pihak Rumag Sakit yaitu diharapkan mobilisasi secara terstruktur dapat menjadi protap yang harus dilakukan setalah 6 jam pasien selesai di operasi dengan anastesi umum
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea di Ruang Kebidanan RSUD Solok Tahun 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran,
Kemajuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal melalui terciptanya masyarakat bahagia dan negara indonesia yang ditandai oleh
pendukungnya, Hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang optimal seluruh wilayah Republik Indonesia. Sasaran pembangunan kesehatan menuju
Indonesia yang sehat 2010 adalah perilaku hidup sehat yaitu secara bermakna jumlah Ibu memeriksakan
diri dan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan (Depkes RI, 1999)
Disektor kesehatan sendiri, upaya kesehatan yang dilakukan akan lebih mengutamakan upaya kuratif,
promotif tanpa meninggalkan preventif dan rehabilitatif. Tindakan bedah sectio caesarea merupakan
upaya untuk mengobati (kuratif) suatu penyakit atau meringankannya untuk dapat menyelamatkan
Mobilisasi berasal dari kata ambulasi dini, yang dimaksud dengan mobilisasi dini adalah
pengembangan secara bertahap/berangsur-angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah
komplikasi. (Nancy Raper, 1996:190)
Menurut Nancy Raper (1996) konsep diri mobilisasi mencakup bio mekanisme yang kompleks
dari gerakan, duduk, berdiri, berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. (Nancy Raper, 1996)
Tujuan Mobilisasi Dini
Untuk mencegah beberapa kemungkinan komplikasi akibat tirah baring lama (Kozler, 1995 : 892 )
Agar persendian yang kaku atau pembengkakan yang terjadi pada urat-urat, karena mobilisasi maka
peredaran darah akan bisa menjadi normal kembali (Bahan Ajar KDM I)
Untuk mencegah terjadinya trombosis dan emboli dan juga dapat mempengaruhi penyembuhan luka
(Rustam Muchtar, 1998:157)
Meningkatkan fungsi paru-paru dengan meningkatkan sirkulasi darah. Hal tersebut memperkecil resiko
penggumpalan darah, meningkatkan fungsi pencernaan dan menolong saluran cerna agar mulai
bekerja (Chrissei G Mundy, 2004 : 2)
Tahap-tahap Mobilisasi Dini
Tahap mobilisasi pada pasien sectio caesarea dengan anastesi umum (RustamMuchtar, 1998:179)
Melakukan nafas dalam segera (5 – 10 menit) setelah sadar dari bius operasi caesarea dengan cara
inspirasi melalui hidung, pada saat ekspirasi pasien membuka mulut selanjutnya nafas
dihembuskan secara perlahan-lahan seperti meniup lilin.
Merubah posisi tidur kekiri dan kekanan, dilakukan 6 – 10 jam setelah operasi sectio caesarea dengan
cara menekukkedua lutut daerah yang luka atau bekas insisi, ditahan dengan telapak tangan kiri
sambil bertumpu pada kaki kanan, dan tangan kanan berpegang pada sisi tempat tidur begitu
juga sebaliknya.
Meregangkan dan mengendorkan tungkai bawah dengan cara menegangkan kedua telapak kaki,
selanjutnya ditahan 1 – 2 menit setelah itu dikendorkan kembali, ini dilakukan sesuai dengan
kemampuan klien.
Tegak dan kuatkan tubuh pada posisi berdiri sampai benar-benar stabil sebelum berjalan
Jika posisi berdiri sudah cukup stabil dan kuat, lanjutkan dengan mencoba melangkah sedikit demi
sedikit, namun dengan beberapa latihan nyeri itu akan berkurang
Pada hari ketiga klien sudah bisa berjalan sendiri dan meninggalkan ruang rawatan
Berbagai Masalah Fisik yang Dapat terjadi Akibat Mobilisasi Dini
Muskuloskeletal
Dimineralisasi tulang yaitu kehabisan kalsium yang memberikan kekuatan dan kepadatan tulang akibat
dari imobilisasi. Dengan tidak beraktivitas proses pengurasan berlangsung, hal ini karena osteoblas dan
pembentukan matriks tulang memerlukan tekanan dan kolagen dari aktivitas untuk penahan berat
badan, serta penarikan otot oleh tulang berfungsi dimineralisasi terus menerus sehingga menyebabkan
tulang menjadi rapuh dan pada gilirannya dengan mudah terjadi deformitas atau kompresi serta fraktur.
Atropi otot
Tidak menggerakkan otot cendrung terjadi pada ujung terpaut di tempat tidur karena serabut otot yang
tidak berkontraksi selama beberapa waktu akhirnya terjadi pengurangan ukuran, bila otot dilatih maka
ukuran serabut otot bertambah.
Buang air besar
Pasien yang immobilisasi dapat menyebabkan hilangnya reflek defekasi dan kemampuan ekspulsi fekal
disebabkan oleh aktivitas muskulo skeletal. Pada refleks viseral yang digunakan dalam proses defekasi,
kelemahan dan kemunduran refleks defekasi dapat mengakibatkan defekasi dapat mengakibatkan
konstipasi
Masalah pernafasan
Penurunan gerak pernafasan
Akumulasi sekret pada saluran pernafasan
Dada dapat terbatas geraknya karena kehilangan koordinasi otot, barangkali karena otot tidak
digunakan karena agen terminologi tertentu seperti sedativa dan analgesik. Ekspirasi dada
akan lebih terbatas karena posisi atau berbaring. Gerakan dada juga dapat dibatasi oleh
distensi abdomen disebabkan digesti atau penyebab-penyebab lainnya.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kerangka Konsep
Suriadi (2007:93) dalam bukunya Manajemen Luka yaitu : penyembuhan luka adalah proses
kompleks yang meliputi berbagai macam faktor interaksi untuk perbaikan normal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah faktor lokal yang terdiri dari
oksigenisasi, hematoma dan teknik operasi. Sedangkan faktor umum terdiri dari usia, nutrisi, steroid,
sepsis dan obat–obatan (Subiston, 1992:148).
Faktor lainnya adalah gaya hidup klien dan mobilisasi (Kozler, 1995:1361) pasien yang melakukan
kegiatan mobilisasi dini akan membantu dalam jalannya penyembuhan luka dimana sirkulasi darah yang
membawa oksigen dan makanan kedaerah luka berjalan dengan baik sehingga kemungkinan terjadinya
infeksi kecil (Kozler, 1995:1361). Menurut Ruth Jhonson dalam bukunya Buku Ajar Praktik Kebidanan
(2005:370) bahwa penambahan usia berpengaruh terhadap semua penyembuhan luka sehubungan
dengan adanya gangguan sirkulasi dan koagulasi, respon inflamasi yang lebih lambat dan penurunan
aktifitas fibroblas. Disamping itu nutrisi juga merupakan aspek yang paling penting dalam pencegahan
dan pengobatan luka. Oleh karena itu peranan nutrisi dalam penyembuhan luka adalah kunci untuk
intervensi (Suriadi, 1995:85) dimana abnormal penyembuhan luka dikaitkan dengan protein, kalori–
mainutrisi daripada kekurangan salah satu unsur nutrisi.
Untuk lebih jelasnya hubungan antara variabel independent dan variabel dependent dapat
dilihat pada skema berikut ini :
Usia
Nutrisi
Mobilisasi Dini
Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
Variabel independen Variabel dependen
Defenisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur
Hasil Ukur
1
2
3
4
Dependen
Penyembuhan Luka Pada Pasien Post SC
Independen
Usia
Nutrisi
Mobilisasi Dini
Lama waktu penyembuhan luka yang dibutuhkan oleh pasien post SC
Masa yang telah dilewati pasien sampai saat dilakukan operasi SC
Keadaan nutrisi pasien yang diukur dengan kadar protein darah pasien
Suatu kemampuan pasien untuk menggerakkan tubuhnya secara bebas, mudah, teratur dimulai
Observasi
Agket
Studi Dokumentasi
Observasi
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
l
Normal
Sembuh dalam 3-5 hari
Tidak Normal
Semuh > dari 5 hari
Resiko
Usia > 30 tahun
Tidak Resiko
Usia <>
Normal
Jika jumlah protein >100gr
Tidak Normal
Jika jumlah proein <
dari gerakan yang sederhana sampai dengan gerakan yang kompleks. Sesuai dengan tahapan mobilisasi(hari pertama sampai hari kelima post op SC ).Untuk anastesi spinal terdiri dari 3 item,sedangkan untuk anastesi umu terdiri dari 5 item pertanyaan
style="">
Baik
jika mengikuti atau melaksanakan semua tahap – tahap dari mobilisasi dini dan ditandai pada hari ke 3/5 sudah dapat berjalan meninggalkan ruangan
Kurang Baik
apabila tidak mengikuti dari semua tahap mobilisasi
Hipotesis
Ada hubungan antara usia pasien dengan proses penyembuhan luka pada pasien post sectio caesarea di
ruang kebidanan RSUD Solok
Ada hubungan antara nutrisi pasien dengan proses penyembuhan luka pada pasien post sectio caesarea
di ruang kebidanan RSUD Solok
Ada hubungan antara mobilisasi dini pasien dengan proses penyembuhan luka pada pasien post sectio
caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Disain Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan Cross
Sectional“untuk mengetuhui hubungan antara usia,nutrisi, dan mobilisasi dini pasien terhadap proses
penyembuhan luka post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok. Dimana data yang menyangkut
variabel dependen dan independent akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan, alasan peneliti
menggunakan rancangan ini adalah karena tujuan penelitian untuk melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi penyembuhan luka pada pasien post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok
tahun 2009.
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis varibel yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen penelitian ini adalah penyembuhan luka post sectio caesarea sedangkan
variabel independent adalah usia, nutrisi, dan mobilisasi dini
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien post sectio caesarea yang dirawat di ruang
kebidanan RSUD Solok pada tanggal 16 Juni sampai dengan 02 Juli 2009.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pesien post sectio caesarea di ruang kebidanan
RSUD Solok tahun 2009. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling yaitu seluruh pasien post
sectio caesarea saat penelitian bulan Juni dengan kriteria :
Bersedia menjadi responden
4.3.2.1 Mampu berkomunikasi
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang mana untuk variabel dependent yaitunya
penyembuhan luka pada pasien post SC dilakukan dengan cara observasi. Sedangkan untuk variabel
independent yitunya usia dan nutrisi dilakukan dengan cara studi dokumentasi. Dan untuk mobilisasi
dini dilakukan dengan pedoman observasi yang mana untuk pasien dengan anastesi umum terdiri dari 5
item sedangkan untuk anastesi spinal terdiri dari 3 item pertanyaan.
Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data selesai baik secara observasi maupun pengisian
kuesioner, dengan maksud agar data yang dikumpulkan jelas, kemudian dimasukkan ke dalam master
tabel. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data menurut Arikunto, (1998:208).
Editing Data
Melakukan pengecekan terhadap isian kuesioner apakah jawaban yang sudah dibuat sudah lengkap,
jelas dan jawabannya sudah relevan dengan pertanyaan.
Coding Data
Memberikan kode pada setiap informasi yang sudah terkumpul dari setiap pertanyaan dalam
koesioner untuk memudahkan dalam mengelola data.
Entery Data
Dilakukan secara manual dengan menggunakan master tabel yang telah dibuat terdiri dari baris dan
kolom.
Tabulasi Data
Setelah kuesioner diisi dengan benar, maka data ditabulasikan dan disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi.
Cleaning
Data yang telah dimasukkan dicek kembali untuk memastikan data tersebut telah bersih dari
kesalahan.
Analisa Data
Analisa Univariat
Analisa dilakukan pervariabel penelitian. Variabel yang dimaksud adalah variabel dependent
yaitu penyembuhan luka pada pasien post sectio caesarea dan variabel independent meliputi usia,
nutrisi dan mobilisasi dini.
Untuk variabel dependent :
Penyembuhan luka pada pasien post SC
Dilihat dari hasil observasi bagaimana kondisi luka responden apakah luka sembuh yaitu
luka mengering dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.Yang mana dikategorikan normal
jika luka sembuh dalam waktu 3-5 hari dan di kategorikan tidak normal jika sembuh
dalam waktu > 5 hari
Untuk variabel independent :
Usia
Dari hasil wawancara dan dengan menggunakan kuesioner usia,yang mana usia
dikategorikan beresiko dalam penyembuhan luka pada pasien post SC adalah responden
yang berusia > 30 tahun sedangkan responden yang dikategorikan tidak beresiko adalah
responden dengan usia <>
Nutrisi
Dari hasil studi dokumentasi yang mana di kategorikan normal jka jumlah kadar protein
darah responden > 100 gr dan dikategorikan tidak normal jika jumlah kadar protein
dalam darah klien <>
Mobilisasi dini
Dari hasil observasi dan pengisian kuesioner terdiri dari 2 point yangmana untuk pasien
post SC dengan anastesi umm terdiri dari 5 item sedangkan untuk anastesi spinal terdiri
dari 3 item pertanyaan .Yang mana dikategorikan baik jika mengikuti atau malaksanakan
semua tahap-tahap mobilisasi dini dan ditandai pada hari 3-5 sudah dapat berjalan
meninggalkan ruangan. Dan dikategorikan kurang baik jika tidak mengikuti dari semua
tahap mobilisasi.s
Analisa Bivariat
Untuk menguji hipotesa apakah ada hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependen digunakan uji Chi-square, dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
: Chi-square
: Observasi (yang sebenarnya)
: Nilai yang diharapkan
: Jumlah alternatif
Untuk melihat hasil kemaknaan uji statistik digunakan batas kemaknaan 0,05 sehingga pka nilai
P <> 0.05 maka hasil hubungan tersebut tidak bermakna. Bila terdapat nilai kurang dari lima digunakan
rumus kontigensi dengan koreksi yates:
Untuk melihat hasil hitung statistik digunakan batas kemaknaan 0.05 dengan nilai = 3.841
sehingga nilai P > 0.05 , maka hasil hubungan tersebut tidak bermakna.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah ruang kebidanan RSUD Solok tahun 2009.
Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2009
Pertimbangan Etik
Sebagai pertimbangan etik maka peneliti perlu meminta persediaan ibu hamil untuk menjadi
responden dalam penelitian ini dengan memberikan informed consent pada responden dan peneliti juga
wajib merahasiakan nama responden dan data yang diberikan oleh responden pada orang lain.