Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini tuntutan konsumen terhadap kualitas produk, harga, ketepatan pengiriman serta ketersediaan produk dipasaran semakin tinggi. Fungsi dari sistem supply chain adalah menyediakan produk pada tempat dan waktu yang tepat, serta pada kondisi yang diinginkan dengan tetap memberikan kontribusi yang besar pada perusahaan. Manajemen rantai pasok merupakan bidang kajian yang terletak pada efisiensi dan efektifitas aliran barang, informasi dan aliran uang yang terjadi secara simultan sehingga dapat menyatukan supply chain manajemen dengan pihak yang terlibat. Supply chain manajemen dapat diterapkan untuk mengintegrasikan manufaktur, pemasok,retailer dan penjual secara efisien sehingga barang dapat diproduksi dan di distribusikan dengan jumlah yang tepat dan biaya keseluruhan yang minimum. Untuk menghasilkan supply chain yang efektif dan efisien perlu dibuat peta system logistic dan distribusi secara keseluruhan yang digunakan untuk melihat perilaku pergerakan aliran produk yang ditujukan untuk pendistribusian yang terjadi di setiap elemen. PT. Gama Inti Wahana merupakan salah satu perusahaan manufaktur packaging yang berada di Jl.Let Jend Suprapto, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. PT.Gama Inti berdiri pada tahun 2001. Produk yang dihasilkan oleh 1 112070149
31

BAB 1,2,3 fix

Jun 23, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 1,2,3 fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini tuntutan konsumen terhadap kualitas produk, harga, ketepatan

pengiriman serta ketersediaan produk dipasaran semakin tinggi. Fungsi dari sistem

supply chain adalah menyediakan produk pada tempat dan waktu yang tepat, serta

pada kondisi yang diinginkan dengan tetap memberikan kontribusi yang besar pada

perusahaan.

Manajemen rantai pasok merupakan bidang kajian yang terletak pada efisiensi dan

efektifitas aliran barang, informasi dan aliran uang yang terjadi secara simultan

sehingga dapat menyatukan supply chain manajemen dengan pihak yang terlibat.

Supply chain manajemen dapat diterapkan untuk mengintegrasikan manufaktur,

pemasok,retailer dan penjual secara efisien sehingga barang dapat diproduksi dan di

distribusikan dengan jumlah yang tepat dan biaya keseluruhan yang minimum. Untuk

menghasilkan supply chain yang efektif dan efisien perlu dibuat peta system logistic

dan distribusi secara keseluruhan yang digunakan untuk melihat perilaku pergerakan

aliran produk yang ditujukan untuk pendistribusian yang terjadi di setiap elemen.

PT. Gama Inti Wahana merupakan salah satu perusahaan manufaktur packaging yang

berada di Jl.Let Jend Suprapto, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

PT.Gama Inti berdiri pada tahun 2001. Produk yang dihasilkan oleh PT. Gama Inti

Wahana berupa Corrugated Carton Boxes, Paper Pallets, Plastic Packaging, dan

Printing Duplex Packaging.

Salah satu faktor yang menjadi kinerja perusahaan untuk melihat apakah perusahaan

memiliki permasalahan untuk diperbaiki atau tidak dan untuk melihat sukses atau

tidaknya pelaksanaan manajemen perusahaannya adalah melalui inventori. Adanya

inventori dapat mengakibatkan kerugian maupun keuntungan bagi perusahaan.

Misalnya saja keuntungan adanya inventori, dengan adanya inventori perusahaan

dapat memenuhi pesanan dengan lebih cepat, sedangkan jika perusahaan tidak dapat

mengelola inventori dengan baik, maka akan menyebabkan pembengkakan biaya

inventori, yang tentu saja akan sangat merugikan perusahaan.

1112070149

Page 2: BAB 1,2,3 fix

Untuk menciptakan pelayanan yang diinginkan, koordinasi antara pihak-pihak pada

supply chain sangat diperlukan. Kurangnya koordinasi seringkali menimbulkan

distorsi informasi sehingga berakibat timbulnya variabilitas permintaan yang terjadi

pada channel supply chain. Variabilitas permintaan tersebut mengakibatkan produksi

dan persediaan mengalami kelebihan atau kekurangan dari tingkat yang seharusnya,

sehingga menurunkan kinerja rantai pasok tersebut.

Supply Chain Management PT. Gama Inti Wahana:

1.2 Rumusan Masalah

a) Bagaimana aliran supply chain di PT.Gama Inti Wahana ?

b) Pihak mana saja yang terlibat dalam supply chain PT.Gama Inti Wahana ?

c) Bagaimana perbaikan sistem inventori yang dapat diaplikasikan PT. Gama Inti

Wahana sehingga dapat efektif dan efisien ?

1.3 Tujuan

2112070149

Page 3: BAB 1,2,3 fix

a) Mengetahui bagaimana aliran supply chain di PT.Gama Inti Wahana

b) Mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain PT.Gama Inti Wahana

c) Memberikan solusi untuk system inventory yang ada di PT.Gama Inti Wahana

sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien.

1.4 Manfaat

Pembuatan tugas besar ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk PT Gama Inti

Wahana dalam menerapkan sistem inventori yang lebih efektif dan efisien. Hal ini

dikarenakan bagian terpenting dalam rangkaian supply chain perusahaan adalah

inventori.

1.5 Batasan Masalah

a) Produk yang dijadikan penelitian adalah produk kardus pembungkus produk

perusahaan lain yang menjadi pelanggan PT. Gama Inti Wahana.

b) Penelitian ini tidak mencakup perhitungan secara detail dan spesifik di waktu

tertentu.

c) Analisis penelitian ini berdasarkan perhitungan sistem inventori yang efektif

secara umum dan analisis dari flowchart dan diagram alir proses produksi di PT.

Gama Inti Wahana.

3112070149

Page 4: BAB 1,2,3 fix

BAB II

LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1 Supply Chain

Semua perusahaan baik jasa maupun manufaktur dapat dikatakan sebagai bagian dari

suatu supply chain. Supply chain merupakan suatu proses yang terintegrasi dimana

sejumlah entity bekerja sama untuk mendapatkan bahan baku, mengubah bahan

baku menjadi produk jadi, menyimpan sementara di gudang, dan mengirimkannya ke

retailer dan customer. Supply chain ini berkaitan logictic network (dalam kenyataannya,

meskipun chain berarti rantai, penerapan supply chain lebih merupakan network/jaringan

yang dapat bercabang-cabang) yang terdiri dari suppliers, manufacturers, distribution

centers, retail outlets, dan customer. Dalam supply chain terdapat aliran produk (jasa

ataupun barang), aliran pesanan (yang disertai pembayaran), dan aliran informasi.

Gambaran supply chain secara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Simple Supply chain

2.2 Supply Chain Management

Supply Chain Management (SCM) dapat didefinisikan sebagai sekumpulan pendekatan

yang digunakan untuk mengintegrasikan suppliers, manufacturers, warehouses, dan

retailers secara efisien sehingga produk dapat diproduksi dan didistribusikan dalam

jumlah, pada lokasi, dan pada saat yang tepat untuk mengurangi biaya dan memenuhi

tingkat kepuasan customer. Dengan kata lain, SCM merupakan koordinasi atau integrasi

dari aktivitas ataupun proses yang meliputi: mendapatkan, memproduksi/memproses,

mengirim, dan merawat produk maupun jasa kepada customer yang secara geografis

4112070149

Page 5: BAB 1,2,3 fix

berbeda-beda tempatnya. Secara tradisional, pemasaran, distribusi, perencanaan,

manufaktur, dan pembelian dilakukan secara independen berdasarkan tujuan mereka

masing-masing.

Aspek kunci dalam SCM untuk mencapai efisiensi supply chain antara lain:

1. Mengatur aliran fisik material

2. Mengatur aliran informasi

3. Mengatur struktur organisasi dari kegiatan supply chain

4. Mengatur struktur organisasi dari kegiatan supply chain.

Menurut Chopra dan Meindl (2004, dalam Tantrika, 2009) terdapat tiga aktivitas

yang dilakukan perusahaan yang berhubungan dengan partnernyadalam supply chain.

Aktivitas pertama, yaitu sourcing padaupstreamnya. Yang kedua, yaitu transportasi

barang dari upstream ataupun ke downstream. Sedangkan yang ketiga adalah

pemberian harga produk kepada downstreamnya. Dalam penelitian ini difokuskan kepada

aktivitas pertama yaitu sourcing pada upstream yaitu supplier bahan baku.

Chopra dan Meindl (2004, dalam Tantrika, 2009) mengemukakan terdapat lima proses

utama yang berkaitan dengan aktivitas sourcing. Kelimaaktivitas tersebut yaitu:

1. Supplier Scoring and Assessment

Merupakan proses untuk menilai performansi supplier. Performansi supplier harus

dibandingkan berdasarkan dampaknya pada total cost.

2. Supplier Selection and Contract Negotiation

Sebelum memilih supplier perusahaan harus menentukan apakah akan menggunakan

satu atau lebih supplier dalam pengadaan produk. Setelah supplier dipilih, dibuat

kontrak antara pembeli (perusahaan) dengan tiap supplier.

3. Design Collaboration

Kolaborasi desain dapat mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan mengurangi

waktu pemasaran.

4. Procurement

Proses procurement harus dikonsolidasikan sehingga dapat memperoleh keuntungan

ekonomis dan diskon.

5. Sourcing Planning and Analysis

Procurement yang telah dilakukan harus dianalisa baik berdasarkan part/item yang

dibeli maupun suppliernya untuk memperoleh keuntungan ekonomis.

5112070149

Page 6: BAB 1,2,3 fix

2.3 Inventory

Inventory dapat memiliki banyak arti, antara lain:

- Stock on hand : suatu material yang dimiliki pada suatu waktu (aset tangible yang

dapat dilihat, diukur, dandihitung),

- Daftar item semua aset fisik,

- (Sebagai kata kerja) Untuk menentukan kuantitas item on

- hand,

- (Dalam catatan akuntansi dan finansial) Nilai stok barang

- Yang dimiliki perusahaan dalam suatu waktu tertentu.

Selanjutnya, pengertian yang digunakan adalah pengertian yang pertama. Inventory

sendiri dapat berupa supplies (inventory item yang dikonsumsi untuk fungsional

organisasi, tidak berhubungan langsung dengan produk akhir), raw material, in process,

dan finished good. Yang nantinya dibahas dalam penelitian ini adalah inventory raw

material.

Klasifikasi inventory berdasarkan kegunaannya:

- working stock, inventory berdasarkan kebutuhan sehingga order dilakukan dalam lot

size.

- safety stock, inventory yang dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian demand dan

supply.

- anticipation stock, inventory untuk mengantisipasi adanya permintaan musiman,

program-program tertentu, atau defisiensi produksi.

- pipeline stock, inventory dalam proses produksi ketika sesuatu sedang diproses,

menanti untuk diproses, atau dipindahkan.

- decoupling stock, inventory gabungan antara aktivitasaktivitas ataupun stage yang

berbeda untuk mengurangi kebutuhan operasional yang sinkron.

- psychic stock, merupakan inventory yang ditampilkan di retail untuk merangsang

adanya permintaan.

Properti inventory terdiri dari:

- Demand, unit yang diambil dari inventory

- Replenishment, unit yang dimasukkan dalam inventory

- Cost, pengorbanan karena menyimpan atau tidak menyimpan suatu item dalam

inventory

6112070149

Page 7: BAB 1,2,3 fix

- Constraint, yaitu pembatasan oleh manajemen atau kondisi lingkungan fisik.

Biaya Inventory terdiri dari empat biaya utama, yaitu

- Purchase cost, biaya pembelian suatu item dari supplier

- Order/setup cost, biaya untuk mendapatkan item tersebut (order cost untuk item yang

dipesan dari supplier, sedangkan setup cost jika item diperoleh dari internal produksi)

- Holding cost, biaya penyimpanan suatu item dalam satu periode waktu

- Stockout cost, biaya yang harus dikeluarkan karena tidak dapat memenuhi demand

yang ada.

2.4 Strategi Positioning product

Tersine (1994) menyatakan strategi positioning product dari suatu perusahaan dapat

dibedakan menjadi empat, yaitu:

1. Make to Order (MTS): saat terdapat order produk tersedia di inventory dan produk

tersebut memiliki standard. Produk telah selesai diproduksi dan diletakkan di

inventory sebagai anticipation stock.

2. Make to Order (MTO): proses produksi tidak dimulai sampai adanya order dari

customer, customer harus menanti selama waktu siklus proses. Produk yang telah

selesai diproduksi langsung dikirim ke customer.

3. Assemble to Order (ATO): saat order diterima produk dirakit dari beberapa

komponen standard yang tersedia di inventory, tidak terdapat finished good karena

produk memiliki beberapa fitur pilihan sesuai keinginan customer. Customer tidak

menanti keseluruhan waktu siklus, melainkan hanya waktu perakitannya saja yang

mungkin memiliki konfigurasi yang unik bagi tiap-tiap customer meskipun memiliki

komponen yang sama.

4. Engineer to Order (ETO): saat order diterima dilakukan perancangan produk terlebih

dahulu sesuai spesifikasi yang diinginkan customer, biasanya untuk produk yang unik

dan spesial. Customer memberikan toleransi lead time yang panjang.

7112070149

Page 8: BAB 1,2,3 fix

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian Tugas Besar ini dilakukan untuk optimasi inventory bahan baku di perusahaan.

Untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan langkah-langkah penelitian yang tepat

dan berurutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi peneliti dalam

pembuktian kebenaran, analisa, dan perbaikan kesalahan yang juga berguna bagi

pengembangan selanjutnya. Dalam bagian ini akan diuraikan langkah-langkah penelitian

yang akan dilakukan peneliti dalam memecahkan permasalahan sehingga penelitian ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Pada dasarnya, metodologi penelitian yang dilakukan peneliti dapat dibedakan menjadi

tiga tahapan utama, yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan dan pengolahan data, serta

tahap analisa dan kesimpulan. Secara skematis, metodologi penelitian ini ditunjukkan

dalam gambar 3.1.

8112070149

Page 9: BAB 1,2,3 fix

FLOWCHART METODOLOGI PENELITIAN

9112070149

Identifikasi permasalahan

Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Studi Lapangan

Perusahaan yang diamati

Studi Literatur

Aktivitas Supply ChainInventory Raw MaterialInventory CostPenelitian Terdahulu

Pengumpulan Data

jenis produk yang diamati dan demand yang pernah diterimajenis bahan baku yang diamatiorder yang pernah dilakukandaftar supplier dan ordering costnyadaftar harga per itemholding cost

Pengolahan Data

Perhitungan/Evaluasi Biaya InventoryFormulasi ProblemKebijakan Procurement Raw Material

Analisa dan Intepretasi Data

Menentukan kebijakan pembelian bahan baku dari satu atau lebih supplier dengan membandingkan biaya inventory yang harus dikeluarkan.

Kesimpulan dan Saran

Tahap I: Persiapan

Tahap II: Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tahap III: Analisa dan Kesimpulan

Gambar 3.1: Langkah-Langkah dalam Melakukan Penelitian

Page 10: BAB 1,2,3 fix

3.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini merupakan tahap pengumpulan informasi awal untuk

mengidentifikasi, merumuskan, dan menentukan tujuan dari pemecahan masalah

dengan mempertimbangkan pengetahuan berdasarkan literatur yang ada.

3.1.1 Identifikasi Masalah

Sebagai langkah awal dalam penelitian ini, maka masalah yang ingin

diselesaikan/diteliti harus diidentifikasikan secara jelas untuk menghindari

kerancuan yang dapat timbul, serta menentukan studi kasus yang bagaimana yang

akan digunakan. Masalah yang diangkat yaitu optimasi inventory bahan baku

dengan studi kasus di PT Gama Inti Wahana.

3.1.2 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Setelah masalah teridentifikasi, maka dilanjutkan dengan perumusan masalah yang

ada secara rinci agar diketahui secara tepat pokok permasalahannya. Selain itu,

ditentukan pula tujuan apa saja yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitian

ini sehingga memberi pedoman pula pada penelitian ini pembahasan permasalahan

lebih fokus dan tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya.

3.1.3 Studi Lapangan

Sebagai observasi awal, dilakukan studi lapangan di perusahaan tempat studi kasus

dilaksanakan, dalam hal ini di PT Gama Inti Wahana. Observasi ini dimaksudkan

agar peneliti memperoleh gambaran umum tentang sistem yang akan diteliti dan

memahami permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, bagaimana

implementasinya di lapangan.

3.1.4 Studi Pustaka

Studi literatur ini dilakukan untuk memperoleh dan lebih memahami teori-teori

yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Selain itu juga untuk mengetahui

penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk meyakinkan bahwa yang

diteliti saat ini belum pernah dilakukan atau merupakan pengembangan dari

penelitian terdahulu. Konsep yang harus dipahami oleh peneliti antara lain

mengenai aktivitas supply chain yang berkaitan dengan supplier, pengendalian

inventory khususnya raw material, inventory cost, dan formulasi Basnet dan Leung

(2005).

10112070149

Page 11: BAB 1,2,3 fix

3.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tahap pengumpulan dan pengolahan data ini dilakukan untuk memperoleh bahan

penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

3.2.1 Pengambilan Data

Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen

perusahaan, dari pengamatan, maupun dari hasil wawancara dengan karyawan

perusahaan. Pengambilan data dilakukan di perusahaan sesuai dengan batasan yang

telah ditetapkan, meliputi data-data: jenis produk yang diamati dan demand masa

lalu, jenis bahan baku yang diamati, order masa lalu, daftar supplier beserta daftar

harga per item dan ordering costnya, holding cost, dan lead time masing-masing

bahan baku.

3.2.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan berdasarkan literatur yang digunakan dengan asumsi-

asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengolahan data dilakukan dengan

bantuan software Microsoft Excel. Yang dilakukan meliputi:

a) Perhitungan biaya inventory

Menghitung kebutuhan raw material selama 1 tahun berdasarkan order yang

diterima dari customer kemudian menghitung biaya inventorynya sesuai

dengan kondisi existing perusahaan selama ini. Biaya inventory terdiri dari

purchasing cost, ordering cost, dan holding cost. Namun, pemesanan ke

supplier dilakukan pada periode order datang.

b) Kebijakan procurement bahan baku

Dari hasil perbandingan tersebut ditentukan formulasi yang terbaik untuk

digunakan menghitung biaya inventory yang harus dikeluarkan untuk

kebutuhan sekarang dan mendatang.

3.3 Tahap Analisa dan Kesimpulan

Tahap akhir ini terdiri dari tahap analisa dan interpretasi data dan tahap kesimpulan

dan saran.

11112070149

Page 12: BAB 1,2,3 fix

3.3.1 Analisa dan Interpretasi Data

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dapat dinterpretasikan

sehingga lebih mudah dimengerti maksudnya dan dilakukan analisa yang lebih

mendalam. Dari analisa ini dapat diketahui kebijakan inventory yang bagaimana

yang harus diambil, item mana saja yang harus dibeli dan dari supplier mana item

tersebut harus dibeli.

3.3.2 Kesimpulan dan Saran

Setelah semua pengolahan, interpretasi, dan analisa data maka ditarik suatu

kesimpulan yang merupakan ringkasan akhir dari hasil yang mampu menjawab

tujuan penelitian yang dilakukan. Setelah itu diberikan pula saran-saran, baik untuk

perusahaan maupun untuk penelitian mendatang yang berupa perbaikan maupun

pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan demi kemajuan bersama.

12112070149

Page 13: BAB 1,2,3 fix

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan meliputi tinjauan perusahaan yang berisi

gambaran umum tentang perusahaan, sistem persediaan yang digunakan perusahaan

saat ini, data lead time, dan data supplier.

4.1.1 Tinjauan Perusahaan

PT. Gama inti Wahana merupakan salah satu perusahaan manufaktur packaging

yang berada di Jl.Let Jend Suprapto, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa

Barat. PT.Gama Inti berdiri pada tahun 2001. Dan pada tahun 2004 PT.Gama

Inti Wahana mendapatkan sertifikat Tahun 2004 manajemen mutu ISO 9001:

2000 dari Sucofindo International Certification Certification Services (KAN).

PT. Gama Inti Wahana memiliki jumlah pegawai 180 orang dan struktur

organisasi, dimana pada struktur tersebut terdapat bagian/ unit khusus yang

menangani mutu dari produk. Dan terdapat enam departemen, ke enam

departemen itu meliputi: Departemen produksi, departement PPIC, departemen

QA, departemen HRD & GA , departemen finance and accounting, departemen

marketing dan departemen purchasing.

13112070149

Page 14: BAB 1,2,3 fix

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. GAMA INTI WAHANA

14112070149

Page 15: BAB 1,2,3 fix

Produk yang dihasilkan oleh PT. Gama Inti Wahana berupa Corrugated Carton

Boxes, Paper Pallets, Plastic Packaging, dan Printing Duplex Packaging.

Gambar 4.2 Produk yang Dihasilkan PT. Gama Inti Wahana

Berikut ini merupakan data pelanggan dari produk PT.Gama Inti Wahana:

Tabel 4.1 Data Pelanggan PT Gama Inti Wahana

Jenis Perusahaan Nama Perusahaan

Garment YKK ZIPPER INDONESIA

HANSOL HYUN

YKK ZIPPER INDONESIA

Automotive Part NSK BEARING INDONESIA

ASTRA DAIHATSU MOTOR

SUGITY CREATIVES

AT INDONESIA

ASMO INDONESIA

FEDERAL NITTAN

15112070149

Page 16: BAB 1,2,3 fix

JIBUHIN BAKRIE

FCC

MINDA ASEAN AUTOMOTIFE

DELA CEMARA INDAH

KYORAKU BLOWMOLDING INDONESIA

SUNSTAR

TSC Manufacturing

TAIHO NUSANTARA

NSK

KYORAKU BLOWMOLDING INDONESIA

Electronics PSECI / Panasonic Shikoku Electronics Indonesia

TANASHIN

SCHNEIDER

ADVANCE

PROGRESS INDONESIA

LG Elect.

MKI / PSECI

TANASHIN

Chemical DEGUSSA

Injection NOJIMA PLASTIC INDONESIA

Furniture YOUNG INDUSTRI

Kriteria produk berkualitas sesuai dengan yang dijanjikan oleh PT GIW

menitikberatkan pada proses distribusi perusahaan ke pelanggan dan kesesuaian

antara permintaan dan keinginan pelanggan dengan produk yang dihasilkan untuk

pelanggan tertentu. Dengan demikian pengiriman barang sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditentukan melalui approved sample (contoh produk atau

16112070149

Page 17: BAB 1,2,3 fix

prototype yang telah diakui) pada saat awal proses produk baru di pelanggan

adalah ukuran kualitas produk perusahaan PT Gama Inti Wahana.

Cara perusahaan mencari tahu atau mengumpulkan informasi tentang keinginan

atau kebutuhan dan harapan pelanggan melalui berbagai saluran seperti:

Tatap muka langsung dengan pelanggan sejak awal proses pengembangan

bisnis dan juga pada saat pemeliharaan bisnis. Pada saat ini, wakil

perusahaan (Sales representative, Marketing officer, Manajer, dan Director)

dapat menanyakan berbagai aspek mengenai kondisi kebutuhan dan

keinginan pelanggan.

Dari berbagai pihak lain seperti para pesaing atau rekanan bisnis (pemasok,

dll)

Dari berbagai media cetak dan elektronik termasuk website pelanggan,

seperti rencana pengembangan bisnis pelanggan.

Dari penyedia jasa informasi pelanggan, seperti konsultan bisnis dll

4.1.2 Proses Bisnis

Sistem produksi yang dijalankan PT. Gama Inti Wahana berdasarkan pemesanan

customer (job order), bukan sebuah perusahaan dengan sistem produksi massal.

Pemesanan dilakukan dengan cara memberikan ukuran utama yaitu dimensi,

tekanan, kapasitas, pemolesan dan syarat uji produksi yang digunakan.

Selanjutnya bagian engineering dari PT. Gama Inti Wahana melaksanakan

perencanaan dibantu bagian design and drawing, dan selanjutnya konsultasi

dengan bagian produksi untuk membahas masalah fabrikasi dari produk. Setelah

tahap perencanaan selesai dilakukan selanjutnya ditawarkan kepada pemesan

apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan pemesan (approved sample). Jika

perencanaan disetujui oleh customer maka dilakukan tanda tangan kontrak antara

customer dengan PT. Gama Inti Wahana, dan proses fabrikasi dapat dikerjakan.

Aliran proses bisnis di PT. Gama Inti Wahana dapat dilihat pada gambar 4.3,

sedangkan flowchart-nya pada gambar 4.4.

17112070149

Page 18: BAB 1,2,3 fix

Gambar 4.3 Bagan Alir Proses PT. Gama Inti Wahana

18112070149

Page 19: BAB 1,2,3 fix

Gambar 4.4 Flowchart PT. Gama Inti Wahana

19112070149

Page 20: BAB 1,2,3 fix

4.1.3 Keadaan Supply Chain Management di PT Gama Inti Wahana

Data entitas Supply Chain Management perusahaan terdiri dari

Indikator Keterangan supplier

Bahan baku utama Corrugated carton sheets

(M

CM, KM, PG, Pd, Ml)

Plastik Dp, Cp, MP, DR, dan BJ

Ink IM

Wood Dd, PM

Key success factor:

a) Akurasi data

b) Kualitas

c) Delivery

d) Costs

e) Koordinasi (internal dan eksternal)

f) Responsiveness

g) Costs

Tabel 2.1: Data entitas supply chain management perusahaan

Akurasi data dibutuhkan untuk perencanaan pembelian yang tepat secara

kuamtitas, kualitas, dan waktu. Sumber data material requirement planning terdiri

dari inventory RM, WIP, FG; outstanding PO ke suppliers; dam outstanding PO

dari customer. Corrugated carton sheet yang dipasok oleh supplier ada beberapa

jenis tergantung substance (jenis kertas coklat) dan fluting (jenis karakter

gelombang pada corrugated sheet). Jenis substances yang digunakan perusahaan

adalah kraft (cokelat gelap agak mengkilap) dan medium (cokelat muda) dengan

ketebalan 125, 150, 175, 200, 250, dan 275. Jenis fluting yang digunakan oleh

perusahaan terdiri dari tipe A (gelombang paling besar), B, C, E (dengan

gelombang paling kecil), AB, dan BC. Selain itu perusahaan juga menggunakan

corrugated sheet single wall (gelombang tunggal) dan double wall (gelombang

ganda).

20112070149

Page 21: BAB 1,2,3 fix

Supplier membuat corrugated sheet sesuai dengan jenis dan ukuran. Contoh

purchase order (P/O) di dalam perusahaan: K150/M125/K150 artinya pesan

single wall lembar luar jenis kertas kraft dengan ketebalan 125 mikron. Tengah

jenis kertas medium dengan ketebalan 125 mikron dan dalam jenis kertas kraft

dengan ketebalan 150 mikron. Lalu dengan ukuran 1450 x 1890 adalah panjang x

lebar. K150/M125/K15 A artinya fluting tipe A gelombang besar dan

K150/M125/K150/M125/K150 BC flute artinya double wall dengan spesifikasi

kertas lapis 1, fluting tipe B dan lapis 2, tipe C. Contoh pricing: P/O

K150/M125/K150/M125/K150 BC flute ukuran 1580 x 2630; qty: 500 pcs @ Rp

12.350,00.

4.1.4 Sistem Pengendalian Persediaan PT Gama Inti Wahana

PT. Gama Inti Wahana selama ini menjalankan sistem persediaannya dengan cara

konvensional. PT. Gama Inti Wahana membeli material ketika order diperoleh

dari customer tanpa mempertimbangkan kapan material tersebut digunakan oleh

bagian produksi (diproses). Hal ini menyebabkan tingginya holding cost. Selain

itu, PT. Gama Inti Wahana menyeleksi supplier hanya dengan

mempertimbangkan sertifikasi yang dimiliki dan harga termurah. Asalkan punya

sertifikasi produk (material yang ditawarkan), siapa yang berani menawarkan

harga lebih murah, itulah yang akan dipilih. Hal ini menyebabkan dalam satu

periode PT. Gama Inti Wahana melakukan transaksi dengan beberapa supplier

yang berbeda sehingga dapat mempertinggi ordering cost.

PT Gama Inti Wahana meneliti tingkat keakurasian database yang digunakan

dalam sistem inventori perusahaan sebesar 97% dan perusahaan menyatakan

terdapat satu masalah maksimal di dalam jangka waktu satu bulan. Kekurangan

inventori yang terdapat di PT. Gama Inti Wahana disebabkan adanya emergency

order, keterlambatan, produk reject sehingga pesanan kurang terjadi sekitar 5%

hingga 10%. PT Gama Inti Wahana memiliki safety stock sekitar 5% dari finish

good yang dipesan maupun raw material yang akan digunakan. PT Gama Inti

Wahana juga menerapkan sistem Kanban untuk buffer stock (standby stock) yang

selalu dilakukan forecasting berkala terhadap kebutuhan customer tiap bulannya.

21112070149

Page 22: BAB 1,2,3 fix

4.1.5 Data Lead Time

Memesan suatu material pada supplier harus mempertimbangkan lead timenya.

Lead time masing-masing supplier untuk material yang sama dalam penelitian ini

adalah sama. Untuk produk regular, penempatan purchase order memerlukan

lead time 1 minggu untuk delivery, sedangkan untuk produk dengan konsep new

product development, membutuhkan waktu 2 minggu hingga 1 bulan.

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Berdasarkan Diagram Alir dan Flowchart

Pada diagram alir proses dilakukan beberapa aktivitas yang menunjang

keberlangsungan proses produksi di PT. Gama Inti Wahana. Namun, setelah

dilakukan pengamatan langsung dilapangan, terdapat deviasi atau kebiasan antara

rencana aliran proses dengan kenyataan. Ketidaksingkronan dengan rencana ini

dapat menimbulkan Non Valeu Added activity. Untuk itu diagram alir proses dan

flowchart proses produksi ini perlu diperbaiki agar mengurangi resiko dan dapat

mengefektifkan biaya produksi secara keseluruhan tanpa mengurangi standar

kualitas yang ada.

Dilihat dari aktivitas yang terdapat di Flowchart, dapat disimpulkan bahwa

beberapa aktivitas dapat terintegrasi agar tidak terjadi repetisi di dalam diagram

tersebut. Misalkan untuk memeriksa kualitas material sesuai dengan spect produksi

yang terdapat di dalam aktivitas subline dan engineering sama dengan aktivitas

yang dilakukan operator mesin Slitter. Padahal aktivitas pengecekan ini tepat

dilakukan sebelum aktivitas subline dan engineering. Dengan demikian proses

pengecekan kualitas material dapat dilakukan secara terintegrasi oleh opertator

mesin Slitter.

4.2.2 Berdasarkan Perhitungan Ongkos Total Inventori

Sistem Inventory masih dilakukan secara manual. Sistemnya dengan cara memasukkan

setiap data barang jadi atau bahan baku yang diterima dari supplier ke dalam komputer.

Keakuratan data yang ada masih kurang valid. Tingkat error : 3 % atau dapat diartikan

dalam 1 bulan itu ada 1 masalah yang terjadi. Kesalahan yang terjadi ini karena faktor

human error.

22112070149

Page 23: BAB 1,2,3 fix

Data Corrugated Box

Data demand / tahun 60000

Standar deviasi 5%

Harga @unit Rp 12.350

Kekurangan inventory 3%

Ongkos pesan Rp 230.700

Lead time 1 minggu

Ongkos simpan (h) 20%

Ongkos kekurangan Rp 650

Std = 5% x 60000 = 3000

H = 0,2 x 12350 = 2470

Asumsi 1 tahun = 52 minggu

Inventory Corrugated Box

a. Ukuran Lot Ekonomis

Q*o = {2AD/h}1/2

= {(2 x 230.700 x 60.000)/2470 }1/2

= 3347,85 unit = 3348 unit

b. Cadangan Pengaman (SS)

SS = 5 % x 3348

= 167,4 unit

= 168 unit

Keterangan = 5% (kebijakan perusahaan)

c. Saat titik pemesanan kembali (r*)

r* = D.L + ss

= 60.000 x (1/52) + 168

= 1153,9 unit

= 1154 unit

d. Ongkos Total Inventory

Ongkos Pembelian (Ob) = D x p

= 60.000 x Rp 12.350

= Rp 741.000.000

23112070149

Page 24: BAB 1,2,3 fix

Ongkos Pengadaan (Op) = A x D

Q¿

=230700 x 60000

3348

= Rp 4.134.409

Ongkos Simpan (Os) = (1/2Q + SS) h

= (12

x3348+168¿2470

= Rp 4.549.740

Ongkos kekurangan (Ok) = N x Cu

N = S√ L [ f(Zα) – ZαЄ(Zα))

= 3000 √1/52 [ 0,1023 – 1,65(0,0206))

= 28,42

Ongkos kekurangan (Ok) = 28,42 x 650

= Rp 18.473

Ongkos total = Ob + Op + Os + Ok

= Rp 741.000.000 + Rp 4.134.409 + Rp 4.548.740 +

Rp 18.473

= Rp 749.702.622

Jadi, ongkos total inventori yang dibebankan kepada perusahaan sebesar Rp

749.702.622.

24112070149