Page 1
i
ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN
RELIGIUSITAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA BPRS SUKOWATI SRAGEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1
Oleh
ARGA AGENG ANARKI
NIM 21311011
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
Page 3
iii
ALANISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN
RELIGIUSITAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA BPRS SUKOWATI SRAGEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1
Oleh
ARGA AGENG ANARKI
NIM 21311011
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
Page 7
vii
MOTTO
►“HIDUP MULIA ATAU MATI SAHID”
(Kaum Mujahidin)
► “PANTANG PULANG SEBELUM TUMBANG”
►“Jangan pernah menyerah karena yang kita butuhkan
saat ini hanyalah kaki yang akan berjalan lebih jauh
dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari
biasanya, leher yang akan sering melihat keatas,
lapisan tekad yang seribu kali lebih kuat dari baja, hati
yang bekerja lebih keras dari baiasanya serta mulut
yang akan selalu berdoa untuk mencapai puncak sejati
(5 CM)”.
► “MY TRIP MY ADVANTURE
Page 8
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Bapak Mamak dan adikku tercinta
Saudara dan keluarga besarku
Buat teman-teman SSC
Buat teman-teman KKN
Buat kalian yang selalu meremehkanku
Teman-teman seperjuangan PS S1 angkatan 2011
Almamaterku “IAIN Salatiga”
Bronxkidz squad
Page 9
ix
KATA PENGANTAR
Segalapujibagi Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat
danhidayah-Nya kepada penulis sehingga penulisdapatmenyelesaikan skripsi yang
berjudul: “Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Religiusitas Terhadap
Kinerja Pegawai” dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Shalawatserta salam
semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah saw, beserta keluarga
dan para sahabatnya yang senantiasamembawakitadarizamanjahiliyah kezaman
yang penuh ilmu dan iman.
Penyusun menyadari bahwa proses pembuatan skripsi ini tidaklahmudah
dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan skripsi inisangatlah jauh dari
kesempurnaan dan tak luput dari kekurangan-kekurangan.Dengan rendah hati,
penyusun sangat mengharapkan kritik, saran yang bersifatmembangun dan
memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik dalampenyusunan di
masa mendatang.
Banyak bimbingan serta arahan yang diperoleh dari beberapa pihak
demiterwujudnya skripsi ini sebagai syarat lulus dari Institut Negri Agama Islam
(IAIN) Salatiga. Untuk itu, penyusun ingin mengucapkan banyak terima
kasihkepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi
inikhususnya kepada:
Page 10
x
1. Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Negri Islam.
2. Dr. Anton Bawono,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Istitut
Agama Islam Negri.
3. Fetria Eka Yudiyana, SE,.M.Si selaku Ketua Jurusan Studi Perbankan
Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
4. Bapak Mochlasin, M.Ag.selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
penulis dengansabar dan ikhlas terima kasih atas saran, koreksi, arahan, dan
motivasinya dalam menyelesaikan serta menyempurnakan Skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah
memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas.
6. BapakMamakdanadikkuyang penuh kasih sayang telah berusaha
memberikanmotivasi, doa serta dukunganmorildanmateriildalam menempuh
perkuliahan ini. Semoga Allah memberi rahmat dan hidayahnyakepada
mereka. Amin.
7. Teman-teman SSC terimakasih sudah memberikan semangat dan motivasi
selama di IAIN Salatiga.
8. Kepada kalian yang selalu meremehkanku berkat kalian aku biasa
menyelesaikan skripsi ini.
Page 12
xii
ABSTRAK
Anarki, Arga Ageng. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Religiusitas
terhadap Kinerja Pegawai pada BPRS SUKOWATI SRAGEN. Skripsi,
Fakultas Ekonomi Bisnis Islam. Jurusan Perbankan Syari’ah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mochlasin, M. Ag.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan. Religiusitas. Kinerja Pegawai.
Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui bagaimanakah
gayakepemimpinan manager berpengaruh terhadap kinerja pegawai di BPRS
Sukowati Sragen. 2) Untuk mengetahui bagaimanakah religiusitas pegawai
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. 3) Untuk mengetahui faktor mana yang
paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang menggunakan
beberapa metode, dimana metode tersebut meliputi jenis dan sumber data
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode
pengumpulan data yang itu sendiri meliputi kuesioner observasi dan dokumentasi,
analisis data.
Hasil penelitian yang dapat peneliti sajikan adalah sebagai berikut:
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Religiusitas terhadap Kinerja
Pegawai BPRS Sukowati Sragen. Dari 61 responden pada variabelgaya
kepemimpinandiperolehnilaisignifikan0,026,lebihkecildari 0,05 sedangkan nilai
Betta 0,269 dan berpengaruh secara positif tehadap kinerja
pegawai.VariabelReligiusitasdiperolehnilaisignifikan 0,001lebihkecildari 0,05
sedangkan nilai Betta 0,375 dan berpengaruh secara positif terhadap kinerja
pegawai.
Jika gaya kepemimpinan mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan
religiusitas konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y (Kinerja Pegawai) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,269, dengan asumsi ceteris paribus. Sedangkan
Apabila religiusitas mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan gaya
kepemimpinan konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y (Kinerja Pegawai)
akan mengalami peningkatan sebesar 0,375, dengan asumsi ceteris paribus. Disini
dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan adalah variabel
religiusitas(X2).
Berdasarkan analisis data yang sudah di lakukan pada BPRS Sukowati
Sragen, bahwa gaya kepemimpinan dan religiusitas berpengaruh positif dan
segnifikan terhadap kinerja pegawai.
Page 13
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................ i
LEMBAR BERLOGO ............................................................................ ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. vi
MOTTO .................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
ABSTRAK .............................................................................................. xii
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xix
BAB I:PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah......... .............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian......... ............................................................... 5
D. KegunaanPenelitian..................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan ................................................................. 7
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka............. ............................................................... 8
Page 14
xiv
B. Gaya Kepemimpinan ................................................................. 10
1. Sifat-sifat kepemimpinan ........................................................ 12
2. Teori-teori kepemimpinan ...................................................... 13
3. Tipe-tipe kepemimpinan ......................................................... 17
C. kepemimpinan islam……………………………….. ................ 21
1. Model kepemimpinan ............................................................. 23
2. Prinsip-prinsip kepemimpinan dalam islam ........................... 24
D. Religiusitas.................. ................................................................ 25
1. Aspek Dimensi dalam Religiusitas ......................................... 26
2. Sikap Religiusitas........... ........................................................ 27
E. Kinerja......................... ................................................................ 29
1. Variabel yang mempengaruhi kinerja..................................... 30
2. Penilaian Kerja....... ................................................................ 31
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................. ......................................................... 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 34
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 36
1. Pengertian data....................... ............................................... 36
2. Sumber data............ .............................................................. 36
3. Tehnik Pengumpulan Data .................................................... 37
E. Skala Pengukuran...... ................................................................ 37
F. DefinisiKonsep dan Operasional ............................................... 38
1. Definisi variabel terikat dan variabel bebas .......................... 39
2. Definisi Operasional Variabel........ ....................................... 40
G. Instrumen Penelitian ....................................................... .......... 42
H. Uji Instrumen Penelitian ........................................................... 43
Page 15
xv
1. Uji Validitas.......................................................................... 43
2. Uji Reliabilitas...................................................................... 44
3. Uji Statistik........... ................................................................ 44
4. Regresi Linier Berganda ...................................................... 46
5. UjiAsumsiKlasik .......................................................... ....... 47
I. Alat Analisis.............................................................................. 47
J. Kerangka Penelitian ................................................................. 48
K. Hipotesis.................................................................................... 48
BAB IV:ANALISA PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian ....................................................... 50
1. Sejarah Berdirinya BPRS Sukowati Sragen ......................... 50
2. VisiMisi.............. ................................................................. 51
3. Struktur Organisasi dan Tugas Masing-Masing .................. 52
4. Produk-Produk BPRS Sukowati Sragen .............................. 53
B. Analisis Data Responden............................................................ 56
1. Data Responden.................................................................... 56
C. Analisa Data................................................................................. 58
1. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ................................. 58
2. Uji Regresi Linier Berganda.................................................. 60
3. Uji Statistik............................................................................. 61
a. Uji t.................................................................................... 61
b. Uji F................................................................................... 62
c. Uji determinasi................................................................... 62
4. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 63
a. Uji Multikolinearitas ....................................................... 63
b. UjiHeteroskendastisitas ................................................... 64
Page 16
xvi
c. Uji Normalitas ................................................................. 65
5. Hasil Uji Hipotesis.............................................................. . 66
a. Pengujian Hipotesis Gaya Kepemimpinan (X1) .............. 66
b. Pengujian Hipotesis Religiusitas(X2) .............................. 66
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan................ ................................................................ 68
B. Saran ......................... ................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 17
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Indikator Variabel .................................................................. 42
Table 4.1: Struktur Pengurus................................................................... 52
Table4.2: Jabatan Tugas Dan Wewenang ............................................... 53
Table 4.3: Jenis Kelamin Responden ...................................................... 57
Tabel 4.4: Usia Responden ..................................................................... 57
Tabel 4.5: Hasil Uji Realibilitas .............................................................. 58
Tabel 4.6: HasilUjiValiditas.................................................................... 59
Tabel 4.7: Hasil Uji Regresi Linier Berganda ......................................... 60
Tabel 4.8: Hasil Uji t ............................................................................... 61
Tabel 4.9: Hasil Uji F .............................................................................. 62
Tabel 4.10: Hasil Uji Determinasi .......................................................... 62
Tabel 4.11: HasilUjiMultikolinieritas ..................................................... 63
Tabel 4.12: HasilUji Multikolinieritas .................................................... 63
Tabel 4.13: HasilUji Multikolinieritas .................................................... 64
Tabel 4.14: Hasil Uji Hetrokendastisitas ................................................ 64
Page 18
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran ........................................................... 48
Gambar 4.1: Normal Plot ........................................................................ 65
Page 19
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Konsultasi Skripsi
Lampiran 2 : Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 : Hasil Data Kuesioner
Lampiran 5 : Tabulasi Data
Lampiran 6 : Output Analisis
Page 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan
kompetitif, menurut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih
responsif agar sanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung
perubahan organisasi tersebut, maka diperlukan perubahan individu. Proses
menyelaraskan perubahan organisasi dengan perubahan individu ini tidaklah
mudah. Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan
harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka
dari itu, organisasi memerlukan pemimpin yang mampu menjadi motor
penggerak yang mendorong perubahan organisasi (Baihaqi, 2010: 1).
Pemimpin merupakan manusia pilihan yang jumlahnya sedikit, namun
perannya dalam organisasi merupakan penentu keberhasilan dan suksesnya
tujuan yang hendak dicapai. Walaupun bukan satu-satunya ukuran
keberhasilan dari tingkat kinerja organisasi, akan tetapi kenyataan
membuktikan bahwa tanpa kehadiran pemimpin, suatu organisasi akan statis
dan cenderung berjalan tanpa arah. Kualitas pemimpin menentukan
keberhasilan lembaga atau organisasinya, sebab pemimpin yang sukses
adalah pemimpin yang mampu mengelola organisasi, bisa mempengaruhi
orang lain secara konstruktif dan menunjukan apa yang harus dikerjakan
secara bersama sama (Sutikno, 2014: 12 ).
Page 21
2
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, gaya kepemimpinan
merupakan salah satu faktor yang penting. Kepemimpinan yang bisa
menumbuhkan kinerja karyawan adalah kepemimpinan yang bisa
menumbuhkan rasa percaya diri para karyawan dalam menjalankan tugasnya
masing-masing. Di dalam suatu perusahaan juga tidak lepas dari kinerja
karyawan. Begitu juga dengan lembaga keuangan bank yang mengelola
keuangan, yang merupakan salah satu sumber pendapatan yang potensial
yang dapat memberika kontribusi terhadap pelaksanaan pemerintah
(Rahmawati, 2013: 1).
Tanpa kepemimpinan, hubungan antara perseorangan dan tujuan
organisasi mungkin terjadi kerenggangan. Seorang pemimpin yang efektif
tidak hanya ditujukan oleh perhatian pemimpin terhadap kesejahteraan
bahwa, komitmen akan pertumbuhan bawahan terutama sikap mengayomi
yang ditunjukan untuk menguatkan kemauan bawahan dan pelaksanaan kerja
guna meningkatkan kinerja. Apabila karyawan merasa terasingkan baik
dengan lingkungan pergaulan maupun pekerjaan maka kemungkinan yang
didapat justru turunya kinerja pegawai (Hersey dan Blanchard, dalam Susanti
2011: 2).
Era globalisasi memberikan perubahan besar pada tatanan dunia secara
menyeluruh pada perubahan itu dihadapi bersama sebagai suatu perubahan
yang wajar. Sebab mau tidak mau, siap tidak siap perubahan itu diperkirakan
akan terjadi. Dalam kondisi seperti ini, barangkali manusia akan mengalami
konflik batin secara besar-besaran. Konflik tersebut sebagai dampak dari
Page 22
3
ketidak seimbangan antara iptek yang menghasilkan kebudayaan atau materi
dengan kekosongan rohani. Kegoncangan batin yang diperkirakan akan
melanda umat manusia mempengaruhi terhadap kehidupannya, sehingga
agama sebagai pemenuhan dasar dari segi rohani butuh hadir dalam kondisi
seperti ini.
Sebagai mana diketahui, agama adalah pedoman hidup bagi manusia
yang telah memberikan petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan. Dalam
aspek perilaku, agama identik dengan istilah religiusitas (keberagamaan) yang
artinya seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa
pelaksanaan ibadah dan akidah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama
yang dianutnya. Kemudian ada beberapa dimensi-dimensi religiusitas dalam
diri seseorang, yakni dimensi keyakinan (idological), praktik agama
(ritualistic), pengalaman (experiental), pengetahuan agama (intellectual) dan
konsekuensi (conssequential) (Muchram, dalam Handayani 2013: 2).
Terdapat beberapa sikap religius yang tampak dalam diri seseorang
dalammenjalankan tugasnya, di antaranya, kejujuran, keadilan, Bermanfaat
bagi orang lain, rendah hati, bekerja effisien, visi misi kedepan, disiplin
tinggi, keseimbangan (Sahlan, 2010: 39).
Menurut Gibson dalam Handayani (2010: 86) kinerja adalah merupakan
hasil kriteria efektivitas kemampuan organisasi dalam ketaatan mencapai
tujuan, guna memberikan pengluaraan yang diminta lingkungan. Kinerja juga
merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan terhadap
pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil sesuatu instansi
Page 23
4
dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organi sasi atau perusahaan
serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.
Di negara industri seperti, Prancis, Jerman, Inggris dan Amerika
Serikat, menunjukan bahwa pertumbuhan bersumber dari pertumbuhan
masyarakat yang didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas. Atas
dasar kenyataan ini kemudian banyak negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia menekan bahwa sumber daya manusia amat diperlukan dalam
upaya meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan melaksanakan tugas yang
menjadi tanggung jawab mereka.
Tantangan utama suatu perusahaan untuk membangun daya saing yang
berkelanjutan terletak pada kopetensi sumberdaya manusianya. Dengan
demikian guna meningkatkan profitabilitas perusahaan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan seseorang pemimpin dalam menggerakan bawahannya
untuk bekerja sama dalam melaksanakan tugas secara efektif dan effisien.
Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh pemimpin karena pemimpin
adalah pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan atau pekerjaan dari
semua jabatanya yang ada dibawah tanggung jawabnya.
Penelitian yang dilakukan Baihaqi (2010: 104) Menunjukkan bahwa
Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan segnifikan terhadap kepuasan
kerja dan kinerja. Koefisien mediasi yang dihasilkan positif dan signifikan
yang berarti komitmen organisasi menjadi faktor memediasi hubungan antara
gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan dan kinerja karyawan.
Page 24
5
Sedangkang penelitian yang dilakukan oleh Hendriawan (2014: 56)
menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Penelitian yang dilakukan oleh Nasir (2014: 78) Menunjukan bahwa
religiusitas sangat berpengaruh secara positif dan segnifikan terhadap kinerja
pegawai. Menurut Yusuf (2010: 93) Menunjukan bahwa religiusitas sangat
berpengaruh secara positif dan segnifikan terhadap kinerja pegawai.
Berdasarkan uraian latar belakang dan penelitian terdahulu tersebut,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN RELIGIUSITAS
TERHADAP KINERJA PEGAWAI”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, dapat diambil
beberapa rumusan masalah yang akan diteliti lebih lanjut yaitu :
1. Bagaimanakah gaya kepemimpinan seorang manager berpengaruh
terhadap kinerja pegawai di BPRS Sukowati Sragen?
2. Bagaimanakah religiusitas pegawai berpengaruh terhadap kinerja
pegawai?
3. Manakah faktor yang paling berpengaruh?
C. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah gaya kepemimpinan manager
berpengaruh terhadap kinerja pegawai di BPRS Sukowati Sragen.
Page 25
6
2. Untuk mengetahui bagaimanakah religiusitas pegawai berpengaruh
terhadap kinerja pegawai.
3. Untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja
pegawai.
D. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna/bermanfaat bagi beberapa
pihak diantaranya:
1. Bagi penulis
a. Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar S1 Perbankan
Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang
pengembangan pegawai khususnya pengaruhnya terhadap kinerja
pegawai pada suatu perusahaan atau organisasi.
2. Bagi Pihak Akademisi.
Sebagai karya ilmiah yang dapat dijadikan sebagai referensi
maupun tambahan informasi bagi mahasiswa IAIN Salatiga
3. Bagi Pihak Perbankan
a. Dapat dijadikan sebagai evaluasi kinerja bank dalam menghadapi
kompetisi dalam dunia perbankan.
b. Sebagai bahan masukan bagi pihak perbankan syariah, sehingga dapat
bermanfaat dalam penyusunan program pengembangan karyawan
selanjutnya.
Page 26
7
E. Sistematika Penulisan
Sistem dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dikemukakan penelitian terdahulu, diuraikan beberapa
teori yang dapat digunakan sebagai landasan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi mengenai jenis dan pendekatan penelitian, Kerangka
pemikiran teoritis, dan hipotesis penelitian serta alat yang digunakan dalam
penelitian.
BAB IV ANALISA PENELITIAN,
Pada bab ini berisi deskriptif objek penelitian dan analisa data.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan, kritik dan saran.
Page 27
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Manshur (2010: 108) dengan judul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank
Pembiyaan Rakyat Syari’ah Al-Salam Cinere Depok menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan direktif dan gaya kepemimpinan supportif berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan. Di dalam penelitian ini menjukan bahwa gaya
kepemimpinan supportif berpengaruh paling dominan terhadap kinerja
karyawan.
Menurut Hendriawan (2014: 56) melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Gaya kepemimpinanan dan Budaya Organisasi Terhadap kinerja
karyawan pada PT. Dwimitra Multiguna Sejahtera di Kab. Konawe Utara
Prov. Sulawesi tenggara. Hasil penelitian menjunjukan bahwa gaya
kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif dan segnifikan
terhadap kinerja pegawai.
Menurut Susanti (2011: 68) melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember Dengan
Motivasi Sebagai Variabel Intervening. Hasil penelitian menunjukan bahwa
gaya kepemimpinan situasional dan kompensasi berpengaruh positif terhadap
Page 28
9
motifasi, gaya kepemimpin situasional dan kompensasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja.
Menurut Hastutik (2015: 113) Melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen dan Kinerja Karyawan
Pada PT. Kusoema Nanda Putra Klaten. Hasil Penelitian Menujukan bahwa
gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap komitmen karyawan. Gaya
kepemimpinan tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan.
Komitmen karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan Reza (2010: 93) dengan judul Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Motivasi Dan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT Sinar
Santosa Perkasa Banjarnegara. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan, motivasi, dan disiplin terdapat pengaruh terhadap kinerja
karyawan. Variabel motivasi memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap
kinerja karyawan pada PT Sinar Santosa Perkasa.
Menurut Baihaqi (2010: 104) melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja
Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Inter Vening Studi Pada PT.
Yudhistira Ghalia Indonesia Area Yogyakarta. Menunjukkan bahwa Gaya
Kepemimpinan berpengaruh positif dan segnifikan terhadap kepuasan kerja
dan kinerja. Koefisien mediasi yang dihasilkan positif dan signifikan yang
berarti komitmen organisasi menjadi faktor memediasi hubungan antara gaya
kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan dan kinerja karyawan.
Page 29
10
Menurut Sulistyo (2011: 252) melakukan penelitian dengan judul Peran
Nilai-Nilai religiusitas terhadap kinerja karyawan dalam organisasi.
Menunjukan bahwa religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai. Dengan demikina religiusitas berpengaruh terhadap kinerja
pegawai.
Menurut Yusuf (2010: 93) melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Religiusitas Dan Penyesuaian Terhadap Kinerja Karyawan
Perbankan Syariah dikota Balikpapan. Menunjukan bahwa religiusitas sangat
berpengaruh positif dan segnifikan terhadap kinerja pegawai.
Menurut Nasir (2014: 78) melakukan penelitian dengan judul Analisis
Faktor-Faktor Religiusitas Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawa Pada BMT
Kecamatan Genuk. Menunjukan bahwa religiusitas berpengaruh positif dan
segnifikan terhadap kinerja karyawan.
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya adalah penulis mencoba meneliti tentang bagaimana
pengaruh gaya kepemimpinan dan religiusitas terhadap kualitas kerja
karyawan. Di sini penulis menambahkan variabel baru yaitu religiusitas (X2).
B. Gaya Kepemimpinan
Sebuah kepemimpinan terdapat unsur seni untuk mempengaruhi di
alamnya. Usaha pemimpin untuk mempengaruhi orang lain atau bawahan
adalah dengan menggunakan gaya-gayanya. Gaya merupakan aspek penting
bagi seorang pemimpin sebab gaya inilah akan memberikan dampak bagi
efektifitas kepemimpinan.
Page 30
11
Tugas terpenting pemimpin adalah mengetahui cara membentuk bagian
sehingga bagian-bagian itu berintegrasi dengan lebih baik menjadi suatu
kesatuan. Menurut Neuschel (2008: 19) pemimpin adalah bagian dari
keseluruhan dan tanggung jawabnya adalah membuat keseluruhan menjadi
lebih hebat karena keberadaan kepemiminan.
Menurut Mansur (2010: 23) Gaya kepemipinan mempunyai dua kata
yaitu gaya dan kepemimpinan. Gaya adalah kekuatan, kesangggupan berbuat,
kuat, sikap, ragam cara/tehniknya masing-masing dan mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi, Menggerakkan, mengarahkan seseorang
atau kelompok kearah yang lebih baik dan positif melalui proses yang
panjang.
Menurut Sumarna (2013: 10) seorang pemimpin adalah seseorang yang
dengan kepemimpinannya mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya
untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaanya dalam mencapai tujuan
bersama.
Menurut Baharudidin dan Umiarso (2011: 33) kepemimpinan adalah
suatau kekuatan penting dalam rangka pengelolaan sehingga kemampuan
pemimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi. Maka,
esensi kepemimpinan adalah kepengikutan kemauan orang lain untuk
mengikuti keinginan pemimpin.
Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu gaya
yang dapat memaksimumkan produktifitas, kepuasan kerja, pertumbuhan dan
nudah menyesuaikan dengan situasi. Disini pemimpin sebenarnya memikiliki
Page 31
12
tiga sifat dasar yaitu mementingkan pelaksanaan tugas, mementingkan
hubungan kerja sama dan mementingkan hasil yang dicapai.
Manager yang mempunyai gaya kepemimpinan ini berusaha
mendorong dan memotifasi pekerjaannya untuk bekerja dengan baik. Mereka
mengikutsertakan pekerjaanya dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu
ada beberpa hal yang mempengaruhi gaya kepemimpinan.
1. Sifat-Sifat Kepemimpinan
Menurut Sumarna (2013: 25) secara umum terdapat empat sifat yang
berperan besar besar terhadap keberhasilan sebuah kepemimpinan,
keempat sifat tersebut adalah:
a. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Pada umumnya, seorang pemimpin yang berhasil adalah seorang
pemimpin yang memiliki motivasi diri yang kuat serta dorongan untuk
selalu berprestasi disetiap bidang yang ditekuninya. Dorongan yang
begitu kuat ini akan tercermin dalam kinerja yang optimal, efektif, dan
efisien.
b. Kecerdasan
Seorang pemimpin memiliki kecerdasan yang lebih tinggi diatas
tingkat kecerdasan rata-rata dari para pengikutnya akan memiliki
kesempatan yang tinggi pula untuk berhasil dalam menjalankan
kepemimpinannya.
Page 32
13
c. Sikap hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus menjaga kewibawaanya di setiap nafas
kehidupanya. Karena adanya pengakuan terhadap harga diri dan
kehormatan sangat diperlukan untuk memotivasi dan menginspirasi,
sehingga para pengikutnya akan selalu berpihak kepadanya.
d. Kedewasaan dan luasnya relasi sosial
Dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil biasanya memiliki
emosi yang matang dan stabil. Hal inilah yang membuatnya kuat dan
tangguh sehingga tidak mudah panik dan goyah dalam
mempertahamkan pendirian yang diyakininya sesuatu yang benar.
2. Teori-Teori Kepemimpinan
Menurut Kartono (2002: 61) mengemukakan sejumlah teori
kepemimpinan, yaitu teori-teori sendiri ditambah teori penulis lain, sebagai
berikut:
a. Teori Otokratis
Teori ini didasarkan atas perintah-printah, paksaan dan tindakan-
tindakan yang arbiter (sebagai wasit). Ia melakukan pengawasan yang
ketat, agar semua pekerjaan berlangsung secara efisien.
Kepemimpinannya berorientasi pada struktur organisasi dan tugas
tugas.
Page 33
14
b. Teori Psikologis
Teori ini menyatakan, Bahwa Fungsi seorang pemimpin adalah
memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk
merangsang kesediaan bekerja dari para pengikut dan anak buah. Jadi
pemimpin merangsang bawahan, agar mereka mau bekerja, guna
mencapai sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi
tujuan pribadi.
c. Teori Sosiologis
Menurut teori ini, kepemimpinan dianggap sebagai usaha untuk
melancarkan antara-relasi danlam organisasi dan sebagai usaha untuk
menyelesaikan konflikorganisatoris antara para pengikutnya, agar
tercapai kerja sama yang baik.
d. Teori Suportif
Teori ini menyatakan bahwa, para pengikut harus berusaha sekuat
mungkin, dan bekerja dengan penuh gairah. Sedangkan pemimpin akan
membimbing dengan sebaik-baiknya policly tertentu. Untuk maksud ini
pemimpin perlu menciptakan suatu lingkungan kerja yang
menyenangka, dan bisa membantu mempertebal keinginan setiap
pengikutnya.
e. Teori Laissez faire
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin hanyalah sebagai
simbol, dengan macam-macam ornamen yang mentereng. Tipe seperti
ini cenderung memberikan seluruh pekerjaanya keseluruh bawahan atau
Page 34
15
pegawai. Jadi intinya buakanlah seorang pemimpin dalam pengertian
yang sebenarnya. Semua yang dipimpin bersikap santay dan mereka
biasanya mennujukan sikap acuh tak acuh. Sehinggga sekelompok
tersebut praktis menjadi tidak terbimbing dan tidak terkontrol.
f. Teori Kelakuan Pribadi
Menurut teori ini , bahwa sorang pemimpin berkelakuan kurang
lebih sama yaitu ia tidak melakukan tindakan tindakan yang identik
sama dalam setiap situasi yang dihadapi. Dengan kata lain, dia harus
memiliki sifat fleksibel, luwes, bijaksana, dan mempunyai daya saing
yang tinggi.
g. Teori Traits of Great men
Teori ini menyatakan bahwa, seorang pemimpin diharapkan
memiliki inteligensi tinggi, banyak inisiatif, energik, punya kedewasaan
emosional, memiliki daya persuasif, dan ketrampilan, komunikatif,
memiliki kepercayaan diri, peka, kreatif, mau memberikan partisipasi
sosial yang tinggi, dan lain-lain.
h. Teori Situasi
Teori ini menjelaskan, bahwa harus terdapat daya leting yang tinggi
flexsibelitas pada pemimpin untuk menyesuaikan terhadap tuntutan
situasi, lingkungan sekitar dan zamannya. Faktor lingkungan itu harus
dijadikan tantangan untuk di atasi.
Page 35
16
i. Teori Humanistik
Menurut teori ini fungsi kepemimpinan yaitu merealisir kebebasan
manusia dan memenuhi segenap kebutuhan insani, yang dicapai
melalui interaksi pemimpin dengan rakyat. Untuk melakukan hal seperti
ini perlu adanya organisasi yang baik dan pemimpin yang baik.
Menurut Baharudin dan Umiarso (2011: 51) gaya kepemimpinan dari
seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga teori:
a. Teori Genetis (keturunan)
Teori ini menunjukan bahwa kepemimpinan ditentukan oleh sifat
ciri pribadi orang yang mempengaruhi para anggota kelompoknya. Jadi
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan bagian dari
kepribadian seseorang yang tidak bissa dipelajari, tetapi hanya bisa
dibekukan melalui pembentukan dari awal.
b. Teori Sosial
Teori ini menujukan bahwa seorang pemimpin itu dibuat atau
dididik bukan kodrati. Para penganut teori ini berpendapat bahwa setiap
orang bisa menjadi menjadi pemimpin apabila diberika pendidikan dan
pengalaman yang cukup.
c. Teori Ekologis
Teori ini menggabungkan antara teori genetis dan teori sosial. Teori
ini menjelaskan bahwa seorang pemimpin itu memiliki bakat dan bakat
tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan
pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
Page 36
17
3. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Menurut Sutikno (2014: 35) mengidentifikasi tuju tipe
kepemimpinan antara lain:
a. Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah
hak pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi
dengan orang lain yang turut ikut campur. Jadi seorang pemimpin yang
otokratik ialah seorang pemimpin yang menganggap organisasi milik
pribadi, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi,
menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima
kritik dan saran dari orang lain. Tipe kepemimpinan seperti ini
cenderung melebihkan egonya (pemimpin).
b. Tipe Kendali bebas
Tipe keprmimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe otokratik.
Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin menunjukan perilaku
yang pasif dan seringkali menghindar dari tanggung jawab. Tipe
kepemimpinan ini cenderung diam dan menganggap bahwa anak
buahnya sudah dan dewasa dalam menangani masalah.
c. Tipe Patrenalistik
Tipe kepemimpinan seperti ini cenderung menganggap bawahanya
bulum bisa dalam sebuah organisasi . Terkadang tipe kepemimpinan
seperti ini jarang memberikan kesempatan bawahan untuk mengambil
Page 37
18
keputusan, mengambil inisiatif dan mengembangkan kreasi mereka.
Tipe kepemimpinan seperti ini memiliki sifat yang sering bersikap
serba tahu.
d. Tipe Kharismatik
Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau
yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu
pemimpin mereka. Terdapat lima karakteristik pokok pemimpin
kharismatik:
1) Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal
yang berharap masa depan lebih baik dan mampu mengklarifikasi
pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.
2) Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko
personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam
pengorbanan diri untuk meraih visi.
3) Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis
kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
membuat perubahan.
4) Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik
perseptif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan
responsive terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.
5) Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam
perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.
Page 38
19
e. Tipe Militeristik
Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin pemimpin
dalam menggerakkan bawahannya lebih sering menggunakan sistem
perintah, sering bergantung pada jabatan, dan senang kepada formalitas
yang berlebih-lebihan. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari
bawahannya, dan sukar menerima kritikan dari bawahannya.
f. Tipe Pseudo-Demokratis
Tipe kepemimpinan ini disebut juga kepemimpinan manipulatif
atau semi demokratik. Pemimpin seperti ini mempunyai ciri ciri antara
lain:
1) Banyak menerima pendapat, akan tetapi dia sudah mempunyai
pendapat sendiri yang dipaksakan untuk disetujui.
2) Seolah-olah mengiyakan,akan tetapi pada akhirnya menyalahkan.
3) Pada saat tertentu banyak memberikan pujian kepada bawahan,
padahal hanya untuk menarik simpati semata.
4) Mengambil keputusan secara simbolis.
g. Tipe Demokratik
Kepemimpinan demokratik adalah kepemimpinan yang aktif,
dinamis dan terserah. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan
secara tertib dan bertanggung jawab. Pembagian tugas tugas yang
disertai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas,
memungkinkan setiap anggotanya berpartisipasi dengan aktif.
Page 39
20
Kepemimpinan seperti ini mererapkan unsur kerjasama atnara atasan
dan bawahan demi terjadinya suatu tujuan dalam organisasi.
Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi
menurut Siagian (1994: 31), yaitu:
a. Tipe pemimpin yang otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang
menganggap organisasi sebagai milik pribadi mengidentikan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi tidak mau menerima kritik saran dan
pendapat. Serta terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya dalam
tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang
mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum).
b. Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang
pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin
yang memiliki sifat-sifat seperti dalam menggerakan bawahannya
sistem perintah yang sering dipergunakan. Lalu menggerakan
bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan senang
kepada formalitas yang berlebih-lebihan menuntut disiplin yang tinggi
dan kaku dari bawahannya.
c. Tipe pemimpin yang paternalistik
Tipe kepemimpinan ini cenderung menganggap bahwa sebagai
manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi, jarang
Page 40
21
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengambil inisiatif, Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi dan sering bersikap mau
tahu.
d. Tipe pemimpin yang kharismatik
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang
demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negatif
mengalahkan sifatnya yang positif.
e. Tipe pemimpin yang demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe
pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi
modern karena senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan
dari bawahan. Tipe kepemimpinan seperti ini juga berusaha
mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan dan
selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
C. Kepemimpinan Islam
Kepemimpinan dalam Islam merupakan usaha menyeru manusia
kepada amar makruf nahi mungkar, menyeru berbuat kebaikan dan melarang
manusia berbuat keburukan. Kepemimpinan Islam adalah perwujudan dari
keimanan dan amal saleh. Oleh karena itu seorang pemimpin yang
mementingkan diri, kelompok, keluarga, kedudukannya dan hanya bertujuan
Page 41
22
untuk kebendaan, penumpukan harta, bukanlah kepemimpinan Islam yang
sebenarnya meskipun si pemimpin tersebut beragama Islam, berlabelkan
Islam. Sebagaimana dipahami, bahwa tidak semua orang layak, mampu atau
berhak memimpin. Kepemimpinan adalah bagi dia atau mereka yang layak
dan berhak saja. Sejumlah pendapat mengatakan bahwa dianggap telah
melakukan satu pengkhianatan terhadap agama apabila diangkat seorang
pemimpin yang tidak layak. Di dalam Islam, pemimpin kadangkala disebut
imam tapi juga khalifah (https://dedyaryono.wordpress.com).
Kepemimpinan adalah fakta sosial yang tidak bisa dihindarkan untuk
mengatur hubungan antara individu yang terhubung dalam satu masyarakat.
Islam mendorong umatnya untuk mengatur kehidupan bersama dalam
masyarakat, yakni dengan menunjuk seseorang yang dipercaya mampu
memimpin dan memberikan petunjuk atas segala persoalan kehidupan (Sinn,
2006: 127).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dalam
islam adalah kepemimpinan yang mampu mengatur, mempengaruhi dan
menggerakan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu juga
pemimpin diharapkan bisa mengemban amanah dengan baik dan memberikan
petunjuk atas segala persoalan kehidupan dalam bermasyarakat.
Page 42
23
1. Model Kepemimpinan
Menurut Sinn (2006: 131) model kepemimpinan dibagi menjadi tiga:
a. Model Demokrasi
Model kepemimpinan ini merupakan hasil kesepakatan bersama melalui
sebuah diskusi dan pemikiran kolektif. Model kepemimpinan ini
pemimpin berperan untuk memimpin daan mengatur jalanya diskusi
(musyawarah), serta memberikan masing masing individu untuk
mengungkap pendapatnya.
b. Model Autoritarian
Di dalam model kepemimpinan ini seorang pemimpin memiliki
wewenang mutlak untuk menentukan program atau kebijakan tanpa
harus meminta pertimbangan dan bermusyawarah dengan masyarakat.
Model ini cenderung memaksa rakyat untuk mematuhi segala
perintahnya tanpa meraka mengetahui tujuan yang akan dicapai.
c. Model Laissezfaire
Dalam model kepemimpinan ini seorang pemimpin bersifat pasif.
Memberirak kebebasan mutlak kepada rakyat untuk mengambil
keputusan. Di dalam model ini pemimpin hanya menyampaikan
informasi dan kebijakan penting dan menyediakan fasilitas untuk
masyarakat.
Dari tiga model kepemimpinan di atas dapat disimpulkan bahwa
gaya kepemimpinan demokrasi dianggap ideal karena pemimpin dan
rakyat sama-sama berperan untuk mencapai sebuah tujuan. Model
Page 43
24
kepemimpinan dalam islam dibangun dengan prinsip pertengahan,
moderat dalam memandang persoalan. Tidak memberikan kekuasaan
secara otoriter, atau kebebasan secara mutlak sehingga bebas dari nilai-
nilai.
2. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan dalam isalam
Menurut Kayo (2005: 127) menyatakan bahwa kepemimipnan
memiliki tiga prinsip-prinsip dalam islam:
a. Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian yang harmonis, jiwa
yang mantab, emosi yang stabil, serta kesadaran yang tinggi, terutama
untuk memperjuangkan cita-cita organisasi atau persatuan maupun
kebutuhan amggota kelompok yang dipimpinnya.
b. Seeorang pemimpin harus mampu dan dapat menempatkan diri sebagai
pembawa obor kebenaran dengan memberikan contoh teladan yang
baik, karena dia adalah uswatun hasanah.
c. Di dalam Islam seorang pemimpin harus memiliki kualitas yang sangat
tinggi. Sebab sejarah telah membuktikan hingga abad kedelapan
masehi, Islam telah berkembang dengan pesat sekali dan mendapat
tempat dihati umat karena pemimpin sendiri benar nbenar dapat
memahami dan menghayati hakikat ajaran islam secara komprehensif,
terutama dalam masalah-masalah akidah, ibadah, akhlak, dan
muamalah.
Page 44
25
D. Religiusitas
Religiusitas atau keberagamaan menurut Mudzakkir (2013: 373)
adalah kristal-kristal dalam nilai agama dalam manusia yang terbentuk
melalui proses internalisasinilai nilai agama sejak dini. Religiusitas akan
terbentuk menjadi kristal nilai pada akhir usia anak dan berfungsi pada awal
remaja. Kristal nilai yang terbentuk akan menjadi sikapp atau perilaku dalam
kehidupan.
Menurut Nasori dan Subandi (2010: 87) adalah seberapa jauh
pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan
seberapa dalam atas agama yang dianut. Religiusitas adalah sikap
keberagamaan seseorang atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
agama. Religiusitas menurut ajaran Islam dapat diketahui melalui beberapa
aspek penting yaitu: aspek keyakinan terhadap ajaran agama (akidah), aspek
kataatan terhadap ajaran agama (syari'ah atau ibadah), aspek penghayatan
terhadap ajaran agama (ihsan), aspek pengetahuan terhadap ajaran agama
(ilmu) dan aspek pelaksanaan ajaran agama dalam kehidupan sosial
(muamalah yang dipandu akhlaq al-karimah).
Menurut Sahlan (2011: 39) Religiusitas (keberagamaan) adalah
merupakan suatu sikap atau kesadaran yang muncul yang didasarkan atas
keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap suatu agama.
Jadi religiusitas merupakan suatu keadaan yang ada didalam diri
seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar
ketaatannya terhadap agama. Religius merupakan panduan antara
Page 45
26
kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap agama
sebagai unsur afektif, dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konaif. Jadi,
Religiusitas adalah intergrasi secara kompleks antara pengetahuan agama
perasaan agama, dan tindakan keagamaan dalam diri seseorang.
1. Aspek-Aspek Dimensi Dalam Religiusitas
Menurut Golk dan Strak dalam Subandi (2013: 88) ada lima aspek
atau dimensi dalam religiusitas:
a. Dimensi Keyakinan
Dimensi ini berisi tentang pengharapan-pengharapan dimana orang
religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan
mengakui kebenaran doktrin-daktrin tersebut. Setiap agama mempunyai
keyakinan sendiri-sendiri dan mempertahankan seperangkat
kepercayaannya dimana penganut diharapkan akan taat. Walaupun
demikian keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama ,
tetapi sering kali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama.
b. Dimensi Praktek Agama
Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal
yang dilakukan orang untuk menunjukan komitmen terhadap agama
yang dianutnya. Praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas penting,
yaitu ritual dan ketaatan.
c. Dimensi Pengalaman
Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-
perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yand dialami seseorang
Page 46
27
atau diidentifikasikan oleh suatu kelompok keagamaan (atau suatu
masyarakat) yang melihat komunikasi, walaupun kecil, dalam satu
esensi ketuhanan, yaitu dengan tuhan.
d. Dimensi Pengamalan
Dimensi ini berkaitan dengan sejauh mana perilaku individu
motivasi oleh ajaran agamanya didalam kehidupan sosial.
e. Dimensi Pengetahuan Agama
Dimensi ini berkaitan dengan sejauh mana individu mengatahui,
memahami tentang ajaran-ajaran agamanya, terutama yang bersumber
didalam kitab suci dan sumber lainya.
2. Sikap Religiusitas
Alasan digunakanya kelima dimensi tersebut karana cukup relevan
dan mewakili keterlibatan agama pada setiap orang dan bisa diterapkan
didalam kehidupan. Selain dimensi religiusitas juga terdapat beberapa
sikap religiusitas yang tampak dalam diri seseorang. Menurut Hendricks
dan Kate beberapa sikap religius tersebut (Sahlan, 2011: 39) yaitu:
a. Kejujuran
Rahasia untuk meraih sukses menurut mereka adalah dengan
selalu berkata jujur. Meraka menyadari bahwa dengan berkata tidak
jujur kepada pelanggan orang tua, pemerintah dan masyarakat akan
mengakibatkan diri mereka sendiri terjebak dalam kesulitan yang
Page 47
28
berlarut-larut. Total dalam kejujuramn menjadi solusi, meskipun
kenyataanya begitu pahit.
b. Keadilan
Mampu bersikap adil kepada semua pihak, bahkan saat ia
terdesak sekalipun adalah salah satu skill seseorang dalam religius.
Bahkan apabila tidak bersikap adil adalah mengganggu keseimbangan
dunia.
c. Bermafaat bagi orang lain
Hal ini meruapakan salah sayu bentuk sikap religius yang tampak
dari dalam diri seseorang. Sebagai mana sabda Rosullah: “Sebaik-
baiknya manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang
lain”.
d. Rendah hati
Sikap rendah hati merupakan sikap tidak sombong mau
mendengarkan pendapat orang lain yang tidak memaksakan gagasan
atau kehendaknya. Dia tidak merasa bahwa dirinyalah yang selalu benar
mengingat kebenaran juga selalu ada pada diri orang lain.
e. Bekerja efisien
Mereka mampu memusatkan semua perhatian mereka pada
pekerjaan selain itu, mereka menyelesaikan pekerjaan selanjutnya.
Mereka menyelesaikan pekerjaannya dengan santay. Namun mampu
memusatkan perhatian mereka saat belajar dan bekerja.
Page 48
29
f. Visi kedepan
Mereka mampu mengajak orang kedalam angan anganya.
Kemudian menjabarkan begitu terinci, cara-cara untuk menuju kesana.
Tetapi pada saat yang sama ia dengan mantab menatap realitas masa
kini.
g. Disiplin tinggi
Mereka sangatlah disiplin. Kedisiplinan mereka tumbuh dari
semangat penuh gairah dan kesadaran, buakan berangkat dari keharusan
dan keterpaksaan. Mereka menganggap bahwa tindakan yang
berpegang teguh pada komitmen untuk kesuksesan diri sendiri dan
orang lain adalah hal yang dapat menumbuhkan energi tingkat tinggi.
h. Keseimbangan
Seseorang yang memiliki sifat religius sangan menjaga
keseimbangan hidupnya, khususnya empat aspek inti dalam
kehidupanya, yaitu: keintiman, pekerjaan, komunitas dan spiritualitas.
Didalam kedelapan sifat religiusitas tersebut seseorang diharapkan
mampu diwujudkan kedalam kehidupannya. Aktivitas beragama bukan
hanya terjadi ketika seseorang melakukan ritual, tetapi juga ketika
melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kelakuan supranatural.
Didalam religusitas seseorang diharapkan yakin , dan percaya terhadap
suatu agama.
Page 49
30
E. Kinerja
Kinerja merupakan perwujudan dari hasil karya seseorang yang pada
saatnya akan menentukan keseluruhan dari keberhasilan seseorang, faktor-
faktor yang berpengaruh dalam menentukan apakah seseorang akan bekerja
lebih baik atau berprestasi lebih baik
Menurut Wibowo (2007: 7) Kinerja berasal dari pengertian
performance. Adapula yang memberikan pengertian performance sebagai
hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna
yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses
kerja berlangsung. Kinerja meruapakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan organisasi, kepuasan konsumen dan
memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, Kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut,
tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Pendapat Bacal (2011: 162) yang menyatakan kinerja adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan
waktu.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai pada
dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi
secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih
baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja
individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara
Page 50
31
keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi
sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan/pegawai.
1. Variabel Yang Mempengaruhi Kinerja
Chushway (2014: 18) menyatakan terdapat tiga kelompok variabel
yang mempengaruhi kinerja dan perilaku yaitu:
a. Variabel individu yang meliputi kemampuan dan keterampilan, fisik
maupun mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur dan
jenis kelamin, asal usul dan sebagainya. Kemampuan dan ketrampilan
merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu,
sedangkan demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada
perilaku dan kinerja,
b. Variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur dan desain pekerjaan,
c. Variabel psikologis, yakni persepsi, sikap, kepribadian, belajar,
kepuasan kerja dan motivasi. Persepsi, sikap, kepribadian dan belajar
merupakan hal yang komplek dan sulit diukur serta kesempatan tentang
pengertiannya sukar dicapai, karena seseorang individu masuk dan
bergabung kedalam suatu organisasi kerja pada usia, etnis, latar
belakang, budaya dan ketrampilan yang berbeda satu sama lainnya.
2. Penilaian Kinerja
Untuk meningkatkan daya saing perusahaan maka penilaian kerja
sangatlah penting. Menurut Susanti (2011: 63) Penilaian kinerja adalah
alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja para karyawan,
Page 51
32
tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi prestasi kerja
karyawan. Untuk bersaing, perusahaan harus memperbaiki kinerja
perusahaan dengan cara menekan biaya, inovasi produk dan proses,
memperbaiki kualitas, produktivitas, dan percepatan masuk pasar. Jenis-
jenis prestasi kerja dikategorikan menjadi 3 jenis, antara lain:
a. Penilaian Prestasi Kerja Berdasarkan Hasil
Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini adalah hasil akhir yang
dapat dicapai. Sasaran yang harus dicapai dalam penilaian ini telah
ditetapkan lebih dahulu. Penetapan sasaran tersebut seringkali dengan
tujuan untuk lebih memotivasi dan dilakukan atas prestasi karyawan,
sehingga karena merasa bahwa tujuan ini mereka sendiri yang
menetapkan, maka dia akan berusaha mencapainya.Dalam tipe ini
penilaian cenderung tidak memperhatikan perilaku, sehingga hasil dari
penilaian ini tidak dapat menggambarkan prestasi kerja secara
keseluruhan.
b. Penilaian Prestasi Kerja Berdasarkan Perilaku
Beberapa jenis pekerjaan sering tak bisa diukur secara kuantitatif,
namun harus dilakukan secara kualitatif, sehingga dibuat skala untuk
mengukur prestasi kerja secara lebih teliti dengan memasukkan unsur
kualitatif perilaku.
c. Penilaian Prestasi Kerja berdasarkan Kebijaksanaan
Hal-hal yang diukur dalam penilaian tipe ini antara lain:
Page 52
33
1) Jumlah pekerjaan yang mampu dilakukan dalam suatu periode waktu
yang telah ditentukan (quality of work).
2) Mutu pekerjaan yang dihasilkan berdasarkan syarat-syarat yang telah
diterapkan .
3) Pengetahuan tentang pekerjaan dan keterampilan (job knowledge and
skill).
4) Gagasan-gagasan yang disampaikan dan dimunculkan dalam
membantu penyelesaian permasalahan yang ada ( creativeness).
5) Kesediaan untuk bekerja sama dengan unit kerja masing-masing
(cooperation).
6) Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
penyelesaian pekerjaan (dependability).
7) Semangat untuk melaksanakan tugas yang baru dan memperbesar
tanggung jawab (initiative).
8) Kepribadian, keterampilan, integritas pribadi (personal qualities).
Page 53
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena permasalahan
penelitian sudah jelas dan peneliti ingin mendapatkan informasi yang lebih
luas dan nyata. Penelitian ini mengenai analisis pengembangan karyawan
dalam meningkatkan kualitas kerja. Disebut penelitian kuantitatif dikarenakan
data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik
(Sugiono 2008: 7).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kota Boyolali dan Kota cabang lainya
yaitu karyawan BPRS Sukowati Sragen di Kota Boyolali dan Berbagai
cabang lainya. Dan waktu penelitian yag direncanakan adalahBulan Agustus -
September 2015.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian yang
ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti (Bawono,
2006: 28). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawanBPRS
Sukowati Sragen.
Sedangkan sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih
guna mewakili keseluruhan dari populasi (Bawono, 2006: 28). Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan sampel acak (probabilitas).
Page 54
35
Di dalam pengambilan sampel penulis hanya mengambil 61 dari 92
populasi jadi penulis menggunakan sampel bertujuan atau purposive sampel.
Sampel bertujuan atau purposive sampel adalah tehnik penentuan sampel
dengan kriteria tertentu. Tehnik ini biasanya dilakukan karena beberapa hal
pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga
tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2010: 183).
Menurut Bawono (2006: 29) Adapun teknik untuk menentukan jumlah
sampel, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
s = P
1 + (P.e2)
s = 96
1+ (96.(10%2) )
s = 96
1+(0,96)
s = 96
1,96
s = 48.97
Keterangan :
s : jumlah sampel yang dicari
P : jumlah populasi
e : error atau tingkat kesalahan yang diyakini
Dalam penelitian ini, seluruh karyawan yang berada di PT. BPRS
Sukowati Sragen yang berjumlah 96 orang. Maka yang menjadi sampel
Page 55
36
dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 49 orang, dengan menggunakan
tingkat kesalahan yang diyakini 10%.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Pengertian Data
Data adalah alat bagi pengambilan keputusan sebagai dasar
pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan. Keputusan yang baik
hanya diperoleh dari pengambilan keputusan yang baik (jujur, pandai dan
berani mengambil keputusan yang objektif), dimana keputusan tersebut
didasarkan ayas data yang baik pula. Data yang baik adalah data yang bisa
dipercaya kebenarannya (realible), tepat waktu dan mencakup ruang
lingkup yang luas dan bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah
secara menyeluruh merupakan data relevant (Supranto, 2003: 17).
2. Sumber dan Jenis data
a. Data Primer
Merupakan pengambilan data yang diperoleh secara langsung
oleh peneliti dari lapangan (Bawono, 2006: 29).
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau
penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder ini
dapat diperoleh oleh peneliti dari jurnal, majalah, buku, data statistik
maupun dari internet (Bawono, 2006: 30).
Page 56
37
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Angket (Kuisioner)
Menurut Bawono (2006: 29) Metode kuesioner adalah Adalah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek penelitian yang mau
memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.
Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen.
Angket atau kuesioner dipandang dari cara menjawabnya terdapat dua
jenis yaitu kuesioner terbuka, memberi kesempatan kepada responden
untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. Kuesioner tertutup, sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto,
2006: 141).
b. Metode Studi Kepustakaan
Metode studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan
dengan topik atau masalah yang sedang diteliti dimana informasi itu
diperoleh dari laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan
disertasi, laporan tahunan badan-badan tertentu, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) dan sumber-sumber tertulis baik cetak maupun
elektronik lain.
E. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel (Sugiyono, 2001:
69). Penelitian ini menggunakan skala pengukuran Likert, skala Likert
Page 57
38
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian. Dalam skala Likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi subvariabel. Kemudian subvariabel dijabarkan
menjadi komponen-komponen yang dapat terukur. Komponen yang dapat
terukur ini kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item
instrument yang dapat berupa pertanyaan yang kemudian dijawab oleh
responden (Sugiyono, 2001: 74).
Skala Likert berisi pertanyaan yang sistematis untuk menunjukkan
sikap seorang responden terhadap pernyataan itu (Bambang, 2001: 110) skala
Likert ini terdiri dari angka 1 sampai 5, dengan tingkat nilai jawaban sebagai
berikut :
1 = Sangat tidak baik
2 = Tidak baik
3 = Cukup baik
4 = Baik
5 = Sangat baik
F. Definisi Konsep dan Operasional
Dalam penelitian ini, terdapat dua kelompok besar variabel yang
diteliti. Kelompok besar variabel yang diteliti yaitu variabel bebas
(independents variable) dan variabel terikat (dependent variable).
Page 58
39
1. Definisi Variabel terikat (Dependent Variable) dan Variabel bebas
(Independent Variable)
Variabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau
membawa variasi pada nilai. Penelitian ini menggunakan dua variabel
yaitu variabel independen dan variabel dependen.
a. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel Dependen adalah merupakan variabel akibat atau
variabel yang tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat. Di
dalam penelitian ini variabel dependennya adalah kinerja karyawan.
b. Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya
negatif Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya
kepemimpinan (X1) dan religiusitas (X2).
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini kemudian
diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:
a. Variabel bebas Gaya Kepemimpinan (X1)
Menurut Neuschel (2008: 19) pemimpin adalah bagian dari
keseluruhan dan tanggung jawabnya adalah membuat keseluruhan
menjadi lebih hebat karena keberadaan kepemiminan.
Menurut Mansur (2010: 23) gaya kepemipinan mempunyai dua
kata yaitu gaya dan kepemimpinan. Gaya adalah kekuatan,
Page 59
40
kesangggupan berbuat, kuat, sikap, ragam cara/tehniknya masing-
masing dan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi,
menggerakkan, mengarahkan seseorang atau kelompok kearah yang
lebih baik dan positif melalui proses yang panjang.
Menurut Baharudidin dan Umiarso (2011: 33) kepemimpinan
adalah suatau kekuatan penting dalam rangka pengelolaan sehingga
kemampuan pemimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan
organisasi. Maka, esensi kepemimpinan adalah kepengikutan kemauan
orang lain untuk mengikuti keinginan pemimpin.
b. Variabel bebas Religiusitas (X2)
Religiusitas atau keberagamaan menurut Mudzakkir (2013: 373)
adalah kristal-kristal dalam nilai agama dalam manusia yang terbentuk
melalui proses internalisasi nilai-nilai agama sejak dini. Religiusitas
akan terbentuk menjadi kristal nilai pada akhir usia anak dan berfungsi
pada awal remaja. Kristal nilai yang terbentuk akan menjadi sikapp atau
perilaku dalam kehidupan.
Menurut Nasori dan Subandi (2010: 87) adalah seberapa jauh
pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah
dan seberapa dalam atas agama yang dianut. Religiusitas adalah sikap
keberagamaan seseorang atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
agama. Religiusitas menurut ajaran Islam dapat diketahui melalui
beberapa aspek penting yaitu: aspek keyakinan terhadap ajaran agama
(akidah), aspek kataatan terhadap ajaran agama (syari'ah atau ibadah),
Page 60
41
aspek penghayatan terhadap ajaran agama (ihsan), aspek pengetahuan
terhadap ajaran agama (ilmu) dan aspek pelaksanaan ajaran agama
dalam kehidupan sosial (muamalah yang dipandu akhlaq al-karimah).
c. Kinerja Terikat Pegawai (Y1)
Menurut Wibowo (2007: 7) kinerja berasal dari pengertian
performance. Adapula yang memberikan pengertian performance
sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja
mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi
termasuk bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja merupakan hasil
pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan organisasi,
kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan
demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai dari pekerjaan tersebut, tentang apa yang dikerjakan dan
bagaimana cara mengerjakannya.
Pendapat Bacal (2011: 162) yang menyatakan kinerja adalah
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya
yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan waktu. Faktor yang mempengaruhi
kinerja dikaitkan dengan gaya kepemimpinan situasional artinya
pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan situasional akan
dapat meningkatkan kinerja karyawannya.
Page 61
42
G. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket
(kuesioner) dan studi kepustakaan. Dari Beberapa indikator yang telah
diungkapkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa indikator yang
digunakan dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Indikator Variabel
Variabel Devinisi
Operasional
Indikator Skala
Gaya
Kepemimpinan
(X1)
kepemimpinan
adalah kemampuan
seseorang dalam
mengarahkan,
mempengaruhi,
mendorong dan
mengendalikan
orang lain atau
bawahan untuk bisa
melakukan sesuatu
pekerjaan atas
kesadarannya dan
sukarela dalam
mencapai suatu
tujuan tertentu
(Reza Ananto 2014:
21).
1. P
enjabaran Tujuan
yang akan dicapai.
2. P
enekanan atas
pentingnya tugas.
3. P
endiskusian tugas
dengan fleksibel.
4. M
enjalin hubungan
yang baik dengan
anak buah.
Likert
Religiusitas
(X2)
Religiusitas atau
keberagamaan
menurut
Mudzakkir (2013:
373) adalah kristal-
kristal dalam nilai
agama dalam
1. M
elaksanakan doa
bersama sebelum
beraktivitas.
2. M
elakukan tadarus
setiap hari.
3. Melaksanakan
Likert
Page 62
43
manusia yang
terbentuk melalui
proses
internalisasinilai
nilai agama sejak
dini.
ibadah solat lima
waktu.
4. M
elakukan kajian atau
diskusi islami untuk
menambah ilmu
atau pengetahuan
beragama.
Kinerja Pegawai
(Y1)
Menurut Wibowo
(2007: 7) Kinerja
adalah tentang
melakukan
pekerjaan dan hasil
yang dicapai dari
pekerjaan tersebut,
tentang apa yang
dikerjakan dan
bagaimana cara
mengerjakannya.
1. K
emampuan
menyelesaikan
tugas.
2. P
enggunaan waktu
dalam kerja, yaitu
tingkat
ketidakhadiran,
3. k
eterlambatan, waktu
kerja efektif/jam
kerja hilang.
Kerjasama dengan
orang lain dalam
bekerja
4. T
ingkat inisiatif
seorang pegawai
dalam bekerja.
Likert
H. Uji Instrumen Penelitian
Uji isntrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis
kuantitatif, diantaranya adalah uji validitas, uji reabilitas, uji statistik, uji
asumsi klasik (uji multicollinearity, uji heteroscendasitatisity, dan uji
normalitas), analisis regresi linear (regresi berganda, analisis jalur/path
analysis), dan uji hipotesis.
Page 63
44
1. Uji Validitas
Sebelum pengambilan data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan
pengujian validitas dan reabilitas terhadap daftar pertanyaan yang
digunakan. Uji validitas dari penelitian ini digunakan untuk
mengungkapkan apakah pertanyaan pada questioner tersebut sahih atau
tidak (bawono, 2006: 68). Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan
komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Untuk
menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu
dikonsultasikan dengan tabel product moment. Kriteria penilaian uji
validitas adalah:
Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi α= 0,1), maka
dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid. Apabila r hitung < r tabel
(pada taraf signifikansi α = 0,1), makan dapat dikatakan item kuesioner
tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas adalah menguji data yang kita peroleh sebagai misal
hasil dari jawaban questioner yang kita pakai (Bawono, 2006: 63). Hasil
pengukuran dapat dipercaya atau reliabel hanya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subjek memang belum berubah (Bawono, 2006: 63). Pengujian reliabilitas
terhadap seluruh item atau pertanyaan pada penelitian ini akan
menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Nilai Cronbach Alpha
Page 64
45
pada penelitian ini akan digunakan nilai 0,60 dengan asumsi bahwa daftar
pertanyaan yang diuji akan dikatakan reliable bila nilai Cronbach Alpha >
0,60.
3. Uji Statistik
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, atau
sejauh mana kontribusi variabel mempengaruhi variabel dependen
(Bawono, 2006: 79).
Ciri-ciri nilai R2 adalah:
1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai
dengan 1, atau (0 ≤ R2 ≤ 1).
2) Nilai 0 menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
3) Nilai 1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna antara
variabel independen dengan variabel dependen.
b. Uji T
Uji ini digunakan untuk melihat signifikansi variabel independen
mempengaruhi variabel depeden secara individu atau sendiri-sendiri.
Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan
menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas,
dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006: 89).
Page 65
46
c. Uji F
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
variabel independen atau bebas secara bersama-sama dapat
mempengaruhi variabel dependen atau terikat (Bawono, 2006: 79).
Langkah pengujiannya:
1) Menentukan hipotesis
Ho: β1, β2,.... βn = 0, artinya variabel independen secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ho: β1, β2,.... βn ≠ 0, artinya variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Menentukan F tabel
Untuk memperoleh F tabel digunakan taraf signifikasi α = 5%
dan derajat kebebasan (dk) = (n – k).
3) Mencari F hitung dengan rumus
f = R2 / (k-1)
( 1 - R2 ) / ( n – k )
Di mana:
R2 = koefisien determinasi
K = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
4. Regresi Linier Berganda
Tahap-tahap dalam pengolahan data dalam penelitian ini yaitu
pemberianskor atau skala pada setiap lembar jawaban responden dengan
skala likert ,memindahkan data pada lembar kerja pada program SPSS
Page 66
47
(Statistical Product and Service Solution) 20 for Windows. Data-data
tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi
berganda. Analisis regresi berganda dilakukan untuk menganalisis
hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan
dan religiusitas (X) terhadap kinerja pegawai (Y). Persamaan regresi
adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :Y: Kinerja Pegawai
a : konstanta
X1 : Gaya Kepemimpinan
X2 : Religiusitas
b1, b2, . . . , b4 : parameter/koefisien masing-masing variabel
e : variabel error.
5. Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan
dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik
diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan
kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan
model regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Pelanggaran
terhadap asumsi klasik berarti model regresi yang diperoleh tidak banyak
bermanfaat dan kurang valid. Disamping itu uji asumsi klasik berguna
Page 67
48
untuk melengkapi uji statistik yang telah dilakukan. Uji asumsi klasik
terdiri dari Multicollinearity, Heteroscedasticity, Normality.
I. Alat Analisis
Penelitian kali ini adalah merupakan data kuantitatif dimana data dapat
dinyatakan dalam bentuk angka, maka akan mudah untuk diaplikasikan ke
dalam olah data SPSS 20. SPSS 20 merupakan sebuah program komputer
statistik yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data
statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai output yang
dikehendaki oleh para pengambil keputusan. Statistik dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas atau
menyajikan data kemudian menganalisis data dengan menggunakan metode
tertentu, dan menginterpretasikan hasil dari analisis tersebut. Dalam
penghitungan statistik, alat yang sering digunakan adalah olah data SPSS 20.
Program olah data SPSS 20 ini sangat membantu dalam proses pengolahan
data, sehingga hasil olah data yang dicapai juga dapat dipertanggung
jawabkan dan terpercaya.
J. Kerangka Penelitian
Secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini,
berdasarkan teori yang dikemukakan di atas dapat ditunjukkan pada gambar
G.1 sebagai berikut:
Page 68
49
Gambar G 3.1 Kerangka Konseptual
K. Hipotesis
Hipotesis yaitu alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti
bagi masalah yang diajukan dalam penelitian. Dugaan jawaban tersebut
merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji data yang
dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukan itu maka hipotesis dapat
berubah menjadi kebenaran, tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran,
menurut Arikunto (2006: 55).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini berdasarkan kerangka
penelitian diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai.
Menurut Hendriawan (2014: 56) menjunjukan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan segnifikan terhadap kinerja
pegawai.
Menurut Baihaqi (2010: 104) bahwa Gaya Kepemimpinan
berpengaruh positif dan segnifikan terhadap kinerja karyawan.Hipotesis
penelitian ini adalah:
H1: Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
GAYA
KEPEMIMPINAN
RELIGIUSITAS
KINERJA
Page 69
50
2. Pengaruh Religiusitas Terhadap Kinerja Pegawai.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo (2011: 253)
menunjukan bahwa Religiusitas sangat berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai.
Menurut Yusuf (2010: 93) menunjukan bahwa religiusitas sangat
berpengaruh positif dan segnifikan terhadap kinerja karyawan. Hipotesis
Penelitian ini adalah:
H2: Religiusitas sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai.
Page 70
51
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya BPRS Sukowati Seragen
Bank Syariah Sragen beroperasi sejak 2 juni 2008 dengan bentuk
Badan Hukum Perusahaan Daerah (Perda No. 7 Tahun 2007 tentang
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (PD. BPRS)
Kabupaten Sragen tanggal 15 Agustus 2007 dan Keputusan Gubernur
Bank Indonesia Nomor : 10/36/KEP.GBI/DGS/2008 tentang Pemberian
Ijin Usaha PD.BPRS Sragen tanggal 12 Mei 2008), namun sejak 2
November 2009 bentuk Badan Hukum dan Nama berubah menjadi
Perseroan Terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (PT. BPRS)
Sukowati Sragen berdasarkan:
a. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
tanggal 16 Juli 2008.
b. Perda No. 4 Tahun 2009 tentang Perubahan Nama dan Bentuk Badan
Hukum PD. BPRS Sragen menjadi PT. BPRS Sukowati Sragen tanggal
16 Mei 2009.
c. Akte Nomor 15 Notaris Sunastitiningsih, SH tanggal 9 Juni 2009.
d. Pengesahan Menkum dan HAM Nomor: AHU-41113.A.H.01.01.
Tahun 2009 tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan tanggal 24
Agustus 2009.
Page 71
52
e. Surat Bank Indonesia Nomor: 11/50/DPbS/Slo tentang Persetujuan Ijin
Usaha Perubahan Bentuk Badan Hukum tanggal 28 Oktober 2009.
Bank Syariah Sragen berupaya untuk menjadi solusi dalam
bermuamalah yang berdasarkan prinsip syariah dengan terus
mengembangkan produk dan pelayanan kepada masyarakat serta
membangun kemitraan dengan Pemerintah, Swasta dan Non Pemerintah
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan semboyan
AMANAH dan BAROKAH, sehingga kehadiran Bank Syariah Sragen
mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Bumi sukowati
dan sekitarnya, dengan harapan dalam 7 tahun mampu membuka kantor
cabang di Eks karesidenan Surakarta (Subosuka Wonosraten).
2. Visi dan Misi
a. Visi
“Terwujudnya Lembaga Keuangan yang Sehat, Kuat, dan
Istiqomah dengan Prinsip Syariah untuk Kemaslahatan Masyarakat”
b. Misi
1) Terciptanya tata kelola dan sistem perbankan berdasarkan prinsip
syariah yang sehat, kuat dan efisien.
2) Terwujudnya kesadaran umat Islam dalam menjalankan muamallah
berdasarkan prinsip syariah.
3) Terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan
berdasarkan prinsip syariah.
Page 72
53
4) Terjalinnya kerjasama yang harmonis antara Pemerintah, masyarakat
dan lembaga non-pemerintah dalam rangka mempercepat
pembangunan daerah.
3. Struktur Organisasi dan Tugas Masing-Masing Bagian
Struktur pengurus BPRS Sukowati Seragen Cabang Boyolali
Tahun 2015 adalah :
a. Struktur Pengurus Umum
Tabel 4.1
Struktur Pengurus Umum
STRUKTUR PENGURUS UMUM
DEWAN KOMISARIS
Komisaris Utama H. Musdiman, SE.MM
Komisaris 1. Drs. Riwiyatmo,MM
2. Soemarsono, SE. MM
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Ketua Drs. H. Soeparyo, M.Ag
Anggota
KH. Minanul Aziz, S. Ag. M.Ud
DIREKSI
Direktur Utama Sunaryo
Page 73
54
Direktur Fakhrudin Nur, S .Si
b. Jabatan Tugas Dan Wewenag
Tabel 4.2
Jabatan Tugas Dan Wewenang
JABATAN TUGAS DAN WEWENANG
PEMIMPIN UMUM Mengawasi kinerja angggota Memberi
keputusan untuk wilayah cabang
TELER Menerima transaksi setoran Memasukkan
transaksi ke dalam jurnal
CS (Costumer Service) Memberi informasi mengenai akad atau
produk Melayani Nasabah barkaitan dengan
pembiayaan
Accounting Menginput data, Mengolah data Melakukan
pemotongan biaya angsuran
AC (Account Offficer ) Mencari Nasabah Menagih tagihan yang
mengalami penunggakan Marketting,
promosi kepada masyarakat.
Remidial Remidial merupakan bagian khusus untuk
menangani pembiayaan bermasalah, oleh
karenanya bagian ini sangat penting dan
berkontribusi terhadap tingkat kesehatan
bank. Remidial terus mengawasi kinerja para
AO, dan segera bertindak jika terjadi NPF
lebih dari tiga nasabah.
Page 74
55
4. Produk-Produk BPRS Sukowati Seragen
a. Tabungan
1) Prinsip wadi’ah (Titipan)
Titipan nasabah berbentuk tabungan yang sewaktu-waktu
dapat diambil oleh pemilik dan bebas dari biaya administrasi serta
mendapat bonus pada akhir bulan.
2) Prinsip Mudharabah ( Bagi Hasil)
Tabungan nasabah yang dapat diambil pada waktu tertentu
dan umumnya berjangka, nasabah akan memperoleh bagi hasil
terhadap dana investasi. Pengambilan yang tidak sesuai dengan
keperuntukan dan jangka waktunya dikenakan biaya
administrasi.Contoh : Tabungan iB Haji, Tabungan iB Pendidikan
dan Tabungan Pensiun.
b. Deposito
Investasi dana nasabah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu. Nasabah mendapat bagi hasil sesuai
nisbah bagi hasil yang disepakati.Jangka waktu 1/3/6/12 bulan.
c. Pembiayaan Atau Penyaluran Dana
1) Murobahah (Jual-beli) : Perjanjian jual beli antara Bank dan
Nasabah, dimana harga jual sebesar harga pokok ditambah
margin atau keuntungan yang disepakati, dengan system
pembayaran secara angsuran berdasarkan jangka waktu tertentu.
Page 75
56
2) Istishna (Jual-beli pesanan untuk manufactur dari perumahan) :
Jual-beli barang dalam bentuk pesanan pembuatan barang dengan
kriteria tertentu dan pembayaran dapat dilakukan didepan
atausecara angsuran.
3) Salam (Jual-beli pesanan untuk pertanian) : Jual- beli barang
dalam bentuk pesanan penyediaan barang dengan kriteria tertentu
dan pembayaran dilakukan didepan.
4) Mudharabah (Bagi hasil) : Perjanjian kerja sama antara Bank
selaku pemilik modal dengan Mudharib (Nasabah) yang
mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola suatu
usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari
penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah
yang disepakati.
5) Musyarakah (Joint Venture) : Bank dan Nasabah memiliki porsi
modal tertentu untuk bekerja sama dalam suatu proyek atau usaha
tertentu, dengan porsi nisbah bagi hasil yang disepakati kedua
belah pihak.
6) Ijarah (Sewa) : Perjanjian sewa-menyewa barang antara Bank
atau pemilik dengan penyewa, untuk memperoleh manfaat atas
barang yang disewa, setelah masa sewa berakhir, maka barang
sewaan dikembalikan Bank atau pemilik, kecuali sewa beli.
7) Multi jasa : perjanjian antara Bank dengan Nasabah untuk
memenuhi kebutuhan nasabah yang tidak dimungkinkan
Page 76
57
menggunakan akad pembiayaan diatas(untuk pendidikan,
kesehatan, pernikahan, dan lain-lain.)
8) Rahn (Gadai) : Akad menggadaikan barang dari Nasabah kepada
Bank sehubungan dengan utang yang diterima Nasabah dari
Bank.
9) Qardh : pinjam-meminjam uang yang dapat dibayar atau ditagih
kembali sebesar jumlah pokok pinjaman tanpa memperjanjikan
imbalan apapun dari penerima pinjaman.
d. Program Unggulan
1) Pembangunan dan Perbaikan atau Renovasi Rumah.
2) Program Usaha Keluarga Sejahtera Mandiri (PUNDI)
3) Program pemberdayaan KUMKM
4) Program Kepemilikan Kendaraan dan Laptop
5) Program Talangan Haji dan Umroh.
e. Pengembangan Program
1) Program Perumahan yang didukung dari Kemenpera :
a. KPRS Mikro Syariah Bersubsidi terelasir 1.521 unit/ KK
b. KPR Syariah Bersubsidi terelasir 288
c. KPR terelasir 50 unit
2) Program perumahan didukung Bapertarum-PNS 93 PNS
3) Program PUNDI didukung YDSM 4.250 nasabah terdapat
10.625 tenaga kerja dan anggota
Page 77
58
4) Program KUMKM didukung LPDB-KUMKM telah
membiayai 193 nasabah
5) Program JRF – GIZ – PNM untuk Boyolali, Sukoharjo, dan
Klaten membiayai 370 nasabah.
B. Analisis Data Responden
1. Data Responden
Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulupenulisakan
menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai
sampel yang diambil dari karyawan PT. BPRS Sukowati Sragen berikut
ini:
a. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.3
No Jenis
Kelamin Responden
Persentase
(%)
1 Laki-laki 41 64%
2 Perempuan 20 36%
Jumlah 61 100%
Sumber: diolah dari data primer, 2015
Dari data responden di atas dapat diketahui bahwa karyawan PT.
BPRS Sukowati Sragen memiliki perbandingan antara karyawan laki-
laki dengan perempuan lebih banyak laki-laki. Jumlah karyawan laki-
laki sebanyak 41 orang dan karyawan perempuan sebanyak 20 orang.
Page 78
59
b. Usia Responden
Tabel 4.4
No Umur Responden Persentase
(%)
1 Dibawah 20
tahun 11
28%
2 21-30 tahun 50 72%
Jumlah 61 100%
Sumber data: diolah dari data primer, 2015
Dari data di atas dapat diketahui bahwa karyawan PT. BPRS
Sukowati Sragen yang berkaitan dengan usia responden bahwa umur
21-30 tahun lebih banyak. Jumlah karyawan dengan usia dibawah 20
tahun sebanyak 11 orang dan yang berusia 21-30 tahun sebanyak 21
orang.
C. Analisis Data
1. Uji Reabilitas dan Uji Validitas
a. Uji Reabilitas
Dalam pengujian reliabilitas suatu angket dikatakan reliabel jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten dari waktu ke waktu
(Bawono, 2006: 63). Uji ini dilakukan terhadap seluruh item atau
pertanyaan pada penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien
cronbach alpha. Nilai cronbach alpha kritis pada penelitian ini
menggunakan nilai 0,60 dengan asumsi bahwa daftar pertanyaan yang
diuji akan dikatakan reliabel bila nilai cronbach alpha ≥ 0,60. Adapun
hasil uji reliabilitas yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Page 79
60
Tabel 4.5
Uji Reabilitas
Variabel Alpha Keterangan
X1 ,673 Reliabel
X2 ,822 Reliabel
Y ,659 Reliabel
Sumber : Data Primer yang diolah, 2015
Berdasarkan data di atas, nilai keseluruhan dari Cronbach’s
Alpha > 0,6 dengan begitu dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
yang digunakan penelitian menurut kriteria Nunaly dalam Anton
Bawono (2006 : 68) dinyatakan reliable.
b. Uji Validitas
Suatu angket dikatakan valid, jika pertanyaan pada suatu angket
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket
tersebut. Berikut hasil pengujian validitas:
Tabel 4.6
Uji Validitas
Variabel Item Correted item
total
Correlation
r table Keterangan
Gaya
Kepemimpinan
Bt 1 .573 0,108 Valid
Bt 2 .253 Valid
Bt 3 .525 Valid
Bt 4 .572 Valid
Page 80
61
Religiusitas Bt 5 .473 0,108 Valid
Bt 6 .807 Valid
Bt 7 .523 Valid
Bt 8 .807 Valid
Kinerja Bt 9 .472 0,108 Valid
Bt 10 .660 Valid
Bt 11 .374 Valid
Bt 12 .301 Valid
Sumber: Data primer yang diolah,2015
2. Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 4.7
Uji Regresi Linier Berganda
Tabel Coefficients ini menunjukkan t test, nilai ini untuk
menguji apakah variabel independen (Gaya kepemimpinan dan
religiusitas) secara individu mempengaruhi variabel dependen (kinerja
pegawa). Di tabel Coefficients, pada bagian Unstandardized Coefficients.
Dapat dibuat model persamaan fungsi sebagai berikut:
Y = 5,402+ 0.269 X1 + 0,375 X2
Artinya adalah:
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. 95,0% Confidence Interval for B
B Std. Error Beta Lower Bound
Upper Bound
1
(Constant) 5,402 2,524 2,140 ,037 ,350 10,453
JML_X1 ,269 ,118 ,263 2,283 ,026 ,033 ,504
JML_X2 ,375 ,103 ,420 3,649 ,001 ,169 ,580
a. Dependent Variable: JML_Y
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Page 81
62
a) Konstan: 5,402
Ketika gaya kepemimpinan dan religiusitas konstan atau tidak
ada atau sebesar 0, maka Y (Kinerja Pegawai) akan mengalami
penurunan sebesar 5,402, dengan asumsi ceteris paribus.
b) Gaya Kepemimpinan: 0,269
Jika gaya kepemimpinan mengalami peningkatan 1 satuan
sedangkan religiusitas konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y
(Kinerja Pegawai) akan mengalami peningkatan sebesar 0,269, dengan
asumsi ceteris paribus.
c) Religiusitas: 0,375
Apabila religiusitas mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan
gaya kepemimpinan konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y
(Kinerja Pegawai) akan mengalami peningkatan sebesar 0,375, dengan
asumsi ceteris paribus.
3. Uji Statistik
Uji statistik di sini digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau
keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang
dianalisa. Nilai ketepatan atau keartualan ini dapat diukur dari good ness of
fit nya. Uji statistik ini dapat dilihat dari nilai t hitung, F hitung dan nilai
koefisien determinasinya (Anton Bawono,2006: 88).
Page 82
63
a. Uji t
Tabel.4.8
Uji t
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 5,402 2,524 2,140 ,037
JML_X1 ,269 ,118 ,263 2,283 ,026
JML_X2 ,375 ,103 ,420 3,649 ,001
a.Dependent Variable: JML_Y
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa signifikansi variabel X1
memiliki nilai sebesar 0,026 dan varariabel X2 0,001. Sedangkan nilai
Betta X1 memiliki nilai 0,269 dan X2 memiliki nilai 0,375. Nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai betta positif. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai X1 dan X2 berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
b. Uji F
Tabel 4.9
Uji F ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 66,748 2 33,374 8,896 ,000b
Residual 217,580 58 3,751
Total 284,328 60
a. Dependent Variable: JML_Y b. Predictors: (Constant), JML_X2, JML_X1
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Tabel ini menunjukkan nilai F test, nilai ini untuk menguji apakah
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen. Pada kolom tersebut besarnya sig. 0,000 ini berarti lebih kecil
Page 83
64
dari 0,05. Jadi variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan
c. Uji Determinasi
Tabel 4.10
Uji Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,485a ,235 ,208 1,93685
a. Predictors: (Constant), JML_X2, JML_X1 b. Dependent Variable: JML_Y
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Nilai Koefisien adjusted R2(Adj R2) sebesar: 0,208, ini
menandakan bahwa variabel X dalam model mempengaruhi
variabel Y sebesar 20,8% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak terdapat dalam model.
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
adanya korelasi antara variabel independen dalam suatu model regresi.
Pada penelitian ini teknik pendeteksian ada atau tidaknya
multikolinieritas menggunakan metode auxilary regresi yang bertujuan
untuk mendapatkan nilai r2, kemudian dibandingkan dengan R2 dari
persamaan utama. Adapun hasil uji statistik Multikolinearitas yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
R2 utama sebesar 0,235 yang ditujukan oleh gambar dibawah
ini:
Page 84
65
Tabel 4.11
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,485a ,235 ,208 1,93685
a.Predictors: (Constant), JML_X2, JML_X1
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
r2 sebesar 0,02 dengan demikian maka variabel X2 lolos
multokolinieritas karena lebih rendah dari R2 utama
Tabel 4.12
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,047a ,002 -,015 2,14337
a. Predictors: (Constant), JML_X2
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
r2 sebesar 0,02 dengan demikian maka variabel X1 lolos
multikolinieritas karena lebih rendah dari R2 utama.
Tabel 4.13
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,047a ,002 -,015 2,45485
a. Predictors: (Constant), JML_X1
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa R2
hasil regresi utama lebih besar dari pada r2 hasil regresi parsial antar
variabel independen lainya, sehingga bisa dikatakan tidak ada gejala
multikolinieritas.
Page 85
66
b. Uji Heteroskendastisitas
Uji heteroskendastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan varians. Pada penelitian ini teknik
pendeteksian ada atau tidaknya Heteroskendastisitas menggunakan
model White test. Adapun hasil uji statistik Heteroskendastisitas yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14
Uji Heteroskendastisitas
Sumber: Data primer yang diolah,2015
Dari tabel diatas dengan mengetahui R Square sebesar 0,235
maka kita dapat mengetahui besarnya hitung, yaitu 0,235*61 = 14,34
sedangkan besarnya adalah 75,5141. Karena hitung < tabel,
maka gejala penyakit heteroskendastisitas dalam model persamaan
tidak ada.
c. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel
independen dan variabel dependen dalam model regresi memiliki
distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006:174). Model regresi yang
baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Pada pengujian ini peneliti menggunakan analisa grafik dengan cara
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,485a ,235 ,208 1,93685
a. Predictors: (Constant), JML_X2, JML_X1 b. Dependent Variable: JML_Y
Page 86
67
melihat histogram yang membandingkan data observasi dengan
distribusi yang mendekati normal dan normal probability plot yang
membandingkan distribusi komulatif dari data yang sesungguhnya
dengan distribusi komulatif dari data distribusi normal. Jika distribusi
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mendekati garis normal.
Gambar 4.1
Uji Normalitas
Sumber: Data primer yang diolah,2015
Dari grafik Normal Plot diatas dapat kita lihat perbandingan
antara distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif data dari distribusi normal. Dalam grafik normal plot terlihat
adanya titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal sedangkan
penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
5. Uji Hipotesis
Jika nilai signifikan suatu variabel lebih kecil dari 5% maka
variabel tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Page 87
68
pegawai. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari kedua variabel
tersebut terhadap kinerja pegawai, dapat diuji sebagai berikut:
a. Gaya kepemimpinan(X1)
Dari hasil estimasi variabel gaya kepemimpinan diperoleh nilai
signifikan 0,026, yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai. Jika dilihat dari koefisien regresi Betta 0,263
atau 26,3% dan nilai Betta positif maka telah terjadi perubahan kinerja
pegawai pada BPRS Sukowati Sragen sebesar 26,3% yang disebabkan
oleh variabel gaya kepemimpinan dan berpengaruh secara positif.
Dengan demikian berarti hipotesis gaya kepemimpinan diterima.
b. Pengujian Hipotesis Religiusitas(X2)
Dari hasil estimasi variabel Religiusitas diperoleh nilai
signifikan 0,001 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel Religiusitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja pegawai. Jika dilihat dari koefisien regresi Beta 0,375 atau
37,5% dan nilai Betta positif maka telah terjadi perubahan sebesar
37,5% yang disebabkan oleh faktor Religiusitas dan berpengaruh secara
positif . Dengan demikian berarti hipotesis diterima.
Page 88
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah melalui
tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan terakhir
interprestai hasil analisis mengenai pengaruh gaya kepemimpinan dan
religiusitas terhadap kinerja pegawai, dengan menggunakn data yang
terdistribusi normal dan tidak terdapat multikolinearitas, maka dihasilkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil estimasi variabel gaya kepemimpinan diperoleh nilai
signifikan 0,026, yang lebih kecil dari 0,05. Sedangkan nilai Betta
0,269 dan berpengaruh secara positif .Hal ini menunjukkan bahwa
variabel gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai.
2. Dari hasil estimasi variabel religiusitas diperoleh nilai signifikan 0,001
yang lebih kecil dari 0,05. Sedangkan nilai Betta 0,375 dan berpengaruh
secara positif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel religiusitas
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
3. Dari keterangan nomer 1 dan 2 menunjukan bahwa gaya kepemimpinan
dan religiusitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai.
Page 89
70
4. Jika gaya kepemimpinan mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan
religiusitas konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y (Kinerja
Pegawai) akan mengalami peningkatan sebesar 0,269, dengan asumsi
ceteris paribus. Sedangkan Apabila religiusitas mengalami peningkatan
1 satuan sedangkan gaya kepemimpinan konstan atau tidak ada atau
sebesar 0, maka Y (Kinerja Pegawai) akan mengalami peningkatan
sebesar 0,375, dengan asumsi ceteris paribus. Disini dapat disimpulkan
bahwa variabel yang paling dominan adalah variabel religiusitas(X2).
B. Saran
1. Bagi pihak BPRS Sukowati Sragen, penelitian ini dapat digunakan
sebagai masukan dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja karyawan
melalui peningkatan kualitas pada gaya kepemimpinan dengan cara
lebih mengayomi pegawai, menjalin kerjasama yang baik dengan
pegawai dan lain-lain. Sedangkan evaluasi untuk meningkatkan kinerja
karyawan melalui peningkatan kualitas pada religiusitas dengan cara
selalu melakukan melaksanakan rutinitas seperti menjalankan doa
bersama dan diskusi Islami untuk menambah wawasan beragama .
2. Bagi peneliti, penelitian ini masih kurang dan terbatas pada gaya
kepemimpinan dan religtiusitas. Sehingga masih banyak yang perlu
dikaji dan diharapkan bisa dikembangkan bagi peneliti selanjutnya.
Page 90
71
3. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam penelitian yang sejenis. Penelitian selanjutnya
diharapkan menambah variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi
dan meningkatkan kinerja karyawan.
Page 92
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth
Mahasiswa/I PAI STAIN Salatiga
Di tempat
Assalamu ‘alaikum wr.wb
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Arga Ageng Anarki
Nim : 213 11 011
Adalah mahasiswa PS S1 STAIN Salatiga sedang melakukan penelitian tentang :
“Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Religiusitas Terhadap Kinerja
Pegawai”. Mohon bantuan anda untuk menjawab kuesioner ini dengan
sebenar-benarnya. Benar atau salahnya jawaban anda hanya akan berlaku dalam
penelitian ini saja. Seluruh isi jawaban anda akan terjaga kerahasiaannya.
Atas perhatian dan kesediaanya saya ucapkan terima kasih
Salatiga, 24 Agustus 2015
Hormat saya
Arga Ageng Anarki
Page 93
“ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA BPRS SUKOWATI SRAGEN”
A. Data responden
1. Nama responden :
………………………………………………………………
2. Alamat :
………………………………………………………………
3. Jenis kelamin : (a) laki-laki
(b) perempuan
4. Umur : (a) dibawah 20 tahun
(b) 21 - 30 tahun
Petunjuk :
Isilah pernyataan berikut dengan memberikan tanda silang ( V ) pada
penilaian yang paling anda anggap tepat.
Keterangan:
STB : Sangat tidak Baik TB : Tidak Baik
CB : Cukup Baik
B : Baik SB : Sangat Baik
Page 94
B. Pernyataan
1. Gaya Kepemimpinan (X1)
2. Religiusitas
NO PERNYATAAN STB TB CB B SB
1. Melaksanakan doa bersama sebelum
beraktivitas.
2. Melakukan tadarus setiap hari.
3. Melaksanakan ibadah solat lima waktu.
4. Melakukan kajian atau diskusi islami untuk
menambah ilmu atau pengetahuan beragama.
NO PERNYATAAN STB TB CB B SB
1. Penjabaran tujuan yang akan dicapai
organisasi.
2. Penekanan atas pentingnya tugas kepada
pegawai.
3. Pendiskusian tugas dengan fleksibel.
4. Menjalin hubungan yang baik dengan
pegawai
Page 95
3. Kinerja Pegawai (Y)
NO PERNYATAAN STB TB CB B SB
1. Kemampuan menyelesaikan tugas.
2. Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu tingkat
ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja
efektif/jam kerja hilang.
3. Kerjasama tim ataupun individual
4. Tingkat inisiatif seorang pegawai dalam
bekerja.
“Terimakasih atas partisipasi anda, semoga penelitian ini dapat bermanfaat”
Page 96
No Gaya Kepemimpinan Religiusitas Kinerja
1 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5
2 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 4
3 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 3
4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 5 4 5
5 4 3 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4
6 4 3 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2
7 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 5
8 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4
9 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5
10 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5
12 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4
13 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
14 3 4 4 3 4 5 4 5 3 3 3 4
15 3 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5
16 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5
18 4 1 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
19 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5
20 3 3 3 2 4 5 5 5 4 4 5 2
21 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
22 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4
23 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 5 4
24 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4
25 4 4 2 2 5 4 4 4 4 4 4 3
26 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 3 5
27 3 2 4 4 4 5 5 5 4 3 3 5
28 4 3 4 4 4 4 5 4 3 3 2 4
29 3 2 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4
30 4 4 3 3 5 4 4 4 5 3 4 4
31 4 5 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4
32 5 2 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
33 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3
34 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 3
35 2 3 4 4 4 4 5 4 2 2 2 2
36 3 4 3 3 5 5 5 5 4 5 4 4
37 5 5 1 1 5 4 5 4 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
39 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
40 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
Page 97
41 4 4 4 4 2 3 2 3 5 3 4 2
42 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
44 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 3
45 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
46 2 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4
47 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
49 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4
50 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 3
51 5 5 5 4 3 3 4 3 4 5 5 5
52 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3
53 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4
54 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 2 4
55 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 2 4
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
57 4 4 3 3 4 5 3 5 4 4 2 4
58 2 2 2 2 3 5 4 5 3 3 3 3
59 3 2 3 2 3 4 5 4 4 3 2 3
60 4 4 4 4 4 5 3 5 2 2 1 4
61 4 4 4 4 5 5 4 5 3 4 3 5
Page 98
Data Responden
Jenis Kelamin Responden
No Jenis
Kelamin Responden
Persentase
(%)
1 Laki-laki 41 64%
2 Perempuan 20 36%
Jumlah 61 100%
Usia Responden
No Umur Responden Persentase
(%)
1 Dibawah 20
tahun 11
28%
2 21-30 tahun 50 72%
Jumlah 61 100%
Uji Reabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
,673 ,694 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
BT1 11,2951 2,911 ,537 ,327 ,563 BT2 11,4754 2,987 ,253 ,240 ,761 BT3 11,2951 2,745 ,525 ,692 ,561 BT4 11,5246 2,654 ,572 ,694 ,529
Reliability Statistics
Page 99
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
,822 ,821 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
BT5 12,2459 3,989 ,473 . ,850 BT6 12,2951 3,178 ,807 . ,697 BT7 12,2951 3,811 ,523 . ,830 BT8 12,2951 3,178 ,807 . ,697
Inter-Item Correlation Matrix
BT9 BT10 BT11 BT12
BT9 1,000 ,493 ,347 ,212 BT10 ,493 1,000 ,442 ,438 BT11 ,347 ,442 1,000 ,088 BT12 ,212 ,438 ,088 1,000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
BT9 11,6393 3,101 ,472 ,264 ,574 BT10 11,6230 2,639 ,660 ,440 ,440 BT11 11,9016 2,857 ,374 ,231 ,646 BT12 11,7049 3,278 ,301 ,206 ,682
Uji Validitas
Correlations
BT1 BT2 BT3 BT4 JML_X1
BT1
Pearson Correlation 1 ,476** ,333** ,355** ,736**
Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,005 ,000
N 61 61 61 61 61
BT2
Pearson Correlation ,476** 1 ,061 ,116 ,619**
Sig. (2-tailed) ,000 ,640 ,373 ,000
N 61 61 61 61 61
BT3
Pearson Correlation ,333** ,061 1 ,828** ,749**
Sig. (2-tailed) ,009 ,640 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
BT4
Pearson Correlation ,355** ,116 ,828** 1 ,778**
Sig. (2-tailed) ,005 ,373 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
JML_X1
Pearson Correlation ,736** ,619** ,749** ,778** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 N 61 61 61 61 61
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 100
Correlations
BT9 BT10 BT11 BT12 JML_X2
BT5
Pearson Correlation 1 ,493** ,347** ,212 ,387**
Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,100 ,002
N 61 61 61 61 61
BT6
Pearson Correlation ,493** 1 ,442** ,438** ,328**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,010
N 61 61 61 61 61
BT7
Pearson Correlation ,347** ,442** 1 ,088 ,237
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,502 ,066
N 61 61 61 61 61
BT8
Pearson Correlation ,212 ,438** ,088 1 ,218
Sig. (2-tailed) ,100 ,000 ,502 ,092
N 61 61 61 61 61
JML_X2
Pearson Correlation ,387** ,328** ,237 ,218 1
Sig. (2-tailed) ,002 ,010 ,066 ,092 N 61 61 61 61 61
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
BT9 BT10 BT11 BT12 JML_Y
BT9
Pearson Correlation 1 ,493** ,347** ,212 ,701**
Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,100 ,000
N 61 61 61 61 61
BT10
Pearson Correlation ,493** 1 ,442** ,438** ,828**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
BT11
Pearson Correlation ,347** ,442** 1 ,088 ,694**
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,502 ,000
N 61 61 61 61 61
BT12
Pearson Correlation ,212 ,438** ,088 1 ,609**
Sig. (2-tailed) ,100 ,000 ,502 ,000
N 61 61 61 61 61
JML_Y
Pearson Correlation ,701** ,828** ,694** ,609** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 N 61 61 61 61 61
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 101
Uji Multikolinearitas
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,485a ,235 ,208 1,93685
b.Predictors: (Constant), JML_X2, JML_X1
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,047a ,002 -,015 2,14337
b. Predictors: (Constant), JML_X2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,047a ,002 -,015 2,45485
a. Predictors: (Constant), JML_X1
Uji Heteroskendastisitas
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,485a ,235 ,208 1,93685
a. Predictors: (Constant), JML_X2, JML_X1 b. Dependent Variable: JML_Y
Page 103
Uji t
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 5,402 2,524 2,140 ,037
JML_X1 ,269 ,118 ,263 2,283 ,026
JML_X2 ,375 ,103 ,420 3,649 ,001
d.Dependent Variable: JML_Y
Uji F ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 66,748 2 33,374 8,896 ,000b
Residual 217,580 58 3,751
Total 284,328 60
a. Dependent Variable: JML_Y b. Predictors: (Constant), JML_X2, JML_X1
Uji Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,485a ,235 ,208 1,93685
a. Predictors: (Constant), JML_X2, JML_X1 b. Dependent Variable: JML_Y
Page 104
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. 95,0% Confidence Interval for B
B Std. Error Beta Lower Bound
Upper Bound
1
(Constant) 5,402 2,524 2,140 ,037 ,350 10,453
JML_X1 ,269 ,118 ,263 2,283 ,026 ,033 ,504
JML_X2 ,375 ,103 ,420 3,649 ,001 ,169 ,580
a. Dependent Variable: JML_Y
Page 107
Curriculum Vitae
Nama : Arga Ageng Anarki
Tempat/Tgl lahir : Kab. Semarang, 15 Juli 1993
Fakultas/jurusan : Ekonomi & Bisnis Islam / S1 Perbankan Syariah
Orang tua
Ayah : Susilo
Ibu : Rahwati Ningsih
Alamat asal : Brongkol Krajan Rt 04 Rw 1 Kec. Jambu Kab. Semarang
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SD N 1 Brongkol, Lulus tahun 2005.
2. SMP N 3 Ambarawa, Lulus tahun 2008.
3. SMK Dr Cipto Ambarawa, Lulus tahun 2011.