II. STUDI PENDAHULUAN ANALISIS VEGETASI (RECONNAISSANCE STUDY) A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu. Konsep dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantung kepada keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Contoh yang digunakan untuk mempelajari suksesi dan evaluasi hasil suatu pengendalian gulma. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui gulma - gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting, karena tanaman tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah yang banyak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
II. STUDI PENDAHULUAN ANALISIS VEGETASI
(RECONNAISSANCE STUDY)
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di
suatu wilayah atau daerah. Tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah
dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu.
Konsep dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam
tergantung kepada keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Contoh
yang digunakan untuk mempelajari suksesi dan evaluasi hasil suatu
pengendalian gulma.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen
jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.
Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui gulma - gulma yang
memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang
hidup. Penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma
tersebut penting atau tidak namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki
peran penting, karena tanaman tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh
adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah yang banyak
Metode yang dapat di gunakan untuk menganalisa vegetasi ini ada
bermacam-macam, diantaranya dengan menggunakan metode kuadran
atau sering disebut dengan kuarter. Metode ini sering sekali disebut juga
dengan plot less method karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran
tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan
pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa
denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu
yang sangat lama. Analisis vegetasi juga dapat dilakukan dengan metode
titik dan metode garis.
Para pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu
komponen dari ekosistem, yang dapat menggambarkan pengaruh dari
kondisi-kondisi faktor lingkungan dari sejarah dan pada faktor-faktor itu,
mudah diukur dan nyata. Analisis vegetasi secara hati-hati dipakai sebagai
alat untuk memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen-
komponen lainnya. Sekitar abad ke-20 usaha-usaha diarahkan untuk
menyederhanakan deskripsi dari vegetasi dengan tujuan untuk untuk
meningkatkan keakuratan dan untuk mendapatkan standart dasar dalam
evaluasi secara kuantitatif. Pembangunan/pengelolaan potensi sektor
pertanian selama ini masih cenderung mengejar peningkatan produktivitas
dan kualitas hasil pertanian namun kurang memperhatikan kestabilan dan
keberlanjutan. Dalam mewujudkannya diperlukannya pengetahuan
agroekosistem khususnya dalam aspek vegetasi, agar tidak berdampak
buruk pada degradasi sumberdaya lahan dan air tapi juga dapat
memperbaiki kualitas lingkungan.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan diadakannya Praktikum Studi Pendahuluan Analisis
Vegetasi (Reconnaissance study) ini antara lain adalah :
a. Mengetahui kondisi lingkungan secara umum
b. Mengetahui komposisi vegetasi dan pola sebarannya
B. Tinjauan Pustaka (min. 1 buku min th 2000, jurnal 4 min th 2006)
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri
dari beberapa jenis yang hidup bersamaan pada suatu dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya
sehingga yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Mekanisme kehidupan
bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu
penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga
merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Sagala 2007).
Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari
susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Satuan
vegetasi yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang
merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati
suatu habitat. Tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas adalah
untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu
wilayah yang dipelajari (Tjitrosoepomo 2002).
Metode yang digunakan untuk mempelajari komposisi vegetasi
dengan Metode Berpetak (Teknik sampling kuadrat : petak tunggal atau
ganda, Metode Jalur, Metode Garis Berpetak) dan Metode Tanpa Petak
(Metode berpasangan acak, Titik pusat kwadran, Metode titik sentuh, Metode
garis sentuh, Metode Bitterlich) (Kusmana 2007).
Pengambilan sampel plot dapat dilakukan dengan random, sistematik
atau secara subyektif atau faktor gradien lingkungan tertentu untuk
memperoleh informasi vegetasi secara obyektif digunakan metode ordinasi
dengan menderetkan contoh-contoh (releve) berdasar koefisien
ketidaksamaan. Variasi dalam releve merupakan dasar untuk mencari pola
vegetasinya, dengan ordinasi diperoleh releve vegetasi dalam bentuk model
geometrik yang sedemikian rupa sehingga releve yang paling serupa
mendasarkan komposisi spesies beserta kelimpahannya akan mempunyai
posisi yang saling berdekatan, sedangkan releve yang berbeda akan saling
berjauhan. Ordinasi dapat pula digunakan untuk menghubungkan pola
sebaran jenis-jenis dengan perubahan faktor lingkungan. Analisis vegetasi
adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara
bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur
vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk untuk
keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi
untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan
tersebut (Mueller Dombois dan E1lenberg 2004)
Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui
komposisi, dominasi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini sering
sekali disebut juga dengan plot less method karena tidak membutuhkan plot
dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok
digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan
analisa dengan melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan
waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi
berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat
pada individu tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat-
sifatnya bila dianalisa akan menolong dalam menentukan struktur komunitas
(Jumin 2002).
Hasil analisis komunitas tumbuhan disajikan secara deskripsi
mengenai komposisi spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu
komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antarspesies, tetapi juga
oleh jumlah individu dari setiap spesies organisme. Hal yang demikian itu
menyebabkan kelimpahan relatif suatu spesies dapat mempengaruhi fungsi
suatu komunitas, distribusi individu antarspesies dalam komunitas, bahkan
dapat memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya akan
berpengaruh pada stabilitas komunitas (Indriyanto 2006)
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara 2 tentang Studi Pendahuluan Analisis Vegetasi
(Reconnaissance study) ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 4 April
2016 pukul 09.00 WIB di belakang gedung D Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Alat
a. Alat tulis
b. Kertas grafik milimeter
c. Roll meter
d. Kantong plastic
e. Gunting
f. Alat dokumentasi
3. Bahan
Vegetasi di lokasi perkebunan/hutan/pekarangan
4. Cara Kerja
2 m x 2 m mmm
5 m x 5 m
10 m x 10 m
20 m x 20 m
1 x 1 m mmm
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membuat suatu metode kuadrat dengan luas 1x1m, 2x2m, 5x5m,
10x10 m dan 20x20 m
c. Menancapkan patok-patok kayu pada jarak yang telah ditentukan,
sambil menghubungkannya dengan tali rafia, sehingga terbentuk
seperti gambar berikut :
d. Menghitung jumlah spesies tanaman pada setiap petak, lalu
dimasukkan ke dalam tabel data dari 1x1m sampai 20 m x 20 m.
e. Menghitung jumlah spesies A, B, atau C dari keempat petak juga total
dari seluruh spesies tanaman.
f. Mencari kerapatan relatif dan frekuensi relatif dengan rumus yang
telah ditentukan.
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Analisis Vegetasi dengan Metode Kuadran
2) Mencari Kerapatan relatif = K suatu jenis x 100%K total seluruh jenis
= 0,0025 x 100%
0,0225
= 11,11%
3) Mencari FrekuensiFrekuensi (F) = Ʃ Sub petak ditemukan suatu spesies
Ʃ Seluruh Sub petak contoh
= 1
4
= 0,25
4) Mencari Frekuensi RelatifF relatif (FR) = F Suatu jenis x 100%
F Total seluruh jenis
= 0,25 x 100%
1,25
= 20%
5) Mencari DominasiDominasi (D) = Luas bidang dasar suatu spesies
Luas petak contoh
= 226,865
400
= 0,567163
6) Mencari Dominasi RelatifD Relatif (DR) = D Suatu jenis x 100%
D Total seluruh jenis= 0,567163 x 100%
2,294158
= 24,72%7) Mencari INP
INP = KR + FR + DR= 11,11% + 20% + 24,72%= 55,83%
Pengamatan analisis vegetasi dengan metode kuadran strata pohon (20x20)
1. Asam Total Spesies
Rumus : ∑ banyaknya spesis
Asam = 1
Frekuensi
Rumus : jumlah spesies
jumlahkelompok
F = 14
= 0,25
Frekuensi Relatif
Rumus : F spesies
F total x 100%
FR = 0,251,75 x 100%
= 0,142857
K
Rumus : jumlah spesies
Luas petak
K = 1
400 x 4
= 0,000625
KR
Rumus : K spesies
K total x 100%
KR = 0,0006250,004375 x 100%
= 0,142857
DiameterDiameter lingkaran = 50,95
Jari-jari = 50,95
2
= 25,475
LuasRumus : π r2
L = 3,14 x 25,4752
= 2037,783
Dormansi
Rumus : Luas
Luas petak contoh
D = 2037,783400 x 4
= 1,273615
Dormansi Relatif
Rumus : D spesies
Dtotal x 100%
DR = 1,2736153,736029 x 100%
= 0,340901
INPRumus : KR + FR + DR
INP = 0,142857 +0,142587 + 0,340901
= 0,626615
2. Pisang Total Spesies
Rumus : ∑ banyaknya spesis
Pisang = 3
Frekuensi
Rumus : jumlah spesies
jumlahkelompok
F = 34
= 0,75
Frekuensi Relatif
Rumus : F spesies
F total x 100%
FR = 0,751,75 x 100%
= 0,428571
K
Rumus : jumlah spesies
Luas petak
K = 3
400 x 4
= 0,001875
KR
Rumus : K spesies
K total x 100%
KR = 0,0018750,004375 x 100%
= 0,428571
DiameterDiameter lingkaran = 23,98
Jari-jari = 50,95
2
= 11,99
LuasRumus : π r2
L = 3,14 x 11,992
= 451,4067
Dormansi
Rumus : Luas
Luas petak contoh
D = 451,4067
400 x 4
= 0,282129
Dormansi Relatif
Rumus : D spesies
Dtotal x 100%
DR = 0,2821293,736029 x 100%
= 0,075516
INPRumus : KR + FR + DR
INP = 0,428571 +0,428571 + 0,075516
= 0,932659
3. Tanaman A Total Spesies
Rumus : ∑ banyaknya spesis
Tanaman A = 1
Frekuensi
Rumus : jumlah spesies
jumlahkelompok
F = 14
= 0,25
Frekuensi Relatif
Rumus : F spesies
F total x 100%
FR = 0,251,75 x 100%
= 0,142857
K
Rumus : jumlah spesies
Luas petak
K = 1
400 x 4
= 0,000625
KR
Rumus : K spesies
K total x 100%
KR = 0,0006250,004375 x 100%
= 0,142857
DiameterDiameter lingkaran = 37,58
Jari-jari = 37,58
2
= 18,79
LuasRumus : π r2
L = 3,14 x 18,792
= 1108,621
Dormansi
Rumus : Luas
Luas petak contoh
D = 1108,621400 x4
= 0,0692888
Dormansi Relatif
Rumus : D spesies
Dtotal x 100%
DR = 0,0692883,736029 x 100%
= 0,185461
INPRumus : KR + FR + DR
INP = 0,142857 +0,142587 + 0,185641
= 0,471175
4. Jati Total Spesies
Rumus : ∑ banyaknya spesis
Jati = 1
Frekuensi
Rumus : jumlah spesies
jumlahkelompok
F = 14
= 0,25
Frekuensi Relatif
Rumus : F spesies
F total x 100%
FR = 0,251,75 x 100%
= 0,142857
K
Rumus : jumlah spesies
Luas petak
K = 1
400 x 4
= 0,000625
KR
Rumus : K spesies
K total x 100%
KR = 0,0006250,004375 x 100%
= 0,142857
DiameterDiameter lingkaran = 47,77
Jari-jari = 37,58
2
= 23,885
LuasRumus : π r2
L = 3,14 x 23,8852
= 1791,349
Dormansi
Rumus : Luas
Luas petak contoh
D = 1791,349400 x 4
= 1,119593
Dormansi Relatif
Rumus : D spesies
Dtotal x 100%
DR = 1,1195933,736029 x 100%
= 1,119593
INPRumus : KR + FR + DR
INP = 0,142857 +0,142587 + 0,299675
= 0,585389
5. Tanaman B Total Spesies
Rumus : ∑ banyaknya spesis
Tanaman B = 1
Frekuensi
Rumus : jumlah spesies
jumlahkelompok
F = 14
= 0,25
Frekuensi Relatif
Rumus : F spesies
F total x 100%
FR = 0,251,75 x 100%
= 0,142857
K
Rumus : jumlah spesies
Luas petak
K = 1
400 x 4
= 0,000625
KR
Rumus : K spesies
K total x 100%
KR = 0,0006250,004375 x 100%
= 0,142857
DiameterDiameter lingkaran = 27,38
Jari-jari = 27,38
2
= 13,69
LuasRumus : π r2
L = 3,14 x 13,692
= 588,4866
Dormansi
Rumus : Luas
Luas petak contoh
D = 588,4866400 x 4
= 0,367804
Dormansi Relatif
Rumus : D spesies
Dtotal x 100%
DR = 0,3678043,736029 x 100%
= 0,098448
INPRumus : KR + FR + DR
INP = 0,142857 +0,142587 + 0,098448 = 0,384162
3. Pembahasan
Analisis Vegetasi merupakan suatu cara mempelajari susunan dan
atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-
tumbuhan. Berdasarkan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi
kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.
Komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu atau
populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. di
samping itu analisis vegetasi merupakan studi untuk mengetahui
komposisi dan struktur tumbuhan. Perbedaan antara perdu dan pohon,
perdu merupakan nama sekelompok pohon yang memiliki ketinggian di
bawah 6 m (20 kaki), sedangkan pohon merupakan tanaman yang
memiliki ketinggian lebih dari 6 m (20 kaki).
Berdasarkan data di atas didapat bahwa analisis vegetasi
(Reconnaissance Study) yang menggambil tempat di belakang gedung D
FP UNS diantaranya telah didapatinya beberapa tipe tumbuhan lain yang
termasuk jenis tumbuhan bawah. Petakan 1 x 1 m yang diamati
merupakan indicator banyaknya tumbuhan penutup tanah selain semai
dari pohon. Semakin besar petakan maka tingkat keragaman dari vegetasi
semakin besar. Hal tersebut tampak dari adanya vegetasi baru yang
ditemukan setiap tambahan luas petakan. Spesies yang paling banyak
ditemukan pada petak ini adalah tanaman spesies A. Hampir setiap petak
terdapat tanaman spesies A. Jumlah tanaman tersebut terus bertambah
seiring dengan pertambahan luasan petak.
Selanjutnya untuk petakan 2m x 2m ditemukan 3 spesies yang
termasuk tipe semai yaitu tanaman sirsak, duku dan lamtoro. Tanaman
semai memiliki karakteristik permudaan pohon mulai dari kecambah
sampai setinggi ≤ 1,5 m. Tanaman lamtoro merupakan tanaman semai
yang tumbuh paling banyak pada petakan ini. Sedangkan pada petakan
5m x 5m ditemukan tanaman pancang yaitu yang memiliki karakteristik
permudaan pohon yang tingginya >1,5 m dan berdiameter < 10 cm. pada
petakan ini terdapat tanaman A, belimbing, tanaman B dan tanaman sawo.
Penambahan petakan yaitu apabila pada petakan 5 x 5, tumbuhan dalam
sampel tidak atau belum mewakili vegetasi sesungguhnya, maka
dilakukan perbesaran petakan.
Selain tipe-tipe tumbuhan diatas ditemukan pula beberapa tipe
tumbuhan lain yaitu berupa tiang dan pohon. Tumbuhan tiang merupakan
permudaan pohon dengan diameter 10 sampai , 20 cm. sedangkan pohon
adalah tumbuhan berkayu dengan diameter ≥ 20 cm. Masing-masing dari
tipe tumbuhan tersebut memiliki nama spesies dan ukuran diameter
batang yang berbeda, antara lain untuk tumbuhan tiang yaitu pada petak
10 m x 10 m terdapat pohon nangka dengan diameter batang 11,5 cm,
pohon pisang dengan diameter batang 15,74 cm, pohon pinus berdiameter
10 cm serta tanaman B 20 cm dan tanaman C 17 cm. Pada petak ini
tumbuhan yang tumbuh paling banyak adalah pohon pisang sebanyak 3
pohon dan pohon nangka sebanyak 3 pohon juga.
Berdasarkan pengamatan pada petak terakhir yaitu 20 m x 20 m
ditemukan 5 macam spesies pohon, diantaranya pohon asam, pisang,
pohon spesies A, pohon jati dan pohon spesies B. Pada petak ini pohon
yang tumbuh paling dominan adalah pohon pisang yaitusebanyak 3
pohon.
Kondisi tanah (edaphik) yang mendukung pertumbuhan rumput
juga merupakan faktor yang mendukung penyebarannya yang luas.
Rumput cenderung toleran terhadap jenis tanah dan kondisi tanah apapun.
Kondisi tanah yang kering maupun basah dapat ditoleransi oleh rumput.
Justru, saat tanah dalam kondisi banyak air, pertumbuhan rumput akan
semakin banyak. Rumput juga dapat tumbuh di jenis tanah apapun, entah
itu jenis alfisol, entisol, maupun vertisol dan jenis tanah yang lainnya.
Rumput dapat tumbuh dengan baik di jenis tanah apapun, karena ereka
memiliki kadar toleransi yang tinggi (Maryati 2006).
Tumbuhan yang memiliki persebaran yang sempit dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah faktor iklim yang kurang
mendukung pertumbuhan tanaman. Faktor kedua adalah kecepatan
reproduksi yang lambat, tumbuhan dengan siklus reproduksi yang lama
akan menyebabkan perbanyakan keturunannya juga lama, sehingga
penyebarannya kurang luas. Faktor tanah juga mempengaruhi penyebaran
yang sempit suatu tumbuhan. Tumbuhan kurang toleran dengan jenis
tertentu sehingga pertumbuhannya dan penyebarannya menjadi kurang.
Faktor selanjutnya adalah penyebaran alat reproduksi berupa biji yang
kurang luas dan yang menjadi faktor terpenting adalah daya adaptasi dan
tingkat toleransi yang kurang. Tumbuhan yang susah untuk beradaptasi
dengan kondisi lingkungannya akan memiliki persebaran yang sempit.
Tumbuhan yang memiliki daya toleran yang rendah juga menyebabkan
penyerannya sempit.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum acara II mengenai Studi Pendahuluan
Analisis Vegetasi maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Vegetasi merupakan sekumpulan tumbuhan-tumbuhan yang
biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama pada suatu
tempat tertentu.
b. Jumlah vegetasi akan semakin banyak jika luasan pengamatan juga
semakin luas.
c. Penyebaran suatu tumbuhan dipengaruhi dipengaruhi oleh kondisi
iklim, kondisi tanah, lama siklus reproduksi, penyebaran alat
reproduksi (biji), daya adaptasi, dan kadar toleransi tumbuhan
tersebut.
d. Tumbuhan dengan adaptasi tinggi dapat tumbuh dengan baik di saat
yang lainnya mati atau musnah.
e. Berdasarkan pengamatan yang paling mendominasi adalah tanaman
spesies A yang hampir ada di setiap petak dan jumlahnya paling
banyak.
2. Saran
Saran untuk praktikum acara II tentang Studi Pendahuluan Analisis
Vegetasi sebaiknya harus lebih diperjelas lagi pokok-pokok bahasannya,
sehingga praktikan tidak bingung. Selain itu perlu adanya penjelasan lebih
tentang studi analisis vegetasi agar praktikan lebih paham.
DAFTAR PUSTAKA
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.
Jumin, Hasan Basri. 2002. Ekologi Tanaman. Jakarta : Rajawali Press
Kusmana, C 2007. Metode Survey Vegetasi. Bogor : IPB Press
Mueller-Dombois, D. and H. Ellenberg 2004. Aims and Methods of Vegetation Ecology. New York: John Wiley & Sons.
Maryati Sri 2006. Perubahan Iklim. Balitbag .Bogor. Jurnal Agrosains 1(1) : 22-25
Sagala, E.H.P 2007. Analisa Vegetasi Hutan Sibayak II pada Taman Hutan Rakyat Bukit Barisan Sumatera Utara. Skripsi Sarjana Biologi (Tidak dipublikasi) Medan: FMIPA USU.
Tjitrosoepomo G 2002. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press