8/10/2019 09 Surat Berharga
1/30
Surat Berharga
BAB IX
SURAT BERHARGA
A. Uraian umum surat berharga
1. Pengertian
Untuk mengetahui arti kata atau pengertian dari surat-surat berharga, kita dapat
simpulkan dari beberapa bunyi pasal dalam perundang-undangan yang tentang surat
berharga. Dari bunyi dapat disimpulkan, bahwa arti kata Surat-surat Berharga
adalah surat-surat yang bersifat dan mempunyai nilai seperti uang tunai dan dapat
ditukarkan dengan uang tunai.
Dapat ditukarkannya dengan uang tunai bagi suatu surat berharga terutama dikarenakan
adanya fungsi utama untuk dapat diperdagangkan dan dapat dialihkan haknya dari satu
tangan ke tangan lainnya (negotiable.
Dalam suatu surat berharga ter!antum suatu "umlah tertentu dan hak atau "umlah uang
tersebut mengikuti suratnya. #ni berarti bahwa hak dan surat$kertasnya ter"alin satu sama
lainnya, atau dengan lain perkataan dalam suratnya mengandung suatu hak yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Pemegang$holder dari suatu surat berharga dapat atas namanya
sendiri untuk menuntut pembayarannya terhadap penarik, asal sa"a surat berharga itu
diperolehnya se!ara "u"ur dan berdasarkan itikad baik. Dalam hal ini pemegang yang"u"ur tidak perlu hiraukan apakah pemegang sebelumnya terdapat !a!ad atau tidak
dalam perolehannya.
%dapun sifat dari surat-surat berharga ialah dapat diperdagangkan dan dapat dialihkan
hak tagihannya kepada lain orang. &al ini dikarenakan adanya klausula-klausula pada
surat-surat berharga itu yang senga"a diadakan dengan tu"uan agar dapat diperalihkan
kedudukan hukum dari si pemegang surat tersebut kepada lain orang yang menerima
pengalihannya.
'enurut hukum terdapat ma!am klausula bagi surat berharga, yakni )
*lausula +atas pembawa (to bearer$aantoonder
*lausula +atas nama (to order$aan order
'emperalihkan suatu surat berharga yang berkalusula atas pembawa, si pemegang
dapat mengalihkannya hanya dengan penyerahan surat itu begitu sa"a. Sedangkan bagi
93
8/10/2019 09 Surat Berharga
2/30
Surat Berharga
suatu surat berharga yang berklausula atas nama (surat un"uk, maka pengalihannya
dilakukan dengan !ara endosemenserta penyerahan surat berharga itu.
. Penyerahan
Penyerahan suatu surat berharga berarti bawah semua hak atas tagihan yang
disebutkan dalam surat tersebut dialihkan kepada pemegangnya yang baru.
Setiap pemegang yang "u"ur dari suatu surat berharga akan dilindungi haknya oleh
Undang-undang. #ni berarti bahwa pemegang suatu surat berharga yang memperolehnya
dengan suatu titel hukum yang sah dan diperolehnya se!ara "u"ur beritikad baik, maka ia
dapat mempertahankan haknya atas tagihan yang ter!antum dalam surat berharga
tersebut terhadap siapapun, bahkan bilamana dikemudian hari ternyata bahwa surat
berharga tersebut diperolehnya oleh pemegang terakhir se!ara tidak sah (misalnya
men!uri, menipu, memungut di "alan, si pemegang dari surat berharga yang "u"ur$itikad
baik, tetap akan dilindungi oleh hukum.
Perlindungan terhadap pemegang yang "u"ur itu dapat kita lihat dalam undang-undang
misalnya untuk wesel diatur dalam pasal 11 *U&D. Dalam pasal tersebut dikatakan
bahwa barang siapa pemegang suatu surat wesel, ia pun harus dianggap sebagai
pemegangnya yang sah, apabila ia bisa membuktikan haknya dengan memperlihatkan
suatu deretan tak terputus dari segala peng-endosemen-an surat wesel itu. Bahkan dalam
ayat pasal tersebut lebih lan"ut dikatakan bahwa seorang pemegang yang sah dari
suatu surat wesel, ia tidak diwa"ibkan untuk menyerahkan kembali surat weselnya
kepada orang yang kehilangan surat wesel tersebut, ke!uali "ika surat wesel itu
diperolehnya dengan itikad buruk atau suatu keteledoran yang besar.
Begitupun bagi pemegang sehelai !ek atas nama orang lain yang kata-kata +atau
pembawanya di!oret, iapun dianggap sebagai pemegangnya yang sah, apabila ia dapat
membuktikan haknya dengan memperlihatkan deretan tak terputus dari segala peng-
endosemen-an !ek itu, begitupun kalau endosemen terakhir dilakukan dalam blanko
(pasal 1/0 *U&D. Bahkan lebih lan"ut dikatakan bahwa bagi pemegang sehelai !ek
yang kemudian ternyata berasal dari pemegang terakhir yang menyerahkan !ek itu
bukan pemegang yang sah karena diperolehnya dari penemuan di "alan, maka pemegang
dari !ek itu tidak diharuskan untuk mengembalikan$ melepaskannya, ke!uali "ika !ek itu
94
8/10/2019 09 Surat Berharga
3/30
Surat Berharga
diperolehnya dengan itikad buruk, atau karena suatu keteledoran yang besar (pasal 1/
*U&D.
. 2ndosemen
2ndosemen berarti penyerahan suatu surat atas tun"uk atau onderpapier oleh seorang
yang berhak$pemegang kepada orang lain dengan disertai pernyataan mengalihkan
haknya atas surat itu yang ditulis pada surat itu "uga. %sal kata +endosemen adalah
berasal dari bahasa Peran!is yang berarti +pernyataan yang ditulis di bagian
punggung atau belakang (endos dari suatu surat.
Biasanya dalam dunia usaha di #ndonesia sehari-hari, endosemen pada !ek atau wesel
tidak disertai dengan kata-kata yang menyatakan pengalihan hak atas surat itu.
3ang biasa dilakukan disini adalah endosemen dengan !ara membubuhi tanda tangan
sa"a oleh endosemen di bagian belakang$punggung dari surat berharga itu. 2ndosemen
sema!am itu dalam istilah hukumnya dinamakan sebagai +endosemen blanko atau
+#ndorsement in blank. 'enurut undang-undang, kalau endosemen blanko, maka si
pemegang diperbolehkan )
a 'engisi blanko itu, baik dengan nama ia sendiri, maupun dengan nama orang lain4
b 'eng-endosemen-kan lagi surat berharga itu dalam blanko kepada orang lain4
! 'enyerahkan surat berharga itu kepada pihak ketiga dengan mengisi blanko tadi dan
tidak meng-endosemen-kannya lagi4 -- pasal 11 dan 1/5 *U&D.
6iap surat berharga yang dinyatakan harus dibayar kepada orang.$badan yang disebut
namanya dengan atau tidak dengan klausula +atau pembawa, dapat dipindah-tangankan
kepada pihak lain dengan "alan endosemen.
Dalam suatu surat berharga, kalau kata-kata +atau pembawa $ +atau order di!oret oleh
si penarik$penerbit, maka surat berharga itu tidak bisa dipindah-tangankan kepada pihak
lain melainkan dalam bentuk !essie biasa (penyerahan suatu piutang biasa dengan
segala akibatnya. %kan tetapi suatu endosemen yang dilakukan dalam suatu surat
berharga yang demikian, akan berlaku sebagai !essie biasa.
6iap-tiap endosemen yang terdapat pada surat berharga harus tidak bersyarat. Setiap
syarat yang terdapat pada suatu endosemen, oleh undang-undang dianggap sebagai tidak
tertulis. 'isalnya pada suatu endosemen dinyatakan bahwa surat berharga itu baru boleh
95
8/10/2019 09 Surat Berharga
4/30
Surat Berharga
dibayar kalau si pemegang telah melunasi pin"amannya k"epada si penarik. Syarat
sema!am ini oleh undang-undang diannggap sebagai tidak tertulis. &al ini adalah wa"ar,
oleh karena kalau setiap endosemen diperbolehkan adanya suatu syarat, maka akan
hilangkah fungsi utamanya suatu surat berharga sebagai surat yang dapat
diperdagangkan.
Dengan melakukan endosemen pada suatu surat berharga, maka segaka hak yang timbul
dari surat berharga itu akan beralih ke tangan pemegang lain. Setiap endosan menurut
undang-undang harus menanggung pembayaran surat berharga itu.
Dalam hukum surat berharga berlaku satu a7as, bahwa bagi setiap pemegang suatu surat
berharga, ia harus dianggap sebagai pemegangnya yang sah apabila itu bisa
membuktikan haknya dengan memperlihatkan deretan tak terputus dari segala peng-
endosemen-an dalam surat itu, begitu pula sekiranya endosemen yang etrakhir
dilakukan dalam blanko. Bagi si tertarik$pembayar yang membayar surat berharga itu
yang harus ia perhatikan adalah apakah endosemen yang terdapat pada surat berharga
itu teratur atau tertib urutannya. Setelah diperhatikan keteraturan endosemen yang ada
pada surat berharga itu, harus pula diperhatikan$diketahui identitas dari pemegang
tertarik. 6entang kebenaran tanda tangan endosan-endosan terdahulu, bukan merupakan
kewa"iban si tertarik$pembayar untuk menyelidikinya. Bagi tertarik$ pembayar yang
penting adalah tanda tangan endosan terakhir yang sebagai pemegang surat itu.
'a!am-ma!am 2ndosemen
2ndosemen ada banyak ma!amnya, akan tetapi yang la7im dipakai dalam dunia usaha
sehari-hari adalah endosemen khusus, endosemen blanko dan endosemen inkaso.
a Endosemen khusus(spe!ial indorsement adalah satu endosemen yang menyebut
nama seseorang$badan kepada siapa ia dilakukannya. 'isalnya ddalam suatu
endosemen, selain tanda tangan endosan, disebut pula kata-kata +kepada 6uan
'ahdi atau order. Dalam hal endosemen sema!am ini, bilamana 6uan 'ahdi
hendak mengalihkan surat berharga itu kepada pihak lain, maka ia diharuskan
menanda tangani sebagai endosemen guna melengkapi penyerahan surat itu (lihat
pasal 11 untuk wesel dan pasal 1/ *U&D untuk !ek.
Endosemen blanko(indorsement in blank adalah satu endosemen yang tidak menyebut
nama orang$badan kepada siapa ia lakukannya. Dalam hal endosemen blanko ini,
96
8/10/2019 09 Surat Berharga
5/30
Surat Berharga
endosan hanya membubuhi tanda tangannya sa"a di bagian belakang surat itu, atau
pada se!arik kertas sambungan yang dilekatkan pada surat itu.
%dapun alasan atau ratio yang mengharuskan endosemen blanko yang berupa tanda
tangan semata-mata harus ditulis di bagian belakang surat itu, karena apabila
endosemen yang berupa tanda tangan sa"a ditulis di bagian muka surat itu, maka ini
akan diartikan sama dengan penanda tangan sebagai tanda akseptasi, atau hal
disetu"ui oleh tertarik, atau tidak berbeda dengan +a8al $ pertanggungan oleh
seorang penanggung.
Dalam hal endosemen blanko ini, maka pemegang surat berharga itu dapat
mengalihkan dan menyerahkan kepada siapa sa"a tanpa diharuskan endosemen lagi
dan surat berharga itu dapat dibayarkan kepada setiap pembawanya. 9 pasal 11 (
dam 1/5 ( *U&D.
Endosemen inkaso adalah satu endosemen yang memuat kata-kata +hanya
untuk dipungut atau +untuk inkaso atau +dalam pemberian kuasa, atau kata-
kata lain yang diartikan sebagai memberi perintah untuk memungut (!olle!t
semata-mata. 'aka oleh karena itu pemegang boleh melaksanakan semua hak
yang timbul dari surat berharga tersebut, akan tetapi ia tidak boleh meng-
endosemen-kan lagi kepada pihak lain, melainkan dengan !ara memberi kuasa
9 pasal 11: dan ;; *U#&D.
5. Sebagai alat bukti dan surat legitimasi
Diterbitkannya sehelai surat berharga tentunya mempunyai latar belakang perikatan
yang menyebabkan penerbitannya. Sehingga surat itu mempunyai peranan penting
sebagai alat bukti dari perikatan tersebut yang men"adi dasar diterbitkannya surat
berharga itu. Penerbitan sehelai surat berharga hanyalah bermaksud untuk melakukan
pembayaran dari suatu hutang yang telah ada sebelumnya. Sehingga fungsi dari surat
berharga adalah sebagai alat bukti terhadap hutang yang telah ada itu. *ewa"iban si
penanda tangan surat berharga itu bukan sa"a terhadap pemegang yang menerima
surat itu melainkan "uga terhadap pemegang yang menerima surat itu melainkan "uga
terhadap pemegang terakhir yang menerima penyerahan surat berharga itu se!ara
"u"ur.
97
8/10/2019 09 Surat Berharga
6/30
Surat Berharga
Surat berharga selain dapat berfungsi sebagai alat bukti, "uga dapat berfungsi sebagai
surat legitimasi, yaitu bagi siapa yang menguasai surat berharga itu, ia berhak untuk
meminta dipenuhi atas haknya tanpa memerlukan lagi pembuktian lebih lan"ut
kepada penerbitnya. Bagi pemegang suatu surat berharga, surat itu merupakan satu-
satunya surat legitimasi baginya. *alau ia kehilangan surat tersbeut, maka ia tidak
lagi dapat meminta pemenuhan kembali haknya kepada penerbitnya, ke!uali dalam
hal-hal yang diatur oleh undang-undang.
Sebagaimana telah diterangkan di atas, Undang-undang menganggap bahwa
pemegang surat berharga harus dianggap sebagai pemegangnya yang sah (legitimasi
formeel, ke!uali dapat dibuktikan sebaliknya. Undang-undang tidak mengharuskan
6ertarik sebelum membayar surat berharga tersebut, terlebih dahulu harus
menyelidiki apakah pemegang yang menagih pembayarannya benar-benar adalah
pemegang yang sungguh-sungguh berhak (legitimasi materieel. *arena kalau setiap
kali pembayaran suatu surat berharga diharuskan terlebih dahulu memeriksa apakah
pemegangnya adalah pemegang yang sungguh-sungguh berhak, maka ini
dikhawatirkan akan menghambat kelan!aran fungsi utamanya, yakni dapat
diperdagangkan.
B. a!am ma!am surat berharga
1.
8/10/2019 09 Surat Berharga
7/30
Surat Berharga
'enurut undang-undang. +tertarik dari suatu !ek dapat berupa seorang bankir dan
tidak diharuskan suatu bank. 3ang dimaksud dengan bankir adalah setiap orang atau
badan yang dalam peker"aannya se!ara teratur memegang keuangan guna pemakaian
segera oleh orang-orang lain. Demikian pen"elasan kata bankir menurut pasal /a
bis *U&D.
=uga dalam Undang-undang >o. 15 tahun 1/0: tentang Pokok-pokok Perbankan
disebutkan bahwa +suatu badan atau perorangan yang melakukan usaha serupa
dengan usaha bank, wa"ib menamakan dirinya bank (pasal 5.
Bilamana diteliti pada ketentuan-ketentuan yang ada, maka nyatalah bahwa yang
dapat men"alankan usaha bank hanyalah suatu badan dan bukan perorang?an.
'isalnya untuk mendirikan Badan Umum milik Pemerintah harus dengan undang-
undang, untuk mendirikan Bank Umum Swasta harus berbentuk Badan &ukum
(Perseoran 6erbatas atau P6, untuk mendirikan Bank Umum *operasi harus
berbentuk hukum koperasi.
*etentuan-ketentuan mengenai !ek diatur dalam *ita Undang-undang &ukum
Dagang atau dalam naskah aslinya disebut @etboek Aan *oophandel Aoor #ndonesie
yang mulai berlaku pada tanggal 1 'ei 15. *husus menegnai !ek diatur dalam
Buku *esatu Bab A## Bagian *esatu sampai dengan Bagian *esepuluh.
a Syarat-syarat formil
Dalam pasal 1: *U&D ditentukan syarat-syarat yang ahrus dipenuhi bagi suatu
!ek dan kalau salah satu syarat tersebut dalam pasal itu tidak dipenuhi, maka
kertas itu tidak dapat diberlakukan sebagai !ek.
%dapun syarat-syarat yang dimaksud adalah )
1 Pada setiap !ek terdapat kata +!ek dalam bahasa !ek itu ditulisn ya
Perintah tidak bersyaratuntuk membayar suatu "umlah uang tertentu
>ama Bank (tertarik$drawee yang harus membayar "umlah uang tersebut
5 Penun"ukan tempat dimana pembayaran harus dilakukan
6anggal dan tempat penarikan!ek tersebut
0 6anda-tanda penarik (drwer
99
8/10/2019 09 Surat Berharga
8/30
Surat Berharga
Suatu !ek tanpa adanya penyebutan kata +!ek, maka lembaran itu bukan
merupakan !ek dalam arti kata menurut undang-undang. Penyebutan kata +!ek
(!hed?ue !lausule harus terdapat pada setiap lembar !ek. &al ini bukan sa"a untuk
menun"ukkan sifat dari kertas berharga itu, melainkan "uga untuik membedakan
kertas berharga itu dengan kertas-kertas berharga lainnya, misalnya dengan wesel,
promissory notes.
8/10/2019 09 Surat Berharga
9/30
Surat Berharga
! 6empat pembayaran
@alaupun dalam undang-undang dinyatakan bahwa setiap !ek bilamana di
dalamnya tidak etrdapat salah satu syarat formil sebagaimana yang disyaratkan di
atas, maka !ek itu tidak berlaku sebagai !ek, akan tetapi undang-undang telah
memberikan penge!ualian dalam hal +tempat pembayaran sebagai berikut )
1 %pabila tempat pembayaran tidak disebutkan se!ara tegas, maka sebagai
tempat pembayaran dianggap tempat yang disebutkan disamping nama
tertarik$bank pembayar. Sebaliknya "ika disamping mana tertarik disebut lebih
dari satu tempat, maka !ek itu harus dibayar di tempat yang disebut pertama
%pabila disamping mana tertarik tidak disebut suatupun nama tempat, maka
!ek itu harus dibayar di tempat dimana kantor pusat dari tertarik berada$kantor
pusat bank yang bersangkutan
d *ewa"iban penarik
'enurut undang-undang, setiap penarik dari suatu !ek berkewa"iban untuk
mengusahakan agar pada hari bayarnya, pada si tertarik (bank telah tersedia dana
yang !ukup guna pembayaran !ek tersebut. Demikian bunyi pasal 1/;a *U&D.
@alaupun menurut Undang-undang si penarik dari suatu !ek berkewa"iban untuk
menyediakan dananya pada bank pembayar agar pada saat !ek itu diungkapkan,
dapat dibayar oleh bank. %kan tetapi ini bukan berarti bahwa dana tersebut harus
terus menerus berada atau disimpan pada bank pembayar. Si penarik hanya
berkewa"iban untuk menyediakan dana dari !ek yang ditariknya itu selama :; hari
(tu"uh puluh hari terhitung se"ak tanggal !ek tersebut ditariknya. 'asa :; harua
ini adalah "angka waktu untuk meminta pembayaran dari suatu !ek (persentment
for payment kepada bank pembayar (tertarik. Bilana "angka waktu ini telah lewat
sedangkan !ek tersebut belum di!airkan$diuangkan, maka penarik dari !ek tersebut
sudah tidak lagi berkewa"iban untu"k menyediakan dananya dan ia berhak untuk
menarik kembali !ek yang telah dikeluarkannya itu. Demikian bunyi pasal ;/ (1
*U&D.
#$#
8/10/2019 09 Surat Berharga
10/30
Surat Berharga
*ewa"iban lainnya dari penarik suatu !ek adalah kewa"iban regres (regrespli!ht,
yaitu +men"amin pembayarannya. Penarik harus bertanggung "awab atas
pembayaran !ek yang ditariknya. Setiap klausula yang bermaksud untuk
mengenyampingkan kewa"iban$tanggung "awab tersebut harus dianggap tidak
tertulis$tidak ada. 9 Pasal 1/ *U&D.
e 6enggang waktu :; hari
Sebagaimana telah di"elaskan di atas bahwa suatu !ek yang dikeluarkan ataupun
yang harus dibayar di #ndonesia, harus dia"ukan untuk pembayarannya dalam
tenggang waktu :; hari. 6enggang waktu ber"alan mulai dari hari yang disebut
sebagai tanggal penarikannya (pasal ;0 *U&D.
=ika tidak ada penarikan kembali !ek itu oleh penariknya, maka bank pembayar
boleh membayar !ek itu walaupun telah lewat tenggan waktu :; hari (tentunya
setelah pemegang !ek tersebut memenuhi$membayar bea-meterainya 9 pasal ;/
( *U&D.
Berhubung dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa bank pembayar boleh
membayarnya (bukan wa"ib, maka sebaiknya terhadap !ek yang telah daluwarsa
atau lewat :; hari (walaupun bea-meterainya telah dipenuhi, "angan dibayar dan
tetap ditolak pembayarannya dengan alasan +!ek telah daluwarsa. 6indakan ini
adalah untuk menghindarkan akbat-akibat yang tidak kita ingini di kemudian hari,
terke!uali apabila penarik sendiri yang menghendaki pembayarannya.
f
8/10/2019 09 Surat Berharga
11/30
Surat Berharga
untuk melindungi !ek itu dari pen!urian maupun ke!urangan-ke!urangan lainnya.
%dapun maksud dari pada !ek silang$!rosses !he?ue ialah untuk membatasi pihak-
pihak yang akan mempoeroleh pembayaran atas !ek itu.
*etentuan-ketentuan tentang !ek silang diatur dalam Buku *esatu Bab A## Bagian
*elima pasal 15 dan pasal 1 *U&D.
Dalam pasal 15 ayat *U&D disebutkan ada ma!am !ek silang$!rossed
!he?ue, yakni )
8/10/2019 09 Surat Berharga
12/30
Surat Berharga
Suatu !ek-silang umum mempunyai akibat hukum bahwa !ek itu hanya dapat
dibayar oleh bank pembayar kepada )
a Setiap bank yang menyerahkannya, atau
b *epada nasabah bank pembayar yang menyerahkan !ek itu.
Bagi pemegang suatu !ek-silang umum yang bukan bankir atau nasabah bank
pembayar, ia hanya dapat men!airkan dananya !ek itu melalui suatu bank
dimana ia men"adi nasabahnya.
8/10/2019 09 Surat Berharga
13/30
Surat Berharga
silang. *e!uali di atas tanda silang (bank umum maupun khusus ada kata-kata
+untuk rekening atau +a!!ount payes, maka atas !ek sialng sema!am ini
tidak diperkenankan untuk diambil tunai (pasal 10 *U&D.
Biasanya pada !ek-silang umum maupun silang khusus, kalau pemegangnya
adalah suatu bank dan bank yang bersangkutan bukan nasabah dari bank
pembayar, maka !ek-silang itu untuk mudahnya diuangkan melalui +kliring.
Sedangkan bagi !ek-silang yang pemegangnya adalah nasabah bank pembayar
biaanya !ek itu disetorkan ke dalam rekening nasabah yang bersangkutan dan
bilmana ia membutuhkan tunainya, iapun akan menarim lagi dananya itu
dengan menarik !ek atas banknya (bank pembayar.
Siapa-siapa sa"a yang dapat memberikan +tanda silang atau !ross pada suatu
!ek
Dalam undang-undang dikatakan bahwa penarik maupun pemegang dari suatu
!ek dapat memberi tanda sulang$!ross pada suatu !ek (pasal 15 ayat 1
*U&D.
Suatu !ek dapat diberi tanda silang umum maupun khusus oleh penariknya.
Bilamana suatu !ek belum diberi tanda silang$!ross, maka pemegangnya dapat
menyilang atau memberi tanda !ross pada !ek itu dengan silang umum
maupun silang khusus. Bagi suatu !ek yang telah diberi tanda silang umum,
maka pemegangnya dapat merubah silang umum itu men"adi silang khsusu
dengan "alan mengisi nama suatu bank di antara kedua garis silang itu.
Bagi suatu !ek yang telah diberi tanda silang$!ross, maka kita tidak dapat
menghapuskan lagi tanda silang itu. Setiap pen!oretan atas tanda silang atau
pen!oretan atas nama bank yang terdapat di antara kedua garis silang itu,
dianggap sebagai tidak tertulis$tidak ada pen!oretan, demikian bunyi ayat
pasal 15 *U&D.
@alaupun menurut undang-undang pen!oretan atas tanda silang tidak
diperkenankan, akan tetapi kenyataannya dalam kebiasaan sehari-hari, sering
ter"adi pen!oretan atas tanda silang oleh pebnariknya dan hal ini diterima oleh
bank pembayar. %dapun alasannya ialah bahwa menurut kebiasaan dalam
dunia perbankan kita, +setiap perubahan pada suatu !ek dalam teks-nya, hanya
#$5
8/10/2019 09 Surat Berharga
14/30
Surat Berharga
dibenarkan kalau si-penarik membubuhi lagi tanda tanda tangannya disamping
perubahan itu. %lasan mereka ialah bahwa pen!oretan tanda silang dianggap
sama dengan perubahan pada suatu !ek dalam teks-nya, sehingga kalau atas
perubahan itu sudah ada tanda tangan dari penariknya, maka perubahan itu
sudah dianggap sah.
&anya si penarik sendiri yang mempunyai hak untuk men!oret$membuka
tanda silang di atas suatu !ek dengan menulis kata-kata +harap dibayar tunai,
dan membubuhi tanda tangannya lagi disamping pen!oretan itu. &arus
diperhatikan disini, bahwa !ara pen!oretan atas tanda silang itu tidak ada
undang-undang yang mengaturnya. #ni hanya didasarkan atas kebiasaan yang
dilakukan oleh para bankir.
Bagi bank pembayar yang tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan mengenai
!ek-silang sebagaimana yang diatur dalam undang-undang, maka ia-pun harus
bertanggung "awab atas kerugian sebesar "umlah uang yang disebut di dalam
!ek itu, demikian bunyai ayat pasal 1 *U&D. =adi kalau ter"adi ada suatu
!ek-silang yang dibayar tunai oleh bank pembayar kepada seseorang yang
bukan bankir atau bukan nasabahnya, atau kalau ada suatu !ek silang khusus
atas nama sesuatu bank, akan tetapi bank pembayar membayarnya kepada lain
bank yang bukan bank yang dimaksud dalam kedua garis silang itu, maka bank
pembayar menurut undang-undang harus bertanggung "awab atas kelalaiannya
itu, sehingga bilamana dikemudian hari ternyata ada pihak-pihak yang
dirugikan karenanya, maka bank pembayar diharuskan membayar kerugian
sebesar "umlah uang yang disebut dalam !ek itu.
Bilamana atas suatu !ek terdapat lebih dari satyu silangan khusus, maka bank
pembayar tidak dibenarkan untuk membayarnya !ek itu. %kan tetapi dalam hal
atas suatu !ek terdapat tidak lebih dari silangan khusus, sedangkan satu di
antaranya menguangkan melalui +kliring, maka bank pembayar dapat
membayarnya kepada bank pemegang yang mengkliringkan !ek itu. Demikian
bunyi ayat 5 pasal 1 *U&D. %dapun ratio daripada ketentuan ini kiranya
dapat kita hubungkan dengan ketentuan yang diatur dalam ayat pasal 1
*U&D, yang antara alin dinyatakan bahwa dalam hal !ek-silang khusus,
#$6
8/10/2019 09 Surat Berharga
15/30
Surat Berharga
bankir yang ditun"uk diperolehkan menyerahkan !ek itu kepada bankir lain
untuk dipungut (ter-in!asseering$!olle!tion.
g Post-date !he?ue
+Post-date !he?ue atau !ek yang diberi tanggal kemudian (dalam dunia
perbankan di #ndonesia umumnya disebut sebagai +!ek-tanggal adalah
sehelsai !ek yang ditarik oleh penariknya dengan diberi tanggal yang akan
datang, dengan maksud agar !ek itu diuangkan pada tanggal yang telah
ditentukan dalam !ek tersebut.
Dalam unsang-unsang di negara kita, +!ek tanggal tidak dibenarkan, hal mana
dapat dilihat pada pasal ; *U&D yang berbunyi sebagai berikut )
6iap-tiap !ek harus dibayar pada waktu diun"ukkannya (atas un"uk 6iap-tiap
penetapan akan kebalikannya diangga tidak tertulis
8/10/2019 09 Surat Berharga
16/30
Surat Berharga
per!aya bahwa pen"ual tuidak akan menguangkan !eknya itu sebelum tanggal
yang telah disetu"uinya$ +% Post-date !he?ue is a negotiable instrument. %kan
tetapi dalam kenyatannya, mungkin dikarenakan nakalnya si pen"ual yang
memegang !ek itu, atau karena kelalainnya, atau "uga karena keadaan yang
memaksanya, maka ia menguangkan !ek itu sebelum tanggal yang ditentukan.
Dan kalau ternyatga ada dananya, bank pembayar harus membayarnya4 Sehingga
penarik !ek mungkin akan mengalami keka!auan dalam perhitungan rekening
banknya karena sebagai akibat diuangkan +!ek-tanggal itu yang menurut
perhituangannya tidak akan masuk sebelum tanggal yang ditentukan.
*alau di #ndonesia lembaga +!ek tanggal tidak dibenarkan adanya, sebaliknya di
#nggris yang mempunyai sistim perbankan tertua dan terkenal di dunia, lembaga
+!ek tanggal atau +Post-date !he?ue mala dilindungi oleh undang-undang.
+Post-date !he?ue dianggap sebagai suatu alat pembayaran yang istimewa,. Bagi
suatu bank, bilamana ia membayar suatu +!ek tanggal sebelum tanggal yang
tertulis di atas !ek itu, maka untuk pembayarannya itu, bank yang bersangkutan
akan hilang haknya untuk mendapatkan perlindungan menurut &ukum.
'isalnya ada seorang menemukan sehelai +!ek tanggal dan kemudian ia
menguangkan !ek itu kepada bank pembayar sebelum "atuhnya tanggal yang
tertulis di atas !ek itu, bilamana bank pembayar membayar +!ek tanggal tersebut,
maka ia bertanggung "awab terhadap penarik !ek se"umlah uang tersebut karena
bank pembayar dianggap tidak mematuhi perintah dan kuasa yang diberikan oleh
nasabahnya.
h
8/10/2019 09 Surat Berharga
17/30
Surat Berharga
Sebaliknya pemegang yang kehilangan !ek itu, kalau ia tidak dapat meminta
pembayarannya dari bank pembayar sebagaimana yang dikatakan di atas, maka ia
dapat pula melakasnakan haknya kepada penarik dengan memberikan "aminan
untuk waktu selama ; tahun. 6entunya pula kalau penarik bersedia menggantinya
dan penarik telah menerima pernyataan dari pemegang pertama yang langsung
menerima !ek tersebut dari penarik, bahwa !ek tersebut memang telah diterima
olehnya 9 lihat pasal : a *U&D.
*esemua tindakan di atas tentunya harus disertai dengan surat Eaporan
*ehilangan yang dibuat oleh kepolisian setempat dan pemberitahuan se!ara
tertulis oleh pemegangnya kepada bank pembayar.
*adang-kadang dapat kita lihat dalam surat kabar ada iklan pengumuman dari
pemegang yang kehilangan suatu !ek dengan pemberitahuan bahwa !ek tersebut
+tidak berlaku lagbi. Pemberitahuan sema!am ini tidak dapat dibenarkan menurut
hukum, oleh karena !ek sebagai surat berhaga, tidak dapat begitu sa"a dinyatakan
tidak berlaku oleh pemegang atau penariknya. Suatu !ek yang belum lampau
"angka waktu pengun"ukan untuk pembayarannya (:; hari, menurut hukum tidak
boleh ditarik kembali$dinyatakan tidak berlaku baik oleh penariknya maupun oleh
pemegangnya. 'aka setiap usaha untuk menarik kembali$menyatakan tidak
berlakunya suatu !ek yang hilang, yang "angka waktu pengun"ukannya belum
lampau, bank pembayar tidak perlu melayaninya.
i
8/10/2019 09 Surat Berharga
18/30
Surat Berharga
kalau bukan post-date, untuk apa di"adikan sebagai "aminan dan pemegang !ek
dapat langsung sa"a men!airkannya.
%. Bi&'et Gir(
a Pengertian
Eembaga Bilyet-giro di #ndonesia belum lama dikenal oleh umum, hal mana
dapat dilihat dan dapat disimpulkan dalam surat-surat edaran 'enteri urusan
Penerbitan Bank dan 'odal Swasta >o. 1$UP'BS$05 tertanggal 1-/-1/05
dan >o. 01$UPB'S$05 tertanggal 5-1-1/05 mengenai an"uran menggunakan
sistim pembayaran se!ara giral.
Sistim giral pada saat itu belum umum digunakan oleh para pengusaha, begitupun
dikalangan perbankan di #ndonesia. *enyataan ini diakui oleh Pemerintahsebagaimana dapat dilihat dalam surat edaran 'enteri urusan Penerbitan Bank dan
'odal Swasta >o. ;/1$DUP'BS$00 tertanggal 10-:-1/00. Pemerintah mengakui
kurangnya perhatian dari Bank-bank Umum Swasta untuk melaksanakan
pembayaran-pembayaran dengan !ara pemindah-bukuan, karena masih banyak di
antara Bank-bank Umum Swasta yang sama sekali tidak mengeluarkan bilyet-giro.
Sehingga mulai saat itu kepada setiap bank Umum Swasta diwa"ibkan untuk
mengeluarkan bilyet-giro disamping alat-alat perintah membayar lainnya serta
se"auh mungkin mengusahakan agar permintaan-permintaan pembayaran dilakukan
se!ara giral$pemindah-bukuan serta diminta pula mengan"urkan nasabah-
nasabahnya agar membiasakan diri dengan menggunakan sistim tersebut.
'ungkin dikarenakan bahwa bilyet-giro tidak dapat diuangkan dan tidak dapat
dipindah-tangankan $ di endos, maka para pengusaha tidak berminat untuk
menggunakan alat tersebut sebagai alat pembayaran dalam transaksi-transaksi
perdagangan mereka. %kan tetapi berhubungan pada saat itu tuntutan hukuman
terhadap penarik-penarik +!ek kosong makin gen!ar, sedangkan bagi penarik
bilyet-giro kosong tidak terkena sanksi$penuntutan seperti penarik !ek kosong,
maka para pengusaha mulai berangsur-angsur menggunakan bilyet-giro sebagai
pengganti !ek. Sehingga tanpa dian"urkan lagi mereka sudah beramai-ramai
menggunakannya.
##$
8/10/2019 09 Surat Berharga
19/30
Surat Berharga
Bilyet-giro adalah tidak lain daripada surat perintah nasabah yang telah di
standadisir bentuknya, kepada bank penyimpan dana untuk memindah-bukukan
se"umlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang
disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya. Demikian definisi
bilyet-giro yang disebut dalam S.2.B.#. >o. 5$0:; UPPB$PbB, tanggal 5-1-1/:.
Dari definisi tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa pembayaran dana bilyet-
giro tidak dapat dilakukan dengan uang tunai dan tidak dapat dipindah-tangankan
melalui endosemen.
Dalam bilyet-giro tidak terdapat kedua ma!am klausula sebagaimana yang kita
"umpai dalam setiap surat berharga, baik klausula +kepada pembawa atau +order
bearer, maupun klausula +kepada order atau +or order. Dengan tidak adanya
salah satu klausula tersebut maka bilyet-giro tidak dapat dialihkan baik se!ara
penyerahan begitu sa"a (kepada pembawa atau dengan !ara endosemen serta
penyerahan surat itu (kepada order.
Selain itu bilyet-giro sesuai dengan sifatnya sebagai surat perintah pemindah-
bukuan dana kepada bank, maka surat itu dapat dibatalkan oleh penariknya
sepan"ang pada waktu penerimaan pemberitahuan tertulis oleh bank yang
bersangkutan, amanat dalam bilyet-giro tersebut belum dilaksanakan.
*alau satu surat sema!am bilyet-giro yang pembayaran dananya tidak dapat
dilakukan dengan uang tunai dan "uga tidak dipindah-tangankan haknya, serta dapat
pula dibatalkan oleh penariknya sepan"ang pada waktu penerimaan pemberitahuan
tertulis oleh bank yang bersangkutan, amanat dalam bilyet-giro tersebut belum
dilaksanakan, maka sifat-sifat tersebut "elaskan bertentangan dengan sifat umum
dari suatu surat berharga, yakni dapat diperdagangkan.
@alaupun menurut sifatnya satu bilyet-giro tidak dapat dialihkan haknya kepada
pihak lain, akan tetapi kenyataannya dalam dunia usaha sehari-hari, penarik suatu
bilyet-giro pada umumnya tidak men!antumkan nama si penerima dana dan nama
bank dimana si penerima dana, maka bilyet-giro tersebut kenyataannya sering
dialihkan oleh pemegangnya, bahkan ada yang berturut-turut beberapa kali
berpindah tangan kepada pihak lain tanpa disertai endosemen (karena endosemen
dalam hal bilyet-giro tidak dibenarkan.
###
8/10/2019 09 Surat Berharga
20/30
Surat Berharga
b *elebihan Bilyet Ciro dibanding ampaknya banyak pemegang bilyet-giro tidak menyadari besarnya risiko kalau
ia bukan menerima surat itu langsung dari penariknya. Fleh karena bilyet-giro
bukan surat berharga, sehingga pemegangnya tidak mendapat perlindungan
hukum sebagaimana yang terdapat pada wesel, !ek atau surat promes
##%
8/10/2019 09 Surat Berharga
21/30
Surat Berharga
Pemegang dari suatu bilyet-giro yang diperolehnya karena penyerahan dari
pemegang lainnya, tidak dapat mempertahankan haknya atas tagihan yang
ter!antum dalam surat itu kepada pihak ketiga. *arena bilyet-giro tidak dapat
dipindah tangankan haknya, maka menurut hukum perolehan surat itu adalah tidak
sah dan tidak mempunyai akibat hukumnya
Bilyet-giro sebagai warket kliring, berarti bahwa surat itu dapat diperhitungkan
melalui kliring yang diselenggarakan oleh Bank #ndonesia, sehingga memudahkan
bagi pemegang untuk men!airkan dananya
Fleh karena adanya keuntungan-keuntungan dan keistimewaan-keistimewaan
tersebut di atas, maka beredarlah bilyet-giro dalam masyarakat sebagai alat
pembayaran seperti surat-surat berharga lainnya. @alaupun sifatnya bukan seperti
yang dimiliki surat-surat berharga, akan tetapi kenyatannya bilyet-giro
dipergunakan oleh umum seolah-olah sebagai surat berharga yang dapat dialihkan
haknya kepada pihak lain dan sebagai alat pembayaran dalam transaksi
perdagangan.
%tas dasar keistimewaan itulah maka bilyet-giro kiranya dapat kita golongkan
sebagai +?uasi surat berharga atau +semi surat berharga.
! Beberapa alasan Penolakan
8/10/2019 09 Surat Berharga
22/30
Surat Berharga
1 Bilyet giro dibatalkan pemilik
15 HH(selain yang tersebut diatas
3. )ese&
*etentuan mengenai wesel diatur dalam Buku 1 Bab A# *ita Undang-undang &ukum
Dagang (*U&D.
@esel digunakan sebagai alat pembayaran dimulai se"ak abad menengah di Benus
2ropa bagian Barat. Pada saat itu sedang ramai-ramainya perdagangan antara
pedagang-pedagang dari berbagai negara yang bertempat tinggal ber"auhan satu sama
yang lain. Untuk pembayaran oleh satu pedagang kepada pedagang lainnya yang
berdiam di lain negara, terpaks dilakukan dengan !ara membawa uang sendiri yang
tentunya banyak risikonya, terutama risiko perampokan di "alan. Untuk pengiriman
uang melalui suatu badan usaha pada saat itu "uga memerlukan pembayaran biaya
pengiriman yang !ukup besar, oleh karena perusahaan yang mengurus pengiriman
uang tersebut "uga harus menanggung risiko seperti tersebut di atas tadi.
*esulitan-kesulitan inilah lalu timbul pemikiran oleh para pedagang untuk men!ari
"alan yang aman dan murah guna terlaksananya pengiriman uang tersebut. 'aka pada
saat itu timbullah gagasan yang diatur dengan mendapat bantuan dari para pedagang
penukar uang (money !hanger dengan !ara sebagai berikut )
Seorang pedagang (% yang hendak membayar hutangnya kepada pedagang (B di
lain tempat, tidak lagi mengirim uang tunai kepada pedagang (B melainkan membeli
wesel dari pedagang penukar uang (
8/10/2019 09 Surat Berharga
23/30
Surat Berharga
a Syarat-syarat formil bagi wesel
'enurut Undang-undang bahwa setiap surat wesel harus memuat hal-hal sebagai
berikut )
1 >ama +wesel disebut dalam teksnya sendiri dan disitilahkan dalam bahasa
surat itu ditulisnya
Perintah tak bersyarat untuk membayar se"umlah uang tertentu
>ama pembayar$tertarik
5 Penetapan hari bayar
Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan
0 >ama orang$pihak kepada siapa atau pihak lain yang ditun"uk olehnya,
pembayaran harus dilakukan
: 6anggal dan tempat surat wesel ditariknya
6anda tangan pihak yang mengeluarkannya (penarik
*edelapan syarat itu harus selalu ter!antum dalam setiap surat wesel. 6idak
dipenuhinya salah satu syarat tersebut di atas, maka surat itu tidak berlaku sebagai
surat wesel, ke!uali dalam hal-hal sebagai berikut )
1 kalau tidak ditetapkan hari bayarnya, maka wesel itu dianggap harus dibayar
pada hari diun"ukkannya (wesel un"uk
kalau tidak ditetapkan tempat pembayaran, maka tempat yang ditulis
disamping nama tertarik, dianggap sebagai tempat pembayaran dan tempat
dimana tertarik berdomisili
kalau tidak disebut tempat surat wesel itu ditarik, maka tempat yang disebut
disamping nama penarik, dianggap sebagai tempat wesel itu ditariknya
b 'a!am wesel
Berdasarkan penentuan hari bayarnya suatu surat wesel, oleh undang-undang
telah ditentukan 5 ma!am surat wesel yang mengatur hari bayarnya yang
berlainan, yakni )
1 @esel yang harus dibayar pada saat diun"ukkannya (wesel un"uk atau sight
draft4
##5
8/10/2019 09 Surat Berharga
24/30
Surat Berharga
@esel yang harus dibayar pada suatu waktu setelah diun"ukkannya (wesel
setelah un"uk atau after draft. %da beberapa bank yang mengeluarkan wesel
dengan ketentuan +one day a after sight4
@esel yang harus dibayar pada suatu waktu terhitung se"ak tanggal
penarikannya4
5 @esel yang harus dibayar pada suatu hari tertentuyang tertera dalam surat
weselnya
Untuk menghindarkan kesimpang-siuran dan ketidak seragaman dalam
pengeluaran surat wesel oleh bank-bank, maka Bank #ndonesia melalu Surat
2darannya >o. 5$//0 UPPB$PbB tertanggal 1 Desember 1/0, telah memberi
!ontoh-!ontoh surat wesel agar dapat dipergunakan oleh bank-bank.
@esel-wesel yang hari bayarnya ditentukan dengan !ara lain selain keempat !ara
di atas, atau menetapkan pembayarannya dengan !ara diangsur, adalah batal demik
hukum. Demiki bunyi pasal 1 ( *U&D.
Suatu surat wesel yang harus dibayar pada saat diun"ukkannya (wesel un"uk$sight
draft, harus diun"ukkan untuk diminta pembayarannya dalam tenggan waktu 1
(satu ahun terhitung se"ak tangal penarikannya. Penarik boleh memperpan"ang
tenggan waktu tersebut, sedangkan para endosan boleh memperpendeknya.
Bagi surat-surat wesel yang sudah ditentukan waktunya sebagai hari bayar, maka
tenggan waktu untuk pengun"ukkannya terhitung se"ak waktu yang ditentukan.
! @esel sebagai surat order
*adangkala dalam peredaran dapat kita lihat ada surat wesel yang dikeluarkan
+atas pembawa, !ara pengeluaran surat wesel sema!am ini "elas adalah keliru dan
bertentangan dengan ketentuan yang ada.
Sebagaimana dapat dilihat pada syarat-syarat formil bagi surat wesel yang tersebut
di atas, bahwa dalam suatu surat wesel harus ter!antum nama pihak$orang yang
kepada siapa atau pihak lain yang ditun"uk olehnya, pembayaran harus dilakukan.
Dengan demikian surat wesel harus dikeluarkan atas orderdan tidak boleh atas
un"uk.
##6
8/10/2019 09 Surat Berharga
25/30
Surat Berharga
d %kseptasi
'enurut undang-undang bahwa setiap penarik suatu surat wesel diwa"ibkan
menanggung akseptasi dan pembayarannya.
%kseptasi adalah satu pernyataan sanggup untuk membayar dari tertarik$pembayar
yang ditulis di atas wIsurat wesel itu serta ditanda tanganinya. 3ang ditulis di atas
surat wesel yang bersangkutan adalah kata-kata +sanggup atau kata-kata lain
yang mempunyai maksud yang sama. Suatu tanda tangan sa"a dari tertarik yang
dibubuhi di bagian muka surat wesel, sudah berlakulah sebagai akseptasi.
Pada beberapa tahun yang lalu pernah ter"adi keleliruan dalam dunia perbankan di
#ndonesia dimana suatu !ek dapat di-fiat pembayarannya oleh bank pembayar.
'aksud daripada +fiat bayar itu tidak lain daripada suatu pernyataan dari bank
pembayar bahwa bank menyanggupi untuk membayar "umlah yang etrtera dalam
!ek tersebut. Jiat pembayaran atas sehelai !ek oleh bank mirip dengan pemberian
akseptasi oleh tertarik atas suatu surat wesel.
Jiat atas !ek "elas menyalahi undang-undang. Bahkan Bank #ndonesia sendiri
dalam beberapa surat edarannya yang mengatur ketentuan-ketentuan mengenai
+!ek fiat, menyatakan bahwa pemberian fiat atas !ek sebenarnya tidak diatur
ketentuan-ketentuannya dalam *itab Undang-undang &ukum Dagang, sehingga
tidakd apat dibenarkan adanya pemberian fiat atas !ek, oleh karena menurut
ketentuan-ketentuan yang berlaku, bahwa !ek harus dibayar atas un"uk dan tidak
diperlukan adanya +fiat bayar atau +akseptasi sema!am wesel. %kan tetapi untuk
menghindarkan dilakukannya praktek-praktek yang tidak wa"ar yang dapat
membawa akibat-akibat buruk bagi bank itu sendiri maupun bagi seluruh
perbankan di #ndonesia, maka Bank #ndonesia terpaksa mengatur pula !ara-!ara
pemberian fiat atas !ek. Untunglah kemudian selang beberapa tahun setelah
diaturnya pemberian fiat !ek. Bank #ndonesia pada tahun 1/: tela melarang
pemberian fiat atas !ek oleh bank-bank.
Setiap pemegang suatu surat wesel dapat mengun"ukkan kepada tertarik untuk
mendapatkan akseptasinya. Pemegang tidak wa"ib untu"k meminta akseptasi dari
tertarik, ke!uali keharusan untuk dimintakan akseptasi ditentukan dalam surat
wesel yang bersangkutan4 'isalnya pebarik menentukan bahwa surat wesel yang
##7
8/10/2019 09 Surat Berharga
26/30
Surat Berharga
bersangku"tan harus diun"ukan untuk akseptasi sebelum dilakukan
pembayarannya. Sebaliknya penarik "uga dapat melarang pengun"ukan untuk
akseptasi tidak boleh dilakukan sebelum tanggal yang ditentukan. Para endosan
"uga dapat menetapkan keharusan pengun"ukkan untuk akseptasi dari suatu wesel
yang ia alihkan haknya.
Surat-surat wesel yang harus dibayar pada suatu waktu setelah diun"ukkannya,
harus diun"ukkan untuk akseptasi dalam waktu 1 (satu tahun terhitung se"ak
tanggal penarikannya. Penarik boleh memperpendek atau memperpan"ang tenggan
waktu itu, sedangkan para endosan boleh memperpendeknya.
6ertarik dengan memberikan akseptasinya pada suatu surat wesel, berarti bahwa ia
telah mengikatkan dirinya untuk membayar surat wesel itu pada saat ia harus
bayar. =adi, tertarik baru terikat untuk pembayarannya kalau ia telah
mengakseptasi surat wesel itu. 6iap-tiap akseptasi yang diberikan oleh tertarik
tidak boleh bersyarat, namun menurut undang-undang tertarik berhak untuk
membatasi pembayarannya atas suatu wesel sampai sebahagian "umlahnya sa"a.
Sebagaimana telah di"elaskan di atas tadi, bahwa pada umumnya pemegang suatu
wesel tidak wa"ib untuk meminta akseptasi dari tertarik, ke!uali dalam hal-hal
yang ditentukan oleh undang-undang, misalnya penarik sendiri yang menentukan
keharusan untuk dimintakan akseptasi (pasal 11 ayat 1 *U&D, atau dalam hal
wesel yang harus dibayar beberapa waktu setelah diperlihatkan (pasal 1 ayat 1
*U&D.
Sebaliknya begitupun si tertari* tidak mempunyai kewa"iban untuk melakukan
akseptasi, ke!uali dalam hal-hal yang ditentukan oleh undang-undang, yakni
dalam hal diperuntukkan guna bayar surat wesel yang telah ditarik atasnya (pasal
1:a *U&D, atau dalam hal si tertarik telah menyanggupi untuk menyetu"ui
wesel tersebut (pasal 1:b *U&D.
Pada setiap ada penarikan suatu surat wesel, penarik berkewa"iban untuk
memberitahukan atau memberi +ad8ies kepada tertarik tentang telah ditariknya
surat wesel untuk dibatar olehnya. %pabila penarik lalai melakukan pemberiathuan
tersebut, maka ia wa"ib mengganti kerugian biaya sebagai akibat penolakan
akseptasi atau penolakan pembayaran surat wesel tersebut.
##"
8/10/2019 09 Surat Berharga
27/30
Surat Berharga
e &ak regres
*alau tertarik menolak melakukan akseptasi atau menolak untuk menyetu"ui
pembayaran wesel tersebut, maka pemegang wesel dapat menegur si penarik,
walaupun hari pembayarannya belum tiba. &ak menegur sema!am ini dari si
pemegang surat wesel disebut sebagai hak regres.
Dalam menegur kepada si penarik atau kepada para endosan, si pemegang terlebih
dahulu harus mengadakan protes, yaitu mengadakan pernyataan yang dibuat
se!ara otentik (oleh >otaris atau seorang =uru-sita. Protes-non-akseptasi ini harus
dilakukan dalam tenggan wkatu yang ditentukan guna pengun"ukan untuk
akseptasi. Bilamana protes-non-akseptasi tidak dilakukan dalam tenggang waktu
yang ditentukan, maka gugurlah hak pemegang terhadap para endosan, penarik
dan para yang berhutang lainnya.
Begitupun kalau tertarik menolak pembayaran suatu wesel, maka pemegang harus
menyatakan penolakan itu dalam suatu protes (protes-non-pembayaran. Protes itu
harus dilakukan pada salah satu dari dua hari ker"a setelah hari pembayaran bagi
wesel-wesel dengan hari pembayaran tertentu.
Pemegang harus memberitahukan non-akseptasi atau non-pembayaran itu kepada
endosannya dan kepada penarik dalam waktu 5 (empat hari ker"a berikut hari
protes. Dan setiap endosan, iapun dalam waktu (dua hari ker"a berikut hari
pemberitahuan tersebut diterimanya, harus memberitahukan pemberitahuan itu
kepada endosan lainnya dengan menyebutkan nama-nama dan alamat-alamat
sekalian mereka yang telah memberikan pemberitahuan. Demikian seterusnya
sampai kembali pada penarik wesel itu. 9 Pasal 155 *U&D.
4. Surat +r(mes ,+r(miss(r' n(te-
Surat promes (promissory note adalah surat kesanggyupan tanpa syarat yang ditanda
tangani oleh pihak$orang yang mengeluarkannya surat itu, untuk membayar suatu
"umlah uang tertentu kepada seseorang$pihak atau orang$pihak lain yang ditun"uk
olehnya, pada hari yang telah ditetapkan dalam surat itu.
a Syarat formal promes )
##9
8/10/2019 09 Surat Berharga
28/30
Surat Berharga
Syarat formal promes yaitu )
1 *ata-kata +Surat Promes dan klausula +kepada order yang dimuatkan di
dalam teksnya sendiri dan diistilahkan dalam bahasa surat itu ditulisnya
*esanggupan tidak berysrat untuk membayar suatu "umlah uang tertentu
Penetapan hari bayarnya
5 Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan
>ama pihak yang kepadanya atau kepada pihak lain yang ditun"uk olehnya,
pembayaran itu harus dilakukan
0 6anggal dan tempat surat itu ditanda tanganinya
: 6anda tangan pihak yang mengeluarkan surat itu
Dalam *ita Undang-Undang &ukum Dagang kita, suatu promes yang
dimaksudkan di atas disebut dengan nama +Surat sanggup atau +Frderbrief"e.
Dalam dunia perbankan kita, suatu promes "uga kadang kala disebut sebagai +surat
aksep sebagaimana dapat dilihat dalam beberapa Surat 2daran Bank #ndonesia,
antara lain S.2.B.#. >omor S2. 0$$UPU' tanggal --1/:5.
Surat Promes (atau dalam bahasa #nggrisnya disebut Promissory note, bahasa
Peran!isnya disebut Billet a ordre, bahasa =ermannya disebut #nhaberpapier
adalah tagihan hutang yang berintikan +kesanggupan atau "an"i untuk membayar
suatu "umlah uang (betalingsbelofte. Disini letak perbedaannya dengan surat
wesel dan !ek yang berupa surat tagihan hutang yang berintikan +perintah untuk
membayar atau "umlah tertentu (betalingsopdra!ht.
Sehubungan dengan sifatnya surat promes sebagai surat pengakuan hutang yang
dibuat oleh si penanda tangan promes, maka dalam hal surat promes, kita hanya
"umpai (dua pihak yang tersangkut, yakni si penanda tangan promes dan si
penerima promes.
Sebagaimana telah dikatakan di atas tadi bahwa karena adanya perbedaan sifat di
antara surat promes dengan surat wesel, dimana surat promes adalah sebagai surat
+kesanggupan atau "an"i untuk membayar, sedangkan surat wesel adalah surat
+perintah untuk membayar, maka ini membawa akibat bahwa beberapa ketentuan
wesel tidak dapat dipakai pada surat promes., *edudukan si penanda tangan
promes se"ak semula sudah sama dengan kedudukan akseptan pada surat wesel.
#%$
8/10/2019 09 Surat Berharga
29/30
Surat Berharga
*arena kedudukan itulah maka pada surat promes tidak diperlukan lagi lembaga
akseptasi.
*etentuan-ketentuan lainnya mengenai surat wesel tentang endosemen, hari bayar,
hak regres dalam hal non pembayaran, daluwarsa, surat wesel yang hilang,
perubahan dan lain sebagainya berlaku pula bagi surat promes.
Dalam *itab Undang-Undang &ukum Dagang selain surat promes yang
dimaksudkan di atas (promes atas order, "uga ada diatur Surat Promes atas
pembawa (pasal /! s$d pasal /k. Perbedaan antara surat promes atas order
dengan surat promes atas pembawa adalah bahwa surat promes atas pembawa ini
memberi hak kepada setiap pembawa yang memperlihatkan surat itu (toonder,
untuk menerima pembayaran uang. Sedangkan dalam surat promses atas order,
yang berhak menerima uang hanya orang$pihak yang diberi kuasa (order se"ak
semula yang berhak menerima uangnya.
Pemegang promses atas pembawa harus menagih pembayarannya dalam waktu 0
hari setelah surat itu diterimanya sebagai pembayaran. %pabila dalam promses atas
pembawa itu disebutkan tanggal tertentu bagi pembayaran uangnya, maka
tenggang waktu 0 hari dari hari berikutnya tanggal tertentu itu.
b Pasar uang antar bank
Dalam transaksi di pasr Uang antar Bank, bank penerima pin"aman (borrowing
bank mengeluarkan suatu surat promes (promissory note yang diberikan kepada
bank yang memin"amkan uang (lending bank yang berisikan pernyataan$"an"i
akan membayar kembali dana transaksi tersebut pada waktu yang disebutkan
dalam surat promses itu. Berhubung dana yang diperdagangkan dalam Pasa uang
antar bank itu pda dasarnya adalah dana yang sifatnya pendek yang harus dapat
dibayar kembali setelah lewat satu atau beberapa hari sa"a, maka dalam hubungan
ini oleh Bank #ndonesia telah ditetapkan melalui Surat 2darannya >omor S2.
0$$UPU' tertanggal --1/:5, bahwa "angka waktu pelunasan kembali dana
yang diperoleh harus dalam "angka waktu selambat-lambatnya (ternasuk transaksi
perpan"angan : (tu"uh hari terhitung se"ak hari penutupan transaksi yang pertama.
#%#
8/10/2019 09 Surat Berharga
30/30
Surat Berharga
%pabila setelah lewat : (tu"uh hari dana tersebut belum "uga dibayar kembali oleh
bank penerima pin"aman, maka pin"aman itu harus diperlakukan sebagai
pemberian kredit biasa dan untuk itu harus dipenuhi ketentuan-ketentuan formil
mengenai pemberian kredit, antara lain dengan melengkapi akad kredit,
pembayaran bea meterai kredit dari pengikatan "aminan serta hal-hal lain yang
la7imnya berlaku di bidang perkreditan.
Surat Promes yang dikeluarkan oleh bank-bank dalam transaksi +interbank !all
money ini, oleh bank yang memin"amkan uang (lending bank pada saat hari
"atuhnya (due date surat promes itu dapat langsung menagihnya dengan !ara
memperhitungkannya sebagai warkat kliring sepan"ang surat promes itu
diperhitungkan atas dasar +fa!e 8alue dan dinyatakan dalam Gupiah.
%gar surat promes yang dipakai dalam transaksi )interbank !all money ini dapat
benar-benar memenuhi ketentuan dalam *itab Undang-Undang &ukum Dagang
kita dan keseragaman bentuknya, maka oleh Eembaga *liring =akrta waktu itu
melalui surat edarannya >o. Peng. 0$1;$EPC$