SKE A 17 Molahidatidosa
Post on 05-Dec-2014
164 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial
Skenario A BLOK XVII” sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam
selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. dr. Indriyani, selaku tutor Tutorial 4
4. Teman-teman seperjuangan
5. Semua pihak yang membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada
semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi
kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
Amin.
Palembang, Maret 2013
Penulis
Page | 1
DAFTAR ISI
Halaman Judul ….………………………………………………………………… i
Kata Pengantar…………………………………………………………………… 1
Daftar Isi ….……………………………………………………………………… 2
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 3
1.2 Maksud dan Tujuan ….……………………………………… 3
BAB II : Pembahasan
2.1 Data Tutorial ..………………………………………………… 4
2.2 Skenario ….……………………………………………………. 4
2.3 Seven Jump Steps …………………………………………… 5
2.3.1 Klarifikasi Istilah-Istilah.……………………………. 5
2.3.2 Identifikasi Masalah ……………………………….... 6
2.3.3 Analisis Masalah……………………………………… 7
2.3.4 Hipotesis……………………………………………… 37
2.3.5 Kerangka Konsep…………………………………….. 38
2.3.6 Learning Issue………………………………………... 39
2.3.7 Sintesis……………………………………………….. 39
Daftar Pustaka……………………………………………………………………. 50
Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kesehatan Reproduksi adalah blok ketujuhbelas pada semester 6 dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang
memaparkan kasus mengenai Perdarahan Dalam Kehamilan dan Kelainan Ginekologi
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
Page | 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Indriyani
Waktu : Selasa, 19 Maret 2013
Kamis, 21 Maret 2013
Moderator : Tiffany Reza Putri
Sekretaris meja : Widiawarmi
Sekretaris papan : Chika Virlita
Rule Tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
3. Berbicara yang sopan dan penuh tata krama.
2.2 Skenario A Blok XVII
Ny. Siti Zaleha , berusia 30 tahun, merasa hamil 16 minggu dengan G4P2A1,
datang ke Poliklinik Kebidanan pada tanggal 20 Februari 2013 dengan keluhan
perdarahan pervaginam sedikit-sedikit tetapi tidak merasa sakit sudah lebih kurang 3
minggu ini. Hamil sekarang ini, os merasa lebih banyak mual dan muntah. HPHT 31
Oktober 2012. Os pernah ke bidan, lalu disuntik untuk mengehntikan perdarahan tetapi
tetap saja perdarahan keluar sedikit-sedikit. Karena perdarahan yang tidak berhenti, os
memeriksakan diri ke Poliklinik Kebidanan. Suaminya bekerja sebagai tukang becak
dengan penghasilan pas-pasan.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum: baik, kesadaran: compos mentis
Tanda Vital : N:80x/menit, TD: 110/70mmHg, RR:20x/menit, T:36,8C
Pemeriksaan Khusus :
Kepala: konjungtiva pucat, anemis
Thoraks: dbn, areola mammae hiperpigmentasi (+/+)
Abdomen: lemas, sakit tekan(-), linea gravidarum(+)
Ekstremitas: edema (-)
Pemeriksaan Obstetri :
PL:
- TFU: Sepusat
Page | 4
- His(-), perut lemas, sakit tekan(-)
- Belum teraba janin
Inspekulo:
- Dilipat paha terdapat tinea cruris
- Portio: livide
- Fluxus(+) sedikit-sedikit, keluar dari OUE
- Polip, trauma vagina (-)
PD (Toucher):
- Potio: lunak
- OUE: tertutup
- Corpus uteri: sebesar kehamilan 24 minggu
Pemeriksaan Laboratorium : darah rutin: Hb : 9,8 mg/dl, trombosit: 250.000/ml,
Leukosit: 6000 mg/dl
USG : Gambaran sarang tawon,tidak terdapat janin
Titer β HCG : 1/400 +
2.3 Seven Jump Steps
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. G4P2A1 : penegakkan diagnosis untuk kehamilan (gravid) ke 4,
kelahiran (partus ) 2,keguguran (abortus) 1 kali
2. Perdarahan pervaginam:keluarnya darah melalui vagina
3. HPHT : hari pertama haid terakhir yang dialami oleh orang sakit
4. Hamil : periode perkembangan janin dimulai dari pembuahan
ovum sampai lahir
5. hiperpigmentasi : peningkatan pigmentasi atau warna secara abnormal
6. linea gravidarum : garis atau tepi yang sempit pada permukaan abdomen yang
menandakan wanita hamil
7. TFU : tinggi fundus uteri, merupakan tinggi puncak tertinggi rahim
sesuai usia kehamilan
8. Tinea cruris : infeksi jamur yang menyerang lipat paha bisa perineum dan
region perianal dan menyebar disekitar
9. portio : bagian dari serviks yang menonjol keatas vagina
10. livide : bagian dari serviks yang menonjolkeatas vagina yang
berwarna pucat kebiruan
Page | 5
11. fluxus : keluarnya darah yang berlebihan
12. OUE : ostium uteri externum
13. Polip : pertumbuhan atau massa yang menonjol dari membrane
mukosa
2.3.2 Identifikasi masalah
1. Ny. Siti Zaleha , berusia 30 tahun, merasa hamil 16 minggu dengan G4P2A1,
datang ke Poliklinik Kebidanan pada tanggal 20 Februari 2013 dengan keluhan
perdarahan pervaginam sedikit-sedikit tetapi tidak merasa sakit sudah lebih
kurang 3 minggu ini. Hamil sekarang ini, os merasa lebih banyak mual dan
muntah. HPHT 31 Oktober 2012.
2. Ny. Siti Zaleha, Hamil sekarang ini, merasa lebih banyak mual dan muntah.
HPHT 31 Oktober 2012.
3. Ny. Siti Zaleha pernah ke bidan, lalu disuntik untuk mengehntikan perdarahan
tetapi tetap saja perdarahan keluar sedikit-sedikit. Karena perdarahan yang tidak
berhenti, os memeriksakan diri ke Poliklinik Kebidanan.
4. Suaminya bekerja sebagai tukang becak dengan penghasilan pas-pasan
5. Pemeriksaan Khusus :
Kepala: konjungtiva pucat, anemis
Thoraks: areola mammae hiperpigmentasi (+/+)
Abdomen: lemas, sakit tekan(-), linea gravidarum(+)
6. Pemeriksaan Obstetri :
PL:
- TFU: Sepusat
- His(-), perut lemas, sakit tekan(-)
- Belum teraba janin
Inspekulo:
- Dilipat paha terdapat tinea cruris
- Portio: livide
- Fluxus(+) sedikit-sedikit, keluar dari OUE
- Polip, trauma vagina (-)
PD (Toucher):
- Potio: lunak
- OUE: tertutup
- Corpus uteri: sebesar kehamilan 24 minggu
Page | 6
Pemeriksaan laboratorium : darah rutin: Hb : 9,8 mg/dl, USG : Gambaran sarang
tawon,tidak terdapat janin. Titer β HCG : 1/400 +
2.3.2 Analisis Masalah
1. a. bagaimana anatomi sistem reproduksi feminina ?
jawab :
Genetalia Interna
a. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan
vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan
muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya
sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm.
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri
membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Page | 7
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu
dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung
kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup
peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung
kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang
utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder
3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan
ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas.
Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada
wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan
penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.
Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
b) Lapisan otot
Page | 8
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan
lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot
rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena.
Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi
kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat
terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya
bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum,
yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi
selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen
bawah rahim dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium
ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi
endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan
terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat
mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina.
Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri,
tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang
menyangga uterus adalah:
1) Ligamentum latum
• Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
2) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
3) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
4) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
Page | 9
5) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
6) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan
uterus saat hamil dan persalinan.
d. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa
ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan
dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap
melakukan implantasi.
e. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah
tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap
bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira
pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de
graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan
ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesteron
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel
primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan
hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda
seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut
pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah
menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan
ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada
estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun
Page | 10
menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang
lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi
wanita.
b. bagaiman fisiologi sistem reproduksi feminina ?
jawab :
1. Hormon Reproduksi pada wanita
a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormon LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
pematangan sel ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Page | 11
2. Siklus Menstruasi
Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap
bulan akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1.Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim
dan adanya pendarahanselama 4hari.
2.Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya
endometrium secara bertahap selama 4hr
3.Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar
tumbuhnya lebih cepat.
4.Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya
penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.
3. Fungsi sistem reproduksi interna
vagina : sebagai saluran ekskresi untuk menstruasi dan jalan lahir
uterus : tempat untuk menerima, mempertahankan dan member makan janin
yang telah dibuahi, Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi,
retensi dan nutrisi konseptus.
tuba uterine : tempat fertilisasi (ampulla), menyediakan makanan untuk ovum
yang telah difertilisasi, membawa ovum yang telah difertilisasi ke cavitas uteri,
saluran yang silalui sperma untuk mencapai ovum berfungsi sebagai jalan
transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri
ovarium : Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel
menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital
ovarium dikorteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-
hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus
luteum pascaovulasi).
c. bagaiman histologi sistem reproduksi feminina ?
jawab :
Ovarium
Page | 12
Fungsi ovarium :
a. Produksi sel germinal
b. Biosintesis hormon steroid
Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-masing folikel berada
dalam keadaan istirtahat dan mengandung oosit primordial ( primitif ) yang
dikelilingi satu lapis sel yaitu sel granulosa. Disekitar sel granulosa terdapat
sekelompok sel yaitu sel teka. Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel
granulosa di konversi menjadi estrogen. Hormon steroid dari ovarium bekerja
dalam folikel untuk menujang perkembangan oosit dan di luar ovarium,
hormon steroid bekerja pada jaringan target.
Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk
terjadinya ovulasi pada saat folikel sudah matang ( folikel d’graaf ) dimana
terdapat area sekeliling oosit yang disebut zona pellucida
Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma ). Setelah
pelepasan oosit, folikel mengempis (collaps) dan terbentuk corpus luteum
Tuba falopii
Page | 13
Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada
permukaan selnya. Silia bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi
pergerakan zygote ke dalam uterus agar mengadakan implantasi pada
endometrium.
Uterus
Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakan
miometrium. Uterus harus mampu untuk membesar selama kehamilan.
Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi sel otot polos miometrium (miosit)
dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat dalam jaringan ikat
miometrium.
Rongga uterus dilapisi oleh endometrium. Endometrium merupakan organ
target dan kelenjar endokrin. Dibawah pengaruh produksi siklis hormon
ovarium endometrium mengalami perubahan mikroskopik pada struktur dan
fungsi kelenjar.
Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium
mengadakan proliferasi di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar endometrium
mengalami proliferasi dan masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma.
Page | 14
Arteri muskular kecil (arteria spiralis ) tumbuh kedlam lapisan basal
endometrium.
Setelah ovulasi, suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen
menjadi dominan progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti.
Endometrium pasca ovulasi disebut endometrium sekretorik.
Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan tampak berbuih yang
menadakan adanya peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi
eosinofilik dan disebut sebagai sel desidua. Desidualisasi endometrium
diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian menyebar dibawah epitel
permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi. Jika tidak terjadi
kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13 – 14
pasca ovulasi. Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai
debris menstruasi. Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum
memanjang dan memperpanjang produksi progesteron dan desidualisasi
stroma berlanjut.
Servik dan vagina
Servik terutama terdiri dari jaringan ikat. Struktur ini dilapisi satu lapis epitel
kelenjar penghasil mukus dibagian dalam servik (canalis endoservicalis) dan
epitel skuamosa berlapis pada ektoservik. Transisi epitel kelenjar dan
skuamosa dikenal sebagai zona transformasi yang penting oleh karena sering
mengalami perubahan displastik yang dapat menjadi keganasan. Vagina
dilapisi oleh epitel skuamosa.
d. bagaiman embriologi pada kehamilan 16 minggu ?
jawab :
Perkembangan Janin Minggu ke-16
Panjang janin bertambah dengan sangat cepat dan gerakan-gerakannya lebih
kuat. Ibu dapat merasakan gerakan-gerakan janinnya dengan meraba perut.
Rambut halus tumbuh diseluruh dipermukaan tubuh janin, yang disebut
lanugo. Plasenta terbentuk dan berfungsi sepenuhnya. Panjang janin saat ini
16 cm dan beratnya 135 gram. Jika melakukan USG saat ini mungkin anda
dapat mengetahui jenis kelamin. Otot janin sudah berkembang dan menjadi
kuat. Gerakannya semakin aktif. Ia sudah mulai menghisap ibu jarinya,
Page | 15
menguap, merenggangkan tubuhnya, sudah menelan kencing, dan cegukan.
Pada minggu ini jika sinar terang di letakkan di perut anda, bayi akan
menggerakan tangan ke arah matanya. Sistem pencernaan janin pun mulai
menjalankan fungsinya. Dalam waktu 24 jam janin menelan air ketuban
sekitar 450-500 ml. Hati yang berfungsi membentuk darah, melakukan
metabolisme hemoglobin dan bilirubin, lalu mengubahnya jadi biliverdin yang
disalurkan ke usus sebagai bahan sisa metabolisme.
e. bagaimana fisiologi kehamilan ?
jawab :
Fisiologi kehamilan
Page | 16
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi) dan nidasi (implantasi). Diawali dari ovum yang dilepas oleh
ovarium yang disapu oleh mikrofilamen mikrofilamen fimbria infundibulum
tuba ke arah ostium tuba abdominalis dan disalurkan terus ke arah medial.
Ovum. Ovum dilingkari oleh zona pelusida dan diluarnya terdapat sel sel
korona radiata. Seiring dengan perjalanan ovum ke ampula tuba, maka korona
radiata akan berkurang dan ovum hanya dilapisi oleh zona pelusida sampai
pada perbatasan ampulla dan istmus yang dimana tempat pembuahan pada
umunya.jutaan spermatozoa ditumpahkan di formiks vagina dan porsio pada
saat koitus. Hanya beberapa ratus ribu sperma yg mampu masuk ke uterus dan
tuba. Dan juga hanya beberapa ratus saja yang bisa sampai ke bagian ampula
dimana sperma memasuki ovum dan siap untuk dibuahi. Fertilisasi ialah
penyatuan ovum dan spermatozoa yg verlangsung di tuba. Spermatozoa yang
mampu melakukan penetrasi ke sel ovum hrus melewati korona radiata dan
zona pelusida. Kemudian pembuahan terjadi dan dimulailah pembelahan zigot.
Segera setelah pembelahan ini terjadi, pembelahan pembelahan selanjutnya
berjalan dengan lancar dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel yang
sama besarnya. Hasil konsepsi ini berada dalam stadium morula. Selanjutnya
hari keempat, hasil konsepsi mencapai stadium blastokista. Blastokista
merupakan suatu bentuk bagian yang diluarnya adalah trofoblas (yang akan
menadi plasenta) dan didalamnya massa inner cell(yang akan menjadi janin).
Setelah trofoblas terbentuk maka produksi hormon hcg akan dimulai. Pada
umumnya blastokistamasuk di endometrium dengan bagian dimana massa
inner cell berlokasi. Dikemukakan bahwa hal inilah yang menyebabkan tali
pusat berpangkal sentral atau prasentral. Bila aebaliknya dengan bagian lain
blastokista memasuki endometrium, maka terdapatlah tali pusat dengan
insersio velamentosa. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang
uterus, dekat fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi barulah bisa disebut dengan
adanya kehamilan. Kemudian hasil konsepsi ini akan bertumbuh kembang di
endometrium sampai sudah cukup bulan untuk melahirkan.
f. bagimana tanda-tanda kehamilan ?
jawab :
Tanda pasti kehamilan
Page | 17
1. pemeriksaan obstetri
- mendengar DJJ : berkisar antara 140- 160 /menit ynag dapat didengar dengan
fetoskop mulai kehamilan 17- 19 minggu atau dengan doppler mulai
kehamilan 10-12 minggu. Pada kehamilan lanjut beberapa bunyi jdan bising,
sbb:
a.bising tali pusat
b.bising rahim
c.bising usus
d.bunyi aorta
e.bunyi gerakan fetus
- melihat dan meraba gerakan janin
2. pemeriksaan USG
3. pemeriksaan EKG
4. pemeriksaan radiologi
Tanda- tanda kemungkinan hamil :
-tanda hegar
-tanda goedel
-kontraksi braxton hicks
-tanda piskacek
-ballotemen
-pembesaran perut
Tanda- tanda dugaan hamil
1. tanda-tanda
-amenorrhea
-perubahan pada mammae
-selaput lendir vagina menjadi merah ungu atau biru tua disebut tanda
chadwick
-stria dan hiperpigmentasi kulit
2. keluhan ibu
-mual dengan atau tanpa muntah
-ibu merasa adanya gerakn fetus
-gangguan BAK
Page | 18
-mudah capai, lemah
g. bagaimana hubungan G4P2A1 dengan keluhan perdarahan pervaginam
sedikit-sedikit tetapi tidak merasa sakit ?
jawab :
ibu multipara cenderung berisiko terjadi perdarahan pervaginam karena
trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetic yang dapat
diidentifikasikan dan penggunaan stimulant drulasi seperti klomifen atau
menotropiris (pergonal)
h. apa penyebab perdarahan pervaginam saat kehamilan ?
jawab :
Perdarahan pervaginam pada seorang wanita adalah suatu yang
fisiologis (disebut menstruasi). Namun pada kondisi-kondisi tertentu,
khususnya kehamilan, perdarahan ini menjadi tanda suatu patologis,
diantaranya :
Sebab-sebab organic
- Serviks : Polipus servisiso uteri, erosion porsionis uteri, ulkus pada porsio
uteri, karsinoma servisisi uteri.
- Korpus uteri : Polip endometrium, abortus (dgn berbagai jenis), mola
hidatidosa, kariokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korporis uteri,
sarcoma uteri, mioma uteri.
- Tuba fallopii : KET, radang tuba, tumor tuba.
- Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium.
Sebab-sebab fungsional
- Metropatia hemoragika : perdarahan karena persistensi folikel yang tidak
pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum.
Akibatnya, terjadilah hyperplasia endometrium karena stimulasi estrogen
yang berlebihan dan terus-menerus.
- Insufisiensi korpus luteum : kurangnya produksi progesterone akibat
gangguan LH releasing factor.
Page | 19
- Apopleksia uteri : pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya
pembuluh darah dalam uterus. (tereksklusi oleh pemeriksaan BP pasien yg
normal).
- Persisten korpus luteum : menyebabkan pelepasan endometrium yang tidak
regular (irregular bleeding).
Sebab fungsional ini dapat terjadi pada kondisi tidak hamil.
Pada kehamilan muda:
- Abortus
1. Factor janin kelainan kromosomal
2. Factor ibu gaya hidup, penyakit antifosfolipid.
3. Factor lingkungan infeksi
- Kehamilan ektopik
- Molahydatidosa
- Death conceptus
- Blighted ovum
i. apa kemungkinan penyakit yang mengakibatkan perdarahan
pervaginam?
Jawab :
Perdarahan pervaginam adalah proses keluarnya darah melalui vagina,
kehamilan dengan perdarahan dibagi menjadi 3 trimester :
1. Trimester I : Perdarahan pada kehamilan muda pada kehamilan 1,2,3 bulan
(sampai 12 minggu) yaitu abortus dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Abortus : Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan atau Abortus sebagai
pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gramatau usia
kehamilan < 20 minggu (terakhir, WHO/FIGO 1998 :22 minggu)
Penyebabnya meliputi : Genetik, kelainan kongenital uterus (penyebab
anatomik), autoimun, defek fase luteal (hormonal), hematologik, faktor
lingkungan.
KET : Ialah kehamilan dengan ovum yangdibuahi, berimplantasi, dan
tumbuhtidak di tempat yang normal yaitudalam endometrium cavum uteri.
Penyebabnya meliputi : Faktor tuba ( peradangan atau infeksi pada tuba
Page | 20
menyebabkan lumen pada tuba menyempit), factor abnormalitas dari zigot
(tumbuh terlalu cepat atau terlalu besar), Faktor ovarium, dan faktor hormonal.
2. Trimester II : Perdarahan pada usia kehamilan 4,5,6 bulan (13-27 minggu)
Berupa mola hidatidosa (hamil anggur).
Mola Hidatidosa : adalah suatu massa atau pertumbuhan di dalam rahim yang
terjadi pada awal kehamilan / kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang
terbentuk akibat kegagalan pembentukan janin. Mola hidatifosa berasal dari
plasenta dan/atau jaringan janin sehingga hanya mungkin terjadi pada awal
kehamilan. Massa biasanya terdiri dari bahan-bahan plasenta yang tumbuh tak
terkendali. Sering tidak ditemukan janin sama sekali. Penyebab terjadinya
mola belum sepenuhnya dimengerti. Penyebab yang paling mungkin adalah
kelainan pada sel telur, rahim dan/atau kekurangan gizi.
3. Trimester III : Perdarahan pada kehamilan lanjut pada usia kehamilan 7,8,9
(28-42 minggu) berupa plasenta previa dan solutio plasenta.
Plasenta previa : Adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada SBR
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Penyebabnya : Berkaitan dengan berkurangnya vaskularisasi atau perubahan
atrofi pada desidua dengan faktor resiko : Meningkatnya usia ibu dan paritas,
Riwayat seksio sesaria, dll
Solutio Plasenta : Pelepasan plasenta yang prematur pada implantasi yang
normal, dengan penyebab primer belum diketahui namun faktor risiko:
Peningkatan umur dan paritas, Preeklampsia, Hipertensi kronis , KPSW,
Merokok, Penggunaan socaim, Prior Abruption, Leimioma Uteri.
j. bagaimana mekanisme perdarahan pervaginam pada kasus ?
jawab :
Fertilisasi/konsepsi (ovum dan sperma)zigotemorulablastula
(nidasi/implantasi di uterus) embrio dan tropoblastproliferasi dari villi
choriales pada tropoblast pembuluh darah di villi choriales tidak
berfungsiembrio tidak mendapat nutrisi dan oksigen serta terjadinya
penimbunan cairan di dalam jaringan masenkim villi yang menyerupai
gambaran seperti sarang tawon (degenerasi hidrofik/edematosa pada villi)
embrio mati dan mola hidatidosa Jaringan mola (molar tissue) berpisah dari
Page | 21
deciduas graviditalis, menyebabkan perdarahan sedikit-sedikit (bercak) atau
banyak(perdarahan hebat) melalui vagina.
k. apa makna dari perdarahan pervaginam sedikit-sedikit tetapi tidak
merasa sakit sudah lebih kurang 3 minggu yang lalu ?
jawab :
sebagai diagnosis terjadinya penyakit mola hidatidosa
4. a. apa penyebab mual muntah pada kasus ?
jawab :
a. pembesaran uterus abnormal distensi abdomen
b. perubahan hormonal pada ibu hamil
c. peningkatan kadar Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
b. bagaimana mekanisme mual muntah pada kasus ?
jawab :
proliferasi trofoblast→HCG yang didihasilkan meningkat→ mempengaruhi
zona kemereseptor dihipotalamus→timbul mual muntah
c. bagaimana hubungan mual muntah dengan HPHT ?
jawab :
Tidak ada ,karena normalnya mual muntah timbul 6-10 minggu setelah HPHT,
sedangkan pada kasus sudah melebihi dari normal,menunjukkan terjadinya
hiperemesis gravidarum (HEG)
d. bagaiaman taksiran kelahiran dilihat dari HPHT ?
jawab :
Cara menghitung perkiraan partus yaitu hari +7, bulan -2, tahun +1 dari
HPHT, maka:
HPHT 31 Oktober 2012, maka perkiraan partus 7 Agustus 2013.
e. apa hubungan banyak mual muntah dengan keluhan perdarahan
pervaginam dan janin ?
jawab :
Page | 22
mual muntah yang hebat yang dialami Ny. zaleha bukan merupakan tanda
kehamilan yang berlanjut karena mual dan muntah biasanya terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir trimester pertama. Mual dan
muntah yang berlebilan pada kasus ini dikarenakan tingginya kadar hCG yang
dihasilkan oleh sel sinsitiotrofoblast. Kemudian, perdarahan terjadi karena
terpisahnya deciduas graviditalis
g. apa saja tingakatan Hiperemis gravidarum (HEG) ?
jawab :
Hiperemesis gravidarum terbagi atas beberapa derajat sesuai dengan tanda dan
gejala yang dialaminya, yaitu :
1. Derajat 1
Muntah terus menerus (muntah > 3-4 kali/hari, dan mencegah dari masuknya
makanan atau minuman selama 24 jam) yang menyebabkan ibu menjadi
lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan turun (2-3 kg dalam 1-2 minggu),
nyeri ulu hati, nadi meningkat sampai 100x permenit, tekanan darah sistolik
menurun, tekanan kulit menurun dan mata cekung
2. Derajat 2
Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi kecil dan
cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit kuning. Berat badan turun
dan mata menjadi cekung, tekanan darah turun, pengentalan darah, urin
berkurang, dan sulit BAB. Pada napas dapat tercium bau aseton
3. Derajat 3
Keadan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai
koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah turun. Pada
jabang bayi dapat terjadi ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus,
penglihatan ganda, dan perubahan mental. Keadaan ini akibat kekurangan zat
makanan termasuk vitamin B kompleks. Jika sampai ditemukan kuning berarti
sudah ada gangguan hati
Page | 23
Pada kasus termasuk derajat I
h. apa factor risiko HEG ?
jawab
Faktor risiko terjadinya hiperemesis gravidarum diantaranya adalah :
a. factor predisposisi : abortus, kehamilan ganda, mola hidatidosa
b. factor organic : alergi, masuknya villi khoriasis dalam sirkulasi, perubahan
metabolic akibat hamil, resistensi ibu yang menurun
c. factor psikologi
5. a. apa yang harusnya dilakukan oleh bidan terhadap kasus ini ?
jawab :
berikan infuse cairan Ringer Laktat melalui intravena, kemudian rujuk kespesialis
Obstetri dan Ginekologi
6. a. bagaimana hubungan pekerjaan suami dengan nutrisi yang diterima
Ny.Zuleha dan janin serta dampaknya ?
jawab :
dalam masa kehamilan keperluan zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan keadaan
sosial ekonomi yang rendah maka untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi yang
diperlukan tubuh kurang sehingga mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan
dan perkembangan janinnya.
b. bagaimana nutrisi yang seharusnya diberikan kepada os ?
jawab : konsumsi makanan yang mengandung nilai gizi tinggi, protein hewani
maupun nabati
Page | 24
7. a. bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan khusus: kepala;
konjungtiva anemis, thoraks; aerola mammae hiperpigmentasi(+/+),
abdomen: lemas, linea gravidarum(+) ?
jawab :
Anemia: terjadi karena adanya perdarahan pervaginam yang sedikit-sedikit.
Areola mammae hiperpigmentasi : Pigmentasi kulit Pengaruh hormon
kortikosteroid plasenta
abdomen : lemas, linea gravidarum (+)
Abdomen lemas: abnormal: karena terjadinya penimbunan cairan di dalam
jaringan masenkim villi choriales dan tidak berisi janin.
Dan juga disebabkan oleh pertumbuhan trofoblas yang berlebihan (excessive
trophoblastic growth) dan darah yang tertahan (retained blood).
Linea gravidarum: striae gravidarum”: striae pada payudara dan abdomen akibat
separasi jaringan kolagen yang terlihat sebagai jaringan parut iregular.
Diperkirakan akibat pengaruh hormon adrenocorticosteroid dan nampak pada
kehamilan lanjut.
8. a. bagimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan obstetric
PL:
- TFU: Sepusat
- His(-), perut lemas, sakit tekan(-)
- Belum teraba janin
Inspekulo:
Page | 25
- Dilipat paha terdapat tinea cruris
- Portio: livide
- Fluxus(+) sedikit-sedikit, keluar dari OUE
- Polip, trauma vagina (-)
PD (Toucher):
- Potio: lunak
- OUE: tertutup
- Corpus uteri: sebesar kehamilan 24 minggu
Jawab :
TFU:sepusat : disebabkan oleh pertumbuhan trofoblas yang berlebihan
(excessive trophoblastic growth) dan darah yang tertahan (retained blood).
Abnormal:
16-18 minggu : di tengah, antara simfisis pubis dan umbilicus
- His (-), perut lemas, sakit tekan(-)
His (-); tidak ada tanda-tanda persalinan, pada usia kehamilan pada kasus
normal
Abdomen lemas: abnormal: karena terjadinya penimbunan cairan di dalam
jaringan masenkim villi choriales dan tidak berisi janin.
Dan juga disebabkan oleh pertumbuhan trofoblas yang berlebihan (excessive
trophoblastic growth) dan darah yang tertahan (retained blood).
Sakit tekan (-) :normal, karena tidak tejadi rupture atau kerusakan jaringan
intrauteri
- Belum teraba janin : abnormal
Tidak terbentuk janin karena terjadinya mola hidatidosa komplet.
Inspekulo:
- Dilipat paha terdapat tinea cruris:abnormal,
o Portio: livide: warna selaput lendir vulva dan vagina terlihat menjadi ungu
karena hipervaskularisasi
Fluxus(+) sedikit-sedikit, keluar dari OUE: Jaringan mola (molar tissue)
berpisah dari deciduas graviditalis, menyebabkan perdarahan sedikit-sedikit
(bercak) atau banyak(perdarahan hebat) yang keluar dari ostium uteri ekstrena
melalui vagina.
Page | 26
- Polip, trauma vagina (-):normal. Tidak ada polip (penonjolan membrane
mukosa) dan tidak pernah terjadi trauma vagina
PD (Toucher):
- Potio: lunak
- OUE: tertutup
Corpus uteri: sebesar kehamilan 24 minggu: karena terjadinya penimbunan
cairan di dalam jaringan masenkim villi choriales dan tidak berisi janin.
Dan juga disebabkan oleh pertumbuhan trofoblas yang berlebihan (excessive
trophoblastic growth) dan darah yang tertahan (retained blood).
b. apa factor risiko timbulnya Tinea Cruris ?
jawab :
a. kekebalan tubuh yan lemah
b. pemakaian handuk secara bersamaan
c. kelangkangan yang masih lembab
d. Hygienis yang kurang
d. pada usia berapa janin bisa teraba ?
jawab :
16-20 minggu
e. mengapa terjadi perbedaan antara pemeriksaan dalam (corpus
uteri:sebesar kehamilan 24 minggu) dengan kehamilan sekarang (16
minggu) ?
jawab :
karena pada penyakit trofoblas dalam hal ini mola hidatidosa (teori
neoplasma) sel-sel trofoblas yang mempunyai fungsi yang abnormal pula
dimana terjadi resorpsi cairan yang berlebihan ke dalam vili sehingga timbul
gelembung karena proliferasi secara terus-menurus maka terjadi pembesaran
corpus uteri tidak sesuai usia kehamilan
f. bagaimana TFU berdasarkan usia kehamilan ?
jawab :
Page | 27
Usia
kehamilan
Tinggi fundus
Dalam cm Menggunakan
penunjuk-penunjuk
badan
12 minggu - Teraba diatas simpisis
pubis
16 minggu - Di tengah, antara
simpisis pubis dan
umbilicus
20 minggu 20 cm (lebih
kurang 2 cm)
Pada umbilicus
22-27 minggu Usia kehamilan
dalam minggu= cm
(lebih kurang 2
cm)
-
28 minggu 28 cm (lebih
kurang 2 cm)
Di tengah, antara
umbilicus dan prosesus
sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan
dalam minggu =
cm (lebih kurang
2 cm)
-
36 minggu 36 cm (lebih
kurang 2 cm)
Pada prosesus sifoideus
g. apa saja kemungkinan penyakit yang mengakibatkan TFU sepusat pada
usia kehamilan 16 minggu ?
jawab :
a. molahidatisoda
b. mola invasive
c. chorio karsinoma
d. gamelli
e. giant baby
Page | 28
h. bagaimana klasifikasi dan cara pemeriksaan leopold ?
jawab :
Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk
menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen.
Palpasi leopold terdiri dari 4 langkah yaitu:
1. Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan
bagian lain yang terdapat pada bagian fundus uteri
2. Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian
kecil janin di sepanjang sisi maternal
3. Leopold III : Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari
janin dan sudah masuk dalam pintu panggul
4. Leopold IV : Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan
pada pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian
presentasi sudah masuk pintu atas panggul Memberikan informasi tentang
bagian presentasi: bokong atau kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi),
dan station (penurunan bagian presentasi)
9. a. bagaimana interpretasi dan mekanisme Hb ; 9,8 mg/dl , pemeriksaan
USG : tampak gambaran seperti sarang tawon tidak terdapat janin. Titer β
HCG : 1/400 (+) ?
jawab :
Hemoglobin : 9,8mg/ml : Normal 12 – 15 (g/dl) atau > 10 mg/ml
pada ibu hamil : anemia : terjadi karena adanya perdarahan pervaginam yang
sedikit-sedikit.
USG: abnormal : Fertilisasi/konsepsi (ovum dan
sperma)zigotemorulablastula (nidasi/implantasi di uterus) embrio dan
tropoblastproliferasi dari villi choriales pada tropoblast pembuluh darah di
villi choriales tidak berfungsiembrio tidak mendapat nutrisi dan oksigen serta
terjadinya penimbunan cairan di dalam jaringan masenkim villi yang menyerupai
Page | 29
gambaran seperti sarang tawon (degenerasi hidrofik/edematosa pada villi)
embrio mati (tidak terdapat janin) dan mola hidatidosa komplet
Titer β HCG : 1/400 (+): terdapat titer betha hCG saat dilakukan pemeriksaan
Semi Kwantitatif (dengan titer / dengan titrasi)
10. Apa saja kemungkinan penyakit pada kasus ?
Jawab
mola hidatidosa
Abortus
Choriocarcinoma
11. bagaimana cara menegakkan diagnosis pada kasus ?
Jawab :
Anamnesis
a. Mola sempurna : Presentasi klinis yang tipikal pada kehamilan mola sempurna
telah berubah dengan ditemukannya ultrasonografi resolusi tinggi. Kebanyakan
mola sekarang dapat didiagnosis pada trimester pertama sebelum onset gejala
dan tanda muncul.
b. Perdarahan pervaginam: Gejala yang paling sering terjadi pada mola sempurna
yaitu perdarahan pervaginam. Jaringan mola terpisah dari desidua dan
menyebabkan perdarahan. Uterus dapat menjadi membesar akibat darah yang
jumlahnya besar dan cairan merah gelap dapat keluar dari vagina. Gejala ini
terjadi pada 97% kasus mola hidatidosa.
c. Hiperemesis: Pasien juga melaporkan mual dan muntah yang hebat. Ini
diakibatkan peningkatan kadar human chorionic gonadotropin (HCG).
d. Hipertiroidisme: Sekitar 7% pasien juga datang dengan takikardia, tremor, dan
kulit hangat
e. Mola Parsial : Pasien dengan mola parsial tidak memiliki manifestasi klinis
yang sama pada mola sempurna. Pasien ini biasanya datang dengan tanda dan
gejala yang mirip dengan aborsi inkomplit atau missed abortion.
f. Denyut jantung janin tidak dijumpai
Page | 30
Penemuan Fisik
a. Mola sempurna: Ukuran yang tidak sesuai dengan umur gestasi. Pembesaran
uterus lebih besar daripada biasanya pada usia gestasi tertentu merupakan tanda
yang klasik dari mola sempurna. Pembesaran tidak diharapkan disebabkan oleh
pertumbuhan trofoblastik berlebih dan darah yang tertampung. Namun, pasien
yang datang dengan ukuran sesuai dengan umur kehamilan bahkan lebih kecil
tidak jarang ditemukan.
b. Preeklampsia: Sekitar 27% pasien dengan mola sempurna mengalami toxemia
ditandai oleh adanya hipertensi (tekanan darah [BP] >140/90 mm Hg),
proteinuria (>300 mg/d), dan edema dengan hyperreflexia. Kejang jarang
terjadi..
c. Kista teka lutein: Merupakan kista ovarium dengan diameter lebih besar dari
6cm dan diikuti dengan pembesaran ovarium. Kista ini biasanya tidak dapat
dipalpasi pada pemeriksaan bimanual namun dapat teridentifikasi dengan USG.
Pasien biasanya mengeluhkan nyeri pelvis. Karena adanya peningkatan ukuran
ovarium, terdapat resiko torsi. Kista ini berkembang akibat adanya kadar beta-
HCG yang tinggi dan kadarnya biasanya menurun setelah mola
d. Mola Parsial: Lebih sering tidak memperlihatkan tanda fisik. Paling sering
ditemukan dengan USG. Pembesaran uterus dan preeklampsia dilaporkan
terjadi hanya pada 3% kasus. Kista Teka lutein, hiperemesis, and hipertiroidism
jarang terjadi.
e. Mola Kembar: Gestasi kembar dengan mola sempurna dan janin dengan
plasenta normal telah dilaporkan. Kasus bayi lahir dengan sehat (dengan
kembar mola) pada keadaan seperti ini juga pernah dilaporkan. Wanita dengan
gestasi normal dan mola beresiko untuk menjadi persisten dan cenderung dapat
bermetastasis. Mengakhiri kehamilan merupakan pilihan yang
direkomendasikan. Kehamilan dapat dilanjutkan selama status maternal stabil,
tanpa perdarahan, tirotoksikosis, atau hipertensi berat. Pasien sebaiknya diberi
tahu mengenai resiko dari morbiditas maternal akibat komplikasi mola kembar.
Diagnosis genetic prenatal melalui sampling chorionic villus atau
amniosentesis direkomendasikan untuk mengevaluasi kariotip fetus.
Page | 31
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Kadar beta-HCG kuantitatif: Kadar HCG lebih besar dari 100,000 mIU/mL
mengindikasikan pertumbuhan trofoblastik sehat dan meningkatkan kecurigaan
bahwa diagnosis kehamilan mola dapat disingkirkan. Terjadi peningkatan kadar
HCG yang lebih dari biasanya daripada yang diperkirakan untuk tahap
gestasinya.
b. Darah Rutin: Anemia merupakan komplikasi medis yang umum, dapat juga
terjadi koagulopati.
c. Waktu perdarahan: Pemeriksaan fungsi ini untuk menyingkirkan diagnosis
koagulopati dan mengatasinya jika ditemukan.
d. Pemeriksaan fungsi hati
e. Pemeriksaan Blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin
f. Tiroksin: Walaupun wanita dengan kehamilan mola biasanya secara klinis
eutiroid, kadar tiroksin plasma biasanya meningkat dari angka normal untuk
kehamilan. Hipertiroidisme dapat menjadi gejala utama.
g. Serum inhibin A dan activin A: Serum inhibin A dan activin A telah
memperlihatkan peningkatan 7 hingga 10 kali lebih besar pada kehamilan mola
dibandingkan dari kehamilan normal pada usia kehamilan yang sama. Adanya
penurunan inhibin A dan activin A setelah pengangkatan mola dapat berguna
untuk memonitor remisi.
Gambaran Radiologi
a. Ultrasonografi merupakan baku emas untuk mengidentifikasi baik mola
sempurna maupun parsial. Gambaran khas, dengan menggunakan teknologi
USG pada umumnya, yaitu adanya pola badai salju
(Snowstorm) mengindikasikan vili korionik yang hidropik. USG resolusi tinggi
memperlihatkan adanya massa kompleks intrauterin yang mengandung banyak
kista-kista kecil.
b. Ketika kehamilan mola di diagnosa, pemeriksaan thoraks x-ray sebaiknya
dilakukan. Paru-paru merupakan tempat metastasis paling utama terjadinya
tumor trofoblastik
Page | 32
Gambaran Histologik
a. Mola Sempurna: Jaringan fetus tidak ditemukan dan proliferasi trofoblastik
berat, hidropik villi, dan kromosom 46,XX or 46,XY didapatkan. Sebagai
tambahan, mola sempurna memperlihatkan peningkatan ekspresi (dibandingkan
dengan plasenta normal) dari beberapa faktor pertumbuhan termasuk c-
myc, epidermal growth factor, dan c-erb B-2.
b. Mola Parsial: Jaringan fetus biasanya ditemukan dalam bentuk amnion dan sel
darah merah janin. Hidropik villi dan proliferasi trofoblastic juga ditemukan.
12. apa penyakit yang paling mungkin pada kasus ?
Jawab :
Mola hidatidosa komplit
13. bagaimana epidemiologi pada kasus ?
jawab :
Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika, Amerika latin dibandingkan
dengan negara – negara barat. Dinegara – negara barat dilaporkan 1:200 atau 2000
kehamilan dinegara – negara berkembang 1:100 atau 600 kehamilan. Biasanya
dijumpai lebih sering pada umur reproduksi (15-45 tahun) dan pada multipara. Jadi
dengan meningkatkan paritas kemungkinan menderita mola lebih besar
13. bagaimana penatalaksanaan kasus ini secara komperhensif ?
Jawab:
Penatalaksanaan mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1. Perbaikan keadaan umum
Yang termasuk usaha ini misalnya transfusi darah pada anemia berat dan srok
hipovolemik karena perdarahan.
2. Pengeluaran jaringan mola
Bila diagnosis telah ditegakkan, kehamilan mola harus segera diakhiri. Ada dua
cara evakuasi, yaitu: a) kuret hisap, b) histerektomi
a.Kuret hisap
Page | 33
Kuret hisap merupakan tindakan pilihan untuk mengevakuasi jaringan mola, dan
sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 IU oksitosin dalam 500
ml NaCl atau RL dengan kecepatan 40-60 tetes/menit. Oksitosi diberikan untuk
menimbulkan kontraksi uterus mengingat isinya akan dikeluarkan Tindakan ini
dapat mengurangi perdarahan dari tempat implantasidan dengan terjadinya
retraksi miometrium, dinding uterus akan menebal dan dengan demikian resiko
perforasi dapat dikurangi 8.Bila sudah terjadi abortus maka kanalis servikalis
sudah terbuka. Bila belum terjadi abortus, kanalis servikalis belum terbuka
sehingga perlu dipasang laminaria atau servikalis dilator (setelah 10 jam baru
terbuka 2-5 cm). Setelah jaringan mola dikeluarkan secara aspirasi dan
miometrium memperlihatkan kontraksi dan retraksi, biasanya dilakukan kuretase
yang teliti dan hati-hati dengan menggunakan alat kuret yang tajam dan besar.
Jaringan yang diperoleh diberi label dan dikirim untuk pemeriksaan. Kuretase
kedua dilakukan apabila kehamilan seusia lebih dari 20 minggu, atau tidak
diyakini bersih. Kuret ke-2 dilakukan kira-kira 10-14 hari setelah kuret pertama.
Pada waktu itu uterus sudah mengecil sehingga lebih besar kemungkinan bahwa
kuret betul-betul menghasilkan uterus yang bersih.
Jika terdapat mola hidatidosa yang besar (ukuran uterus >12 minggu, dan
dievakuasi dengan kuret hisap, laparatomi harus dipersiapkan, atau mungkin
diperlukan ligasi arteri hipogastrika bilateral bila terjadi perdarahan atau perforasi.
Sebelum kuret sebaiknya disediakan persediaan darah untuk menjaga
kemungkinan terjadi perdarahan masif selama kuretase berlangsung.
b. Histerektomi
Sebelum kuret hisap digunakan, histerektomi sering dipakai untuk pasien
dengan ukuran uterus di luar 12-14 minggu. Namun histerektomi tetap merupakan
pilihan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup mempunyai anak.
Alasan untuk melakukan histerektomi ialah karena umur tua dan paritas
tinggi karena hal tersebut merupakan predisposisi timbulnya keganasan. Batasan
yang dipakai ialah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga. Tidak jarang bahwa
pada sediaan histerektomi bila dilakukan pemeriksaan histopatologi sudah tampak
adanya tanda-tanda mola invasif.
Page | 34
Ada beberapa ahli yang menganjurkan agar pengeluaran jaringan
dilakukan melalui histerektomi. Tetapi cara ini tidak begitu populer dan sudah
ditinggalkan. Walau histerektomi tidak dapat mengeliminasi sel-sel tumor
trofoblastik, namun mampu untuk mengurangi kekambuhan penyakit ini.
3. Terapi profilaksis dengan sitostatika
Diberikan pada kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya keganasan di
bawah pengawasan dokter.3 Misalnya umur tua dan paritas tinggi yang menolak
untuk dilakukan histerektomi, atau kasus dengan hasil histopatologi yang
mencurigakan. Biasanya diberikan Methotrexate atau Actinomycin D. Tidak
semua ahli setuju dengan cara ini, dengan alasan jumlah kasus mola yang menjadi
ganas tidak banyak dan sitostatika merupakan obat yang berbahaya. Goldstein
berpendapat bahwa pemberian sitostatika profilaksis dapat menghindarkan
keganasan metastasis, serta mengurangi terjadinya koriokarsinoma di uterus
sebanyak 3 kali. Kadar hCG >100.000 IU/L praevakuasi dianggap sebagai resiko
tinggi untuk perubahan ke arah keganasan, pertimbangan untuk memberikan
Methotrexate (MTX) 3-5 mg/kgBB atau 25 mg IM dosis tunggal. Metastasis yang
hanya ke paru dapat diobati dengan agen kemoterapi tunggal sedangkan
metastasis lainnya memerlukan 3 agen kemoterapi.
4. Pemeriksaan tindak lanjut (follow up)
Tujuan utama follow up untuk mendeteksi adanya perubahan yang mengarah
keganasan. Metode umum follow up adalah sebagai berikut:
-Mencegah kehamilan selama periode follow up, minimal 1 tahun, mematuhi jadwal
kontrol selama 2-3 tahun (1x pada triwulan pertama, tiap 2 minggu pada triwulan
kedua, tiap bulan pada 6 bulan berikutnya,tiap 2 bulan pada tahun berikutnya,
selanjutnya tiap 3 bulan
-Pengukuran kadar serum B-hCG setiap 2 minggu
14. apabila tidak di tata laksana dengan komperhensif apa yang akan terjadi ?
Jawab :
Pada penderita mola yang lanjut dapat terjadi beberapa komplikasi sebagai berikut:
1. Anemia
2. Syok
Page | 35
3. Preeklampsi atau Eklampsia
4. Tirotoksikosis
5. Infeksi sekunder.
6. Perforasi karena keganasan dan karena tindakan.
7. Menjadi ganas ( PTG ) pada kira - kira 18-20% kasus, akan menjadi mola
destruens atau koriokarsinoma.
15. bagaimana peluang sembuhnya ?
Jawab :
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsionam : dubia
13. bagaimana Kompetensi Dokter Umum pada kasus ?
Jawab :
Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke
spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
14. bagaimana islam memandang kasus ini ?
Jawab :
Tiga tahapan bayi dalam rahim
Dalam Al Qur'an dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui tiga tahapan dalam
rahim ibunya.
"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (Al Qur'an, 39:6)
ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:
Page | 36
- Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan
terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim.
Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun
mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.
- Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi
disebut sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai
terbentuk dari lapisan- lapisan sel tersebut.
- Tahap fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai
sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus
tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua
tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua
organnya telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan
perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.
2.3.4 Hipotesis
Ny. Siti Zuleha, 30 tahun, mengalami perdarahan pervaginam sedikit-sedikit tetapi
tidak merasa sakit, hiperemesis gravidarum et.causa Mola Hidatidosa komplit
2.3.5 Kerangka Konsep
Page | 37
Faktor risiko :
1. Nutrisi rendah2. Tingkat social ekonomi
rendah3. Paritas tinggi
2.3.6 Learning Issue
Page | 38
HPHT 31Oktober 2012
G4P2A1
Terbentuk jaringan mola
Mola hidatidosa komplit
Lab: hb: 9,8 mg/dl
Titer B HCG :1/400 (+)
Pem. Obstetri :
- TFU
- Belum teraba janin
- Flexus(+)
- Corpus uteri : lebih besar dari usia kehamilan
Anamnesis:
- HEG
- Perdarahan pervaginam
- Tidak terasa sakit
Pem. Khusus:
Konjungtiva pucat,anemis
USG; terdapat gambaran sarang tawon, tidak ada janin
Proliferasi trofoblast abnormal
Pokok BahasanWhat I
know
What I
don’t know
I have to
prove
How will I
learn
1.
Anatomi,fisiologi
dan histologi
sistem reproduksi
feminina
Anatomi,fisio
logihistologi
- Text book
- Internet
- Jurnal
2.Fisiologi
kehamilan
Proses
fertilisasi,imp
lantasi
- Text book
- Internet
3.Hiperemesis
gravidarum
Definisi,
gejalapatofisiologi derajat
- Text book
- Internet
- Jurnal
4.
Penyakit
trofoblastik
gestasional
Jenis
penyakitnyapatofisiologi
Mola
hidatidosa
- Text book
- Internet
- Jurnal
2.3.7 Sintesis
1. anatomi, fisiologi dan histology sistem reproduksi feminina
Pelvis (Cingulum Membri inferioris)
Terdiri atas 4 tulang, yaitu :
- 2 os coxae
- os sacrum
- os coccygis
Terdapat 2 articulatio, yaitu :
- articulatio sacroiliaca, yang menghubungankan antara os coxae pars iliaca dengan
os sacrum;
- symphisis pubis, yang menghubungan antara os coxae dextra dan sinistra.
Dibagi atas 2 apertura pelvis, yaitu :
- Apertura pelvis superior
Batas :
a. anterior : symphisis pubis
b. posterior : promontorium os sacrum
c. lateral : linea terminalis
Page | 39
- Apertura pelvis inferior
a. anterior : arcus pubic
b. posterior : ujung os coccygis
c. lateral : tuberculum ischiadica
a. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi
konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus,
cornu, isthmus dan serviks uteri
-Dinding tebal
Ukuran : p : 3 inci (8cm), l : 2 inci (5cm), t : 1 inci (2,5cm)
-perdarahan : a.uterina dan v uterina
b. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos,
jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam
rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri
externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar
mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein
kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan
mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
c. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot
polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan
sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri,
Page | 40
menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada
di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus
bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita
d. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
e. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.
f. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai
cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan
sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars
isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan
karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
-ukuran 4 inci (10cm)
-lokasi : di pinggir atas ligamentum latum
Perdarahan : arteri uterine dari a iliaca interna, vena uterina
g. Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali
transfer gamet.
h. Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan
pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian
ini. Pars infundibulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae
abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae
Page | 41
berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium,
dan membawanya ke dalam tuba.
i. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
j. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang
kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah
dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan
dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di
lapisan terluar epital ovarium dikorteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan
sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron
oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba
Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan
pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium,
ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari
cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
- Ukuran 1 ½ x ¾ inci (4x2cm)
- Perdarahan a.ovarica dari aorta abdominalis dan vena ovarica dextra dari v cava
inferior dan sinistra dari vena renalis sinistra
2. Fisiologi kehamilanSetiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum)dari indung telur
(ovulasi),yang tertangkap oleh fimbriae dan masuk kedalam saluran telur.waktu
persetubuan,cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel mani
(sperma)bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk kesaluran telur.pembuahan
sel telur oleh sperma biasanya terjai di bagian yang mengembung dari tuba falopii.
Di sekitar sel telur,banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melingdungi ovum.kemudian pada tempat yang paling
mudah dimasuki,masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel
telur.peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilisasi).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membela diri sambil bergerak (oleh rambut
getar tuba) menuju ruang rahim,kemudian melekat pada mukosa rahim untuk
Page | 42
selanjutnya bersarang di ruang rahim,peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari.untuk menyuplai
darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin,dipersiapkan uri (plasenta).jadi
dapat dikatan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel
telur),spermatozoa (sel mani),pembuahan(konsepsi = fertilisasi),nidasi,dan
plasentasi.
3. Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara
berlebihan selama kehamilan Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
Mual dan muntah dikeluhkan oleh sekitar tiga perempat ibu hamil,
umumnya terjadi selama trimester pertama. Biasanya mual dan muntah disertai
dengan keluhan banyak meludah (hipersalivasi), pening, perut kembung, dan badan
terasa lemah. Keluhan ini secara umum dikenal sebagai “morning sickness” karena
terasa lebih berat pada pagi hari. Namun, mual dan muntah dapat berlangsung
sepanjang hari. Rasa dan intensitasnya seringkali dideskripsikan menyerupai mual
muntah karena kemoterapi untuk kanker.
Keluhan mual dan muntah pada ibu hamil jarang yang dapat dihilangkan
seluruhnya. Untungnya gejala dapat diringankan, misalnya dengan membatasi
makan tidak sampai kenyang, makan sedikit tapi sering, menghindari makanan
tertentu, atau pemberian antiemetik. Namun, pada sejumlah kasus mual muntah
cukup berat sehingga langkah-langkah di atas tidak berhasil dan terjadi masalah-
masalah seperti penurunan berat badan, dehidrasi, kelainan keseimbangan asam-
basa, dan ketosis. Kondisi ini disebut hiperemesis gravidarum.
A. Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum dapat diklasifikasikan secara klinis menjadi tiga tingkat,
yaitu :
1. Tingkat I
Hiperemesis gravidarum tingkat I ditandai oleh muntah yang terus menerus disertai
dengan intoleransi terhadap makan dan minum. Terdapat penurunan berat badan
Page | 43
dan nyeri epigastrium. Pertama-tama isi muntahan adalah makanan, kemudian
lendir beserta sedikit cairan empedu, dan kalau sudah lama bisa keluar darah.
Frekuensi nadi meningkat sampai 100 kali/menit dan tekanan darah sistolik
menurun. Pada pemeriksaan fisis ditemukan mata cekung, lidah kering, turgor kulit
menurun, dan urin sedikit berkurang.
2. Tingkat II
Pada hiperemesis gravidarum tingkat II, pasien memuntahkan segala yang dimakan
dan diminum, berat badan cepat menurun, dan ada rasa haus yang hebat. Frekuensi
nadi 100-140 kali/menit dan tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg. Pasien
terlihat apatis, pucat, lidah kotor, kadang ikterus, dan ditemukan aseton serta
bilirubin dalam urin.
3. Tingkat III
Kondisi tingkat III ini sangat jarang, ditandai dengan berkurangnya muntah atau
bahkan berhenti, tapi kesadaran menurun (delirium sampai koma). Pasien
mengalami ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, dan dalam urin
ditemukan bilirubin dan protein.
B. Penyebab
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-
perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, molahidatidosa
dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena
pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini
merupakan faktor organik.
3. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.
Page | 44
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan
pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak
sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran
hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekwensi muntah klien
C. Faktor Risiko
Faktor risiko untuk hiperemesis gravidarum adalah :
1. Kehamilan sebelumnya dengan hiperemesis gravidarum
a. Berat badan tinggi
b. Kehamilan multipel
c. Penyakit trofoblastik
d. Nuliparitas
2. Merokok berhubungan dengan risiko yang lebih rendah untuk hiperemesis
gravidarum
D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida
darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Di samping dehidraasi
dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.
Disfungsi pada traktus gastrointestinal yang disebabkan oleh pengaruh
hormon progesteron diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya mual dan
Page | 45
muntah pada kehamilan. Peningkatan kadar progesteron memperlambat motilitas
lambung dan mengganggu ritme kontraksi otot-otot polos di lambung (disritmia
gaster). Selain progesteron, peningkatan kadar hormon human chorionic
gonadotropin (hCG) dan estrogen serta penurunan kadar thyrotropin-stimulating
hormone (TSH), terutama pada awal kehamilan, memiliki hubungan terhadap
terjadinya hiperemesis gravidarum walaupun mekanismenya belum diketahui. Pada
studi lain ditemukan adanya hubungan antara infeksi kronik Helicobacter pylori
dengan terjadinya hiperemesis gravidarum. Sebanyak 61,8% perempuan hamil
dengan hiperemesis gravidarum yang diteliti pada studi tersebut menunjukkan hasil
tes deteksi genom H. pylori yang positif.
4. Penyakit trofoblastik gestasional
Penyakit trofoblastik gestasional adalah sekelompok penyakit yang berasal
dari korion janin. Ini termasuk mola sempurna atau parsial, tumor plasenta
trofoblastik gestasional, koriokarsinoma, dan mola invasif. Kehamilan mola secara
histologis ditandai dengan kelainan vili korionik yang terdiri dari proliferasi trofoblas
dengan derajat bervariasi dan edema stroma vilus. Mola biasanya terletak di rongga
uterus, namun kadang-kadang terletak di tuba fallopi dan bahkan ovarium. Mola
hidatidosa merupakan bentuk jinak dari penyakit trofoblas gestasional dan dapat
mengalami transformasi menjadi bentuk ganasnya yaitu koriokarsinoma.
Mola hidatidosa lebih sering terjadi pada puncak umur reproduktif. Wanita
pada umur remaja muda atau premenopausal yang paling beresiko. Wanita dengan
umur 35 tahun keatas memiliki peningkatan resiko 3 kali lipat. Wanita lebih tua dari
40 tahun mengalami peningkatan sebanyak 7 kali lipat dibandingkan wanita yang
lebih mudah. Seberapa banyak partus sepertinya tidak mempengaruhi resiko.
A. Pengertian
Mola Hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (chorionic villi) yang tumbuh
bergandang berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan
sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan karena itu disebut juga hamil
anggur atau mata ikan. Kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas yang jinak
(benigna)
B. Etiologi
Page | 46
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, faktor-faktor yang
menyebabkannya antara lain:
1. Faktor ovum : Ovum memang sudah patologik sehingga mati, tapi
terlambat dikeluarkan.
2. Imunoselektif dari trofoblas
3. Keadaan sosio ekonomi yang rendah
4. Paritas tinggi
5. Kekurangan protein
6. Infeksi virus dan kromosom yang belum jelas
C. Manifestasi Klinis
Pada penderita mola dapat ditemukan beberapa gejala-gejala sebagai berikut:
a. Terdapat gejala - gejala hamil muda yang kadang - kadang lebih nyata dari
kehamilan biasa dan amenore
b. Terdapat perdarahan per vaginam yang sedikit atau banyak, tidak teratur,
warna tungguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak.
c. Pembesaran uterus tidak sesuai ( lebih besar ) dengan tua kehamilan
seharusnya.
d. Tidak teraba bagian - bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin serta
tidak terdengar bunyi denyut jantung janin.
D. Komplikasi
Pada penderita mola yang lanjut dapat terjadi beberapa komplikasi sebagai berikut:
a. Anemia
b. Syok
c. Preeklampsi atau Eklampsia
d. Tirotoksikosis
e. Infeksi sekunder.
f. Perforasi karena keganasan dan karena tindakan.
g. Menjadi ganas ( PTG ) pada kira - kira 18-20% kasus, akan menjadi mola
destruens atau koriokarsinoma.
Page | 47
E. Patofisiologi
Jonjot-jonjot korion tumbuh berganda dan mengandung cairan merupakan kista-kista
kecil seperti anggur. Biasanya di dalamnya tidak berisi embrio. Secara histo patologic
kadang-kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi normal. Bisa juga
terjadi kehamilan ganda mola adalah : satu janin tumbuh dan yang satu menjadi mola
hidatidosa. Gelembung mola besarnya bervariasi, mulai dari yang kecil sampai
berdiameter lebih dari 1 cm. mola parsialis adalah bila dijumpai janin dan gelembung
- gelembung mola.
Secara mikroskopik terlihat trias :
1. Proliferasi dari trofoblas
2. Degenerasi hidropik dari stroma villi dan kesembaban
3. Terlambat atau hilangnya pembuluh darah dan stroma
Sel - sel Langhans tampak seperti sel polidral dengan inti terang dengan adanya sel
sinsisial giantik ( Syncytial Giant Cells). Pada kasus mola banyak kita jumpai
ovarium dengan kista lutein ganda berdiameter 10 cm atau iebih ( 25-60%). Kista
lutein akan berangsur - angsur mengecil dan kemudian hilang setelah mola hidatidosa
sembuh.
F. Pemeriksaan penunjang
Untuk mengetahui secara pasti adanya molahidatidosa, maka pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan yaitu :
1. Reaksi kehamilan : karena kadar HCG yang tinggi maka uji biologik dan
uji imunologik ( galli mainini dan planotest ) akan positif setelah
pengenceran (titrasi):
a. Galli mainini 1/300 (+), maka suspek mola hidatidosa.
b. Galli mainini 1/200 (+), maka kemungkinan mola hidatidosa atau
hamil kembar.
Bahkan pada mola atau koriokarsinoma, uji biologik atau imunologik cairan
serebrospinal dapat menjadi positif.
2. Pemeriksaan dalam
Page | 48
Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, terdapat
perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, serta evaluasi
keadaan servik.
3. Uji sonde : Sonde ( penduga rahim ) dimasukkan pelan - pelan dan hati -
hati ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan,
sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan
kemungkinan mola ( cara Acosta- Sison).
4. Foto rongent abdomen : tidak terlihat tulang - tulang janin ( pada
kehamilan 3-4 bulan).
5. Arteriogram khusus pelvis
6. Ultrasonografi : pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak
terlihat janin.
Page | 49
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., John E. Hall, Irawati, et al, terj., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed. 11,
Jakarta : EGC, 2008
Konsil Kedokteran Indonesia, Standar Kompetensi Dokter, Jakarta : Konsil Kedokteran
Indonesia, 2006
Mizanie, Hanifah, Desy Kurniawati, Obgynacea, Obstetri & Ginekologi, Yogyakarta :
TOSCA Enterprise, 2010, h. Ginekologi III.1 - 21.
Snell, Richard S., Sugiarto, L., terj., Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Ed. 6,
Jakarta : EGC, 2006, h. 168-169; 349 - 352.5
T.W.Sadler, Embriologi Kedokteran Langman. Ed.7,Jakarta:EGC, 2006
Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi (ed.), Ilmu Kandungan,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010
Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi (ed.), Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010
Page | 50
top related