Transcript
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH
2.1 Penetapan Prioritas Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan
keluarnya, namun karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak
semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang
menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan
menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data
atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan
yang cukup.
Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program imunisasi dasar
yang merupakan salah satu dari 7 program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Senen.
Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua
masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk
diselesaikan.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk
dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi.
Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap
anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa
langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi :
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
2.1.1 Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan
adalah teknik non scoring.
Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh
sebab itu juga disebut “ Nominal Group Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:
A. Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan melalui diskusi
dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya.
Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih
49
dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa
mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang
disepakati bersama.
B. Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai
keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk
mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang
terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.
2.1.2 Scoring Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring
antara lain :
2.1.2.1 Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan
dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah
kesehatan tersebut.
3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya
4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut. Parameter
diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya
diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima
yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing
masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat
dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan
yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit
untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
50
2.1.2.2 Metode Matematik PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang ingin
dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang
akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:
1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan
dengan angka prevalensi
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate
masing- masing penyakit.
3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi
masalah tersebut
4. Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran
masyarakat dan para politisi
5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia
2.1.2.3 Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai
bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya
diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi
masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah
yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat
dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan.Parameter yang digunakan dalam kriteria
ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit.
Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan
parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat
ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang
digunakan sebagai parameter adalah angka kematian ibu dan lain sebagainya.
2. Greetes member
51
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena
masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit,
maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.Sedangkan untuk
masalah lain, maka greetes member ditentukan dengan cara melihat selisih antara
pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang
telah ditetapkan.
3. Expanding Scope
Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain
diluar sektor kesehatan. Parameter lain yang digunakan adalah seberapa luas
wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah
tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan
dengan masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan
sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan
kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk
kegiatan tersebut.
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan
masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki
kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah
mendukung terselesaikannya masalah tersebut.Hal tersebut dapat dinilai dengan
apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah
tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap
permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai
media.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian masalah dan
masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian
masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada
kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang
lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai
bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai
bobot lima.
52
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat penting
Bobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting
2.1.3 Pemilihan Metode MCUA
Berdasarkan kriteria yang ada, maka diputuskan menggunakan metode ini. Karena
parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan
digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom.
Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria
diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil
yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah.
2.1.3.1 Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan
kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case
Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah
masalah kesehatan lain, maka parameter yang digunakan berupa proxy CFR yaitu suatu angka
yang digunakan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai
proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi
Berikut merupakan rincian dari CFR dan proxy:
TBC : 16,47 %
DPT-HB : 10 %
Campak : 1,56 %
Hepatitis B : 1 %
Polio : 0 %
(sumber : Depkes.2005)
53
Tabel 2.1 Penentuan CFR dan Proxy Tiap Masalah
Skala Score
0- 9,99 1
10 –19,99 2
20 – 29,99 3
30 – 39,99 4
40 – 49,99 5
50 – 59,99 6
60 – 69,99 7
70 – 79,99 8
80 – 89,99 9
90 – 99,99 10
Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency
N0 MASALAH
(X)
Proxy
(%)
(Y)
Target – Cakupan
(%)
X+Y
(%)SCORE
1
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Paseban periode
Januari – Juli 2013 sebesar 35,44 %.
16,47 19,86 36,33 4
2Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kramat periode
Januari – Juli 2013 sebesar 23,68 %.16,47 31,62 48,09 5
3
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari periode
Januari – Juli 2013 sebesar 32,65 %.16,47 22,65 39,12 4
54
4
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kwitang periode
Januari – Juli 2013 sebesar 24,12 %.
16,47 31,18 47,65 5
5
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Bungur periode
Januari – Juli 2013 sebesar 15,49 %.
16,47 39,81 56,3 6
6
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di
Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan
Senen periode Januari – Juli 2013
sebesar 20,72 %.
10 34,58 44,58 5
7
Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di
Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan
Senen periode Januari – Juli 2013
sebesar 22,25 %.
10 33,05 43,05 5
8
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,2 %
10 32,1 42,1 5
9Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,22 %.
0 33,08 33,08 4
10Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,42 %.
0 32,88 32,88 4
11Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 54,81 %.
0 0,49 0,49 1
12
Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 24,4 %.
0 30,9 30,9 4
13Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar 14,60 %.
0 40,7 40,7 5
14
Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan Senen
periode Januari – Juli 2013 sebesar
27,9 %
0 27,4 27,4 3
15 Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen
0 29,3 29,3 3
55
periode Januari – Juli 2013 sebesar 26,0 %
16
Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,6 %
0 31,7 31,7 4
17
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Paseban
periode Januari – Juli 2013 sebesar
16,6 %
10 27,15 37,15 4
18
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Kramat
periode Januari – Juli 2013 sebesar
21,7 %
10 22,05 32,05 4
19
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Kwitang
periode Januari – Juli 2013 sebesar
41,2 %
10 2,55 12,55 2
20
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Bungur
periode Januari – Juli 2013 sebesar
22,5 %
10 21,25 31,25 4
21
Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan
Senen periode Januari – Juli 2013
sebesar 24,3 %
1,56 31 32,56 4
22
DO BCG - Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari periode
Januari – Juli 2013 sebesar 42,85%
23
DO BCG - Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Senen periode
Januari – juli 2013 sebesar 62,4%
24
DO BCG - Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kwitang
periode Januari – Juli 2013 sebesar
16,6%
56
25
DO DPT HB 1- Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Paseban periode
Januari – Juli 2013 sebesar 103,87%
26
DO DPT HB 1- Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari periode
Januari – Juli 2013 sebesar 23,08%
27
DO DPT HB 1- Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Senen periode
Januari – Juli 2013 sebesar 35,61%
2.1.3.2Greetes Members
Greetest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih antara target dan
cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.
Tabel 2.3 SkalaScore Greetest Member
SCORE RANGE (%) SCORE RANGE (%)
1 0-1,99 14 26-27,99
2 2-3,99 15 28-29,99
3 4-5,99 16 30-31,99
4 6-7,99 17 32-33,99
5 8-9,99 18 34-35,99
6 10-11,99 19 36-37,99
7 12-13,99 20 38-39,99
8 14-15,99 21 40-41,99
9 16-17,99 22 42-43,99
10 18-19,99 23 44-45,99
11 20-21,99 24 46-47,99
12 22-23,99 25 48-49,99
13 24-25,99 26 ≥50
57
Keterangan:
Untuk menentukan score pada greetest member digunakan range. Range didapatkan dari
selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu sampai 26
dengan jarak tiap range sebesar dua agar mendapatkan nilai greetest member yang bervariasi.
Tabel 2.4 Penentuan Score Greetes Member
N0. MASALAH Target Selisih Score
1
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Paseban periode
Januari – Juli 2013 sebesar 35,44 %.
55,3 19,86 10
2Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kramat periode
Januari – Juli 2013 sebesar 23,68 %.55,3 31,62 16
3
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari periode
Januari – Juli 2013 sebesar 32,65 %.55,3 22,65 12
4
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kwitang periode
Januari – Juli 2013 sebesar 24,12 %.
55,3 31,18 16
5
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Bungur periode
Januari – Juli 2013 sebesar 15,49 %.
55,3 39,81 20
6
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di
Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan
Senen periode Januari – Juli 2013
sebesar 20,72 %.
55,3 34,58 18
7
Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di
Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan
Senen periode Januari – Juli 2013
sebesar 22,25 %.
55,3 33,05 17
58
8
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,2 %
55,3 32,1 17
9Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,22 %.
55,3 33,08 17
10Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,42 %.
55,3 32,88 17
11Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 54,81 %.
55,3 0,49 1
12Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 24,4 %.
55,3 30,9 16
13Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar 14,60 %.
55,3 40,7 21
14
Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode
Januari – Juli 2013 sebesar 27,9 %
55,3 27,4 14
15Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 26,0 %
55,3 29,3 15
16Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,6 %
55,3 31,7 16
17
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Paseban periode
Januari – Juli 2013 sebesar 16,6 %
43,75 27,15 14
18
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Kramat periode
Januari – Juli 2013 sebesar 21,7 %
43,75 22,05 12
19
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Kwitang periode
Januari – Juli 2013 sebesar 41,2 %
43,75 2,55 2
20
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Bungur periode
Januari – Juli 2013 sebesar 22,5 %
43,75 21,25 11
59
21
Cakupan imunisasi Campak di Wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode
Januari – Juli 2013 sebesar 24,3 %
55,3 31 16
22
DO BCG - Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari periode
Januari – Juli 2013 sebesar 42,85%
23
DO BCG - Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Senen periode
Januari – juli 2013 sebesar 62,4%
24
DO BCG - Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kwitang periode
Januari – Juli 2013 sebesar 16,6%
25
DO DPT HB 1- Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Paseban periode
Januari – Juli 2013 sebesar 103,87%
26
DO DPT HB 1- Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari periode
Januari – Juli 2013 sebesar 23,08%
27
DO DPT HB 1- Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Senen periode
Januari – Juli 2013 sebesar 35,61%
2.1.3.3Expanding Scope
1 Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain diluar kesehatan. berapa banyak jumlah penduduk di wilayah
tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan
dengan masalah tersebut.
2 Jumlah penduduk tertinggi di kelurahan Kramat adalah 25.664 Jiwa, dan jumlah
penduduk terendah di kelurahan Senen adalah 5.507 Jiwa, dan untuk jumlah
penduduk Se-Kecamatan Senen adalah 91.082 jiwa, dengan ini maka scoring
penilaian didasarkan atas jumlah penduduk pada interval-interval tertentu. Jarak
antar interval adalah 10.000 penduduk.
3 Untuk keterpaduan lintas sektor didapatkan hasil yang sama pada seluruh puskesmas kelurahan dan kecamatan, yaitu didapatkan adanya keterpaduan lintas sektor pada seluruh puskesmas kelurahan dan kecamatan.
60
Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah PendudukScore Jumlah Penduduk
1 0 - 9999
2 10.000 – 19.999
3 20.000 - 29.999
4 30.000 - 39.999
5 40.000 - 49.999
6 50.000 - 59.999
7 60.000 - 69.999
8 70.000 - 79.999
9 80.000 - 89.999
10 90.000 - 99.999
Tabel 2.6 Penentuan Score Expanding Scope Program Imunisasi Periode Januari – Juli
2013
N0. MASALAH SCORE
1
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar
35,44 %.
3
2Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar
23,68 %.3
3
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar
32,65 %.1
4 Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar
1
61
24,12 %.
5
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar
15,49 %.
2
6
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas
Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013
sebesar 20,72 %.
10
7
Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas
Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013
sebesar 22,25 %.
10
8Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,2 %
10
9Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,22 %.
3
10Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,42 %.
3
11Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 54,81 %.
1
12Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 24,4 %.
2
13Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar 14,60 %.
2
14
Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Se-
Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar
27,9 %
10
15Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 26,0 %
10
16Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,6 %
10
17
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Paseban periode Januari – Juli 2013
sebesar 16,6 %
3
62
18
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar
21,7 %
3
19
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kwitang periode Januari – Juli 2013
sebesar 41,2 %
2
20
Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Bungur periode Januari – Juli 2013
sebesar 22,5 %
2
21
Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Se-
Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar
24,3 %
10
22DO BCG - Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 42,85%
23DO BCG - Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Senen periode Januari – juli 2013 sebesar 62,4%
24DO BCG - Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 16,6%
25
DO DPT HB 1- Campak di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar
103,87%
26
DO DPT HB 1- Campak di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar
23,08%
27
DO DPT HB 1- Campak di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar
35,61%
2.1.3.4Feasibility
Menunjukkan sejauh mana kemungkinan program kerja yang terdapat di puskesmas
dapat atau tidak dilaksanakan.Untuk menilai hal tersebut digunakan sistem scoring dilihat dari
ketersediaan sumber daya manusia, program kerja, material, serta transportasi yang efektif
serta efisien untuk mengatasi masalah tersebut.
63
Sistem penilaian untuk sumber daya manusia (man) menggunakan scoring dilihat dari
tingkat pendidikan tenaga kerja di puskesmas kelurahan maupun di puskesmas kecamatan.
Kemudian untuk penilaian program kerja (method) diberikan scoring 5 untuk tidak adanya
program dan 10 untuk adanya program, serta untuk material (tersedianya sarana dan
prasarana) menggunakan scoring 5 untuk kategori kurang dan 10 untuk kategori cukup.
Kemudian penjumlahan dari nilai tersebut menjadi score penilaian.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi :
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin
banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka
kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh
karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas
kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan
di masing – masing wilayah Puskesmas.
Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah penduduk sasaran di
wilayah Puskesmas tersebut :
Tabel 2.7 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Wilayah Kecamatan/Kelurahan Senen Periode Januari – Juli 2013
PuskesmasJumlah Tenaga
Kesehatan
Jumlah Penduduk
Perbandingan Score
Senen 25 5.507 1 : 220 7
Kwitang 5 14.306 1 : 2861 4
Kenari 4 7.868 1 : 1967 5
Kramat 3 25.664 1 : 8555 1
Paseban 5 21.157 1 : 4231 2
Bungur 5 16.580 1 : 3316 3
Se-Kecamatan Senen 47 91.082 1 : 1938 6
64
2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan
untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan
cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap
kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang
dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.
Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan obat dan
ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada
namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila
dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan
diberi nilai dua.Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau
terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu.Dan
tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.
Tabel 2.8 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juli 2013
Kategori Ketersediaan Score
Obat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Alat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan
Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu “ada dan cukup” “ada tapi kurang” dan
“tidak ada”. Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan
kepala Puskesmas terkait.
Tabel 2.9 Scoring ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari - Juli 2013
Dana Score
Ada dan cukup 2
65
Ada tapi kurang 1
Tidak ada 0
Tabel 2.10 Penentuan Score Feasibility Terhadap Kegiatan Imunisasi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juli 2013
No. MASALAH SDMFASILITAS DANA
JUMLAH
OBAT ALAT
1
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Paseban periode Januari – Juli
2013 sebesar 35,44 %.
2 2 2 2 8
2
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kramat periode Januari – Juli
2013 sebesar 23,68 %.
1 1 1 1 4
3
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kenari periode Januari – Juli
2013 sebesar 32,65 %.
5 2 2 1 10
4
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kwitang periode Januari – Juli
2013 sebesar 24,12 %.
4 2 2 1 6
5
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Bungur periode Januari – Juli
2013 sebesar 15,49 %.
3 2 2 2 9
6 Cakupan imunisasi DPT/HB 1 6 2 2 2 12
66
di Wilayah Puskesmas Se-
Kecamatan Senen periode
Januari – Juli 2013 sebesar
20,72 %.
7
Cakupan imunisasi DPT/HB 2
di Wilayah Puskesmas Se-
Kecamatan Senen periode
Januari – Juli 2013 sebesar
22,25 %.
6 1 1 1 7
8
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,2 %
6 1 1 1 9
9
Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,22 %.
2 1 1 1 5
10
Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,42 %.
1 1 1 1 4
11
Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 54,81 %.
5 1 1 1 8
12
Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 24,4 %.
4 1 1 1 7
13
Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar 14,60 %.
3 1 1 1 5
14
Cakupan imunisasi Polio 2
diWilayah Puskesmas Se-
Kecamatan Senen periode
Januari – Juli 2013 sebesar
27,9 %
5 2 2 2 11
15 Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Se-
6 2 2 2 12
67
Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 26,0 %
16
Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,6 %
6 1 1 1 9
17
Cakupan imunisasi HB 0 di
Wilayah Puskesmas
Kecamatan Paseban periode
Januari – Juli 2013 sebesar
16,6 %
2 1 1 1 5
18
Cakupan imunisasi HB 0 di
Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kramat periode
Januari – Juli 2013 sebesar
21,7 %
1 1 1 1 4
19
Cakupan imunisasi HB 0 di
Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kwitang periode
Januari – Juli 2013 sebesar
41,2 %
4 1 1 1 7
20
Cakupan imunisasi HB 0 di
Wilayah Puskesmas
Kecamatan Bungur periode
Januari – Juli 2013 sebesar
22,5 %
3 1 1 1 6
21
Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas Se-
Kecamatan Senen periode
Januari – Juli 2013 sebesar
24,3 %
6 1 1 1 9
22 DO BCG - Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari
periode Januari – Juli 2013
68
sebesar 42,85%
23
DO BCG - Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Senen
periode Januari – juli 2013
sebesar 62,4%
24
DO BCG - Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kwitang
periode Januari – Juli 2013
sebesar 16,6%
25
DO DPT HB 1- Campak di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Paseban periode Januari – Juli
2013 sebesar 103,87%
26
DO DPT HB 1- Campak di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kenari periode Januari – Juli
2013 sebesar 23,08%
27
DO DPT HB 1- Campak di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Senen periode Januari – Juli
2013 sebesar 35,61%
2.1.3.5 Policy
Untuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus dipertimbangkan
dari suatu masalah tersebut menjadi concern masyarakat dan pemerintah. Hal ini dapat dilihat
dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah terhadap masalah tersebut.Parameter
yang digunakan sebagai hasil justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut
dilihat dari seberapa seringnya masalah tersebut dipublikasikan di berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin sampai
ke masyarakat.Publikasi suatu informasi kesehatan di media elektronik memiliki jangkauan
yang lebih luas diberikan nilai 15.Sedangkan kebijakan pemerintah berupa undang-undang
yang mengatur jumlah anak diberikan nilai 10.Begitupun dengan publikasi informasi dalam
bentuk media cetak diberikan nilai 5.Maka pada publikasi informasi yang diberikan secara
penyuluhan diberikan nilai 1 dan tidak diberikan diberikan nilai 0. Penjumlahan dari nilai
tersebut dijadikan score
69
Tabel 2.11 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari s/d Juli 2013
PARAMETER SCORE
Media Cetak
Baliho 5
Koran 3
Majalah 1
Media Elektronik
Radio 5
TV 3
Internet 1
Tabel 2.12 Penentuan Score Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari s/d Juli 2013
N0. MASALAH BalihoKora
nMajalah Radio TV Internet JUMLAH
1
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Paseban periode
Januari – Juli 2013
sebesar 35,44 %.
- 3 1 - - 1 5
2
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kramat periode
Januari – Juli 2013
sebesar 23,68 %.
- 3 1 - - 1 5
3 Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kenari periode
Januari – Juli 2013
- 3 1 - - 1 5
70
sebesar 32,65 %.
4
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kwitang periode
Januari – Juli 2013
sebesar 24,12 %.
- 3 1 - - 1 5
5
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Bungur periode
Januari – Juli 2013
sebesar 15,49 %.
- 3 1 - - 1 5
6
Cakupan imunisasi
DPT/HB 1 di Wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan
Senen periode Januari –
Juli 2013 sebesar 20,72 %.
- 3 1 - - 1 5
7
Cakupan imunisasi
DPT/HB 2 di Wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan
Senen periode Januari –
Juli 2013 sebesar 22,25 %.
- 3 1 - - 1 5
8
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,2 %
- 3 1 - - 1 5
9
Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,22 %.
- 3 1 5 3 1 13
10
Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,42 %.
- 3 1 5 3 1 13
11 Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas
- 3 1 5 3 1 13
71
Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 54,81 %.
12
Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 24,4 %.
- 3 1 5 3 1 13
13
Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar 14,60 %.
- 3 1 5 3 1 13
14
Cakupan imunisasi Polio 2
di Wilayah Puskesmas Se-
Kecamatan Senen periode
Januari – Juli 2013
sebesar 27,9 %
- 3 1 5 3 1 13
15
Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 26,0 %
- 3 1 5 3 1 13
16
Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,6 %
- 3 1 5 3 1 13
17
Cakupan imunisasi HB 0
di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Paseban
periode Januari – Juli 2013
sebesar 16,6 %
- 3 1 5 3 1 13
18
Cakupan imunisasi HB 0
di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kramat periode
Januari – Juli 2013
sebesar 21,7 %
- 3 1 5 3 1 13
19 Cakupan imunisasi HB 0
di Wilayah Puskesmas - 3 1 5 3 1 13
72
Kecamatan Kwitang
periode Januari – Juli 2013
sebesar 41,2 %
20
Cakupan imunisasi HB 0
di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Bungur
periode Januari – Juli 2013
sebesar 22,5 %
- 3 1 5 3 1 13
21
Cakupan imunisasi
Campak di Wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan
Senen periode Januari –
Juli 2013 sebesar 24,3 %
- 3 1 - - 1 5
22
DO BCG - Campak di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kenari periode
Januari – Juli 2013
sebesar 42,85%
23
DO BCG - Campak di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Senen periode
Januari – juli 2013
sebesar 62,4%
24
DO BCG - Campak di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kwitang
periode Januari – Juli
2013 sebesar 16,6%
25
DO DPT HB 1- Campak di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Paseban periode
Januari – Juli 2013
sebesar 103,87%
26 DO DPT HB 1- Campak di
Wilayah Puskesmas 73
Kelurahan Kenari periode
Januari – Juli 2013
sebesar 23,08%
2
DO DPT HB 1- Campak di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Senen periode
Januari – Juli 2013
sebesar 35,61%
Tabel 2.13 Penentuan Masalah 1-5 Program Imunisasi BCG menurut Metode MCUA di Kecamatan Senen Periode Januari –Juli 2013
No ParameterBobo
t
MS – 1 MS – 2 MS - 3 MS - 4 MS-5
NBN
NBN
N BN
N BN NBN
1 Emergency 5 4 20 5 25 4 20 5 25 6 30
2 Greatest Member4
10
4016
6412
48 16
6420
80
3 Expanding Scope 3 3 9 3 9 1 3 1 3 2 6
4 Feasibility2 8 16 4 8
10
206 12 9 18
5 Policy 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Jumlah 90 11196 10
9139
Keterangan :
MS-1 : Cakupan imunisasi BCG pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
Periode Januari-Juli 2013.
MS-2 : Cakupan imunisasi BCG pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat Januari-
Juli 2013.
74
MS-3 : Cakupan imunisasi BCG pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari Periode
Januari-April 2013.
MS-4 : Cakupan imunisasi BCG pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
Periode Januari-April 2013.
MS-5 : Cakupan imunisasi BCG pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
Periode Januari-April 2013.
Tabel 2.14 Penentuan Masalah 6-8 Program Imunisasi DPT HB 1-3 menurut Metode MCUA di Kecamatan Senen Periode Januari – Juli 2013
No
Parameter BobotMS–6 MS–7 MS-8
N BN N BN N BN
1 Emergency 5 5 25 5 25 5 25
2 Greatest Member 4 18 72 17 68 17 68
3 Expanding Scope 3 10 30 10 30 10 30
4 Feasibility 2 12 60 7 35 9 45
5 Policy 1 5 5 5 5 5 5
Jumlah 192 163 173
MS 6 : Cakupan imunisasi DPT HB-1 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Periode Januari-Juli 2013.
75
MS 7 : Cakupan imunisasi DPT HB-2 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Periode Januari-Juli 2013.
MS 8 : Cakupan imunisasi DPT HB-3 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Periode Januari-Juli 2013.
Tabel 2.15 Penentuan Masalah 9-12 Program Imunisasi DPT HB 0 menurut Metode MCUA di Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013
No Parameter Bobot
MS–9 MS–10 MS-11 MS-12
NBN
N BNN B
NN BN
1 Emergency 5 4 20 4 20 2 10 4 20
2 Greatest Member4 14 56
12
482 8
11 44
3 Expanding Scope 3 3 9 3 9 2 6 2 6
4 Feasibility 2 6 12 5 10 5 10 5 10
5 Policy1 13 13
13
1313 13
13 13
Jumlah 110 100 47 93
MS 8 : Cakupan imunisasi DPT HB 0 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban Periode Januari-Juli 2013.
MS 9 : Cakupan imunisasi DPT HB 0 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat Periode Januari-Juli 2013
MS 10 : Cakupan imunisasi DPT HB 0 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang Rawa Periode Januari-Juli 2013.
MS 11 : Cakupan imunisasi DPT HB 0 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur Periode Januari-Juli 2013.
76
Tabel 2.16 Penentuan Masalah 11-15 Program Imunisasi Polio 1 menurut Metode MCUA di Kecamatan Johar Baru Periode Januari-April2013
No ParameterBobo
t
MS–11 MS–12 MS-13 MS-14 MS-15
NBN
NBN
NBN
N BN
NBN
1 Emergency 5 4 20 4 20 1 5 4 20 5 25
2 Greatest Member 4 17 68 17 68 1 4 16 64 21 84
3 Expanding Scope 3 3 9 3 9 1 3 2 6 2 6
4 Feasibility 2 5 10 4 8 8 16 7 14 5 10
5 Policy 1 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Jumlah 120 118 41 117 138
MS 11 : Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi di wilayah Puskesmas Paseban Kelurahan Periode Januari-Juli 2013.
MS 12 : Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat Periode Januari-Juli 2013.
MS 13 : Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari Periode Januari-Juli 2013.
MS 14 : Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang Periode Januari-Juli 2013.
MS 15 : Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur Periode Januari-Juli 2013.
Tabel 2.17 Penentuan Masalah 16-18 Program Imunisasi Polio 2-4 menurut Metode MCUA di Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013
No Parameter Bobot
MS–16 MS–17 MS-18
NBN
N BNN B
N
1 Emergency 5 3 15 3 15 4 20
2 Greatest Member4 14 56
15
6019 76
3 Expanding Scope 3 10 30 1 30 10 3077
0
4 Feasibility2 11 22
13
267 14
5 Policy1 13 13
13
1313 13
Jumlah 136 144 153
MS 16 : Cakupan imunisasi Polio 2 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013.
MS 17 : Cakupan imunisasi Polio 3 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013.
MS 18 : Cakupan imunisasi Polio 4 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013.
Tabel 2.18 Penentuan Masalah 19- Program Imunisasi Campak menurut Metode MCUA di Kecamatan Se-Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013
No Parameter Bobot
MS–19
NBN
1 Emergency 5 4 20
2 Greatest Member 4 16 64
3 Expanding Scope 3 10 30
4 Feasibility 2 9 18
5 Policy 1 13 13
Jumlah 145
MS 19 : Cakupan imunisasi Campak pada bayi di wilayah Puskesmasse-Kecamatan senen Periode Januari-Juli 2013.
2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang
ada terlebih dahulu. Pada tahap ini dicari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap
78
masalah yang telah diprioritaskan. Pada tahap ini, digunakan diagram sebab akibat yang
disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa).Dengan memanfaatkan
pengetahuan dan dibantu dengan data Puskesmas yang tersedia dapat disusun berbagai
penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input yaitu sumber
daya atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah: (Azwar
Azrul, 1996).
Man : Sumber daya manusia
Money : Dana
Material : Sarana
Method : Cara
Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada
proses, menurut George R. Terry, terdiri dari :
Planning (perencanaan) :
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan
menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
Organizing (pengorganisasian) :
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai
tujuan organisasi.
Actuating (panggerak pelaksanaan):
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki,
dan dukungan sumber daya yang tersedia.
Controlling (monitoring):
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi
penyimpangan.
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan
menggunakan fishbone diagram/Ishikawa:
1. Cakupan Imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
Periode Januari- April 2013 adalah sebesar 6,38 %, berada di bawah target yakni
31,6% dengan final score 106
79
2. Cakupan Imunisasi HB I> 7 hari di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Periode Januari – April 2013 adalah sebesar 21,70%, berada di bawah target yakni
31,6% dengan final score 105
2.3 Menentukan penyebab masalah yang paling dominan
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan.Dari enam
prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih
dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data
menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab
masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan.Penyebab
masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka
secara otomatis sebagian besar masalah dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab
masalah yang paling dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan
pemahaman program yang cukup.
Menggunakan gambar diagram tulang ikan (fishbone) untuk mengetahui
penyebab yang paling dominan dalam program imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Johar Baru periode Januari – April 2013.
2.3.1 Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram
tulang ikan) pada Cakupan Imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Tanah Tinggi Periode Januari- April 2013 sebesar 6,38%, lebih rendah dari target
sebesar 31,6%.
Input:
1. Pembagian petugas yang tidak merata (man)
2. Ruang lingkup program polio yang dianggap sempit (money).
3. Tidak dapat dilakukan program vaksin Polio secara optimal (material)
4. Kurangnya pelatihan bagi petugas imunisasi mengenai pencatatan data yang baik
(method)
Proses:
1. Petugas perencanaan hanya mengacu pada perencanaan program yang telah ada
sebelumnya.(planning)
2. Tidak jelasnya pembagian tugas pengorganisasian program imunisasi polio
(organizing)
3. Kurangnya komunikasi antar petugas pelaksana program polio (actuating)
80
4. Koordinasi dalam proses pengawasan program imunisasi polio masih belum baik
(controlling)
5. Kurang tersedianya sarana dan prasarana dalam menyampaikan informasi
(enviroment).
Dari sembilan penyebab yang paling mungkin diperoleh tiga penyebab yang paling
dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut:
1. Jarangnya pelatihan dan seminar tentang imunisasi polio (man)
2. Ruang lingkup program polio yang dianggap sempit (money)
3. Kurang tersedianya sarana dan prasarana dalam menyampaikan informasi (enviroment).
2.3.2 Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram tulang
ikan) Cakupan imunisasi Hb > 7 hari pada bayi di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Johar Baru Periode Januari – April 2013 adalah sebesar 21,70%lebih rendah dari
target sebesar31,6%.
Akar penyebab masalah pada input :
1. Tidak adanya rekruitment petugas baru (man)
2. Belum pernah dilakukan pengajuan proposal anggaran (money)
3. Kurangnya koordinasi dalam pendistribusian vaksin di lapangan (material)
4. Tidak adanya kegiatan pelatihan mengenai pendataan yang baik dari
pemerintah(method).
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah:
1. Kurangnya pengetahuan petugas imunisasi dalam perencanaan program (planning)
2. Tidak jelasnya pembagian tugas pengorganisasian dalam program imunisasi HB
(organizing)
3. Tidak seimbangnya antara jumlah petugas dengan jumlah penduduk (actuating)
4. Belum adanya peraturan yang baku dalam pengawasan program imunisasi HB
(controlling)
5. Kurang tersedianyasarana dan prasarana dalam menyampaikan informasi (enviroment).
Dari sembilan akar penyebab masalah diatas makan ditetapkan tiga akar penyebab masalah
yang paling dominan, berdasarkn data, informasi, observasi langsung juga pehamaman yang
cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:
81
1. Tidak adanya rekruitment petugas baru (man)
2. Belum pernah dilakukan pengajuan proposal (money)
3. Kurang tersedianya sarana dan prasarana dalam menyampaikan informasi (enviroment)
82
top related