BAB I
LATAR BELAKANG
I.1 LATAR BELAKANGPembangunan Kesehatan merupakan bagian
integral dari Pembangunan Nasional. Tujuan Pembangunan Kesehatan
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan
berbagai upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat dan perorangan pada jenjang pertama.
Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di
bidang kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan
ini berdampak terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini
merupakan tantangan bagi dunia kesehatan untuk menghadapi hal
tersebut.
Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus
dikembangkan sehingga derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik
dapat lebih ditingkatkan. Diharapkan dengan penanganan yang tepat
maka visi dari Departemen Kesehatan yang disampaikan Menteri
Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat 2025 dapat segera
tercapai.
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan
dalam mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta
Sehat untuk semua. Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menetapkan syarat - syarat
yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu melalui Standard Pelayanan
Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan dalam Surat
Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.
Puskesmas Kecamatan Pademangan sebagai salah satu unit pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk
melaksanakan SK Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola
pelayanan kesehatan baik secara Individu maupun Kesehatan
Masyarakat yang mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi dan Misi
yang telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Pademangan
diharapkan pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal.I.1.1
Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Pademangan
I.1.1.1 Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa Kota
Administrasi. Berbeda dengan kota otonom yang dilengkapi dengan
DPRD tingkat II, maka kota-kota administrasi di DKI Jakarta tidak
memiliki DPRD tingkat II yang mendampingi Walikota. Berdasarkan
lembaran daerah No. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota
administratif di DKI Jakarta, yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Timur,
Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara, yang dilengkapi
dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan
Kelurahan ini didasarkan pada azas teritorial dengan mengacu pada
jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa
untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk Kelurahan
pinggiran.Wilayah kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51
Ha, terdiri dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha.
Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang
kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang
lebih 110 pulau yang ada di kepulauan seribu. Ketinggian dari
permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang di
bawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa
atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan
pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 27C, curah hujan
setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada
bulan September. Kondisi wilayah yang merupakan wilayah pantai dan
tempat bermuaranya Sembilan sungai dan dua banjir kanal menyebabkan
wilayah ini merupakan wilayah rawan banjir, baik kiriman maupun
banjir karena pasang air laut.
Secara geografis Wilayah Kecamatan Pademangan terdiri dari
daerah dataran rendah dengan ketinggian 0,75 meter dari permukaan
laut, saat air laut pasang ada beberapa daerah di wilayah kecamatan
pademangan tergenang air laut, terlebih pada musim hujan, suhu
udara di wilayah kecamatan Pademangan setiap tahunnya berkisar 27C.
Bukan hanya itu wilayah Kecamatan Pademangan merupakan muara dari 4
(empat) sungai yang cukup besar yaitu Sungai Ciliwung (Gunung
Sahari), Sungai Opak, Sungai Ciliwung (Kota), Sungai Sunter dan
Angkasa Pura.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Jakarta Utara
Kecamatan Pademangan merupakan salah satu dari enam kecamatan
yang ada di wilayah Kotamadya Jakarta Utara. Kecamatan Pademangan
secara administrasi mempunyai luas wilayah 1.187 km2. Teritorial
wilayah Pademangan terdiri dari tiga kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Pademangan Timur
Berdasarkan data statistik wilayah Pademangan Timur memiliki
luas wilayah sebesar 370,2 Ha. Jumlah RT 145 dan pengurus RW 10.
Kelurahan Pademangan Timur memiliki jumlah penduduk kurang lebih
32.460 jiwa dan jumlah KK kurang lebih 12.773 jiwa.
2. Kelurahan Pademangan Barat
Berdasarkan data statistik wilayah Pademangan Barat memiliki
luas wilayah sebesar 630,8 Ha. Jumlah RT 213 dan pengurus RW 16.
Kelurahan Pademangan Barat memiliki jumlah penduduk kurang lebih
90.112 jiwa dan jumlah KK kurang lebih 25.998 jiwa.
3. Kelurahan Ancol
Berdasarkan data statistik wilayah Ancol memiliki luas wilayah
sebesar: 186 Ha. Jumlah RT 63 dan RW 7. Kelurahan Ancol memiliki
jumlah penduduk kurang lebih 40.285 jiwa dan jumlah KK kurang lebih
18.603 jiwa.
Batas wilayah Kecamatan Pademangan adalah sebagai berikut :
Utara
: Laut Jawa, Teluk Jakarta
Timur: Sungai Tiram, Jembatan PLTU dan Kali Sunter, Tanjung
Priuk
Selatan : Rel KA. Pademangan-Kota dan Arteri Mangga Dua,Sawah
Besar danTamansariBarat : Kali Opak Sepanjang Pelabuhan Sunda
Kelapa
Dan Gambir
Gambar 1.2 Peta Wilayah Kecamatan Pademangan
I.1.1.2 Keadaan Demografi
Wilayah Kecamatan Pademangan adalah wilayah padat penduduk yang
sangat heterogen. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara
pada akhir tahun 2014, Kecamatan Pademangan mempunyai jumlah
penduduk sebanyak 130.455 jiwa, dengan kepadatan penduduk 659,51
per km2.
Kepadatan penduduk per Kelurahan di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2014.
Tabel 1.1 Data kepadatan penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2014No.KelurahanLuas wilayah (Ha)Jumlah
PendudukKepadatan jiwa/km2
1Pademangan Barat630,890.112658
2Pademangan Timur370,232.460237
3Ancol18640.285294
Jumlah1.187162.8571.189
(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan 2014)Berdasarkan
tabel 1.1. didapatkan bahwa data kepadatan penduduk di wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan paling tinggi adalah Pademangan
Barat.
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga
(RW), dan Rukun Tetangga (RT) di wilayah puskesmas kecamatan
Pademangan
Tahun 2014No.KelurahanJumlah PendudukRWRTKK
1Pademangan Barat90.1121621325.998
2Pademangan Timur32.4601014512.773
3Ancol40.28576618.603
Jumlah162.8573342357.374
(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun
2014)
Berdasarkan tabel 1.2. didapatkan bahwa data jumlah penduduk
menurut KK, RT dan RW terbanyak adalah Pademangan Barat.
Berikut merupakan data demografi Kecamatan Pademangan:A. Data
penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 1.3 Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2014No.Tingkat
PendidikanJumlah
1Tidak Sekolah15.042
2Tidak Tamat SD15.043
3Tamat SD30.036
4Tamat SLTP34.903
5Tamat SLTA34.662
6Tamat Akademi/PT13.818
(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Tahun
2014)
Berdasarkan tabel 1.4. didapatkan bahwa data penduduk menurut
tingkat pendidikan di wilayah Kecamatan Pademangan terbanyak adalah
tamat Akademi/Perguruan Tinggi.B. Data Penduduk Menurut Kelamin dan
Kelompok Umur
Tabel 1.4 Data Penduduk Menurut Kelamin dan Kelompok Umur di
Wilayah puskesmas kecamatan Pademangan Tahun 2014NOUMURLAKI
LAKIPEREMPUANJUMLAH
10- 4 Th5.7175.23310.950
25-9 Th7.2596.47913.738
310-14 Th6.2776.01812.295
415-19 Th6.3635.91212.275
520-24 Th7.2066.93014.136
625-29 Th9.2598.94418.203
730-34 Th9.9368.75418.690
835-39 Th7.5567.21314.769
940-44 Th7.3755.87513.250
1045-49 Th5.7554.97210.727
1150 54 Th4.5024.0118.513
1255-59 Th2.9402.9235.863
1360-64 Th2.0431.9844.027
1465-69 Th1.2721.3112.583
1570- 74 Th8388171.655
16> 75 Th5965871.183
JUMLAH84.89477.963162.857
(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan 2014)
Keterangan :
Berdasarkan tabel 1.5. didapatkan bahwa jumlah penduduk menurut
golongan usia di wilayah Kecamatan Pademangan, penduduk usia
produktif (usia 15-65 tahun) sebanyak 115.453 dan penduduk usia non
produktif 46.404
Persentase usia produktif (usia 15-65 thn) : 115.453 x 100 % =
70,80 %
162.857
Presentase usia non produktif: 46.404 x 100 % = 28,49 %
162.857
Dependency ratio : 46.404 = 0,401
115.453C. Data Sarana KesehatanTabel 1.5 Sarana Kesehatan di
Wilayah kecamatan Pademangan Tahun 2014NOFASILITAS
KESEHATANJUMLAH
1PUSKESMAS5
2POSYANDU41
3BALAI PENGOBATAN UMUM/ KLINIK 24 JAM5
4DOKTER UMUM PRAKTEK SWASTA15
5DOKTER GIGI PRAKTEK SWASTA0
6DOKTER PRAKTEK BERSAMA5
NOFASILITAS KESEHATANJUMLAH
7RUMAH BERSALIN1
8APOTIK11
9DUKUN BERANAK0
10LABORATORIUM KLINIK3
JUMLAH86
(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Tahun 2014)I.1.2
Gambaran Umum Puskesmas
I.1.2.1 Definisi
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dunia kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan suatu unit
organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang
berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu
atau sebagian wilayah kecamatan, mendorong kemandirian hidup sehat
bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya, memelihara dan
meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakannya, memelihara dan meningkatkan
kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta
lingkungannya.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut
untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan
dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah.
Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki
puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai
masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang
termasuk public goods atau private goods serta kewenangan
menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas.
Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas
sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki
namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang
menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komphrensif yang meliputi promtif
(peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(pengobatan), rehabilitative (pemulihan kesehatan). Tidak sebatas
pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat
dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi
dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar
dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan paradigma
pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat. Dengan paradigma
baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar
dalam pembangunan kesehatan, antara lain :1. Pembangunan kesehatan
yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif
menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan promotif tanpa
mengabaikan kuratif-rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat
terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu
(integrated)
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari
masyarakat
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang
semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan
komsutif menjadi investasi
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat
sebagai mitra pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat
(centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.I.1.2.2 Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian
dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan
geografik dan keadaan infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan
dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan
perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah
kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran
teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran
penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000
50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan
dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas
Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas
kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.I.1.2.3 Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas
meliputi:1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan )
3. Kuratif ( pengobatan )
4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan
sampai meninggal.
I.1.2.4 Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan
fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut
:
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.2. Pusat
pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut
menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan.
Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosisal budaya masyarakat setempat.3. Pusat pelayanan kesehatan
strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi :
Pelayanan kesehatan peroranganPelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.
Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan
utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.
Gambar 1.3 : Fungsi Puskesmas
(Sumber : Buku Profil Puskesmas Kecamatan Pademangan)
Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa
proses. Proses ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program Puskesmas
Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi
untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak.
Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi
puskesmas.
1.
Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai
tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat tempat
umum mempunyai indikator :
-Tersedianya air bersih
-Tersedianya jamban yang saniter
-Tersedianya larangan merokok
-Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
-Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
-Tumbuh dan kembangnya LSM
-Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama
adalah:
Promosi kesehatan masyarakat
Kesehatan lingkungan
KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
-KB ( Keluarga Berencana )
-Perbaikan gizi masyarakat
-P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
-Pengobatan dasar
I.1.2.5 Peran Puskesmas
Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran
yang vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki
kemampuan managerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam
bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui system
perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi
serta system evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan
kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari
tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggung jawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari
satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.
I.1.2.6 Visi Puskesmas
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan prima yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan sesuai dengan Standart
International menuju Indonesia Sehat.
I.1.2.7 Misi Puskesmas
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan
promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif.
2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional dan
berkualitas.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dan program sesuai dengan
standart mutu.
4. Mengembangkan system manajemen Puskesmas.
5. Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
6. Mengembangkaan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan.
I.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat
Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas
yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib
tersebut antara lain:
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok
Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai
bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.Tabel 1.6 Program
Kesehatan Wajib yang dilakukan di PuskesmasUpaya Kesehatan
WajibKegiatanIndikator
Promosi kesehatanPromosi hidup bersih dan sehatTatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan LingkunganPenyehatan pemukimanPembinaan kesehatan
lingkungan di tempat-tempat umum (TPM).
Program kesehatan kerja indrustri.
Program kesehatan Lingkungan pemukiman (PKLP).
Kesehatan ibu dan anakANC
Pertolongan persalinan
MTBS
ImunisasiCakupan K1, K4
Cakupan Linakes
Cakupan MTBS
Cakupan Imunisasi
Keluarga BerencanaPelayanan Keluarga BerencanaCakupan MKET
Pemberantasan penyakit menularDiareCakupan kasus diare
ISPACakupan kasus ISPA
MalariaCakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasi
TuberkulosisCakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
Upaya Kesehatan WajibKegiatanIndikator
GiziDistribusi vit A/ Fe / cap yodiumCakupan vit A /Fe / cap
yodium
PSG% gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan% kadar gizi
Pengobatan Medik dasarCakupan pelayanan
UGDJumlah kasus yang ditangani
Laboratorium sederhanaJumlah pemeriksaan
( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan , Arrimes,ed.)
Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas
seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta
untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat
(contoh : Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik
petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh
Pemerintah Pusat bersama dengan Pemerintah Daerah.
Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok Puskesmas yang telah ada, yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health
Nursing/PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
10. Upaya Kesehatan Remaja
11. Dana SehatUpaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula
bersifat upaya inovasi yakni upaya lain di luar upaya puskesmas
tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan
pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas
telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini
dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan
tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula
ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota. Apabila
puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka
dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib
menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu
dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan
di Puskesmas Kecamatan Pademangan tahun 2014 adalah :A. Upaya
Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Upaya Kesehatan Mata
5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
6. Upaya Kesehatan Remaja
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.
Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip
dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap
upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah
:
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya yakni satu
atau sebagian wilayah kecamatan. Untuk ini puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap
program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu
dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP).
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam
rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes (Pondok Bersalin Desa), Bina
Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
Pesantren (Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat
(TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)3. Azas
KeterpaduanUntuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program
puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program
antara lain :
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan
kesehatan jiwa.
Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,
promosi kesehatan, & Kesehatan gigi.
Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan jiwa
& promosi kesehatan.b. Keterpaduan Lintas Sektor.
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program
dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral
antara lain :
UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan & agama.
Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian.
KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK (Pusat
Kesejahteraan Keluarga) & PLKB (Petugas Lapangan Keluarga
Berencana).
Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi,
dunia usaha & organisasi kemsyarakatan.
Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia usaha. 4. Azas
Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan.
Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan
tersebut dan juga untuk meningkatkanefisiensi, maka penyelenggaraan
setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan
kesehatan yang samaAda dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal).
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :
Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan
medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga
dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya
kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat
audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan
pakaian.
Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
gangguan kesehatan karena bencana alam.
Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila
puskesmas tidak mampu.
Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 1.4: Sistem Rujukan Puskesmas
(Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas)1.2 Program Gizi yang
Diselenggarakan Di Kecamatan PademanganUpaya Kesehatan Gizi masuk
ke dalam program dasar puskesmas atau yang dikenal dengan basic
seven. Sasaran pembangunan kesehatan tertuang dalam rencana
pembangunan jangka menengah yaitu meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan, yang salah satunya tercermin dari gizi komunitas dan
peningkatan peran serta masyarakat.
Puskesmas Kecamatan Pademangan merupakan salah satu Puskesmas
yang memasukkan kesehatan gizi ke dalam program wajib puskesmas dan
melaksanakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif masalah kesehatan gizi yang terdapat di wilayah
kerjanya. Program Gizi di Puskesmas Pademangan Tahun 2014 meliputi
:
a. Pemantauan pertumbuhan berat badan balitab. Pengumpulan data
dasar gizi
c. Intervensi Gizid. Penanggulangan Kekurangan Vitamin Ae.
Pemberian Fe pada Bumilf. Program ASI eksklusifUntuk mengetahui
keberhasilan kegiatan program gizi maka perlu ditetapkan indikator
atau parameter objektif yang dapat di pahami dan diterimaa oleh
semua pihak. Dengan menggunakan indikator tersebut di harapkan
dapat diketahui keberhasilan kegiatan surveilans gizi, dan dapat
pula digunakan untuk membandingkan keberhasilan kegiatan program
gizi antar wilayah.Tabel 1.7 Indikator Kinerja Program Gizi di
Wilayah PuskesmasKecamatan Pademangan Periode
2010-2014No.IndikatorTarget (%)
20102011201220132014
1Persentase balita gizi buruk yang mendapat
perawatan.100100100100100
2Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI
Eksklusif.6567707580
3Cakupan RT yg mengonsumsi garam beryodium.7577808590
4Persentase 6-59 bulan dapat kapsul vit. A7578808385
5Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet.7174788185
6Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans
gizi.100100100100100
7Persentase balita ditimbang berat badannya.6570758085
8Persentase Penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah
bencana100100100100100
Sumber : Laporan Tahunan Gizi & PPSM Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok 2013
A. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita
Penimbangan rutin di Posyandu merupakan salah satu cara untuk
memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan KMS
(Kartu Menuju Sehat). Didalam KMS berat badan balita hasil
penimbangan diisikan dengan titik dan dihubungkan dengan garis
sehingga membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan garis
pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil
penimbangan NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T). Selain itu dari kegiatan
penimbangan dicatat pula JUMLAH ANAK YANG DATANG KE POSYANDU DAN
DITIMBANG (D), JUMLAH ANAK YANG TIDAK DITIMBANG BULAN LALU (O),
JUMLAH ANAK YANG BARU PERTAMA KALI DITIMBANG (B) banyaknya anak
yang berat badannya di BAWAH GARIS MERAH (BGM). Catatan lain yang
ada di posyandu adalah jumlah seluruh balita yang ada di wilayah
kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan
yang bersangkutan (K).
Alur pencatatan dan pelaporan yang selama ini dijalankan yaitu
kader mencatat dan melaporkan hasil kegiatan posyandu didalam
lembar F1 Posyandu, kemudian mengirimkan laporan tersebut ke
Puskesmas Kelurahan. Petugas gizi Puskesmas Kelurahan membuat
rekapitulasi F1 hasil penimbangan seluruh Posyandu yang ada di
wilayahnya kedalam formulir LB3 Gizi dan dikirimkan ke Puskesmas
Kecamatan. Petugas gizi Puskesmas Kecamatan membuat rekapitulasi
LB3 Gizi seluruh Puskesmas Kelurahan untuk dikirimkan ke Suku Dinas
Kesehatan Masyarakat.Hal penting yang tidak boleh dilewatkan dalam
setiap kegiatan penimbangan adalah pembuatan balok SKDN, yang dapat
memberikan gambaran mengenai keberhasilan kegiatan program disuatu
wilayah kerja. Tujuan pembuatan balok SKDN adalah agar: Semua
BALITA yang ada di wilayah kerja terdaftar dan mendapat KMS.
Semua BALITA hadir untuk ditimbang dan semua BALITA naik berat
badannya sehingga : S = K = D = N
Berdasarkan laporan LB3 setiap bulan dari Puskesmas kelurahan
diketahui kondisi SKDN Kecamatan Pademangan sebagai berikut :
S= Jumlah S poyeksi
S= Jumlah seluruh balita pendataan
K= Jumlah balita yang mempunyai KMS
D= Jumlah balita yg ditimbang di posyandu
N= Jumlah balita yg ditimbang & naik BB-nyaData SKDN juga
dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan program, yaitu untuk
memotivasi masyarakat agar berpartisipasi dalam kegiatan posyandu
dengan indikator yang didasarkan pada data S dan D, selain itu juga
untuk menghitung ketersediaan dan kebutuhan KMS dalam rangka
menunjang kegiatan pemantauan pertumbuhan yang didasarkan pada data
S dan K. Berikut ini adalah indikator-indikator yang digunakan
dalam penilaian kegiatan posyandu :
a. Cakupan Program (K/S)
Cakupan program adalah jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju
Sehat dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja
kemudian dikali 100%. Persentase dari cakupan program menggambarkan
berapa jumlah balita di wilayah tersebut yang telah memiliki KMS
atau berapa besar cakupan program di daerah tersebut yang telah
tercapai. Target dari K/S ialah 100%. b. Cakupan Partisipasi
Masyarakat (D/S)
Cakupan partisipasi masyarakat adalah jumlah balita yang
ditimbang di wilayah kerja dibagi dengan jumlah balita yang ada di
wilayah kerja kemudian dikali 100%. Persentase cakupan partisipasi
masyarakat ini menggambarkan berapa besar jumlah partisipasi
masyarakat di daerah tersebut untuk menimbang balitanya ke
Posyandu. Target dari D/S ialah 85%.c. Cakupan kelangsungan
penimbangan (D/K)
Cakupan kelangsungan penimbangan adalah jumlah balita yang
ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS
kemudian dikali 100%. Persentase menggambarkan berapa besar
kelangsungan penimbangan didaerah tersebut yang telah tercapai dan
untuk memantau balita yang memiliki KMS dan ditimbang di posyandu.
Target dari D/K ialah 60%. d. Cakupan hasil penimbangan (N/D)
Cakupan hasil penimbangan adalah rata-rata jumlah balita yang
naik berat badannya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang
kemudian dikali 100%. Persentase ini menggambarkan berapa besar
hasil penimbangan di daerah tersebut yang telah tercapai. Memantau
efektifitas perbaikan gizi dengan melihat jumlah balita yang naik
berat badannya selama 2 kali berturut-turut datang ke posyandu.
Target dari N/D ialah 80%.e. Cakupan Keefektifan Kegiatan
(N/S)Cakupan keefektifan kegiatan adalah jumlah balita yang naik
berat badannya dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah
kerja Puskesmas kemudian dikali 100%. Target dari N/S ialah
60%.
Tabel 1.8 Persentase rata-rata K/S Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2014 (Dalam Persen)WilayahK/SIndikator
Pademangan Barat I80,96100
Pademangan Barat II80,24100
Pademangan Timur93,45100
Ancol75,06100
Se-Kecamatan Pademangan82,43100
Tabel 1.9 Persentase rata-rata D/S Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2014 (Dalam Persen)
WilayahD/SIndikator
Pademangan Barat I61,1585
Pademangan Barat II56,2585
Pademangan Timur76,8985
Ancol47,7685
Se-Kecamatan Pademangan60,5185
Tabel 1.10 Persentase rata-rata D/K Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2014 (Dalam Persen)
WilayahD/KIndikator
Pademangan Barat I73,2760
Pademangan Barat II65,4560
Pademangan Timur90,4560
Ancol60,0960
Se-Kecamatan Pademangan72,3160
Tabel 1.11 Persentase rata-rata N/D Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2014 (Dalam Persen)
WilayahN/DIndikator
Pademangan Barat I60,6280
Pademangan Barat II70,7880
Pademangan Timur68,1980
Ancol66,7280
Se-Kecamatan Pademangan66,5880
Tabel 1.12 Persentase rata-rata N/S Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2014 (Dalam Persen)
WilayahN/SIndikator
Pademangan Barat I39,0860
Pademangan Barat II36,6260
Pademangan Timur51,0260
Ancol41,9260
Se-Kecamatan Pademangan42,1660
B. Pengumpulan Data Dasar Gizi
Tahun 2014 Puskesmas Kecamatan Pademangan melaksanakan kegiatan
pengumpulan data dasar gizi, yang bertujuan untuk mendapatkan data
jumlah balita yang ada di wilayah Kecamatan Padmangan disertai
dengan gambaran status gizinya. Disamping itu dari hasil pendataan
ini akan digunakan untuk menentukan sasaran PMT-P tahun 2014 dan
sebagai data sasaran untuk kegiatan program gizi tahun 2014.
Berikut disajikan data hasil pengumpulan data dasar gizi tahun
2014. Tabel 1.13 Data Balita BGM Tahun 2014
Wilayah Puskesmas Pademangan Dalam
PersenNoKelurahanPresentasiIndikator
1Pademangan Barat I0,690
2Pademangan Barat II0,540
3Pademangan Timut0,640
4Ancol0,580
5Se-Kecamatan0,610
C. Intervensi Gizi
Intervensi gizi merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan
untuk memperbaiki status gizi, baik gizi buruk maupun gizi kurang.
Ada dua kegiatan berkaitan dengan intervensi gizi yang dilakukan
Puskesmas Kecamatan Pademangan, yaitu pemberian makanan tambahan
pemulihan (PMT-P)
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan ( PMT-P )Program Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan (PMT- P) ditujukan kepada balita dengan
berat badan dibawah garis merah (BGM) sesuai KMS dan. Ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melaksanakan
kegiatan ini, yaitu menentukan sasaran dan melakukan pengkajian
tentang jenis bahan makanan yang akan diberikan. Untuk sasaran
PMT-P tahun 2014 ditentukan sesuai dengan hasil pengumpulan data
dasar gizi, akan tetapi dengan adanya keterbatasan anggaran yang
dimiliki Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, maka PMT-P tidak dapat
diberikan kepada seluruh balita BGM.
Tabel 1.14 Sasaran dan Periode PMT-P di wilayah
Kecamatan Pademangan Tahun 2014Jenis SasaranJenis PMTPeriode
Intervensi (Bulan)
Balita BGMSusu Frisian flag, Taburia3
BadutaBiskuit, MP-ASI depkes3
BadutaBiskuit, MP-ASI depkes dari sudin3
GiburSusu, gula, minyak mineral mix2
Sasaran PMT-P ditetapkan berdasarkan kriteria :
Balita BGM :12 - 24 bulan
Biskuit7 - 57 bulan
Susu & Taburia Status Gizi kurang Berasal dari keluarga
miskin.Bahan makanan yang diberikan pada PMT-P tahun 2014 per bulan
per orang adalah : Balita BGM : Frisian Flag ( 200 Gr ): 15 Dus
Taburia
(15 )
: 15 Sahcet Per Anak Biskuit
(120 Gr ): 30 Rol
Gerakan Balita Sehat (GBS)Kegiatan ini dilakukan dengan
mengadakan pertemuan dengan RW-RT kader yang ada balita gizi kurang
dan mendata permasalahan yang ada di RW untuk mengadakan penyuluhan
anak bergizi baik dan membuat contoh makanan sesuai kelompok
umurnya. Kegiatan ini dilakukan di RW yang menjadi rawan gizi yang
bertujuan untuk melihat permasalahan yang ada di RW.D. Pencegahan
Kekurangan Vitamin ADalam rangka mencegah terjadinya kekurangan
Vitamin A di wilayah Kecamatan Pademangan, dilakukan akselerasi
Vitamin A yang bertujuan meningkatkan cakupan pemberian vitamin A,
kegiatan yang dilaksanakan adalah pemasangan leaflet ditiap PKM
kelurahan dan PKM kecamatan, penyebaran leaflet dan dengan bantuan
kader posyandu, mendatangi balita-balita yang pada bulan Februari
dan Agustus yang belum mendapat vitamin A untuk diberikan vitamin A
sesuai umur balita. Untuk kegiatan pemberian vitamin A pada ibu
nifas pelaksanaannya dengan melakukan koordinasi dengan lintas
program yaitu program Kesehatan Ibu & Anak (KIA) dan Rumah
Bersalin (RB).Tabel 1.15 Sasaran Suplementasi Vitamin
ASasaranDosisFrekuensi
Bayi 6-11 bulanKapsul biru (100.000 SI)2 kali
Balita 12-59 bulanKapsul merah (200.000 SI)2 kali
Ibu Nifas (0-42 hari)Kapsul merah (200.000 SI)2 kali
Adapun hasil pelaksanaan kegiatan pemberian vitamin A di
Kecamatan Pademangan Pada Balita 6-59 Bulan di tahun 2014 ialah
sebagai berikut :Tabel 1.16 Data Vitamin A Tahun 2014 Dalam
PersenNoPuskesmasBalita 6-59 bulan yang mendapatkan apat Vit A
(dalam Persen)Indikator
1Pademangan Barat I98,2585
2Pademangan Barat II92,5885
3Pademangan Timur133,2285
4Ancol87,685
5Se-Kecamatan102,9185
E. Pemberian Fe pada BumilPemberian Fe pada Bumil dilakukan
melalui 2 kegiatan yaitu Pemberian Tablet Besi dan Penyuluhan
(Kelompok dan Individu). Pemberian tablet besi untuk ibu hamil
dilakukan di posyandu, PKM Kelurahan dan PKM Kecamatan.
Pemberiannya diberikan pada trimester ketiga sebanyak 90
tablet.
Tabel 1.17 Laporan Fe 3 Wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan Tahun 2014 Dalam PersenNoPuskesmas
KecamatanJumlah pemberian tablet Fe 3 tahun 2014 dalam
persenIndikator
1Pademangan 91,5485
F. Program ASI Eksklusif. Tabel 1.18 Laporan ASI Eksklusif Pada
Bayi Usia 0-5 bulan 29 Hari Wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan Tahun 2014 Dalam PersenNoPuskesmas
KelurahanBayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI
eksklusifIndikator
1Pademangan Barat I51,3180
2Pademangan Barat II68,8480
3Pademangan Timur72,1180
4Ancol83,9380
5Se-Kecamatan69,0580
1.3 Identifikasi MasalahDari berbagai hasil pencapaian program
gizi yang dievaluasi di Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode
Januari 2014 Desember 2014, program-progran yang tidak memenuhi
standar yaitu kurang atau lebih dari target selanjutnya akan
dilakukan evaluasi. Program dievaluasi karena adanya masalah pada
program tersebut yaitu belum mencapai target yang sudah ditetapkan,
adanya kemudahan dalam mengakses data serta pencatatan dan
pelaporan yang lengkap. Adapun identifikasi masalah yang didapatkan
antara lain:1. Persentasi program balita yang memiliki Kartu Menuju
Sehat (K/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah
sebesar 82,43% kurang dari target sebesar 100%2. Persentasi
Partisipasi balita yang ditimbang (D/S) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan adalah sebesar 60,51% kurang dari target
sebesar 85%3. Persentasi balita yang telah ditimbang per jumlah
balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (D/K) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan adalah sebesar 72,31% lebih dari target
sebesar 60%4. Persentasi balita yang memiliki kenaikan berat badan
per jumlah balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan adalah sebesar 66,58% kurang dari target
sebesar 80%5. Persentasi efektifitas program pemantauan berat badan
balita (N/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah
sebesar 42,16% kurang dari target sebesar 60%6. Persentasi Balita
dengan berat badan BGM di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
adalah sebesar 0,61% lebih dari target sebesar 0%7. Persentasi
Balita yang mendapatkan vitamin A di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah sebesar 102,91% lebih dari target sebesar 85%8.
Persentasi ibu hamil trimester 3 yang mendapatkan tablet besi (Fe3)
di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebesar 91,54%
lebih dari target sebesar 85%9. Persentasi Bayi Usia 0-6 bulan
mendapat ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
adalah sebesar 69,05% kurang dari target sebesar 80%1.4 Rumusan
MasalahSetelah identifikasi masalah dari program-program tersebut
pada Puskesmas se-Kecamatan Pademangan periode Januari 2014
Desember 2014 terdapat 12 cakupan program yang menjadi masalah.
Kemudian dilakukan perhitungan dan pembandingan nilai kesenjangan
antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi
(observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan
yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan
masalah dari program kesehatan gizi di Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah sebagai berikut :1. Persentasi program balita
yang memiliki Kartu Menuju Sehat (K/S) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan adalah sebesar 82,43% kurang dari target
sebesar 100%2. Persentasi Partisipasi balita yang ditimbang (D/S)
di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebesar 60,51%
kurang dari target sebesar 85%3. Persentasi balita yang telah
ditimbang per jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (D/K)
di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebesar 72,31%
lebih dari target sebesar 60%4. Persentasi balita yang memiliki
kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D) di
wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah sebesar 66,58% kurang
dari target sebesar 80%5. Persentasi efektifitas program pemantauan
berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
adalah sebesar 42,16% kurang dari target sebesar 60%6. Persentasi
Balita dengan berat badan BGM di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah sebesar 0,61% lebih dari target sebesar 0%7.
Persentasi Balita yang mendapatkan vitamin A di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan adalah sebesar 102,91% lebih dari target
sebesar 85%8. Persentasi ibu hamil trimester 3 yang mendapatkan
tablet besi (Fe3) di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah
sebesar 91,54% lebih dari target sebesar 85%9. Persentasi Bayi Usia
0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah sebesar 69,05% kurang dari target sebesar
80%33