Transcript
MATA KULIAH
WAKTU
DOSEN
TOPIK
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 1
Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan tentang penjahitan episiotomi/laserasi
2. Menjelaskan tentang nnestesi lokal, prinsip penjahitan perineum
3. Menjelaskan tentang melakukan penjahitan luka episiotomi/laserasi
1. Wiknjosastro, Hanifa.Ilmu Bedah Kebidanan, Jakarta : YBPSP; 2000
2. Christina, Y. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta. Hipokrates;
2001.
3. Kurnianingsih S, Monica E. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC. Jakarta;2004.
4. Departemen Kesehatan RI. Asuhan Persalinan Normal. 2007
5. Benett, V.R Myles textbook for midwives 12th edition. United Kingdom :
Churchill Livingstone, 1996
6. Farrer, Helen.Perawatan maternitas, Jakarta: EGC;1999
7. Manuaba. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC; 1998.
8. Mochtar R. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jilid 1
Edisi 2, Jakarta : EGC; 1998.
9. Moore, Hacker. Esensial Obstetri & Ginekologi, Jakarta : Hipokrates; 2001
10. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP; 2002
11. Pusdiknakes. Asuhan Intrapartum. WHO-JHPIEGO; 2003
12. Saifuddin. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal,
Jakarta : JNPKKR; 2001
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
SUB TOPIK
Melakukan penjahitan luka episiotomi/laserasi
Anestesi lokal, prinsip penjahitan perineum
OBJEKTIF PERILAKU SISWA
REFERENSI
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 2
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan
postpartum. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan
postpartum dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh
robelan servik atau vagina.
I. PERLUKAAN JALAN LAHIR
A. Definisi
Perlukaan jalan lahir atau dapat juga disebut dengan laserasi jalan
lahir/robekan jalan lahir/ruptur pada jalan lahir adalah robeknya jaringan.
B. Etiologi
a. Kelahiran kepala janin (perineum)
b. Rotasi forseph (vagina)
c. Penurunan kepala yang cepat (vagina)
d. Persalinan yang cepat (vagina)
e. Usaha yang tergesa-gesa untuk memperluas pembukaan serviks secara
artifisial (serviks)
f. Usaha melahirkan janin sebelum pembukaan lengkap (serviks)
Asuhan dan Pemantauan Pada Kala Empat
Setelah plasenta lahir:
1. Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus (Gambar 6-5) untuk merangsang
uterus berkontraksi baik dan kuat.
2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan anda secara melintang
dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari
di bawah pusat. Sebagai contoh, hasil pemeriksaan ditulis: “dua jari di bawah
pusat”.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
PENDAHULUAN
PERLUKAAN JALAN LAHIR
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 3
3. Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
4. Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)
perineum .
5. Evaluasi keadaan umum ibu.
6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala empat di
bagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian
dilakukan.
Memperkirakan Kehilangan Darah
Sangat sulit untuk memperkirakan kehilangan darah secara tepat karena darah
seringkali bercampur dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin terserap handuk,
kain atau sarung. Tak mungkin menilai kehilangan darah secara akurat melalui
penghitungan jumlah sarung karena ukuran sarung bermacam-macam dan mungkin
telah diganti jika terkena sedikit darah atau basah oleh darah. Meletakkan wadah atau
pispot di bawah bokong ibu untuk mengumpulkan darah, bukanlah cara efektif
untuk mengukur kehilangan darah dan cerminan asuhan sayang ibu karena berbaring
di atas wadah atau pispot sangat tidak nyaman dan menyulitkan ibu untuk memegang
dan menyusukan bayinya.
Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan melihat volume darah yang
terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol 500 ml dapat menampung semua
darah tersebut. Jika darah bisa mengisi dua botol, ibu telah kehilangan satu liter
darah. Jika darah bisa mengisi setengah botol, ibu kehilangan 250 ml darah.
Memperkirakan kehilangan darah hanyalah salah satu cara untuk menilai kondisi ibu.
Cara tak langsung untuk mengukur jumlah kehilangan darah adalah melalui
penampakan gejala dan tekanan darah. Apabila perdarahan menyebabkan ibu lemas,
pusing dan kesadaran menurun serta tekanan darah sistolik turun lebih dari 10 mmHg
dari kondisi sebelumnya maka telah terjadi perdarahan lebih dari 500 ml. Bila ibu
mengalami syok hipovolemik maka ibu telah kehilangan darah 50% dari total jumlah
darah ibu (2000-2500 ml). Penting untuk selalu memantau keadaan umum dan
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 4
menilai jumlah kehilangan darah ibu selama kala empat melalui tanda vital,
jumlah darah yang keluar dan kontraksi uterus.
Memeriksa Perdarahan dari Perineum
Perhatikan dan temukan penyebab perdarahan dari laserasi atau robekan perineum
dan vagina. Nilai perluasan laserasi perineum.
Derajat Satu Derajat dua Derajat Tiga Derajat Empat
Mukosa Vagina
Komisura
posterior
Kulit perineum
Mukosa Vagina
Komisura
posterior
Kulit perineum
Otot perineum
Mukosa Vagina
Komisura
posterior
Kulit perineum
Otot perineum
Otot sfingter ani
Mukosa Vagina
Komisura
posterior
Kulit perineum
Otot perineum
Otot sfingter ani
Dinding depan
rektum
Tak perlu dijahit jika
tidak ada perdarahan
dan aposisi luka baik.
Jahit menggunakan
teknik yang dijelaskan
pada Lampiran 4.
Penolong APN tidak dibekali keterampilan
untuk reparasi laserasi perineum derajat tiga
atau empat. Segera rujuk ke fasilitas rujukan
Gambar: Derajat Laserasi Perineum
Sumber: Midwifery Manual of Maternal Care dan Varney’s Midwifery, edisi ke-3
C. Jenis-Jenis Perlukaan Jalan Lahir
a. Luka perineum
luka Perineum adalah robeknya jaringan di perineum, di daerah antara
kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus. Biasa disebabkan
karena pasca salin atau pasca episiotomi.
Gb. Anatomi perineum
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 5
Klasifikasi Luka Perineum
LUKA PERINEUM
Derajat 1 Derajat II Derajat III Derajat IV
Fourchet Fourchet Fourchet Fourchet
Kulit Perineum Kulit Perineum Kulit Perineum Kulit Perineum
Membran mukosa Membran mukosa Membran mukosa Membran mukosa
Otot-otot perineum Otot perineum Otot perineum
Otot sfingter ani Otot sfingter ani
Lumen rektum
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 6
b. Luka vagina
Luka vagina adalah robeknya jaringan yang cenderung mencapai dinding lateral
(sulci) dan jika cukup dalam, dapat mencapai levator ani.
Cedera tambahan dapat terjadi pada bagian atas saluran vagina, dekat spina
ischiadika.
1. Kolpaporeksis
Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas vagina.
2. Fistula
Fistula akibat pembedahan vaginal makin lama makin jarang karena tindakan
vaginal yang sulit untuk melahirkan anak banyak diganti dengan seksio sesarea.
c. Luka Serviks
Pengertian
Luka pada serviks biasanya terjadi pada sudut lateral ostium eksternal;
kebanyakan dangkal dan perdarahan minimal. Laserasi yang lebih luas dapat
mencapai dinding vagina atau melampaui dinding vagina dan menuju segmen
bawah uterus.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 7
Pemeriksaan luka pada perineum dan serviks
1. Pasien dalam posisi dorsal recumbent kemudian dengan kedua jari (telunjuk
dan jari tengah) dibungkus dengan kassa steril. Kedua tangan tetap
menggunakan handscoon.
2. Regangkan kedua labia dengan dua jari tangan yang akan melakukan
pemeriksaan, dan masukkan jari pemeriksaan yang sudah terbungkus kasa
secara hati-hati ke dalam vagina.
3. Secara perlahan tekan ke bawah untuk memeriksa adanya trauma bagian
depan dan samping, ganti kasa bila perlu.
4. Secara perlahan keluarkan 2 jari berkasa tersebut dari vagina untuk
memeriksa dinding vagina bagian posterior
5. Bila jari sudah dikeluarkan, periksa adanya trauma pada perineum
Pemeriksaan luka pada serviks
1. Asisten menahan fundus
2. Pasang spekulum
3. Bibir serviks dijepit dengan klem ovum, pindahkan bergantian searah jarum
jam (11-2; 2-4; 4-8; 8-11) sehingga semua bagian serviks dapat diperiksa.
Pada bagian yang terdapat robekan, tinggalkan 2 klem diantara robekan
D. Penatalaksanaan
a. Perbaikan laserasi vagina dan perineum
Prinsip-prinsip reparasi perineum
Pemeriksaan colok dubur
Cahaya dan visualisasi yang baik
Peralatan yang tepat
Jenis benang
Anestesi yang adekuat
Perbaikan laserasi derajat I
Umumnya laserasi derajat 1 dapat sembuh sendiri, tidak perlu dijahit.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 8
Jahitan mukosa vagina. Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan
catgut kromik 2-0 (mulai dari sekitar 1 cm di atas puncak luka di dalam
vagina sampai pada batas vagina).
Perbaikan laserasi derajat II
1. Jahitan mukosa vagina. Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan
catgut kromik 2-0 (mulai dari sekitar 1 cm di atas puncak luka di dalam
vagina sampai pada batas vagina)
2. Jahitan otot perineum. Lanjutkan jahitan pada daerah otot
perineum sampai ujung luka pada perineum secara jelujur dengan catgut
kromik 2-0 (lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya dan
penting sekali untuk menjahit otot ke otot agar tidak ada rongga di
antaranya)
3. Jahitan kulit. Carilah lapisan subkutikuler persis di bawah lapisan
kulit
4. Lanjutkan dengan jahitan subkutikuler kembali ke arah batas vagina
diakhiri dengan simpul mati pada bagian dalam vagina.
5. Jika robekan cukup luas dan dalam, lakukan rektal toucher dan
pastikan tidak ada bagian rektum terjahit.
Gb. Penjahitan otot perineum
Perbaikan derajat III dan derajad IV
Minta asisten memeriksa uterus dan memastikan bahwa uterus
berkontraksi.
Periksa vagina, serviks, perineum dan rectum
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 9
Untuk melihat apakah sfingter anal robek dengan cara :
1. Masukkan jari yang memakai sarung tangan kedalam anus
2. Angkat jari dengan hati-hati dan identifikasi sfingter
3. Periksa tonus atau ketepatan sfingter.
Ganti sarung tangan yang bersih, steril atau yang didesinfeksi tingkat
tinggi.
Oleskan larutan antiseptik ke robekan dan keluarkan materi fekal jika ada.
Pastikan bahwa tidak ada alergi terhadap lignokain 0.5% ke bawah
mukosa vagina, kebawah kulit perineum dan ke otot perineal yang dalam.
Pada akhir penyuntikan, tunggu selama 2 menit kemudian jepit area
robekan dengan forsep.
Jahit rectum dengan jahitan putus-putus menggunakan benang 3-0 atau 4-
0 dengan jarak 0.5 cm untuk menyatukan mukosa.
Gb. Penjahitan rectovagina
Jika Sfingter Robek
Pegang setiap ujung dengan klem allis (sfingter berettraksi jika robek).
Selubung fasia di sekitar sfingter kuat dan tidak robek jika ditarik dengan
klem.
Jahit sfingter dengan dua atau tuga jahitan putus-putus menggunakan
benang 2-0.
Oleskan kembali larytan antiseptik ke area yang dijahit.
Periksa anus dengan jari yang memakai sarung tangan untuk memastikan
penjahitan rectum dan sfingter dilakukan dengan benar. Selanjutnya ganti
sarung tangan yang bersih, steril, atau yang didesinfeksi tingkat tinggi.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 10
Jahit mukosa vagina, otot perineum dan kulit.
Perbaikan laserasi serviks
a) Pada umumnya tidak diperlukan anastesia. Jika robekan luas atau jauh
sampai ke atas, berikan petidin dan diazepam I.V. pelan-pelan atau
ketamin
b) Asisten menahan fundus
c) Klem bagian diantara luka,
d) Jahit robekan serviks dengan catgut kromik 0 secara jelujur, mulai dari
aspeks.
e) Jika sulit dicapai dan diikat, aspek dapat dicoba dijepit dengaan klem
ovum atau klem arteri dan dipertahankan 4 jam, kemudian :
Sesudah 4 jam klem dilepas sebagian saja
Sesudah 4 jam berikutnya dilepas seluruhnya
Jika robekan meluas sampai melewati puncak vagina, lakukan
laparotomi.
Gb. Penjahitan Robekan serviks
1. Robeknya jaringan di daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva
dan anus merupakan pengertian dari ........
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
EVALUASI
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 11
a. Luka Perineum
b. Luka Vagina
c. Kalpaporeksis
d. Fistula
2. Di bawah ini yang merupakan etiologi dari terjadinya luka vagina adalah.....
a. Penurunan kepala yang cepat
b. Striping
c. Usaha melahirkan janin sebelum pembukaan lengkap
d. Rotasi kepala
3. Dibawah ini merupakan etiologi dari terjadinya luka serviks adalah .....
a. Rotasi forceph
b. Penurunan kepala yang cepat
c. Persalinan yang cepat
d. Striping
4. Dibawah ini bagian yang terkena pada luka derajat II adalah kecuali....
a. Fourchet
b. Membran Mukosa
c. Otot-otot perineum
d. Lumen rektum
5. Luka pada perineum biasa disebabkan karena...
a. Pasca episiotomi
b. Striping
c. Rotasi forsep
d. Usaha melahirkan janin sebelum pembukaan lengkap.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 12
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
top related