Top Banner
MATA KULIAH WAKTU DOSEN TOPIK Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV
17

17. Penjahitan Luka Laserasi-

Aug 11, 2015

Download

Documents

Yuli Caca
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

MATA KULIAH

WAKTU

DOSEN

TOPIK

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV

Page 2: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 1

Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan tentang penjahitan episiotomi/laserasi

2. Menjelaskan tentang nnestesi lokal, prinsip penjahitan perineum

3. Menjelaskan tentang melakukan penjahitan luka episiotomi/laserasi

1. Wiknjosastro, Hanifa.Ilmu Bedah Kebidanan, Jakarta : YBPSP; 2000

2. Christina, Y. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta. Hipokrates;

2001.

3. Kurnianingsih S, Monica E. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC. Jakarta;2004.

4. Departemen Kesehatan RI. Asuhan Persalinan Normal. 2007

5. Benett, V.R Myles textbook for midwives 12th edition. United Kingdom :

Churchill Livingstone, 1996

6. Farrer, Helen.Perawatan maternitas, Jakarta: EGC;1999

7. Manuaba. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk

Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC; 1998.

8. Mochtar R. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jilid 1

Edisi 2, Jakarta : EGC; 1998.

9. Moore, Hacker. Esensial Obstetri & Ginekologi, Jakarta : Hipokrates; 2001

10. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP; 2002

11. Pusdiknakes. Asuhan Intrapartum. WHO-JHPIEGO; 2003

12. Saifuddin. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal,

Jakarta : JNPKKR; 2001

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

SUB TOPIK

Melakukan penjahitan luka episiotomi/laserasi

Anestesi lokal, prinsip penjahitan perineum

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

REFERENSI

Page 3: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 2

Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan

postpartum. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan

postpartum dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh

robelan servik atau vagina.

I. PERLUKAAN JALAN LAHIR

A. Definisi

Perlukaan jalan lahir atau dapat juga disebut dengan laserasi jalan

lahir/robekan jalan lahir/ruptur pada jalan lahir adalah robeknya jaringan.

B. Etiologi

a. Kelahiran kepala janin (perineum)

b. Rotasi forseph (vagina)

c. Penurunan kepala yang cepat (vagina)

d. Persalinan yang cepat (vagina)

e. Usaha yang tergesa-gesa untuk memperluas pembukaan serviks secara

artifisial (serviks)

f. Usaha melahirkan janin sebelum pembukaan lengkap (serviks)

Asuhan dan Pemantauan Pada Kala Empat

Setelah plasenta lahir:

1. Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus (Gambar 6-5) untuk merangsang

uterus berkontraksi baik dan kuat.

2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan anda secara melintang

dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari

di bawah pusat. Sebagai contoh, hasil pemeriksaan ditulis: “dua jari di bawah

pusat”.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

PENDAHULUAN

PERLUKAAN JALAN LAHIR

Page 4: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 3

3. Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

4. Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)

perineum .

5. Evaluasi keadaan umum ibu.

6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala empat di

bagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian

dilakukan.

Memperkirakan Kehilangan Darah

Sangat sulit untuk memperkirakan kehilangan darah secara tepat karena darah

seringkali bercampur dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin terserap handuk,

kain atau sarung. Tak mungkin menilai kehilangan darah secara akurat melalui

penghitungan jumlah sarung karena ukuran sarung bermacam-macam dan mungkin

telah diganti jika terkena sedikit darah atau basah oleh darah. Meletakkan wadah atau

pispot di bawah bokong ibu untuk mengumpulkan darah, bukanlah cara efektif

untuk mengukur kehilangan darah dan cerminan asuhan sayang ibu karena berbaring

di atas wadah atau pispot sangat tidak nyaman dan menyulitkan ibu untuk memegang

dan menyusukan bayinya.

Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan melihat volume darah yang

terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol 500 ml dapat menampung semua

darah tersebut. Jika darah bisa mengisi dua botol, ibu telah kehilangan satu liter

darah. Jika darah bisa mengisi setengah botol, ibu kehilangan 250 ml darah.

Memperkirakan kehilangan darah hanyalah salah satu cara untuk menilai kondisi ibu.

Cara tak langsung untuk mengukur jumlah kehilangan darah adalah melalui

penampakan gejala dan tekanan darah. Apabila perdarahan menyebabkan ibu lemas,

pusing dan kesadaran menurun serta tekanan darah sistolik turun lebih dari 10 mmHg

dari kondisi sebelumnya maka telah terjadi perdarahan lebih dari 500 ml. Bila ibu

mengalami syok hipovolemik maka ibu telah kehilangan darah 50% dari total jumlah

darah ibu (2000-2500 ml). Penting untuk selalu memantau keadaan umum dan

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 5: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 4

menilai jumlah kehilangan darah ibu selama kala empat melalui tanda vital,

jumlah darah yang keluar dan kontraksi uterus.

Memeriksa Perdarahan dari Perineum

Perhatikan dan temukan penyebab perdarahan dari laserasi atau robekan perineum

dan vagina. Nilai perluasan laserasi perineum.

Derajat Satu Derajat dua Derajat Tiga Derajat Empat

Mukosa Vagina

Komisura

posterior

Kulit perineum

Mukosa Vagina

Komisura

posterior

Kulit perineum

Otot perineum

Mukosa Vagina

Komisura

posterior

Kulit perineum

Otot perineum

Otot sfingter ani

Mukosa Vagina

Komisura

posterior

Kulit perineum

Otot perineum

Otot sfingter ani

Dinding depan

rektum

Tak perlu dijahit jika

tidak ada perdarahan

dan aposisi luka baik.

Jahit menggunakan

teknik yang dijelaskan

pada Lampiran 4.

Penolong APN tidak dibekali keterampilan

untuk reparasi laserasi perineum derajat tiga

atau empat. Segera rujuk ke fasilitas rujukan

Gambar: Derajat Laserasi Perineum

Sumber: Midwifery Manual of Maternal Care dan Varney’s Midwifery, edisi ke-3

C. Jenis-Jenis Perlukaan Jalan Lahir

a. Luka perineum

luka Perineum adalah robeknya jaringan di perineum, di daerah antara

kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus. Biasa disebabkan

karena pasca salin atau pasca episiotomi.

Gb. Anatomi perineum

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 6: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 5

Klasifikasi Luka Perineum

LUKA PERINEUM

Derajat 1 Derajat II Derajat III Derajat IV

Fourchet Fourchet Fourchet Fourchet

Kulit Perineum Kulit Perineum Kulit Perineum Kulit Perineum

Membran mukosa Membran mukosa Membran mukosa Membran mukosa

Otot-otot perineum Otot perineum Otot perineum

Otot sfingter ani Otot sfingter ani

Lumen rektum

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 7: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 6

b. Luka vagina

Luka vagina adalah robeknya jaringan yang cenderung mencapai dinding lateral

(sulci) dan jika cukup dalam, dapat mencapai levator ani.

Cedera tambahan dapat terjadi pada bagian atas saluran vagina, dekat spina

ischiadika.

1. Kolpaporeksis

Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas vagina.

2. Fistula

Fistula akibat pembedahan vaginal makin lama makin jarang karena tindakan

vaginal yang sulit untuk melahirkan anak banyak diganti dengan seksio sesarea.

c. Luka Serviks

Pengertian

Luka pada serviks biasanya terjadi pada sudut lateral ostium eksternal;

kebanyakan dangkal dan perdarahan minimal. Laserasi yang lebih luas dapat

mencapai dinding vagina atau melampaui dinding vagina dan menuju segmen

bawah uterus.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 8: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 7

Pemeriksaan luka pada perineum dan serviks

1. Pasien dalam posisi dorsal recumbent kemudian dengan kedua jari (telunjuk

dan jari tengah) dibungkus dengan kassa steril. Kedua tangan tetap

menggunakan handscoon.

2. Regangkan kedua labia dengan dua jari tangan yang akan melakukan

pemeriksaan, dan masukkan jari pemeriksaan yang sudah terbungkus kasa

secara hati-hati ke dalam vagina.

3. Secara perlahan tekan ke bawah untuk memeriksa adanya trauma bagian

depan dan samping, ganti kasa bila perlu.

4. Secara perlahan keluarkan 2 jari berkasa tersebut dari vagina untuk

memeriksa dinding vagina bagian posterior

5. Bila jari sudah dikeluarkan, periksa adanya trauma pada perineum

Pemeriksaan luka pada serviks

1. Asisten menahan fundus

2. Pasang spekulum

3. Bibir serviks dijepit dengan klem ovum, pindahkan bergantian searah jarum

jam (11-2; 2-4; 4-8; 8-11) sehingga semua bagian serviks dapat diperiksa.

Pada bagian yang terdapat robekan, tinggalkan 2 klem diantara robekan

D. Penatalaksanaan

a. Perbaikan laserasi vagina dan perineum

Prinsip-prinsip reparasi perineum

Pemeriksaan colok dubur

Cahaya dan visualisasi yang baik

Peralatan yang tepat

Jenis benang

Anestesi yang adekuat

Perbaikan laserasi derajat I

Umumnya laserasi derajat 1 dapat sembuh sendiri, tidak perlu dijahit.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 9: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 8

Jahitan mukosa vagina. Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan

catgut kromik 2-0 (mulai dari sekitar 1 cm di atas puncak luka di dalam

vagina sampai pada batas vagina).

Perbaikan laserasi derajat II

1. Jahitan mukosa vagina. Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan

catgut kromik 2-0 (mulai dari sekitar 1 cm di atas puncak luka di dalam

vagina sampai pada batas vagina)

2. Jahitan otot perineum. Lanjutkan jahitan pada daerah otot

perineum sampai ujung luka pada perineum secara jelujur dengan catgut

kromik 2-0 (lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya dan

penting sekali untuk menjahit otot ke otot agar tidak ada rongga di

antaranya)

3. Jahitan kulit. Carilah lapisan subkutikuler persis di bawah lapisan

kulit

4. Lanjutkan dengan jahitan subkutikuler kembali ke arah batas vagina

diakhiri dengan simpul mati pada bagian dalam vagina.

5. Jika robekan cukup luas dan dalam, lakukan rektal toucher dan

pastikan tidak ada bagian rektum terjahit.

Gb. Penjahitan otot perineum

Perbaikan derajat III dan derajad IV

Minta asisten memeriksa uterus dan memastikan bahwa uterus

berkontraksi.

Periksa vagina, serviks, perineum dan rectum

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 10: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 9

Untuk melihat apakah sfingter anal robek dengan cara :

1. Masukkan jari yang memakai sarung tangan kedalam anus

2. Angkat jari dengan hati-hati dan identifikasi sfingter

3. Periksa tonus atau ketepatan sfingter.

Ganti sarung tangan yang bersih, steril atau yang didesinfeksi tingkat

tinggi.

Oleskan larutan antiseptik ke robekan dan keluarkan materi fekal jika ada.

Pastikan bahwa tidak ada alergi terhadap lignokain 0.5% ke bawah

mukosa vagina, kebawah kulit perineum dan ke otot perineal yang dalam.

Pada akhir penyuntikan, tunggu selama 2 menit kemudian jepit area

robekan dengan forsep.

Jahit rectum dengan jahitan putus-putus menggunakan benang 3-0 atau 4-

0 dengan jarak 0.5 cm untuk menyatukan mukosa.

Gb. Penjahitan rectovagina

Jika Sfingter Robek

Pegang setiap ujung dengan klem allis (sfingter berettraksi jika robek).

Selubung fasia di sekitar sfingter kuat dan tidak robek jika ditarik dengan

klem.

Jahit sfingter dengan dua atau tuga jahitan putus-putus menggunakan

benang 2-0.

Oleskan kembali larytan antiseptik ke area yang dijahit.

Periksa anus dengan jari yang memakai sarung tangan untuk memastikan

penjahitan rectum dan sfingter dilakukan dengan benar. Selanjutnya ganti

sarung tangan yang bersih, steril, atau yang didesinfeksi tingkat tinggi.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 11: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 10

Jahit mukosa vagina, otot perineum dan kulit.

Perbaikan laserasi serviks

a) Pada umumnya tidak diperlukan anastesia. Jika robekan luas atau jauh

sampai ke atas, berikan petidin dan diazepam I.V. pelan-pelan atau

ketamin

b) Asisten menahan fundus

c) Klem bagian diantara luka,

d) Jahit robekan serviks dengan catgut kromik 0 secara jelujur, mulai dari

aspeks.

e) Jika sulit dicapai dan diikat, aspek dapat dicoba dijepit dengaan klem

ovum atau klem arteri dan dipertahankan 4 jam, kemudian :

Sesudah 4 jam klem dilepas sebagian saja

Sesudah 4 jam berikutnya dilepas seluruhnya

Jika robekan meluas sampai melewati puncak vagina, lakukan

laparotomi.

Gb. Penjahitan Robekan serviks

1. Robeknya jaringan di daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva

dan anus merupakan pengertian dari ........

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

EVALUASI

Page 12: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 11

a. Luka Perineum

b. Luka Vagina

c. Kalpaporeksis

d. Fistula

2. Di bawah ini yang merupakan etiologi dari terjadinya luka vagina adalah.....

a. Penurunan kepala yang cepat

b. Striping

c. Usaha melahirkan janin sebelum pembukaan lengkap

d. Rotasi kepala

3. Dibawah ini merupakan etiologi dari terjadinya luka serviks adalah .....

a. Rotasi forceph

b. Penurunan kepala yang cepat

c. Persalinan yang cepat

d. Striping

4. Dibawah ini bagian yang terkena pada luka derajat II adalah kecuali....

a. Fourchet

b. Membran Mukosa

c. Otot-otot perineum

d. Lumen rektum

5. Luka pada perineum biasa disebabkan karena...

a. Pasca episiotomi

b. Striping

c. Rotasi forsep

d. Usaha melahirkan janin sebelum pembukaan lengkap.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 13: 17. Penjahitan Luka Laserasi-

Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Pada Kala IV 12

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin