LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH
PRAKTIKUM III
PENENTUAN KANDUNGAN AIR TANAH
Tanggal Praktikum: 28 April 2015
Tanggal Pengumpulan: 12 Mei 2015
Oleh
Kelompok 4Anarita Diana 1147060007
Asep Yusuf Faturohman 1147060009
Elfa Muhammad 1147060024
Gustaman Nasruloh 1147060032
Intan Komarudin 1147060036
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
A. PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang cukup banyak di bumi ini,
ditandai dengan adanya lautan, sungai, danau dan lainnya. Tanah memegang
peranan penting dalam menentukan presipitasi air yang masuk ke dalam
tanah, selanjutnya sekitar 70 persen dari air yang diterima dievaporasi dan
dikembalikan ke atmosfer berupa air. Tanah sebagai media penyimpanan air.
Sisanya digunakan untuk kebutuhan transpirasi, evaporasi dan pertumbuhan
tanaman. Maka dari itu, tanah memiliki peran penting terhadap pertumbuhan
tanaman, untuk mengetahui seberapa besar peranan dan hubungan air tanah
dengan pertumbuhan tanaman, serta penentuan kadar air tanah. Maka perlu
diadakan percobaan tentanh air tanah.
Kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan berbagai cara,
antara lain:
1. “gravimetric water content” yaitu perbanddingan berat air tanah
terhadap berat tanah kering udara.
2. “volumetric water content” yaitu perbandingan volume air tanah
terhadap volume tanah.
Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan
biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi.
Reaksi kimia dalam tanah hanya berlangsung bila ada air.pelepasan unsur
hara dari mineral primer terutama juga karena pengaruh air, yang kemudian
mengangkutnya ke tempat lain. Sebaliknya kemampuan air menghanyutkan
unsur hara dapat pula dimanfaatkan untuk mencuci garam-garam yang berada
didalam tanah. Konsistensi tanah dan kesesuaian tanah untuk diolah
dipengaruhi oleh kandungan air tanah.
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum penentuan kadar air tanah ini adalah untuk
menentukan kandungan air tanah yang tersedia bagi tanaman.
C. DASAR TEORI
Air terdapat didalam tanah karena ditahan/diserap oleh tanah,
terutama tertahan oleh lapisan kedap air atau karena keadaan darainase yang
kurang baik. Baik kelebihan maupun kekurangan air dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman.
Air sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan
biologi, antara lain untuk transpirasi dalam proses asimilasi yang membentuk
karbohidrat, untuk mengangkut hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan.
Sekitar 70% air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari dalam tanah
yang disebut air tanah.
Fungsi air bagi tanaman, diantaranya:
1. Sebagai unsur hara tanaman
Tanaman memerlukan air dari tanah dan CO2 dari udara untuk
membentuk gula dan kabrohidrat dalam proses fotosintesis.
2. Sebagai pelarut unsur hara
Unsur hara yang terlarut dalam air dapat diserap oleh akar tanaman.
3. Sebagai bagian dari sel-sel tanaman
Air merupakan bagian dari protoplasma.
Persediaan air dalam tanah tergantung dari:
a. Banyaknya curah hujan atau air irigasi.
b. Kemampuan tanah menahan air.
c. Besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung dari tanah dan
tanaman).
d. Tingginya muka air tanah.
Kehilangan air oleh transpirasi menimbulkan kekuatan utama yang
mendorong untk penyerapan air oleh akar tanaman yang bertranspirasi.
Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya
kohesi, adhesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air
tanah dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Air higroskopik
Air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan oleh
tanaman (adhesi antara tanah dan air).
b. Air kapiler
Air dalam tanah dimana gaya kohesi (tarik-menarik antara butir-butir
air) dan gaya adhesi (tarik-menarik antara air dan tanah) lebih kuat dari
gravitasi. Air ini dapat bergerak ke samping atau keatas karena gaya-
gaya kapiler. Sebagian besar air kapiler merupakan air yang tersedia
(dapat diserap) oleh tanaman.
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan
besarnya tegangan air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air
menunjukan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air dalam
tanah. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur
tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil
daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu tanaman yang ditanam pada
tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah
bertekstur lempung atau liat.
Profil tanah pada umumnya memiliki tekstur dan struktur berbeda
pada lapisan yang bersifat permeabel, sehingga dapat mempengaruhi
pergerakan air dalam tanah.
D. BAHAN DAN ALAT
No Nama Alat/Bahan Jumlah
1 Timbangan analitik 1 buah
2 Oven 1 buah
3 Tangkai capitan 1 buah
4 Pinggan alumunium 1 buah
5 Contoh tanah terganggu Secukupnya
6 Contoh tanah tidak terganggu Secukupnya
E. CARA KERJA
1. Penentuan kadar air tanah terganggu
5 gram contoh tanah terganggu kering udara
Timbang dalam pinggan alumunium yang telah diketahui
bobotnya.
Keringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 3 jam.
Bobot tanah setelah dikeringkan
Hitung bobot yang hilang.
Bobot air
2. Penenruan kadar air tanah utuh
Contoh tanah utuh
Ditimbang keseluruhan.
Dikeringkan dalam oven 105oC
Sampel tanah kering
Ditimbang keseluruhan dikurangi berat ring
dan tutup.
Tanah, ring, tutup
Di timbang.
Kandungan air tanah
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Pengamatan
Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Contoh tanah terganggu
Menimbang sampel tanah
terganggu dari 4 daerah yang
berbeda.
Massa sampel tanah terganggu masing-
masing 5 gram.
5 gram sampel tanah terganggu
dari tiap daerah dibungkus
dengan alumunium foil. Oven
Sampel tanah dari tiap daerah memiliki
sifat fisik yang berbeda. Tekstur dari
kasar-halus (tanah Sumedang-Bandung-
pada suhu 105oC selama 3 jam. Majalengka-Garut)
Sampel tanah diangkat lalu
ditimbang.
Berat tanah kering oven:
Majalengka 3,6 gram
Sumedang 3,8 gram
Garut 3,9 gram
Bandung 3,8 gram
Hitung kadar air tanah masing-
masing sampel.
Kadar air:
Majalengka 28%
Sumedang 24%
Garut 22%
Bandung 24%
2. Contoh tanah utuh
Sampel tanah utuh ditimbang. Berat tanah basah+ring+tutup = 417,4
gram
Sampel tanah utuh dimasukan
kedalam oven. Dioven pada
suhu 105oC.
Sampel tanah diambil dari lapang polda
dalam ring sampel. Tanah lembab karena
telah diguyur hujan.
Sampel tanah kering oven
kemudian ditimbang.
Berat tanah kering+ring+tutup = 340,3
gram.
Berat ring+tutup = 130,8 gram.
Berat tanah kering udara = 286,6 gram.
Berat tanah kering oven = 209,5 gram.
Kehilangan bobot = 77,1 gram
Menghitung kadar air tanah. Kadar air tanah = 26,9%
b. Hasil Perhitungan
a) Contoh tanah terganggu
Massa sampel tanah terganggu 5 gram
Massa tanah kering oven:
Majalengka 3,6 gram
Sumedang 3,8 gram
Garut 3,9 gram
Bandung 3,8 gram
Kadar air tanah¿kehilangan bobot
bobot contoh× 100 %
Kehilangan bobot = Massa sampel tanah- Massa tanah kering oven
Faktor koreksi kadar air (fk)=100/(100-kadar air)
Sampel tanah Majalengka
Kehilangan bobot=5 gram-3,6 gram=1,4 gram
Kadar air tanah¿1,4gram5 gram
× 100%=¿28 %
Fk=100
100−28=100
72=1,389
Sampel tanah Sumedang
Kehilangan bobot=5 gram-3,8gram=1,2 gram
Kadar air tanah¿1,2 gram5 gram
×100 %=¿24 %
Fk=100
100−24=100
76=1,315
Sampel tanah Garut
Kehilangan bobot=5 gram-3,9gram=1,1 gram
Kadar air tanah¿1,1 gram5 gram
×100 %=¿22 %
Fk=100
100−22=100
78=1,28
Sampel tanah Bandung
Kehilangan bobot=5 gram-3,8 gram=1,2 gram
Kadar air tanah¿1,2 gram5 gram
×100 %=¿24 %
Fk=100
100−24=100
76=1,315
b) Contoh tanah utuh
Berat tanah kering udara= (Berat tanah basah+ring+tutup)-(berat ring+tutup)
= 417,4 gram-130,8 gram
= 286,6 gram
Berat tanah kering oven = (Berat tanah kering+ring+tutup)-(berat ring+tutup)
=340,3 gram-130,8 gram
=209,5 gram
Kehilangan bobot= Berat tanah kering udara- Berat tanah kering oven
=286,6 gram-209,5 gram
=77,1 gram
Kadar air¿kehilangan bobot
bobot contoh× 100 %
=26,9%
c. Pembahasan
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan
pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, mengisi ruang pori
tanah dan berada dibawah water table. Kadar air tanah adalah jumlah air
yang dapat dipanaskan dengan oven pada suhu 105oC hingga diperoleh
berat tanah kering yang tetap. Banyaknya kandungan air tanah
berhubungan erat dengan besarnya tegangan air dalam tanah tersebut.
Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur
tanah (Hardjowigeno, 2010).
Berdasarkan data hasil pengamatan pada sampel tanah
terganggu diatas dapat kita bandingkan tanah sampel dari tiap daerah.
Untuk sampel tanah Majalengka, kadar air yang diperoleh yaitu 28%;
sampel tanah Sumedang kadar air yang diperoleh 24%; sampel tanah
Garut kadar air yang diperoleh 22%; dan untuk sampel tanah Bandung
kadar air yang diperoleh 24%. Dapat kita tentukan bahwa kadar air pada
sampel Majalengka lebih besar dibandingkan tiga sampel lainnya. Faktor
yang mempengaruhi persentase kadar air tanah Majalengka lebih besar
diantaranya adalah tekstur tanah. Sampel tanah Majalengka memiliki
tekstur lebih halus dibandingkan tiga sampel lainnya. Sebagaimana
dikemukakan Hardjowigeno (2010) bahwa tanah-tanah yang bertekstur
kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dibandingkan
dengan tanah bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering
daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
Pada percobaan penentuan kadar air sampel tanah utuh, berat
tanah kering udara 286,6 gram, berat tanah kering oven 209,5 gram
sehingga diperoleh kadar air sebesar 26,9%. Hal itu menunjukan bahwa
kemampuan tanah menyerap air rendah. Faktor yang dapat menyebabkan
kadar air tanah rendah adalah tekstur tanahnya yang kasar, karena
butirnya berukuran lebih besar maka setiap satuan berat (gram)
mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air
dan unsur hara. Tanah bertekstur liat, karena teksturnya lebih halus maka
setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga
kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Air tanah merupakan air yang diperlukan tanaman yang berasal dari
dalam tanah.
2. Kadar air merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam
tanah dengan berat contoh tanah kering udara.
3. Sampel tanah Majalengka memiliki kadar air lebih tinggi dibandingkan
tiga sampel lainnya dengan nilai 28%.
4. Sampel tanah utuh memiliki kandungan air tanah 26,9%.
5. Faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan tanah menyerap air
adalah tekstur tanah.
H. DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, S. (2010). Ilmu Tanah. Jakarta: Akademiika Pressindo.
Pandutama, M. H., Mudjiharjati, A., Suyono, & Wustamidin. (2013). Dasar-
Dasar Ilmu Tanah. Jember: Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Jember.
Puja, N. (2008). Penuntun Praktikum Fisika Tanah. Denpasar: Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Wardiyatmoko, K. (2006). Geografi untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Lampiran
Pengukuran lahan Pengambilan sampel tanah
Sampel tanah Sampel tanah utuh
Sampel tanah kering oven