UNIVERSITAS DIPONEGORO
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN
KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PADA KEGIATAN PNPM DI
KELURAHAN MUARAREJA KOTA TEGAL
TUGAS AKHIR
RUHAIDA
L2D008068
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEMARANG
SEPTEMBER 2012
i
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN
KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PADA KEGIATAN PNPM DI
KELURAHAN MUARAREJA KOTA TEGAL
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
RUHAIDA
L2D008068
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEMARANG
SEPTEMBER 2012
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir yang berjudul, “Pemberdayaan Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh pada Kegiatan PNPM di Kelurahan Muarareja Kota Tegal” ini
adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
NAMA : Ruhaida
NIM : L2D008068
Tanda Tangan : ......................................
Tanggal :
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir ini diajukan oleh :
NAMA : Ruhaida
NIM : L2D008068
Jurusan : Perencanaan Wilayah & Kota
Fakultas : Teknik
Judul Tugas Akhir : Pemberdayaan Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh pada Kegiatan PNPM di Kelurahan
Muarareja Kota Tegal
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan
yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
TIM PENGUJI
Pembimbing : Ir. Sunarti, MT ( …………………………)
Penguji I : Dra. Bitta Pigawati, MT ( …………………………)
Penguji II : Muhammad Mukti Alie, SE, Msi, MT (………………………….)
Semarang, September 2012
Mengetahui,
Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Dr. –Ing Asnawi, S.T NIP. 197107241997021001
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Ruhaida
NIM : L2D008068
Jurusan : Perencanaan Wilayan & Kota
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Tugas Akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul :
“Pemberdayaan Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh pada
Kegiatan PNPM di Kelurahan Muarareja Kota Tegal”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Noneksklusif ini
Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan proposal tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Semarang
Pada Tanggal :
Yang menyatakan
Ruhaida
v
“Minpi Hari ini adalah Kenyataan Hari Esok”. (Iqoniyoma Faundra)
Kesabaran & Keikhlasan yang akan
Menuntun kita Menuju jalan Kesuksesan
dan………
Yakinlah Allah SWT
akan Menjawab seberapa Besar
Usaha yang Kita Lakukan
Kupersembahkan untuk Ayah dan Bunda
-Ruhaida-
vi
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN
KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PADA KEGIATAN PNPM DI
KELURAHAN MUARAREJA KOTA TEGAL
Abstrak
Perubahan iklim menjadi salah satu penyebab berubahnya kondisi fisik lingkungan pada beberapa kawasan pesisir di pantai Utara Jawa. Hal ini tentu saja mengganggu aktivitas masyarakat
yang memanfaatkan potensi pesisir sebagai permukiman dan aktivitas lainnya seperti aktivitas tambak
nelayan yang mendukung perkembangan permukiman. Salah satu contoh perubahan fisik lingkungan
adalah terjadinya bencana banjir rob. Disisi lain pembangunan permukiman di kawasan pesisir sangat
pesat, namun kurang mengindahkan kaedah tata ruang yang ditetapkan sehingga terciptalah
permukiman kumuh. Kondisi tidak layak huni menjadi faktor utama kekumuhan, kondisi tersebut juga
dialami oleh beberapa kawasan pesisir di Jawa Tengah salah satunya Kota Tegal, tepatnya di Kelurahan
Muarareja yang tergolong dalam kondisi permukiman yang kumuh akibat rendahnya tingkat sosial
ekonomi masyarakatnya dan dampak banjir rob. Permukiman kumuh bersumber dari ketidakberdayaan
masyarakat untuk meningkatkan kondisi fisik lingkungan permukimannya sehingga diperlukan adanya
upaya meningkatkan power masyarakat dengan melakukan kegiatan pemberdayaan atau sering disebut empowerment. Pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Masyarakat
menjadi subjek dan objek dalam pemberdayaan sehingga aspek internal masyarakat sangat
mempengaruhi upaya perbaikan permukiman kumuh dari sisi sosial dan ekonomi seperti; tingkat
penghasilan, pekerjaaan, tingkat pendidikan, aspek informasi, dan keterlibatan dalam organisasi
masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pemberdayaan dalam peningkatan
kualitas permukiman kumuh pada kegiatan PNPM di Kelurahan Muarareja Kota Tegal. Sasarannya
meliputi identifikasi karakteristik permukiman kumuh dari sisi sosial ekonomi masyarakat dan kondisi
fisik lingkungan, Mengidentifikasi aspek pemberdayaan masyarakat dengan mengkaji bentuk
pemberdayaan dalam peningkatan kualitas permukiman pada kegiatan PNPM di Kelurahan Muarareja,
merumuskan bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh PNPM dan kesimpulan rekomendasi. Metode pendekatan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif Pendekatan
kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil kuesioner yang di berikan kepada masyarakat yang
bermukim di permukiman kumuh. Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif deskriptif untuk
mendeskripsikan hasil dari perolehan kuesioner dalam penelitian dan analisis deskriftif kualitatif untuk
menjelaskan dan mengeneralisasi hasil dari penelitian yang berupa wawancara. Pengumpulan data
penelitian dilakukan dengan teknik sampling non random berupa purposive sampling.
Hasil dalam penelitian ini merupakan gambaran bentuk pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan PNPM dalam upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh. Bentuk tersebut dapat dilihat
dari kapasitas masyarakat yang menggambarkan kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan kualitas
permukiman sehingga kebutuhan tersebut dapat mendukung keluaran penelitian berupa bentuk-bentuk
pemberdayaan yang dilakukan dalam kegiatan PNPM. Bentuk-bentuk pemberdayaan di Kelurahan
Muarareja dilakukan dengan 3 tahapan proses yaitu tahap persiapan dimana dilakukan sosial learning dalam pembuatan proposal, tahap pelaksanaan kegiatan lingkungan dimana masyarakat hanya bersipat
pragmatis namun terdapat dorongan atau motivasi bagi masyarakat , dan tahap pemeliharaan belum
berjalan optimal karena belum tercipta keberlanjutan kegiatan pada proses tahap pembangunan.
Kata Kunci: permukiman kumuh, peningkatan kualitas permukiman, pemberdayaan masyarakat, PNPM
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul „Pemberdayaan Masyarakat dalam
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh pada Kegiatan PNPM di Kelurahan
Muarareja Kota Tegal’.Dalam proses pengerjaan laporan ini, banyak pihak yang telah
memberikan bantuan, dukungan serta dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. –Ing Asnawi, S.T. selaku ketua jurusan yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran selama proses penyusunan tugas akhir.
2. Ibu Ir. Sunarti, MT selaku dosen pembimbing atas masukan, kritik, ide semangat,
kesabaran dan motivasi yang luar biasa dalam mendukung penyelesain tugas akhir.
3. Bapak, Ibu, kakak, adik, dan Iqoniyoma yang selalu selalu mendoakan dan memberi
dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini
4. Bapak Dr. Sc. Agr. Iwan Rudiarto, S.T. M.Sc., dan Ibu Santi Paula Dewi. selaku dosen
mata kuliah Tugas Akhir untuk arahan dan ilmu yang sangat berguna.
5. Sahabat-sahabat saya Novy, Rara, Ririd, Tiara, Marina, Riki, Mba Indah, Nadia yang sudah
mendukung secara spritiual maupun materiil.
6. Teman-teman Planologi angkatan 2008 atas dorongan dan kebersamaannya selama ini.
7. Semua pihak yang secara tidak langsung terkait dan membantu dalam penyelesaian laporan
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, saya
berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro.
Semarang, September 2012
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................................. iv
HALAMAN PRIBADI ............................................................................................................ v
ABSTRAK.............................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ viii
DAFTAT TABEL .................................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xiii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan, Sasaran .......................................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan studi ..................................................................................................... 3
1.3.2 Sasaran............................................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup ......................................................................................................... 4
1.5.1 Ruang Lingkup Materi ..................................................................................... 4
1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah ................................................................................... 5
1.6 Keaslian Penelitian ..................................................................................................... 7
1.7 Kerangka Pemikiran ................................................................................................... 8
1.8 Pendekatan Penelitaian ............................................................................................... 9
1.8.1 Definisi Operasional ......................................................................................... 9
1.8.2 Metode Penelitian........................................................................................... 10
1.8.3 Kerangka Desain Penelitian ............................................................................ 10
A. Kebutuhan Data ......................................................................................... 10
ix
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 12
1.8.6 Populasi dan Sampling ................................................................................... 13
1.8.7 Teknik Analisa Data ....................................................................................... 15
1.9 Sistematika Penulisan ............................................................................................... 17
BAB II TINJAUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN
KUALITAS PERMUKIMAN ................................................................................ 18
2.1 Kawasan Pesisir ......................................................................................................... 18
2.2 Permukiman Kumuh ................................................................................................... 20
2.3 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh ................................................................. 22
2.3.1 Rumah ............................................................................................................. 23
2.3.2 Infrastruktur Permukiman ............................................................................... 24
2.4 Upaya Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh ...................................................... 25
2.5 Pemberdayaan Masyarakat ......................................................................................... 26
2.6 Aspek yang Mempengaruhi Pemberdayaan Masyarakat .............................................. 30
2.7 Ukuran Keberdayaan Masyarakat ............................................................................... 31
2.7.1 Kapasitas Masyarakat ...................................................................................... 33
2.7.2 Organisasi ....................................................................................................... 36
2.7.3 Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan ................................................................. 36
2.8 Bentuk Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan PNPM untuk Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Pesisir ........................................................................... 38
2.9 Variabel Penelitian ...................................................................................................... 41
BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN MUARAREJA KOTA TEGAL………...45
3.1 Gambaran Umum Kota Tegal ..................................................................................... 45
3.2 Gambaran Umum Kelurahan Muarareja Kecamatan Tegal Barat................................. 47
3.2.1 Tata Guna Lahan ............................................................................................ 47
3.2.2 Kondisi Kependudukan .................................................................................. 48
3.2.3 Aktivitas Perekonomian ................................................................................. 51
3.2.4 Kondisi Lingkungan ....................................................................................... 54
3.2.4.1 Rumah ............................................................................................... 54
3.2.4.2 Sarana................................................................................................ 54
3.2.4.3 Prasarana ........................................................................................... 56
3.2.5 Potensi dan Masalah ....................................................................................... 59
x
BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KEGIATAN PNPM
DALAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH ................... 61
4.1 Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat ..................................................... 61
4.2 Analisis Karakteristik Fisik Permukiman Masyarakat ................................................. 64
4.3 Analisis aspek pemberdayaan masyarakat permukiman kumuh di Kelurahan
Muarareja ................................................................................................................... 69
4.3.1Kapasitas Individu dalam aspek Pemberdayaan ................................................ 70
4.3.2 Kapasitas Kelompok dalam Aspek Pemberdayaan ........................................... 91
4.3.3 Keberadaan Organisasi dalam kegiatan Pemberdayaan..................................... 94
4.4 Analisis bentuk pemberdayaan masyarakat melalui PNPM dalam peningkatan Kualitas
permukiman ............................................................................................................... 97
BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 102
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 102
5.2 Rekomendasi ............................................................................................................ 104
5.3.1Rekomendasi bagi Masyarakat .......................................................................... 104
5.3.2 Rekomendasi bagi Pemerintah ......................................................................... 105
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 : Keaslian Penelitian .............................................................................................. 7
Tabel I.2 : Kebutuhan Data ................................................................................................ 11
Tabel II.1 : Karakteristik Permukiman Kumuh..................................................................... 22
Tabel II.2 : Faktor-Faktor Pemberdayaan ............................................................................. 29
Tabel II.3 : Definisi dan Faktor Kapasitas Masyarakat ......................................................... 34
Tabel II.4 : Komponen dalam PNPM Mandiri Perkotaan ..................................................... 39
Tabel II.5 : Variabel Terpilih ............................................................................................... 41
Tabel III.1 : Penggunaan Lahan di Kecamatan Tegal Barat ................................................... 47
Tabel III.2 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Tegal Barat ................ 48
Tabel III.3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin .................. 50
Tabel III.4 : Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Tegal Barat ..................... 50
Tabel III.5 : Jenis Mata Pencaharian Penduduk di Kec. Tegal Barat usia 10 tahun keatas ...... 51
Tabel IV.1 : Karakteristik Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Muarareja.............. 61
Tabel IV.2 : Karakteristik Fisik Rumah Masyarakat di Kelurahan Muarareja ......................... 65
Tabel IV.3 : Karakteristik Fisik Sarana Prasarana Masyarakat Kelurahan Muarareja ............. 67
Tabel IV.4 : Keahlian (Skill) Masyarakat di Kelurahan Muarareja ......................................... 70
Tabel IV.5 : Problem Solving Masyarakat di Kelurahan Muarareja ........................................ 73
Tabel IV.6 : Kegiatan RTLH di Kelurahan Muarareja ........................................................... 79
Tabel IV.7 : Kegiatan Perbaikan Infrastruktur Masyarakat di Kelurahan Muarareja ............... 83
Tabel IV.8 : Kegiatan Paket Perbaikan Infrastruktur Masyarakat di Kelurahan Muarareja ..... 84
Tabel IV.9 : Peningkatan Kualitas infrastruktur Masyarakat di Kelurahan Muarareja ............. 85
Tabel IV.10 : Kegiatan Paket Kegiatan Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Muarareja ............ 91
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Peta Orientasi Kelurahan Muarareja, Kota Tegal ................................................. 6
Gambar 1.2 : Kerangka Pikir .................................................................................................... 8
Gambar 1.3 : Kerangka Analisis Penelitian ............................................................................. 16
Gambar 2.1 : Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Masyarakat..................................... 30
Gambar 2.2 : Karakteristik Kapasitas Masyarakat ................................................................... 35
Gambar 3.1 : Peta Administrasi Kelurahan Muarareja Kota Tegal........................................... 46
Gambar 3.2 : Persentase Penggunaan Lahan di Kelurahan Muarareja ...................................... 47
Gambar 3.3 : Persentase Jumlah Penduduk di Kelurahan Muarareja ........................................ 48
Gambar 3.4 : Diagram Jumlah Mata Pencaharian di Kelurahan Muarareja.............................. 52
Gambar 3.5 : Diagram Jumlah Mata Pencaharian di Kelurahan Muarareja tahun 2012 ........... 52
Gambar 3.6 : Peta Pembagian RW Kelurahan Muarareja Kota Tegal ...................................... 53
Gambar 3.7 : Kondisi Rumah di Kelurahan Muarareja ............................................................ 54
Gambar 3.8 : Fasilitas Peribadatan di Kelurahan Muarareja.................................................... 55
Gambar 3.9 : Jumlah Pemeluk Agama di Kelurahan Muarareja .............................................. 55
Gambar 3.10: Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Muarareja ..................................................... 56
Gambar 3.11: Pendidikan Masyarakat di Kelurahan Muarareja ................................................ 56
Gambar 3.12: Kondisi Jaringan Jalan di Kelurahan Muarareja ................................................. 57
Gambar 3.13 : Kondisi Saluran Drainase di Kelurahan Muarareja ............................................ 57
Gambar 3.14: Kondisi Sanitasi di Kelurahan Muarareja .......................................................... 58
Gambar 3.15: Sistem Air Bersih di Kelurahan Muarareja ....................................................... 58
Gambar 3.16 : Sistem Persampahan di Kelurahan Muarareja.................................................... 59
Gambar 3.17: Peta Potensi dan Permasalahan Kelurahan Muarareja, Kota Tegal ..................... 60
Gambar 4.1 : Peta keahlian yang di Miliki Masyarakat di Kelurahan Muarareja ...................... 71
Gambar 4.2 : Problem Solving yang dilakukan Masyarakat di Kelurahan Muarareja ............... 73
Gambar 4.3 : Kapasitas Individu dalam Peningkatan Kualitas Permukiman ............................ 75
Gambar 4.4 : Kegiatan PNPM-MP dalam Peningkatan Kapasitas Individu ............................. 77
xiii
Gambar 4.6 : Rumah Tidak Layak Huni di Kelurahan Muarareja ........................................... 80
Gambar 4.7 : Kapasitas Individu dan PNPM dalam upaya peningkatan kualitas permukiman 86
Gambar 4.8 : Peta Analisis Prioritas Bantuan RTLH oleh PNPM di Kelurahan Muarareja ...... 87
Gambar 4.9 : Peta Analisis Kebutuhan Bantuan Sarpras Lingkungan oleh PNPM .................. 88
Gambar 4.10: Syarat dalam Pinjaman Dana Bergulir ............................................................... 90
Gambar 4.11: Proses Terbentuknya BKM ............................................................................... 93
Gambar 4.12: Struktur Organisasi Pelaksanaan PNPM-MP ..................................................... 95
Gambar 4.13: Siklus Awal Pelaksanaan PNPM ....................................................................... 96
Gambar 4.14:Bentuk Kegiatan PNPM dalam Pemberdayaan ................................................... 98
Gambar 4.15: Peningkatan Tingkat Keberdayaan Masyarakat................................................ 100
Gambar 4.16: Skema Tingkat Keberdayaan Masyarakat dari Bentuk Kegiatan PNPM ........... 101
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A: FORM KUESIONER .................................................................................. 105
LAMPIRAN B: HASIL KUESIONER .................................................................................. 111
LAMPIRAN C: FORM WAWANCARA .............................................................................. 115
LAMPIRAN D: HASIL WAWANCARA ............................................................................. 121
LAMPIRAN E: BERITA ACARA TUGAS AKHIR ............................................................. 110
LAMPIRAN F: LEMBAR ASISTENSI ................................................................................ 111
xv
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoso, Wignyo. 2009. Menggugat Perencanaan Partisipatif dalam Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta: ITS Press.
Afkar, Taswikul. 2007. “Manajemen Organisasi.” Diklat Trainer of Organizational
Management, STAI.
Alit, I Ketut. 2005. “Pengembangan Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Lingkungan
Permukiman Kumuh di Propinsi Bali.” Jurnal Permukiman Natah, Vol.3, Februari,
hal. 34-43.
Astuti, Winny. 2009. Slum and Squatter Settlements in Surakarta (Institutional constraints and
Potencies for self-help Housing Development) Dalam Prosseding Sustainable (slum
upgrading in urban area) Informal settlements and affordable housing. Di
publikasikan oleh unit of research and empowerment of housing and human
settlements resources PIPW LPPM UNS: ITS CIB REPORT PUBLICATION.
Baun, Issabel Paula. 2008. “Kajian Pengembangan Pemanfaatan Ruang Terbangun di Kawasan
Pesisir Kota Kupang.” Tesis tidak diterbitkan, Program Pascasarjana Magister Teknik
Pembangunan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
BPS Kota Tegal: 2010
Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya – Departemen
Pekerjaan Umum. 2006. Konsep Pedoman Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh
Penyangga Kota Metropolitan: Jakarta.
Hartanto, Sugeng. 2011. “Empowerment pattern based on community capacity in kelurahan
bandarharjo slum settlement, Semarang.” Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota,
Vol.7, April, hal 67-72.
Kearns, Ade and Louise Lawson. 2010. “Community Empowerment in the Context of the
Glasgow Housing Stock Transfer.” Urban Studies, Vol.47 (7), Juni, hal. 1459-1478.
Kementrian Departemen Umum. 2010. “Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Penataan Lingkungan
Permukiman Berbasis Komunitas (Neighborhood Development).” PNPM, Februari,
Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Kurniasih,Sri. 2007. Usaha Perbaikan Permukiman Kumuh di Petukangan Utara Jakarta Selatan.
Teknik Arsitektur Universitas Budiluhur. Dalam http://peneliti.budiluhur.ac.id/wp-
content/uploads/2007/06/srikurniasih-sna2007.pdf. Diakses pada 25 April 2012.
xvi
Moscardo, Gianna (ed). 2008. Building Community for Tourism Development. CAB
International.
National Empowerment Partnership. http://www.londoncivicforum.org.uk/wordpress/wp
content/uploads/downloads/programmes/lep/cdnl/cdx-documents/community
empowerment.pdf. Diakses pada tanggal 26 April 2012.
Pengembangan Kapasitas Organisasi. http://www.access-
indo.or.id/documents/OCA_Manual.pdf. Diakses pada tanggal 26 April 2012.
Ryke. 2010. Pemberdayaan Masyarakat, Bukan Sekedar Membaikan Telapak Tangan.
http://bp2sdmk.dephut.go.id/attachments/article/177/Pemberdayaan_Masyarakat,_Buk
an_Sekedar_Membalik_Telapak_Tangan.pdf. Diakses pada tanggal 22 April 2012.
Surtiani, Endang Eny. 2006. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan
Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota (Studi Kasus: Kawasan Pancuran,
Salatiga).” Tesis tidak diterbitkan, Program Pasca Sarjana, Magister Teknik
Pembangunan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,Semarang.
UN-HABITAT. 2006. Analytical Perspective of Pro-poor Slum Upgrading Frameworks. Cities
Alliance: Cities Without Slums.
UN-HABITAT, UNESCAP .2008. Urbanisasi: Panduan Ringkas Perumahan bagi Kaum Miskin
di Kota-Kota Asia.
Undang-Undang Republik Indonesia No.27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil.
Undang-Undang Republik Indonesia No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
Wirdanaf. 2006.”Kapasitas Maayarakat Kelurahan Sungai Jang Kota Tanjungpinang dalam
Alternatif Penyediaan Air Bersih.” Tesis yang tidak diterbitkan, Program Magister
Pembangunan Wilayah dan Kota, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro,
Semarang.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508
pulau yang menjadi salah satu alasan banyaknya masyarakat Indonesia yang bermukim di daerah
kepulauan atau pesisir, seperti Kota Tegal yang berada dibagian pulau utara jawa. Banyak
masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir melakukan aktivitas bermukim maupun aktivitas
perekonomian seperti perindustrian, pariwisata, perhotelan, pelabuhan, dan lain sebagainya. Namun
aktivitas tersebut menyebabkan degradasi lingkungan karena tidak diimbangi dengan upaya
pelestarian lingkungan untuk menjaga keberlanjutannya.
Perubahan iklim terjadi akibat aktivitas manusia yang tidak mengindahkan keberlanjutan
lingkungan sehingga jika dilakukan terus menerus akan menyebabkan perubahan fisik lingkungan.
Menurut Murdiyarso dalam Subandono (2009:2) perubahan iklim adalah perubahan unsur-unsur
iklim dalam jangka waktu panjang (50 sampai 100 tahun) yang dipengaruhi oeh kegiatan manusia
yang menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK). Perubahan fisik yang terjadi seperti kenaikan
muka air laut yang salah satu dampaknya berupa bencana banjir rob. Disisi lain aktivitas bermukim
yang terus meningkat menyebabkan banyak masyarakat yang membangun rumah terlalu dekat
dengan pantai akibat keterbatasan lahan sehingga merusak eksistensi pertumbuhan mangrove. Hal
ini tentu saja memperburuk kondisi permukiman yang sering digenangi banjir rob pada saat air
pasang dan terciptalah kawasan permukiman kumuh.
Permukiman kumuh muncul akibat beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya
adalah kerusakan fisik lingkungan yang mendukung kekumuhan permukiman yang ada.
Permukiman kumuh merupakan suatu permukiman dimana penduduknya dicirikan dengan kondisi
rumah yang tidak layak dan tidak dilengkapi dengan pelayanan dasar, permukiman kumuh sering
tidak diakui dan ditangani oleh otoritas publik sebagai bagian integral yang sama dalam suatu kota
(UN-HABITAT 2002b:21). Terdapat tiga hal telaah mengenai permukiman kumuh (slum), yakni
kondisi fisik permukiman, kondisi sosial ekonomi masyarakat yang bermukim, dan dampak dari
kedua kondisi tersebut. Kondisi fisik dapat dilihat dari kondisi bangunan yang sangat rapat dengan
kualitas konstruksi yang rendah, jaringan jalan tidak berpola dan tidak diperkeras, sanitasi umum
dan drainase yang tidak memadai serta pengelolaan sampah yang buruk. Sedangkan Kondisi sosial
ekonomi masyarakat yang berada dikawasan pemukiman kumuh antara lain mencakup tingkat
pendapatan rendah, norma sosial yang longgar, budaya kemiskinan yang mewarnai kehidupannya
yang antara lain tampak dari sikap dan perilaku yang apatis. Kondisi tersebut sering juga
2
mengakibatkan kondisi kesehatan yang buruk, sumber pencemaran, sumber penyebaran penyakit
dan perilaku menyimpang, yang berdampak pada kehidupan kota keseluruhannya. Oleh karena itu
kawasan pemukiman kumuh dianggap sebagai penyakit kota yang harus diatasi. Sama halnya
dengan kondisi permukiman kumuh di kawasan pesisir yang memiliki ciri yang sama dengan
permukiman kumuh lainnya, namun lebih terfokus pada permasalahan ketersediaan air bersih
karena permukiman kumuh pesisir identik dengan permasalahan bencana banjir rob. Sehingga
masyarakat permukiman kumuh di kawasan pesisir diharapkan mampu bertahan dan sustain atas
dampak dari perubahan iklim yang mengancam dengan berbagai upaya penataan permukiman
kumuh.
Permasalahan diatas adalah pokok permasalahan yang dihadapi masyarakat pada kawasan
permukiman kumuh yang secara keseluruhan merupakan permasalahan penurunan kualitas
permukiman di kawasan pesisir. Selain faktor alam (banjir rob) adalah masyarakat yang melakukan
aktivitas di kawasan pesisir (permukiman). Kurangnya pengetahuan dalam hal pendidikan dan
informasi menyebabkan masyarakat kurang peka terhadap lingkungan permukiman dan kurang
adanya motivasi untuk memperbaiki kondisi permukimannya.
Pada kenyataannya permukiman yang berada di kawasan pesisir sebagian besar
masyarakatnya tergolong dalam masyarakat yang memiliki low-income . faktor tersebut menjadi
salah satu penyebab kurang berdayanya masyarakat dalam meningkatkan kualitas rumah maupun
lingkungan permukimannya. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat terjerat dalam rantai
kemiskiman sehingga mengubah prilaku masyarakat untuk membiasakan diri dengan lingkungan
yang buruk.
Kota Tegal merupakan kota yang tergolong dalam daerah dataran rendah dengan topografi
yang relatif datar dan berbatasan langsung dengan laut jawa di sebelah utara. Permasalahan yang
sekarang dihadapi Pemerintah Kota Tegal adalah terjadinya banjir rob pada daerah pesisir. Wilayah
pesisir Kota Tegal yang terkena banjir Rob salah satunya adalah Kelurahan Muarareja dibagian
barat Kota Tegal.
1.2 Rumusan Masalah
Banjir Rob yang terjadi terus-menerus di Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat
menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan permukiman yang mendorong terciptanya
permukiman kumuh pesisir. Ketua Forum Pemberdayaan Masyarakat Pantai (FPMP) Kota Tegal,
Edi Waluyo mengatakan, selama kurun waktu 19 tahun terakhir, sedikitnya 300 hektar tambak
udang dan puluhan rumah warga di Kota Tegal hilang. Lebar pantai yang hilang tergerus ombak
mencapai lebih dari 100 meter, dengan panjang tiga kilometer. Apabila tidak ditangani, kawasan
permukiman di pantai Kota Tegal akan hilang dalam 40 tahun ke depan (Kompas, 21 Juli 2008).
3
Banyak hal yang menyebabkan Kelurahan Muarareja termasuk dalam kategori
permukiman kumuh. Permukiman kumuh sering digambarkan dengan kurang tersediannya
prasarana lingkungan, kondisi lingkungan yang menurut ukuran umum tidak sehat, sampai pada
kondisi fisik bangunan yang kurang layak huni (dalam arti ada rumah yang terlalu sempit, berjejal,
dan kurang tertata letaknya). Faktor lain yang menyebabkan kekumuhan adalah pengaruh
terjadinya banjir rob yang menyebabkan tergenangnya rumah-rumah warga dan sulitnya
mendapatkan pelayanan air bersih. Pada tahun 2011, Banjir air rob merendam lingkungan
permukiman warga di Kelurahan Muarareja, sebanyak 75 rumah terendam banjir hingga ketinggian
20 cm (Seputar Indonesia, 21 Desember 2011).
Dari permasalahan tersebut, dapat diketahui bahwa kawasan pesisir kota Tegal berada pada
kondisi fisik geografis yang rawan akan bencana banjir rob yang mengakibatkan penurunan
kualitas lingkungan permukiman yang mendorong terciptanya permukiman kumuh akibat
kerusakan fisik permukiman dan sosial ekonomi masyarakat yang kurang mendukung (powerless)
dalam memperbaiki kualitas permukiman. Kondisi ini memaksa masyarakat untuk mampu
beradaptasi dan sustain pada kondisi lingkungan yang semakin memburuk kedepannya. Untuk
memberikan pemahaman bagi masyarakat dalam penataan permukiman kumuh pesisir yang berada
di Kelurahan Muarareja dibutuhkan studi pemberdayaan untuk mempersiapkan masyarakat dapat
turut serta dalam pembangunan kawasan permukiman yang mereka tempati.
Oleh karena itu, agar masyarakat mampu berdaya dalam meningkatkan kualitas
permukimannya diperlukan suatu pengamatan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, kondisi
fisik permukiman, kapasitas individu masyarakat dalam aspek pemberdayaan untuk melihat
seberapa besar kemampuan masyarakat untuk berdaya dan mengetahui potensi yang dapat
dikembangkan, dan organisasi sebagai faktor eksternal. Upaya ini dibutuhkan untuk melihat
kepampuan masyarakat dalam pemberdayaan yang didukung keberadaan sumberdaya dan
organisasi yang ada di Kelurahan Muarareja. Sehingga dari upaya tersebut diharapkan mampu
memberikan solusi sebagai upaya peningkatan kualitas permukiman di Kelurahan Muarareja.
Berdasarkan kondisi di atas, maka timbul suatu pertanyaan penelitian (research question)
dalam studi ini, yaitu:
“Bagaimana bentuk pemberdayaan masyarakat melalui PNPM dalam Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh di Kelurahan Muarareja?”
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan Studi
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk pemberdayaan masyarakat pada kegiatan
PNPM dalam peningkatan permukiman kumuh di Kelurahan Muarareja.
4
1.3.2 Sasaran
Untuk mencapai tujuan studi diatas, maka sasaran-sasaran studi yang dilakukan adalah
sebagai berikut;
1. Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Muarareja;
2. Mengidentifikasi kondisi permukiman kumuh berdasarkan karakteristik fisik permukiman
di Kelurahan Muarareja;
3. Menganalisis aspek pemberdayaan masyarakat permukiman kumuh di Kelurahan
Muarareja;
4. Mengkaji bentuk pemberdayaan masyarakat melalui PNPM dalam peningkatan kualitas
permukiman kumuh di Kelurahan Muarareja;
5. Kesimpulan dan Rekomendasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini merupakan informasi yang didasarkan pada teoritis mengenai
gambaran bentuk pemberdayaan yang dilakukan guna memberikan kemudahan dalam proses
upaya pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas permukiman di Kelurahan Muarareja. Jika
bentuk pemberdayaan yang teridentifikasi mampu memberikan implikasi terhadap peningkatan
kualitas permukimannya, hal ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk menindaklanjuti
susunan perencanaan yang terkait dengan permukiman sebagai salah satu kebutuhan utama
masyarakat. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat dapat dijadikan salah satu alternatif
penyelesaian masalah mengenai penurunan kualitas permukiman kumuh di kawasan pesisir
tepatnya di Kelurahan Muarareja.
1.5 Ruang Lingkup
Batasan ruang lingkup dalam penelitian ini terbagi atas dua jenis, yakni ruang lingkup
materi dan wilayah.
1.5.1 Ruang Lingkup Materi
Secara substansial, materi yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi kondisi
sosial ekonomi dan fisik permukiman di Kelurahan Muarareja, konsep aspek pemberdayaan,
dan bentuk kegiatan PNPM dalam meningkatkan kualitas permukiman. Sehingga dapat dilihat
keterkaitannya dengan wilayah studi yang meliputi lingkup materi berikut ini:
1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat
Karakteristik sosial ekonomi masyarakat menjadi aspek penting dalam penelitian ini,
dimana kondisi sosial ekonomi masyarakat memberikan pengaruh terhadap kondisi fisik
permukiman di Kelurahan Muarareja yang menentukan kualitas permukiman
5
masyarakatnya. Kondisi sosial dilihat dari aktivitas atau interaksi yang dilakukan
masyarakat dalam kelompok dan kegiatan tertentu, sedangkan kondisi ekonomi dilihat
dari mata pencaharian dan pendapatan masyarakat yang menunjang kebersangsungan
hidup di Kelurahan Muarareja.
2. Kualitas permukiman kumuh
Kualitas permukiman kumuh dilihat dari kondisi rumah dan prasarana lingkungan yang
ada di Kelurahan Muarareja sebagai wilayah studi. Kualitas permukiman menjadi fokus
dalam menentukan bentuk pemberdayaan yang dilakukan di wilayah amatan. Kualitas
permukiman dapat ditingkatkan dengan adanya upaya pemberdayaan yang akan dikaitkan
dengan bentuk-bentuk pemberdayaan yang diterapkan di Kelurahan Muarareja.
3. Aspek Pemberdayaan terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan
Aspek-aspek yang mempengaruhi pemberdayaan yakni seperti: kapasitas masyarakat,
yang menjadi objek dari upaya pemberdayaan yang dilakukan masyarakat. Selain itu
faktor organisasi dan kemitraan sangat mempengaruhi kajian mengenai kajian
pemberdayaan. Untuk kapasitas masyarakat dalam pembahasannya akan memperlihatkan
upaya-upaya masyarakat dalam mengatasi permasalahan permukiman yang terjadi di
Kelurahan Muarareja. Hal tersebut dapat memperlihatkan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat dalam meningkatkan kualitas permukimannya.
4. Bentuk Pemberdayaan melalui PNPM dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh
Bentuk pemberdayaan didapat dari proses generalisasi kondisi kualitas permukiman
kumuh di Kelurahan Muarareja dengan aspek-aspek pemberdayaan dari aktivitas
masyarakat maupun organisasi yang ada di Kelurahan Muarareja melalui kegiatan PNPM.
Kegiatan PNPM menjadi objek pemberdayaan yang dilakukan organisasi dalam
mewadahi masyarakat untuk meningkatkan kondisi permukimannya. Hal-hal yang
dilakukan oleh PNPM untuk mewujudkannya didasari oleh pengembangan beberapa
kegiatan masyarakat seperti aktivitas sosial, aktivitas ekonomi, dan aktivitas
pengembangan lingkungan.
1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah
Untuk ruang lingkup wilayah secara spasial dapat dilihat pada gambar. I.1 dibawah,
dimana secara administrasi Kelurahan Muarareja memiliki batas-batas antara lain sebagai berikut:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa;
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Pedurungan Lor;
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Tegalsari;
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Brebes.
6
M uar are ja
ko son g
Pan gg ung
Te ga lsari
Kal iga ngsa
M arg ada na
Sle rok
Kra to n
M intar age n
Kra ndo n
C aba w an
Kau m an
Pasu run ga n Lo r
R and ugu nt in g
Ketu ren
Kej am b on
Kal inyam a tan K ulo n
Ban du ng
Tu no n
D ebo ng Te nga h
D ebo ng K ulo n
Sum urp ang ga ng
Pasu run ga n Kid ul
Kal inyam a tan W etan
Kem and ung an
M ang ku Ku sum a n
KECAMATAN TEGAL BARAT
KECAMATAN MARGADANA
KECAMATAN
TEGAL TIMUR
KECAMATAN
TEGAL SELATAN
Sum ber: Bappeda Kota Tegal, 2010
SKALA:
KOTA TEGAL
INSET
Sun ga i
Bata s ke cam ata n
Bata s d esa
Gar is pan tai
Loka l
Kol ek tor S kund er
Arter i Pri m er
Ja lan :
KETERANGAN:
PETA ORIENTASI
KELURAHAN MUARAREJA, KOTA TEGAL
PROPOSAL TUGAS AKHIR
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
KAB UPATEN TEGAL
500 0 500 1000 1500 2000 Meters
PROV. JAWA TENGAH
Bata s ko ta
Ja lan kere ta A pi
Bata s:
288000
288000
290000
290000
292000
292000
294000
294000
296000
296000
9238000
9238000
9240000
9240000
9242000
9242000
9244000
9244000
286000
286000
284000
284000
9236000 9
236000
KAB UPATEN BREB ES
LAUT JAWA
Mu ar ar eja
koso ngTe ga lsar i
Kr at on
Pa su ru nga n Lo r
KEL U R AH A N M U AR A R EJA
LAU T JA W A
TUGAS AKHIR
Gambar 1.1
Peta Orientasi Kelurahan Muarareja Kota Tegal
Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012
TUGAS AKHIR
7
1.6 Keaslian Penelitian
Kajian dari keaslian penelitian ini melihat dari perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari adanya kesamaan, pengulangan, atau plagiasi penelitian. Keaslian penelitian ini
disajikan dalam bentuk tabel yang berisi nama penulis, judul penelitian, tujuan penelitian, variabel
penelitian dan metode penelitian yang digunakan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
TABEL 1.1
KEASLIAN PENELITIAN No. Peneliti Judul Materi Metode Hasil
1. Dandy
Harianto
Santosa,
2010
Studi kapasitas
masyarakat dalam
upaya perbaikan
lingkungan
permukiman di
Kelurahan Panjang
Wetan, Kota
Pekalongan
Kajian tentang
kapasitas masyarakat
dalam upaya
perbaikan lingkungan
permukiman yang
dilihat dari
karakteristik
masyarakat, bentuk
upaya perbaikan
lingkungan dan dimensi kapasitas.
Metode
Kuantitatif
Analisis
deskriptif
kuantitatif dan
deskriptif
kualitatif
Hubungan antara
dimensi
kapasitas
masyarakat
dengan upaya
perbaikan
lingkungan
permukiman
2. Ruhaida,
2012
Pemberdayaan
masyarakat dalam
upaya peningkatan
kualitas
permukiman kumuh
melalui kegiatan
PNPM di Kelurahan
Muarareja, Kota
Tegal.
Kajian tentang
pemberdayaan
masyarakat dalam
upaya peningkatan
kualitas permukiman
kumuh yang dilihat
dari kapasitas
masyarakat dalam
bentuk upaya
perbaikan
permukiman dan pemberdayaan
masyarakat dari
bentuk kegiatan
PNPM yang
mendukung upaya
yang dilakukan
masyarakat.
Metode
Kuantitatif
Analisis
deskriptif
kuantitatif dan
deskriptif
kualitatif
Hubungan antara
kegiatan
pemberdayaan
melalui kegiatan
PNPM dengan
upaya perbaikan
kualitas
permukiman
Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012
1.7 Kerangka Pemikiran
Tahapan pada sub ini membahas mengenai hal-hal dari dasar pemikiran yang mendasari
proses penelitian. Hal-hal tersebut disusun dalam sebuah kerangka sistematis untuk mengetahui
latar belakang, tujuan, research question, proses analisis dan output dari penelitian. Kerangka
pemikiran dalam penelitian seperti yang terlihat dalam Gambar 1.2.
8
Perubahan iklim berdampak
pada banjir rob
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
kualitas permukiman
yang baik
Tingkat
pendidikan dan
pendapatan yang
rendah
Terjadinya perubahan fisik permukiman yang menyebabkan
rusaknya fisik permukiman dan
infrastruktur
Latar Belakang
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran
Analisis aspek
organisasi (PNPM)
dalam upaya
pemberdayaan
masyarakat
Mengetahui bentuk pemberdayaan dalam kegiatan
PNPM untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh
Tujuan
Analisis
karakteristik sosial
ekonomi
masyarakat
Analisis aspek kapasitas
masyarakat sebagai
upaya peningkatan kualitas permukiman
kumuh
Kajian bentuk pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan PNPM
terhadap upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh
Bentuk Pemberdayaan dalam peningkatan kualitas
permukiman kumuh di Kelurahan Muarareja
Rekomendasi
Analisis
Output
Identifikasi sosial ekonomi
masyarakat
Identifikasi kondisi
fisik permukiman
Identifikasi aspek
Pemberdayaan Masyarakat
Kualitas permukiman menurun yang
menyebabkan terciptalah permukiman
kumuh
Perlunya upaya pemberdayaan:
Kegiatan PNPM
Bagaimana bentuk pemberdayaan dalam kegiatan PNPM untuk meningkatkan
kualitas permukiman kumuh?
Research Question
Permasalahan
Analisis
karakteristik fisik
permukiman
masyarakat
Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012
9
1.8 Pendekatan Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pemberdayaan terhadap
upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh pesisir: penelitian difokuskan pada variabel yang
menjadi objek utama yaitu masyarakat, kemudian menentukan kondisi permukiman kumuh pesisir
dari sisi fisik bangunan, dan sosial ekonomi masyarakatnya. kemampuan dan kebiasaan masyarakat
menjadi hal penting yang harus diketahui untuk dapat mengetahui bentuk pemberdayaan seperti
apa yang sesuai dengan kondisi permukiman disana dari aspek sosial ekonomi, kondisi
permukiman, sumberdaya, bahkan kelembagaan yang terkait dalam pengembangan masyarakat
tersebut.
Berdasarkan tujuan tersebut maka pendekatan kuantitatif akan digunakan dalam penelitian
ini. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini karena pada akhirnya keluaran dari
penelitian ini nantinya akan menjelaskan variabel yang digunakan dalam penelitian. Pelaksanaan
penelitian ini diawali dengan mengkaji literatur yang terkait dengan konsep Pemberdayaan dan hal
lain yang terkait sehingga hal tersebut sesuai dengan konsep pendekatan kuantitatif, yaitu teori
merupakan framework yang menjadi pedoman dalam menyusun hipotesis / preposisi dan
pertanyaan penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif dengan
pengumpulan data di lapangan berupa observasi lapangan, kuesioner, dan kajian dokumen. Data
yang diperoleh dari observasi lapangan dengan memantau kondisi eksisting dan kajian dokumen
dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Sedangkan untuk data yang diperoleh dari kuesioner akan
dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Dalam pengolahannya, data kuesioner tersebut disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik yang kemudian diberi penjelasan secara deskriptif kualitatif untuk
menjelaskan gambaran mengenai bentuk pemberdayaan dalam peningkatan kualitas permukiman
kumuh.
1.8.1 Definisi Operasional
Operasionalisasi penelitian merupakan salah satu komponen utama penelitian untuk
mengetahui bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Definisi operasional adalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur variabel. Definisi operasional pada
dasarnya bertujuan untuk memberikan batasan maupun pemahaman yang sama agar tidak terjadi
perbedaan persepsi dalam penelitian. Adapun substansi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kondisi kawasan permukiman di Kelurahan Muarareja
Kondisi dari suatu kawasan permukiman dapat dilihat dari keberadaan kawasan, kondisi
fisik bangunan dan infrastruktur, serta kondisi sosial ekonomi masyarakatnya sehingga
menciptakan Kriteria kawasan permukiman kumuh pesisir dari kondisi lingkungan dan
masyarakatnya.
10
Kualitas Permukiman di Kelurahan Muarareja
Kualitas permukiman dapat dilihat dari hasil korelasi dari kondisi sosial ekonomi dan
kondisi fisik permukiman, sehingga dapat diketahui potensi dan masalah dari kondisi
permukiman yang menghasilkan kualitas permukiman di Kelurahan Muarareja. Dari hasil
tersebut dapat diketahui upaya yang harus dilakukan dalam peningkatan kualitas
permukiman kumuh di kawasan tersebut.
Aspek Pemberdayaan masyarakat.
Aspek masyarakat dilihat dari beberapa faktor dan elemen yang mempengaruhi
pemberdayaan yakni masyarakat dan organisasi dalam pemberdayaan. Fokus masyarakat
dikaji dengan melihat kapasitas masyarakat di kawasan studi baik individu maupun
kelompok dari masyarakatnya, kemudian fokus pada sumberdaya yang ada dan organisasi
yang mengkaji tentang fasilitator yang berperan dalam masyarakat, kelembagaan
masyarakat, dan faktor eksternal yakni peran serta stakeholder sebagai panjang tangan
dari Pemerintah. Dari pengamatan terhadap kondisi tersebut di wilayah amatan
harapannya peneliti dapat menghasilkan suatu bentuk pemberdayaan yang sesuai dengan
karakteristik kawasan untuk meningkatkan kualitas permukiman di Kelurahan Muarareja.
1.9 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu (Marzuki: 1999). Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
penelitian kuantitatif, dimana peneliti sangat bergantung pada konsep teoritis untuk melihat
variabel dalam penelitian tersebut. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian deskriptif karena
penelitian dilakukan untuk menggambarkan variabel yang digunakan dalam penelitian.
Penelitian ini membutuhkan data dan instrument dalam pengumpulan serta metode
pengolah data dan analisis. Berikut ini merupakan pemaparan rinci terhadap desain kebutuhan
penelitian.
1.9.1 Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer, yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari observasi lapangan maupun narasumber ahli/pakar yang berkaitan
dengan tema penelitian. Selain itu, penelitian juga menggunakan data sekunder, yaitu data yang
diperoleh melalui data instansi terkait disesuaikan dengan tema penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti. Secara rinci kebutuhan data dalam penelitian ini akan dipaparkan dalam tabel berikut
ini:
11
TABEL I.2
KEBUTUHAN DATA
klasifikasi variabel Data Tahun Sumber Teknik
pengumpulan
Identifikasi kondisi
eksisting Permukiman
kumuh
Kondisi Fisik Bangunan
Kondisi sarana dan
prasarana
Kodisi sosial ekonomi
Status kepemilikan
Kepadatan bangunan
Struktur bangunan
Akses terhadap air bersih, sanitasi,
persampahan
Kondisi jalan
Tingkat pendapatan
Jumlah pengangguran
Tingkat pendidikan
Tingkat keamanan
sosial/kriminalitas
terbaru BAPPEDA
BPN
Balai Kelurahan
sekunder:
kunjungan
instansi
primer: observasi
lapangan
Identifikasi Kualitas
Permukiman di Kelurahan
Muarareja
data-data yang terkait dengan
upaya perbaikan permukiman
2012 Balai
Kelurahan
Masyarakat
di Kelurahan
Muarareja
sekunder:
kunjungan
instansi
primer: observasi
lapangan
Mengidentifikasi aspek
yang terkait dalam
pemberdayaan
masyarakat
1. Kapasitas masyarakat:
Individu (skill)
- Teknik keterampilan yang
dimiliki dalam penambahan
nilai ekonomi
- Kemampuan berinteraksi
dengan keluarga dan
kemampuan berinteraksi
dengan tetangga - Mengatasi rumah dan
prasarana di wilayah amatan
Kelompok
- Adanya kerjasama dan
kelembagaan dalam
kelompok masyarakat
2. Organisasi
Fasilitator: Kepemimpinan
- Inisiatif dalam mengatasi
permasalahan - Kemampuan dalam
mengarahkan masyarakat
2012 Masyarakat
di
Kelurahan
Muarareja
primer:
observasi
lapangan,
kuesioner
sekunder:
kunjungan ke
instansi dan
pengurus
rukun warga
Bentuk Pemberdayaan bentuk pemberdayaan dari
kegiatan PNPM:
-kegiatan lingkungan fisik
-kegiatan sosial
-kegiatan ekonomi
2008 - PNPM
Kota
Tegal
- BKM
Kelurahan
Muarareja
penggunaan
hasil analisis
Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012
12
1.9.2 Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan kebutuhan data di atas, diperlukan teknik pengumpulan data sesuai dengan
jenis dan sumber data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua cara,
yaitu teknik pengumpulan data primer melalui observasi lapangan dan kuesioner, serta teknik
pengumpulan sekunder melalui kajian dokumen. Cara pengumpulan data dilakukan secara beragam
karena masing-masing cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat saling
melengkapi untuk memberikan gambaran mengenai kajian penelitian ini. Lebih jelasnya mengenai
teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Teknik pengumpulan data primer
a) Observasi lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi tentang gambaran
yang lebih jelas terkait dengan permasalahan yang diselidiki (Nasution, 2008 dalam
Gustama, 2010). Dalam hal ini peneliti hanya berperan sebagai pengamat. Dengan
menggunakan teknik pengumpulan data ini akan diperoleh data eksisting mengenai
kondisi permukiman kumuh dan potensi yang dapat dikembangkan secara deskriptif.
Di samping itu, dalam observasi lapangan juga dilakukan pengambilan gambar yang
bertujuan untuk memperkuat fakta yang ada.
b) Kuesioner
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal
yang ia ketahui (Nasution, 2008 dalam Gustama, 2010). Kuesioner dalam penelitian
ini, digunakan untuk mengetahui sikap dan cara pandang masyarakat terhadap upaya
pemberdayaan dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh. Hal ini menjadi
masukan dari harapan dan keinginan masyarakat menata permukimannya dengan studi
pemberdayaaan yang sesuai.
Kuesioner yang disebarkan merupakan kombinasi kuesioner terbuka dan tertutup,
yang berarti bahwa disamping pertanyaan tertutup yang mempunyai sejumlah
jawaban, terdapat alternatif terbuka yang memberi kesempatan kepada responden
untuk memberi jawaban disamping atau di luar jawaban yang tersedia. Pertanyaan
tertutup dipilih untuk meramalkan terlebih dahulu jawaban yang akan keluar,
khususnya untuk jawaban-jawaban yang mudah dikategorisasikan. Sedangkan
pertanyaan terbuka digunakan apabila jawaban tidak dapat diantisipasi karena sulit
memasukkan sejumlah kategori atau apabila populasi belum sepenuhnya dikenal oleh
peneliti.
13
c) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melihat bentuk pasrtisipasi masyarakat yang diwakili
oleh kepala pemerintahan di Kelurahan Muarareja dan Kepala RW/RT yang dianggap
memiliki pemahaman tentang keinginan yang diharapkan masyarakatnya. Wawancara
dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk memperoleh jawaban yang
lebih mendalam mengenai pembangunan yang diharapkan dari upaya pemberdayaan.
2. Teknik pengumpulan data sekunder
Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan melalui kajian
dokumen, khususnya mengenai data-data yang berhubungan dengan kondisi
permukiman kumuh dan perencanaan penataan yang pernah dilakukan sebagai upaya
pembelajaran dan telaah. Pengumpulan data melalui kajian dokumen ini dilakukan
dengan melakukan survei ke instansi terkait seperti BAPPEDA, Dinas Pekerjaan
Umum Kota Semarang untuk mendapatkan data terkait rencana penataan permukiman
kumuh di Kelurahan Muarareja.
1.9.3 Populasi dan Sampling
Pada dasarnya, suatu penelitian akan mendapatkan hasil yang baik apabila keseluruhan
populasi dijadikan responden. Namun, apabila populasi terlampau besar dengan
mempertimbangkan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga dari peneliti, maka diambil sejumlah
sampel representatif yang mewakili keseluruhan populasi tersebut. Seperti yang dikemukakan
Sugiyono (2008:81), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi, sehingga apa yang dipelajari dari sampel tersebut kesimpulannya akan diberlakukan
untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil harus representatif (mewakili) populasi.
Dalam pengambilan sampel sendiri terdapat dua teknik yang bisa digunakan yaitu probability
sampling dan non probability sampling. Dalam penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat
dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh pada kegiatan PNPM ini, teknik sampling yang
digunakan yaitu menggunakan non probability sampling atau yang biasa disebut dengan non
random sampling (pengambilan sampel secara tidak acak). Adapun teknik non random sampling
yang digunakan yaitu dengan teknik purposive sampling dimana setiap populasi tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel, pemilihan sampel dari populasi hanya
dilakukan pada subjek dan objek yang dituju.
Dalam penelitian ini, jumlah ukuran sampel yang dibutuhkan dihitung melalui rumus dari
Taro Yamane (Rakhmat dalam Riduwan, 2004:65) sebagai berikut:
14
dimana :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
d : nilai kritis batas ketidaktelitian yang diinginkan (tingkat kesalahan: 2%-15%)
Karena penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, penentuan objek penelitian
terfokus pada sampel tertentu yang ingin diteliti. Populasi tertuju pada masyarakat miskin yang
memiliki kualitas permukiman yang rendah yakni 410 KK. Selain itu fokus lain yang ingin diteliti
adalah mengenai kegiatan PNPM dimana terdapat 13 jiwa pimpinan kolektif yang mewakili
kegiatan pemberdayaan dengan masing-masing pimpinan kolektif kurang lebih memiliki 15-20
anggota, sehingga total populasi yang digunakan adalah 200 populasi. Tingkat kesalahan yang
diinginkan 10% maka jumlah sampel yang harus diambil dalam penelitian ini yaitu:
Dengan demikian, jumlah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 67 responden yang
tersebar di Kelurahan Muarareja.
1.9.4 Teknik Analisis Data
Pada dasarnya, analisis data pada penelitian ini memiliki tiga tahap, yaitu inventarisasi data
sesuai dengan kebutuhan, proses pengolahan data, serta rekapitulasi data hasil pengolahan menjadi
informasi-informasi yang dapat menjawab pertanyaan penelitian. Adapun tahap analisis yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Identifikasi Kondisi eksisting permukiman kumuh
Tahap ini dilakukan untuk menghasilkan karakteristik permukiman kumuh di Kawasan
pesisir Kelurahan Muarareja. Data tersebut didapat dari analisis data kondisi sosial ekonomi
dan kondisi fisik permukiman di Kelurahan Muarareja yang akan menggambarkan kondisi
masyarakat dan permukimannya. Identifikasi dilakukan berdasarkan data kajian dokumen
dan data visual hasil observasi lapangan kemudian dianalisis melalui teknik analisis
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =200
1 + 200 (0,1)2
= 66,66 ~ 67
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁.𝑑2
15
deskriptif kualitatif untuk menjelaskan karakteristik permukiman kumuh berdasarkan
variabel yang telah ditetapkan.
2. Mengidentifikasi Kapasitas Masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas permukiman
kumuh di Kelurahan Muarareja
Tahap ini dilakukan dengan mengkaji aspek-aspek pemberdayaan yang terdapat
diwilayah studi dengan fokus masyarakat yang melakukan upaya adaptasi terhadap
peningkatan kualitas permukiman kumuh di Kelurahan Muarareja. Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini terkait dengan elemen-elemen kapasitas masyarakat. Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis deskriftif kualitatif.
3. Kajian bentuk Pemberdayaan melalui kegiatan PNPM dalam peningkatan kualitas
permukiman
Kajian bentuk pemberdayaan ini dilakukan untuk mengetahui bentuk pemberdayaan yang
sesuai dengan kondisi permukiman kumuh di Kelurahan Muarareja. Pada tahap ini teknik
analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif menggunakan SPSS guna
mengetahui upaya bentuk upaya yang dilakukan masyarakat dalam meningkatkan kualitas
permukimannya melalui kegiatan PNPM sebagai organisasi (fasilitator) yang menjadi fokus
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pemberdayaan melingkupi 3 (aspek) yakni
aspek lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi. Keluaran dari analisis ini merupakan
kesimpulan dan rekomendari dari bentuk pemberdayaan dalam upaya peningkatan kualitas
permukiman kumuh pesisir di Kelurahan Muarareja.
16
GAMBAR I.3
KERANGKA ANALISIS PENELITIAN
Sumber: Analisis Penyusun, 2012
INPUT PROSES OUTPUT
Analisis karakteristik
sosial ekonomi masyarakat di
Kelurahan Muarareja
(Deskriptif
Kuantitatif)
Karakteristik sosial ekonomi di
Kelurahan
Muarareja
Analisis kapasitas
masyarakat dalam
peningkatan kualitas
permukiman di Kelurahan Muarareja
(Deskriptif Kualitatif dan
Kuantitatif )
Kapasitas
masyarakat dalam peningkatan kualitas
permukiman kumuh
di Kelurahan
Muarareja
Kajian Bentuk Pemberdayaan PNPM
terhadap aspek
pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas
permukiman:
-lingkungan fisik -sosial
-ekonomi (Deskriptif kualitatif dan
Kuantitatif)
Karakterisrik kegiatan
pemberdayaan
melalui PNPM di Kelurahan
Muarareja
Bentuk Pemberdayaan
melalui PNPM dalam peningkatan kualitas
permukiman kumuh di
Kelurahan Muarareja
Kondisi eksisting sosial
ekonomi masyarakat di Kelurahan Muarareja:
- Pendapatan
- Mata pencaharian - Tingkat pendidikan
- Status tanah
Kondisi eksisting fisik permukiman di Kelurahan
Muarareja:
- Kondisi rumah, - Kondisi jalan,
- Kondisi drainase,
- Kondisi air bersih, - Kondisi persampahan,
- Kondisi sanitasi
Aspek Pemberdayaan
masyarakat:
Kapasitas masyarakat
(individu)
-pembangunan rumah
-pembangunan sarana prasarana
Kebersamaan
(kelompok)
Organisasi:
Fasilitator
(PNPM/BKM) - Inisiatif
- Kemampuan
mengarahkan Bentuk Kegiatan PNPM:
Kegiatan Lingkungan
Fisik
Kegiatan Sosial
Kegiatan Ekonomi
Analisis karakteristik
fisik permukiman
masyarakat di Kelurahan Muarareja
(Deskriptif
Kuantitatif)
Karakteristik sosial
ekonomi di
Kelurahan Muarareja
17
1.10 Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir untuk penelitian ini terdiri atas lima bab yang dirinci sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bagian yang memaparkan latar belakang; rumusan masalah; tujuan, sasaran dan manfaat
penelitian; ruang lingkup baik secara substansi penelitian maupun spasial; keaslian
penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DAN BENTUK KEGIATAN
PNPM
Pemaparan tinjauan literatur mengenai karakteristik permukiman kumuh pesisir dari
aspek sosial ekonomi dan kondisi fisik permukiman, langkah-langkah upaya peningkatan
kualitas permukiman kumuh, aspek-aspek yang terkait dalam pemberdayaanmasyarakat
dan bentuk pemberdayaan yang sesuai dengan peningkatan kualitas permukiman kumuh
di Kelurahan Muarareja. Tinjauan literatur ini dijadikan acuan dasar untuk memperkuat
pemahaman secara teori untuk pelaksanaan penelitian.
BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN KELURAHAN MUARAREJA, KOTA TEGAL
Bagian ini menjelaskan secara umum mengenai wilayah studi, yaitu Kawasan Kelurahan
Muarareja. Selain itu deskripsi mengenai kondisi aktual permukiman kumuh pada
wilayah amatan.
BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KEGIATAN PNPM
DALAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
Bagian ini akan memaparkan proses analisis yang dilakukan dalam pemberdayaan
masyarakat berkaitan dengan kegiatan PNPM-MP di Kelurahan Muarareja guna
meningkatkan kualitas permukiman. Hal-hal yang dilakukan menganalisis karakteristik
sosial-ekonomi dan fisik lingkungan masyarakat, kedua menganalisis aspek-aspek yang
mempengaruhi proses pemberdayaan, dan yang terakhis adalah mengkaji bentuk-bentuk
pemberdayaan yang dilakukan pada kegiatan PNPM dalam peningkatan kualitas
permukiman kumuh.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan dibahas mengenai Kesimpulan dan Rekomendasi dari penelitian yang
dilakukan di Kelurahan Muarareja. Rekomendasi ditujukan untuk masyarakat di
Kelurahan Muarareja, dan rekomendasi untuk pemerintah diberikan sebagai masukan
untuk himbauan penelitian kedepannya.