PB DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
1DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
Email: distanbun[at]acehprov.go.id
HABA
TANIInformasi Pertanian Terbaru EDISI I/2021
03
Tingkatkan Produksi Pangan Melalui Optimasi Lahan
813 Penyuluh Aceh Diangkat
Jadi ASNSebanyak 813 penyuluh per
tanian di Aceh yang se lama ini berstatus sebagai tenaga harian lepas te naga bantu penyuluh pertanian (THLTBPP) diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Cara Pemerintah Aceh Pertahankan Swasembada Secara Berkelanjutan
Program penanaman padi tiga kali setahun (IP300) merupakan salah satu skenario Pemerintah Aceh untuk mem pertahankan swasembada beras se cara berkelanjutan.
08Cabai Merah Surplus, Bawang Merah DefisitDINAS Pertanian dan Per kebunan (Distan bun) Aceh melalui Bidang Hor tikultura pada tahun 2021 masih fokus pada pe ngem bangan dua komoditas ta naman sayur yang selama ini se lalu menyebabkan inflasi.
10
14
Rumah Cantik Laisya
Pelopor Produk Kecantikan Berbahan
Kopi Gayo
2 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
3DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI OPINI
HABATANI
PENGARAH: Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir. Cut Huzaimah, MPPENANGGUNG JAWAB: Kabid Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Perkebunan Distanbun Aceh, Mukhlis, SP, MAPEMIMPIN REDAKSI: Nurlisma, SP, MP DEWAN REDAKSI: Sabri, S.Hut, M.Si dan Junaidi, SPSEKRETARIAT: Suryadi, S.PtREPORTER/LAYOUTER/ILUSTRATOR: Tim Serambi IndonesiaEMAIL: [email protected], [email protected]
Salam Redaksi
Nurlisma, SP, MPPemimpin Redaksi
Pangan merupakan kebutuhan
primer bagi kehidupan umat.
Pertambahan penduduk se
cara linier menambah vo lume
pangan yang dibutuhkan. Pe ningkatan
bahan pangan harus secara terus menerus
diusahakan dan secara bersamaan dengan
diversifikasi bahan pangan. Keberhasilan
kedua usaha ini diharapkan mampu
mendorong ter penuhinya kebutuhan bahan
pangan.
Komoditas tanaman pangan utama
meliputi padi, jagung, dan kedelai.
Permasalahan dari ketiga komoditas itu
dapat ditelusuri dari kondisi riil kinerja tahun
lalu dalam laporan kinerja Dinas Pertanian
dan Perkebunan Aceh tahun 2020. Data
tersebut sebagai berikut:
Pertama, Padi sawah. Luas baku sawah
213.997 hektare (Ha) tersebar hampir di
seluruh kabupaten/kota, baik kawasan
utama maupun penyangga, kecuali
Sabang dan Banda Aceh, dengan target
luas tanam 334.353 Ha (IP 1,56). Adapun
luas panen 317.635 Ha (realisasi 95%)
dengan produktivitas 5,72 ton/Ha (realisasi
98,79%), serta produksi gabah kering giling
(GKG) sekitar 1.842.118 ton/tahunsetara
beras 1.086.850 ton/tahun(realisasi 104
persen.
Kedua, Jagung. Luas tanam 78.440
Ha yang tersebar di Aceh Tenggara, Aceh
Selatan, Aceh Tamiang, Gayo Lues, Aceh
Timur, dan Aceh Utara (kawasan utama),
serta Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen,
Bener Meriah, Aceh Barat Daya, dan Simeulue
(kawasan pe nyangga), Adapun produktivitas
5,4 ton/Ha (realisasi 116%) dengan produksi
392.193 ton/tahun (realisasi 107%).
Ketiga, Kedelai. Target luas tanam 6.360
Ha tersebar di Bireuen, Aceh Utara, Aceh
Timur, Aceh Tamiang, Pidie Jaya, dan Pidie
(kawasan utama), serta Aceh Besar, Aceh
Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Tengah,
dan Bener Meriah (kawasan penyangga)
dengan produktivitas 1,52 ton/Ha (realisasi
103%), dan produksi 734 ton/tahun (reali
sasi 7,83 persen).
Peningkatan Produksi Padi
Keterbatasan luas lahan dan ben
turan kepentingan dengan penggunaan
yang lainnya, maka usaha perluasan lahan
dengan menambah luasan lahan sawah
menjadi sangat sulit dilakukan.
1. Menambah luas tanam padi melalui
peningkatan indeks pertanaman dari
1,56 menjadi 1,70 (luas tanam
363.795 Ha dari luas baku sawah
Aceh). Peningkatan IP sebesar
0,14 ini sudah dapat meningkatkan
produksi sebesar 3,40% per tahun
dengan asumsi persentase luas
panen dan produktivitas yang
sama. Indeks 1,70 ini dapat di
peroleh dengan cara; dari luas sa
wah baku 213.997 ha dirancang
luasan tanam IP 1 seluas 90.000
ha, IP 2 seluas 115.000 ha, dan IP 3
seluas 15.000 Ha.
Rancangan ini dapat ditempuh dengan
cara: Identifikasi sawah mempunyai
pengairan intensif de ngan irigasi teknis,
sawah ter sebut dapat diairi sepanjang
ta hun; Menyiapkan alat mesin per
tanian pengolahan tanah, penanaman,
dan panen; serta Me nyiapkan benih
unggul, sarana produksi, seperti
obatobatan pengendalian hama dan
penyakit, serta pe nyediaan pupuk
tepat jenisnya.
2. Meningkatkan produktivitas da
ri 5,72 ton/Ha menjadi 5.80 ton/
Ha. Kenaikan produktivitas sebesar
0,08 ton/Ha dan IP 0,14 dapat
meningkatkan produksi padi sebesar
4,81%, ini bermakna produksi gabah
kering giling Aceh sudah dapat
melampaui 2 juta ton per tahun.
Peningkatan produktivitas ini dapat
ditempuh melalui target fokus pada
arealareal atau kawasan sentra pro
duksi padi sawah.
3. Peningkatan rendemen. Capaian
kinerja rendemen tahun 2020 baru
mencapai sekitar 59%, dan rendemen
ini dapat ditempuh melalui adopsi
teknologi teknologi pengolahan
tanah, pengelolaan air, pengendalian
hama dan pe nyakit, penggunaan
pupuk te pat jenis, tepat dosis, dan
tepat wak tu aplikasi diprediksi
dapat meningkatan rendemen.
Peningkatan Produksi Jagung
Target yang ditetapkan pada tahun
2020 seluruhnya terlampaui, kecuali
terget luas panen. Luas tanam tahun
2020 sebesar 78.440 Ha (luas panen
sebesar 72.630 Ha), target produktivitas
terlampau (116%) dan total produksi
jagung ter lampaui (107%). Ini bermakna
bah wa program pengembangan jagung
pada tahun 2020 lalu telah berhasil
dengan baik.
Peningkatan produksi ja gung masih
dapat dilakukan, baik menambah luas
tanam di la han sawah atau lahan kering,
pe ning katan luas panen maupun pe
ningkatan produktivitas. Luas ta nam
pada tahun 2020 sebesar 78.440 dan
dipanen 72.630 ha (92,60%) dengan
total produksi sebesar 392.193
ton/tahun, masih sangat mungkin
ditingkatkan dengan po tensi lahan
sawah dan lahan kering yang tersedia.
Peningkatan Produksi Kedelai
Sementara kinerja kedelai Aceh
hampir setiap tahun tidak tercapai.
Padahal, berbagai usaha sudah
dilakukan oleh pemerintah dan para
pihak. Semua target tidak tercapai,
kecuali target produktivitas tercapai
sebesar 103% (1,52 ton/Ha). Pada
tahun 2020, target luas tanam sebesar
6.360 ha hanya dapat dicapai sebesar
7,60% (483) dan baru tercapai 7,83%
(734 ton/tahun), terutama di kawasan
produksi uta ma seperti Bireuen, Aceh
Timur, dan Pidie Jaya.
Tidak tercapainya target luas tanam
dan panen, serta target pro duksi kedelai
Aceh lebih disebabkan oleh faktor di
luar budidaya di hulu, teramasuk harga
kedelai yang tidak stabil dan tak sesuai
dengan yang ditetapkan pemerintah.
Untuk men capai luas tanam, luas
panen, pro duktivitas dan produksi per
tahun kedelai Aceh dapat ditempuh
dengan penjaminan pasar dan harga
yang berpihak ke petani, menambah
luas tanam di sawah tadah hujan pada
musim kemarau, serta pemupukan
tepat jenis, tepat dosis, dan tepat
waktu, serta penyiangan gulma ha rus
dilakukan secara optimal. (*)
·
nPenulis adalah Dosen Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Syiah Kuala, dan Ketua Pusat Riset Kopi dan Kakao
Aceh, Universitas Syiah Kuala.
Oleh: Prof. Dr. Ir. Abubakar Karim, MS
Upaya Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Aceh
Sudah hampir dua tahun pandemi Covid19 terjadi di Indonesia, termasuk Aceh. Meski sejumlah upaya sudah dilakukan oleh pemerintah, namun hingga saat ini belum juga
ada tandatanda wabah yang berawal di Kota Wuhan, Cina, itu akan berakhir. Kondisi tersebut jelas berdampak negatif terhadap kegiatan di semua sektor, termasuk pertanian. Akibatnya, pendapatan masyarakat pun menjadi terganggu.
Meski sedang dalam suasana pandemi, kegiatan di sektor petanian khususnya dalam menyediakan berbagai jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, cabai, dan bawang merah harus dipastikan tetap berjalan. Sebab, berbagai komoditas tersebut merupakan kebutuhan seharihari masyarakat. Bahkan, produktivitas masingmasing tanaman pangan itu harus tetap terjaga minimal sesuai dengan kebutuhan.
Hal ini menjadi penting terlebih jika dikaitkan dengan peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) yang memperkirakan pandemi Covid yang membuat dunia mengalami krisis pangan. Untuk itulah, pemerintah sudah, sedang, dan akan melakukan berbagai upaya untuk menghadapi ancaman tersebut.
Dalam konteks Aceh, program yang dilaksanakan antara lain meningkatkan produksi pangan melalui optimasi lahan, meningkatkan Indeks Pertanaman menjadi tiga kali setahun (IP300) serta produktivitas lahan sawah melalui penyediaan sarana produksi (pupuk) dan bantuan pengolahan tanah, memastikan musim tanam gadu berjalan dengan baik, menerapkan full mekanisasi dalam kegiatan pertanian mulai dari hulu hingga ke hilir. Semua upaya tersebut merupakan bagian dari mempertahankan swasembada secara berkelanjutan, terutama di masa pandemi ini.
Untuk mewujudkan hal tersebut, semua stakeholder yang terkait dengan pembangunan pertanian harus terus bekerja ekstra, melahirkan pemikiranpemikiran yang out of the box, serta mempererat kerja sama dengan lintas sektoral. Kiranya ini adalah saat yang tepat bagi petani, penyuluh, peneliti, akademisi, swasta, dan pelaku sektor pertanian lainnya untuk menjadi pahlawan bagi bangsa dan negara ini khususnya dalam mempertahankan swasembada pangan demi terwujudnya ketahanan pangan nasional.
Dalam kondisi pandemi Covid19 saat ini, juga dibutuhkan lebih banyak inovasi dan terobosan untuk memastikan distribusi kebutuhan pangan bisa merata ke semua masyarakat terutama yang tinggal di daerah rawan pangan. Pandemi juga sudah berpengaruh pada fluktuasi harga komoditaskomoditas pertanian. Disparitas harga antara produsen atau petani dan masyarakat konsumen menjadi semakin lebar.
Untuk itu, kita harus bisa menciptakan efisiensi rantai pemasaran produk pertanian dengan tetap keberpihakan pada petani. Hanya dengan cara itu kiranya kita bisa menjaga sektor pertanian agar tetap menjadi sektor yang bisa bertahan dari terpaan wabah Corona. Sekali lagi, ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi butuh dukungan dan partisipasi dari semua elemen masyarakat. (*)
Mempertahankan Swasembada Pangan di
Masa Pandemi
2 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
3DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI KARTUN
Jumlah penyuluh pertanian
berstatus sebagai tenaga
harian lepas tenaga bantu
penyuluh pertanian (THL
TBPP) di Aceh sebanyak 940 orang.
Dari jumlah itu, 813 orang sudah
diangkat menjadi Aparatur Sipil
Negara (ASN) Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Penyuluh tersebut terdiri atas
lulusan S1 (sarjana) sebanyak 392
orang, diploma tiga (DIII) sebanyak
20 orang, dan tamatan SMK
Pertanian sebanyak 401 orang dan
813 Penyuluh Aceh Diangkat Jadi ASN
Kita berharap penyuluhpenyuluh tersebut dapat
mengawal dan mendampingi petani dan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha tani mulai dari hulu
hingga ke hilir.”
MUKHLIS, SP, MAKabid Penyuluhan dan
Pengembangan SDM PP Distanbun Aceh
“
127 yang tidak lulus P3K.
Kabid Penyuluhan dan Pengem
bangan Sumber Daya Manusia Per
tanian Perkebunan (SDM PP) Dinas
Pertanian dan Perkebunan (Dis
tanbun) Aceh, Mukhlis SP MA, me
ngatakan, penyuluh yang diangkat
menjadi ASN P3K tersebut adalah
mereka yang sudah lulus tes dengan
sistem computer assisted test (CAT)
secara online dan uji kompetensi yang
dilaksanakan Tempat Uji Kompetensi
(TUK) Politeknik Pem bangunan
Per tanian (Polbangtan) Medan.
Bertempat di Balai Diklat
Pertanian Saree, Aceh
yang dilakukan beberapa
waktu lalu. Para penyuluh
itu berasal dari 21
kabupaten/kota di Aceh
minus Simeulue dan Aceh
Barat.
“Penyuluh dari dua
kabupaten itu sebanyak
57 orangAceh Barat 41
orang dan Simeulue 16
orangtidak diangkat
sebagai ASN P3K karena
tidak mengikuti tes CAT
dan uji kompetensi yang
kita laksanakan di Saree,
Aceh Besar, pada tahun
lalu,” ungkap Mukhlis se
raya menyatakan se mua penyuluh
yang di nyatakan lulus tersebut sudah
menerima SK sebagai ASN P3K.
Dengan diangkat sebagai ASN
P3K, ia berharap penyuluhpenyuluh
tersebut dapat mengawal dan
mendampingi petani (pelaku utama
di bidang pertanian) dan pelaku
usaha dalam mengembangkan usaha
tani mulai dari hulu hingga ke hilir.
Sebab, menurut Mukhlis, penyuluh
merupakan pihak yang berada di
garda terdepan dalam pembangunan
sektor pertanian terutama di masa
pandemi Covid19 saat ini.
“Kita juga berharap penyuluh
yang sudah diangkat menjadi
ASN P3K dapat menciptakan ino
vasi teknologi yang tepat guna
dan berjalan dengan baik untuk
me ningkatkan produksi dan pro
duktivitas komoditas pertanian.
Sehingga pada gilirannya akan me
nam bah pendapatan petani dan ke
luarganya,” jelas Mukhlis.
Pada bagian lain Mukhlis
mengungkapkan, idealnya seorang
penyuluh melakukan pengawalan
dan pendampingan pada satu desa
atau gampong. Namun, karena
jumlah penyuluh di Aceh saat ini
masih kurang jika dibandingkan
dengan jumlah gampong, maka
seorang penyuluh harus bertugas
pada dua sampai empat gampong.
“Di Aceh sekarang ada 6.516
desa, sementara penyuluhnya hanya
2.705 orang. Dengan kom posisi
itu, maka seorang penyuluh harus
menangani dua sampai empat desa,”
ucap Mukhlis seraya menyebutkan
penyuluh yang ada tersebut berstatus
sebagai PNS sebanyak 1.628 orang,
THLTBPP sebanyak 127 orang,
ASN P3K sebanyak 813 orang, dan
penyuluh honorer daerah 137 orang.
Untuk mengantisipasi kekurangan
tersebut, tambah Mukhlis, pihaknya
memberdayakan penyuluh swadaya.
Mereka merupakan petani yang
berhasil dalam mengelola usaha
taninya dan bisa memberikan contoh
kepada petani lain melalui pelatihan
dan kegiatan sejenisnya. “Saat ini,
jumlah penyuluh swadaya di Aceh
sebanyak 1.124 orang. Mereka kita
latih tentang inovasi, teknologi, dan
serta magang petani milenial ke dalam
dan luar negeri,” urai Mukhlis. (*)
4 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
5DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI KEBIJAKAN
Dana Bagi Hasil Cukai
Hasil Tembakau (DBH
CHT) adalah dana yang
dialokasikan dalam APBN
kepada Daerah penghasil Tembakau
dan Cukai, baik untuk pemerintah
provinsi maupun kabupaten/kota.
Provinsi Aceh merupakan salah
satu penghasil tembakau dan cukai
rokok. Penggunaan, pemanfaatan
dan evaluasi DBHCHT diatur kembali
dalam Peraturan Menteri Keuangan
Distanbun Aceh Optimalkan DBH Cukai
Hasil Tembakau
Tim gabungan yang terdiri
atas Kanwil Bea Cukai Aceh,
Satpol PP dan WH Aceh, serta
Dinas Pertanian dan Perkebunan
(Distanbun) Aceh, beberapa waktu
lalu menggelar operasi pasar
rokok ilegal di Pasar Keutapang
dan Pasar Lambaro, Aceh Besar.
Dalam operasi tersebut, petugas
mengamankan 384 bungkus atau
7.680 batang rokok ilegal.
Rokok tersebut disita dari 10
toko kelontong/kios di sepanjang
Jalan MedanBanda Aceh kawasan
Pasar Pasar Keutapang dan Pasar
Lambaro. Rokok ilegal yang tidak
dilengkapi pita cukai itu terdiri
dari 280 bungkus rokok merek
Luffman, 100 bungkus rokok me rek
Pride, 8 bungkus rokok merek Oris,
dan 3 bungkus rokok merek Wan.
Kasi Perlindungan Tanaman
Per kebunan Dinas Pertanian dan
Per kebunan (Distanbun) Aceh, A.
Zaini SP.,M.Si, mengatakan, sete
lah operasi gabungan itu, pe tugas
melakukan penyelidikan le bih lan
jut terhadap rokok ilegal yang di
amankan ter sebut. Ia mem per
kirakan, rokok ile gal yang disita itu
bernilai Rp 7,7 juta. Sedangkan po
tensi kerugian negara dari sektor
perpajakan, sambung Zaini, sebesar
Rp 3,6 juta.
Lebih lanjut ia mengungkapkan,
rokok ilegal tersebut merupakan
hasil tegahan oleh Satuan Tugas
(Satgas) Bea Cukai di Aceh yang
sudah melaksanakan patroli darat
maupun laut. “Dengan operasi pasar
seperti ini, kita harapkan peredaran
rokok ilegal di Aceh dapat berkurang
dan pada akhirnya dapat memenuhi
target nasional persebaran rokok
ilegal,” jelas Zaini.
Selain untuk mengoptimalkan
pene rimaan negara dari sektor kepa
beanan dan cukai secara kon tinyu, tam
bahnya, operasi pasar atau kegiatan
sejenis lainnya da pat melindungi
Pemerintah Aceh melalui Distanbun Aceh terus mengoptimalkan pemanfaatan DBHCHT
untuk peningkatan kesejahteraan petani
tembakau di Bumi Serambi Mekkah.”
Ir. CUT HUZAIMAH, MPKadistanbun Aceh
(PMK) Nomor 206/PMK.07/2020.
Sebagaimana diatur dalam PMK
tersebut bahwa DBHCHT Dalam
ke tentuannya, 50 persen untuk bi
dang kesejahteraan rakyat dengan
program peningkatan kualitas ba
han baku (pengembangan areal,
pe ningkatan produksi, dan pem
berdayaan petani tembakau); 25
per seuntuk bidang penegakan hu
kum (sosialisasi cukai dan pem be
ran tasan cukai illegal) dan 25 persen
untuk bidang kesehatan masyarakat.
Sejak tahun 2010 Provinsi Aceh
telah menerima dana tersebut,
tana man tembakau merupakan sa
lah satu komoditi perkebunan yang
pengelolaan anggarannya pada Di
nas Pertanian dan Perkebunan (Dis
tanbun) Aceh.
Dalam rangka menjalankan ama
nat PMK 206/PMK.07/2020 dibi dang
penegakan hukum, Kepala Dinas
Per tanian dan Perkebunan Aceh, Ir
Cut Huzaimah MP, mengatakan salah
satu upaya yang telah dilakukan
adalah pemberantasan penjualan
rokok ilegal sangat penting karena
rokok ilegal menjadi salah satu
penyebab hasil tembakau petani tak
ter daftar cukainya. Menurutnya, tem
pat produksi rokok ilegal akan me
nampung hasil tembakau petani Aceh.
“Petani tidak mendapat keun
tungan lebih dalam transaksi jual beli
tembakau tersebut. Petani menjual
tembakaunya dengan harga pasar,
namun rokok yang dihasilkan dapat
merugikan negara karena akan me
nurunkan hasil cukai tembakau,”
ujar Cut Huzaimah.
Lebih dari itu, sambung Kadis
tan bun Aceh, secara tidak langsung
adanya produksi dan penjualan rokok
ilegal merugikan petani tembakau.
Sebab, sebut Cut Huzaimah, per
untukan DBHCHT salah satunya
untuk menyokong kebutuhan petani
tembakau khususnya dalam rangka
menjamin tersedianya prasarana
dan sarana pendukungnya.
Karenanya, tambah Cut Huzai
mah, Pemerintah Aceh mela lui
Distanbun Aceh terus mengoptimal
kan pemanfaatan DBHCHT untuk
peningkatan kesejahteraan petani
tembakau di Bumi Serambi Mekkah.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah
juga perlu mendorong peningkatan
kemitraan terkait pengembangan
petani tembakau. Sebab, petani
yang bergabung dalam kemitraan
memiliki pendapatan yang lebih
tinggi dibanding dengan mereka
yang nonmitra.
Dalam konteks nasional, me
nurut Cut Huzaimah, pemerintah
me naikkan tarif cukai hasil tem
bakau (CHT) atau cukai rokok rata
rata 12,5 persen mulai Februari
2021 juga sebagai bagian untuk
me ningkatkan kesejahteraan petani
tembakau dan buruh industri hasil
tembakau (IHT). Terlebih, tambahnya,
pemerintah menggunakan 50 persen
dana ba gi hasil cukai hasil tembakau
un tuk membantu para petani hasil
tembakau.
Hal lain yang bisa dijadikan
strategi untuk meningkatkan kese
jah teraan petani tembakau, kata
Cut Huzaimah, yaitu petani tem
bakau harus lebih mengenal dan
memanfaatkan teknologi dalam
kegiatan usahanya. Sehingga hasil
panen tembakau bisa lebih me
nyejahterakan para petani.
“Salah satu manfaat petani tem
bakau memahami teknologi ada lah
mereka akan lebih mengerti tentang
cuaca yang disampaikan BMKG melalui
berbagai media sosial. Dengan lebih
memahami tentang kondisi iklim,
pe tani akan bisa menanam dan me
manen tembakau secara tepat waktu,”
pungkas Kadis tanbun Aceh. (*)
Ikut dalam Operasi Pasar Rokok Ilegal
masya rakat dari menggunakan atau
me ngonsumsi barangbarang illegal.
“Distanbun Aceh bersama Bea Cukai
dan isntansi terkait lainnya komit untuk
memberantas peredaran rokok ilegal di
Aceh,” tegasnya.
Agar kegiatan pelanggaran hokum
tersebut tidak berlanjut, tambah Zaini,
pihak nya juga akan meningkatkan
sosialisasi ke pada masyarakat me
nge nai rokok ilegal. “Kami juga se lalu
mengimbau masyarakat un tuk tidak
membeli, men jual, mendistri busikan,
dan me nim bun rokok ilegal. Sebab, hal
itu me rugikan masyarakat sendiri dan
negara,” tutup Zaini. (*)
“
Dengan operasi pasar seperti ini, kita harapkan
peredaran rokok ilegal di Aceh dapat berkurang
dan pada akhirnya dapat memenuhi target
nasional persebaran rokok ilegal.”
ZAINI, SPKasi Perlindungan
Tanaman Perkebunan Distanbun Aceh
“
Petugas gabungan menyita rokok illegal saat melakukan operasi ke salah satu pasar di Aceh Besar.
4 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
5DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI EDUKASI
Siswa dan siswa Se kolah
Menengah Kejuruan Pem
bangunan Pertanian (SMKPP)
Negeri Saree, Aceh Besar, kembali
mencatat prestasi meng gem
birakan di bidang akademik.
Tahun ini, sebanyak 31 alumni
sekolah binaan Dinas Pertanian
dan Perkebunan (Distanbun)
Aceh tersebut diterima pada se
jumlah perguruan tinggi negeri
(PTN). Dari jumlah itu, 16 orang
lulus melalui jalur un dangan atau
Seleksi Nasional Masuk Pergurun
Tinggi Negeri (SNMPTN), dan 15
orang lainnya diterima melalui jalur
Seleksi Ber sama Masuk Perguruan
Ting gi Negeri (SBMPTN).
Kepala SMKPP Negeri Sa
ree, Muhammad Amin SP MP,
menyebutkan, untuk jalur SNMPTN,
alumni sekolah itu masingmasing
lulus di Univer si tas Syiah Kuala
(USK) Banda Aceh sebanyak dua
orang, Universitas Islam Negeri
(UIN) Sumatera Utara satu orang,
SMK-PP Negeri Saree Jadi Sekolah
Pusat Keunggulan Kami berharap semua pegawai dan warga
sekolah untuk mendukung dan menyukseskan
program SMK PK ini demi pengembangan mutu
sekolah dan kompetensi siswa serta alumni.”
MUHAMMAD AMIN, SP, MPKepala SMKPP Negeri Saree
31 Alumni Lulus di Sejumlah PTN
Universitas Malikussaleh (Unimal)
Aceh Utara enam orang, Universitas
Andalas (Unand) Padang satu orang,
Universitas Teuku Umar (UTU)
Meulaboh dua orang, dan Politeknik
Pembangunan Pertanian (Polbangtan)
Medan sebanyak empat orang.
Sedangkan untuk jalur SBMPTN,
sambungnya, 15 lulusan SMKPP
Negeri Saree masingmasing dite rima
di USK sebanyak sembilan orang, UIN
ArRaniry Banda Aceh dua orang, dan
Unimal empat orang. “Kami sangat
bersyukur karena banyak alumni SMK
PP Saree yang lulus ke sejumlah PTN
pada tahun ini. Hal tersebut tak lepas
dari usaha keras dari semua warga
sekolah dan pihak terkait lainnya,”
ungkap Muhammad Amin.
Atas nama warga sekolah, ia me
ngucapkan selamat kepada alum
ni SMKPP Negeri Saree yang lulus
SNMPTN dan SBMPTN tahun ini.
“Semoga, hasil tersebut merupakan
jalan awal untuk meraih citacita
dan kesuksesan di masa depan.
Hal itu tergantung pada diri anak
anak kami, sekuat apa tekad dan
kesabaran untuk mewujudkan
impian tersebut,” ucapnya.
Kepada peserta yang belum
lulus di SNMPTN maupun SBMPTN,
Muhammad Amin meminta tidak
patah semangat. “Jangan kecewa,
tapi terus belajar dengan rajin. Jika
masih ada kesempatan, mudah
mudahan bisa lulus pada tahun
depan,” timpalnya memotivasi lulu
san sekolah tersebut.
Karena itu, ia menyampaikan
terima kasih kepada dewan guru dan
semua pihak yang ikut memberikan
bantuan dan dukungan sehingga
banyak siswa dan siswi SMKPP
Negeri Saree yang diterima pada
sejumlah perguruan tinggi negeri
di Aceh dan luar daerah baik
melalui jalur SNMPTN maupun
SBMPTN.
“Kami berharap, hasil ini
menjadi motivasi bagi anak
anak kami yang masih duduk di
kelas II untuk belajar lebih tekun
dan lebih giat lagi. Sehingga,
tahun depan akan lebih banyak
lagi alumni SMKPP Negeri Saree
yang lulus pada berbagai PTN di
Aceh dan berbagai provinsi lain di
Indonesia,” harapnya.(*)
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (sekarang
berubah menjadi Kemen
terian Pendidikan, Kebu
dayaan, Ristek, dan Teknologi) melalui
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
menetapkan Sekolah Menengah Ke
juruan Pembangunan Pertanian
(SMKPP) Negeri Saree, Aceh Besar,
se bagai SMK Pusat Keunggulan (PK).
SMKPP yang sekarang ‘dinakhodai’
oleh Muhammad Amin SP MP, tersebut
merupakan satu dari delapan SMK
di Aceh yang meraih penghargaan
serupa.
Delapan SMK dimaksud ada lah
SMKNegeri 1 Takengon (Aceh Tengah),
SMKNegeri 2 Lhok seu mawe, dan SMK
Negeri 3 Langsa un tuk kelompok
hospitality. Lalu, SMKPP Negeri
Saree dan SMK Negeri 2 Takengon
untuk kelompok lainnya, serta SMK
Negeri 1 Bener Meriah, SMK Negeri
Penerbangan Aceh (Aceh Besar),
dan SMK Negeri 2 Banda Aceh di
kelompokPermesinan dan Konstruksi
Secara nasional, jumlah sekolah
yang ditetapkan sebagai SMK Pusat
Keunggulan pada tahap pertama
tahun ini sebanyak 611 SMK dari
seluruh Indonesia. Penetapan SMK
Pusat Keunggulan itu tertuang da
lam Keputusan Dirjen Pendidikan
Vokasi Kemendikbud Nomor 22/D/
O/ 2021 tertanggal 20 April 2021
tersebut ditandatangani oleh Dirjen
Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto.
Kepala SMKPP Negeri Saree,
Muhammad Amin SP MP, menga
takan, penetapan ratusan SMK se
bagai SMK Pusat Keunggulan dila
kukan Ditjen Pendidikan Vokasi
Kemen dikbud Ristek setelah melalui
bebe rapa tahap seleksi.
Menurut Muhammad Amin,
pene tapan SMK Pusat Keunggulan
di 34 provinsi itu bertujuan untuk
mengembangkan pendidikan keju
ruan agar makin relevan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat
yang senantiasa berubah sesuai
per kembangan dunia kerja dan
mampu untuk mendukung proses
pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan sehingga bisa menjadi
model satuan pendidikan bermutu
dan menghasilkan lulusan yang
terserap di dunia kerja atau menjadi
wirausaha melalui keselarasan
pendidikan vokasi yang mendalam
dan menyeluruh dengan dunia kerja
Dengan ditetapkan sebagai SMK
Pusat Keunggulan, Muhammad Amin
berharap sekolah yang dipimpinnya
itu dapat melaksanakan berbagai
ke giatan sesuai harapan dari pro
gram SMK Pusat Keunggulan itu
sen diri. Pertama, Mensosialisasikan
pro gram ini kepada seluruh pegawai,
sis wa, alumni, warga sekolah, dinas
ter kait, IDUKA, masyarakat sekitar,
dan para pihak lainnya.
Kedua, Penyusunan dan pe
nyem purnaan rencana kerja
sekolah yang berbasiskan data de
ngan memanfaatkan sarana tek
nologi; Ketiga, Penguatan jalinan
kerja sama dengan IDUKA dalam
hal penyelarasan kurikulum, PKL,
dan sertifikasi kompetensi siswa,
Ma gang Guru, hingga perekrutan
alumni sebagai tenaga kerja.Ke
empat, Melaksanakan pelatihan
bagi kepala sekolah dan guru sesuai
kompetensi; Terakhir, Melakukan
tata kelola lingkungan sekolah se
suai standar pendidikan vokasi khu
sus nya pertanian.
Dengan predikat itu, tambahnya,
SMKPP Negeri Saree dapat mela
kukan penyelarasan antara sekolah
dengan IDUKA menjadi lebih baik.
Sehingga, link and matchnya
benarbenar nyata. Hal ini dapat
dipenuhi dengan beberapa cara
yaitu;kurikulum disusun bersama
sejalan dengan penguatan aspek
softskills, hardskills, dan karakter
kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia
kerja.
Ia menyampaikan terima ka
sih kepada Dinas Pertanian dan
Perkebunan Aceh serta para pihak
lainnya yang sudah mendukung
dan membantu hingga SMKPP
Negeri Saree terpilih sebagai
salah satu SMK Pusat Keunggulan
Kemdikbud.(*)
“
Siswa dan siswi SMK-PP Negeri Saree, Aceh Besar, mengikuti ujian menggunakan computer di sekolah tersebut.
6 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
7DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI INSPIRASI
Memasuki era Re
volusi Industri 4.0,
Kementerian Per
tanian (Kementan) RI
te rus membangun terobosan inovasi
pelayanan public secara prima
menuju pertanian modern berbasis
manajemen teknologi informasi
digital yang terintegrasi dengan jari
ngan internet.
Petani penerima bantuan benih di
seluruh Indonesia sudah merasakan
manfaatnya memperoleh jaminan
benih bermutu yang beredar melalui
“Aplikasi Barcode/QR Code” yang
dapat diakses melalui handphone
(Hp) android atau smarth phone.
Dalam lingkup Provinsi Aceh,
(BPSBTPHP) Distanbun Aceh,
Habibur rahman STP MSc, me
nyam pai kan, proses sertifikasi
be nih pa di dilakukan oleh Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Be
nih (BPSB) selaku lem baga penja
min benih bermutu di Aceh.
“Salah satuterobosan yang khu
sus kita lakukan untuk benih padi
adalah mulai tahun ini kita me
nempatkan nomor seri benih ti
dak lagi secara manual, tapi sudah
dalam bentuk barcode yang bias
dipindai menggunakan hand phone
(Hp) berbasis android atau IOS. Tu
juannya, agar memudahkan penga
wasan di lapangan,” jelas pria yang
akrab disapa Habib, ini.
Tahun ini, sebut Habib, pihaknya
me nargetkan akan melakukan ser
Aplikasi ini akan meminimalisir pemalsuan benih yang sering terjadi
sehingga membuat petani rugi.”
HABIBURRAHMAN, STP, M.SiKepala UPTD BPSBTPHP
Distanbun Aceh
Aceh Luncurkan Label Benih Padi Gunakan Barcode
Inovasi ini akan mempermudah semua pihak untuk mengecek
keaslian label benih padi yang dikeluarkan.”
Ir. CUT HUZAIMAH, MPKadistanbun Aceh
Untuk Meminimalisir Pemalsuan
Sementara itu, Kepala UPTD
Balai Pengawasan dan Ser tifi
ka si Benih Tanaman Pa ngan,
Horti kultura, dan Perkebunan
ti fikasi benih padi pada areal pe
nangkaran seluas 2.000 hektare
dengan hasil calon benih sekitar
8.000 ton. “Kita berharap, dari semua
calon benih tersebut akan keluar
benih padi bersertifikat dengan label
yang berbarcode,” timpalnya.
Aplikasi ini, kata Takdir, akan
me minimalisir pemalsuan benih
yang sering terjadi sehingga mem
buat petani rugi. “Untuk semen
tara, aplikasi ini difokuskan pa da
produksi benih bantuan peme
rintah. Kedepan akan kita odok
aturan agar benih free market juga
dapat terdaftar pada aplikasi ini.
Sehingga, jangkauan informasi
benih tanaman pangan dapat ter
pantau oleh pemerintah dan masya
rakat pertanian,” imbuh Habib.
Ia menyampaikan apresiasi
dan terima kasih atas dukungan
Kadis tanbun Aceh dan seluruh tim
dari UPTD BPSBTPHP Aceh selaku
lembaga penjamin mutu benih satu
satunya di Aceh hingga peluncuran
pemasangan label benih padi
menggunakan Barcode/QR Code bisa
terlaksana dengan baik dan lancar.
“Alhamdulillah, setelah laun
ching hingga, kita sudah mendapat
apresiasi dari Kementrian Pertanian
karena termasuk salah satu
Provinsi yang tercepat menerapkan
benih barcode/QR Code sehingga
melalui dana APBN ditambah
Printer khusus 2 unit untuk ke
butuhan label berbarcode”, jelas
Habiburrahman.
Selain itu, sambungnya, untuk
komoditas perkebunan, pihaknya
juga sudah mandiri di sertifikasi
dari Aceh “Sejak Maret 2021,
kita sudah keluarkan sertfikat
mutu benih untuk kelapa sawit
90 ribu batang dan kopi Gayo 1
dan 2 sebanyak 50 ribu batang.
“Semoga program ini memberi
nilai tambah bagi petani di Aceh,”
harapnya.
Habib menambahkan, hadir
nya aplikasi ini juga sebagai
ben tuk keseriusan Kementan RI
menyambut Revolusi industri 4.0,
dimana sektor pertanian me mi liki
peran penting da lam pembangunan
di masa menda tang.
“Data yang ada bukan hanya
bermanfaat bagi petani, produsen
benih, atau lembaga sertifikasi,
tapi juga untuk pemerintah dalam
mengambil kebijakan tentang
ketersediaan benih unggul dalam
negeri untuk meningkatkan pro
duksi padi dalam negeri,” demi
kian Habiburahman.(*)
Dinas Pertanian dan Perkebunan
(Distanbun) Aceh melalui UPTD Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan, Hortikultura, dan
Perkebunan (BPSBTPHP), pada akhir
Maret lalu meluncurkan pemasangan
label benih padi menggunakan
Barcode/QR Code. Launching inovasi
baru itu dilakukan Kadistanbun Aceh,
Ir Cut Huzaimah MP, di Kantor UPTD
tersebut.
Pada acara itu, Kadistanbun
turut didampingi oleh Kepala UPTD
BPSBTPHP, Habiburrahman STP
MSc, serta Kabid Tanaman Pangan
Distanbun Aceh, Safrizal SP MPA,
bersama tim pengawasan dan
sertifikasi benih.
Cut Huzaimah dalam sambu
tannya menyampaikan, inovasi ini
akan mempermudah semua pihak
untuk mengecek keaslian label benih
padi yang dikeluarkan. Pengecekan
itu cukup menggunakan handphone
(Hp) android atau IOS yang memiliki
aplikasi pindai QR Code.
Menurutnya, aplikasi ini da
pat diakses oleh semua lapisan
masyarakat untuk memberikan
informasi secara cepat dan tepat
tentang jumlah, mutu, varietas,
waktu, tempat, dan status benih
terkini yang beredar di Indonesia.
Aplikasi ini, sambungnya. Sangat
diperlukan dan menguntungkan
ka rena dapat mengatasi masalah
masalah pemalsuan benih yang
marak. Sebab, jika benih dipalsukan
dan tidak tumbuh, maka yang
jelek adalah produsen benih. Jadi,
menurut Cut Huzaiman, aplikasi
ini untuk melindungi produsen dan
petani pengguna benih
“Hari ini jumlah label benih
padi yang dibarcode sekitar 12.000
lembar dengan konversi jumlah
benih padi lebih kurang 60 ton. Label
yang dipasang merupakan label biru.
Itu berarti, benih tersebut sudah siap
salur untuk bantuan ke masyarakat,”
kata Cut Huzaimah, perempuan
pertama yang menjadi ‘nakhoda’ di
Distanbun Aceh.
Ia berharap, kedepan semua
benih yang sudah melewati proses
uji wajib diberi sertifikat atau label.
Tujuannya, untuk mempermudah
masyakarat mengecek asal muasal
benih yang ditangkarkan dan
keaslian benih bersertifikat.
Kadistanbun Aceh menam bah
kan, pemasangan label benih padi
menggunakan Barcode/QR Code
merupakan salah solusi untuk me
ngatasi maraknya pemalsuan la bel
terhadap produk tanaman pangan.
Selain mempercepat infor masi, kata
Cut Huzaimah, system ini dapat
menelusuri (tresible) peredaran dan
sebaran benih yang diproduksi di
dalam negeri mudah termonitoring.
“Cara kerja aplikasi ini cukup
mudah. Pengguna cukup meng
install aplikasi QR (Quick Response)
Code Scanner yang terdapat pada
Play Store untuk android dan App
Store untuk IOS. Kemudian, me
lakukan scanning barcode pada
kemasan benih yang akan dicek,
akan keluar informasi identitas
benih,” jelasnya.
Barcode pada kemasan ini
adalah hasil input data admin pihak
lembaga sertifikasi benih tanaman
pangan seperti balai pengawasan
dan sertifikasi benih di daerah
sebagai penyedia benih unggul.
Sehingga benih bantuan pemerintah
yang diberikan kepada petani bias
diketahui asal usulnya dan tanggal
kedaluwarsanya bias diketahui.(*)
“
“
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, didampingi pejabat dinas tersebut memperlihatkan label benih padi menggunakan barcode saat acara peluncuran.
6 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
7DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI INOVASI
Pertanian organik merupakan
sistem budidaya pertanian yang
mengandalkan bahanbahan ala
mi tanpa menggunakan bahan
ki mia sintetis.Pertanian organik
sangat identik dengan pertanian
ber kelanjutan. Sebab, pertanian
organik bertujuan untuk menjaga
keles tarian ekologi serta kese
hatan makhluk hidup.
Mengingat keberadaan sektor
pertanian di masa pandemi
Covid19 ini sangat penting da lam
rangka menjaga ketahanan pa
ngan, SMKPP Negeri Saree, Aceh
Besar dengan dukungan Kan tor
Perwakilan Bank Indonesia (BI)
Provinsi Aceh, melaksanakan per
tanian organik terpadu klaster
BI Dukung Pengembangan Pertanian Organik Terpadu di Aceh
tanaman pangan dan hortikultura
me lalui pembuatan demplot padi,
ba wang merah, dan cabai merah pa
da lahan 0,2 hektare di kompleks se
kolah tersebut.
Pada 17 Juni 2021, Kepala Per
wakilan Bank Indonesia Provinsi
Aceh, Achris Sarwani, bersama
Ke pala Dinas Pertanian dan Per
kebu nan (Kadistanbun) Aceh, Ir Cut
Huzaimah MP, melalui Sekretaris
Dinas Azanuddin Kurnia SP MP, serta
sejumlah pejabat lainnya meng hadiri
panen bersama komoditas bawang
merah pada demplot per tanian
terpadu klaster ketahanan pangan
menggunakan teknologi de komposer
MA11 di SMKPP Negeri Saree.
Achris Sarwani berharap dem
plot SMKPP Negeri Saree dapat
men jadi contoh bagi petani dan
sebagai pusat pelatihan organik. Ia
juga berharap hadirnya toko organik
yang menjual pupuk organik dan
hasil tanaman organik. “Kami juga
berharap Bank Aceh Syariah pada
saatnya nanti dapat membantu
petani dalam pembiayaan untuk
me ningkatkan bisnis pertanian dan
pendapatan mereka,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Per
kebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir Cut
Huzaimah MP, melalui Sekretaris
Dinas Azanuddin Kurnia SP MP,
sangat mendukung program ter
sebut.Hal ini, menurutnya, sa
ngat penting dalam rangka pe
ngembangan pangan sehat dan
mun culnya sumberdaya pertanian
ma ju, mandiri, dan modern di ka
langan petani millenial.
“Program ini juga untuk men
dukung program Gerakan Mandiri
Pangan (Gampang) dan Aceh Troe,
serta ketahanan pangan nasional,”
sambung pria yang akrab disapan
Azan, ini. Jika mau me lak sanakan
per tanian organik, tambah Azanud
din, petani akan meraup keun tu
ngan yang lebih banyak.
Kepala SMKPP Negeri Saree,
Muhammad Amin SP MP berterima
kasih dan menyambut baik kerja
sama dengan BI. Menurutnya, labo
ratorium mini MA11 tersebut nanti
akan menjadi sarana praktik siswa
dan membuka lapangan kerja untuk
alumni dan petani milenial.(*)
Germas Pemangkasan Tanaman Kakao untuk Tingkatkan Produksi Ini memang bukan
persoalan yang mudah. Tapi, kita harus yakin,
optimis, dan tetap semangat bahwa kita
bisa dan mampu dalam merawat tanaman
kakao dengan baik demi peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan petani.”
Ir. CUT HUZAIMAH, MPKadistanbun Aceh
Kakao (cokelat) merupa
kan salah satu komoditas
andalan bagi sub sektor
perkebunan di Indonesia
secara umum, dan Aceh khususnya.
Karena itu, merawat kebun kakao
dengan baik akan meningkatnya
produksi serta menghasilkan cokelat
yang berkualitas dan memiliki cita
rasa yang khas. Jika ini terjadi, maka
secara lambat laun akan menambah
pendapatan para petaninya.
Mengacu pada kondisi tersebut,
Pemerintah Aceh melalui Dinas Per
tanian dan Perkebunan (Distanbun)
Aceh menjadikan pengembangan
tanaman kakao sebagai salah satu
skala prioritas melalui berbagai
program kerja. Kegiatan terbaru
yang dilaksanakan dinas yang kini
dikepalai oleh Ir Cut Huzaimah MP,
adalah Gerakan Massal (Germas)
Pemangkasan Tanaman Kakao yang
diluncurkan di Gampong Siron Paloh,
Kecamatan Padang Tiji, Pidie, awal
April 2021 lalu.
Selain seratusan petani yang
langsung memangkas tanaman ka
kao secara massal, acara itu juga di
hadiri Wakil Bupati Pidie, Fadlullah TM
Daud ST, bersama unsur Forkopimda
dan sejumlah kepala SKPK terkait,
Dandim 0102/Pidie, Letkol Arh
Tengku Sony Sonatha SE MIP, Ketua
Forum Kakao Aceh, Ir T Iskandar MSi,
Kepala Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Aceh, Ir M Ferizal
MSc, akademisi, penyuluh pertanian,
tokoh masyarakat, dan sejumla ta
mu undangan lainnya.
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzai
mah MP, mengatakan, Germas ini
dilak sanakan pihaknya guna mem
bang kitkan semangat petani untuk
memangkas tanaman kakaonya
secara rutin. Sebab, menurutnya,
pemangkasan sangat penting dalam
rangka menjaga keberlangsungan
budidaya dan produktivitas tanaman
tersebut. Dengan pemangkasan,
tam bah Cut Huzaimah, pertumbuhan
ta naman kakao akan optimal, se hat,
dan meminimalisir serangan orga
nisme pengganggu tanaman (OPT).
“Mengganti kebiasaan lama
dalam hal ini memangkas tanaman
kakao secara rutinmemang su
lit, tapi bukan berarti tak bisa dila
kukan. Pemangkasan rutin harus
kita biasakan, agar pertumbuhan
ta naman kakao akan optimal,
sehat, dan berproduksi lebih
banyak lagi,” jelas Cut Huzaimah.
Adapun tujuan dari pemang
kasan tanaman kakao, sebut Cut
Huzaimah, agar tanaman te tap ren
dah sehingga mudah perawatan nya,
membentuk cabangcabang pro
duk si yang baru secara berkesinam
bungan, mempermudah masuknya
cahaya (difusi) dan memperlancar
sirkulasi udara dalam tajuk, serta
memudahkan pengendalian ha
ma dan penyakit tumbuhan (HPT)
sehingga mengurangi terjadi nya
fluk tuasi produksi yang ta jam, ke
matian tanaman akibat pembuahan
yang berlebihan, dan dapat mengu
rangi dampak kekeringan.
“Kakao yang tumbuh dengan
begitu tinggi, tentu akan merugikan
petani karena nutrisi yang diserap
akar pohon dari tanah disebarkan ke
seluruh ranting. Jadi, pohon Ka kao
yang terlanjur tinggi dan tidak dirawat
dengan baik, buahnya ti dak lagi
tumbuh, dan jika tumbuh ta naman
lain di sekitarnya akan meng ganggu
penyerapan nutrisi dari ta nah,”
ungkap Kadistanbun Aceh.
Pemangkasan, menurut Cut
Huzaimah, juga bertujuan untuk
mem buang cabang tua yang kurang
pro duktif atau terserang hama
penya kit, sehingga hara dapat di
distri bu sikan ke cabang muda yang
le bih produktif. Dengan demikian,
pro duktivitas tanaman kakao yang
opti mal bisa dicapai secara terus
me nerus,”ucapnya.
“Ini memang bukan persoalan
yang mudah. Tapi, kita harus yakin
bahwa usaha ini demi peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan
petani,” kata Cut Huzaimah optimis.
Ia juga memberi apresiasi kepada
petani yang selalu merawat tanaman
Kakao dengan serius. (*)
“
Kadistanbun Aceh, Ir Cuta Huzaimah MP, dan pejabat lainnya foto bersama pada lauching Germas Pemangkasan Tanaman Kakao di Kecamatang Padang Tiji, Pidie.
Panen perdana bawang merah di lahan pertanian organik, Kompleks SMK-PP Saree, Aceh Besar.
8 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
9DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI UTAMA
Pemerintah terus berupaya
meningkatkan produksi
pangan nasional. Sa
lah satu strategi yang
dila kukan adalah melalui opti
masi lahan. Optimasi lahan meru
pakan salah satu langkah dalam
mengantisipasi kekurangan lahan
untuk memproduksi padi. Kegiatan
ini bertujuan untuk meningkatkan
Indeks Pertanaman (IP) dan pro
duk tifitas lahan sawah melalui pe
Kabid Tanaman Pangan
Dinas Pertanian dan Perkebunan
(Distanbun) Aceh, Safrizal SP
MP, menjelaskan, program
penanaman padi tiga kali setahun
(IP300) merupakan salah satu
Cara Pemerintah Aceh Pertahankan Swasembada
Secara Berkelanjutan
Program penanaman padi tiga kali setahun (IP
300) merupakan salah satu skenario Pemerintah Aceh
untuk mempertahankan swasembada beras secara
berkelanjutan.”
SAFRIZAL SP, MPAKabid Tanaman Pangan
Distanbun Acehskenario Pemerintah Aceh untuk
mempertahankan swasembada
beras secara berkelanjutan. Program
ini, menurutnya, menerapkan
full mekanisasi mulai dari olah
tanah menggunakan traktor roda
empat, penanaman dengan jarwo
transplanter, dan pemanenan meng
gunakan combine harvester.
“Hal ini dimaksudkan agar
biaya produksi lebih bisa ditekan
dan prosesnya cepat, serta sejalan
dengan program Kementerian Per
tanian RI yaitu mekanisasi pertanian
harus diterapkan dari hulu hingga ke
hilir,” ujar Safrizal.
Tahun 2019, sebut Safrizal,
Pemerintah Aceh melalui Distanbun
Aceh mengembangkan Padi cluster
IP300 pada areal seluas 500
hekatre (Ha) di Kecamatan Kuta
Malaka dan Indrapuri, Aceh Besar.
Tahun 2020, sambungnya, program
IP300 ditingkatkan menjadi 1.600
Ha yang meliputi 500 Ha di Aceh
Besar, 500 Ha di Aceh Utara, 300 Ha
di Pidie Jaya, dan 300 Ha di Abdya.
Pada Tahun ini, tambah Safrizal,
pengembangan padi cluster IP
300 terus diperluas ke sejumlah
kabupaten/kota lain dengan areal
seluas 1.900 Ha. Lokasinya meliputi
Aceh Utara seluas 500 Ha, Aceh
Timur 500 Ha, Pidie 300 Ha, Pidie
Jaya 300 Ha, dan Abdya 300 Ha.
“Kita juga memberikan dukungan
untuk lahan di sekitar lokasi padi IP
300 sebagai penyangga. Tujuannya,
agar pemilik sawah di kawasan
penyangga itu juga tertarik untuk
meningkatan indek penanaman
(IP),” jelasnya.
Safrizal menambahkan, pro
duktivitas yang dihasilkan melalui
kegiatan ini ratarata 78 ton per
haktere. Jumlah itu, me ningkat
dibanding dengan produktitivas
pada kegiatan di luar IP 300 yaitu
56 ton per hektare. “Program
IP300 ini juga akan menambah
pendapatan petani karena mereka
bisa menaman dan memanen padi
tiga kali dalam setahun. Hal itu
pada akhirnya akan membantu
mengurangi angka kemiskinan di
Aceh,” ungkap Safrizal. (*)
Program IP300 akan menambah pendapatan
petani karena mereka bisa menaman dan memanen padi tiga kali setahun. Hal
itu pada akhirnya akan membantu mengurangi
angka kemiskinan di Aceh.”
Ir. CUT HUZAIMAH, MPKadistanbun Aceh
Tingkatkan Produksi Pangan Melalui Optimasi Lahan
nyediaan sarana produksi (pupuk)
dan bantuan pengolahan tanah. Pe
nanaman padi tiga kali setahun (IP
300) merupakan salah satu bentuk
optimasi lahan yang dilaksanakan
pemerintah.
Karena itulah, Pemerintah Aceh
melalui Dinas Pertanian dan Per
ke bunan (Distanbun) Aceh melan
jutkan Gerakan IP300. Setelah di
Aceh Besar pada 2019 dan di bebe
rapa daerah lain pada 2020, tahun
ini Distanbun Aceh melak sanakan
program yang sama di Kabu
paten Aceh Timur, tepatnya di areal
persawahan Gampong Paya Meu
ligoe, Kecamatan Peureulak, seluas
500 hektare (Ha).
Gerakan Tanam Padi IP300
yang dimulai pada 10 Juni 2021,
itu dihadiri Bupati Aceh Timur yang
diwakili Asisten II Aiyub SKM MSi
dan Ketua DPRK Aceh Timur, Kadis
tanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP,
Kepala BPTP Aceh, unsur Muspikan
Peu reulak, dan sejumlah tamu un
dangan lainnya. Gerakan itu melibat
kan petani penerima manfaat ser ta
penyuluh dan mantri Tani di Keca
matan Peurelak sebanyak 65 orang.
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzai
mah MP, mengatakan, selain untuk
peningkatan indeks penanaman,
program IP300 juga difokuskan un
tuk peningkatan produktivitas pa
di. Untuk memastikan kegiatan itu
terlaksana dengan baik, sebut Cut
Huzaimah, pihaknya juga menye
rahkan bantuan berupa benih ung gul
dan pupuk kepada petani. “Peme
rintah Aceh juga fokus mengawal
program ini dengan menyediakan
asuransi pertanian bagi petani.
Sehingga, petani akan terhindar dari
kerugian jika terjadi gagal panen,”
ungkapnya.
Lebih lanjut Cut Huzaimah me
nga takan, gerakan tanam ini juga
dalam rangka mengedukasi petani
tentang teknologi pertanian modern
yang menggunakan full meka
nisasi; langkah antisipatif terhadap
makin berkurangnya luas baku
sawah akibat alih fungsi lahan, ser
ta meningkatkan produksi dan pro
duktifitas padi yang pada akhirnya
akan membuat kesejahteraan petani
semakin baik.
Bagi Aceh Timur, ini merupakan
kali pertama melaksanakan pro
gram IP300. Karena itu, kata Cut
Huzaimah, sangat penting Bupati
Aceh Timur dan SKPK terkait un
tuk terus mendorong petani agar
mempercepat penanaman padi
sawah dan padi lahan kering ter
utama pada kecamatankecamatan
sentra produksi. “Kami sangat yakin,
Bapak Bupati berserta jajarannya
mampu melakukan hal itu,” ujarnya.
Sambut baik
Pemkab Aceh Timur, menyambut
baik penanaman padi pertana dengan
sistem IP300 di kabupaten itu. “Kita
ikut andil dalam menjaga stabilitas
pangan nasional, khusus nya di wilayah
Aceh Timur,” ujar Asis ten ll Setdakab
Aceh Timur, Aiyub SKM MSi, saat
mewakilan Bupati pada peluncuran
program tersebut. (*)
“
“
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, memberikan keterangan kepada wartawan seusai peluncuran Program IP-300 di persawahan Gampong Paya Meuligoe, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur.
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, coba mengoperasikan mesin penanam padi saat launching Program IP-300 di persawahan Gampong Paya Meuligoe, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur.
8 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
9DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI UTAMA
dan merugikan pada ta naman padi.
Serangga kecil ini menghisap cairan
tumbuhan dan sekaligus menyebarkan
vi rus (terutama Reovirus) yang menye
babkan penyakit tungro. Pada MT
Gadu di Aceh, serangan hama ini juga
tertinggi di Aceh Utara serta terendah
di Simeulue.
Ketiga, Penggerek Batang.
Penggerek Batang Padi menyerang
semua stadium pertumbuhan tana
man padi. Hasil analisis me nun juk kan
bahwa serangan penggerek ba tang
padi tertinggi pada MT Gadu tetap
masih berada di daerah yang paling
luas tanaman padinya yaitu di Aceh
Utara, dan terendah di Aceh Singkil.
Keempat, Penyakit Hawar Da
un Bakteri (Penyakit Kresek). Ha ma
ini disebabkan oleh bakteri Xantho
monas oryzae, yang mana serangan
oleh bakteri ini dapat mengakibatkan
kerusakan tanaman dan menurun
kan hasil produksi tanaman padi.
Bah kan, dalam serangan berat da pat
mengakibatkan terjadinya Pu so. Di
Aceh, penyakit ini dalam masa ta nam
Gadu selama lima tahun terakhir
tertinggi terjadi di Aceh Timur dan
terendah di Simeulue.
Kelima, Penyakit Blas. Pada fase
dan bibit pertumbuhan vegetative
tanaman padi P. grisea menginfeksi
bagian daun dan menimbulkan
gejala penyakit berupa bercak co klat
Padi Musim Gadu adalah padi yang
ditanam pada musim gadu/kemarau
yaitu periode AprilSeptember. Padi
yang ditanam pada musim ini biasanya
mengalami kekurangan air, sehingga
ber pengaruh pada pertumbuhan
ta naman. Waktu menanam padi ga
du juga sangat sempit karena per
sediaan air cukup terbatas. Karena
itu, dibutuhkan kerja keras dari
semua pihak mulai dari petani hingga
dinas terkait untuk memastikan
penanaman padi musim gadu bisa
berjalan dengan baik dan hasilnya
panen optimal.
Penanaman padi pada musim
gadu perlu dipastikan berjalan de ngan
baik karena ini juga merupakan bagian
dari upaya menuju swa sembada beras
dan wujud dari ketahanan pangan
nasional, terlebih di masa pandemi
saat ini. “Sesuai dengan tupoksi,
kami siap mengawal penanaman
padi di musim gadu,” ujar Kepala
Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai
Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura
dan Perkebunan (UPTD BPTPHP) Aceh,
Zulfadli, SP MP, pekan lalu.
Untuk memastikan masa ta
nam padi musim gadu sesuai jad
wal, menurut Zulfadli, pihaknya
sejak beberapa waktu lalu sudah
melakukan pendataan awal jadwal
tanam padi di sejumlah kabupaten/
kota. “Pendataan itu penting kita
lakukan karena lahan pertanian di
Aceh masih ada yang tadah hujan, di
samping yang sudah terairi oleh air
irigasi,” ungkapnya.
Zulfadli juga mengungkapkan,
Dengan terkendalinya serangan hama dan
penyakit, maka tujuan dari budidaya tanaman padi
akan tercapai.”
NONA EVI MAULINA, SP, MMKasi Proteksi THP UPTD
BPTPHP Aceh
OPT Dominan pada Tanaman Padi Harus Selalu Diwaspadai
Budidaya tanaman padi di
musim gadu tidak akan terlepas
dari ancaman hama dan penyakit
yang sering menyerang tanaman
padi. Karena itu diperlukan
pengetahuan petani untuk bisa
mengenal jenisjenis hama dan
penyakit yang menyerang pada
tanaman padi, agar mereka
bisa mengidentifikasikan dan
menginventarisasi. Sehingga
dapat menerapkan pengendalian
secara cepat, tepat dan akurat.
Kasi Proteksi Tanaman Pa
ngan dan Hortikultura (THP) Unit
Pelaksana Teknis Dinas Ba lai
Proteksi Tanaman Pangan Horti
kultura dan Perkebunan (UPTD
BPTPHP) Aceh, Nona Evy Maulina
SP MM, menjelaskan, dengan ter
kendalinya serangan hama dan pe
nyakit, maka tujuan dari peningkatan
kualitas dan kuantitas produksi padi
secara maksimal akan tercapai.
Pemantauan dan pengamatan,
menurut Nona, merupakan kom
ponen penting dan mendasar da
lam sistem perlindungan tanaman
pangan. Pemerintah wajib mengatasi
keadaan dan populasi atau ting kat
serangan OPT (organisme peng
ganggu tumbuhan), terutama OPT
utama pada padi seperti tikus,
wereng ba tang cokelat, penggerek
batang pa di, penyakit hawar daun
bacteri (pe nyakit kresek ), penyakit
blas, dan tungro.
“Keberhasilan pengamanan pro
duksi dilihat dari aspek perlindungan
tanaman pangan, sangat tergantung
kepada kecepatan dan ketepatan
dalam pengambilan keputusan,”
ujar Nona. Ia kemudian men jelaskan
tentang 6 (enam) jenis OPT utama
pada tanaman padi di musim gadu
yang harus selalu diwaspadai
berdasarkan data 5 (lima) tahun
terakhir (2016 2020).
Pertama, Tikus. Tikus sawah
meru pakan hama utama penyebab
ke rusakan pada tanaman padi, me
nyerang sejak di persemaian, hingga
panen. Hasil analisis menunjukkan
bahwa serangan tikus pada MT Gadu
tertinggi terjadi di Aceh Utara yang
merupakan sentra utama padi Aceh
dan terendah di Subussalam.
Kedua, Wereng Batang Coklat.
Wereng Batang Coklat adalah sa lah
satu hama padi yang paling ber bahaya
berbentuk belah ketupat yang di
sebut Blas. Sama halnya seperti
penyakit kresek, penyakit blas ini
juga banyak menyerang di Aceh
Timur dan terendah di Aceh Selatan.
Keenam, Tungro Penyakit
tung ro disebabkan oleh jenis virus
yang berbeda. Bentuk batang Rice
Tungro Baciliform Virus (RTBV),
Bentuk Bulat Rice Tungro Spheical
Virus (RTSV) , namun penyakit ini
hanya terjadi di Aceh Selatan. (*)
“Sesuai dengan tupoksi, kami siap mengawal penanaman padi di
musim gadu.”
ZULFADLI, SP, MPKepala UPTD BPTPHP Aceh
UPTD BPTPHP Kawal Penanaman Padi Musim Gadu
pihaknya sudah mengarahkan pe
tani untuk mengikuti jadwal masa
tanam padi yang sudah disepakati.
“Jadwal tanam tersebut perlu dipa
tuhi bersama, sehingga proses
tanam padi di daerah hulu dan hilir
bisa terlaksana semuanya. Sebab,
kalau masa jadwal tanam tertunda
bisa jadi berdampak hasil panen
nantinya,” timpal Zulfadli.
Ia menambahkan, pihaknya juga
akan terus melakukan pendampingan
dan pengawalan me lalui petugas
POPTPHP (Pengendali Organisme
Pengganggu TumbuhanPengamat
Hama Penyakit) yang tersebar di
seluruh Aceh sebanyak 154 orang
secara berkelanjutan mulai dari
proses persiapan tanam hingga
panen tiba. Petugas lapangan me
nerapkan konsep “SPOT STOP”
dalam pengelolaan OPT yaitu pe
ngamanan dan tindakan yang
dila kukan sedini mungkin untuk
mengendalikan sumber serangan
OPT supaya tidak menyebar dan me
nimbulkan kerusakan yang berakibat
pada rendahnya produksi bahkan
gagal panen.
Pada bagian lain, ia menjelaskan,
pembangunan pertanian bidang
pertanian di Indonesia menghadapi
berbagai masalah. Di antaranya,
sebut Zulfadli, adanya kecendrungan
pemakaian pestisida yang tidak
tepat dan berlebihan oleh petani
menyebabkan resurgensi, resistensi
dan perubahan status hama; ter
ganggunya kesehatan masyarakat
akibat upaya pengendalian OPT
yang mengutamakan penggunaan
pes tisida; serta meningkatnya biaya
produksi usaha tani akibat praktek
pengendalian OPT oleh petani yang
tidak efektif dan efesien.
Untuk mengatasi hal itu, tambah
Zulfadli, strategi operasional yang
dilakukan pihaknya antara lain: me
masya rakatkan PHT melalui SLPHT,
diseminasi, dan sosialisasi tek
no logi pengendalian OPT spe sifik
lokasi; mengembangkan tek nologi
pengendalian OPT dan budi daya
ramah lingkungan spe sifik lokasi;
Optimalisasi fungsi Laboratorium
PHP sebagai pusat pemasyarakatan
PHT, diseminasi teknologi perlin
dungan tanaman; serta menumbuh
kembangkan kelem ba gaan perlin
dungan tanaman di kelompok tani
Untuk diketahui, UPTD BPTPHP
Aceh adalah salah satu unit pelaksana
teknis yang yang me miliki struktur
organisasi pada Dinas Pertanian dan
Perkebunan (Distanbun) Aceh. UPTD
ini mem punyai tugas melaksanakan
se bagian kegiatan teknis operasional
pro teksi tanaman pangan, hortikul
tura, dan perkebunan dalam rang
ka pengamanan produksi un tuk
meningkatkan persentase per ta
naman aman dari serangan Orga nisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan
Dampak Perubahan Iklim (DPI ).
Dalam melaksanakan tugasnya,
UPTD BPTPHP dibantu empat labo
ratorium OPT yang masing masing
berada di Keumala (Pidie), Peureulak
(Aceh Timur), Pulo Ie (Nagan Raya),
dan Banda Aceh. Selain itu khusus
untuk penanganan serangan OPT
perkebunan juga tersedia satu
laboratorium yang berlokasi di Banda
Aceh. Tugas pokok La boratorium PHP
TPH adalah me lak sanakan sebagian
kegiatan tek nis operasional UPTD di
bidang konservasi dan pelestarian
dalam ke giatan pengamatan, pera
malan dan pengendalian OPT. (*)
“Tikus. Tungro. Kerdil Rumput.
Distanbun Aceh melaksanakan kegiatan pengendalian OPT di wilayah endemis.
10 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
11DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI INVESTIGASI
DINAS Pertanian dan Per
kebunan (Distanbun)
Aceh melalui Bidang
Hor tikultura pada
tahun 2021 masih fokus pada pe
ngem bangan dua komoditas ta
naman sayur yang selama ini se
lalu menyebabkan inflasi. Kedua
komditas itu adalah cabai merah dan
bawang merah. Sementara untuk
tanaman buah, jeruk dan pisang
masih menjadi prioritas.
Kabid Hortikultura Distanbun
Aceh, Ir Chairil Anwar MP, men
jelaskan, untuk cabai, dari segi
produksinya dibanding dengan ke
Artinya, benih pisang barangan merah dari Laboratorium Kultur
Jaringan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh
sudah berstatus legal dan berlabel.”
Ir. MASNIARKasi Benih dan Perlindungan
Tanaman Hortikultura Distanbun Aceh
Masyarakat Minati Bibit Pisang Hasil Kultur Jaringan
Dinas Pertanian dan Per
kebunan (Distanbun) Aceh te rus
berupaya meningkatkan pro
duk si hasil pertanian pada sub
sektor hortikultura. Bahkan, pe
ngembangan berbagai je nis ta
naman hortikultura men jadi salah
satu program prioritas. Ka rena
itu, pembangunan subsektor ini
terus dilakukan secara kontinyu da
lam rangka memenuhi ketersediaan
pro duk hortikultura di lingkup Provinsi
Aceh maupun nasional.
Kasi Benih dan Perlindungan
Tana man Hortikultura Distanbun
Aceh, Ir Masniar, mengungkapkan,
salah satu tanaman hortikultura
yang pengembangnnya menjadi
pri oritas adalah tanaman pisang
barangan merah. Distanbun Aceh
me lalui Bidang Hortikultura, menu
rut nya, memperbanyak pi sang ba
rangan tersebut dengan sis tem kul
tur jaringan (kuljar) di labo rato rium
(lab) dinas tersebut.
“Laboratorium kultur jaringan
Distanbun Aceh selama tiga tahun
20162018 sudah menghasilkan
benih pisang sebanyak 31.400 ba
tang dan sudah disalurkan ke ke
lompok tani yang tersebar di bebe
rapa kabupaten/kota. Aceh Timur
merupakan kabupaten terbanyak
mem budidayakan tanaman pisang
yaitu 19.400 pohon, disusul Sa
bang sebanyak 3.900 pohon. Kita
juga meng edukasi masyarakat
yang da tang ke laboratorium,” ujar
Masniar.
Seiring berjalannya waktu dan
tun tutan agar benih harus berlabel,
me nurut Masniar, Laboratorium Kul
tur Jaringan Distanbun Aceh di ba
wah pengelolaan Seksi Benih dan
Perlindungan Tanaman Hortikultura
Bidang Hortikultura bekerja sama
de ngan UPTDBPSB (Balai Pengawa
san Sertifikasi Benih) selalu ber
koor dinasi untuk pengesahan pohon
induk berlabel yang ada di kompleks
dinas tersebut.
Dari hasil koordinasi itu, se but
Masniar, pada 11 Juni 2020, Po
hon Induk Pisang Barangan Me rah
sebanyak 30 pohon sudah men da
pat kan Nomor Registrasi Rumpun
In duk Kelas Benih Pokok yaitu “label
ungu” dengan jenis pisang varietas
“ba rangan merah” dari BPSB Aceh.
“Arti nya, benih pisang barangan
me rah dari Laboratorium Kultur
Jaringan Dinas Pertanian dan Per
kebunan Aceh sudah berstatus le gal
dan berlabel,” imbuhnya.
Perbanyakan tanaman pisang
dari hasil Kultur Jaringan Distanbun
Aceh juga sudah mendapat apresiasi
dari istri Gubernur Aceh, Dr Ir Dyah
Erti Idawati. Hal itu dibuktikan
dengan diikutsertakan Distanbun
Aceh dalam Bakti Sosial di Pulo
Aceh, Kabupaten Aceh Besar, pada
2 Maret 2021 lalu. “Pada acara itu,
Ibu Dyah menyerahkan bibit pisang
hasil Kultur Jaringan Distanbun
Aceh untuk Desa Dadap dan Pasi
Janeng masingmasing sebanyak
50 pohon,” katanya. Ia berharap
ke depan Laboratorium Kultur
Jaringan Distanbun Aceh mampu
menjadi penyedia bibit pisang hasil
kultur jaringan di Aceh. (*)
Cabai Merah Surplus, Bawang Merah Defisit
butuhan masyarakat Aceh, komo
ditas ini sudah surplus. Hanya saja,
menurutnya, Aceh masih terkendala
dari segi pengolahannya. “Salah
satu penyebabnya, hingga saat ini
belum ada UMKM yang bergerak di
bidang pengolahan cabai merah,”
ungkapnya.
Terkait dengan harga, sebut
Chairil, hingga sekarang harga cabai
merah hampir di seluruh Aceh masih
fluktuatif. Terkadang harganya
tinggi, tapi ada kalanya jatuh
hingga ke angka terendah. Hal ini,
menurut Chairil, terjadi karena tidak
terjadwalnya masa tanam komoditas
tersebut dari para pelaku usaha tani.
“Kalau menurut penilaian kami,
petani kita cenderung mengarah
seperti Teori Labalaba (cobweb).
Artinya, ketika harga tinggi orang
ramairamai menanam cabai merah.
Sehingga, saat panen over produksi.
Akibatnya, harga turun. Karena
harga turun, kemudian tak ada lagi
yang mau menanam cabai merah.
Kondisi itu menyebabkan produksi
minim. Karena barangnya nggak ada,
otomotis harga naik,” jelas Chairil
Anwar.
Ke depan, lanjut Chairil, di ka
bupaten/kota juga harus melakukan
penjadwalan masa tanam cabai
merah. Hal ini, perlu dilakukan
karena budidaya cabai merah sangat
tergantung pada kondisi cuaca atau
iklim. “Kalau kita menanam pada
cuaca yang tidak pas, tanaman cabai
merah akan mudah diserang oleh
jamur atau virus. Jika ini terjadi, maka
produksi akan turun,” timpalnya.
Ditanya bagaimana upaya dari
pihaknya dalam membantu petani
agar tersedianya tempat pengolahan
cabai merah, Chairil Anwar menga
takan, untuk pengolahan, pihaknya
hanya bisa masuk pada usaha skala
kecil atau usaha rumah tangga.
“Kalau untuk usaha skala kecil,
selama ini sudah jalan. Sudah
banyak industri rumah tangga yang
mengolah cabai merah men jadi
produk seperti saos dan te pung
cabai. Tapi, lanjutnya, untuk pe
ngolahan cabai dalam skala besar itu
bukan lagi tupoksi Distanbun Aceh.
Karena itu, dalam konteks itu harus
dilibatkan SKPA atau subsektor lain,”
kata dia.
Sementara untuk komoditas
bawang merah, lanjut Chairil, hingga
saat ini masih sangat kekurangan
alias defisit. Karena itu, menurutnya,
untuk memenuhi kebutuhan
masya rakat Aceh, bawang merah
masih harus didatangkan dari luar
daerahseperti Sumatera Barat dan
Pulau Jawamelalui distributor di
Sumatera Utara.
“Karena itu, ke depan pengem
bangan bawang merah akan jadi
prioritas kita. Sehingga walaupun
tidak surplus, tapi kita bisa me
nyediakan bawang merah sesuai
dengan kebutuhan masyarakat
Aceh,” ucap Chairil. Sedangkan un
tuk ta naman buah, Kabid Horti kul
tura Distanbun Aceh meng ung kap
kan, pihaknya saat ini fokus pada
komoditas jeruk dan pisang. “Kendala
kita selama ini ada lah banyak pisang
yang diserang fusarium. Karena itu,
ke depan pisang yang dikembangkan,
kita utamakan menggunakan bibit
hasil kultur jaringan,” ucapya.
Sekarang, menurutnya, di Dis
tanbun Aceh sedang menyiapkan
bibit pisang menggunakan kultur
jaringan (kuljar). Selama ini,
sebut Chairil, pihaknya mampu
menyiapkan 10 ribu bibit pisang hasil
kultur jaringan. Jadi, tambah Chairil
Anwar, bibit itulah nantinya yang
akan menjadi cikal bakal tersedianya
pisang yang sehat. (*)
Karena itu, ke depan pengembangan bawang merah akan jadi prioritas kita. Sehingga walaupun
tidak surplus, tapi kita bisa menyediakan
bawang merah sesuai dengan kebutuhan masyarakat Aceh.”
Ir. CHAIRIL ANWAR, MPKabid Hortikultura
Distanbun Aceh
“
“
Pejabat Distanbun Aceh meninjau lokasi pembibitan pisang barangan merah menggunakan sys-tem kultur jaringan.
10 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
11DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI PROMOSI
Pengembangan UPH berbasis kelompok, pada akhirnya dapat
meningkatkan pendapatan petani sekaligus
meningkatkan kesempatan kerja atau lapangan
pekerjaan.”
SRI MULYANI, SHP, SP, M.SiKasi Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Distanbun Aceh
Tingkatkan Nilai Tambah Produk
Melalui UPH
Penanganan pengolahan hasil
tanaman pangan merupakan pro
ses lanjutan yang perlu dilakukan
untuk memperoleh nilai tambah.
Untuk mencapai maksud tersebut,
Pemerintah Aceh melalui Dinas
Pertanian dan Perkebunan (Dis
tanbun) Aceh memberikan ban tuan
kepada kelompok tani/pe laku usaha
tanaman pangan be r upa fasilitasi
Unit Pengolahan Ha sil (UPH) berupa
bantuan alat pengolahan dan
bangunan UPH.
Kasi Pengolahan dan Pema
saran Hasil Tanaman Pangan Distan
bun Aceh, Sri Mulyani SHP SP MSi,
mengtakanam, pemberian ban tuan
itu dimaksudkan untuk memberi
nilai tambah pada ko moditi tanaman
pangan seperti jagung, kedelai, dan
tanaman pa ngan lainnya.
Penguatan nilai tambah melalui
pengolahan, menurut Sri Mulyani,
dapat mendorong variasi produk
berbasis sumber daya lokal, me
ningkatkan daya saing, daya simpan,
kemudahan distribusi, perluasan
pasar produk, pemenuhan nutrisi,
peningkatan keamanan produk,
opti malisasi sumber daya dan pe
ning katan struktur perekonomian.
“Pengembangan UPH berbasis
kelompok, pada akhirnya dapat
me ningkatkan pendapatan pe
tani sekaligus meningkatkan ke
sem patan kerja atau lapangan pe
kerjaan,” jelas Sri Mulyani seraya
menyatakan petani penerima UPH
tidak hanya menjual dalam bentuk
hasil panen, namun bisa juga dalam
bentuk hasil olahan baik itu turunan
1, 2, bahkan 3.
Provinsi Aceh, lanjut Sri Mulyani,
dalam empat tahun terakhir
penerima UPH terdiri atas 2018
sebanyak tujuh kelompok tani, 2019
sebanyak lima kelompok tani, 2020
sebanyak empat kelompok tani,
dan tahun 2021 sebanyak delapan
kelompok tani. Jenis UPH yang
diterima adalah jagung dengan hasil
olahan jagung pecah serta kedelai
dengan hasil olahan tempe dan tahu.
Penerima bantuan tahun 2018
berasal dari Aceh Besar, Pidie Jaya,
Aceh Utara, Gayo Lues, Aceh Jaya,
dan Aceh Selatan. Tahun 2019,
bantuan itu diterima kelompok tani
di Aceh Tamiang, Gayo Lues, Aceh
Tengah, dan Bener Meriah.
Tahun 2020, penerima bantuan
nya masingmasing di Aceh Singkil,
Aceh Selatan, Bener Meriah, dan Aceh
Besar. Sedangkan penerima bantuan
tahun 2021 meliputi kelompok tani
dari Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh
Tamiang, Aceh Barat, dan Aceh Barat
Daya. (*)
Distanbun Aceh Sosialisasi PLP2B ke
Sejumlah Daerah
Lahan merupakan fak tor
utama dalam pengem ba
ngan pertanian. Masalah
paling mendasar dari sek
tor pertanian adalah makin me
nyusutnya lahan pertanian akibat
alih fungsi lahan. Peningkatan jum
lah penduduk dan peningkatan ak
tivitas ekonomi juga berdampak
pa da kebutuhan lahan. Hal ini tentu
akan memicu terjadinya alih fungsi
lahan, sehingga memicu terjadinya
anomali pengembangan di sektor
pertanian. Seperti, kebutuhan lahan
pertanian di sektor pangan.
Luas lahan baku sawah baik yang
beririgasi teknis maupun tidak juga
menunjukkan laju penurunan dari
tahun ke tahun. Ratarata luasan la
han baku sawah berkurang sebesar
650 ribu hektare per tahun atau
ekui valen dengan 6,5 juta ton beras
(BPS), dengan asumsi produksi beras
10 ton per tahun. Laju alih fungsi
lahan pertanian selama tahun 2002
2010 mencapai lebih dari 50.000 ha
per tahun (BPN, 2011).
Perlindungan lahan pertanian
pa ngan berkelanjutan (PLP2B) meru
pakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam penataan ruang wilayah.
Ka rena itulah, Dinas Pertanian
dan Perkebunan Aceh pada akhir
April lalu mengadakan Pertemuan
Sosialisasi dan Pemantapan PLP2B
di sejumlah daerah. Sasarannya
adalah percepatan lahirnya Qanun
Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) di
kabupaten/kota.
Kabid Sarana dan Prasarana
Distanbun Aceh, Fakhrurrazi SP MSc,
menyebutkan, pertemuan kegiatan
itu dilaksanakan di sembilan kabu
paten/kota yaitu Aceh Timur, Aceh
Tamiang, Aceh Utara, Bireuen, Pidie,
Aceh Besar, Aceh Tengah, Aceh Barat
dan Aceh Barat Daya.
Adapun pesertanya terdiri atas
sejumlah SKPK terkait, kantor
pertanahan kabupaten/kota, Badan
Pusat Statistik (BPS) kabupaten/
kota, seluruh ca mat di masing
masing kabupaten/kota, serta
kepala balai penyuluhan per tanian
(BPP) dan koordinator man tri tani.
Di setiap lokasi, pe
sertanya 40 orag.
F a k h r u r r a z i
menjelaskan, tu
juan PLP2B antara
lain menjamin ter
sedianya lahan
per tanian pa ngan
ber ke lanjutan; me
wu judkan ke man
di rian, keta ha nan,
dan ke dau latan pa
ngan; mening kat kan
per lindungan dan
pemberdayaan pe
tani; mening kat kan
penyediaan la pangan
kerja bagi ke hidupan
yang la yak; memper ta
han kan keseim ba ng an eko logis; dan
me wu jud kan revitali sa si pertanian.
Terbaru, sosialisasi itu di Aula Hotel
Khalifah, Aceh Timur, pada 21 April
2021 dan di Aula SKB Aceh Tamiang
pada 23 April 2021. Narasumber
yang diundang yaitu Kadis Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura
Aceh Timur, drh Muhammad Mahdi,
Kadis Pertanian, Perkebunan dan
Peternakan Aceh Tamiang, Yunus
SP, Kabid Sarana dan Prasarana
Distanbun Aceh, Fakhrurrazi SP MSc),
dan Tenaga Ahli Distanbun Aceh, Dr
Purwana Satriyo STP MT.
Menurut Fakhrurrazi, pening
katan kebutuhan lahan membuat
alih fungsi lahan pertanian
khususnya lahan sawah dipandang
sebagai ob jek yang paling mudah
untuk dialih fungsikan. Melalui
UndangUn dang Nomor 41 Tahun
2009 dan Peraturan Pemerintah
turunannya, kata Fakhrurrazai,
pemerintah ber upaya melakukan
pengendalian alih fungsi lahan
pertanian melalui per lindungan
lahan pertanian pa ngan sebagai
salah satu upaya un tuk mewujudkan
ketahanan dan ke daulatan pangan.
“Pelaksanaan kegiatan perlin
dungan lahan dengan percepatan
pe nyusunan Qanun tentang Per
lindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan merupakan langkah
konkret dalam melindungi lahan
per tanian pangan,” jelasnya.
Melalui percepatan penetapan
Qanun atau Peraturan Bupati/Per
aturan Wali kota, tambah Fakhrurrazi,
maka komitmen pene ta pan Kawasan
Pertanian Pangan Berkelanjutan
(KP2B), Lahan Per tanian Pangan Ber
kelanjutan (LP2B), Lahan Cadangan
Per tanian Pangan Berkelanjutan
(LCP2B) dalam RTRW dan/atau RDTR
Kabupaten/Kota diharapkan dapat
mengendalikan lahan pertanian agar
tidak dialihfungsikan menjadi per
untukan lainnya. (*)
Pelaksanaan kegiatan perlindungan lahan dengan
percepatan penyusunan Qanun tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan merupakan
langkah konkret dalam melindungi lahan pertanian
pangan.”
FAKHRURRAZI, SP, M.ScKabid Sarana dan Prasarana
Distanbun Aceh
“
“Warga memanfaatkan UPH bantuan Distanbun Aceh untuk menggiling padi.
12 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
13DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI PROTEKSI
Tanaman pisang meru
pakan salah satu ko
mo diti buahbuahan
yang telah lama dike
nal dan dibudidayakan oleh pe tani
di Indonesia. Popularitas tanaman
pisang cukup tinggi dansering di
sajikan berupa makanan olahan dan
buah segar sebagai makanan tam
bahan yang bermanfaat untuk pe
nambahan gizi.
Budidaya tanaman pisang
tidak lepas dari serangan or
ganisme pengganggu tanaman
(OPT) sehingga menyebabkan pro
duksi dan mutu menurun yang ber
dampak kerugian secara ekonomis.
Ber dasarkan tinjauan pengamatan
dila pangan, penyebab menurunnya
pro duksi baik dari segi kuantitas dan
kualitas buah pisang disebabkan ka
rena serangan/gangguan dari bebe
rapa jenis hama dan penyakit.
Pada umumnya di Provinsi Aceh,
hama dan penyakit yang menye
rang tanaman pisang ada bebe
rapa jenis, yaitu:Penggerek Ba tang
Pisang, Penggerek Bonggol Pi sang,
Penggulung Daun Pisang, Ber cak
Coklat (Sigatoka), Layu Fusa rium,
dan Layu Bakteri.Tulisan ini ha nya
membahas empat jenis OPT tana
man pisang yang sangat berpotensi
merusak atau sebagai OPT utama
pada tanaman pisang. Keempat OPT
tersebut adalah:
Pertama, Penggerek Batang Pi
sang (Odoiphorus longicollis. Oli
vier). Hama ini jenis kumbang Ordo
Coleoptera, kumbang dewasa (Ima
go) meletakkan telurnya di pelepah
tanaman pisang satu persatu, bebe
rapa hari kemudian berkisar 78 ha ri
telur menetas, larva kumbang lang
OPT Pada Tanaman Pisang dan Pengendaliannya
Oleh: Khairul Basyar, SP
sung menggerek dan masuk kedalam
batang pisang. Akibat dari gerekan
larva (ulat) terjadi kerusakan pada
pem buluh kayu (xylem), sehingga
meng akibatkan tanaman sakit di ma
na pada keadaan kategori sera ngan
be rat tanaman pisang bisa mati.Ciri
ciri awal tanaman pisang terserang
ha ma penggerak batang hampir se
rupa dengan serangan penyakit layu
fusarium yaitu tampak daun me ngu
ning mulai dari pinggir pada daun tua.
Pencegahan dapat dilakukan de
ngan pemeliharaan tanaman pisang
(rumpun) tetap bersih, yang dapat
dilakukan dengan cara pemangkasan
daundaun tua, penjarangan ana
kan di atur 1 sampai 2 anakan yang
beda usia dan bebas gulma, de
ngan cara ini kumbang penggerek
ti dak suka bersarang disana serta
meng gunakan bibit bebas dari hama
penggerek batang.
Untuk upaya pengendalian, ki
ta harus berpedoman kepada pe
ngendalian yang berwawasan ling
kungan, adapun penggunaan racun
kimia adalah arternatif terakhir.Upa
ya pengendalian dapat dilakukan
sebagai berikut:
1. Sanitasi lingkukan dari sisasisa
atau tanaman terserang berat
dan dimusnahkan.
2. Memasang perangkap kumbang
dari batang pisang yang baru pa
nen diletakkan di tengahtengah
jalur pertanaman pisang dan
setelah terperangkap langsung
dimusnahkan.
3. Menggunakan agens hayati
Beau veria bassiana dengan cara
di apli ka sikan pada rumpun pi
sang, kumbangkumbang (ima
go) yang terinfeksi menjadi tidak
aktif lagi dan mati.
4. Menggunakan racun/insektisida
ber bahan aktif carbofuran. Cara
peng gunaannya dengan mem
bersih kan sekeliling rumpun
pi sang yang baru, kemudian
tabur kan di sekeliling rumpun
pi sang sesuai dosis anjuran dan
di tutup kembali dengan ta nah
ketebalan lebih kurang 5 cm,
hindari pemakaian pada tana
man pisang menjelang panen.
Kedua, Penggerek Bonggol Pisang
(Cos mopolites sordidus. Germar).
Hama penggerek bonggol pisang
ini mi rip dengan hama penggerek
ba tang pisang, dilihat dari bentuk
kum bang dan larvanya. Hanya saja
per bedaannya pada bagian tanaman
pisang yang diserang yaitu khusus
menyerang bonggol pisang saja.Aki
bat dari gerekan pada bonggol pi
sang menyebabkan kerusakan pem
buluh xylem sehingga mengganggu
transportasi nutrisi dan air yang me
nyebabkan tanaman pisang menjadi
sakit, pada kondisi serangan berat
ta naman pisang bisa tumbang dan
mati.Ciriciri awal serangan peng
gerek bonggol pisang sama dengan
peng gerek batang pisang yaitu ter
dapat noda bekas atau lubang gere
kan di sekitar bonggol pisang.
Pen cegahan hama ini dapat dila
kukan dengan sanitasi lahan dari
tana man terserang dan dimusnah
kan; gunakan bibit bonggol pisang
be bas dari hama penggerek bonggol;
dan pemeliharaan rumpun tanaman
pisang tetap bersih dari gulma dan
sisasisa tanaman.
Sedangkan pengendaliannya
meng utamakan teknik pengendalian
yang ramah lingkungan, seperti:
sani tasi lingkungan tanaman pisang
be bas dari gulma dan sisasisa
tana man; eradikasi tanaman dan
di mus nahkan; pemanfaatan agens
ha yati Beauvaria bassiana dengan
ca ra disemprotkan pada bagian da
han tanaman pisang, kumbang yang
terinfeksi tidak aktif lagi dan mati;
pemasangan perangkap meng
gunakan bonggol pisang diletakkan
di tengahtengah jalur tanaman
pisang; serta Pemakaian insektisida
ber bahan aktif carbofuran (ditabur
di sekeliling batang atau rumpun pi
sang kemudian ditutup dengan ta
nah ketebalan 5 cm), pada tanaman
pisang yang mendekati panen sa
ngat tidak dianjurkan.
Ketiga, Layu Fusarium(Fusarium
oxy spo rum f.sp).
Pe nyakit layu Fusarium dise
babkan oleh patogen (Fusarium oxy
sporum f. sp), patogen ini golongan
tular ta nah dan dapat bertahan
da lam ta nah sampai satu tahun.
Patogen ini masuk kedalam tanaman
melalui akar yang rusak, bonggol
bekas gerekanhama dan luka akibat
alat mekanisasi pertanian. Setelah
ma suk kedalam batang pisang, pa
togen ber kembang sangat cepat,
sehingga pem buluh kayu (xylem)
tanaman rusak dan transportasi nu
trisi dan air terhambat yang meng
akibatkan tanaman pisang sakit,
dalam kate gori serangan berat ta
na man pisang akan mati. Ciriciri se
rangan Fusarium menunjukkan ge jala
pada pinggiran daun tua me nguning
dan tulang daun membeku, jika buah
atau tandan keluar tidak berisi.
Pencegahannya dilakukan de
ngan menggunakan bibit bebas dari
patogen Fusarium; Pengaturan drai
nase untuk mengatur kelembaban
tanah; Jangan menggunakan per
alatan bekas dari tanaman sa kit
kecuali sudah disterilkan; Peman
faatan agens hayati Trichodermasp.
pada awal tanam; dan pemeliharaan
tanaman yang baik.
Sedangkan pengendalian bisa
dilakukan melalui pemusnahan tana
man yang terserang, lubang bekas
ta naman di bakar, beberapa hari ke
mudian taburkan Trichoderma. sp.
bersamaan pupuk organik; peman
faatan agens hayati antagonis
seperti cendawanTrichodermasp.
di aduk dengan pupuk organik dan
dita burkan di sekeliling rumpun pi
sang di tutup dengan tanah kete
balan 5 centimeter.Manfaat dari
Tricho dermasp. ini cukup baik bisa
me nekan bermacammacam pa
togen perusak tanaman.
Keempat, Layu Bakteri
(Ralstonia solanacearum). Penyakit
layu bakteri disebabkan bakteri
Ralstania solanacearum.Pe nyakit
ini termasuk penyakit tular tanah,
bakteri ini sanggup bertahan dalam
tanah bertahuntahun karena
mempunyai tanaman inang yang
cukup banyak termasuk tanaman
go longan Solanaceaeseperti ca bai,
terung, tomat, kentang dan lain
lain. Bakteri ini menyerang tana
man melalui perakaran yang rusak,
kemudian masuk kedalam tanaman
pisang dan mengeluarkan racun
me ngakibatkan pembuluhpem bu
luh xylem rusak, sehingga tana man
dengan serangan berat akan mati.
Ciriciri tanaman pisang ter
serang bakteri ini, gejala awal ada
nya perubahan warna pada daun
muda, terdapat garis coklat ke
kuningan kearah tepi daun hingga
seluruh daun menguning, berwarna
coklat dan akhirnya layu.Untuk me
mastikan serangan patogen ini ambil
bagian akar atau bonggol pisang
kemudian rendam di dalam air yang
bersih apabila keluar cairan seperti
asap ini dipastikan terserang bakteri.
Pencegahan penyakit layu bakteri
dapat dilakukan dengan beberapa
cara berikut:Menanam bibit pisang
bebas bakteri, sebelum tanam bi bit
dicelupkan kedalam larutan Agri
mycin atau menggunakan agens
ha yati antagonis Pseudomonas
fluo rescens; Alat mekanisasi yang di
pakai harus steril; dan Pengaturan
drai nase di lahan pertanaman.
Ada pun Upaya pengendalian yang
dila kukan harus mengedepankan tin
dakan yang ramah lingkungan, bebe
rapa upaya pengendalian penyakit
layu bakteri antara lain: eradikasi
tanaman terserang dan dimusnahkan;
pemanfaatan agens hayati antagonis
seperti Pseudomonas fluorescens
yang diaplikasikan pada rumpun pi
sang, pengendalian bisa dilakukan
ber ulang kali, serta eradikasi tanaman
sakit dengan menyuntikkan minyak
ta nah atau herbisida. (*)
nPenulis adalah Fungsional
POPT Terampil Penyelia
Gejala Serangan Penggerek Batang Pisang.
Larva Penggerek Batang Pisang.
12 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
13DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI MEKANISASI
Era industrialisasi saat ini telah membuat berpindahnya sebagian besar masya rakat agraris di
pede saan menuju ke kotakota sebagai masyarakat industri. Jumlah pen duduk yang besar berdampak pada peningkatan kebutuhan pangan yang signifikan. Masyarakat agraris dengan keterbatasan tenaga dituntut mampu memproduksi hasil panen dalam jumlah besar. Untuk mengatasi masalah tersebut, program intensifikasi dan atau ektensifikasi pertanian perlu dilakukan. Program tersebut mendorong pengembangan berbagai jenis alat dan mesin pertanian untuk mendukung program me kanisasi sebagai bagian dari pelaksanaan program intensifikasi termasuk pengembangan alat dan mesin penanam.
TSaat ini, petani mengenal dua me tode tanam, yaitu tanam benih dan tanam bibit. Tanam benih sudah dikenal oleh masyarakat petani sejak lama, dikenal sebagai metode tanam kering, dimana komoditas ditanam dalam bentuk benih dengan cara meletakannya pada media tanam (tanah) dalam kondisi kering (dalam jangkau olah). Tanam benih ini banyak dilakukan pada lahan pertanian tadah hujan khususnya pada Musim Tanam Pertama (MT1) dimana petani
Mengenal Alat Tanam Benih Tradisional dan Modern
Oleh:Dr. Radi, STP., M.Eng.
Dosen di Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(UGM), Yogyakarta
melakukan kegiatan tanam menjelang musim penghujan. Sementara tanam bibit adalah metode penanaman yang diawali dengan tahapan semai pada media khusus sebelum bibit muda tersebut dipindahkan ke lahan budidaya yang telah disiapkan. Umumnya, metode tanam ini dilakukan pada lahan beririgasi teknis, dimana penyiapan lahan dilakukan dalam kondisi tergenang air (basah). Berdasarkan metode tersebut, alat dan mesin tanam dibedakan menjadi dua, yaitu alat dan mesin tanam benih yang disebut dengan istilah seeder dan alat dan mesin yang digunakan untuk menanam bibit yang dikenal dengan istilah transplanter. Seeder merupakan alat dan mesin yang dikembangkan untuk metode tanam benih, berfungsi untuk memindahkan benih dari kotak benih (hopper) menuju lubang tanam dimana benih akan dibudidayakan. Dari sisi tenaga penggerak, alat dan mesin tanam dibedakan menjadi dua, yaitu alat tanam benih manual dan alat tanam benih dengan penggerak motor bakar (mesin).
Alat Tanam Benih ManualTugal merupakan alat tanam
yang paling sederhana dan telah dikenal oleh petani sejak lama. Alat ini digunakan oleh petani untuk membuat lubang tanam. Setelah terbentuk, benih dimasukan dalam lubang tanam
secara manual, dan kemudian lubang tanam ditutup menggunakan tanah ataupun pupuk dasar yang dilakukan secara manual pula. Hingga saat ini, tugal masih banyak digunakan oleh petani dalam membantu kegiatan tanam khususnya untuk komoditas jagung, kedelai, maupun kacangkacangan. Banyaknya penggunaan tugal oleh petani mendorong sejumlah inovasi pada alat tanam tersebut. Inovasi pertama berupa pengembangan tugal mekanis dari material logam yang dilengkapi bagian penabur benih.
Alat Tanam Benih Berpenggerak Mesin
Alat tanam seperti diuraikan diatas merupakan alat tanam manual dengan tenaga manusia sebagai penggerak. Untuk tujuan mekanisasi dengan luasan lahan yang lebih besar, alat tanam dengan penggerak motor bakar sangat diperlukan. Perkembangan alat dan mesin pertanian berpenggerak motor bakar ini dimulai pada tahun 19201930 dengan diproduksinya secara masal motor bakar dalam berukuran kecil menggantikan mesin uap yang berukuran besar sebagai pengerak utama bagi alat dan mesin pertanian. Motor bakar berukuran kecil ini memicu pengembangan berbagai macam alat dan mesin pertanian dengan variasi ukuran termasuk alat dan mesin penanam. Alat dan mesin penanam berukuran kecil menjadi pilihan utama bagi petani yang lahanya relative sempit, sementara untuk yang berukuran besar disediakan bagi petani dengan lahan luas ataupun pertanian industri.
Alat tanam benih berpenggerak mesin yang banyak dikenal dengan istilah seeder mekanis, merupakan alat yang digerakan oleh mesin (motor bakar) untuk meletakan benih pada kedalaman tertentu dalam tanah sebagai media budidaya tanaman. Seeder ini didesain sedemikian rupa sehingga mampu melakukan penanaman benih sesuai dengan persyaratan agroteknis pertumbuhan tanaman. Untuk itu, desain seeder mekanis setidaknya ter diri dari komponen utama: unit ko tak benih (hopper), unit penakar be nih (seed metering device), unit penyalur benih, unit pembuka alur, unit penutup alur, unit pengatur jarak tanam, unit pengatur kedalaman tanam, serta unit pengatur dosis benih yang ditanam. Komponenkomponen tersebut akan berpengaruh terhadap pro ses pemindahan benih dari hopper me nuju lubang tanam serta kualitas penanaman yang pada akhirnya akan mempengaruhi daya kecambah, pertum buhan serta produktivitas tanaman.
Meksipun telah lama dikembangkan, penggunaan seeder mekanis bagi petani di Indonesia masih sangat jarang terlihat. Hal tersebut
disebabkan oleh banyaknya petani yang beralih pada budidaya padi sawah sebagai komoditas utama. Saat ini, budidaya tanaman pangan lain seperti jagung, kedelai, kacang hijau hanya menjadi komoditas sampingan. Disamping itu, sistem tanam padi kering dalam bentuk benih sudah jarang dilakukan dan beralih menggunakan metode tanam bibit. Seeder mekanis ini ada dua jenis, yaitu seeder mekanis berpenggerak tractor roda dua (TR2) dan berpenggerak tractor beroda empat (TR4). Seeder dengan penggerak TR2 berdaya 811 HP, dirancang berukuran kecil dengan sebuah lajur tanam. Sementara untuk seeder berpenggerak TR4 memiliki ukuran yang lebih besar. Seeder besar ini biasanya dirancang dalam bentuk modular, dimana tiap modul dirancang untuk mampu melakukan penanaman benih secara mandiri. Dengan demikian, tiap modul terdiri atas unit kotak benih, unit penakar benih, unit penyalur benih, unit pembuka alur, unit penutup alur, unit pengatur jarak tanam, unit pengatur kedalaman tanam, serta unit pengatur dosis benih. Konsep modular dalam pengembangan seeder mekanis
ini memberikan fleksibilitas dalam mengatur jarak alur, menambah atau mengurangi jalur tanam yang disesuaikan dengan besarnya daya penggerak dan kondisi lahan yang ditanami. Untuk lahan berkategori berat, jumlah alur dapat dikurangi agar penggerak mampu menarik seeder tersebut, sementara untuk lahan berkategori ringan, jumlah alu tanam dapat ditambah sehingga waktu tanam menjadi lebih efisien. Saat ini, seeder mekanis juga telah dilengkapi unit pemupuk yang menjadikan kegiatan pemupukan dasar dapat dilakukan dalam sekali operasi.
Alat Tanam Benih Berteknologi Tinggi
Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan dampak dalam perancangan alat dan mesin per tanian modern. Perkembangan tersebut sejalan dengan program pertanian 4.0 yang sedang digalakan oleh pemerintah. Seeder presisi dikem bangkan untuk melakukan pe
nanaman benih dengan konsep presisi terutama dari parameter jarak tanam, kedalaman, dan jumlah benih. Perkembangan seeder presisi tidak terlepas dari perkembangan teknologi pneumatis, hydrolis, elektronika termasuk sensor dan microprocessor, dan teknologi global positioning system (GPS), serta kemajuan dalam teknologi komunikasi dan informasi. Teknologi hidrolis dengan kemapuan angkat yang besar berdampak pada desain seeder. Beberapa komponen dapat dikembangkan dalam sebuah seeder berkat teknologi penumatis dan hidrolis seperti penambahan unit pemupuk dalam sebuah seeder. Penemuan sensor pendeteksi posisi benih yang ditanam, posisi seeder dalam lahan, serta electronic control unit (ECU) telah berdampak besar terhadap kemajuan seeder presisi. Kombinasi ketiga teknologi mampu menempatkan seeder pada jalur yang benar serta mampu menaman benih dengan posisi yang presisi, ditambah dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, memungkinkan
pengem bangan teknologi seeder yang dapat dioperasikan dari jarak jauh menggunakan model remote control, bahkan memungkinkan untuk mengembangkan autonomous seeder.
Selain itu, perkembangan tek nologi pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle, UAV) juga turut mendorong inovasi dalam pengembangan alat tanam. Dalam hal ini, pesawat drone digunakan se bagai tenaga penggerak seeder. Unit seeder dibawa oleh pesawat drone kemudian digunakan untuk menebarkan benih pada lahan target. Dalam pengoperasianya, drone seeder ini dioperasikan oleh operator melalui perangkat remote control yang dapat dikendalikan dari jarak jauh. Perkembangan terbaru, drone seeder dengan pesawat drone hexacopter mampu digunakan untuk mengoperasikan seeder dengan bobot bersih 1520 kg, menambah kemampuan cakup penanaman dengan teknologi terbaru ini. (*)
14 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
15DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI MILENIAL
Pemasaran Sudah Sampai ke PapuaSoal pemasaran, Owner ‘Ru
mah Cantik Laisya’, Maisyarah
AMdKep CWCCA, mengatakan,
pen jualan produk dilakukan meng
gunakan jasa sales. “Sekarang kita
baru punya empat orang sales
yang bertugas memperkenalkan
produk kepada masyarakat. Ke
depan, kami juga akan menambah
tenaga salesnya dengan harapan
bisnis ini bisa cepat berkembang
dan wilayah pemasaran juga ma
kin luas,” kata Maisyarah seraya
menyatakan kopi sebagai bahan
baku produk kecantikan yang
diproduksi pihaknya berasal dari
kebun kopi warisan orang tuanya
di Bener Meriah.
Ditanya wilayah pemasaran
pro duknya saat ini, Maisyarah me
ngatakan, selain ke seluruh kabu
paten/kota di Aceh, barangbarang
produksi ‘Rumah Cantik Laisya’ sudah
dimintai oleh warga luar Aceh seperti
Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Pu lau Jawa, dan bahkan sampai ke
Papua. “Tapi, untuk luar daerah pro
duk kita memang belum menyebar
ke seluruh kabupaten/kota di masing
ma sing provinsi tersebut,” ungkapnya.
Menyangkut jumlah produk yang
diproduksi, Maisyarah mengatakan,
setiap tiga bulan masingmasing item
barang diproduksi sebanyak 10 ribu
pcs. “Kami akan terus menambah
sales, memperbaiki manajemen usaha,
serta membangun kantor yang lebih
representatif. Hal itu saya harapkan
menjadi cikal bakal berdirinya pa brik
kosmetik di Aceh pada masa men
datang. Kalau di Takengon, sales kita
menjual produknya ke tokotoko, tem
pat rekreasi, dan warung kopi,” de
mikian Maisyarah. (*)
Rumah Cantik LaisyaPelopor Produk
Kecantikan Berbahan Kopi Gayo
Selama ini banyak sekali
produk kecantikan yang
menggunakan bahan
alami. Selain aman
dipakai, bahanbahan alami juga
dipercaya dapat mengatasi masalah
kulit secara lebih baik dibanding
dengan bahanbahan kimia. Bahan
alami itu antara lain himalayan salt,
aloe vera, charcoal, teh hijau, bunga
chamomile, jojoba oil, dan shea
butter. Bahanbahan alami tersebut
digunakan untuk membuat berbagai
produk kecantikan mulai dari
shower gel, lotion, sabun cuci muka,
parfum, shampo, hingga body scrub.
Berbeda dengan sejumlah
industri atau pabrik produk
kecantikan pada umumnya,
Maisyarah AMdKep CWCCA memilih
memproduksi aneka produk
kecantikan dengan bahan dasar kopi
Gayo. Dalam menjalankan usahanya
sejak April 2010 lalu, perempuan
kelahiran Takengon, 16 Maret 1987,
ini bekerja sama dengan salah satu
perusahaan di Jakarta.
Tempat usaha milik Maisyarah
yang diberi nama ‘Rumah Cantik
Laisya’ itu berlokasi di Kampung
Kemili, Kecamatan Bebesan, Aceh
Tengah. ‘Rumah Cantik Laisya’
menaungi sejumlah unit usaha
seperti Laisya Gayo, Laisya Beauty,
Laisya Spa, Laisya Skincare, dan
Laisya Baby Spa. “Laisya Gayo
memproduksi sabun dan lulur
dengan bahan dasar Kopi Gayo.
Sementara Laisya Beauty baru
keluar izin dari BPOM pada 7 Juni
2021,” jelas alumni Akademi
Keperawatan (Akper) Teungku
Fakinah, Banda Aceh, ini.
Owner ‘Rumah Cantik Laisya’,
Maisyarah AMdKep CWCCA, kepada
Haba Tani, beberapa hari lalu,
menjelaskan banyak hal tentang
usaha yang dijalankannya bersama
suami tercinta, Sulaiman.
Maisyarah mengawali ceritanya
tentang ide awal dirinya mendirikan
usaha tersebut. Pada tahun 2015,
sebut Maisyarah, dirinya pernah
mengikuti sekolah konsultan
estetika dan peracikan di Jakarta.
“Kebetulan ada dibuka jalur
khusus, maka saya ambil jalur
itu. Selama mengikuti pendidikan
tersebut, kami diajarkan cara
peracikan berbagai jenis bahan
komestik. Setelah masa belajar
selesai, resep yang diajarkan
oleh para instruktur saya simpan
dengan harapan suatu saat
nanti bisa mempraktekkannya
dengan mendirikan pabrik yang
memproduksi berbagai jenis produk
kecantikan,” jelas ibu dari Nabila
Putri Laisya dan Alsan Fajaruddin
Putra Laisya, ini.
Salah satu alasan dirinya
ingin mendirikan pabrik alatalat
kosmetik di Aceh, sebut Maisyarah,
karena ingin membuka lapangan
kerja bagi orang lain. “Setelah
sekian lama saya simpan resep
itu, saya memberanikan diri untuk
memulai usaha ini. Lalu, saya pergi
ke Jakarta untuk menjalin kerja
sama dengan perusahaan yang
sudah memiliki izin lengkap.
Alhamdulillah, upaya itu
berhasil karena ada
satu perusahaan
yang mau menjalin
kerja sama dengan
masa kontrak
selama lima
tahun,” timpal
putri dari
pasangan
Usman
Abdurahman dan Mutiara, ini.
Lalu, sejak awal 2020 ‘Rumah
Cantik Laisya’ mulai menghasilak
produkproduk kecantikan
walaupun masih belum dalam skala
besar. Hal lain yang mendorongnya
ingin memproduksi produk
kecantikan, tambah Maisyarah, dia
berharap ada oleholeh lain yang
dibawa pulang setiap orang yang
berkunjung ke Aceh
pada umumnya
dan Aceh
Tengah
khususnya
di
samping
yang
sudah
ada
selama
ini seperti Kerawang Gayo, bubuk
kopi, dan lainlain. “Targetnya,
suatu saat nanti saya bisa membuka
pabrik sendiri di Aceh,” ujar
Maisyarah bertekad.
Perempuan yang punya hobi
memasak dan mencoba resep
resep baru ini menambahkan, untuk
mewujudkan ‘impiannya’ tersebut
tentu ia berharap dukungan dan
bantuan dari pemerintah melalui
dinas terkait. Sebab, sebut
Maisyarah, tujuan dirinya
mendirikan pabrik
produk kecantikan
adalah menyerap
tenaga kerja lokal yang
sebanyakbanyaknya.
“Selama ini, kami
sudah memperkenalkan
usaha ini ke dinas
terkait di Aceh Tengah
dan Pemerintah Aceh.
Namun, hingga kini
belum ada yang
terealisasi,”
katanya. (*)
Salah satu produk kecantikan yang dihasilkan oleh ‘Rumah Cantik Laisya.
14 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
15DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI LUAR NEGERI
Australia Selatan mengung
kap strategi jangka panjang un
tuk industri antariksa mereka,
yang membeberkan rencana
produksi pangan di luar angkasa
dan meluncurkan satelit. Ne
gara bagian tersebut, yang
men jadi rumah bagi Badan
Anta riksa Australia, pada Rabu
(25/11/2020) merilis Strategi
Sek tor Antariksa mereka.
Strategi ini menguraikan
ren cana untuk memanfaatkan
industri yang sedang berkembang
tersebut guna mempercepat pe
mulihan ekonomi lokal dari krisis
Covid19, seperti yang dilansir
dari Xinhua Indonesia pada Rabu
(25/11/2020).
Tujuan yang tercantum pada
rencana itu mencakup untuk
Australia Selatan memainkan
pe ran aktif dalam berkontribusi
terhadap upaya mewujudkan
produksi pangan di luar angkasa.
Kemudian, memanfaatkan “ke
ahlian produksi pangan negara
bagian tersebut di lingkungan
Yuichi Mori tidak mena
nam buah dan sayuran di
tanah. Dia bahkan tidak
memerlukannya. Ilmu
wan Jepang ini malahan bergantung
pada materi yang awalnya dirancang
untuk mengobati ginjal manusia
selaput polimer bening dan berpori.
Tanaman tumbuh di atas selaput,
yang membantu penyimpanan cai
ran dan nutrien.
Selain memungkinkan tanaman
tumbuh dalam keadaan apapun,
teknik ini menggunakan air 90
persen lebih sedikit dibanding per
tanian tradisional dan tidak lagi
me makai pestisida karena polimer
meng hambat virus dan bakteri. Ini
adalah salah satu cara Jepang
yang kekurangan lahan dan sumber
daya manusiamelakukan revolusi
pertanian.
“Saya mengadaptasi materi
yang digunakan untuk menyaring
da rah pada proses dialisis ginjal,”
ka ta ilmuwan tersebut kepada BBC.
Perusahaannya, Mebiol, memiliki
paten penemuan yang telah didaf
tarkan di hampir 120 negara ter
Australia Kembangkan Strategi Luar Angkasa untuk
Produksi Pangan
ekstrem guna mendukung misi
penerbangan luar angkasa manusia
internasional.”
Rencana tersebut menyebutkan
bahwa University of Adelaide dan
Kebun Raya Adelaide memiliki kapa
bilitas untuk membantu peker
jaan terkait produksi pangan di
luar angkasa. Jika tujuantujuan ini
tercapai, strategi tersebut mema
parkan bahwa Australia Selatan akan
menjadi “pusat keahlian pertanian
dan produksi pangan berbasis luar
angkasa di Australia.”
“Meskipun layanan tradisional
terkait luar angkasa pada dasarnya
mendukung cara hidup kita di bumi
dan memberikan sebagian besar
pendapatan yang masuk ke sektor
antariksa,” kata Richard Price, Kepala
Eksekutif Pusat Industri Antariksa
Australia Selatan, dalam rilis media.
Kendati demikian, Price mengatakan
bahwa terdapat peluang fenomenal
untuk layanan luar angkasa jenis baru.
Strategi tersebut menyebutkan
bahwa ini berarti fokus pada
peluncuran ke orbit rendah Bumi
yang dapat diakses, pembelajaran
mesin, dan kecerdasan buatan
(artificial intelligence/AI) untuk
mengekspolitasi data yang didapat
dari luar angkasa. Lalu, kemajuan
teknologi untuk mengembangkan
satelit kecil, perluasan tenaga
kerja terampil, serta pembangunan
ekosistem inovasi di Australia
Selatan.
Kepala Pemerintahan Aus tra
lia Selatan,Steven Marshall, me
ngatakan, strategi Sektor Anta
riksa ini bertujuan menggerakkan
kontribusi negara bagiannya da
lam merealisasikan tujuan Ba
dan Antariksa Australia un tuk
melipattigakan ukuran indus
tri antariksa domestik Austra lia
menjadi 12 miliar dolar Austra
lia (Rp 124,7 triliun) pada 2030.
“Visi pertumbuhan kami seder
hana. Pada 2030, Australia Sela
tan akan mendesain, mem pro
duksi, meluncurkan, serta meng
operasikan SmallSats (satelit kecil),”
ujar Marshall. “Untuk mem berikan
kecerdasan yang diperoleh dari luar
angkasa dan dapat ditin daklanjuti
bagi misi berdaulat Australia, yang
menciptakan ratu san lapangan
pekerjaan dalam prosesnya,”
ungkapnya. (kompas.com)
Pertanian Tanpa Lahan dan Petani di Jepang
sebut. Hal ini menggarisbawahi revo
lusi pertanian yang sedang ber lang
sung di Jepang: Lahan diubah men
jadi pusat teknologi dengan ban tuan
kecerdasan buatan (AI), inter net
(IoT), dan pengetahuan tercanggih.
Kemampuan agroteknologi un
tuk meningkatkan ketepatan da lam
mengamati dan memelihara tana
man kemungkinan akan berperan
penting di masa depan. Metode budi
daya seperti yang dikembangkan
Yuichi Mori telah digunakan di lebih
150 daerah di Jepang dan tempat
tempat lain seperti Uni Emirat Arab
(UAE).
Metode ini terutama penting
dalam membangun kembali daerah
per tanian Jepang timur laut yang
tercemar berbagai zat dan radiasi
dari tsunami setelah gempa besar
dan bencana nuklir pada Maret 2011
lalu.
Traktor robot
Karena penduduk bumi diper
kirakan akan meningkat dari 7,7
miliar orang menjadi 9,8 miliar
orang pada 2050, berbagai per
usa haan menduga permintaan
akan ketersediaan makanan dapat
menciptakan kesempatan bisnis
besar, disamping juga kebutuhan
akan permesinan.
Pemerintah Jepang saat ini
memberikan subsidi bagi pengem
bangan 20 jenis robot yang mampu
membantu berbagai tahapan per
tanian, mulai dari pembenihan
sampai pemanenan berbagai ta
naman.
Bekerja sama dengan Hokkaido
University, pabrik mesin Yanmar
misalnya mengembangkan traktor
robot yang telah diuji di lapangan.
Pertanian dengan lebih sedikit
orang
Lewat teknologi, pemerintah
Jepang berusaha menarik perhatian
anak muda yang sebelumnya
kurang tertarik bekerja di lahan,
tetapi tertarik pada teknologi. Ini
adalah usaha untuk membangkitkan
sektor ekonomi yang mengalami
penurunan sumber daya manusia.
Dalam 10 tahun, jumlah warga
Jepang yang terlibat dalam produksi
pertanian turun dari 2,2 juta orang
menjadi 1,7 juta orang. Sementara
umur ratarata pekerja sekarang
adalah 67 tahun dan sebagian besar
petani bekerja paruh waktu. Keadaan
topografi juga sangat membatasi
pertanian Jepang, yang hanya dapat
memproduksi 40% dari pangan yang
dibutuhkan.Sekitar 85% daratannya
adalah perbukitan dan sebagian
besar lahan yang tersisa dipakai
untuk menanam beras.
Semprotan dari atas
Penurunan konsumsi beras
per tahun, dari 118 kg pada 1962
menjadi kurang dari 60 kg pada 2006,
membuat Jepang mulai mendorong
diversifikasi pertanian. Tapi, tanpa
bantuan manusia, petani harus
menggantungkan diri pada mesin
dan bioteknologi. Semakin banyak
pesawat tak berawak digunakan
karena mesin ini dapat melakukan
pekerjaan yang dilakulan satu hari
oleh manusia, hanya dalam waktu
setengah jam.
Transfer teknologi
Jepang juga berjanji membantu
negaranegara Afrika untuk
menggandakan produksi beras
menjadi 50 juta ton pada 2030. Di
Senegal, Jepang menanam modal
dalam pelatihan teknisi pertanian
dan mentransfer teknologi terutama
terkait dengan irigasi. Produktivitas
kemudian meningkat dari empat ton
menjadi tujuh ton beras per hektare.
Pemasukan petani naik sekitar 20%.
(bbc.com/indonesia)
Foto Mebiol
Yuichi Mori terinspirasi membran yang digunakan ginjal buatan.
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi pesawat kargo luar angkasa.
16 DISTANBUN ACEHEdisi I/2021
PBDISTANBUN ACEHEdisi I/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI GALERI FOTO
Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dr Ir Dyah Erti Idawati, menyerahkan bibit pisang barangan merah hasil kultur jaringan Distanbun Aceh kepada warga dan kemudian menanam secara simbolis dalam bakti sosial di Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar.
Sisiwi SMK-PP Negeri Saree, Aceh Besar, mengikuti praktek mengoperasikan handtraktor di kompleks sekolah tersebut.
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, foto bersama dengan tamu undangan sat lauching Program IP-300 di Gampong Paya Meuligoe, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur.
Petugas gabungan memperlihatkan rokok illegal hasil sitaan mereka seusai melakukan operasi ke dua pasar di Aceh Besar.
Petugas Distanbun Aceh melaksanakan kegiatan pengendalian Orga nisme Pengganggu Tumbuhan OPT di wilayah endemis.