I. PENGERTIAN
1. SURVEY
Survey adalah pekerjaan yang paling penting dalam suatu perencanaan SUTT karena
survey akan menentukan jalur yang akan dilalui SUTT
2. ROUTE
Route adalah jalur yang sudah ditentukan dengan patok patok sepanjang route
Jalur yang menghubungkan dua tempat yang paling ekonomis adalah jalur yang lurus ,
mengingat keadaan tanah gunung , sungai dan tempat-tempat yang tidak boleh dilalui
maka jalur tersebut akan berbelok-belok.
Dalam praktek untuk memilih route kita akan dihadapkan dengan beberapa masalah ,
salah satu diantaranya adalah sudut belokan , ini adalah termasuk dalam perhitungan
penentuan route
Dalam menentukan route kita akan menemukan Danau , Bukit , Batukarang , Sungai ,
karena pada tempat tersebut tidak mungkin didirikan tower oleh karena itu kita harus
mencari tempat yang seekonomis mungkin untuk menempatkan tower sehingga terhindar
dari kondisi tersebut, penentuan jalur dengan cara :
- Pemberian tanda
- Pemetaan
- Jarak jarak horisontal
- Perbedaan tinggi
3. PROFIL PLOTING
Menggambarkan secara lengkap keadaan medan Transmissi
- Keadaan rumah
- Pepohonan
- Jalan
- Persilangan dengan transmissi yang lain
- Pipa bawah tanah
- Rel Kereta api
1
- Sungai
- Batu karang , tebing , bukit yang mungkin dilalui transmisi
- Perencanaan tinggi tower dan tinggi konduktor
4. TOWER PEGGING
Pemberian tanda dimana tower akan didirikan , dalam pemberian tanda ini harus hati hati
karena kesalahan dalam pemberian tanda akan menimbulkan banyak kesulitan
5. CROSS DIAGONAL SECTION
- Kondisi tanah , letak tiang , datar atau miring
- Luas tanah yang dibutuhkan
- Menggambarkan keadaan tanah sehingga dapat menentukan kaki tiang
6. TOWER SCHEDULE
- Daftar nomor tiang
- Daftar type tiang
- Daftar kaki tiang dan tingginya
- Daftar type pondasi
- Daftar jenis tiang
- Daftar isolator
- Daftar jarak tiang dengan tiang berikutnya
- Daftar perlengkapan untuk kebutuhan tiap tiap tiang
2
C D
AB
7. SOIL INVESTIGATION
Mengadakan penyelidikan keadaan tanah
8. ROUTE CLEARING
Penebangan pohon , pembongkaran rumah Dll . sehingga route tersebut betul-betul bebas
untuk SUTT
9. ACCES ROAD
Jalan menuju lokasi tiang untuk pengangkutan:
- Perlengkapan penarikan
- Material tiang dan ponadsi
10. EXCAVASI
Adalah penggalian untuk pondasi
- Berapa luas tanah yang dipergunakan untuk keperluan tiang tersebut
- Menentukan patok-patok untuk ponadsi
- Menentukan titik-titik patok untuk penggalian tiap pondasi
3
11. LEG EXTENTION
Pada keadaan tanah datar kaki tiang sama panjang tetapi bila keadaan tanah miring maka
kaki tiang tidak sama, yang akan mengikuti permukaan tanah dengan referensi senter
tower .
12. LEVELLING
Level pondasi pada tanah datar adalah sama dengan toleransi maksimum 1 cm tetapi pada
tanah yang miring memerlukan ketelitian karena level pondasi tidak sama
13. BASE
Dasar tiang bagian bawah
14. STUB
Baja yang ditanam dalam pondasi
Stub disambung dengan leg extention , leg extention adalah kaki tiang yang disambung
dengan seluruh body extention
4
15. SETTING LEVELLING
Level pemasangan dengan toleransi 1 mm , level leg extention harus sama dengan level
stub dengan toleransi 1 mm lebih dari 1 mm tidak baik dan akan mengalami kesulitan
dalam erection
Setelah stub betul levelnya maka baru dilaksanakan pengecoran pondasi
5
STUB
LEVEL
LEVEL
16. PONDASI
Pondasi adalah bangunan yang menyangga suatu konstruksi yang berada diatasnya.
Masalah pondasi kita harus mengetahui lebih dalam, tentang pondasi yang akan dibuat .
dan komposisi material yang akan dipergunakan , pasir , semen , dan kerikil , air.
17. FORM WORK CONCRATE ( CETAKAN BETON )
Cetakan beton sesuai dengan type pondasi
Tanah urug ( Back Filling ) , setelah 24 jam cetakan bias dibuka dan segera di urug
18. TOWER
Tower adalah suatu konstruksi besi siku yang dipergunakan untuk menyangga konduktor.
Pekerjaan tower :
- Transportasi : Pengankutan material tower kelokasi dengan tower yang cukup berat
- Assembling : Perakitan bagian bawah tower sebelum dipasang (hanya sebagian kecil)
- Erection : Penyetelan tower pada pondasi setelah selesai dirakit dibawah
- Stringing : Penarikan kawat
Penentuan penempatan aspel konduktor dan aspel kawat tanah yang
berpedoman pada profile keadaan tanah sehingga mudah untuk
menempatkan mesin penarik , bila tidak memungkinkan maka lokasi
harus dirubah.
6
Pulley Block Insulator : Montage roll yang akan dipasang harus
disesuaikan dengan diameter konduktor yang akan ditarik.
19. PULLING OUT
Pelaksanaan penarikan konduktor dan kawat tanah untuk pelaksanaan stringing.
20. SAGGING
Pengaturan lendutan kawat
Jarak dari kawat tersebut bila ditegangkan dan jarak kawat dari tanah sehingga dapat
menentukan harus berapa tarikan yang harus dilakukan.
Setelah selesai di sagging kemudian dilakukan Clamping dengan memasang suspension
clamp.
7
SAG
GROUNDCLEARANCE
21. SPACING
Pemasangan spacer untuk mengikat kawat dimaksudkan agar supaya pergerakan kawat
bundle dapat bersama-sama ( seirama ) juga berfungsi sebagai peredam getaran kawat .
Jumlah spacer tergantung dari jarak gawang .
22. ACCESSORIES
- Plat nomor tower ( monitoring )
- Damper
- Arcing Horn dan lain-lain
23. REVISION
Pengecekan ulang
24. EARTHING
Pemeriksaan pentanahan , bila tidak ada agar dipasang . untuk menyalurkan tegangan
lebih pada tower ke tanah.
25. FINAL REVISION
Pengechekan terakhir dengan perlengkapannya
26. GROUND RESTORAT
Pemeriksaan dibawah SUTT harus betul-betul bersih
27. TAKING OVER
Penyerahan dari Proyek ke PLN dalam hal ini setelah dilakukan pemeriksaan bersama.
8
II. BAGIAN BAGIAN DARI TRANSMISSION LINE
1. TOWER
Tower adalah konstruksi besi siku dengan syarat-syarat yang dapat memikul beban
konduktor yang cukup berat sesuai dengan konduktor yang akan dipergunakan.
Jenis-jenis tower :
- Piramid Tower
- Portal Tower
- Guyed tower dimana tower tersebut hanya diperkuat dengan kawat
skur
2. CONDUCTOR
Konduktor adalah suatu media untuk mengalirkan daya listrik, setiap fasa dapat berupa
1,2,3, konduktor dan apabila untuk setiap fasa terdiri lebih dari dua konduktor maka
disebut Bundle Conductor.
9
Mantel terbuat dari kawat Aluminium
Inti dari kawat baja
Konduktor adalah media yang mampu mengalirkan energi listrik , dalam hal konduktor
ACSR energi listrik disalurkan melalui kawat Aluminium , sedangkan inti baja berfungsi
sebagai penguat untuk menarik pada konduktor terserbut.
Diameter kondotor mulai dari 10 , 50, 100 mm dan seterusnya.
Dalam penggunaan konduktor dapat dengan sistem bundle untuk diameter tertentu karena
bila menggunakan satu konduktor dengan diameter yang besar akan mengalami kesulitan
teknis.
3. INSULATOR
Fungsinya adalah sebagai penyekat antara bagian konduktor yang bertegangan dengan
tower yang diketanahkan.
Permukaan isolator dibuat berlekuk lekuk yang maksudnya untuk menghindarkan air
hujan jangan sampai menghubungkan bagian yang bertegangan dengan tower yang
ditanahkan akibat dari air hujan.
Jumlah isolator tergantung dari tegangan sistem yang dipergunakan.
Tegangan semakin tinggi semakin banyak isolator yang dipergunakan dalam satu
rangkaian untuk mendapatkan jarak yang cukup untuk menghidarkan terjadinya lompatan
api listrik.
10
Untuk daerah yang berkabut misalnya daerah pantai dipergunakan jenis isolator anti fog
dan untuk daerah yang kering dipergunakan jenis isolator normal
Diameter isolator bermacam-macam tergantung tegangan kerja yang dikenakan makin
tinggi tegangan sistem makin besar diameter isolator.
4. FITTING
Fitting adalah seluruh material yang dipergunakan untuk mengikat atau memegang
sepanjang penghantar yang berhubungan dengan penyaluran tenaga listrik.
5. JOINT
Joint adalah penyambungan , mengingat panjang konduktor dalam haspel hanya beberapa
meter sedangkan panjang SUTT cukup jauh maka konduktor perlu disambung.
Pertama penyambungan antara inti baja dengan inti baja kemudian di press kemudian
baru aluminiumnya.
6. SUSPENSION SET
Adalah perlengkapan untuk memegang konduktor agar tidak jatuh , suspension klem ini
terdiri dari beberapa bagian .
7. SPACER
Spacer adalah pengikat antara konduktor dalam satu fasa pada penghantar bundle ,
jumlah spacer tiap gawang tergantung jarak gawang dan jenis konduktor.
8. DUMPER
Dunper berfungsi untuk mengurangi getaran pada suspension clamp akibat tiupan angin ,
karena apabila getaran tersebut tidak dikurangi akan dapat mengakibatkan kerusakan
konduktor pada suspension clamp.
11
9. PROTECTION RING
Protection ring adalah untuk menghindarkan terjadinya loncatan api listrik akibat
kelebihan muatan sehingga loncatan api listrik terjadi antar protective ring bukan antara
konduktor dengan tiang melalui permukaan isolator.
10. JUMPER
Jumper adalah konduktor penyambung pada tower tension
11. MONITORING
Monitoring adalah terbuat dari suatu plat yang menggambarkan susunan kawat fasa ,
nomor tower , nilai tahanan tanah , tanda bahaya .
12. EARTHING GROUNDING
Earthing grounding adalah konduktor yang menyambungkan antara tower ke tanah
pemasangannya mutlak diperlukan karena apabila tower tersambar petir dapat langsung
diketanahkan sehingga tidak membahayakan manusia dan tidak menimbulkan gangguan.
Type Earthing Grounding tergantung pada keadaan tanah , karena setiap jenis tanah
mempunyai tahanan tanah yang ber beda-beda,
12
13. TYPE TOWER
Untuk jalur yang lurus dipergunakan jenis tower pikul atau suspension tower dan
diperbolehkan dengan sudut belokan yang kecil sampai dengan 2o sedangkan untuk
tower penegang atau tension tower dipergunakan untuk belokan dari 0o s/d 60o dan
juga dipergunakan untuk jalur yang lurus , misalnya dekat sungai , crossing dengan jalan
tol dan sesuai dengan kebutuhannya.
Jenis Dead End
Dipergunakan untuk tiang terakhir dimana konduktor berikutnya masuk ke Switch yard .
Jenis Special Suspension Tower
Jenis tower ini merupakan jenis tower suspension yang diperkuat dan dipergunakan untuk
sudut belokan antara 0o s/d 5o .
14. EARTH WIRE
Fungsi kawat petir adalah untuk melindungi konduktor dari sambaran petir langsung ,
sambaran petir yang mengenai kawat petir disalurkan langsung kebumi.
Kawat petir dipasang pada bagian paling ujung dari tower , kawat petir terbuat dari kawat
baja yang di Galvanis , yang dihubungkan langsung dengan tower , dan tower
dihubungkan langsung dengan tanah.
Sudut perlindungan petir yang paling ideal adalah 0o dan sudut maksimum adalah 30o .
Untuk memperluas daerah perlindungan maka kawat petir diletakan pada bagian tertinggi
(ujung tower)
D1 / H1 = tan 15 o
D2 / H2 = tan 15 o
D3 / H3 = tan 15 o
13
15. 1ELECTRICAL CLEARANCE
Electrical Clearance adalah jarak paling aman dari konduktor , electrical clearance ini
harus dipertimbangkan besarnya simpangan kekiri dan kekanan oleh gaya transversal
yang menyebabkan konduktor tersebut bergoyang , simpangan tersebut membentuk sudut
simpangan sebesar 15 o kekiri dan kekanan ,
Besarnya electrical clearance juga tergantung dari besarnya tegangan transmisi.
14
III. FOUNDATION
Pondasi adalah suatu bangunan untuk membuat suatu tower dapat didirikan
Gaya yang bekerja pada pondasi adalah : 1 . Gaya angin
2 . Gaya berat
3. Gaya tarik Konduktor
pada pondasi harus dibuat kuat karena kalau tidak kuat tower tersebut akan roboh , pada
pondasi akan bekerja tiga macam gaya yaitu :
a, Gaya vertikal yang disebabkan oleh berat konduktor dan fitting dan beratnya tower itu
sendiri
15
b. Gaya transversal yang disebabkan oleh adanya tiupan angin
c. Gaya tarikan konduktor yang dirasakan sepanjang konduktor.
Pondasi adalah bangunan yang berada dibawah tanah yang kekuatannya dipengaruhi oleh
keadaan tanah dimana pondasi tersebut didirikan, jenis-jenis tanah adalah sebagai berikut
- tanah normal
- tanah berlumpur
- tanah berpasir
- tanah berbatu
Type pondasi dibuat sesuai keadaan tanah .
16
PONDASI
TradisionalNormal
Special RockPondation
Raft Auger RockDrilled
Pile
Reinforcing Rods
1. NORMAL FOUNDATION
Pondasi ini digunakan bila keadaan tanahnya normal
Keadaan tanah dikatakan normal apabila Bearing Capacity ( Kemampuan tanah menahan
berat ) atau sering juga disebut Sigma Tanah adalah kurang lebih 2 Kg /Cm 2 .
17
L
L
H
StubChimney
Plinth
Slub
L
L
Ukuran H dan L tergantung dari type tower, juga tergantung dari gaya vertikal.
Untuk pondasi tower transmisi tegangan 70 Kv , 150 Kv dan 500 Kv untuk pondasi jenis
normal adalah sama hanya ukurannya yang berlainan.
2. SPECIAL FOUNDATION
Pondasi ini dipergunakan untuk keadaan tanah yang lembek .
Untuk pondasi jenis ini tidak perlu tinggi tinggi namun harus lebar , untuk menjaga agar
tower tidak roboh maka Lx L = L2 harus luas
Untuk pondasi jenis ini bila keadaan tanahnya lembek yang pada umumnya Bearing
Capacitynya rendah sekitar 0,5 Kg / Cm 2 sehingga daya tahan terhadap berat cukup
kecil.
3. ROCK FOUNDATION
Jenis pondasi ini digunakan pada daerah yang berbatu-batu dimana tanah didaerah
tersebut mempunyai bearing capacity > 5Kg / Cm 2 .
18
Untuk pondasi jenis ini H dan L tidak perlu sebesar pondasi normal ( lebih kecil dari
pondasi normal ) karena kondisi tanah yang keras maka penggaliannya tidak teratur.
Pada pondasi jenis ini Chimney tidak perlu tinggi-tinggi antara 30 s/d 50 Cm hanya untuk
membungkus besi Stub agar tidak karatan. Untuk itu semua pondasi dicor.
Perbadingan volume penggalian antara pondasi Normal , Special , Rock
4. RAFT FOUNDATION
19
Luas penggalian pondasi Special
Luas penggalian pondasi Rock Luas penggalian
pondasi Normal
Jenis pondasi ini digunakan untuk daerah yang keadaan tanahnya sangat lembek dan
berair , untuk jenis raft ketinggian pondasi kurang lebih 50 Cm namun L x L = L2 cukup
luas dan lebih besar dari pondasi special jadi seperti rakit dan seolah–olah pondasi
tersebut mengambang.
Kira–kira sepuluh tahun terakhir ini sudah dipikirkan bagaimana membuat pondasi untuk
tower transmisi yang cukup effisien , hal ini disebabkan karena hal –hal sebagai berikut
- masalah transportasi
- masalah biaya
- masalah waktu penyelesaian
Karena dari volume pondasi yang cukup besar
- Jenis pondasi normal kira-kira volumenya 20 m 3 .
- Jenis pondasi special kira-kira volumenya 60 m 3 .
- Jenis pondasi rock kira-kira volumenya 10 m 3 .
20
- Jenis pondasi raft kira-kira volumenya 100 m 3 , dan dapat lebih besar lagi
Maka diciptakan jenis pondasi yang dinamakan jenis Auger.
5 . AUGER FOUNDATION
Jenis pondasi ini diciptakan karena kondisi medan yang cukup sulit sehingga dipikirkan
bagaimana caranya agar pondasi tersebut mudah mengerjakannya , rendah biayanya serta
cepat penyelesaiannya, pondasi jenis Auger ini sebagai pengganti type normal.
Untuk membuat pondasi jenis auger ini dibuat lobang dengan ukuran dalam 1 meter
lebar dan panjang 2 meter , kemudian dibor dengan jumlah lobang pengeboran antara
1,2,3,4,5,6,7 dst, dengan kedalaman antara 8 s/d 10 meter dan diameter lobang antara
30 s/d 40 centi meter , penggalian bagian atas hanya untuk Chimney saja dan
pengecoranya sangat kecil kira-kira 2 m3 .
21
Pondasi jenis ini sangat kuat karena adanya gaya gesek antara pondasi dengan tanah
disekitarnya , dan ekonomis.
Untuk menggabungkan semua kolom agar menjadi satu kesatuan maka digabung dengan
slub, setelah kolom diadakan pembesian kemudian dilakukan pengecoran kemudian
digabungkan menjadi satu dan dicor sehingga terbentuklah slub.
6. ROCK DRILLED FOUNDATION
Jenis pondasi ini adalah merupakan perbaikan dari type Rock , pondasi ini dibuat dengan
membuat beberapa lobang dengan diameter 10 cm dan kedalaman antara 6 s/d 10 meter
cara membuat lobang dengan menggunakan peralatan yang disebut Jack Hammer
Setiap lobang diadakan pembesian dan hanya diberi satu batang besi beton dan pada
setiap batang diberi cabang-cabang yang dilas untuk menjaga agar batang besi beton tepat
ditengah-tengah .
22
PEMBESIAN PONDASI JENIS AUGER
Setelah pembesian kemudian dilakukan pengecoran dengan semen cair dan sedikit pasir
dan juga menggunakan Vibrator, yaitu alat untuk memadatkan semen agar tidak terjadi
rongga , hal ini sangat penting karena diameter lobang hanya 10 cm.
Pengecoran tidak menggunakan concrate karena concrate terdapat kerikil –kerikil yang
dapat mengakibatkan rongga-rongga , setelah pengecoran kemudian dilakukan
penggabungan menjadi satu kesatuan dengan slub, dan Chimneynyapun sangat kecil.
Pondasi jenis ini sangat kuat bagaikan pohon dengan akar-akar yang menancap sangat
kuatnya disamping itu biayanya sangat ekonomis , mudah pengerjaannya dan
transportasinya ringan.
Dari keenam jenis pondasi ini semuanya tergantung dari keadaan tanah , sedangkan pada
type spesial masih ada pengembangannya yaitu yang disebut Special Pile
23
7. SPECIAL PILE FOUNDATION
Jenis pondasi ini merupakan pengembangan dari jenis pondasi special , pondasi ini dibuat
dari concrate dan dibuat terlebih dahulu ( dicetak ) dengan penampang bujur sangkar
dengan ukuran 30 x 30 atau 40 x 40 atau berpenampang lingkaran dengan diameter 30
s/d 40 cm.
Setelah cukup keras kemudian dipancang kedalam tanah dengan menggunakan hammer.
Setelah terpancang semua kemudian digabung menjadi suatu kesatuan oleh slub.
Jenis pondasi dibuat demikian karena keadaan tanah yang lembek.
Untuk kondisi tanah yang labil jenis pondasi ini juga sering digunakan dengan kedalaman
lebih dari 10 meter dengan cara cetakan beton tersebut disambung, yaitu dengan cara
setelah batang pertama dipancang sampai masuk semua kedalam tanah kemudian
24
disambung batang berikutnya dengan plat besi dan dilas , dan dipancang lagi sampai
mencapai tanah yang stabil
Banyak macam jenis pondasi sehingga banyak pula jenis stub tergantung dari keadaan
tanah dan jenis pondasi , stub mempunyai banyak ukuran , stub adalah bagian paling
bawah yang ditanam dalam concrate.
IV. PEMBESIAN
Untuk semua pondasi dibutuhkan pembesian yang akan dicor, pembesian ini diperlukan
terutama pada ukuran sbb :
a) Bila a/b < 1
25
b) Bila sudut kemiringan lebih kecil dari 45o
Pembesian untuk keadaan tersebut diperlukan karena bila tidak diadakan pembesian
pondasi tidak akan kuat dan akan membahayakan .
Syarat pembesian :
1. Pembesian pada Special Pondasi
Karena H/L < 1 disamping itu juga kemiringan < 45 o maka diperlukan pembesian
tanpa pembesian pondasi tersebut akan pecah karena beban yang disangga lebih dari
sepuluh ton, untuk pondasi normal dapat tidak menggunakan pembesian karena pada
umumnya plinth selalu dibuat lebih besar dari 45 o disamping itu juga slub cukup tebal
sehingga pondasi tidak pecah, juga a/b > 1
26
2. Pembesian pada Raft foundation
Karena a/b < 1 maka diperlukan pembesian tanpa pembesian pondasi tersebut akan
pecah , untuk pondasi jenis Rock dapat dibuat tanpa pembesian karena a/b = 1 sehingga
tanpa pembesian pondasi tersebut tidak akan pecah.
27
.
3. Pembesian pada Pondasi Auger
28
Pada pondasi Auger karena diameter kolom antara 30 s/d 40 cm sedangkan panjang
kolom adalah antara 800 s/d 1000 cm atau a/b = 30/800 << 1 (kecil ) maka diperlukan
pembesian.
4. Pembesian pada Pondasi Rock Drilled
29
Pada pondasi rock drilled perlu dilakukan pembesian karena a/b = 50/100 < 1
V. ROUTE
Untuk menentukan route suatu transmisi maka dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut
1. Langkah pertama untuk menentukan route adalah dengan cara memperkirakan letak
route dengan melihat pada peta
2. Langkah kedua adalah dengan menghubungi pihak berwenang mengenai route dan
juga mengadakan pendekatan kepada masyarakat untuk mendapatkan persetujuan ,
bila tidak mendapatkan persetujuan maka route harus dipindahkan ( pilih yang lain )
dan merevisi route yang telah direncanakan , dalam menentukan route walaupun
berbelok-belok tetapi dipilih route yang paling menguntungkan , Jalur terbaik bagi
route suatu transmisi adalah jalur yang lurus , tetapi dikarenakan keadaan medan
30
Batang besi dengandiameter 20 mm
maka jalur transmisi yang lurus sulit dilaksanakan , oleh karena itu jalur transmisi
terbagi menjadi seksi-seksi jalur lurus.
3. Langkah ketiga adalah setelah mendapat persetujuan yaitu dengan terjun
kelapangan untuk memberi patok tanda ( Pegging ) sepanjang route yang akan
dilalui dimana tower akan didirikan , pemberian tanda patok adalah pada seksi
pertama dari T ke A1 dilihat dengan tachometer , satu seksi ini bisa 1 km , 5 km ,
10 km dst. Cara pengukuran adalah tentukan patok pertama dilihat dari titik T
kemudian pindah ke patok No 1 yang telah ditancapkan untuk menentukan patok
berikutnya dengan referensi titik T yaitu dengan melihat kebelakang demikian
pula dengan patok No.3 kita pindahkan instrumen ketitik patok No.2 dengan
melihat patok No 1 kemudian menentukan patok No.3 dan seterusnya.
Tanda harus tetap terlihat , cara penandaan sedemikian karena kita tidak dapat
patok de\idepan , maka harus melihat kebelakang agar antara titik T ke A1 tetap
lurus.
31
A1
A2A3
A4A5 A
B
Dari peta dapat ditentukan route tersebut akan melalui daerah mana karena dari
peta dapat diketahui letak kota , jalan raya, rel kereta api , sungai , bandara,
transmisi yang sudah ada, dan bangunan penting lainnya.
Dalam praktek titik A1 tidak selalu terlihat dari titik T tergantung keadaan medan
untuk itu dibedakan menjadi tiga keadaan medan :
1. Titik A1 dapat dilihat langsung dari titik T
2. Titik A1 dapat dapat dilihat dari titik tertinggi yang ada diantara titik T dan A1
3. Titik A1 sama sekali tidak dapat dilihat dari titik T
Kesalahan Pengukuran
Dalam pratek pengukuran sering terjadi kesalahan ukur yang disebabkan oleh kesalahan
pengukuran maupun kesalahan alat ukur , untuk itu ada cara agar kesalahan itu tidak
terjadi , misalkan kesalahan ukur pada alat sebesar 5 cm maka semakin jauh dan semakin
banyak patok semakin besar kesalahannya , sehingga makin banyak patoknya semakin
besar kesalahan yang timbul.
Untuk mengatasi terjadinya kesalahan tersebut dilakukan cara-cara sebagai berikut :
Pertama-tama kita tentukan patok No.1 setelah didapat patok No.1 dari patok No.1 kita
melihat kebelakang (T) Kemudian melihat patok No.2 , kesalahan misalkan ada disebelah
kanan , beri patok sementara pada titik tersebut , setelah itu instrumen kita putar 180o
sehingga menghadap kebelakang kemudian kita balik menghadap kedepan dan kesalahan
32
pengukuran ada disebelah kiri kemudian diberi patok sementara , dari kedua patok
sementara itu kita ambil tengah-tengah yang merupakan letak patok yang sebenarnya
(patok yang kita inginkan)
Begitulah selanjutnya sehingga kita mendapatkan patok-patok yang lurus .
1. Bila keadaan medan dapat melihat dari titik T ketitik A1 pengukuran dapat mudah
dilakukan tetapi dengan cara-cara seperti diatas agar letak patok tetap lurus
2. Bila keadaan medan tidak memungkinkan untuk melihat langsung maka dicari titik
tertinggi agar dapat melihat titik T dan titik A1
Setelah didapat titik tertinggi maka dicari titik-titik yang benar dengan cara
memindah-mindah titik tersebut pada satu garis A-B dengan cara dicoba-coba antara
kiri kanan titik yang kita inginkan , dalam hal menentukan titik tertinggi ini , bila
terjadi kesalahan antara 2 - 3 cm itu tidak menjadi masalah karena kita hanya
33
menentukan satu titik, kemudian menentukan titik-titik ( patok-patok ) seperti cara
diatas agar tidak terjadi kesalahan .
3. Bila keadaan medan tidak memungkinkan sama sekali untuk melihat titik T dan A1
maka dibuatlah patok-patok sementara.
Dalam praktek keadaan medan 99% ditemui seperti ini
34
A
B
T
T
A1
A1
Dd
T A1
T A1
A1’
d = tg D
kecil sehingga tg sin
Biarpun mengalami kesalahan tetap saja patok-patok sementara itu ditancapkan setelah
selesai pemberian tanda sementara kemudian diukur besarnya kesalahan antara A1 - A1’
(misal 101,25 m) dan jarak antara T – A1 = (misal 6345,5 m) dari pengukuran ini dapat
kita tentukan sudut α .
Jadi 101,25 = 6345,5 sin α
sin α = 101,25/6345,5 sehingga α = . . . .
Setelah ditentukan sudut α kemudian kita tentukan letak titik patok No.1 yang
sesungguhnya dari titik awal ini kita dapat melakukan pengkuran dengan tepat seperti
cara-cara diatas .
Setelah selesai pemberian tanda pada seksi pertama kita lanjutkan keseksi kedua , bila
kita ingin memulai seksi berikutnya maka ditentukan besarnya sudut yaitu dengan cara
menempatkan instrumen tersebut pada titik A1 kemudian melihat
35
T
A1
A2180o
180o
kebelakang dan putar 180o kemudian ditambah sudut α yaitu ( 180 o + α ) demikian
selanjutnya
Perlu diingat instrumen biasanya menggunakan satuan centi cimal ( perseratus) maka dari
derajat harus diubah menjadi centi cimal.
Pemberian TandaPemberian tanda adalah sangat penting sekali karena bila terjadi kesalahan akan berakibat
fatal dan juga perlu diperhatikan pemberian nomor pada setiap tanda harus benar-benar
teliti karena bila terjadi kesalahan dalam pemberian tanda nomor akan berakibat pula
salah dalam pendirian tower.
Untuk menentukan letak patok yang hilang atau dipindah orang maka dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1 . Kita ukur 6,5 meter dari pohon kemudian dilingkarkan
36
2 . Kita ukur 5 meter dari sudut rumah kemudian dilingkarkan
Dari kedua pengukuran yang dilingkarkan akan terdapat dua titik potong lingkaran ,
dari kedua titik potong tersebut kita belum dapat menentukan titik potong yang mana
yang merupakan letak patok yang hilang untuk menentukan maka dilakukan langkah
ketiga
3 . Kita ukur 4 meter dari tiang listrik dan dilingkarkan dan akan memotong salah satu
dari kedua titik tersebut yang merupakan letak patok yang hilang ( titik yang
dipotong oleh ketiga lingkaran )
37
Contoh Monographi patok No.2 :
VI. PROFILE
Profile adalah bentangan memanjang dari seluruh route yang menggambarkan keadaan
medan yang sesungguhnya , dari profile inilah semua pekerjaan bermula.
Dalam pengukuran jarak dan perbedaan ketinggian dengan cara menggunakan sistem
koordinat.
38
Untuk menyatakan jarak diukur dari titik terminal pertama titik T1 ( arah sumbu X )
sedangkan untuk menyatakan keadaan ketinggian ( Deferensi level ) diukur dari
ketinggian titik T1 ( arah sumbu Y )
Penggambaran jarak maupun perbedaan ketinggian menggunakan skala , ada dua macam
skala yaitu :
1. Untuk skala horisontal ( H ) arah sumbu X misal 1 : 2000
2. Untuk skala Vertikal ( V ) arah sumbu Y misal 1 : 200
Skala untuk horisontal ( H ) lebih besar dari pada skala vertikal ( V )
Biasanya pada setiap Profile dicantumkan skala : SCALES
H , 1 : 2000V , 1 : 200
( Ini misal )
Untuk skala horisontal tidak perlu teliti sekali akan tetapi untuk skala vertikal harus teliti
sekali karena bila tidak teliti akan berpengaruh pada ketinggian konduktor dari tanah
pada andongan ( lendutan ).
Didalam profile dapat dibuat bermacam-macam skala tetapi untuk satu terminal ( T1 –
T2 ) hanya dibuat satu skala.
Pengukuran horisontal ( lurus ) tanpa perhitungan tapi bila keatas ( miring ) atau miring
ke bawah harus diadakan perhitunggan.
Pengukuran-pengukuran pada belokan-belokan penggambarannya adalah sebagai berikut:
Untuk menyatakan sudut lurus dilihat dari satu arah tidak boleh bolak balik
39
X
Y
200 m350 m
400 m
595 m
+3 +6+10 +10
+8
-3 -3
1 2 3 4 5
R1 = belok ke kanan sebesar sudut 1
L2 = belok ke kiri sebesar sudut 2
Didalam profile ini juga diukur ketinggian terhadap bangunan-bangunan misal tiang
listrik , tiang telepon , dalamnya kanal , tinggi rumah , dan lain-lain juga dilakukan
pengukuran lebar jalan , lebar sungai , dan lain-lain .
Juga harus diperhatikan kiri kanan Centre Line karena mengingat fasa yang ada
dipinggir.
Untuk tanah datar tidak ada perbedaan tinggi
40
A1
A2
h
R 35o40’
L 46o37’
46o37’
35o40’
Perbedaan tinggi antara titik Centre Line dengan kemiringan yang lebih tinggi harus
diperhitungkan karena akan mempengaruhi ketinggian konduktor .
Dalam hal ini cara penggambaran untuk kondisi-kondisi kemiringan yang lebih tinggi
dari Centre Line ada dua macam cara yaitu disebelah kanan dan disebelah kiri .
Hal ini perlu diperhitungkan karena untuk menentukan ketinggian konduktor dengan
tanah sehingga konduktor tersebut berada pada jarak aman ( Electrical Clearance )
Pada profile pada umumnya diberi keterangan-keterangan sebagai berikut :
41
Berapa GC ?
Yang lebih tinggi ada disebelahkanan Centre Line
Yang lebih tinggi ada disebelahkiri Centre Line
Centre Line
Keterangan lainnya pada profile misalnya
500 KV
Klaten - Rawalo
O. S = 11 meter O,S = Outside Line
T1-A1 = P0 – P6
A1-A2 = P6 – P11
Dst
Survey dimaksudkan untuk mengumpulkan data sehingga dapat ditentukan perencanaan yang matang .Kesalahan pada profile akan berakibat serius maka diperlukan ketelitian dan kecermatan ,
harus sesuai keadaan yang sebenarnya di lapangan.
Survey dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
1. Survey langsung kelapangan untuk menentukan Pegging The Route
(pemasangan patok-patok dan lain-lain )
42
SKALA : 1 : 2000 ( H ) 1 : 200 ( V )
RS
LS
K - R
R A
LA
H = HorisontalV = VertikalRS = Right SlopeLS = Left SlopeK-R = Menunjukan arah Transmisi ( misal Klaten - Rawalo )RA = Right Angle ( menun- jukan arah belokan kekanan sebesar )LA = Left Angle ( menun- jukan arah belokan kekiri sebesar )
2. Survey lapangan untuk membuat Profile dan diadakan pengukuran-pengukuran.
3. Membuat gambar profile secara lengkap di kantor.
Kebutuhan peralatan instrumen yang diperlukan dalam pengukuran adalah Tacheo meter
Apa saja yang dapat diukur dengan Tacheo meter :
- H,A = Horisontal Angle
- H,D = Horisontal Distance
- V,A = Vertical Angle
Dari H,D dan V,A dapat ditentukan perbedaan ketinggian ( dihitung ) dalam hal ini
dapat positip maupun negatip.
Cara pengukuran sudut horisontal sebagai berikut :
Meletakan instrumen harus waterpas yaitu pada garis Zenith ( garis vertikal yang menuju
titik bumi ) bila tidak pada garis Zenith maka hasil pengukurannya akan salah.
Pada peralatan tersebut sudah dilengkapi dengan pengatur posisi sehingga benar-benar
tegak lurus.
Cara pengukuran Jarak :
43
Z
90o
Titik pusat
Pengukuran sudut Horisontal
Dalam 360o atau 400 c
Misal = 31o 30’ atau = 34c,65
Pengukuran sudut VerticalZenith
S/2d adalah sudah tertentu yang merupakan konstanta didalam instrumen tersebut ( C )
konstanta adalah f/2d = 100
44
Pengukuran jarak dan pengukuran perbedaan tinggi misal antara T1 ke peg No.2
diletakan stup dititik a, b, c, d dst, Setelah itu kemudian instrumen diletakan pada peg
No.2 dan melihat kebelakang sebagai koreksi ( rechek ) , a, b , c, d, adalah titik peg
sementara .
45
0,75
0,50
1,50-
x
D
h
h
a
c
b
P,A
T
D = S sin 2 x 100
= S sin 2 (180 - ) x 100
S
- = x + 0,75 - h
Hasil-hasil dilapangan diisikan kedalam daftar yang disebut Survey Field Book
sedangkan perhitungannya dilakukan dikantor
S = Station dimana Instrumen ditempatkan
P∆ = Partial Deferensi Level
T∆= Total Deferensial level
T1∆ = P∆ + h – c
Progressive yang berdasar dari titik awal baik horisontal maupun vertikal
P∆ = D ctg
D = S sin 2
VII. PENEMPATAN TOWERPenempatan tower adalah dengan referensi Centre Line.
Tower adalah bagian atas bangunan menara yang memikul beban konduktor.
46
Reading
a c bS h p D Average
Progress
T
P H V
T1T1
1,501,50
a 2
1,001,00
1,752,25
2,503,50
88,20’87,20’
144,86249,45
4,4411,63
4,4410,63
2222
1,521,521,521,52
T1ab3
1,000,500,750,50
2,251,751,251,25
3,503,001,752,00
91,45’86,30’86,20’87,20’
249,75249,0699,59149.67
249,6-7,6516,106,307,32
-8,61
33333
1,421,421,421,421,42
2abc4
0,500,751,001,000,50
1,251,251,501,751,25
2,001,752,002,002,00
87,23’
dst
149,65
149,667,24
4444
1,511,511,511,51
3ab5
1,000,750,500,25
2,001,251,251,00
3,001,752,001,75 89,00 22.32’
Tower dibagi menjadi dua macam jenis tower :
1. Tension Tower
Tension tower adalah type tower penegang yaitu konduktor diputus kemudian
disambung dengan jumper, gaya yang dialami oleh tower ada dua arah
2 . Suspension Tower
Suspension tower berfungsi hanya untuk memikul beban konduktor , arah gaya hanya
satu arah ( arah kebawah ) dan konduktor tidak dipotong.
- Line Tower
47
TOWER
TENSION(STRAIN)
SUSPENSIONMAX 2O S/D 5O
LINE( 0O) TOWER
ANGLETOWER
TERMINAL TOWER
Line tower adalah tower yang dipasang pada jalur yang lurus ( 0 o ) ini dapat
menggunakan jenis tower Suspension maupun tower tension.
- Angle tower
Angle tower ini dipergunakan untuk pada belokan jalur antara 1 o s/d 60 o tetapi dapat
juga sampai 90 o untuk keadaan yang khusus , type suspension
tower hanya dapat dipergunakan untuk tower dengan sudut belok antara 0 o s/d 5 o
sedangkan type tension tower dipergunakan antara 0 o s/d 60 o
- Terminal Tower
Terminal tower dipergunakan pada tower akhir dari suatu transmisi ( Dead End
Tower ) tower yang dipergunakan hanya tower tension.
Tower yang dipergunakan untuk tower 500 KV single circuit adalah sebagai
berikut:
0 s/d 2 o type A = tower suspension
5 o < type A = tower suspension yang diperkuat
0 o s/d 10 o type B = tower tension
0 o s/d 30 o type C = tower tension
0 o s/d 45 o type D = tower tension
0 o s/d 60 o type E = tower tension
0 o s/d 45 o type FF = tower tension ( Special Tower )
Toff Deviasion F/90 o = tension tower
48
Toff deviasion F/90 o dipergunakan pada tower khusus untuk pencabangan
Perjanjian :
1. Pemberian nomor adalah : yang kecil dibelakang dan yang besar didepan
1 2 3 . . . . . . . . . . .
> 15 16 17
2. Pemberian tanda A, B, C, D :
Harus melihat arah dari Centre Line ( CL )
- Depan kanan A
- Belakang kanan B
- Belakang kiri C
- Depan kiri D
49
Tower F / 90o
Cara penempatan tower berdsar Centre Line
T1 A1
A2
T2
AB
C D
A
B
C
D
CL
AB
DC
Perjanjian ini harus disepakati bersama , dan ini hanya perjanjian dan siapa saja
dapat membuat perjanjian dengan penamaan yang berbeda.
LINE TOWER
ANGLE TOWER
Kedudukan konduktor sejajar Centre Line
Cara penempatan tower adalah menggunakan garis bagi sudut belokan jadi tower
tegak lurus garis bagi sudut belok seperti gambar baik untuk jenis suspension
maupun jenis tension.
TERMINAL TOWER
Terminal tower adalah tower yang pada ujung terakhir dari transmisi yang berada
pada lokasi dekat dengan Gardu Induk atau lazim disebut Dead end tower.
Pada tower ini harus mampu menahan tarikan dari sebelah saja yaitu arah keluar
sedangkan arah yang menuju ke Gardu Induk tidak boleh ada tarikan.
50
CL
AB
C D
Konduktor
CL
Konduktor
Terminal tower yang paling baik adalah yang tidak mempunyai simpangan sudut,
Centre Line ( 0o ) dan tegak lurus gelagar.
Tetapi kadang-kadang terminal tower juga mengalami belokan akan tetapi belokan
maksimum adalah 45 o tetapi penempatan konduktor selalu sejajar dengan tower
tidak berdasar Centre Line.
Mengapa tower diharapkan tegak lurus gelagar , karena mengingat peralatan yang
berada di Gardu Induk dan juga estetikanya.
TERMINAL TOWER ( DEAD END TOWER )
51
AB
C D
S/S
CL
Gantry Gardu induk
Konduktor
AB
C D
S/S
CL
Gantry Gardu induk Konduktor45O
Dalam keadaan yang memaksa kadang-kadang Centre Line membuat belokan yang
lebih besar dari 45o misalkan 49 o karena melebihi 45 o maka dibuatlah tower khusus
dengan Arrangemant special yang dimiringkan 9 o .
Dalam hal kejadian demikian ini diakibatkan oleh kesalahan pada saat suvey,
seharusnya pada saat menentukan survey diusahakan Centre line masuk ke GI
membuat sudut maksimum 45o karena kesalahan tersebut mengakibatkan biaya
menjadi lebih mahal , masalah lain yang timbul adalah Electrical Clearance.
Special Arrangement ini kurang bagus bila sudut sampai 50 o keatas baik dari segi
estetika maupun electrical clearance juga konduktor yang masuk ke FI tidak boleh
ada gaya.
VIII. GAYA –GAYA YANG TIMBUL PADA TOWER.
52
9o
CL
Konduktor
Gantry
Gaya yang bekerja pada tower ada beberapa macam tergantung posisi tower dan jenis
tower yang dipergunakan.
- Pada tower suspension yang bekerja hanya gaya berat dari konduktor dan
perlengkapannya yaitu gaya hanya satu arah , arah kebawah
- Pada tower tension gaya yang bekerja adalah gaya tarik dari kiri dan kanan tower
pada konduktor , dan juga memikul gaya berat konduktor dan perlengkapannya arah
kebawah.
Pada tower tension yang dipasang sebagai Dead End Tower gaya yang bekerja adalah
gaya tarik hanya sebelah oleh konduktor ( satu arah ) karena yang masuk ke GI tidak
boleh mengalami gaya dan gaya berat oleh kondukor
- dan perlengkapannya .
Apabila pada salah satu tower akan diadakan pencabangan maka diperlukan Special
Special tower F/90o tension.
Cartenery adalah bagian lengkungan dari konduktor.
F = Ground Clearance ( jarak minimum konduktor dari tanah yang ditentukan oleh PLN )
53
S
F
H = F + S
H
S = Sagging adalah jarak antara horisontal dengan titik terendah pada lendutan
H = Tinggi Tower ( H = F + S )
Gruond clearance berbeda-beda untuk setiap negara dan kondisi lingkungan disuatu
tempat.
Besarnya sagging ditentukan oleh 3 faktor :
1. Span ( C ) Jarak antara tower horisontal , makin panjang jarak antara tower makin
besar saggingnya.
2. Tarikan ( Tension ) ( T ) makin besar tarikan T makin kecil saggingnya namun harus
diperhitungkan faktor keamanannya.
3. Berat konduktor per meter ( P ) Berat konduktor ini tergantung dari ukuran
konduktor makin besar konduktor makin berat sehingga makin besar pula
saggingnya.
Berat konduktor dapat diketahui ( kg/m )
- Jarak tower dapat diketahui ( misal 300m , 350m , 400m , 450m , 500m )
- Tarikan adalah tarikan yang cukup aman terhadap konduktor ( Pada pengujian merusak
yaitu konduktor ditarik sampai putus misal 4000 Kg maka tarikan 1500 Kg adalah
tarikan yang cukup aman )
Tarikan T ini akan dirasakan sepanjang konduktor
54
T
T
T
W
C/4
C/2
C
S
P = berat konduktor / meter
Misalkan pada titik tengah konduktor kita potong maka konduktor akan terayun menuju
tower karena beratnya konduktor , Dari sini beratnya W berada pada titik C/4 sehingga
menimbulkan berat konduktor sebesar P x C/4 Uuntuk keseimbangan maka diperlukan
gaya tarikan sebesar T x S sebagai momen lawan pada titik terendah sagging maka
persamaan menjadi P x C/2 x C/4 = T x S
atau S = C2P/8T
Contoh : Berat konduktor / meter P = 1kg/m
Jarak tower ( Span ) C = 500 meter
Tarikan T = 1500 kg
Tentukan Saggingnya
S = C2P / 8T = 500 2 x 1 / (8 x 1500) = 20,83 meter
Dalam hal ini yang dapat diubah adalah Span ( jarak antar tower ) dengan berubahnya
span berati juga merubah tinggi tower sedangkan P dan T tidak dapat dirubah lagi .
55
T
W
C/4
C/2
S
P = berat konduktor / meterW= berat konduktor pada titik C/4S = SaggingT = Tarikam pada C/2
P x C/2 x C/4 = Momen putarT x S = Momen lawan
Untuk keseimbangan maka mpmen putar = momen lawan
P x C/2 x C/4 = T x S
C 2 PS = _________
8 T
Untuk transmisi 500 Kv jarak span rata-rata adalah 500 meter
56
S = 20,83 m
F = 15 m
C1
C2
C3
H = 15 + 20,83 = 38,83 m
S0
S1
S2
S = 20,83 m
F = 15 m
C1
C2
C3
H = 15 + 20,83 = 38,83 m
S0
S1
S2
Span sepanjang 500 meter selalu adalah tidak mungkin berhubung dengan keadaan
medan yang tidak datar .
Untuk di Indonesia Body Extention adalah 3 meter artinya tower bisa ditambah
ketinggiannya adalah tiga meteran.
Misalnya tower dengan type A tingginya 35 meter maka
A 0 = 35 meter
A 3 = 38 meter
A 6 = 41 meter
Dst
Umpamanya tower bertambah tinggi 3 meter maka sagging juga bertambah tinggi tiga
meter . Jadi S = 20,83 + 3 = 23,83 meter , maka berapakah jarak spannya,
S = C2P / 8 T sehingga C = ( 8T/P )
C = (8 x 1500 x 23,83 ) = 534,75 meter
Maka panjang span adalah 534,75 meter dengan ketinggian tower 35,3 + 3 = 38,83 m
Satu macam konduktor hanya mempunyai satu macam Cartenery untuk S = C2P / 8 T
57
500 500 500 500 500 500
Span dengan panjang 500 m terus adalah tidak mungkin
500 350 600 450 600500 500
Setiap perubahan span maka harus dirobah ketinggian towernya, dalam teori span dapat
semakin panjang tetapi tower juga semakin tinggi sehingga menjadi mahal , untuk di
Indonesia ketinggian tower transmisi 500 KV dibatasi + 18 meter
A 0 s/d A 18
AR 0 s/d AR 18
B 0 s/d B 12
C 0 s/d C 12
D 0 s/d D 9
E 0 s/d E 3
Cara penggambaran Cartenery atau sagging adalah sebagai berikut :
Untuk menggambar adalah dengan cara menghubungkan titik-titik dengan nomor yang
sama , hubungkan antara titik-titik tengah antara crossing
58
1
2
34
5
6
7
7
65
43
2
1
Skala Panjang : 1 : 2000Skala tinggi : 1 : 200
500 m
S = 20,83 m
20,8
3 m
Type ± 0 ± 3 ± 6 ± 9 ± 12 ± 15 ± 18
A
AR
B
C
D
E
FF
35
35
35
35
35
35
35
38
38
38
38
38
38
41
41
41
41
41
44
44
44
44
44
47
47
47
47
4441
50
50
50
53
53
Tabel ketinggian tower
Semakin tinggi tower adalah semakin mahal biayanya sedangkan pertambahan span
hanyalah kecil saja .
Karena tinggi tower tidak berbanding lurus dengan panjang span tetapi berbanding
kwadratis.
Dapat juga tinggi tower lebih rendah dari normal ( - 3 meter ) tetapi jarak span juga
semakin kacil .
Tinggi tower diukur dari kedudukan konduktor sampai ketanah , penambahan tinggi
selalu ditambahkan pada bagian bawah body tower bukan dari atas , makin tinggi tower
makin lebar tanah yang dipergunakan untuk tapak tower.
Untuk tower jenis piramide tinggi tower diukur sampai konduktor paling bawah.
59
Type ± 0 ± 3 ± 6 ± 9 ± 12 ± 15
A
AR
B
C
D
E
FF
35
35
35
35
35
35
35
38
38
38
38
38
38
41
41
41
41
41
44
44
47
47
41
50
50
Tabel yang dipakai di Indonesia
32
32
32
32
32
32
-3
Tinggi tower untuk tower Suspension (A dan AR )
Tinggi tower untuk tower tension ( B , C , D , E )
60
C
-3
± 0
± 3
± 6
± 9
S
F
C2PS = ________
8 T
H-3
H ± 0
H ± 3
H ± 6
H ± 9
H ± 12
H ± 15
Untuk tower tension pengukuran tinggi tower dari tanah sampai Cross Arm ( Travers)
Penambahan tinggi ( Extention Body ) sebesar 3 meter adalah desain dari pabrik
sedangkan dipabrik lain panambahan tinggi ( Extention Body ) mungkin 1 meter atau 2
meter dan lain-lain.
Tower jenis tension penggunaannya sedikit untuk suatu transmisi sedangkan tower jenis
suspension paling banyak digunakan.
Untuk jenis tower FF hanya mempunyai ketinggian normal yaitu H 0
Untuk Tower jenis F / 90o adalah dirancang untuk sudut belokan 90o tower ini didesain
khusus untuk percabangan T sistem.
Bila pencabangan akan dilakukan maka konduktor diantara kedua tower dihilangkan .
61
H-3H ± 0
H ± 3
H ± 6
H-3H ± 0
H ± 3
H ± 6
Tower jenis AR banyak dipakai karena banyak belokan dengan sudut kecil sedangkan
bila menggunakan jenis tower type B, C , D , E adalah terlalu mahal
IX. CARTENERY
Cartenery dibuat untuk menentukan tinggi tower berdasarkan keadaan lokasi , ketinggian tower berdasarkan keadaan lokasi dengan ketentuan tingginya Ground Clearance.Setiap Konduktor hanya mempunyai satu Cartenery
62
F
H± 0
H+3
H+ 6
H-3H ± 0
F
A ± 0
A-3
A ± 0
A-3
Cartenery dapat dibuat berdasarkan sagging bila diketahui :
C = Jarak span rata-rata misal 500 meter
P = Berat konduktor per meter misal 1 Kg /m
T = Tarikan dengan faktor keamanan misal 2000 Kg
C2 P
Maka sagging :__________
8 T
5002 x 1.3
: __________ = 20,3125 m 8 x 2000
63
S
C
C
C
FFF
Carteney tidak dapat dirubah
Setelah diukur dengan skala Vertikal : 1 : 200
Horisontal : 1 : 2000
Kemudian dibuat template ( Pola )
Penggunaan template pada profile sebagai berikut :
Setiap jenis konduktor diberi nama misal “ Dove “ dengan karakteristiknya misal
P = 1,3 Kg/m , T = 2000 Kg , C = 500 m maka dari data tersebut dapat dibuat Cartenery .
Dari cartenery ini dapat digunakan untuk menentukan bermacam-macam kedudukan
tower, seperti contoh diatas diantara titik T1 s/d A2 untuk dapat dipilih beberapa
alternatif letak tower yang semuanya memenuhi Ground Clearance.
1 . FF 0 ; A + 6 ; C + 3 ; A + 6 ; B + 6
2. FF 0 ; A - 3 ; A 0 ; C 0 ; A + 3 ; A 0 ; B 0
3. FF 0 ; A 0 ; A 0 ; C 0 ; A 0 ; A 0 ; B – 3
Penggunaan template Cartenery harus benar yaitu sejajar dengan sumbu horisontal .
64
FF±0 A-3
A±0
A+6A ±0 A±0
C+3
C±0
A+3 A±0
A+6
A±0 A±0
B+6
B±0
B-3
A1
A2
1 2 3 4 5 6 7 8
87654321
T130o
10o
Dari semua titik-titik tempat lokasi tiang itu harus dipilih yang benar-benar
menguntungkan ditinjau dari segala macam faktor.
Misalnya pemilihan tempat kedudukan tower telah ditentukan , seperti contoh dibawah
ini kemudian dilakukan exavasi.
X. SPANSpan adalah jarak horisontal antara tower ke towerSpan dibagi menjadi enam jenis span :1. Span normal
2. Wight Span
3. Wind Span
4. Ideal Span
5. Virtual Span
6. Equivalent Span
65
1. Span normal adalah jarak horisontal antara dua tower.
2. Weight Span adalah jarak horisontal antara dua titik terendah dari konduktor dikiri
dan kanan, Jarak diambil horisontal karena lengkungan ( Sag ) yang sebetulnya
hanyalah kecil maka dianggap horisontal.
Tw1 = ( x + y ) P = . . . . . . . Kg
Tw2 = ( a+ b) P = . . . . . . . Kg
Tw3 = ( c + d ) P = . . . . . . . Kg
Tw = Total beban yang diderita oleh tower , berat total yang diderita oleh tower
adalah : Tw = ( a+b ) P x K x F
( a + b ) = Weight Span
P = berat konduktor per meter
K = Jumlah konduktor per fasa
F = Jumlah fasa
66
x ya b
c d
Tw1 Tw2
Tw3
Weight span ( a + b )
1 2 3
3. Wind Span adalah jarak kedua titik tengah antara span normal horisontal dikiri kanan
tower , yang terkena tiupan angin yang dirasakan oleh tower yang datangnya
transversal ( memotong konduktor ) sedangkan angin yang datangnya searah dengan
konduktor diabaikan
Misalkan konduktor mempunyai diameter 2 cm sedangkan panjang wind span 550
m maka luas konduktor yang terkena angin adalah 0,02 x 550 = 1,1 m2.
Luas konduktor bundle empat kawat tiga fasa adalah :
A = 0,02 x 550 x 4 x 3 = 132 m2
67
A = 600 m B = 500 m
A B
( A + B )Wind Span
( A + B ) = ( 600 + 500 ) = 550 m
Misalkan gaya angin persatuan luas adalah 100 Kg / m2 ( angin topan ) maka gaya transversal yang
dirasakan oleh tower adalah : 132 m2 x 100 Kg = 13200 Kg.
Jadi dalam hal ini gaya angin yang dirasakan oleh tower sangat membahayakan
sekali.
Oleh karena itu tower harus tahan terhadap gaya berat yang ditimbulkan oleh
konduktor dan perlengkapannya serta juga harus tahan terhadap gaya angin yang
arahnya transversal memotong konduktor.
4. Ideal Span adalah jarak horisontal antara tower ke tower standard normal = 500 m.
5. Virtual Span sama dengan ideal span.
6. Equivalent Span adalah harga rata-rata span yang dilihat hanya satu section.
Satu section adalah jarak antara tower tension ke tower tension berikutnya.
Simple Average = ( S1 + S2 + S3 + S4 ) / 4 = S A
Tetapi bentuk persamaan Curva adalah merupakan persamaan Kwadrat, oleh karena
itu Equivalent Span dihitung dari pangkat tiga dibagi Equivalent Simple Average .
karena persamaan yang kita inginkan persamaan kwadrat maka persamaan menjadi :
(S13 + S23 + S33 + S43) ( S3)E S = _________________________________ = __________
(S1 + S2 + S3 + S4) ( S) S = L = Panjang satu section
68
T T
S S S
S1 S2 S3 S4
a
b c d e f
a1 b1 c1 d1 e1 f1
T = Tower TensionS = Tower Suspension
Wind Span :
S1 + S2 S2+ S3 S3 + S4__________ ; __________ ; __________
2 2 2
Weight Span Maximum Temperatur
a + b ; c + d ; e + f
Weight Span Minimum Temperatur
a1 + b1 ; c1 + d1 ; e1 + f1
Sedangkan Template dibuat dari Ideal / Virtual Span 500 m , sedangkan equivalent span
panjangnya tidak sama dengan ideal span akan tetapi perbedaan curva antara span 500 m
dan 550 m , 450 m adalah sedikit sekali oleh karena itu dibuatlah dua macam template
cartenery yaitu :
Template Cartenery standard dengan span 500 m
Template Catenery Chek dengan span 350 m
Template cartenery dengan span 350 m dipergunakan untuk memeriksa apabila kita
dapatkan equivalent span kurang dari 450 m karena template 350m adalah baik untuk
span antra 300m s/d 400 m.
Sebagai contoh misalkan kita dapatkan equivalent span 350 m sedangkan tower ploting
menggunakan Cartenery template ideal 500 m dan Ground Clearance cukup tapi bila kita
chek dengan template cartenery 350 m maka ground clearancenya tidak mencukupi maka
tower plotting harus diulang dan mempergunakan cartenery template 350 m
Ratio untuk suspension tower juga menggunakan catenery template .
69
Tower yang akan dichek rationya berada ditengah-tengah antara dua tower dikiri
kanannya.
Puncak tower yang dichek bila berada diatas catenery berarti memenuhi syarat tapi bila
berada diatas catenery tidak memenuhi syarat.
70
Catenery templateTemplate ratio
Limit Tidak OK
Tidak OK
OK
a
A B
aA + B
2
Ratio = R =2 a
A + B= 0,35
XI. ROAD CROSS
Bila terjadi Transmision lines crossing dengan jalan maka harus ditentukan type tower
yang akan dipasang dalam satu section , yang jelas tower T1 harus type C
dan T4 harus type D sedangkan tower T2 dan T3 adalah type A
Kita inginkan T1 = Type C 0
T4 = Type D 0
Karena antara T2 dan T3 terjadi crossing dengan jalan maka perlu diperhatikan ground
clearancenya dengan memperhatikan tinggi tower dan letaknya, kita tentukan tinggi
tower normal = 35 meter , misal jarak section tersebut 1500 meter maka bila dengan ideal
span 1500 meter kita dapatka 3 span
Cara Plotting Tower
Pertama dari T1 kita tempatkan letak konduktor dengan ground clearance minimum 15 m
kemudian dari T4 kita tempatkan konduktor dengan memperhatikan ground clearance
minimum 15 meter kemudian diantara dua posisi konduktor kita tempatkan satu posisi
71
30OR45OL
45O
30O
7m
H = 8 m
BuildingH= 20 m
16 m
11m
11mT1 T2 T4T3
13 m
lagi dengan memperhatikan Road clearance 20 meter maka didapat dua titik potongan
dari sini dapat ditentukan posisi tower dengan ketinggiannya .
Bila telah didapat posisi tower harus diperhatikan juga posisi itu terhadap jalan , bila
jaraknya mencukupi berarti OK , kemudian di chek persyaratan lainnya . seperti : Ratio .
Wind Span dan Weight Span , Ground Clearance bila semuanya OK berarti tower
Plotting sudah benar.
Cara yang lain adalah dengan mengambil patokan road clearance 21 meter maka Sag
S = H – 21 = 35 – 21 = 14 meter , Bila T = 1800 Kg maka S = C2 p / 8T
C = ( 8 TS / p ) = (8 x 21x1800 / 1,25 ) = 418 meter
Tetapi bagaimana dengan span dikiri dan kanannya , maka sagnya akan besar dan ground
clearance tidak memenuhi syarat.
Kemudian dipilih dengan meninggikan tower menjadi A +3 maka H = 35 + 3 = 38 meter
Kemudian dicoba dengan span 460 meter dan didapat S = 16,89 meter
Sehingga ground clearancenya = 38 – 16,89 = 21,11 meter
Ternyata setelah di chek ground clearancenya di span kiri dan kanan tidak memenuhi
syarat yaitu 13,41 meter , tetapi karena span tidak rata karena tinggi sebelah +3 maka
ground clearance menjadi 13,41 + 1,5 = 14,91 .
1,5 adalah perkiraan adalah ½ extension Body dalam hal ini sudah mendekati betul.
Dibuat lebih tepat lagi maka span dibuat 465 meter maka didapat S = 17,26 meter
Sehingga road clearance = 20,74 meter berarti OK
Ground Clearance 13,62 + 1,5 = 15,12 meter ( OK )
Span dikiri dan kanan = 517,5 meter ( OK )
Kemudian dichek Wind Span T1 , T2 , T3 , T4 ( OK )
Weight Span T1 , T2 , T3 , T4 ( OK )
Ratio T2 , T3 (OK )
Kemudian di chek House Clearance misal tinggi rumah 7 meter maka HC = RC – 7 =
20,74 – 7 > 8,5 meter ( OK )
Kemudian chek Building (OK) begitu juga pohon-pohon bila OK berarti benar.
XII.PEMBACAAN PADA TACHEO METER
Pembacaan pada tacheo meter harus diperhatikan tiga kondisi sebagai berikut :
72
1. Arah vertikal harus benar-benar diperhatikan , titik tengah harus benar-benar berada
dititik tengah tepat diatas centre peg.
2. Posisi titik nol (0) harus benar-benar terletak pada arah garis Zenith ( Z ) karena bila
tidak pembacaan sudut inklinasi tidak akan benar.
3. Posisi peralatan harus benar-benar rata air ( Water Pas ) diatur diantara tiga arah
( bidang datar dan harus rata air )
73
Z
0
90o
Dari ketiga syarat tersebut harus dipenuhi karena bila tidak dipenuhi pembacaan tidak
akan betul.
Pada pembacaan sudut inklinasi dilakukan dua kali diputar 180 o kemudian dibalik hasil
pembacaan kalau dijumlahkan harus 400 c , 1 + 2 = 400 c .
Dalam hal ini peletakan titik nol ( 0 ) harus benar-benar pada garis Zenith bila tidak
pembacaan akan salah.
74
1
2
0
1 + 2 = 400 C
90o 90o
Miasl 1 = 32 c dan 2 = 342 c maka 1 + 2 = 374 c sehingga pembacaan tidak 374 c
bukan 400 c
Pada pengukuran horisontal ( Jarak ) kesalahan ukur 2 cm untuk setiap 100 m , bila
terlalu jauh maka diatur pada pengatur lensa.
75
Reading
a b cst p h s D
D rata rata
p T rata rata
1 a 1,5 1,00 2,00 3,00 94 200 198,22
340,50
18,73 19,23
56,111 2 1,5
1,54
1,54
1,54
0,00
0,50
2,00
1,00
1,00
1,75
2,25
2,50
2,00
2,00
3,00
106,53,00
3,00
3,00
4,00
89
93
94
110
350
350
100
200
200
339,65
197,92
197,59
99,11
342,43
197,75
2
2
2
3
a
3
2
1
1,49
59,27
54,07
9,36
21,81
20,27
59,02
-54,78
8,4
21,23
19,76
20,55
CONTOH PEMBUATAN PROFILE
Data yang didapat dari lapangan kemudian diadakan perhitungan
198,22396,5
459,61
657,53
19,2
3 56.1
1
8,4 20
,55
Scales : H ==> 1 : 2000V ==> 1 : 200
PROFILE
XIII. PERSYARATAN TOWER
Tower dibuat sesuai dengan kondisi yang harus memenuhi segala persyaratan , oleh
karena itu pembuatan profile harus benar-benar teliti sesuai dengan keadaan medan .
Syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain :
- Ground Clearance
- Kemampuan atau daya dukung
- Tinggi tower
- Lokasi dimana tower akan didirikan
- Keadaan lokasi ( miring , datar , dll. )
Dan masih banyak lagi faktor-faktor yang menentukan pendirian tower.
Ketinggian tower ditentukan oleh lendutan ( Sag ) dan Ground Clearance ( F )
H = S + F
Dalam preaktek ketinggian tower ditentukan oleh keadaan tanah ( naik , turun , datar )
oleh karena itu tinggi tower mulai dari normal , lebih rendah atau lebih
76
F
F
F
Bila terjadi perobahan tinggi tower maka tower base keatas tetap ( tidak berobah )
sedangkan perobahan dilakukan dibagaian bawah dari tower , yaitu dengan perobahan
standard : -3 , 0 , +3 , +6 , +9 , +12 , . . . .
Bila terjadi perobahan tinggi yang kurang atau lebih dari tiga meter diadakan pengaturan
pada tinggi kaki tower dimana pengaturan kaki tower dimulai dari :
-2 , -1 , 0 , +1 , +2 , +3 , +4 .
Bila pengaturan kaki tower melebihi dari -2 s/d +4 maka harus diadakan pembuangan
tanah ( dikepras ) untuk penimbunan tidak diijinkan.
Untuk tower type FF tidak boleh ada perobahan harus standard yaitu FF 0
XIV. EXCAVASI (PENGGALIAN)
77
Dengan berobahnya letak kaki tower maka berobah pula letak penggalian tetapi posisi
penggalian masih dalam sepanjang garis diagonal.
Besarnya penambahan atau pengurangan panjang kaki tower ditentukan pula oleh
besarnya sudut kemiringan kaki tower ( sudut inklinasi )
Penambahan atau pengurangan panjang kaki tower ditulis dalam tabel sebagai berikut :
Misalnya kaki tower makin pendek 1 meter maka jarak titik kaki tower ke centre tower
sejauh X = 1 m tan
Misalnya kaki tower makin panjang 3 meter maka penggeseran titik kaki tower
dari centre tower sepanjang Y = 3m tan
Misal = 3 o ==== > tan = 0,052
78
T 235 A ± 0
A B C D
± 0± 0± 0± 0
T 235 A + 6
A B C D
+3+3-1-1
T 235 A ± 0
A B C D
-1-1+1+1
X = ( 6 - 1 ) tan = 5 tan 3 o
= 5 x 0,052 = 0,26 m
Y = ( 6 + 1 ) tan 3 o = 7 x 0,052 = 0,364 m
Tiga hal yang harus diperhatikan :
- Sudut inklinasi stub dari setiap jenis tower adalah berbeda dilihat dari diagonal
- Pengukuran adalah selalu sepanjang diagonal dari tower.
- Pengukuran selalu horisontal dari titik pusat tower.
Cross Diagonal Section
Dibuat gambar mal dengan skala 1 : 100 H dan V sama sesuai dengan type tower
kemudian diletakan diatas profile , dari sini dapat diketahui berapa kaki tiang ditambah
atau dikurangi dan gambar mal ini dapat digeser sejajar garis horisontal sesuai dengan
type tower dengan penambahannya , penggeseran disebut
79
Model ini diletakan diatas profile tower sehingga langsung dapat diketahui perobahan
kaki tower seperti pada contoh :
Titik kaki A dikurang 1 meter ( -1 )
Titik kaki B dikurang 1 meter ( -1 )
Titik kaki C ditambah 1 meter ( +1 )
Titik kaki D ditambah 1 meter ( +1 )
Pada name card dapat ditulis :
T 235 A + 3
A B C D
-1 -1 +1 +1
Model ini dapat digeser disesuaikan dengan ketinggian tower yang diperlukan cara
penggeseran harus selalu garis horisontal sejajar , perobahan kaki tower tersebut adalah
80
sehingga pada kartu identitas ditambah , hal ini untuk menentukan hasil akhir,
yaitu untuk menentukan tinggi tower , tinggi konduktor dsb.
T 235 A + 3
A B C D
-1 -1 +1 +1
Kemudian dalam tabel dapat ditulis :
Type -3 0 +3 +6 +9 +12 Legs
A 33 36 39 42 45 48 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4
5 o AR 33 36 39 42 45 48 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4
B 33 36 39 42 ---- ---- -2 -1 0 +1 +2 +3 +4
6oC 33 36 39 42 ---- ----- -2 -1 0 +1 +2 +3 +4
D 33 36 39 42 ---- ---- -2 -1 0 +1 +2 +3 +4
8 oE 33 36 39 42 ---- ---- -2 -1 0 +1 +2 +3 +4
FF --- 36 ---- ---- ---- ----- --- ---- 0 ---- ---- ---- ----
81
Berdasarkan Catenery letak-letak tower dapat ditentukan sepanjang route , penempatan
tower ditentukan banyak faktor antara lain :
- Ground clearance
- Faktor teknik
- Faktor ekonomi
- Lokasi tanah
- Span horisontal
- Weight sapan
- Wind span
- Sudut posisi
- Tinggi tower dan lain-lain
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Profile sepanjang route untuk menentukan posisi tower, tinggi tower , right slope , left
slope.
2. Dibutuhkan profile dari cross diagonal section untuk menentukan perbedaan tinggi
kaki tower juga untuk menentukan letak posisi kaki tower.
Contoh 1 kartu identitas :
T235 A + 6 - 0,5
A B C D
-1 -1 +1 +1
A + 6 = 48 meter = 0,5 maka tinggi tower adalah = 42 – 0,5 = 41,5 meter
Karena dalam hal ini pengaturan kaki tower dari - 2 s/d +4 dan tidak ada perpanjangan
kaki sebesar 0,5 meter maka pilihan satu-satunya adalah menurunkan centre tower
sebesar 0,5 meter
Contoh 2 pada kartu identitas tertulis :
T236 A + 3 + 0,5
A B C D
-1 -2 +1 +1
82
A +3 + 0,5 adalah 39,5 meter
Dengan adanya perobahan tinggi kaki tower maka berobah pula jarak titik kaki tower dari
centre tower , misal sudut kemiringan :
Sudut inklinasi adalah = 5 o maka pertambahan jarak adalah :
Kaki D = ( 4+3+3 )tan 5 o = 10 x 0,08 = 0,8 meter
Kaki C = ( 4+3+1 )tan 5 o = 8 x 0,08 = 0,64 meter
Kaki B = ( 4+3-2 )tan 5 o = 5 x 0,08 = 0,40 meter
Kaki A = ( 4+3-1 )tan 5 o = 6 x 0,08 = 0,48 meter
83
-2
-1
+1
+3
10,64
10,80
10,40
10,48
A
BC
D
+0,5
±0
+3
Keterangan : misal dalamnya galian adalah 4 meter maka masing-masing ditambah 4
meter , +3 adalah A +3 , dan +3 , +1 , -2 , -1 adalah tambahan panjang kaki tower.
Dalam contoh 3 adalah dalamnya penggalian untuk tower normal ,
Centre peg dinaikan 0,5 meter dalam hal ini perhitungan dilaksanakan secara vertikal ,
misalnya jarak centre tower degan centre penggalian.
Penambahan ( perubahan ) adalah vertikal dengan memperhatikan :
- Type tower
- Sudut inklinasi
- Perpanjangan tower
- Perpanjangan kaki
- Panjang stub
Menentukan Letak Excavasi
Menentukan letak titik kaki tower dimana harus dilakukan penggalian , jarak dari centre
tower ketitik excavasi arah diagonal adalah tergantung dari type tower ( sudut
inklinasi ), extention of leg , extention of body.
Excavasi harus dilakukan tepat pada posisinya
84
± 0
10 m
52 m
Level ExcavasiTentukan letak titik excavasi dan levelnya , bila pertambahan panjang vertikal 1 meter
pertambahan panjang horisontal 0,1 meter
Tentukan letak titik excavasi dan levelnya , bila pertambahan panjang vertikal 1 meter pertambahan
panjang horisontal 0,1 meter
T. 246 A +3 -0,30
+1 +1 -1 -1
SF SF
Kaki A dan B Normal Tower = 7,07 meter
Extention body = +3 3 x ( 0,1 ) = 0,3 meter
Extention leg = +1 1 x ( 0,1 ) = 0,1 meter
85
3,80 m
0,20 m
3,80 m
Stub ( SF ) = 4 4 x ( 0,1 ) = 0,4 meter
Jumlah = 7,87 meter
Kaki C dan D Normal Tower = 7,07 meterExtention body = +3 3 x ( 0,1 ) = 0,3 meter
Extention leg = -1 - 1 x ( 0,1 ) = - 0,1 meter
Stub ( SF ) = 4 4 x ( 0,1 ) = 0,4 meter
Jumlah = 7,67 meter
Tidak mempengaruhi jarak horisontal dari titik centre tower , karena adanya = - 0,30
maka galian diperdalam 0,30 meter karena peg centre tower diturunkan 0,30 meter
Problem real yang terjadi antara line Cirebon – Bandung terdapat tower dengan dua kaki
dengan Pile foundation dan dua kaki dengan Standard foundation
86
1 m
3 m
-1
+1
0,30
0,30
0,305 m
10 m
52 m
7,67 m7,
87 m
A
B C
D
Data pada identitas Card adalah sebagai berikut :
A+3 +0,50
A B C D
-1 -1 +2 +2
S.F P.F
Kaki A dan B
Extention body = +3 3 x ( 0,1 ) = 0,3 meter
Extention leg = -1 -1 x ( 0,1 ) =- 0,1 meter
Stub ( SF ) = 4 4 x ( 0,1 ) = 0,4 meter
Normal Tower = 7,07 meter
87
2.5 m
7,67 m7,67 m
-1
+3
+3
2.5 m
Jumlah = 7,67 meter
Kaki C dan DExtention body = +3 3 x ( 0,1 ) = 0,3 meter
Extention leg = +2 +2 x ( 0,1 ) = 0,2 meter
Stub ( PF ) = 1 1 x ( 0,1 ) = 0,1 meter
Normal tower = 7,07 meter
Jumlah = 7,67 meter
Level A/B = 4 – 0,50 – 1 = 2,50 meter
Menentukan Excavasi adalah :
1. Tentukan letak titik galian arah diagonal dari centre tower
2. Tentukan level ( dalamnya galian ) diukur dari centre tower
Contoh menentukan Excavasi
A 0
A B C D
0 0 +2 +2
88
a
bc
d
p
s
q
r
3m
3m
3m
3m
CLCT
A B
CD
Jarak antara kaki = 10 meter
Panjang Stub = 4 meter
Sudut inklinasi = 5o
Untuk kaki A dan B jarak antara titik penggalian ke CT x = 52 + tan 5o
Panjang diagonal dari luas tanah yang akan digali bila ukuran 3 x 3 m antara a ke c = Y Y = 32
Jarak antara titik a ke CT adalah X – ½Y = 52 + 4 tan5o – ½ (32)
Jarak antara titik c ke CT = X + ½Y = 52 + 4 tan 5o + ½ (32)
Untuk menentukan titik b dan d adalah dengan benang sepanjang 6 meter diikatkan
pada titik a dan c dan diambil tengah tengahnya kemudian ditarik kekanan kita
dapatkan titik b kemudian kita tarik kekiri kita dapatkan titik d
Untuk kaki C dan D karena leg extention +2 maka jarak titik penggalian ke CT adalah :
Z = 52 + ( 4 + 2 ) tan 5o
Panjang diagonal p – r = 32
Jarak p ke CT = 52 + ( 4 + 2 ) tan 5o - ½ (32)
Jarak r ke CT = 52 + ( 4 + 2 ) tan 5o + ½ (32)
Untuk menentukan titik q dan s caranya adalah sama seperti menentukan titik b dan d
89
XV. PELAKSANAAN SURVEY
Survey merupakan pekerjaan mula dari suatu pembuatan transmission lines, biarpun sulit
pekerjaan ini harus dilakukan karena tanpa survey, pembangunan transmisi tidak dapat
dilaksanakan.
90
SURVEY
ROUTEPEGGING
PROFILESURVEY
PROFILEDRAWING
TOWERDATA
TOWER PLOTTING
CODUCTORDATA
STRUCTURE LIST
FIELDBOOK
TYPES OF TOWERTOWER HEIGHTBODY EXTENSLEG EXTENSMAX.WIND S.MAX. WEIGHT S.RATIO WH/WI > 0,5ANGELSBASE TEMPLATE
DIAMETERUNIT WEIGHTTYPE + NAMEE.D. TENSIONVIRTUAL SPANVIRTUAL SAGGROUND CLEARMIN TEMPERATUREMAX TEMPERATURERATIO WH/WI FOR S
TOWER.HTEMPLATE
BASE DIAGTEMPLATE
MIN & MAXCATENERY
TEMPLATE
TOWER PEGGINGCROSS DIAG. SECTIONLEG EXTENSION± OFTOWER
SOILINVESTIG
FONDATIONTEST
FOUNDTYPE
Dari mulai route pegging dan melaksanakan profile survey yang dicatat dalam field book
dapat dilaksanakan bersama-sama .
Setelah didapatkan data kemudian diadakan profile drawing dari sinilah diadakan tower
ploting sehingga profile merupakan profile yang lengkap.
Setelah itu kemudian membuat tower pegging dilapangan sekalian membuat cross
diagonal section dan dari sini dibuat tower identification dan stucture list untuk setiap
tower sepanjang route.
Pada stucture list dimasukan antara lain :
- Sudut deviasi dari Transmission lines
- Keadaan posisi Centre Tower
- Type , Leg , Height , Pondasi , Type tanah dari setiap tower dan sebagainya.
Sebagai hasil didapat dua dokumen penting yaitu :
- Profile drawing ( Plotted profile )
- Structure List
Tanpa hal-hal tersebut diatas kita tidak dapat membangun suatu transmisi.
1. PEGGING OF THE ROUTEPegging of the route adalah menentukan letak patok sesuai route yang ada di peta .
- Menentukan letak patok yang baik adalah yang dari beton supaya jangan hilang dan
dibuat monographi dengan tiga refernsi untuk patok-patok tertentu , untuk menemukan
kembali bila ada patok yang hilang atau dipindah orang.
- Patok harus diberi nama dan nomor.
- Menentukan section atau titik belokan ( T1 – A1 ) dan diantara patok-patok tersebut
harus ditempatkan patok-patok yang lurus.
- Setiap section merupakan line yang lurus dan pada titik-titik deviasi harus diberi
nomor patok progressive.
2. MARKING OF THE ROUTEUntuk memudahkan menemukan patok harus diberi tanda untuk line-line yang lurus ,
misalnya dengan jalan , pohon , rumah dan lain-lain, makin banyak tanda makin baik dan
tanda tersebut diberi cat warna merah jangan diganti-ganti.
Setelah didapatkan patok-patok pada route yang benar maka patok-patok sementara harus
dibuang .
91
Kesalahan menentukan pegging biasanya terjadi bila tidak dapat melihat satu saction
sehingga hanya memperkirakan sehingga terjadi deviasi.
3. PROFILE DRAWINGToleransi untuk horisontal adalah 1 meter untuk setiap 1000 meter dan toleransi untuk
vertikal adalah 10 cm untuk setiap 1000 meter.
Bila dalam penentuan route kita menemukan transmission lines yang lain atau bangunan-
bangunan , maka benda-benda tersebut harus diukur ketinggiannya , ketinggian benda-
benda tersebut harus digambarkan dalam profile , pada profile juga harus dicantumkan
keadaan tanah disekitar kiri kanan Centre Line , sehingga ground clearance konduktor
yang dipinggir dapat dipenuhi
Slope kanan - - - - -
Slope kiri - . - . - . -
Yang dicatat adalah tanah miring yang lebih tinggi dari Centre Line
92
4. FIELD BOOKDari data yang didapat dicatat dalam field book dibalik halaman setiap lembar dibuat
sket untuk menggambarkan medan.
h S
Staff Reading
1 2 D
progressive
HbPoint Peg a b c H V
Hb = tinggi benda-benda lainnya.
93
a b 2 a c 43 a b 5 a
6
a 7 a b 81
1 2 3 4 5 7 81R
2L CL11 m
11 m
SECTION SECTION
1 : 200
1 : 2000
100 s/d 200 m
1 2 3 4
SKET
Data ini semuanya digunakan untuk membuat design dari profile dan untuk menentukan
tower plotting.
Dalam pembuatan profile ini harus benar karena bila tidak benar akan mengakibatkan
kesulitan dalam pelaksanaannya.
5. TOWER PLOTTINGTower plotting adalah berdasarkan dari dua karakteristik yaitu :
- Konduktor Karakteristik
- Tower Karakteristik
Konduktor Karakteristik- Diameter konduktor ( = 22,5 mm )
- P/m = 1.25 Kg / m ( berat konduktor per meter )
- Breake Tension ( B/T ) = 7000 Kg
- Safety Tension ( S / T ) = 2000 Kg
- Span = 500 meter
- Ground Clearance = 15 meter
- Temperature Maximum
- Temperature Minimum
Dari data diatas dapat dibuat Catenery Template.
Catenery Template untuk -Suhu Maximum
-Suhu Minimum
-Ground Clearance
Diameter = 22,5 mm karena tegangan yang digunakan adalah 500 KV adalah syarat
minimum agar tidak terjadi Corona.
Tower Karakteristik- Hight diukur dari Centre Line
- Type ( A , AR , B , C , D , E , FF )
- Extension Body ( -3 , 0 , +3 , +6 , +9 , …… )
94
- Extension Leg ( -2 ,-1 , 0 , +1 , +2 , +3 , +4 )
- Tension atau Suspension
- Angle Tower atau Line Tower
- Nomor Tower
- Weight Span
- Wind Span
- Ratio dalam persen ( % ) Wh/Wi > 0,5 ( Khusus untuk suspension tower )
- Angle Inclination ( Stub angle )
- H
Dalam pembuatan catenery harus menggunakan tegangan tarik rata-rata atau everyday
tension ( EDT )
Besarnya EDT = 2000 X ( 0,7 ÷ 0,8 ÷ 0.9 )
2000 Kg adalah Tension yang diijinkan , bila menggunakan tension yang diijinkan ( 2000
Kg ) maka bila terjadi penurunan suhu ( dingin ) akan terjadi penyusutan yang berarti
tension akan naik T > 2000 Kg ini akan melebihi tegangan tarik yang diijinkan.
95
S
F = 15 m
Safety Tension pada suhu minimum = 15 oC
Everyday Tension = 1700 Kgpada suhu maximum 45o C
500 m
Wind span tidak akan pernah berubah , tidak terpengaruh oleh perubahan temperature
karena jarak span tidak berubah.
Sedangkan untuk Weight span akan berubah karena terpengaruh oleh perubahan
temperature , yang diambil sebagai syarat adalah yang paling besar antara Weight span
pada temperature maximum atau Weight span pada temperature minimum, dan ini
tergantung pada posisi tower makin tinggi atau makin rendah.
Hal-hal khusus pada weight span :
1. Dalam keadaan horisontal weight span tidak berubah yang berubah hanya sagnya.
2. Dalam keadaan tower lebih tinggi dari yang lain maka weight span lebih besar pada
suhu minimum
96
t 15
o Ct 4
5o C t 1
5o C
t 45
o C
Wh
Wh
Wh = Wh
t 15
o C
t 45
o C
t 15 oCt 45 o
C
Wh
Wh
Wh15oC > Wh45oC
3. Dalam keadaan tower lebih rendah dari yang lain maka weight span lebih besar pada
suhu maximum
Dalam keadaan tower lebih tinggi lagi dari tower dikiri kananya maka weight span lebih
besar pada temperature minimum dan letaknya akan melampaui tower dikiri kananya.
97
t 15
o C
t 45
o C
t 15 oCt 45 o
C
Wh
Wh
Wh15oC > Wh45oC
t 15 oCt 45 o
C
t 15o C
t 45o C
Wh
Wh
Wh15oC < Wh45oC
5. Dalam keadaan tower lebih rendah lagi dari tower dikiri dan kananya maka Wh pada
suhu minimum akan berubah diluar span dan hasilnya adalah negatif
Dalam keadaan seperti ini Wh15oC menjadi negatip akibatnya adalah gaya akan
mengarah keatas pada suhu rendah oleh karena itu tower harus type tension bukan
suspension.
98
Wh 15oC
Wh 45oC
Wh 15oC > Wh 45oC
-Wh 15oC
Wh 15oC = Negatip
Wh 45oC = 0
_
6. Keadaan tower yang berturut-turut lebih tinggi dari yang lain dan letak titik
terendahnya berada diluar tower berikutnya , maka weight span akan bergeser
ketower yang lebih rendah.
Dalam keadaan seperti ini maka Cross Arm harus benar-benar diperhitungkan
kekuatannya , dalam keadaan khusus seperti ini harus diperhatikan pemasangan
isolatornya.
99
-Wh 15oC
Wh 15oC = Negatip
Wh 45oC = 0
_
Wh2
Wh3
Wh4
1
2
3
4
5
Wh2
Wh3
Wh4
XVI. TOWER PLOTTING
Tower plotting adalah merencanakan dimana tower akan didirikan , yang di plotkan pada
gambar profile, untuk menentukan harus diperlukan beberapa informasi yaitu :
- Karakteristik Tower
- Karakteristik Konduktor yang diperlukan untuk membuat catenery template
Penenpatan tower dapat dimana saja dengan memperhatikan type tower dan ground
clearance , misalkan tower No. 2 kita pilh type A 0 kemudian dilihat Weight span dan
Wind spannya kemudian dihitung rationya, batas span antara tower No.1 dan tower No. 2
adalah 1000 meter ini adalah batas tidak boleh lebih karena pada type wind span adalah
500 meter , dari sini tower No.2 dapat ditentukan posisi dan tingginya.
100
BETULSALAH
SALAHBETUL
SUSPENSION
TENSION
Ditinjau dari segi ekonomis jarak wind span yang paling ideal adalah yang mendekati
kurang dari 500 meter , misalnya 495 meter bila melebihi 500 meter kita harus merubah
type tower , ini kurang ekonomis.
Misalkan tower No.2 kita tempatkan tower A 0 wind span 500 meter memenuhi syarat
tapi pada temperature minimum Wh.Max = 580 meter untuk ini tidak mungkin
ditempatkan tower A 0 , karena Wh Max yang diijinkan adalah 500 meter.
Misalkan kita menambah tinggi tower No.3 dalam hal ini ground clearancenya terlalu
tinggi sehingga kurang ekonomis , satu-satunya jalan adalah merubah type tower menjadi
AR 0 yang mempunyai Wh Max yang diijinkan 600 meter, sehingga memenuhi syarat
untuk Wh max 580 meter, setelah ditetapkan tower No.2 adalah type AR 0 maka kita
Chek tower No. 3 dengan melihat tower No.2 dan tower No. 4
Misalkan kita pilih tower No. 3 adalah type A 0 kemudian kita ukur Wh pada
temperature Max misal 250 meter dan Wh pada temperature Minimum misal 210 meter
kemudian kita chek rationya Wh/Wi = 210/500 = 0,4 , untuk ratio Wh yang diambil
adalah yang kecil sedangkan Wi adalah 500 meter untuk ini ratio tidak memenuhi syarat
karena untuk suspension tower Wh/Wi > 0,5 ( dalam proyek ini Wh/Wi > 0,7 )
Maka harus dicari penyelesaian dengan menambah tinggi tower menjadi A + 3 sehingga
Wh berubah menjadi 300 meter untuk temperature minimum sehingga Wh/Wi = 300/500
= 0,6 memenuhi syarat tetapi ground clearancenya menjadi
besar , pilihan kedua merubah type tower menjadi B 0 karena type B adalah tension
tower tidak ada masalah dengan ratio , dari kedua pilihan itu kemudian kita bandingkan
harganya dalam hal ini harga dari type B 0 > A + 3 ( misal harga B 0 = Rp 10 juta
101
sedangkan A+3 = Rp 9 juta )untuk itu dipilih type A + 3 dengan ground clearance yang
lebih besar.
Dengan perubahan tower No.3 dar A 0 menjadi A+3 maka tower No. 2 akan
terpengaruh karena Wh nya akan berubah misalnya dari 580 meter menjadi 500 meter
maka pada keputusan pertama untuk tower No.2 dengan tower type AR 0 dapat
dirubah kembali menjadi A 0 setelah ditentukan type tower No.2 dan No. 3 kita
tentukan type tower No.4 dengan melihat tower No.3 dan No. 5.
Misalkan Wh/Wi = 390/500 > 0,5 OK, ( dalam proyek ini Wh/Wi > 0,7 ) ground
Clearance OK, jarak antara Tower No.3 ke No.5 = 1000 meter OK, maka dapat
ditentukan tower type A , penentuan selanjutnya adalah sama.
Hal-hal yang harus di Chek untuk setiap tower adalah :
- Wind span harus mendekati kurang dari harga wind span yang diijinkan , dalam
hal ini wind span berbeda untuk masing-masing type tower.
- Weight span pada temperature maximum kita pilih mana weight span yang paling
besar dan dipilih harga yang mendekati kurang dari harga maximum yang diijinkan.
- Chek ratio Wh/Wi > 0,5 untuk tower suspension , Wh diambil yang paling kecil .
Formula yang perlu diketahui 1. Makin tinggi tower makin berat beban yang dipikulnya dan makin rendah tower
makin ringan beban yang dipikulnya
2. Perubahan weight span dipengaruhi oleh perubahan temperature tergantung posisi
tower.
3. Perubahan weight span pada suatu tower akan mempengaruhi weight span pada tower
disampingnya ( dikiri dan kanannya )
Catatan :
Untuk pemasangan isolator pada suspension tower yang tegak lurus kebawah berbentuk
I harga ratio Wh/Wi > 0,5 pada suhu rendah konduktor akan terangkat sehingga dapat
mengakibatkan Flashover.
102
Contoh lainnya
Tower No.1 adalah type FF 0 , tower No.2 adalah type C karena deviasi 15o dan
berada diantara 0o ÷ 30o untuk menentukan Wh nya maka di chek berapa Wh yang
diijinkan untuk deviasi 15 o setelah di chek Wh yang diijinkan adalah 680 meter untuk
deviasi 15 o
Sedangkan Wh max pada temperature rendah adalah 650 meter sehingga type C
memenuhi syarat dan setelah diukur ketinggian tower adalah C 0 kemudian di chek
tower No.3 dengan melihat tower No, 2 dan No.4 karena pada line lurus kita tentukan
103
280m 700m
720m
625m310m
570m
570m
C±0
A ±0
A+3
12
3
4
5
15 o
33 o
4 oT1 T2 T3 T4 T5
1
2
3 4 5 6 7 8
9
10 1111 m
11 m
0
15o
30o
500 680 800
type A kemudian di chek Wh Max nya setelah diukur adalah 310 meter pada suhu
maximum sedangkan Wh minimum adalah 280 meter dibandingkan dengan Wh Max
dengan Wh yang diijinkan 310 <500 ( memenuhi syarat ) kemudian dilihat rationya
Whmin/Wh = 280/500 > 0,5 memenuhi syarat .
Dari sini dapat ditentukan bahwa tower No.3 dapat ditentukan dengan type A dan setelah
diukur tinggi tower adalah A 0.
Kemudian menentukan tower type D untuk tower No. 4 karena sudut deviasi 33 o ( type
D antara 0 o ÷ 45 o )
Di chek Wh yang diijinkan untuk deviasi 33 o setelah dichek ternyata Wh nya 630 meter
dalam hal ini tower tidak memenuhi syarat karena Wh max lebih besar dari pada Wh
yang diijinkan maka pilihan supaya memenuhi syarat adalah meninggikan tower No.3
menjadi A + 3 sehingga Wh Max nya menjadi 625 meter, sehingga Wh max lebih kecil
dari Wh yang diijinkan sehingga tower type D memenuhi syarat begitu selanjutnya .
Setelah tower plotting selesai maka didapat data sebagai berikut :
- Jarak tower dari titik awal
- Jarak tower dari peg-peg sebelum dan sesudahnya
- Jarak ground clearance minimum
- Level pada ground clearance minimum
- Span antara tower dengan tower sesudahnya .
104
0
30o
45o
500 630 900
Kemudian setelah didapat data tersebut diadakan tower Pegging.
XVII. TOWER PEGGING
Misal kita dapatkan tower No.2 adalah type A datanya adalah :
Tinggi tower = 37 meter
Span = 450 meter
Jarak ground clearance minimum dari tower 2 adalah 310 meter perbedaan level adalah
3 meter dan letak tower Peg adalah +20 meter dari peg No. 3 kemudian dari data tersebut
kita kelapangan untuk mencari lokasi tower peg, pertama kita berjalan dimulai dari titik
T1 sampai menemukan peg No.3 kemudian kita tempatkan instrument di peg No.3 kita
lihat peg No.4 dan dibalik untuk melihat peg No.2 , begitu diulang sehingga kita
dapatkan line yang lurus kemudian kita ukur sejauh 20 meter dari Peg No.3 setelah
didapat instrument kita pindahkan ke
peg tower No.T2 dari sini kita lihat peg No. 2 dan dibalik melihat Peg No.4 agar tower
peg berada pada line yang lurus , stelah didapat peg tower T2 maka :
- Chek span T2 ke T1 bila jaraknya 450meter berarti betul ( OK )
105
4m
250m310m15m
500m 600m450m
1 2
5
43
3m
LPLP1 2 3 4 5
6
7 8 9 1030o
25o20m
37m
FF± 0
- Chek levelnya bila perbedaan level = 3 meter berarti betul ( OK ) pada ground
clearance minimum
- Chek jarak titik ground clearance minimum bila jaraknya 310 meter dari T2
berarti betul ( OK )
Bila ukuran-ukuran diatas sudah cocok berarti letak tower peg sudah betul , bila salah
satu tidak cocok berarti terjadi kesalahan .
Setelah lokasi tower peg betul kemudian kita ukur sejauh 50 meter kedepan dan 50 meter
kebelakang , kita tempatkan peg baru pada kedua titik tersebut dan warnanya dibuat
berbeda dari peg-peg sebelumnya, kemudian kita membuat sket untuk cross diagonal
section pada lokasi tower tersebut kemudian dibuat profile.
Dari cross diagonal ini dapat kita tentukan extension legnya , yaitu dengan menempatkan
model tower type A diatas cross diagonal section tersebut dan dari sini dapat dibaca ,
karena type tower A 0 , sedangkan tinggi tower adalah 37 meter ,maka model
ditempatkan 1 meter lebih tinggi diatas centre peg , kemudian dibaca extension legnya ,
misalnya A = -1 ; B = -1 ; C = +1 ; D = +1 , setelah data tower didapat maka dibuatlah
structure list, setelah itu baru dilakukan axcavasi.
106
AB
CD
LPLPCL
A
D C
B
Skala : H : 1 : 100 V : 1 : 100
Setelah selesai tower No.2 kita lanjutkan ke tower No.3 yaitu tower sudut dengan deviasi
30o yang ber ada tepat di peg No.5 kemudian kita tempatkan instrument pada peg No.5
kemudian kita lihat peg No.6
Dan digeser kekiri sejauh 30o kemudian dibalik melihat peg No.4 dan digeser sejauh
150o kekanan kita tempatkan peg instrument kita balik sehingga didapatkan garis bagi
sudut 30o dan kita tempatkan bay sector peg dikedua titik tersebut , kemudian instrument
kita putar sejauh 90o kekiri kita tempatkan peg didapat bay sector untuk sudut 180o -30o
Dari profile kita dapat :
- Jarak span = 500 meter
- Jarak ground clearance minimum = 250 meter
- Level 4 meter
- Tower type C dengan ketinggian C +3
107
CLCL
30o
180o-30o
4
5
6
CT
BP
BP
BP
BP
Dari data diatas kita chek dan kita cocokan , setelah cocok kita buat cross diagonal
section , setelah dibuat cross diagonal section kita plotkan model tower C+3 dan dapat
diketahui extension legnya.
Setelah model diplotkan diatasnya ternyata leg-legnya tidak tepat sehingga kita geser
sejauh 0,5 meter kebawah dan kita dapatkan leg tepat untuk A=-1 ; B=-1 ; C= +1 ;
D= +1 dan - = 0,50meter
Catatan :
- Bila data tidak cocok misal level pada ground clearance , misal dari profile 3
meter tetapi kenyataannya 5 meter maka bila terus dilaksanakan ground clearance
akan terganggu
108
-1
-2
+1
+2 +2
+1
-1
-2A
D
B
C
CL
T3
A B
CD
- Akibat = -0,50 meter maka ketinggian tower akan berkurang 0,50 meter dan
ground clearancenya pun berkurang oleh karena itu pada waktu tower plotting ground
clearance minimum dilebihkan antara 20 ÷ 50 centi meter.
- Bila extension leg melebihi dari 4 meter ( +4 ) misalnya +5 atau +6 , karena
design leg untuk lebih besar dari +4 tidak ada maka harus dibuatkan special leg atau
tanah ditalud ( dibenteng ) sehingga leg dapat dikurangi menjadi +4.
XVIII. SOIL INVESTIGATION DAN GAYA YANG BEKERJA PADA TOWERSoil investigation adalah penyelidikan keadaan tanah .
Untuk mendirikan tower kita harus mengetahui keadaan tanah yang akan menentukan
jenis pondasi yang sesuai dengan keadaan tanahnya , apakah keadaan tanah itu
lembek, normal , atau keras berbatu .
Kita selidiki bearing capacity dari tanah yaitu dalam setia 1 cm2 luas tanah dapat
menahan berapa Kg , dalam hal ini biasa kita sebut dengan Sigma tanah , harga sigma
tanah berkisar antara 0,01 ÷ 300 Kg/cm2
Dari sini kita dapat menentukan berapa luas pondasi yang disangga oleh tanah.
L2 adalah luas tanah yang menyangga pondasi
109
1. Angle of FrictionAngle of friction adalah untuk mengetahui besarnya sudut friction dari tanah , harga
angle of friction berkisar antara = 0o ÷ 45o .
Untuk mengetahui angle of friction dari tanah harus dilakukan pengujian yaitu dengan
mencabut pondasi tersebut dan akan terjadi tanah disekitar pondasi akan ikut terangkat
diluar tanah urugan , banyaknya tanah yang ikut terangkat adalah tergantung besarnya
sudut yang terbentuk ( angle of friction of soil berkisar antara = 0o ÷ 45o ).
2. Diagram of Force ( Diagram gaya )
110
Tanah urug
Tanah yang ikut terangkat bila pondasi dicabut
R
F1F2
1
2
F2
F1
R
R
R
F
F
FF
/2
/2
90O
90O
45O
F1 = F2R = (F12+F22)R = F1 2 = F2 2
F1 F2R = F1/Cos = F2/Sin R = (F12+F22)
F1 = F2R = 2FSin /2
1 + 2 + =180O = 200C
F1/Sin2 = F2/ Sin1
= R/Sin R = F1 X Sin / Sin2
= F2 X Sin / Sin1
3. Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Tower
Untuk setiap tower akan bekerja 3 gaya baik untuk angle tower , line tower ,
suspension tower maupun tension tower.
1. Gaya berat , gaya berat ini arahnya kebawah vertikal , gaya berat ini adalah
merupakan berat total dari - Konduktor
- Kawat tanah
- Isolator dan fitting
- Berat tower sendiri
2. Gaya angin , gaya angin ini arahnya horisontal transversal , yaitu gaya angin yang
menabrak dari - Konduktor
- Kawat tanah
- Isolator dan fitting
- Toernya sendiri
3. Gaya tension , gaya ini disebabkan oleh adanya tarikan kawat , gaya tarikan kawat
ini dirasakan terutama pada tower angle , sedangkan pada line tower karena saling
berlawanan maka saling meniadakan , gaya tension yang bekerja sepanjang
transmisi adalah sama.
Contoh gaya-gaya yang bekerja pada tower :
1. Gaya yang bekerja pada line tower
111
TT
W
W
V
R
Misal V = 6000 Kg W = 4000 KgR = ( 60002 + 40002 )
Gaya tension berlawanan arah dan besarnya sama maka saling meniadakan yang
bekerja pada tower tersebut adalah gaya berat vertikal kebawah dan gaya angin
transversal horisontal dari kedua gaya tersebut dapat dicari resultantenya.
2. Gaya yang bekerja pada engle tower , misalkan pada tower suspension dengan sudut
deviasi 2o , misalkan gaya horisontal T = 2000 Kg dan berat W = 5000 Kg
Gaya horisontal yang disebabkan oleh angin misalnya V = 6000 Kg maka total gaya
horisontal adalah : gaya angin + gaya tension akibat deviasi = 6000 + 70 = 6070
Kg.
Gaya yang diperhitungkan adalah gaya maximum yaitu yang searah dengan arah gaya
karena deviasi.
Resultante gaya adalah antara gaya horisontal akibat angin dan tension dengan gaya
berat.
112
T = 2000 kg T = 2000 kg
W = 5000 kg
2o
2o
2o
2 R
T T
Gaya tension akibat deviasi 2o
R = 2 x F Sin 2o/2
= 2 x 2000 Sin 1o
= 4000 Sin 1o = 70 Kg
Perhitungan untuk gaya yang bekerja pada angle tension adalah sama
3. Gaya yang bekerja untuk tower yang gaya beratnya negatip ( arak keatas )
Kita ambil contoh dengan deviasi 45 o
113
R = ( 6070 2 + 5000 2 ) = 7864 Kg
5000 Kg
6070 Kg
R
R = ( 6070 2 + 5000 2 ) = 7864 Kg
5000 Kg
6070 Kg
R
W =300
T = 2000 KgT = 2000 Kg
V = 500 Kg
W
Gaya horisontal dengan deviasi 45o
R = 2 x F Sin /2
R = 2 x 2000 Sin 22,5 o
R = 1530 Kg
Gaya karena angin = 500 x 1Kg/m = 500 Kg
Total gaya horisontal = 1530 + 500 = 2030 Kg
Gaya karena berat konduktor , karena Weight span berada diluar span maka arahnya
negatip ( Keatas ) W = 300 x 1 Kg/m = - 300 Kg
Jadi resultante gaya antara gaya horisontal dan gaya vertikal adalah :
114
45o
22,5o
V = 500 Kg
R = 1530 Kg
T = 2000 KgT = 2000 Kg
300 Kg
2030 Kg
R = ( 3002 + 20302 ) = 2052 Kg
R = 2052 Kg
4. Gaya yang bekerja pada terminal tower.
Misal : T = 2000 Kg
W = 250 x 1 Kg/m
V = 250 x 1 Kg/m
( Weight span dan wind span sama )
Gaya horisontal adalah
115
250 Kg
2000 Kg
T
250 mW
RR = (20002 + 2502 ) = 2015 Kg
2000 Kg
250 Kg
2015 Kg
250 Kg
R =(20002 + 2502) = 2015 Kg
R =(20152 + 2502) = 2030 Kg
R
R
Resultante antara gaya horisontal dan gaya vertkal adalah :
Dari contoh-contoh diatas adalah untuk tiap konduktor , untuk 12 konduktor maka harus
dikalikan 12 dan untuk kawat tanah pun harus diperhitungkan.
Sebagai akibat dari gaya-gaya tersebut maka pada tower akan dirasakan tiga macam
gaya yaitu :
1. Gaya Compression ( tekanan ) yang dirasakan oleh pondasi pada setiap kaki tower.
2. Gaya Uplift ( gaya angkat ) gaya angkat dirasakan oleh dua buah kaki tower.
3. Gaya Moment adalah Gaya X jarak ( M = F X H ).
Gaya berat diakibatkan oleh berat konduktor , berat kawat tanah , berat isolator dan
fitting , berat tower sendiri , yang merupakan berat total yang didistribusikan pada
keempat kaki tower , sehingga setiap kaki menerima gaya tekan akibat berat sebesar W/4
( Gaya Compression ).
Gaya yang ditimbulkan oleh tiupan angin yang mengenai konduktor V , isolator dan
fitting dan tower sendiri , gaya angin ini menimbulkan moment dan yang diperhitungkan
adalah tiupan angin yang mengenai konduktor setinggi H dari tanah sihingga M = V X
H, agar tower tetap berdiri maka harus ada moment lawan yaitu gaya yang dirasakan
oleh kaki B dan C karena
116
H
F
F
F
GAYA COMPRESSION
GAYA UPLIFT
GAYA MOMENT
M = F X H
apabila tidak ada moment lawan pondasi akan terangkat ( Uplift )
Sebagai referensi adalah kaki A dan D , misal moment lawan adalah MX besarnya adalah
MX = X x L X = gaya lawan arah kebawah
L = jarak antara kaki tower
Untuk tetap seimbang maka M = MX sehingga :
V x H = X x L X = VH/L , bila V , H , dan L diketahui maka X dapat dihitung.
117
W
V
H
C = W/4
C = W/4 C = W/4
C = W/4
L
Y
X
L
L
V V
W W
BA
CD
Akibat kedua adalah timbulnya gaya tekan ( Compression ) yang disebabkan oleh
moment M yang dirasakan oleh kaki A dan D karena adanya gaya tekan ini maka pada
kaki A dan D harus ada gaya lawan keatas agar pondasi tidak ambles dan tower tidak
roboh kita sebut moment My dan sebagai referensi adalah kaki B dan C .
My = y x L untuk tower tetap berdiri maka M = MY .
V x H = Yx L Y = VH/L.
Jadi akibat gaya-gaya tersebut kaki A dan D akan merasakan gaya Compression sebesar
W/4 + Y/2 .
Y = Gaya tekan lawan akibat gaya yang ditimbulkan oleh angin , yang dirasakan oleh dua
kaki A dan D , jadi untuk setiap kaki adalah Y/2 .
Untuk kaki B dan C akan merasakan gaya Uplift yang besarnya adalah W/4 – X/2 .
X/2 adalah gaya lawan ( arah kebawah / minus ) yang dirasakan oleh kaki B dan C akibat
moment yang disebabkan oleh angin , jadi gaya Uplift yang dirasakan setiap kaki adalah
X/2.
Contoh 1 : perhitungan gaya yang bekerja pada tower :
118
V =6000 Kg
H
C w = 1250 KgCv = 11700 Kg + 12950 Kg
L
Y
X
L
L
W = 5000 Kg
BA
CD
C w = 1250 Kg
Cv = -11700 Kg - = -10450 Kg
C w = 1250 KgCv = 11700 Kg + = 1290 Kg
C w = 1250 Kg
Cv = -11700 Kg - = -10450 Kg
H = A 0 = 36 meter
L = 10 meter ( Jarak kaki )
Gaya Compression yang dirasakan setiap kaki akibat berat adalah W/4 = 5000/4
= 1250 Kg.
Moment akibat angin M = H x V , moment lawan MX = X x L ( pada kaki B dan C )
Agar seimbang maka M = Mx = H x V -- X = HV/L = 36 x 6000 = 23400 Kgm
sehingga gaya uplift yang dirasakan kaki B dan C = 23400/2 = 11700 Kg.
Moment lawan akibat gaya tekan pada kaki A dan D adalah sama dengan gaya angkat
pada kaki B dan C = 11700 Kg.
Gaya total yang dirasakan setiap kaki :
- Kaki A dan D akan menderita gaya compression sebesar W/4 + Y/2 = 1250 +
11700 = 12950 Kg
- Kaki B dan C akan menderita gaya sebesar W/4 – X/2 = ( gaya angkat dikurangi
gaya uplift ) = 1250 – 11700 = - 10450.
Karena arah angin berubah-ubah maka untuk setiap kondisi kaki tower harus tahan
terhadap gaya tekan (compression) sebesar 12950 kg dan tahan terhadap gaya angkat
(Uplift) sebesar 10450 Kg.
Dari sinilah sigma tanah diperlukan , sigma tanah berkisar antara = 0,01 ÷ 300 Kg/cm2.
Misalkan = 1 Kg/ cm2 maka luas tanah yang harus menyangga pondasi adalah: Untuk
menahan beban sebasar 12950 Kg diperlukan luas tanah selebar :
L2 = 12950 Kg/1Kg/cm2 . L = (12950 ) = 1,13 m2 . atau diambil lebih besar 1,3
m2 , dan bagaimana dengan gaya uplift ?
Misal gaya Uplift sebesar – 10450 Kg maka harus ditinjau :
1. Berat pondasi
2. Tanah urugan diatas pondasi
3. Angle of friction dari tanah.
Berat pondasi /m3 = 2000 Kg / m3 ( misal )
Berat tanah / m 3 = 1000 Kg ( misal )
119
Perhitungan sebagai berikut :
Volume slub = 1,3 x 1,3 x 0,5 = 0,85 m3 .
Volume Plinth = ½ h ( a2+ b 2+ ab )
= ½ x 0,5 ( 1,32+ 0,32 + 1,3x0,5 ) = 0,4 m3 .
Volume Chimney = 0,3 x 0,3 x 3 = 0,27 m3 .
Total volume pondasi = 0,845 + 0,4 + 0.27 = 1,515 m3.
Berat total dari pondasi = 1,515 x 2000 = 3030 Kg.
Volume tanah diatas pondasi = (1,3 x 1,3 x 4) - 1.56 = 5,2 m3 .
Berat tanah diatas pondasi = 5,2 x 1000 = 5200 Kg
Berat tanah yang ikut terangkat apabila pondasi dicabut misalnya 7 m3 atau
7000 Kg
Maka berat total = 3030 + 5200 + 7000 = 15320 Kg.
Berhubung gaya Uplift sebesar = -10450 dan angka keamanan misal diambil 2 maka
pondasi harus tahan terhadap gaya uplift sebesar = - 10450 x 2
=- 20900 Kg.
Karena yang dipenuhi baru 15320 Kg berarti masih kurang sebesar 20900 – 15320 =
5670 Kg, maka harus diadakan tambahan untuk pondasi yaitu merubah luas slub dan
plinth dari pondasi.
Data real yang dipakai untuk transmisi 500 KV Ungaran – Cirebon dan Cirebon – Ba
ndung .
120
EAL CONDUCTOR DATA
LINE Ungaran - Cirebon Cirebon - Bandung
NAME ACSR “ DOVE “ ACSR “ GANNET “
DIAMETER 23,55 mm 25,76 mm
BERAT/ METER 1,15 Kg/m 1,37 Kg/m
Tension pada 25O C 19130 N 22900 N
EDT 25 O C 25 O C
Temperature Min 15 O C 15 O C
Ground Clearance Minimum 15 meter
Road Clearance Minimum 21 meter
House Clearance Minimum 8,5 meter
REAL TOWER DATA
DOVE GANNET
IDEAL SPAN 500 Meter 500 Meter
IDEAL SAG 21 Meter 21 Meter
IDEAL HIGHT 36 Meter 36 Meter
MAX.SPAN 850 Meter 850 Meter
ANGLE TYPE VS WS W/V min VS WS W/V min
O ÷ 5 A 550 1500 0,35 495 1250 0,35
O ÷ 5 AR 550 1080 0,35 495 1250 0,35
O ÷ 10 B 550 1000 - 495 990 -
O ÷ 30 C 550 1000 - 495 990 -
O ÷ 45 D 550 1000 - 495 990 -
O ÷ 60 E 550 1000 - 495 990 -
121
Contoh 2 :
Contoh 2 :
Gaya-gaya yang bekerja pada kaki A dan B :
Cw = + 1200 Kg
U-L = - 7875 Kg
U-L = - 16301 Kg
Total Gaya = - 22976 Kg ( Uplift )
Gaya-gaya yang bekerja pada kaki C dan D :
Cw = + 1200 Kg
U-L = + 7875 Kg
U-L = + 16301 Kg
Total Gaya = + 25376 Kg ( Compression ) .
Apabila arah angin berlawanan dengan arah semula maka gaya yang bekerja pada :
122
Max. W = 400m
Min. W = 350m
A B
CD
T=2000 Kg T=2000 Kg
w
V
CL
450 m
550 m
Max. W = 400m
Min. W = 350m
A B
CD
T=2000 Kg T=2000 Kg
w
V
CL
450 m
550 m
Kaki A dan B = 1200 + 7875 – 16301 = - 7226 Kg ( Uplift )
Kaki C dan D = 1200 – 7875 + 16301 = 9326 Kg ( Compression )
Gaya-gaya yang harus diperhitungkan adalah gaya-gaya yang paling besar atau paling
kritis dalam hal ini adalah :
- Kaki A dan B = - 22976 Kg ( Uplift )
- Kaki C dan D = + 25376 Kg ( Compression )
Dan masih perlu diingat faktor keamanan K = 2 ÷ 3
Apa akibat gaya uplift sebesar – 22976 Kg terhadap pondasi A dan B ?
Misal sudut Inklinasi = 10 ( sudut stub ) , gaya kita urai menjadi dua komponen arah
sumbu x dan y .
Apa akibat dari gaya compression sebesar 25376 Kg terhadap pondasi C dan D
Seperti pada gaya uplift gaya kita urai menjadi dua komponen kearah sumbu x dan y
123
Uplift Y
S
y
x
Gaya yang bekerja pada sumbu y
Y = 22976 Cos 10O = 22627 Kg
Gaya yang bekerja pada sumbu x
S = 22976 Sin 10O = - 3989 Kg
Gaya yang bekerja pada sumbu x inikita sebut gaya Shear ( S ) gaya inicukup berbahaya terhadap pondasi
Compression
Y
S
y
x
Gaya yang bekerja pada sumbu y
Y = 25376 Cos 10O = 24990Kg
Gaya yang bekerja pada sumbu x
S = 25376 Sin 10O = 4406 Kg
Gaya yang bekerja pada sumbu x ini
kita sebut gaya Shear ( S ) gaya ini
cukup berbahaya terhadap pondasi
Dari contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk setiap tower akan bekerja tiga
gaya yaitu :
1. Gaya berat ( Vertikal )
2. Gaya angin ( Horisontal transversal )
3. Gaya tension ( Horisontal Longitudinal dengan centre line )
Akibat ketiga gaya tersebut akan timbul tiga efek gaya yaitu :
1. Compression ( positip ) Vertikal arah kebawah
2. Uplift ( negatip ) Vertikal arah keatas
3. Shear ( positip / negatip ) arah horisontal
Gaya shear akan menjadi positip bila disebabkan oleh gaya Compression dan arahnya
keluar menjauhi tower, dan gaya shear akan menjadi negatif bila disebabkan oleh gaya
uplift dan arahnya kedalam.
Oleh karena itu untuk setiap tower pondasinya harus mampu mengimbangi ketiga efek
gaya tersebut , dan masih perlu diperhitungkan faktor keamanannya. Untuk setiap tower
walaupun typenya sama akan berbeda pondasinya bila jenis tanahnya berbeda , pondasi
selalu berkait dengan pondasi disekelilingnya.
124
C (Max)
S(Max) S(Max)
U-L(Max)
- Untuk menahan gaya compression harus bearing capacity , bearing capacity
adalah berapa Kg daya sangga tanah seluas 1 cm 2 , untuk setiap jenis tanah akan
berbeda bearing capacitynya ( = sigma ). Misal sigma tanah = 1,2 Kg/cm2
sedangkan gaya compression yang harus disangga adalah 20.000 Kg maka luas tanah
yang diperlukan adalah : S = L2 L2 = 20.000/1,2 = 16.666 cm2 L = 16.666
= 1,29 m.
- Untuk menahan gaya Uplift harus diperhitungkan Berat pondasi dan berat tower
yang disangga oleh satu kaki ditambah back filling ( urugan tanah diatas pondasi )
dan angle of friction , besarnya angle of friction tergantung dari jenis tanah ,
makin lembek tanah makin kecil harga makin keras jenis tanah makin besar ,
harga berkisar antara = 0O ÷ 45O.
125
Cara pengujian bearing capacity
Penambahan gaya dihentikan dan dilihat berapa Kg berat tersebut , misalkan 12500 Kg ,
sehingga dapat dihitung bearing capacity dari tanah yaitu :
= 12500/ ( 1m x 1m ) = 12500/10000 = 1,25 Kc/ cm2.
Setelah itu kemudian dilakukan pengujian yang disebut “ STANDARD PENETRATION TEST “ ,
Pengujian ini yaitu dengan cara : batang dengan penampang 1cm dipukul masuk kedalam tanah dan dicatat
jumlah pukulan serta dalamnya batang masuk kedalam tanah , pemukulan dilakukan dengan berat
tertentu dan ketinggian tertentu.
126
1m
1m
1m
Beton
Diberi gaya Compression makin lama makin besar sehinggasampai pada keadaan tanah mulai berobah ( ambles )
Pemukulan harus dilakukan dengan W yang tetap dan H yang tetap , pemukulan
dilakukan dengan mesin , kemudian dari data yang didapat kemudian dibuat curva antara
jumlah pukulan VS dalamnya batang masuk kedalam tanah.
Misal hasil pengujian adalah sebagai berikut.
Dan curva ini diambil sebagai standard untuk mengadakan pengujian ditempat lain
dimana setiap tower akan didirikan .
Daerah yang berada diatas kurva adalah daerah yang bearing capacitynya dibawah
1,25 Kg /cm2 sedangkan daerah yang berada dibawah curva adalah daerah yang bearing
capacitynya diatas 1,25 Kg/ cm2 .
Untuk pengujian angle of friction ( ) harus diambil sampel tanah yaitu dengan cara
mengebor tanah , sampel tanah diambil misalnya pada kedalaman 1m , 2m , 3m , 4m
dan seterusnya.
127
10
20
40
1 2 3 4 5 10 15 20 25 30
100
80
60
120
1400
160
Misal 5 Kg/cm2
1,25 Kg/cm2
Misal 0,6 Kg/cm2
Setelah didapat sampel tanah kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian dan ditentukan besarnya .
Nomor Tower 1 2 3 4 5 6 7 8
0,5 1 1,5 0,5 0,5 0,5 1,5 2
1O 2 O 3 O 1 O 1 O 1 O 3 O 4 O
Type Tower
A
A A A A A A A A
Jenis Pondasi 1A 2 3 1A 1A 1A 4
Type Tower
B
B B B B B B B
Jenis Pondasi 1B 4B
Type Tower
CJenis Pondasi
128
Misalnya untuk type tanah dibedakan dalam kelas :
- C1 = Very Soft Soil
- C2 = Low Soft Soil
- C3 = Normal Soil
- C4 = Hard Soil
Type Tower TYPE OF SOIL
Class C1 C2 C3 C4
0,5 1,0 2,0 2,5
1O 2 O 3 O 5 O
TYPE PONDASI
A F1 F2 F3 F4
AR F1 F2 F3 -
B F1 F2 F3 -
C F1 F2 - -
D F1 - - -
E F1 F2 - -
FF F1 - - -
F1 . F2 , F3 . F4 adalah type pondasi yang sesuai dengan type tanah
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan yaitu :
- Untuk setiap type tower efek gaya yang ditimbulkan adalah sama
- Untuk type pondasi maka jenis pondasinya adalah sama
- Untuk type tower yang berbeda tapi jenis tanahnya sama maka jenis pondasinya
adalah sama tetapi ukuranya yang berbeda
Pondasi untuk type tower A jenis pondasi F1 lebih kecil ukuranya dibanding dengan type
tower B dengan jenis pondasi F1 karena efek gaya yang ditimbulkan oleh type tower A
lebih kecil dibanding efek gaya yang ditimbulkan oleh type tower B.
Pemilihan type pondasi ditentukan oleh bermacam-macam faktor :
- Biaya material
- Biaya buruh
129
- Biaya transportasi
- Keadaan lokasi
- Peralatan
- Dan sebagainya
Pada proyek EHV 500 KV pondasi yang digunakan adalah 3 macam :
- Standard normal
- Special
- Pilled
Oleh karena itu jenis tanah hanya dibedakan menjadi 3 kelas yaitu C1 , C2 , C3
Dan dapat dibuat tabel :
Type tower C1 C2 C3
A N S P
AR N S P
B N S P
C N - P
D N - P
E N S -
FF N - -
Untuk dimensi dari pondasi harus dilihat efek gaya yang ditimbulkan oleh setiap type
tower sehingga ukuranya dapat ditentukan.
Setelah didapat datanya kemudian dibuat structure list.
130
A B
CD
CLC U
No,
Tower
Type
Tower Angle Span
Calculate Span Type
Pond.
Leg Extension
W V A B C D
1 FF - - 300 237,5 N 0 0 0 0 0
475
2 A+3 - - 590 465 N +1 +1 0 0 +0,30
455
3 AR+6 2O30’ - 390 482,5 S 0 +1 +1 0 +0,20
510
4 B0 9O30’ 450 527,5 P +1 +2 +2 +1 +0,50
Dst.
Pengujian Pondasi
Pondasi setelah selesai dibangun maka diadakan pengujian dengan peralatan khusus yaitu
untuk :
- Compression diuji pada gaya compression maximum yang telah ditentukan
- Uplift diuji pada gaya uplift yang telah ditentukan
Bila terjadi perobahan lebih besar dari 2,5 mm maka pondasi itu tidak baik dan harus diganti
Pondasi dan titik Excavasi
Untuk setiap tower akan bekerja tiga gaya yang akan menimbulkan tiga efek gaya pada
pondasi yaitu Compression , Uplift dan Shear.
Untuk setiap type tower dimana tower itu dipasang dan berapa tingginya efek yang
ditimbulkan akan tetap sama.
Chek apakah betul untuk tower dengan type sama menimbulkan efek gaya yang sama .
131
Misal Type twer A 0 = 10 m lebar kaki.
- Chek untuk weight span ( W ).
Weight akan selalu sama dibag 4 untuk weight span yang bekerja untuk setiap kaki
yang lebar maupun yang sempit.
Compression yang ditimbulkan akan tetap sama C1 = W/4
- Chek untu wind span ( V )
Misal Compression yang disebabkan oleh wind span adalah C2
Maka V H = C2 A untuk setiap kaki
C2 = VH/A V = Constan
VH1 = C2 A1 C2 = VH1/A1
VH2 = C2A2 C2 = VH2/A2
VH3 = C2 A3 C2 = VH3/A3
Ratio dari H/A = H1/A1 = H2/A2 = H3/A3 dst Constan
Karena sudut inclinasi dari stub adalah tetap
132
+s
+s
+s
+s
+s
-s
-s
-s
-s
-s
C
C
C
C
C
U-L
U-L
U-L
U-L
U-LA= 10m
A1
A2
A3
A4
V
H = 36 m
H1
H2
H3
H4
Sebagai contoh tower type A dengan lebar kaki 10 mdan tinggi tower 36 meter
Misal A = 10 ; h = 36 H/A = 36/10 = 3,6
Untuk A+3 = 39 39/A1 = 3,6 A1 = 39/3,6 = 10,8
Untuk A + 9 = 42 42/A2 = 3,6 A2 = 42/3,6 = 11,6
Extension body = 3 meter , pertambahan lebar = 0,8m
Untuk satu sisi = 0,8/2 = 0,4 m
Jadi tan = 0,4/3 = 7,6O.
Jadi terbukti efek gaya yang ditimbulkan akan tetap sama biarpun terjadi extension
body maupun extension leg karena ratio constan dan sudut inclinasi sama.
Tower dengan type yang berbeda maka efek gaya yang ditimbulkan akan berbeda
pula .
Efek dari type A < B < C < D < E
Oleh karena itu sudut kemiringan stub akan berbeda pula A < B < C < D < E
Contoh perhitungan :
Tower type A0 H = 36 m dan A = 10 m
V = 7000 Kg
W = 4000 Kg
C1 = 4000/4 = 1000 Kg ( tidak begitu penting )
Yang berbahaya akibat angin
X1 = 36 x 7000/10 = 25200 Kg
C2 = 25200/2 = 12600 Kg
A + 3 H = 39 m
X2 = 39 x 7000 / A1 = 25200 A1 = 10,83
Tan = ( 0,83/2 ) / 3 = 7,52 O.
133
10/2 = 5 m
(5 + 0,8/2) m
Stub
Misal untuk type B lebar kaki = 11 meter
Akibat deviasi misalkan menghasilkan resultante R = 1000 Kg
Maka gaya horisontal total = 7500 + 100 = 8500 Kg
Moment = 8500 x 36 = X x 11 X = 27800 Kg
C2 = 27800/2 = 13900 Kg
Berapa jarak A1 bila tinggi tower type B + 3 H = 39 m
A1 = ( 8500 x 39 )/27800 = 11,95 meter
Tan B = {( 11,95 – 11 ) 2 }/3 = B = 8 O 41’
Jadi A < B = 7,52 O < 8 O 41’ .
Excavasi , foundation and Soil
( REAL SOIL AND FOUNDATION DATA UNGARAN – CIREBON – BANDUNG )
Jenis tanah dan pondasi dibedakan menjadi beberapa kelas
134
Tanah normal kering ( Normal Dry Soil )
Kelas tanah dibedakan menjadi :
1. Tanah normal kering ( Normal dry soil ) yang digolongkan menjadi tiga jenis
dengan perbedaan bearing capacity
- C1 = 1,3 Kg / Cm
- C2 = 0,7 Kg / Cm
- C3 = 5 Kg / Cm
- a< b <c
- H1 < H2 < H3
- 1 > 2 > 3
2. Tanah berbatu ( Rock soil ) C4 R
3. Tanah basah ( Wet soil ) C5 ( Normal Special )
- H4 > H3
- c > c
- tetapi 4 > 3
Jenis tanah yang kondisinya seperti ini diperlukan pondasi jenis normal special
dengan pembesian
4. Tanah sangat basah dan berlumpur ( Soft Wet Soil ) untuk jenis tanah seperti ini
menggunakan jenis pondasi Special dan pilled
135
Ada satu jenis tanah yang jenisnya berada diantara C3 dan C6 yaitu kita namakan
C3M yaitu jenis tanah yang bearing capacitynya seperti kelas C5 tetapi keadaan
tanahnya kering
Pondasi yang digunakan jenis normal tetapi ukuranya diatas C3 jenis pondasi ini
menggunakan sedikit pembesian
XIX. STUB SETTING
Setelah dilakukan excavasi kemudian dilakukan stub setting .
Perlu diingat bahwa dalam melakukan excavasi harus hati-hati dan teliti jangan sampai
penggalian kelebihan dalamnya bila hal ini terjadi maka tidak boleh diurug dengan
tanah tetapi harus dicor dengan beton , dalam melaksanakan penggalian harus selalu
diukur kedalamannya dengan ukuran batang kayu , setelah selesai excavasi kemudian
dilakukan stub setting.
Dalam melakukan stub setting bila tidak ada peralatan maka dipergunakan tower bagian
bawah , yaitu bagian base dari tower dirakit sementara ( Temporer )
Dibagian bawah dari stub harus dipasang beton ganjal sebagai penyangga stub .
Setelah bagian bawah base dirakit kemudian dilakukan pengechekan :
1. Centre tower harus berada di centre line ditengah-tengah , batang yang memotong
centre line dilot tegak lurus pada centre line
2. Chek horisontal diagonal harus sama panjangnya.
3. Chek level harus sama .
- Toleransi ke centre line = 1 cm
136
- Toleransi panjang diagonal = 0,5 cm
- Toleransi level = 1 ÷ 2 mm
Dapat juga menggunakan V Block , V Block ini pada prinsipnya hanya sebagai pemegang
stup supaya tidak bergerak dan mengatur kemiringan dari stubsedang pengukuranya tetap
menggunakan instrument , Vee Block ini dipergunakan untuk setiap kaki.
Yang perlu diperhatikan dalam excavasi
Batas limit yang harus diperhatikan dalam excavasi :
137
Ditengah batang harus di lot ke centre line
Beton kecilsebagaipenyanggastub
1 3 4 5 6
1. Excact posisi leg ( Presisi )
Harus diperhatikan perbedaan kaki dan perbedaan posisi excavasi.
2. Excact level botom of excavasi.
Dalam praktek bagaimana membuang tanah bekas galian , yaitu harus dibuang searah
diagonal arah keluar agar tidak mengganggu pekerjaan , disamping itu mengganggu
peg-peg yang berada di centre line karena peg-peg tersebut setiap saat masih
dipergunakan , penggalian ini dapat dilakukan dengan tenaga manusia maupun
dengan tenaga mesin.
Level diukur dengan instrument dan dicocokan pada model.
XX. VOLUME PONDASI
Setelah selesai excavasi dan stub setting maka dibuat pondasi.
Material yang dibutuhkan untuk membuat pondasi adalah :
1. Grvel ( koral )
2. Sand ( pasir )
3. Cement ( semen )
4. Air
5. Form Work ( cetakan / bekisting ) dibuat dari besi
Material-material tersebut harus memenuhi syarat-syarat Qualitas dan Quantitas .
1. Kuantitas
Misal jenis pondasi adalah normal kelas C2
138
Untuk mengetahui jumlah material yang akan dipakai maka harus dihitung
volumenya.
Volume slub :
2 x 2 x 0,5 = 2 m 3
Volime Plinth:
(1/3) h ( a2 + b2 + ab ) = (1/3) 0,75 ( 22 + 0,52 + 2 x 0,5 ) = 1,1325 m3
Volume Chimney :
0,5 x 0,5 x 2,75 = 0,7 m3 .
Total volume untu satu kaki = 2 + 1,3125 + 0,7 = 4,0125 m3 .
Total volume untuk 4 kaki adalah = 4 x 4,0125 = 16,05 m3 .
139
d
C2
0,5
0,75
2,75
0,5
2 m
2 m
Kemudian dihitung masing-masing volume materialnya , volume koral akan lebih
besar karena koral tidak dapat homogen ( solid ) dan masih berongga.
Volume - koral = 0,8 x 16,05 = 12,84 m 3 .
- pasir = 0,4 x 16,05 = 6,92 m 3 .
- semen = 300 Kg x 16,05 = 0,4 m 3 5250 Kg
- air = 100 Kg x 16,05 = 1,6 m 3 1750 Kg
_________________________________________
Total Volume = 21,26 m 3 .
Karena material tidak solid maka masing-masing material ditambah agar jangan terjadi
kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan .
Koral + 0,5 m3 , pasir + 0,3 m3 , semen + 50 Kg dan air dibuat 2000 Kg
Penempatan material dilokasi harus tepat karena jangan sampai mengganggu pekerjaan
yang lain.
2. Kualitas
Kualitas dari koral adalah tergantung dari jenis pondasi dan ukuranya :
- 2 ÷5 cm untuk normal pondasi .
- 1÷ 2 cm untuk Reinforcing foundation ( Pondasi dengan pembesian )
- 0,5 ÷ 1 cm untuk Pilled foundation ( pondasi pancang )
- Koral harus dicuci bersih
- Pasir harus dicuci bersih dengan air karena adanya organik soil akan mengganggu
perekatan material satu sama lainnya.
- Kualitas semen ada bermacam-macam yaitu Quick Hard dan Slow Hard , serta
Hight Compression dan Low Compression
Yang paling baik adalah Hight Compression dan slow Hard ( ini yang kita pilih )
Kualitas air harus bersih jernih , semen harus disimpan dalam ruangan yang tertutup
dan kering tidak boleh kena hujan .
140
Setelah syarat kuantitas dan kualitas dipenuhi maka kemudian di mixer , kita tidak
bisa mixer 16,05 m3 sekaligus tetapi harus bertahap, untuk itu dibuatlah takaran dari
kayu berupa kotak dengan ukuran panjang , lebar , tinggi 0,5 meter.
Sehingga mempunyai volume 0,125 m3 .
Perbandingan 0,8 koral 2 kotak + 04 pasir 1 kotak mendapatkan volume 2 kotak atau
= 0,125 x 2 = 0,25 m3 .
Kebutuhan semen 300 Kg untuk 1 m3 jadi untuk 0,25 m3 dibutuhkan semen 300 x
0,25 = 75 Kg atau kurang lebih 2 zag. Untuk total beton yang akan terbentuk = 0,25
m3 .
Setelah itu kemudian diadakan pengecoran, misal ditentukan tebal slib 0,5 m maka
pada waktu pengecoran harus diukur dengan batang besi sepanjang 0,5 meter dan
ditancapkan pada slub yang sedang dicor , setelah sampai ketinggian yang diinginkan
kemudian diratakan dan dipadatkan , setelah selesai kemudian diatasnya diletakan
Form Work untuk Plinth.
Form work adalah cetakan beton dari besi , setelah dipasang dan dibaut kemudian
diadakan pengecoran dan digunakan Vibrator untuk memadatkan , setelah padat dan
penuh , kemudian dipasang Form work untuk Chimney , harus diperhatikan
kedudukan-kedudukan stub harus benar-benar berada di centre dari chimney , toleransi
2 ÷ 3 cm.
141
0,5 m 0,5 m
0,5 m
Form work untuk chimney agar tidak berobah maka harus dipegang dengan batang-
batang kayu, sudut kemiringan chimney harus disesuaikan dengan kemiringan stub
sesuai dengan type tower yang akan didirikan.
Pengecoran beton harus dilakukan nonstop tidak boleh ditunda-tunda , oleh karena itu
persiapan material harus cukup , jangan sampai ditengah-tengah pengecoran material
habis.
Pada saat ditengah-tengah pengecoran diambil dua sampel untuk keperluan pengujian
dilaboratorium , sampel dimasukan kedalam box besi yang ukurannya 20x20x20 cm .
Pada sampel diberi tanggal dan nomor tower.
Sampel kemudian dibawa dan dibiarkan ditempat teduh hingga kering , tidak boleh di
jemur dalam terik matahari , karena bila dijemur hasil pengujian tidak menggambarkan
yang sebenarnya.
Setelah satu hari kemudian dilepas dari box besi , kemudian setelah 28 hari dan sampel
sudah kering dan keras kemudian dilakukan pengujian compression hingga sampel
pecah.
Pengujian dilakukan dengan hydrolik test yang dilengkapi dengan manometer dan
hasil pengujian dicatat dalam daftar .
Luas permukaan yang ditest adalah 20x20cm = 400 cm2 .
Misalkan tekanan sampai 90000 Kg baru beton tersebut pecah maka daya tahan
beton/cm2 adalah 90000/400 = 225 Kg/cm2 .
142
20 cm20 cm
20 cm Tower No :Tanggal :
Kemudian dibuat daftar hasil pengujian untuk setiap tower.
Setelah selesai pada daftar tersebut ditandatangani oleh ketiga pihak
Misalnya - Pemborong ( rekanan )
- Konsultan
- Pemilik proyek ( PLN )
Nomor Tower
Sampel Date
Tanggal diambil
sampel
1
( Kg/cm2)
2
( Kg/cm2)
1 225 230 Tgl : . . . . . . . . .
2 240 220
3 245 210
4 215 230
5 115 250
6 95 125
Pemborong Konsultan P L N
( ) ( ) ( )
Misalnya terjadi kasus seperti tower NO, 5 , kemungkinan pengambilan sampel yang
kurang baik , dan misalnya terjadi seperti kasus tower No.6 harus dilakukan pengujian
ulang, karena batas minimum adalah 200 Kg/cm2 .
143
4 cm
2cm
CAROT
Untuk itu maka pada tower No. 6 pondasinya harus dibor untuk diambil sampelnya
yaitu CAROT dengan ukuran panjang 4 cm dan diameter 2 cm
Setelah diadakan pengujian misalnya didapat 110Kg/cm maka pondasi tersebut harus
dibongkar dan diganti , bila didapat 250Kg/cm maka pondasi tersebut dapat dipakai .
Pengujian CAROT dilakukan dengan peralatan lain dan Khusus.
Form work dapat dibuka setelah 24 jam lebih baik setelah 24 jam , setelah form work
dibuka maka secepatnya dilakukan pengurugan ( Back Filling ) agar pondasi tidak
terkena sinar matahari , pengurugan setiap ketebalan 30 cm dipadatkan sampai selesai
, tanah yang tersisa ditimbun ditengah tower karena bila kena hujan setelah 6 bulan
akan turun dan akhirnya menjadi rata , mengapa daerah sekitar pondasi diratakan
karena kita akan berkali-kali datang untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan lain
seperti :
Erection , insulator fitting , stringing dan lain-lain.
Setelah minimum umur Pondasi 14 hari pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan
namun pada umumnya setelah 1 bulan.
Letak titik untuk Pilled foundation
Pilled foundation digunakan pada type tanah kelas C6
Tower A 0
Lebar kaki = 11 meter
Maka jarak stub ke centre tower (CT ) b = 11/2 2 = 5,5 2 = 7,77 m
c = b – e e = ( 1 2 )/2 = 0,7 m
c = 7,77 – 0,7 = 7,07 m
144
g = ( f –2 e ) /2 = ( 2 2 – 2 ) /2 = 0,7 m
d = c – f = 7,07 – 0,7 = 6,37 m
a = b + f / 2 = 7,77 + 22 / 2 = 9,18 m
tan = 0,7 / 7,77 = 5O 8’
h = 7,77 / Cos 5O 8’ = 7,8 m
Stub harus diletakan pada centre excavasi yaitu pada titik tengah pada bagian
bawah ( centre bottom excavasi ).
Kemiringan pilled sama dengan kemiringan stub .
Dalam melakukan pilling harus presisi karena bila tidak presisi akan mengalami
banyak kesulitan , sebagai contoh pillet untuk A + 3 dibuat A + 0 karena
kesalahan membaca pada file sehingga pilled yang sudah di cor tidak akan ada
gunanya.
Pilled foundation dengan 6 Pilled
145
0.5 m
0.5 m
1 m
2 m
a = 9,18b = 7,77
c = 7,07d = 6,37
g
f h
e
e = g = 0,7 m
f = 2 2 m
Untuk 6 pilled foundation excavasinya berbeda , untuk tower standard A 0 jarak
kaki = 11m setengah diagonal = 5,5 2 = 7,77 m
Untuk bottom excavasi bila tinggi stub = 1 m dengan inclinasi 6O maka penggeseran
excavasi dibawah adalah 1 tan 6 O = 0,1 m , jadi cebtre tower excavasi dari cebtre
tower adalah 7,77 + 0,1 = 7,87 m.
Untuk pondasi pilled beton yang diuji ( Sample ) adalah hanya beton pillednya saja ,
sedangkan kapnya tidak diuji.
Pengujian pada pilled foundation untuk pengujian compression
Peralatan yang digunakan adalah :
- Mesin hydrolik
- Dinamo meter
146
2m
3m
1m
1m
8,20m
7. 2m
7.77m
d =8,26 md =7,27m
45o
= 6o57’
= 7o54’
- Fleksi meter
Mesin hydrolik dipergunakan untuk memberikan gaya pada pondasi yang akan diuji.
Dinamo meter dipergunakan untuk mengetahui beban compression yang diberikan ,
sedangkan fleksi meter dipergunakan untuk mengetahui deformasi yang terjadi,
misalnya pada tekanan 40 ton terjadi deformasi 1 mm dan pada 50 ton terjadi
deformasi 2 mm dan pengujian melebihi toleransi 2,4 mm adalah tidak baik ,
biasanya pengujian sampai terjadi deformasi setelah 15 menit jarum deformasi akan
menuju titik nol kembali karena deformasi hanya disebabkan oleh adanya elastisitas.
XXI. RIGHT OF WAY ( ROW )
Setelah selesai dilakukan tower plotting kemudian menentukan lokasi tower
dilapangan dan menemui pemilik tanah untuk mendapatkan persetujuan dimana letak
tower akan didirikan dan memberikan ganti rugi kepada pemilik tanah , agar dalam
147
10t
20t
30t
40t
50t
1 mm
2 mm
3 mm
4 mm
Mesin hydrolik
T SS
Dinamo meter
Fleksi meter
pekerjaan selanjutnya tidak mengalami hambatan., setelah mendapatkan persetujuan
kemudian dilakukan tower pegging , dan excavasi.
Antara tower pegging dengan excavasi interval waktunya jangan lama-lama untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan , seperti pembuangan peg atau ada yang
memindahkan .
XXII. ROUTE CLEARANCE DAN SWUNG OUT
Route clearing adalah daerah dibawah konduktor sejauh 11 m kekiri dan kekanan dari
centre line ( CL ) harus terbuka dan bersih dari pepohonan dan rumah , semua pohon
diatas 7 meter harus ditebang karena ground clearance adalah 15 meter dan house
clearance adalah 8,5 meter hal ini untuk menjaga keamanan .
Berhubung adanya hembusan angin pada konduktor maka akan terjadi simpangan
yang akan mengakibatkan route clearance tidak 22 meter lurus tetapi akan melebar
ditengah-
148
Max = 5 meter
11 meter
11 meter
angin
angin
tengah antara satu span karena adanya simpangan karema hembusan angin.
Simpangan yang diijinkan adalah maximum 5 meter besarnya simpangan maximum
adalah tergantung dari jarak span dan sag , besarnya sudut simpangan maximum
adalah 15O kekiri dan kekanan
Pengaruh Simpangan Akibat Swung Out Terhadap Ground Clearance
Pengaruh simpangan karena swung out terhadap ground clearance , bila tanah datar
hal ini tidak ada masalah tetapi bila ada side slope , akibat simpangan ini perlu
diperhatikan karena akan mempengaruhi ground clearance
Side slope yang perlu diperhatikan adalah sise slope yang lebih tinggi diukur dari
centre line sedangkan yang lebih rendah dibanding centre line tidak menimbulkan
masalah.
149
15O
15O
x
ab
X = 360
15O 2S
X C
150
SS
Min GC H
S
GC
SS
½E
Hal ini berlaku untuk side slope yang reguler ( teratur ) tetapi pada tempat-tempat tertentu
terdapar side slope yang tidak teratur ( irregular ) oleh karena itu pada profile harus
dibuat dua macam side slope yaitu :
1. Side slope normal regular di ukur 11 m untu R SS dan L SS
2. Side slope irregular atau special side slope di ukur sejauh 11 + 11 = 22 m baik kekiri
atau kekanan.
151
d
xc15O
XG
½E
H = S + SS + GC
d = S sin 15O
XC = S - S cos 15O = S ( 1 - cos 15O )
XG = d tan XG = S sin 15O tan
SS
tan = SS ½E
XG = S sin 15O SS
½E
XG < XC agar GC Memenuhi syarat
SS normal
11m 11m
SS special
Pohon Yang Harus Ditebang
Pohon yang harus ditebang adalah pohon yang sejauh X dan setinggi H , bila
ketinggianya melebihi H harus ditebang karena bila pohon tersebut tumbang akan
mengenai konduktor .
Elektrical clearance adalah 8,5 meter
Ground Clearance = 15 meter
X = ( H 2 + 15 2 )
d = S sin 15O
½E = 11 meter
152
Pada umumnya yang kita jumpai dilapangan adalah sebagai berikut
153
x ½E
15O
S
15mH
H
11 m 11 mCL
STRIPHarus bersih dari
segala hal
d
154
GC = 15 meter
Dalam menyelesaikan persoalan route clearing maka harus mecakup segala kondisi
antara lain :
- Ground clearance minimum 15 meter
- Road clearance minimum 20 meter
- House clearance minimum 8,5 meter
- Dan juga harus dipertimbangkan masalah ekonomisnya
Untuk keadaan tanah yang miring :
155
H H
GC
S
d ½ED
d = ( h2 - GC2 )D = d + ½ E
D > ( h2 - GC2 ) + ½ E
H GC
S
d ½E = 11 mD
e
abc
15O
X
d = S sin 15o .
a = Side Slope
b = a b = a (d + 11 ) d+11 11 11
c = a c = a (e+d + 11 ) e+d+11 11 11
e = D – ( d + 11 )
X = { e2 + ( GC + b – c ) 2 }
H = D ctg – c
Bila H > X maka pohon harus ditebang
XXIII. ACCESS ROADS
Access roads adalah jalan sementara menuju lokasi tower , hal ini sangat diperlukan
karena menyangkut pengangkutan material :
- Material Konduktor
- Material Earth wire
- Material Tower
- Material Insulator dan Fitting
- Material Pondasi
- Dan material-material tersebut yang jumlahnya hampir mencapai 66 ton diangkut
dengan kendaraan khusus bukan oleh manusia .
156
MAIN ROADS
= CL Access Roads
= Main Access Roads
= Main Roads
Untuk memudahkan pengangkutan material dari tower ke tower maka diperlukan
main access roads dan Centre Line Access roads .
Centre Line Access roads diwaktu-waktu kemudian dipergunakan untuk
pemeliharaan .
Untuk mendapatkan Access roads karena menyangkut tanah masyarakat maka jauh
sebelum excavasi harus dilakukan pendekatan terhadap masyarakat, untuk
mendapatkan persetujuan dengan memberikan ganti rugi pada daerah yang akan
dilalui.
XXIV. JENIS-JENIS TOWER
TRIANGLE ARRANGEMENT
Dengan konduktor 2 x 3 fasa dan 2 earth wire
HORISONTAL ARRANGEMANT3 x 3 fasa dan 2 earth wire
157
SINGLE CIRCUIT 3 FASA
Dipergunakan untuk tegangan
30 KV70 KV150 KV
SATU EARTH WIRE
SINGLE CIRCUIT 3 FASA
Dipergunakan untuk tegangan
220 KV330 KV380 KV400 KV500 KV
DUA EARTH WIRE
DELTA ( HORISONTAL ARRANGEMENT )
VERTICAL ARRANGEMANT 3 x 4 fasa dan 2 earth wire
Dengan konduktor sampai 2 x 3 fasa + 2 x 3 fasa denga satu earth wire.
158
DOUBLE CIRCUIT 2 X 3 FASA
Dipergunakan untuk tegangan
30 KV70 KV150 KV330 KV380 KV
SATU EARTH WIRE
PIRAMIDE ( VERTICAL ARRANGEMENT )
DOUBLE CIRCUIT 2 X 3 FASA
Dipergunakan untuk tegangan
70 KV150 KV330 KV380 KV400 KV500 KV
DUA EARTH WIRE
PIRAMIDE ( VERTICAL ARRANGEMENT )
Dengan konduktor sampai 4 x 3 fasa + 4 x 3 fasa denga dua earth wire
FAMILI PIRAMIDE
159
30 KV70 KV150 KV
30 KV70 KV150 KV220KV380 KV
70 KV150 KV220KV380 KV400 kv500 kv
Single CircuitDouble Earth Wire
220 KV330 KV380 KV400 KV500 KV
GUYED TOWER
Jenis tower Guyed ini dapat digunakan untuk jenis tower piramide mauoun delta
Untuk jenis tower ini cukup bagus dan harganya murah tetapi sangat berbahaya
karena apabila ada yang memotong salah satu guyednya tower tersebut akan roboh.
Tower jenis ini hanya dipergunakan untuk daerah yang tidak ada penduduknya dapat
dipakai untuk sampai dengan tegangan 380 KV
160
Cara penarikan tali skur adalah membentuk sudut 60 O .
TOWER PORTAL
161
60O
60O60O
60O
60O
60O
CL
Single Circuit Duoble Earth Wire ( Jarang dipakai )
BAGIAN-BAGIAN DARI TOWER
JENIS-JENIS CROSS ARM
162
STUB
LEG (AND EXTENS)
BASE
BODY (AND EXTENS)
DELTA
TRAVECROSS ARM
E.W.PEAKS
ab
b > a
>30o
a
c > a
>10o
c
aa
<5o
aa
Line Tower
BASE
.
Rectangular Base dipergunakan untuk menahan gara angin karena momen lawan akan
lebih besar.
163
45O
CL
CLSQUARE BASE(Untuk Tension Tower)
RECTANGULAR BASE(Untuk Suspension Tower )
a = 2/3ba
b
XXV. SECTION
Satu section adalah antara tension tower sampai dengan tension tower berikutnya.
Equivalent Span dihitung untuk setiap section
164
T S SSSSSS S TT
SSSS TT
T S SS S T
T SS S T S SS S T
SECTION 1
SECTION 2SECTION 1
SECTION 2
SECTION
SECTION
E.S =( S3 )
S>
S
No.S
E.S =
E.S =-50+50 ] VS = 500 m ( Virtual Span )
E.S =
-50+50
-50+50]
] VS = 500 m
VS = 350 m
550 ES
450 ES
400 ES
300 ES
Dalam penggunaannya misalnya kita dapatkan ES = 400 450 m maka bila
menggunakan VS = 500 m tidak tepat karena sebenarnya Ground Clearance kurang dari
15 m , oleh karena itu kita menngunakan VS = 350 m dengan konsekwensi Ground
Clearance lebih sedikit dari 15 m ini lebih baik.
Di Indonesia Template Catenery hanya menggunakan dua model yaitu
VS untuk 450 550 m
VS untuk 300 400 m
Karena di Indonesia perbedaan suhu minimum dan maksimum berkisar antara
15O -- 35 OC , sedangkan di Eropa menggunakan Template catenery sampai 5 model
Yaitu : VS 350 350 - 450
VS450 450 – 550
VS 550 550 – 650
VS 650 650 – 750
VS 350 dst
Karena di Eropa perbedaan temperatur cukup jauh berkisar 70O C yaitu antara – 30O C
sampai +35O C .
Jadi biarpun levelnya tidak sama cara menghitung sag tetap sama tidak berubah sama
seperti perhitungan pada level yang sama dan hasilnya pun tidak berubah
165
x
C
C2
C1
H1 H2
H2-H1
S=C 2 P
8T
S1S
C1 = C2
S1 - S = X
S1 =C1
2 P
8T
Dalam pratek ini dipergunakan untuk pengecekan sag karena sag dan ground clearance
harus benar karena pada kenyataannya medan transmisi tidak selamanya datar.
OFFICE MAP
Transmisi 500 KV adalah line utama dan merupakan proyek besar oleh karena itu harus
diberi tanda pada tempat-tempat khusus di peta terutama pada titik-titik deviasi dan ini
sangat penting.
166
C1
½C ½C
H2 - H1
C
X = S1 - S
X
tan =H2 - H1
C1X = ½C . tan
S1 - S = ½C . tan
= ½C H2 - H1
C1
S1 = S + ½C . H2 - H1
C1
A1
J
B
C
U
MEREDIANS ( BUJUR )
PA
RA
LL
EL
S(
LIN
TA
NG
)
N
Oleh karena itu posisi dari terminal tower dan titik-titik deviasi harus tahu ordinatnya
yang menggunakan ordinat Meredians ( Bujur dan Lintang )
Misalnya pada gambar peta letak transmission lines Jakarta ( J ) Bandung Cirebon
( C ) Ungaran ( U ) dan diantara kota-kota tersebut juga digambarkan letak titik-titik
deviasi.
Bagaimana menentukan arah utara , menggunakan kompas kurang tepat karena kompas
menuju kekutub , tidak tepat keutara tetapi bergeser , cara yang terbaik adalah dengan
menggunakan matahari.
Pertama kita tempatkan teodolit diatas senter tower kemudian tempatkan peg sejauh 50 meter sebagai
referensi kemudian arahkan instrument ke peg referensi dan putar kearah matahari ( antara jam 08.00 –
09.00 pagi ) sebesar sudut , posisi instrument dengan peg referensi membuat sudut horisontal dan
sudut vertikal ( inklinasi ) , kemudian putar kearah matahari ( antara 15.00 –16.00 sore ) ditunggu
sampai posisinya pas matahari lurus dengan instrument dengan sudut inklinasi tidak berubah
167
Peg referensi
Z
8-9 pagi3-4 sore
6 pagi 6 sore
12
Arah utara adalah diputar sebesar sudut = ( 1+ 2 )/2 dari peg referensi .
NOTE :
Untuk melihat matakari tidak boleh langsung karena retina mata akan terbakar , oleh
karena itu teodolit harus diberi filter yang berbentuk prisma sehingga matahari terlihat
menjadi 4 buah dan persinggungan matahari terlihat gelap titik inilah yang kita ambil
sebagai titik tengah matahari.
Setelah didapatkan garis arah utara yang tepat kemudian ditempatkan peg sebagai
referensi , arah utara untuk menentukan sudut yaitu arah dari transmission lines
( Centre Lines ).
Toleransi perbedaan sudut adalah 1O bila terjadi kesalahan lebih dari 1O maka pada waktu
survey pasti terjadi kesalahan , oleh karena itu harus diulang.
168
1
65
4
32
-180
Npeg
N
R
L FORMULA
- 180O = 1+2 + 3 + 4 + 5 + 6
- 180O = 1 ÷ n
Dengan perjanjian - Deviasi angle kekanan - Deviasi angle kekiri
- 180O = -1+2 - 3 + 4 - 5 + 6
Kesalahan pengukuran sudut berakibat besar maka untuk mengoreksi harus dichek
dikedua terminal sehingga bila terjadi kesalahan akan terlihat .
Bila terjadi selisih 1O ( toleransi 1O ) maka setiap sudut deviasi harus diadakan
kompensasi sebesar sudut 1O / No,angle.
Contih :
Misal pada suatu transmission lines mempunyai dua sudut deviasi ( dua tempat )
Misal 1 = 30 O kekiri
1 = 27 O kekanan
sedangkan = +180 O .
= - 282 O .
- 180 O = + 100 O – 282 O + 180 O = - 2 O .
1 + 2 = -30 O + 27 O = - 3 O .
Error = -1 O .
Compensation = -1O / 2 = - 0 O.30’
Karena kompensasi = - 0 O.30’ maka untuk setiap sudut deviasi harus ditambah 0
O.30’ , maka 1 menjadi = - 30 O + 0 O.30’ = -29 O.30’
2 menjadi = 27 O + 0 O.30’ = 27 O 30’
Total = - 2 O
169
27o
30o
27o30’
29o30’
- 180o
COORDINATES
Dua macam koordinat
1. Polar Coordinates - ( Azimut )
- L ( Distance )
2. Cartesius Coordinates ( X , Y )
PARTIAL COORDINATES
Ubtuk titik A1 sebagai referensi adalah titik T1 maka :
XA1 = L1 cos ( - 90 O )
YA1 = L1 sin ( - 90 O )
XA2= XA1 + L2 sin ( 1 + 2 )
YA2 = YA1 + L2 cos ( 1 + 2 )
170
1
2YA2
YA1
A1
L 2
L 1
XA1XA2
A2
T1
N
CONTOH
REFERENSI A1 REFERENSI A2 REFERENSI A3 REFERENSI A4
X A2 = D2 sin X A3 = D3 sin X A4 = D4 sin X A5 = D5 sin
Y A2 = D2 cos Y A3 = D3 cos Y A4 = D4 cos Y A5 = D5 cos
TOTAL X A3 = T X A2 + X A3
Y A3 = T Y A2 + Y A3
X A4 = T X A3 + X A4
Y A4 = T Y A3 + Y A4
X A4 = T X A4 + X A5
Y A4 = T Y A4 - Y A5 ( Karena > 90 O )
171
YA2
A1
N
2 3
4
A2 A3
A4
YA3
YA4YA5
TXA2
TXA3
TXA4
TXA5
A5
KEDUDUKAN LOKASI TRANSMISIION LINES TERHADAP GARIS BUJUR
( GREEN WICH ) DAN GARIS LINTANG ( EQUATOR )
Untuk mengetahui lokasi Transmission Lines harus berlaku secara internasional yaitu
diukur dari jarak garis Green wich dan garis Equator , sehingga umum dapat mengetahui
dimana lokasi koordinat transmission lines tersebut terhadap garis Green wich (Bujur)
dan terhadap garis Equator ( Lintang ) .
Yang harus diketahui lebih dahulu adalah titik Terminal tower kemudian setiap sudut
deviasinya dengan referensi koordinat terminal tower.
Untuk mengetahui geografi koordinat terminal tower maka titik terminal tower tersebut
harus menggunakan salah satu titik referensi yang sudah diketahui geografi koordinatnya
seperti Gunung , Menara TV, dan lain-lain , dari titik ini kita tinggal menambah atau
mengurangkan saja .
Partial Coordinates ( PX T1 dan P Y T1 )
PX T1 = L sin
PYT1 = L cos
172
P.Y
A1
P.XA1 A1
GY
59
GX 59
GX T1
PY
T1
PX T1
L
GY
T1
T1
EQUATOR
GR
EE
N W
ICH
P.XA1 dan P.YA1
Partial coordinates titik A1
Sehingga geografi koordinat terhadap garis green wich dan Equator untuk titik T1
adalah :
G.X T1 = G.X 59 + P.X T1 ( Terhadap Green Wich )
G.Y T1 = G.Y 59 + P.Y T1 ( Terhadap Equator )
Setelah didapat letak geografi koordinat titik T1 maka untuk setiap sudut deviasi
sepanjang transmisi dapat ditentukan dengan referensi titik T1.
XXVI. ERECTION TOWER
Steel
Tower terdiri dari banyak potongan-potongan besi siku dengan ukuran sesuai dengan
posisinya yang sudah digalvanisir .
Untuk memudahkan penyusunan tower ( konstruksi tower ) maka setiap potongan
besi siku harus diberi tanda sebagai identifikasi yaitu : type tower , nomor posisi dan
letaknya dikiri L dan dikanan R
Identifikasi mulai dari ujung tower ( Earth Wire ) sampai ke Stub
173
A.1.R
A.2
.RA.1.L A.2.L
A.132.R
A.132.L
A.944
Untuk memudahkan erection harus dibuat Composision List untuk setiap type tower
berikut extens body dan extens legnya , juga untuk kebutuhan bautnya.
Composision list harus benar dan teliti.
Contoh :
COMPOSISION LIST FOR TOWER TYPE A
No. posisi L R Quantity Ext. A+3 Ext A+6 Ext A+9
1 1 1 2
2 2 2 4
3 2 2 4
4
5
.
.
56 8
.
.
944 4
No. Posisi 56 dan 944 dapat dipasang dikiri atau dikanan.
COMPOSISION LIST OF BOLT TOWER TYPE A
174
A.132.L
A.132.R
S
QUANTITY
20 16 3 X4
18 20 2 X 4
16 18 4 X 8
Dst
= diameter
S = panjang baut
STEEL YARD ( STEEL DEPO )
Cara penempatan potongan-potongan bagian tower adalah penting sekali ,
pengelompokan untuk setiap type tower harus teliti dan benar , ada dua sistem .
pengaturan penempatan potongan-potongan bagian tower :
1. Pengelompokan berdasarkan Nomor posisi untuk setiap type tower dalam satu tempat
sehingga bila diperlukan tinggal mengambil kebutuhan yang diperlukan sesuai
dengan komposisi list nya.
Karena tower type merupakan mayoritas dari jumlah semua tower , hampir 90 %
tower type A maka diperlukan tempat yang luas sedang type tower yang lain
tergantung prosentase tower yang diperlukan , misal type tower A.R = 5 % Tower
Type B = 2 %, Tower type C = 1 % dan seterusnya.
Cara pengaturan penempatan potongan dibuat teratur adalah untuk memudahkan
pengambilan , sehingga bila diperlukan sebuah tower type A dapat dilayani selama
satu jam dan tidak terjadi kesalahan.
175
2. Cara kedua adalah sistem bundle yaitu beberapa bagian dari satu type tower diikat
menjadi satu dan ini juga masih dikelompokan menurut typenya sehingga bila
diperlukan tinggal mengambil beberapa bundle sesuai dengan composision list untuk
setiap type tower misal keperluan satu tower diperlukan :
- 2 bundle top
- 2 bundle trave
- 2 bundle cross arm
- 2 bundle delta
- 2 bundle body
- 2 bundle stub
- dst
176
1R1L
2R2L
3R3L
TO
WE
RT
YP
E A
1 R . 1 L . 2R . 2L . . . . . . . . . . .
TOWER TYPE AR
TOWER TYPE B
TOWER TYPE C
TOWER TYPE D
TOWER TYPE E
TOWER TYPE FF TOWER TYPE F/90O
A.5.R
Sedangkan pengelompokan mur-baut harus di pisah-pisah dikelompokan
menurut ukurannya, setiap ukuran mur-baut ditempatkan dalam suatu peti
dan diberi kode nomor ukuran mur-baut tidak boleh dicampur karena akan
membuat bingung.
Pada waktu pengiriman mungkin terjadi kesalahan maka harus dichek
mana yang rusak, dan dibuat daftar untuk dimintakan ke pabriknya
demikian juga untuk bagian-bagian yang hilang.
XXVII. STRINGING
Stringing adalah pemasangan konduktor pada tower.
Sebelum stringing dilakukan perlu persiapan yaitu :
Pengecekan untuk setiap tower mengenai keadaan pondasi, dan bagian-bagian tower
apakahada yang hilang atau masih kurang atau masih ada kesalahan , dan keadaan
bautnya apakah masih lengkap hal ini dinamakan Revision.
Bila ada kekurangan ambil di steel yard dan segera dipenuhi kekurangan tersebut.
Dalam pekerjaan ini konstruksi oleh Pelaksana dalam negeri ( WK ) dan Supervision
oleh Suplyer luar negeri ( SAE ) .
177
Dan seterusnya . . . . .
No. 231
No.562
No.256
18 x 40
20 x 60
24 x 20
Pada waktu stringing konduktor tidak boleh menyentuh tanah , karena akan
menyebabkan luka dan kotor , bila tegangan kerja sudah dikenakan akan menimbulkan
efek korona.
Bila keadaan tower sudah lengkap kemudian dipasang isolator dan pulley block untuk
tower suspension dan pulley block untuk tower tension.
Setelah pulley block dan isolator terpasang kemudian dengan tenaga manusia
memasang pilot wire dari tali nylon dengan memanjat untuk setiap tower dengan
diameter tali Φ = 5cm , setelah tali nylon terpasang pada pulley block kemudian
disambung dengan steel pilot wire dengan diameter Φ = 10 cm , kemudian tali nylon
digulung untuk menarik steel pilot wire Φ = 10 cm , setelah pilot wire Φ = 10 cm
terpasang kemudian disambung dengan pilot wire dengan diameter Φ = 20 cm , setelat
pilot wire dengan diameter Φ = 20 cm terpasang pada pulley block , kemudian pilot
wire dengan diameter Φ = 20 cm disambung dngan konduktor , penarikan konduktor
dilakukan per fasa yaitu untuk empat konduktor sekali gus.
178
Pemasangan Pulley Block untuk Suspension Tower
Pemasangan Pulley Block untuk Tension Tower
Karena konduktor tidak boleh menyentuh tanah maka diperlukan tension , oleh karena itu
diperlukan alat pengerem yaitu Brake Machine.
Setelah selesai pemasangan konduktor pada pulley block kemudian dipasang camelong
untuk memasang angker sementara agar konduktor tidak merosot ketanah.
Setelah selesai dipasang angker skur sementara kemudian dipasang Deadend Clamp
setelah selesai kemudian ditarik pelan-pelan , untuk dipasang pada pada isolator tension
tower kemudian pelan-pelan dilepas , dengan alat komunikasi memberitahu petugas
winch.
179
yoke
steel rope 20 mm
steel rope 10 mm
5 mmnylon rope
Ditarik olehWinch machine
Tension
Brake MachineDrum
Conductor
Cara penarikan setiap 3000 meter, setelah selesai berikutnya adalah sama 3000 meter
setelah selesai kemudian konduktor disambung , setelah selesai penyambungan
angker darurat dilepas konduktor telah tersambung.
1. Drum Station dan Winch Terminal
Dalam stringing yang paling sulit adalah menentukan drum station dan winch
terminal , karena diperlukan tempat yang datar dan luas dan memungkinkan dalam
transportasi peralatan dan material , karena untuk stringing 300 meter diperlukan 12
drum konduktor, 2 drum earth wire , brake machine dan lain-lain, yang semuanya itu
cukup besar dan berat, dalam hal ini penempatan drum station dan winch terminal
dapat dilihat dari gambar profile.
2. Pekerjaan stringing
Urutan pekerjaan striging adalah sebagai berikut :
2.1. Transportasi material yang diperlukan ke lokasi drun station :
- Earth wire drum
- Conductor drum
- Insulator
- Pulley block
- Winch
- Dan peralatan stringing lainnya.
Karena jumlah material cukup berat dan besar maka perencanaan untuk penempatan
harus benar dan tepat.
180
Skur darurat
TensionTower
SuspensionTower
Konduktor
SuspensionTower
CamelongCamelong
Winch
DeadendClamp
Skur
Anker Pemberat Anker Pemberat
2.2. Penarikan ( pull out ) dari drum earth wire dan conductor ke puncak tower , dan
bila penarikan lebih dari single pulled ( 3000 meter ) maka diperlukan jointing
2.3. Tensioning dan Sagging
Tensioning adalah memberikan tegangan tarik pada konduktor pada porsinya
( benar ) yaitu sesuai dengan EDT tension
Sagging adalah pengaturan sag untuk setiap span harus benar, tensioning dan
sagging dilakukan untuk setiap section.
2.4. Sectioning dan Clamping
Sectioning adalah stringing untuk tower tension ke tower tension
Clamping adalah memindahkan konduktor dari pulley block ke suspension
clamp.
Tension dilakukan untuk setiap section untuk tension sementara sebelum
clamping kurang dari 1800 kg dan sagging mendekati betul (temporary sagging)
untuk final paling sedikit adalah setelah dua hari karena kemungkinan masih
tertjadi perubahan pada konduktor dan final tension dilakukan untuk setiap
section.
Pada waktu mau memotong konduktor harus diberi tanda , juga saat
memindahkan dari pilley block ke suspension klem harus diberi tanda.
2.5. Pemasangan spacer dan pentanahan konduktor
181
section section
Temporarytension
Drum station
3000 m
Winch terminal
Drum station
SS
TT T
S S SSSSS
Karena konduktor telah diisolasi dari tanah maka harus ditanahkan , karena
adanya muatan elektro statis konduktor akan bertegangan , oleh karena itu
konduktor harus ditanahkan untuk keamanan pekerja.
Pemasangan spacer menggunakan sepeda dan jumlah spacer tergantung dari
panjang span, spacer mempunyai ukuran 40 x 40 cm
2.6. pemasangan fitting , final revision , dan melepas pentanahan.
Fitting : - Anti panjat
- Monotoring ( tanda peringatan)
- Damper anti getaran
- Final number of tower
- Posisi fasa
Dalam proyek ini tidak menggunakan damper karena pada spacer sudah
dilengkapi dengan karet peredam getaran.
Setelah pemasangan fitting selesai kemudian melepas pentanahan.
2.7. Pengukuran tahanan tanah kaki tower
Tahanan tanah diukur karena tahanan tanah berbeda-beda , bila tidak cukup
dengan pipa maka dibuat dengan plat strip yang ditanam dalam tanah yang
dihubungkan antara tower dengan tower, tahanan tanah > 20 Ohm adalah tidak
baik
182
Karet peredam
Plat stripPipa
Ada kalanya menggunakan plat strip diputarkan disekeliling tower
Pentanahan dilakukan sebelum stringing.
3. Cara Pelaksanaan Stringing
Pertama kita tarik tali nylon dengan tenaga manusia memanjat setiap tower ( fasa 1 )
setelah selesai kemudian diputar ke fasa 2 sekalian menarik steel rope =10 mm
setelah selesai nylon diputar pada fasa 3 dan steel rope =10 mm diputar pada fasa
2sekaligus menarik steel rope =20 mm setelah selesai kemudian disambung
dengan konduktor yang akan ditarik setelah selesai penarikan konduktor fasa 1 dam
posisi steel rope =20 mm
pada fasa 2 dam steel rope =10 mm pada fasa 3 kemudian dapat dilakukan
penarikan konduktor fasa 2 dan sekali gus steel rope =20 mm diputar untuk fasa 3
dan siap untuk menarik konduktor fas 3.
Brake machine juga digunakan untuk steel rope =10 mm dan =20 mm karena
untuk menghindari rumah atau benda-benda lain.
183
KonduktorSteel = 20 mm
Steel = 10 mm
Nylon
Fasa 1
Fasa 3
Fasa 2
Penarikan dapat dilakukan : - single pulley 3000 meter
- double pulley 6000 meter ( satu sambungan )
- triple pulley 9000 meter ( dua sambungan )
Penyambungan dilakukan di drum station , dalam penarikan harus dilengkapi dengan
alat telekomunikasi antara drum station dengan winch terminal untuk memberitahu
tarik , kendor , brake dan lain-lain.
Pentanahan :
Pentanahan sepanjang 1 km dari Substation (GI) harus dibuat continuous yaitu antara
tower ke tower sepanjang 1 km
Pengukuran tahanan tanah sebelum stringing karena setelah stringing pengukuran
bukan harga yang sebenarnya karena sudah ada earth wire , batas tertinggi tahanan
tanah adalah 20 ohm .
Bila tahanan tanah lebih dari 20 ohm harus ditambah elektroda pentanahan sedangkan
bila kurang dari 2 ohm pentanahan dengan stub sudah cukup tanpa elektroda
pentanahan .
Dalam proyek ini harga tahanan tanah 80 % adalah 2 Ohm, bila tahanan tanah
lebih dari 20 Ohm dibuat pentanahan radial.
4. Section
184
1 km 1 km
Yang dikatakan section adalah antara tower tension ketower tension kerikutnya
karena :
- Tension sama
- Equivalent span sama
- Virtual span pada cartenery sama
5. Sagging
Pengaturan saggging yaitu dengan pengaturan tension , pengukuran sagging
dilakukan pada suhu kerja , sedangkan curva diambil pada suhu maximum 45O C ,
sedangkan penarikan adalah pada suhu kerja 30 O C sagging berarti diambil antara
suhu 15 O C s/d 45 O C, perbedaan suhu mengakibatkan perbedaan sag .
Misal maximum temperature S = 21,1 m
Minimum temperature S = 17,9 m
Perbedaan sag = 3,2 m
Toleransi sag adalah satu kali diameter konduktor atau maximum t = 2 x konduktor
untut setiap derajat kenaikan suhu
185
15o C
± 30o C45o C
Oleh karena itu penentuan sag dengan menggunakan list.
Stringing table of sagging
toC
Span
1-2 2 - 3 3 - 4
15oC 17.9
16oC 18.1
17oC 18.25
18oC 18.32
19oC
:
:
30oC 19.00
45oC 21.11
Perbedaan sag dipengaruhi oleh perbedaan suhu maka harus diperhitungkan untuk
setiap derajat untuk setiap span .
Untuk satu section cukup diukur satu span saja dengan sendirinya yang lainpun betul ,
misal kita dapatkan span yang cukup banyak maka pengukuran dilakukan untuk
beberapa span untuk koreksi.
Pengukuran span tidak pernah dilakukan pada span dekat tension tower karena
konduktor masih berubah pada saat ditarik
Bila menjumpai span seperti dibawah ini
186
300 m300 m 700 m
Min G. C .
Berat konduktor cenderung menjurus ke span terbesar sehingga pengukuran sag
dilakukan pada sag dengan span terbesar , sehingga ground clearance minimum tidak
kurang dari 15 meter , akan tetapi pada span terkecil tidak diperlukan pengukuran lagi
karena sag menjadi kecil dan gground clearance menjadi lebih besar dan akan lebih
aman ,
Pada waktu melakukan pulling out conduktor tension dibuat lebih dari EDT yaitu
sebesar 20 % dari EDT selama 15 menit , ini adalah bagus untuk sag yang akan
datang , kemudian dikendorkan dibawah sedikit dari EDT.
Penarikan konduktor over tension selama 15 menit dimaksudkan agar strand
( puntiran bagian-bagian konduktor ) agar mapan , setelah itu dikendorkan dan
dibiarkan selama paling tidak dua hari kemudian baru dapat dilakukan sagging.
Misal EDT = 1800 kg , 20 % EDT = 2160 kg selama 15menit kemudian
dikendorkan sedikit dari EDT misal = 1700 Kg salama dua hari baru disagging.
6. Pengukuran sagging :
Instrument untuk mengukur sagging adalah teodolit khusus yaitu teodolit kakatua
yang dapat dibautkan pada besi tower ( Parot Theodolit) .
Petugas sagging dilengkapi dengan sarana telekomunikasi untuk meminta pada
petugas winch terminal untuk mengendorkan atau menarik konduktor sampai didapat
sagging yang tepat dalam keadaan balanche , kemudian pada tension diberi tanda
untuk pemotongan , begitu juga pada suspension insulator juga diberi tanda untuk
memindahkan dari pulley block ke suspension clamp.
Cara pengkuran sagging :
1. Bila kita dapatkan satu span yang dapat melihat sag diantara tower ke tower :
Contoh :
Misal pada saat pengukuran sagging suhu menunjuk 30o C pada thermometer dari
tabel dapat dilihat , masal pada span 2-3 dibaca sagging 19 m
187
2. bila kita dapatkan lokasi yang tidak rata dimana dari satu tower tidak dapat
melihat tower yang lainnya. ( 2.a. )
2.b ( Cara yang lebin baik )
3. Reduced Horisontal Sag
x = T . / p . D
d = D/2 – ( T /p.D )
188
19 m
x
19 m
x
t = 30 o C t = 45 o C
t = 15 o C
19 m
Instriment dilengkapidengan telekomunikasi
Staff yang dipasanghorisontal sebagaisasaran ( target )
1m
S + X = 37,5 m
X = 3,5 m
S + X = 36,5 m
A-3 = 36,5m
A + 3 + X = 42,5m
Misal pada suhu 29oC didapat S = 34 m
Harus didapatkan untukpengukuran sag
Cara ini terlalu repot
34 m
S
S
= perbedaan tinngi tower diketahui
D
tg = D
D
D/2D/2
t
d d
x
s
instrument
d = D/2 - xx = D/2 - dx = T / p D
s = d2p / 8T atau a = { D/2 - ( T /p.D )} 2 .p
8T
T = Tension
= Defferensi level
p = Berat konduktor / meter
Untuk pengukuran sag yang kita butuhkan adalah s ( sag dengan span 2d ) yaitu
dengan menempatkan unstrument sejauh s dari posisi konduktor dengan sudut 90 o
inklinasi
Bila ingin mengetahui RS ( Reduced Sag ) adalah :
T / ( D/2 – x ) = / D t = { ( D/2 – x ) } / D
RS = s + t
Cheks formula
189
Formula untuk bermacam-macam sag
4. Dengan Menentukan Target & Instrument Horisontal Menyinggung Catenery
190
C
ss1
m n
S1 = m . n . p2 T
Pada saat sag maximum adalah m = n
sehungga m = ½ C n = ½ C S1 = m . n . p
2 T
S = ½ C . ½ C. p2 T
S1 = 8 T
C 2 p
Offset
Berdasarkan pengalaman maka pada saat selesai sagging kemudian diberi tanda
kemudian pada saat clamping , suspension clamp tidak dipasang persis pada tanda
tetapi bergeser kurang lebih 25 cm sehingga pada saat suhu dingin isolator tidak
miring.
Penyebab miring ini tiada seorangpun tahu,
191
instrument
target
A + 3 - 0,20
+1,+1,+1,+1
H= 39,80 =45-39,80 = 5,2 m
A + 6 + 0,30 H = 41,30
=45-41,30 = 3,70 m
45 m
Cara ini kurang tepat tetapi sewaktu waktu dapat digunakan
Besarnya pergeseran dari tanda adalah tergantung dari deferensi level dari tower
tension , penentuan Mark offset berdasar pada list.
5. Dengan menempatkan instrument kira-kira ditengah-tengah span yang akan
membentuk dua garis singgung pada catenery dengan sudut 1 dan 2
Pengukuran sagging maximum
Pengukuran sagging maximum adalah jarak vertikal antara dua garis sejajar yaitu satu
garis antara dua tempat kedudukan konduktor pada tower dan garis yang lain adalah
garis singgung cartenery.
7. Clamping.
192
D
T S
H
1 2
instrument
Tg = - 4S + 8S [ H + {D/4S(.H + DT) - H(D-H )}]
2
D2D
Tg = - 4S + 8S [ H - {D/4S(.H + DT) - H(D-H )}] D2D
S Max
Sebelum diakukan clamping pada suspension tower yaitu setelah pengukuran sagging
kemudian pada konduktor diberi tanda untuk menempatkan konduktor pada
suspension clamp jamgan sampai salah atau bergeser .
Untuk section yang datar hal ini tidak menjadi masalah karena posisi pada suhu
dingin atau panas tidak berubah , tetapi bila pada span yang berturut-turut
mempunyai perbedaan level yang cukup besar maka bila sagging selesai kemudian
dilakukan clamping pada suhu dingin kedudukan konduktor akan berubah sehingga
isolator akan kelihatan miring.
8. Joint
Joint adalah penyambungan antara konduktor dengan konduktor , joint paling baik
adalah ditempatkan ditengah – tengah span karena getaran ditengah span adalah yang
paling kecil.
Joint tidak boleh dilakukan pada :
Dekat dengan tension Clamp ( span yang ada tensionya )
- Dekat dengan sepersepuluh dari suspension clamp ( 0,1 D )
193
ConductorConductor
Compressionjoint untukACSR
Steel
Compreesion joint untuk steel
0,1 D0,1 D
No Joint
- Pada span yang crossing dengan :
- Jalan
- Rel kereta api
- Transmission line yang lain
- Kabel telepon
- Bangunan lainnya.
Joint merupakan titik terlemah dari sepanjang konduktor.
Penyambungan konduktor harus diperhatikan cara pengepresan yaitu dari tengah
kearah keluar , kemudian diambil satu sampel untuk dilakukan pengujian , yaitu
dengan cara dipotong kemudian dilihat penampangnya , bila penampangnya masif
tidak ada celah berarti hasil penyambungan baik tetapi bila penampang sambungan
masih terdapat celah-celah kecil atau masih terlihat bentuk-bentuk urat konduktor
berarti penyambungan tidak baik.
9. Jumper
194
Pengujian sambungan dipotong kemudian dilihat penampangnyabila penampangnya masif tidak ada celah berarti sambungan baiktapi bila masih ada celah sambungan tidak baik
Penampang sambunganyang baik
Penampang sambunganyang tidak baik
Arah pengepresanArah pengepresan
Di pres dari tengah kepinggir
Panjang Jumper :
195
4 m4 m
4 m L = 4
L
4 m4 m
4 m
L
xx
X
= 4180
X = 4 X 180
L = 4 - 2X
L = 4 - 2 [ 4 X
180 ]
1
2
4 m
4 m
L
Yx
X = 4 180
Y = 4 180
L = 4 - X - Y
D
tg = 2SD/2
S
tg = 2SD/2
S
tg = D
L = D + 8S2
3D+ 2
2D
L1 = 2S + 8S1
3.2S
S
S
S
S1
L= S{jumper tanpa tension)
( jumper dengan sedikit tension )
S1 =( 2S )2 . P
8T
Ditambah 2/2D bila ada deferensi level sedangkan bila tidak ada deferensi level dapat
menggunakan rumus
XXVIII. CROSSING
Crossing adalah apabila suatu transmosi sampai pada persilangan dengan sesuatu :
Crossing dengan : - Jalan- Transmisi lain
- Rel kereta api
- Telepon
- Sungai
- Pipa
Oleh karena itu bila menjumpai crossing dalam penggambaran profile harus teliti dan hati-hati , harus diperhatikan bahwa :- Lebar transmission line adalah 22 meter
- Side slope tanah 11 meter dari Centre Line
196
- Tinggi H diukur dari Centre Line
- Level crossing diukur dari Centre Line
- Kedalaman diukur dari Centre line
- Side slope dari puncak H untuk transmisi lain dan telephon
- Clearance dari side slope
- Sudut crossing
- Lateral norisontal clearance
197
ss
ss
Minimum clearance tergantung dari sudut crossing juga tergantung dari side slope
Lateral horisontal clearance
d = D sin
d = Horisontal lateral clearance
XXIX. FINAL REVISION
Final revision adalah dimana keadaan transmisi siap di energized ( dioperasikan )
untuk itu perlu dilakukan :
198
Clearance
11 m
11 m
Min . E.C
ss
H
d
DCL
11 m
11m
1. Melepas semua temporary earthing
2. Cheking semua elektrical clearance ( harus baik / safe )
- jumper dan suspension asemble
- pada building , menara dan lain-lain
3. Cheking semua ground clearance untuk setiap span
4. Harus bersih sepanjang route dari sisa –sisa pekerjaan , bekas haspel , kotak dan
lain-lain.
Setelah selesai kemudian dilakukan serah terima
XXX. MAINTENANCE
Untuk transmisi EHV sebetulnya tidak ada pemeliharaan , tetapi hal-hal yang perlu
diperhatikan atau yang harus mendapat perhatian adalah :
1. Transmission lines harus bebas dari pepohonan (pemeliharaan memotong pohon)
2. Insulator harus bersih tidak kotor , karena di Indonesia cuaca cukup bagus banyak
hujan dan angin dengan sendirinya insulator tercuci ( tidak perlu pemeliharaan
insulator )
3. Pemeriksaan konduktor secara kontinyu apakah ada yang mekar , bila ada yang
mekar maka perbaikannya dilakukan dengan repair sleeve
4. Route harus dilakukan inspection secara Continu
5. Bila ada konduktor yang mekar perbaikannya dilakukan diatas , konduktor tidak
diturunkan yaitu dengan menggunakan sepeda.
6. Bila ada konduktor yang putus penyambungannya dilakukan dengan menurunkan
konduktor beberapa span dan perbaikannya dilakukan dibawah.
7. Pemeriksaan baut tower harus sering dilakukan , apakah ada yang kendor atau
hilang.
8. Bila ada karat atau korosi dan ada bagian-bagian yang luka (galvanis mengelupas)
harus segera dilapis dengan galvanis cair
9. Periksa semua pentanahan tower masih baik atau tidak dan apakah ada yang
hilang.
199
10. Periksa daerah ( lokasi ) disekitar tower apakah ada bagian tanah yang longsor
atau terkena erosi , hal ini harus selalu diperiksa karena sangat berbahaya.
200