i
SKRIPSI
MANAJEMEN PEMASARAN INDUSTRI HAMZAN WADI SILVER
TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PERAK
DI DESA UNGGA KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Oleh:
ATIKAH 1502131556
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019
ii
MANAJEMEN PEMASARAN INDUSTRI HAMZAN WADI SILVER
TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PERAK
DI LOMBOK TENGAH
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Syariah
OLEH:
ATIKAH 1502131556
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Atikah, NIM: 1502131556 dengan judul “Manajemen
Pemasaran Industi Hamzan Wadi Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak
Di Desa Ungga Kabupaten Lombok Tengah” telah memenuhi syarat dan disetujui
untuk diuji.
Disetujui pada tanggal: 07 November 2019
iii
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Ujian Skripsi Mataram, 07 November 2019
Yang Terhormat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi, kami
berpendapat bahwa skripsi Saudara:
Nama Mahasiswa : Atikah NIM : 502131556 Jurusan/Prodi : Ekonomi Syariah Judul : Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi
Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak Di Desa Ungga Kabupaten Lombok Tengah
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munasyqah skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.
Wassalammu’alaikum, Wr. Wb.
iv
vii
MOTTO
“Memulai Dengan Penuh Keyakinan, Menjalankan Dengan Penuh Keikhlasan,
Dan Menyelsaikan Dengan Penuh Kebahagiaan”
vii
viii
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibuku, Hj. Siti Ainum dan Bapaku tercinta
H.Hamdi yang dengan kasih sayang dan perjuangan serta kesabarannya, saya
mampu mengenyam pendidikan sampai akhirnya bisa menyelsaikan studi di UIN
Mataram, serta do’a dan harapan mereka menjadi motivasi bagiku untuk terus
menjadi orang yang selalu berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.
Semoga kebahagiaan dan Ridha Allah selalu menaungi beliau dunia dan akhirat,
Amiiin ya Robbal’ Alamin.
viii
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
juga kepada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.
1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali M,Ag. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram.
2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam.
3. Bapak Dr. M. Saleh Ending, MA. selaku Pembimbing I dan Ibu Hj.
Suharti, M,Ag selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing dan mengarahkan serta memberikan saran dalam
penyusunan skripsi ini
4. Bapak dan Ibu beserta seluruh Civitas Akademika Universitas Islam
Negeri Mataram yang dengan gigih mengajarkan dan membimbing penulis
dalam menimba ilmu
5. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan
izin penelitian sebagai salah satu persyaratan dalam penulisan skripsi.
6. Pimpinan, industri Hamzan Wadi Silver terutama Bapak Ros yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
ix
x
7. Kepada kedua orang tuaku yang tercinta (Ibu dan Bapaku) serta keluarga
tersayangku yang telah memberikan motivasi.
8. Kepada kakaku tercinta Asiah Samsuriani yang selalu meluangkan
waktunya untuk menemani menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabatku, Sri Yuli Pamungkas, Nurul Hidayati, Zuriatun, Bq Ria, Emi
septiana, Saniawati dan Zam zurik yang telah memberikan semangat dan
motivasi dalam penyelsaian skripsi ini
10. Kepada semua teman-teman yang telah membantu dan mensuport
terutama teman-teman seperjuangan kelas C EI 2015, telah mengisi hari
demi hari selama berkuliah dan semua pihak, secara langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat disebutkan disini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat-ganda dari Allah SWT. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.
Mataram, 2019
Penulis,
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .......................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
ABSTRAK ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 4
D. Telaah Pustaka ....................................................................... 5
E. Kerangka Teoritik ................................................................. 8
F. Metode Penelitian................................................................... 23
BAB II PAPARAN DAN HASIL TEMUAN .......................................... 33
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 33
1. Sejarah Singkat Industri Hamzan Wadi Silver .............. 33
2. Letak Geografis ............................................................... 34
xi
xii
3. Struktur Organisasi Industri Hamzan Wadi Silver ......... 36
4. Proses produksi Industri Hamzan Wadi Silver ............... 37
5. Bahan Dan Alat ............................................................... 49
6. Produk yang Di Hasilkan ................................................ 40
7. Sistem Keuangan............................................................. 40
8. Teknologi ........................................................................ 41
B. Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi Silver........... 42
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 49
A. Analisis Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi
Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak di Desa
Ungga Kabupaten Lombok Tengah ....................................... 49
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 60
A. Kesimpulan ............................................................................ 60
B. Saran ....................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
LAMPIRAN
xii
xiii
MANAJEMEN PEMASARAN INDUSTRI HAMZAN WADI SILVER TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PERAK DI DESA UNGGA
KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Oleh :
ATIKAH 1502131556
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Manajemen Pemasran Industri Hamzan Wadi Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak di Lombok Tengah” ini di tulis oleh Atikah, NIM 1502131556, pembimbing Saleh Ending, MA dan Hj. Suharti M.ag.
Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh fenomena gempa yang terjadi di Lombok. Yang menyebabkan rata-rata industri perak di Lombok mengalami penurunan volume penjualan termasuk home industri Hamzan Wadi Silver yang berada di Desa Ungga Kecamatan Paraya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah. Sehingga pemilik industri harus mempunyai strategi yang kuat untuk mempertahankan volume penjualannya. Adapun strategi yang di pilih oleh home indutri ini adalah strategi pemasaran marketing mix. Tujuan utama dari penerapan strategi pemasaran marketing mix ini adalah untuk meningkatkan penjualan perak dengan menggunakan 7 aspek yaitu produck, price, place, promotion, people, process dan Psycal Evidence. Sehingga Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah Bagaimana Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak di Lombok Tengah?
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan dengan data primer sebagai sumber data yang diperoleh dari hasil wawancara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses analisis data yang peneliti lakukan adalah peneliti terlebih dahulu melakukan reduksi data yaitu data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah itu peneliti melakukan penyajian data penelitian sedemikian rupa sehingga hasil penelitian diambil kesimpulan yang disajikan dalam bentuk naratif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Strategi pemasaran yang dilakukan industri Hamzan Wadi Silver telah mampu meningkatkan omset penjualan perusahaan. Dengan selalu memperhatikan kualitas produk, harga dan distribusi barang. Dan juga dengan langkah pemanfaatan bauran pemasaran atau marketing mix yaitu, produk, harga, promosi, tempat, orang, proses dan bukti pisik.
Kata kunci : Manajemen pemasaran, Peningkatan Penjualan
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Provinsi NTB khususnya Lombok merupakan salah satu ikon pariwisata
yang sangat menonjol dan sedang viral saat ini. Bukan hanya sebagai daerah
pariwisata, Lombok juga berhasil menyabet predikat sebagai salah satu daerah
yang erat akan budaya dan tradisi. Gelar daerah wisata dapat diraih karena
memang daerah ini mampu menyuguhkan kepada wisatawan beraneka macam
objek dan daya tarik wisata. Mulai dari wisata panorama alam, seni dan
budaya, kerajinan, sampai wisata kuliner. Salah satu daerah di Lombok yang
menjadi objek dan daya tarik wisata yang baru-baru ini muncul adalah Desa
Ungga di Lombok Tengah. Daerah ini berjarak sekitar 34,7 km dari pusat kota
mataram.
Ungga adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Praya Barat daya,
Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ungga
merupakan daerah wisata yang dikenal dengan wisata minat khusus yaitu
kerajinan peraknya yang terletak di hampir sebagian dusun di Desa Ungga.
Industri perak berkembang pesat di Desa Ungga tepatnya di dusun Tunak
Malang pada tahun 2010. Kerajinan perak ini kemudian menyebar ke berbagai
dusun lainnya, salah satunya yaitu di Dusun Ampanlolat dengan nama
Hamzan Wadi Silver.
Hamzan Wadi Silver adalah salah satu home industri kerajinan perak yang
volume penjualannya menduduki peringkat teratas di daerah Ungga,
1
2
dikarenakan Hamzan Wadi Silver ini mempunyai kualitas produk yang lebih
unggul dibandingkan dengan pengrajin perak lainnya di sekitaran Ungga, dan
mampu mempertahankan proses pembuatannya secara manual. Kerajinan
perak di Desa Ungga mempunyai bentuk kreasi desain secara tersendiri yaitu
mencoba mengangkat khasanah lokal yang ada di daerah Lombok (etnik),
dengan karakteristik lebih banyak menggunakan variasi jawan (adalah
karakteristik yang dibuat menyerupai tumbuh-tumbuhan yang dibentuk
dengan menggunakan bola-bola perak dalam skala yang sangat kecil),
kemudian bun (ialah bentuk garis yang dibentuk melengkung menyerupai
rabatan tanaman).1
Selain bentuk-bentuk yang menarik tentu saja suatu home industry harus
mempunyai strategi pemasaran namun strategi pemasaran yang digunakan
oleh home industry Hamzan Wadi Silver sebelum terjadinya gempa Lombok
masih belum terorganisir. Maksudnya disini pemilik Home industri Hamzan
Wadi Silver hanya menjual produknya berdasarkan keuntungan yang
diperoleh bukan memikirkan bagaimana cara memperoleh keuntungan dengan
cara efektif dan efesien.
Seiring berjalannya waktu tentu saja akan bertambahnya perusahaan
sejenis yang akan masuk dalam pasar, maka perusahaan harus memiliki
manajemen pemasaran yang baik sehingga mampu meningkatkan volume
penjualannya. Hadirnya beberapa usaha kerajinan yang ada di Desa Ungga
merupakan bagian dari perkembangan home industry yang kemudian berubah
1 Observasi, Ungga, 23 Maret 2019.
3
menjadi sebuah industri yang bergerak menjadi skala yang cukup besar.
Perusahaan perak yang ada di Desa Ungga secara keseluruhan aktivitas yang
dilakukannya pasti mengarah pada kepastian memperoleh keuntungan. Dalam
hal ini akan mampu untuk menekan serendah mungkin biaya produksi dan
akan memperoleh keuntungan dengan maksimal.2
Namun, kerajinan perak di Desa Ungga semenjak ada gempa di Lombok,
wisatawan mancanegara kurang berminat berkunjung ke Lombok dan
mempengaruhi penjualan perak di Desa Ungga, karena kerajinan perak sendiri
lebih banyak menarik perhatian wisatawan mancanegara dibandingkan
wisatawan domestik. Hamzan Wadi Silver merupakan salah satu tempat
pengrajin perak di Desa Ungga yang menawarkan berbagai jenis kreasi perak,
kini harus menurunkan produksi peraknya dikarenakan pemesanan akan perak
sudah mulai menurun.
Dan seiring berjalannya waktu berbagai upaya dilakukan oleh pemilik
usaha guna untuk mengembalikan kembali volume penjualannya yang sempat
menurun ketika adanya gempa, adapun upaya yang dilakukan adalah dengan
melakukan pendauran ulang perak yang sudah dibuat dengan cara meleburkan
kembali dan kemudian diolah menjadi kerajinan baru dengan mengikuti desain
terbaru.
Berdasarkan permasalah tersebut di atas, penulis tertarik untuk membahas
“Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi Silver Terhadap
2 Heny Rosdiana, “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Manajemen Produksi Industri
Kerajinan perak Queen Silver”, (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2013), hlm. 2.
4
Peningkatan Penjualan Perak di Desa Ungga Kabupaten Lombok
Tengah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu : Bagaimana Manajemen Pemasaran Industri Hamzan
Wadi Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak di Desa Ungga Kabupaten
Lombok Tengah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi
Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak di Desa Ungga Kabupaten
Lombok Tengah.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik teoritis maupun praktis.
a. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan
dan memperoleh suatu gambaran mengenai implementasi manajemen
pemasaran dalam upaya meningkatkan penjualan perak pada ekonomi
kreatif di Desa Ungga Kabupaten Lombok Tengah.
5
b. Manfaat Praktis
1) Diharapkan bagi mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri Mataram mampu digunakan sebagai
bahan referensi dan acuan di bidang Ekonomi Syariah.
2) Menambah pengetahuan masyarakat umum tentang implementasi
manajemen pemasaran dalam upaya meningkatkan penjualan
perak di Desa Ungga.
D. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan kajian terhadap penelitian terdahulu. Telaah
pustaka dilakukan untuk menghindari terjadinya duplikat serta menjamin
keaslian dan keabsahan penelitian yang dilakukan. Adapun usaha penelusuran
yang peneliti lakukan terhadap beberapa hasil penelitian sebelumnya yaitu
sebagai berikut:
1. Raihatin Fitrian” Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Sistem Pemasaran
Produk Songket dalam Meningkatkan Penjualan Oleh Pengusaha (Studi
Kasus di Artshop “Dennis” di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Lombok
Tengah)”3
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem pemasaran yang
dilakukan oleh pengusaha “Dennis” songket di Desa Sukarara Kecamatan
Jonggat Lombok Tengah. Menggunakan sistem bauran pemasaran, yakni
perpaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan
3 Raihatin Fitrian” Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Sistem Pemasaran Produk Songket
dalam Meningkatkan Penjualan Oleh Pengusaha Studi Kasus di Artshop “Dennis” di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Lombok Tengah”, (Skripsi IAIN, Mataram, Mataram 2011)
6
oleh perusahaan sebagai upaya mencapai tujuan pada pangsa pasar yang
ditentukan oleh kualtas produk, penentuan harga, promosi dan distribusi.
Perbedaan dengan skripsi ini yaitu dalam penelitian terdahulu
menggunakan strategi marketing mix yaitu 4P, yaitu produk, price, place
dan promotion. Sedangkan penelitia ini menggunakah strategi marketing
mix yaitu 7P yang terdiri dari produk, price, place, promotion, people,
process dan Physical Evidence.
2. Uswatun Hasanah “ Strategi Pemsaran Dalam Membanguan Brand (Studi
Kasus Kelompok Nasyid The Power of Sholawat)”4
Dalam penelitian ini strategi yang digunakan dalam membangun
Brand untuk katagori produk dan jasa strategi yang diterapkan kelompok
nasyid adalah identifikasi diri, pembuatan accessories, dan album. Untuk
katagori price strategi yang diterapkan kelompok nasyid adalah: strategi
harga fluktuatif. Untuk kategori place strategi yang diterapkan kelompok
ini antara lain: lokasi sekretariat yang strategis dan desain stage (panggu).
Untuk katagori promosi yang diterapkan oleh kelompok ini yaitu : sosial
media dan kerjasama.
Perbedaan dengan skripsi ini yaitu dalam penelitian terdahulu
strategi yang ingin dicapai yaitu hanya membangun brand saja. Sedangkan
penelitian ini memfokuskan produk perak untuk meningkatkan omset
penjualan yang sempat turun supaya meningkat pesat.
4 Uswatun Hasanah “ Strategi Pemsaran Dalam Membanguan Brand Studi Kasus Kelompok
Nasyid The Power Of Sholawat”, (Skripsi, IAIN, Mataram, Mataram 2013)
7
3. Sailah Erwati “Strategi Pemasaran Produk Bank Syariah Mandiri (BSM)
Cabang Mataram Terhadap Nasabah Non Muslim”5
Dalam penelitian ini pelaksanaan pemasaran produk pada Bank
Syari’ah Mandiri terhadap nasabah non muslim yaitu lebih cenderung
dengan cara mendatangi nasabah non muslim tersebut secara langsung.
Sesuai dengan syarat jual beli dalam Islam, dalam pemasaran yang
dilakukan BSM tidak memandang agama. Suku dan ras, tetapi diukur dari
tingkat penjualan produknya setiap periode jangka waktu, baik dalam
waktu panjang dan pendeknya dan Bank Syari’ah Mandiri sudah
menerapkan semboyan kata “SIFAT” yang artinya Shiddiq (Integritas),
Istiqomah (konsisten), fatanah (profisionalisme), Amanah (Tanggung
Jawab), Tabliq (Kepemimpinan).
Sedangkan yang membedakan penelitian ini adalah terletak pada
objek yang diteliti. Peneliti terdahulu meneliti tentang strategi pemasaran
Bank Syariah dan lebih condong kepada syariat Islam. Sedangkan
penelitian ini meneliti tentang peningkatan penjualan perak di Lombok
Tengah untuk meningkatkan omset penjualan.
5 Sailah Erwati “Strategi Pemasaran Produk Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang
Mataram Terhadap Nasabah Non Muslim” (Skripsi, IAIN, Mataram, Mataram 2013)
8
E. Kerangka Teoritik
1. Manajemen Pemasaran
a. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari kata Prancis kuno menagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen
sering didefinisikan sebagai sebuah proses rangkaian kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan controlling
(pengawasan) yang dilakukan untuk mencapai target atau tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Istilah manajemen berhubungan dengan
usaha untuk tujuan tertentu dengan jalan untuk menggunakan sumber-
sumber daya yang tersedia dalam organisasi dengan cara yang sebaik
mungkin.6
Setiap organisasi selalu membutuhkan manajemen karena tanpa
manajemen yang efektif tak akan ada usaha yang berhasil cukup lama.
Pencapaian tujuan organisasi, baik tujuan ekonomi, sosial, maupun
politik sebagian besar tergantung kepada kemampuan para manajer
dalam organisasi yang bersangkutan. Manajemen akan memberikan
efektivitas pada usaha manusia.
b. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen terdiri atas empat fungsi yang utama yaitu:7
Tahap-tahap Manajemen:
6 Rois Arifin, Helmi Muhammad, Pengantar Manajemen, (Malang: Empatdua, 2016),
hlm. 20. 7 George Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), hlm. 17
9
1. Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan
oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan Planning
mencangkup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk
pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan
untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna
merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa
mendatang.
2. Organizing ialah membagi komponen-komponen kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok,
membagi tugas kepada sesorang manajer untuk mengadakan
pengelompokan tersebut dan menentapkan wewenang di antara
kelompok atau unit-unit organisasi.
3. Actuating ialah penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi
dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin,
mengembangkan dan member kompensasi kepada mereka.
4. Motivating ialah seebuah kata yang lebih disukai oleh beberapa
pihak dari pada kata actuating, yakni sebagai konotasi emosional
dan irrasional dari kata motivating.
5. Sraffing ialah mendapatkan, menetapkan dan mempertahankan
anggota pada posisi yang dibutuhkan oleh pekerjaan organisasi
yang bersangkutan.
6. Directing merupakan pengarahan yang diberikan kepada bawahan
sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan
10
bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Directing juga mencangkup kegiatan yang dirancang
untuk member orientasi kepada pegawai.
7. Controlling merupakan kelanjutan tugas untuk melihat apakah
kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan
evaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan
diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat dicapai dengan baik.
8. Innovating merupakan pengembangan gagasan-gagasan baru,
mengkombinasikan pemikiran baru dengan yang lama, mencari
gagasan-gagasan dari kegiatan lain dan melaksanakannya atau
dapat dilakukan dengan cara member stimulasi kepada rekan-rekan
sekerja untuk mengembangkan dan menentapkan gagasan-gagasan
baru dalam pekerjaan mereka.
9. Representing merupakan pelaksanaan tugas pegawai sebagai
anggota resmi dari sebuah perusahaan dalam urusannya dengan
pihak pemerintah, kalangan swasta, bank, penjual, pelanggan dan
kalangan luar lainnya.
10. Coordinating merupakan sinkronisasi yang teratur dari usaha-
usaha individu yang berhubungan dengan jumlah, waktu dan
tujuan mereka, sehingga dapat diambil tindkana yang serempak
menuju sasaran yang telah ditetapkan.
11
c. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.8
Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti berikut:
kebutuhan, keinginan, dan permintaan: produk (barang, dan jasa) :
nilai, dan biaya; pertukaran dan transaksi ; hubungan dan jaringan;
pasar; serta pemasar dan prospek.9
1) Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan hasrat akan pemuas
kebutuhan yang spesifik.
Kebutuhan adalah ketidak beradaan beberapa kepuasan dasar.
Kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar.
Mereka merupakan hakikat biologis dan kondisi manusia.
Keinginan adalah hasrat yang timbul setelah kebutuhan terpenuhi
atau tercapai. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik
yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Keinginan menjadi permintaan jika didukung oleh daya beli.
Perbedaan ini menangkis kecaman yang sering dilontarkan
“pemasar menciptakan kebutuhan” atau “pemasar membuat orang
membeli barang yang tidak mereka inginkan.” Pemasar tidak
menciptakan kebutuhan: kebutuhan sudah ada sebelumnya.
8 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, (Jakarta: Prenhallindo, 1997), hlm.8 9 Ibid, hlm. 8
12
Pemasar mempengaruhi permintaan dengan membuat suatu
produk cocok, menarik, terjangkau, dan mudah didapatkan oleh
konsumen yang dituju.
2) Produk (barang dan jasa)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk
memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Produk atau
penawaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis: barang fisik, jasa,
gagasan. Tingkat kepentingan produk fisik lebih tergantung pada
jasa yang mereka berikan dari pada kepemilikannya.
Sesungguhnya, jasa juga diberikan oleh sarana lain seperti orang,
keinginan, organisasi, atau gagasan. Tugas pemasar adalah menjual
manfaat atau jasa yang diwujudkan dalam produk fisik, bukan
hanya menggambarkan ciri-ciri fisik produk tersebut.
3) Nilai dan biaya
Nilai adalah perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan
produk untuk memuaskan kebutuhannya. Sedangkan biaya adalah
semua pengorbanan yang perlu dilakukam untuk melaksanakan
suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang sesuai
harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang
akan terjadi.
4) Pertukaran dan Transaksi
Pertukaran adalah tindakan memperoleh barang yang
dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai
13
imbalan. Terdapat lima kondisi yang harus terpenuhi agar
pertukaran dapat terjadi:
a) Terdapat sedikitnya dua pihak.
b) Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga
bagi pihak lain.
c) Masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan melakukan
penyerahan
d) Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak tawaran
pertukaran.
e) Masing-masing pihak yakin bahwa berunding dengan pihak
lain adalah layak dan bermanfaat.
Pertukaran baru akan terjadi apabila kedua belah pihak
menyetujui sarat pertukaran, yang akan membuat mereka lebih
baik dari pada sebelum pertukaran.
Transaksi adalah perdagangan nilai-nilai antara dua belah
pihak atau lebih. Sebuah transaksi melibatkan beberapa aspek:
sekurang-kurangnya dua benda yang bernilai, persyaratan yang
disetujui, waktu persetujuan, dan tempat persetujuan.
5) Hubungan dan Jaringan
Pemasaran hubungan menghasilkan ikatan ekonomi, teknik,
dan sosial yang kuat di antara pihak-pihak berkepentingan. Dalam
kejadian yang paling berhasil, transaksi berubah dari negosiasi
yang dilakukan setiap saat menjadi masalah rutinitas. Hasil
14
pemasaran hubungan yang utama adalah pengembangan asset unik
perusahaan yang disebut jaringan pemasaran. Jaringan pemasaran
terdiri dari perusahaan dan semua pihak-pihak pendukung yang
berkepentingan: pelanggan, pekerja, pemasok, penyalur, pengecer,
agen iklan, ilmuwan Universitas, dan pihak lain yang bersama-
sama dengan perusahaan telah membangun hubungan bisnis yang
saling menguntungkan.
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki
kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama. Yang mungkin
bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan itu. Dengan demikian, ukuran pasar
bergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan dan
keinginan, memiliki sumber daya yang menarik pihak lain, serta
bersedia dan mampu menawarkan sumber daya ini untuk ditukar
dengan apa yang mereka inginkan.
Pasar adalah tempat di mana pembeli dan penjual
berkumpul untuk mempertukarkan barang-barang mereka.
6) Pemasar dan Calon Pembeli
Pemasar adalah seseorang yang mencari satu atau lebih calon
pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran nilai (value). Calon
pembeli adalah seseorang yang diidentifikasi oleh pemasar sebagai
orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam
pertukaran nilai.
15
Adapun menurut para ahli, pemasaran yaitu10:
1) William J. Stanton
Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan,
menentukan harga, hingga mempromosikan, dan mendistribusikan
barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan
pembeli, baik yang actual maupun yang potensial.
2). Philip dan Ducan
Pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau
yang dipergunakan untuk menempatkan barang-barang nyata ke
tangan konsumen.
3). American Marketing Association
Pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha niaga
yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke
konsumen.
Jadi, Manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan
analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup
barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan
tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait.11
Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang
usaha. Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanaan
10 Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, (Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2012), hlm. 83.
11 Ibid, hlm. 13
16
merupakan tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan
kesuksesan suatu organisasi pemasaran. Proses perencanaan
merupakan suatu proses yang selalu memandang ke depan atau pada
kemungkinan masa akan datang termasuk dalam pengembangan
program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran
d. Proses Manajemen Pemasaran
Proses manajemen pemasaran terdiri dari analisis peluang-
peluang pasar, penelitian dan pemilihan pasar sasaran, pengembangan
strategi pasar, perencanaan taktik pemasaran, dan pelaksanaan serta
pengendalian upaya pemasaran12
1) Analisis peluang pasar
Tugas pertama yang dihadapi oleh manajer-manajer
pemasaran atlas adalah untuk menganalisis peluang jangka
panjang dalam pasar ini untuk meningkatkan kinerja unit usaha.
Manajer-manajer ini menyadari banyaknya peluang dalam industri
peralatan kantor yang terus berkembang. Penelitian pemasaran
merupakan alat pemasaran yang penting, karena perusahaan dapat
melayani pelanggan dengan baik hanya dengan meneliti
kebutuhan dan keinginan mereka, lokasi mereka, praktik
pembelian mereka, dan sebagianya. Tujuan penelitian pemasaran
adalah untuk mengumpulkan informsi yang penting mengenai
lingkungan pemasaran.
12 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, …hlm.80
17
2) Merencanakan program pemasaran
Untuk mentansformasikan strategi pemasaran menjadi
program pemasaran, manajer pemasaran harus membuat
keputusan mendasar dalam pengeluaran pemasaran, bauran
pemasaran, dan alokasi pemasaran. Pertama manajer harus
memutuskan tingkat pengeluaran pemasaran yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pemasarannya. Perusahaan biasanya
membuat anggaran pemasarannya sebagai persentase dari sasaran
penjualan. Perusahaan tertentu dapat mengeluarkan lebih dari rasio
persentase normal dengan harapan memperoleh pangsa pasar yang
lebih besar.
Kedua perusahaan juga harus memutuskan bagaimana
membagi anggaran pemasaran total di antara berbagai alat dalam
bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan satu konsep
kunci dalam teori pemasaran modern.
Terakhir, pemasar harus memutuskan lokasi anggaran
pemasaran untuk berbagai produk, saluran distribusi, media
promosi, dan daerah penjualan.
Adapun alat bauran pemasaran terdiri dari tujuh unsur
yaitu:
a) Produk, adalah penawaran berwujud perusahaan kepada pasar,
yang mencangkup kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan
kemasan produk.
18
b) Harga, adalah jumlah uang yang pelanggan bayar untuk
produk tertentu.
c) Tempat, adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan
untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi
pelanggan.
d) Promosi, adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan
untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya
kepada pasar sasaran.
e) Orang (people) adalah semua pelaku yang mempermainkan
peranan dalam penyediaan jasa sehingga dapat mempengaruhi
persepsi pelanggan. Elemen-elemen dari people pegawai
perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan
jasa.
f) Proses (Process) adalah gabungan semua aktivitas umumnya
terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas,
dan hal-hal rutin dimana jasa dihasilkan dan disampaikan pada
konsumen.
g) Bukti Fisik (Physical Evidence) Psycal Evidence merupakan
perangkat-perangkat yang dibutuhkan untuk mendukung
penampilan suatu produk, sehingga memperlihatkan secara
langsung kualitas produk serta pelayanan yang diberikan
kepada konsumen.
19
3) Mengembangkan strategi pemasaran
Perusahaan harus mengembangkan suatu perbedaan-
perbedaan dan strategi penempatan pada pasar sasarannya.
Perusahaan harus mampu memberikan keistimewaan-keistimewaan
yang lain dari pesaingnya dan mampu memenuhi keinginan para
pelanggan.
4) Mengelola usaha pemasaran
Langkah terakhir dalam proses pemasaran adalah
mengorganisasikan sumber daya pemasaran dan kemudian
menerapkan dan mengendalikan rencana pemasaran. Perusahaan
harus membuat organisasi pemasaran yang mampu menerapkan
rencana pemasaran.
e. Orientasi perusahaan terhadap pasar
Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus
menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan
dapat terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan
pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan
cara yang lebih baik. Konsep pemasaran juga mengatakan bahwa kunci
untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada
para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan
dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran. Konsep pemasaran
mengalami perkembangan yang semakin maju sejalan dengan majunya
masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi berorientasi hanya
20
pada pembeli saja, akan tetapi berorientasi pada masyarakat atau
manusia. Konsep yang demikianlah yang disebut dengan konsep
pemasaran masyarakat.
Tiga faktor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep
pemasaran :13
1) Orientasi Konsumen
Pada perusahaan yang berorientasi konsumen ada beberapa hal
yang harus diperhatikan antara lain:
a) Kebutuhan apa yang diinginkan oleh konsumen. Perusahaan
menyediakan apa yang dibutuhkan tersebut.
b) Menyediakan produk dan pola pemasarannya.
c) Segmen pasar yang menjadi sasaran.
2) Volume penjualan yang menguntungkan
Volume penjualan yang menguntungkan adalah tujuan
konsep pemasaran, sehingga memperoleh laba melalui kepuasan
konsumen. Artinya laba merupakan pencerminan dari usaha
perusahaan untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen baik
dari segi mutu, harga, pelayanan dan lain-lain.
3). Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan dilakukan untuk
memberikan kepuasan konsumen. Bahwa setiap individu dan
setiap bagian dalam perusahaan berkecimpung dalam satu usaha
13 Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm 15.
21
yang terkoordinasi dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga
memberikan kepuasan pada konsumen.
f. Tujuan Pemasaran
Adapun tujuan dari pemasaran itu sendiri yaitu14 :
1) Untuk mencari keseimbangan pasar, antara buyer’s market dan
seller’s market dan mendistribusikan barang dan jasa dari daerah
surplus ke daerah minus, dan produsen ke konsumen, dari pemilik
barang dan jasa ke calon konsumen.
2) Tujuan pemasaran yang utama adalah memberi kepuasan kepada
konsumen. Tujuan pemasaran bukan komersial atau mencari laba.
Tetap tujuan pertama ialah memberi kepusan kepada konsumen.
Dengan adanya tujuan memberikan kepuasan ini, maka kegiatan
marketing meliputi lembaga prod usen, istilah marketing bukan
saja milik industri, perdagangan, tetapi kegiatan marketing meliputi
marketing yayasan, marketing lembaga pendidikan, marketing
profit organization, marketing pribadi, marketing lembaga agama,
marketing non profit organization.
2. Konsep Ekonomi Kreatif
a. Pengertian Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi baru yang
memadukan informasi dan kreatifitas yang mengandalkan ide, gagasan
dan pengetahuan dari sumberdaya manusia sebagai faktor produksi.
14 Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016),
hlm. 16.
22
Dalam studi ekonomi dikenal ada empat faktor produksi, yakni
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, modal (faktor utama) dan
organisasi atau manajemen. Sumberdaya manusia merupakan faktor
yang utama produksi yang memiliki ide, gagasan dan pengetahuan
dipadukan dengan informasi dapat membentuk ekonomi kreatif. Konsep
ini didukung oleh keberadaan industri kreatif yang menjadi
pengetahuannya. Kreatifitas merupakan kemampuan individu untuk
menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Orang yang kreatif
dibandingkan dengan orang yang tidak kreatif tanpak dalam kinerja
maupun penampilannya. Secara kolektif masyarakat atau bangsa yang
kreatif akan menjadi masyarakat maju dan bangsa yang maju.15
b. Ciri-ciri Ekonomi Kreatif
Ciri-ciri ekonomi kreatif adalah berbasis pada ide dan gagasan
yang terwujud dalam ide-ide kreatif yang bernilai ekonomi. Adapun
ciri-cirinya yaitu16:
1) Terdapat beberapa unsur utama seperti kreativitas, keahlian, dan
talenta yang memiliki nilai jual melalui penawaran kreasi
intelektual.
2) Produk yang dihasilkan (barang dan jasa) memiliki siklus hidup
singkat, margin tinggi, beranekaragam, persaingan tinggi, dan
dapat ditiru.
15 I Gusti Agus Arjana, Geografi Parawisata dan Ekonomi Kreatif, (Rajawali Printing:
PT. Raja Grafindo, 2016), hlm.280. 16 Ibid,.hlm.282
23
3) Terdiri atas penyediaan produk kreatif langsung pada pelanggan
dan pendukung penciptaan nilai kreatif pada sektor lain yang secara
tidak langsung berhubungan dengan pelanggan.
4) Dibutuhkan kerjasama yang baik antara berbagai pihak yang
berperan dalam industri kreatif, seperti kaum intelektual, dunia
usaha, dan pemerintah.
5) Creative economy berbasis pada ide atau gagasan.
6) Pengembangan industri kreatif tidak terbatas dan dapat diterapkan
pada berbagai bidang usaha.
7) Konsep creative economy yang dibangun bersifat relatif.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif.
Sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan bahwa
metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan
pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini
tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau
hipotesis, tetap perlu memandang sebagai bagian dari suatu keutuhan.17
Selain itu, Denzin dan Lincoln dalam buku Lexy J. Moleong,
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
17
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 4.
24
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang
ada.18
Jadi dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena
permasalahan yang berkaitan tentang manajemen pemasaran persfektif
peningkatan penjualan perak masih penuh makna sehingga tidak mungkin
data pada situasi yang demikian dijaring dengan menggunakan penelitian
kuantitatif yang menggunakan instrumen seperti tes dan kuesioner. Selain
itu, peneliti bermaksud untuk memahami situasi sosial secara mendalam,
serta menemukan pola dan teori yang berkaitan dengan praktek kegiatan
tersebut.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sangat penting adanya. Selain
berperan sebagai instrumen, peneliti sekaligus sebagai pengumpul data
sehingga keberadaannya di lokasi penelitian sangat diperlukan. Kehadiran
peneliti dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian yang
dilakukan dengan bentuk kuantitatif. Adapun batas waktu yang peneliti
lakukan selama meneliti di lapangan yaitu dari bulan Juni sampai dengan
bulan Agustus 2019.
Dalam penelitian kuantitatif, pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan angket atau tes yang harus dijawab oleh responden, akan
tetapi dalam penelitian kualitatif peneliti harus terjun langsung ke
18 Ibid., hlm.5.
25
lapangan untuk mengumpulkan data yang valid dengan mencari tahu
sendiri manajemen pemasaran dalam upaya meningkatkan penjualan perak
yang biasa dilakukan di lokasi penelitian oleh pengelola usaha tersebut.
Selama hadir di lapangan peneliti berusaha terus mencari data
sebanyak-banyaknya dengan menggunakan metode yang telah
dipersiapkan. Agar penelitian dapat berjalan dengan baik, peneliti
membawa surat izin penelitian agar kehadiran peneliti diketahui oleh
informan.
3. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
a. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah masalah manajemen
pemasaran Hamzan Wadi Silver terhadap peningkatan penjualan perak
di Lombok Tengah.
b. Setting Penelitian
Lokasi yang dijadikan sebagai obyek dalam penelitian ini
dirincian sebagai berikut:
- Nama Lembaga : Hamzan Wadi Silver
- Lingkungan : Desa Ungga
- Kabupaten/Kota : Lombok Tengah
- Provinsi : NTB
Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena banyak
pengerajin perak yang terdapat di Desa Ungga sehingga memudahkan
dalam mencari, mendapatkan informasi secara langsung dari pengeraji
26
perak dan pemilik usaha terutama hal-hal yang terkait dengan fokus
penelitian.
4. Sumber Data
Sumber data adalah tempat mengambil data sebagaimana
diungkapkan Suharsimi, bahwa sumber data adalah objek dari mana data
diperoleh.19 Sedangkan Lofland dalam buku Lexy J. Moleong,
mengatakan bahwa “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain.20
Dengan demikian, sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah subjek (informan) dari mana peneliti mengambil data. Adapun yang
menjadi subjek adalah pemilik perak Hamzan Wadi Silver, dan
karyawannya.
Dari data penelitian dikatagorikan menjadi dua yaitu Data Primer
dan Data Skunder.
a. Data Primer
Subjek dari mana data itu didapatkan, diperoleh di lapangan berupa
hasil wawancara dengan pemilik usaha industri perak Hamzan Wadi
Silver yang ada di Desa Ungga mengenai sistem pemasaran perak
Hamzan Wadi Silver dalam meningkatkan volume penjualannya.
Adapun data primer ini diperoleh dari informan yaitu Bapak Ros
selaku Pemilik Usaha Hamzan Wadi Silver dan beberapa karyawan
19 Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis, Edisi Revisi III
(Jakarta: Rina Cipta, 1993), hlm. 114. 20 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 157.
27
lainnya sebagai narasumber tambahan yaitu Lobi Efendi, Muhammad
Nuhud, Awi, Danil Kahfi dan Marzawan. Adapun data primer yang
diperoleh dari narasumber tersebut, seperti: jenis dan model produk,
harga produk, tempat penjualan produknya dan manajemen pemasaran
apa yang diterapkan beserta strateginya.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari litelatur-litelatur
kepustakaan dan buku-buku. Atau dengan kata lain data sekunder
adalah informasi yang telah dikumpulkan pihak lain, jadi peneliti
berpihak sebagai pengguna data.21 Data sekunder yang diperoleh
peneliti dari buku-buku, jurnal artikel dan data monografi Desa Ungga
yang mempunyai relevansi dengan permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Adapun Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data
melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Jenis observasi
yang digunakan berbentuk observasi terus terang atau tersamar, yaitu
peneliti menyatakan secara terus terang kepada sumber data kalau ia
21 Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka),
hlm. 69.
28
sedang melakukan penelitian, jadi semua aktivitas peneliti diketahui
dari sejak awal sampai akhir, namun adakalanya peneliti tidak terus
terang atau tersamar untuk mengungkapkan data yang masih mungkin
dirahasiakan.22
Adapun jenis observasi yang digunakan adalah observasi non
partisipan, di mana peneliti tidak ikut serta secara langsung, tetapi
peneliti hanya sebagai pengamat saja.
Dengan melakukan observasi pada usaha Hamzan Wadi Silver ini
peneliti memperoleh data berupa produk-produk perak khas Hamzan
Wadi Silver, alat-alat apa saja yang digunakan dalam proses
pembuatan perak, dan bagaiman proses pembuatan perak
menggunakan metode manual.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud
mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba
dalam buku Lexy J. Moleong, antara lain23: mengkonstruksi mengenai
orang, kejadian, organisasi perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian
dan lain-lain.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 228.
23 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kulitatif…, hlm. 186.
29
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa metode wawancara
merupakan salah satu cara mengambil informasi yang sangat efisen.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara bebas terpimpin, yaitu tanya jawab secara lisan antara
peneliti dengan informan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
secara bebas, tetapi tidak menyimpang dari pedoman wawancara yang
sudah ditetapkan.24
Adapun data yang akan diperoleh dengan menggunakan metode
ini adalah data tentang bagaimana implementasi manajemen
pemasaran perak Hamzan Wadi Silver dalam meningkatkan volume
penjualannya, seperti: penyediaan jenis dan model produk, harga
produk. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai pemilik perak
Hamzan Wadi Silver yang ada di Desa Ungga Kecamatan Praya Barat
Daya Kabupaten Lombok Tengah.
Setelah melakukan wawancara pada usaha Hamzan Wadi Silver
peneliti memperoleh data berupa strategi apa yang diterapkan oleh
usaha perak Hamzan Wadi Silver, siapa saja mitra usaha Hamzan
Wadi Silver, dan harga yang ditawarkan pada setiap jenis produk
perak khas Hamzan Wadi Silver.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
24 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D…, hlm. 233-234
30
monumental dari seseorang.25 Metode dokumentasi ini digunakan
untuk menemukan bukti-bukti tertulis yang digunakan dalam
implementasi manajemen pemasaran produk perak.
Adapun data yang ingin dikumpulkan melalui metode ini adalah
gambaran umum lokasi penelitian, bahan dan alat yang digunakan
dalam pembuatan produksinya dan produk yang dipasarkan dan
lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan (observasi),
dan dokumentasi.26 Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan
sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai
di lapangan.
Jadi analisis data yang digunakan peneliti adalah metode induktif
yaitu, pikiran yang berangkat dari fakta-fakta atau yang khusus, peristiwa-
peristiwa yang kongkrit, kemudian ditarik generasi-generasi yang
mempunyai sifat umum.27
Proses analisis data yang peneliti lakukan adalah peneliti terlebih
dahulu melakukan reduksi data yaitu data-data yang diperoleh dari hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah itu peneliti melakukan
25 Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis…, hlm. 146. 26 Ibid., hlm. 244. 27 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008), hlm 31
31
penyajian data penelitian sedemikian rupa sehingga hasil penelitian
diambil kesimpulan yang disajikan dalam bentuk naratif.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
manajemen pemasaran industri Hamzan Wadi Silver terhadap peningkatan
penjualan perak di Lombok Tengah.
7. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam sebuah penelitian bertujuan untuk membuktikan
apakah data yang diperoleh dari lapangan betul-betul valid atau tidak,
yakni memadukannya dengan landasan teori yang menjadi landasan hasil
penelitian yang didapatkan dilapangan.
Untuk mendapatkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah keriteria
tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu: derajat kepercayaan,
keteralihan, kebergantungan dan kepastian.28 Setelah data dikumpulkan
dan dianalisis, langkah selanjutnya adalah pemeriksaan keabsahan data,
kreadibilitas dan dapat diartikan sebagai kepercayaan terhadap data,
apakah menggambarkan keadaan yang sebenarnya ataukah sebaliknya.
Untuk, memperoleh keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yaitu:
pemeriksaan dengan teman sejawat melalaui diskusi dan kecukupan
referensial.
28
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 324.
32
a. Pemeriksaan dengan teman sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspor sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam diskusi analitik dengan rekan-rekan
sejawat. Pemeriksaan sejawat bertujuan untuk mencari kelemahan
tafsiran yang kurang jelas serta kemudian mendiskusikannya dengan
pihak yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang relevan, seperti
dengan dosen pembimbing skripsi, dosen peneliti, teman kuliah atau
orang lain yang menguasai permasalahan tersebut. Adapun rekan
sejawat yang turut andil dalam penelitian ini yaitu Sri Yuli Pamungkas
dan Nurul Hidayati yang ikut serta berpartisipasi dalam pemilihan
tempat dan lokasi penelitian, dan ikut serta dalam pendokumentasian
wawancara.
b. Kecukupan referensi
Referensi yang dipakai dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri
dari bahan dokumentasi, catatan yang tersimpan, buku-buku yang ada
kaitannya dengan permasalahn penelitian. Bahan referensi ini sebagai
alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritis tertulis untuk
keperluan evaluasi. Caranya yaitu dengan membandingkan antara hasil
temuan di lapangan dengan refrensi yang akan dipakai dalam
penelitian.
33
BAB II
PAPARAN DAN HASIL TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah singkat berdirinya Industri Hamzan Wadi Silver
Berdirinya Hamzan Wadi Silver berawal dari adanya pemekaran
kerajinan perak yaitu Quin Silver. Quin Silver berdiri pada tahun 2005.
Quin Silver berada di Dusun Tunak Malang Desa Ungga, industri ini
berawal dari sekelompok pemuda dari desa Ungga yang bekerja diindustri
perak di Pulau Bali. Namun industri ini baru bisa perproduksi di Desa
Ungga tahun 2005. Desain kerajinan perak ini hampir sama dengan desain
produk-produk dari Pulau Bali. Seiring berjalanya waktu kunjungan
wisatawan semakin bertambah di Desa Ungga karna banyak pengerajin
perak yang terdapat di sana. Pada tahun 2010 terjadi pemekaran, Setelah
pemekaran tersebut kerajinan perak ini dibagi menjadi dua kepemimpinan
dan bersaing secara sehat dalam hal pembuatan dan pemasaran perak.
Nama Hamzan Wadi Silver ini diambil dari nama dusun tempat
pembuatan perak itu sendiri. Pekerja pertamanya berjumlah 5 orang
dengan pembagian tugasnya masing-masing. Adapun karyawan dari
Hamzan Wadi Silver ini sudah mempunyai keahlian khusus sebelumnya,
karena mereka sempat bekerja di Bali sebagai pengrajin perak, kemudian
setelah mereka pulang ke Lombok Tengah direkrutlah oleh pemilik dari
Hamzan Wadi Silver yang memang pada saat itu melakukan pemisahan
industri kerajinan perak. Pada awal pemekarannya dengan Quin Silver,
33
34
industri kerajinan perak ini hanya membuat perak sesuai dengan pesanan
dengan kata lain mereka tidak menyetok perak dikarenakan modal yang
masih terbatas. Setelah 1 tahun berdiri, barulah terlihat kemajuan yang
drastis dari industri perak ini, dilihat dari omzet penjualan di tahun 2011
mengalahkan omzet penjualan Quin Silver. Pada tahun 2012 Hamzan
Wadi Silver sudah mempunyai supliyer tetap, di mana supliyer ini setiap
sekali sebulan memesan kerajinan perak dengan jumlah tertentu. Pada
tahun ini pula industri kerajinan perak ini sudah mampu membuat stock
perak tanpa harus menunggu pesanan baik itu dari supliyer ataupun
masyarakat lokal. Tahun 2013 kerajinan perak ini sudah sering mengikuti
acara pameran di luar kota dan beberapa kali memperoleh penghargaan
perak terbaik di beberapa lomba kerajinan perak lokal. Sejak tahun 2014
sampai sekarang kemajuan usaha dari Hamzan Wadi Silver ini terus
terlihat. Dapat dilihat dari karyawannya yang terus bertambah, omzet
penjualan yang terus meningkat dan nama usaha ini terdengar di mana-
mana. Kunjungan demi kunjungan dari wisata asing juga membantu
mempopulerkan nama usaha ini di masyarakat kalangan atas.29
2. Letak geografis
Desa Ungga ialah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Praya
Barat Daya dengan batas wilayah sebagai berikut:
29 Muhamad Ros, Pemilik Perak, Wawancara, Ungga, 25 Juli 2019.
35
Tabel 2.1 Batas Wilayah Desa Ungga
Batas Desa/kelurahan Kecamatan Sebelah Utara Labulia Jonggat Sebelah timur Sukarara Jonggat Sebelah selatan Darek Praya Barat Daya Sebelah barat Ranggagata Praya Barat Daya
Secara umum masyarakat Desa Ungga memiliki mata pencaharian
sebagai petani, peternak, pedagang dan pengerajin perhiasan perak.
Dengan berkembangnya kegiatan parawisata di Lombok Tengah yang
cukup meningkat pertahunnya, maka besar harapan desa Ungga
dikembangkan sebagai salah satu desa wisata di Lombok Tengah dengan
hasil kerajinan perhiasan dan kain tenun songketnya.
Potensi kerajinan perhiasan dan assesoris dengan bahan baku perak di
Kabupaten Lombok Tengah terletak di desa Ungga, Kecamatan Praya
Barat Daya, berada di sebelah barat Desa Sukarare dan sebelah utara desa
Penujak. Ketiga desa ini merupakan penghasil barang kerajinan dengan
jenis produksi yang berbeda-beda dan akan dijadikan segi tiga emas desa
kunjungan wisata di Kabupaten Lombok Tengah.30
30
Dokumentasi, Buku Monografi Desa Ungga, Tahun 2018, dikutip tanggal 25 Juli 2019
36
3. Struktur Organisasi Industri Hamzan Wadi Silver
a. Pimpinan
Adapun tugas pimpinan adalah melakukan koordinasi dalam rangka
pengembangan usaha dengan cara mencari relasi.
b. Manager
Adapun tugas manager adalah sebagai berikut:
1) Manajemen perusahaan dalam hubungannya dengan kegiatan
usaha dan produksi.
2) Memasarkan produk
3) Promosi
4) Membayar gaji kariawan
c. Desain
Tugas desain ialah menggambar atau mendesain barang produksi
untuk diserahkan kebagian produksi.
Pimpinan M. Ros
Manager Nuhud
Sortir Danil Kahfi
Desain M. Nuh
Produksi Marzawan
Awi Andi Dul
Ramli Lobi Efendi
Muslim
Packing M. Nasrul
Pengiriman Budi
37
d. Bagian Produksi
Adapun tugas bagian produksi ialah memproduksi bahan baku menjadi
barang jadi, mulai dari tahap peleburan sampai pada tahap packing.
e. Sortir
Bagian penyeleksian barang produksi sebelum dipasarkan kekonsumen.
Pada tahap ini karya-karya yang dianggap sudah jadi dipilih untuk
dipasarkan dengan memiliki kualitas yang lebih tinggi.
f. Packing (pengepakan)
Pada tahap ini barang hasil produksi diberikan kemasan agar lebih
menarik dan dapat meningkatkan minat beli konsumen.
g. Pengiriman
Setelah melakukan tahap kemasan atau packing barang hasil industri
dikirim menuju alamat konsumen.31
4. Proses Produksi
Proses produksi meliputi proses penyiapan bahan baku hingga
menjadi barang produksi yang sudah jadi, proses produksi di Hamzan
Wadi Silver ialah dimulai dari pengolahan bahan baku perak dan bahan
lainnya sampai finishing dengan waktu yang cukup lama tergantung motif
yang diinginkan atau jenis karya yang akan dibentuk.
Adapun proses produksi dalam pembuatan karya pada industri
Hamzan Wadi Silver dapat peneliti bagi dalam beberapa tahap yaitu
sebagai berikut:32
31Lobi Efendi, Karyawan, Wawancara, Ungga, 26 Juli 2019.
38
a. Tahap I : Peleburan dengan titik lebur sekitar 961 oC
b. Tahap II : pencetakan untuk dibentuk sebagai bakal/bahan dasar
pembuatan karya ke tahap selanjutnya.
c. Tahap III : Proses pemipihan (pembentukan ke dalam bentuk plat)
dengan ketebalan sekitar Sekitar 3-4 mm.
d. Tahap IV: proses roling atau pengepresan
e. Tahap V : Pembentukan bahan dasar ke dalam bentuk pola yang
disesuaikan dengan motif atau jenis karya yang akan dibuat.
f. Tahap VI: setelah melewati tahap pembentukan maka selanjutnya
dilanjutkan pada proses pemasangan ornament.
g. Tahap VII : Proses pematrian yaitu pemberian serbuk perak pada
ornament sebagai bahan penguat pada karya.
h. Tahap VIII: Proses pengamplasan
i. Tahap IX : Setelah melewati proses sebelumnya maka karya tersebut
dilanjutkan ke dalam proses pengasaman.
j. Tahap X: Proses pengantikan
k. Tahap XI : Proses pemolesan, dalam proses ini karya dipoles agar
mendapatkan karya yang lebih maksimal dan sesuai keinginan.
l. Tahap XII: Proses pengelapan dan sortir yaitu tahap pemilihan karya
sebelum memasuki tahap packing
m. Tahap XIII : Packing atau pemaketan dan siap di pasar ke konsumen
32Marzawan, Karyawan, Wawancara, Ungga, 26 Juli 2019
39
5. Bahan dan Alat
a. Alat
Peralatan ialah infrastruktur untuk mendukung atau membantu proses
produksi. Berikut ini adalah tabel peralatan yang digunakan industri
Hamzan Wadi Silver dalam menghasilkan barang produksi.33
Tabel 2.2 Nama Peralatan
No Nama Peralatan Jumlah
1. Pinset 16 2. Gunting 16 3. Tang 6 4. Guak 2 5. Mesin pennies 2 6. Pentang 4 7. Paron 4 8. Besi Gilik 6 9 Besi Kuning 6 10 Gergaji 6 11 Bor Tangan 2 12 Jangka Sorong 2 13 Meja 13 14 Kursi 13 15 Kompor 13 16 Timbangan 1 17 Palu 8 18 Mesin Press 1 19 Mesin Dynamo 4 20 Mesin Bor Duduk 1 21 Mesin Bor Gantung 1 22 Mesin Bor Tangan 1 23 Mesin Gerinda Pemotong 7
24 Kikir 16 25 Amplas 16
33 Marzawan, Wawancara, Ungga, 26 Juli 2019
40
b. Bahan baku
Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ag dan nomor atom 47. Sebuah logam transisi lunak, putih,
mengkilap, perak memiliki konduktivitas listrik dan panas tertinggi di
seluruh logam dan terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas. Perak
merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan
logam emas, yang mempunyai warna putih metal, lunak, memiliki
daya refleksi yang tinggi, tahan terhadap oksidasi dan korosi.34
6. Produk yang dihasilkan
Adapun produk yang dihasilkan oleh industri Hamzan Wadi Silver
ini yaitu:
a. Cincin
b. Anting
c. Bros
d. Kalung
e. Gelang
f. Peniti
g. Liontin
h. Tusuk konde
7. Sistem keuangan
Kelancaran sebuah proses produksi tidak terlepas dari sistem
keuangan atau permodalan industri, dalam hal ini industri Hamzan Wadi
34 Rareza, “ Pengertian Perak”, dalam http//www.dokumen.net, diakses tanggal 29
Agustus 2019, pukul 11.41
41
Silver memperoleh dukungan modal dari beberapa pinjaman baik pihak
swasta maupun pihak perbankan, seiring perkembangan industri Hamzan
Wadi Silver penambahan modal dapat ditambah dari laba penjualan.35
8. Teknologi
Penggunaan teknologi pada proses produksi Hamzan Wadi Silver
dapat dikatakan masih sangat minim atau dengan kata lain lebih banyak
menggunakan peralatan yang umum digunakan dalam proses produksi
dengan sistem manual, namun terlebih dari itu pada proses pembuatan
desain karya di industri Hamzan Wadi Silver beberapa bagian
menggunakan teknologi dengan mengamati gambar-gambar desain di
internet untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah hasil produksi
yang memiliki karakteristik Hamzan Wadi Silver.36
B. Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi Silver Terhadap
Peningkatan Penjualan Perak di Lombok Tengah
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan
jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu
dan organisasi. Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang
usaha. Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanaan merupakan
tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu
35
Nuhud, Manager Industri , Wawancara, Ungga, 26 Juli 2019. 36
Marzawan, Karyawan, Wawancara, Ungga, 26 Juli 2019
42
organisasi pemasaran. Sebuah manajemen perusahaan diharapkan juga mampu
mencakup sistem pemasaran hasil-hasil produk yang dihasilkan agar mampu
merincikan garis besar dan tujuan utama dari suatu industri sehingga akan
mendapatkan hasil yang maksimal.
Dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan Bapak Ros selaku
pimpinan Industri Hamzan Wadi Silver mengatakan bahwa:37
1. Masalah pemasaran yang kami lakukan dalam kesuksesan sebuah industri
untuk memasarkan produk yang kami miliki seperti cincin, kalung, gelang,
peniti, liontin, tusuk konde, bross dan lainnya itu kami lakukan sesuai
dengan Planning, planning awal yang kami buat, yaitu dengan
mendiskusikan produk apa yang akan dihasilkan contohnya desain seperti
apa yang akan dibuat, berapa jumlah produk yang akan dibuat. Kemuadian
planning untuk tempatnya menentukan tempat yang strategis tentunya
tempat yang mudah dijangkau oleh pelanggan serta dekat dengan pusat
kota. Untuk promosi yang dilakukan home industri ini dilakukan dengan
cara memperkenalkan di social media serta mengikuti pameran
kebeberapa kota. Begitu juga dengan pendistribusian barang home industri
ini melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang
berpengalaman.
2. Setelah tahap planning maka tahap selanjutnya dalah organizing, dalam
tahapan organizing home industri Hamzan Wadi Silver ini membuat
pengelompokan atau pembagian kerja terhadap staf-staf yang bekerja di
37 Muhamad Ros, Wawancara,Ungga, 27 Juli 2019
43
industri ini seperti: staf manajer, ada yang di bagian produksi barang,
desain, sortir, packing, dan pengiriman. Pengelompokan ini dilakukan
dengan maksud agar kegiatan produksi sampai pemasaran dapat terkontor
dan terarah. Adapun dalam tahapan ini, yang berperang aktif adalah
pemilik usaha Hamzan Wadi Silver yaitu Muhammad Ros selaku pemilik
home industri.
3. Setelah tahapan-tahapan di atas dilaksanakan maka tahap selanjutnya
adalah tahapan aksi yang dinamakan actuating. Dalam tahap ini semua
perencanaan dari awal akan diterapkan, fungsi kontroling pun akan
diaplikasikan. Seperti perencanaan mengenai bagaimana desain produk,
bagaimana sistem distribusi, bagaimana startegi penjualan dan bagimana
kegiatan perusahaan akan dicontrol semua akan dilaksanakan atau
diimplementasikan pada tahapan ini. Pada tahapan ini juga pemilik
memberikan apresiasi kepada karyawan atas pekerjaanya seperti
memberikan bonus bagi karyawan yang lembur, memberikan tunjangan
hari raya pada saat bulan ramadhan.
4. Dalam tahapan stafing juga lebih menitikberatkan kepada karyawan. Pada
home industri ini pemilik melihat skil dari masing-masing karyawan,
kemudian menempatkan mereka pada skil mereka masing-masing,
sehingga produk yang dihasilkan berkualitas karena dikerjakan oleh yang
ahli dibidangnya. Selain itu dalam tahapan ini pemilik juga melakukan
pembagian karyawan antara senior dengan junior ini dimksudkan untuk
agar karyawan yang junior bisa diberikan pelatihan dan bimbingan oleh
44
karyawan yang lebih senior. Jadi tahapan staffing ini dimaksudkan semata-
mata untuk meningkatkan sumber daya manusia (karyawan) yang ada di
dalam home industri.
5. Kemudian melakukan pengarahan (directing) yaitu membimbing para
pekerja di bidang masing-masing seperti melayani pelanggan dengan
ramah dan menjaga keamanan dan kenyamanan dengan rekan bisnis.
Dalam tahapan ini seorang pemilik harus mempunyai jiwa kepemimpinan
yang tinggi seperti Muhammad Ros sebagai pemilik home industri perak,
beliau bisa dibilang sangat tegas dalam mendisiplinkan karyawannya
dalam bekerja.
6. Dan tahap selanjutnya yaitu controlling. Dalam tahapan kontroling ini
saya selaku pemilik usaha industri melakukan beberapa hal seperti,
mengarahkan para pekerja dalam melakukan pekerjaannya pada saat
proses pembuatan perak, mengetahui letak kesalahan dalam proses
pembuatan perak serta mencari solusi dari kesalahan yang telah terjadi.
Pengarahan di sini, dimaksudkan untuk mengevaluasi keberhasilan dan
target dengan cara mengikuti standar indikator yang telah ditetapkan.
7. Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh home industri perak Hamzan Wadi
Silver yaitu melakukan innovating atau motivating. Di sini pemilik perak
melakukan motivating dengan memberikan gagasan-gagasan baru
mengenai ide keberlanjutan home industri seperti mengombinasikan atau
membuat pembaharuan terhadap produk, contohnya mendesain bros
dengan membuat kombinasi huruf atau angka dan mengkolaborasikan
45
dengan desain bunga-bunga. Selain itu pemilik home industri ini,
melakukan pembaharuan dalam sistem penggajian karyawan yaitu
berdasarkan sistem penggajian di muka atau biasa disebut DP. Jadi
sebagian gaji diberikan di awal pengerjaan baru setelah selesai gaji
diberikan keseluruhan. Ini dilakukan untuk mendongkrak produktivitas
karyawan dalam upaya memajukan usaha home industri perak.
8. Sebagai home industri yang cukup besar pemilik home indutri Hamzan
Wadi Silver juga melakukan fungsi manajemen reprensenting yaitu
dengan mengarahkan seluruh orang yang terlibat dalam home industri
khsusnya para karyawan untuk selalu bersikap ramah tamah dengan para
pelanggan, namun juga harus bersikap teliti saat melakukan negosiasi
dalam menentukan kesepakatan harga. Pemilik home industri ini juga
berusaha untuk dekat dengan piha-pihak dari pemerintahan untuk
menambah koneksi, kemudian menerapkan kejujuran dalam melakukan
kerjasama dengan Bank maupun lembaga swasta lainnya.
9. Selanjutnya adalah tahapan motivating, tahapan ini dilakukan kurang lebih
sama dengan tahapan actuating akan tetapi tahapan motivating lebih
condong kepada perlakukan pemilik atau manajer, contohnya memberikan
pengertian dan perhatian kepada karwayan apabila ada masalah mereka
yang akan berdampak pada hasil kinerja karwayan. Jadi dalam tahapan ini
pemilik usaha home industri seharusnya lebih mendekatkan diri kepada
karyawannya.
46
10. Tahap terakhir dari fungsi manjemen yaitu coordinating juga dilakukan
oleh home industri ini, dengan menyelaraskan tugas-tugas dari setiap
bagian pengerjaan perak yaitu bagian desain, sortir, packing dan
pengiriman. Dalam coordinating ini pemilik memeberikan batas waktu
pengerjaan kepada karyawan juga menetapkan jumlah perak yang harus
ditargetkan oleh setiap bagian perorangan. Sehingga tujuan dari home
industri ini dapat tercapai yaitu meningkatkan jumlah penjualan setiap
tahun.
Kemudian pemilik industri ini juga menerapkan strategi pemasaran untuk
dapat meningkatkan penjualnan perak, yaitu 4P :
1. Menghasilkan produk yang berkualitas
Jenis produk yang dihasilkan oleh sebuah industri akan mampu
menjadi tolak ukur tentang kualitas dan kuantitas industri tersebut di mata
konsumen, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan
salah satu karyawan Hamzan Wadi Silver yaitu Awi mengatakan bahwa:
Industri Hamzan Wadi Silver menghasilkan produk aksesoris dan perhiasan seperti gelang, cincin, kalung, peniti, beros, tusuk konde dan sebaginya dengan berbagai jenis motif. Kami juga selalu mengikuti trend terkini untuk pembuatan desain dan motif terbaru.38
a. Harga
Industri Hamzan Wadi Silver menentukan harga berdasarkan:
Berat produk, kombinasi produk (Mutiara, Kerang, Permata) dan rumit
atau tidaknya suatu produk yang dipesan oleh konsumen.
38 Awi, Wawancara, Ungga, 27 Juli 2019
47
Berdasarkan hasil wawancara yang lakukan dengan Lobi
Efendi selaku karyawan industri Hamzan Wadi Silver dia menyatakan
bahwa: harga produk yang ditawarkan kepada konsumen lokal berbeda
dengan harga yang ditawarkan dengan non lokal.39
Adapun perbedaanya dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 2.3 Nama dan perbandingan harga produksi
No Nama produk
Harga/ unit untuk tamu lokal (Rp)
Harga/ unit untuk tamu non lokal (Rp)
1. Cincin 100.000- 500.000 200.000-1.000.000 2. Anting 100.000- 500.000 200.000-700.000 3. Bros 200.000-1000.000 300.000-1000.000 4. Kalung 200.000-500.000 2.00.000-1.000.000 5. Gelang 150.000-1000.000 300.000-1.500.000 6. Peniti 100.000-500.000 200.000-600.000 7. Liontin 500.000-1.000.000 600.000-2.000.000 8 Tusuk konde 100.000-500.000 200.000-8.00.000
b. Sistem Distribusi
Industri Hamzan Wadi Silver mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan berkat kerjasama yang baik antara
pengrajin dan pimpinan perusahaan. Perusahaan industri Hamzan
Wadi Silver sangat memperhatikan penempatan barang produksi,
lokasi yang strategis, dan mudah dijangkau oleh konsumen.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan
Marzawan selaku kariawan industri Hamzan Wadi Silver bahwa:
Sistem distribusi yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan pesan antar dan konsumen dapat membeli secara langsung di tempat kegiatan produksi perak tersebut.40
39 Lobi Efendi, Wawancara, Ungga, 27 Juli 2019 40 Marzawan, Wawancara, Ungga, 28 Juli 2019
48
c. Promosi
Seperti yang disampaikan oleh M. Nuh selaku Manajer home
industri Hamzan Wadi Silver :
Kami melakukan promosi biasanya melalui pameran-pameran yang biasa diadakan di Lombok maupun di luar Lombok dan juga melakukan promosi melalui social media seperti: facebook, instagram dll.41
Promosi melalui pameran dilakukan dengan membawa produk-
produk perak pada even-even tertentu, disana Muh. Nuh
memperlihatkan produk peraknya pada para peserta atau pengunjung,
dengan begitu produk perak tersebut akan menarik minat pengunjung
karena desainnya yang bagus dan menarik.
Kemudian untuk promosi melalui social media seperti
facebook, pemilik perak Muh. Nuh melakukan promosi dengan
mengupload foto-foto perak dengan berbagai kreasi, jika ada orang
yang minat akan produk tersebut makan mereka akan merespon
dengan memberikan komentar atau langsung mengirimkan pesan
kepada pemilik perak. Apabila harga yang ditawarkan dianggap sudah
pas makan pembeli dengan pemilik akan melakukan transaksi dengan
beretemu di suatu tempat yang sudah ditentukan.
Begitu juga dengan instagram, Muh. Nuh juga mengupload
gambar-gambar perak buatan home industrinya disertai dengan
gambar pembeli yang sedang menggunakan perak buatannya, karena
biasanya Muh. Nuh akan meminta pembeli langgannya untuk
41 M Nuh, Wawancara, Ungga, 27 Juli 2019
49
mengirimkan foto-foto pembeli saat menggunakan produk perak
home industri Hamzan Wadi Silver. Sama seperti di facebook jika
sudah mencapai kata sepakat maka mereka menentukan waktu dan
tempat untuk bertemu melakukan transaksi. Hal ini juga sama seperti
promosi lewat social media lainnya.
50
BAB III
PEMBAHASAN
Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi Silver Terhadap
Peningkatan Penjualan Perak di Lombok Tengah
Bab ini akan dibahas mengenai manajemen pemasaran industi Hamzan
Wadi Silver terhadap peningkatan penjualan perak dalam rangka untuk mencapai
tujuan perusahaan, yaitu memperoleh keuntungan dari setiap oprasionalnya.
Strategi pemasran diyakini menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh
dalam kenaikan omset penjualan.
Setiap organisasi selalu membutuhkan manajemen karena tanpa
manajemen yang efektif tak akan ada usaha yang berhasil cukup lama. Pencapaian
tujuan organisasi, baik tujuan ekonomi, sosial, maupun politik sebagian besar
tergantung kepada kemampuan para manajer dalam organisasi yang bersangkutan.
Manajemen akan memberikan efektivitas pada usaha manusia.
Dari hasil penelitian mengenai manajemen pemasaran yang diterapkan
oleh industri Hamzan Wadi Silver dalam meningkatkan penjualan perak di
Lombok Tengah. Industri ini menjalankan empat Fungsi manajemen yang utama
yaitu sebagai berikut:
A. Fungsi manajemen
1. Planning (perencanaan)
Planning merupakan fungsi terpenting diantara semua fungsi
manajemen. Perencanaan diperlukan untuk membawa perusahaan
kesasaran atau tujuan yang ingin dicapainya dimasa yang akan datang.
50
51
Perencanaan yang baik dapat memberikan beberapa keuntungan seperti:
Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia
(human resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumber
daya lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan. Suatu perencanaan
merupakan aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas
seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.42
Planning (perencanaan) yang dilakukan oleh industri Hamzan Wadi
yaitu dengan mendiskusikan produk apa yang akan dihasilkan, tempat,
promosi dan pendistribusian barang kemudian melakukan kerjasama
dengan perusahaan-perusahaan yang berpengalaman. Sehingga dapat
memperlancar aktifitas pemasaran produk yang dipasarkan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, planning dari
perusahaan tersebut melakukan perencanaan dengan efektif dan dengan
memaksimalkan SDM untuk merealisasikan tujuan yang ingin dicapai
dengan menganalisis prodak yang akan dihasilkan, lokasi sasaran produk,
dan promosi dalam memperkenalkan produk di pasar. Melihat kinerja yang
dilakukan oleh Industri Hamzan Wadi dalam segi planning sudah sesuai
dengan teori yang ada seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya
Sehingga perusahaan tersebut dapat berkembang dengan baik dikarenakan
planning yang dilakukan sangat baik.
42 Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hlm. 42
52
2. Organizing (pengorganisasian)
Organizing (pengorganisasian) adalah pembagian kerja yang
dirancangkan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerja, penetapan
hubungan antar pekerja yang efektif di antara mereka, dan pemberian
lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja
secara efisien.43
Organizing dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Dalam hal fungsi organizing
manajer pada industri Hamzan Wadi Silver yaitu membuat
pengelompokkan atau pembagian kerja terhadap staf-staf yang bekerja di
industri ini seperti: staf manajer, ada yang di bagian produksi barang,
desain, sortir, packing, dan pengiriman.
Pada industri ini pembagian tugas masing-masing karyawan sudah
dilakukan dengan baik, terbukti dengan karyawan ditempatkan pada
bidang dengan keahlian masing-masing. Sehingga penerapan fungsi
manajemen sudah cukup baik pada industri ini.
3. Actuating ialah penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari
pegawai-pegawainy, member penghargaan, memimpin mengembangkan
dan member kompensasi kepada mereka.
Seperti yang dilakukan oleh pemilik industri ini, dalam tahap ini
semua perencanaan dari awal akan diterapkan, fungsi kontroling pun akan
diaplikasikan. Seperti perencanaan mengenai bagaimana desain produk,
43 Ibid , hlm 73
53
bagaimana sistem distribusi, bagaimana startegi penjualan dan bagimana
kegiatan perusahaan akan dicontrol semua akan dilaksanakan atau
diimplementasikan pada tahapan ini. Pada tahapan ini juga pemilik
memberikan apresiasi kepada karyawan atas pekerjaanya seperti
memberikan bonus bagi karyawan yang lembur, memberikan tunjangan
hari raya pada saat bulan ramadhan.
4. Motivating ialah seebuah kata yang lebih disukai oleh beberapa pihak dari
pada kata actuating, yakni sebagai konotasi emosional dan irrasional dari
kata motivating.
Seperti yang dilakukan oleh pemilik Idustri ini memberikan gagasan-
gagasan baru mengenai ide keberlanjutan home industri seperti
mengombinasikan atau membuat pembaharuan terhadap produk,
contohnya mendesain bros dengan membuat kombinasi huruf atau angka
dan mengkolaborasikan dengan desain bunga-bunga.
5. Staffing ialah mendapatkan, menetapkan dan mempertahankan anggota
pada posisi yang dibutuhkan oleh pekerjaan organisasi yang bersangkutan.
Seperti yang dilakukan oleh industri ini yaitu melihat skil dari
masing-masing karyawan, kemudian menempatkan mereka pada skil
mereka masing-masing, sehingga produk yang dihasilkan berkualitas
karena dikerjakan oleh yang ahli di bidangnya.
6. Directing merupakan pengarahan yang diberikan kepada bawahan
sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja
efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Directing
54
juga mencangkup kegiatan yang dirancang untuk member orientasi kepada
pegawai.
Seperti yang dilakukan oleh industri ini, Adapun pengarahan yang
dilakukan oleh industri Hamzan Wadi Silver, manajer melakukan
pengarahan dan membimbing para pekerja di bidang masing-masing
seperti melayani pelanggan dengan ramah dan menjaga keamanan dan
kenyamanan dengan rekan bisnis.
Pada perusahaan ini penerapan fungsi manajemen directing sudah
dilakukan dengan baik, karena karyawan-karyawan yang dipekerjakan
setiap ada kayawan baru dilakukan keakraban untuk menciptakan suasana
kekeluargaan pada karyawan sehingga setiap karyawan dapat bekerja sama
dengan baik untuk memajukan perusahaan.
7. Controlling (pengendalian/pengawasan)
Controlling adalah Mengukur dan membentuk kegiatan-kegiatan
bahwa untuk menjamin sesuainya kejadian-kejadian dengan rencan.44
Dalam tahapan controlling pemilik usaha industri Hamzan Wadi
Silver melakukan beberapa hal seperti, mengarahkan para pekerja dalam
melakukan pekerjaannya pada saat proses pembuatan perak, mengetahui
letak kesalahan dalam proses pembuatan perak serta mencari solusi dari
kesalahan yang telah terjadi. Pengarahan di sini, dimaksudkan untuk
mengevaluasi keberhasilan dan target dengan cara mengikuti standar
indicator yang telah ditetapkan. Namun perlu dilakukan peningkatan
44 Ibid, hlm 17
55
controlling untuk meningkatkan kualitas dari karyawan dan hasil produk
untuk meningkatkan kualitas perusahaan.
Meningkatkan efektifitas dalam mengawasi (controlling) pihak
pimpinan (M. Ros) selaku pimpinan mengevaluasi hasil kinerja bawahan
yang tentunya bercermin pada perencanaan awal baik dari segi pemasaran
produk, penyusaian dari capaian hasil dari promosi sehingga jika ada yang
tidak sesuai dengan prencanaan perlu melakukan evaluasi kerja, sehingga
dari pengawasan berjalan sesuai dengan kegiatan kontrol sesuai dengan
teori controlling dari sebuah perusahan, dari diskripsi kegiatan manajamen
pengawasan bisa meningkatkan mutu dari perusahaan Industri Hamzan
Wadi Silver.
8. Innovating merupakan pengembangan gagasan-gagasan baru,
mengkombinasikan pemikiran baru dengan yang lama, mencari gagasan-
gagasan dari kegiatan lain dan melaksanakannya atau dapat dilakukan
dengan cara member stimulasi kepada rekan-rekan sekerja untuk
mengembangkan dan menentapkan gagasan-gagasan baru dalam pekerjaan
mereka.
Di sini pemilik perak melakukan innovating dengan memberikan
gagasan-gagasan baru mengenai ide keberlanjutan home industri seperti
mengombinasikan atau membuat pembaharuan terhadap produk,
contohnya mendesain bros dengan membuat kombinasi huruf atau angka
dan mengkolaborasikan dengan desain bunga-bunga. Selain itu pemilik
home industri ini, melakukan pembaharuan dalam sistem penggajian
56
karyawan yaitu berdasarkan sistem penggajian di muka atau biasa disebut
DP. Jadi sebagian gaji diberikan di awal pengerjaan baru setelah selesai
gaji diberikan keseluruhan. Ini dilakukan untuk mendongkrak
produktivitas karyawan dalam upaya memajukan usaha home industri
perak.
9. Representing merupakan pelaksanaan tugas pegawai sebagai anggota
resmi dari sebuah perusahaan dalam urusannya dengan pihak pemerintah,
kalangan swasta, bank, penjual, pelanggan dan kalangan luar lainnya.
Dengan mengarahkan seluruh orang yang terlibat dalam home
industri khsusnya para karyawan untuk selalu bersikap ramah tamah
dengan para pelanggan, namun juga harus bersikap teliti saat melakukan
negosiasi dalam menentukan kesepakatan harga. Pemilik home industri ini
juga berusaha untuk dekat dengan piha-pihak dari pemerintahan untuk
menambah koneksi, kemudian menerapkan kejujuran dalam melakukan
kerjasama dengan Bank maupun lembaga swasta lainnya.
10. Coordinating merupakan sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha
individu yang berhubungan dengan jumlah, waktu dan tujuan mereka,
sehingga dapat diambil tindkana yang serempak menuju sasaran yang telah
ditetapkan.
Dalam coordinating ini pemilik memeberikan batas waktu
pengerjaan kepada karyawan juga menetapkan jumlah perak yang harus
ditargetkan oleh setiap bagian perorangan. Sehingga tujuan dari home
57
industri ini dapat tercapai yaitu meningkatkan jumlah penjualan setiap
tahun.
B. Merencanakan program pemasaran
Untuk mentransformasikan strategi pemasaran menjadi program
pemsaran, Hamzan Wadi Silver membuat keputusan mendasar dalam
pengeluaran pemasaran, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran.
dimana pemilik usaha Hamzan Wadi Silver memutuskan tingkat
pengeluaran pemasaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pemasarannya.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Ros selaku
pimpinan industri Hamzan Wadi Silver mengatakan bahwa strategi
pemasaran yang dilakukan oleh industri ini yaitu:
a. Strategi produk (product)
Produk suatu organisasi bisa terlihat berwujud barang seperti
makanan, pakaian. Bisa juga tak terihat seperti berbagai jenis jasa.
Produk merupakan sesuatu yang penting, memproduksi suatu barang
harus berhubungan dengan manusia.45 Industri Hamzan Wadi Silver
harus memperhatikan kualitas produk karena konsumen saat ini sangat
teliti di dalam membeli produk. Produk yang memiliki kualitas akan
memberikan keuntungan baik bagi perusahaan, adapaun keuntungannya
adalah:46
45 Nanda Limakrisna, Togi Parulina, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2017), hlm. 71 46 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta:Raja Grafindo 2000), hlm. 187.
58
1). Dapat meningkatkan penjualan
2). Menimbulkan rasa bangga bagi konsumen yang memiliki produk
tersebut
3). Menimbulkan kepercayaan kepada konsumen lama dan bisa
menggait konsumen baru.
Memproduksi bukan semata-mata karena keuntungan yang
diperoleh tetapi juga seberapa penting manfaat dan keuntungannya bagi
konsumen. Begitu pula dengan jenis barang produksi yang dihasilkan
oleh industri Hamzan Wadi Silver ini dimana industri ini menyediakan
berbagai jenis brang produksi khususnya perhiasan dan aksesoris
dengan kualitas yang cukup biak.
Hamzan Wadi Silver ini juga selalu mengeluarkan produk dengan
desain terbaru dan mengikuti trend sehingga perbedaan inilah yang
membuat konsumen (Tourism) mancanegara lebih memilih untuk
membeli produk perak di Hamzan Wadi Silver.
Apabila jumlah penjualan perak dirasakan mulai menurun maka
pihak industri melakukan pendauran ulang perak yang sudah dibuat
dengan cara meleburkan kembali dan kemudian diolah menjadi
kerajinan baru dengan mengikuti desain terbaru.
b. Strategi harga
Harga adalah jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk
tertentu. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan,
harga tersebut akan memberikan hasil dengan menciptakan sejumlah
59
pendapatan dan keuntungan bersih. Harga juga dapat mempengaruhi
program pemasaran. Pebnentuan haraga barang produksi dapat
ditentukan oleh dua hal: 47
1). Harga sepenuhnya ditentukan oleh peredaran barang di pasaran.
2). Harga sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah
Sejalan dengan hal tersebut industri Hamzan Wadi Silver dalam
penentuan harga, pemilik usaha menetukan harga beraneka ragam
sesuai dengan berat produk, kombinasi produk (mutara, kerang dan
permata) dan tingkat kerumitannya.
c. Strategi Tempat (distribusi)
Tempat, adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan.
Penentuan lokasi yang akan digunakan sangat penting bagi
perusahaan, mengingat banyaknya pesaing sejenis lokasi yang akan
digunakan harus strategis agar mudah dijangkau oleh konsumen yang
ingin datang membeli.
Industri Hamzan Wadi Silver lokasinya sangat strategis yaitu
berada di pinggir jalan raya dan konsumen dapat mudah
menjangkaunya. Dengan adanya pemilihan tempat yang strategis maka
kegiatan pendistribusian atau penyaluran barang dapat dilakukan
dengan baik. Proses pendistribusian yang dilakukan oleh industri
47 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Ekonisia, 2007), hlm. 224.
60
Hamzan Wadi Silver ini dilakukan secara langsung dan juga melakukan
penyaluran secara online.
d. Strategi Promosi
Promosi, adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempublikasikan produknya agar dikenal oleh masyarakat umum untuk
datang membeli.48
Kegiatan promosi begitu sangat penting untuk dilakukan karena
dengan adanya promosi maka produk yang dihasilkan akan mudah
dikenal oleh para konsumen. Begitu halnya dengan perusahaan perak
industri Hamzan Wadi Silver, mempromosikan produknya dengan
mengikuti pameran yang biasa diadakan di Lombok ataupun di luar
Lombok. Selain itu strategi promosi yang digunakan oleh industri ini
yaitu memanfaatkan media cetak seperti Browser, Koran dan social
media seperti Facebook, instagram dan lainya.
48 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, jilid 1, … 80
61
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen pemasaran adalah sebuah proses rangkaian kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan controlling (pengawasan) yang dilakukan
untuk mencapai target atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam
kegiatan produksinya bahwa Industri Hamzan Wadi Silver selalu
mengutamakan kualitas dari produk yang diproduksi.
Setelah melakukan penelitian terhadap home industri hamzan wadi silver,
home industri ini bisa dikatakan home industri yang maju dan cukup besar
bukan saja dilihat dari jumlah penjualan setiap tahunnya ataupun dari jumlah
dan gaji karyawan yang dimiliki akan tetapi dilihat dari sejauh mana fungsi
manjeme telah di terapkan. Dapat disimpulkan bahwa home industri hamzan
wadi silver ini sudah mampu menerapkan 10 fungsi manjemen secara tepat
yaitu dari fungsi planning, organizing, actuating, staffing, directing,
controlling , innovating, refresenting, coordinating sudah dijalankan dengan
baik sehingga omzet penjualan dari tahun ke tahun terus mencapai target.
Serta Strategi pemasaran yang dilakukan industri Hamzan Wadi Silver
telah mampu meningkatkan omset penjualan perusahaan. Dengan selalu
memperhatikan kualitas produk, harga dan distribusi barang. Dan juga dengan
langkah pemanfaatan bauran pemasaran atau marketing mix yaitu, 4P.
61
62
B. Saran
1. Bagi industri Hamzan Wadi Silver ini perlu adanya pengembangan desain
dan bentuk hasil produksi yang dipadukan dengan bahan-bahan lain agar
mampu memperkaya jenis barang produksi dan diharapkan agar mampu
menjadi karakteristik industri Hamzan Wadi Silver.
2. Bagi para karyawan diharapkan untuk untuk selalu meningkatkan kualitas
produk perak untuk memenuhi permintaan konsumen dan untuk
mempertahankan eksistensi industri Hamzan Wadi Silver di tengah-tengah
masyarakat atau di tengah-tengah konsumen.
3. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat serta bisa
menjadi informasi bagi pembaca.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016.
Arman Hakim Nasution, Manajemen Industri, Surabaya: Penerbit Andi, 2005. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008. Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, Bandung: PT. Sarana Tutorial
Nurani Sejahtera, 2012. Fendy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi IV. Yogyakarta: Andi, 2015. George Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000. Heny Rosdiana, “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Manajemen Produksi
Industri Kerajinanperak Queen Silver”, Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2013.
Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka. Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo 2000 I Gusti Agus Arjana, Geografi Parawisata dan Ekonomi Kreatif, Rajawali
Printing: PT Raja Grafindo, 2016. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009. Mursid, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003 Nanda Limakrisna, Togi Parulina Purba, Manajemen Pemasaran, Edisi II.
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2017. Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo, 1997. Raihatin Fitrian,” Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Sistem Pemasaran Produk
Songket dalam Meningkatkan Penjualan Oleh Pengusaha Studi Kasus di Artshop “Dennis” di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Lombok Tengah”, Skripsi IAIN, Mataram, Mataram 2011
63
64
Rareza, “Pengertian Perak”, dalam http//www.dokumen.net, diakses tanggal 29 Agustus 2019, pukul 11.41
Rois Arifin, Helmi Muhammad, Pengantar Manajemen, Malang: Empatdua,
2016. Sailah Erwati, “ Strategi Pemasaran Produk Bank Syariah Mandiri (BSM)
Cabang Mataram Terhadap Nasabah Non Muslim”, Skripsi, IAIN, Mataram, Mataram 2013.
Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005. Sudarsono, Heri Konsep Ekonomi Islam, Yogyakarta: Ekonisia, 2007 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D, Bandung: Alfabeta,
2013. Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis, Edisi Revisi
III. Jakarta: Rina Cipta, 1993. Uswatun Hasanah“ Strategi Pemsaran Dalam Membanguan Brand Studi Kasus
Kelompok Nasyid The Power Of Sholawat”, Skripsi, IAIN, Mataram, Mataram 2013