i SKRIPSI MANAJEMEN PEMASARAN INDUSTRI HAMZAN WADI SILVER TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PERAK DI DESA UNGGA KABUPATEN LOMBOK TENGAH Oleh: ATIKAH 1502131556 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2019
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
SKRIPSI
MANAJEMEN PEMASARAN INDUSTRI HAMZAN WADI SILVER
TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PERAK
DI DESA UNGGA KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Oleh:
ATIKAH 1502131556
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019
ii
MANAJEMEN PEMASARAN INDUSTRI HAMZAN WADI SILVER
TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PERAK
DI LOMBOK TENGAH
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Syariah
OLEH:
ATIKAH 1502131556
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Atikah, NIM: 1502131556 dengan judul “Manajemen
Pemasaran Industi Hamzan Wadi Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak
Di Desa Ungga Kabupaten Lombok Tengah” telah memenuhi syarat dan disetujui
untuk diuji.
Disetujui pada tanggal: 07 November 2019
iii
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Ujian Skripsi Mataram, 07 November 2019
Yang Terhormat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi, kami
berpendapat bahwa skripsi Saudara:
Nama Mahasiswa : Atikah NIM : 502131556 Jurusan/Prodi : Ekonomi Syariah Judul : Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi
Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak Di Desa Ungga Kabupaten Lombok Tengah
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munasyqah skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.
Wassalammu’alaikum, Wr. Wb.
iv
vi
vi
vii
MOTTO
“Memulai Dengan Penuh Keyakinan, Menjalankan Dengan Penuh Keikhlasan,
Dan Menyelsaikan Dengan Penuh Kebahagiaan”
vii
viii
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibuku, Hj. Siti Ainum dan Bapaku tercinta
H.Hamdi yang dengan kasih sayang dan perjuangan serta kesabarannya, saya
mampu mengenyam pendidikan sampai akhirnya bisa menyelsaikan studi di UIN
Mataram, serta do’a dan harapan mereka menjadi motivasi bagiku untuk terus
menjadi orang yang selalu berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.
Semoga kebahagiaan dan Ridha Allah selalu menaungi beliau dunia dan akhirat,
Amiiin ya Robbal’ Alamin.
viii
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
juga kepada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.
1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali M,Ag. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram.
2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam.
3. Bapak Dr. M. Saleh Ending, MA. selaku Pembimbing I dan Ibu Hj.
Suharti, M,Ag selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing dan mengarahkan serta memberikan saran dalam
penyusunan skripsi ini
4. Bapak dan Ibu beserta seluruh Civitas Akademika Universitas Islam
Negeri Mataram yang dengan gigih mengajarkan dan membimbing penulis
dalam menimba ilmu
5. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan
izin penelitian sebagai salah satu persyaratan dalam penulisan skripsi.
6. Pimpinan, industri Hamzan Wadi Silver terutama Bapak Ros yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
ix
x
7. Kepada kedua orang tuaku yang tercinta (Ibu dan Bapaku) serta keluarga
tersayangku yang telah memberikan motivasi.
8. Kepada kakaku tercinta Asiah Samsuriani yang selalu meluangkan
waktunya untuk menemani menyelesaikan skripsi ini.
3. Struktur Organisasi Industri Hamzan Wadi Silver ......... 36
4. Proses produksi Industri Hamzan Wadi Silver ............... 37
5. Bahan Dan Alat ............................................................... 49
6. Produk yang Di Hasilkan ................................................ 40
7. Sistem Keuangan............................................................. 40
8. Teknologi ........................................................................ 41
B. Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi Silver........... 42
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 49
A. Analisis Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi
Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak di Desa
Ungga Kabupaten Lombok Tengah ....................................... 49
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 60
A. Kesimpulan ............................................................................ 60
B. Saran ....................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
LAMPIRAN
xii
xiii
MANAJEMEN PEMASARAN INDUSTRI HAMZAN WADI SILVER TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PERAK DI DESA UNGGA
KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Oleh :
ATIKAH 1502131556
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Manajemen Pemasran Industri Hamzan Wadi Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak di Lombok Tengah” ini di tulis oleh Atikah, NIM 1502131556, pembimbing Saleh Ending, MA dan Hj. Suharti M.ag.
Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh fenomena gempa yang terjadi di Lombok. Yang menyebabkan rata-rata industri perak di Lombok mengalami penurunan volume penjualan termasuk home industri Hamzan Wadi Silver yang berada di Desa Ungga Kecamatan Paraya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah. Sehingga pemilik industri harus mempunyai strategi yang kuat untuk mempertahankan volume penjualannya. Adapun strategi yang di pilih oleh home indutri ini adalah strategi pemasaran marketing mix. Tujuan utama dari penerapan strategi pemasaran marketing mix ini adalah untuk meningkatkan penjualan perak dengan menggunakan 7 aspek yaitu produck, price, place, promotion, people, process dan Psycal Evidence. Sehingga Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah Bagaimana Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak di Lombok Tengah?
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan dengan data primer sebagai sumber data yang diperoleh dari hasil wawancara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses analisis data yang peneliti lakukan adalah peneliti terlebih dahulu melakukan reduksi data yaitu data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah itu peneliti melakukan penyajian data penelitian sedemikian rupa sehingga hasil penelitian diambil kesimpulan yang disajikan dalam bentuk naratif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Strategi pemasaran yang dilakukan industri Hamzan Wadi Silver telah mampu meningkatkan omset penjualan perusahaan. Dengan selalu memperhatikan kualitas produk, harga dan distribusi barang. Dan juga dengan langkah pemanfaatan bauran pemasaran atau marketing mix yaitu, produk, harga, promosi, tempat, orang, proses dan bukti pisik.
Kata kunci : Manajemen pemasaran, Peningkatan Penjualan
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Provinsi NTB khususnya Lombok merupakan salah satu ikon pariwisata
yang sangat menonjol dan sedang viral saat ini. Bukan hanya sebagai daerah
pariwisata, Lombok juga berhasil menyabet predikat sebagai salah satu daerah
yang erat akan budaya dan tradisi. Gelar daerah wisata dapat diraih karena
memang daerah ini mampu menyuguhkan kepada wisatawan beraneka macam
objek dan daya tarik wisata. Mulai dari wisata panorama alam, seni dan
budaya, kerajinan, sampai wisata kuliner. Salah satu daerah di Lombok yang
menjadi objek dan daya tarik wisata yang baru-baru ini muncul adalah Desa
Ungga di Lombok Tengah. Daerah ini berjarak sekitar 34,7 km dari pusat kota
mataram.
Ungga adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Praya Barat daya,
Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ungga
merupakan daerah wisata yang dikenal dengan wisata minat khusus yaitu
kerajinan peraknya yang terletak di hampir sebagian dusun di Desa Ungga.
Industri perak berkembang pesat di Desa Ungga tepatnya di dusun Tunak
Malang pada tahun 2010. Kerajinan perak ini kemudian menyebar ke berbagai
dusun lainnya, salah satunya yaitu di Dusun Ampanlolat dengan nama
Hamzan Wadi Silver.
Hamzan Wadi Silver adalah salah satu home industri kerajinan perak yang
volume penjualannya menduduki peringkat teratas di daerah Ungga,
1
2
dikarenakan Hamzan Wadi Silver ini mempunyai kualitas produk yang lebih
unggul dibandingkan dengan pengrajin perak lainnya di sekitaran Ungga, dan
mampu mempertahankan proses pembuatannya secara manual. Kerajinan
perak di Desa Ungga mempunyai bentuk kreasi desain secara tersendiri yaitu
mencoba mengangkat khasanah lokal yang ada di daerah Lombok (etnik),
dengan karakteristik lebih banyak menggunakan variasi jawan (adalah
karakteristik yang dibuat menyerupai tumbuh-tumbuhan yang dibentuk
dengan menggunakan bola-bola perak dalam skala yang sangat kecil),
kemudian bun (ialah bentuk garis yang dibentuk melengkung menyerupai
rabatan tanaman).1
Selain bentuk-bentuk yang menarik tentu saja suatu home industry harus
mempunyai strategi pemasaran namun strategi pemasaran yang digunakan
oleh home industry Hamzan Wadi Silver sebelum terjadinya gempa Lombok
masih belum terorganisir. Maksudnya disini pemilik Home industri Hamzan
Wadi Silver hanya menjual produknya berdasarkan keuntungan yang
diperoleh bukan memikirkan bagaimana cara memperoleh keuntungan dengan
cara efektif dan efesien.
Seiring berjalannya waktu tentu saja akan bertambahnya perusahaan
sejenis yang akan masuk dalam pasar, maka perusahaan harus memiliki
manajemen pemasaran yang baik sehingga mampu meningkatkan volume
penjualannya. Hadirnya beberapa usaha kerajinan yang ada di Desa Ungga
merupakan bagian dari perkembangan home industry yang kemudian berubah
1 Observasi, Ungga, 23 Maret 2019.
3
menjadi sebuah industri yang bergerak menjadi skala yang cukup besar.
Perusahaan perak yang ada di Desa Ungga secara keseluruhan aktivitas yang
dilakukannya pasti mengarah pada kepastian memperoleh keuntungan. Dalam
hal ini akan mampu untuk menekan serendah mungkin biaya produksi dan
akan memperoleh keuntungan dengan maksimal.2
Namun, kerajinan perak di Desa Ungga semenjak ada gempa di Lombok,
wisatawan mancanegara kurang berminat berkunjung ke Lombok dan
mempengaruhi penjualan perak di Desa Ungga, karena kerajinan perak sendiri
lebih banyak menarik perhatian wisatawan mancanegara dibandingkan
wisatawan domestik. Hamzan Wadi Silver merupakan salah satu tempat
pengrajin perak di Desa Ungga yang menawarkan berbagai jenis kreasi perak,
kini harus menurunkan produksi peraknya dikarenakan pemesanan akan perak
sudah mulai menurun.
Dan seiring berjalannya waktu berbagai upaya dilakukan oleh pemilik
usaha guna untuk mengembalikan kembali volume penjualannya yang sempat
menurun ketika adanya gempa, adapun upaya yang dilakukan adalah dengan
melakukan pendauran ulang perak yang sudah dibuat dengan cara meleburkan
kembali dan kemudian diolah menjadi kerajinan baru dengan mengikuti desain
terbaru.
Berdasarkan permasalah tersebut di atas, penulis tertarik untuk membahas
“Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi Silver Terhadap
2 Heny Rosdiana, “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Manajemen Produksi Industri
Peningkatan Penjualan Perak di Desa Ungga Kabupaten Lombok
Tengah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu : Bagaimana Manajemen Pemasaran Industri Hamzan
Wadi Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak di Desa Ungga Kabupaten
Lombok Tengah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi
Silver Terhadap Peningkatan Penjualan Perak di Desa Ungga Kabupaten
Lombok Tengah.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik teoritis maupun praktis.
a. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan
dan memperoleh suatu gambaran mengenai implementasi manajemen
pemasaran dalam upaya meningkatkan penjualan perak pada ekonomi
kreatif di Desa Ungga Kabupaten Lombok Tengah.
5
b. Manfaat Praktis
1) Diharapkan bagi mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri Mataram mampu digunakan sebagai
bahan referensi dan acuan di bidang Ekonomi Syariah.
2) Menambah pengetahuan masyarakat umum tentang implementasi
manajemen pemasaran dalam upaya meningkatkan penjualan
perak di Desa Ungga.
D. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan kajian terhadap penelitian terdahulu. Telaah
pustaka dilakukan untuk menghindari terjadinya duplikat serta menjamin
keaslian dan keabsahan penelitian yang dilakukan. Adapun usaha penelusuran
yang peneliti lakukan terhadap beberapa hasil penelitian sebelumnya yaitu
sebagai berikut:
1. Raihatin Fitrian” Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Sistem Pemasaran
Produk Songket dalam Meningkatkan Penjualan Oleh Pengusaha (Studi
Kasus di Artshop “Dennis” di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Lombok
Tengah)”3
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem pemasaran yang
dilakukan oleh pengusaha “Dennis” songket di Desa Sukarara Kecamatan
Jonggat Lombok Tengah. Menggunakan sistem bauran pemasaran, yakni
perpaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan
3 Raihatin Fitrian” Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Sistem Pemasaran Produk Songket
dalam Meningkatkan Penjualan Oleh Pengusaha Studi Kasus di Artshop “Dennis” di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Lombok Tengah”, (Skripsi IAIN, Mataram, Mataram 2011)
6
oleh perusahaan sebagai upaya mencapai tujuan pada pangsa pasar yang
ditentukan oleh kualtas produk, penentuan harga, promosi dan distribusi.
Perbedaan dengan skripsi ini yaitu dalam penelitian terdahulu
menggunakan strategi marketing mix yaitu 4P, yaitu produk, price, place
dan promotion. Sedangkan penelitia ini menggunakah strategi marketing
mix yaitu 7P yang terdiri dari produk, price, place, promotion, people,
process dan Physical Evidence.
2. Uswatun Hasanah “ Strategi Pemsaran Dalam Membanguan Brand (Studi
Kasus Kelompok Nasyid The Power of Sholawat)”4
Dalam penelitian ini strategi yang digunakan dalam membangun
Brand untuk katagori produk dan jasa strategi yang diterapkan kelompok
nasyid adalah identifikasi diri, pembuatan accessories, dan album. Untuk
katagori price strategi yang diterapkan kelompok nasyid adalah: strategi
harga fluktuatif. Untuk kategori place strategi yang diterapkan kelompok
ini antara lain: lokasi sekretariat yang strategis dan desain stage (panggu).
Untuk katagori promosi yang diterapkan oleh kelompok ini yaitu : sosial
media dan kerjasama.
Perbedaan dengan skripsi ini yaitu dalam penelitian terdahulu
strategi yang ingin dicapai yaitu hanya membangun brand saja. Sedangkan
penelitian ini memfokuskan produk perak untuk meningkatkan omset
penjualan yang sempat turun supaya meningkat pesat.
4 Uswatun Hasanah “ Strategi Pemsaran Dalam Membanguan Brand Studi Kasus Kelompok
Nasyid The Power Of Sholawat”, (Skripsi, IAIN, Mataram, Mataram 2013)
7
3. Sailah Erwati “Strategi Pemasaran Produk Bank Syariah Mandiri (BSM)
Cabang Mataram Terhadap Nasabah Non Muslim”5
Dalam penelitian ini pelaksanaan pemasaran produk pada Bank
Syari’ah Mandiri terhadap nasabah non muslim yaitu lebih cenderung
dengan cara mendatangi nasabah non muslim tersebut secara langsung.
Sesuai dengan syarat jual beli dalam Islam, dalam pemasaran yang
dilakukan BSM tidak memandang agama. Suku dan ras, tetapi diukur dari
tingkat penjualan produknya setiap periode jangka waktu, baik dalam
waktu panjang dan pendeknya dan Bank Syari’ah Mandiri sudah
menerapkan semboyan kata “SIFAT” yang artinya Shiddiq (Integritas),
lainnya sebagai narasumber tambahan yaitu Lobi Efendi, Muhammad
Nuhud, Awi, Danil Kahfi dan Marzawan. Adapun data primer yang
diperoleh dari narasumber tersebut, seperti: jenis dan model produk,
harga produk, tempat penjualan produknya dan manajemen pemasaran
apa yang diterapkan beserta strateginya.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari litelatur-litelatur
kepustakaan dan buku-buku. Atau dengan kata lain data sekunder
adalah informasi yang telah dikumpulkan pihak lain, jadi peneliti
berpihak sebagai pengguna data.21 Data sekunder yang diperoleh
peneliti dari buku-buku, jurnal artikel dan data monografi Desa Ungga
yang mempunyai relevansi dengan permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Adapun Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data
melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Jenis observasi
yang digunakan berbentuk observasi terus terang atau tersamar, yaitu
peneliti menyatakan secara terus terang kepada sumber data kalau ia
21 Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka),
hlm. 69.
28
sedang melakukan penelitian, jadi semua aktivitas peneliti diketahui
dari sejak awal sampai akhir, namun adakalanya peneliti tidak terus
terang atau tersamar untuk mengungkapkan data yang masih mungkin
dirahasiakan.22
Adapun jenis observasi yang digunakan adalah observasi non
partisipan, di mana peneliti tidak ikut serta secara langsung, tetapi
peneliti hanya sebagai pengamat saja.
Dengan melakukan observasi pada usaha Hamzan Wadi Silver ini
peneliti memperoleh data berupa produk-produk perak khas Hamzan
Wadi Silver, alat-alat apa saja yang digunakan dalam proses
pembuatan perak, dan bagaiman proses pembuatan perak
menggunakan metode manual.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud
mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba
dalam buku Lexy J. Moleong, antara lain23: mengkonstruksi mengenai
orang, kejadian, organisasi perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian
dan lain-lain.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 228.
23 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kulitatif…, hlm. 186.
29
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa metode wawancara
merupakan salah satu cara mengambil informasi yang sangat efisen.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara bebas terpimpin, yaitu tanya jawab secara lisan antara
peneliti dengan informan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
secara bebas, tetapi tidak menyimpang dari pedoman wawancara yang
sudah ditetapkan.24
Adapun data yang akan diperoleh dengan menggunakan metode
ini adalah data tentang bagaimana implementasi manajemen
pemasaran perak Hamzan Wadi Silver dalam meningkatkan volume
penjualannya, seperti: penyediaan jenis dan model produk, harga
produk. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai pemilik perak
Hamzan Wadi Silver yang ada di Desa Ungga Kecamatan Praya Barat
Daya Kabupaten Lombok Tengah.
Setelah melakukan wawancara pada usaha Hamzan Wadi Silver
peneliti memperoleh data berupa strategi apa yang diterapkan oleh
usaha perak Hamzan Wadi Silver, siapa saja mitra usaha Hamzan
Wadi Silver, dan harga yang ditawarkan pada setiap jenis produk
perak khas Hamzan Wadi Silver.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
24 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D…, hlm. 233-234
30
monumental dari seseorang.25 Metode dokumentasi ini digunakan
untuk menemukan bukti-bukti tertulis yang digunakan dalam
implementasi manajemen pemasaran produk perak.
Adapun data yang ingin dikumpulkan melalui metode ini adalah
gambaran umum lokasi penelitian, bahan dan alat yang digunakan
dalam pembuatan produksinya dan produk yang dipasarkan dan
lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan (observasi),
dan dokumentasi.26 Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan
sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai
di lapangan.
Jadi analisis data yang digunakan peneliti adalah metode induktif
yaitu, pikiran yang berangkat dari fakta-fakta atau yang khusus, peristiwa-
peristiwa yang kongkrit, kemudian ditarik generasi-generasi yang
mempunyai sifat umum.27
Proses analisis data yang peneliti lakukan adalah peneliti terlebih
dahulu melakukan reduksi data yaitu data-data yang diperoleh dari hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah itu peneliti melakukan
25 Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis…, hlm. 146. 26 Ibid., hlm. 244. 27 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008), hlm 31
31
penyajian data penelitian sedemikian rupa sehingga hasil penelitian
diambil kesimpulan yang disajikan dalam bentuk naratif.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
manajemen pemasaran industri Hamzan Wadi Silver terhadap peningkatan
penjualan perak di Lombok Tengah.
7. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam sebuah penelitian bertujuan untuk membuktikan
apakah data yang diperoleh dari lapangan betul-betul valid atau tidak,
yakni memadukannya dengan landasan teori yang menjadi landasan hasil
penelitian yang didapatkan dilapangan.
Untuk mendapatkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah keriteria
tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu: derajat kepercayaan,
keteralihan, kebergantungan dan kepastian.28 Setelah data dikumpulkan
dan dianalisis, langkah selanjutnya adalah pemeriksaan keabsahan data,
kreadibilitas dan dapat diartikan sebagai kepercayaan terhadap data,
apakah menggambarkan keadaan yang sebenarnya ataukah sebaliknya.
Untuk, memperoleh keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yaitu:
pemeriksaan dengan teman sejawat melalaui diskusi dan kecukupan
referensial.
28
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 324.
32
a. Pemeriksaan dengan teman sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspor sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam diskusi analitik dengan rekan-rekan
sejawat. Pemeriksaan sejawat bertujuan untuk mencari kelemahan
tafsiran yang kurang jelas serta kemudian mendiskusikannya dengan
pihak yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang relevan, seperti
dengan dosen pembimbing skripsi, dosen peneliti, teman kuliah atau
orang lain yang menguasai permasalahan tersebut. Adapun rekan
sejawat yang turut andil dalam penelitian ini yaitu Sri Yuli Pamungkas
dan Nurul Hidayati yang ikut serta berpartisipasi dalam pemilihan
tempat dan lokasi penelitian, dan ikut serta dalam pendokumentasian
wawancara.
b. Kecukupan referensi
Referensi yang dipakai dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri
dari bahan dokumentasi, catatan yang tersimpan, buku-buku yang ada
kaitannya dengan permasalahn penelitian. Bahan referensi ini sebagai
alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritis tertulis untuk
keperluan evaluasi. Caranya yaitu dengan membandingkan antara hasil
temuan di lapangan dengan refrensi yang akan dipakai dalam
penelitian.
33
BAB II
PAPARAN DAN HASIL TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah singkat berdirinya Industri Hamzan Wadi Silver
Berdirinya Hamzan Wadi Silver berawal dari adanya pemekaran
kerajinan perak yaitu Quin Silver. Quin Silver berdiri pada tahun 2005.
Quin Silver berada di Dusun Tunak Malang Desa Ungga, industri ini
berawal dari sekelompok pemuda dari desa Ungga yang bekerja diindustri
perak di Pulau Bali. Namun industri ini baru bisa perproduksi di Desa
Ungga tahun 2005. Desain kerajinan perak ini hampir sama dengan desain
produk-produk dari Pulau Bali. Seiring berjalanya waktu kunjungan
wisatawan semakin bertambah di Desa Ungga karna banyak pengerajin
perak yang terdapat di sana. Pada tahun 2010 terjadi pemekaran, Setelah
pemekaran tersebut kerajinan perak ini dibagi menjadi dua kepemimpinan
dan bersaing secara sehat dalam hal pembuatan dan pemasaran perak.
Nama Hamzan Wadi Silver ini diambil dari nama dusun tempat
pembuatan perak itu sendiri. Pekerja pertamanya berjumlah 5 orang
dengan pembagian tugasnya masing-masing. Adapun karyawan dari
Hamzan Wadi Silver ini sudah mempunyai keahlian khusus sebelumnya,
karena mereka sempat bekerja di Bali sebagai pengrajin perak, kemudian
setelah mereka pulang ke Lombok Tengah direkrutlah oleh pemilik dari
Hamzan Wadi Silver yang memang pada saat itu melakukan pemisahan
industri kerajinan perak. Pada awal pemekarannya dengan Quin Silver,
33
34
industri kerajinan perak ini hanya membuat perak sesuai dengan pesanan
dengan kata lain mereka tidak menyetok perak dikarenakan modal yang
masih terbatas. Setelah 1 tahun berdiri, barulah terlihat kemajuan yang
drastis dari industri perak ini, dilihat dari omzet penjualan di tahun 2011
mengalahkan omzet penjualan Quin Silver. Pada tahun 2012 Hamzan
Wadi Silver sudah mempunyai supliyer tetap, di mana supliyer ini setiap
sekali sebulan memesan kerajinan perak dengan jumlah tertentu. Pada
tahun ini pula industri kerajinan perak ini sudah mampu membuat stock
perak tanpa harus menunggu pesanan baik itu dari supliyer ataupun
masyarakat lokal. Tahun 2013 kerajinan perak ini sudah sering mengikuti
acara pameran di luar kota dan beberapa kali memperoleh penghargaan
perak terbaik di beberapa lomba kerajinan perak lokal. Sejak tahun 2014
sampai sekarang kemajuan usaha dari Hamzan Wadi Silver ini terus
terlihat. Dapat dilihat dari karyawannya yang terus bertambah, omzet
penjualan yang terus meningkat dan nama usaha ini terdengar di mana-
mana. Kunjungan demi kunjungan dari wisata asing juga membantu
mempopulerkan nama usaha ini di masyarakat kalangan atas.29
2. Letak geografis
Desa Ungga ialah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Praya
Barat Daya dengan batas wilayah sebagai berikut:
29 Muhamad Ros, Pemilik Perak, Wawancara, Ungga, 25 Juli 2019.
35
Tabel 2.1 Batas Wilayah Desa Ungga
Batas Desa/kelurahan Kecamatan Sebelah Utara Labulia Jonggat Sebelah timur Sukarara Jonggat Sebelah selatan Darek Praya Barat Daya Sebelah barat Ranggagata Praya Barat Daya
Secara umum masyarakat Desa Ungga memiliki mata pencaharian
sebagai petani, peternak, pedagang dan pengerajin perhiasan perak.
Dengan berkembangnya kegiatan parawisata di Lombok Tengah yang
cukup meningkat pertahunnya, maka besar harapan desa Ungga
dikembangkan sebagai salah satu desa wisata di Lombok Tengah dengan
hasil kerajinan perhiasan dan kain tenun songketnya.
Potensi kerajinan perhiasan dan assesoris dengan bahan baku perak di
Kabupaten Lombok Tengah terletak di desa Ungga, Kecamatan Praya
Barat Daya, berada di sebelah barat Desa Sukarare dan sebelah utara desa
Penujak. Ketiga desa ini merupakan penghasil barang kerajinan dengan
jenis produksi yang berbeda-beda dan akan dijadikan segi tiga emas desa
kunjungan wisata di Kabupaten Lombok Tengah.30
30
Dokumentasi, Buku Monografi Desa Ungga, Tahun 2018, dikutip tanggal 25 Juli 2019
36
3. Struktur Organisasi Industri Hamzan Wadi Silver
a. Pimpinan
Adapun tugas pimpinan adalah melakukan koordinasi dalam rangka
pengembangan usaha dengan cara mencari relasi.
b. Manager
Adapun tugas manager adalah sebagai berikut:
1) Manajemen perusahaan dalam hubungannya dengan kegiatan
usaha dan produksi.
2) Memasarkan produk
3) Promosi
4) Membayar gaji kariawan
c. Desain
Tugas desain ialah menggambar atau mendesain barang produksi
untuk diserahkan kebagian produksi.
Pimpinan M. Ros
Manager Nuhud
Sortir Danil Kahfi
Desain M. Nuh
Produksi Marzawan
Awi Andi Dul
Ramli Lobi Efendi
Muslim
Packing M. Nasrul
Pengiriman Budi
37
d. Bagian Produksi
Adapun tugas bagian produksi ialah memproduksi bahan baku menjadi
barang jadi, mulai dari tahap peleburan sampai pada tahap packing.
e. Sortir
Bagian penyeleksian barang produksi sebelum dipasarkan kekonsumen.
Pada tahap ini karya-karya yang dianggap sudah jadi dipilih untuk
dipasarkan dengan memiliki kualitas yang lebih tinggi.
f. Packing (pengepakan)
Pada tahap ini barang hasil produksi diberikan kemasan agar lebih
menarik dan dapat meningkatkan minat beli konsumen.
g. Pengiriman
Setelah melakukan tahap kemasan atau packing barang hasil industri
dikirim menuju alamat konsumen.31
4. Proses Produksi
Proses produksi meliputi proses penyiapan bahan baku hingga
menjadi barang produksi yang sudah jadi, proses produksi di Hamzan
Wadi Silver ialah dimulai dari pengolahan bahan baku perak dan bahan
lainnya sampai finishing dengan waktu yang cukup lama tergantung motif
yang diinginkan atau jenis karya yang akan dibentuk.
Adapun proses produksi dalam pembuatan karya pada industri
Hamzan Wadi Silver dapat peneliti bagi dalam beberapa tahap yaitu
sebagai berikut:32
31Lobi Efendi, Karyawan, Wawancara, Ungga, 26 Juli 2019.
38
a. Tahap I : Peleburan dengan titik lebur sekitar 961 oC
b. Tahap II : pencetakan untuk dibentuk sebagai bakal/bahan dasar
pembuatan karya ke tahap selanjutnya.
c. Tahap III : Proses pemipihan (pembentukan ke dalam bentuk plat)
dengan ketebalan sekitar Sekitar 3-4 mm.
d. Tahap IV: proses roling atau pengepresan
e. Tahap V : Pembentukan bahan dasar ke dalam bentuk pola yang
disesuaikan dengan motif atau jenis karya yang akan dibuat.
f. Tahap VI: setelah melewati tahap pembentukan maka selanjutnya
dilanjutkan pada proses pemasangan ornament.
g. Tahap VII : Proses pematrian yaitu pemberian serbuk perak pada
ornament sebagai bahan penguat pada karya.
h. Tahap VIII: Proses pengamplasan
i. Tahap IX : Setelah melewati proses sebelumnya maka karya tersebut
dilanjutkan ke dalam proses pengasaman.
j. Tahap X: Proses pengantikan
k. Tahap XI : Proses pemolesan, dalam proses ini karya dipoles agar
mendapatkan karya yang lebih maksimal dan sesuai keinginan.
l. Tahap XII: Proses pengelapan dan sortir yaitu tahap pemilihan karya
sebelum memasuki tahap packing
m. Tahap XIII : Packing atau pemaketan dan siap di pasar ke konsumen
32Marzawan, Karyawan, Wawancara, Ungga, 26 Juli 2019
39
5. Bahan dan Alat
a. Alat
Peralatan ialah infrastruktur untuk mendukung atau membantu proses
produksi. Berikut ini adalah tabel peralatan yang digunakan industri
Hamzan Wadi Silver dalam menghasilkan barang produksi.33
Tabel 2.2 Nama Peralatan
No Nama Peralatan Jumlah
1. Pinset 16 2. Gunting 16 3. Tang 6 4. Guak 2 5. Mesin pennies 2 6. Pentang 4 7. Paron 4 8. Besi Gilik 6 9 Besi Kuning 6 10 Gergaji 6 11 Bor Tangan 2 12 Jangka Sorong 2 13 Meja 13 14 Kursi 13 15 Kompor 13 16 Timbangan 1 17 Palu 8 18 Mesin Press 1 19 Mesin Dynamo 4 20 Mesin Bor Duduk 1 21 Mesin Bor Gantung 1 22 Mesin Bor Tangan 1 23 Mesin Gerinda Pemotong 7
24 Kikir 16 25 Amplas 16
33 Marzawan, Wawancara, Ungga, 26 Juli 2019
40
b. Bahan baku
Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ag dan nomor atom 47. Sebuah logam transisi lunak, putih,
mengkilap, perak memiliki konduktivitas listrik dan panas tertinggi di
seluruh logam dan terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas. Perak
merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan
logam emas, yang mempunyai warna putih metal, lunak, memiliki
daya refleksi yang tinggi, tahan terhadap oksidasi dan korosi.34
6. Produk yang dihasilkan
Adapun produk yang dihasilkan oleh industri Hamzan Wadi Silver
ini yaitu:
a. Cincin
b. Anting
c. Bros
d. Kalung
e. Gelang
f. Peniti
g. Liontin
h. Tusuk konde
7. Sistem keuangan
Kelancaran sebuah proses produksi tidak terlepas dari sistem
keuangan atau permodalan industri, dalam hal ini industri Hamzan Wadi
34 Rareza, “ Pengertian Perak”, dalam http//www.dokumen.net, diakses tanggal 29
Agustus 2019, pukul 11.41
41
Silver memperoleh dukungan modal dari beberapa pinjaman baik pihak
swasta maupun pihak perbankan, seiring perkembangan industri Hamzan
Wadi Silver penambahan modal dapat ditambah dari laba penjualan.35
8. Teknologi
Penggunaan teknologi pada proses produksi Hamzan Wadi Silver
dapat dikatakan masih sangat minim atau dengan kata lain lebih banyak
menggunakan peralatan yang umum digunakan dalam proses produksi
dengan sistem manual, namun terlebih dari itu pada proses pembuatan
desain karya di industri Hamzan Wadi Silver beberapa bagian
menggunakan teknologi dengan mengamati gambar-gambar desain di
internet untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah hasil produksi
yang memiliki karakteristik Hamzan Wadi Silver.36
B. Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi Silver Terhadap
Peningkatan Penjualan Perak di Lombok Tengah
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan
jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu
dan organisasi. Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang
usaha. Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanaan merupakan
tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu
35
Nuhud, Manager Industri , Wawancara, Ungga, 26 Juli 2019. 36
Marzawan, Karyawan, Wawancara, Ungga, 26 Juli 2019
42
organisasi pemasaran. Sebuah manajemen perusahaan diharapkan juga mampu
mencakup sistem pemasaran hasil-hasil produk yang dihasilkan agar mampu
merincikan garis besar dan tujuan utama dari suatu industri sehingga akan
mendapatkan hasil yang maksimal.
Dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan Bapak Ros selaku
pimpinan Industri Hamzan Wadi Silver mengatakan bahwa:37
1. Masalah pemasaran yang kami lakukan dalam kesuksesan sebuah industri
untuk memasarkan produk yang kami miliki seperti cincin, kalung, gelang,
peniti, liontin, tusuk konde, bross dan lainnya itu kami lakukan sesuai
dengan Planning, planning awal yang kami buat, yaitu dengan
mendiskusikan produk apa yang akan dihasilkan contohnya desain seperti
apa yang akan dibuat, berapa jumlah produk yang akan dibuat. Kemuadian
planning untuk tempatnya menentukan tempat yang strategis tentunya
tempat yang mudah dijangkau oleh pelanggan serta dekat dengan pusat
kota. Untuk promosi yang dilakukan home industri ini dilakukan dengan
cara memperkenalkan di social media serta mengikuti pameran
kebeberapa kota. Begitu juga dengan pendistribusian barang home industri
ini melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang
berpengalaman.
2. Setelah tahap planning maka tahap selanjutnya dalah organizing, dalam
tahapan organizing home industri Hamzan Wadi Silver ini membuat
pengelompokan atau pembagian kerja terhadap staf-staf yang bekerja di
37 Muhamad Ros, Wawancara,Ungga, 27 Juli 2019
43
industri ini seperti: staf manajer, ada yang di bagian produksi barang,
desain, sortir, packing, dan pengiriman. Pengelompokan ini dilakukan
dengan maksud agar kegiatan produksi sampai pemasaran dapat terkontor
dan terarah. Adapun dalam tahapan ini, yang berperang aktif adalah
pemilik usaha Hamzan Wadi Silver yaitu Muhammad Ros selaku pemilik
home industri.
3. Setelah tahapan-tahapan di atas dilaksanakan maka tahap selanjutnya
adalah tahapan aksi yang dinamakan actuating. Dalam tahap ini semua
perencanaan dari awal akan diterapkan, fungsi kontroling pun akan
diaplikasikan. Seperti perencanaan mengenai bagaimana desain produk,
bagaimana sistem distribusi, bagaimana startegi penjualan dan bagimana
kegiatan perusahaan akan dicontrol semua akan dilaksanakan atau
diimplementasikan pada tahapan ini. Pada tahapan ini juga pemilik
memberikan apresiasi kepada karyawan atas pekerjaanya seperti
memberikan bonus bagi karyawan yang lembur, memberikan tunjangan
hari raya pada saat bulan ramadhan.
4. Dalam tahapan stafing juga lebih menitikberatkan kepada karyawan. Pada
home industri ini pemilik melihat skil dari masing-masing karyawan,
kemudian menempatkan mereka pada skil mereka masing-masing,
sehingga produk yang dihasilkan berkualitas karena dikerjakan oleh yang
ahli dibidangnya. Selain itu dalam tahapan ini pemilik juga melakukan
pembagian karyawan antara senior dengan junior ini dimksudkan untuk
agar karyawan yang junior bisa diberikan pelatihan dan bimbingan oleh
44
karyawan yang lebih senior. Jadi tahapan staffing ini dimaksudkan semata-
mata untuk meningkatkan sumber daya manusia (karyawan) yang ada di
dalam home industri.
5. Kemudian melakukan pengarahan (directing) yaitu membimbing para
pekerja di bidang masing-masing seperti melayani pelanggan dengan
ramah dan menjaga keamanan dan kenyamanan dengan rekan bisnis.
Dalam tahapan ini seorang pemilik harus mempunyai jiwa kepemimpinan
yang tinggi seperti Muhammad Ros sebagai pemilik home industri perak,
beliau bisa dibilang sangat tegas dalam mendisiplinkan karyawannya
dalam bekerja.
6. Dan tahap selanjutnya yaitu controlling. Dalam tahapan kontroling ini
saya selaku pemilik usaha industri melakukan beberapa hal seperti,
mengarahkan para pekerja dalam melakukan pekerjaannya pada saat
proses pembuatan perak, mengetahui letak kesalahan dalam proses
pembuatan perak serta mencari solusi dari kesalahan yang telah terjadi.
Pengarahan di sini, dimaksudkan untuk mengevaluasi keberhasilan dan
target dengan cara mengikuti standar indikator yang telah ditetapkan.
7. Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh home industri perak Hamzan Wadi
Silver yaitu melakukan innovating atau motivating. Di sini pemilik perak
melakukan motivating dengan memberikan gagasan-gagasan baru
mengenai ide keberlanjutan home industri seperti mengombinasikan atau
membuat pembaharuan terhadap produk, contohnya mendesain bros
dengan membuat kombinasi huruf atau angka dan mengkolaborasikan
45
dengan desain bunga-bunga. Selain itu pemilik home industri ini,
melakukan pembaharuan dalam sistem penggajian karyawan yaitu
berdasarkan sistem penggajian di muka atau biasa disebut DP. Jadi
sebagian gaji diberikan di awal pengerjaan baru setelah selesai gaji
diberikan keseluruhan. Ini dilakukan untuk mendongkrak produktivitas
karyawan dalam upaya memajukan usaha home industri perak.
8. Sebagai home industri yang cukup besar pemilik home indutri Hamzan
Wadi Silver juga melakukan fungsi manajemen reprensenting yaitu
dengan mengarahkan seluruh orang yang terlibat dalam home industri
khsusnya para karyawan untuk selalu bersikap ramah tamah dengan para
pelanggan, namun juga harus bersikap teliti saat melakukan negosiasi
dalam menentukan kesepakatan harga. Pemilik home industri ini juga
berusaha untuk dekat dengan piha-pihak dari pemerintahan untuk
menambah koneksi, kemudian menerapkan kejujuran dalam melakukan
kerjasama dengan Bank maupun lembaga swasta lainnya.
9. Selanjutnya adalah tahapan motivating, tahapan ini dilakukan kurang lebih
sama dengan tahapan actuating akan tetapi tahapan motivating lebih
condong kepada perlakukan pemilik atau manajer, contohnya memberikan
pengertian dan perhatian kepada karwayan apabila ada masalah mereka
yang akan berdampak pada hasil kinerja karwayan. Jadi dalam tahapan ini
pemilik usaha home industri seharusnya lebih mendekatkan diri kepada
karyawannya.
46
10. Tahap terakhir dari fungsi manjemen yaitu coordinating juga dilakukan
oleh home industri ini, dengan menyelaraskan tugas-tugas dari setiap
bagian pengerjaan perak yaitu bagian desain, sortir, packing dan
pengiriman. Dalam coordinating ini pemilik memeberikan batas waktu
pengerjaan kepada karyawan juga menetapkan jumlah perak yang harus
ditargetkan oleh setiap bagian perorangan. Sehingga tujuan dari home
industri ini dapat tercapai yaitu meningkatkan jumlah penjualan setiap
tahun.
Kemudian pemilik industri ini juga menerapkan strategi pemasaran untuk
dapat meningkatkan penjualnan perak, yaitu 4P :
1. Menghasilkan produk yang berkualitas
Jenis produk yang dihasilkan oleh sebuah industri akan mampu
menjadi tolak ukur tentang kualitas dan kuantitas industri tersebut di mata
konsumen, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan
salah satu karyawan Hamzan Wadi Silver yaitu Awi mengatakan bahwa:
Industri Hamzan Wadi Silver menghasilkan produk aksesoris dan perhiasan seperti gelang, cincin, kalung, peniti, beros, tusuk konde dan sebaginya dengan berbagai jenis motif. Kami juga selalu mengikuti trend terkini untuk pembuatan desain dan motif terbaru.38
a. Harga
Industri Hamzan Wadi Silver menentukan harga berdasarkan:
Berat produk, kombinasi produk (Mutiara, Kerang, Permata) dan rumit
atau tidaknya suatu produk yang dipesan oleh konsumen.
38 Awi, Wawancara, Ungga, 27 Juli 2019
47
Berdasarkan hasil wawancara yang lakukan dengan Lobi
Efendi selaku karyawan industri Hamzan Wadi Silver dia menyatakan
bahwa: harga produk yang ditawarkan kepada konsumen lokal berbeda
dengan harga yang ditawarkan dengan non lokal.39
Adapun perbedaanya dapat dilihat di tabel berikut:
Industri Hamzan Wadi Silver mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan berkat kerjasama yang baik antara
pengrajin dan pimpinan perusahaan. Perusahaan industri Hamzan
Wadi Silver sangat memperhatikan penempatan barang produksi,
lokasi yang strategis, dan mudah dijangkau oleh konsumen.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan
Marzawan selaku kariawan industri Hamzan Wadi Silver bahwa:
Sistem distribusi yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan pesan antar dan konsumen dapat membeli secara langsung di tempat kegiatan produksi perak tersebut.40
39 Lobi Efendi, Wawancara, Ungga, 27 Juli 2019 40 Marzawan, Wawancara, Ungga, 28 Juli 2019
48
c. Promosi
Seperti yang disampaikan oleh M. Nuh selaku Manajer home
industri Hamzan Wadi Silver :
Kami melakukan promosi biasanya melalui pameran-pameran yang biasa diadakan di Lombok maupun di luar Lombok dan juga melakukan promosi melalui social media seperti: facebook, instagram dll.41
Promosi melalui pameran dilakukan dengan membawa produk-
produk perak pada even-even tertentu, disana Muh. Nuh
memperlihatkan produk peraknya pada para peserta atau pengunjung,
dengan begitu produk perak tersebut akan menarik minat pengunjung
karena desainnya yang bagus dan menarik.
Kemudian untuk promosi melalui social media seperti
facebook, pemilik perak Muh. Nuh melakukan promosi dengan
mengupload foto-foto perak dengan berbagai kreasi, jika ada orang
yang minat akan produk tersebut makan mereka akan merespon
dengan memberikan komentar atau langsung mengirimkan pesan
kepada pemilik perak. Apabila harga yang ditawarkan dianggap sudah
pas makan pembeli dengan pemilik akan melakukan transaksi dengan
beretemu di suatu tempat yang sudah ditentukan.
Begitu juga dengan instagram, Muh. Nuh juga mengupload
gambar-gambar perak buatan home industrinya disertai dengan
gambar pembeli yang sedang menggunakan perak buatannya, karena
biasanya Muh. Nuh akan meminta pembeli langgannya untuk
41 M Nuh, Wawancara, Ungga, 27 Juli 2019
49
mengirimkan foto-foto pembeli saat menggunakan produk perak
home industri Hamzan Wadi Silver. Sama seperti di facebook jika
sudah mencapai kata sepakat maka mereka menentukan waktu dan
tempat untuk bertemu melakukan transaksi. Hal ini juga sama seperti
promosi lewat social media lainnya.
50
BAB III
PEMBAHASAN
Manajemen Pemasaran Industri Hamzan Wadi Silver Terhadap
Peningkatan Penjualan Perak di Lombok Tengah
Bab ini akan dibahas mengenai manajemen pemasaran industi Hamzan
Wadi Silver terhadap peningkatan penjualan perak dalam rangka untuk mencapai
tujuan perusahaan, yaitu memperoleh keuntungan dari setiap oprasionalnya.
Strategi pemasran diyakini menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh
dalam kenaikan omset penjualan.
Setiap organisasi selalu membutuhkan manajemen karena tanpa
manajemen yang efektif tak akan ada usaha yang berhasil cukup lama. Pencapaian
tujuan organisasi, baik tujuan ekonomi, sosial, maupun politik sebagian besar
tergantung kepada kemampuan para manajer dalam organisasi yang bersangkutan.
Manajemen akan memberikan efektivitas pada usaha manusia.
Dari hasil penelitian mengenai manajemen pemasaran yang diterapkan
oleh industri Hamzan Wadi Silver dalam meningkatkan penjualan perak di
Lombok Tengah. Industri ini menjalankan empat Fungsi manajemen yang utama
yaitu sebagai berikut:
A. Fungsi manajemen
1. Planning (perencanaan)
Planning merupakan fungsi terpenting diantara semua fungsi
manajemen. Perencanaan diperlukan untuk membawa perusahaan
kesasaran atau tujuan yang ingin dicapainya dimasa yang akan datang.
50
51
Perencanaan yang baik dapat memberikan beberapa keuntungan seperti:
Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia
(human resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumber
daya lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan. Suatu perencanaan
merupakan aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas
seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.42
Planning (perencanaan) yang dilakukan oleh industri Hamzan Wadi
yaitu dengan mendiskusikan produk apa yang akan dihasilkan, tempat,
promosi dan pendistribusian barang kemudian melakukan kerjasama
dengan perusahaan-perusahaan yang berpengalaman. Sehingga dapat
memperlancar aktifitas pemasaran produk yang dipasarkan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, planning dari
perusahaan tersebut melakukan perencanaan dengan efektif dan dengan
memaksimalkan SDM untuk merealisasikan tujuan yang ingin dicapai
dengan menganalisis prodak yang akan dihasilkan, lokasi sasaran produk,
dan promosi dalam memperkenalkan produk di pasar. Melihat kinerja yang
dilakukan oleh Industri Hamzan Wadi dalam segi planning sudah sesuai
dengan teori yang ada seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya
Sehingga perusahaan tersebut dapat berkembang dengan baik dikarenakan
2). Menimbulkan rasa bangga bagi konsumen yang memiliki produk
tersebut
3). Menimbulkan kepercayaan kepada konsumen lama dan bisa
menggait konsumen baru.
Memproduksi bukan semata-mata karena keuntungan yang
diperoleh tetapi juga seberapa penting manfaat dan keuntungannya bagi
konsumen. Begitu pula dengan jenis barang produksi yang dihasilkan
oleh industri Hamzan Wadi Silver ini dimana industri ini menyediakan
berbagai jenis brang produksi khususnya perhiasan dan aksesoris
dengan kualitas yang cukup biak.
Hamzan Wadi Silver ini juga selalu mengeluarkan produk dengan
desain terbaru dan mengikuti trend sehingga perbedaan inilah yang
membuat konsumen (Tourism) mancanegara lebih memilih untuk
membeli produk perak di Hamzan Wadi Silver.
Apabila jumlah penjualan perak dirasakan mulai menurun maka
pihak industri melakukan pendauran ulang perak yang sudah dibuat
dengan cara meleburkan kembali dan kemudian diolah menjadi
kerajinan baru dengan mengikuti desain terbaru.
b. Strategi harga
Harga adalah jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk
tertentu. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan,
harga tersebut akan memberikan hasil dengan menciptakan sejumlah
59
pendapatan dan keuntungan bersih. Harga juga dapat mempengaruhi
program pemasaran. Pebnentuan haraga barang produksi dapat
ditentukan oleh dua hal: 47
1). Harga sepenuhnya ditentukan oleh peredaran barang di pasaran.
2). Harga sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah
Sejalan dengan hal tersebut industri Hamzan Wadi Silver dalam
penentuan harga, pemilik usaha menetukan harga beraneka ragam
sesuai dengan berat produk, kombinasi produk (mutara, kerang dan
permata) dan tingkat kerumitannya.
c. Strategi Tempat (distribusi)
Tempat, adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan.
Penentuan lokasi yang akan digunakan sangat penting bagi
perusahaan, mengingat banyaknya pesaing sejenis lokasi yang akan
digunakan harus strategis agar mudah dijangkau oleh konsumen yang
ingin datang membeli.
Industri Hamzan Wadi Silver lokasinya sangat strategis yaitu
berada di pinggir jalan raya dan konsumen dapat mudah
menjangkaunya. Dengan adanya pemilihan tempat yang strategis maka
kegiatan pendistribusian atau penyaluran barang dapat dilakukan
dengan baik. Proses pendistribusian yang dilakukan oleh industri
47 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Ekonisia, 2007), hlm. 224.
60
Hamzan Wadi Silver ini dilakukan secara langsung dan juga melakukan
penyaluran secara online.
d. Strategi Promosi
Promosi, adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempublikasikan produknya agar dikenal oleh masyarakat umum untuk
datang membeli.48
Kegiatan promosi begitu sangat penting untuk dilakukan karena
dengan adanya promosi maka produk yang dihasilkan akan mudah
dikenal oleh para konsumen. Begitu halnya dengan perusahaan perak
industri Hamzan Wadi Silver, mempromosikan produknya dengan
mengikuti pameran yang biasa diadakan di Lombok ataupun di luar
Lombok. Selain itu strategi promosi yang digunakan oleh industri ini
yaitu memanfaatkan media cetak seperti Browser, Koran dan social
media seperti Facebook, instagram dan lainya.
48 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, jilid 1, … 80
61
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen pemasaran adalah sebuah proses rangkaian kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan controlling (pengawasan) yang dilakukan
untuk mencapai target atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam
kegiatan produksinya bahwa Industri Hamzan Wadi Silver selalu
mengutamakan kualitas dari produk yang diproduksi.
Setelah melakukan penelitian terhadap home industri hamzan wadi silver,
home industri ini bisa dikatakan home industri yang maju dan cukup besar
bukan saja dilihat dari jumlah penjualan setiap tahunnya ataupun dari jumlah
dan gaji karyawan yang dimiliki akan tetapi dilihat dari sejauh mana fungsi
manjeme telah di terapkan. Dapat disimpulkan bahwa home industri hamzan
wadi silver ini sudah mampu menerapkan 10 fungsi manjemen secara tepat
yaitu dari fungsi planning, organizing, actuating, staffing, directing,
controlling , innovating, refresenting, coordinating sudah dijalankan dengan
baik sehingga omzet penjualan dari tahun ke tahun terus mencapai target.
Serta Strategi pemasaran yang dilakukan industri Hamzan Wadi Silver
telah mampu meningkatkan omset penjualan perusahaan. Dengan selalu
memperhatikan kualitas produk, harga dan distribusi barang. Dan juga dengan
langkah pemanfaatan bauran pemasaran atau marketing mix yaitu, 4P.
61
62
B. Saran
1. Bagi industri Hamzan Wadi Silver ini perlu adanya pengembangan desain
dan bentuk hasil produksi yang dipadukan dengan bahan-bahan lain agar
mampu memperkaya jenis barang produksi dan diharapkan agar mampu
menjadi karakteristik industri Hamzan Wadi Silver.
2. Bagi para karyawan diharapkan untuk untuk selalu meningkatkan kualitas
produk perak untuk memenuhi permintaan konsumen dan untuk
mempertahankan eksistensi industri Hamzan Wadi Silver di tengah-tengah
masyarakat atau di tengah-tengah konsumen.
3. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat serta bisa
menjadi informasi bagi pembaca.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016.
Arman Hakim Nasution, Manajemen Industri, Surabaya: Penerbit Andi, 2005. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008. Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, Bandung: PT. Sarana Tutorial
Nurani Sejahtera, 2012. Fendy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi IV. Yogyakarta: Andi, 2015. George Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000. Heny Rosdiana, “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Manajemen Produksi
Industri Kerajinanperak Queen Silver”, Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2013.
Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka. Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo 2000 I Gusti Agus Arjana, Geografi Parawisata dan Ekonomi Kreatif, Rajawali
Printing: PT Raja Grafindo, 2016. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009. Mursid, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003 Nanda Limakrisna, Togi Parulina Purba, Manajemen Pemasaran, Edisi II.
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2017. Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo, 1997. Raihatin Fitrian,” Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Sistem Pemasaran Produk
Songket dalam Meningkatkan Penjualan Oleh Pengusaha Studi Kasus di Artshop “Dennis” di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Lombok Tengah”, Skripsi IAIN, Mataram, Mataram 2011
63
64
Rareza, “Pengertian Perak”, dalam http//www.dokumen.net, diakses tanggal 29 Agustus 2019, pukul 11.41