Rencana Strategis
Departemen Pendidikan Nasional
2005-2009
Rencana StrategisDepartemen Pendidikan Nasional
2005-2009
Diterbitkan oleh :Pusat Informasi dan Humas
Departemen Pendidikan Nasional2007
K Pata engantar
Dengan memanjatkan puji syukur serta berkat rakhmat Tuhan YangMaha Kuasa, akhirnya Rencana Strategis Departemen PendidikanNasional Tahun 2005-2009, Menuju Pembangunan Pendidikan
Nasional Jangka Panjang 2025, dapat diwujudkan. Insya Allah, berkatkerja keras semua pihak, Renstra ini akan dapat mengantarkan hasratBangsa Indonesia menjadi Insan Indonesia yang Cerdas dan Kompetitifpada Tahun 2025.
Hasrat mulia tersebut, direkomendasikan untuk ditempuh dalamempat tahapan, dengan periode lima tahunan. Periode 2005-2010diarahkan dalam rangka peningkatan kapasitas dan modernitas sistempendidikan. Periode 2010-2015 adalah peningkatan dan penguatanpelayanan pendidikan pada tingkat nasional. Periode 2015-2020 adalahpenguatan daya saing pada tingkat regional. Sedangkan periode 2020-2025 adalah penguatan daya saing pada tingkat internasional.
Renstra Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 inimerupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan hasrat mulia tersebut.Rencana program serta sumber daya yang tersedia pada periode inidifokuskan kepada: 1) Pemerataan dan perluasan akses pendidikan; 2)Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; serta yang tidak kalahpentingnya adalah 3) Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citrapublik seluruh jajaran pendidikan di pusat dan daerah.
Upaya mewujudkan hal tersebut di atas merupakan suatupekerjaan yang sangat berat. Oleh karena itu, diperlukan tekad yangkuat disertai dengan tindakan yang sungguh-sungguh, mulai dari tingkatpemerintah pusat, pemerintahan propinsi, pemerintahankabupaten/kota, satuan pendidikan, dan unsur masyarakat lainnya.
Akhirnya, kami jajaran Departemen Pendidikan Nasionalmengharapkan kritik, saran, dan masukan dari semua pihak, demisuksesnya pelaksanaan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan dalamRenstra ini. Semoga upaya bangsa Indonesia yang mulia ini mendapatridho Tuhan Yang Maha Kuasa.Amin.
Jakarta, Desember 2005
Menteri Pendidikan Nasional
Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA
iii
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Navigasi Renstra
Daftar Istilah dan Singkatan ( )
Daftar Grafik
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
BAB II DASAR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL
BAB III
BAB IV RENCANAPEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONALJANGKAPANJANG
BAB V RENCANA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONALJANGKA MENENGAH (2005-2009)
............................................................................. iii
....................................................................................... i
................................................................... vii
........................................ viii
................................................................................. x
.................................................................................. x
A. Latar Belakang................................................................ 2B. Pengaitan Program dengan Kegiatan Pokok............................... 3
A. Amanat UUD 1945, UU Nomor 20 Tahun 2003, dan RPJMN 2004-2009.. 8
B. Visi Departemen Pendidikan Nasional..................................... 9
C. Misi Departemen Pendidikan Nasional..................................... 12D. Tata Nilai Departemen Pendidikan Nasional.............................. 13
A. Periode 2005-2010 : Peningkatan Kapasitas dan Modernisasi.......... 36
B. Periode 2010-2015 : Penguatan Pelayanan............................... 37
C. Periode 2015-2020 : Daya Saing Regional................................. 37
D. Periode 2020-2025 : Daya Saing Internasional........................... 38
A. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).............................. 441. Pemerataan dan Perluasan Akses...................................... 44
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing........................ 45
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik............. 45
v
iv
v
A. Pemerataan dan PerluasanAkses........................................... 18
B. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing............................. 23C. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik................ 28
Glossary
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL
i
i
x
D Iaftar si
Halaman
iv
v
B. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun........................ 46
1. Pemerataan dan PerluasanAkses....................................... 46
2. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing......................... 47
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik............. 48
C. Program Pendidikan Menengah............................................. 48
1. Pemerataan dan Perluasan Akses...................................... 48
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing........................ 49
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik............. 50
D. Program Pendidikan Tinggi.................................................. 51
1. Pemerataan dan PerluasanAkses....................................... 51
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing........................ 51
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik............. 53
E. Program Pendidikan Non Formal........................................... 53
1. Pemerataan dan PerluasanAkses....................................... 54
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing........................ 55
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik............. 56
F. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan........ 57
1. Pemerataan dan PerluasanAkses....................................... 57
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing........................ 58
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik............. 58
G. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.............................. 59
H. Program Penelitian dan Pengembangan Pendidikan..................... 60
1. Pemerataan dan PerluasanAkses....................................... 60
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing........................ 60
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik.............. 61
I. Program Penelitian dan Pengembangan Iptek............................ 61
J. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan.. 61
K. Program-program lainnya................................................... 62
1. Peningkatan Pengawasan danAkuntabilitasAparatur Negara...... 62
2. Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan..... 62
3. Peningkatan Sarana dan PrasaranaAparatur Negara................. 63
4. Pengelolaan Sumber Daya ManusiaAparatur.......................... 635. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender danAnak...... 63
A. Fungsi Pembiayaan Pendidikan 2005 - 2009............................... 67
1. Memperjelas Pemihakan Terhadap Masyarakat Miskin............... 67
2. Penguatan Desentralisasi dan Otonomi Pendidikan.................. 67
3. Fungsi Insentif dan Disintensif Bagi Peningkatan Mutu Pendidikan 69
B. Rencana Pembiayaan........................................................ 69
1. Pembiayaan Pembangunan Pendidikan................................ 69
2. Rencana Pembiayaan Program Prioritas............................... 73
A. Prinsip Pelaksanaan.......................................................... 78
B. Sistematika Pemantauan dan Evaluasi..................................... 79
C. Mekanisme Pelaksanaan..................................................... 80
1. Pemantauan dan Evaluasi oleh Pemerintah........................... 80
BAB VI STRATEGI PEMBIAYAAN
BAB VII SISTEM PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Halaman
2.
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Pendidikan Nasional.......... 90
2. Kebijakan Pembangunan Lima Tahun 2005-2009......................... 120
Pemantauan dan Evaluasi oleh
Dinas Pendidikan Tingkat Provinsi...................................... 81
3. Pemantauan dan Evaluasi oleh Dinas Pendidikan
Tingkat Kabupaten / Kota............................................... 81
4. Pemantauan dan Evaluasi oleh
Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan.................................. 82
5. Pemantauan dan Evaluasi oleh Satuan Pendidikan................... 83
6. Pemantauan dan Evaluasi oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan dan
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan............................... 83
D. Indikator Kinerja Pendidikan Nasional..................................... 84
..............................................................................
LAMPIRAN
SALINAN PERATURANMenteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Daftar Pustaka
Nomor 32 Tahun 2005 Tentang Rencana StrategisDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2005-2009...................... 129
131
Halaman
vi
P N Reta avigasi enstra
PETA NAVIGASI
RENSTRA DEPDIKNAS
2005-2009
Bab VI - Strategi
Pembiayaan
(Hal. 66-75)
Bab III - Kebijakan
Pembangunan
Pendidikan
Nasional
(Hal. 18-33)
Bab II - Dasar Kebijakan
Pembangunan
Pendidikan
Nasional
(Hal. 8-15)
Bab IV - Rencana
Pembangunan
Pendidikan
Jangka Panjang
(Hal. 36-38)
Bab -
(Hal. 42-63)
V Rencana
Pembangunan
Pendidikan
Jangka Menengah
Bab I - Pendahuluan
(Hal. 2-4)
(Hal. 78-86)
vii
A
B
C
D
AIDS = Acquired Immune Deficiency SyndromeAPK = Angka Partisipasi KasarAPM = Angka Partisipasi MurniAPBN = Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraAPBD = Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAPS = Angka Partisipasi SekolahASC = Asian Skill CompetitionASEAN = Assosiation of South East Asia NationAuditor = Orang yang melakukan pemeriksaan terhadap penyelenggaraan
suatu program atau kegiatan
Balitbang = Badan Penelitian dan PengembanganBAN = Badan Akreditas NasionalBAN-PNF = Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non FormalBAN-PT = Badan Akreditas Nasional Perguruan TinggiBAN-SM = Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan MadrasahBAPPENAS = Badan Perencanaan Pembangunan NasionalBHPT = Badan Hukum Perguruan TinggiBilingual = Teks dua bahasa yang bermakna samaBNSP = Badan Nasional Sertifikasi ProfesiBOS = Biaya Operasional SekolahBPK = Badan Pemeriksa KeuanganBPKB = Balai Pengembangan Kegiatan BelajarBPKP = Badan Pengawasan Keuangan dan PembangunanBPPLSP = Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan PemudaBPS = Badan Pusat StatistikBSNP = Badan Standarisasi Nasional Pendidikan
Civil Society = Masyarakat yang memiliki norma dan etika tertentu dalamkehidupannya
Community College = Pusat pengembangan sumber daya manusia
DAK = Dana Alokasi KhususDAU = Dana Alokasi UmumDas Sein = Kondisi saat iniDas Sollen = Kondisi yang diinginkan di masa datangDekon = Dewan EkonomiDekonsentrasi = Pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Gubernur
selaku wakil Pemerintah Pusat
D Iaftar stilah &
Singkatan ( lossary)G
viii
Depdiknas = Departemen Pendidikan NasionalDepkes = Departemen KesehatanDesentralisasi = Penyerahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
DaerahDI = Daerah IstimewaDikdas = Pendidikan DasarDikmen = Pendidikan MenengahDikmenjur = Pendidikan Menengah KejuruanDikti = Pendidikan TinggiDitjen = Direktorat JenderalDKI = Daerah Khusus IbukotaDO = Drop OutDP = Dewan PendidikanDPR = Dewan Perwakilan RakyatDTP = Dana Tugas Pembantuan
EFA = Education for AllEKE = Education for the Knowledge EconomyEMIS = Education Management Information SystemEnrollment = Jumlah orang yang mendaftarkan diri pada suatu kegiatan atau
programExtended Classes = Penambahan tingkat kelas
GATS = General Agreement on Trade in ServicesGDP = Gross Domestic Products
HAKI = Hak Atas Kekayaan IntelektualHIV = Human Immunodeficiency VirusHolistik = Menyeluruh
ICT = Information & Communication TechnologyInpres = Instruksi PresidenInterpersonal = Bersosialisasi, bekerjasama, mempengaruhi/mengarahkan orang
lain, bernegosiasi, dsbIntrapersonal = Pemahaman diri, penguasaan diri, evaluasi diri, tanggung jawab,
dsbIPA = Ilmu Pengetahuan AlamIPM = Indeks Pembangunan ManusiaIPS = Ilmu Pengetahuan SosialIPTEK = Ilmu Pengetahuan dan TeknologiISO = International Standard OperationsITJEN = Inspektorat Jenderal
KB = Kelompok BermainKBE = Knowledge Based EconomyKIE = Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
E
G
H
I
K
ix
KKN = Korupsi, Kolusi, dan NepotismeKLK = Kelas Layanan KhususKonservatori Budaya = Pengembangan dan pelestarian budayaKopertis = Koordinator Perguruan Tinggi SwastaKPK = Komisi Pemberantasan KorupsiKS = Komite Sekolah
LAKIP = Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahLitbang = Penelitian dan PengembanganLPMP = Lembaga Penjaminan Mutu PendidikanLPTK = Lembaga Pendidikan Tenaga KependidikanLSM = Lembaga Swadaya MasyarakatLSP = Lembaga Sertifikasi Profesi
MA = Madrasah AliyahMAK = Madrasah Aliyah KejuruanMBM = Manajemen Berbasis MasyarakatMBS = Manajemen Berbasis SekolahMendiknas = Menteri Pendidikan NasionalMeneg = Menteri NegaraMI = Madrasah IbtidaiyahMind-set = Paradigma berpikirMIPA = Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamMisi = Rumusan pernyataan tentang niat/tujuan dasar yang
melatarbelakangi eksistensi suatu bisnis yang menjadi bagian intidari alat identifikasi diri organisasi, termasuk bagaimana dandengan berpijak pada keyakinan apa tujuan itu akan dicapai
MPR = Majelis Permusyawaratan RakyatMTs = Madrasah Tsanawiyah
Nilai Keluaran = Nilai-nilai yang diperhatikan oleh paraNilai Masukan = Nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap pegawai, dalam rangka
mencapai keunggulanNilai Proses = Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja, dalam rangka
mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkanNKRI = Negara Kesatuan Republik IndonesiaNTT = Nusa Tenggara Timur
Orbex = Organizing for Business ExcellenceOrsosmas = Organisasi Sosial Masyarakat
P3AI = Pusat Pengembangan Pendidikan dan Aktivitas InstruksionalPAD = Pendapatan Asli DaerahPAN = Pendayagunaan Aparatur NegaraPanja = Panitia KerjaPAUD = Pendidikan Anak Usia Dini
L
M
N
O
P
stakeholders
x
PC = Personal CommputerPBKH = Pendidikan Berorientasi Kecakapan HidupPDB = Produk Domestik BrutoPERC = Political and Economic Risk ConsultancyPISA = Programme for International Student AssessmentPKBG = Pendidikan Keluarga Berwawasan GenderPKBM = Pusat Kegiatan Belajar MasyarakatPKH = Pendidikan Kecakapan HidupPKS = Promosi Keterampilan SiswaPNBAI = Program Nasional bagi Anak IndonesiaPNBP = Pendapatan Negara Bukan PajakPNF = Pendidikan Non-FormalPNS = Pegawai Negeri SipilPP = Peraturan PemerintahPSB = Pusat Sumber BelajarPSBG = Pendidikan Sekolah Berwawasan Gender
PT = Perguruan TinggiPTAI = Perguruan Tinggi Agama IslamPTK = Penilaian Tahap KecakapanPTN = Perguruan Tinggi NegeriPTS = Perguruan Tinggi SwastaPUA = Pengarusutamaan AnakPUG = Pengarusutamaan GenderPUS = Pendidikan untuk Semua
RA = Raudhatul AthfalRAD = Rencana Aksi DaerahRAN = Rencana Aksi NasionalRedirection = Penelaahan terhadap keberadaan dan kemana arah organisasiRenstra = Rencana StrategisRenstrada = Rencana Strategis DaerahREPELITA = Rencana Pembangunan Lima TahunRetooling = Penelaahan terhadap infrastruktur dan gaya kepemimpinan dalam
organisasiRevitalisasi = Penelaahan terhadap strategi dan tata nilai organisasiRKB = Ruang Kelas BaruRPJMD = Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahRPJMN = Rencana Pembangunan Jangka Menengah NasionalRPJP = Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Sakernas = Survei Angkatan Kerja NasionalS-1 = Strata 1S-2 = Strata 2S-3 = Strata 3SD = Sekolah DasarSDLB = Sekolah Dasar Luar BiasaSDM = Sumber Daya ManusiaSetjen = Sekretariat JenderalSisdiknas = Sistem Pendidikan Nasional
PSP = Pusat Statistik Pendidikan(d/h. PDIP = Pusat Data dan Informasi Pendidikan)
R
S
xi
Sisdur = Sistem dan ProsedurSKB = Sanggar Kegiatan BelajarSKPD = Satuan Kerja Perangkat DaerahSLB = Sekolah Luar BiasaSLTP = Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaSM = Sekolah MenegahSMA = Sekolah Menengah AtasSMART = Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time boundSMK = Sekolah Menengah KejuruanSMP = Sekolah Menengah PertamaSMPLB = Sekolah Menengah Pertama Luar BiasaSMU = Sekolah Menengah UmumSNP = Standar Nasional PendidikanSPI = Sistem Pengendalian InternalSPM = Standar Pelayanan MinimalSPO = Standar Prosedur OperasionalStakeholders = Orang atau sekelompok orang yang memiliki kepentingan,
keterlibatan atau investasi dalam suatu organisasiStrategi = Rencana yang menguraikan pola keputusan yang diambil tentang
bagaimana organisasi akan mewujudkan misi dan mencapai visinyadengan sumber daya yang tersedia serta menghadapi persaingandan tantangan
Susenas = Survei Sosial Ekonomi Nasional
Tata Nilai = Pandangan hidup dan kesepakatan atas norma dalam mengelolaorganisasi
TBM = Taman Bacaan MasyarakatTendik = Tenaga PendidikTK = Taman Kanak KanakTLD = Tenaga Lapangan DikmasTPA = Taman Penitipan AnakTV = Televisi
UI = Universitas IndonesiaUN = Ujian NasionalUNCEN = Universitas CenderawasihUNUD = Universitas UdayanaUNDANA = Universitas Nusa CendanaUNHALU = Universitas HaluoleoUNHAS = Universitas HasanuddinUNILA = Universitas LampungUNLAM = Universitas Lambung MangkuratUNM = Universitas Negeri MakasarUNP = Universitas Negeri PadangUNRI = Universitas RiauUPT = Unit Pelaksana TeknisUPTD = Unit Pelaksana Teknis DinasUS = Ujian SekolahUSB = Unit Sekolah BaruUU = Undang UndangUUD 1945 = Undang Undang Dasar 1945
T
U
xii
V
W
Visi = Suatu hasil yang ingin dicapai atau suatu kondisi yang ingindiciptakan pada suatu saat di masa yang akan datang, tetapi telahditetapkan jauh sebelumnya
Vokasi = Keahlian terapan
Wajar = Wajib BelajarWSC = World Skill CompetitionWTO = World Trade Organization
xiii
Grafik 2.1
Grafik 3.1
Grafik 3.2
Grafik 3.3
Grafik 5.1 ............................................. .
Grafik 6.1 B ..........
Grafik 7.1 i...........................
Grafik 7.2 .........................
Tata Nilai Depdiknas........................................................ 13
Program Pendidikan Nasional 43
Komposisi Pembiayaan Pendidikan erdasarkan Sumbernya 73
Paradigma Sistematis Pengelolaan Organisas 79
Siklus Perencanaan, Pemantauan, dan Evaluasi 80
Kebijakan Dalam Pemerataan dan PerluasanAkses Pendidikan....... 23
Kebijakan Dalam Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing.... 27
Kebijakan Dalam Penguatan Tata kelola,Akuntabilitas, danCitra Publik.................................................................. 32
D Gaftar rafik
Halaman
xiv
Tabel 1.1
Tabel 2.1
Tabel 5.1
Tabel 6.1
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Tabel 6.4
Tabel 7.1
Program Penguatan Kebijakan Depdiknas dengan RPJM Bappenas.... 4
Insan Cerdas Komprehensif dan Kompetitif................................ 11
Sasaran Jumlah Peserta Didik................................................ 44
Skenario Pendanaan Pendidikan Nasional.................................. 70
Biaya Satuan Pendidikan Total (BSPT)Faktual Masing-masing Sekolah.............................................. 70
Skenario Pendanaan Pendidikan di bawah Depdiknas.................... 71
Perkiraan Jumlah Kekurangan Dana yang Mungkin........................Dapat Dipenuhi oleh Masyarakat, dan Bantuan Luar Negeri (Donor)2005-2009....................................................................... 72
Indikator Kunci dan Targetnya untuk Mengukur Keberhasilandalam Implementasi Kebijakan, Program danKegiatan......................................................................... 85
Tabel 2.2 Tata Nilai Depdiknas........................................................... 13
D Taftar abel
Halaman
xv
Bab I
A. Latar Belakang
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskankehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperolehpendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandangstatus sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan dan mutu pendidikan akan membuatwarga negara Indonesia memiliki keterampilan hidup ( ) sehingga memilikikemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan lingkungannya, mendorongtegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila.
Upaya untuk membangun manusia seutuhnya sudah menjadi tekad pemerintah sejakRencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I Tahun 1969-1974, namun selama inipembangunan pendidikan nasional belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan. DepartemenPendidikan Nasional (Depdiknas) selaku penanggung jawab sistem pendidikan nasionalbertekad mewujudkan cita-cita luhur tersebut, diawali dengan menyusun Rencana Strategis(Renstra) Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 yang merupakan penjabarandari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Renstra Depdiknas menjadipedoman bagi semua tingkatan pengelola pendidikan, mulai dari pemerintah pusat,pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan masyarakat dalam merencanakan danmelaksanakan program pembangunan pendidikan nasional serta mengevaluasi hasilnya.
Tahun 2005, Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 7 tentang RPJMN Tahun2004-2009 yang mengamanatkan tiga misi pembangunan nasional, yaitu (1) mewujudkannegara Indonesia yang aman dan damai; (2) mewujudkan bangsa Indonesia yang adil dandemokratis; dan (3) mewujudkan bangsa Indonesia yang sejahtera. Untuk mewujudkannya,bangsa kita harus menjadi bangsa yang berkualitas, sehingga setiap warga negara mampumeningkatkan kualitas hidup, produktivitas dan daya saing terhadap bangsa lain di era global.
Saat ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai hasil sesuai yangdiharapkan.Depdiknas selaku pemegang amanah pelaksanaan sistem pendidikan nasionalmemiliki kewajiban untuk mewujudkan misi pembangunan tersebut. Manusia seperti apa yangingin dibangun? Perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya ditujukan untukmengembangkan aspek intelektual saja melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik persertadidik, atau dengan kata lain menciptakan manusia Indonesia seutuhnya.
Renstra Depdiknas disusun dengan mengacu pada amanat UUD 1945, amandemen ke4Pasal 31 tentang Pendidikan; Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) NomorVII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan; Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara; UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; UUNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; UU Nomor 14Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2004 tentangRencana Kerja Pemerintah; PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan AnggaranKementerian/Lembaga, dan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
life skills
;
2
Pendahuluan
B. Pengaitan Program dengan Kegiatan Pokok
Agar Indonesia memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan globalisasi dan mampumemanfaatkan peluang yang datang, maka dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang(RPJP) Tahun 2005-2025 Pemerintah mencanangkan untuk meningkatkan kemampuan manusiabangsa ini, sehingga memiliki daya saing yang seimbang dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) selaku badan yang melakukanperencanaan nasional sudah menuangkan program-program Depdiknas ke dalam 15 program(lihat Tabel 1.1). Sementara itu, Depdiknas selaku bagian dari pemerintah yang mendapatamanat untuk melakukan pengembangan manusia dari sisi pendidikan pun telah membuat 39kegiatan pokok (lihat Tabel 1.1) yang pada intinya mengacu pada tiga misi pembangunannasional. Ke-39 kegiatan pokok dari Depdiknas ini dapat dikelompokkan pada 15 program dariBappenas.
3
Tabel 1.1Program Penguatan Kebijakan Depdiknas dengan RPJM Bappenas
4
Program Bappenas Kegiatan Pokok Depdiknas
1. Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD) – TK, RA, KB, TPQ
8. Perluasan akses PAUD
2. Wajib Belajar PendidikanDasar 9 Tahun – SD, MI, SMP,MTs
1. Pendanaan biaya operasional Wajar Dikdas 9 tahun2. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan wajar3. Rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan4. Perluasan akses pendidikan wajar pada jalur nonformal6. Perluasan akses SLB dan sekolah inklusif7. Pengembangan pendidikan layanan khusus bagi anak usia Wajar
yang memerlukan layanan khusus
3. Pendidikan Menengah 10. Perluasan akses SMA/SMK dan SM terpadu21. Pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal di setiap
kab/kota22. Pembangunan sekolah bertaraf internasional di setiap provinsi
dan/atau kabupaten/kota
4. Pendidikan Tinggi 11. Perluasan akses PT23. Mendorong jumlah jurusan di PT yang masuk dalam 100 besar Asia
dan 500 besar dunia24. Akselerasi jumlah program studi kejuruan, vokasi, dan profesi25. a. Peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah dan HAKI25. b. Peningkatan kreativitas, entrepreneurship, dan kepemimpinan
mahasiswa
5. Pendidikan Nonformal 5. Perluasan akses pendidikan keaksaraan bagi penduduk usia >15 thn.9. Pendidikan kecakapan Hidup20.Perluasan pendidikan kecakapan hidup
6. Peningkatan Mutu Pendidikdan Tenaga Kependidikan
17. a. Pengembangan guru sebagai profesi17. b. Pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan nonformal18. Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
7. Penelitian danPengembangan Pendidikan
13. Peningkatan peran serta masyarakat dalam perluasan aksesSMA/SMK/SM Terpadu, SLB, dan PT
14. Implementasi dan penyempurnaan SNP dan penguatan peran BSNP15. a. Pengawasan dan penjaminan mutu secara terprogram dengan
mengacu pada SNP15. b. Survei Bencmarking Mutu Pendidikan terhadap standar
internasional16. Perluasan dan peningkatan mutu akreditasi oleh BAN-SM, BAN-PNF,
dan BAN-PT
8. Manajemen PelayananPendidikan
19. Perbaikan dan pengembangan sarana dan prasarana28. Peningkatan kapasitas dan kompetensi aparat pengelola pendidikan32. Penataan regulasi pengelolaan pendidikan dan penegakan hukum di
bidang pendidikan
Program-program lainnya9. Pengembangan Budaya Baca
dan Pembinaan Perpustakaan10.Program Penelitian dan
Pengembangan Iptek11.Program Penguatan
Kelembagaan Pengarus-utamaan Gender dan Anak
12.Peningkatan Pengawasan danAkuntabilitas Aparatur Negara
13.Program PenyelenggaraanPimpinan Kenegaraan danKepemerintahan
14.Program PengelolaanSumberdaya Manusia Aparatur
15.Program Peningkatan Saranadan Prasarana AparaturNegara
12. Pemanfaatan TIK sebagai sarana/media pembelajaran jarak jauh26. Pemanfatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan27. Peningkatan SPI berkoordinasi dengan BPKP dan BPK29. Peningkatan kapasitas dan kompetensi aparat perencanaan dan
penganggaran30. Peningkatan kapasitas dan kompetensi managerial aparat31. Peningkatan ketaatan pada peraturan perundang-undangan33. Peningkatan citra dan layanan publik34. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pengelola pendidikan35. Pelaksanaan Inpres No.5 Tahun 2004 tentang percepatan
pemberantasan KKN36. Intensifikasi tindakan-tindakan preventif oleh Itjen37. Intensifikasi dan ekstensifikasi pemeriksaan oleh Itjen, BPKP, dan
BPK38. Penyelesaian tindak lanjut temuan-temuan pemeriksaan Itjen,
BPKP, dan BPK39. Pengembangan aplikasi SIM secara terintegrasi (Keuangan, Aset,
Kepegawaian, dan data lainnya)
Sumber: Bappenas, 2004 & Program Kebijakan Depdiknas, 2004
Bab II
8
A. Amanat UUD 1945, UU Nomor 20 Tahun 2003, danRPJMN 2004 - 2009
Pasal 31 UUD 1945 menyatakan bahwa (1) Setiap warga negara berhak mendapatkanpendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajibmembiayainya; (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikannasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa; (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaranpendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikannasional; serta (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi denganmenjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban sertakesejahteraan umat manusia.
Sementara itu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionalmenyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis sertabertanggung jawab. Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan tersebut, Pemerintah danPemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasipenyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,sesuai dengan prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan pendidikan nasional yaitu:
1. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hakasasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa;
2. Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna,diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didikyang berlangsung sepanjang hayat;
3. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses pembelajaran;
4. Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap wargamasyarakat; dan
5. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakatmelalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layananpendidikan.
Berdasarkan hal tersebut, maka ditetapkanlah tujuan pembangunan pendidikan nasionaljangka menengah sebagai berikut:
1. Meningkatkan iman, takwa, akhlak mulia;2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi;
DASAR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN NASIONAL
3. Meningkatkan sensitifitas dan kemampuan ekspresi estetis;4. Meningkatkan kualitas jasmani;5. Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar pada semua jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan bagi semua warga negara secara adil, tidak diskriminatif, dan demokratistanpa membedakan tempat tinggal, status sosial-ekonomi, jenis kelamin, agama,kelompok etnis, dan kelainan fisik, emosi, mental serta intelektual;
6. Menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun secara efisien, bermutu,dan relevan sebagai landasan yang kokoh bagi pengembangan kualitas manusiaIndonesia;
7. Menurunkan secara signifikan jumlah penduduk buta aksara;8. Memperluas akses pendidikan nonformal bagi penduduk laki-laki maupun perempuan
yang belum sekolah, tidak pernah sekolah, buta aksara, putus sekolah dalam dan antarjenjang serta penduduk lainnya yang ingin meningkatkan pengetahuan, kemampuan,dan keterampilan;
9. Meningkatkan daya saing bangsa dengan menghasilkan lulusan yang mandiri, bermutu,terampil, ahli dan profesional, mampu belajar sepanjang hayat, serta memilikikecakapan hidup yang dapat membantu dirinya dalam menghadapi berbagaitantangan dan perubahan;
10. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan tersedianya standar pendidikan nasional danstandar pelayanan minimal (SPM), serta meningkatkan kualifikasi minimun dansertifikasi bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya;
11. Meningkatkan relevansi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunanmelalui peningkatan hasil penelitian, pengembangan dan penciptaan ilmu pengetahuandan teknologi oleh perguruan tinggi serta penyebarluasan dan penerapannya padamasyarakat;
12. Menata sistem pengaturan dan pengelolaan pendidikan yang semakin efisien, produktif,dan demokratis dalam suatu tata kelola yang baik dan akuntabel;
13. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas manajemen pelayanan pendidikan melaluipeningkatan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, peran serta masyarakat dalampembangunan pendidikan, serta efektivitas pelaksanaan otonomi dan desentralisasipendidikan termasuk otonomi keilmuan; dan
14. Mempercepat pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme untuk mewujudkanDepdiknas yang bersih dan berwibawa;
Untuk dapat menjalankan amanat terhadap pembangunan pendidikan nasional, makadiperlukan kejelasan arah. Untuk itu Depdiknas sudah menuangkan ke dalam visi, misi, dantata nilai yang harus dijalankan.
Pembangunan Indonesia di masa depan bersandar pada visi Indonesia jangka panjang,yaitu terwujudnya negara-bangsa ( ) Indonesia modern yang aman dan damai, adildan demokratis, serta sejahtera dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,kemerdekaan, dan persatuan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam kerangka visi jangka panjang yang termuat dalam dokumen ”MembangunIndonesia yang Aman, Adil, dan Sejahtera” (Susilo Bambang Yudhoyono dan M. Jusuf Kalla,2004), pembangunan Indonesia pada tahun 2005-2009 mengarah pada (a) terwujudnyakehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman, bersatu, rukun, dan damai; (b)terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan, danhak asasi manusia; dan ( ) terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatankerja dan penghidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunanberkelanjutan, yang dilandasi keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
Pembangunan pendidikan nasional ke depan didasarkan pada paradigma membangunmanusia Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai subyek yang memiliki kapasitas untukmengaktualisasikan potensi dan dimensi kemanusiaan secara optimal. Dimensi kemanusiaan
nation-state
c
B. Visi Departemen Pendidikan Nasional
9
itu mencakup tiga hal paling mendasar, yaitu (1) afektif yang tercermin pada kualitaskeimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul,dan kompetensi estetis; (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan dayaintelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan danteknologi; dan (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkanketerampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secaraholistik, yang memungkinkan ketiga dimensi kemanusiaan paling elementer di atas dapatberkembang secara optimal. Dengan demikian, pendidikan seyogyanya menjadi wahanastrategis bagi upaya mengembangkan segenap potensi individu, sehingga cita-citamembangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai.
Selain itu, pembangunan pendidikan nasional juga diarahkan untuk membangunkarakter dan wawasan kebangsaan bagi peserta didik, yang menjadi landasan penting bagiupaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan RepublikIndonesia (NKRI). Dalam hal ini, pemerintah mempunyai kewajiban konstitusional untukmemberi pelayanan pendidikan yang dapat dijangkau oleh seluruh warga negara. Oleh karenaitu, upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitasmerupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan negaraIndonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu untuk melindungi segenap bangsadan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukankesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
UUD 1945 mengamanatkan mengenai pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negarasebagaimana diatur dalam Pasal 28C Ayat (1) bahwa setiap orang berhak mengembangkan dirimelalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperolehmanfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitashidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia, dan Pasal 31 Ayat (1) bahwa setiap warganegara berhak mendapat pendidikan.
Sesuai Ketentuan Umum Penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional berkewajiban untuk mencapaiVisi Pendidikan Nasional sebagai berikut:
Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat danberwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu danproaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut,Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025 menghasilkan:
INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF(Insan Kamil / Insan Paripurna)
Yang dimaksud dengan insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas secarakomprehensif, yang meliputi cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdasintelektual, dan cerdas kinestetis. Tabel berikut ini memberikan deskripsi yang lengkaptentang yang dimaksud dengan insan cerdas komprehensif dan kompetitif.
10
Tabel 2.1.Insan Cerdas Komprehensif dan Kompetitif
Visi Depdiknas lebih menekankan pada pendidikan transformatif, yang menjadikanpendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari masyarakat berkembang menujumasyarakat maju. Pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses transformasistruktural, yang menandai suatu perubahan dari masyarakat yang potensi kemanusiannyakurang berkembang menuju masyarakat maju dan berkembang yang mengaktualisasikanpotensi kemanusiannya secara optimal. Bahkan di era global sekarang, transformasi ituberjalan dengan sangat cepat yang kemudian mengantarkan pada masyarakat berbasispengetahuan ( ).
Di dalam masyarakat berbasis pengetahuan, peranan ilmu pengetahuan dan teknologisangat dominan. Masyarakat Indonesia yang indeks teknologinya masih rendah belum secaraoptimal memanfaatkan Iptek sebagai penggerak utama ( ) perubahan masyarakat.Pendidikan memfasilitasi peningkatan indeks teknologi tersebut, namun demikian,peningkatan indeks teknologi tidak semata-mata ditentukan oleh pendidikan, melainkan jugaoleh transfer teknologi yang biasanya menyertai investasi. Oleh karena itu, kebijakanpendidikan harus sinkron dengan kebijakan investasi.
Untuk itu, pendidikan harus terus-menerus melakukan adaptasi dan penyesuaiandengan gerak perkembangan ilmu pengetahuan modern dan inovasi teknologi maju, sehinggatetap relevan dan kontekstual dengan perubahan zaman. Pendidikan bertugas untukmenyiapkan peserta didik agar dapat mencapai peradaban yang maju melalui perwujudansuasana belajar yang kondusif, aktivitas pembelajaran yang menarik dan mencerahkan, sertaproses pendidikan yang kreatif.
Pendidikan juga menciptakan kemandirian baik pada individu maupun bangsa.Pendidikan yang menumbuhkan jiwa kemandirian menjadi sangat penting justru ketika duniadihadapkan pada satu sistem tunggal yang digerakkan oleh pasar bebas. Bangsa Indonesia sulitbertahan jika tidak memiliki kemandirian karena hidupnya semakin tergantung pada bangsa-bangsa yang lebih kuat. Selain itu, pendidikan harus menjadi bagian dari proses perubahan
knowledge based society
prime mover
11
Makna Insan Indonesia Cerdas Komprehensif Makna Insan Indonesia Kompetitif
Cerdasspiritual
• Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untukmenumbuhkan dan memperkuat keimanan,ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budipekerti luhur dan kepribadian unggul.
Cerdasemosional& sosial
• Beraktualisasi diri melalui olah rasa untukmeningkatkan sensitivitas dan apresiasivitas akankehalusan dan keindahan seni dan budaya, sertakompetensi untuk mengekspresikannya.
• Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang:– membina dan memupuk hubungan timbal balik;– demokratis;– empatik dan simpatik;– menjunjung tinggi hak asasi manusia;– ceria dan percaya diri;– menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat
dan bernegara; serta– berwawasan kebangsaan dengan kesadaran
akan hak dan kewajiban warga negara.
Cerdasintelektual
• Beraktualisasi diri melalui olah pikir untukmemperoleh kompetensi dan kemandirian dalamilmu pengetahuan dan teknologi.
• Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatifdan imajinatif.
Cerdaskinestetis
• Beraktualisasi diri melalui olah raga untukmewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas.
• Aktualisasi insan adiraga.
Kompetitif
• Berkepribadianunggul dangandrung akankeunggulan
• Bersemangat juangtinggi
• Mandiri• Pantang menyerah• Pembangun dan
pembina jejaring• Bersahabat dengan
perubahan• Inovatif dan
menjadi agenperubahan
• Produktif• Sadar mutu• Berorientasi global• Pembelajar
sepanjang hayat
bangsa menuju masyarakat madani, yakni masyarakat demokratis, taat, hormat, dan tundukpada hukum dan perundang-undangan, melestarikan keseimbangan lingkungan, danmenjunjung tinggi hak asasi manusia.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional, Misi Pendidikan Nasional adalah:
C. Misi Departemen Pendidikan Nasional
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikanyang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejakusia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untukmengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusatpembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilaiberdasarkan standar nasional dan global; dan
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikanberdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
Selaras dengan Misi Pendidikan Nasional tersebut,Depdiknas untuk tahun 2005-2009 menetapkan Misi sebagai berikut:
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MAMPU MEMBANGUN INSAN INDONESIACERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF
Untuk mewujudkan misi tersebut, Depdiknas menetapkan beberapa strategi danprogram yang disusun berdasarkan suatu skala prioritas. Salah satu bentuk dari prioritastersebut adalah penggunaan dana APBN/APBD dan dana masyarakat yang lebih ditekankanpada:
1. Upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan;2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; dan3. Peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pengelolaan pendidikan.
12
D. Tata Nilai Departemen Pendidikan Nasional
Depdiknas menyadari bahwa tata nilai yang ideal akan sangat menentukan keberhasilandalam melaksanakan proses pembangunan pendidikan sesuai dengan visi dan misi yang telahditetapkan. Penetapan tata nilai yang merupakan dasar sekaligus pemberi arah bagi sikap danperilaku semua pegawai dalam menjalankan tugas sehari-hari. Selain itu, tata nilai tersebutjuga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh pegawai dalam usaha mewujudkan visi dan misiDepdiknas.
Untuk itu, Depdiknas telah mengidentifikasi nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiappegawai ( ), nilai-nilai dalam melakukan pekerjaan ( ) serta nilai-nilai-nilai yang akan ditangkap oleh pemangku kepentingan pendidikan antaralain Pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pegawai, donatur, dunia pendidikan, danmasyarakat. Nilai masukan yang tepat akan mengantisipasi karakteristik calon pegawaiDepdiknas. Nilai masukan selanjutnya akan menjalankan nilai proses dengan baik dalammanajemen organisasi untuk meningkatkan mutu interaksi antar manusia di dalam strukturorganisasi Depdiknas. Selanjutnya nilai input dan nilai proses akan menghasilkan nilai keluaranyang akan memfokuskan Depdiknas pada hal-hal yang diharapkan dalam mencapai visi danmisi yang telah ditetapkan dengan lebih baik.
input values process values(stakeholders)
Grafik 2.1Tata Nilai Depdiknas
13
Nilai-nilai masukan ( ), yakni nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap pegawaiDepdiknas dalam rangka mencapai keunggulan, yang meliputi:
Memiliki integritas, bersikap jujur dan mampu mengemban kepercayaan.
Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai serta memahami bagaimanamengimplementasikannya.
Menunjukkan rasa ingin tahu, semangat berdedikasi serta berorientasi pada hasil.
Memahami resiko pekerjaan dan berkomitmen untuk mempertanggungjawabkan hasilkerjanya serta tidak tergantung kepada pihak lain.
Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiappermasalahan.
Taat pada tata tertib dan aturan yang ada serta mampu mengajak orang lain untuk bersikapyang sama.
Menyadari dan mau memahami serta memperhatikan kebutuhan dan kepentingan pihak lain.
Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuandan pengalaman serta mampu mengambil hikmah dan mejadikan pelajaran atas setiapkejadian.
Nilai-nilai proses ( ), yakni nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja diDepdinas, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkan, yang meliputi:
Bekerja berlandaskan pengetahuan dan informasi yang luas serta wawasan yang jauh kedepan.
Berinisiatif untuk memulai dari diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang baik sehinggamenjadi contoh bagi pihak lain.
Memberikan dorongan dan semangat bagi pihak lain untuk berusaha mencapai tujuanbersama.
Memberikan inspirasi dan memberikan dorongan agar pihak lain tergerak untukmenghasilkan karya terbaiknya.
Memberikan kesempatan dan mengoptimalkan daya usaha pihak lain sesuai kemampuannya.
Menjadi motor dan penggerak dalam pengembangan masyarakat menuju kondisi yang lebihberbudaya.
Mematuhi tata tertib, prosedur kerja, dan peraturan perundang-undangan.
Bekerja bersama berdasarkan komitmen, kepercayaan, keterbukaan, saling menghargai,dan partisipasi aktif bagi kepentingan Depdiknas.
Bekerja secara terukur dengan prinsip yang standar serta memberikan hasil kerja yang dapatdipertanggungjawabkan.
input values
process values
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Amanah
Profesional
Antusias dan bermotivasi tinggi
Bertanggung jawab dan mandiri
Kreatif
Disiplin
Peduli dan menghargai orang lain
Belajar sepanjang hayat
Visioner dan berwawasan
Menjadi teladan
Memotivasi ( )
Mengilhami ( )
Memberdayakan ( )
Membudayakan ( )
Taat azas
Koordinatif dan bersinergi dalam kerangka kerja tim
Akuntabel
motivating
inspiring
empowering
culture-forming
14
Nilai-nilai keluaran ( ), yakni nilai-nilai yang diperhatikan oleh para(Pemerintah, DPR, pegawai, donatur, dunia pendidikan, dan masyarakat lainnya), yang meliputi:
Memberikan hasil kerja yang baik dalam jumlah yang optimal melalui pelaksanaan kerja yangefektif dan efisien.
Menghasilkan dan memberikan hanya yang terbaik.
Mampu mengemban kepercayaan dan memberikan bukti berupa hasil kerja dalam usahapencapaian visi dan misi Depdiknas.
Peka dan mampu dengan segera menindaklanjuti tuntutan yang selalu berubah.
Mampu memprediksi dan tanggap terhadap perubahan yang akan terjadi, serta menghasilkangagasan dan pengembangan baru.
Terbuka atas kritik dan masukan serta mampu bersikap adil dan merata
output values stakeholders
•
•
•
•
•
•
Produktif (efektif dan efisien)
Gandrung mutu tinggi/
Dapat dipercaya (andal)
Responsif dan aspiratif
Antisipatif dan inovatif
Demokratis, berkeadilan, dan inklusif
service excellence
15
Bab III
18
KEBIJAKAN POKOK PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN NASIONAL
A. Pemerataan dan PerluasanAkses
Pemerataan dan perluasan akses pendidikan diarahkan pada upaya memperluas dayatampung satuan pendidikan serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua pesertadidik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda baik secara sosial, ekonomi, gender,lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik. Kebijakan iniditujukan untuk meningkatkan kapasitas penduduk Indonesia untuk dapat belajar sepanjanghayat dalam rangka peningkatan daya saing bangsa di era global, serta meningkatkanperingkat indeks pembangunan manusia (IPM) hingga mencapai posisi sama dengan atau lebihbaik dari peringkat IPM sebelum krisis. Untuk itu, sampai dengan tahun 2009 dilakukan upaya-upaya sistematis dalam pemerataan dan perluasan pendidikan, dengan mempertahankanAPM-SD pada tingkat 95%, memperluas SMP/MTs hingga mencapaiAPK 98,0% serta menurunkanangka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas hingga 5%.
Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun memperhatikan pelayanan yang adil dan merata bagipenduduk yang menghadapi hambatan ekonomi dan sosial-budaya (yaitu penduduk miskin,memiliki hambatan geografis, daerah perbatasan, dan daerah terpencil), maupun hambatanatau kelainan fisik, emosi, mental serta intelektual peserta didik. Untuk itu, diperlukanstrategi yang lebih efektif antara lain dengan membantu dan mempermudah mereka yangbelum bersekolah, putus sekolah, serta lulusan SD/MI/SDLB yang tidak melanjutkan keSMP/MTs/SMPLB yang masih besar jumlahnya, untuk memperoleh layanan pendidikan. Disamping itu, akan dilakukan strategi yang tepat untuk meningkatkan aspirasi masyarakatterhadap pendidikan, khususnya pada masyarakat yang menghadapi hambatan tersebut.
Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun akan menambah jumlah lulusan SMP/MTs/SMPLB setiaptahunnya, sehingga juga akan mendorong perluasan pendidikan menengah. Denganbertambahnya permintaan pendidikan menengah, Pemerintah juga melakukan perluasanpendidikan menengah terutama bagi mereka yang karena satu dan lain hal tidak dapatmenikmati pendidikan SMA yang bersifat reguler melalui SMA Terbuka dan Paket C, sehinggapada gilirannya mendorong peningkatan APM-SMA. Oleh karena SMA cenderung semakinmeluas jauh di atas SMK, maka Pemerintah lebih mempercepat pertumbuhan SMK diiringidengan upaya mendorong peningkatan program pendidikan kejuruan yang sesuai dengankebutuhan masyarakat yang terus berubah.
Pemerintah akan memperluas akses pendidikan tinggi untuk menjawab meningkatnyapartisipasi sekolah menengah. Meningkatnya angka partisipasi PT tersebut akan diiringi olehkebijakan yang mengarah pada pencapaian daya saing lulusan PT secara global. Secarabersamaan, dilakukan upaya untuk meningkatkan proporsi jumlah keahlian yang sesuaidengan kebutuhan pembangunan. Salah satu upaya untuk pemenuhan tersebut diantaranyamelalui peningkatan jumlah keahlian bidang vokasi melalui institusi politeknik. Selain itu,dikembangkan program yang merupakan upaya harmonisasi antarapendidikan kejuruan di SMK, pendidikan nonformal berkelanjutan, dan pendidikan vokasi. Disamping itu, peningkatanAPK PT dapat dicapai dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak berkebutuhan khusus untuk mendapat pelayanan pendidikan yang memadai.
Dengan mempertimbangkan keterbatasan kapasitas fiskal negara, strategi pemerataandan perluasan akses pendidikan tinggi lebih diarahkan pada peran partisipasi swasta dalam
community college
,
mendirikan lembaga pendidikan tinggi baru. Namun, strategi perluasan akan dikaitkan denganpencapaian mutu yang lebih baik dalam rangka peningkatan daya saing bangsa di era global.Untuk itu, pemerintah akan terus membenahi peraturan dan perundang-undangan sertamemperkuat kapasitas kelembagaan yang terkait dengan fungsi pengendalian dan penjaminanmutu.
Kebijakan perluasan pendidikan tinggi juga dilakukan searah dengan upaya membukakesempatan bagi calon mahasiswa yang berasal dari penduduk di atas usia ideal pendidikantinggi (>24 th) seperti karyawan, guru, tenaga spesialis industri, termasuk dalam pendidikannongelar dan pendidikan profesi yang mengutamakan penguasaan pengetahuan, keterampilandan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja industri.
Perluasan akses pendidikan tinggi juga dilakukan melalui pengembangan kapasitaspembelajaran digital jarak jauh yang semakin luas dan efektif. Universitas Terbuka daninstitusi sejenis lainnya ditugaskan untuk mengimplementasikan strategi ini, denganmemanfaatkan secara optimal TIK dalam proses pembelajaran, pengelolaan, dan aksesinformasi. Dalam kaitan itu, Ditjen Pendidikan Tinggi memprioritaskan investasi infrastrukturTIK untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada Universitas Terbuka danperguruan tinggi lainnya serta Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan.
Beberapa kebijakan strategis yang disusun dalam rangka memperluas pemerataan danakses pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Memperluas akses bagi anak usia 0-6 tahun, baik laki-laki maupun perempuan untukmemiliki kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensi yangdimiliki dan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan dalam mengikutipendidikan di SD/MI.
b. Menghapus hambatan biaya ( ) melalui pemberian bantuan operasionalsekolah (BOS) bagi semua siswa pada jenjang Dikdas baik pada sekolah umum maupunmadrasah yang dimiliki oleh pemerintah atau masyarakat, yang besarnya dihitungberdasarkan per siswa dikalikan dengan jumlah seluruh siswa pada jenjangtersebut. Di samping itu, dilakukan kebijakan pemberian bantuan biaya personalterutama bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin pada jenjang Dikdas melaluipemanfaatan BOS untuk tujuan tersebut. Secara bertahap BOS akan dikembangkanmenjadi dasar untuk penentuan satuan biaya pendidikan berdasarkan formula
yang memperhitungkan siswa miskin maupun kaya serta tingkat kondisiekonomi daerah setempat.
c. Membentuk bagi daerah terpencil yang berpenduduk jarang danterpencar, dengan menambahkan ruang belajar SMP di SD untuk menyelenggarakanprogram pendidikan SMP bagi lulusannya. Untuk mengatasi kesulitan tenaga pengajardalam kebijakan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan guru SD untuk mengajar diSMP pada beberapa mata pelajaran yang relevan atau dengan meningkatkan kompetensiguru sehingga dapat mengajar di SMP. Selain itu, dilakukan upaya memaksimalkanfasilitas yang sudah ada, baik ruang kelas maupun bangunan sekolah dengan membuatjaringan sekolah antara SMP dengan SD-SD yang ada di wilayah layanannya (
) serta menggabungkan SD-SD yang sudah tidak efisien lagi.
d. Memperluas akses bagi anak usia sekolah 7-15 tahun, baik laki-laki maupun perempuanyang tidak/belum terlayani di jalur pendidikan formal untuk memiliki kesempatanmendapatkan layanan pendidikan di jalur nonformal maupun program pendidikanterpadu/ inklusif bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus terutama untuk daerah-daerah yang tidak tersedia layanan pendidikan khusus luar biasa. Di samping itu, untukmemperluas akses bagi penduduk usia 13-15 tahun dikembangkan SMP Terbuka melaluioptimalisasi daya tampung dan pengembangan SMP Terbuka model maupun melaluimodel layanan pendidikan alternatif yang inovatif.
e. Memperluas akses bagi penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas baik laki-laki maupunperempuan untuk memiliki kesempatan mendapatkan layanan pendidikan keaksaraan
cost barriers
unit cost
(formula-based funding)
catchmentareas
”SD-SMP Satu Atap”
19
melalui jalur pendidikan nonformal. Perluasan kesempatan bagi penduduk buta aksaradilakukan dengan menjalin berbagai kerjasama dengan pendidikan, sepertiorganisasi keagamaan, organisasi perempuan, dan organisasi lain yang dapatmenjangkau lapisan masyarakat, serta PT.
f. Memfasilitasi peran serta masyarakat dalam memperluas akses sekolah menengah (SM),khususnya pada daerah-daerah yang memiliki lulusan SMP cukup besar. Di sisi lain, jugamengembangkan SM terpadu, yaitu pendidikan yang menyelenggarakan pendidikanumum dan kejuruan dalam satu satuan pendidikan. Bagi siswa yang berkebutuhankhusus, dilakukan kebijakan strategis dalam melaksanakan program pendidikan inklusif.
g. Memperluas akses terhadap pendidikan di SMK sesuai dengan kebutuhan dan keunggulanlokal. Perluasan SMK ini dilaksanakan melalui penambahan program pendidikankejuruan yang lebih fleksibel sesuai dengan tuntutan pasar kerja yang berkembang. Disamping itu, dilakukan upaya penambahan muatan pendidikan keterampilan di SMA bagisiswa yang akan bekerja setelah lulus.
h. Memperluas daya tampung PT yang ada dengan memberikan fasilitasi pada perguruantinggi untuk membuka program-program keahlian yang dibutuhkan masyarakat danmengalihfungsikan atau menutup sementara secara fleksibel program-program yanglulusannya sudah jenuh.
i. Memperluas kesempatan belajar pada perguruan tinggi yang lebih dititikberatkan padaprogram-program politeknik, pendidikan tinggi vokasi dan profesi yang berorientasilebih besar pada penerapan teknologi tepat guna untuk kebutuhan dunia kerja.
j. Memperluas kesempatan belajar sepanjang hayat bagi penduduk dewasa yang inginmeningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan hidup yang relevan dengankebutuhan masyarakat melalui program-program pendidikan berkelanjutan. Perluasankesempatan belajar sepanjang hayat dapat juga dilakukan dengan mengoptimalkanberbagai fasilitas pendidikan formal yang sudah ada sebagai bagian dari harmonisasipendidikan formal dan nonformal.
k. Memperhatikan secara khusus kesetaraan gender, pendidikan untuk layanan khusus didaerah terpencil dan daerah tertinggal, daerah konflik, perbatasan, dan lain-lain sertamengimplementasikannya dalam berbagai program secara terpadu.
l. Melaksanakan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE), serta advokasi kepadamasyarakat agar keluarga makin sadar akan pentingnya pendidikan serta maumengirimkan anak-anaknya ke sekolah dan/atau mempertahankan anaknya untuk tetapbersekolah.
m. Melaksanakan advokasi bagi pengambil keputusan, baik di eksekutif maupun legislatifdari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk memberikan perhatian yanglebih besar pada pembangunan pendidikan.
n. Memanfaatkan secara optimal sarana radio, televisi, komputer dan perangkat TIKlainnya untuk digunakan sebagai media pembelajaran dan untuk pendidikan jarak jauhsebagai sarana belajar alternatif selain menggunakan modul atau tutorial, terutamabagi daerah terpencil dan mengalami hambatan dalam transportasi, serta jarangpenduduk.
Kebijakan untuk pemerataan dan perluasan akses pendidikan dilakukan melalui penguatanprogram-program sebagai berikut:
adalah kebijakan yang menempatiurutan prioritas tertinggi dalam lima tahun ke depan. Hal ini sudah menjadi komitmen
stakeholder
,
1. Pendanaan biaya operasi Wajar Dikdas 9 Tahun;
20
nasional seperti yang tertera pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional. BOS dimaksudkan untuk menutup biaya minimal operasipembelajaran yang secara minimal memadai untuk menciptakan landasan yang kokohbagi upaya peningkatan mutu secara berkelanjutan. Dengan kebijakan BOS tersebut,pemerintah akan mewujudkan “pendidikan dasar gratis”, yang diartikan sebagai bebasbiaya secara bertahap.
merupakan kebijakan strategisberikutnya, yang akan dilakukan untuk mendukung perluasan akses dikdas dalamprogram Wajar Dikdas. Penyediaan sarana/prasarana SD/MI/sederajat mencakuppenambahan sarana untuk pendidikan layanan khusus dan rehabilitasi serta revitalisasisarana/prasarana yang rusak. Untuk SMP/MTs/sederajat, kegiatan ini diarahkan untukmembangun unit sekolah baru (USB), ruang kelas baru (RKB), laboratorium,perpustakaan, dan buku pelajaran, yang diharapkan juga akan berdampak padapeningkatan mutu Dikdas. Pembangunan USB/RKB diutamakan pada jenjangSMP/MTs/sederajat, untuk mencapai ketuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahunpada tahun 2008/2009.
juga merupakan kebijakan strategisuntuk mendukung program Wajar Dikdas 9 tahun. Rekrutmen tersebut dilakukan denganmempertimbangkan kecukupan jumlah dan kualifikasi guru profesional di berbagaijenjang dan jenis pendidikan, pemerataan penyebaran secara geografis, keahlian, dankesetaraan gender. Pemerataan secara geografis mempertimbangkan pengaturanmekanisme penempatan dan redistribusi guru, sistem insentif guru di daerah terpencil,pengangkatan guru tidak tetap secara selektif, serta tenaga pendidikan lainnya sepertipamong belajar pada jalur nonformal.
termasuk kebijakan strategis untukmendukung program Wajar. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan angkapartisipasi (APM/APK) Dikdas melalui program Paket A dan Paket B. Program ini sangatstrategis untuk menjangkau peserta didik yang memiliki berbagai keterbatasan untukmengikuti pendidikan formal, terutama anak-anak dari keluarga tidak mampu, daerahterpencil, daerah tertinggal, daerah konflik, atau anak-anak yang terpaksa bekerja.
merupakankebijakan dalam rangka memenuhi hak memperoleh pendidikan bagi penduduk butaaksara. Hal ini dimaksudkan mendorong penduduk usia >15 tahun untuk mengikutikegiatan keaksaraan fungsional agar memiliki kemampuan membaca, menulis,berhitung sesuai dengan standar kompetensi keberaksaraan. Melalui kebijakan strategisini diharapkan akan menurunkan jumlah penyandang tiga buta, yaitu buta aksara latindan angka arab, buta bahasa Indonesia dan buta pengetahuan dasar.
merupakan kebijakan untukmenyelenggarakan pendidikan khusus dan pendidikan inklusif sehingga memperluasakses pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan belajar karenakelainan fisik, emosional, mental, sosial, atau memiliki potensi bakat istimewa ataukecerdasan luar biasa.
adalah kebijakanuntuk penduduk yang kesulitan akses karena faktor sosial ekonomi, geografis, saranatransportasi dan komunikasi. Kelompok penduduk yang kurang beruntung karenaterisolasi atau hambatan lainnya, mendapat pelayanan khusus, antara lain melaluiSD/MI kecil/paket A, SMP/MTs kecil/paket B, SMP terbuka dan SD-SMP “satu atap”, gurukunjung dan kelas layanan khusus di SD (KLK), termasuk layanan dengan memanfaatkanTIK, seperti radio, televisi, komputer dan internet.
2. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan Wajar;
3. Rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan;
4. Perluasan pendidikan Wajar pada jalur nonformal;
5. Perluasan akses pendidikan keaksaraan bagi penduduk usia >15 tahun;
6. Perluasan akses SLB dan sekolah inklusif;
7. Pengembangan pendidikan layanan khusus bagi anak usia Wajar Dikdas yangmemerlukan layanan khusus (di daerah terpencil, daerah berpenduduk jarang danterpencar, daerah bencana, daerah konflik, serta anak jalanan);
21
8. Perluasan akses PAUD;
9. Pendidikan kecakapan hidup;
10. Perluasan akses SMA/SMK dan SM terpadu;
11. Perluasan akses perguruan tinggi;
12. Pemanfatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana pembelajaran jarakjauh;
13. Peningkatan peran serta masyarakat dalam perluasan akses SMA, SMK/SM Terpadu,SLB, dan PT;
merupakan kebijakan untuk mendorong terselenggaranyapelayanan pendidikan bagi anak-anak usia 0-6 tahun baik pada jalur pendidikan formalmaupun nonformal. Kegiatan Pemerintah lebih diarahkan untuk memberikan dukunganatau pemberdayaan bagi terselenggaranya pelayanan PAUD yang bermutu olehmasyarakat secara merata di seluruh pelosok tanah air. Hibah ( atau imbalswadaya akan diberikan untuk pengembangan PAUD, PAUD model, dan berbagai bentukintegrasi PAUD ke dalam berbagai pelayanan anak usia dini lainnya.
merupakan kebijakan strategis bagi peserta didik yangorang tuanya miskin dan orang dewasa miskin dan/atau pengangguran. Pendidikan iniakan memberikan kompetensi yang dapat dijadikan modal untuk usaha mandiri ataubekerja, mengingat masih besarnya jumlah mereka, maka kegiatan strategis ini menjadisangat penting peranannya bagi penanggulangan kemiskinan dan pengangguran.
arah kebijakan ini lebih untuk memperluasSMK untuk mencapai komposisi jumlah SMA dan SMK yang seimbang pada tahun 2009.Perluasan SMA lebih ditekankan pada partisipasi swasta. Kebijakan ini ditempuh setelahmelihat kenyataan bahwa bagian terbesar (65%) penganggur terdidik adalah lulusanpendidikan menengah (Sakernas, BPS 2004), yang dapat diartikan sebagai kurangnyaketerampilan lulusan pendidikan menengah untuk masuk lapangan kerja.
pemerataan dan perluasan akses pendidikan tinggimenargetkan pencapaian jumlah mahasiswa meningkat dari 14,3% (tahun 2004) menjadi18,0% pada tahun 2009. Investasi membangun institusi baru untuk pendidikan tinggiakademik (umum) lebih didorong pada peran swasta, sementara peran Pemerintah lebihpada pengembangan pendidikan vokasi dan pendidikan profesi pada perguruan tinggiyang sudah ada. Pendidikan tinggi akademik akan diperluas melalui penambahan ruangbelajar, laboratorium, ruang praktikum, serta perpustakaan dalam rangka menambahdaya tampung.
kegiatan prioritas ini ingin mengembangkan sistem pembelajaran jarak jauhdi perguruan tinggi, pendidikan formal dan pendidikan nonformal
untuk mendukung perluasan dan pemerataan pendidikan tinggi, pendidikan formal, danpendidikan nonformal. Teknologi informasi dan komunikasi akan dimanfaatkan secaraoptimal dalam fungsinya sebagai media pembelajaran jarak jauh, dan juga untukmemfasilitasi manajemen pendidikan.
kegiatan ini termasuk dalam prioritas kebijakan yang didasarkan padabeberapa pertimbangan: , bahwa kemampuan keuangan pemerintah masihterbatas untuk dapat memberikan pelayanan pendidikan yang seluas-luasnya sementaraitu ada potensi yang cukup besar pada masyarakat; , kecenderungan arahpembangunan pendidikan yang ingin lebih banyak melibatkan partisipasi swasta disegala aspek penyelenggaraan, termasuk investasi, pengelolaan, dan pengawasan;
, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional, Pemerintah Pusat akan lebih banyak memainkan perannya sebagaifasilitator pelayanan publik yang bertugas membuat kebijakan-kebijakan strategis,yang antara lain dilakukan melalui pengendalian dan penjaminan mutu, pengembanganstandar-standar, akreditasi, dan sertifikasi dalam rangka desentralisasi pendidikan.Peran yang demikian ingin mendorong terselenggaranya pelayanan pendidikan yangmandiri (otonom), baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat (swasta). Dalampemberian bantuan operasi penyelenggaraan pendidikan, Pemerintah tidak lagimembedakan antara kepemilikan negara dan masyarakat/swasta.
blockgrants)
(distance learning)
pertama
kedua
ketiga
22
B. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing di masa depan diharapkan dapatmemberikan dampak bagi perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya sehingga dapathidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya. Selain itu, upaya peningkatan mutu danrelevansi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta daya saing bangsa. Mutupendidikan juga dilihat dari meningkatnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilaihumanisme yang meliputi keteguhan iman dan takwa serta berakhlak mulia, etika, wawasankebangsaan, kepribadian tangguh, ekspresi estetika, dan kualitas jasmani. Peningkatan mutudan relevansi pendidikan diukur dari pencapaian kecakapan akademik dan nonakademik yanglebih tinggi yang memungkinkan lulusan dapat proaktif terhadap perubahan masyarakatdalam berbagai bidang baik di tingkat lokal, nasional maupun global.
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu pendidikanyang semakin meningkat yang mengacu pada standar nasional pendidikan (SNP). SNP meliputiberbagai komponen yang terkait dengan mutu pendidikan mencakup standar isi, standarproses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standarsarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaianpendidikan. Pemerintah mendorong dan membimbing satuan-satuan dan program (studi)pendidikan untuk mencapai standar yang diamanatkan oleh SNP. Standar-standar tersebutdigunakan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kinerja satuan dan programpendidikan, mulai dari PAUD, Dikdas, pendidikan menengah (Dikmen), PNF , sampai denganpendidikan tinggi (Dikti).
23
Program strategis yang ditetapkan dalam rangka pemerataan dan perluasan akses pendidikandigambarkan pada grafik 3.1.
Grafik 3.1Kebijakan Dalam Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan
1.2 1.3
1.4
1.5
1.6
1.8
1.7
1.13
1.12
1.11
1.10
1.9 1.1
Pendanaan Biaya
Operasional Wajar
Dikdas 9 Tahun
Penyediaan Sarana
dan Prasarana
Pendidikan Wajar
Rekruitmen Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan
Perluasan akses
pendidikan Wajar
pada jalur nonformal
Perluasan Akses
Pendidikan Keaksaraan
>15 Tahun
Perluasan Akses
Sekolah Luar Biasa
dan Sekolah Inklusif
Pengembangan
Pendidikan Layanan
Khusus bagi Anak Usia
Wajar yang Memerlukan
Layanan Khusus
Perluasan Akses
Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
Pendidikan
Kecakapan Hidup
Perluasan Akses
SMA/SMK dan SM
Terpadu
Perluasan Akses
Perguruan Tinggi
Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan
Komunikasi sebagai
Sarana Pembelajaran
Jarak Jauh
Peningkatan peran
serta Masyarakat
dalam Perluasan Akses
SMA, SMK/SM Terpadu,
SLB, dan PT
PEMERATAAN &PERLUASAN AKSES
PENDIDIKAN
Peningkatan mutu pendidikan semakin diarahkan pada perluasan inovasi pembelajaranbaik pada pendidikan formal maupun nonformal dalam rangka mewujudkan proses yangefisien, menyenangkan dan mencerdaskan sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkatperkembangan peserta didik. Pengembangan proses pembelajaran pada PAUD serta kelas-kelas rendah sekolah dasar lebih memperhatikan prinsip perlindungan dan penghargaanterhadap hak-hak anak dengan lebih menekankan pada upaya pengembangan kecerdasanemosional, sosial, dan spiritual dengan prinsip bermain sambil belajar. Peningkatan mutupendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi semakin memperhatikan pengembangankecerdasan intelektual dalam rangka memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi disamping memperkokoh kecerdasan emosional, sosial, dan spritual peserta didik.
Upaya peningkatan mutu dan relevansi pendidikan secara berkelanjutan akan dilakukanoleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan secara terpadu yangpengelolaannya dikoordinasikan secara terpusat. Dalam pelaksanaannya koordinasi tersebutdidelegasikan kepada gubernur atau aparat vertikal yang berkedudukan di provinsi.Manajemen mutu tersebut akan dilaksanakan melalui kebijakan strategis sebagai berikut.
1. Mengembangkan dan menetapkan standar nasional pendidikan sesuai dengan PeraturanPemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai dasaruntuk melaksanakan penilaian pendidikan, peningkatan kapasitas pengelolaanpendidikan, peningkatan sumberdaya pendidikan, akreditasi satuan dan programpendidikan, serta upaya penjaminan mutu pendidikan.
2. Melaksanakan evaluasi pendidikan melalui ujian sekolah oleh sekolah dan ujian nasionalyang dilakukan oleh sebuah badan mandiri yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan(BSNP). Ujian nasional mengukur ketercapaian kompetensi siswa/ peserta didikberdasarkan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan secara nasional ( ).Hasil ujian nasional tidak merupakan satu-satunya alat untuk menentukan kelulusansiswa pada setiap satuan pendidikan tetapi terutama sebagai sarana untuk melakukanpemetaan dan analisis mutu pendidikan yang dimulai dari tingkat satuan pendidikan,kabupaten/kota, provinsi sampai tingkat nasional.
3. Melaksanakan penjaminan mutu ( ) melalui suatu proses analisis yangsistematis terhadap hasil ujian nasional dan hasil evaluasi lainnya yang dimaksudkanuntuk menentukan faktor pengungkit dalam upaya peningkatan mutu, baik antarsatuanpendidikan, antarkabupaten/kota, antarprovinsi, atau melalui pengelompokan lainnya.Analisis dilakukan oleh Pemerintah bersama pemerintah provinsi yang secara teknisdibantu oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) pada masing-masingwilayah. Berdasarkan analisis itu, diberikan intervensi terhadap satuan dan program(studi) pendidikan di antaranya melalui: pendidikan dan pelatihan terutamapengembangan proses pembelajaran efektif, pemberian bantuan teknis, pengadaan danpemanfaatan sumberdaya pendidikan, serta pemanfaatan ICT dalam pendidikan. Disamping itu untuk mempercepat tercapainya pemerataan mutu pendidikan dilakukanpemberian bantuan yang diarahkan pada satuan pendidikan yang belum mencapaistandar nasional.
4. Melakukan tindakan afirmatif dengan memberikan perhatian lebih besar pada satuanpendidikan yang kualitasnya rendah, baik dilihat dari input, proses, maupun outputnya.
5. Melaksanakan akreditasi satuan dan/atau program pendidikan untuk menentukan statusakreditasinya masing-masing. Penilaian dilakukan setiap lima tahun dengan mengacupada SNP. Akreditasi juga dapat menggunakan rata-rata hasil ujian nasional dan/atauujian sekolah sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan status akreditasi tersebut.Hasil akreditasi dijadikan sebagai landasan untuk melakukan program pengembangankapasitas dan peningkatan mutu setiap satuan atau program pendidikan. Pelaksanaanakreditasi ini dilakukan secara independen oleh Badan Akreditasi Nasional PerguruanTinggi (BAN-PT), Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah (BAN-SM), dan BadanAkreditasi Nasional Pendidikan Nonformal (BAN-PNF).
benchmark
quality assurance
24
Kebijakan untuk peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan dilakukan melaluipenguatan program-program sebagai berikut:
merupakanKebijakan strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dengan adanya SNPdan BSNP, penataan berbagai aspek yang menunjang perbaikan mutu akan disusun, diujicoba dan diterapkan serta dikembangkan secara bertahap pada setiap satuan, jenis,jenjang, dan jalur pendidikan nasional.
untuk mewujudkan sistem pengawasan dan penjaminan mutu secara berkelanjutan.Karena itu perlu dikembangkan dan dikelola mekanisme pengawasan danpengendalian mutu pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan.Kegiatan utamanya antara lain: pembentukan BAN-SM, BAN-PNF, BAN-PT; menyusundan menetapkan mekanisme pengawasan dan penjaminan mutu pendidikan;menyusun dan menetapkan mekanisme pengawasan; evaluasi; dan ujian nasionaluntuk mengukur ketercapaian standar pendidikan yang telah ditetapkan; sertapengembangan kapasitas pengelolaan pendidikan di tingkat pusat, provinsi,kabupaten/kota, serta satuan pendidikan.
bertujuanuntuk membandingkan kemampuan peserta didik Indonesia dengan anak di negara-negara lain dalam kemampuan/keterampilan matematika, sains, dan membacasehingga mutu dan daya saing tingkat internasional peserta didik dapat ditingkatkansecara kompetitif.
akreditasi merupakan kebijakan strategis dalam penilaian kelayakan program dan/atausatuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam rangkapeningkatan mutu dan relevansi pendidikan di setiap satuan pendidikan,kabupaten/kota, dan provinsi. Hasil penilaian akreditasi digunakan sebagai salah satufaktor untuk menentukan bentuk dan besarnya bantuan yang perlu diberikan kepadasatuan pendidikan dan pemerintah daerah.
merupakan kebijakan yang strategis dalam
rangka membenahi persoalan guru secara mendasar. Sebagai tenaga profesional,guru harus memiliki sertifikat profesi dari hasil uji kompetensi. Sesuai dengan usahadan prestasinya, guru akan memperoleh imbal jasa, insentif, dan penghargaan, atausebaliknya, disinsentif atas tidak terpenuhinya standar profesi oleh seorang guru.Pendidikan profesi guru dan sistem sertifikasi profesi pendidik akan dikembangkanbaik untuk calon guru ( ) maupun untuk guru yang sudah bekerja (
). Standar profesi guru akan dikembangkan sebagai dasar bagi penilaiankinerja guru yang dilakukan secara berkelanjutan atas dasar kinerjanya baik padatingkat kelas maupun satuan pendidikan.
kebijakan yang strategis dalam rangka membenahi persoalan pembinaan danpengembangan pendidik dan tenaga kependidikan nonformal. Sebagai tenagaprofesional yang harus memiliki sertifikat profesi dari hasil uji kompetensi, sesuaidengan usaha dan prestasinya untuk memperoleh imbal jasa, insentif, danpenghargaan, atau sebaliknya, disinsentif atas tidak terpenuhinya standar profesi.Standar profesi pendidik dan tenaga kependidikan nonformal (tutor dan tenagalapangan pendidikan nonformal) akan dikembangkan sebagai dasar bagi pembinaandan pengembangan serta penilaian kinerjanya, yang dilakukan secaraberkelanjutan.
1. Implementasi dan penyempurnaan SNP dan penguatan peran Badan SNP;
2. a. Pengawasan dan penjaminan mutu secara terprogram dengan mengacu pada SNP;
2. b. Survai mutu pendidikan terhadap standar internasional;
3. Perluasan dan peningkatan mutu akreditasi oleh BAN-SM, BAN-PNF dan BAN-PT;
4. . Pengembangan guru sebagai profesi;
4. b. Pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan nonformal;
a
benchmarking
pre service inservice
25
5. Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;
6. Perbaikan dan pengembangan sarana dan prasarana;
7. Perluasan pendidikan kecakapan hidup;
8. Pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal di setiap kabupaten/kota;
9. Pembangunan sekolah bertaraf internasional di setiap provinsi/kabupaten /kota;
10. Mendorong jumlah jurusan di PT yang masuk dalam 100 besar Asia atau 500 besarDunia;
11. Akselerasi jumlah program studi kejuruan, vokasi, dan profesi;
12. a. Peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah dan HAKI;
peningkatan kualitaspendidik dan tenaga kependidikan dilaksanakan dengan pemetaan profil kompetensipendidik dan tenaga kependidikan dikaitkan dengan SNP, analisis kesenjangankompetensi, serta penyusunan program dan strategi peningkatan kompetensi menujupada tercapainya SNP.
merupakan kegiatan strategisyang ditujukan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana pendidikanyang rusak terutama pada Dikdas untuk meningkatkan keamanan/keselamatan,kenyamanan, dan kualitas proses pembelajaran. Untuk mencapai mutu pendidikansesuai dengan standar nasional pendidikan dikembangkan sarana dan prasaranapendidikan terutama buku pelajaran dan buku penunjang laboratorium, perpustakaan,ruang praktek, sarana olah raga, sarana ibadah, dan sarana pendidikan lainnya.
merupakan kegiatan strategis dalampeningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang mencakup pengembangan pendidikankecakapan hidup yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dalam rangkapengembangan kompetensi, kepribadian, kewarganegaraan, intelektual, estetika, dankinestik pada berbagai satuan, jenis, jenjang, dan jalur pendidikan. Tujuannya agarkeluaran pendidikan memiliki keterampilan untuk menghadapi tantangan kehidupanyang terus berkembang secara mandiri.
perluasan satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal oleh pemerintah daerahdilaksanakan dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional yang secara bertahap akan dikembangkan padasetiap provinsi dan kabupaten/kota. Dalam lima tahun ke depan, diharapkan terdapatsekurang-kurangnya satu satuan pendidikan di setiap jenis, jenjang, dan jalurpendidikan di setiap kabupaten/kota.
untuk meningkatkan daya saing bangsa, perlu dikembangkan sekolah bertarafinternasional pada tingkat kabupaten/kota melalui kerja sama yang konsisten antaraPemerintah dengan pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan, untukmengembangkan SD, SMP, SMA dan SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112 unit diseluruh Indonesia.
melalui investasi yang signifikan pada sumber-sumber daya pendidikan yangutama seperti dosen, laboratorium, penelitian dan pengembangan, publikasi,perpustakaan yang memadai, serta manajemen pelayanan yang efektif dan akuntabel,sehingga pada tahun 2009 jumlah jurusan yang masuk dalam 100 besar di Asia atau 500besar dunia dapat dicapai.
investasi dilakukanuntuk pengembangan satuan pendidikan pada perguruan tinggi dan sekolah-sekolahmenengah kejuruan, dan pendidikan nonformal. Pendidikan kejuruan, advokasi, profesimembutuhkan kualifikasi kompetensi untuk memasuki pasar tenaga kerja, sehinggaperlu ada penguatan agar selalu dapat mengacu dan memenuhi tuntutan lapangankerja, standar kualifikasi kerja, profesionalisme, dan produktifitas kerja yang terusberkembang dalam memenuhi standar nasional dan internasional.
kegiatan ini berkaitandengan peran perguruan tinggi yang memiliki otonomi keilmuan dengan melakukanpenelitian dan pengembangan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi. Perguruan tinggi didorong untuk mampu memberikan pemikiran dan
26
temuan/inovasi yang bermanfaat, baik untuk kepentingan pembangunan maupununtuk pengembangan pengetahuan.
bPemberian bekal kepemimpinan serta jiwa yang memadai bagimahasiswa yang mandiri untuk menghadapi tantangan dan kemajuan iptek, sertapeka terhadap peluang dan perubahan.
kegiatan iniberupa pengembangan sistem, metode, dan materi pembelajaran dengan menggunakanTIK. Kegiatan ini juga akan mengembangkan sistem jaringan informasi sekolah,infrastruktur dan SDM untuk mendukung implementasinya, baik untuk kepentinganmanajemen pendidikan maupun proses pembelajaran. Dengan menggunakan TIK dalampendidikan siswa pada sekolah reguler, warga belajar pada pendidikan nonformal dansiswa yang memerlukan layanan pendidikan khusus, secara adil dapat memperolehpendidikan yang bermutu dan relevan.
Program strategis peningkatan mutu dan relevansi pendidikan secara keseluruhan dapatdigambarkan pada grafik 3.2.
12. . Peningkatan kreativitas, , dan kepemimpinan mahasiswa;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan;
entrepreneurshipentrepreneur
27
Grafik 3.2Kebijakan Dalam Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
2.2a
2.4a
2.2.b
2.5
2.6
2.7
2.9
2.8
2.10
2.11
2.12a
2.12b
2.13
2.4b
Implementasi dan Penyempurnaan
SNP dan Penguatan Peran Badan
Standar Nasional Pendidikan
2.1
Pengawasan dan
Penjaminan Mutu secara
Terprogram dengan
Mengacu pada SNP
Survai Benchmarking
Mutu Pendidikan
Terhadap Standar
Internasional
Pengembangan Guru
sebagai Profesi
2.3
Perluasan dan Peningkatan Mutu
Akreditasi oleh BAN-SM, BAN-PNf dan
BAN-PT
Pembinaan dan
Pengembangan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan
Nonformal
Pengembangan
Kompetensi Pendidikan
dan Tenaga
Kependidikan
Perbaikan dan
Pengembangan Sarana
dan Prasarana
Perluasan Pendidikan
Kecakapan Hidup
Peningkatan Kreativitas,
Entrepreneurship, dan
Kepemimpinan
Mahasiswa
Pengembangan Sekolah
Berbasis Keunggulan
Lokal di Setiap
Kabupaten/Kota
Pembangunan Sekolah
Bertaraf Internasional di
Setiap Provinsi/
Kabupaten/Kota
Mendorong Jumlah
Jurusan di PT yang Masuk
dalam 100 Besar Asia atau
500 BesarDunia
Akselerasi Jumlah
Program studi Kejuruan,
Vokasi, dan Profesi
Peningkatan Jumlah dan
Mutu Publikasi Ilmiah
dan HAKI
Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan
Komunikasi dalam
Pendidikan
PENINGKATANMUTU, RELEVANSI &
DAYA SAING
C. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik
Tujuan jangka panjang Depdiknas adalah mendorong kebijakan sektor agar mampumemberikan arah reformasi pendidikan secara efektif, efisien dan akuntabel. Kebijakan inidiarahkan pada pembenahan perencanaan jangka menengah dengan menetapkan kebijakanstrategis serta program-program yang didasarkan pada urutan prioritas. Di samping itu,disusun pula pola-pola pendanaan bagi keseluruhan sektor berdasarkan prioritas, baik darisumber Pemerintah, orang tua maupun lain di setiap tingkat pemerintahan.
Pengelolaan pendidikan nasional menggunakan pendekatan secara menyeluruh darisektor pendidikan ( ) yang bercirikan (a) program kerja disusun secarakolaboratif dan sinergis untuk menguatkan implementasi kebijakan pada semua tingkatan, (b)reformasi institusi dilaksanakan secara berkelanjutan yang didukung program pengembangankapasitas, dan (c) perbaikan program dilakukan secara berkelanjutan dan didasarkan padaevaluasi kinerja tahunan yang dilaksanakan secara sistematis dan memfungsikan peran-peran
yang lebih luas.Pemerintah melaksanakan pengembangan kapasitas institusi pendidikan secara sistemik
dan terencana dengan menggunakan pendekatan keseluruhan sektor tersebut di atas. Strategipengembangan kapasitas lebih diarahkan pada proses manajemen perubahan secara
atau perubahan yang didorong secara internal. Perubahan yang didorong secarainternal akan lebih menjamin terjadinya perubahan secara berkelanjutan, menumbuhkanrasa kepemilikan, kepemimpinan, serta komitmen bersama.
Kebijakan tata kelola dan akuntabilitas meliputi sistem pembiayaan berbasis kinerjabaik di tingkat satuan pendidikan maupun pemerintah daerah, dan manajemen berbasissekolah (MBS), untuk membantu Pemerintah dan pemerintah daerah dalam mengalokasikansumberdaya serta memonitor kinerja pendidikan secara keseluruhan. Di samping itu, peranserta masyarakat dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan kinerja pendidikanditingkatkan melalui peran komite sekolah/satuan pendidikan dan dewan pendidikan.
Pemerintah bertekad mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN sertamemberikan pelayanan yang lebih bermutu, efektif, dan efisien sesuai kebutuhanmasyarakat. Pemerintahan yang bersih dari KKN diwujudkan melalui internalisasi etos kerjaserta disiplin kerja yang tinggi sebagai bentuk akuntabilitas aparatur negara serta perwujudanprofesionalisme aparatur. Untuk itu, segenap aparatur yang ada di Departemen PendidikanNasional perlu meningkatkan kinerjanya untuk mewujudkan pelayanan yang bermutu, meratadan adil di dalam suatu tata kelola pemerintahan yang sehat. Aparatur juga perlu mengubah
atas perilaku dan sikap seorang birokrat menjadi pelayan masyarakat yangprofesional.
Kebijakan perwujudan tata kelola pemerintahan yang sehat dan akuntabel dilakukansecara intensif melalui sistem pengendalian internal (SPI), pengawasan masyarakat, sertapengawasan fungsional yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pemerintah mengembangkandan melaksanakan SPI pada masing-masing satuan kerja dalam mengelola kegiatan pelayananpendidikan sehari-hari. Pengawasan fungsional dilakukan oleh Inspektorat Jenderal, BadanPengawas Keuangan RI, dan BPKP terhadap hasil pembangunan pendidikan, sedangkanpengawasan masyarakat dilakukan langsung oleh individu-individu atau anggota masyarakatyang mempunyai bukti-bukti penyalahgunaan wewenang
Sejalan dengan pembagian kewenangan antartingkat pemerintahan berdasarkanotonomi dan desentralisasi, pemerintah pusat mengkoordinasikan manajemen mutupendidikan, sedangkan pemerintah daerah berperan dalam manajemen sarana/prasarana danoperasional layanan pendidikan. Untuk peningkatan efisiensi dan mutu layanan, diperlukanpengembangan kapasitas daerah serta penataan tata kelola pendidikan yang sehat danakuntabel, baik pada tingkat satuan pendidikan maupun tingkat kabupaten/kota. Dalamkaitan itu, pemerintah daerah lebih berperan dalam mendorong otonomi satuan pendidikanmelalui pengembangan kapasitas dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu.
Berdasarkan pembagian kewenangan tersebut di atas terdapat fungsi-fungsi baru yangharus dijalankan oleh pusat maupun daerah. Untuk itu dikembangkan mekanisme yang akanmengatur berbagai fungsi baru yang telah diidentifikasi tersebut dalam suatu struktur, sistemdan mekanisme yang baru didukung oleh peraturan perundangan yang sesuai. Berbagai
stakeholder
sector-wide approach
stakeholder
endogeneous
mindset
.
28
identifikasi dan kajian mengenai pentingnya fungsi dan institusi baru yang diperlukan untukpelayanan pendidikan dalam masa otonomi dan desentralisasi dilakukan secara komprehensifoleh Depdiknas.
Sesuai dengan kerangka pengaturan dan kerangka institusional, disusun kebijakan untukmendorong terjadinya penguatan kapasitas satuan pendidikan dan program pada setiaptingkatan pemerintahan. Penguatan kapasitas satuan pendidikan atau program pendidikandiorientasikan untuk mencapai status kapasitas tertinggi, yaitu dapat memenuhi atau di atasSNP. Pengembangan kapasitas dilakukan untuk mendorong agar sebagian besar satuanpendidikan yang masih berada di bawah SNP secara bertahap akan diperkuat sehingga mampumelampaui SNP. Bagi satuan pendidikan yang sudah memenuhi SNP, akan didorong untukmemacu mutunya lebih tinggi lagi hingga dapat mencapai standar internasional. Pada tahun2009, Pemerintah akan mendorong peningkatan proporsi satuan pendidikan untuk dapatmencapai sama atau di atas SNP setidak-tidaknya mencapai 25% SD/MI, 40% SMP/MTs, 50%SMA/MA, dan 50% SMK/MAK pada tahun 2009.
Pengembangan kapasitas diarahkan pada peningkatan kemampuan Kabupaten/kotasecara sistematis untuk memberikan pelayanan pendidikan yang efektif dan akuntabel sesuaidengan SNP. Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan pendidikan pada kabupaten/kotadikembangkan dan diremajakan indikator-indikator kinerja pengelolaan layanan pendidikan,baik pada jalur formal maupun nonformal yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Dalamjangka menengah diperkuat kapasitas pengelolaan layanan pendidikan terhadapkabupaten/kota sehingga dapat menambah kabupaten/kota yang memiliki kapasitaspelayanan sesuai dengan SNP.
Penguatan kapasitas pendidikan tinggi dilakukan melalui pengembangan mekanismeuntuk mewujudkan kesehatan organisasi dan otonomi masing-masing perguruan tinggi. Secarakeseluruhan, upaya tersebut dilakukan dengan menetapkan sistem, mekanisme, norma-norma, dan standar yang relevan yang dapat dijadikan acuan bagi masing-masing perguruantinggi untuk meningkatkan kesehatan institusinya. Pada tahun 2009, diharapkan mekanismekerja institusi dan aturan perundangan yang diperlukan sudah dapat diselesaikan.
Pengembangan kapasitas bagi setiap tingkat pemerintahan harus diarahkan padapeningkatan efisiensi pendidikan sebagai berikut:
1. Pada tingkat Pemerintah, prioritas pengembangan kapasitas mencakup penataankelembagaan, penguatan sistem advokasi strategis dan monitoring, perbaikan sisteminformasi kinerja dalam memetakan pencapaian SNP oleh satuan pendidikan danpemerintah daerah.
2. Pada tingkat provinsi, pengembangan kapasitas harus lebih diarahkan pada peningkataninstitusi pengelola dalam melaksanakan fungsi dekonsentrasi, yaitu kemampuanprovinsi sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dalam mengelola pelaksanaankegiatan yang menjadi wewenang pusat, misalnya pengendalian mutu, penjaminanmutu, evaluasi dan monitoring program, serta akreditasi. Kapasitas provinsi juga perluditingkatkan dalam melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan antarkabupaten/kota.
3. Pada tingkat kabupaten/kota, perlu penguatan kapasitas dalam menyusun kebijakan,rencana strategis dan operasional, sistem informasi dan sistem pembiayaan dalamrangka meningkatkan mutu pelayanan pendidikan. Kabupaten/kota berfungsi sebagaifasilitator yang memberikan kemudahan dan otonomi yang lebih luas bagi satuanpendidikan dalam upaya mencapai kemandirian.
4. Pada pendidikan tinggi, terutama dalam masa transisi dari sentralisasi menuju masadesentralisasi, pengembangan kapasitas dilakukan untuk mewujudkan perguruan tinggiyang memiliki keleluasaan dalam pelayanan pendidikan tinggi yang bermutu secarasehat dan akuntabel. Perguruan tinggi yang sehat memiliki kapasitas untuk meresponlingkungan yang berubah secara otonom dan unik.
5. Pada satuan pendidikan, penguatan kapasitas tercermin dari kemampuan satuanpendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran efektif untuk mencapai standar
29
nasional pendidikan. Untuk itu, perlu ditingkatkan kemampuan kepala sekolah,pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya dalam memanfaatkan sumber dayapendidikan agar mendorong kegiatan belajar peserta didik secara optimal.
Dalam rangka peningkatan akuntabilitas satuan pendidikan, sistem monitoring danevaluasi ditata melalui mekanisme pelaporan kinerja satuan pendidikan. Peningkatanakuntabilitas dilakukan melalui pemberian bantuan bagi kabupaten/kota untuk melakukanmonitoring kinerja pada satuan pendidikan. Melalui suatu tata kelola sistem audit kinerjaakan lebih difokuskan pada pelaksanaan yang tepat sasaran.dilengkapi dengan dana pendamping dari penerima sehingga dapat menimbulkan rasakepemilikan dari suatu program pembangunan.
Dengan strategi-strategi tersebut di atas akuntabilitas publik dapat diwujudkan secarasehat melalui peningkatan fungsi kontrol dari pendidikan dalam rangkameningkatkan efisiensi layanan pendidikan. Diharapkan dalam lima tahun yang akan datang(tahun 2009) informasi tentang kinerja satuan pendidikan dapat diakses oleh keluarga danmasyarakat. SMK dan pendidikan tinggi vokasi didorong untuk menyediakan layanan informasitentang penempatan kerja lulusannya sebagai bagian dari akuntabilitas satuan pendidikan.
Penerapan ICT akan dimanfaatkan secara optimal untuk membantu merealisasikanmanajemen pendidikan yang transparan dan akuntabel. Model penerapannya dapatdiwujudkan melalui media yang memuat informasi dan laporan perencanaan danpelaksanaan kebijakan kepada publik atau pendidikan lainnya. Dengan mediatersebut, partisipasi masyarakat dalam bentuk usulan, kritik, atau informasi lainnya dapatdiakomodasi secara lebih mudah dan terbuka kepada pembuat kebijakan.
Kebijakan dalam rangka peningkatan tata kelola akuntabilitas, dan pencitraan publikpendidikan secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut:
untuk mewujudkan pengelolaan pendidikan yang bersih efektif, efisien, produktif danakuntabel. Sistem pengendalian internal sangat penting dikembangkan gunamendeteksi penyimpangan secara dini dan menumbuhkan tanggung jawab melaluiproses evaluasi diri. Sistem ini tidak hanya dikembangkan dalam pengelolaan pendidikandi tingkat pusat, tetapi hingga tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Keterlibatanmasyarakat dalam pengawasan pembangunan pendidikan juga ditingkatkan
pada tahapan ini,menetapkan program pengembangan aparat pengawas, menjadi fokus utama di sampingpengembangan sistem pengawasan Inspektorat Jenderal Depdiknas. Standarkompetensi auditor telah disusun dan direncanakan digunakan sebagai standar untukmengukur kompetensi auditor dan mendisain pengembangan kompetensi melaluipendidikan formal atau nonformal. Pengembangan sistem pengawasan dilakukanmelalui pengembangan teknik pengawasan dan pendekatan pengawasan. Audit kinerjasebagai suatu teknik pengawasan dan kemitraan sebagai suatu pendekatan audit yangdikembangkan untuk meningkatkan kapasitas pengawasan yang lebih baik. Pada saat iniaudit kinerja dilaksanakan pada pengawasan perguruan tinggi.
kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas nasional dalam perencanaan,pengelolaan, dan penyelenggaraan pelayanan pendidikan berbasis kinerja, melalui: (a)perbaikan kapasitas untuk merancang dan melaksanakan kebijakan, strategi, danprogram-program Renstra Diknas 2005-2009; (b) pengembangan strategi manajemenkurikulum, bahan ajar dan manajemen pembelajaran untuk identifikasi, advokasi, danpenyebarluasan praktek-praktek terbaik ( ) dalam pengelolaan pendidikantingkat kabupaten/kota dan/atau satuan pendidikan; dan (c) mengembangkan sistemkerja sama untuk perencanaan, pengelolaan, dan monitoring kinerja sistem pendidikansecara menyeluruh. Program pengembangan kapasitas pusat/provinsi bertujuan untukmemberikan bantuan teknis, monitoring kinerja, dan manajemen strategis kepadakabupaten/kota dan satuan pendidikan.
,block grants Block grants
stakeholder
on-linestakeholder
,
best practices
1. Peningkatan sistem pengendalian internal berkoordinasi dengan BPKP dan BPK;
2. Peningkatan kapasitas dan kompetensi aparat Inspektorat Jenderal;
3. Peningkatan kapasitas dan kompetensi aparat perencanaan dan penganggaran;
.
30
4. Peningkatan kapasitas dan kompetensi managerial aparat;
5. Peningkatan ketaatan pada peraturan perundang-undangan;
6. Penataan regulasi pengelolaan pendidikan dan penegakkan hukum di bidangpendidikan;
7. Peningkatan citra dan layanan publik
8. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pengelola pendidikan;
9. Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan KKN;
10. Intensifikasi tindakan-tindakan preventif oleh Inspektorat Jenderal;
11. Intensifikasi dan ekstensifikasi pemeriksaan oleh Itjen, BPKP, dan BPK;
untuk meningkatkanakuntabilitas pengelolaan pendidikan perlu dilakukan pengembangan kapasitasaparatur pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Pengembangan kapasitas parapengelola pendidikan dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengembangan kapasitaspengelola pendidikan pada tingkat pemerintahan (pusat, provinsi dan kabupaten/kota)dan pengelola pelayanan pada tingkat satuan pendidikan. Pengembangan kapasitaspengelola dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan pengelola dalam pelayananpendidikan yang efektif, inovatif, efisien, dan akuntabel.
beberapa kegiatan untukmendorong dan mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kedisiplinan,kinerja, dan akuntabilitas seluruh aparat pengelola pendidikan, melalui peningkatanpengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
menjawab berbagai permasalahan dan tantangan masa depan pendidikan,instrumen peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman, standar, dan aturanpelaksanaan teknis lainnya menjadi prioritas yang tidak kalah penting untuk terusdisempurnakan dan dikembangkan serta penegakkan hukum di bidang pendidikanditingkatkan.
; di samping terus melakukan dan memantauprogram, kebijakan, dan kegiatan pembangunan nasional, Depdiknas juga perlumelakukan sosialisasi kepada publik tentang apa yang direncanakan, yang telahdilakukan, dan bagaimana melakukan perbaikan. Selain untuk melakukan sosialisasi,paparan kepada publik juga dapat menjadi sarana peningkatan citra Depdiknas danSisdiknas itu sendiri. Melalui paparan tersebut, diharapkan ada masukan dari seluruhmasyarakat, khususnya pemerhati pendidikan nasional.
pada era desentralisasipendidikan ada gejala penurunan kualitas dan kompetensi pengelola pendidikan baikyang berada di pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan. Untuk ini,berbagai bentuk dan model pendidikan dan pelatihan untuk pemenuhan kebutuhantersebut akan dikembangkan.
sebagai wujud pelaksanaan Inpres Nomor 5, maka Departemen Pendidikan Nasionaltelah menyusun Tim Rencana Aksi Nasional Percepatan Pemberantasan Korupsi denganSurat Mendiknas Nomor 027/P/2005. Rencana aksi ini dilakukan dengan melibatkansecara aktif unit utama Departemen untuk secara dini merencanakan aktifitas kegiatanuntuk mencegah dan memberantas korupsi. Selanjutnya diikuti dengan kegiatanmonitoring dan evaluasi yang berkesinambungan, atas pelaksanaan rencana aksi yangtelah ditetapkan.
kegiatan inidilakukan melalui pengawasan dini yaitu pengawasan oleh Inspektorat Jenderal untukmemeriksa program dan kegiatan yang akan berjalan dari unit kerja di lingkunganDepartemen Pendidikan Nasional, dan bertujuan untuk mendeteksi program yang telahdisusun, apakah dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan, dan dilaksanakan sesuaidengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
kegiatanintensifikasi pengawasan dilakukan dengan meninggalkan konsep pengawasan internaltradisional, dimana akuntansi dipandang sebagai perhatian utama pengawasan internal,menuju konsep pengawasan modern, dimana pengawasan merupakan bagian darimanajemen yang menuntut peran yang lebih daripada sebagai kontrol tetapi jugasebagai supervisor. Penggunaan dan pengembangan teknik pengawasan juga menjadiprioritas dalam program pengawasan Inpektorat Jenderal. Pengawasan kinerja menjadi
31
tekanan pengawasan sesuai dengan basis pengelolaan keuangan negara yangberdasarkan kinerja. Kegiatan ekstensifikasi dilakukan melalui peningkatan jumlahaparat pengawasan (auditor pendidikan), perluasan jumlah sasaran pengawasan, danlama hari pengawasan.
pengawasan tidak akan ada maknanya apabila pemeriksaan tidak ditindaklanjuti. Untukitu diperlukan pemantauan terhadap tindak lanjut yang telah dilakukan oleh obyekpemeriksaan, untuk mengetahui apakah tindak lanjut yang dilaksanakan telah sesuaidengan rekomendasi pemeriksa. Selanjutnya ditentukan pencapaian jumlah dankualitas atas tindak lanjut/penyelesaian temuan tersebut.
; sangat disadari bahwa data-data (keuangan, program, aset, SDM, dansebagainya) yang ada saat ini seolah-olah saling terpisah. Padahal seyogyanya data itumerupakan bagian yang terintegrasi dan tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.Membangun sistem yang dapat mengintegrasikan semua data yang dibutuhkan dalammengelola Departemen menjadi hal yang sangat mendesak untuk dilakukan. Selainuntuk memperkecil terjadinya kesalahan manusia ( ), sistem tersebut dapatmengurangi pengulangan kegiatan pencatatan.
Program strategis penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik sebagaimanadigambarkan pada Grafik 3.3.
12. Penyelesaian tindak lanjut temuan-temuan pemeriksaan Itjen, BPKP, dan BPK;
13. Pengembangan aplikasi SIM secara terintegrasi (keuangan, aset, kepegawaian, dandata lainnya)
human error
32
Grafik 3.3
Kebijakan dalam Penguatan Tata Kelola , Akuntabilitas, dan Citra Publik
3.2 3.3
3.4
3.5
3.6
3.8
3.7
3.13
3.12
3.11
3.10
3.9
3.1
Peningkatan Sistem
Pengendalian Internal
Berkoordinasi dengan
BPKP dan BPK
Peningkatan Kapasitas
dan Kompetensi Aparat
Inspektorat Jenderal
Peningkatan Kapasitas
dan Kompetensi Aparat
Perencanaan dan
Penganggaran
Peningkatan Kapasitas
dan Kompetensi
Manajerial Aparat
Penataan Ketaatan
pada Peraturan
Perundang-undangan
Penataan Regulasi
Pengelolaan Pendidikan
dan Penegakkan Hukum
di Bidang Pendidikan
Peningkatan Citra
dan Layanan Publik
Peningkatan Kapasitas
dan Kompetensi
Pengelola Pendidikan
Pelaksanan Inpres
Nomor 5 Tahun 2004
tentang Percepatan
Pemberantasan KKN
Intensifikasi Tindakan-
tindakan Preventif oleh
Inspektorat Jenderal
Intensifikasi dan
Ekstensifikasi
Pemeriksaan oleh Itjen,
BPKP, dan BPK
Penyelesaian Tindak
Lanjut Temuan-temuan
Pemeriksaan Itjen,
BPKP, dan BPK
Pengembangan Aplikasi
SIM secara Terintegrasi
(Keuangan, Aset,
Kepegawaian, dan Data
Lainnya)
PENGUATAN TATA
KELOLA,
AKUNTABILITAS
DAN CITRA PUBLIK
Berdasarkan analisis situasi dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program sampaidengan tahun 2004 telah diidentifikasi sejumlah permasalahan, tantangan dan peluang untukmembangun pendidikan yang lebih demokratis dan bermutu dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Untuk itu, perlu dirumuskan kebijakan strategis dan kebijakan operasional yangdijadikan sebagai landasan dalam penyusunan program dan sasaran pembangunan pendidikannasional, sehingga pendekatan yang dilakukan bisa lebih efektif.
Renstra 2005-2009 ini disusun dengan menggunakan pendekatan sektor secarakeseluruhan ( ) dalam rangka mewujudkan integrasi dan harmonisasiantar program. Keterkaitan antar program pembangunan pendidikan sangat diperlukan agardicapai efisiensi dan produktivitas sektor secara optimal.
sector-wide approach
33
Bab IV
36
Rencana pembangunan pendidikan jangka panjang ini dimaksudkan sebagai pedoman bagipenentuan penekanan pelaksanaan kebijakan pembangunan pendidikan nasional jangkamenengah, dalam memastikan tercapainya visi dan misi departemen dengan penurunan
program kerja yang realistis, terintegrasi, dan berkesinambungan.Dalam rencana pembangunan jangka panjang Departemen Pendidikan Nasional 2005-2025,
digunakanlah empat tema strategis pembangunan pendidikan, yaitu (1) peningkatan kapasitas danmodernisasi, (2) penguatan pelayanan, (3) daya saing regional, dan (4) daya saing internasional.
Setiap tema strategis pembangunan pendidikan jangka panjang di atas, akan diturunkandalam program kerja Departemen sesuai kebijakan pembangunan jangka menengah yangmenekankan pada 3 tantangan utama, yaitu: (1) pemerataan dan perluasan akses; (2) peningkatanmutu, relevansi dan daya saing; dan (3) peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik.
Berikut adalah jabaran mengenai rencana pembangunan jangka panjang yang telahditetapkan untuk periode 2005-2025.
Lima tahun pertama dalam rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) gunaterciptanya insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif dalam tatanan masyarakat lokal danglobal difokuskan pada peningkatan daya tampung satuan pendidikan yang ada. Terlihat dalamanalisa situasi pendidikan nasional sampai dengan saat ini bahwa kebutuhan/melebihi sediaan/ sarana dan prasarana pendidikan. Terlebih jika diperbandingkanantara pola sebaran penduduk Indonesia dan keberadaan infrastruktur pendidikan yang masihmenuntut perhatian lebih. Apabila telah terjadi keseimbangan yang efektif antara kuantitasmanusia Indonesia dengan kapasitas pendidikan nasional maka poin utama dalammencerdaskan kehidupan bangsa telah tercapai.
Salah satu kendala dalam pemerataan pendidikan di Indonesia adalah cakupangeografisnya yang luas. Hal ini memerlukan modernisasi pada sistem dan jaringan informasimenggunakan TIK yang memadai. Luasnya wilayah kedaulatan Republik Indonesia dan luasnyasebaran penduduknya dapat dipersatukan dengan jaring-jaring teknologi informasi.
Modernisasi dengan menggunakan TIK juga dapat meningkatkan sistem pengawasanpada implementasi program-program pendidikan. Dilengkapi dengan sistem informasimanajemen yang tangguh, tantangan untuk mewujudkan sistem tata kelola yang sehat,efisien, dan akuntabel akan lebih mudah tercapai. Citra Depdiknas sebagai salah satu institusipemerintah pun dapat terangkat.
Tema pokok pembangunan pendidikan nasional periode tahun 2005-2010 ini yangberkonsentrasi pada kapasitas dan modernisasi sangat mendukung program pemerintah, yaitu
A. Periode 2005 - 2010 : Peningkatan Kapasitas dan Modernisasi
demandsupply
RENCANA PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN NASIONAL
JANGKA PANJANG
TAHUN 2005-2025
Pendidikan untuk Semua. Pemerataan akses pendidikan ke seluruh lapisan masyarakat dan keseluruh pelosok negeri akan mempertinggi APS dan mengurangi angka buta aksara sehinggaIPM Indonesia akan semakin baik. Perencanaan, proses, dan evaluasi kerja yang sesuai danberkesinambungan akan mewujudkan transformasi rakyat Indonesia menuju masyarakat yangberbasis pengetahuan. Kesepakatan dan komitmen terhadap tata nilai, terbentuknya sistemdan prosedur kerja, tersusun dan tertatanya produk hukum dan struktur organisasi,meningkatnya akuntabilitas publik, dan sasaran-sasaran lainnya yang relevan akan sangatdiperlukan guna mendukung tema strategis pada periode ini.
Tema strategis pada periode tahun 2010-2015 ditekankan pada pembangunanpenguatan pelayanan. Setelah rasio kebutuhan dan sediaan sarana dan prasarana pendidikannasional menjadi optimal, fokus selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan mutupendidikan agar relevan dan berdaya saing. Sasaran dan program-program kerja yang terkaitharus mampu menjawab tuntutan mutu dari kapasitas pendidikan yang semakin besar dandesentralisasi fiskal serta otonomi daerah yang semakin dewasa.
Strategi penguatan pelayanan ini merupakan milestone peralihan fokus atau penekanandari pembangunan aspek kuantitas kepada aspek kualitas. Didampingi akses pendidikan yangsemakin mudah dan akuntabilitas publik yang semakin transparan, tema mutu layananpendidikan ini akan menciptakan para penggerak pembangunan menuju visi negara danbangsa Indonesia yang aman, adil, dan sejahtera. Sasaran-sasaran pendukungnya antara lainimplementasi dan operasi yang optimal terhadap tata nilai, Sisdur, dan koordinasi kerja yangtelah terstruktur. Pada periode ini pula, Departemen Pendidikan Nasional diharapkan menjadi
atau teladan di antara institusi pemerintah lainnya.
Salah satu elemen pada deklarasi visi pendidikan nasional tahun 2025 adalah kompetitifpada tingkatan global. Oleh karena itu, pada periode pembangunan tahun 2015-2020difokuskan pada kualitas pendidikan yang memiliki daya saing regional pada tingkat ASEANterlebih dahulu. Standar mutu yang berkesinambungan pada periode ini diharapkan relevandengan pasar regional ASEAN. Standar tersebut harus berdasarkan pada yangobyektif dan realistis.
Program kerja yang berdasarkan pemahaman terhadap perkembangan kebutuhan pasarregional menjadi faktor yang sangat penting dalam mencapai daya saing yang diinginkan.Kegagalan dalam menciptakan mutu pendidikan yang tinggi sesuai dengan kebutuhan atauyang tidak memiliki daya saing hanya akan mencetak angka pengangguran baru.
Program manajemen pendidikan melalui standarisasi, penjaminan mutu, kemudianakreditasi satuan atau program pendidikan yang telah mulai dilakukan sebelumnya akan lebihdifokuskan dalam periode ini. Semua itu dilakukan tanpa mengesampingkan program-programsebelumnya yang berhubungan dengan kemudahan akses pendidikan dan akuntabilitas publikdalam pelaksanaannya.
Sasaran-sasaran pembangunan yang melandasi kebijakan strategis pada periode inimeliputi terbentuk dan beroperasinya sistem layanan dengan standar tingkat ASEAN, citraDepdiknas yang telah lintas negara ASEAN, kerja sama antara negara-negara ASEAN terutamadalam bidang pendidikan yang semakin mantap, dan hal-hal lain yang relevan. Harapannyamanusia Indonesia pada akhir periode ini sudah bisa menjadi titik pusat gravitasi sosial ASEANsebagai sebuah entitas sosiokultural.
B. Periode 2010 - 2015 : Penguatan Pelayanan
C. Periode 2015 - 2020 : Daya Saing Regional
benchmark technocracy
benchmarking
37
D. Periode 2020 - 2025: Daya Saing Internasional
Menjelang perwujudan visi rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) yangditargetkan terwujud pada tahun 2025 ini, maka dalam periode pembangunan pendidikannasional tahun 2020-2025 dicanangkan pencapaian nilai kompetitif secara internasional.Setelah pada RPJM lima tahunan sebelumnya, pencapaian tingkatan mutu pendidikan nasionalIndonesia telah relevan dan memiliki daya saing di tingkat regional ASEAN, maka pada periodeini tingkatan yang ingin dicapai telah berkelas dunia.
Semakin mengglobalnya industri dan jasa, termasuk jasa pendidikan maka sudahseharusnya Depdiknas dapat menyelenggarakan program pendidikan skala nasional denganmutu internasional, sehingga pendidikan nasional bangsa Indonesia minimal menjadi tuanrumah di negaranya sendiri. Aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dapat terus terjagakeasriannya di negeri sendiri. GATS adalah contoh komitmen bangsa-bangsa di dunia dalammenyelenggarakan globalisasi perdagangan jasa dan industri termasuk pula jasa pendidikan.
Dengan menuju terciptanya standar mutu pendidikan berkelas internasional, Depdiknasharus mempunyai sistem layanan standar internasional, citra yang kuat dan mewakili visipembangunan bangsa Indonesia, dan kerja sama yang erat dengan bangsa-bangsa lainterutama di bidang pendidikan. Sasaran-sasaran tersebut dan lainnya yang dijabarkan darikebijakan strategis pada periode ini akan membawa kepada perwujudan visi Depdiknas ditahun 2025.
Tonggak-tonggak keberhasilan dalam rentang waktu lima tahunanmerupakan bagian dari rencana jangka panjang pembangunan pendidikan tahun 2005 sampaidengan 2025. Tonggak-tonggak keberhasilan mengejewantahkan kebijakan strategis prosesperencanaan, implementasi, dan evaluasi yang berkesinambungan sesuai dengan kondisi yangada ( ) untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan ( ).Semua tantangan dari segi akses, mutu, dan akuntabilitas pun dapat terjawab oleh program-program kerja yang relevan dengan kebijakan pada tiap periode. Dengan demikian, visi insanIndonesia cerdas dan kompetitif berdasarkan sistem pendidikan yang berkeadilan, bermutu,dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global dapat terwujud pada tahun 2025.
(milestones)
existing condition excepted condition
38
Bab V
42
Program pembangunan pendidikan nasional tahun 2005-2009 mengacu pada RPJM 2004-2009dalam rangka Peningkatan Akses Masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas.Pembangunan pendidikan jangka menengah dalam dokumen RPJM Nasional dilaksanakan
melalui 15 program, terdiri atas 10 program pada fungsi pendidikan dan 5 program pada fungsipelayanan pemerintahan umum dan fungsi perlindungan sosial.
Program pada fungsi pendidikan adalah program pendidikan anak usia dini, program wajarpendidikan dasar 9 tahun, program pendidikan menengah, program pendidikan tinggi, programpendidikan nonformal, program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, programmanajemen pelayanan pendidikan, program penelitian dan pengembangan pendidikan, programpenelitian dan pengembangan iptek, dan program pengembangan budaya baca dan pembinaanperpustakaan.
Lima program pada fungsi pelayanan pemerintahan umum dan fungsi perlindungan sosial,yaitu program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara, programpenyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan, program pengelolaan sumber dayamanusia aparatur, program peningkatan sarana prasarana aparatur, dan program penguatankelembagaan pengarusutamaan gender dan anak.
Program pembangunan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009 diarahkan dalamrangka mewujudkan kondisi yang diharapkan pada tahun 2009, yaitu pemerataan dan perluasanakses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; dan penguatan tata kelola,akuntabilitas, dan pencitraan publik. Kondisi umum pendidikan saat ini dan yang diharapkantercapai pada tahun 2009 melalui program pembangunan sebagaimana tercermin pada grafik 5.1berikut:
RENCANA PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN NASIONAL
JANGKA MENENGAH
TAHUN 2005-2009
43
Grafik 5.1Program Pendidikan Nasional
1. Indeks Pembangunan Manusia 110(2005);
2. Anak tidak bersekolah 3,2% untukusia 7-12 dan 16,5% untuk usia13-15;
3. APK SMP/MTs = 81,22%; APKPerguruanTinggi 14,62% (2004);
4. Terjadi kesenjangan aksespendidikan menurut kategoriperkotaan & pedesaan; sertamampu dan tidak mampu secaraekonomis;
5. Angka kesenjangan cenderung naikdi tingkat pendidikan menengahdan perguruan tinggi;
6. Penduduk ≥ 15 tahun yang butaaksara 15,4 juta atau 10,21%.
Peringkat Internasional Indonesia (12dari 12) terkait dengan tingkat relevansisistem pendidikan Indonesia dengankebutuhan pembangunan. Beberapapenyebab:
Kes iapan f i s ik s i swa yangc e n d e r u n g m i n i m ( a k i b a tkekurangan gizi);
40% tenaga pengajar memilikikeahlian yang tidak sesuai denganbidang pengajarannya Ketidaklayakan tenaga pengajar (kualitasdan kuantitas) ditingkat dasarhingga menengah;
23,3% ruang belajar SD rusak berat,34,6% rusak ringan;
Alokasi biaya pendidikan dari APBN< 9%;
Rendahnya kemampuan wirausaha,82,2% lulusan Perguruan Tinggimenjadi karyawan;
Kebutuhan guru 218.000 orang(2005).
8.817 temuan/kasus penyim-pangan sumber dana pembangunan(1997-2004);
Desentralisasi pendidikan;
Kendali pemerintah yang belumberjalan optimal karena kurangditunjang oleh sistem informasimanajemen yang terbangundengan baik;
SNP mulai dikembangkan;
Laporan Keuangan dengan opinidari BPK.disclaimer
Menurunkan angka buta aksarapenduduk usia > 15 hingga 5%;
APK SMP/MTs = 98%; APK PerguruanTinggi = 18%;
Memberi kesempatan yang samapada seluruh peserta didik dariberbagai golongan menurutkategori tingkat ekonomi, gender,wilayah, tingkat kemampuanintelektual dan kondisi fisik;
Memperluas daya tampung satuanpendidikan sesuai dengan prioritasnasional;
PenggunaanTIK untuk menjangkaudaerah terpencil/sulit dijangkau.
Peningkatan mutu pendidikanyang mengacu pada StandarNasional Pendidikan (SNP);
Pe n i n g k a t a n t a r a f h i d u pmasyarakat dan daya saing tenagakerja Indonesia;
Metode pembelajaran formal dann o n f o r m a l y a n g e f i s i e n ,menyenangkan dan mencerdaskan;
Seimbang antara pengembangankecerdasan rasional (berorientasipada pengembangan i lmupengetahuan dan teknologi) dankecerdasan emosional, sosial,spritual;
70% dosen dengan berpendidikanS2/S3;
50% sarana sekolah memenuhi SNP
Anggaran pendidikan dari APBN =20%;
5 prodi PT masuk dalam100 besarPT diAsia atau 500 besar dunia.
Manajemen perubahan secarainternal yang menjamin terjadinyaperubahan secara berkelanjutan;
Sistem pembiayaan berbasisk i ne r j a (d i t i n gka t s a tuanpendidikan dan pemerintahdaerah);
Manajemen berbasis sekolah (MBS)mulai SD sampai dengan SM;
Disiplin kerja tinggi melaluiinternalisasi etos kerja;
Satuan dan program pendidikanyang ada pada setiap tingkatanpemerintahan mencapai statuskapasitas tertinggi dan memenuhistandar SNP;
Penerapan TIK secara optimal padamanajemen pendidikan yangtransparan dan akuntabel;
Laporan Keuangan dengan opiniwajar tanpa syarat dari BPK.
1. Program PendidikanAnak Usia Dini (PAUD);
2. Program Wajib BelajarPendidikan Dasar 9Tahun;
3. Program PendidikanMenengah;
4. Program PendidikanTinggi;
5. Program PendidikanNonformal;
6. Program PeningkatanMutu Pendidik danTenaga Kependidikan;
7. Program ManajemenPelayanan Pendidikan;
8. Program Penelitian danPengembanganPendidikan;
9. Program Penelitian danPengembangan Iptek;
10. ProgramPengembangan BudayaBaca danPembinaanPerpustakaan;
Program-program Lainnya:
11. Program PenguatanKelembagaanPengarusutamaanGender dan Anak;
12. Program PeningkatanPengawasan danAkuntabilitasAparatur Negara;
13. ProgramPenyelenggaraanPimpinan Kenegaraandan Kepemerintahan;
14. Program PengelolaanSumber DayaManusia/Aparatur;
15. Program PeningkatanSarana dan PrasaranaAparatur Negara;
RENCANA STRATEGISDepartemen Pendidikan Nasional
Tahun 2005-2009
44
A. Program PendidikanAnak Usia Dini
Program ini bertujuan agar semua anak usia dini (usia 0-6 tahun), baik laki-laki maupunperempuan memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensiyang dimilikinya, dan sesuai tahap-tahap perkembangan atau tingkat usia mereka. Pendidikananak usia dini (PAUD) juga merupakan pendidikan persiapan untuk mengikuti jenjangpendidikan sekolah dasar. Secara lebih spesifik, program ini bertujuan untuk meningkatkanakses dan mutu pelayanan pendidikan melalui jalur formal seperti taman kanak-kanak (TK),raudhatul athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, serta jalur pendidikan nonformalberbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA) atau bentuk lain yangsederajat, dan jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yangdiselenggarakan oleh masyarakat.
PAUD bertujuan menjaga dan memperhatikan kelangsungan hidup serta memfasilitasitumbuh berkembang anak usia dini melalui pengasuhan, stimulasi pendidikan, stimulasikecerdasan, serta layanan gizi dan kesehatan dalam rangka melejitkan perkembangankecerdasan anak.
Pemerataan dan perluasan akses akan diupayakan bersama-sama olehpemerintah, swasta, dan masyarakat. Pemerintah lebih berkonsentrasi pada pendidikanformal TK/RA serta mendorong peran serta swasta dan masyarakat untuk melakukanperluasan PAUD nonformal (KB, TPA). Perluasan oleh pemerintah antara lain jugadilakukan dengan mendirikan model-model atau rintisan penyelenggaraan PAUD yangdisesuaikan dengan kondisi daerah/wilayah. Pada tahun 2009 pemerintah menargetkanAPK TK/RA mencapai 40%, sedangkan APK PAUD nonformal usia 2-4 tahun 35% atausekitar 4,3 juta orang. Perluasan akses PAUD akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan berikut.
1. Pemerataan dan PerluasanAkses
Tabel 5.1Sasaran Jumlah Peserta Didik
(ribu orang)
4.556,5
9.065,9
12.202,7
27.678,8
229.366,7
164.605,0
25.311,9
13.073,7
12.440,2
23.910,0
12.076,3
16.335,2
4.240,44.088,03.940,03.796,43.671,8- PT/PTA/PTK
8.413,87.800,37.279,36.845,16.508,9- SMA/SMK/MA & yang sederajat
12.604,611.717,311.238,110.858,610.476,3- SMP / MTs & yang sederajat
27.827,628.121,228.533,028.813,829.075,1- SD / MI & yang sederajat
Jumlah Peserta Didik
226.766,6224.196,0221.654,3219.141,8216.415,1- Total Jumlah Penduduk
161.638,2158.707,2155.816,6152.961,4149.956,3- Usia 15Tahun Ke atas
25.322,525.324,525.318,125.306,625.112,3- Usia 19 – 24 Tahun
12.961,312.845,012.725,112.601,612.631,6- Usia 16 –18Tahun
12.603,912.769,112.934,113.100,713.033,7- Usia 13– 15Tahun
24.218,624.528,324.835,725.144,023.308,6- Usia 7 – 12Tahun
11.955,011.828,411.697,911.561,411.859,4- Usia 4 – 6 Tahun
16.350,916.363,016.370,216.374,316.256,6- Usia 0 – 3 Tahun
Jumlah Penduduk
2009/102008/092007/082006/072005/062004/05
Tahun AjaranKOMPONEN
45
Penyediaan sarana/prasarana PAUD oleh pemerintah dilaksanakan denganpembangunan USB TK, dan mengembangkan model atau rintisan penyelenggaraan PAUDyang sesuai dengan kondisi lokal. Target yang akan dicapai lembaga PAUD formal padatahun 2009 sekurang-kurangnya satu TK, termasuk TK Pembina di setiap kecamatan.Sedangkan target lembaga PAUD nonformal, sekurang-kurangnya satu PAUD (tamanpenitipan anak atau kelompok bermain atau satuan PAUD sejenis) di setiap desa.
Penyediaan biaya operasional pendidikan diberikan dalam bentuk subsidi kepadapenyelenggara PAUD baik negeri maupun swasta, terutama pada lembaga yang pesertadidiknya sebagian besar berasal dari keluarga miskin. Target yang ingin dicapai padatahun 2009 adalah lebih dari 50% lembaga PAUD yang siswanya berasal dari keluargamiskin dapat dibiayai oleh pemerintah.
Mendorong peran serta masyarakat dilakukan untuk menumbuhkan minatmasyarakat ( ) dalam menyelenggarakan lembaga PAUD, termasuk bekerjasama dengan berbagai organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi lain,serta PT melalui subsidi imbal swadaya, kemudahan perizinan, dan bantuan fasilitas.
Pengembangan TK-SD Satu Atap bagi SD yang memiliki fasilitas mencukupididorong untuk membuka lembaga TK yang terintegrasi dengan SD (TK-SD Satu Atap)melalui subsidi pembiayaan secara kompetitif.
Peningkakan mutu, relevansi, dan daya saing PAUD akan dilaksanakan melaluikegiatan-kegiatan berikut.
Pengembangan menu generik pembelajaran dan penilaian merupakan kegiatanyang menyangkut pengembangan kurikulum, khususnya materi bahan ajar, model-modelpembelajaran, dan penilaian. Pengembangan disesuaikan dengan tahap-tahapperkembangan anak didik, perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, estetika, danetika, peningkatan kualitas dan kreativitas peserta didik dan pendidik PAUD. Termasukdalam kegiatan ini ialah pengembangan proses pembelajaran melalui pengadaan alatbelajar, alat bermain, dan alat pendidikan, serta penyelenggaraan akreditasi khususnyauntuk TK. Muatan pendidikan pada anak usia dini ditekankan pada seluruh aspekkecerdasan termasuk emosi, mental, dan spiritual, yang diarahkan pada penghayatanatas nilai-nilai dan karakter positif, serta kesiapan masuk sekolah.
Pengembangan program PAUD model sebagai rujukan bagi pengembangan PAUDyang diselenggarakan oleh swasta yang kualitasnya masih di bawah standar. Target padatahun 2009 sekurang-kurangnya satu program PAUD Model setiap kabupaten/kota.
Peningkatan kapasitas institusi dan sumberdaya penyelenggara dan satuan PAUD.Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan manajemen secara efektif danefisien, sehingga mampu memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secaraoptimal.
Pengembangan mutu dan keunggulan pendidikan anak usia dini, juga disertaidengan program peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehatDengan demikian dapat tercipta siswa yang sehat dan bugar, serta sekolah yangmemenuhi standar sekolah sehat.
Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan PAUD. Pemerintahmentargetkan sekitar 59 ribu orang telah terlatih sebagai tenaga pengelola dan pendidikPAUD, dan sebanyak lebih dari 6.000 orang yang terdiri atas guru, kepala TK, danpembina akan mendapat pendidikan dan pelatihan sampai dengan tahun 2009. Disamping itu, diberikan bantuan bagi tenaga pendidik PAUD nonformal satu orang disetiap lembaga perintisan.
Peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik di bidang PAUD diarahkanpada partisipasi masyarakat dalam melakukan kontrol dan evaluasi kinerja PAUD dapatmengambil peran makin nyata dan efektif. Untuk itu akan dilakukan peningkatanadvokasi, sosialisasi/pemasyarakatan dan pembudayaan pentingnya PAUD kepadaorangtua, masyarakat dan pemerintah daerah. Penyediaan data dan sistem informasi
demand side
;
.
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik
46
PAUD, serta peningkatan kerja sama pendidikan, merupakan faktorpendukung untuk membangun kesamaan persepsi, pencitraan yang positif, dankebersamaan tanggung jawab dalam pengelolaan PAUD yang akuntabel.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan pelayananpendidikan dasar yang bermutu dan terjangkau, baik melalui jalur formal maupun nonformalyang mencakup sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) serta PNF kesetaraan sekolahdasar atau bentuk lain yang sederajat, serta SMP, MTs dan SMP terbuka, dan pendidikannonformal kesetaraan SMP, atau bentuk lain yang sederajat, sehingga seluruh anak usia 715tahun baik laki-laki maupun perempuan, dan anak-anak yang memerlukan perhatian khususdalam memperoleh pendidikan, dapat memperoleh pendidikan setidak-tidaknya sampaisekolah menengah pertama atau sederajat.
Pemerataan dan perluasan akses akan dilakukan dengan mengupayakan menariksemua anak usia sekolah yang sama sekali belum pernah sekolah, menarik kembali siswaputus sekolah dan lulusan yang tidak melanjutkan pendidikan. Berbagai kegiatan berikutakan dilaksanakan dalam rangka melaksanakan program pemerataan dan perluasan.
Pemberian bantuan biaya operasional. Bantuan biaya operasional pendidikandiberikan dalam rangka membantu sekolah mencapai proses pembelajaran secaraoptimal. Bantuan pembiayaan tidak membedakan sekolah negeri maupun swasta,madrasah maupun sekolah umum. Target pada tahun 2009 setiap siswa pada satuanDikdas memperoleh bantuan biaya operasional.
Penyediaan perpustakaan, buku teks pelajaran maupun nonteks pelajaran yangtidak membedakan sekolah negeri dan swata, sekolah umum dan madrasah. Target padatahun 2009 diharapkan setiap siswa pada satuan pendidikan memperoleh buku tekspelajaran dan satuan pendidikan memperoleh buku nonteks pelajaran.
Rehabilitasi ruang kelas yang rusak, merupakan upaya melaksanakan penyediaansarana penunjang pendidikan yang layak untuk pendidikan dasar (SD dan SMP). Targetrehabilitasi pada tahun 2007 mencapai sekitar 200 ribu ruang kelas yang rusak berat dan300 ribu ruang kelas yang rusak ringan pada SD; sekitar 9500 ruang kelas yang rusak beratdan lebih dari 23 ribu ruang kelas rusak ringan pada SMP.
Unit sekolah baru dan RKB. Penyediaan prasarana pendidikan termasukpembangunan unit sekolah baru (USB) dan ruang kelas baru (RKB) diupayakan dalamrangka pemerataan dan perluasan di tingkat SMP/MTs, untuk menampung peningkatanjumlah lulusan SD/MI. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan di tingkat SDdilakukan dengan memanfaatkan layanan pendidikan yang sudah ada.
Perintisan pendidikan dasar 9 tahun satu atap, merupakan langkah untukmendirikan SD-SMP satu atap atau SMP Khusus, yaitu penambahan tingkat kelas
untuk penyelenggaraan pendidikan menengah pertama pada setiapSD negeri yang ada di daerah terpencil, serta berpenduduk jarang atau terpencar. Untukitu akan dilakukan pemetaan sekolah agar program Dikdas satu atap dan SMP Terbukadapat lebih optimal. Pada pendidikan luar biasa (PLB) upaya pemerataan dan perluasanakses dilakukan dengan pengembangan sekolah terpadu (SMP dan SMPLB) melaluipendidikan inklusif.
Penyelenggaraan kelas layanan khusus di sekolah dasar merupakan layananpendidikan bagi anak usia sekolah dasar (7-12 tahun) yang putus sekolah atau sama sekalibelum pernah sekolah dasar sampai tamat. Layanan pendidikan dilaksanakan selamakurang satu tahun di luar kelas reguler pada sekolah dasar yang ada sebagai transisiuntuk memasuki kelas reguler. Target pada tahun 2009 ialah setiap penduduk usiasekolah dasar memperoleh layanan Dikdas.
Upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan pada tingkat SD dilaksanakan
stakeholder
(extended classes)
,
B. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
1. Pemerataan dan PerluasanAkses
47
untuk mencapai target meningkatnya APS penduduk usia 7-12 tahun dari 99,12% (2005)menjadi 99,57% pada tahun 2009. APM SD/Paket A/MI/SDLB diusahakan akan meningkatdari 94,3% (2005) menjadi 95,0% pada tahun 2009.
Pada tingkat SMP, target yang akan dicapai yaitu meningkatnya APS penduduk usia13-15 tahun dari 83,32% (2005) menjadi 96,64% pada tahun 2009. APK SMP/MTs/SMPLBdan Paket B diusahakan meningkat dari 85,22% (2005) menjadi 98% pada tahun 2009.APMSMP-MTs tahun 2005 sebesar 63,67% diusahakan meningkat menjadi 75,46% pada tahun2009 sehingga dalam kurun waktu lima tahun akan terjadi kenaikan sebesar 14,79%.Sementara itu, pada PLB target sasaran yang akan dicapai yaitu meningkatnya APK-PLBdari 5% tahun 2005 menjadi 10% pada tahun 2009.
Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing Dikdas akan dilaksanakan melaluikegiatan-kegiatan berikut.
Bagian dari kegiatan yang mendasar dan sistematis dalam peningkatan mutupendidikan adalah pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, dan sistempenilaian. Pengembangan model kurikulum perlu memperhatikan potensi peserta didik,karakteristik daerah, serta akar sosiokultural komunitas setempat, perkembanganIptek, dinamika perkembangan global, lapangan kerja, lingkungan budaya dan seni, danlain-lain. Pada jenjang Dikdas muatan kecakapan dasar ( ) perluditekankan pada kecakapan berkomunikasi (membaca, menulis, mendengarkan, danmenyampaikan pendapat, dan sebagainya), kecakapan (pemahaman diri,penguasaan diri, evaluasi diri, tanggung jawab, dan sebagainya), kecakapan
(bersosialisasi, bekerja sama, mempengaruhi/mengarahkan orang lain,bernegosiasi, dan sebagainya), kemampuan mengambil keputusan (memahami masalah,merencanakan, analisis, menyelesaikan masalah, dan sebagainya). Dalam rangkaperluasan pendidikan kecakapan hidup, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan yangmendukung pengenalan dasar kewirausahaan dan kepemimpinan, pengenalan danpengembangan etika, penanaman dasar apreasi terhadap estika dan lingkungan hidup.
Kapasitas profesi pendidik juga akan ditingkatkan agar mereka mampumembawakan proses pembelajaran efektif, sesuai dengan standar kompetensi pendidikyang telah ditetapkan. Proses pembelajaran efektif diselenggarakan secara interaktif,inspiratif, memotivasi, menyenangkan, dan mengasyikkan untuk mendorong pesertadidik berpartisipasi aktif, berinisiatif, kreatif, dan mandiri, sesuai dengan bakat, minat,dan perkembangan fisik dan kematangan psikologis.
Pengembangan mutu dan keunggulan pendidikan dasar, juga disertai denganprogram peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat Dengandemikian dapat tercipta siswa yang sehat dan bugar, serta sekolah yang memenuhistandar sekolah sehat.
Sarana dan bahan belajar seperti perpustakaan, media pembelajaran,laboratorium bahasa/IPA/matematika, alat peraga pendidikan, buku pelajaran, danbuku nonteks pelajaran/buku bacaan lain yang relevan perlu dikembangkan.Pemerintah akan melaksanakan pengembangan naskah buku pendidikan dan melakukanpengendalian mutu buku teks pelajaran dan buku nonteks pelajaran/bacaan lainnyayang relevan. Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan pemanfaatan ICTdalam berbagai sektor kehidupan, pemerintah akan terus mengembangkanpemanfaatan ICT untuk sistem informasi persekolahan dan pembelajaran termasukpengembangan pembelajaran secara elektronik . Hingga tahun 2009,langkah-langkah yang akan dilakukan adalah (a) merancang sistem jaringan yangmencakup jaringan internet, yang menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat datadan aplikasi, serta jaringan intranet sebagai sarana dan media komunikasi, daninformasi intern sekolah; (b) merancang dan membuat aplikasi database, yangmenyimpan dan mengolah data dan informasi persekolahan, manajemen persekolahan,konten-konten pembelajaran; (c) merancang dan membuat aplikasi pembelajaranberbasis portal, web, multimedia interaktif, yang terdiri atas aplikasi tutorial dan
; (d) mengoptimalkan pemanfaatan TV edukasi sebagai materi pengayaan
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
basic learning contents
intrapersonal
interpersonal
.
(e-learning)
learning tool
48
dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan; dan (e) mengimplementasikanpemanfaatan TIK secara bertahap untuk memudahkan manajemen pendidikan pada SMPdan sekaligus untuk mendukung proses pembelajaran di seluruh wilayah Indonesia.
Karena keterbatasan dana pemerintah, program wajib belajar belum dapatditingkatkan sampai jenjang pendidikan menengah. Oleh karena itu, pendidikankecakapan hidup (keterampilan praktis) diberikan kepada lulusan SMP/MTs yang tidakdapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi agar mereka dapat bekerja danmelakukan kegiatan produktif di masyarakat.
Pengembangan sekolah berkeunggulan pada Dikdas menargetkan paling tidak satuSD dan satu SMP pada masing-masing kabupaten/kota akan menjadi sekolahberkeunggulan lokal pada tahun 2009, dan target yang sama untuk sekolah bertarafinternasional. Sementara itu, dalam kaitan dengan pengembangan kecakapanberbahasa pada jenjang SMP, dilakukan upaya pengembangan program dengansasaran sebanyak 430 buah sekolah hingga tahun 2009.
Pengembangan kapasitas dewan pendidikan (DP) dan komite sekolah (KS), sertakomite PLS merupakan kegiatan yang akan terus dilakukan dalam rangka pemberdayaanpartisipasi masyarakat untuk ikut bertanggungjawab mengelola Dikdas. Berfungsinyakedua kelembagaan tersebut secara optimal akan memperkuat pelaksanaan prinsip
dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan.Pengembangan kapasitas juga akan terus dilakukan terhadap para pengurus
sekolah atau satuan pendidikan nonformal lainnya untuk meningkatkan kemampuanmanajerial dan menuju otonomi pengelolaan. Kegiatan ini, bersama denganpenguatan DP/KS/komite PLS, merupakan bagian dari upaya penerapan MBS danmanajemen berbasis masyarakat (MBM) secara maksimal.
Pengembangan EMIS ( ) sebagai sistempendukung manajemen akan dilakukan untuk menunjang keberhasilan upaya mengukursejumlah indikator penting perluasan, mutu, dan efisiensi sesuai dengan standarnasional Dikdas. Termasuk dalam kemampuan EMIS ialah menggunakan indikator-indikator tersebut untuk memetakan SD/SMP atau satuan pendidikan lainnya yangmasuk dalam kategori sekolah di atas SNP sesuai dengan SNP, dan di bawah SNP padamasing-masing daerah dan wilayah. Selain itu, EMIS bermanfaat untuk memenuhikebutuhan masyarakat atas data dan informasi pendidikan. Kondisi in sangat kondusifuntuk pelaksanaan fungsi komunikasi publik dalam rangka mengembangkan pencitraanyang positip.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikanmenengah yang bermutu dan terjangkau bagi semua penduduk, laki-laki dan perempuan,melalui pendidikan formal yaitu SMA, SMK, MA, MAK, atau bentuk lain yang sederajat. Programpendidikan menengah didorong untuk mengantisipasi meningkatnya lulusan sekolahmenengah pertama sebagai dampak positif pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9Tahun, serta penguatan pendidikan vokasional baik melalui sekolah/madrasah umum maupunsekolah/madrasah kejuruan dan pendidikan nonformal, guna mempersiapkan lulusan yangtidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi untuk masuk ke dunia kerja.
Berbagai kegiatan berikut dilakukan dalam rangka melaksanakan programpemerataan dan perluasan akses pendidikan menengah.
Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan melaluipembangunan USB, RKB, laboratorium, perpustakaan, buku pelajaran buku nontekspelajaran/bacaan lainnya dan sarana belajar. Perluasan USB SMA akan lebih diarahkan
bilingual
good governance
leadership
education management information systems
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik
1 Pemerataan dan PerluasanAkses
C. Program Pendidikan Menengah
.
49
untuk lebih banyak dilakukan oleh penyelenggara pendidikan swasta dengan tetapmemperhatikan standar nasional pendidikan.
Sejalan dengan itu, penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang lebihmerata, bermutu, serta penyediaan biaya operasional pendidikan dan beasiswa kepadaanak yang kurang beruntung tetapi berprestasi, juga akan dilakukan untuk mendukungperluasan.
Untuk daerah yang mampu mencapai APM SMP di atas 95% dan bermutu,pemerintah mendorong daerah tersebut untuk proaktif melakukan inisiasi program danfasilitasi pendidikan universal 12 tahun dalam rangka memperluas partisipasipendidikan menengah. Target pada tahun 2009 sekurang-kurangnya satukabupaten/kota setiap provinsi melakukan perintisan pendidikan universal 12 tahun.
Pengembangan model layanan alternatif pendidikan akan dilakukan khusus untukdaerah terpencil, daerah pedalaman, dan daerah tertinggal sebagai fasilitas untukmenampung lulusan SMP di daerah tersebut. Perluasan penyelenggaraan pendidikankejuruan yang dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bentuk SMK, yaitu SMK besardi kawasan Industri, SMK kelas jauh di pesantren/institusi lain, SMK di daerahperbatasan, SMK kecil di daerah terpencil dan perdesaan, SMA terbuka, dan sekolahmenengah terpadu.
Target APS pendidikan menengah diusahakan mencapai 69,91% atau sebesar 7,5juta orang pada tahun 2009, naik dari 56,04% pada tahun 2005. APK SMA/SMK/PaketC/MA/SMALB sebesar 52,2% (tahun 2005) akan ditingkatkan menjadi 68,20% pada tahun2009, termasuk peningkatanAPK SMLB.
Program pemerataan dan perluasan akses pendidikan juga diusahakan agar dapatmenurunkan angka putus sekolah, angka mengulang kelas, dan meningkatnya proporsisiswa SMA/SMK/MA/MAK dan yang sederajat yang lulus ujian nasional.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja menengah di sektor manufaktur,industri pengolahan, konstruksi, pertambangan, perdagangan, jasa kemasyarakatan,pariwisata, TIK, pertanian, serta teknologi dan seni (konservatori budaya) pemerintahakan meningkatkan jumlah peserta didik SMK, yang diproyeksikan akan meningkatsecara signifikan sampai dengan tahun 2009.
Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pada jenjang pendidikan menengahakan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
Pemerintah mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi, bahan ajar, modelpembelajaran, dan sistem evaluasi/penilaian menuju standar nasional daninternasional. Semua bagian dari sistem dan muatan pembelajaran dikembangkan untukmencapai pembelajaran yang bermakna dan efektif. Pada jenjang pendidikanmenengah, penekanan muatan kecakapan dasar ( ) mendapatporsi yang menurun, sedangkan muatan akademik dan keterampilan hidup meningkat.
Dalam rangka meningkatkan mutu buku pendidikan, pemerintah akanmengembangkan buku pendidikan yang bermutu dengan melakukan peningkatan sistempenilaian perbukuan.
Dalam rangka pendidikan kecakapan hidup, pemerintah akan melaksanakanberbagai kegiatan yang mendukung tumbuhnya pribadi siswa, yang berjiwakewirausahaan, kepemimpinan, beretika, serta memiliki apresiasi terhadap estetikadan lingkungan hidup.
Guna mendorong siswa berprestasi, pemerintah juga akan melaksanakan programpembinaan dan fasilitasi untuk mempersiapkan anak-anak yang berprestasi istimewamengikuti kompetisi tingkat nasional/internasional seperti olimpiade sains danmatematika bagi siswa SMA, sedangkan bagi siswa SMK berprestasi mengikuti promosiketerampilan siswa (PKS) tingkat nasional, tingkatregional dan tingkat internasional.
Terkait dengan peningkatan mutu juga perlu dilakukan perbaikan kondisi ruangbelajar. Berdasarkan data tahun 2003, jumlah ruang belajar yang rusak ringan pada SMAsekitar 4.400 ruang dan SMK sekitar 4.800 ruang, serta yang rusak berat pada SMAsekitar1.600 ruang dan SMK sekitar 3.000 ruang.
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
basic learning contents
Asian Skill Competition (ASC)World Skill Competition (WSC)
50
Pemerintah juga akan melakukan peningkatan jumlah SMK secara proporsionaltermasuk upaya penataan bidang keahlian dan program studi di SMK serta fasilitasmagang agar relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Penataan ini dilakukan agar lulusansekolah menengah kejuruan dapat makin memadai untuk memenuhi kebutuhan duniakerja.
Pengembangan mutu dan keunggulan sekolah menengah juga diarahkan untukmendorong sekolah potensial menuju kategori di atas SNP. Sekolah seperti ini akan terusdikembangkan menjadi sekolah berkeunggulan nasional dan internasional.Pengembangan sekolah berkeunggulan pada pendidikan menengah ditargetkan palingtidak satu SMA/SMK pada masing-masing kabupaten/kota menjadi sekolahberkeunggulan lokal dan internasional pada tahun 2009. Pemerintah akan bekerja samadengan pemerintah daerah untuk pengembangan keunggulan lokal, dan dengan luarnegeri dalam pengembangan kurikulum dan standar kompetensi untuk mengembangkankompetensi lulusan agar dapat bersaing secara global. Salah satu orientasi pencapaianstandar internasional adalah mendorong sekolah untuk dapat memperoleh sertifikat
.Pengembangan mutu dan keunggulan sekolah menengah juga disertai dengan
program peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat Dengandemikian, dapat tercipta siswa yang sehat dan bugar, serta sekolah yang memenuhistandar sekolah sehat.
Untuk mengantisipasi banyaknya lulusan SMA yang tidak dapat meneruskan kependidikan tinggi, pendidikan kecakapan hidup akan diberikan pada siswa SMA. Untukpeserta yang berasal dari keluarga miskin tetapi berpotensi, pemerintah akanmemberikan subsidi beasiswa.
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan menengah kejuruan dilakukan denganmengembangkan program studi/jurusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,antara lain teknologi pengolahan dan pengemasan makanan teknologi otomotifmodern, telematika, hotel dan restoran, bidang kelautan, seni etnik dan kerajinanindustri manufaktur, serta teknologi pertanian nilai tinggi. SMK di setiap daerah jugadidorong untuk mengembangkan program studi yang berorientasi pada keunggulanlokal, baik pada aspek keterampilan maupun kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaanakan diberikan untuk membekali lulusan SMK mampu mengembangkan sendiri lapangankerja bagi dirinya. Pengembangan kecakapan berwirausaha akan dilakukan seluas-luasnya untuk mendorong tumbuhnya wiraswastawan sebanyak-banyaknya, yang selainmenjadi wahana kemandirian berusaha bagi pelaku-pelakunya, juga memberikandampak makro yang sangat positip bagi pengembangan ekonomi nasional.
Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan pemanfaatan TIK dalamberbagai sektor kehidupan, pemerintah akan terus mengembangkan pemanfaatan TIKuntuk sistem informasi persekolahan dan pembelajaran termasuk pengembangan
. Hingga tahun 2009, langkah-langkah yang akan dilakukan adalah (a)merancang dan membuat aplikasi , yang menyimpan dan mengolah data daninformasi persekolahan, manajemen persekolahan, muatan pembelajaran;(b) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal, web, multimediainteraktif, yang terdiri atas aplikasi tutorial dan ; (c) mengoptimalkanpemanfaatan TV edukasi sebagai materi pengayaan dalam rangka menunjangpeningkatan mutu pendidikan; dan (d) mengimplementasikan pemanfaatan TIK secarabertahap untuk memudahkan manajemen pendidikan pada SMA dan SMK dan sekaligusuntuk mendukung proses pembelajaran di seluruh wilayah Indonesia.
Seperti pada jenjang Dikdas, peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan dayasaing dilakukan dalam kerangka sistem dan mekanisme yang sama dalam isu-isupartisipasi masyarakat, MBS (DP/KS), pengembangan kapasitas, dan pengembanganEMIS. Perluasan partisipasi masyarakat akan didorong lebih luas dengan melibatkandunia usaha dan industri dalam pengelolaan pendidikan kejuruan.
Mengingat pendidikan menengah belum menjadi program wajib belajar,partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan akan diupayakan, baik dalamrangka perluasan maupun peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu, kemampuan dankemauan untuk melakukan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel,sangat strategis untuk memberikan citra kelembagaan yang positip, yang selanjutnya
ISO
.
,,
e-Learning
database(content)
learning tool
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik
51
akan meningkatkan kepercayaan masyarakat pada pengelola. Masyarakat jugadiharapkan untuk proaktif dalam perencanaan, pengawasan, dan evaluasi anggaranpenyelenggaraan pendidikan.
Program pembangunan PT bertujuan pertama, meningkatkan pemerataan dan perluasanakses bagi semua warga negara melalui program-program pendidikan diploma, sarjana,magister, spesialis, dan doktor; kedua, meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saingpendidikan tinggi dalam rangka menjawab kebutuhan pasar kerja, serta pengembangan Iptek,untuk memberikan sumbangan secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakatdan daya saing bangsa meningkatkan kinerja perguruan tinggi dengan jalanmeningkatkan produktivitas, efisiensi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan layananpendidikan tinggi secara otonom melalui Badan Hukum Pendidikan Tinggi (BHPT).
Program pemerataan dan perluasan akses pendidikan tinggi akan dilaksanakandengan kegiatan-kegiatan berikut.
Pemberian bantuan pembiayaan untuk kelompok masyarakat yang miskin tetapipotensial agar dapat belajar di perguruan tinggi, melalui skema (a) program beasiswa( ) dengan target penerima yang bervariasi dari aspek-aspek kemampuanekonomi, gender, bakat khusus, dsb; (b) program pinjaman dana lunak melalui bungarendah dan/atau tenggang pembayaran; dan (c) program yang membebaskanbeberapa jenis biaya pendidikan, yang variasinya terus dikembangkan sesuaikebutuhan.
Membangun kemitraan antara LPTK dengan sekolah, untuk memperluas kapasitasdalam menghasilkan guru yang dapat mencukupi kebutuhan jumlah dan mutu,khususnya untuk menunjang keberhasilan program Wajar Dikdas dan program perluasanjalur/jenjang/jenis pendidikan lainnya.
Pengembangan pembelajaran jarak jauh ( ) di perguruan tinggi,dengan proyek percontohan pada beberapa perguruan tinggi dan pusat pelatihan hinggatahun 2009, yaitu ITB, ITS, UGM, IPB, UI, UNRI, UNDANA, UNHAS, PENS, dan POLMAL.Diseminasi proyek ini akan dikembangkan pada UNLAM, UM, UNY, UNP, UNHALU, UNCENdan PT-PT lainnya.
Pemerataan dan perluasan akses pendidikan tinggi mentargetkan pencapaianjumlah mahasiswa sebesar 4,5 juta orang pada tahun 2009. Sementara itu, APKdiharapkan dapat ditingkatkan dari 14,62% pada tahun 2004 menjadi 18,00% pada tahun2009.
Program peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi akandilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan berikut.
Peningkatan pelayanan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepadamasyarakat sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penerapan otonomi keilmuandimaksudkan untuk mendorong perguruan tinggi melaksanakan tugasnya sebagaipengembang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kualitas/kuantitasdan diversifikasi bidang penelitian di lingkungan perguruan tinggi.
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran efektif dalam kelompok mata kuliah:iman dan takwa serta akhlak mulia, Iptek, estetika, serta kepribadian. Kelompok matakuliah iman dan takwa serta akhlak mulia dimaksudkan untuk meningkatkan potensikeimanan sehingga dapat memiliki ketakwaan personal dan sosial. Kelompok matakuliah Iptek dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi pemanfaatan Iptek danpengembangannya; kelompok mata kuliah/kegiatan estetika dimaksudkan untukmeningkatkan sensitifitas estetis dan humanisme; dan kelompok mata kuliah
D. Program Pendidikan Tinggi
; ketiga,
scholarship
voucher
distance learning
1. Pemerataan dan PerluasanAkses
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
52
kepribadian dimaksudkan untuk mencerahkan kesadaran kepribadian. Peningkataniman dan takwa, akhlak mulia, etika dan kepribadian, serta wawasan kebangsaan,diintegrasikan dalam proses pembelajaran semua mata kuliah.
Pengembangan akan dilakukan untuk mengenalkan modelpendidikan kejuruan/vokasi yang fleksibel menjawab kebutuhan pasar.
memfasilitasi eksistensi program kejuruan/vokasi berbasis keunggulan lokal,dengan penyediaan tenaga terampil untuk industri lokal, nasional, multi-nasional, sertapengembangan kewirausahaan. Pengembangan yang ada harusbersinergi dengan industri, politeknik, maupun lembaga pendidikan yang relevan. Selainitu didorong untuk peningkatan APK PT serta untuk mengurangi jumlah pengangguranpada kabupaten/kota atau provinsi bersangkutan.
Target-target yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program peningkatan mutu,relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan jumlah program studi di perguruan tinggi yang akreditasi A atau B,dari jumlah 1000 program studi pada tahun 2005 menjadi sebanyak 3000 programstudi pada tahun 2009. Akan dikembangkan pula program studi/jurusan bertarafinternasional, dengan menargetkan tercapainya 32 program studi/jurusan sampaidengan tahun 2009, dengan memperhatikan kepentingan pengembangan ilmu,pelestarian budaya, serta persaingan keahlian di forum antarbangsa Selain itu,untuk keperluan peningkatan efisiensi akan diupayakan agar tidak ada lagiperguruan tinggi yang jumlah mahasiswanya kurang dari 100 orang.
b. Peningkatan efektivitas waktu studi sehingga angka kelulusan tepat waktumencapai 80% untuk PTN dan 50% untuk PTS.
c. Mengupayakan untuk tercapainya rasio keluaran terhadap jumlah mahasiswa( ) secara keseluruhan menjadi 20% untuk program sarjana dan 30%untuk program diploma.
d. Lama waktu tunggu lulusan dalam mencari dan mendapatkan pekerjaan untukbidang-bidang keahlian tertentu diharapkan dapat dipersingkat, yaitu yang tidaklebih dari 6 bulan dapat mencapai 40%.
e. Peningkatan kualitas daya saing di tingkat Asia dengan memunculkan minimal 4perguruan tinggi yang masuk dalam 100 besar perguruan tinggi di Asia atau 500besar perguruan tinggi dunia.
f. Peningkatan status perguruan tinggi menjadi 50% yang berbadan hukumpendidikan tinggi negeri pada tahun 2009, dan 40% berbadan hukum pendidikantinggi swasta.
g. Penataan proporsi bidang ilmu IPA: IPS/Humaniora yang pada tahun 2004berbanding sebagai (30:70) diupayakan untuk pada tahun 2009 menjadi (50:50) dilingkungan PTN dan (35:65) di lingkungan PTS.
h. Peningkatan kualifikasi dosen berpendidikan S2/S3 yang baru mencapai 54,55%untuk PTN dan 34,50% untuk PTS pada tahun 2004, menjadi 85% untuk PTN dan 55%untuk PTS pada tahun 2009. Di samping itu jumlah guru besar yang baru mencapai3% pada tahun 2004 diupayakan dapat mencapai 10% dari jumlah dosen yang adapada PTN pada tahun 2009.
i. Pelatihan tenaga teknis di perguruan tinggi pada jangka waktu 5 tahun ke depandiupayakan mencapai 100 jenis pelatihan fungsional, yang menjangkau 7.500personil pendidikan tinggi dengan rincian 70% dari PTN dan 30% dari PTS
j. Pelaksanaan penelitian untuk 5 tahun ke depan diusahakan dapat mencapai 10%dari seluruh anggaran Ditjen Dikti, dan menghasilkan berbagai hak atas kekayaanintelektual termasuk permohonan mencapai 50 buah dan hak ciptamencapai 200 judul, baik di tingkat nasional maupun internasional, sertamendorong penelitian untuk penyelesaian masalah-masalah sosial.
k (kemampuan akses, memanfaatkan dan menggunakan radio, televisi,komputer dan internet) 80% untuk kalangan mahasiswa dan dosen.
l. Pengendalian jumlah dan ragam program studi yang sesuai dengan kebutuhan dipendidikan tinggi.
community collegeCommunity
college
community college
enrollment
patent
. ICT literacy
.
53
m. Pembangunan dan penambahan infrastruktur pendidikan tinggi sehingga tercapai
pemenuhan kriteria rasio ruang kuliah 2m per mahasiswa, rasio ruang laboratium
9 m per mahasiswa, dan ruang dosen 9 m per dosen.n. Peningkatan kapasitas dan efektivitas layanan perpustakaan kepada citivas
akademika kampus melalui peningkatan penyediaan bahan bacaan wajib matakuliah mencapai 80% dari mata kuliah yang ditawarkan perguruan tinggi, danlayanan kepustakaan sekurang-kurangnya mencapai 40 jam per minggu.
Program peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan Citra Publik akandilaksanakan melalui penyusunan perangkat hukum operasional dalam pengembanganperguruan tinggi untuk mencapai status BHPT, sebagai perguruan tinggi otonom danakuntabel, serta bersifat nirlaba. Ditargetkan sebanyak 50% PTN dan 40% PTS akanberstatus BHPT pada tahun 2009. Dalam rangka peningkatan akuntabilitas publik,penyelenggaraan pendidikan tinggi perlu mengembangkan vitalisasi internal audit.Salah satu manfaat yang akan diperoleh dengan model BHPT adalah terbangunnyakelembagaan yang lebih kondusif untuk menciptakan keterbukaan pengelolaan,sehingga menjadi lebih transparan dan akuntabel. Kondisi ini akan mengembangkanpencitraan yang positip di mata masyarakat, dalam rangka mendorong peningkatanpartisipasi melalui pembiayaan, kontrol, dan pengelolaan.
Peningkatan kapasitas satuan perguruan tinggi dilakukan melalui berbagaiprogram hibah kompetisi yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti program hibahkompetisi, program kemitraan, hibah penelitian, pusat pengembangan pendidikan danaktivitas instruksional (P3AI). Peningkatan kapasitas pengelolaan juga akan ditunjangdengan penerapan TIK, seperti pengembangan sistem informasi pendidikan tinggi.
Program ini diarahkan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada wargamasyarakat yang belum sekolah, tidak pernah sekolah atau buta aksara, putus sekolah danwarga masyarakat lainnya yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui jalurpendidikan formal. Dengan demikian, pendidikan nonformal bertujuan untuk memberikanlayanan pendidikan kepada semua warga masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, agarmemiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi diri dengan penekanan pada penguasaanpengetahuan dan keterampilan vokasional, serta pengembangan sikap dan kepribadianprofesional, sehingga pendidikan nonformal dapat pula berfungsi sebagai pengganti,penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikansepanjang hayat. Di masa mendatang program pendidikan nonformal dapat menjadipendidikan alternatif yang dapat memenuhi standar nasional maupun internasional.
Program ini bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada wargamasyarakat yang tidak/belum pernah sekolah atau buta aksara, putus sekolah, dan wargamasyarakat yang mengalami hambatan lainnya baik laki-laki maupun perempuan, agarmemiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi diri dengan penekan pada penguasaanpengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup serta pengembangan sikap dankepribadian profesional, sehingga pendidikan nonformal dapat pula berfungsi sebagaipengganti, penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mewujudkanmasyarakat pembelajar sepanjang hayat, sehingga dapat menjadi pendidikan alternatif yangdapat memenuhi standar nasional maupun internasional.
Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, berbagai program PNF yang dikembangkanterdiri atas; (1) pendidikan kesetaraan yang diarahkan pada anak usia Wajar Dikdas 9 tahununtuk mendukung suksesnya Wajar Dikdas beserta tindaklanjutnya (setara SMU); (2)pendidikan keaksaraan yang diarahkan pada pendidikan keaksaraan fungsional sertapenurunan penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas secara signifikan pada akhir tahun2009; (3) peningkatan pembinaan kursus dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan belajar
2
2 2
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik
E. Program Pendidikan Nonformal
(life skills),
54
masyarakat di berbagai bidang keterampilan yang dibutuhkan; (4) pendidikan kecakapanhidup, yang dapat diintegrasikan dalam berbagai program pendidikan nonformal sebagaiupaya agar peserta didik mampu hidup mandiri; (5) pendidikan pemberdayaan perempuanyang diarahkan pada peningkatan kecakapan hidup dan pengarusutamaan gender di bidangpendidikan; (6) peningkatan budaya baca masyarakat sebagai upaya untuk memelihara danmeningkatkan kemampuan keaksaraan peserta didik yang telah bebas buta aksara melaluipenyediaan taman bacaan masyarakat; dan (7) memperkuat dan merevitalisasi kelembagaanunit pelaksana teknis pusat dan daerah (BP-PLSP, BPKB, dan SKB) sebagai tempatpengembangan model program PNF . Di samping hal-hal di atas, PNF juga akan melaksanakanberbagai komitmen dunia seperti Pendidikan Untuk Semua, pengarusutamaan gender,perawatan dan pendidikan pada anak-anak yang tergolong tidak beruntung.
Berbagai langkah kegiatan untuk memperluas akses pendidikan nonformal adalah(a) peningkatan sosialisasi dan promosi melalui berbagai media mengenai pentingnyaPNF dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat dari usia dini hinggausia lanjut, yang disertai menu-menu program yang dapat menggugah, menarik, danmembangkitkan semangat untuk belajar dan/atau berperan dalam penyelenggaraanPNF ; (b) mendorong dan memberdayakan masyarakat melalui berbagai organisasi sosialmasyarakat (Orsosmas) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berorientasi padakegiatan sosial, ekonomi, dan budaya serta kelompok masyarakat terdidik, untuk dapatberperan dalam penyelenggaraan PNF ; (c) memberikan bantuan pembiayaan sampaipada kabupaten/kota, untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya PNF bagiPemda kabupaten/kota, sehingga terdorong untuk menyediakan anggaran PNF yangmemadai melalui APBD; (d) mendorong terbentuknya berbagai organisasikemasyarakatan di berbagai tingkatan yang dapat berperan sebagai mitra dalampengembangan PNF ; (e) memperluas kerja sama dengan instansi terkait dalampenyelenggaraan PNF ; (f) penyediaan, pemberian dan penyaluran s yangdilaksanakan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihakyang berperan dalam penyelenggaraan berbagai program PNF ; dan (g) menjalinkemitraan dengan lembaga-lembaga luar negeri yang terkait dengan pengembanganprogram PNF .
Pengembangan pendidikan kesetaraan, yang diarahkan pada anak usia WajarDikdas 9 tahun melalui Paket A setara SD, dan Paket B setara SMP, serta pengembanganpendidikan menengah melalui Paket C setara SMA. Pengembangan paket kesetaraandilakukan melalui pembukaan kelompok-kelompok belajar pada sasaran yang terfokus,yaitu pada daerah yang APK-nya sangat rendah. Hingga tahun 2009, target Paket A untuksiswa putus SD kelas 4 sampai dengan 6 sebanyak kurang lebih 25% dari DO SD, dan targetPaket B setara SMP akan menjangkau sekitar 50% dari lulusan SD tidak melanjutkan dan50% dari putus SMP, dan target penyelenggaraan program Paket C setara SMA akanmenjangkau sekitar 50% dari lulusan SMP tidak melanjutkan dan 25% dari putus SMA.
Dalam rangka pemerataan dan perluasan akses pendidikan kesetaraan dilakukanberbagai strategi, antara lain (a) sosialisasi pendidikan kesetaraan melalui kampanyedan pertemuan forum kesetaraan, serta perluasan akses pendidikan kesetaraan denganpemberdayaan masyarakat melalui layanan kelas berjalan
dan (b) pemberdayaan pondok pesantren dan kerja sama denganinstansi terkait; (c) penajaman pelayanan khusus pendidikan kesetaraan, antara lainmelalui pelayanan daerah terbelakang dan daerah bencana, pendidikan kesetaraan diluar negeri, dan pembantu rumah tangga anak (PRTA).
Penurunan angka buta aksara dan pengembangan keaksaraan fungsionalmerupakan kegiatan untuk meningkatkan intensifikasi akses perluasan dan kualitaspendidikan keaksaraan fungsional bagi penduduk buta aksara tanpa diskriminasi genderbaik di perkotaan maupun di perdesaan dengan prioritas pada daerah yang menjadikantong-kantong buta aksara. Target pada tahun 2009 adalah menurunnya persentasependuduk buta aksara dari 10,21% (Susenas, BPS 2003) menjadi 5% pada akhir tahun2009, atau secara kuantitas target yang akan dijangkau sekitar 7,7 juta orang (usia 15tahun ke atas).
1. Pemerataan dan PerluasanAkses
block grant
home schooling, (mobileeducation services);
55
Dalam rangka penurunan buta aksara (PBA) dilakukan berbagai strategi antara lain(a) program reguler PBA melalui UPT PLS dan berbagai satuan PLS lain, yaitu PKBM,kelompok belajar, dan satuan PNF sejenis; (b) gerakan nasional percepatanpemberantasan buta aksara, baik melalui strategi vertikal dengan penerbitan InpresGerakan Penuntasan Wajib Belajar dan Keaksaraan (GN-PWK) maupun strategihorizontal melalui intensifikasi kerja sama dengan organisasi sosial dan keagamaan, PT,dan sekolah; dan (c) pengembangan kerja sama dengan lembaga/organisasi keagamaan,organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, organisasi lain yang dapat menjangkaumasyarakat, dan pemberantasan buta aksara melalui jalur pemerintahan daerah.
Pembinaan pendidikan kecakapan hidup dan kursus bertujuan untukmengembangkan keterampilan, kecakapan, dan profesionalitas warga belajar untukbekerja dan/atau berusaha secara mandiri, serta mengembangkan kapasitaskelembagaan kursus dan pelatihan agar memiliki daya saing internasional. Strategi yangdilakukan antara lain (a) perluasan kursus yang berorientasi pada kecakapan hidup yangmencakup sasaran sektoral dan dalam tiga spektrum, yaitu perdesaan, perkotaan, danpeningkatan kecakapan bagi penduduk bekerja melalui programpengembangan kursus dan pelatihan; (b) penyediaan beasiswa pada peserta didik yangtergolong kurang beruntung secara bertahap dalam rangka pemerataan pendidikan; (c)perluasan PKBM terutama di daerah yang rendah partisipasi pendidikan dasar dan tinggisasaran PNF ; (d) perluasan pendidikan kecakapan hidup bekerja sama dangan lembagapenyelenggara PNF , mitra, dan instansi terkait; dan e) intensifikasi sosialisasi danpromosi kursus dan lembaga PNF melalui berbagai media dalam rangka perluasan kursusyang berorientasi kecakapan hidup.
Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal perluditumbuhkan melalui pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) dan perintisan pusatsumber belajar (PSB).
Pemerintah akan menyediakan biaya operasional bagi peserta didik yang kurangberuntung, serta memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untukmelaksanakan pendidikan informal melalui pembentukan kegiatan belajar secaramandiri dan berkelompok. Biaya operasional dapat diberikan melalui kegiatan magang,penyelenggaraan kursus yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, atau denganbeasiswa.
Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan dengan sasarantersedianya sarana, prasarana, pendidikan dan pelatihan tenaga kependidikannonformal yang bermutu secara memadai.
Pengembangan budaya baca diselenggarakan di berbagai kegiatan pembelajarandengan target pelembagaan 2.500 taman bacaan masyarakat (TBM) pada tahun 2009.
Dalam rangka peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing akan dilaksanakanmelalui kegiatan-kegiatan berikut.
Pendidikan kesetaraan dilakukan melalui beberapa strategi, antara lain (a)pengembangan standar penyelenggaraan pendidikan kesetaraan (kompetensi, isi,proses, dan penilaian) bersama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP); (b)pengorganisasian kurikulum pendidikan kesetaraan secara tematis; (c) penyusunansubstansi bahan ajar yang menekankan pendekatan kecakapan hidup ; dan (d)pengembangan model pembelajaran yang bersifat induktif, kesetaraan unggulan, sertapenerapan sistem ujian kompetensi dan tes penempatan.
Penurunan angka buta aksara dan pengembangan keaksaraan fungsional dilakukanmelalui beberapa strategi, antara lain (a) mengembangkan standar keaksaraan dan (b)standardisasi, penilaian ( , pendataan serta pemberian insentif untukmempercepat pemberantasan buta aksara sesuai dengan target sasaran tahunan yangtelah ditetapkan.
Sampai dengan tahun 2009, ditargetkan jumlah peserta pendidikan kecakapanhidup berusia lebih dari 15 tahun mencapai 15% atau 1,5 juta orang. Untuk mencapaitarget tersebut, program pendidikan kecakapan hidup dan kursus dilakukan melaluibeberapa strategi, antara lain (a) pengembangan dan penetapan standar nasional kursusdan lembaga PNF bekerja sama dengan BSNP dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(refitting)
(life skills)
assesment)
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
56
Nasional (BNSP) sebagai dasar untuk peningkatan kapasitas pengelola, peningkatansumber daya kursus dan kelembagaan, akreditasi lembaga dan program, serta upayapenjaminan mutu; (b) pelaksanaan evaluasi pendidikan melalui ujian nasional yangdilakukan oleh BSNP dan atau lembaga yang telah terakreditasi; (c) pelaksanaanpenjaminan mutu melalui proses analisa yang sistematis terhadap hasil evaluasibekerjasama dengan organisasi profesi, ahli, praktisi dan pengguna ; (d)pelaksanaan akreditasi lembaga dan/atau program, 5 tahun sekali dan mengacu padaSNP (dilakukan oleh BAN PNF ); (e) peningkatan kerja sama dengan dunia usaha/kerjadalam rangka pengembangan kurikulum yang berbasis kompetensi; dan (f) pelaksanaanpenataan perizinan pendirian kursus dan satuan lainnya dengan mengikutsertakanorganisasi profesi terkait.
Dalam pengembangan program PNF , dilakukan pula pengembangan format dankualitas program PNF agar bisa diterima sebagai pengganti kegiatan dan program yangada di satuan pendidikan formal. Mulai tahun 2006, ditetapkan 10 jenis dan variasiprogram PNF yang berorientasi pada kecakapan hidup yang pengembangannya akandidukung oleh pemerintah.
Pengembangan model PNF unggulan merupakan kegiatan untuk mengembangkanmodel-model unggulan dan model kompetitif PNF dalam PAUD, kesetaraan, keaksaraan,program budaya baca, dan kecakapan hidup sebanyak 25% kabupaten/kota ditargetkansudah memiliki model PNF unggulan pada tahun 2008.
Penyediaan materi pendidikan, sarana dan prasarana, serta media pembelajarandilakukan dengan mengembangkan media pembelajaran dan teknologi pendidikantermasuk peralatan peraga pendidikan, buku pelajaran dan buku bacaan serta materipelajaran yang memanfaatkan TIK seperti radio, televisi, komputer dan internet.
Pengembangan satuan-satuan PNF meliputi lembaga kursus dan pelatihan,kelompok belajar, PKBM serta satuan pendidikan yang sejenis melalui standardisasi,penjaminan mutu, akreditasi dan sertifikasi serta penguatan kemampuan manajerialpengelolanya. Dilakukan pula pengembangan format dan kualitas program PNF sehinggabisa diterima sebagai pengganti mata pelajaran yang relevan dengan yang ada di satuanpendidikan formal. Sampai dengan tahun 2009, ditargetkan jumlah peserta pendidikankecakapan hidup berusia lebih dari 15 tahun mencapai 15% atau 1,5 juta orang.
Pengembangan sertifikasi menyangkut sertifikasi lembaga kursus dan pelatihan,dan pendidikan keterampilan/kecakapan hidup. Pengembangan sertifikasi dan aspek-aspek mutu lainnya mengacu pada standar keahlian dan produktivitas tenaga kerjaIndonesia dalam kerangka . Sertifikasi diharapkan memiliki bagipeningkatan kehidupan dan produktivitas kerja pada peserta didik. Sampai dengantahun 2009, 20% lembaga dan program PNF ditargetkan telah terstandarisasi.
Pengembangan model unggulan merupakan kegiatan untuk mengembangkanmodel-model unggulan dan model kompetitif PNF dalam PAUD, kesetaraan, keaksaraan,dan kecakapan hidup. Sebanyak 60% kabupaten/kota ditargetkan sudah memiliki modelPNF unggulan pada tahun 2008.
Prinsip fundamental dari penyelenggaraan pelayanan pendidikan nonformaladalah aktifnya peran atau partisipasi masyarakat dalam kemandirian dan kreativitasyang dinamis untuk membantu mengangkat derajat dan taraf hidup masyarakat yangkurang beruntung. Oleh karenanya, berhasilnya penyelenggaraan PNF yang efektif,efisien, dan akuntabel, berada pada tanggung jawab bersama antara masyarakatpenyelenggara dan pemerintah daerah setempat. Karena prinsip penyelenggaraan yangpartisipatif ini, pencitraan kelembagaan yang transparan dan akuntabel menjadikebutuhan mutlak yang harus dapat dipenuhi oleh setiap penyelenggara pendidikannonformal.
Dalam penyelenggaraan PNF yang lebih banyak melibatkan partisipasi masyarakat,pemerintah pusat berperan memberikan fasilitasi dan pengendalian/penjaminan mutumelalui bantuan pembiayaan dan program-program sosialisasi dan pelatihan. Beberapalangkah Depdiknas dalam peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraanpenyelenggaraan PNF adalah sebagai berikut.
(user)
,
WTO civil effect
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik
57
Penataan dan pengembangan sistem pendataan dan informasi manajemendiperlukan untuk mendukung pengelolaan dan koordinasi PNF baik pada tingkat pusat,daerah, maupun pengelola dan penyelenggara PNF , serta untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat atas data dan informasi mengenai PNF . Usaha ini memerlukan sinergitripartit, yaitu ahli pendidikan, ahli substansi, dan ahli media/informatika.
Pengembangan kapasitas diberikan kepada pengelola dan penyelenggara PNF disemua tingkatan, baik di pusat maupun daerah (BP-PLSP, BPKB, SKB, dan PKBM). Sampaidengan tahun 2009, Ditjen PLS dan 5 (lima) BP-PLSP ditargetkan meraih sertifikat9001. Advokasi, sosialisasi, dan fasilitasi; diperlukan untuk memberikan informasi,kampanye, dan bantuan dalam rangka meningkatkan dan memperluas partisipasimasyarakat dalam penyelenggaraan PNF yang efektif dan akuntabel.
Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan bertujuan untukmeningkatkan kecukupan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan, kemampuan akademik,kemampuan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, danpelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan dan pembelajaran pada setiap satuanpendidikan.
Peningkatan pemerataan dan rasio pelayanan pendidik dan tenaga kependidikanuntuk pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, danpendidikan nonformal, dilakukan melalui beberapa kegiatan berikut (a) pengembangansistem perencanaan berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan pendidik dan tenagakependidikan; (b) pengembangan sistem dan mekanisme rekrutmen dan penempatanpendidik dan tenaga kependidikan yang merata secara geografis, tepat jumlah, tepatkualifikasi/keahlian, dan gender; (c) peningkatan jumlah pendidik di wilayah/daerahyang kekurangan, seperti pengaturan mekanisme penempatan dan redistribusi guru,penambahan guru baru, perubahan status pendidik dari satu jenjang ke jenjang lain,integrasi guru/tutor mata pelajaran sejenis, pola insentif guru di daerah terpencil,memberikan bantuan bagi guru tidak tetap (GTT) swasta, pengawas/penilik/pamongbelajar, dan guru daerah terpencil; (d) perluasan jurusan LPTK pada bidang yang masihkekurangan seperti guru MIPA, Bahasa Inggris dan teknologi kejuruan; (e) perluasanProgram Akta bagi lulusan sarjana non-kependidikan; (f) penambahan jumlah tenagakependidikan secara proporsional, seperti pengawas sekolah, penilik, pegawai tata-usaha, laboran, pustakawan, pengembang sumber belajar, arsiparis, operator komputer,dsb, melalui penambahan tenaga baru, penempatan tenaga non-kependidikan menjaditenaga kependidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lain; dan (g) pemberiandisinsentif pada pendidik yang melanggar etika profesi.
Dalam rangka pemerataan dan perluasan akses, dilakukan pengadaan guru. Untukmeningkatkan daya tarik penempatan guru di daerah-daerah sulit, perlu dipikirkanskenario pemberian insentif bagi guru-guru tersebut; dibentuknya suatu programpenataran ( bagi guru-guru yang sudah ada (SD/MI) agar mereka memilikikesempatan untuk mengajar di SMP atau sekolah-sekolah layanan khusus pada SMPKhusus.
Sasaran yang akan dicapai dalam lima tahun ke depan adalah rasio peserta didikper pendidik dan tenaga kependidikan relatif merata pada setiap kabupaten/kota, danakan diupayakan tercapainya standar nasional. Sementara itu, dalam lima tahunmendatang akan dilakukan pengangkatan pengawas yang tepat sasaran.
Pemerintah juga akan mengangkat guru baru, untuk mengatasi kekurangan gurusebagai pengganti guru yang akan pensiun, dan dalam rangka perluasan akses untukpenuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, serta perluasan pendidikanmenengah umum dan kejuruan.
Pengembangan
ISO
upgrading)
F. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Pemerataan dan PerluasanAkses
pola manajemen pendidik dan tenaga kependidikan yang mandiri
58
dan berbeda dengan pola manajemen birokratis. Pola manajemen ini diharapkan akan
dapat mereposisi guru dari posisi periperal, yaitu posisi di kawasan pinggiran atau
terpinggirkan, menuju posisi sentral, memberikan perlindungan hukum yang pasti dalam
profesi, kesejahteraan, jaminan sosial, hak dan kewajiban.
Penjaminan mutu pendidik dilakukan melalui pengembangan sistem rekrutmen
yang lebih transparan, akuntabel, dan komprehensif sehingga dapat diperoleh tenaga-
tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten, berbakat, berminat dan profesional.
Peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan dengan pola
pengembangan program pendidikan D-4 dan/atau sarjana strata satu (S-1), termasuk
pola pendidikan jarak jauh dengan memanfatkan TIK. Pola pelatihan yang dikembangkan
perlu mengedepankan perubahan paradigma dari menujulearning by teaching learningby experiencing..
Mengingat sasaran pendidikan nonformal di desa-desa cukup tinggi, perlu diangkattutor purnawaktu untuk desa-desa terpencil dan/atau desa-desa yang konsentrasisasaran PNF-nya besar. Untuk mendukung tugas penilik, selain dari pengangkatan tutorsecara bertahap diperlukan juga tenaga lapangan Dikmas (TLD) tidak tetap, denganrasio satu TLD setiap lima desa.
Selanjutnya untuk meningkatkan jangkauan pelayanan PNF secara bertahapditingkatkan jumlah pamong belajar kurang lebih 1.300 orang, sehingga mencapaistandar nasional pendidikan.
Program peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing akan dilaksanakan dalamkegiatan-kegiatan berikut (a) penyusunan rencana pengembangan mutu pendidik dantenaga kependidikan; (b) pengembangan sistem dan pelaksanaan penilaian kinerja,kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan; (c)penyelenggaraan sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan; (d) pengembangan danpembinaan profesi dan karier pendidik dan tenaga kependidikan; (e) pengembangansistem dan dan peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenagakependidikan melalui pemetaan kompetensi secara periodik, pendidikan berkelanjutanuntuk mencapai standar kompetensi yang ditunjukkan oleh hasil uji kompetensi,penghitungan angka kredit sebagai tenaga fungsional; (f) peningkatan kompetensipendidik dan tenaga kependidikan menuju patok-duga ( ) regional daninternasional; (g) pengembangan sistem dan pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan;(h) pemanfaatan hasil akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikannonformal; (i) pengembangan kemitraan dengan LPTK dan instansi/organisasi terkaitdengan pendidikan prajabatan ( ) dan pendidikan dan pelatihan dalamjabatan ( ) bagi pendidik dan tenaga kependidikan; (j) pemanfaatanTIK dalam pendidikan untuk peningkatan kompetensi guru dan pamong belajar dalampembelajaran; dan (k) pengembangan kapasitas sumberdaya pendidik dan tenagakependidikan pada PPPG, LPMP, BP-PLSP dan BPKB serta SKB.
Usaha meningkatkan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan dalam pengelolaantenaga pendidik dan kependidikan adalah (a) penyusunan kebijakan pengelolaanpendidik dan tenaga kependidikan dan kebijakan pengelolaan satuan kerja; (b)pengembangan sistem dan pelaporan kinerja satuan kerja di lingkungan DitjenPeningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; (c) sosialisasi dan komunikasikebijakan dan program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan; (d)pengembangan sistem dan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan termasuktutor dan pemong serta pamong belajar PNF secara transparan dan akuntabel; (e)fasilitasi bantuan perlindungan hukum bagi pendidik dan tenaga kependidikan; (f)penyelesaian secara tuntas masalah guru bantu dan tenaga lapangan Dikmas (TLD); (g)sosialisasi Undang-Undang tentang Guru dan Dosen beserta peraturan pelaksanaannya;dan (h) penyiapan rancangan peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaanUndang-Undang tentang Guru dan Dosen.
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik
benchmark
pre-servicein-service training
59
G. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Program ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kapasitas lembaga-lembaga di pusat dandaerah, mengembangkan mekanisme tata kelola, meningkatkan koordinasi antartingkatpemerintahan, mengembangkan kebijakan, melakukan advokasi dan sosialisasi kebijakanpembangunan pendidikan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunanpendidikan; (2) mengembangkan dan menerapkan sistem pengawasan pembangunanpendidikan termasuk sistem tindak lanjut temuan hasil pengawasan terhadap setiap kegiatanpembangunan pendidikan termasuk pelaksanaan desentralisasi dan otonomi pendidikan; dan(3) menyempurnakan manajemen pendidikan dengan meningkatkan otonomi satuanpendidikan dan desentralisasi pengelolaan pendidikan kepada pengelola pendidikan dalammenyelenggarakan pendidikan secara efektif dan efisien, transparan, bertanggung jawab,akuntabel serta partisipatif yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
Dalam rangka pengembangan sistem pengawasan, perlu dilakukan perbaikan pelayanankepada masyarakat dengan meningkatkan transparansi agar terhindar dari citra aparat ataspraktik-praktik pelayanan yang berindikasi korupsi, kolusi, dan nepotisme sesuai denganIntruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004. Selama ini dipersepsikan dengan sangat kuat olehmasyarakat bahwa sumber KKN terbesar dianggap berada di instansi pelayanan masyarakat.Perbaikan pelayanan itu akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
Pertama, untuk mencegah terjadinya kekeliruan persepsi atau kecurigaan masyarakatterhadap berbagai kebijakan dan pelayanan pendidikan oleh pemerintah, perlu ditingkatkanpenyebarluasan informasi kebijakan. Sebagai mitra pemerintah, masyarakat perlumendapatkan penyuluhan, pembinaan, dan ajakan untuk berperan aktif dalam pendidikan.
Kedua, peningkatan kapasitas aparat pemerintah yang menitikberatkan dua aspek,yaitu (1) perubahan pola pikir ( , sikap mental dan perilaku sebagai pelayanmasyarakat yang bebas KKN; dan (2) aspek teknis untuk memberikan kemampuan danpenguasaan terhadap tugasnya secara profesional dan handal. Dalam usaha mengubah polapikir, sikap mental dan perilaku, perlu dilakukan advokasi yang menegaskan bahwa sebagaipelayan masyarakat, mereka dibiayai dengan uang rakyat sehingga semangat profesionalismeatas dasar prinsip menerima dan memberi ( ) selalu melandasi kegiatan pelayanansehari-hari. Di samping itu, perlu ditekankan pula bahwa dalam era modernisasi/globalisasi,cara berpikir dan sikap feodalistis sudah tidak relevan lagi.
Ketiga, penciptaan sistem pelayanan yang murah, cepat, terbuka dan menyenangkan.Indikator keberhasilan pelayanan adalah kepuasan masyarakat atas pelayanan yang murah(bahkan gratis), cepat, terbuka, ramah dan kooperatif. Untuk itu, perlu dilakukanpemangkasan birokrasi dan penerapan prinsip-prinsip efisiensi menuju pelayanan yangberorientasi pada kepuasan pelanggan.
Keempat, penciptaan sistem pengawasan yang efektif dan objektif yang dapatmencegah praktik-praktik pelayanan yang berindikasi KKN. Sistem yang dimaksud harusmencakup pula rencana tindak-lanjut yang nyata dan efektif serta dapat dilaksanakan.
Kelima, peningkatan sistem pengendalian intern (SPI), berkoordinasi dengan BPKP danBPK. Kegiatan pengembangan SPI dilakukan dengan membangun sistem dan prosedur yangmenggunakan TIK. Di samping itu, dilakukan perbaikan internal dengan penataan,pemantapan, dan penerapan secara disiplin prosedur operasional standar (POS), sertapeningkatan koordinasi dengan pihak eksternal seperti BPK, BPKP, dan Bawasda. Demikianpula kegiatan pengawasan terpadu yang disertai proses fasilitasi pengawasan oleh Itjenkepada Bawasda, pengawas sekolah dan penilik pendidikan luar sekolah serta satuanpengawas internal pada unit kerja yang diperiksa.
Keenam, pemberdayaan masyarakat untuk mendorong terciptanya pelayanan yang baik.Usaha ini dapat dilakukan dengan memberikan peran tertentu kepada masyarakat dalampengawasan dan perumusan sistem pelayanan.
Ketujuh, pengembangan dan pemanfaatan ICT untuk mendukung peningkatan peran danfungsi pelayanan pendidikan. Sistem yang dikembangkan diusahakan untuk dapat memenuhidua hal, yaitu (a) kebutuhan manajemen atas sistem pendataan dan informasi yang akurat,mutakhir ( , dan mudah diakses; (b) kebutuhan masyarakat atas data dan informasipelayanan pendidikan. Beberapa kegiatan yang sifatnya pengembangan dan pemanfaatan ICT,
mind-set)
take and give
up-to-date)
60
antara lain sebagai berikut (1) merancang dan mengimplementasikan sistem jaringanpendidikan nasional (Jardiknas), yang mencakup jaringan intranet dan internet, yangterhubung ke semua unit utama dan unit kerja Depdiknas di pusat, dinas pendidikan provinsi,dinas pendidikan kabupaten/kota, satuan pendidikan/sekolah, UPT pendidikan lainnyadengan pusat data dan aplikasi/ ; (2) merancang dan membuat aplikasi pangkalan data( ) yang menyimpan dan pengolah data dan informasi sistem dan prosedur keuangan,sistem perencanaan dan sistem monitoring, sistem kepegawaian, sistem pengawasan internal,sistem aset, sistem nomor pokok sekolah nasional (NPSN), sistem nomor induk siswa nasional(NISN), sistem nomor induk mahasiswa, sistem nomor induk guru nasional (NIGN), sistemnomor induk dosen, dan konten-konten pembelajaran lainnya; (3) menyediakan danmeningkatkan pemanfaatan TV edukasi sebagai materi pengayaan dalam rangka menunjangpeningkatan mutu pendidikan; dan (4) memfasilitasi pengumpulan/pemanfaatan media massaguna peningkatan proses pembelajaran dan pengajaran.
Kedelapan, penataan sistem dan mekanisme inventarisasi dan dokumentasi sarana,prasarana dan aset pendidikan, termasuk pengelolaan dokumen dan arsip Depdiknas yang saatini mengadapi kesulitan. Kegiatan ini dapat memanfaatkan peran TIK yang dapatmentransformasikan pendataan dan kearsipan konvensional ke sistem digital.
Kesembilan, peningkatan kapasitas dan kompetensi pengelola pendidikan untukmenjawab adanya gejala penurunan kapasitas dan kompetensi pengelola pendidikan dalamera desentralisasi pendidikan. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan pelatihan-pelatihanjangka pendek maupun pendidikan terstruktur/bergelar yang relevan untuk penyelesaianmasalah di daerah, termasuk pelatihan perencanaan dan evaluasi yang melibatkan aparatpengelola pendidikan di daerah dan pusat.
Program penelitian dan pengembangan pendidikan bertujuan untuk (1) mengembangkankonsepsi pembaruan sistem pendidikan nasional dan memasyarakatkannya seiring denganperkembangan dan persaingan di era globalisasi; (2) melakukan penelitian kebijakan padatingkatan makro dan pengembangannya pada tingkat mikro serta mengembangkan inovasipendidikan agar hasilnya dapat menjadi acuan bagi pengembangan kebijakan dan/atauprogram pembangunan pendidikan; (3) mengembangkan model-model kurikulum satuanpendidikan yang relevan, layanan profesional pengembangan kurikulum tingkat satuanpendidikan; (4) mengembangkan dan mengimplementasikan sistem pendataan berbasisteknologi informasi yang efisien dan efektif sebagai landasan perumusan kebijakanpendidikan; (5) mengembangkan sistem penilaian dan pengendalian mutu pendidikannasional; (6) meningkatkan intensitas dan kualitas kerja sama nasional dan internasional dibidang pendidikan yang berdasarkan kesetaraan dan mengarah kepada peningkatan kualitaspendidikan nasional; (7) memfasilitasi berbagai lembaga independen di lingkungan Depdiknasyang berkaitan dengan standar nasional pendidikan dan akreditasi; dan (8) meningkatkankompetensi SDM dalam penelitian dan pengembangan serta pendataan.
Program penelitian dan pengembangan pendidikan dilaksanakan melalui tiga pilarpembangunan pendidikan nasional sebagai berikut:
Program strategis penelitian dan pengembangan pendidikan yang akandilaksanakan dalam rangka menunjang perluasan dan pemerataan pendidikan adalahpenelitian biaya dan pendanaan Wajar Dikdas 9 Tahun, bebas pungutan serta perluasanakses PAUD, Dikmen, dan Dikti, termasuk inovasinya.
Program strategis penelitian dan pengembangan pendidikan yang akandilaksanakan dalam rangka menunjang peningkatan mutu dan relevansi pendidikanantara lain adalah (1) layanan profesional pengembangan kurikulum tingkat satuan
IDCdatabase
H. Program Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
1. Pemerataan dan PerluasanAkses
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
61
pendidikan; (2) evaluasi pendidikan nasional untuk penjaminan mutu pendidikan; (3)fasilitasi penyelenggaraan pelaksanaan tugas badan-badan independen, antara lainBAN-S/M, BAN-PNF, BAN-PT, dan BSNP; dan (4) pengembangan sistem penilaian untukberbagai kepentingan pendidikan.
Program strategis penelitian dan pengembangan pendidikan yang akandilaksanakan dalam rangka menunjang peningkatan tata kelola akuntabilitas, danpencitraan pendidikan antara lain adalah (1) peningkatan sarana dan prasarana ITtingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah; (2) penelitian dan inovasi tentangpengelolaan SDM, prasarana dan sarana pendidikan sesuai SNP; (3) pengembanganjaringan Litbang; (4) peningkatan sistem manajemen mutu; (5) penyelenggaraanberbagai untuk mengukur citra Depdiknas; (6) penyusunan RUU Badan HukumPendidikan (BHP), Bahasa, Perbukuan, dan RUU lain serta peraturan pemerintahberkaitan dengan pendidikan; dan (7) pengembangan lembaga penilaian pada satuanpendidikan.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan fokus dan mutu kegiatan penelitian danpengembangan di bidang ilmu pengetahuan dasar, terapan, dan teknologi sesuai dengankompetensi inti dan kebutuhan pengguna. Pelaksana program ini terutama adalah BadanPenelitian dan Pengembangan, Ditjen Pendidikan Tinggi, dan lembaga penelitian padaperguruan tinggi.
Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain adalah pertama, penelitian danpengembangan di bidang pangan, energi, manufaktur, bioteknologi dan informatika; kedua,penelitian dan pengembangan program tematis; ketiga, pengembangan teknologi prosesuntuk mendukung peningkatan produksi /produktivitas; keempat, pengembangan riset dasardalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan; kelima, penelitian dan pengembangan dibidang pengukuran, standarisasi, pengujian dan mutu; keenam, penelitian untuk mendukungkebijakan pemerintah di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hukum; ketujuh, pengkajiandan penelitian hibah bersaing.
Program ini bertujuan untuk mendorong berkembangnya minat baca bagi anggotamasyarakat melalui perluasan taman bacaan masyarakat (TBM) dan pembinaan perpustakaan,serta penyediaan bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,sehingga pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya industri perbukuan.
Pengembangan budaya baca diselenggarakan di berbagai kegiatan pembelajaran,dengan sasaran pelembagaan 2.500 taman bacaan masyarakat (TBM) pada tahun 2009. Selainitu, program ini diarahkan pada pengembangan budaya baca, bahasa, sastra Indonesia dandaerah, pada masyarakat termasuk peserta didik guna membangun masyarakatberpengetahuan, berbudaya, maju dan mandiri. Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakanantara lain adalah sebagai berikut.
Pertama, kampanye dan promosi budaya baca melalui media masa dan cara-cara lainnyadalam rangka meningkatkan budaya baca secara meluas, baik di kalangan persekolahanmaupun institusi pendidikan lain yang relevan, atau masyarakat luas.
Kedua, perluasan dan peningkatan kualitas pelayanan perpustakaan dan TBM melalui (a)penambahan dan pemeliharaan koleksi perpustakaan dan taman bacaan masyarakat(termasuk koleksi pustaka elektronik); (b) pengadaan sarana dan revitalisasi perpustakaankeliling dan perpustakaan masyarakat; (c) mendorong tumbuhnya perpustakaan masyarakatdengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di masyarakat; (d) peningkatan peran sertamasyarakat termasuk lembaga swadaya masyarakat dan dunia usaha dalam menyediakan
3. Penguatan Tata Kelola,Akuntabilitas, dan Citra Publik
,
polling
I. Program Penelitian dan Pengembangan Iptek
J. Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
5
fasilitas membaca sebagai sarana belajar sepanjang hayat; (e) pendidikan dan pelatihan untukmeningkatkan kemampuan pengelola perpustakaan, termasuk perpustakaan yang berada disatuan pendidikan; (f) peningkatan diversifikasi fungsi perpustakaan untuk mewujudkanperpustakaan sebagai tempat yang menarik, terutama bagi anak dan remaja untuk belajar danmengembangkan kreativitas; (g) pemberdayaan tenaga pelayan perpustakaan sebagai pusatsumber belajar (PSB) dengan mengembangkan jabatan fungsional; dan (h) pengembanganberbagai model layanan perpustakaan seperti pustakawan, digitalisasi, otomatisasi danperpustakaan elektronik.
Ketiga, pemantapan sistem nasional perpustakaan dalam rangka mewujudkan sistemperpustakaan yang memiliki kaitan fungsional dengan berbagai institusi pendidikan.
Keempat, peningkatan sinergi antara perpustakaan nasional, provinsi, kabupaten/kotadengan perpustakaan sekolah dan TBM melalui (a) peningkatan jaringan perpustakaan daritingkat pusat sampai daerah, satuan pendidikan, dan taman bacaan masyarakat; dan (b)peningkatan kerja sama perpustakaan nasional, perpustakaan daerah, dan taman bacaanmasyarakat, dalam memberikan pelayanan pada masyarakat berdasarkan standar kelayakan.
Kelima, pembinaan dan pengembangan bahasa untuk mendukung berkembangnyabudaya ilmiah, kreasi sastra, dan seni.
Program ini dilakukan dalam rangka pemartabatan bahasa kebangsaan dan peningkatandaya saing yang ditempuh melalui (1) pembinaan dan pengembangan bahasa sebagai saranapengembangan ilmu dan teknologi serta seni untuk meningkatkan martabat bahasa Indonesiasebagai lambang identitas bangsa dan sarana pemersatu bangsa serta sebagai bahasaperhubungan luas antarbangsa; (2) pembinaan dan pengembangan bahasa daerah sebagaibagian dari kebudayaan nasional; (3) peningkatan mutu penguasaan bahasa asing sebagaisarana penguasaan ilmu dan teknologi serta sebagai sarana pergaulan internasional.
Beberapa program penunjang di luar fungsi pendidikan yang dikelola DepartemenPendidikan Nasional adalah program-program yang keterkaitan dengan fungsi pelayananpemerintahan umum dan fungsi perlindungan sosial. Program pada dua fungsi tersebutmeliputi lima program sebagai berikut.
Program ini bertujuan untuk menyempurnakan dan mengefektifkan sistempengawasan, audit kinerja dan keuangan, serta sistem akuntabilitas dalam mewujudkanaparatur negara yang bersih, akuntabel, dan bebas KKN. Berdasarkan kebijakan yangbaru, penyusunan indikator kinerja unit pengelola pendidikan didasarkan pada standarnasional pendidikan sebagai sarana untuk melakukan pengawasan yang efektif.
Program strategis dalam program ini termasuk dalam tema kebijakan penguatantata kelola, akuntabilitas, dan citra publik, yaitu peningkatan SPI untuk berkoordinasidengan BPKP dan BPK, peningkatan kapasitas dan kompetensi pemeriksaan aparat Itjen,pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan KKN,intensifikasi tindakan-tindakan preventif oleh Itjen, intensifikasi dan ekstensifikasipemeriksaan oleh Itjen, BPKP dan BPK, serta penyelesaian tindak lanjut temuan-temuanpemeriksaan Itjen, BPKP, dan BPK. Selain itu, program strategis yang berkaitan denganpeningkatan kapasitas, kompetensi, dan komitmen aparat adalah peningkatan kapasitasdan kompetensi aparat dalam perencanaan dan penganggaran, peningkatan ketaatanaparat pada peraturan perundang-undangan, serta peningkatan kapasitas dankompetensi pengelola pendidikan.
Program ini bertujuan untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas pimpinandan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan kepemerintahan dilingkungan Depdiknas. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain meliputi(a) penyediaan fasilitas kebutuhan kerja pimpinan; (b) peningkatan kelancaran
K. Program-Program Lainnya
1. Peningkatan Pengawasan danAkuntabilitasAparatur Negara
2. Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan
62
pelaksanaan tugas dan fungsi kantor kenegaraan dan kepemerintahan sepertipenyediaan belanja pegawai, belanja barang, belanja perjalanan, belanja modal, danbelanja lainnya; (c) penyelenggaraan koordinasi dan konsultasi rencana dan programkerja kementerian dan lembaga; (d) pengembangan sistem, prosedur dan standarisasiadministrasi pendukung pelayanan; dan (e) peningkatan fungsi manajemen pelayananyang efisien dan efektif.
Program ini bertujuan menyediakan prasarana dan sarana pendukung pelaksanaantugas administrasi pemerintahan yang memadai pada unit kerja penyelenggara negara.Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain (a) meningkatkan kualitas saranadan prasarana pendukung pelayanan; (b) meningkatkan fasilitas pelayanan umum danoperasional termasuk pengadaan, perbaikan dan perawatan gedung dan peralatan; dan(c) meremajakan dan memelihara alat transportasi dinas operasional untuk mendukungmobilitas, ketepatan dan kecepatan operasional pelayanan umum.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sistem pengelolaan dan kapasitassumber daya manusia aparatur sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugaskepemerintahan dan pembangunan. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan antaralain (a) menata kembali sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kebutuhan atasjumlah dan kompetensi, serta perbaikan distribusi PNS; (b) menyempurnakan sistemmanajemen pengelolaan sumber daya manusia aparatur terutama pada sistem karir danremunerasi; (c) meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur dalampelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya; (d) menyempurnakan sistem dan kualitasmateri penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil; (e) menyiapkandan menyempurnakan berbagai peraturan dan kebijakan manajemen kepegawaian; dan(f) mengembangkan profesionalisme pegawai negeri melalui penyempurnaan aturanetika dan mekanisme penegakan hukum disiplin lainnya.
Program ini bertujuan untuk memperkuat sistem dan mekanisme kelembagaan danjaringan pengarusutamaan gender termasuk sistem pendataannya, meningkatkan perandan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan perempuan di berbagai bidangpembangunan di tingkat nasional dan daerah. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakanantara sebagai berikut.
Pertama, pengembangan materi dan pelaksanaan komunikasi, informasi, danedukasi (KIE) tentang kesetaraan dan keadilan gender (KKG); kedua, peningkatankapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak di tingkatprovinsi dan kabupaten/kota, termasuk pusat studi wanita/gender; ketiga, penyusunanberbagai kebijakan dalam rangka penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender(PUG) dan pengarusutamaan anak (PUA), di tingkat nasional dan daerah melaluipenyusunan dan rencana aksi nasional dan rencana aksi daerah (RAD)PUG, yang merupakan integrasi dari penyusunan rencana aksi pendidikan untuk semua(RAN-PUS); keempat, penyusunan mekanisme perencanaan, pemantauan, dan evaluasiPUG dan PUA di tingkat nasional dan daerah; kelima, pengembangan model pendidikankeluarga berwawasan gender dan anak (PKBG), bekerja sama dengan organisasi sosialdan keagamaan serta organisasi masyarakat, termasuk lembaga swadaya masyarakat(LSM); keenam, pengembangan model pendidikan sekolah berwawasan gender dan anak(PSBG); ketujuh, pengembangan gender sebagai ;kedelapan, pengembangan pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan berwawasangender.
3. Program Peningkatan Sarana dan PrasaranaAparatur Negara
4. Program Pengelolaan Sumber Daya ManusiaAparatur
5. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender danAnak
position paper
body of knowledge and science
563
Bab VI
66
Pendanaan pendidikan nasional disusun dengan mengacu pada aturan perundangan yangberlaku, kebijakan Mendiknas, program-program pembangunan pendidikan dan sasarannya,serta implementasi program dalam dimensi ruang dan waktu. Dalam lima tahun ke depan,
pelaksanaan program-program pembangunan pendidikan masih akan menghadapi berbagaiketerbatasan sumber daya, baik sarana-prasarana, ketenagaan, maupun anggaran pendidikan baikdari sumber APBN maupun APBD. Oleh karena itu, strategi pembiayaan disusun untuk menyiasatiketerbatasan sumber daya tersebut agar pelaksanaan program pembangunan pendidikan dapatmemberikan andil yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yangdiamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.
Mengingat terbatasnya anggaran pemerintah untuk pendidikan, strategi pembiayaanpendidikan nasional dalam lima tahun ke depan disusun dalam skala prioritas. Penetapan prioritaspembangunan pendidikan didasarkan pada (a) keberpihakan Pemerintah terhadap anak-anak darikeluarga yang kurang beruntung karena faktor-faktor ekonomi, geografi, dan sosial-budaya, untukmemperoleh pendidikan yang bermutu; (b) tuntutan prioritas karena adanya perubahan kebijakanpendidikan, termasuk dalam pemenuhan hak-hak konstitusional warga negara pada setiap satuan,jenjang dan jenis pendidikan baik pada jalur formal maupun nonformal, serta untuk menjawabkomitmen internasional dan kepentingan nasional; dan (c) prediksi perkembangan kemampuankeuangan negara dan potensi kontribusi masyarakat terhadap pendidikan.
Kebijakan desentralisasi pendidikan menuntut peningkatan kemampuan daerah dalamperencanaan dan pengelolaan pembangunan pendidikan di daerahnya. Oleh karena itu, pemerintahdaerah harus dapat menyusun strategi pembiayaan untuk dapat mencapai target-target programyang disusun dalam perencanaan pembangunan pendidikan untuk lima tahun ke depan. Peningkatankapasitas pemerintah daerah dalam berbagai aspek manajemen penyelenggaraan pendidikan itumerupakan bagian dari strategi implementasi Renstra Depdiknas. Renstra 2005-2009 yang disusunoleh pemerintah pusat harus dijabarkan oleh setiap unit utama yang ada di Depdiknas (empatDitjen, Setjen, Itjen, dan Balitbang) menjadi Renstra unit utama untuk lima tahun ke depan. Renstraunit utama memuat perencanaan program yang akan dilaksanakan secara berkala setiap tahununtuk dapat mencapai target 15 program RPJM pada tahun 2009 karena target-target tahunan unitutama pada dasarnya merupakan penjabaran dari target lima tahun Renstra.Selanjutnya, pemerintah daerah harus menjabarkan program-program pemerintah pusat yang harusdilaksanakan di daerah dalam rencana strategis lima tahun (Renstrada) 2005-2009. BerdasarkanRenstrada, pemerintah daerah membuat perencanaan pembiayaan pembangunan pendidikan untuklima tahun ke depan untuk mencapai target-target program di daerahnya hingga tahun 2009.Strategi pembiayaan disusun dengan memperhitungkan proyeksi (a) pendapatan asli daerah (PAD);(b) dana perimbangan yang meliputi dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasikhusus (DAK); (c) dana otonomi khusus dan penyeimbang; dan (d) perkiraan alokasi belanjapemerintah pusat berupa dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan (DTP). Sumberpendanaan lainnya yang dapat diperhitungkan adalah bantuan luar negeri, khususnya untukpembiayaan program-program prioritas.
Karena keterbatasan keuangan pemerintah pusat dan juga kendala daerah meningkatkan PAD,kesenjangan pendanaan ( ) di daerah akan sangat mungkin terjadi. Terjadinya kesenjanganitu diakibatkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan pendanaan untuk mencapai target-targetprogram yang telah ditentukan. Untuk menutup kesenjangan pendanaan, pemerintah daerah harus
fiscal gap
STRATEGI PEMBIAYAAN
memperhitungkan sumber-sumber pendanaan lain yang mungkin dapat diupayakan, seperti bantuanluar negeri (donor) dan kontribusi masyarakat yang harus ditelaah per program. Semua kemungkinanskenario pembiayaan tersebut harus tertuang dalam Renstrada 2005-2009, sebagai pedomanpelaksanaan program pembangunan pendidikan di daerahnya, dalam rangka mendukung pencapaiantarget-target nasional program pembangunan jangka menengah 20052009.
Pembiayaan pembangunan pendidikan disusun dalam rangka melaksanakan ketentuanperundangan serta kebijakan Pemerintah dalam kurun waktu lima tahun ke depan.Pembiayaan pendidikan dalam kurun waktu 20052009, disusun dalam rangka melaksanakanfungsi-fungsi sebagai berikut (1) memperjelas pemihakan terhadap masyarakat miskindan/atau masyarakat kurang beruntung lainnya; (2) memperkuat otonomi dan desentralisasipendidikan; dan (3) memberikan insentif dan disinsentif bagi (a) perluasan dan pemerataanakses pendidikan, (b) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan secaraberkelanjutan, dan (c) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pengelolapendidikan.
Pemihakan terhadap masyarakat miskin dilakukan dengan menghilangkanberbagai hambatan biaya bagi orangtua peserta didik, dalam rangkameningkatkan jumlah peserta didik SD dan SMP yang berasal dari keluarga miskinsehingga wajib belajar 9 tahun dapat diselesaikan. Hambatan tersebut terdiri atas tigajenis pembiayaan pendidikan yang selama ini dibebankan kepada orangtua pesertadidik, yaitu biaya operasi satuan pendidikan, biaya pribadi, dan biaya investasi. Dengansemakin kecilnya hambatan biaya khususnya bagi keluarga miskin, diharapkan seluruhanak usia sekolah dapat mengikuti pendidikan paling tidak sampai dengan pendidikandasar sembilan tahun.
Pemerintah akan mulai menghilangkan hambatan biaya seluruh item biaya operasisatuan pendidikan di luar gaji pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk melaksanakanamanat Konstitusi dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pemerintah secarabertahap membebaskan seluruh beban biaya operasi satuan pendidikan negeri danswasta menuju pendidikan dasar bebas biaya. Walaupun orangtua siswa dibebaskan daribiaya operasi satuan pendidikan, masih banyak keluarga miskin yang tidak mampumemenuhi biaya pribadi untuk anaknya sehingga tidak dapat pergi ke sekolah. Untukmengantisipasi menurunnya APK SMP karena hambatan biaya pribadi, Pemerintahmenyediakan bantuan beasiswa yang disalurkan melalui biaya satuan pendidikan kesekolah untuk menutup biaya pribadi bagi siswa miskin agar tidak terhambat masuksekolah. Bantuan beasiswa juga dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi sekolah( ).
Hambatan biaya lainnya adalah biaya investasi seperti lahan, prasaranapendidikan, sarana pendidikan, dan modal kerja yang diperlukan untuk menciptakanlingkungan sekolah yang dapat mendorong terwujudnya mutu proses pembelajaran disekolah. Pada tahun 2005, pemerintah dan pemerintah daerah menanggung sebagianbesar dari biaya investasi satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah. Biayainvestasi tersebut difokuskan pada perbaikan prasarana dan sarana pendidikan (gedung,ruang kelas, dan sarana belajar) yang mendesak untuk direhabilitasi agar dapatmelindungi guru dan siswa melaksanakan proses belajar dengan baik.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, antara lain mengatur sistem pembiayaandalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Menurut UU tersebut sumber keuangan APBDadalah PAD, DAU, dan dana bagi hasil (DBH). Dengan mempertimbangkan kemampuan
A. Fungsi Pembiayaan Pendidikan 2005-2009
1. Memperjelas Pemihakan terhadap Masyarakat Miskin
2. Penguatan Desentralisasi dan Otonomi Pendidikan
(cost barrier)
enrollment
67
yang berbeda antara daerah, DAU diberikan dengan tujuan untuk pemerataankemampuan keuangan antardaerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangankemampuan keuangan antardaerah ( ) melalui penerapan formula yangmempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah. Selain itu, melalui instrumenpendanaan DAK, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan, setiap departemen membantupembiayaan pembangunan sektornya di daerah. Ketiga pola pembiayaan tersebutdimaksudkan untuk memperkuat keuangan daerah, baik dalam rangka pelaksanaankebijakan khusus yang menjadi prioritas nasional (pola DAK), maupun kewenangan pusatyang dilimpahkan dan ditugaskan ke daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan).
Fungsi pembiayaan pendidikan dalam kerangka desentralisasi dan otonomipendidikan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan danpenyelenggaraan urusan pendidikan. Seperti disebutkan dalam Undang-undang Nomor32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sektor pendidikan adalah salah satu yangmenjadi urusan wajib pemerintah daerah. Depdiknas akan terus membantu provinsi dankabupaten/kota dalam pembiayaan pembangunan sektor pendidikan melalui ketigapola pendanaan itu untuk mengatasi kekurangan kemampuan pembiayaan bagi sektorpembangunan pendidikan, sampai tercapainya kondisi pemerintah daerah mampumemenuhi kebutuhan pembiayaan melalui peningkatan PAD, dan/atau peningkatanalokasi DAU.
Bersamaan dengan itu, komitmen dan kemampuan kabupaten/kota dalamperencanaan dan pengelolaan pembangunan terus ditingkatkan melalui pengembangankapasitas. Bantuan pembiayaan dan pengembangan kapasitas pada prinsipnya diarahkanuntuk makin memperkuat pelaksanaan desentralisasi dan kemandirian pemerintahkabupaten/kota (otonom). Pelaksanaan desentralisasi di bidang pendidikan harus terusmendorong pemerintah daerah (dinas pendidikan) dan satuan pendidikan untuk dapatmencapai otonomi pengelolaan pendidikan. Pemerintah bersama pemerintah provinsiakan mengambil peran sebagai mitra pemerintah kabupaten/kota dalam pembiayaandengan pola dekonsentrasi, tugas pembantuan dan pembiayaan bersama
Dana dekonsentrasi pemerintah pusat diberikan kepada provinsi untuk membiayaipelaksanaan kewenangan pusat yang dijalankan oleh provinsi sebagai wakil pemerintahdi daerah. Penggunaan dana dekonsentrasi dalam rangka pengendalian dan penjaminanmutu pendidikan, termasuk kegiatan evaluasi, akreditasi, sertifikasi dan pengembangankapasitas.
Dana Alokasi Khusus (DAK) dimaksudkan untuk membantu membiayai kegiatan-kegiatan khusus di daerah tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai denganprioritas nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasaranapelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar nasional yang diharapkan.Penggunaan DAK antara lain untuk pembiayaan dalam rangka pelaksanaan kegiatanrehabilitasi bangunan SD yang rusak berat yang akan diselesaikan pada tahun 2008, danpembangunan sarana untuk memperluas akses dalam rangka menuntaskan wajib belajar9 tahun. Pemberian DAK memerlukan dana pendamping dari daerah yang bersangkutansekurang-kurangnya 10% dari besarnya DAK. Tujuan menyertakan dana pendampingadalah untuk menumbuhkan rasa kepemilikan daerah atas aset yang dibangun denganbantuan DAK tersebut.
Dana tugas pembantuan bertujuan untuk menjamin tersedianya dana bagipelaksanaan kewenangan pemerintah yang ditugaskan kepada daerah. Pelaksanaankewenangan yang harus berupa kegiatan fisik itu dijalankan oleh satuan kerja perangkatdaerah (SKPD) yang ditetapkan oleh gubenur, bupati/walikota. Sementara itu,pembiayaan bersama merupakan komitmen antara pemerintah dan pemerintah provinsidengan pemerintah kabupaten/kota dilakukan sesuai dengan kemampuan daerahmasing-masing.
Perimbangan pembiayaan ( ) pendidikan antara pusat, provinsi,kabupaten dan kota disepakati secara adil, proporsional, transparan, dan sesuai dengankemampuan fiskal dan potensi.
equalizing funds
(cost sharing).
burden sharing
68
69
3. Fungsi Insentif dan Disinsentif bagi PeningkatanAkses, Mutu, dan Tata Kelola
1. Pembiayaan Pembangunan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan harus mampu menjadi insentif dan disinsentif bagi upayapeningkatan akses, mutu, dan tata kelola. Kapasitas pemerintah daerah dan satuanpendidikan dalam mengelola sumber-sumber daya pendidikan sangat menentukankeberhasilan peningkatan akses, mutu, dan tata kelola. Fungsi insentif dan disinsentifbagi peningkatan akses, mutu, dan tata kelola akan dilakukan oleh pemerintah pusatuntuk mendorong tumbuhnya prakarsa, kreativitas, dan aktivitas pemerintah daerahdan satuan pendidikan dalam meningkatkan kapasitasnya untuk meningkatkan akses,mutu, dan tata kelola.
Insentif dan disinsentif diberikan dalam bentuk hibah ( ) berdasarkankriteria seperti tujuan yang akan dicapai dalam pemenuhan standar nasionalpendidikan, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan, akuntabilitas dalam pengelolaanserta manfaat yang diperoleh. Evaluasi peningkatan akses, mutu, dan tata kelolapendidikan akan dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator yang mengacupada standar nasional pendidikan. Depdiknas dapat bekerja sama dengan Badan StandarNasional Pendidikan (BSNP) atau lembaga akreditasi/sertifikasi dalam menyusun sistemevaluasinya. Mengingat koordinasi tugas-tugas pengendalian dan penjaminan mutumerupakan kewenangan pemerintah pusat, maka mekanisme pemberianuntuk pelaksanaan fungsi insentif dan disinsentif dilaksanakan melalui pola pendanaandekonsentrasi dan/atau dana alokasi khusus.
Rencana pembiayaan yang akan dijelaskan dalam bagian ini mencakup pendanaanpendidikan nasional untuk pembiayaan pembangunan pendidikan, baik secara keseluruhanmaupun hanya pada Depdiknas serta pembiayaan program prioritas Depdiknas sesuai denganRPJM. Skenario pendanaan pendidikan nasional untuk pembiayaan pembangunan pendidikanserta untuk memenuhi amanat UUD 1945 pasal 31 ayat (4) menggunakan APBN dan sesuaidengan RPJMN 2004-2009.
Sementara itu, pembiayaan dengan pendekatan ideal digunakan untuk memberikangambaran besarnya anggaran yang sebenarnya diperlukan dalam membangun pendidikan yangbermutu sesuai dengan tujuan reformasi pendidikan dalam kerangka pelaksanaandesentralisasi pendidikan. Hal ini menyangkut konsekuensi upaya mencapai standar nasionalpendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, seperti standarpengelolaan, standar kompetensi guru, dan standar sarana/prasarana. Rencana pembiayaanpembangunan pendidikan dan program prioritas sampai dengan tahun 2009 adalah sebagaiberikut.
Pembiayaan pembangunan pendidikan dalam rangka pemerataan dan perluasanakses; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; dan penguatan tata kelola,akuntabilitas, dan citra publik, bersumber padaAPBN,APBD dan dana masyarakat.
Dengan menggunakan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang dicanangkanpada RPJMN 2004-2009, total anggaran pendidikan pada tahun 2009 akan mencapai212,64 triliun atau setara dengan 5,5% dari PDB pada tahun yang sama. Anggaran sektorpendidikan pada pemerintah pusat pada tahun 2009 akan mencapai 127,34 triliun,sedangkan anggaran sektor pendidikan pada pemerintah daerah akan mencapai 85,30triliun. Persentase anggaran sektor pendidikan pemerintah pusat terhadap belanjapemerintah pusat, tumbuh sesuai dengan kesepakatan antara Pemerintah dan DPR yaitudari 9,3% pada tahun 2005 menjadi 20,1% pada tahun 2009 dan ini untuk memenuhi UUD1945 pasal 31 ayat (4). Skenario pendanaan pendidikan nasional selengkapnya dapatdilihat pada Tabel 6.1.
block grant
block grant
B. Rencana Pembiayaan
Besarnya pembiayaan pembangunan pendidikan di bawah Depdiknas yang meliputibiaya operasional dan biaya investasi dihitung dengan menggunakan perhitungan biayaoperasional tahun 2005 serta menggunakan besarnya biaya satuan per siswa per tahunmenurut jenjang.
70
Tabel 6.1Skenario Pendanaan Pendidikan Nasional
Tabel 6.2Biaya Satuan Pendidikan Total (BSPT)
Faktual Masing-masing Sekolah(dalam juta)
Rata-rata BSPT ideal antara 1,31 kali sampai dengan 1,48 kali rata BSPT faktual.Perhitungan biaya operasional untuk tahun 2009 menggunakan besarnya biaya satuanper siswa per tahun menurut jenjang pada sekolah dengan mutu yang sangat baik.
Perhitungan biaya investasi didasarkan pada kebutuhan biaya untuk pengadaanlahan, sarana dan prasarana, serta pengembangan sumberdaya manusia. Seperti telahdisinggung di depan, baik biaya operasional maupun biaya investasi dihitung sesuaidengan komitmen Pemerintah untuk mengupayakan pencapaian Standar NasionalPendidikan. Hal ini berarti proyeksi pembiayaan telah memperhitungkan optimalisasipenggunaan dana pemerintah dan kontribusi masyarakat yang berorientasi padapeningkatan kual i tas manajemen, termasuk propors i kontr ibus imasyarakat/pemerintah ( / ) yang makin tinggi padajenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi ( ). Proyeksijuga memperhitungkan pengaruh variabel ekonomi makro.
Tabel 6.3 memuat skenario pendanaan Pendidikan di bawah Depdiknas denganrencana pembiayaan dengan metode perhitungan di atas. Nomor 1, merupakan jumlahnilai total biaya operasional dan biaya investasi yang merupakan nilai total kebutuhanpembiayaan pembangunan pendidikan di bawah Depdiknas dalam lima tahun ke depan.Masing-masing sudah memperhitungkan asumsi inflasi 7% untuk biaya operasional, dan10% untuk biaya investasi.
Sementara itu, anggaran Depdiknas tahun 2005 yang berasal dari APBN sebesar34,23 triliun (nomor 3), sedangkan konstribusi pendanaan pendidikan dari masyarakatsebesar 43,1 triliun (nomor 2).
non-government government sharespost-basic education
71
Tabel 6.3Skenario Pendanaan Pendidikan di bawah Depdiknas
Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009
1 Jumlah Kebutuhan Pembiayaan Pendidikan 108,3 122,7 138,7 163,2 183,4
2 Pendanaan Pendidikan oleh Masyarakat 43,1 49,1 55,5 62,4 70,0
3 Anggaran Depdiknas (dalam Trilyun Rupiah, 80%terhadap No. 8 Tabel 6.1)
34,23 45,45 61,40 80,16 101,87
I. Gaji dan Tunjangan Pendidik (Guru dan Dosen)terdiri atas: 3,00 3,50 15,49 27,58 31,48
a. Gaji Pendidik3,00 3,50 4,03 4,63 5,32
b. Tunjangan Fungsional Dosen Swasta danNegeri
- - 1,20 1,20 1,20
c. Tunjangan Fungsional Guru Swasta danNegeri
- - 4,26 10,74 10,74
d. Tunjangan Profesi Pendidik Guru - - 3,20 6,41 9,61
e. Tunjangan Profesi Pendidik Dosen - - 1,80 3,60 3,60
f. Tunjangan Pendidik Daerah Khusus - - 1,00 1,00 1,00
II. Anggaran Depdiknas diluar Gaji dan TunjanganPendidik (Guru dan Dosen) terdiri atas: 31,23 41,95 45,91 52,59 67,96
a. Anggaran Operasional non Gaji Pendidik9,37 12,58 13,77 15,78 20,39
b. Dana Diskresi termasuk investasi21,86 29,36 32,14 36,81 47,58
Untuk mengetahui kemungkinan pemenuhan kekurangan dana, sumber-sumberdana yang dapat diperhitungkan di luar pemerintah ialah tambahan pembiayaan daripemerintah daerah, masyarakat (untuk pendidikan menengah dan pendidikan tinggi),dan donor luar negeri.
Tabel 6.4 menampilkan skenario kemungkinan pemenuhan kekurangan dana yangdapat Dipenuhi oleh masyarakat dan bantuan luar negeri atau donor tahun 2005-2009.Nomor 1 adalah total kebutuhan pembiayaan di bawah Depdiknas; Nomor 2 merupakanperkiraan anggaran Depdiknas yang telah disepakati antara pemerintah dan DPR.Nomor 3 adalah kekurangan kebutuhan dana, setelah dikurangi anggaran hasilkesepakatan antara Pemerintah dan DPR. Nomor 4 merupakan asumsi besarnyapemenuhan oleh donor luar negeri, sebesar 5% dari total kebutuhan pembiayaan 2005-2009 di bawah Depdiknas. Nomor 5 adalah perkiraan besarnya dana kontribusimasyarakat pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi ( ).Nomor 6 merupakan penjumlahan dari perkiraan donor luar negeri (Nomor 4), danperkiraan kontribusi dana masyarakat (Nomor 5).
post-basic education
72
Dari jumlah pada nomor 6 (jumlah perkiraan kontribusi donor luar negeri dankontribusi masyarakat), diperoleh kekurangan dana ( ) berturut-turut sebesar(dalam Rupiah) 25,56 triliun (2005); 22,02 triliun (2006); 14,87 triliun (2007); 12,48triliun (2008); dan 2,36 triliun (2009). Sejalan dengan meningkatnya kemampuankeuangan dari berbagai sumber itu, juga makin membaik walaupun sampaidengan tahun 2009 jumlahnya masih 2,36 triliun rupiah. Beberapa alternatif untukmenutup kekurangan dana ialah dengan mengupayakan peningkatan sumber pendanaandari pemerintah daerah, partisipasi pendanaan yang makin besar dari masyarakat, ataumeningkatkan bantuan luar negeri (donor).
Komposisi pembiayaan pendidikan berdasarkan sumbernya sebagaimanatercantum pada grafik 6.1 berikut.
fiscal gap
fiscal gap
Tabel 6.4Perkiraan Jumlah Kekurangan Dana
yang mungkin dapat Dipenuhi oleh Masyarakatdan Bantuan Luar Negeri (Donor) 2005-2009
No Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009
1Total Kebutuhan Pembiayaan dibawah Depdiknas
108,30 122,70 138,70 163,20 183,40
2 Anggaran Depdiknas 34,23 45,45 61,40 80,16 101,87
3 Kekurangan Kebutuhan 74,07 77,25 77,30 83,04 81,53
4 Perkiraan Donor Luar Negeri 5,415 6,135 6,935 8,16 9,17
5 Kontribusi dana Masyarakat 43,10 49,10 55,50 62,40 70,00
6 Jumlah 4 dan 5 48,52 55,24 62,44 70,56 79,17
Kekurangan (Fiscal Gap) 25,56 22,02 14,87 12,48 2,36
2. Rencana Pembiayaan Program PrioritasBerdasarkan kesepakatan antara DPR dengan Pemerintah pada tahun 2004,
diperoleh skenario kenaikan secara bertahap anggaran pendidikan berdasarkan proyeksikapasitas fiskal pemerintah hingga mencapai 20% dari belanja pemerintah. Rencanakenaikan tersebut berturut-turut (mulai 2006) adalah 12%, 14,7%, 17,4%, dan 20,1%.
Setiap program pembangunan pendidikan yang tercantum dalam RPJM memilikitingkat prioritas yang berbeda. Prioritas anggaran, selain ditentukan untuk mengatasimasalah yang mendesak, juga dimaksudkan untuk melanjutkan upaya yang telahdilakukan sebelumnya dalam mengembangkan dasar-dasar bagi pencapaian tahapanberikutnya, sesuai rencana pembangunan pendidikan jangka panjang. Prioritas programdijabarkan lebih lanjut dalam kegiatan strategis sesuai dengan kebijakan DepartemenPendidikan Nasional. Depdiknas telah menetapkan 39 kegiatan strategis yang terbagidalam tiga tema pembangunan pendidikan, yaitu pemerataan dan perluasan akses (13kegiatan), mutu, relevansi, dan daya saing (13 kegiatan), dan tata kelola, akuntabilitas,dan Citra Publik (13 kegiatan). Dalam pelaksanaan anggaran, pembiayaan 39 kegiatanstrategis dibebankan pada 15 program pembangunan pendidikan.
Sampai dengan tahun 2009, sebagai wujud komitmen pemerintah dalammenuntaskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendanaan biaya operasionalwajib belajar pendidikan dasar 9 tahun menempati prioritas pertama. Total anggaranuntuk program Wajar Dikdas 9 tahun pada tahun 2005 adalah sekitar 12,1 triliun rupiah.Adapun alokasi perinciannya adalah untuk: pembiayaan bantuan operasional satuanpendidikan SD/MI-SMP/MTs sederajat; penyediaan sarana dan prasarana pendidikan,termasuk perbaikan gedung/ruang kelas; perluasan akses SLB dan sekolah inklusif; sertapengembangan sekolah wajar layanan khusus.
BOS dimaksudkan untuk menutup biaya minimal operasi pembelajaran yang secaraminimal memadai untuk menciptakan landasan yang kokoh bagi upaya peningkatan
73
Grafik 6.1Komposisi Pembiayaan Pendidikan Berdasarkan Sumbernya
Komposisi Pembiayaan
34,23
45,45
61,40
80,16
101,87
5,415
6,135
6,935
8,16
9,17
43,10
49,10
55,50
62,40
70,00
25,56
22,02
14,87
12,48
2,36
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2005 2006 2007 2008 2009
Anggaran Depdiknas Perkiraan Donor Luar Negeri Kontribusi dana Masyarakat Kekurangan (Fiscal Gap)
mutu secara berkelanjutan. Komponen pembiayaan yang termasuk dalam BOS adalahuang formulir pendaftaran, buku, pemeliharaan, ujian sekolah dan ulangan, honorguru/tenaga kependidikan honorer, serta kegiatan kesiswaan. Secara bertahap, BOSdikembangkan menjadi yang memperhitungkan kemampuanmasyarakat kaya dan miskin, serta harga setempat. Dengan kebijakan BOS tersebut,pemerintah akan mewujudkan pendidikan dasar bebas biaya terbatas. Selain itu,pemerintah tetap akan memberikan bantuan biaya personal bagi siswa dan bagi sekolahyang sebagian besar siswanya berasal dari keluarga miskin dan daerah bermasalah.
Program PAUD dianggarkan sekitar 253 miliar (2005), diperuntukkan bagikebijakan strategis yang termasuk dalam tema , yaituperluasan akses PAUD. Anggaran tersebut berangsur-angsur meningkat signifikan hinggatahun 2009. Pendidikan menengah dianggarkan sekitar 2,8 triliun (2005) dan akanditingkatkan terus hingga tahun 2009, yang antara lain untuk membiayai kebijakanstrategis yang termasuk dalam tema , serta
yaitu perluasan akses SMA/SMK dan SMterpadu; perluasan pendidikan kecakapan hidup; pengembangan sekolah berkeunggulan(lokal dan internasional); akselerasi jumlah program studi kejuruan, vokasi, dan profesi.
Anggaran Wajar Dikdas 9 Tahun diperuntukkan juga untuk penyediaan sarana danprasarana pendidikan Penyediaan sarana/prasarana SD/MI/sederajat mencakuprehabilitasi dan revitalisasi sarana/prasarana yang rusak. Sekitar 200 ribu unit akanselesai direhabilitasi tahun 2008, sementara sekitar 300 ribu unit ruang kelas yang rusakringan dibebankan kepada APBD kabupaten/kota. Untuk SMP/MTs/sederajat, kegiatanpenyediaan sarana/prasarana antara lain diarahkan untuk membangun unit sekolahbaru dan ruang kelas baru. Pembangunan USB/RKB hanya dilakukan pada jenjangSMP/MTs/sederajat, untuk lebih mendorong peningkatanAPM SMP/MTs/sederajat makinmendekati angkaAPM SD/MI/sederajat yang sudah lebih baik.
Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang dianggarkansekitar 3,1 triliun (2005), selain untuk rekrutmen guru dalam rangka program WajarDikdas, juga akan digunakan untuk pembiayaan kebijakan strategis yang termasukdalam tema , yaitu pengembangan gurusebagai profesi dan pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sertapengembangan organisasi profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Kebijakan yangstrategis untuk membenahi persoalan guru tersebut akan terus berlanjut hingga tahun2009.
Program pendidikan non-formal dianggarkan sekitar 348 miliar (2005) yang antaralain digunakan untuk pembiayaan kebijakan strategis berikut, baik yang termasuk dalamtema , maupun
. Kebijakan yang dimaksud ialah perluasan akses pendidikanwajar nonformal dan Pendidikan Keaksaraan bagi penduduk usia 15 tahun ke atas, sertaperluasan pendidikan kecakapan hidup , yang merupakan bagian dari 39 programstrategis. Kebijakan strategis pendidikan keaksaraan ingin mendorong penduduk usia>15 tahun yang memiliki tiga buta, yaitu buta aksara latin dan angka arab, buta bahasaIndonesia dan buta pengetahuan dasar, mengikuti pendidikan keaksaraan fungsional.Program ini menargetkan penurunan penduduk buta aksara menjadi 5% penduduk padatahun 2009. Jumlah penduduk buta aksara akan dikurangi sekitar 7,5 juta orang selamalima tahun, atau rata-rata sebanyak 1,5 juta orang setiap tahunnya. Untuk itu,diperlukan dana sebesar 2,6 triliun untuk melaksanakan program keaksaraan fungsionalselama lima tahun, atau membutuhkan dana sekitar 500 miliar setiap tahun.
Program pendidikan tinggi yang dianggarkan 6,4 triliun (2005), diperuntukkan bagikebijakan strategis yang termasuk dalam tema pemerataan dan perluasan akses, yaituprogram perluasan akses PT dan pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran jarakjauh, serta tema peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, yaitu program yangmendorong jumlah program studi untuk masuk dalam 100 besar Asia, dan peningkatanjumlah dan mutu publikasi ilmiah dan hak atas kekayaan intelektual (HaKI). Anggaranpendidikan tinggi terus ditingkatkan secara signifikan hingga tahun 2009.
Program manajemen pelayanan pendidikan dianggarkan sekitar 392,5 miliar(2005), digunakan untuk pembiayaan kebijakan strategis yang termasuk dalam tema
school funding formulation
pemerataan dan perluasan akses
pemerataan dan perluasan akses pendidikanpeningkatan mutu, relevansi, dan daya saing,
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing
pemerataan dan perluasan akses pendidikan peningkatan mutu,relevansi, dan daya saing
.
74
Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Citra Publik
Tata Kelola, Akuntabilitas dan Citra Publik,
, yaitu peningkatan kapasitas dankompetensi aparat dalam perencanaan dan penganggaran; serta peningkatan kapasitasdan kompetensi manajerial aparat. Program yang penting dalam peningkatankemampuan pengelolaan pendidikan ini akan terus ditingkatkan anggarannya hinggatahun 2009.
Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara yangdianggarkan 28,5 miliar pada tahun 2005 akan terus ditingkatkan hingga tahun 2009.Anggaran program akan digunakan untuk pembiayaan kebijakan strategis yang termasukdalam tema , yaitu peningkatan SPI yangberkoordinasi dengan BPKP dan BPK; peningkatan kapasitas dan kompetensipemeriksaan aparat Itjen; pelaksanaan Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang PercepatanPemberantasan KKN; intensifikasi tindakan-tindakan preventif oleh Itjen; intensifikasidan ekstensifikasi pemeriksaan oleh Itjen, BPKP, dan BPK; serta penyelesaian tindaklanjut temuan-temuan pemeriksaan Itjen, BPKP, dan BPK.
Program penelitian dan pengembangan pendidikan yang dianggarkan 86,4 miliar(2005), dan akan terus meningkat hingga tahun 2009, dan diharapkan dapatmeningkatkan mutu penelitian untuk mendukung kebijakan. Anggaran program-program lainnya (2005), yaitu program penelitian dan pengembangan Iptek (40 miliar),pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan (70,3 miliar), penguatankelembagaan PUG dan anak (17,3 miliar), pengelolaan sumber daya manusia aparatur (5miliar), peningkatan sarana prasarana aparatur (112,2 miliar) serta penyelenggaraanpimpinan kenegaraan dan kepemerintahan (432,5 miliar), juga ditingkatkan bertahaphingga tahun 2009, agar dapat memberikan dukungan yang makin efektif untukberhasilnya program-program lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kebijakan strategis lainnya yang belum disebutkan di atas, yaitu peningkatanperan serta masyarakat dalam perluasan akses SMA/SMK/SM terpadu, SLB, dan PT, sertapenerapan telematika dalam pendidikan, sudah termasuk dalam pola-pola pendanaanbeberapa program yang relevan pada jenis dan jenjang pendidikan masing-masing.
75
Bab VII
78
Sistem pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Renstra ini.Sistem ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian antara rencana yangtelah ditetapkan dalam Renstra Depdiknas 2005-2009 dengan hasil yang dicapai berdasarkan
kebijakan yang dilaksanakan melalui kegiatan dan/atau program pendidikan nasional di setiapsatuan, jenjang, jenis, dan jalur pendidikan secara berkala.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan dalam konteks desentralisasi pendidikan, yang ditempuhmelalui proses perencanaan dan pelaksanaan pendidikan di tingkat pusat dan daerah. Proses inisekaligus sebagai upaya pemberdayaan sekaligus peningkatan kapasitas dan kapabilitas aparat yangmelakukan pemantauan dan evaluasi di berbagai tingkatan secara sinergis dan berkesinambungan,sehingga desentralisasi pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik dalam waktu lima tahun yangakan datang.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh unit utama di lingkungan Departemen PendidikanNasional, dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, cabang dinas pendidikankecamatan, satuan pendidikan, BSNP, BAN-SM, dan LPMP.
Acuan utama dalam mengukur kesesuaian standarisasi yang tercantum dalam Renstradan/atau Renstrada 2005-2009 adalah Standar Nasional Pendidikan. Apabila dalam pelaksanaanpemantauan dan evaluasi ditemukan masalah atau penyimpangan, maka secara langsung dapatdilakukan bimbingan, saran-saran dan cara mengatasinya serta melaporkannya secara berkalakepada .
dalam penyelenggaraan pendidikan nasional adalah pemerintah pusat,pemerintah daerah, orangtua siswa, masyarakat luas, dewan pendidikan, komite sekolah, satuanpendidikan, LSM, dan para donatur baik pemerintah maupun swasta dan birokrat dari berbagaitingkat pemerintahan serta dari luar negeri. Melalui pemantauan dan evaluasi dapat diketahuiberbagai hal yang berkaitan dengan tingkat pencapaian tujuan (keberhasilan), ketidakberhasilan,hambatan, tantangan, dan ancaman tertentu dalam mengelola dan menyelenggarakan sistempendidikan nasional di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan satuan pendidikan.
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagaiberikut (1) kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh dari pemantauan dan evaluasi; (2)pelaksanaan dilakukan secara objektif; (3) dilakukan oleh petugas yang memahami konsep,teori dan proses serta berpengalaman dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi agarhasilnya sahih dan terandal; (4) pelaksanaan dilakukan secara terbuka (transparan),sehingga pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan hasilnya dapat dilaporkan kepada
melalui berbagai cara; (5) melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu danberkepentingan secara proaktif (partisipatif); (6) pelaksanaannya dapatdipertanggungjawabkan secara internal dan eksternal (akuntabel); (7) mencakup seluruhobjek agar dapat menggambarkan secara utuh kondisi dan situasi sasaran pemantauan danevaluasi (komprehensif); (8) pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telahditetapkan dan pada saat yang tepat agar tidak kehilangan momentum yang sedang terjadi;
stakeholdersStakeholders
stakeholders
A. Prinsip Pelaksanaan
SISTEM PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
79
(9) dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan; (10) berbasis indikator kinerja, yaitukriteria/indikator yang dikembangkan berdasarkan tiga tema kebijakan Depdiknas; dan (11)efektif dan efisien, artinya target pemantauan dan evaluasi dicapai dengan menggunakansumber daya yang ketersediaannya terbatas dan sesuai dengan yang direncanakan.
mengarahkan para pemimpin dalammembentuk ( ), menyelaraskan ( ), dan menyetel ( ) eksistensi organisasimereka. Pemaknaan yang sama atas visi, misi, nilai-nilai, strategi, gaya, infrastruktur, danhasil menjadi pemersatu dan pemberi semangat bagi semua orang yang terlibat. Perhatian danlangkah-tindak mereka dapat diarahkan, dipantau, dan dievaluasi secara sistematik, periodikmaupun spesifik.
Evaluasi hasil menunjukkan perlunya dilakukan salah satu dari tiga jenistransformasi , revitalisasi atau . dilakukan ketika penelaahanterhadap hasil yang dicapai organisasi menemukan bahwa infrastruktur dan gayakepemimpinan menjadi kunci utama. Revitalisasi dilakukan apabila strategi dan tata nilaiorganisasi perlu untuk ditinjau ulang agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
hanya dilakukan apabila dianggap keberadaan organisasi perlu dikaji lebih lanjut.Ketiga tahapan ini merupakan tingkatan dalam melakukan organisasi.
Skema sistematika pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra dapatdilihat dalam bagan paradigma sistematis pengelolaan organisasi, seperti pada Grafik 7.1.
B. Sistematika Pemantauan dan Evaluasi
Organizing for business excellence (Orbex)shape align attune
retooling redirection Retooling
Redirection
Grafik 7.1Paradigma Sistematis Pengelolaan Organisasi
80
C. Mekanisme Pelaksanaan
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi mencakup aspek (1) pemerataan dan perluasanakses; (2) penjaminan mutu, relevansi, dan daya saing; (3) tata kelola, akuntabilitas, dan citrapublik. Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan oleh pemerintah, BSNP, LPMP, dinaspendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, cabang dinas pendidikan kecamatan,dan satuan pendidikan.
Skema mekanisme pelaksanaan mencakup siklus perencanaan, pemantauan, danevaluasi seperti pada Grafik 7.2 berikut:
Grafik 7.2Siklus Perencanaan, Pemantauan, dan Evaluasi
RENSTRADA
Pere
nca
naan
Departemen
RPJP
RPJM
Unit Utama
Depdiknas
Departemen
Terkait /Dinas
Pendidikan
Provinsi
Pem
an
tau
an
&Evalu
asi
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/
Kota
Satuan
Pendidikan
Anggaran
Indikator
Kunci
Anggaran
Indikator
Kunci
Anggaran
Indikator
Kunci
Anggaran
Indikator
Kunci
Anggaran
Indikator
Kunci
RKAKL&
DIPA
SRAA &
DIPA
TUGAS
PERBANTUAN
BLOCK
GRANTRENSTRA
BSNP, BAN, BAD & LPMP
Standarisasi &
Mutu Tenaga
Kependidikan
1. Pemantauan dan Evaluasi oleh PemerintahSesuai dengan undang-undang dan peraturan pemerintah, pemantauan dan
evaluasi dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah serta institusi lain yangberkompeten. Dalam konteks pemerintah, pemantauan dan evaluasi dimaksudkanuntuk menggali masukan, data, dan informasi yang dijadikan dasar dalam perumusankebijakan nasional. Kebijakan nasional itu terutama yang berkaitan dengan hal-halsebagai berikut:
a. Pengembangan dan penetapan acuan nasional untuk penyusunan kurikulum;b. Pengembangan dan perumusan standarisasi mutu dan relevansi pendidikan;c. Pengembangan dan pelaksanaan pemeratan serta perluasan kesempatan
memperoleh pendidikan;d. Peningkatan daya saing keluaran pendidikan di tingkat regional maupun
internasional;
Implementasi Tahun Berjalan
e. Pengembangan dan perumusan kebijakan mekanisme pemantauan dan evaluasi;f. Pemberian masukan bagi Pemda tentang kelebihan dan kekurangan dalam
implementasi kebijakan nasional yang tertuang dalam Renstrada 2005-2009;g. Peningkatan kapabilitas dan kapasitas aparat daerah dalam menjabarkan Renstra
Depdiknas menjadi Renstrada 2005-2009, yang implementasinya disesuaikandengan kondisi, potensi, dan kebutuhan daerah. Dengan demikian, Pemda dansatuan pendidikan dapat melaksanakan rencana strategis selama lima tahun kedepan dan mampu mengelola program secara efektif, efisien, akuntabel,transparan, dan produktif;
h. Penyusunan anggaran pendidikan yang memihak pada orang miskin dan satuanpendidikan. Untuk itu, pemerintah berkewajiban melakukan pemantauan danevaluasi atas anggaran yang berasal dari APBN yang berbentuk dana alokasi khusus(DAK), dana tugas pembantuan (DTP), dan dana dekonsentrasi (Dekon);
i. Perwujudan aparatur pemerintah, pemerintah daerah dan satuan pendidikan yangbebas dari KKN, yang ditandai oleh menurunnya jumlah kasus KKN yang terjadi;dan
j. Peningkatan citra publik pemerintah Indonesia terutama dalam bidangpendidikan.
Selain itu, hasil pemantauan dan evaluasi juga dapat digunakan sebagai masukan bagiBSNP, BAN-SM, BAN-PT, BAN-PNF, dan lembaga sertifikasi kompetensi untuk meningkatkankinerja badan-badan tersebut dalam melaksanakan standarisasi, akreditasi, penjaminan danpengawasan mutu, pemantauan dan evaluasi program, kegiatan serta hasil belajar tingkatnasional.
Bagi pemerintah provinsi, pemantauan dan evaluasi dapat digunakan untuk (a)mengukur tingkat pencapaian target pembangunan pendidikan provinsi bersangkutansesuai dengan Renstrada 2005-2009; (b) memperbaiki kinerja aparatur Pemdakabupaten/kota, kecamatan, dan satuan pendidikan agar kapabilitas dan kapasitasdalam penyelenggaraan pendidikan makin meningkat; (c) meningkatkan efektivitas,efisiensi, transparansi dan akuntabilitas sistem pengelolaan program dan kegiatanpendidikan untuk meningkatkan prestasi kerja aparatur Pemda dan menekan sekecilmungkin terjadinya KKN; dan (d) meningkatkan kemampuan dan kesanggupan aparaturPemda provinsi dalam melaksanakan tugas pemantauan dan evaluasi.
Di samping itu, pemantauan dan evaluasi juga dimaksudkan untuk menyusunlaporan berkala (triwulanan, semesteran, dan tahunan) berdasarkan data dan informasiyang diperoleh dari pemantauan dan evaluasi yang dilakukan aparatur Pemda provinsiterhadap kinerja seluruh kabupaten/kota yang ada dalam provinsi tersebut denganberdasarkan laporan dari kabupaten/kota kepada Pemda provinsi. Semua itu merupakanmasukan penting bagi Depdiknas dalam menyusun laporan dan kebijakan DepartemenPendidikan Nasional.
Pemantauan dan evaluasi terhadap peningkatan mutu dan relevansi yang dicapaioleh setiap kabupaten/kota dilaksanakan oleh BAN-SM, BAN- PNF , yang difasilitasi olehdinas pendidikan provinsi dan dewan pendidikan tingkat provinsi. Acuan utama dalammelaksanakan standarisasi, akreditasi, penjaminan mutu, pengawasan mutu danpemantauan dan evaluasi adalah Standar Nasional Pendidikan (Peraturan PemerintahNomor 19 Tahun 2005) beserta peraturan pemerintah lainnya yang telah dijelaskan diatas.
Tim pemantauan dan evaluasi tingkat provinsi merupakan unsur utama dalampengembangan dan implementasi sistem informasi pendidikan provinsi, yang jugamerupakan bagian dari jaringan sistem informasi pendidikan nasional.
Tujuan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah daerahkabupaten/kota adalah untuk (a) mengukur tingkat pencapaian target pembangunan
2. Pemantauan dan Evaluasi oleh Dinas Pendidikan Tingkat Provinsi
3. Pemantauan dan Evaluasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota
81
82
pendidikan pada kabupaten/kota tersebut sesuai dengan Renstrada kabupaten/kota2005-2009; (b) memperbaiki kinerja aparatur Pemda kecamatan dan satuan pendidikanagar kapabilitas dan kapasitas dalam penyelenggaraan pendidikan makin meningkat; (c)meningkatkan efektivitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas sistem pengelolaanprogram dan kegiatan pendidikan untuk meningkatkan prestasi kerja aparatur Pemdaserta untuk menekan sekecil mungkin terjadinya KKN; dan (d) meningkatkankemampuan dan kesanggupan aparatur Pemda kabupaten/kota dalam melaksanakantugas pemantauan dan evaluasi.
Di samping itu, pemantauan dan evaluasi juga dimaksudkan untuk menyusunlaporan berkala dinas pendidikan kabupaten/kota (triwulanan, tengah tahunan, dantahunan) kepada dinas provinsi. Data dan informasinya diperoleh dari hasil pemantauandan evaluasi yang dilakukan aparatur Pemda kabupaten/kota terhadap kinerja seluruhaparatur pemerintah di tingkat kecamatan dan dari laporan dinas pendidikankecamatan.
Peran dinas pendidikan kabupaten/kota adalah sebagai pelaksana utamapemantauan dan evaluasi pelaksanaan Renstrada kabupaten/kota untuk bidangpendidikan. Dinas pendidikan secara berkala melakukan pemantauan implementasikebijakan teknis dan administratif bidang pendidikan, sehingga diketahui secara cepatberbagai hal yang terjadi di wilayahnya. Dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasidinas pendidikan perlu menyertakan berbagai pihak yang terkait, seperti dewanpendidikan, para camat, dan komite sekolah/PLS dalam kabupaten/kota tersebut.Dinas pendidikan kabupaten/kota juga berkewajiban untuk melaporkan hasilpemantauan dan evaluasi dan memberikan saran-saran untuk perbaikan yang dipandangperlu kepada bupati/wali kota, dan pihak lain yang terkait. Pemantauandan evaluasi tingkat kabupaten/kota harus mampu menyajikan data, informasi dan petapendidikan secara aktual, lengkap dan rinci di setiap kecamatan maupun informasi dandata pendidikan secara keseluruhan di kabupaten/kota tersebut.
Tim pemantauan dan evaluasi tingkat kabupaten/kota merupakan unsur pentingdalam penyusunan dan implementasi sistem informasi pendidikan kabupaten kota danmerupakan bagian dari sistem informasi pendidikan provinsi yang secara proaktif danberkala memberikan data dan informasi ke sistem informasi provinsi.
Pemantauan dan evaluasi terhadap peningkatan mutu dan relevansi yang dicapaioleh setiap satuan pendidikan di tingkat kecamatan dilakukan oleh BAD-SM dan BAD-PNFdengan difasilitasi oleh dinas pendidikan di kabupaten/kota tersebut. Acuan utamadalam melaksanakan standarisasi, akreditasi, penjaminan mutu, pengawasan mutu danpemantauan dan evaluasi adalah Standar Nasional Pendidikan (Peraturan PemerintahNomor 19 Tahun 2005) beserta peraturan pemerintah lainnya yang telah dijelaskan diatas.
Bagi cabang dinas pendidikan kecamatan, pemantauan dan evaluasi dapatdigunakan untuk (a) mengukur tingkat pencapaian target pembangunan pendidikanpada kecamatan tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Renstradakabupaten/kota 2005-2009; (b) memperbaiki kinerja satuan pendidikan agar kapabilitasdan kapasitas dalam penyelenggaraan pendidikan makin meningkat; (c) meningkatkanefektifitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas sistem pengelolaan program dankegiatan pendidikan untuk meningkatkan prestasi kerja aparatur Pemda serta untukmenekan sekecil mungkin terjadinya KKN; dan (d) meningkatkan kemampuan dankesanggupan aparatur Pemda cabang dinas pendidikan kecamatan dalam melaksanakantugas pemantauan dan evaluasi.
Di samping itu, pemantauan dan evaluasi juga dimaksudkan untuk menyusunlaporan berkala cabang dinas pendidikan kecamatan (triwulanan, tengah tahunan, dantahunan) kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota. Data dan informasinya diperolehdari pemantauan dan evaluasi yang dilakukan aparatur Pemda kecamatan terhadapkinerja seluruh aparatur di setiap satuan pendidikan dan berasal dari laporan petugas disetiap satuan pendidikan.
stakeholders
4. Pemantauan dan Evaluasi oleh Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan
Pemantauan dan evaluasi di tingkat kecamatan ditekankan agar dapat menyajikandata dan informasi pendidikan secara aktual, lengkap dan rinci di setiap desa/satuanpendidikan serta, data dan informasi pendidikan secara keseluruhan di kecamatan.
Tim pemantauan dan evaluasi kecamatan secara berkala dan proaktif memberikandata dan informasi pendidikan di kecamatan tersebut ke sistem informasi pendidikantingkat kabupaten/kota.
Peran satuan pendidikan dalam pemantauan dan evaluasi ada tiga hal, yaitusebagai (a) pelaku utama dalam mengevaluasi satuan pendidikan yang hasilnya dikemasdalam bentuk perkembangan data dan informasi pendidikan; (b) pemberi masukan danpenyusun laporan kepada dinas pendidikan kecamatan tentang kondisi di satuanpendidikannya; dan (c) pelaku utama dalam menindaklanjuti hasil pemantauan danevaluasi dalam bentuk program nyata di satuan pendidikan bersangkutan. Fungsipemantauan dan evaluasi dalam satuan pendidikan adalah untuk mengetahui kelebihandan kekurangan pada satuan pendidikan yang bersangkutan secara berkala, yanghasilnya dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja.
Laporan dari masing-masing tingkat pemerintahan merupakanpertanggungjawaban hasil kinerja tahunan sebagai bentuk akuntabilitas publik ataspencapaian kinerja dalam tahun tertentu atau dari tahun ke tahun, yang secarakeseluruhan merupakan pencapaian target Renstra Depdiknas 2005-2009 selama limatahun. Sistem pemantauan dan evaluasi yang ada di setiap tingkat pemerintahan sampaidengan satuan pendidikan merupakan satu kesatuan pemantauan dan evaluasi yangsaling menentukan kualitas dan saling tergantung satu dengan lainnya. Oleh sebab itu,pemantauan dan evaluasi yang bersifat perlu dijaga mutunya karena akanmenentukan kualitas pemantauan dan evaluasi di setiap tingkat pemerintahan dankualitas sistem pendataan dan informasi Departemen Pendidikan Nasional.
Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) merupakan mitra sejajarDepartemen Pendidikan Nasional dalam pengembangan, pemantauan, danpengendalian mutu pendidikan nasional. BSNP merupakan badan independen danmandiri yang berkedudukan di pusat yang bertugas melaksanakan penilaian pencapaianstandar nasional pendidikan melalui ujian nasional.
Pemantauan yang dilakukan BSNP bertujuan untuk mengevaluasi capaian StandarNasional Pendidikan. Sedang pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh LembagaPenjaminan Mutu Pendidikan adalah untuk mendapatkan pemetaan capaian standarnasional yang dijadikan dasar dalam mengembangkan model interfensi, untukmeningkatkan kualitas pendidikan sehingga mencapai standar nasional serta membantuBAN-SM, BAN- PNF , dan BAN-PT dalam mengakreditasi satuan pendidikan.
Pemantauan dan evaluasi mencakup aspek (a) pemerataan dan perluasan akses;(b) penjaminan mutu, relevansi pendidikan dan daya saing; dan (c) penguatan tatakelola, akuntabilitas dan citra publik. Lembaga-lembaga yang melaksanakanpemantauan dan evaluasi yaitu lembaga-lembaga penjaminan mutu seperti BSNP, BAN,LPMP, aparat Pemerintah (Depdiknas), aparat pemerintah daerah (dinas pendidikanprovinsi dan dinas pendidikan kabupaten/kota), serta satuan pendidikan itu sendiri.Namun demikian, lembaga swadaya masyarakat dan lembaga independen lainnya yangpeduli terhadap pendidikan juga diperkenankan untuk melakukan pemantauan danevaluasi, baik bekerja sama dengan pemerintah dan pemerintah daerah maupunmandiri.
Pemantauan dan evaluasi untuk meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saingpendidikan dilakukan oleh lembaga-lembaga yang secara khusus dibentuk untukmelaksanakan tugas tersebut, yaitu BSNP, BAN-SM, BAD-SM, BAN-PNF, BAD-PNF, BAN-PTdan LPMP.
5. Pemantauan dan Evaluasi oleh Satuan Pendidikan
6. Pemantauan dan Evaluasi oleh Badan Standar Nasional Pendidikan danLembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
top down
83
84
Evaluasi terhadap kompetensi peserta didik lulusan dari pendidikan tinggi,pendidikan formal, pendidikan kejuruan, vokasi, PNF dilaksanakan atas kerja samadengan lembaga sertifikasi profesi (LSP) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar tingkat relevansi lulusan dengan lapangankerja yang tersedia semakin tinggi karena standar yang digunakan oleh LSP dan BNSPmerupakan standar kompetensi nasional dan internasional.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap kinerja satuan organisasi pengelola danpenyelenggara pendidikan yang mencakup aspek teknis, administrasi dan pengelolaankegiatan dan/atau program pendidikan tersebut. Pemantauan dan evaluasi yang dilakukanpada hakekatnya untuk mengukur kesesuaian pencapaian indikator kinerja atau target kerjayang ditetapkan dalam rencana jangka menengah (2005-2009), dengan target yang dapatdicapai melalui strategi pelaksanaan tertentu. Oleh sebab itu, indikator kinerja yangdigunakan memiliki kriteria yang berlaku spesifik, jelas, relevan, dapat dicapai, dapatdikuantifikasikan, dan dapat diukur secara obyektif serta fleksibel terhadapperubahan/penyesuaian.
Mengingat bidang pendidikan mempunyai program pembangunan pendidikan yangberagam, maka indikator kinerja yang diukur dapat bersifat fisik (misalnya: pembangunanprasarana dan sarana fisik, angka partisipasi siswa, angka mengulang kelas, dan angka putussekolah) maupun nonfisik, misalnya, peningkatan nilai UN, serta kecerdasan dan perilakupeserta didik. Berdasarkan sifat dari masing-masing jenis indikator kinerja maka diperlukancara dan alat ukur yang berbeda sesuai dengan sifat dan bentuk indikator yang akan diukur.
Program dan/atau kegiatan pendidikan yang baik memiliki lima kriteria yang bisadisingkat dengan SMART ( ). Kriteriatersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan indikator kinerja pendidikanyang terukur dan yang dapat dicapai sebagai target/sasaran masing-masing program. Secaraumum, terdapat empat jenis indikator kinerja yang biasa digunakan sebagai acuan dalampemantauan dan evaluasi atau pengukuran kinerja organisasi, yaitu:
antara lain mencakup kurikulum, siswa, dana, sarana danprasarana belajar, data dan informasi, pendidik dan tenaga kependidikan, gedungsekolah, kelompok belajar, sumber belajar, motivasi belajar, kesiapan anak (fisik danmental) dalam belajar, kebijakan dan peraturan serta perundang-undangan yangberlaku.
antara lain mencakup lama waktu belajar, kesempatan mengikutipembelajaran, lama mengikuti pendidikan, jumlah yang putus sekolah, efektivitaspembelajaran, mutu proses pembelajaran, dan metode pembelajaran yang digunakan.
antara lain mencakup jumlah siswa yang lulus atau naik kelas, nilai-rata-rata ujian, mutu lulusan yang naik kelas, dan jumlah siswa yang menyelesaikanpembelajaran/naik kelas berdasarkan jenis kelamin.
yang antara lain berupa kemampuan/jumlah siswa yang melanjutkansekolah, jumlah siswa yang bisa bekerja di perusahaan atau usaha mandiri, jumlahangkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan, dan pengaruh para lulusan terhadapmutu angkatan kerja/lingkungan sosial, peran serta siswa dalam pembangunanlingkungan dan pengaruh atau peran lulusan pendidikan dan pelatihan terhadapkehidupan masyarakat secara luas.
Indikator kinerja yang diukur dalam pemantauan dan evaluasi meliputi tiga temakebijakan nasional pendidikan, yang selanjutnya diklasifikasi dalam lima aspek. Lima aspektersebut yaitu: perluasan, pemerataan, mutu dan daya saing, relevansi, dan governance dancitra publik. Dari lima aspek tersebut diuraikan menjadi indikator kunci/prioritas untukmengukur keberhasilan dalam mencapai target Renstra Depdiknas 2005-2009 (Tabel 7.1).
D. Indikator Kinerja Pendidikan Nasional
specific, measurable, achievable, realistic, timebound
1. Indikator masukan,
2. Indikator proses,
3. Indikator keluaran,
4. Indikator dampak,
85
Tabel 7.1Indikator Kunci dan Targetnya
untuk Mengukur Keberhasilan dalam Implementasi Kebijakan,Program dan Kegiatan
KONDISI DAN TARGETNO. SASARAN INDIKATOR KUNCI
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Angka Partisipasi Kasar (APK)Prasekolah (PAUD, TPQ, TK, RA)
39,09% 42,34% 45,19% 48,07% 50,47% 53,90%
Angka Partisipasi Murni (APM)SD/MI/SDLB/Paket A
94,12% 94,30% 94,48% 94,66% 94,81% 95,00%
APK SMP/MTs/SMPLB/Paket B 81,22% 85,22% 88,50% 91,75% 95,00% 98,00%
APK SMA/MA/ SMK/SMALB/Paket C
48,25% 52,20% 56,20% 60,20% 64,20% 68,20%
APK PT/PTA 14,62% 15,00% 15,57% 16,38% 17,19% 18,00%
PerluasanAksesPendidikan
Prosentase Buta Aksara > 15 th 10,21% 9,55% 8,44% 7,33% 6,22% 5,00%
Disparitas APK PAUD antara kabdan kota
6,14 5,52 4,82 4,22 3,62 3,02
Disparitas APK SD/MI/SDLBantara kab dan kota
2,49 2,49 2,40 2,30 2,15 2,00
Disparitas APK SMP/MTs/SMPLBantara kab dan kota
25,14 25,14 23,00 19,00 16,00 13,00
Disparitas APK SMA/MA/SMK/SMALB antara kab dan kota
33,13 33,13 31,00 29,00 27,00 25,00
Disparitas gender APK jenjangpendidikan menengah
6,16 6,07 5,98 5,89 5,80 5,71
Disparitas gender APK jenjangpendidikan tinggi
9,90 9,62 9,33 9,05 8,76 8,48
PemerataanAksesPendidikan
Disparitas gender persentasebuta aksara
7,32 6,59 5,86 5,13 4,40 3,65
Rata-rata nilai UN SD/MI - - - - 5,00 5,50
Rata-rata nilai UN SMP/MTs 5,26 6,28 6,54 6,72 7,00 7,00
Rata-rata nilai UN SMA/MA/SMK 5,31 6,52 6,68 6,84 7,00 7,00
Guru yg memenuhi kualifikasiS1/D4
30% 30% 32% 34% 37,5% 40%
Dosen yg memenuhi KualifikasiS2/S3
50% 50% 55% 60% 65% 70%
Pendidik yang memilikisertifikasi pendidik
- - - 5% 20% 40%
Jumlah Program studi PT ygmasuk 100 besar Asia, 500 besarDunia, atau akreditasi tarafOECD/ Internasional
- 1 3 4 5 10
Perolehan medali emas padaOlimpiade Internasional
13 15 17 19 20 20
Jumlah Paten yg diperoleh 5 10 20 30 40 50
Sekolah/Madrasah BertarafInternasional
- - 50 85 120 155
Sekolah/Madrasah berbasiskeunggulan lokal
- 200 320 441 441
PeningkatanMutu danDaya SaingPendidikan
Kenaikan Publikasi Internasional 5,0% 7,5% 10% 20% 30% 40%
Rasio Jumlah Murid SMK :SMA/MA
30:70 32:68 34:66 36:64 38:62 40:60
APK PT/PTA vokasi(D2/D3/D4/Politeknik)
1,47% 1,50% 1,70% 1,80% 1,90% 2,00%
Rasio Jumlah mahasiswa Profesiterhadap jumlah lulusan S1/D4
10% 10% 15% 17,5% 20% 20%
1
2
3
4 PeningkatanRelevansiPendidikan
Persentase peserta pendidikanlife skill terhadap lulusanSMP/MTs atau SMA/MA/SMK yangtidak melanjutkan.
5,0% 6,5% 8,6% 10,7% 12,8% 15,0%
86
o Jenjang pendidikanmenengah
- - - 300.000 325.000 350.000
o Jenjang pendidikan tinggi(vokasi dan profesi)
- - - 10.000 15.000 25.000
o Pendidikan nonformal - - 30.000 35.000 40.000 45.000
Opini BPK atas Laporan KeuanganPemerintah
Dis-claimer
Dis-claimer C
W gnajar Datatan
Wajar TanpaSyarat
WajarTanpaSyarat
WajarTanpaSyarat
Persentase temuan BPK ttgpenyimpangan di Pemerintahterhadap obyek yang diperiksa
1~0,5% 1~0,5% 1~0,5% <0,5% <0,5% <0,5%
Persentase temuan Itjen ttgpenyimpangan di Pemerintahterhadap obyek yang diperiksa
1~0,5% 1~0,5% 1~0,5% <0,5% <0,5% <0,5%
Aplikasi SIM - - 2 aplikasi 14 aplikasi - -
Sertifikat ISO yg diraih unitutama Depdiknas
- - - - -80% unitutama
memper-oleh ISO
9001:2000
5 PenguatanTata Kelola,Akuntabilitas, danCitra PublikPendidikan
Sertifikat ISO yg diraihLPMP/PPPG/BPPLSP (kumulatif)
- 9 ISO
9001:2000
25 ISO
9001:2000
43 ISO
9001:2000
47 ISO9001:2000
-
KONDISI DAN TARGETNO. SASARAN INDIKATOR KUNCI
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah sertifikat kompetensiyang diterbitkan:
Lampiran :
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Pendidikan Nasional
90
•S
iste
mta
ta
ke
lo
la
ya
ng
ba
ik
di
De
pd
ikn
as
me
nca
pa
ita
ha
pke
ma
pa
na
n,
da
nD
ep
dikn
as
me
nja
dib
en
ch
ma
rk
te
ch
no
cra
cy
(d
ep
arte
me
na
cu
an)
di
In
do
ne
sia
.
•K
erja
sa
ma
in
te
rn
asio
na
ld
ib
id
an
g
pe
nd
id
ika
nse
ma
kin
be
rke
mb
an
g
•D
ep
dikn
as
dim
ata
pu
blik
se
ma
kin
kre
dib
el
Da
ya
Sa
in
gD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
•A
ku
nta
bilita
s
te
ta
pm
ap
an
•S
iste
mla
ya
na
n
me
me
nu
hista
nd
ar
•K
em
ap
an
an
De
pd
ikn
as
te
rja
ga
20
20
•A
ku
nta
bilita
sp
ub
lik
dib
id
an
g
pe
nd
id
ika
nsu
da
hm
ap
an
•S
iste
mla
ya
na
nD
ep
dikn
as
su
da
h
me
me
nu
hista
nd
ar
re
gio
na
l
•K
em
ap
an
an
citra
pu
blik
te
rh
ad
ap
De
pd
ikn
as
te
rja
ga
20
15
-2
02
0
•P
era
tu
ra
np
eru
nd
an
ga
nya
ng
re
le
va
nd
en
ga
n
pe
nd
id
ika
nd
ise
le
sa
ika
n.
•S
osia
lisa
siC
eta
kB
iru
In
sa
nIn
do
ne
sia
Ce
rd
as
&
Ko
mp
etitif
20
25
te
rla
ksa
na
.
•Te
rb
an
gu
nn
ya
Sisd
ur
un
tu
kp
ere
nca
na
an
,
im
ple
me
nta
sire
nca
na,
da
np
erta
ng
gu
ng
ja
wa
ba
n
pe
la
ksa
na
an
re
nca
na
,d
an
Sisd
ur
Ke
ua
ng
an
.
•Terbangunnya
SIM
untuk
aset,
keuangan,
ke
pe
ga
wa
ia
n,
pe
re
nca
na
an
,p
en
ga
ng
ga
ra
n,
da
n
pe
la
po
ra
n(L
AK
IP
).
•Te
rb
en
tu
kn
ya
atu
ra
nP
NB
Pya
ng
se
su
aiU
U
PN
BP
te
ta
pim
asu
ka
ka
l.
•Ta
ta
nila
ike
rja
da
ng
aya
ke
pe
mim
pin
an
kh
as
De
pd
ikn
as
te
rko
difika
sika
n,
te
rso
sia
lisa
sika
n,
da
n
dila
ksa
na
ka
no
le
hse
mu
aja
ja
ra
np
im
pin
an.
•R
en
stra
De
pa
gd
an
Pe
md
ase
la
ra
sd
en
ga
n
Renstra
Depdiknas
2005-2009.
•K
om
pe
te
nsisu
da
hm
en
ja
did
asa
rd
ala
m
pe
ne
mp
ata
np
eg
aw
ai.
•D
aya
se
ra
pA
PB
ND
ep
dikn
as
me
nin
gka
t
signifikan.
•K
ua
lita
sL
ap
ora
nke
ua
ng
an
De
pd
ikn
as
me
nin
gka
t
signifikan.
•P
en
yim
pa
ng
an
te
rh
ad
ap
AP
BN
da
np
era
tu
ra
n
perundang
-undangan
menurun
signifikan
.
•K
em
am
pu
an
ma
je
ria
lD
ep
dikn
as
me
nin
gka
t
signifikan.
•C
itra
De
pd
ikn
as
dim
ata
pu
blik
me
nin
gka
t
signifikan.
•K
em
itraan
internasionalm
eningkat
signifikan.
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
20
20
20
15
-2
02
0
.
.
20
05
–2
00
9
In
te
rn
asio
na
l
pu
blik
dib
id
an
gp
en
did
ika
n
De
pd
ikn
as
su
da
h
OE
CD
citra
pu
blik
te
rh
ad
ap
-2
02
5-
20
25
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Sekre
tari
at
Jendera
l
91
•M
en
ja
ga
da
nm
en
in
gka
tka
nku
alita
sta
ta
ke
lo
la
.D
ep
dikn
as
de
ng
an
siste
m
co
ntin
ou
sim
pro
ve
me
nt.
•B
en
ch
ma
rkin
gd
en
ga
nJe
pa
ng
,
Au
stra
lia
,N
eth
erla
nd
,d
an
US
A.
•P
en
in
gka
ta
nkin
erja
da
ncitra
pu
blik
De
pd
ikn
as
se
ca
ra
te
rfo
ku
sp
ad
a(1
)
pe
nig
ka
ta
nd
an
pe
me
ra
ta
an
akse
s
pe
nd
id
ika
n,
(2
)p
en
in
gka
ta
nm
utu
,
re
le
va
nsid
an
da
ya
sa
in
gke
lu
ara
n
pe
nd
id
ika
n,
da
n(3
)p
en
in
gka
ta
n
aku
nta
bilita
sd
an
citra
pu
blik
pe
ng
elo
la
an
pe
nd
id
ika
n.
•M
en
ja
ga
da
nm
en
in
gka
tka
nku
alita
sta
ta
ke
lo
la
.D
ep
dikn
as
de
ng
an
siste
m
co
ntin
ou
sim
pro
ve
me
nt.
•B
en
ch
ma
rkin
gd
en
ga
nS
in
ga
pu
ra
,
Ta
iw
an
,d
an
Ho
ng
ko
ng
.
•P
en
in
gka
ta
nkin
erja
da
ncitra
pu
blik
De
pd
ikn
as
se
ca
ra
te
rfo
ku
sp
ad
a(1
)
pe
nig
ka
ta
nd
an
pe
me
ra
ta
an
akse
s
pe
nd
id
ika
n,
(2
)p
en
in
gka
ta
nm
utu
,
re
le
va
nsid
an
da
ya
sa
in
gke
lu
ara
n
pe
nd
id
ika
n,
da
n(3
)p
en
in
gka
ta
n
aku
nta
bilita
sd
an
citra
pu
blik
pe
ng
elo
la
an
pe
nd
id
ika
n.
•M
em
pe
rku
at
siste
mta
ta
ke
lo
la
ya
ng
ba
ik
diD
ep
dikn
as
de
ng
an
pe
nd
eka
ta
n
co
ntin
ou
sim
pro
ve
me
nt.
•P
erlu
asa
nd
an
pe
nig
ka
ta
nm
utu
ke
rja
sa
ma
in
te
rn
asio
na
l
•P
en
in
gka
ta
nkin
erja
da
ncitra
pu
blik
De
pd
ikn
as
se
ca
ra
te
rfo
ku
sp
ad
a(1
)
pe
nig
ka
ta
nd
an
pe
me
ra
ta
an
akse
s
pe
nd
id
ika
n,
(2
)p
en
in
gka
ta
nm
utu
,
re
le
va
nsid
an
da
ya
sa
in
gke
lu
ara
n
pe
nd
id
ika
n,
da
n(3
)p
en
in
gka
ta
n
aku
nta
bilita
sd
an
citra
pu
blik
pe
ng
elo
la
an
pe
nd
id
ika
n.
•P
em
bentukan
nilai-nilaiserta
budaya
kerja
yang
ko
nstru
ktif
•P
en
ge
mb
an
ga
nsisd
ur
pe
re
nca
na
an
,p
en
ge
lo
la
an
ke
ua
ng
an
,p
eg
aw
ai,
da
na
sse
t
•P
en
in
gka
ta
na
ku
nta
bilita
sp
ub
lik
da
la
mp
ela
ya
na
n
pe
nd
id
ika
n
•P
engem
bangan/revitalisasikelem
bagaan,
te
rm
asu
ktu
po
ksin
ya
•P
en
in
gka
ta
nso
sia
lisa
sid
an
pu
blika
sike
bija
ka
n
da
np
ro
gra
mD
ep
dikn
as
•In
te
nsifika
sip
en
ye
le
sa
ia
nR
PP
da
nR
UU
•P
en
in
gka
ta
nsta
nd
ar
ko
mp
ete
nsite
kn
is
da
n
ma
na
je
ria
lS
DM
•P
en
ge
mb
an
ga
np
ub
lic
tru
st
&im
ag
e
•P
en
in
gka
ta
nke
rja
sa
ma
De
pd
ikn
as
de
ng
an
mitra
in
te
rn
asio
na
l,
ba
ik
bila
te
ra
lm
au
pu
nm
ultila
te
ra
l
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
PE
MB
AN
GU
NA
N
Da
ya
Sa
in
gIn
te
rn
asio
na
lD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
20
-2
02
52
01
5-
20
20
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
20
20
-2
02
52
01
5-
20
20
20
05
–2
00
9
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Sekre
tari
at
Jendera
l
92
•D
epdiknas
bertahan
sebagaibenchm
ark
technocracy.
•S
istem
layanan
pendidikan
sudah
sejajar
dengan
negara
OE
CD
yang
la
ya
na
np
en
did
ika
nn
ya
ba
ik.
Terbangunnya
kerjasam
apendidikan
yang
operasionaldengan
negara
-
negara
OE
CD
.
Setiap
tahun
Laporan
Keuangan
Depdiknas
mendapatopiniW
TS
dari
BP
K,dan
LA
KIP
Depdiknas
mendapat
pengakuan
baik
dariM
enpan.
Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Depdiknas
<0,01%
dariobjek
yang
diperiksa.
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Setjen
<0,01%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,001
%.
•M
em
baiknya
citra
Depdiknas
dim
ata
publik
menurutsurveioleh
pihak
independen.
•D
epdiknas
bertahan
sebagaibenchm
ark
technocracy.
•S
istem
layanan
pendidikan
sudah
sejajar
dengan
Singapura.
•Terbangunnya
kerjasam
apendidikan
yang
operasionaldengan
sem
ua
negara
regional.
•S
etiap
tahun
Laporan
Keuangan
Depdiknas
mendapatopiniW
TS
dari
BP
K,dan
LA
KIP
Depdiknas
mendapat
pengakuan
baik
dariM
enpan.
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Depdiknas
<0,1%
dariobjek
yang
diperiksa.
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Setjen
<0,1%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,01
%.
•M
em
baiknya
citra
Depdiknas
dim
ata
publik
menurutsurveioleh
pihak
independen.
•D
epdiknas
dijadikan
rujukan
oleh
banyak
departem
en/instansilain
dalam
manajem
en
yang
sesuaidengan
tata
kelola
yang
baik.
•M
akin
meningkatdan
mantapnya
program
kem
itraan
internasional.
•S
etiap
tahun
Laporan
Keuangan
Depdiknas
mendapatopiniW
TS
dari
BP
K,dan
LA
KIP
Depdiknas
mendapat
pengakuan
baik
dariM
enpan.
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Depdiknas
<0,3%
dariobjek
yang
diperiksa.
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Setjen
<0,3%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,05
%.
•M
em
baiknya
citra
Depdiknas
dim
ata
publik
menurutsurveioleh
pihak
independen.
•U
UG
uru
&D
osen,U
UB
HP,U
UP
erb
uku
an
,d
an
UU
Bahasa
disetujuiD
PR
RI,
dan
PP
yang
terkait
ditandatanganiP
residen.
•C
etak
Biru
Insan
Indonesia
Cerdas
&K
om
petitif
2025
dipaham
ioleh
stakeholders
yang
bertanggung
jaw
ab
dalam
penyelenggaraan
pe
nd
id
ika
n.
•Terlaksanannya
dengan
baik
perencanaan,
im
plem
entasirencana,
dan
pertanggungjaw
aban
pelaksanaan
rencana
serta
manajem
en
keuangan
,sesuaidengan
prinsip
tata
kelola
yang
baik
dan
peraturan
perundangan
yang
berlaku
.
•S
IM
un
tu
ka
se
t,
ke
ua
ng
an
,ke
pe
ga
wa
ia
n,
perencanaan
,penganggaran
,dan
pelaporan
(LA
KIP
)berfungsidengan
baik
dalam
menunjang
manajem
en
pendidikan
nasional.
•P
erm
enkeu
PN
BP
yang
masuk
akaldan
sesuai
dengan
UU
PN
BP
ditandatanganiM
enkeu
dan
dila
ksa
na
ka
nd
en
ga
nb
aik.
•B
udaya
Kerja
dan
kepem
im
pinan
khas
Depdiknas
sudah
menjadikenyataan
.
•R
enstra
Depag
dan
Pem
da
yang
selaras
dengan
Renstra
Depdiknas
2005-2009.
•P
egaw
aiD
epdiknas
mem
ilikikom
petensiyang
sesuai
•M
ulaiTA
2008
daya
serap
AP
BN
mencapai97%
•M
ulaiTA
2007
Laporan
Keuangan
Depdiknas
mem
peroleh
opiniW
TS
dariB
PK
•M
ulaiTA
2007
tem
uan
BP
Ktntang
penyim
pangan
diD
epdiknas
<0,5%
dariobjek
yang
diperiksa.
•M
ulaiTA
2007
tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
diS
etjen
<0,5%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,1
%.
•S
etjen
mem
peroleh
IS
O9001
•M
em
baiknya
citra
Depdiknas
dim
ata
publik
menurut
surveioleh
pihak
independen
.
•M
eningkatkannya
jum
lah
program
kem
itraan
in
te
rn
asio
na
l.
UK
UR
AN
KIN
ER
JA
KU
NC
I
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
2020
-2025
2015
-2020
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
.
-
,
.
.
.
2010
-2015
2020
-2025
2015
-2020
2005
–2009
2005
–2009
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Sekre
tari
at
Jendera
l
93
•P
en
ge
mb
an
ga
no
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
diD
ep
dikn
as
be
rse
rta
seluruh
UP
T-nya
didaerah.
•S
up
ervisid
an
fa
silita
site
rh
ad
ap
pe
md
a
da
la
mp
en
ge
mb
an
ga
no
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
ya
ng
ba
ik
pa
da
din
as
pe
nd
id
ika
nd
an
sa
tu
an
pe
nd
id
ika
n.
•P
en
in
gka
ta
ne
fisie
nsid
an
efe
ktifita
s
pe
ng
aw
asa
nd
an
pe
me
riksa
an
ole
h
Itje
n.
•P
en
in
gka
ta
nko
mp
ete
nsia
pa
ra
titje
n
me
la
lu
ire
kru
tm
en
da
nd
ikla
tya
ng
efe
ktif.
•P
erce
pa
ta
nd
an
pe
nin
gka
ta
nm
utu
pe
nye
le
sa
ia
nte
mu
an
pe
me
riksa
an
Itje
n,
BP
KP,
da
nB
PK
.
•P
en
in
gka
ta
nku
alita
so
rg
an
isa
sid
an
ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
np
en
did
ika
n.
•P
en
ge
mb
an
ga
nd
an
im
ple
me
nta
siS
iste
m
pe
ng
en
da
lia
nin
te
rn
al(S
PI)
ya
ng
ba
ik.
•M
en
in
gka
tka
np
era
np
en
ga
wa
sa
np
re
ve
ntif
Itje
n
melaluipem
berdayaan
unit-unit
utam
adalam
me
ng
em
ba
ng
ka
nd
an
me
ng
im
ple
me
nta
sika
nS
PI
ya
ng
ha
nd
al.
•D
ikla
ta
pa
ra
tItje
nu
ntu
km
en
in
gka
tka
n
ko
mp
ete
nsid
an
ka
pa
sita
sn
ya
da
la
mp
en
ga
wa
sa
n
da
np
em
eriksa
an.
•P
em
berdayaan
unit-unit
utam
auntuk
me
nin
gka
tka
nke
ta
ata
nm
ere
ka
te
rh
ad
ap
peraturan
perundang
-undangan
.
•In
te
nsifika
sid
an
ekste
nsifika
sip
en
ye
le
sa
ia
n
te
rh
ad
ap
te
mu
an
pe
me
riksa
an
ole
hItje
n,
BP
KP,
da
nB
PK
.
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
PE
MB
AN
GU
NA
N
•O
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
ya
ng
efe
ktif
diD
ep
dikn
as
be
se
rta
seluruh
UP
T-nya
didaerah
menjadi
ma
pa
n.
•O
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
ya
ng
ba
ik
diim
ple
me
nta
sika
no
le
h
se
mu
ad
in
as
pe
nd
id
ika
nd
ip
em
da
da
n
se
mu
asa
tu
an
pe
nd
id
ika
n,
da
nse
ba
ga
i
ko
nse
ku
en
sin
ya
pe
ra
np
en
ga
wa
sa
n
pre
ve
ntif
ditin
gka
td
in
as
pe
nd
id
ika
nd
an
satuan
pendidikan
meningkat
signifikan.
•K
om
pe
te
nsia
ud
ito
rp
en
did
ika
n
me
me
nu
hista
nd
ar
na
sio
na
l.
•K
ua
lita
stin
da
ka
np
re
ve
ntif
da
na
ud
it
itje
nd
ia
ku
io
le
hp
ih
ak
in
de
pe
nd
en
•K
eta
ata
np
en
ge
lo
la
pe
nd
id
ika
nte
rh
ad
ap
peraturan
perundang
-undangan
menjadi
keniscayaan.
•P
en
ye
le
sa
ia
nte
mu
an
pe
me
riksa
an
Itje
n,
BP
KP,
da
nB
PK
efe
ktif
da
ne
fisie
n.
Da
ya
Sa
in
gIn
te
rn
asio
na
lD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
20
-2
02
52
01
5-
20
20
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
•B
en
ch
ma
rkin
go
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
De
pd
ikn
as
de
ng
an
ne
ga
ra-n
eg
ara
OE
CD
.
•B
en
ch
ma
rkin
go
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
dise
mu
ad
in
as
pe
nd
id
ika
nd
an
se
mu
asa
tu
an
pe
nd
id
ika
nd
en
ga
nd
en
ga
nn
eg
ara
-
ne
ga
ra
OE
CD
.
•B
en
ch
ma
rkin
gko
mp
ete
nsia
ud
ito
r
pendidikan
dengan
negara
-negara
OE
CD
.
-
-
-
•B
en
ch
ma
rkin
go
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
De
pd
ikn
as
de
ng
an
Sin
ga
pu
ra
ata
uN
eg
ara
AS
EA
Nla
in
nya
yang
organisasi/tata
kerja/S
PI-nya
su
da
hb
aik.
•B
en
ch
ma
rkin
go
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
dise
mu
ad
in
as
pe
nd
id
ika
nd
an
se
mu
asa
tu
an
pe
nd
id
ika
nd
en
ga
nS
in
ga
pu
ra
ata
u
Ne
ga
ra
AS
EA
Nla
in
nya
ya
ng
organisasi/tata
kerja/S
PI-nya
sudah
ba
ik.
•B
en
ch
ma
rkin
gko
mp
ete
nsia
ud
ito
r
pe
nd
id
ika
nd
en
ga
nS
in
ga
pu
ra
ata
u
Ne
ga
ra
AS
EA
Nla
in
nya
ya
ng
ko
mp
ete
nsia
ud
ito
rn
ya
su
da
hb
aik.
-
-
-20
10
-2
01
5
•O
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
ya
ng
efe
ktif
diD
ep
dikn
as
be
se
rta
seluruh
UP
T-nya
didaerah
sudah
ma
pa
nd
an
me
me
nu
hista
nd
ar
ne
ga
ra-
ne
ga
ra
OE
CD
.
•O
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
dise
mu
ad
in
as
pe
nd
id
ika
nd
an
se
mu
a
sa
tu
an
pe
nd
id
ika
nsu
da
hm
em
en
uh
i
standar
negara
-negara
OE
CD
.
•K
om
pe
te
nsia
ud
ito
rp
en
did
ika
n
me
me
nu
hista
nd
ar
ne
ga
ra
-n
eg
ara
OE
CD
.
•K
ua
lita
stin
da
ka
np
re
ve
ntif
da
nku
alita
au
dit
itje
nd
ia
ku
io
le
hp
ih
ak
in
de
pe
nd
en
.
•P
en
ye
le
sa
ia
nte
mu
an
pe
me
riksa
an
Itje
n,
BP
KP,
dan
BP
Kbetul-betulefektif
da
ne
fisie
n.
•
-
-
20
20
-2
02
5
•O
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
ya
ng
efe
ktif
diD
ep
dikn
as
be
se
rta
seluruh
UP
T-nya
didaerah
sudah
ma
pa
nd
an
me
me
nu
hista
nd
ar
re
gio
na
l.
•O
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
dise
mu
ad
in
as
pe
nd
id
ika
nd
an
se
mu
a
sa
tu
an
pe
nd
id
ika
nsu
da
hm
em
en
uh
i
sta
nd
ar
re
gio
na
l.
•K
om
pe
te
nsia
ud
ito
rp
en
did
ika
n
me
me
nu
hista
nd
ar
re
gio
na
l.
•K
ua
lita
stin
da
ka
np
re
ve
ntif
da
nku
alita
s
au
dit
itje
nd
ia
ku
io
le
hp
ih
ak
in
de
pe
nd
en
.
•P
en
ye
le
sa
ia
nte
mu
an
pe
me
riksa
an
Itje
n,
BP
KP,
da
nB
PK
le
bih
efe
ktif
da
n
efisie
n.
me
me
nu
hista
nd
ar
re
gio
na
l.
20
15
-2
02
0
•K
ua
lita
so
rg
an
isa
si/ta
ta
ke
rja
pe
ng
aw
asa
n/S
PI
Depdiknas
meningkat
signifikan.
•S
PI
ya
ng
ba
ik
te
rb
an
gu
nd
an
te
rim
ple
me
nta
sika
n
da
np
era
np
en
ga
wa
sa
np
re
ve
ntif
Itje
nm
en
in
gka
t
signifikan.
•K
om
pe
te
nsid
an
ka
pa
sita
sa
pa
ra
tItje
nm
en
in
gka
t
signifikan.
•K
eta
ata
np
en
ge
lo
la
pe
nd
id
ika
nte
rh
ad
ap
peraturan
perundang
-undangan
meningkat
signifikan.
•P
en
ye
le
sa
ia
nte
mu
an
pe
me
riksa
an
Itje
n,
BP
KP,
dan
BP
Km
eningkat
signifikan.
-
20
05
–2
00
9
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Insp
ekto
rat
Jendera
l
94
•S
etiap
tahun
Laporan
Keuangan
Depdiknas
mendapatopiniW
TS
dari
BP
K,dan
LA
KIP
Depdiknas
mendapat
pengakuan
sangatbaik
dariM
enpan.
•S
etiap
tahun
Laporan
Keuangan
pada
95%
Pem
da
dibidang
pendidikan
tidak
mendapatcatatan
negatifdariB
PK
.
•S
PID
epdiknas
setara
efektifitasnya
dengan
SP
Idepartem
en
pendidikan
negara-negara
regionalyang
pe
ng
elo
la
an
pe
nd
id
ika
nn
ya
ba
ik.
•Laporan
akuntabilitas
satuan
pendidikan
yang
berm
asalah
tidak
mencapai5%
.
•S
ebagian
besar
pengaw
asan/pem
eriksaan
dinidim
inta
oleh
auditan,
•Lem
baga
donor
mem
percayaihasil
audititjen.
•95
%auditan
menyelesaikan
tindak
lanjuttem
uan
hasilpem
eriksaan
dalam
waktu
kurang
dari60
hari,sem
ua
auditan
menyelesaikan
tem
uan
tersebut
dalam
tahun
anggaran
berikutnya.
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Depdiknas
<0,1%
dariobjek
yang
diperiksa.
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Itjen
<0,1%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,01
%.
•S
etiap
tahun
Laporan
Keuangan
Depdiknas
mendapatopiniW
TS
dari
BP
K,dan
LA
KIP
Depdiknas
mendapat
pengakuan
baik
dariM
enpan.
•S
etiap
tahun
Laporan
Keuangan
pada
75%
Pem
da
dibidang
pendidikan
tidak
mendapatcatatan
negatifdariB
PK
.
•S
PID
epdiknas
diakuiefektifitasnya
oleh
BP
K,dan
hasilaudititjen
digunakan/dipercaya
oleh
BP
K.
•Laporan
akuntabilitas
satuan
pendidikan
yang
berm
asalah
tidak
mencapai10%
.
•75
%auditan
menyelesaikan
tindak
lanjuttem
uan
hasilpem
eriksaan
dalam
waktu
kurang
dari60
hari,sem
ua
auditan
menyelesaikan
tem
uan
tersebut
dalam
tahun
anggaran
berikutnya.
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Depdiknas
<0,3%
dariobjek
yang
diperiksa.
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Itjen
<0,3%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,05
%.
UK
UR
AN
KIN
ER
JA
KU
NC
I
Da
ya
Sa
in
gIn
te
rn
asio
na
lD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
20
-2
02
52
01
5-
20
20
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
•S
etiap
tahun
Laporan
Keuangan
Depdiknas
mendapatopiniW
TS
dari
BP
K,dan
LA
KIP
Depdiknas
mendapat
pengakuan
excellentdariM
enpan.
•S
etiap
tahun
Laporan
Keuangan
pada
98%
Pem
da
dibidang
pendidikan
tidak
mendapatcatatan
negatifdariB
PK
.
•S
PID
epdiknas
setara
efektifitasnya
dengan
SP
Idepartem
en
pendidikan
negara-negara
OE
CD
yang
pengelolaan
pe
nd
id
ika
nn
ya
ba
ik.
•Laporan
akuntabilitas
satuan
pendidikan
yang
berm
asalah
tidak
mencapai2%
.
•H
am
pir
sem
ua
pengaw
asan/pem
eriksaan
dinidim
inta
oleh
auditan,
•Lem
baga
donor
mem
percayaihasil
audititjen.
•99
%auditan
menyelesaikan
tindak
lanjuttem
uan
hasilpem
eriksaan
dalam
waktu
kurang
dari60
hari,sem
ua
auditan
menyelesaikan
tem
uan
tersebut
dalam
tahun
anggaran
berikutnya.
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Depdiknas
<0,01%
dariobjek
yang
diperiksa.
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
di
Itjen
<0,01%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,001
%.
-
•S
PO
Paudit
kinerja
dan
keuangan
selesai
disu
su
n.
•Terselenggaranya
IC
Tbased
audit
and
adm
inistration
diitjen.
•Terw
ujudnya
sinkronisasijadualpelaksanaan
pengaw
asan
dalam
bentuk
program
kerja
pem
eriksaan
tahunan
(P
KP
T)
•Terselenggaranya
kerjasam
apengaw
asan
dengan
aparat
pengaw
asan
internal,
eksternal,
dan
penegak
hukum
.
•Terbentuk
dan
terlaksananya
SP
Iyang
handaldi
seluruh
unit
utam
aD
epdiknas.
•Lebih
dari90
%auditor
Itjen
mem
ilikisertifikat
profesiauditor
dan
mendapat
penghargaan
yang
berkaitan
dengan
etika
profesi.
•Terjam
innya
keselam
atan
kerja
bagipara
auditor.
•P
em
biayaan
pem
eriksaan
berdasarkan
biaya
aktu
al.
•M
ulaiTA
2007
Laporan
Keuangan
Depdiknas
mem
peroleh
opiniW
TS
dariB
PK
.
•M
ulaiTA
2007
tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
diD
epdiknas
<0,5%
dariobjek
yang
diperiksa
.
•M
ulaiTA
2007
tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
diItjen
<0,5%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,1
%.
•Itjen
mem
peroleh
IS
O9001.
•Tem
uan
sebelum
tahun
2005,
selesai
ditindaklanjutipada
tahun
2007.
Tem
uan
tahun
-
tahun
selanjutnya
selesaipada
tahun
berikutnya.
.
-
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Insp
ekto
rat
Jendera
l
95
Akse
s
•P
artisip
asip
en
did
ika
ntin
gg
im
en
in
gka
t
signifikan.
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hd
an
ka
pa
sita
sP
TS
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•K
uriku
lu
mP
Tre
le
va
nd
gn
ke
bu
tu
ha
n
pa
sa
r
•P
Tu
ng
gu
la
nya
ng
me
mp
ero
le
h
akre
dita
sire
gio
na
lm
en
in
gka
tsig
nifika
n
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hP
Tu
ng
gu
la
n
•P
eningkatan
jum
lah
dosen
-dosen
PT
ya
ng
be
rku
alita
s
•P
en
in
gka
ta
nJu
mla
hp
ro
dip
erg
uru
an
tin
gg
iya
ng
ma
su
k1
00
be
sa
rA
sia
/D
un
ia
•P
en
in
gka
ta
np
ub
lika
sip
ad
aju
rn
al
aka
de
mis
In
te
rn
atio
na
l
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hb
uku
te
ks
yg
ditu
lils
ole
hd
ose
n
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hp
ate
n
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•K
uriku
lu
mP
Tre
le
va
nd
gn
ke
bu
tu
ha
n
pa
sa
r
•P
Tu
ng
gu
la
nm
em
pe
ro
le
ha
kre
dita
si
re
gio
na
l
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hP
Tu
ng
gu
la
n
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hd
ose
nP
Tyg
be
rku
alita
s
•P
en
in
gka
ta
nJu
mla
hp
ro
dip
erg
uru
an
tin
gg
iya
ng
ma
su
k1
00
be
sa
rA
sia
/D
un
ia
•P
en
in
gka
ta
np
ub
lika
sip
ad
aju
rn
al
aka
de
mis
In
te
rn
atio
na
l
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hb
uku
te
ks
yg
ditu
lils
ole
hd
ose
n
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hp
ate
n
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•K
uriku
lu
mP
Tre
le
va
nd
en
ga
nke
bu
tu
ha
np
asa
r
•S
etia
pP
Tu
ng
gu
la
nm
em
ilikip
erp
usta
ka
an
ya
ng
me
me
nu
hista
nd
ar
in
te
rn
asio
na
l
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hP
Tu
ng
gu
la
n
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hd
ose
nP
Tyg
be
rku
alita
s
•P
en
in
gka
ta
nJu
mla
hp
ro
dip
erg
uru
an
tin
gg
iya
ng
ma
su
k1
00
be
sa
rA
sia
/D
un
ia
•P
en
in
gka
ta
np
ub
lika
sip
ad
aju
rn
ala
ka
de
mis
In
te
rn
atio
na
l
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hb
uku
te
ks
yg
ditu
lis
ole
h
do
se
n
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hp
ate
n
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•Te
rca
pa
in
ya
ta
rg
et
ju
mla
hP
Tsb
g
ba
da
nh
uku
m
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
nD
ikti
be
rsta
nd
ar
OE
CD
.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ditje
nD
iktib
ersta
nd
ar
OE
CD
.
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•Te
rca
pa
in
ya
ta
rg
et
ju
mla
hP
Tsb
g
ba
da
nh
uku
m
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
nD
ikti
be
rsta
nd
ar
re
gio
na
l.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ditje
nD
iktib
ersta
nd
ar
re
gio
na
l.
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•Te
rca
pa
in
ya
ta
rg
et
ju
mla
hP
TN
sb
g
ba
da
nh
uku
m
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
nD
ikti
be
rsta
nd
ar
na
sio
na
l.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ditje
nD
iktib
ersta
nd
ar
na
sio
na
l.
Tata
Kelola/C
itra
Publik
•P
en
ge
lo
la
an
pe
nd
id
ika
nd
iD
itje
nD
iktib
erb
asis
IC
Tya
ng
ha
nd
al.
•Ju
mla
hP
TN
ya
ng
be
rb
ad
an
hu
ku
mm
en
in
gka
t
signifikan.
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
nD
iktim
en
in
gka
t
signifikan.
•Tata
kelola
Ditjen
Diktim
eningkat
signifikan.
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
Akse
s
•P
artisip
asip
en
did
ika
ntin
gg
im
en
in
gka
t
signifikan.
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hd
an
ka
pa
sita
sP
TS
2020
-2025
Akse
s
•P
artisip
asip
en
did
ika
ntin
gg
im
en
in
gka
t
signifikan.
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hd
an
ka
pa
sita
sP
TS
2015
-2020
Akse
s
•P
artisipasipendidikan
tinggim
eningkat
signifikan.
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hd
an
ka
pa
sita
sP
T
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
•P
Tu
ng
gu
la
nya
ng
me
mp
ero
le
h
akre
dita
siO
EC
Dm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hP
Tu
ng
gu
la
n
•P
eningkatan
jum
lah
dosen
-dosen
PT
ya
ng
be
rku
alita
s
•P
en
in
gka
ta
nJu
mla
hp
ro
dip
erg
uru
an
tin
gg
iya
ng
ma
su
k1
00
be
sa
rA
sia
/d
un
ia
•P
en
in
gka
ta
np
ub
lika
sip
ad
aju
rn
al
aka
de
mis
In
te
rn
atio
na
l
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hb
uku
te
ks
yg
ditu
lils
ole
hd
ose
n
•P
en
in
gka
ta
nju
mla
hp
ate
nd
un
ia
-
2010
-2015
2020
-2025
2015
-2020
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
Dik
ti
96
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•P
ro
gra
mp
erce
pa
ta
np
eru
ba
ha
nsta
tu
s
PT
me
nja
dib
ad
an
hu
ku
m
•B
en
ch
ma
rkin
gS
PI
Ditje
nD
iktid
en
ga
n
ne
ga
ra-n
eg
ara
OE
CD
.
•B
en
ch
ma
rkin
gku
alita
sp
ela
ya
na
nD
itje
n
Diktidengan
negara
-negara
OE
CD
.
•P
ro
gra
mp
erce
pa
ta
np
eru
ba
ha
nsta
tu
s
PT
Nm
en
ja
dib
ad
an
hu
ku
m
•B
en
ch
ma
rkin
gS
PI
Ditje
nD
iktid
en
ga
n
Sin
ga
pu
ra
,Ta
iw
an
,Je
pa
ng
,d
an
Au
stra
lia
.
•B
en
ch
ma
rkin
gku
alita
sp
ela
ya
na
nD
itje
n
Diktid
en
ga
nS
in
ga
pu
ra
,Ta
iw
an
,
Je
pa
ng
,d
an
Au
stra
lia
.
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•P
ro
gra
mp
erce
pa
ta
np
eru
ba
ha
nsta
tu
s
PT
Nm
en
ja
dib
ad
an
hu
ku
m
•P
en
ge
mb
an
ga
nS
PI
ya
ng
ha
nd
ald
i
Ditje
nD
ikti
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nku
alita
s
pe
la
ya
na
nd
iD
itje
nD
ikti
Tata
Kelola/C
itra
Publik
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nIC
Tb
ase
d
ad
min
istra
tio
n
•P
ro
gra
mp
eru
ba
ha
nsta
tu
sP
TN
me
nja
dib
ad
an
hu
ku
m
•P
en
ge
mb
an
ga
nS
PI
ya
ng
ha
nd
ald
iD
itje
nD
ikti
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nku
alita
sp
ela
ya
na
nd
iD
itje
n
Dikti
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•B
en
ch
ma
rkin
gP
TIn
do
ne
sia
de
ng
an
ne
ga
ra-n
eg
ara
OE
CD
ya
ng
pe
nd
id
ika
n
tin
gg
in
ya
ba
ik.
•P
ro
gra
mb
an
tu
an
pe
ng
ad
aa
nko
le
ksi
pe
rp
usta
ka
an
da
np
em
en
uh
an
bia
ya
op
era
sio
na
lp
erp
usta
ka
an
•P
ro
gra
md
eta
se
rin
g,
ma
ga
ng
,d
an
be
asisw
ab
ag
id
ose
n
•P
ro
gra
mju
ru
sa
nu
ng
gu
la
np
erg
uru
an
tin
gg
i
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nb
ud
aya
penelitian
dikam
pus-kam
pus
(m
entalist
&b
eh
avio
rist
ap
pro
ach
es)
•P
em
be
ria
nin
se
ntif
rise
tb
ersta
nd
ar
OE
CD
ya
ng
be
rp
ote
nsip
ate
nd
un
ia
.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•B
en
ch
ma
rkin
gP
TIn
do
ne
sia
de
ng
an
ne
ga
ra-n
eg
ara
re
gio
na
lya
ng
pe
nd
id
ika
n
tin
gg
in
ya
ba
ik.
•P
ro
gra
mb
an
tu
an
pe
ng
ad
aa
nko
le
ksi
bu
ku
,p
ela
ng
ga
na
an
ju
rn
alilm
ia
hd
an
pe
me
nu
ha
nb
ia
ya
op
era
sio
na
l
pe
rp
usta
ka
an
•P
ro
gra
md
ata
se
rin
g,
ma
ga
ng
&
beasisw
abagidosen
•P
ro
gra
mju
ru
sa
nu
ng
gu
la
np
erg
uru
an
tin
gg
i
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nb
ud
aya
penelitian
dikam
pus-kam
pus
(m
entalist
&b
eh
avio
rist
ap
pro
ach
es)
•P
em
be
ria
nin
se
ntif
rise
tb
ersta
nd
ar
re
gio
na
lya
ng
be
rp
ote
nsip
ate
nre
gio
na
l.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nku
riku
lu
mP
T
•P
ro
gra
mb
an
tu
an
pe
ng
ad
aa
nko
le
ksi
bu
ku
,p
ela
ng
ga
na
an
ju
rn
alilm
ia
hd
an
pe
me
nu
ha
nb
ia
ya
op
era
sio
na
l
pe
rp
usta
ka
an
•P
ro
gra
md
ata
se
rin
g,
ma
ga
ng
&
be
asisw
ab
gd
ose
n
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nju
mla
h&
ku
alita
s
pe
ne
litia
n
•P
ro
gra
mju
ru
sa
nu
ng
gu
la
np
erg
uru
an
tin
gg
i
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nb
ud
aya
penelitian
dikam
pus-kam
pus
(m
entalist
&b
eh
avio
rist
ap
pro
ach
es)
•P
em
be
ria
nin
se
ntif
rise
tya
ng
be
rp
ote
nsi
pa
te
n
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nku
riku
lu
mP
T
•P
rogram
bantuan
pengadaan
koleksibuku,
pe
la
ng
ga
na
an
ju
rn
alilm
ia
hd
an
pe
me
nu
ha
nb
ia
ya
op
era
sio
na
lp
erp
usta
ka
an
•P
ro
gra
md
ata
se
rin
g,m
ag
an
g&
be
asisw
ab
g
do
se
n
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nju
mla
hp
en
elitia
n
•P
ro
gra
mju
ru
sa
nu
ng
gu
la
np
erg
uru
an
tin
gg
i
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nb
ud
aya
pe
ne
litia
nd
i
kam
pus-kam
pus
(m
entalist
&behaviorist
ap
pro
ach
es)
•P
em
be
ria
nin
se
ntif
rise
tya
ng
be
rp
ote
nsip
ate
n
Akse
s
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
na
kse
sP
T&
Pe
nin
gka
ta
np
era
nse
rta
ma
sya
ra
ka
t
•P
ro
gra
mp
en
diria
nP
olyte
ch
nic
Akse
s
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
na
kse
sP
T&
Pe
nin
gka
ta
np
era
nse
rta
ma
sya
ra
ka
t
•P
ro
gra
mp
en
diria
nP
olyte
ch
nic
Akse
s
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
na
kse
sP
T&
Pe
nin
gka
ta
np
era
nse
rta
ma
sya
ra
ka
t
•P
ro
gra
mp
en
diria
nP
olyte
ch
nic
Akse
s
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
na
kse
sP
T&
Pe
nin
gka
ta
n
pe
ra
nse
rta
ma
sya
ra
ka
t
•P
ro
gra
mp
en
diria
nP
olyte
ch
nic
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
PE
MB
AN
GU
NA
N
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
2020
-2025
2015
-2020
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
--
-
-
.
2010
-2015
2020
-2025
2015
-2020
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
Dik
ti
97
Tata
Kelola/C
itra
Publik
•Jum
lah
PT
Syang
menjadiB
HP
mencapai100%
•Jum
lah
prodiyang
mendapatIS
O9001
mencapai98%
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
pengelolaan
keuangan
diD
itjen
Dikti<
0,01%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,001
%.
Tata
Kelola/C
itra
Publik
•Jum
lah
PT
Nyang
menjadiB
HP
mencapai100%
•Jum
lah
PT
Syang
menjadiB
HP
mencapai80%
•Jum
lah
prodiyang
mendapatIS
O9001
mencapai80%
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
pengelolaan
keuangan
diD
itjen
Dikti<
0,1%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,01
%.
Tata
Kelola/C
itra
Publik
•Jum
lah
PT
Nyang
menjadiB
HP
mencapai80%
•Jum
lah
PT
Syang
menjadiB
HP
mencapai40%
•Jum
lah
prodiyang
mendapatIS
O9001
mencapai40
%
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
pengelolaan
keuangan
diD
itjen
Dikti<
0,3%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,05
%.
Tata
Kelola/C
itra
Publik
•S
IM
berbasis
IC
TdiD
itjen
Diktidiinstalasikan
dan
be
ro
pe
ra
sise
rta
be
rfu
ng
sid
en
ga
nb
aik.
•Jum
lah
PT
Nyang
menjadiB
HP
mencapai50%
•Jum
lah
PT
Syang
menjadiB
HP
mencapai5%
•D
itjen
Diktim
em
peroleh
IS
O9001
•Jum
lah
prodiyang
mendapat
IS
O9001
mencapai
5%
•M
ulaiTA
2007
tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
diD
itjen
Dikti<
0,5%
dariobjek
yang
diperiksa
.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,1
%.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
Jum
lah
pengangguran
berpendidikan
tinggiturun
2%
50
program
studim
endapatakreditasi
OE
CD
.
•30
prodiperguruan
tinggim
asuk
100
besar
AS
IA
;10
masuk
100
besar
dunia
•P
rosentase
dosen
berpendidikan
S3
menjadi
100%
•P
ersentase
jum
lah
buku
teks
yang
ditulis
dosen
meningkat50%
•P
ublikasijurnal
akadem
ik
internasional
naik
30%
•Jum
lah
persentase
paten
meningkat
100%
(dari24
0m
enjadi48
0),10%
nya
merupakan
paten
regional,
dan
5%
nya
merupakan
paten
OE
CD
.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•Jum
lah
pengangguran
berpendidikan
tinggiturun
10%
•30
program
studim
endapatakreditasi
regional.
•20
prodiperguruan
tinggim
asuk
100
besar
AS
IA
;5
masuk
100
besar
dunia
•P
rosentase
dosen
berpendidikan
S3
menjadi
70%
•P
ersentase
jum
lah
buku
teks
yang
ditulis
dosen
meningkat50%
•P
ublikasijurnal
akadem
ik
internasional
naik
30%
•Jum
lah
persentase
paten
meningkat
100%
(dari120
menjadi240),
dan
5%
nya
merupakan
paten
regional.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•Jum
lah
pengangguran
berpendidikan
tinggiturun
25%
•Jum
lah
PT
yang
mendapatakreditasi
regional(10
jurusan)
•P
ersentase
dosen
berpendidikan
S2/S
3
mjd
100%
(dari70%
)
•10
prodiperguruan
tinggim
asuk
100
besar
AS
IA
;2
masuk
100
besar
dunia
•P
ersentase
jum
lah
buku
teks
yang
ditulis
dosen
meningkat50%
•P
ublikasijurnal
akadem
ik
internasional
naik
30%
•P
ersentase
paten
meningkat100%
(dari
60
mjd
120)
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•Jum
lah
pengangguran
berpendidikan
tinggiturun
50%
•P
ersentase
PT
unggulan
yg
mem
iliki
perpustakaan
berstandar
internasionalm
jd
100%
(dari60%
)
•P
ersentase
dosen
berpendidikan
S2/S
3m
jd
70%
(dari50%
)
•5
prodiperguruan
tinggim
asuk
100
besar
Asia/D
unia
(seni,m
anajem
en,
kedokteran,
keperaw
atan,
politeknik)
•P
ersentase
jum
lah
buku
teks
yang
ditulis
dosen
meningkat
50%
•P
ublikasijurnalakadem
ik
internasionalnaik
30%
•P
ersentase
paten
meningkat
100%
(dari30
mjd
60)
Akses
•A
ngka
partisipasikasar
PT
35%
•Jum
lah
Polytechnic
meningkat20%
(330
mjd
396)
•Jum
lah
dan
kapasitas
PT
Sm
eningkat
20%
Akses
•A
ngka
partisipasikasar
PT
30%
•Jum
lah
Polytechnic
meningkat25%
(270
mjd
330)
•Jum
lah
dan
kapasitas
PT
Sm
eningkat
20%
Akses
•A
ngka
partisipasikasar
PT
25%
•Jum
lah
Polytechnic
meningkat50%
(180
mjd
270)
•Jum
lah
dan
kapasitas
PT
Sm
eningkat
20%
Akses
•A
ngka
partisipasikasar
PT
18%
•Jum
lah
Politeknik
meningkat
50%
(dari120
menjadi180)
•Jum
lah
dan
kapasitas
PT
Sm
eningkat
20%
UK
UR
AN
KIN
ER
JA
KU
NC
I
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
2020
-2025
2015
-2020
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
,
•
,
•
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
Dik
ti
Akse
s
•P
ro
gra
mW
aja
rD
ikd
as
9ta
hu
nm
en
ye
rta
ka
n
ha
mp
ir
se
lu
ru
hp
ese
rta
did
ik
usia
se
ko
la
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
TK
ata
u
ya
ng
se
de
ra
ja
t.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
lu
ar
bia
sa
pa
da
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
ata
u
pe
nd
id
ika
nIn
klu
si.
•A
kse
sp
ad
ap
en
did
ika
nL
aya
na
nkh
usu
s
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•P
en
uru
na
nd
isp
arita
sA
PK
pe
nd
id
ika
nd
asa
r
da
nm
en
en
ga
ha
nta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
n
se
ca
ra
sig
nifika
n.
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
re
alisa
sin
ya
id
ea
lism
esa
tu
bu
ku
un
tu
k
se
tia
psa
tu
sisw
a.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rse
ko
la
hm
em
iliki
pe
rp
usta
ka
an
be
rsta
nd
ar
OE
CD
.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rsa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
pe
nd
id
ika
nD
asa
rd
an
me
ne
ng
ah
dise
lu
ru
h
In
do
ne
sia
me
me
nu
hista
nd
ar
OE
CD
.
•Ju
mla
hK
ab
up
ate
n/K
ota
ya
ng
me
milikise
ko
la
h
ke
ju
ru
an
be
rb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
lm
en
in
gka
t
sig
nifika
n.
•Ju
mla
hp
ro
vin
siya
ng
me
milikise
ko
la
hb
erta
ra
f
re
gio
na
ld
an
OE
CD
pa
da
se
tia
pje
nja
ng
da
n
je
nis
pe
nd
id
ika
nm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sid
ari
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
siA
da
ri
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
si
OE
CD
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•B
erh
asilm
asu
k3
be
sa
rd
ala
mo
lim
pia
de
in
te
rn
asio
na
l.
•K
em
am
pu
an
be
rb
ah
asa
asin
gp
ese
rta
did
ik
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•Ju
mla
hb
ea
sisw
au
ntu
ksisw
ate
rb
aik
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•P
erb
an
din
ga
nju
mla
hS
MA
:S
MK
be
ru
ba
h
sig
nifika
nke
ara
hse
ma
kin
ba
nya
kn
ya
SM
K.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
re
alisa
sin
ya
id
ea
lism
esa
tu
bu
ku
un
tu
k
se
tia
psa
tu
sisw
a.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rse
ko
la
hm
em
iliki
pe
rp
usta
ka
an
be
rsta
nd
ar
re
gio
na
l.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rsa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
pe
nd
id
ika
nD
asa
rd
an
me
ne
ng
ah
dise
lu
ru
h
In
do
ne
sia
me
me
nu
hista
nd
ar
re
gio
na
l.
•Ju
mla
hK
ab
up
ate
n/K
ota
ya
ng
me
milikise
ko
la
h
ke
ju
ru
an
be
rb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
lm
en
in
gka
t
sig
nifika
n.
•Ju
mla
hp
ro
vin
siya
ng
me
milikise
ko
la
hb
erta
ra
f
re
gio
na
lp
ad
ase
tia
pje
nja
ng
da
nje
nis
pe
nd
id
ika
nm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sid
ari
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
siA
da
ri
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sire
gio
na
l
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•B
erh
asilm
asu
k4
be
sa
rd
ala
mo
lim
pia
de
in
te
rn
asio
na
l.
•K
em
am
pu
an
be
rb
ah
asa
asin
gp
ese
rta
did
ik
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•Ju
mla
hb
ea
sisw
au
ntu
ksisw
ate
rb
aik
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•P
erb
an
din
ga
nju
mla
hS
MA
:S
MK
be
ru
ba
h
sig
nifika
nke
ara
hse
ma
kin
ba
nya
kn
ya
SM
K.
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
Akse
s
•P
ro
gra
mW
aja
rD
ikd
as
9ta
hu
nm
en
ye
rta
ka
n
ha
mp
ir
se
lu
ru
hp
ese
rta
did
ik
usia
se
ko
la
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
TK
ata
u
ya
ng
se
de
ra
ja
t.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
lu
ar
bia
sa
pa
da
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
ata
u
pe
nd
id
ika
nIn
klu
si.
•A
kse
sp
ad
ap
en
did
ika
nL
aya
na
nkh
usu
s
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
2020
-2025
Akse
s
•P
ro
gra
mW
aja
rD
ikd
as
9ta
hu
nm
en
ye
rta
ka
n
ha
mp
ir
se
lu
ru
hp
ese
rta
did
ik
usia
se
ko
la
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
TK
ata
u
ya
ng
se
de
ra
ja
t.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
lu
ar
bia
sa
pa
da
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
ata
u
pe
nd
id
ika
nIn
klu
si.
•A
kse
sp
ad
ap
en
did
ika
nL
aya
na
nkh
usu
s
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•P
en
uru
na
nd
isp
arita
sA
PK
pe
nd
id
ika
nd
asa
r
da
nm
en
en
ga
ha
nta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
n
se
ca
ra
sig
nifika
n.
2015
-2020
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
re
alisa
sin
ya
id
ea
lism
esa
tu
bu
ku
un
tu
k
se
tia
psa
tu
sisw
a.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rse
ko
la
hm
em
iliki
pe
rp
usta
ka
an
be
rsta
nd
ar
OE
CD
.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rsa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
pe
nd
id
ika
nD
asa
rd
an
me
ne
ng
ah
dise
lu
ru
h
In
do
ne
sia
me
me
nu
hista
nd
ar
OE
CD
.
•Ju
mla
hK
ab
up
ate
n/K
ota
ya
ng
me
milikise
ko
la
h
ke
ju
ru
an
be
rb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
lm
en
in
gka
t
sig
nifika
n.
•Ju
mla
hp
ro
vin
siya
ng
me
milikise
ko
la
hb
erta
ra
f
re
gio
na
ld
an
OE
CD
pa
da
se
tia
pje
nja
ng
da
n
je
nis
pe
nd
id
ika
nm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sid
ari
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
siA
da
ri
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
si
OE
CD
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•B
erh
asilm
asu
k3
be
sa
rd
ala
mo
lim
pia
de
in
te
rn
asio
na
l.
•K
em
am
pu
an
be
rb
ah
asa
asin
gp
ese
rta
did
ik
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•Ju
mla
hb
ea
sisw
au
ntu
ksisw
ate
rb
aik
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•P
erb
an
din
ga
nju
mla
hS
MA
:S
MK
be
ru
ba
h
sig
nifika
nke
ara
hse
ma
kin
ba
nya
kn
ya
SM
K.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
re
alisa
sin
ya
id
ea
lism
esa
tu
bu
ku
un
tu
k
se
tia
psa
tu
sisw
a.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rse
ko
la
hm
em
iliki
pe
rp
usta
ka
an
be
rsta
nd
ar
re
gio
na
l.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rsa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
pe
nd
id
ika
nD
asa
rd
an
me
ne
ng
ah
dise
lu
ru
h
In
do
ne
sia
me
me
nu
hista
nd
ar
re
gio
na
l.
•Ju
mla
hK
ab
up
ate
n/K
ota
ya
ng
me
milikise
ko
la
h
ke
ju
ru
an
be
rb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
lm
en
in
gka
t
sig
nifika
n.
•Ju
mla
hp
ro
vin
siya
ng
me
milikise
ko
la
hb
erta
ra
f
re
gio
na
lp
ad
ase
tia
pje
nja
ng
da
nje
nis
pe
nd
id
ika
nm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sid
ari
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
siA
da
ri
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sire
gio
na
l
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•B
erh
asilm
asu
k4
be
sa
rd
ala
mo
lim
pia
de
in
te
rn
asio
na
l.
•K
em
am
pu
an
be
rb
ah
asa
asin
gp
ese
rta
did
ik
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•Ju
mla
hb
ea
sisw
au
ntu
ksisw
ate
rb
aik
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•P
erb
an
din
ga
nju
mla
hS
MA
:S
MK
be
ru
ba
h
sig
nifika
nke
ara
hse
ma
kin
ba
nya
kn
ya
SM
K.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
re
alisa
sin
ya
id
ea
lism
esa
tu
bu
ku
un
tu
k
se
tia
psa
tu
sisw
a.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rse
ko
la
hm
em
iliki
pe
rp
usta
ka
an
ya
ng
me
milikiko
le
ksib
uku
te
ks
da
nb
uku
pe
ng
aya
an
.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rsa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
pe
nd
id
ika
nD
asa
rd
an
me
ne
ng
ah
dise
lu
ru
h
In
do
ne
sia
me
me
nu
hiS
NP.
•K
ab
up
ate
n/K
ota
ya
ng
me
milikise
ko
la
h
ke
ju
ru
an
be
rb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
lm
en
in
gka
t
sig
nifika
n.
•p
ro
vin
siya
ng
me
milikise
ko
la
hb
erta
ra
f
In
te
rn
asio
na
lp
ad
ase
tia
pje
nja
ng
da
nje
nis
pe
nd
id
ika
nm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sid
ari
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
siA
da
ri
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
elu
ru
hse
ko
la
hm
ela
ksa
na
ka
nku
riku
lu
m
be
rb
asis
ko
mp
ete
nsi.
•R
ata
-ra
ta
sko
ru
jia
nn
asio
na
lm
en
in
gka
t
sig
nifika
n.
•B
erh
asilm
asu
k5
be
sa
rd
ala
mo
lim
pia
de
in
te
rn
asio
na
l.
•K
em
am
pu
an
be
rb
ah
asa
asin
gp
ese
rta
did
ik
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•P
en
did
ika
nb
erb
asis
IC
T/T
VE
du
ka
si
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•Ju
mla
hb
ea
sisw
au
ntu
ksisw
ate
rb
aik
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•P
erb
an
din
ga
nju
mla
hS
MA
:S
MK
be
ru
ba
h
sig
nifika
nke
ara
hse
ma
kin
ba
nya
kn
ya
SM
K
- - -
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
re
alisa
sin
ya
id
ea
lism
esa
tu
bu
ku
un
tu
kse
tia
psa
tu
sisw
a.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rse
ko
la
hm
em
ilikip
erp
usta
ka
an
ya
ng
me
milikiko
le
ksib
uku
te
ks
da
nb
uku
pe
ng
aya
an
.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rsa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
pe
nd
id
ika
nD
asa
r
da
nm
en
en
ga
hd
ise
lu
ru
hIn
do
ne
sia
me
me
nu
hiS
NP.
•Ju
mla
hK
ab
up
ate
n/K
ota
ya
ng
me
milikise
ko
la
hke
ju
ru
an
be
rb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
lm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
•Ju
mla
hp
ro
vin
siya
ng
me
milikise
ko
la
hrin
tisa
nu
ntu
k
be
rta
ra
fIn
te
rn
asio
na
lp
ad
ase
tia
pje
nja
ng
da
nje
nis
pe
nd
id
ika
nm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sid
ariB
AN
-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
siA
da
riB
AN
-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rse
ko
la
hm
ela
ksa
na
ka
nku
riku
lu
m
be
rb
asis
ko
mp
ete
nsi.
•R
ata
-ra
ta
sko
ru
jia
nn
asio
na
lm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
•B
erh
asilm
asu
k5
be
sa
rd
ala
mo
lim
pia
de
in
te
rn
asio
na
l.
•K
em
am
pu
an
be
rb
ah
asa
asin
gp
ese
rta
did
ik
me
nin
gka
t
sig
nifika
n.
•P
en
did
ika
nb
erb
asis
IC
T/T
VE
du
ka
sim
en
in
gka
t
sig
nifika
n.
•Ju
mla
hb
ea
sisw
au
ntu
ksisw
ab
erke
ce
rd
asa
n/b
erb
aka
t
istim
ew
am
en
in
gka
tsig
nifika
n.
•P
erb
an
din
ga
nju
mla
hS
MA
:S
MK
be
ru
ba
hsig
nifika
n
ke
ara
hse
ma
kin
ba
nya
kn
ya
SM
K.
-
-
-
2010
-2015
2020
-2025
2015
-2020
Akse
s
•P
ro
gra
mtu
nta
sW
aja
rD
ikd
as
9ta
hu
nte
rca
pa
i.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
pe
nd
id
ika
n
me
ne
ng
ah
.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
TK
ata
uya
ng
se
de
ra
ja
t.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
lu
ar
bia
sa
pa
da
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
ata
up
en
did
ika
nIn
klu
si.
•A
kse
sp
ad
ap
en
did
ika
nL
aya
na
nkh
usu
sm
en
in
gka
t
sig
nifika
n.
•P
en
uru
na
nd
isp
arita
sA
PK
pe
nd
id
ika
nd
asa
rd
an
me
ne
ng
ah
an
ta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
nse
ca
ra
sig
nifika
n.
.
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
Mandik
dasm
en
98
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
Akse
s
•B
en
ch
ma
rkin
gsa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
pe
nd
id
ika
nd
asa
r&
me
ne
ng
ah
de
ng
an
ne
ga
ra-n
eg
ara
OE
CD
ya
ng
pe
nd
id
ika
nn
ya
ba
ik.
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
np
era
nse
rta
ma
sya
ra
ka
tp
ad
aS
MA
/S
MK
/S
Mte
rp
ad
u
•P
ro
gra
mB
an
tu
an
Bia
ya
Op
era
sio
na
l
Se
ko
la
h(B
OS
)
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
np
en
did
ika
nlu
ar
bia
sa
da
nin
klu
sib
ersta
nd
ar
OE
CD
.
Akse
s
•P
ro
gra
mp
en
ye
dia
an
da
np
erb
aika
n
sa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
pe
nd
id
ika
nd
asa
r
&m
en
en
ga
h
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
np
era
nse
rta
ma
sya
ra
ka
tp
ad
aS
MA
/S
MK
/S
Mte
rp
ad
u
•P
ro
gra
mp
en
ye
im
ba
ng
an
AP
Ka
nta
ra
Ko
ta
da
nK
ab
up
ate
n.
•P
ro
gra
mB
an
tu
an
Bia
ya
Op
era
sio
na
l
Se
ko
la
h(B
OS
)
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
np
en
did
ika
nlu
ar
bia
sa
da
nin
klu
si
•P
ro
gra
mp
em
an
fa
ata
nIC
Td
an
TV
ed
uka
tif
un
tu
km
en
ca
pa
id
ae
ra
h-d
ae
ra
h
te
rp
en
cil,
pe
rb
ata
sa
n,
da
nte
rtin
gg
al
in
fra
stru
ktu
rn
ya
.
Akse
s
•P
ro
gra
mp
en
ye
dia
an
da
np
erb
aika
nsa
ra
na
da
n
pra
sa
ra
na
pe
nd
id
ika
nd
asa
r&
me
ne
ng
ah
•P
ro
gra
mre
ha
bilita
sig
ed
un
gT
K,
SD
,S
MP,
SM
A/S
MK
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
np
era
nse
rta
ma
sya
ra
ka
t
pa
da
SM
A/S
MK
/S
Mte
rp
ad
u
•P
ro
gra
mp
en
ye
im
ba
ng
an
AP
Ka
nta
ra
Ko
ta
da
n
Ka
bu
pa
te
n.
•P
ro
gra
mB
an
tu
an
Bia
ya
Op
era
sio
na
lS
eko
la
h
(B
OS
)
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
np
en
did
ika
nlu
ar
bia
sa
da
n
in
klu
siP
ro
gra
mp
em
an
fa
ata
nIC
Td
an
TV
ed
uka
tif
untuk
mencapaidaerah-daerah
terpencil,
perbatasan,
dan
tertinggalinfrastrukturnya.
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
PE
MB
AN
GU
NA
N
Da
ya
Sa
in
gIn
te
rn
asio
na
lD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
n
Ma
nd
ikd
asm
en
be
rsta
nd
ar
OE
CD
.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ditje
nM
an
dikd
asm
en
be
rsta
nd
ar
OE
CD
.
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•Ju
mla
hse
ko
la
hya
ng
me
nja
diB
HP
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
n
Ma
nd
ikd
asm
en
be
rsta
nd
ar
re
gio
na
l.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ditje
nM
an
dikd
asm
en
be
rsta
nd
ar
re
gio
na
l.
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•Ju
mla
hse
ko
la
hya
ng
me
nja
diB
HP
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
n
Ma
nd
ikd
asm
en
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ditje
nM
an
dikd
asm
en
me
nin
gka
tsig
nifika
n
Tata
Kelola/C
itra
Publik
•P
en
ge
lo
la
an
pe
nd
id
ika
nd
iD
itje
nM
an
dikd
asm
en
be
rb
asis
IC
Tya
ng
ha
nd
al.
•Ju
mla
hse
ko
la
hya
ng
me
nja
diB
HP
me
nin
gka
t
signifikan.
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
nM
an
dikd
asm
en
meningkat
signifikan.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ditje
nM
an
dikd
asm
en
me
nin
gka
t
signifikan.
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
20
-2
02
52
01
5-
20
20
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
Akse
s
•B
en
ch
ma
rkin
gsa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
pe
nd
id
ika
nd
asa
r&
me
ne
ng
ah
de
ng
an
ne
ga
ra-n
eg
ara
re
gio
na
lya
ng
pe
nd
id
ika
nn
ya
ba
ik.
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
np
era
nse
rta
ma
sya
ra
ka
tp
ad
aS
MA
/S
MK
/S
Mte
rp
ad
u
•P
ro
gra
mp
en
ye
im
ba
ng
an
AP
Ka
nta
ra
Ko
ta
da
nK
ab
up
ate
n.
•P
ro
gra
mB
an
tu
an
Bia
ya
Op
era
sio
na
l
Se
ko
la
h(B
OS
)
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
np
en
did
ika
nlu
ar
bia
sa
da
nin
klu
sib
ersta
nd
ar
re
gio
na
l.
•P
ro
gra
mp
em
an
fa
ata
nIC
Td
an
TV
ed
uka
tif
un
tu
km
en
ca
pa
id
ae
ra
h-d
ae
ra
h
te
rp
en
cil,
pe
rb
ata
sa
n,
da
nte
rtin
gg
al
in
fra
stru
ktu
rn
ya
.
.
20
10
-2
01
52
02
0-
20
25
20
15
-2
02
0
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
Mandik
dasm
en
99
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
PE
MB
AN
GU
NA
N
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gS
PI
Ditje
n
Ma
nd
ikd
asm
en
de
ng
an
ne
ga
ra
OE
CD
.
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gku
alita
sp
ela
ya
na
nd
i
Ditje
nM
an
dikd
asm
en
de
ng
an
ne
ga
ra
OE
CD
.
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•P
ro
gra
mp
eru
ba
ha
nsta
tu
sse
ko
la
hm
en
ja
di
ba
da
nh
uku
m
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gS
PI
Ditje
n
Ma
nd
ikd
asm
en
de
ng
an
Sin
ga
pu
ra
ata
u
ne
ga
ra
re
gio
na
lla
in
nya
ya
ng
SP
I-n
ya
ba
ik.
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gku
alita
sp
ela
ya
na
nd
i
Ditje
nM
an
dikd
asm
en
de
ng
an
Sin
ga
pu
ra
ata
u
ne
ga
ra
re
gio
na
lla
in
nya
ya
ng
ku
alita
s
pe
la
ya
na
np
en
did
ika
nn
ya
ba
ik.
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•P
ro
gra
mp
eru
ba
ha
nsta
tu
sse
ko
la
hm
en
ja
di
ba
da
nh
uku
m
•P
en
ge
mb
an
ga
nS
PI
ya
ng
ha
nd
ald
iD
itje
n
Ma
nd
ikd
asm
en
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nku
alita
sp
ela
ya
na
nd
i
Ditje
nM
an
dikd
asm
en
Tata
Kelola/C
itra
Publik
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nIC
Tb
ase
da
dm
in
istra
tio
n
•P
ro
gra
mp
eru
ba
ha
nsta
tu
sse
ko
la
hm
en
ja
dib
ad
an
hu
ku
m
•P
en
ge
mb
an
ga
nS
PI
ya
ng
ha
nd
ald
iD
itje
nM
an
dikd
asm
en
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nku
alita
sp
ela
ya
na
nd
iD
itje
n
Ma
nd
ikd
asm
en
.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gp
erp
usta
ka
an
se
ko
la
h
de
ng
an
ne
ga
ra
-n
eg
ara
OE
CD
.
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nko
le
ksip
erp
usta
ka
an
un
tu
km
em
en
uh
iid
ea
lism
esa
tu
bu
ku
un
tu
k
sa
tu
sisw
a.
•P
ro
gra
mp
en
ja
min
an
mu
tu
sa
ra
na
da
n
pra
sa
ra
na
ya
ng
be
ru
pa
ya
me
me
nu
hista
nd
ar
re
gio
na
l/O
EC
Dd
an
me
mp
erb
aikip
erin
gka
t
akre
dita
si.
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nd
an
pe
mb
in
aa
n
se
ko
la
hb
erb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
l.
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nd
an
pe
mb
in
aa
n
se
ko
la
hb
erta
ra
fre
gio
na
ld
an
in
te
rn
asio
na
l.
•P
ro
gra
md
uku
ng
an
sa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
un
tu
kp
en
ja
min
an
mu
tu
se
su
aista
nd
ar
re
gio
na
l/O
EC
Dp
ad
ase
tia
pje
nis
da
nje
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
•P
ro
gra
mp
em
bin
aa
no
lim
pia
de
na
sio
na
ld
an
in
te
rn
asio
na
l
•P
ro
gra
md
uku
ng
an
sa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
un
tu
kp
en
did
ika
nb
ah
asa
asin
g
•P
ro
gra
mb
ea
sisw
au
ntu
ksisw
ate
rb
aik
•P
ro
gra
mp
erb
aika
np
erim
ba
ng
an
ju
mla
h
SM
A:
SM
K
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gp
erp
usta
ka
an
se
ko
la
h
de
ng
an
Sin
ga
pu
ra
ata
un
eg
ara
re
gio
na
lla
in
ya
ng
pe
rp
usta
ka
an
nya
ba
ik.
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nko
le
ksip
erp
usta
ka
an
un
tu
km
em
en
uh
iid
ea
lism
esa
tu
bu
ku
un
tu
k
sa
tu
sisw
a.
•P
ro
gra
mp
en
ja
min
an
mu
tu
sa
ra
na
da
n
pra
sa
ra
na
ya
ng
be
ru
pa
ya
me
me
nu
hista
nd
ar
re
gio
na
ld
an
me
mp
erb
aikip
erin
gka
ta
kre
dita
si.
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nd
an
pe
mb
in
aa
n
se
ko
la
hb
erb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
l.
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nd
an
pe
mb
in
aa
n
se
ko
la
hb
erta
ra
fre
gio
na
ld
an
in
te
rn
asio
na
l.
•P
ro
gra
md
uku
ng
an
sa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
un
tu
kp
en
ja
min
an
mu
tu
se
su
aista
nd
ar
re
gio
na
lp
ad
ase
tia
pje
nis
da
nje
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
•P
ro
gra
mp
em
bin
aa
no
lim
pia
de
na
sio
na
ld
an
in
te
rn
asio
na
l
•P
ro
gra
md
uku
ng
an
sa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
un
tu
kp
en
did
ika
nb
ah
asa
asin
g
•P
ro
gra
mb
ea
sisw
au
ntu
ksisw
ate
rb
aik
•P
ro
gra
mp
erb
aika
np
erim
ba
ng
an
ju
mla
h
SM
A:
SM
K
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nju
mla
hp
erp
usta
ka
an
se
ko
la
h.
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nko
le
ksip
erp
usta
ka
an
un
tu
km
em
en
uh
iid
ea
lism
esa
tu
bu
ku
un
tu
k
sa
tu
sisw
a.
•P
ro
gra
mp
en
ja
min
an
mu
tu
sa
ra
na
da
n
pra
sa
ra
na
ya
ng
be
ru
pa
ya
me
me
nu
hiS
NP
da
n
me
mp
erb
aikip
erin
gka
ta
kre
dita
si.
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nd
an
pe
mb
in
aa
n
se
ko
la
hb
erb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
l
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nd
an
pe
mb
in
aa
n
se
ko
la
hb
erta
ra
fin
te
rn
asio
na
l
•P
ro
gra
md
uku
ng
an
sa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
un
tu
kp
ela
ksa
na
an
ku
riku
lu
mb
erb
asis
ko
mp
ete
nsid
an
pe
nja
min
an
mu
tu
se
su
aiS
NP
pa
da
se
tia
pje
nis
da
nje
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nra
ta
-ra
ta
sko
ru
jia
n
na
sio
na
l
•P
ro
gra
mp
em
bin
aa
no
lim
pia
de
na
sio
na
ld
an
in
te
rn
asio
na
l
•P
ro
gra
md
uku
ng
an
sa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
un
tu
kp
en
did
ika
nb
ah
asa
asin
g
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
na
kse
ske
IC
T/T
Vb
ase
d
le
arn
in
g
•P
ro
gra
mb
ea
sisw
au
ntu
ksisw
ate
rb
aik
•P
ro
gra
mp
erb
aika
np
erim
ba
ng
an
ju
mla
h
SM
A:
SM
K
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nju
mla
hp
erp
usta
ka
an
se
ko
la
h.
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nko
le
ksip
erp
usta
ka
an
un
tu
k
me
me
nu
hiid
ea
lism
esa
tu
bu
ku
un
tu
ksa
tu
sisw
a.
•P
ro
gra
mp
en
ja
min
an
mu
tu
sa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
ya
ng
be
ru
pa
ya
me
me
nu
hiS
NP
da
nm
em
pe
rb
aikip
erin
gka
t
akre
dita
si.
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nd
an
pe
mb
in
aa
nse
ko
la
h
be
rb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
l
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nd
an
pe
mb
in
aa
nse
ko
la
h
be
rta
ra
fin
te
rn
asio
na
l
•P
ro
gra
md
uku
ng
an
sa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
un
tu
k
pe
la
ksa
na
an
ku
riku
lu
mb
erb
asis
ko
mp
ete
nsid
an
pe
nja
min
an
mu
tu
se
su
aiS
NP
pa
da
se
tia
pje
nis
da
n
je
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nra
ta
-ra
ta
sko
ru
jia
nn
asio
na
l
•P
ro
gra
mp
em
bin
aa
no
lim
pia
de
na
sio
na
ld
an
in
te
rn
asio
na
l
•P
ro
gra
md
uku
ng
an
sa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
un
tu
k
pe
nd
id
ika
nb
ah
asa
asin
g
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
na
kse
ske
IC
T/T
Vb
ase
dle
arn
in
g
•P
ro
gra
mb
ea
sisw
au
ntu
ksisw
ab
erke
ce
rd
asa
n/b
erb
aka
t
istim
ew
a
•P
ro
gra
mp
erb
aika
np
erim
ba
ng
an
ju
mla
hS
MA
:S
MK
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
2020
-2025
2015
-2020
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
2020
-2025
2015
-2020
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
Mandik
dasm
en
100
Akse
s
•A
PM
SD
/M
Im
en
ca
pa
i98%
da
nA
PM
SM
P/M
Ts
me
nca
pa
i9
8%
.
•A
PM
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
hm
en
ca
pa
i
95
%.
•A
PK
TK
ata
use
de
ra
ja
tm
en
ca
pa
i9
5%
.
•A
PK
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
me
nin
gka
t
da
ri7
5%
me
nja
di9
5%
.
•D
isp
arita
sA
PK
SD
/M
I/S
DL
Ba
nta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i2
%.
•D
isp
arita
sA
PK
SM
P/M
Ts
/S
MP
LB
an
ta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i2
%.
•D
isp
arita
sA
PK
SM
A/S
MK
/M
A/S
MA
LB
an
ta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i2
%.
Akse
s
•A
PM
SD
/M
Im
en
ca
pa
i98%
da
nA
PM
SM
P/M
Ts
me
nca
pa
i9
6%
.
•A
PM
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
hm
en
ca
pa
i
90
%.
•A
PK
TK
ata
use
de
ra
ja
tm
en
ca
pa
i7
0%
.
•A
PK
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
me
nin
gka
t
da
ri3
0%
me
nja
di7
5%
.
•D
isp
arita
sA
PK
SD
/M
I/S
DL
Ba
nta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i2
%.
•D
isp
arita
sA
PK
SM
P/M
Ts
/S
MP
LB
an
ta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i2
%.
•D
isp
arita
sA
PK
SM
A/S
MK
/M
A/S
MA
LB
an
ta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i2
%.
Pe
nd
id
ika
nla
ya
na
n
kh
usu
sb
erb
asis
IC
Ta
ta
uT
Ve
du
ka
si
pa
da
10
0%
ka
bu
pa
te
nte
rp
en
cil,
pe
rb
ata
sa
n,
ata
ute
rb
ela
ka
ng
in
fra
stru
ktu
rn
ya
su
da
hb
ero
pe
ra
si
de
ng
an
ba
ik.
Akse
s
•A
PM
SD
/M
Im
en
ca
pa
i97%
da
nA
PM
SM
P/M
Ts
me
nca
pa
i9
2%
.
•A
PK
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
hm
en
ca
pa
i
95
%.
•A
PK
TK
ata
use
de
ra
ja
tm
en
ca
pa
i5
0%
.
•A
PK
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
me
nin
gka
t
da
ri1
0%
me
nja
di3
0%
.
•D
isp
arita
sA
PK
SD
/M
I/S
DL
Ba
nta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i2
%.
•D
isp
arita
sA
PK
SM
P/M
Ts
/S
MP
LB
an
ta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i2
%.
•D
isp
arita
sA
PK
SM
A/S
MK
/M
A/S
MA
LB
an
ta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i2
%.
•P
ro
gra
mB
OS
me
nca
ku
pp
en
did
ika
n
da
sa
rw
aja
r9
ta
hu
n,
pe
nd
id
ika
n
me
ne
ng
ah
,d
an
PA
UD
.
•P
en
did
ika
nla
ya
na
nkh
usu
sb
erb
asis
IC
Ta
ta
uT
Ve
du
ka
sip
ad
am
in
im
al7
5%
ka
bu
pa
te
nte
rp
en
cil,
pe
rb
ata
sa
n,
ata
u
te
rb
ela
ka
ng
in
fra
stru
ktu
rn
ya
su
da
h
be
ro
pe
ra
sid
en
ga
nb
aik.
UK
UR
AN
KIN
ER
JA
KU
NC
I
Da
ya
Sa
in
gIn
te
rn
asio
na
lD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
20
-2
02
52
01
5-
20
20
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Akse
s
•A
PM
SD
/M
Im
en
ca
pa
i9
5%
da
nA
PK
SM
P/M
Ts
me
nca
pa
i9
8%
.
•A
PK
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
hm
en
ca
pa
i6
8%
.
•A
PK
TK
ata
use
de
ra
ja
tm
en
ca
pa
i3
5%
.
•A
PK
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
me
nin
gka
td
ari5
%
me
nja
di1
0%
.
•D
isp
arita
sA
PK
SD
/M
I/S
DL
Ba
nta
ra
ko
ta
da
n
ka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i2
%.
•D
isp
arita
sA
PK
SM
P/M
Ts
/S
MP
LB
an
ta
ra
ko
ta
da
n
ka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i1
3%
.
•D
isp
arita
sA
PK
SM
A/S
MK
/M
A/S
MA
LB
an
ta
ra
ko
ta
da
nka
bu
pa
te
ntid
ak
me
le
bih
i2
5%
.
•P
ro
gra
mre
ha
bilita
sise
ko
la
hse
le
sa
i1
00
%.
•P
ro
gra
mB
OS
me
nca
ku
pp
en
did
ika
nd
asa
rw
aja
r
9ta
hu
nd
an
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h,
ya
ng
me
mb
eb
aska
nse
mu
asisw
am
iskin
da
ri
pu
ng
uta
n.
•P
en
did
ika
nla
ya
na
nkh
usu
sb
erb
asis
IC
Ta
ta
uT
V
ed
uka
sip
ad
am
in
im
al3
0%
ka
bu
pa
te
nte
rp
en
cil,
perbatasan,
atau
terbelakang
infrastrukturnya
su
da
hb
ero
pe
ra
sid
en
ga
nb
aik.
.
,
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
Mandik
dasm
en
101
UK
UR
AN
KIN
ER
JA
KU
NC
I
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•95%
sekolah
pada
jenjang
pendidikan
dasar
dan
menengah
mem
ilikiperpustakaan
berstandar
regional,dan
50%
berstandar
OE
CD
.
•R
asio
buku
perpustakaan
dengan
murid
mencapai1
:0,1
•95%
sekolah
pada
jenjang
pendidikan
dasar
dan
menengah
mem
ilikisarana
dan
prasarana
yang
mem
enuhistandar
regional,dan
50%
berstandar
OE
CD
•100%
provinsim
em
ilikim
inim
al10%
SM
Adan
10%
SM
Kyang
bertaraf
mutu
regional,dan
minim
al50%
dariyang
bertarafregional
tersebut
juga
bertaraf
OE
CD
.
•S
ekolah
yang
mem
peroleh
terakreditasiA
mencapai70%
untuk
negeridan
60%
untuk
sw
asta.
•S
ekolah
terakreditasiregionalm
encapai
50%
,
dan
akreditasiO
EC
Dm
encapai
25%
.
•Indonesia
masuk
dalam
3besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
internasionaltingkat
SLT
Psetiap
tahun.
•Indonesia
masuk
dalam
2besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
Asia
tingkatS
LTA
setiap
tahun.
•Indonesia
masuk
dalam
3besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
internasionaltingkat
SLTA
setiap
tahun.
•50%
sisw
aS
MA
meraih
score
TO
EF
L=
400
•50%
sisw
aS
MK
meraih
score
TO
IE
C=
400
•100%
sisw
aberkecerdasan/berbakatluar
biasa
dan
100%
sisw
adengan
peringkattiga
terbaik
pada
setiap
satuan
pendidikan
mendapatbantuan
beasisw
a.
•R
asio
jum
lah
SM
A:S
MK
berubah
dari40%
:
60%
menjadi30%
:70%
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•40%
sekolah
pada
jenjang
pendidikan
dasar
dan
menengah
mem
ilikiperpustakaan
.
•R
asio
buku
perpustakaan
dengan
murid
mencapai
1:1,3
•50%
sekolah
pada
jenjang
pendidikan
dasar
dan
menengah
mem
ilikisarana
dan
prasarana
yang
mem
enuhiS
NP.
•80%
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
alsatu
SM
K
berbasis
keunggulan
lokal.
•M
inim
al80%
provinsim
em
ilikim
inim
alsatu
SM
Adan
sa
tu
SM
Kya
ng
me
rin
tis
un
tu
kb
erta
ra
fin
te
rn
asio
na
l.
•S
ekolah
terakreditasim
encapai80%
untuk
negeridan
50%
untuk
sw
asta
.
•S
ekolah
yang
mem
peroleh
terakreditasiA
mencapai
8%
untuk
negeridan
5%
untuk
sw
asta
.
•95%
sekolah
sudah
menerapkan
kurikulum
berbasis
kom
petensi.
•R
ata
-rata
nilaiujian
nasionalS
D/M
Im
encapai5.50.
•R
ata
-rata
ujian
nasionalS
MP
/M
Ts
dan
SM
A/S
MK
/M
A
mencapai7.00.
•Indonesia
masuk
dalam
5besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
internasionaltingkat
SLT
Pm
inim
al3
kali
dalam
5tahun.
•Indonesia
masuk
dalam
3besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
Asia
tingkat
SLTA
minim
al3
kali
dalam
5
tahun.
•Indonesia
masuk
dalam
5besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
internasionaltingkat
SLTA
minim
al3
kali
dalam
5tahun.
•5%
sisw
aS
MA
meraih
score
TO
EF
L=
400
•5%
sisw
aS
MK
meraih
score
TO
IE
C=
400
•80%
SM
Pm
em
ilikiakses
ke
TV
based
learning.
•80%
SM
A/S
MK
mem
ilikiakses
ke
IC
Tbased
learning.
•30%
sisw
aberkecerdasan/berbakat
luar
biasa
mendapat
bantuan
beasisw
a
•R
asio
jum
lah
SM
A:S
MK
berubah
dari70%
:30%
menjadi60%
:40%
Da
ya
Sa
in
gIn
te
rn
asio
na
lD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
20
-2
02
52
01
5-
20
20
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
60%
sekolah
pada
jenjang
pendidikan
dasar
dan
menengah
mem
ilikiperpustakaan
berstandar
regional.
Rasio
buku
perpustakaan
dengan
murid
mencapai1
:0,3
60%
sekolah
pada
jenjang
pendidikan
dasar
dan
menengah
mem
ilikisarana
dan
prasarana
yang
mem
enuhistandar
regional.
100%
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
altiga
SM
Kberbasis
keunggulan
lokal.
100%
provinsim
em
ilikim
inim
alsatu
SM
Adan
satu
SM
Kyang
bertaraf
mutu
regional.
Sekolah
yang
mem
peroleh
terakreditasiA
mencapai50%
untuk
negeridan
40%
untuk
sw
asta.
Sekolah
terakreditasiregionalm
encapai
30%
.
Indonesia
masuk
dalam
4besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
internasionaltingkat
SLT
Psetiap
tahun.
Indonesia
masuk
dalam
2besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
Asia
tingkatS
LTA
setiap
tahun.
Indonesia
masuk
dalam
4besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
internasionaltingkat
SLTA
setiap
tahun.
40%
sisw
aS
MA
meraih
score
TO
EF
L=
400
40%
sisw
aS
MK
meraih
score
TO
IE
C=
400
100%
sisw
aberkecerdasan/berbakatluar
biasa
dan
75%
sisw
adengan
peringkattiga
terbaik
pada
setiap
satuan
pendidikan
mendapatbantuan
beasisw
a.
Rasio
jum
lah
SM
A:S
MK
berubah
dari50%
:
50%
menjadi40%
:60%
3
• • • • • • • • • • • • • •
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•100%
sekolah
pada
jenjang
pendidikan
dasar
dan
menengah
mem
ilikiperpustakaan.
•R
asio
buku
perpustakaan
dengan
murid
mencapai1
:0,7
•100%
sekolah
pada
jenjang
pendidikan
dasar
dan
menengah
mem
ilikisarana
dan
prasarana
yang
mem
enuhiS
NP.
•100%
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
alsatu
SM
Kberbasis
keunggulan
lokal.
•100%
provinsim
em
ilikim
inim
alsatu
SM
Adan
satu
SM
Kyang
merintis
untuk
bertaraf
internasional,dan
minim
al30%
darinya
telah
bertarafinternasional.
•S
ekolah
terakreditasim
encapai100%
.
•S
ekolah
yang
mem
peroleh
terakreditasiA
mencapai20%
untuk
negeridan
12%
untuk
sw
asta.
•100%
sekolah
sudah
menerapkan
kurikulum
berbasis
kom
petensi.
•R
ata
-rata
nilaiujian
nasionalS
D/M
Im
encapai
7.00.
•R
ata
-rata
ujian
nasionalS
MP
/M
Ts
dan
SM
A/S
MK
/M
Am
encapai7.00.
•Indonesia
masuk
dalam
5besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
internasionaltingkat
SLT
Psetiap
tahun.
•Indonesia
masuk
dalam
3besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
Asia
tingkatS
LTA
setiap
tahun.
•Indonesia
masuk
dalam
5besar
olim
piade
matem
atika
atau
sains
internasionaltingkat
SLTA
setiap
tahun.
•20%
sisw
aS
MA
meraih
score
TO
EF
L=
400
•20%
sisw
aS
MK
meraih
score
TO
IE
C=
400
•100%
SM
Pm
em
ilikiakses
ke
IC
T/T
Vbased
learning.
•100%
SM
A/S
MK
mem
ilikiakses
ke
IC
T/T
V
based
learning.
•100%
sisw
aberkecerdasan/berbakatluar
biasa
dan
50%
sisw
adengan
peringkattiga
terbaik
pada
setiap
satuan
pendidikan
mendapat
bantuan
beasisw
a.
•R
asio
jum
lah
SM
A:S
MK
berubah
dari60%
:
40%
menjadi50%
:50%
- -
20
10
-2
01
52
02
0-
20
25
20
15
-2
02
0
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
Mandik
dasm
en
102
UK
UR
AN
KIN
ER
JA
KU
NC
I
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•Ju
mla
hse
ko
la
hya
ng
me
ra
ih
IS
O9
00
1
me
nca
pa
i7
0%
.
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
n
Ma
nd
ikd
asm
en
<0
,0
1%
da
rio
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,0
01
%.
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•Ju
mla
hS
eko
la
hya
ng
me
nja
diB
HP
me
nca
pa
i1
00
%.
•Ju
mla
hse
ko
la
hya
ng
me
ra
ih
IS
O9
00
1
me
nca
pa
i4
0%
.
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
n
Ma
nd
ikd
asm
en
<0
,1
%d
ario
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,0
1%
.
Ta
ta
Ke
lo
la
/C
itra
Pu
blik
•Ju
mla
hS
eko
la
hya
ng
me
nja
diB
HP
me
nca
pa
i5
0%
.
•Ju
mla
hse
ko
la
hya
ng
me
ra
ih
IS
O9
00
1
me
nca
pa
i2
0%
.
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
n
Ma
nd
ikd
asm
en
<0
,3
%d
ario
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,0
5%
.
Tata
Kelola/C
itra
Publik
•S
IM
be
rb
asis
IC
Td
iD
itje
nM
an
dikd
asm
en
diin
sta
la
sika
nd
an
be
ro
pe
ra
sise
rta
be
rfu
ng
si
de
ng
an
ba
ik.
•Ju
mla
hS
eko
la
hya
ng
me
nja
diB
HP
me
nca
pa
i
20
%.
•D
itje
nM
an
dikd
asm
en
me
mp
ero
le
hIS
O9
00
1.
•Ju
mla
hse
ko
la
hya
ng
me
ra
ih
IS
O9
00
1m
en
ca
pa
i
5%
.
•M
ula
iTA
20
07
te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
n
Ma
nd
ikd
asm
en
<0
,5
%d
ario
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,1
%.
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
2020
-2025
2015
-2020
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
Mandik
dasm
en
103
Akse
s
•P
ro
gra
mW
aja
rD
ikd
as
9ta
hu
n
me
nye
rta
ka
nh
am
pir
se
lu
ru
hp
ese
rta
did
ik
usia
se
ko
la
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
TK
ata
uya
ng
se
de
ra
ja
t.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
lu
ar
bia
sa
pa
da
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
ata
up
en
did
ika
nIn
klu
si.
•A
kse
sp
ad
ap
en
did
ika
nL
aya
na
nkh
usu
s
meningkat
signifikan.
Da
ya
Sa
in
gIn
te
rn
asio
na
lD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
Akse
s
•P
ro
gra
mW
aja
rD
ikd
as
9ta
hu
n
me
nye
rta
ka
nh
am
pir
se
lu
ru
hp
ese
rta
did
ik
usia
se
ko
la
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
TK
ata
uya
ng
se
de
ra
ja
t.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
lu
ar
bia
sa
pa
da
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
ata
up
en
did
ika
nIn
klu
si.
•A
kse
sp
ad
ap
en
did
ika
nL
aya
na
nkh
usu
s
meningkat
signifikan.
20
20
-2
02
52
01
5-
20
20
Akse
s
•P
ro
gra
mtu
nta
sW
aja
rD
ikd
as
9ta
hu
nte
rca
pa
i.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
pe
nd
id
ika
n
me
ne
ng
ah
.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
TK
ata
u
ya
ng
se
de
ra
ja
t.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
lu
ar
bia
sa
pa
da
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
ata
up
en
did
ika
n
In
klu
si.
•A
kse
sp
ad
ap
en
did
ika
nL
aya
na
nkh
usu
s
meningkat
signifikan.
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Akse
s
•P
ro
gra
mW
aja
rD
ikd
as
9ta
hu
n
me
nye
rta
ka
nh
am
pir
se
lu
ru
hp
ese
rta
did
ik
usia
se
ko
la
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
TK
ata
uya
ng
se
de
ra
ja
t.
•M
en
in
gka
tn
ya
pa
rtisip
asip
ese
rta
did
ik
lu
ar
bia
sa
pa
da
pe
nd
id
ika
nlu
ar
bia
sa
ata
up
en
did
ika
nIn
klu
si.
•A
kse
sp
ad
ap
en
did
ika
nL
aya
na
nkh
usu
s
meningkat
signifikan.
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
52
02
0-
20
25
20
15
-2
02
0
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
PM
PTK
104
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
Da
ya
Sa
in
gIn
te
rn
asio
na
lD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
20
-2
02
52
01
5-
20
20
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hK
ab
up
ate
n/K
ota
ya
ng
me
milikise
ko
la
h
ke
ju
ru
an
be
rb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
lm
en
in
gka
t
sig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•Ju
mla
hp
ro
vin
siya
ng
me
milikise
ko
la
hb
erta
ra
f
re
gio
na
l/O
EC
Dp
ad
ase
tia
pje
nja
ng
da
nje
nis
pe
nd
id
ika
nm
en
in
gka
tsig
nifika
n,
da
n
ke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sid
ari
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
n
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
siA
da
ri
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
n
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
si
OE
CD
me
nin
gka
tsig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•K
em
am
pu
an
be
rb
ah
asa
asin
gp
ese
rta
did
ik
me
nin
gka
tsig
nifika
nka
re
na
du
ku
ng
an
te
na
ga
pe
nd
id
ik
ya
ng
me
ma
da
i.
•P
en
did
ika
nb
erb
asis
IC
T/T
VE
du
ka
si
me
nin
gka
tsig
nifika
nd
en
ga
nd
uku
ng
an
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nya
ng
me
ma
da
i.
•P
erb
an
din
ga
nju
mla
hS
MA
:S
MK
be
ru
ba
h
sig
nifika
nke
ara
hse
ma
kin
ba
nya
kn
ya
SM
K,
de
ng
an
pe
rg
ese
ra
np
erim
ba
ng
an
pe
nd
id
ik
da
n
te
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nS
MA
dib
an
din
gS
MK
ya
ng
pro
po
rsio
na
l.
• •
- -
.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
rla
ksa
na
nya
siste
mke
se
ja
hte
ra
an
pe
nd
id
ik
me
nu
ru
tU
UG
uru
da
nD
ose
np
ad
ase
lu
ru
h
pe
nd
id
ik.
•Te
re
alisa
sika
nn
ya
siste
mp
en
gh
arg
aa
n
pe
nd
id
ik
ya
ng
se
su
aiU
UG
uru
da
nD
ose
n
pa
da
se
lu
ru
hp
en
did
ik
ya
ng
be
rh
ak
me
mp
ero
le
hn
ya
.
•Te
rla
ksa
na
nya
siste
mp
erlin
du
ng
an
ya
ng
se
su
aid
en
ga
nU
UG
uru
da
nD
ose
np
ad
a
se
lu
ru
hp
en
did
ik.
•S
elu
ru
hp
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
n
me
me
nu
hiU
UG
uru
da
nD
ose
nse
rta
SN
P.
•Ju
mla
hK
ab
up
ate
n/K
ota
ya
ng
me
milikise
ko
la
h
ke
ju
ru
an
be
rb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
lm
en
in
gka
t
sig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•Ju
mla
hp
ro
vin
siya
ng
me
milikise
ko
la
hb
erta
ra
f
re
gio
na
lp
ad
ase
tia
pje
nja
ng
da
nje
nis
pe
nd
id
ika
nm
en
in
gka
tsig
nifika
n,
da
n
ke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sid
ari
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
n
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
siA
da
ri
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
n
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sire
gio
na
l
me
nin
gka
tsig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•K
em
am
pu
an
be
rb
ah
asa
asin
gp
ese
rta
did
ik
me
nin
gka
tsig
nifika
nka
re
na
du
ku
ng
an
te
na
ga
pe
nd
id
ik
ya
ng
me
ma
da
i.
•P
en
did
ika
nb
erb
asis
IC
T/T
VE
du
ka
si
me
nin
gka
tsig
nifika
nd
en
ga
nd
uku
ng
an
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nya
ng
me
ma
da
i.
•P
erb
an
din
ga
nju
mla
hS
MA
:S
MK
be
ru
ba
h
sig
nifika
nke
ara
hse
ma
kin
ba
nya
kn
ya
SM
K,
de
ng
an
pe
rg
ese
ra
np
erim
ba
ng
an
pe
nd
id
ik
da
n
te
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nS
MA
dib
an
din
gS
MK
ya
ng
pro
po
rsio
na
l.
- -
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
rla
ksa
na
nya
siste
mke
se
ja
hte
ra
an
pe
nd
id
ik
me
nu
ru
tU
UG
uru
da
nD
ose
np
ad
ase
ba
gia
n
be
sa
rp
en
did
ik.
•Te
re
alisa
sika
nn
ya
siste
mp
en
gh
arg
aa
n
pe
nd
id
ik
ya
ng
se
su
aiU
UG
uru
da
nD
ose
n
pa
da
se
ba
gia
nb
esa
rp
en
did
ik
ya
ng
be
rh
ak
me
mp
ero
le
hn
ya
.
•Te
rla
ksa
na
nya
siste
mp
erlin
du
ng
an
ya
ng
se
su
aid
en
ga
nU
UG
uru
da
nD
ose
np
ad
a
se
ba
gia
nb
esa
rp
en
did
ik.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rp
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nm
em
en
uh
iU
UG
uru
da
nD
ose
n
se
rta
SN
P.
•Ju
mla
hK
ab
up
ate
n/K
ota
ya
ng
me
milikise
ko
la
h
ke
ju
ru
an
be
rb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
lm
en
in
gka
t
sig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•Ju
mla
hp
ro
vin
siya
ng
me
milikise
ko
la
hb
erta
ra
f
In
te
rn
asio
na
lp
ad
ase
tia
pje
nja
ng
da
nje
nis
pe
nd
id
ika
nm
en
in
gka
tsig
nifika
n,
da
n
ke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sid
ari
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
n
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
siA
da
ri
BA
N-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
n
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
elu
ru
hse
ko
la
hm
ela
ksa
na
ka
nku
riku
lu
m
be
rb
asis
ko
mp
ete
nsid
en
ga
nd
uku
ng
an
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nya
ng
me
ma
da
i.
•R
ata
-ra
ta
sko
ru
jia
nn
asio
na
lm
en
in
gka
t
sig
nifika
n,
ka
re
na
du
ku
ng
an
te
na
ga
pe
nd
id
ik
ya
ng
me
ma
da
i.
•K
em
am
pu
an
be
rb
ah
asa
asin
gp
ese
rta
did
ik
me
nin
gka
tsig
nifika
nka
re
na
du
ku
ng
an
te
na
ga
pe
nd
id
ik
ya
ng
me
ma
da
i.
•P
en
did
ika
nb
erb
asis
IC
T/T
VE
du
ka
si
me
nin
gka
tsig
nifika
nd
en
ga
nd
uku
ng
an
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nya
ng
me
ma
da
i.
•P
erb
an
din
ga
nju
mla
hS
MA
:S
MK
be
ru
ba
h
sig
nifika
nke
ara
hse
ma
kin
ba
nya
kn
ya
SM
K,
de
ng
an
pe
rg
ese
ra
np
erim
ba
ng
an
pe
nd
id
ik
da
n
te
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nS
MA
dib
an
din
gS
MK
ya
ng
pro
po
rsio
na
l.
- - -
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
rb
an
gu
nn
ya
siste
mke
se
ja
hte
ra
an
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
n.
•Te
rla
ksa
na
nya
siste
mke
se
ja
hte
ra
an
pe
nd
id
ik
me
nu
ru
t
UU
Gu
ru
da
nD
ose
np
ad
ase
ba
gia
nsig
nifika
np
en
did
ik.
•Te
rb
an
gu
nn
ya
siste
mp
en
gh
arg
aa
nse
su
aid
en
ga
nU
U
Gu
ru
da
nD
ose
n,
da
nte
re
alisa
sika
nn
ya
pe
ng
ha
rg
aa
n
te
rse
bu
tp
ad
ase
ba
gia
nse
ba
gia
nb
esa
rp
en
did
ik
ya
ng
be
rh
ak
me
mp
ero
le
hn
ya
.
•Te
rb
an
gu
nn
ya
siste
mp
erlin
du
ng
an
ya
ng
se
su
aid
en
ga
n
UU
Gu
ru
da
nD
ose
n,
da
nte
rla
ksa
na
nya
Siste
m
pe
rlin
du
ng
an
te
rse
bu
tp
ad
ase
ba
gia
nb
esa
rp
en
did
ik.
•Te
rw
uju
dn
ya
Sta
nd
ar
Ko
mp
ete
nsid
an
Siste
mse
rtifika
si
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nya
ng
se
su
aid
en
ga
n
SN
P.
•S
eb
ag
ia
nsig
nifika
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
n
me
me
nu
hiU
UG
uru
da
nD
ose
nse
rta
SN
P.
•Ju
mla
hK
ab
up
ate
n/K
ota
ya
ng
me
milikise
ko
la
hke
ju
ru
an
be
rb
asis
ke
un
gg
ula
nlo
ka
lm
en
in
gka
tsig
nifika
n,
da
n
ke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•Ju
mla
hp
ro
vin
siya
ng
me
milikise
ko
la
hrin
tisa
nu
ntu
k
be
rta
ra
fIn
te
rn
asio
na
lp
ad
ase
tia
pje
nja
ng
da
nje
nis
pe
nd
id
ika
nm
en
in
gka
tsig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
sid
ariB
AN
-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
eko
la
hya
ng
me
mp
ero
le
ha
kre
dita
siA
da
riB
AN
-S
/M
me
nin
gka
tsig
nifika
n,
da
nke
bu
tu
ha
np
en
did
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nn
ya
te
rp
en
uh
i.
•S
eb
ag
ia
nb
esa
rse
ko
la
hm
ela
ksa
na
ka
nku
riku
lu
m
be
rb
asis
ko
mp
ete
nsid
en
ga
nd
uku
ng
an
pe
nd
id
ik
da
n
te
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nya
ng
me
ma
da
i.
•R
ata
-ra
ta
sko
ru
jia
nn
asio
na
lm
en
in
gka
tsig
nifika
n,
ka
re
na
du
ku
ng
an
te
na
ga
pe
nd
id
ik
ya
ng
me
ma
da
i.
•K
em
am
pu
an
be
rb
ah
asa
asin
gp
ese
rta
did
ik
me
nin
gka
t
sig
nifika
nka
re
na
du
ku
ng
an
te
na
ga
pe
nd
id
ik
ya
ng
me
ma
da
i.
•P
en
did
ika
nb
erb
asis
IC
T/T
VE
du
ka
sim
en
in
gka
tsig
nifika
n
de
ng
an
du
ku
ng
an
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
n
ya
ng
me
ma
da
i.
•P
erb
an
din
ga
nju
mla
hS
MA
:S
MK
be
ru
ba
hsig
nifika
n
ke
ara
hse
ma
kin
ba
nya
kn
ya
SM
K,
de
ng
an
pe
rg
ese
ra
n
pe
rim
ba
ng
an
pe
nd
id
ik
da
nte
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
nS
MA
dib
an
din
gS
MK
ya
ng
pro
po
rsio
na
l.
-
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
PM
PTK
105
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•P
rogram
peningkatan
kualifikasi
akadem
ik,kom
petensikejuruan,dan
profesionalism
ependidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
sesuaidengan
UU
Guru
dan
Dosen
serta
SN
P.
•B
enchm
arking
kualifikasiakadem
ik,
kom
petensikejuruan,
dan
profesionalism
ependidik
dan
tenaga
pendidikan
dengan
negera
-negara
OE
CD
ya
ng
pe
nd
id
ika
nn
ya
ba
ik.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•P
rogram
peningkatan
kualifikasi
akadem
ik,kom
petensikejuruan,dan
profesionalism
ependidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
sesuaidengan
UU
Guru
dan
Dosen
serta
SN
P.
•B
enchm
arking
kualifikasiakadem
ik,
kom
petensikejuruan,
dan
profesionalism
ependidik
dan
tenaga
pendidikan
dengan
negera
-negara
regionalyang
pendidikannya
baik.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•P
rogram
peningkatan
kualifikasi
akadem
ik,kom
petensikejuruan,dan
profesionalism
ependidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
sesuaidengan
UU
Guru
dan
Dosen
serta
SN
P.
•P
rogram
Peningkatan
kesejahteraan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
mem
enuhiU
UG
uru
dan
Dosen.
•P
rogram
Peningkatan
penghargaan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
mem
enuhiU
UG
uru
dan
Dosen.
•P
rogram
Peningkatan
perlindungan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
mem
enuhiU
UG
uru
dan
Dosen.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•P
rogram
peningkatan
kualifikasiakadem
ik,
kom
petensikejuruan,
dan
profesionalism
e
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
sesuai
dengan
UU
Guru
dan
Dosen
serta
SN
P.
•P
engem
bangan
sistem
kesejahteraan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
mem
enuhiU
U
Guru
dan
Dosen
.
•P
engem
bangan
sistem
penghargaan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
mem
enuhiU
U
Guru
dan
Dosen
.
•P
engem
bangan
sistem
perlindungan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
mem
enuhiU
U
Guru
dan
Dosen
.
Akses
•P
rogram
rekrutm
en
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
sesuaiS
NP
dan
UU
Guru
dan
Dosen
serta
yang
sesuai
dengan
standar
regionalatau
OE
CD
.
•P
rogram
redistribusipendidik
dan
tenaga
kependidikan
darikaw
asan
perkotaan
ke
pedesaan
sehingga
tercapaiperim
bangan
yang
baik.
•P
rogram
pem
enuhan
kebutuhan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
pada
SLB
.
•P
rogram
pem
enuhan
kebutuhan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
layanan
khusus.
Akses
•P
rogram
rekrutm
en
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
sesuaiS
NP
dan
UU
Guru
dan
Dosen
serta
yang
sesuai
dengan
standar
regional.
•P
rogram
redistribusipendidik
dan
tenaga
kependidikan
darikaw
asan
perkotaan
ke
pedesaan
sehingga
tercapaiperim
bangan
yang
baik.
•P
rogram
pem
enuhan
kebutuhan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
pada
SLB
.
•P
rogram
pem
enuhan
kebutuhan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
layanan
khusus.
Akses
•P
rogram
rekrutm
en
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
sesuaiS
NP
dan
UU
Guru
dan
Dosen.
•P
rogram
redistribusipendidik
dan
tenaga
kependidikan
darikaw
asan
perkotaan
ke
pedesaan
sehingga
tercapai
perim
bangan
yang
baik.
•P
rogram
pem
enuhan
kebutuhan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
pada
SLB
.
•P
rogram
pem
enuhan
kebutuhan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
layanan
khusus.
Akses
•P
engem
bangan
rencana
kebutuhan
dan
strategi
rekrutm
en
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
.
•P
rogram
redistribusipendidik
dan
tenaga
kependidikan
darikaw
asan
perkotaan
ke
pedesaan
sehingga
tercapaiperim
bangan
yang
ba
ik.
•P
rogram
pem
enuhan
kebutuhan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
pada
SLB
.
•P
rogram
pem
enuhan
kebutuhan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
layanan
khusus.
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
PE
MB
AN
GU
NA
N
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•K
ualitas
pelayanan
Ditjen
PM
PT
K
meningkatsignifikan.
•Tata
kelola
Ditjen
PM
PT
Km
eningkat
signifikan.
Da
ya
Sa
in
gIn
te
rn
asio
na
lD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•K
ualitas
pelayanan
Ditjen
PM
PT
K
berstandar
OE
CD
.
•Tata
kelola
Ditjen
PM
PT
Kberstandar
OE
CD
.
20
20
-2
02
5
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•K
ualitas
pelayanan
Ditjen
PM
PT
K
berstandar
regional.
•Tata
kelola
Ditjen
PM
PT
Kberstandar
regional.
20
15
-2
02
0
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•P
engelolaan
pendidikan
diD
itjen
PM
PT
K
berbasis
IC
Tyang
handal.
•K
ualitas
pelayanan
Ditjen
PM
PT
Km
eningkat
signifikan.
•Tata
kelola
Ditjen
PM
PT
Km
eningkat
signifikan.
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•P
rogram
peningkatan
kualifikasi
akadem
ik,kom
petensikejuruan,dan
profesionalism
ependidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
sesuaidengan
UU
Guru
dan
Dosen
serta
SN
P.
•B
enchm
arking
kualifikasiakadem
ik,
kom
petensikejuruan,
dan
profesionalism
ependidik
dan
tenaga
pendidikan
dengan
negera
-negara
regionalyang
pendidikannya
baik.
Akses
•P
rogram
rekrutm
en
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
yang
sesuaiS
NP
dan
UU
Guru
dan
Dosen
serta
yang
sesuai
dengan
standar
regional.
•P
rogram
redistribusipendidik
dan
tenaga
kependidikan
darikaw
asan
perkotaan
ke
pedesaan
sehingga
tercapaiperim
bangan
yang
baik.
•P
rogram
pem
enuhan
kebutuhan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
pada
SLB
.
•P
rogram
pem
enuhan
kebutuhan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
layanan
khusus.
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
PM
PTK
106
UK
UR
AN
KIN
ER
JA
KU
NC
I
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
nP
MP
TK
<0
,0
1%
da
rio
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,0
01
%.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
nP
MP
TK
<0
,1
%d
ario
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,0
1%
.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•1
00
%L
PM
Pm
em
pe
ro
le
hIS
O9
00
1.
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
nP
MP
TK
<0
,3
%d
ario
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,0
5%
.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•S
IM
be
rb
asis
IC
Td
iD
itje
nP
MP
TK
diin
sta
la
sika
n
da
nb
ero
pe
ra
sise
rta
be
rfu
ng
sid
en
ga
nb
aik.
•D
itje
nP
MP
TK
me
mp
ero
le
hIS
O9
00
1.
•S
em
ua
PP
PG
me
mp
ero
le
hIS
O9
00
1.
•5
0%
LP
MP
me
mp
ero
le
hIS
O9
00
1.
•M
ula
iTA
20
07
te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
n
PM
PT
K<
0,5
%d
ario
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,1
%.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hi
sta
nd
ar
re
gio
na
lm
en
ca
pa
i1
00
%.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hi
sta
nd
ar
OE
CD
me
nca
pa
i5
0%
.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hi
ku
alifika
sia
ka
de
mik
da
nm
em
iliki
se
rtifika
tp
ro
fe
sip
en
did
ik
ya
ng
se
su
ai
de
ng
an
UU
Gu
ru
da
nD
ose
nse
rta
SN
P
me
nca
pa
i1
00
%.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hi
sta
nd
ar
re
gio
na
lm
en
ca
pa
i5
0%
.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ke
ju
ru
an
ya
ng
me
miliki
se
rtifika
tko
mp
ete
nsim
en
ca
pa
i1
00
%.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
ke
se
ja
hte
ra
an
nya
te
la
hm
em
en
uh
iU
UG
uru
da
nD
ose
n
me
nca
pa
i1
00
%.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
mp
ero
le
h
pe
ng
ha
rg
aa
nse
su
aiU
UG
uru
da
n
Do
se
nm
en
ca
pa
i1
00
%d
ariya
ng
be
rh
ak.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
mp
ero
le
h
pe
rlin
du
ng
an
se
su
aiU
UG
uru
da
n
Do
se
nm
en
ca
pa
i1
00
%d
ariya
ng
be
rh
ak.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hi
ku
alifika
sia
ka
de
mik
da
nm
em
iliki
se
rtifika
tp
ro
fe
sip
en
did
ik
ya
ng
se
su
ai
de
ng
an
UU
Gu
ru
da
nD
ose
nse
rta
SN
P
me
nca
pa
i7
0%
un
tu
kP
AU
D,
70
%u
ntu
k
SD
/S
DL
B,
95
%u
ntu
kS
MP
/S
MP
LB
,d
an
10
0%
un
tu
kS
MA
/S
MK
/S
ML
B.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ke
ju
ru
an
ya
ng
me
miliki
se
rtifika
tko
mp
ete
nsim
en
ca
pa
i7
0%
.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
ke
se
ja
hte
ra
an
nya
te
la
h
me
me
nu
hiU
UG
uru
da
nD
ose
nm
en
ca
pa
i1
0%
un
tu
kP
AU
D,
10
%u
ntu
kS
D/S
DL
B,
20
%u
ntu
k
SM
P/S
MP
LB
,d
an
30
%u
ntu
kS
MA
/S
MK
/S
ML
B.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
mp
ero
le
hp
en
gh
arg
aa
n
se
su
aiU
UG
uru
da
nD
ose
nm
en
ca
pa
i6
0%
da
ri
ya
ng
be
rh
ak.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
mp
ero
le
hp
erlin
du
ng
an
se
su
aiU
UG
uru
da
nD
ose
nm
en
ca
pa
i6
0%
da
ri
ya
ng
be
rh
ak.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hiku
alifika
si
aka
de
mik
da
nm
em
ilikise
rtifika
tp
ro
fe
sip
en
did
ik
ya
ng
se
su
aid
en
ga
nU
UG
uru
da
nD
ose
nse
rta
SN
Pm
en
ca
pa
i1
0%
un
tu
kP
AU
D,
10
%u
ntu
k
SD
/S
DL
B,
20
%u
ntu
kS
MP
/S
MP
LB
,d
an
30
%
un
tu
kS
MA
/S
MK
/S
ML
B.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ke
ju
ru
an
ya
ng
me
milikise
rtifika
t
ko
mp
ete
nsim
en
ca
pa
i1
5%
.
Da
ya
Sa
in
gIn
te
rn
asio
na
lD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
20
-2
02
52
01
5-
20
20
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
nP
MP
TK
<0
,0
1%
da
rio
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,0
01
%.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
nP
MP
TK
<0
,1
%d
ario
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,0
1%
.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•1
00
%L
PM
Pm
em
pe
ro
le
hIS
O9
00
1.
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
nP
MP
TK
<0
,3
%d
ario
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,0
5%
.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•S
IM
be
rb
asis
IC
Td
iD
itje
nP
MP
TK
diin
sta
la
sika
n
da
nb
ero
pe
ra
sise
rta
be
rfu
ng
sid
en
ga
nb
aik.
•D
itje
nP
MP
TK
me
mp
ero
le
hIS
O9
00
1.
•S
em
ua
PP
PG
me
mp
ero
le
hIS
O9
00
1.
•5
0%
LP
MP
me
mp
ero
le
hIS
O9
00
1.
•M
ula
iTA
20
07
te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diD
itje
n
PM
PT
K<
0,5
%d
ario
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,1
%.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hi
sta
nd
ar
re
gio
na
lm
en
ca
pa
i1
00
%.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hi
sta
nd
ar
OE
CD
me
nca
pa
i5
0%
.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hi
ku
alifika
sia
ka
de
mik
da
nm
em
iliki
se
rtifika
tp
ro
fe
sip
en
did
ik
ya
ng
se
su
ai
de
ng
an
UU
Gu
ru
da
nD
ose
nse
rta
SN
P
me
nca
pa
i1
00
%.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hi
sta
nd
ar
re
gio
na
lm
en
ca
pa
i5
0%
.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ke
ju
ru
an
ya
ng
me
miliki
se
rtifika
tko
mp
ete
nsim
en
ca
pa
i1
00
%.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
ke
se
ja
hte
ra
an
nya
te
la
hm
em
en
uh
iU
UG
uru
da
nD
ose
n
me
nca
pa
i1
00
%.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
mp
ero
le
h
pe
ng
ha
rg
aa
nse
su
aiU
UG
uru
da
n
Do
se
nm
en
ca
pa
i1
00
%d
ariya
ng
be
rh
ak.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
mp
ero
le
h
pe
rlin
du
ng
an
se
su
aiU
UG
uru
da
n
Do
se
nm
en
ca
pa
i1
00
%d
ariya
ng
be
rh
ak.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hi
ku
alifika
sia
ka
de
mik
da
nm
em
iliki
se
rtifika
tp
ro
fe
sip
en
did
ik
ya
ng
se
su
ai
de
ng
an
UU
Gu
ru
da
nD
ose
nse
rta
SN
P
me
nca
pa
i7
0%
un
tu
kP
AU
D,
70
%u
ntu
k
SD
/S
DL
B,
95
%u
ntu
kS
MP
/S
MP
LB
,d
an
10
0%
un
tu
kS
MA
/S
MK
/S
ML
B.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ke
ju
ru
an
ya
ng
me
miliki
se
rtifika
tko
mp
ete
nsim
en
ca
pa
i7
0%
.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
ke
se
ja
hte
ra
an
nya
te
la
h
me
me
nu
hiU
UG
uru
da
nD
ose
nm
en
ca
pa
i1
0%
un
tu
kP
AU
D,
10
%u
ntu
kS
D/S
DL
B,
20
%u
ntu
k
SM
P/S
MP
LB
,d
an
30
%u
ntu
kS
MA
/S
MK
/S
ML
B.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
mp
ero
le
hp
en
gh
arg
aa
n
se
su
aiU
UG
uru
da
nD
ose
nm
en
ca
pa
i6
0%
da
ri
ya
ng
be
rh
ak.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
mp
ero
le
hp
erlin
du
ng
an
se
su
aiU
UG
uru
da
nD
ose
nm
en
ca
pa
i6
0%
da
ri
ya
ng
be
rh
ak.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ya
ng
me
me
nu
hiku
alifika
si
aka
de
mik
da
nm
em
ilikise
rtifika
tp
ro
fe
sip
en
did
ik
ya
ng
se
su
aid
en
ga
nU
UG
uru
da
nD
ose
nse
rta
SN
Pm
en
ca
pa
i1
0%
un
tu
kP
AU
D,
10
%u
ntu
k
SD
/S
DL
B,
20
%u
ntu
kS
MP
/S
MP
LB
,d
an
30
%
un
tu
kS
MA
/S
MK
/S
ML
B.
•Ju
mla
hp
en
did
ik
ke
ju
ru
an
ya
ng
me
milikise
rtifika
t
ko
mp
ete
nsim
en
ca
pa
i1
5%
.
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
PM
PTK
107
Akse
s
•A
PK
PA
UD
me
nin
gka
tsig
nifika
n
•T
in
gka
tm
ele
ka
ksa
ra
me
nin
gka
t
sig
nifika
n
•D
isp
arita
sp
erse
nta
se
bu
ta
aksa
ra
antara
laki-lakidan
perem
puan
menurun
signifikan.
•T
in
gka
tp
artisip
asip
ad
ap
ro
gra
mp
ake
t
A,
Bdan
Cm
eningkat
signifikan.
•T
in
gka
tp
artisip
asip
ad
ap
en
did
ika
nlife
skillm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
un
gg
ula
nn
asio
na
l/re
gio
na
l/O
EC
D
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
atu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
me
me
nu
hiS
NP
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
atu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
me
ne
ra
pka
np
em
be
la
ja
ra
nb
erb
asis
IC
T
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
un
gg
ula
nn
asio
na
ld
an
re
gio
na
l
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
atu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
me
me
nu
hiS
NP
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
atu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
me
ne
ra
pka
np
em
be
la
ja
ra
nb
erb
asis
IC
T
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
un
gg
ula
nn
asio
na
lm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
•S
atu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
me
me
nu
hiS
NP
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
atu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
me
ne
ra
pka
np
em
be
la
ja
ra
nb
erb
asis
IC
T
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
hu
ng
gu
la
n
nasionalm
eningkat
signifikan.
•S
atu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
hm
em
en
uh
iS
NP
meningkat
signifikan.
•S
atu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
hm
en
era
pka
n
pem
belajaran
berbasis
IC
Tm
eningkat
signifikan.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
nP
LS
be
rsta
nd
ar
OE
CD
.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ditje
nP
LS
be
rsta
nd
ar
OE
CD
.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
nP
LS
be
rsta
nd
ar
re
gio
na
l.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ditje
nP
LS
be
rsta
nd
ar
re
gio
na
l.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
nP
LS
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ditje
nP
LS
me
nin
gka
t
sig
nifika
n.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•P
en
ge
lo
la
an
pe
nd
id
ika
nd
iD
itje
nP
LS
be
rb
asis
IC
Tya
ng
ha
nd
al.
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
nP
LS
me
nin
gka
t
signifikan.
•Tata
kelola
Ditjen
PLS
meningkat
signifikan.
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
Akse
s
•A
PK
PA
UD
me
nin
gka
tsig
nifika
n
•T
in
gka
tm
ele
ka
ksa
ra
me
nin
gka
t
sig
nifika
n
•D
isp
arita
sp
erse
nta
se
bu
ta
aksa
ra
antara
laki-lakidan
perem
puan
menurun
signifikan.
•T
in
gka
tp
artisip
asip
ad
ap
ro
gra
mp
ake
t
A,
Bdan
Cm
eningkat
signifikan.
•T
in
gka
tp
artisip
asip
ad
ap
en
did
ika
nlife
skillm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
2020
-2025
2015
-2020
Akse
s
•A
PK
PA
UD
me
nin
gka
tsig
nifika
n
•T
in
gka
tm
ele
ka
ksa
ra
me
nin
gka
tsig
nifika
n
•D
isparitas
persentase
buta
aksara
antara
laki-laki
da
np
ere
mp
ua
nm
en
uru
nsig
nifika
n.
•T
in
gka
tp
artisip
asip
ad
ap
ro
gra
mp
ake
tA
,B
da
n
Cm
eningkat
signifikan.
•T
in
gka
tp
artisip
asip
ad
ap
en
did
ika
nlife
skill
meningkat
signifikan.
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Ju
mla
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
un
gg
ula
nn
asio
na
ld
an
re
gio
na
l
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
atu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
me
me
nu
hiS
NP
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
•S
atu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h
me
ne
ra
pka
np
em
be
la
ja
ra
nb
erb
asis
IC
T
me
nin
gka
tsig
nifika
n.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nD
itje
nP
LS
be
rsta
nd
ar
re
gio
na
l.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ditje
nP
LS
be
rsta
nd
ar
re
gio
na
l.
Akse
s
•A
PK
PA
UD
me
nin
gka
tsig
nifika
n
•T
in
gka
tm
ele
ka
ksa
ra
me
nin
gka
t
sig
nifika
n
•D
isp
arita
sp
erse
nta
se
bu
ta
aksa
ra
antara
laki-lakidan
perem
puan
menurun
signifikan.
•T
in
gka
tp
artisip
asip
ad
ap
ro
gra
mp
ake
t
A,
Bdan
Cm
eningkat
signifikan.
•T
in
gka
tp
artisip
asip
ad
ap
en
did
ika
nlife
skillm
en
in
gka
tsig
nifika
n.
• •
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
PLS
108
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gS
PI
Ditje
nP
LS
de
ng
an
ne
ga
ra
OE
CD
.
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gku
alita
s
pe
la
ya
na
nd
iD
itje
nP
LS
de
ng
an
ne
ga
ra
OE
CD
.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gS
PI
Ditje
nP
LS
de
ng
an
Sin
ga
pu
ra
ata
un
eg
ara
re
gio
na
l
lainnya
yang
SP
I-nya
baik.
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gku
alita
s
pe
la
ya
na
nd
iD
itje
nP
LS
de
ng
an
Sin
ga
pu
ra
ata
un
eg
ara
re
gio
na
lla
in
nya
ya
ng
ku
alita
sp
ela
ya
na
np
en
did
ika
nn
ya
ba
ik.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•P
en
ge
mb
an
ga
nS
PI
ya
ng
ha
nd
ald
i
Ditje
nP
LS
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nku
alita
s
pe
la
ya
na
nd
iD
itje
nP
LS
.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nIC
Tb
ase
d
ad
min
istra
tio
n
•P
en
ge
mb
an
ga
nS
PI
ya
ng
ha
nd
ald
iD
itje
nP
LS
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nku
alita
sp
ela
ya
na
nd
iD
itje
n
PL
S.
ne
ga
ra
OE
CD
ya
ng
pe
nd
id
ika
n
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gp
en
ja
min
an
mu
tu
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
hd
en
ga
n
ne
ga
ra-
lu
ar
se
ko
la
hn
ya
ba
ik.
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gp
em
be
la
ja
ra
n
be
rb
asis
IC
Tp
ad
asa
tu
an
pe
nd
id
ika
n
lu
ar
se
ko
la
hd
en
ga
nn
eg
ara
-n
eg
ara
OE
CD
yang
pem
belajaran
IC
T-nya
ba
gu
s.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gp
en
ja
min
an
mu
tu
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
hd
en
ga
n
Ta
iw
an
ata
un
eg
ara
re
gio
na
lla
in
nya
ya
ng
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
hn
ya
ba
ik.
•P
ro
gra
mb
en
ch
ma
rkin
gp
em
be
la
ja
ra
n
be
rb
asis
IC
Tp
ad
asa
tu
an
pe
nd
id
ika
n
lu
ar
se
ko
la
hd
en
ga
nTa
iw
an
ata
u
ne
ga
ra
re
gio
na
lla
in
nya
ya
ng
pem
belajaran
IC
T-nya
bagus.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•P
ro
gra
mp
en
ja
min
an
mu
tu
pe
nd
id
ika
n
lu
ar
se
ko
la
h.
•P
ro
gra
mp
em
be
la
ja
ra
nb
erb
asis
IC
T
pa
da
sa
tu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•P
ro
gra
mp
en
ja
min
an
mu
tu
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h.
•P
ro
gra
mp
em
be
la
ja
ra
nb
erb
asis
IC
Tp
ad
asa
tu
an
pe
nd
id
ika
nlu
ar
se
ko
la
h.
Akse
s
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
na
kse
sP
AU
D.
•P
ro
gra
mp
em
be
ra
nta
sa
nb
uta
aksa
ra
,
te
ru
ta
ma
pe
re
mp
ua
n.
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
np
ake
tA
,B
da
nC
.
•P
ro
gra
mp
en
did
ika
nlife
skill.
Akse
s
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
na
kse
sP
AU
D.
•P
ro
gra
mp
em
be
ra
nta
sa
nb
uta
aksa
ra
,
te
ru
ta
ma
pe
re
mp
ua
n.
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
np
ake
tA
,B
da
nC
.
•P
ro
gra
mp
en
did
ika
nlife
skill.
Akse
s
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
na
kse
sP
AU
D.
•P
ro
gra
mp
em
be
ra
nta
sa
nb
uta
aksa
ra
,
te
ru
ta
ma
pe
re
mp
ua
n.
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
np
ake
tA
,B
da
nC
.
•P
ro
gra
mp
en
did
ika
nlife
skill.
Akse
s
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
na
kse
sP
AU
D.
•P
ro
gra
mp
em
be
ra
nta
sa
nb
uta
aksa
ra
,te
ru
ta
ma
pe
re
mp
ua
n.
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
np
ake
tA
,B
da
nC
.
•P
ro
gra
mp
en
did
ika
nlife
skill.
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
PE
MB
AN
GU
NA
N
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
2020
-2025
2015
-2020
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
PLS
109
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
pengelolaan
keuangan
diD
itjen
PLS
<0,01%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,001
%.
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
pengelolaan
keuangan
diD
itjen
PLS
<
0,1%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,01
%.
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•Tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
pengelolaan
keuangan
diD
itjen
PLS
<0,3%
dariobjek
yang
diperiksa.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,05
%.
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•S
IM
berbasis
IC
TdiD
itjen
PLS
diinstalasikan
dan
be
ro
pe
ra
sise
rta
be
rfu
ng
sid
en
ga
nb
aik.
•D
itjen
PLS
mem
peroleh
IS
O9001.
•100%
BP
LS
Pm
em
peroleh
IS
O9001.
•M
ulaiTA
2007
tem
uan
BP
Ktentang
penyim
pangan
pengelolaan
keuangan
diD
itjen
PLS
<0,5%
dariobjek
yang
diperiksa
.
•P
enyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
<0,1
%.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•100%
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
al
10
satuan
pendidikan
luar
sekolah
unggulan.
•100%
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
al
2satuan
pendidikan
luar
sekolah
unggulan
tarafregional/O
EC
D.
•99%
satuan
pendidikan
luar
sekolah
mem
enuhiS
NP.
•70%
satuan
pendidikan
luar
sekolah
menerapkan
pem
belajaran
berbasis
IC
T.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•100%
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
al
4satuan
pendidikan
luar
sekolah
unggulan.
•50%
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
al1
satuan
pendidikan
luar
sekolah
unggulan
regional.
•95%
satuan
pendidikan
luar
sekolah
mem
enuhiS
NP.
•50%
satuan
pendidikan
luar
sekolah
menerapkan
pem
belajaran
berbasis
IC
T.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•100%
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
al
2satuan
pendidikan
luar
sekolah
unggulan.
•50%
satuan
pendidikan
luar
sekolah
mem
enuhiS
NP.
•20%
satuan
pendidikan
luar
sekolah
menerapkan
pem
belajaran
berbasis
IC
T.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•60%
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
al1
satuan
pendidikan
luar
sekolah
unggulan
.
•10%
satuan
pendidikan
luar
sekolah
mem
enuhi
SN
P.
•1%
satuan
pendidikan
luar
sekolah
menerapkan
pem
belajaran
berbasis
IC
T.
Akses
•A
PK
PA
UD
mencapai95%
•D
isparitas
AP
KP
AU
Dantara
kab
dan
kota
tidak
menlebihi2
%
•T
ingkatm
elek
aksara
terjaga
pada
99%
•D
isparitas
persentase
buta
aksara
antara
laki-lakidan
perem
puan
0%
•P
endidikan
life
skillm
elayani95%
lulusan
SM
P/M
Ts
atau
SM
A/S
MK
/M
A
yang
tidak
melanjutkan.
Akse
s
•A
PK
PA
UD
me
nca
pa
i8
0%
•D
isp
arita
sA
PK
PA
UD
an
ta
ra
ka
bd
an
ko
ta
tid
ak
me
nle
bih
i2
%
•T
in
gka
tm
ele
ka
ksa
ra
me
nca
pa
i9
9%
•D
isp
arita
sp
erse
nta
se
bu
ta
aksa
ra
an
ta
ra
la
ki-
lakidan
perem
puan
0%
•Te
rla
ya
nin
ya
:1
00
%D
OS
D/M
Ip
ad
a
pro
gra
mP
ake
tA
,1
00
%ta
ma
ta
nS
D/M
iya
ng
tid
ak
me
la
nju
tka
nd
an
10
0%
DO
SM
P/M
Ts
pa
da
pro
gra
mP
ake
tB
,d
an
10
0%
DO
SM
P/M
Ts
da
n1
00
%ta
ma
ta
nS
MP
/M
Ts
ya
ng
tid
ak
me
la
nju
tka
np
ad
ap
ro
gra
mP
ake
tC
.
•P
en
did
ika
nlife
skillm
ela
ya
ni8
0%
lu
lu
sa
n
SM
P/M
Ts
ata
uS
MA
/S
MK
/M
Aya
ng
tid
ak
me
la
nju
tka
n.
UK
UR
AN
KIN
ER
JA
KU
NC
I
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
2020
-2025
2015
-2020
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Akse
s
•A
PK
PA
UD
me
nca
pa
i6
0%
•D
isp
arita
sA
PK
PA
UD
an
ta
ra
ka
bd
an
ko
ta
tid
ak
me
nle
bih
i2
%
•T
in
gka
tm
ele
ka
ksa
ra
me
nca
pa
i9
8%
•D
isp
arita
sp
erse
nta
se
bu
ta
aksa
ra
an
ta
ra
la
ki-
lakidan
perem
puan
0%
•Te
rla
ya
nin
ya
:9
0%
DO
SD
/M
Ip
ad
ap
ro
gra
m
Pa
ke
tA
,9
5%
ta
ma
ta
nS
D/M
iya
ng
tid
ak
me
la
nju
tka
nd
an
95
%D
OS
MP
/M
Ts
pa
da
pro
gra
mP
ake
tB
,d
an
75
%D
OS
MP
/M
Ts
da
n
75
%ta
ma
ta
nS
MP
/M
Ts
ya
ng
tid
ak
me
la
nju
tka
np
ad
ap
ro
gra
mP
ake
tC
.
•P
en
did
ika
nlife
skillm
ela
ya
ni5
0%
lu
lu
sa
n
SM
P/M
Ts
ata
uS
MA
/S
MK
/M
Aya
ng
tid
ak
me
la
nju
tka
n.
-
Akses
•A
PK
PA
UD
mencapai40%
•D
isparitas
AP
KP
AU
Dantara
kabupaten
dan
kota
tidak
menlebihi11,04%
•T
ingkat
melek
aksara
mencapai95%
•D
isparitas
persentase
buta
aksara
antara
laki-laki
dan
perem
puan
dibaw
ah
3,0%
•Terlayaninya
:25
%D
OS
D/M
Ipada
program
Paket
A,50
%tam
atan
SD
/M
iyang
tidak
melanjutkan
dan
50
%D
OS
MP
/M
Ts
pada
program
Paket
B,
dan
25
%D
OS
MP
/M
Ts
50
%
ta
ma
ta
nS
MP
/M
Ts
ya
ng
tid
ak
me
la
nju
tka
np
ad
a
program
Paket
C.
•P
endidikan
life
skillm
elayani15%
lulusan
SM
P/M
Ts
ata
uS
MA
/S
MK
/M
Ayang
tidak
melanjutkan.
-
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Dit
jen
PLS
110
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
rfo
rm
ula
sika
nn
ya
re
ko
me
nd
asike
bija
ka
n
be
rb
asis
pe
ne
litia
nd
en
ga
ntin
gka
tm
utu
OE
CD
te
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nm
utu
,re
le
va
nsi,
da
nd
aya
sa
in
gP
AU
D,
pe
nd
id
ika
nd
asa
r,
da
n
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
nm
on
ito
rin
gd
an
eva
lu
asi
be
rb
asis
pe
ne
litia
nd
en
ga
ntin
gka
tm
utu
OE
CD
ata
sim
ple
me
nta
siS
NP
ole
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nd
ise
lu
ru
hIn
do
ne
sia
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
en
ila
ia
nm
utu
pe
nd
id
ika
nn
asio
na
lm
en
gg
un
aka
nm
od
el
PIS
A,T
IM
S,
PIR
LS
,E
AL
AS
,IN
AP.
•Te
rsu
su
nn
ya
usu
la
nB
SN
Pke
pa
da
Me
nd
ikn
as
me
ng
en
ai
SN
Pd
en
ga
ntin
gka
tm
utu
OE
CD
.
•Te
rw
uju
dn
ya
pe
do
ma
np
en
yu
su
na
nku
riku
lu
m
de
ng
an
tin
gka
tm
utu
OE
CD
ole
hB
SN
P.
•Te
rw
uju
dn
ya
pa
ke
t-p
ake
tso
alU
Nu
ntu
k
SD
/M
i,
SM
P/M
Ts,
SM
A/M
A,
da
nS
MK
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
n
pe
me
ta
an
ha
silU
NS
D/M
I,
SM
P/M
Ts,
SM
A/M
A,
da
nS
MK
.
•Te
rw
uju
dn
ya
mo
de
lp
en
ila
ia
na
da
ptif
un
tu
k1
0
mo
de
lte
sp
siko
lo
gid
an
mo
de
lp
en
ila
ia
n
be
la
ja
rp
ad
alim
aje
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
Akse
s
•Te
rfo
rm
ula
sika
nn
ya
re
ko
me
nd
asi
ke
bija
ka
nb
erb
asis
pe
ne
litia
nte
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nd
an
pe
me
ra
ta
an
AP
Kd
an
AP
MP
AU
D,
pe
nd
id
ika
nd
asa
r,
da
n
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h.
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
Akse
s
•Te
rfo
rm
ula
sika
nn
ya
re
ko
me
nd
asi
ke
bija
ka
nb
erb
asis
pe
ne
litia
nd
en
ga
n
tin
gka
tm
utu
OE
CD
te
nta
ng
pe
nin
gka
ta
n
da
np
em
era
ta
an
AP
Kd
an
AP
MP
AU
D,
pe
nd
id
ika
nd
asa
r,
da
np
en
did
ika
n
me
ne
ng
ah
.
2020
-2025
Akse
s
•Te
rfo
rm
ula
sika
nn
ya
re
ko
me
nd
asi
ke
bija
ka
nb
erb
asis
pe
ne
litia
nd
en
ga
n
tin
gka
tm
utu
re
gio
na
lte
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nd
an
pe
me
ra
ta
an
AP
Kd
an
AP
MP
AU
D,
pe
nd
id
ika
nd
asa
r,
da
n
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h.
2015
-2020
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
rfo
rm
ula
sika
nn
ya
re
ko
me
nd
asike
bija
ka
n
be
rb
asis
pe
ne
litia
nd
en
ga
ntin
gka
tm
utu
re
gio
na
lte
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nm
utu
,re
le
va
nsi,
da
nd
aya
sa
in
gP
AU
D,
pe
nd
id
ika
nd
asa
r,
da
n
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
nm
on
ito
rin
gd
an
eva
lu
asi
be
rb
asis
pe
ne
litia
nd
en
ga
ntin
gka
tm
utu
re
gio
na
la
ta
sim
ple
me
nta
siS
NP
ole
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nd
ise
lu
ru
hIn
do
ne
sia
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
en
ila
ia
nm
utu
pe
nd
id
ika
nn
asio
na
lm
en
gg
un
aka
nm
od
el
PIS
A,T
IM
S,
PIR
LS
,E
AL
AS
,IN
AP..
•Te
rsu
su
nn
ya
usu
la
nB
SN
Pke
pa
da
Me
nd
ikn
as
me
ng
en
ai
SN
Pd
en
ga
ntin
gka
tm
utu
re
gio
na
l.
•Te
rw
uju
dn
ya
pe
do
ma
np
en
yu
su
na
nku
riku
lu
m
de
ng
an
tin
gka
tm
utu
re
gio
na
lo
le
hB
SN
P.
•Te
rw
uju
dn
ya
pa
ke
t-p
ake
tso
alU
Nu
ntu
k
SD
/M
i,
SM
P/M
Ts,
SM
A/M
A,
da
nS
MK
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
n
pe
me
ta
an
ha
silU
NS
D/M
I,
SM
P/M
Ts,
SM
A/M
A,
da
nS
MK
.
•Te
rw
uju
dn
ya
mo
de
lp
en
ila
ia
na
da
ptif
un
tu
k1
0
mo
de
lte
sp
siko
lo
gid
an
mo
de
lp
en
ila
ia
n
be
la
ja
rp
ad
alim
aje
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
.
.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
rfo
rm
ula
sika
nn
ya
re
ko
me
nd
asike
bija
ka
n
be
rb
asis
pe
ne
litia
nte
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nm
utu
,
re
le
va
nsi,
da
nd
aya
sa
in
gP
AU
D,
pe
nd
id
ika
n
da
sa
r,
da
np
en
did
ika
nm
en
en
ga
h.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
nm
on
ito
rin
gd
an
eva
lu
asi
be
rb
asis
pe
ne
litia
na
ta
sim
ple
me
nta
siS
NP
ole
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nd
ise
lu
ru
hIn
do
ne
sia
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
en
ila
ia
nm
utu
pe
nd
id
ika
nn
asio
na
lm
en
gg
un
aka
nm
od
el
PIS
A,T
IM
S,
PIR
LS
,E
AL
AS
,IN
AP.
•Te
rsu
su
nn
ya
usu
la
nB
SN
Pke
pa
da
Me
nd
ikn
as
me
ng
en
ai
pe
rb
aika
nS
NP.
•Te
rw
uju
dn
ya
pe
rb
aika
np
ed
om
an
pe
nyu
su
na
n
ku
riku
lu
mo
le
hB
SN
P.
•Te
rw
uju
dn
ya
pa
ke
t-p
ake
tso
alU
Nu
ntu
k
SD
/M
i,
SM
P/M
Ts,
SM
A/M
A,
da
nS
MK
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
n
pe
me
ta
an
ha
silU
NS
D/M
I,
SM
P/M
Ts,
SM
A/M
A,
da
nS
MK
.
•Te
rw
uju
dn
ya
mo
de
lp
en
ila
ia
na
da
ptif
un
tu
k
de
la
pa
nm
od
elte
sp
siko
lo
gid
an
mo
de
l
pe
nila
ia
nb
ela
ja
rp
ad
alim
aje
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
-
.
•
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
rfo
rm
ula
sika
nn
ya
re
ko
me
nd
asike
bija
ka
nb
erb
asis
pe
ne
litia
nte
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nm
utu
,re
le
va
nsi,
da
nd
aya
sa
in
gP
AU
D,
pe
nd
id
ika
nd
asa
r,
da
np
en
did
ika
n
me
ne
ng
ah
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
nm
on
ito
rin
gd
an
eva
lu
asib
erb
asis
pe
ne
litia
na
ta
sim
ple
me
nta
siS
NP
ole
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
n
dise
lu
ru
hIn
do
ne
sia
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
en
ila
ia
nm
utu
pe
nd
id
ika
nn
asio
na
l
me
ng
gu
na
ka
nm
od
elP
IS
A,T
IM
S,
PIR
LS
,E
AL
AS
,IN
AP.
•Te
rsu
su
nn
ya
usu
la
nB
SN
Pke
pa
da
Me
nd
ikn
as
me
ng
en
ai
sta
nd
ar
isi,
sta
nd
ar
ko
mp
ete
nsilu
lu
sa
n,sta
nd
ar
pro
se
s
pe
mb
ela
ja
ra
n,
sta
nd
ar
pe
nila
ia
n,
sta
nd
ar
te
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
n,sta
nd
ar
pe
ng
elo
la
an
,sta
nd
ar
sa
ra
na
da
n
pra
sa
ra
na
,d
an
sta
nd
ar
pe
mb
ia
ya
an
.
•Te
rw
uju
dn
ya
pe
do
ma
np
en
yu
su
na
nku
riku
lu
mya
ng
se
su
aiU
U2
0/2
00
3te
nta
ng
Sisd
ikn
as,
PP
19
/2
00
5
te
nta
ng
SN
P,
sta
nd
ar
ko
mp
ete
nsilu
lu
sa
n,
da
nsta
nd
ar
isi,o
le
hB
SN
P.
•Te
rw
uju
dn
ya
pa
ke
t-p
ake
tso
alU
Nu
ntu
kS
D/M
i,
SM
P/M
Ts
,S
MA
/M
A,
da
nS
MK
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
np
em
eta
an
ha
sil
UN
SD
/M
I,
SM
P/M
Ts
,S
MA
/M
A,
da
nS
MK
.
•Te
rw
uju
dn
ya
mo
de
lp
en
ila
ia
na
da
ptif
un
tu
ke
na
mm
od
el
te
sp
siko
lo
gid
an
mo
de
lp
en
ila
ia
nb
ela
ja
rp
ad
alim
a
je
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
,
,
Akse
s
•Te
rfo
rm
ula
sika
nn
ya
re
ko
me
nd
asike
bija
ka
n
be
rb
asis
pe
ne
litia
nte
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nd
an
pe
me
ra
ta
an
AP
Kd
an
AP
MP
AU
D,
pe
nd
id
ika
n
da
sa
r,
da
np
en
did
ika
nm
en
en
ga
h.
,
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Balitb
ang
111
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•D
isa
hka
nn
ya
UU
da
nP
Pp
en
did
ika
n
ya
ng
re
le
va
n.
•P
en
da
ya
gu
na
an
pa
ng
ka
la
nd
ata
da
n
in
fo
rm
asib
erb
asis
we
bu
ntu
k
pe
ru
mu
sa
nke
bija
ka
np
em
ba
ng
un
an
pe
nd
id
ika
nn
asio
na
ld
ala
mra
ng
ka
pe
nin
gka
ta
nd
aya
sa
in
gre
gio
na
l
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nB
alitb
an
gb
ersta
nd
ar
re
gio
na
l.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ba
litb
an
gb
ersta
nd
ar
re
gio
na
l.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•D
isa
hka
nn
ya
UU
da
nP
Pp
en
did
ika
nya
ng
re
le
va
n.
•P
em
ba
ng
un
an
pa
ng
ka
la
nd
ata
da
nin
fo
rm
asi
be
rb
asis
we
bu
ntu
kp
eru
mu
sa
nke
bija
ka
n
pe
mb
an
gu
na
np
en
did
ika
nn
asio
na
l.
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nB
alitb
an
gm
en
in
gka
t
signifikan.
•Tata
kelola
Balitbang
meningkat
signifikan.
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asil
akre
dita
sise
ko
la
h/m
ad
ra
sa
hd
en
ga
ntin
gka
t
mu
tu
OE
CD
ole
hB
AN
-S
/M
.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
si
se
ko
la
h/m
ad
ra
sa
hya
ng
up
to
da
te
da
n
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asil
akre
dita
sip
erg
uru
an
tin
gg
id
en
ga
ntin
gka
t
mu
tu
OE
CD
ole
hB
AN
-P
T.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
sip
erg
uru
an
tin
gg
iya
ng
up
to
da
te
da
nd
ite
rb
itka
nu
ntu
k
um
um
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asil
akre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
al
de
ng
an
tin
gka
tm
utu
OE
CD
ole
hB
AN
-P
NF.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
alya
ng
up
to
da
te
da
n
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•Te
rla
ksa
na
nya
la
ya
na
np
ro
fe
sio
na
l
pe
ng
em
ba
ng
an
ku
riku
lu
mp
ad
atin
gka
t
pro
vin
sid
an
ka
bu
pa
te
n/ko
ta
se
rta
un
it
te
rka
it
la
in
,a
ga
rp
en
did
ika
nd
ap
at
be
rsa
in
gp
ad
atin
gka
tin
te
rn
asio
na
l.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asil
akre
dita
sise
ko
la
h/m
ad
ra
sa
hd
en
ga
ntin
gka
t
mu
tu
re
gio
na
lo
le
hB
AN
-S
/M
.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
si
se
ko
la
h/m
ad
ra
sa
hya
ng
up
to
da
te
da
n
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asil
akre
dita
sip
erg
uru
an
tin
gg
id
en
ga
ntin
gka
t
mu
tu
re
gio
na
lo
le
hB
AN
-P
T.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
sip
erg
uru
an
tin
gg
iya
ng
up
to
da
te
da
nd
ite
rb
itka
nu
ntu
k
um
um
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asil
akre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
al
de
ng
an
tin
gka
tm
utu
re
gio
na
lo
le
hB
AN
-P
NF.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
alya
ng
up
to
da
te
da
n
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•Te
rla
ksa
na
nya
la
ya
na
np
ro
fe
sio
na
l
pe
ng
em
ba
ng
an
ku
riku
lu
mp
ad
atin
gka
t
pro
vin
sid
an
ka
bu
pa
te
n/ko
ta
se
rta
un
it
te
rka
it
la
in
,a
ga
rp
en
did
ika
nd
ap
at
be
rsa
in
gp
ad
atin
gka
tA
SE
AN
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
si
se
ko
la
h/m
ad
ra
sa
ho
le
hB
AN
-S
/M
.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
sise
ko
la
h/m
ad
ra
sa
hya
ng
up
to
da
te
da
nd
ite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
si
pe
rg
uru
an
tin
gg
io
le
hB
AN
-P
T.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
sip
erg
uru
an
tin
gg
iya
ng
up
to
da
te
da
nd
ite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
si
satuan
pendidikan
nonform
aloleh
BA
N-P
NF.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
n
no
nfo
rm
alya
ng
up
to
da
te
da
nd
ite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•Te
rla
ksa
na
nya
la
ya
na
np
ro
fe
sio
na
lp
en
ge
mb
an
ga
n
ku
riku
lu
mp
ad
atin
gka
ka
bu
pa
te
n/ko
ta
se
rta
un
it
te
rka
it
ya
ng
la
in
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
2020
-2025
2015
-2020
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•D
isa
hka
nn
ya
UU
da
nP
Pp
en
did
ika
n
ya
ng
re
le
va
n.
•P
en
da
ya
gu
na
an
pa
ng
ka
la
nd
ata
da
n
in
fo
rm
asib
erb
asis
we
bu
ntu
k
pe
ru
mu
sa
nke
bija
ka
np
em
ba
ng
un
an
pe
nd
id
ika
nn
asio
na
da
la
mra
ng
ka
pe
nin
gka
ta
nin
te
rn
asio
na
l.
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nB
alitb
an
gb
ersta
nd
ar
OE
CD
.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ba
litb
an
gb
ersta
nd
ar
OE
CD
.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•D
isa
hka
nn
ya
UU
da
nP
Pp
en
did
ika
n
ya
ng
re
le
va
n.
•P
en
da
ya
gu
na
an
pa
ng
ka
la
nd
ata
da
n
in
fo
rm
asib
erb
asis
we
bu
ntu
k
pe
ru
mu
sa
nke
bija
ka
np
em
ba
ng
un
an
pe
nd
id
ika
nn
asio
na
l.
•K
ua
lita
sp
ela
ya
na
nB
alitb
an
gm
en
in
gka
t
sig
nifika
n.
•Ta
ta
ke
lo
la
Ba
litb
an
gm
en
in
gka
t
sig
nifika
n.
.
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asil
akre
dita
sise
ko
la
h/m
ad
ra
sa
ho
le
hB
AN
-S
/M
.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
si
se
ko
la
h/m
ad
ra
sa
hya
ng
up
to
da
te
da
n
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asil
akre
dita
sip
erg
uru
an
tin
gg
io
le
hB
AN
-P
T.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
sip
erg
uru
an
tin
gg
iya
ng
up
to
da
te
da
nd
ite
rb
itka
nu
ntu
k
um
um
.
•Te
rsu
su
nn
ya
la
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asil
akre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
alo
le
h
BA
N-P
NF.
•Te
rsu
su
nn
ya
dire
kto
ria
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
alya
ng
up
to
da
te
da
n
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•Te
rla
ksa
na
nya
la
ya
na
np
ro
fe
sio
na
l
pe
ng
em
ba
ng
an
ku
riku
lu
mp
ad
atin
gka
t
pro
vin
sid
an
ka
bu
pa
te
n/ko
ta
se
rta
un
it
te
rka
it
la
in
,d
ala
mra
ng
ka
pe
ng
ua
ta
n
la
ya
na
n
-
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Balitb
ang
112
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•P
enelitian
kebijakan
berstandar
mutu
OE
CD
tentang
tata
kelola
dan
citra
publik
•P
rogram
benchm
arking
SP
I
Balitbang
dengan
negara
OE
CD
.
•P
rogram
benchm
arking
kualitas
pelayanan
diB
alitbang
dengan
negara
OE
CD
.
•P
endayagunaan
pangkalan
data
dan
inform
asipendidikan
berbasis
web
(padatidiksisw
eb)
dalam
rangka
peningkatan
daya
saing
in
te
rn
asio
na
l.
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•P
enelitian
kebijakan
berstandar
mutu
regionaltentang
tata
kelola
dan
citra
publik
•P
rogram
benchm
arking
SP
IB
alitbang
dengan
Singapura
atau
negara
regional
lainnya
yang
SP
I-nya
baik.
•P
rogram
benchm
arking
kualitas
pelayanan
di
Balitbang
dengan
Singapura
atau
negara
regionallainnya
yang
kualitas
pelayanan
pendidikannya
baik.
•P
endayagunaan
pangkalan
data
dan
inform
asipendidikan
berbasis
web
(padatidiksisw
eb)
dalam
rangka
peningkatan
daya
saing
regional.
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•P
enelitian
kebijakan
tentang
tata
kelola
dan
citra
publik
•P
enyusunan
draftR
PP
dan
RU
Uuntuk
diusulkan
kepada
Mendiknas.
•P
rogram
pengem
bangan
IC
Tbased
adm
inistration
•P
engem
bangan
SP
Iyang
handaldi
Balitbang
•P
rogram
peningkatan
kualitas
pelayanan
diB
alitbang.
•P
endayagunaan
pangkalan
data
dan
inform
asipendidikan
berbasis
web
(padatidiksisw
eb)
Tata
kelola/P
encitraan
Publik
•P
enelitian
kebijakan
tentang
tata
kelola
dan
citra
publik
•P
enyusunan
draftR
PP
dan
RU
Uuntuk
diu
su
lka
nke
pa
da
Me
nd
ikn
as.
•P
rogram
pengem
bangan
IC
Tbased
adm
inistration
•P
engem
bangan
SP
Iyang
handaldi
Balitbang
•P
rogram
peningkatan
kualitas
pelayanan
di
Balitbang.
•P
em
bangunan
pangkalan
data
dan
inform
asi
pe
nd
id
ika
nb
erb
asis
we
b(p
ad
atid
iksisw
eb
)
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•P
enelitian
kebijakan
berstandar
mutu
OE
CD
tentang
mutu/relevansi/daya
saing.
•P
enelitian
monitoring
dan
evaluasi
im
plem
entasiS
NP
•M
enfasilitasiB
SN
Pdalam
mengem
bangkan
standar
nasional
pendidikan
berstandar
mutu
OE
CD
.
•M
enfasilitasiB
AN
-S
/M
,B
AN
-P
T,dan
BA
N-P
NF
dalam
akreditasi
berstandar
mutu
OE
CD
terhadap
satuan
pendidikan.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•P
enelitian
kebijakan
berstandar
mutu
regionaltentang
mutu/relevansi/daya
saing.
•P
enelitian
monitoring
dan
evaluasi
im
plem
entasiS
NP
•M
enfasilitasiB
SN
Pdalam
mengem
bangkan
standar
nasionalpendidikan
berstandar
mutu
regional.
•M
enfasilitasiB
AN
-S
/M
,B
AN
-P
T,dan
BA
N-
PN
Fdalam
akreditasiberstandar
mutu
regionalterhadap
satuan
pendidikan.
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•P
enelitian
kebijakan
tentang
mutu/relevansi/daya
saing.
•P
enelitian
monitoring
dan
evaluasi
im
plem
entasiS
NP
•M
enfasilitasiB
SN
Pdalam
mengem
bangkan
standar
nasionalpendidikan
.
•M
enfasilitasiB
AN
-S
/M
,B
AN
-P
T,
dan
BA
N-
PN
Fdalam
akreditasisatuan
pendidikan
.
Akses
•P
enelitian
kebijakan
berstandar
mutu
OE
CD
tentang
akses
pendidikan
Akses
•P
enelitian
kebijakan
berstandar
mutu
regionaltentang
akses
pendidikan
Akses
•P
enelitian
kebijakan
tentang
akses
pendidikan
Akses
Penelitian
kebijakan
tentang
akses
pendidikan
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
PE
MB
AN
GU
NA
N
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
2020
-2025
2015
-2020
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
SA
SA
RA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
Mutu/R
elevansi/D
aya
Saing
•P
enelitian
kebijakan
tentang
mutu/relevansi/daya
saing.
•P
enelitian
monitoring
dan
evaluasi
im
plem
entasiS
NP
•M
enfasilitasiB
SN
Pdalam
mengem
bangkan
standar
nasional
pendidikan.
•M
enfasilitasiB
AN
-S
/M
,B
AN
-P
T,dan
BA
N-P
NF
dalam
akreditasisatuan
pendidikan.
-
-
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Balitb
ang
113
Akse
s
•R
eko
me
nd
asike
bija
ka
nb
ersta
nd
ar
mu
tu
re
gio
na
lke
pa
da
Me
nd
ikn
as
te
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nd
an
pe
me
ra
ta
an
AP
Kd
an
AP
M
PA
UD
,p
en
did
ika
nd
asa
r,
da
np
en
did
ika
n
me
ne
ng
ah
,ya
ng
disa
mp
aika
nse
tia
pa
kh
ir
ta
hu
n.
Akse
s
•R
eko
me
nd
asike
bija
ka
nke
pa
da
Me
nd
ikn
as
te
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nd
an
pe
me
ra
ta
an
AP
Kd
an
AP
MP
AU
D,
pe
nd
id
ika
nd
asa
r,
da
np
en
did
ika
n
me
ne
ng
ah
,ya
ng
disa
mp
aika
nse
tia
p
akh
ir
ta
hu
n.
Akse
s
•R
eko
me
nd
asike
bija
ka
nke
pa
da
Me
nd
ikn
as
te
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nd
an
pe
me
ra
ta
an
AP
K
da
nA
PM
PA
UD
,p
en
did
ika
nd
asa
r,
da
n
pe
nd
id
ika
nm
en
en
ga
h,
ya
ng
disa
mp
aika
n
se
tia
pa
kh
ir
ta
hu
n.
UK
UR
AN
KIN
ER
JA
KU
NC
I
Da
ya
Sa
in
gIn
te
rn
asio
na
lD
aya
Sa
in
gR
eg
io
na
lP
en
gu
ata
nP
ela
ya
na
nP
en
in
gka
ta
nK
ap
asita
s&
Mo
de
rn
isa
si
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
10
-2
01
5
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
20
20
-2
02
52
01
5-
20
20
20
05
–2
00
9P
ER
IO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Akse
s
•R
eko
me
nd
asike
bija
ka
nb
ersta
nd
ar
mu
tu
OE
CD
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
te
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nd
an
pe
me
ra
ta
an
AP
Kd
an
AP
MP
AU
D,
pe
nd
id
ika
n
da
sa
r,
da
np
en
did
ika
nm
en
en
ga
h,
ya
ng
disa
mp
aika
nse
tia
pa
kh
ir
ta
hu
n.
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Balitb
ang
114
UK
UR
AN
KIN
ER
JA
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
• • • • • • • • • • • • • • •
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•R
eko
me
nd
asike
bija
ka
nke
pa
da
Me
nd
ikn
as
te
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nm
utu
,re
le
va
nsi,
da
nd
aya
sa
in
gP
AU
D,
pe
nd
id
ika
nd
asa
r,
da
np
en
did
ika
n
me
ne
ng
ah
,ya
ng
disa
mp
aika
nse
tia
pa
kh
ir
ta
hu
n.
•L
ap
ora
nm
on
ito
rin
gd
an
eva
lu
asiim
ple
me
nta
si
SN
Po
le
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nd
ise
lu
ru
h
In
do
ne
sia
,ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pa
kh
ir
ta
hu
n.
•L
ap
ora
np
en
ila
ia
nm
utu
pe
nd
id
ika
nn
asio
na
l
me
ng
gu
na
ka
nm
od
elP
IS
Ad
an
TIM
S,
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pd
ua
ta
hu
n.
•D
ih
asilka
nn
ya
usu
la
nsta
nd
ar
isi,
sta
nd
ar
ko
mp
ete
nsilu
lu
sa
n,sta
nd
ar
pro
se
s
pe
mb
ela
ja
ra
n,
sta
nd
ar
pe
nila
ia
n,
sta
nd
ar
te
na
ga
ke
pe
nd
id
ika
n,sta
nd
ar
pe
ng
elo
la
an
,sta
nd
ar
sa
ra
na
da
np
ra
sa
ra
na
,d
an
sta
nd
ar
pe
mb
ia
ya
an
ole
hB
SN
P,
da
nd
ite
ta
pka
no
le
hM
en
dikn
as.
•D
ih
asilka
nn
ya
pe
do
ma
np
en
yu
su
na
nku
riku
lu
m
ole
hB
SN
P.
•D
ih
asilka
nn
ya
5p
ake
tso
alU
Nu
ntu
kS
D/M
i,
15
pa
ke
tso
alU
Nm
asin
g-m
asin
gu
ntu
kS
MP
/M
Ts
,
SM
A/M
A,
SM
K.
•D
ih
asilka
nn
ya
mo
de
lte
sa
dp
tif
te
rd
iria
ta
se
na
m
mo
de
lte
sp
siko
lo
gid
an
mo
de
lp
en
ila
ia
nh
asil
be
la
ja
rp
ad
alim
aje
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
•Te
rsu
su
nn
ya
tu
ga
sL
EA
(lo
ka
le
xa
min
atio
n
ag
en
cie
s)
di2
50
Ka
b/K
ota
.
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asilU
NS
D/M
I,
SM
P/M
Ts
,S
MA
/M
A,
SM
Ko
le
hB
SN
Pke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
si
se
ko
la
h/m
ad
ra
sa
ho
le
hB
AN
-S
/M
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
•D
irektoriakreditasisekolah/m
adrasah
yang
di-u
p
da
te
se
tia
pta
hu
nd
an
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
si
pe
rg
uru
an
tin
gg
io
le
hB
AN
-P
Tke
pa
da
Me
nd
ikn
as
setiap
tahun.
•D
irektoriakreditasiperguruan
tinggiyang
di-u
p
da
te
se
tia
pta
hu
nd
an
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
alo
le
hB
AN
-P
NF
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
•D
ire
kto
ria
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
al
yang
di-u
pdate
setiap
tahun
dan
diterbitkan
un
tu
ku
mu
m.
Daya
Saing
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
PE
MB
AN
GU
NA
N
2020
2015
-2020
2005
–2009
PE
MB
AN
GU
NA
N
Re
ko
me
nd
asike
bija
ka
nb
ersta
nd
ar
mu
tu
re
gio
na
l
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
te
nta
ng
be
nch
ma
rkin
gm
utu
,
re
le
va
nsi,
da
nd
aya
sa
in
gP
AU
D,
pe
nd
id
ika
n
da
sa
r,
da
np
en
did
ika
nm
en
en
ga
hd
en
ga
nn
eg
ara
-
ne
ga
ra
re
gio
na
lya
ng
ba
gu
sp
en
did
ika
nn
ya
,ya
ng
disa
mp
aika
nse
tia
pa
kh
ir
ta
hu
n.
La
po
ra
nm
on
ito
rin
gd
an
eva
lu
asiim
ple
me
nta
si
SN
Pb
ersta
nd
ar
mu
tu
re
gio
na
lo
le
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nd
ise
lu
ru
hIn
do
ne
sia
,ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pa
kh
ir
ta
hu
n.
La
po
ra
np
en
ila
ia
nm
utu
pe
nd
id
ika
nn
asio
na
l
me
ng
gu
na
ka
nm
od
elP
IS
Ad
an
TIM
S,
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pd
ua
ta
hu
n.
Dih
asilka
nn
ya
usu
la
nS
NP
be
rsta
nd
ar
mu
tu
re
gio
na
lo
le
hB
SN
P,
ya
ng
ke
mu
dia
nd
ite
ta
pka
n
ole
hM
en
dikn
as.
Dih
asilka
nn
ya
pe
do
ma
np
en
yu
su
na
nku
riku
lu
m
be
rsta
nd
ar
mu
tu
re
gio
na
lo
le
hB
SN
P.
Dih
asilka
nn
ya
5p
ake
tso
alU
Nu
ntu
kS
D/M
i,
15
pa
ke
tso
alU
Nm
asin
g-m
asin
gu
ntu
kS
MP
/M
Ts,
SM
A/M
A,
SM
K,
Dih
asilka
nn
ya
mo
de
lte
sa
dp
tif
te
rd
iria
ta
s1
0
mo
de
lte
sp
siko
lo
gid
an
mo
de
lp
en
ila
ia
nh
asil
be
la
ja
rp
ad
alim
aje
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
Te
rsu
su
nn
ya
tu
ga
sL
EA
(lo
ka
le
xa
min
atio
n
ag
en
cie
s)
di4
00
Ka
b/K
ota
.
La
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asilU
NS
D/M
I,
SM
P/M
Ts,
SM
A/M
A,
SM
Ko
le
hB
SN
Pke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
La
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
si
se
ko
la
h/m
ad
ra
sa
hb
ersta
nd
ar
mu
tu
re
gio
na
lo
le
h
BA
N-S
/M
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
Dire
kto
ria
kre
dita
sise
ko
la
h/m
ad
ra
sa
hya
ng
di-u
p
da
te
se
tia
pta
hu
nd
an
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
La
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
si
pe
rg
uru
an
tin
gg
ib
ersta
nd
ar
mu
tu
re
gio
na
lo
le
h
BA
N-P
Tke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
Dire
kto
ria
kre
dita
sip
erg
uru
an
tin
gg
iya
ng
di-u
p
da
te
se
tia
pta
hu
nd
an
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
La
po
ra
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
alb
ersta
nd
ar
mu
tu
re
gio
na
l
ole
hB
AN
-P
NF
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
Dire
kto
ria
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
al
ya
ng
di-u
pd
ate
se
tia
pta
hu
nd
an
dite
rb
itka
nu
ntu
k
um
um
.
-
•
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•R
eko
me
nd
asike
bija
ka
nke
pa
da
Me
nd
ikn
as
te
nta
ng
pe
nin
gka
ta
nm
utu
,re
le
va
nsi,
da
nd
aya
sa
in
gP
AU
D,
pe
nd
id
ika
nd
asa
r,
da
np
en
did
ika
n
me
ne
ng
ah
,ya
ng
disa
mp
aika
nse
tia
pa
kh
ir
ta
hu
n.
•L
ap
ora
nm
on
ito
rin
gd
an
eva
lu
asiim
ple
me
nta
si
SN
Po
le
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nd
ise
lu
ru
hIn
do
ne
sia
,
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pa
kh
ir
ta
hu
n.
•L
ap
ora
np
en
ila
ia
nm
utu
pe
nd
id
ika
nn
asio
na
l
me
ng
gu
na
ka
nm
od
elP
IS
Ad
an
TIM
S,
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pd
ua
ta
hu
n.
•D
ih
asilka
nn
ya
pe
rb
aika
nS
NP
me
la
lu
ip
en
de
ka
ta
n
co
ntin
ou
sim
pro
ve
me
nt
ole
hB
SN
P.
•D
ih
asilka
nn
ya
pe
rb
aika
np
ed
om
an
pe
nyu
su
na
n
ku
riku
lu
mm
ela
lu
ip
en
de
ka
ta
nco
ntin
ou
s
im
pro
ve
me
nt
ole
hB
SN
P.
•D
ih
asilka
nn
ya
5p
ake
tso
alU
Nu
ntu
kS
D/M
i,
15
pa
ke
tso
alU
Nm
asin
g-m
asin
gu
ntu
kS
MP
/M
Ts,
SM
A/M
A,
SM
K.
•D
ih
asilka
nn
ya
mo
de
lte
sa
dp
tif
te
rd
iria
ta
s
de
la
pa
nm
od
elte
sp
siko
lo
gid
an
mo
de
lp
en
ila
ia
n
ha
silb
ela
ja
rp
ad
alim
aje
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
•Te
rsu
su
nn
ya
tu
ga
sL
EA
(lo
ka
le
xa
min
atio
n
ag
en
cie
s)
di3
50
Ka
b/K
ota
.
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asilU
NS
D/M
I,
SM
P/M
Ts,
SM
A/M
A,
SM
Ko
le
hB
SN
Pke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
si
se
ko
la
h/m
ad
ra
sa
ho
le
hB
AN
-S
/M
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
•D
ire
kto
ria
kre
dita
sise
ko
la
h/m
ad
ra
sa
hya
ng
di-u
p
da
te
se
tia
pta
hu
nd
an
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
si
pe
rg
uru
an
tin
gg
io
le
hB
AN
-P
Tke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
•D
ire
kto
ria
kre
dita
sip
erg
uru
an
tin
gg
iya
ng
di-u
p
da
te
se
tia
pta
hu
nd
an
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
alo
le
hB
AN
-P
NF
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
•D
ire
kto
ria
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
al
ya
ng
di-u
pd
ate
se
tia
pta
hu
nd
an
dite
rb
itka
n
un
tu
ku
mu
m.
.
-
KU
NC
I
Mu
tu
/R
ele
va
nsi/D
aya
Sa
in
g
•R
eko
me
nd
asike
bija
ka
nb
ersta
nd
ar
mu
tu
OE
CD
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
te
nta
ng
be
nch
ma
rkin
gm
utu
,
re
le
va
nsi,
da
nd
aya
sa
in
gP
AU
D,
pe
nd
id
ika
n
da
sa
r,
da
np
en
did
ika
nm
en
en
ga
hd
en
ga
n
ne
ga
ra
-n
eg
ara
OE
CD
ya
ng
ba
gu
s
pe
nd
id
ika
nn
ya
,ya
ng
disa
mp
aika
nse
tia
pa
kh
ir
ta
hu
n.
•L
ap
ora
nm
on
ito
rin
gd
an
eva
lu
asiim
ple
me
nta
si
SN
Pb
ersta
nd
ar
mu
tu
OE
CD
ole
hsa
tu
an
pe
nd
id
ika
nd
ise
lu
ru
hIn
do
ne
sia
,ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pa
kh
ir
ta
hu
n.
•L
ap
ora
np
en
ila
ia
nm
utu
pe
nd
id
ika
nn
asio
na
l
me
ng
gu
na
ka
nm
od
elP
IS
Ad
an
TIM
S,
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pd
ua
ta
hu
n.
•D
ih
asilka
nn
ya
usu
la
nS
NP
be
rsta
nd
ar
mu
tu
OE
CD
ole
hB
SN
P,
ya
ng
ke
mu
dia
nd
ite
ta
pka
n
ole
hM
en
dikn
as.
•D
ih
asilka
nn
ya
pe
do
ma
np
en
yu
su
na
nku
riku
lu
m
be
rsta
nd
ar
mu
tu
OE
CD
ole
hB
SN
P.
•D
ih
asilka
nn
ya
5p
ake
tso
alU
Nu
ntu
kS
D/M
i,
15
pa
ke
tso
alU
Nm
asin
g
SM
A/M
A,
SM
K,
•D
ih
asilka
nn
ya
mo
de
l
mo
de
lte
sp
siko
lo
gi
be
la
ja
rp
ad
alim
a
•Te
rsu
su
nn
ya
tu
ga
s
ag
en
cie
s)
di4
53
Ka
b
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asilU
NS
D/M
I,
SM
P/M
Ts,
SM
A/M
A,
SM
Ko
le
hB
SN
Pke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
si
se
ko
la
h/m
ad
ra
sa
hb
ersta
nd
ar
mu
tu
OE
CD
ole
h
BA
N-S
/M
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
•D
ire
kto
ria
kre
dita
sise
ko
la
h/m
ad
ra
sa
hya
ng
di
da
te
se
tia
pta
hu
nd
an
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
si
pe
rg
uru
an
tin
gg
ib
ersta
nd
ar
mu
tu
OE
CD
ole
h
BA
N-P
Tke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
•D
ire
kto
ria
kre
dita
sip
erg
uru
an
tin
gg
iya
ng
di
da
te
se
tia
pta
hu
nd
an
dite
rb
itka
nu
ntu
ku
mu
m.
•L
ap
ora
np
ela
ksa
na
an
da
nh
asila
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
alb
ersta
nd
ar
mu
tu
OE
CD
ole
hB
AN
-P
NF
ke
pa
da
Me
nd
ikn
as
se
tia
pta
hu
n.
•D
ire
kto
ria
kre
dita
sisa
tu
an
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
al
ya
ng
di-u
pd
ate
se
tia
pta
hu
nd
an
dite
rb
itka
n
un
tu
ku
mu
m.
-m
asin
gu
ntu
kS
MP
/M
Ts,
te
sa
dp
tif
te
rd
iria
ta
s1
0
da
nm
od
elp
en
ila
ia
nh
asil
je
nja
ng
pe
nd
id
ika
n.
LE
A(lo
ka
le
xa
min
atio
n
/K
ota
.
-u
p
-u
p
Internasional
TE
MA
VIS
I
-2025
PE
RIO
DE
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Balitb
ang
115
UK
UR
AN
KIN
ER
JA
KU
NC
I
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•U
UP
en
did
ika
nya
ng
re
le
va
n.
•P
Pp
ela
ksa
na
an
UU
ya
ng
re
le
va
n.
•P
an
gka
la
nd
ata
da
nin
fo
rm
asi
pe
nd
id
ika
nb
erb
asis
we
b
(padatidiksisw
eb)
berdasarkan
je
nja
ng
da
nja
lu
rp
en
did
ika
nya
ng
online
dengan
sem
ua
unit
utam
a,
se
mu
aU
PT
De
pd
ikn
as,
Din
as
pendidikan
Propinsi,
Kab/K
ota
dan
sa
tu
an
pe
nd
id
ika
nya
ng
se
ha
t
aku
nta
be
lse
rta
me
nin
gka
tka
nd
aya
sa
in
gin
te
rn
asio
na
l.
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diB
alitb
an
g<
0,0
1%
da
rio
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,0
01
%.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•U
UP
en
did
ika
nya
ng
re
le
va
n.
•P
Pp
ela
ksa
na
an
UU
ya
ng
re
le
va
n.
•P
an
gka
la
nd
ata
da
nin
fo
rm
asip
en
did
ika
n
be
rb
asis
we
b(p
ad
atid
iksisw
eb)
be
rd
asa
rka
n
je
nja
ng
da
nja
lu
rp
en
did
ika
nya
ng
on
lin
e
de
ng
an
se
mu
au
nit
uta
ma
,se
mu
aU
PT
De
pd
ikn
as,
Din
as
pe
nd
id
ika
nP
ro
pin
si,
Kab/K
ota
dan
satuan
pendidikan
yang
sehat
aku
nta
be
lse
rta
me
nin
gka
tka
nd
aya
sa
in
g
re
gio
na
l.
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diB
alitb
an
g<
0,1
%
da
rio
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
n
ne
ga
ra
<0
,0
1%
.
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•U
UP
en
did
ika
nya
ng
re
le
va
n.
•P
Pp
ela
ksa
na
an
UU
ya
ng
re
le
va
n.
•P
an
gka
la
nd
ata
da
nin
fo
rm
asip
en
did
ika
n
be
rb
asis
we
b(p
ad
atid
iksisw
eb)
be
rd
asa
rka
nje
nja
ng
da
nja
lu
rp
en
did
ika
n
ya
ng
on
lin
ed
en
ga
nse
mu
au
nit
uta
ma
,
se
mu
aU
PT
De
pd
ikn
as,
Din
as
pe
nd
id
ika
n
Propinsi,
Kab/K
ota
dan
satuan
pe
nd
id
ika
nya
ng
se
ha
ta
ku
nta
be
l.
•Te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
diB
alitb
an
g<
0,3
%d
ario
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
nn
eg
ara
<0
,0
5%
.
Daya
Saing
Internasional
Daya
Saing
Regional
Penguatan
Pelayanan
Peningkatan
Kapasitas
&M
odernisasi
TE
MA
PE
MB
AN
GU
NA
N
2010
-2015
INS
AN
IND
ON
ES
IAC
ER
DA
S&
KO
MP
ET
ITIF
VIS
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
2020
-2025
2015
-2020
2005
–2009
PE
RIO
DE
PE
MB
AN
GU
NA
N
Ta
ta
ke
lo
la
/P
en
citra
an
Pu
blik
•U
UG
uru
da
nD
ose
n,
UU
BH
P,
UU
Pe
rb
uku
an
,U
UK
eb
ah
asa
an
.
•P
Pp
ela
ksa
na
an
UU
Sisd
ikn
as,
PP
pe
la
ksa
na
an
UU
Gu
ru
da
nD
ose
n,
PP
pe
la
ksa
na
an
UU
BH
P,
PP
pe
la
ksa
na
an
UU
Pe
rb
uku
an
,P
Pp
ela
ksa
na
an
UU
Ke
ba
ha
sa
an
.
•S
IM
be
rb
asis
IC
Td
iB
alitb
an
gd
iin
sta
la
sika
n
un
tu
kp
en
ye
le
ng
ga
ra
an
pe
me
rin
ta
ha
nd
an
be
ro
pe
ra
sise
rta
be
rfu
ng
sid
en
ga
nb
aik.
•P
an
gka
la
nd
ata
da
nin
fo
rm
asip
en
did
ika
n
be
rb
asis
we
b(p
ad
atid
iksisw
eb)
be
rd
asa
rka
n
je
nja
ng
da
nja
lu
rp
en
did
ika
nya
ng
on
lin
e
de
ng
an
se
mu
au
nit
uta
ma
,se
mu
aU
PT
De
pd
ikn
as,
Din
as
pe
nd
id
ika
nP
ro
pin
si,
Kab/K
ota
dan
satuan
pendidikan
.
•B
alitb
an
gm
em
pe
ro
le
hIS
O9
00
1.
•M
ula
iTA
20
07
te
mu
an
BP
Kte
nta
ng
pe
nyim
pa
ng
an
pe
ng
elo
la
an
ke
ua
ng
an
di
Ba
litb
an
g<
0,5
%d
ario
bje
kya
ng
dip
eriksa
.
•P
en
yim
pa
ng
an
an
gg
ara
nya
ng
me
ru
gika
n
ne
ga
ra
<0
,1
%.
,
Rencana
Pem
bangunan
Jangka
Panja
ng
Balitb
ang
116
Lampiran :
Kebijakan Pembangunan Lima Tahun
2005-2009
120
Kebij
akan
Pem
bangunan
Lim
aTahun
2005
-2010
Sekre
tari
at
Jendera
l
Ka
ro
re
n&
KL
N
Pe
ng
em
ba
ng
an
Ke
rja
sa
ma
Str
ate
gis
•P
en
in
gka
ta
nke
rja
sa
ma
De
pd
ikn
as
de
ng
an
mitra
in
te
rn
asio
na
l,
ba
ik
bila
te
ra
lm
au
pu
nm
ultila
te
ra
l
Ka
ro
pe
g
-P
en
ge
mb
an
ga
nS
DM
•P
en
in
gka
ta
nsta
nd
ar
ko
mp
ete
nsite
kn
is
da
nm
an
aje
ria
lS
DM
•P
en
ge
mb
an
ga
np
ub
lictr
ust&
ima
ge
Ka
ro
hu
mo
r
•In
te
nsifika
sip
en
ye
le
sa
ia
nR
PP
da
nR
UU
Ka
ro
re
n&
KL
N
Ka
ro
Hu
mo
r
Ka
pu
sd
ikla
t
Ka
ro
pe
g
-P
em
be
ntu
ka
nB
ud
ay
aK
erj
a•
Pe
mb
en
tu
ka
nn
ila
i-n
ila
ise
rta
bu
da
ya
ke
rja
ya
ng
ko
nstru
ktif
Ka
pu
sin
fo
&
hu
ma
s
-P
en
ge
mb
an
ga
nK
eb
ija
ka
n•
Pe
nin
gka
ta
nso
sia
lisa
sid
an
pu
blika
sike
bija
ka
nd
an
pro
gra
m
De
pd
ikn
as
Ka
ro
re
n
Ka
ro
hu
mo
r
•P
en
in
gka
ta
na
ku
nta
bilita
sp
ub
lik
da
la
mp
ela
ya
na
np
en
did
ika
n
•P
en
ge
mb
an
ga
n/re
vita
lisa
sike
le
mb
ag
aa
n,te
rm
asu
ktu
po
ksin
ya
Ka
ro
re
n
Ka
ro
ku
Ka
ro
pe
g
Ka
ro
um
•P
en
ge
mb
an
ga
nsisd
ur
pe
re
nca
na
an,p
en
ge
lo
la
an
ke
ua
ng
an,
pe
ga
wa
i,
da
na
sse
t
-P
en
ata
an
Me
ka
nis
me
Ke
rja
Org
an
isa
si
PIC
To
ng
gak
-To
ng
gak
Ku
nciK
eb
erh
asilan
(KE
YD
EV
EL
OP
ME
NT
MIL
ES
TO
NE
S)
2006
2008
2010
2009
2007
Pe
nin
gk
ata
nG
ov
ern
an
ce
da
nA
ku
nta
bil
ita
s
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
ST
RA
TE
GIS
-
2006
2008
2010
2009
2007 Laporan
Keuangan
2007
dan
seterusnya
WT
S
Tata
NilaiD
epdiknas
disepakati
Sisdur
Keuangan
&S
IM
Aset
dan
Keuangan
mulaidiaplikasikan
IS
Odibidang
Manajem
en
Daya
serap
Anggaran
>97%
SosialisasiC
etak
Biru
Insan
Indonesia
Cerdas
&K
om
petitif
2025
UU
GD
Kerugian
Anggaran
Negara
=0.1%
dr
totalanggaran
Gaya
Kepem
im
pinan
Khas
Depdiknas
mulaiditerapkan
Kom
petensiD
igunakan
sebagaiD
asar
dalam
Penem
patan
Pegaw
ai
10
Mitra
Aktif
Lem
baga
Luar
Negeri
Eselon
Iberperilaku
sesuaiTata
NilaiD
epdiknas
Sistem
Perencanaan,
Im
plem
entasi
dan
EvaluasiS
trategim
ulaiditerapkan
sejalan
dengan
desentralisasi
Eselon
II
berperilaku
sesuaiTata
NilaiD
epdiknas
Eselon
III
berperilaku
sesuaiTata
Nilai
Depdiknas
Eselon
>IV
berperilaku
sesuai
Tata
NilaiD
epdiknas
UU
BH
P
UU
Perbukuan
&U
UB
ahasa
PP
Sisdiknas
PP
GD
PP
BH
PP
PP
erbukuan
&B
ahasa
Public
trust&
im
age
mem
baik
50%
Renstra
Depag
dan
Pem
da
sejalan
dengan
visiIndonesia
Cerdas
&
Kom
petitif
2025
Aturan
PN
BP
yg
tidak
merugikan
citra
Diknas
dilaksanakan
121
Kebij
akan
Pem
bangunan
Lim
aTahun
2005
-2010
Insp
ekto
rat
Jendera
l
Pen
gem
ban
gan
SD
M
•P
eningkatan
kom
petensidan
kapasitas
aparatItjen
•S
ertifikasikom
petensiauditor
pendidikan
•P
erbaikan
perlindungan
auditor
dan
biaya
pelaksanaan
pem
eriksaan
Go
vern
an
ce
&A
ku
nta
bilit
as
•P
engem
bangan
sistem
pengendalian
internal(S
PI)
•P
eningkatan
ketaatan
pengelola
pendidikan
terhadap
peraturan
pe
ru
nd
an
g-u
nd
an
ga
n
•P
enataan
organisasidan
tata
kerja
pengaw
asan
pendidikan
•Intensifikasi,ekstensifikasi,
dan
tindakan
preventifpengaw
asan
Itjen
•P
eningkatan
penyelesaian
tindak
lanjuttem
uan
hasil
pengaw
asan
(aparatpengaw
asan
fungsional,legislatif,dan
masyarakat).
Ses
Itje
n
PIC
To
ng
ga
k-To
ng
ga
kK
un
ciK
eb
erh
asila
n(K
EY
DE
VE
LO
PM
EN
TM
IL
ES
TO
NE
S)
20
06
20
08
20
10
20
09
20
07
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
ST
RA
TE
GIS
Pen
gem
ban
gan
SD
M
•P
eningkatan
kom
petensidan
kapasitas
aparatItjen
•S
ertifikasikom
petensiauditor
pendidikan
•P
erbaikan
perlindungan
auditor
dan
biaya
pelaksanaan
pem
eriksaan
Go
vern
an
ce
&A
ku
nta
bilit
as
•P
engem
bangan
sistem
pengendalian
internal(S
PI)
•P
eningkatan
ketaatan
pengelola
pendidikan
terhadap
peraturan
pe
ru
nd
an
g-u
nd
an
ga
n
•P
enataan
organisasidan
tata
kerja
pengaw
asan
pendidikan
•Intensifikasi,ekstensifikasi,
dan
tindakan
preventifpengaw
asan
Itjen
•P
eningkatan
penyelesaian
tindak
lanjuttem
uan
hasil
pengaw
asan
(aparatpengaw
asan
fungsional,legislatif,dan
masyarakat).
Ses
Itje
n
20
06
20
08
20
10
20
09
20
07
Penerapan
sisdur
pengaw
asan
dan
pengendalian
internal
SP
OP
audit
kinerja
dan
audit
keuangan
Standar
kom
petensiauditor
pendidikan
Penyelesaian
tem
uan
Itjen
oleh
Diknas
dalam
tahun
anggaran
berjalan
mulaim
eningkat
minim
al10
%per
tahun
90%
auditor
bersertifikat
auditor
pendidikan
<0,1
%penyim
pangan
anggaran
yang
merugikan
negara
Auditor
mendapat
penghargaan
etika
profesi.
On-line
system
adm
inistrasipengaw
asan
(IC
T)
Tem
uan
pem
eriksaan
residualdiserahkan
penanganannya
kepada
instansipenegak
hukum
Tem
uan
sebelum
2005
selesaiditindaklanjuti
Auditor
mem
iliki
jam
inan
keselam
atan
kerja
Internalisasisisdur
SP
Isetiap
6bulan
100%
kasus
penyim
pangan
diselesaikan
Pem
biayaan
pem
eriksaan
at-cost
Aturan
PN
BP
yg
tidak
merugikan
citra
Diknas
dilaksanakan
Penyelesaian
tem
uan
BP
K/B
PK
Poleh
Diknas
dalam
tahun
anggaran
berikutnya,
mulaim
eningkat
minim
al10
%per
tahun
Mem
peroleh
IS
O
Minim
al10
%auditor
akuntan
122
Kebij
akan
Pem
bangunan
Lim
aTahun
2005
-2010
Dit
jen
Mandik
dasm
en
Mu
tu,
Re
lev
an
si,
&D
ay
aS
ain
gP
rogram
pem
bangunan
ruang
penunjang
pendidikan
sepertiperpustakaan
,
laboratorium
/bengkeldan
ruang-ruang
lain
Program
kem
itraan
dunia
usaha
dan
industridengan
sekolah
Program
pem
anfaatan
teknologiinform
asi&
kom
unikasi
Program
pengem
bangan
sekolah
keunggulan
lokaldan
internasional
Pro
gra
mp
en
ga
da
an
bu
ku,
te
ks,
re
fe
re
nsi,d
an
ba
ca
an
se
ko
la
hd
ise
mu
aje
nja
ng
dikdasm
en
Program
peningkatan
rata
-rata
skor
ujian
nasional
Program
kurikulum
berbasis
kom
petensipd
setiap
jenis
&jenjang
pendidikan
Program
beasisw
aprestasi
Program
perim
bangan
sisw
aS
MA
/M
Adibanding
SM
K/M
AK
PIC
To
ng
gak
-To
ng
gak
Ku
nciK
eb
erh
asilan
(KE
YD
EV
EL
OP
ME
NT
MIL
ES
TO
NE
S)
2006
2008
2010
2009
2007
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
ST
RA
TE
GIS
Pe
me
rata
an
da
nP
erl
ua
sa
nA
ks
es
Program
pendidikan
TK
Program
Wajar
Dikdas
9Tahun
Program
penyediaan,perbaikan,
dan
pem
eliharaan
sarana
dan
prasarana
pendidikan
dasar
dan
menengah
yang
mem
enuhiS
NP
Program
rehabilitasigedung:
-S
D,S
MP
(term
asuk
PLB
)
-S
MA
,S
MK
(term
asuk
PLB
)
Program
pem
bangunan
unitsekolah
baru
(U
SB
)pendidikan
dasar
dan
menengah
:
-S
D,S
MP
(term
asuk
PLB
)
-S
MA
,S
MK
(term
asuk
PLB
)
Program
bantuan
BO
S
Program
penyelenggaraan
pendidikan
inklusif
Program
beasisw
asisw
am
iskin
Program
pengem
bangan
pendidikan
layanan
khusus
,
AP
KS
MP
/M
TS
/P
aket
B95%
100%
gedung
SD
/M
I/S
DLB
,S
MP
/M
TS
/S
MP
LB
dalam
kondisibaik
100%
gedung
SM
A/M
A/S
MK
/S
MLB
dalam
kondisibaik
Jum
lah
Unit
Sekolah/m
adrasah
Wajar
mencukupi
US
BS
ekolah/m
adrasah
Menengah
mencapai750
50%
sarana
sekolah
mem
enuhiS
NP
BO
SW
ajar
didasarkan
pada
standar
standar
biaya
versiS
NP
AP
Kuntuk
TK
45%
BO
SS
MA
/S
MK
/M
Am
ulaiditerapkan
AP
Kpendidikan
menengah
mencapai62.5%
25%
sekolah
terpadu
didaerah
khusus
berasram
a
Minim
al1
sekolah
inklusifdisetiap
kabupaten/kota
AP
Muntuk
SD
/M
I95%
Minim
alsetiap
SM
Kberkolaborasidengan
dunia
usaha
Perpustakaan
mem
iliki1
buku
tekspelajaran/sisw
auntuk
MP
yang
UN
-kan
Terbangunnya
sistem
beasisw
a,
dim
ana
sisw
aterbaik
tin
gka
tka
bu
pa
te
n/ko
ta
,p
ro
vin
si,
na
sio
na
l,
da
np
em
en
an
g
olim
piade
internasionalm
em
peroleh
beasisw
a
Minim
al40%
SD
/M
Im
em
ilikiperpustakaan
Minim
al80%
SM
P/M
TS
mem
ilikiperpustakaan
100%
SM
A/S
MK
mem
ilikiperpustakaan
100%
SM
P/M
TS
yang
mem
ilikiakses
listrik
menerapkan
TV
based
learning
50%
SM
A/M
A/S
MK
yang
mem
ilikiakses
listrik
menerapkan
IC
T
based
learning
95%
sekolah/m
adrasah
menerapkan
kurikulum
berbasis
kom
petensi
Setiap
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
al1
SD
/M
I/S
MP
/M
TS
rintisan
bertarafinternasional
Setiap
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
al1
SM
Krintisan
berbasis
keunggulan
lokaldan/atau
bertaraf
internasional
Setiap
kabupaten/kota
mem
ilikim
inim
al1
SM
Arintisan
bertarafinternasional
Rasio
sisw
aS
MA
/M
A:S
MK
/M
AK
=60
:40
Rata-rata
nilaiU
NS
D/M
I5.50
Rata-rata
nilaiU
NS
MP
/M
Ts
dan
SM
A/M
A/S
MK
7.00
Go
vern
an
ce,A
ku
nta
bilit
as
&P
en
cit
raan
Pu
blik
Program
Peningkatan
Capacity
Building
pada
sem
ua
liniorganisasi
Program
sosialisasikebijakan
dan
program
manajem
en
pendidikan
dasar
&
menengah
Program
pengem
bangan
Dew
an
Pendidikan
dan
Kom
ite
Sekolah
Program
peningkatan
Sistem
Manajem
en
Mutu
PIC
To
ng
gak
-To
ng
gak
Ku
nci
(KE
YD
EV
EL
OP
ME
NT
MIL
ES
TO
NE
S)
2006
2008
2010
2009
2007
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
ST
RA
TE
GIS
Dew
an
pendidikan
disetiap
kabupaten/kota
dan
provinsi
sudah
berfungsidengan
baik
Dew
an
Pendidikan
Nasionalterbentuk
50%
Kom
ite
Sekolah
berfungsidengan
baik
99%
SM
A/S
MK
/M
Am
elaksanakan
MB
Sdengan
baik
80%
SM
P/M
TS
melaksanakan
MB
Sdengan
baik
40%
SD
/M
Im
elaksanakan
MB
Sdengan
baik
Ditjen
MP
DM
Meraih
IS
O9001
123
Kebij
akan
Pem
bangunan
Lim
aTahun
2005
-2010
Dit
jen
Mandik
dasm
en
Go
ve
rna
nc
e,A
ku
nta
bil
ita
s&
Pe
nc
itra
an
Pu
bli
k
•P
ro
gra
mp
eru
ba
ha
nsta
tu
sP
TN
me
nja
dib
ad
an
hu
ku
m
•P
ro
gra
mp
erb
aika
nta
ta
ke
lo
la
da
ncitra
pu
blik
Pe
me
rata
an
da
nP
erl
ua
sa
nA
ks
es
•P
ro
gra
mp
erlu
asa
na
kse
sP
T&
Pe
nin
gka
ta
np
era
nse
rta
ma
sya
ra
ka
t
•P
ro
gra
mp
en
diria
nP
olite
kn
ik
SD
J
SK
T
TI
TI
SK
T
MM
R
SD
J
MM
R
MM
R
?
SS
B
PIC
To
ng
ga
k-T
on
gg
ak
Ku
nc
iK
eb
erh
as
ila
n(K
EY
DE
VE
LO
PM
EN
TM
ILE
ST
ON
ES
)
20
06
20
08
20
10
20
09
20
07
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
ST
RA
TE
GIS
Mu
tu,
Re
lev
an
si,
&D
ay
aS
ain
g
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nku
riku
lu
mP
T
•P
ro
gra
mb
an
tu
an
pe
ng
ad
aa
nko
le
ksib
uku,p
ela
ng
ga
na
an
ju
rn
al
ilm
ia
hd
an
pe
me
nu
ha
nb
ia
ya
op
era
sio
na
lp
erp
usta
ka
an
•P
ro
gra
md
ata
se
rin
g,m
ag
an
g&
be
asisw
ab
gd
ose
n
•P
ro
gra
mp
en
in
gka
ta
nju
mla
hp
en
elitia
n
•P
ro
gra
mp
ro
diu
ng
gu
la
np
erg
uru
an
tin
gg
i
•P
ro
gra
mp
en
ge
mb
an
ga
nb
ud
aya
pe
ne
litia
nd
ika
mp
us-ka
mp
us
(m
en
talis
t&
be
ha
vio
rist
ap
pro
ach
es)
•P
em
be
ria
nin
se
ntifrise
tya
ng
be
rp
ote
nsip
ate
n
•P
en
in
gka
ta
np
op
ula
sim
ah
asisw
aa
sin
gp
ad
a2
0P
Tte
rb
aik
-
-
AP
KP
T=
18
%
10
PT
me
ng
elo
la
&m
ela
ksa
na
ka
np
en
elitia
nse
ca
ra
te
rd
ese
ntra
lia
si
25
PT
me
milikip
erp
usta
ka
an
be
rta
ra
f
in
te
rn
asio
na
l
Ju
mla
hd
an
ka
pa
sita
sP
TS
me
nin
gka
t2
0%
50
%P
TN
me
nja
diB
HP
Pu
blika
sia
rtike
lilm
ia
hp
dju
rn
alin
te
rn
asio
na
lm
en
in
gka
t3
0%
Re
nca
na
pe
nd
iria
nP
olite
kn
ik
did
ae
ra
h-d
ae
ra
hd
ite
ta
pka
n
Bu
ku
te
ks
ya
ng
ditu
lis
do
se
nm
en
in
gka
t5
0%
5ju
ru
sa
nP
Tm
asu
k1
00
be
sa
rA
sia
/d
un
ia
60
ha
silp
en
elitia
nb
erp
ate
n
Te
rla
ksa
na
nya
ske
ma
ba
ntu
an
ke
ua
ng
an
ba
gi1
5%
ma
ha
sisw
a(m
iskin
)
Pro
gra
mstu
di
pe
nd
id
ka
nvo
ka
siyg
be
rku
alita
sn
aik
50
%
Do
se
nd
gn
pe
nd
id
ika
nS
2/S
3m
en
ja
di7
0%
Pe
ng
an
gg
ura
nb
erp
en
did
ika
ntin
gg
itu
ru
n5
0%
50
%L
PT
Kte
ra
kre
dita
si“b
aik”
(A
&B
)
10
PT
me
ne
ra
pka
np
em
be
la
ja
ra
nd
an
pe
ne
litia
nb
erb
asis
IC
T
Ma
ha
sisw
aa
sin
gp
ad
a2
0P
Tte
rb
aik
me
nca
pa
i5
%
Te
mu
an
pe
nyim
pa
ng
an
UU
PN
BP
0%
Ditje
nD
iktim
era
ih
IS
O9
00
1
Ju
mla
hp
olite
kn
ik
me
nca
pa
i1
80
124
Kebij
akan
Pem
bangunan
Lim
aTahun
2005
-2010
Dir
ekto
rat
Jendera
lD
IKTI
125
Kebij
akan
Pem
bangunan
Lim
aTahun
2005
-2010
Dir
ekto
rat
Jendera
lPM
PTK
Dir
Pro
f,
Te
nd
ik
•P
en
in
gka
ta
nK
om
pe
te
nsiP
&T
Km
en
uju
Be
nch
ma
rk
Re
gio
na
l&
In
te
rn
atio
na
l
Se
sD
itje
n
Se
s
Ditje
nD
ir.
Pro
f,
Te
nd
ik
Pe
rlu
as
an
da
nP
em
era
taa
nA
ks
es
•P
em
ba
ng
un
an
siste
min
fo
rm
asi&
ko
mu
nika
sid
ala
mp
en
ge
lo
la
an
P&
TK
(G
uru
,K
ep
se
k,
Pe
ng
aw
as,W
id
ya
isw
ara,
Pa
mo
ng
Be
la
ja
r,
Pu
sta
ka
wa
n,
La
bo
ra
n,T
uto
r,
Te
kn
isi
IC
T,T
LD
,
Te
na
ga
Ad
min
&K
eu
,d
ll)
•P
enyusunan
rencana
kebutuhan
serta
strategipem
enuhan
dan
pem
erataan
P&
TK
•P
en
ge
mb
an
ga
nm
od
elp
en
yia
pa
n&
pe
ne
mp
ata
nP
&T
Ku
tk
da
era
hkh
usu
s
Ese
lo
nII
Go
ve
rna
nc
e,
Ak
un
tab
ilit
as
da
nP
en
cit
raa
nP
ub
lik
•P
en
yu
su
na
nke
bija
ka
np
en
ge
lo
la
an
P&
TK
da
nsa
tu
an
ke
rja
da
la
mlin
gku
pp
em
bin
aa
n
Ditje
nP
MP
TK
•P
en
ge
mb
an
ga
nsiste
md
an
pe
ng
elo
la
an
P&
TK
se
ca
ra
tra
nsp
ara
nd
an
aku
nta
be
l
•P
en
in
gka
ta
nka
pa
sita
ssta
fd
ala
mp
ere
nca
na
an
da
ne
va
lu
asip
ro
gra
m.
•M
en
so
sia
lisa
sika
nd
an
me
ng
ko
mu
nika
sika
nke
bija
ka
nd
an
pro
gra
mp
en
in
gka
ta
nm
utu
P&
TK
•P
en
ge
mb
an
ga
nsiste
md
an
pe
la
po
ra
nkin
erja
sa
tu
an
ke
rja
dilin
gku
ng
an
Ditje
nP
MP
TK
•F
asilita
sib
an
tu
an
pe
rlin
du
ng
an
hu
ku
mb
ag
iP
&T
K
Se
sD
itje
n•
Pe
ng
em
ba
ng
an
ke
mitra
an
de
ng
an
LP
TK
da
nin
sta
nsi/o
rg
an
isa
site
rka
it
da
la
mp
rese
rvic
etr
ain
ing
da
nin
se
rvic
etr
ain
ing
ba
giP
&T
K
BA
NS
/M
,B
AN
PN
F
•P
em
an
fa
ata
nh
asila
kre
dita
sip
en
did
ika
nd
asa
rd
an
me
ne
ng
ah
se
rta
pe
nd
id
ika
nn
on
fo
rm
al
un
tu
kp
en
in
gka
ta
nm
utu
.
Ese
lo
nII
•P
en
ge
mb
an
ga
nsiste
md
an
pe
la
ksa
na
an
pe
nja
min
an
mu
tu
se
ko
la
h
Dir
Pro
f,
Te
nD
ik
,
PN
F,
Dikla
t
•P
en
ge
mb
an
ga
nsiste
mse
rta
pe
mb
in
aa
np
ro
fe
sid
an
ka
rir
P&
TK
•P
en
ge
mb
an
ga
nsiste
md
an
pe
nin
gka
ta
nko
mp
ete
nsiP
&T
K
Dir
Pro
f,
Te
nD
ik
,P
NF
•S
ertifikasipendidik
dan
tenaga
kependidikan
PN
F
Mu
tu,
Re
lev
an
sid
an
Da
ya
Sa
ing
•P
enyusunan
rencana
pengem
bangan
mutu
P&
TK
•P
engem
bangan
sistem
dan
pelaksanaan
penilaian
kinerja,
kesejahteraan,
penghargaan
da
np
erlin
du
ng
an
P&
TK
se
ca
ra
be
rta
ha
p.
•P
en
in
gka
ta
nku
alifika
siP
&T
K
PIC
To
ng
ga
k-T
on
gg
ak
Ku
nc
iK
eb
erh
as
ila
n(K
EY
DE
VE
LO
PM
EN
TM
ILE
ST
ON
ES
)
20
06
20
08
20
10
20
09
20
07
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
ST
RA
TE
GIS
II
Dim
ula
in
ya
pe
ng
em
ba
ng
an
Ke
mitra
an
de
ng
an
LP
TK
da
nin
sta
nsi/o
rg
an
isa
si
pro
fe
si
te
rka
itd
ala
mp
rese
rvic
etr
ain
ing
da
nin
se
rvic
etr
ain
ing
ba
giP
&T
K
Te
rb
an
gu
nn
ya
siste
mp
ere
nca
na
an
&p
em
en
uh
an
ke
bu
tu
ha
nP
&T
K
Dim
ula
in
ya
pe
ne
ra
pa
nsiste
mke
se
ja
hte
ra
an
,p
en
gh
arg
aa
nd
an
pe
rlin
du
ng
an
P&
TK
se
su
aiU
UG
uru
da
nD
ose
n
Dite
ra
pka
nn
ya
sta
nd
ar
pe
la
tih
an
&p
en
ge
mb
an
ga
nP
&T
K
40
%G
uru
,K
ep
se
k,d
an
Pe
ng
aw
as
be
rse
rtifika
tp
ro
fe
si
Dite
ra
pka
nn
ya
sta
nd
ar
ko
mp
ete
nsi&
siste
mse
rtifika
siP
&T
K
80
%ke
bu
tu
ha
ng
uru
utk
se
tia
pje
nis
da
nje
nja
ng
pe
nd
id
ika
nte
rp
en
uh
i
&2
5%
un
tu
kT
K
Dite
ra
pka
nn
ya
siste
mp
en
ila
ia
nkin
erja
,p
en
gh
arg
aa
nd
an
ke
se
ja
hte
ra
an
gu
ru
be
rse
rtifika
tp
ro
fe
si&
P&
TK
la
in
nya
Te
rse
dia
nya
in
fo
rm
asiP
&T
Kse
ca
ra
on
-lin
e
20
%K
ab
up
ate
n/K
ota
ya
ng
me
ng
ala
mi
ke
ku
ra
ng
an
/ke
tid
akm
era
ta
an
gu
ru
su
da
hte
rp
en
uh
i
Re
nca
na
in
du
kp
en
ge
mb
an
ga
nM
utu
P&
TK
15
%g
uru
PA
UD
be
rp
en
did
ika
nm
in
.S
1/D
4
Dite
ra
pka
nn
ya
siste
mp
en
ja
min
an
mu
tu
dise
mu
ase
ko
la
h…
Te
rsu
su
nn
ya
ke
bija
ka
np
en
ge
lo
la
an
P&
TK
disa
tu
an
ke
rja
Te
rse
dia
nya
la
ya
na
nb
an
tu
an
hu
ku
mb
ag
iP
&T
Kd
ise
tia
pp
ro
vin
si
Te
rso
sia
lisa
sika
nn
ya
ke
bija
ka
nd
an
pro
gra
mP
MP
TK
dib
erb
ag
ai
fo
ru
m&
me
dia
Te
rb
an
gu
nn
ya
siste
mp
en
ja
min
an
mu
tu
gu
ru
&K
ep
se
ku
tk
pe
se
rta
olim
pia
de
in
te
rn
asio
na
l
25
%g
uru
SD
be
rp
en
did
ika
nm
in
.S
1/D
4
60
%g
uru
SM
Pb
erp
en
did
ika
nm
in
.S
1/D
4
80
%g
uru
SM
A/S
MK
be
rp
en
did
ika
nm
in
.S
1/D
4
2L
PM
Pd
an
6P
PP
Gm
em
pe
ro
le
hIS
O9
00
1
4L
PM
Pd
an
Ditje
nP
MP
TK
me
mp
ero
le
hIS
O9
00
1
12
LP
MP
da
n3
PP
PG
me
mp
ero
le
hIS
O9
00
1
12
LP
MP
da
n3
PP
PG
me
mp
ero
le
h
IS
O9
00
1
126
Kebij
akan
Pem
bangunan
Lim
aTahun
2005
-2010
Dir
ekto
rat
Jendera
lPLS
Seluruh
Eselon
II
Go
ve
rna
nc
e,A
ku
nta
bil
ita
sd
an
Pe
nc
itra
an
Pu
bli
k
Pe
ng
ua
ta
nka
pa
sita
ske
le
mb
ag
aa
nP
NF
ba
ik
dip
usa
tm
au
pu
nd
ae
ra
h
Pe
ma
nfa
ata
nIC
Td
ala
mp
en
ge
lo
la
an
PN
F
Pe
mb
erd
aya
an
pa
rtisip
asim
asya
ra
ka
td
ala
mp
en
ge
lo
la
an
PN
F
Seluruh
Eselon
II
Mu
tu,R
ele
va
ns
id
an
Da
ya
Sa
ing
Pe
nja
min
an
mu
tu
le
mb
ag
a,p
en
did
ik
da
np
ese
rta
did
ik
PN
F
Pe
ng
em
ba
ng
an
mo
de
l-m
od
elu
ng
gu
la
nle
mb
ag
aP
NF
se
su
aid
en
ga
n
ke
un
gg
ula
nlo
ka
lm
asin
g-m
asin
gd
ae
ra
h
Me
mb
an
gu
nke
mitra
an
,b
aik
an
ta
rle
mb
ag
aP
NF
ma
up
un
an
ta
ra
le
mb
ag
aP
NF
de
ng
an
du
nia
in
du
stri
Pe
ma
nfa
ata
nIC
Td
ala
mp
em
be
la
ja
ra
nd
an
eva
lu
asip
ro
gra
m-p
ro
gra
m
PN
F
Kursus
&
Kelem
bagaan
Pe
rlu
asa
nku
rsu
sd
an
ke
te
ra
mp
ila
nya
ng
be
ro
rie
nta
sip
ad
ake
bu
tu
ha
n
ma
sya
ra
ka
na
ka
nke
ca
ka
pa
nh
id
up
da
nke
te
ra
mp
ila
n.
Kesetaraan
Dir.B
in
Dir.P
AU
D
Pe
rlu
asa
nla
ya
na
nP
AU
Dm
ela
lu
ip
em
be
rd
aya
an
ma
sya
ra
ka
t
Dir.
Diknas
PIC
To
ng
ga
k-T
on
gg
ak
Ku
nc
iK
eb
erh
as
ila
n(K
EY
DE
VE
LO
PM
EN
TM
ILE
ST
ON
ES
)
20
06
20
08
20
10
20
09
20
07
Pe
me
rata
an
da
nP
erl
ua
sa
nA
ks
es
•P
ela
ksa
na
an
ge
ra
ka
nn
asio
na
lp
em
be
ra
nta
sa
nb
uta
aksa
ra
se
ca
ra
in
te
nsif.
Pe
rlu
asa
nd
an
pe
me
ra
ta
an
akse
sP
NF
me
la
lu
ip
en
in
gka
ta
nke
mitra
an
an
ta
ra
pe
me
rin
ta
hd
an
ma
sya
ra
ka
t
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
ST
RA
TE
GIS
Pe
rlu
asa
nP
ake
tA
da
nP
ake
tB
un
tu
km
en
un
ja
ng
Wa
ja
r9
ta
hu
nse
rta
ekste
nsifika
siP
ake
tC
.
A
PIC
To
ng
ga
k-T
on
gg
ak
Ku
nc
iK
eb
erh
as
ila
n(K
EY
DE
VE
LO
PM
EN
TM
ILE
ST
ON
ES
)
Pe
se
rta
Pe
nd
id
ika
nK
eca
ka
pa
nH
id
up
usia
>1
5ta
hu
n
me
nca
pa
i1
5%
AP
KP
AU
D(N
onform
al2
–4
thn)
=35%
Pe
ne
ta
pa
nS
ke
ma
ke
rja
sa
ma
Pro
gra
mP
NF
an
ta
ra
Pe
me
rin
ta
hd
an
Ma
sya
ra
ka
t
Pe
lu
ncu
ra
nR
efo
rm
asiK
ese
ta
ra
an
Pa
ke
tA
,B
,d
an
C
Paket
Cdiikuti25
%D
OS
MP
/M
Ts
50
%tam
atan
SM
P/M
Ts
yang
tid
ak
me
la
nju
tka
n
25
%K
ab
up
ate
n/K
ota
me
miliki
mo
de
lP
NF
un
gg
ula
nT
BM
/K
BU
20
%le
mb
ag
ad
an
pro
gra
mP
NF
te
la
hte
rsta
nd
arisa
si
Dim
ula
in
ya
pe
ma
nfa
ata
nIC
Tu
ntu
kP
NF
Dite
ta
pka
nn
ya
10
je
nis
da
nva
ria
sip
ro
gra
mP
NF
be
ro
rie
nta
si
life
skillya
ng
did
uku
ng
pe
ng
em
ba
ng
an
nya
Pe
ne
ta
pa
nm
eka
nism
ep
ola
pe
mb
erd
aya
an
ma
sya
ra
ka
td
ala
mra
ng
ka
pe
rlu
asa
nla
ya
na
nP
AU
Dn
on
fo
rm
al
Pe
nya
nd
an
gB
uta
aksa
ra
usia
>1
5ta
hu
nku
ra
ng
5%
Te
rla
ya
ni
25
%D
OS
Dm
ela
lu
iP
ake
tA
da
n5
0%
lu
lu
sa
nS
Dtd
k
me
la
nju
tka
n,
se
rta
da
n5
0%
DO
SM
Pm
ela
ku
ka
nP
ake
tB
Ditje
nP
LS
,te
rm
asu
k5
BP
-P
LS
Pm
era
ih
IS
O9
00
1
127
Kebij
akan
Pem
bangunan
Lim
aTahun
2005
-2010
Ba
litb
an
g
Puskur
Puspen
dik
Pe
nin
gk
ata
nM
utu
,R
ele
va
ns
i,d
an
Da
ya
Sa
ing
•Layanan
profesionalP
engem
bangan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
pada
tingkatprovinsidan
kabupaten/kota
serta
unitterkait
yang
lain
•P
engem
bangan
sistem
penilaian
untuk
berbagaikepentingan
pendidikan
•E
valuasiP
endidikan
Nasionaluntuk
penjam
inan
mutu
pendidikan
•B
AN
S/M
•B
AN
PN
F
•B
AN
PT
•B
SN
P
Puslit
PIC
Pe
rlu
as
an
da
nP
em
era
taa
nA
ks
es
•P
enelitian
biaya
&pendanaan
wajar
9th.bebas
pungutan
serta
perluasan
akses
PA
UD
,dikm
en,&
dikti,term
asuk
inovasinya
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
ST
RA
TE
GIS
Set
To
ng
gak
-To
ng
gak
Ku
nciK
eb
erh
asilan
(KE
YD
EV
EL
OP
ME
NT
MIL
ES
TO
NE
S)
2006
2008
2010
2009
2007
Modelpendanaan
pendidikan
tersusun
Mas
ukan
utk
BS
NP
ttgst
anda
rbi
aya
pend
idik
anka
b/ko
tadi
hasi
lkan
Mas
ukan
ttgst
anda
rba
rubi
aya
pend
idik
anka
b/ko
tadi
hasi
lkan
Mo
de
l-m
od
elku
riku
lu
mp
ad
atin
gka
t
satuan
pendidikan
sesuaiS
NP
tersusun
Tersedianya
bank
soalnasionalterkalibrasidan
benckm
ark
perkem
bangan
sisw
adan
satuan
pdd.
Terpetakannya
mutu
pendidikan
nasionalm
enurut
provinsi/kab/kota
Tersedianya
profile
kem
ajuan
hasilbelajar
sisw
adiseluruh
prov./kab.kota
Terpetakannya
mutu
penyelenggaraan
pdd.m
enurutprov/kab/kota
Bantuan
profesionalpengem
bangan
&im
plem
entasikur.tingkat
satuan
pdd.sesuaiS
NP
sem
ua
prov.dan
50%
kab./kota
tersedia
Tersedianya
modelpenilaian
tes
adaptif
Akreditasisekolah/m
adrasah
(100%
)
Standar
Isi&
Standar
Kom
epetensiLulusan
ditetapkan
AkreditasiprodiP
T(100%
)
AkreditasiP
NF
(50%
)
Std.
Pem
biayaan,S
td.
Proses
&S
tandar
Penilaian
ditetapkan
Std.pendidik
&tendik
UN
sesuaistandar
dalam
SN
Pm
ulai
dilaksanakan
UN
SD
mulaidilaksanakan
Sem
ua
mata
pelajaran
SD
/M
I,S
MP
/M
TS
,dan
SM
A/M
Asudah
mem
ilikibuku
teks
layak
menurut
BS
NP
30
mata
pelajaran
SM
Ksudah
mem
ilikibuku
teks
layak
menurut
BS
NP
UN
Kesetaraan
mulaidilaksanakan
Puslit
PS
P
Puslit
Set
PIC
To
ng
ga
k-T
on
gg
ak
Ku
nc
iK
eb
erh
as
ila
n(K
EY
DE
VE
LO
PM
EN
TM
ILE
ST
ON
ES
)
20
06
20
08
20
10
20
09
20
07
•P
eningkatan
sarana
dan
prasarana
IT
tingkatP
usat,P
rovinsi,
kabupaten/kota,dan
sekolah
•P
engem
bangan
Jaringan
Litbang
•Te
rse
le
ng
ga
ra
nya
po
olin
g-p
oo
lin
gu
tk.m
en
gu
ku
rcitra
De
pd
ikn
as
•P
eningkatan
sistem
manajem
en
mutu
•P
enyusunan
RU
UB
HP,R
UU
Bahasa,R
UU
Perbukuan,dan
RU
Ulainnya
serta
peraturan
pem
erintah
yang
berkaitan
dengan
pendidikan
KE
GIA
TA
NP
OK
OK
ST
RA
TE
GIS
20
06
20
08
20
10
20
09
20
07
Go
ve
rna
nc
e,A
ku
nta
bil
ita
s,d
an
Pe
nc
itra
an
Pu
bli
k
•P
en
elitia
n&
in
ova
site
nta
ng
pe
ng
elo
la
an
SD
M,p
ra
sa
ra
na
,d
an
sa
ra
na
pendidikan
sesuaiS
NP
,
Pangkalan
data
dan
inform
asipendidikan
berbasis
website
(p
ad
atid
iksisw
eb
)p
ro
v/ka
b/ko
ta
dib
an
gu
n
Sistem
dan
mekanism
einventarisasi
sum
ber
daya
pendidikan
dihasilkan
Padatidiksisw
eb
didayagunakan
untuk
perum
usan
kebijakan
nasioonal
Inform
asiefisiensidan
efektivitas
pengelolaan
tentang
sum
ber
daya
pendidikan
dihasilkan
Jaringan
(netw
orking)
litbang
disem
ua
provinsidan
kabupaten/kota
serta
tingkat
internasionalterlaksana
Pen
dapa
tm
asya
raka
t ten
tang
kinerja
Depdiknas
mulaidiketahui
ISO
9001
dira
ih
UU
BH
PU
UP
erbukuan
UU
Bahasa
PP
BH
PP
PP
erbukuan
PP
Bahasa
PP
Guru
&D
osen
PP
Sisdiknas
128
Kebij
akan
Pem
bangunan
Lim
aTahun
2005
-2010
Ba
litb
an
g
PERATURANMENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 32 TAHUN 2005
TENTANG
RENCANA STRATEGISDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN 2005-2009
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perlu menetapkan Peraturan MenteriPendidikan Nasional tentang Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4287);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4437);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara PemerintahPusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4586);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4405);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan AnggaranKementerian/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406);
129
Salinan
10.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4496);
11.Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005, tentang Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional Tahun 2004-2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11);
12.Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, SusunanOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;
13.Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet IndonesiaBersatu, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan PresidenNomor 20/PTahun 2005;
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG RENCANA STRATEGISDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALTAHUN 2005 2009.
(1) Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005 2009 menjadi pedoman dan acuan bagisetiap penyelenggara pembangunan dan pengembangan pendidikan di pusat dan daerah.
(2) Sistimatika Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005 2009 adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUANBAB II DASAR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONALBAB III KEBIJAKAN POKOK PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONALBAB IV RENCANAPEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONALJANGKAPANJANGBAB V RENCANAPEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONALJANGKAMENENGAH 2005-2009BAB VI STRATEGI PEMBIAYAANBAB VII SISTEM PEMANTAUAN DAN EVALUASI
(3) Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantumdalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
(1) Rencana Strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dijabarkan ke dalam rencana program jangkamenengah unit utama.
(2) Rencana Strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dijabarkan setiap tahun ke dalam Rencana KerjaTahunan Departemen Pendidikan Nasional.
Pelaksanaan Rencana Strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dievaluasi setiap tahun dan dievaluasisecara keseluruhan pada akhir pelaksanaannya.
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari Tahun 2005.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 26 Desember 2005
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Salinan sesuai dengan aslinya,Biro Hukum dan OrganisasiDepartemen Pendidikan Nasional,Kepala Bagian Penyusunan Rancangan MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,Peraturan Perundang-undangan, TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Muslikh, S.H.NIP 131479478
130
D Paftar ustaka
1. Balitbang Departemen Pendidikan Nasional :Jakarta : Balitbang, Depdiknas, 2004
2. ------,Jakarta : Balitbang, Depdiknas, 2004
3. ------, Jakarta: Balitbang, Depdiknas, 20054. ------, Jakarta: Balitbang, Depdiknas, 20055. ------, Jakarta: Balitbang, Depdiknas, 20056. ------, Jakarta : Balitbang, Depdiknas, 20057. ------,
Jakarta : Balitbang, Depdiknas, 20058. ------,
. Jakarta : Balitbang, Depdiknas, 20059. ------,
Jakarta : Balitbang, Depdiknas, 200510. ------,
Jakarta : Balitbang, Depdiknas, 200511. Bappenas, Jakarta : Bappenas, 200512. BPS, Bappenas & UNDP,
Jakarta : BPS, Bappenas dan UNDP, 200413. Depdiknas,
Jakarta: Depdiknas, 200514. ------,
Balitbang, Depdiknas, 200315. ------,
Jakarta : Sesjend, Depdiknas, 2005-08-22 Balitbang,16. Depnakertrans,
Jakarta : Depnakertrans, 200517. ------, . Jakarta : Depnakertrans, 200418. Ditjen PLSP Depdiknas, .
Jakarta : Ditjen PLS, 200519. Ghozali, Abbas, dkk,
Jakarta : Balitbang, Depdiknas, 200420. Mc Mahon,
Jakarta : Balitbang, Departemen Pendidikan Nasional, 200221. SAKERNAS BPS,
Jakarta : BPS, 200422. Setjen. Depdiknas,
Jakarta, 200523. Sudibyo, Bambang,
. Jakarta 2005
24. Tani, Andrew EB,Management Technologies BVI, 1995, 1997, 2003.
25. UNESCO,: Unesco, 2000
Proyeksi Guru Tahun 2003/2004 2009/2010.Proyeksi Pendidikan Tahun 2003/2004 2009/2010.
RPP tentang Penyelenggaraan Pendidikan.RPP tentang Pendidikan Dasar Menengah.RPP tentang Badan Hukum Pendidikan.RPP tentang Wajib Belajar.RPP tentang Pengelolaan dan Pendanaan Pendidikan.
Ujian Nasional SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK,Tahun Pelajaran 2004/2005Evaluasi Pelaksanaan Program Tahun 2004 2005 dan Rencana Program 2006.
Wajah Pendidikan Bangsa :Hasil Survay Pendidikan Nasional 2003 Tingkat Pendidikan Dasar dan PendidikanMenengah.
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan.Laporan Pembangunan Manusia Indonesia :
Ekonomi dari Demokrasi, Membiayai Pembangunan Manusia Indoenesia.
Kumpulan Hasil Presentasi Unit Utama Depdiknas pada Rapat Kerja NasionalDepartemen Pendidikan Nasional.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasiona Pendidikan.
Rencana Tenaga Kerja Nasional 2004-2009.
Rencana Tenaga Kerja Nasional Tahun 2005Program Pendidikan Luar Sekolah Tahun 2006
Analisis Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah.
.
Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia,.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Depdiknas.
Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional :Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Departemen Pendidikan Nasional
,
.France
The Dakkar for Action ;
Education Sector Review
Labor Force Situation in Indonesia
Orbex Plan , Orbex Implement , Orbex Evaluate
Education For Me; Meeting Our Collectiv Commitment
© © ©
131