208 ISSN 0216 - 3128 Prayitllo, dkk.if,.")
PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEW ARNA ALAM DARILIMBAH KAYU MAHONI
Prayitno, Endro Kismolo dan NurimaniwatiPuslitballg Tekllologi Maju, BATAN, Yogyakarta
ABSTRAK
PROSES EKSTRAKSI BAHAN PEWARNA ALAM DARI UMBAH KA YU MAHONI. Telah dilakukall
percobaall proses ekstraksi bahall pewama alam dari limbah kayu maholli. Tujuall percobaan illi adalahulltuk memperoleh kOlldisi terbaik proses ekstraksi kayu mahoni bahan pewama mellggunakall rotavapor.Limbah kayu bahan pewama yang dipakai kayu mahoni, berat 200, 300, 400, 500, 600 gram; diekstraksipada su/1II 50, 60. 70. 80 . 9(f'C dan waklll ekstraksi 30, 60, 90, /20 , 150 mellit, pada kondisi mendidihkOllstallt dalam media aquadest. Larutan ekstrak yallg diperoleh dipallaskan sampai diperoleh serbuk bahallpewama. Dari hasil percobaan diperoleh hasil yang dapat disimpulkan bahwa kOlldisi terbaik dicapaiuntuk berat serbuk kayu 400 gram, su/1lI 6(f'C, waktu proses 90 menit dall diperoleh /wsil serbuk pewamaterballyak 9.26 gram.
ABSTRACT
EXTRACTION PROCESS OF THE NATURAL MAHONI WOOD WASTE. The extractioll of the Ilaturalma/lOlli wood waste. The experiment is aim at obtaining the optimllm conditioll of the extraction process oflIIahOlli wood waste dyes usillg rota vapor. The wood waste dyes used were mahoni woods, as the variolls
weight of 200. 300, 400, 500, 600 gralll; were extracted at the temperature of 50, 60, 70, 80, 900 C alld were
process of extracted of 30, 60, 90, /20 and /50 minlltes, at the constalll boiling condition ill aqllades media.The extract SOllltioll obtailled was heated lip to be a powder of dyes. The experimellt gailled reslllt that callhe cOllclllded that the best cOllditioll was weight at grain 400 gram. boiling temperature at 60"C alld tillle 911
IIIillIlles, the hest of extract SOllllioll weight of9,26 gralll.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dunia industri dewasaini menuntut konsep industri berwawasanlingkungan, yaitu pemanfaatan teknologi untukindustri sebesar-besarnya dengan tingkatpencemaran lingkungan yang sekecil-kecilnya.Pada industri penyamakan kulit dan tekstil untukkeperluan pewarnaan bahan kulit banyakdipergunakan bahan pewarna. Bahan pewarnauntuk industri modem biasanya mempergunakanzat warna sintesis yang sebagian besar masih diimport dari ncgara maju. Kondisi demikianmenjadikan biaya proses industri tersebut menjadi\cbih maha!. Zat warna yang sering digunakandalam industri tersebut adalah jenis napthol, asam,direk. Ketiga jenis pewarna sintetis tersebut didugabersifat karsinogenik, yang dapat menyebabkan
pen yak it kanker (I.").
Oalam pemakaian zat warna sintetis,mcskipun SCCaI'anyata telah membuktikan kualitashasil pcnyamakan dan pcwarnaan yang baik, tetapiair bllangan sisa proses tersebut mempunyaipotensi pencemaran lingkungan. Oleh karena ituindustri yang mempergunakan zat warn a sintetisdiharuskan mengeluarkan biaya yang besar untuk
mengelola air buangan terse but agar tidakmencemari lingkungan. Berbeda dengan zat warnasintetis, l)1aka pemakaian zat warna alam dalampewarnaan tekstil dan penyamakan kulit cenderunglebih bersifat ramah lingkungan, karena didalamnya tidak mengandung senyawa-senyawaatau logam-logam tertentu yang secara kimia atauklinis berpotensi mencemari lingkungan, zat warn aalam ini merupakan bahan organik sehinggacenderung lebih mudah untuk didegradasi olehlingkungan. Oi Indonesia yang memiliki iklimtropis ban yak tumbuh tanaman, baik tanaman lunakmaupun tanaman keras yang mengandung bahanpewarna berkualitas tinggi. Tanaman terse butmisalnya : kayu nangka, kayu mahoni, kayutegeran, dan sebagainya, yang mampu memberikanderet warna tertentu yang terapis untuk kebutuhanpewarnaan pada industri tekstil maupunpenyamakan kulit (".3).
Pemakaian zat warna sintetis lebih
disebabkan karena faktor kemudahan memperolehzat warn a sintetis juga karena faktor zat warnaalam beillm optimal. Tetapi mengingat harga zatpewarna sintetis yang cenderung mahal sertapotensi pencemaran lingkungan akibat pemakaianzat warna sintetis cukup besar disamping itu juga
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Prayitllo, dkk. ISSN 0216 - 3128 209
zat warna sintetik mengandung azodyes tertentuyang telah dilarang penggunaannya , makapemakaian zat warn a alam perlu dibudayakan.Sejalan dengan hal diatas diperlukan penelitianuntuk pengambilan zat warna alam dan kayu.Dalam hal ini tahapan proses pembuatan zat warnaalam pada umumnya meliputi sortasi bahan kayu,preparasi bahan kayu, ekstraksi dan perendaman,penyaringan, pemekatan, powderisasi, sterilisasidan pewadahan. Pada penelitian ini akan digunakanserbuk gergaji kayu mahoni sebagai zat pewarnadengan proses ekstraksi menggunakan Rotavapor
R-151. Kayu mahoni tersebut merupakan jeniskayu yang banyak terdapat di Indonesia danmerupakan jenis kayu yang kuat sehingga banyakdigunakan untuk bahan bangunan maupun industrimebe!. Dalam pengolahan kayu menjadi bahanbangunan dan mebel tersebut akan dihasilkanlimbah kayu yang berupa serb uk, umumnya serbukkayu ini belum dimanfaatkan secara optimal,padahal kayu mahoni ini mengandung tanin yangberfungsi sebagai penyamak kulit, disamping itujuga berfungsi sebagai pewarna yang akanmemberikan warna cokelat atau kecokelatan.
Sehingga apabila kandungan tanin dalam kayumahoni ini diambil, maka hasilnya dapatdiaplikasikan untuk pewarna, dan karenamerupakan zat warna alam maka penggunaan zatwarna dari kayu mahoni ini dapat meminimasikadar limbah yang dihasilkan (3.5).
Dari latar belakang dapat disusun masalahsebagai berikut : Apakah zat warna kayu mahonidapat diambil secara ekstraksi menggunakanRotavapor dengan aquadest sebagai pelarutnya.Bagaimana pengaruh waktu ekstraksi, suhuekstraksi dan berat serbuk gergaji kayu mahoniterhadap berat serbuk pewarna yang dihasilkan.Apakah zat warna yang dihasilkan dapat digunakanuntuk mewarnai kulit ataupun teksti!. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh variasiwaktu ekstraksi, suhu ekstraksi dan berat serbukgergaji kayu mahoni terhadap berat serbukpewarna yang dihasilkan. Kayu mahoni yangsudah tua dapat digunakan sebagai sumber zatwarna alamo Sumber zat warna alam pada kayumahoni ini terdapat pada kayu gubal maupun kayuteras dan sifat zat warna yang dihasilkan adalahnon toksik dan mengandung tanin 6,5 % yangbcrfungsi sebagai penyamak nabati pada kulit danjuga sebagai pewarna. Dalam aplikasinya, makazat warna alam dari kayu mahoni dapat digunakanuntuk mcwarnai kain, sedangkan warna yangdihasilkan tergantung dcngan larutan yangditambahkan, yaitu :
I. Penambahan larutan kapur akan menghasilkanwarna cokclat
2. Penambahan larutan tawas akan menghasilkanwarna cokelat muda
3. Penambahan larutan tunjung akan menghasilkanwarna cokelat kearah hijau
Pada proses pewarnaan tersebut konsentrasizat warna yang digunakan adalah 5%. Sedangkanbahan yang digunakan untuk percobaan adalahkain katun dengan menggunakan mordant, yaitutawas (alum) dan soda abu, lama proses-J}ewarnaan1 jam dengan 3 kali pencelupan dalam zat warnadan lama tiap kali pencelupan 20 menit (6,7.8).
Untuk mengambil zat warna alam dari kayumahoni dapat dilakukan secara ekstraksi, yaitumemisahkan zat warn a dari serbuk gcrgaji kayumahoni dengan aquadest sebagai pelarut, danproses pengambilan zat warna tersebut dapatdilakukan dengan menggunakan alat Rotavaporpada suhu rendah (3,9). Berdasarkan tinjauanpustaka tersebut diatas, maka penulis mengajukanhipotesis sebagai berikut : Berat zat warna yangdihasilkan dari serbuk gergaji kayu mahonidipengaruhi oleh waktu ekstraksi, suhu ekstraksidan berat serbuk gergaji kayu mahoni. Zat warnayang dihasilkan dapat digunakan untuk mewarnaikulit maupun teksti!.
METODE PENELITIAN
Bahall yallg digullakall
I. Limbah serbuk kayu mahoni
2. Aquadest
Alat yallg digullakall
I. Rotavapor R-151 Standart
2. Timbangan analitik
3. Lampu pemanas
4. Piranti gelas dan porselen
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
210 ISSN 0216 - 3128 Prayitllo, dkk.
Gambar 1. Alat ROlavapor Type R.151
Kererangan :
1. Pemanas Air Water Bath
2. Labu RotavaporDcstilat
3. Kontrol Box Operations
Pelaksallllall Pelleliliall
Limb4hkayu + Aqu4dest
4. Pendingin5. Penampung
6. Pompa Vakum
Dari Tabel 1 tersebut cliatas clapat cliketahuibahwa berat serbuk pewama yang dihasilkandengan variasi berat serbuk kayu mahoni (200,300, 400, 500 dan 600 gram) adalah 6,5734 ;
7,6973; 9,2597; 6,8411dan 7,0437gram.
Tabel 1. Bera/ serbuk pewarna hasil variasiberat serbuk gergaji kayu mahoni, suhuekstraksi 60°C, waktu ekstraksi 90 menit
Berat serbukBeratProdukNo
gergaji kayuzat warnaserbukmahoni (gram)
(gram)(%)I.
2006,57343,286
2.
3007,69732,567
3.
4009,25972,314
4.
5006,84111,368
5.
6007,04371,173
10
EkstraksiPernanasan sid sul1ustabil, pengaduhl\ 100rprnbm! se>buk",,,aji kayu nuroni( 200,])0. 400,500 danroo p-"",)
( pe>eMaman pad.. suhu kamu; j)"C, ro"C, IO"C, 8)"C, SU"C),waktu ekstraksi (]), ro, 90. lAi dan 150 merUi).sul1uekstraksi
Gambar 2. Diagram Proses Penelirian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pellgarult Nasi! Variasi Beral Serb ukGergaji KaYli MallOlli Terltadap BeralSerhllk Pewllrllll
Pengaruh hasil variasi berat limbah serbuk
gergajian kayu mahoni terhadap berat serbukpewarna dapat dilihat pada Tabel I dan Gambar I.
100 200 300 400 SOO 60) 700
Bcral scrbuk gergaji ka)'u mahooi (gram)
Gambar 1. Grajik hubungan a11lara bera/ serbllkpewarna hasil variasi beral serbllkgergaji kaYlI mahoni, sllhll ekstraksi60°e, wakrll eksrraksi 90 menir
Hal ini menunjukkan bahwa pada vanaslberat 200, 300 dan 400 gram men gal ami kenaikkanberat serbuk pewama yang dihasilkan. Sedangkanpada berat serbuk kayu mahoni 500 dan 600 grammengalami penurunan berat serbuk pewama yangdihasilkan. Dari tabel tersebllt terlihat bahwa
serbuk pewarna terbanyak dihasilkan pada beratserbllk gergaji kaYll mahoni 400 gram, berartibahwa kondisi optimal llntuk mendapatkan zatwama terbanyak adalah pada berat serbuk gergajikayu mahoni 400 gram untuk volume pelarut4.000ml atau agar kelarutan zat warna maksimal,maka perbandingan serbllk gergaji kaYll mahonidengan pelarut adalah 1:10.
Dari faktor berat serbllk zat warna yang
diperoleh, maka dari Tabel I. diatas terlihatkecenderungan bahwa semakin banyak serbllk
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Prayitllo, dkk. ISSN 0216 - 3128 2lJ
Gambar 2. Grafik hubungan an tara berat serbukpewarna hasil variasi terhadap suhu
ekstraksi.
E 4 -----------------------------1f3\ /\ ~ I"~
Walallplln dari data yang diperolch lIntliksuhu ekstraksi 60"C dihasilkan serbllk pewarnatcrbanyak yaitll 3,3394 gram. Hal ini disebabkankarena adanya faktor lain yang berpcngarllh,misalnya proses penyaringan ekstrak kayu mahonisetelah ekstraksi dilakukan secara manual, tingkatkelembaban serbuk kayu mahoni dan juga kondisi
Dari Tabel.2 dan Gambar 2, dapat diketahuibahwa berat serbuk pewarna terbanyak dihasilkanpada suhu ekstraksi 60°C, yaitu sebesar 3,3394 gsehingga dapat dikatakan bahwa kondisi yangpaling baik untuk mendapatkan serbuk pewarnaterbanyak adalah suhu 60°C, tetapi kecenderunganyang terlihat adalah serbuk pewarna yangdihasilkan akan semakin ban yak apabila suhudinaikkan
10060 80
Suhu ckstraksi (oC)
40
I• 20
Suhu ekstraksi (uC) Berat zat warna (gram)28
1,296550
1,762260
3,339470
2,053380
2,803990
2,9953
Dalam penelitian berat serbuk pewarna dariserbuk gergaji kayu mahoni dalam variasi suhuekstraksi, dengan menentukan waktu ekstraksi 90menit. Hal ini karena berdasarkan penelitian variasiwaktu eksh'aksi dengan selisih waktu ekstraksi 30menit untuk setiap titik, tenyata kenaikan berat zat
warna yang dihasilkan terlalu kecil jika dibandingdengan selisih waktu yang dibutuhkan, juga karenauntuk waktu ekstraksi 90 men it dihasilkan serbuk
pewarna terbanyak.
Tabel 2. Serat serbuk pewarna hasil variasi suhu
ekstraksi, berat serb uk gergaji kayumahani 400 g. waktu ekstraksi 90 menit
Pellgarult Hasil Varias; Sultu Ekstraks;Terltadap Bertlt Serbuk Pewama
gergaji kayu mahoni dengan volume pelarut tetap
yaitu 4000 ml, maka zat warna yang dihasilkansemakin banyak. Tetapi pada batas tertentu akan
mengalami punurunan berat zat warna yangdihasilkan. Pada penelitian ini berat serbuk
pewarna yang dihasilkan mengalami kenaikansebesar 1,1239 gram untuk kenaikan berat serbuk
kayu mahoni dari 200 gram menjadi 300 gram,sedangkan untuk berat serbuk kayu mahoni dari
300 gram menjadi 400 gram terjadi kenaikan beratserbuk pewarna sebesar 1,5624 gram, dan untuk
berat serbuk kayu mahoni dari 400 gram menjadi500 gram tcrjadi kenaikan berat serbuk pewarna
sebesar 2,4186 gram. Sedangkan berat serbuk kayu
mahoni dari 500 gram menjadi 600 grammenghasilkan kenaikkan berat serbuk pewarnasebesar 0,2036 gram
Kenaikan berat serbuk pewarna yang
dihasilkan pada berat serbuk kayu mahoni 200,300, 400 gram dengan volume pelarut 4.000 ml
terjadi karena pada berat serbuk kayu mahoniterse but luas permukaan untuk terlarutnya zat
warna masih cukup, artinya zat pelarut yaituaquadest kemampllan untuk mclarutkan zat warn amasih baik. Dalam hal ini kemampuan pelarut akan
baik apabila perbandingan serbuk kayu mahonidengan pelarut adalah I: 10. Sedangkan untuk berat
serbuk kaYli mahoni 500 dan 600 gram mengalamipenllrunan berat serbllk pewarna yang dihasilkan.Hal ini karena luas bidang untuk terlarutnya zatwarn a terlalu sempit yaitu tclah melebihiperbandingan I: 10, sehingga zat warna dari serbuk
kayu mahoni banyak yang tidak terlarutkan denganbaik karena volume pelarut tidak cukup.Disamping itu juga karena dalam penelitian inimenggunakan alat Rotavapor yang mempunyaikapasitas tertentll, dan jumlah zat warna yang
dihasilkan akan ban yak apabila bahan-bahan yangdigunakan dalam proses tidak melebihi kapasitasdari Rotavapor tersebut. Sehingga dalam penelitianini dapat dikatakan bahwa proses yang terjadi akan
baik sampai pada berat serbuk gergaji kayumahoni 400 gram dan selebihnya telah melebihi
kapasitas dari Rotavapor terse but, sehingga zatwarna dalam kaYli mahoni tidak dapat terlarut
dcngan baik karena telah melebihi kapasitas alat,scperti yang tCljadi pada bcrat serbllk gcrgaji kayumahoni 500 dan 600 gram.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
2/2 ISSN 0216 - 3128 Prayitllo, dkk.
proses pembentukan serbuk. Dalam hal ini hanyadisaring kemudian diperas tanpa menggunakan alatpress yang dapat ditentukan tekanannya, sehinggafaktor manusia sang at berpengaruh. Disamping itumung kin karena kondisi serbuk gergaji kayumahoni itu sendiri.
Kecenderungan yang terlihat pada Tabel 2.tersebut diatas bahwa semakin tinggi suhu ekstraksimaka semakin ban yak zat warna yang dihasilkan.Tetapi suhu tersebut tidak boleh melebihi 100°C,karena akan menyebabkan kerusakan zat warna.Dalam hal ini kandungan zat warna akan naik padakisaran suhu dibawah 100°C .Sehingga apabilasuhu ekstraksi melebihi 100°C, maka walaupunserbuk zat \Varna yang dihasilkan ban yak tetapitidak berfungsi sebagai pewarna.
Pengarult Variasi Waktu Ekstraksi terltadapBerat Serbuk Pewama
Penentuan pengaruh waktu ektraksiterhadap bera serbuk pewarna yang diperoleh dapatdilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3.
Tabel 3. Berat serb uk pewarna hasi/ variasi waktu
ekstraksi un/uk 400 gram serbuk gergaji
kaYllmaholli. sullllekstraksi 60°C
Waktu ekstraksi Berat serbuk pewarna
(men it)
(gram)
30
2,4039
60
3,1586
90
3,3185
120
2,9073
150
2,9454
E 4r:~E 3.5co~g, 3
-'"::>
.D
~ 2.5;:;
Jj 2
20 40 60 80 100 120 140 160
Waktu ckstraksi (IT'Cnit)
Gambar 3. Call1!Jar grajik Ill/blillgall alltara berclf
serbllk pewarna I/(/sil variasi \\'aktuekstraksi
Dari Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwaberat serbuk pewarna yang dihasilkan selamawaktu ekstraksi (30 ,60 ,90, 120 dan 150 menit)masing-masing adalah 2,4039; 3,1586; 3,3185;2,9073 dan 2,9453 gram. Hal ini menunjukkanbahwa semakin lama proses ekstraksi maka jumlahserbuk pewarna yang dihasilkan semakin banyaksampai pada batas waktu ekstraksi 90 menit,setelah melebihi batas waktu tersebut terjadipenurunan jumlah zat warna yang dihasilkan.
Dari Tabel 3 di atas terlihat bahwa serbuk
pewarna yang terbanyak dihasilkan pada waktuekstraksi 90 menit, yaitu sebesar 3,3185g. DenganmeJihat hasil tersebut berarti proses ekstraksioptimum, yaitu zat warna terlarut maksimumselama waktu ekstraksi 90 menit.
Tabel diatas terlihat ada kecenderunganbahwa semakin lama waktu ekstraksi maka
semakin banyak jumlah serbuk pewarna yangdihasilkan, tetapi kemudian mengalami penurunanjumlah serbuk pewarna yang dihasilkan. Hal inikarena perlakuan termal pada berbagai suhu akanmenunjukkan stabilitas komponen yang relatif baiksampai suhu 100°C dan sampai waktu perlakuan 48jam. Artinya dengan waktu ekstraksi sampai batastertentu akan menaikkan jumlah serbuk pewarnayang dihasilkan dan sampai batas waktu 48 jamakan konstan, setelah melebihi 48 jam akanmengalami penurunan jumlah zat warna yangdihasilkan. Sehingga mungkin pada waktuekstraksi lebih dari 90 menit sudah banyak terjadikehilangan zat warna yang menyebabkan serbukpewarna yang dihasilkan menurun.
KESIMPULAN
Dari percobaan dan pembahasan dapatdiambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Variasi berat serbuk gergaji kayu mahoni, suhudan waktu ekstraksi berpengaruh terhadap beratserbuk pewarna yang dihasilkan, terbanyakpada waktu ekstraksi 90 men it sebesar 3,3185gram dan variasi suhu ekstraksi serbuk pewarnaterbanyak dihasilkan pada suhu 60 DC sebesar3,3394 gram
2. Serbuk pe\Varna yang dihasilkan cenderungnaik, dengan naiknya suhu, sedangkan variasiberat scrbuk gcrgaji kayu mahonimcnghasilkan scrbuk pewarna terbanyak untukberat scrbuk kayu mahoni 400 gram dan serbukpewarna yang dihasilkan scbcral 9,2597 gram.
3. Dari variasi berat sebuk gergaji kayu mahoni ,suhu ekstraksi dan waktu ekstraksi, maka yang
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, B Juli 2003
Prayitllo, dkk. ISSN 0216 - 3128 213
paling berpengaruh terhadap serbuk pewarnayang dihasilkan berat serbuk gergaji kayumahoni.
4. Serbuk pewarna yang dihasilkan akan optimalapabila perbandingan serbuk gergaji kayumahoni dengan pelarutnya adalah I: I0
DAFT AR PUSTAKA
8. SUPARNI, "Pemanfaatan Zat warna KayuNangka sebagai Pengganti Naftol AS-LB",FakuItas Teknologi Industri, un, Yogyakarta(1994 )
9. SUSANTO,"Seni Kerajinan Batik Indonesia",Balai Penelitian Batik dan Kerajinan (1980)
I. HUSODO, TRIWI, "Pemanfaatan danPemberdayaan Zat Warna Alami (ZPA) UntukIndustri Kecil dan Menengah (IKM), BBKB,Yogyakarta (1998)
2. KISMOLO, ENDRO dkk, "TeknikPengoperasian Rotavapor R-151 StandartUntuk reduksi Limbah Cair Fase Cair",
Proseding PPI, BAT AN, Yogyakarta (1995)
3. KISMOLO, ENDRO dkk, "Teknik PemekatanLarutan Ekstrak Bahan Pewama Alam
Menggunakan Rotavapor R-151 Standart ",Seminar Nasional Industri Kulit, Karet dan
Plastik. BATAN, Yogyakarta (2000)
4. ANONIM. "Pemnafaatan Limbah Zat warnaOalam Proses Pencelupan", BBKB,Yogayakarta ( 199 I)
5. BUCHAMAN, M.A., "The Tannins and
Coloring Matters", Reinhold PublishingCoorporation, New York (1952)
6. AZW AR. "Metodologi penelitian", PemudaPelajar, Yogyakarta (1999)
7. PURNOMO, EDDY, "PengetahuanTeknologi Penyamakan Kulit",Yogyakarta ( 1984)
Dasar
ATK,
TANYAJAWAB
Dwi Wahini
Dengan metode in! berapa % dijes yangdipereoleh ?
Warna yang dihasilkan apa ?
Prayitno
Prosentase dijes yang diperoleh amara71% sid 84%.
Warna yang dihasilkan coklal.
Anonim
Apakah sudah dilakukan karakterisasi warnayang dihasilkan
Prayitno
511dahdicoba lllltuk pewarnaan tekstil danklilit.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 6 Juli 2003