Top Banner
25

ekstraksi vakum

Feb 19, 2015

Download

Documents

Refa Setiadi

ekstraksi vakum pada partus lama
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ekstraksi vakum
Page 2: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. Laterbelakang

Melahirkan merupakan sesuatu yang di tunggu seseorang yang sedang hamil,

banyak ditemukan proses persalinan yang lama pada ibu hamil saat melahirkan.

Keadaan ini sangat menyiksa ibu dan beresiko pada kematian bayi. Permasalahan ini

bisa diatasi dengan muncunya alat yang dapat mempercepat proses persalinan yaitu

dengan Vacum.

Selama berabad-abad berbagai alat yang mempunyai rancangan mirip klem telah

digunakan untuk membantu kelahiran janin, namun selama 300 tahun telah berkembang

ide yang memanfaatkan prinsip traksi bantuan vacuum sebagai suatu metode yang

membantu usaha ekspulsi dari ibu.konsep ini berawal dari penggunaan vacum untuk

reduksi fraktur depresi kranium pada awal 1600 an. Tanpa memperhatikan desain

cawan vacum, pemeliharaan terpenting adalah keberhasilan memelihara kevacuman.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Agar penulis dan pembaca mengetahui apa yang disebut dengan Ekstraksi Vacum

2. mengetahui alat-alat ekstraksi vacum

3. Mengetahui teknik tindakan Ekstraksi Vacum

4. Mengetahui keuntungan tindakan Ekstraksi Vacum

5. Mengetahui kerugian dari tindakan Ekstraksi Vacum

6. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatian dalam tindakan Ekstraksi Vacum

7. Mengetahui bahaya-bahaya dari tindakan Ekstraksi Vacum

8. Mengetahui masalah keperawatan pada ibu post ekstraksi vacum

BAB II

Askep Ekstraksi Vakum Page 2

Page 3: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Ekstraksi Vacum adalah persalinan janin dimana janin dilahirkan dengan

ekstraksi tekanan negative pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor vakum

( ventouse ) dari malstrom. Bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi

tenaga mengejan ibu dan ekstraksi pada bayi. serta mempercepat persalinan pada keadaan

tertentu dengan menggunakan vacum ekstraktor.

Alat yang umumnya digunakan adalah vacum ekstraktor dari malmstrom.prinsip

dari cara ini adalah bahwa kita mengadakan suatu vacum ( tekanan negative ) melalui

suatu cup pada kepala bayi. Dengan demikian akan timbul kaput secara artivisiil dan

cup akan melekat erat pada kepala bayi.

Pengaturan tekanan harus di turunkan secara perlahan-lahan untuk

menghindarkan kerusakan pada kulit kepala, mencegah timbulnya perdarahan pada otak

bayi dan supaya timbul caput succedaneum.

B. Alat-alat Ekstraksi Vacum

1. Mangkok ( cup )

Mangkok ini dibuat untuk

membuat kaputsuksedeniu buatan

sehingga mangkuk dapat mencekam

kepala janin. Sekarang ini terdapat dua

macam mangkuk yaitu mangkuk yang

terbuat dari baha logam dan plastic.

Beberapa laporan menyebutkan bahwa

mangkuk plastic kurang traumatis

disbanding dengan mangkuk logam. mangkuk umumnya berdiameter 4 cm sampai

dengan 6 cm.

pada punggung mangkuk terdapat:

1. Tonjolan berlubang tempat insersi rantai penarik

2. Tonjolan berlubang yang menghubungkan rongga mangkuk dengan pipa

penghubung

3. Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin ( point of

direction )

Askep Ekstraksi Vakum Page 3

Page 4: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

4. Pada vacuum bagian depan terdapat logam/ plastic yang berlubang untuk

menghisap cairan atau udara.

2. Rantai Penghubung

Rantai mangkuk tersebut dari logam dan berfungsi menghubungkan mangkuk

denga pemegang.

3. Pipa Penghubung

Terbuat dari pipa karet atau plastic lentur yang tidak akan berkerut oleh

tekanan negative.pipa penghubung berfungsi penghubung tekanan negative mangkuk

dengan botol.

4. Botol

Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat penampungan cairan

yang mungkin ikut tersedot ( air ketuban, lendir servicks, vernicks kaseosa, darah,

dll)

Pada botol ini terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran :

a. Saluran manometer

b. Saluran menuju ke mangkuk

c. Saluran menuju ke pompa penghisap

5. Pompa penghisap

Dapat berupa pompa penghisap manual maupun listrik

C. Teknik Tindakan Ekstraksi Vacum

1. Ibu dalam posisi litotomi dan dilakukan disinfeksi daerah genetalia ( vulva toilet ).

Sekitar vulva ditutup dengan kain

steril

2. Setelah semua alat ekstraktor

terpasang, dilakukan pemasangan

mangkuk dengan tonjolan petunjuk

dipasang di atas titik petunjuk kepala

janin. Pada umumnya dipakai

mangkuk dengan diameter terbesar

yang dapat dipasang.

Askep Ekstraksi Vakum Page 4

Page 5: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

3. Dilakukan penghisapan dengan

tekanan negative -0,3 kg/cm2

kemudian dinaikkan -0,2 kg

/cm2 tiap 2 menit sampai

mencapai -0,7 kg/cm2. maksud

dari pembuatan tekanan

negative yang bertahap ini

supaya kaput suksedaneum

buatan dapat terbentuk dengan

baik

4. Dilakukan periksa dalam vagina untuk menemukan apakah ada bagian jalan lahir

atau kulit ketuban yang terjepit diantara mangkuk dan kepala janin.

5. Bila perlu dilakukan anastesi local, baik dengan cara infiltrasi maupun blok pudendal

untuk kemudian dilakukan episiotomi.

6. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu dipimpin mengejan dan ekstraksi dilakukan

dengan cara menarik pemegang sesuia dengan sumbu panggul. Ibujari dan jari

telunjuk serta jari tanan kiri operator menahan mangkuk supaya tetap melekat pada

kepala janin. Selama ekstraksi

ini, jari-jari tangan kiri operator

tersebut, memutar ubun-ubun

kecil menyesuaikan dengan

putaran paksi dalam. Bila ubun-

ubun sudah berada di bawah

simfisis, arah tarikan berangsur-

angsur dinaikan ( keatas )

sehingga kepala lahir. Setelah

kepala lahir, tekanan negative dihilangkan dengan cara membuka pentil udara dan

mangkuk kemudian dilepas. Janin dilahirkan seperti pada persalinan normal dan

plasenta umumnya dilahirkan secara aktif.

Askep Ekstraksi Vakum Page 5

Page 6: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

D. Keuntungan Tindakan Ekstraksi Vacum

1. Cup dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, H III atau kurang dari demikian

mengurangi frekwensi SC

2. Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, cup dapat di pasang di belakang

kepala, samping kepala ataupun dahi.

3. Tarikan tidak dapat terlalu berat. Dengan demikian kepala tidak dapat dipaksakan

melalui jalan lahir. Apabila tarikan terlampau berat cup akan lepas dengan

sendirinya.

4. Cup dapat di pasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya pada

pembukaan 8-9 cm, untuk mempercepat pembukaan.untuk ini dilakukan tarikan

ringan yang kontinu sehingga kepala menekan pada cervik. Tarikan tidak boleh

terlalu kuat untuk mencegah robekan cervik. Di samping itu cup tidak boleh

terpasang lebih dari ½ jam untuk menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan

pada otak.

5. Vacum ekstraktor dapat juga dipergunakan untuk memutar kepala dan mengadakan

fleksi kepala ( missal pada letak dahi ).

E. Kerugian Tindakan Ekstraksi Vacum

Kerugian dari tindakan fukum adalah waktu yang diperlukan untuk pemasangan

cup sampai dapat ditarik relative lebih lama ( kurang lebih 10 menit ) cara ini tidak

dapat dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat seperti misalnya

pada fetal distress ( gawat janin ) alatnya relative lebih mahal disbanding dengan forcep

biasa.

F. Yang Harus Diperhatikan Dalam Tindakan Ektraksi Vacum

1. Cup tidak boleh dipasang pada ubun-ubun besar

2. Penurunan tekanan harus berangsur-angsur

3. Cup dengan tekanan negative tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam

4. Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu mengejan

5. Apabila kepala masih agak tinggi ( H III ) sebaiknya dipasang cup terbesar

( diameter 7 cm )

6. Cup tidak boleh dipasang pada muka bayi

7. Vacum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi premature

Askep Ekstraksi Vakum Page 6

Page 7: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

G. Bahaya-Bahaya Tindakan Ekstraksi Vacum

1. Terhadap Ibu

Robekan bibir cervic atau vagina karena terjepit kepala bayi dan cup

2. Terhadap Anak

Perdarahan dalam otak. Caput succedaneum artificialis akan hilang dalam beberapa

hari,

H. Syarat – Syarat Vacum

1. Pembukaan lengkap atau hampir lengkap.

2. Presentasi kepala

3. Cukup bulan ( tidak prematur )

4. Tidak ada kesempitan panggul.

5. Anak hidup dan tidak gawat janin.

6. Penurunan H III / IV ( dasar panggul ).

7. Kontraksi baik.

8. Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengejan.

9. Ketuban sudah pecah / dipecahkan.

Askep Ekstraksi Vakum Page 7

Page 8: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktivitas /istirahat

a. Klien melaporkan adanya kelelahan

b. Klien melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan atau tehknik relaksasi

c. Adanya letargi

2. Sirkulasi

Tekanan darah meningkat  5-10 mmHg  diantara kontraksi atau lebih.

3. Integritas Ego

a. Respon emosional dimana klien mengalami kecemasan akibat persalinan yang

dialami.

b. Klien kelihatan gelisa.

c. Klien kelihatan putus asa

4. Eliminasi

a. Adanya keinginan berdefekasi pada saat kontraksi, dosertai tekanan intra

abdomen dan tekanan uterus.

b. Dapat mengalami rabas vekal saat mengedan

c. Distensi kandung kemih

5. Nyeri atau ketidak nyamanan

a. Klien kelihatan meringis dan merintih akibat nyeri yang tidak terkontrol.

b. Timbul amnesia diantara kontraksi

c. Klien mengatakan nyerinya tidak mampu ia control.

6. Pernapasan

Terjadi peningkatan pernafasan.

7. Seksualitas

a. Cairan amnion keluar

b. Pembukaan belum penuh/penuh

c. Janin tidak maju

B. Diagnosa keperawatan.

Askep Ekstraksi Vakum Page 8

Page 9: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada ibu dengan persalinan

menggunakan vakum ekstraksi adalah :

1. Gangguan rasa nyaman nyeri brehubungan dengan persalinan mekanik, respon

fisiologis persalinan

2. Resiko tinggih trauma fetal berhubungan dengan tindakan vakum, persalinan lama

3. Resiko tinggi trauma maternal berhubungan dengan disfungsi maternal

4. Ansietas berhubungan dengan persalinan lama, keletihan

5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan episiotomi

6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri.

C. Intervensi Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri brehubungan dengan persalinan mekanik, respon

fisiologis persalinan

Kriteria hasil : klien mengatakan dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan

Intervensi :

a. Kaji kebutuhan klien terhadap sentuhan fisik selama kontraksi

Rasional : sentuhan dapat bertindak sebagai destruksi, memberikan dukungan

untuk tenaga dan dorongan serta dapat membantu mempertahankan penurunan

nyeri

b. Pantau frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi uterus

Rasional : mendeteksi kemajuan dan mengamati respon uterus normal

c. Informasikan klien awitan kontraksi

Rasional : klien dapat tidur dan atau mengalami amnesia parsial diantara

kontraksi ini dapat merusak kemampuannya untuk mengenali kontraksi saat

kontraksi mulai dan dapat berdampak negative pada kontrolnya

d. Beri lingkungan yang tenang dengan ventilasi adekuat, lampu redup, dan tidak

petugas yang tidak dibutuhkan

Rasional : lingkungan yang aman menimbulkan, memberi kesempatan optimal

untuk istirahat dan relaksasi diantara kontraksi

e. Tinjau ulang/berikan intruksi dalam tehknik pernafasan sederhana

Rasional : mendorong relaksasi dan memberi klien cara mengatasi dan

mengontrol tingkat ketidaknyamanan.

2. Resiko tinggi trauma fetal berhubungan dengan tindakan vakum, persalinan lama

Askep Ekstraksi Vakum Page 9

Page 10: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

Kriteria hasil : Menunjukkan DJJ dalam batas normal, variabilitas baik, tidak ada

deselarasi.

Intervensi :

a. Kaji DJJ secara manual atau elektrik, perhatikan variabilitas, perubahan periodic

dan frekuensi dasar. Periksa DJJ diantara kontraksi dengan menggunakan

doptone. Jumlahkan selama 10 menit, istirahat selama 5 menit dan jumlahkan lagi

selama 10 menit. Lanjutkan pola ini sepanjang kontraksi sampai pertengahan

diantaranya dan setelah kontraksi

Rasional : Mendeteksi respon abnormal, seperti variabilitas yang dilebih-

lebihkan, bradikardia dan takikardia, yang mungkin disebabkan oleh stress,

hipoksia, asidosis, atau sepsis

b. Perhatikan tekanan uterus selama istirahat dan fase kontraksi melalui kateter

tekanan  intrauterus bila tersedia

Rasional : tekanan istirahat lebih besar dari 30 mm Hg atau tekanan kontraksi

lebih dari 50 mm Hg menurunkan atau mengganggu oksigenasi dalam ruang

intravilos.    

c. Identifikasi factor-faktor maternal seperti dehidrasi , asidosis, ansietas, atau

sindrom vena kava.

Rasional: Kadang-kadang prosedur sederhana (seperti membalikkan klien

keposisi rekumben lateral) meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen ke uterus 

dan plansenta serta dapat mencegah atau memperbaiki  hipoksia janin.

d. Perhatikan frekuensi kontraksi uterus. Beri tahu dokter bila frekuensi 2 menit atau

kurang.

Rasional: kontraksi yang terjadi setiap 2 menit atau kurang tidak memungkinkan

oksigenasi adekuat dari ruang intravilos.

e. Kaji malposisi dengan menggunakan maneuver Leopold dan temuan pemeriksaan

internal (lokasi fontanel dan satura cranial). Tinjau ulang hasil ultrasonografi.

Rasional: Menentukan pembaringan janin, posisi , dan presentasi dapat

mengidentifikasi factor-faktor yang memperberat disfungsional persalinan.

f. Pantau penurunan janin pada jalan lahir dalam hubungannya dengan kolumna

vertebralis iskial. 

Askep Ekstraksi Vakum Page 10

Page 11: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

Rasional: Penurunan yang kurang dari 1 cm/jam untuk primipari atau kurang dari

2 cm/jam untuk multipara, dapat menandakan CPD atau malposisi.

g. Atur pemindahan pada lingkungan perawatan akut bila malposisi dideteksi pada

klien PKA.

Rasional: Resiko cedera atau kematian janin/neonatal  meningkat dengan

melahirkan per vagina bila presentasi selain verteks.

h. Siapkan untuk metode melahirkan yang paling layak bila janin pada presentasi

kening,kening dan dagu.

Rasional: Presentasi ini meningkatkan risiko CPD, karena diameter lebih besar

dari tengkorak janin masuk ke pelvis (11 cm pada kening atau presentasi wajah,

13 cm pada presentasi dagu.

3. Resiko tinggi maternal berhubungan dengan disfungsi maternal.

Kriteria hasil: menyelesaikan kelahiran  tanpa komplikasi.

Intervensi :

a. Lakukan pemeriksaan vagina steril untuk menentukan persiapan dan kematangan

serviks dan posisi janin, ulangi sesuai indikasi dengan reaksi klien

Rasional: Penonjolan lunak,parsial, pemeriksaan berulang menentukan kemajuan

persalinan, tetapi untuk menghindari infeksi harus di batasi seminimal mungkin

b. Periksa TD dan nadi setiap 15 menit.

Rasional: Mengkaji kesejahteraan ibu dan mendeteksi terjadinya hipertensi dan

hipotensi.

c. Palpasi fundus untuk mengevaluasi frekuensi dan durasi kontraksi observasi

stimulasi berlebihan. Catat intensitas tonus istirahat diantara kontraksi jika kateter

digunakan.

Rasional: Pemantauan uterus eksternal menandakan frekuensi, bukan intensitas

dari kontraksi. Stimulasi yang berlebihan menyebabkan rupture uterus dan

pelepasan plasenta premature.

d. Pantau masukan dan keluaran. Ukur berat jenis urin , palpasi kandung kemih.

Rasional: Penurunan resiko infeksi atau memberikan deteksi dini terjadinya

infeksi adanya kandungan mikonium, menandakan distress janin.

e. Perhatikan adanya kram abdomen, pusing,mual/muntah, adanya letargi, hipotensi

dan takikardi.

Askep Ekstraksi Vakum Page 11

Page 12: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

Rasional: Intoksikasi air dapat terjadi tergantung pada kecepatan atau jenis cairan

yang diberikan.

f. Bantu sesuai kebutuhan dengan pemasangan kateter intra uterus.

Rasional: Pemantauan internal secara adekuat memperbanyak intensitas dan

frekuensi kontraksi dan membantu mengidentifikasi stimulasi berlebihan dan

kemungkinan rupture uterus karena pemberian oksitosin berlebihan.

g. Observasi pencegahan yang aman berhubungan dengan penggunaan infus dan

memberi label  yang tepat pada larutan oksitosin.

Rasional: Kesalahan atau fluktuasi dalam kecepatan pemberian dapat

menyebabkan obat yang diberikan kurang atau berlebihan mengakibatkan tidak

adekuatan kontraksi atau terjadi ruptur uterus.

4. Ansietas berhubungan dengan persalinan lama, keletihan

Kriteria hasil : klien mengatakan ansietas dapat diatasi, dapat rileks dengan situasi

persalinan.

Intervensi :

a. Kaji tingkat ansietas klien melalui isyarat verbal dan nonverbal

Rasional : mengidentifikasi tingkat intervensi yang perlu, ansietas yang

berlebihan meningkatkan persepsi nyeri dan dapat mempunyai dampak negative

terhadap hasil persalinan.

b. Beri dukungan professional intrapartu kuntinu, informasikan kepada klien bahwa

ia tidak akan ditinggal sendirian

Rasional : rasa takut dapat semakin berat sesuai kemajuan persalinan.

c. Anjurkan tehknik pernapasan dan relaksasi

Rasional : membantu dalam menurunkan ansietas dan persepsi terhadap nyeri

dalam korteks serebral, menigkatkan rasa control.

d. Pantau DJJ dan tekanan darah ibu

Rasional : ansietas yang lama dapat mengakibatkan ketidakseimbangan

endrokrin, dengan kelebihan pelepasan epineprin dan nonepineprin,

meningkatkan tekanan darah dan nadi

e. Evaluasi pola kontraksi/kemajuan persalinan.

Rasional : meningkatkan intensitas kontraksi uterus, dapat meningkatkan masalah

klien tentang kemampuan pribadi dan hasil persalinan, selain itu meningkatkan

Askep Ekstraksi Vakum Page 12

Page 13: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

epineprin, dapat menghambat aktivitas miometrium. Stres yang berlebihan

menguras glukosa sehinggah pembentukan ATP menurun untuk digunakan dalam

kontraksi

f. Pantau tekanan darah dan nadi sesuai indikasi ( bila tekanan darah        tinggi pada

penerimaan ulangi prosedur dalam 30 menit untuk mendapatkan pembacaan tepat

saat klien rileks )

Rasional : stress mengaktifkan system adrenokortikol hipopisis-hipotalamik yang

meningkatkan retensi dan resorpsi natrium dan air dan meningkatkan ekskresi

kalium, kehilanhkan kalium dapat menurunkan aktivitas miometrik.

g. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut.

Rasional : stress, rasa takut mempunyai efek yang dalam pada proses Persalinan

dan menambah lamanya persalinan, dimana terjadi ketidakseimbangan epineprin

dan nonepineprin yang dapat meningkatkan disfunsi pola pole persalinan.

5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan episiotomy

Kriteria hasil : menunjukkan luka bebas dari drainase purulen. Bebas dari infeksi,

tidak pebris dan mempunyai aliran lokhial kateter normal

Intervensi :

a. Kaji catatan prenatal dan intrapartal, perhatikan frekuensi  pemeriksaan vagina

dan komplikasi seperti persalinan lama yang menggunakan alat mekanis.

Rasional : membantu mengidentifikasi factor-faktor resiko yang dapat

mengganggu kebutuhan dan kemunduran pertumbuhan epitel jaringan

endometrium dan memberi kecenderungan klien terkena infeksi.

b. Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi, catat adanya menggigi,

anoreksia dan malaise

Rasional : peningkatan suhu tubuh sampai 38,3 0c dalam 24 jam pertama

menandakan adanya infeksi.

c. Kaji lokasi dan kontraktifitas uterus, perhatikan perubahan involusional atau

adanya nyeri tekan uterus ekstrem

Rasional : fundus yang awalnya 2 cm dibawah umbilicus meningkat 1-2 cm/hari,

kegagalan miometrium untuk involusi pada kecepatan ini atau terjadinya nyeri

tekan ekstrem menandakan kemungkinan tahanan jaringan plasenta/infeksi

Askep Ekstraksi Vakum Page 13

Page 14: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

d. Catat jumlah dan bau rabas lokheal atau perubahan pada kamajuan    normal dari

rubra menjadi serosa

Rasional : lokia secara normal mempunyai bau amis namun pada endometasis

akan berbau busuk, mungkin gagal menujukkan kemajuan normal dari rubru ke

serosa sampai ke alba

e. Infeksi sisi perbaikan episiotomi setiap 8 jam, perhatikan adanya nyeri tekan

berlebihan, kemerahan, eksudat purulen, edema, atau adanya laserasi.

Rasional : diagnosa dini dari infeksi local dapat mencegah penyebaran pada

jaringan uterus

f. Kaji tanda-tanda ISK atau sistitis

Rasional : gejala ISK nampak pada hari kedua sampai dengan ketiga postpartum

karena naiknya infeksi ke traktus uretra, kekandung kemih dan kemungkinan ke

ginjal

g. Berikan antibiotic spectrum luas, sampai laporan kultur / sensitifitas dikembalikan

kemudian ubah terapi sesuai indikasi

Rasional : mencegah infeksi dari penyebaran ke jaringan sekitar atau aliran darah.

Pilihan antibiotic tergantung pada sensitifitas organisme penginfeksi.

6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

Kriteria hasil : melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan istirahat

Intervensi

a. Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istrahat. Catat lama persalinan dan

jenis kelamin

Rasional : persalinan dan kelahiran lama akan sulit khususnya jika terjadi malam

hari peningkatan tingkat kelelahan

b. Kaji factor-faktor bila ada yang mempengaruhi istirahat.organisasikan perawatan

untuk meminimalkan gangguan dan memberi istirahat serta periode tidur yang

ekstra. Anjurkan untuk mengungkapkan pengalaman melahirkan, berikan

lingkungan yang tenang

Rasional : membantu meningkatkan istirahat, tidur dan relaksasi dan menurunkan

ransang, jika kebutuhan tidur tidak terpenuhi dapat memperpanjang proses

perbaikan pasca partum

c. Memberikan informasi tentang efek-efek kelelahan dan ansietas pada suplai asi.

Askep Ekstraksi Vakum Page 14

Page 15: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

Rasional : kelelahan dapat mempengaruhi penilaian psikologis, suplai ASI dan

penurunan repleks secara psikologis.

d. Berikan obat-obatan misalnya analgesic.

Rasional : mungkin diperlukan untuk meningkatkan relaksasi dan tidur sesuai

kebutuhan.

e. Anjurkan pembatasan jumlah dan lamanya waktu kunjungan

Rasionalnya : kelelahan berlebihan dapat diakibatkan dari penggunaan waktu

kunjungan yang sering dan teman-teman yang berarti.

D. Implementasi

Melakukan apa yang harus kita lakukan pada saat itu sesuai dengan apa yang

telah diintervensikan. Dan mencatat setiap tidakan yang dilakukan pada pasien.

E. Evaluasi

Dari hasil intervensi yang telah tertulis, evaluasi yang diharapkan :

1. Ibu dapat melakukan adaptasi terhadap nyeri yang timbul sebagai respon fisiologis

dari persalinan atau nyeri akibat tindakan mekanik.

2. Resiko terjadi trauma maternal dapat diatasi

3. Resiko terjadinya trauma fetal dapat dihindari

4. Ibu dapat menurunkan stress emosional, ketakutan dan defresi akibat dari disfungsi

persalinan yang dihadapi

5. Infeksi akibat tindakan persalinan dapat dihindari

6. Gangguan pola tidur dapat diatasi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekstraksi vacuum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan

ekstraksi tekanan negative ( sedot ) pada kepala dengan menggunakan ekstraktor

vacuum ( ventouse ) dari maelstrom.

Askep Ekstraksi Vakum Page 15

Page 16: ekstraksi vakum

STIKes Widya Nusantara, Palu 25 Jan 2012

Model persalinan yang dibantu ini hanya menimbulkan sedikit trauma pada

jaringan ibu. Laserasi kulit kepala dan cepal hematoma merupakan komplikasi utama

pada penggunaan alat ini, namun mayoritas penyulit tersebut adalah akibat seleksi yang

buruk dan pemaksaan persalina pervaginan dengan segala resiko.

Traksi pada vakum yang menempel pada kepala saat melewati perineum dapat

lebih mengendalikan distensi perineum, dan bahkan dapat menghindari perlunya

episiotomi.

B. Saran

Diharapka setelah membaca makalah ini kita sebagi perawat mampu melakukan

tindakan vacuum ekstraksi sesuai dengan prosedur keperawatan yang sudah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Azzawi Al Farogk. ( 1991 ). Teknik Kebidanan Penerbit Buku Kedokteran. EGC

Bagian Obstetri dan Genokologi. (1997). Ilmu Fantom Bedah Obstetri. Semarang: FKUI

Purnawan J. Atiek SS. Husna A. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:FKUI

Askep Ekstraksi Vakum Page 16