YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: PP. Miftahul Ulum Sampang Warga pun Berminat Kursus Bahasa ...jatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar305/leas1328596384.pdfBahasa Arab itu sendiri. Hal ini tidak ber-laku di pesantren

27MPA 305 / Februari 2012

Banyak pesantren salaf yang hanyamemprioritaskan santrinya dalam pengu-saan kitab kuning saja. Tak heran jikaseringkali melupakan aspek penguasaanBahasa Arab itu sendiri. Hal ini tidak ber-laku di pesantren Miftahul Ulum KarangDurin Sampang. Sebab selain menekankanpenguasaan gramatikal Bahasa Arab, pe-santren ini juga menekankan penggunaanbahasa itu dalam keseharian santrinya.Tidak hanya Bahasa Arab, bahkan BahasaInggris pun menjadi prioritas pesantrensalaf ini. “Sebab penguasaan bahasa sudahmenjadi keharusan bagi santri di era saatini,” ujar Syahrul Sidiq, SPdI.

Keseriusan pesantren yang terletakdi Dusun Karang Durin, Desa Tlambah,Kecamatan Karang Penang ini dibuktikandengan menyiapkan komplek khusus. Di

PP. Miftahul Ulum Sampang

Warga pun Berminat Kursus Bahasa Asing di Pesantren

mana santri yang benar-benar serius men-dalamai bahasa ditempatkan di komplekyang diistilahkan dengan Markaz Bahasaini. “Agar pembiasaan berbahasa asingbisa maksimal,” tukasnya.

Markaz Bahasa itu sendiri, sepertidituturkan Kepala Pengembangan SumberDaya Manusia dan Santri ini, terdiri daridua komplek yaitu Markaz Bahasa Arabdan markaz Bahasa Inggris. Lokasi keduaMarkaz ini tak jauh dari komplek santrilainnya. Meski demikian, itu tidak terlalumenggangu program bahasa yang telah di-canangkan. Sehingga meskipun berdam-pingan dengan santri lainnya, pembisaanbahasa santri masih bisa dipantau. Halitu dikarenakan sistemnya sudah tertatabagus. Maklum, karena program bahasaini sudah dirintis sejak tahun 2003 silam.

Untuk memacu ke-mampuan berbahasa san-tri, selain pembinaan didalam markaz, pesantrenyang didirikan pertamakali oleh KH. Sholeh Ba-drudin pada tahun 1959ini juga menyediakankursus bahasa Asing. NahKursus ini bisa diikuti se-mua santri. Setiap tahun-nya Kursus ini dilaksa-nakan pada tanggal 1 Ra-madhan hingga 17 Rama-dhan. Ini sebagai saranmengisi liburan panjangakhir tahun santri. “Seti-ap tahunnya diikuti lebihdari 350 santri,” beber

pria kelahiran Sampang 20 Agustus 1980ini penuh semangat. “Dan tidak hanyasantri, warga sekitar pesantren pun ba-nyak yang berminat,” imbuhnya.

Tentunya tidak hanya kursus baha-sa yang diadakan saat liburan ramadhanitu, melainkan juga terdapat Kursus Me-tode Baca Cepat kitab kuning Amtsilatidan Kursus Komputer. Tujuan awal dise-lenggarakan Kursus Ramadhan ini, adalahmemberikan skill khusus bagi santri. Initentu akan sangat berguna sekali bagi santriketika terjun di tengah masyarakat sepu-langnya dari pesantren. Atau juga untukmengembangkan potensi mereka. Sebabsudah saatnya santri tidak hanya mengua-sai ilmu agama yang dimiliki dan perkem-bangan bahasa saja. Tapi teknologi punharus terus dipacu.

KH. Muhammad Fauzan ZainiBandongan. Kajian tafsir setiap bakda jama’ah subuh

Gerbang Ilmu. Pintu menuju kawah candradimuka Masjid. Pusat belajar dan kegiatan santri

Page 2: PP. Miftahul Ulum Sampang Warga pun Berminat Kursus Bahasa ...jatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar305/leas1328596384.pdfBahasa Arab itu sendiri. Hal ini tidak ber-laku di pesantren

28 MPA 305 / Februari 2012

Adapaun durasi kursus, tidak se-perti pada umumnya kursus yang me-makan waktu berminggu-minggu ataubahkan hingga berbulan-bulan. Di pe-santren seluas 4 hektar ini waktu kursuscukup singkat. Sebab hanya membutuh-kan waktu 17 hari. Tapi jangan kuatir,walaupun 17 hari ternyata frekuensipembelajarannya cukup banyak. Bayang-kan dalam sehari ada tiga kali pertemuan.Pertemuan pertama dimulai pada pukul08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Danpertemuan kedua pukul 14.00 – 16.30WIB. “Itu khusus penyampaian teori sa-ja,” tukas Syahrul, sapaan karib SyahrulShidiq ini. “Sedangkan praktek dilang-sungkan pada pukul 21.00-22.30 WIB,”tambahnya.

Seperti layaknya sistem kursusprofesional, tahapan kursus pun diatursedemikian rupa. Sehingga para santri bisaleluasa memilih menu kursus sesuai ke-butuhan dan kemampuan mereka. Sepertikursus Bahasa Inggris, di dalamnya di-klasifikasikan menjadi tiga level yakni ba-sic, level 1 dan level 2. Adapun kursusAmtsilati terdiri dari dua level yaitu levelpemula dan lanjutan. Sedangkan khususBahasa Arab dan komputer masih tersediasatu tingkatan yaitu level dasar.

Jaminan mutu pembelajaran pundiperhatikan betul oleh pesantren. Ini di-buktikan dengan mendatangkan tenagapengajar dari lembaga profesional. Sepertimendatangkan tenaga pengajar dari Jeparalangsung – daerah asal me-tode baca cepat kitab ku-ning - untuk kursus Amtsi-lati. Dan untuk khusus kur-sus Bahasa, pesantren telahbekerja sama dengan Lem-baga Darul Lughah asal Pa-mekasan. Sedangkan bagikursus komputer menda-tangkan pengajar dari Sam-pang yang dibantu santri.

Selain itu, kursus inijuga didukung dengan saranapembelajaran yang cukupmemadahi; seperti adanyalaboratorium bahasa bagipeserta kursus Bahasa Arabdan Bahasa Inggris. Sedang-kan bagi peserta kursuskomputer bisa memanfaatkan labora-torium komputer milik pesantren sebagaitempat praktek langsung program Ms.Office, desain grafis dan internet. “Bah-kan kini telah dilengkapi fasilitas wi-filho,” tukas Syahrul bangga sambil me-nunjukkan ruang computer tersebut. “Se-tiap selesai kursus, bagi santri yang lulusberhak mendapatkan sertifikat,” tukas-nya.

Selain kursus, pesantren yang ber-

jarak 20 Km dari pusat kota Sampang inijuga memiliki unit pendidikan yang sudahlama dikembangkan; yakni unit pendidi-kan formal dan pendidikan non fomal.Adapun lembaga pendidikan formal yangdimiliki pesantren saat ini adalah MI Mif-tahul Ulum, MTs Miftahul Ulum, MAMiftahul Ulum dan Sekolah Tinggi AgamaIslam Miftahul Ulum (STAIMU). Yangterakhir ini masih bekerjasama denganSTAIMU di pesantren Pasepen Pameka-san. Adapun unit pendidikan non formalyang menjadi ciri khas pendidikan salafselam ini adalah Madrasah Diniyah Ibti-daiyah, Madrasah Diniyah Tsanawiyahdan Madrasah Diniyah Aliyah.

Meski mempunyai unit pendidikanformal, tak berarti pendidikan non for-mal terkalahkan. Sebab justru pesantrenmempunyai kebijakan untuk lebih mem-perioritaskan pendidikan non formal daripada pendidikan formal. “Di sini ibarat-nya lembaga formal itu sebagai tambah-an. Sebab yang utama itu justru pendi-dikan non formalnya. Ini dibuktikan du-rasi pendidikan formal hanya 4 jam, lain-nya adalah full kegiatan pesantren,” ulasKepala MA Miftahul Ulum ini.

Dengan konsistensinya menjagakualitas pendidikannya selama ini teruta-ma pendidikan keagamaannya, tak heranjika kepercayaan masyarakat pada pe-santren ini begitu besar. Ini dibuktikandengan banyaknya permintaan penyedi-aan guru tugas yang diperbantukan di be-

berapa lembaga pendidikan. “Kegiatan inisekaligus sebagai ladang pengabdian santrikepada masyarakat. Juga wujud perhati-an pesantren terhadap kondisi pendidik-an di masyarakat selama ini,” tutur KH.Muhammad Fauzan Zaini.

Saat ini ada 110 lembaga yang be-kerja sama dan meminta guru tugas daripesantren. Lembaga pendidikan tersebuttersebar mulai Sampang, Pamekasan,Bangkalan hingga Jember. Dan para santri

yang menjadi guru tugas ditempatkan disatu lembaga pendidikan selama satutahun. Meskipun kadang ada permintaanuntuk lebih lama dari itu.

Dan santri yang diperbantukan se-bagai guru tugas ini, adalah santri yangdinyatakan lulus dalam Madrasah Dini-yah Aliyah. Mereka wajib menjalani pe-ngabdian sebagai guru tugas selama duatahun. Tapi dalam satu tahun mereka akandirolling di tempat yang berbeda dari tem-pat setahun sebelumnya. Tentu ini bukantanpa tujuan. Sebab pesantren ingin seti-ap santri itu memiliki banyak pengalamanbaru di setiap tempat pengabdiannya.

Program guru bantu ini bagi pesan-tren yang berdiri di atas lahan bekas kebundurian ini merupakan salah satu programunggulan. Sebab dengan keberhasilan gurubantu di lembaga-lembaga pendidikan,tentu akan membuat harum nama pesan-tren. Tentu ini sebagai sarana promosipendidikan pesantren secara tidak lang-sung. Karena itu pesantren sepeninggalKH Sholeh Badrudin yang kemudian di-gantikan oleh putranya (alm.) KH. Ah-mad Zaini Sholeh ini serius mempersi-apkannya.

Persiapan itu misalnya dengan ba-nyak memberikan diklat-diklat calon gurubantu. Diklat itu biasanya dilaksanakansetiap bulan Ramadhan yang berbarengandengan kegiatan kursus Ramadhan. Ada-pun diklat yang diberikan seperti DiklatKepemimpinan, Diklat Manajemen dan

Administrasi. “Ini sangatberguna bagi santri ketikamenghadapi masyarakat saatditerjunkan di lapangan,”ujar Gus Fauzan, sapaan ka-rib KH. Muhammad FauzanZaini.

Tapi yang lebih pen-ting lagi seperti dituturkanPengasuh PP. Miftahul U-lum ini adalah agar santri se-lalu menjaga perilaku. Adasebuah maqalah yang selaludiulang-ulang oleh Gus Fau-zan saat memberikan taushi-yah kepada santri. Bahkanmaqalah itu pun ditempel-kan di beberapa sudut pe-santren. Agar secara tak sadar

mampu masuk ke dalam ruang bawa sadarmereka hingga menembus ruang hatimereka. Bunyi maqalah itu adalah Al ada-bu natijatun a’ala natijahtin minal dzuka.“Moral serta perilaku itu lebih utama daripada sebuah kecerdasan,” tandas alumnipesantren Lirboyo Kediri ini serius. “Se-bab banyak orang cerdas tetapi akhlaqnyakandas. Dan ini sangat tidak saya harap-kan terjadi pada santri” pesannya yangselalu diulang-ulang. Pri

Budidaya Lele. Berikan bekal ilmu kewirausahaan bagi santri


Related Documents