30 MPA 305 / Februari 2012 Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa (UU RI No.1 Tahun 1974 Bab I Pasal 1). Dengan perkawinan akan menja- dikan kecenderungan seorang pria dan wanita menjadi merasa tenteram, dan dijadikanNya rasa kasih sayang (Ar-Rum:21). Namun demikian, dalam perkawinan pasti akan timbul perpe- cahan karena pada hakekatnya suami istri adalah dua makhluk yang berbe- da sehingga rasa kasih sayang meng- alami kemunduran (An-Nisa’: 35). Berkaitan dengan hal tersebut, dewasa ini permasalahan dalam ru- mah tangga makin kompleks, sehing- ga menjadikan kecenderungan makin meningkatnya angka perceraian. Di- tambah lagi trend memakai jasa pe- ngacara oleh pasangan suami istri untuk menyelesaikan permasalahan dalam rumah tangganya hingga ma- salah perceraian. Menurut data perceraian yang diperoleh dari Mahkamah Agung, ka- sus perceraian mengalami peningkat- an setelah reformasi. Jika sebelum re- formasi tahun 2007 terjadi 157.775 ka- sus, tahun 2009 menjadi 216.286 ka- sus, sedang tahun 2010 melonjak menjadi 285.184 kasus. Faktor perceraian berdasarkan data tahun 2010, bahwa ketidakhar- monisan menjadi urutan teratas seba- nyak 32,2%, diikuti dengan faktor ti- dak ada tanggungjawab sebesar 27,5%, faktor masalah ekonomi se- besar 23,8%, faktor pihak ketiga se- besar 7,8%, cemburu 3,5% dan krisis akhlak sebesar 2,7%. Sedangkan fak- tor-faktor KDRT, kawin paksa, po- ligami tak sehat, cacat badan, kawin di bawah umur, hukuman kurungan, perbedaan afiliasi politik prosentase- nya 1% ke bawah. Melihat fenomena tersebut BP4 menindaklanjuti hasil MUNAS BP4 di Jakarta dan hasil pelaksanaan Pe- latihan Mediator BP4 di Jakarta tahun 2009, dan melihat makin meningkat- nya angka perceraian karena usia ru- mah tangga yang masih muda (5 ta- hun), maka diadakanlah pelatihan Mediator BP4 dengan harapan meng- atasi perselisihan rumah tangga se- hingga angka perceraian dapat di- kendalikan. Pelatihan Mediator di tingkat provinsi Jawa Timur dilaksanakan pa- da tanggal 16 sampai dengan 19 Ja- nuari 2012 di Wisma Haji komplek Kanwil Kementerian Agama provinsi Jawa Timur. Turut hadir dan memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut adalah Ketua Pusat BP4, H. Taufik, SH, MH, (mantan Wakil Ketua Mah- kamah Agung), Ketua BP4 provinsi Jawa Timur H.Abdul Hamid, SH, MSi, (mantan Kabid Urais) yang juga Ke- tua Panitia kegiatan tersebut. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi Jawa Timur diwakili oleh Kepala Bidang Urusan Agama Islam, H. Nur Cholis, SH, M.Ag, Kabid Ha- zawa H. Asyhuri, M.Ag, para nara sumber dari BP4 Pusat serta para pe- serta yang berasal dari unsur BP4 ka- bupaten/kota dan Pengurus BP4 pro- vinsi Jawa Timur yang berjumlah 40 orang. Dengan adanya kegiatan seperti ini diharapkan peran mediator dapat lebih optimal dengan membantu me- ngatasi perselisihan dalam rumah tangga sehingga angka perceraian dapat dikendalikan. Sedangkan ma- teri-materi yang diberikan di antara- nya; Bentuk-bentuk Penyelesain Sengketa pada Umumnya, Pengantar Negosiasi dan Simulasi Negosiasi, Pengantar Mediasi dan Tahapan Me- diasi, Pemahaman tentang Isu, Posisi dan Kepentingan, Analisis Konflik, Simulasi Arbitrase dan Mediasi, Stra- tegi Perundingan berdasarkan Posisi dan Kepentingan & Simulasi, Men- definisikan Isu dan Menyusun Agen- da, Teknik dan Ketrampilan Media- tor, Kaukus dan Simulasi Kaukus, Si- mulasi Penyusunan Agenda, Meng- ungkap Kepentingan Tersembunyi, Hal-hal yang Perlu dihindari oleh Me- diator serta PERMA No.1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Peng- adilan. Dengan demikian, misi BP4 ya- itu; meningkatkan kualitas konsultasi perkawinan, mediasi dan advokasi, meningkatkan pelayanan terhadap keluarga yang bermasalah melalui kegiatan konseling, mediasi dan ad- vokasi, serta menguatkan kapasitas kelembagaan dan SDM BP4 dalam rangka mengoptimalakan program dan pencapaian tujuan. Mahkamah Agung sendiri telah mempunyai SOP dalam pelaksanaan kerjanya termasuk prosedur percerai- an yang melibatkan BP4 dalam hal ini mediator, sebagai lembaga profesio- nal, independen dan mitra Kemente- rian Agama. Oleh karena itu sosialisasi peran mediator agar tidak memakai jasa pe- ngacara melainkan memanfaatkan BP4 (mediator) terus dilakukan, kare- na mediator mengedepankan penase- hatan dan pembinaan agar keluarga yang bermasalah bisa kembali men- jadi keluarga sakinah. Dengan demi- kian harapan untuk menekan angka perceraian bisa tergapai. Anni Pelatihan Mediator BP4 Provinsi Jawa Timur