PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI AGEN UTAMA DALAM
MENUMBUHKAN RASA CINTA SISWA TERHADAP PERPUSTAKAAN
Di susun oleh:
SOLIHAH 210210110036
TIARA DESYANTI RAHARJA 210210120056
MUTIA RAHMI 210210120084
LINA KAMILA RAHMASARI 210210120086
PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul:
“PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI AGEN UTAMA DALAM
MENUMBUHKAN RASA CINTA SISWA TERHADAP PERPUSTAKAAN”:
Di susun oleh:
Solihah 210210110036
Tiara Desyanti Raharja 210210120056
Mutia Rahmi 210210120084
Lina Kamila Rahmasari 210210120086
Telah disahkan pada,
Hari : Senin
Tanggal : 19 November 2012
a.n dosen pembimbing,
Asep Saeful Rohman,S.Sos
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur selalu terlimpah kehadirat Illahi
Rabbi yang telah memberikan rahmat, inayah, dan
kekuatan kepada kami selaku penulis sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perpustakaan
Sekolah Dasar sebagai Agen Utama dalam Menumbuhkan Rasa
Cinta Siswa terhadap Perpustakaan”.
Makalah ini disusun sebagai bentuk partisipasi
kami dalam keikutsertaan pada event Temu Ilmiah
Mahasiswa Nasional (TELMINAS) yang diselenggarakan di
Universitas Padjadjaran.
Makalah ini berisikan ide-ide pengembangan kinerja
Perpustakaan Sekolah, khususnya Perpustakaan Sekolah
Dasar untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah
bersangkutan.Perpustakaan sekolah merupakan syarat
utama dalam pembangunan sekolah dan pencapaian kinerja
perpustakaan sekolah menunjukkan indikasi mutu sekolah
tersebut.
ii
Dunia pendidikan telah menunjukkan perkembangannya
yang cukup signifikan, dewasa ini tidak lagi memandang
siswa sebagai objek belajar namun sebagai subjek
belajar yang dituntut untuk bisa mencari dan menemukan
pemecahan dari berbagai persoalan yang berkaitan dengan
proses belajar-mengajar di sekolah.
Kehadiran perpustakaan menjadi formalitas disetiap
lembaga pendidikan, perlu penyadaran kepada pihak-pihak
yang terkait mengenai fungsional perpustakaan yang
tidak hanya gedung penyimpan buku namun mengandung
aspek edukatif dan rekreasi.Hal inilah yang mendorong
penulis dalam penulisan karya ilmiah untuk memberikan
kontribusi dalam pengembangan kinerja Perpustakaan
Sekolah Dasar.
Karya tulis ini ditulis dengan maksud agar dapat
mengubah pola pikir mengenai perpustakaan sekolah
dengan kinerja baru yang diterapkan menuju era
globalisasi modern. Selain itu, karya tulis ini bisa
menjadi sumber ide bagi pengelola perpustakaan sekolah
dasar.
Penyusunan makalah ini tidak luput dari bantuan
pihak-pihak yang telah berkontribusi baik moril maupun
materil kepada penulis.
Penghargaan yang setinggi-tinginya tidak lupa kami
haturkan kepada yang terhormat,
iii
1. Bapak Asep Saeful Rohman,S.Sos dan Kusnandar, S.Sos
selaku dosen pembimbing yang telah membekali penulis
dengan ilmunya.
2. Orang tua tercinta yang telah memberikan limpahan
kasih sayang, perhatian, kepercayaan dan dukungan
sepenuhnya baik moril maupun materil kepada penulis.
Semoga Allah membalasnya dengan surga yang
dijanjikan-Nya kelak di yaumil akhir.
3. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan
makalah ini.
Semoga menjadi amal jariyah yang tidak akan terputus
sampai akhir zaman.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Dalam penyajian makalah ini kami menyadari akan
adanya kekurangan yang terdapat didalamnya, meskipun
kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
kontruktif sangat diharapkan oleh penulis.Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Allahu yahudzu biaidina ila maa khoiron lil islami wal muslimin
Jatinangor, November 2012
iv
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN....................................i
KATA PENGANTAR.......................................ii
DAFTAR ISI...........................................iv
RINGKASAN............................................vi
ABSTRAK.............................................vii
BAB I.................................................1
PENDAHULUAN...........................................1
1.1 Latar Belakang...................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................3
1.3 Identifikasi Masalah..............................3
1.4 Tujuan Penulisan..................................3
1.5 Manfaat Penulisan.................................4
BAB II................................................5
PEMBAHASAN............................................5
2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah Dasar.............5
2.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah.......................6
2.3 Perpustakaan Sekolah Dasar “Sarana Menumbuhkan
Cinta TerhadapPerpustakaan”...........................7
v
2.4 Aspek-Aspek Penting Perpustakaan Sekolah Dasar
Sebagai Agen Utama....................................8
2.5 Program-Program yang Mendukung Perpustakaan Sekolah
Dasar Sebagai Agen Utama..............................8
BAB III..............................................16
PENUTUP..............................................16
3.1 Simpulan........................................16
3.2 Saran...........................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................18
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 1.1 ..............................................
9
Gambar 1. 2 ..............................................
10
Gambar 1.3 ..............................................
11
vi
RINGKASAN
Perpustakaan Sekolah Dasar adalah perpustakaan
yang berada di sekolah-sekolah dan berada dibawah
naungan lembaga pendidikan. Perpustakaan ini memiliki
peran pertama kali dalam menciptakan dan mewujudkan
karakter dan pola pikir anak. Perpustakaan ini
berfungsi sebagai peletak dasar perkembangan
kepribadian, psikologi, dan pola pikir anak. Anak-anak
dalam usia ini mengalami perkembangan pola pikir dan
karakter yang disesuaikan dengan pola pikir masing-
masing. Dalam proses pembentukan pola inilah, tercipta
kebiasaan membaca yang apabila dilakukan terus-menerus
akan berubah menjadi kecanduan membaca. Peran strategis
dari Perpustakaan Sekolah Dasar terletak dalam proses
tersebut. Adanya fungsi dan tujuan yang terdapat dalam
perpustakaan bertujuan untuk membantu terciptanya pola
pikir individu yang sesuai dengan harapan masyarakat
dan lembaga pendidikan tempat individu tersebut
bernaung.
Perpustakaan Sekolah Dasar sebagai Agen Utama
dalam Menumbuhkan Rasa Cinta Siswa terhadap
Perpustakaan memiliki tujuan utama untuk menarik minat
baca siswa dan mengembangkan kebiaaan membaca sehingga
manjadi budaya baca. Dengan tumbuhnya kebiasaan membaca
vii
akan menciptakan cinta terhadap perpustakaan, sehingga
terciptanya individu yang literer dan intelek. Selain
memanfaatkan fasilitas yang ada, juga dapat diwujudkan
dengan program Social Learning, yaitu suatu program yang
bertujuan untuk mengadakan pendidikan dan bimbingan
kepada individu. Tujuan dari program ini adalah untuk
menarik minat dan cinta terhadap perpustakaan. Macam-
macam kegiatan Social Learning antara lain:
1. Diskusi bersama di perpustakaan
2. Mendongeng kepada anak
3. Bermain game edukasi
viii
ABSTRAK
Perpustakaan Sekolah Dasar merupakan agen utama dalammenumbuhkan minat dan rasa cinta terhadap perpustakaan.Perpustakaan ini merupakan tempat utama dalammeletakkan dan mengembangkan pola pikir anak terhadapbacaan, sehingga timbul kebiasaan membaca yangmeningkat menjadi kecanduan membaca. Dengan ditunjangfungsi dan tujuan perpustakaan di sekolah dasar,diharapkan dapat mewujudkan apa yang menjadi nilai-nilai penting dalam Pancasila dan UUD 1945. Tujuanutama perpustakaan sebagai agen utama adalah untukmenarik minat baca dan menciptakan budaya baca siswaSekolah Dasar. Program yang dapat membantu terwujudnyahal tersebut adalah melalui Social learningseperti diskusibersama di perpustakaan, mendongeng kepada anak,bermain game edukasi.
Kata Kunci: Perpustakaan, sekolah dasar, agen utama,cinta.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang
memiliki penduduk terbanyak di dunia. Hal itu
menyebabkan pertumbuhan penduduk tidak terkendali
sehingga terjadinya kepadatan penduduk diberbagai
wilayah nusantara.
Sebagai negara yang padat penduduknya, tentunya
banyak pula sumber daya manusia (SDM). Sumber daya
manusia yang dapat dimanfaatkan dan diberdayakan
sesuai dengan fungsi dan kebutuhan pemerintah.
Selain itu juga terdapat banyaknya individu-individu
yang potensial yang kesemuanya itu sangat penting
dalam perkembangan bangsa dan negara dimasa yang
akan datang
Fenomena yang diharapkan memang demikian. Namun
yang terjadi -khususnya di Indonesia- tidak sesuai
dengan hal tersebut. Pada kenyataannya, di Indonesia
masih sangat kekurangan SDM yang berkualitas dan
berpotensi yang dapat diberdayakan sesuai dengan
keahlian yang dimiliki. Sumber daya manusia yang ada
tidak mampu memenuhi tuntutan permasalahan sosial
yang semakin hari semakin tinggi.
Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa faktor,
baik dibidang sosial maupun pendidikan. Dilihat dari
1
bidang sosial diantaranya adalah banyaknya
pengangguran diberbagai daerah. Penganguran yang
terjadi diakibatkan oleh tidak tersedianya lapangan
pekerjaan, SDM-nya yang tidak terlatih, dan banyak
usia remaja yang mengalami putus sekolah atau bahkan
sudah tamat sekolah namun tidak ada pelatihan-
pelatihan tenaga kerja sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Apabila dilihat dari sisi pendidikan
diantaranya adalah rendahnya minat baca dan rasa
cinta terhadap perpustakaan. Hal ini dapat dilihat
dari masih sedikitnya individu yang memanfaatkan
perpustakaan sebagai sarana baca dan mengkaji ilmu
pengetahuan.
Perpustakaan merupakan sarana baca dan
pengembangan ilmu pengetahuan terutama didunia
pendidikan adalah sarana fungsional dan fundamental
dalam pelaksanaan program pendidikan. Perpustakaan
menurut Trimo Soejono ialah, “perpustakaan adalah
sekumpulan bahan pustaka, baik yang tercetak, maupun
dalam bentuk rekaman lainnya, pada suatu tempat
tertentu yang telah diatur sedemikian rupa untuk
mempermudah orang mencari informasi yang
diperlukannya dan yang tujuan utamanya adalah untuk
melayani kebutuhan informasi masyarakat yang
dilayaninya dan bukan untuk diperdagangkan.”
(Sinaga, 2005 : 22).
2
Berdasarkan pengetahuan pengertian diatas
perpustakaan merupakan kumpulan informasi yang
sangat dibutuhkan oleh individu terutama dibidang
pendidikan. Penciptaan minat terhadap perpustakaan
sangat penting adanya, karena berhubungan dengan
penciptaan pola pikir ilmiah individu dan berjiwa
literal.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
turut mempengaruhi perkembangan dunia ilmu
informasi. Semua orang dapat dengan mudah mencari
dan menemukan informasi sesuai yang diharapkan
dengan memanfaatkan media yang ada, tanpa
memperhatikan keakuratan dan kredibilitas dari
informasi tersebut.
Adanya hal tersebut, menjadikan perpustakaan
sebagai pusat informasidan belajar sepanjang hayat
sedikit terpojokkan. Berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi turut mempengaruhi pola pikir individu
terutama dalam melakukan pencarian informasi.
Pentingnya akan kebutuhan informasi, membuat semua
orang bergantung pada sesuatu yang menjadi sumber
informasi.
Seperti yang sudah dijelaskan pada kalimat
sebelumnya, salah satu hal yang dianggap penting
adalah menciptakan dan membantu menumbuhkan rasa
cinta terhadap perpustakaan, agar tujuan dari
3
perpustakaan dapat terwujud secara efektif.Salah
satu sasaran dasar dalam menciptakan minat dan cinta
terhadap perpustakaan adalah perpustakaan sekolah
dasar.
Perpustakaan sekolah dasar merupakan
perpustakaan utama yang dikenali oleh siswa-siswi
sekolah dasar.Perpustakaan ini sangat baik dijadikan
sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa cinta dan
minat terhadap perpustakaan.Itulah sebabnya,
perpustakaan sekolah dasar dijadikan sebagai agen
utama dalam menumbuhkan rasa cinta dan minat
terhadap perpustakaan. Melalui perpustakaan inilah
seseorang akan belajar mengenai segala hal tentang
informasi, seperti bagaimana proses mencari
informasi, mengambil dan menyimpan buku kembali di
perpustakaan, bagaimana membaca sebuah literature,
membentuk pola pikir ilmiah melalui kegiatan
membaca, dan membentuk individu yang kritis dan
melek informasi yang berdasarkkan atas pengetahuan
yang diperolehnya selama berada di perpustakaan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perpustakaan sekolah menjadi agen
utama yang penting dalam menumbuhkan rasa cinta
terhadap perpustakaan?
4
1.3 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana membuat siswa-siswi tertarik
mengunjungi perpustakaan?
2. Bagaimana memberdayakan fungsional perpustakaan
di Sekolah Dasar?
3. Bagaimana menumbuhkan rasa cinta perpustakaan
sekolah kepada siswa-siswi sedini mungkin?
4. Bagaimana menciptakan contoh yang baik bagi
siswa-siswi yang mengunjungi perpustakaan?
5. Bagaimana cara mengembangkan kreativitas anak?
6. Bagaimana melatih indera dalam menerima
informasi?
7. Mengapa tingkat kunjungan ke perpustakaan di
Sekolah Dasar menurun?
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Menjadikan perpustakaan sekolah dasar menjadi agen
utama yang penting dalam menumbuhkan rasa cinta
siswa-siswi terhadap perpustakaan.
2. Memiliki kecenderungan untuk meniru terhadap
aktivitas yang dilihat dan didengar dari layanan
perpustakaan sekolah dasar.
3. Mengembangkan kreativitas anak.
4. Melatih indera dalam menerima informasi
5
5. Meningkatkan kualitas pelayanan pustakawan di
Sekolah Dasar.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan karya tulis yang berjudul
“Perpustakaan Sekolah Dasar sebagai Agen Utama dalam
Menumbuhkan Rasa Cinta Siswa terhadap Perpustakaan”
diantaranya:
1. Membentuk pola dan kecerdasan anak.
2. Menanamkan minat mengunjungi perpustakaan sejak
dini.
3. Belajar dan membantu menemukan bakat dan
kecerdasan anak.
4. Mengembangkan minat baca sedini mungkin.
5. Membantu menciptakan karakter individu yang
literal dan mengetahui pengetahuan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah Dasar
Perpustakaan sekolah menurut Sulistyo adalah
perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah
dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan,
dengan tujuan membantu sekolah untuk mencapai tujuan
khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya
(Basuki, 1991:50).
Salah satu pembentukan kepribadian anak dimulai
dari mereka memasuki usia pendidikan Sekolah Dasar.
Pada saat itu juga mulai terbentuk kebiasaan membaca
yang kemudian berkembang menjadi kecanduan
membaca.Hal sepertiitulah yang dapat dilakukan di
Perpustakaan SekolahDasar.
Mula-mula siswa Sekolah Dasar diajak dan
dikenalkan dengan perpustakaan, kemudian pustakawan
dari perpustakaan tersebut mulai membimbing anak-
anak pada saat mengunjungi perpustakaan.
Untuk menunjang kegiatan tersebut, dibutuhkan
sarana atau fasilitas perpustakaan yang sesuai.Salah
satunya adalah koleksi.Selain tempat (gedung atau
ruangan), koleksi juga merupakan salah satu unsure
yang penting dalam menumbuhkan kebiasaan membaca
siswa Sekolah Dasar.Apabila sudah tercipta kebiasaan
7
dan kejanduan membaca maka tumbuh pula rasa cinta
dan minat yang besar terhadap perpustakaa.
Koleksi dari perpustakaan sekolah dasar harus
disesuiaikan dengan kebutuhan, pembentukan kebiasaan
membaca, pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan, intektual, social, emosional, dan
kejiwaaan siswa itu sendiri.
Koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari :
1. Buku teks pelajaran;
2. Buku rujukan;
3. Buku pengayaan;
4. Sumber belajar lain
2.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan syarat wajib
dalam pembangunan sekolah maka dari itu setiap
sekolah diharuskan memiliki perpustakaan, karenanya
ia dinilai sangat penting dalam mewujudkan visi dan
misi sekolah tersebut. Adapun fungsi perpustakaan
adalah :
1. Perpustakaan sekolah lebih ditekankan kepada
fungsi edukatif dan fungsi rekreatif.
2. Perpustakaan sekolah sebagai pusat edukasi,
berfungsi sebagai “guru” atau sebagai pusat
sumber belajar yang menyajikan berbagai
kebutuhan siswa.
8
3. Perpustakaan sekolah sebagai pusat rekreasi,
berfungsi sebagai sarana yang menyediakan
bahan-bahan pustaka yang mengandung unsure
hiburan yang sehat dan bermanfaat.
4. Perpustakaan sekolah sebagai pusat informasi
dan pusat penelitian yang titik tekannya pada
fungsi edukatif dan rekreatif.
5. Perpustakaan sekolah dasar juga berfungsi
sebagai fungsi kreatifitas, yatiu memicu daya
imajinasi dan potensi serta bakat seorang anak
dalam mengembangkan ilmu tertentu sesuaidengan
kreatifitas yang dimiliki.
6. Perpustakaan Sekolah Dasar berfungsi juga
sebagai fungsi budaya, yaitu sebagai tempat
penyimpananhasil karya-karya manusia.
7. Perpustakaan Sekolah Dasar juga berfungsi
sebagai dokumentasi, yaitu sebagai tempat untuk
menyimpan dan mendokumentasikanhasil karya-
karya manusia.
Tujuan Perpustakaan secara khusus adalah sebagai
berikut :
1. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan
membaca;
2. Mendayagunakan budaya tulisan;
3. Mengembangkan kemampuan, mencari, mengolah, dan
memanfaatkan informasi;
9
4. Mendidik siswa agar dapat memelihara dan
memanfaatkan bahan pustaka;
5. Meletakkan dasar-dasar kearah mandiri;
6. Memupuk minat dan bakat;
7. Menumbuhkan penghargaan(apresiasi) terhadap
pengalaman imajinatif;
8. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi dengan tanggung jawab dan
usaha sendiri.
(Rachmananta, 2006 : 36-37)
2.3 Perpustakaan Sekolah Dasar “Sarana Menumbuhkan
Cinta TerhadapPerpustakaan”
Setiap anak yang akan sekolah dalam tingkat
formal akan memulai proses pengenalan di Taman
Kanak-Kanak berlanjut proses pembelajaran di Sekolah
Dasar . Sekolah Dasar merupakan tingkatan sekolah
yang dinilai dapat membentuk pola dan kepribadian
anak, hingga penanaman rasa cinta sejak kecil akan
membentuk pola pikir yang positif saat ia telah
dewasa. Begitu pula dengan peran adanya perpustakaan
di Sekolah Dasar sebagai sarana pembelajaran yang
efektif untuk mewujudkan perkembangan siswa-siswi
yang unggul. Rasa cinta terhadap perpustakaan dapat
dipupuk sedini mungkin dengan harapan ia selalu
10
menggunakan perpustakaan sebagai pusat informasi
utama dan akurat.
Untuk meningkatkan rasa cinta terhadap
perpustakaan dapat dilakukan dengan upaya sebagai
berikut :
1) Membentuk club pecinta perpustakaan
2) Menjadwalkan waktu kunjungan ke Perpustakaan
Sekolah tiap kelas
3) Menjadwalkan program plus perpustakaan seperti:
Hari Game
4) Membagikan stiker perpustakaan kepada setiap
siswa-siswi
5) Memberi penghargaan kepada anak yang sering
berkunjung ke perpustakaan
6) Mengadakan event “Pekan Anak Gemar Membaca”
dengan mengadakan perlombaan sesuai program
kegiatan perpustakaan setahun sekali.
2.4 Aspek-Aspek Penting Perpustakaan Sekolah Dasar
Sebagai Agen Utama
Dalam buku yang terkenal, Smart Baby, Clever Child,
oleh Valentine Dmitriev, Ph.D. Munif Chatib,
mengatakan ada dua faktor dalam perkembangan otak
manusia yang menjadikan beberapa orang lebih pandai
daripada orang lain. Faktor itu adalah keturunan dan
lingkungan. Tidak banyak yang bisa dilakukan orang
11
tua untuk mengubah warisan gen seorang bayi, tetapi
sangat banyak yang bisa dilakukan untuk
mengoptimalkan faktor lingkungan guna meningkatkan
potensi perkembangan seorang anak.Lingkungan
pembelajaran yang baik akan meningkatkan tingkat
intelektual seseorang dengan melibatkan semua panca
inderanya. (Chatib, 2011 : 73).
Aspek penting dalam perpustakaan sekolah dasar
sebagai agen utama dalam menumbuhkan minat dan cinta
terhadap perpustakaan dilihat dari faktor-faktor
sebagai berikut :
1. Berpegang teguh pada fungsi-fungsi utama
perpustakaan khususnya Perpustakaan Sekolah
Dasar;
2. Dilandasi oleh tujuan-tujuan dari perpustakaan
Sekolah Dasar;
3. Membantu mengamalkan nilai yang terdapat dalam
sila-sila Pancasila dan UUD 1945.
Selain faktor diatas, aspek yang penting lainnya
adalah sumber daya manusia dan pengelolaan
perpustakaan sekolah yang disesuaikan dengan tujuan,
fungsi, dan kebijakan lembaga penaungnya.
12
2.5 Program-Program yang Mendukung Perpustakaan Sekolah
Dasar Sebagai Agen Utama
Dewasa ini peran perpustakaan di sekolah dasar
belum memenuhi syarat dan fungsi perpustakaan, yaitu
edukatif, rekreatif, informatif dan penelitian.
Minimnya siswa-siswi yang berkunjung keperpustakaan
atas kesadaran pribadi mempengaruhi perkembangan
tingkat intelektual anak.
. Berbagai karakteristik siswa siswi sekolah
dasar dapat dikembangkan melalui pembelajaran Social
Learning di perpustakaan sekolah yang bersangkutan.
Program-program dari Social Learningadalah sebagai
berikut :
1. Diskusi bersama di perpustakaan
Diskusi adalah proses bermusyawarah bersama
dalam membahas suatu masalah yang dihasilkan oleh
pelakunya.Program diskusi di perpustakaan sekolah
dasar dapat dibentuk dengan cara:
a) Menjadwalkan hari diskusi dua bulan sekali
b) Topik pembahasan tentang buku-buku popular
Anak
Manfaat dari program diskusi adalah
mengembangkan semangat bertanya dari murid dan
mendidik mereka menjadi pengguna informasi yang
kreatif dan kritis.
2. Mendongen Untuk Anak
13
Mendongeng merupakan seni dalam penyampaian
peristiwa dalam bentuk kata-kata, gambar, dan
suara yang biasanya disisipi dengan improvisasi
atau rekaan. Dongeng biasanya berisi kisah yang
berada di luar kehidupan nyata dan di luar
pemikiran logis manusia yang di dalamnya terdapat
selipan hikmah dan pelajaran yang bisa diambil
dan ditiru dengan mudah oleh anak-anak. Selain
itu, dongeng juga dapat melatih imajinasi dan
rasa ingin tahu anak. Mendongeng dapat dijadikan
sebagai sarana hiburan, pendidikan, pelestarian
budaya, dan sarana penanaman nilai-nilai moral.
Unsur yang paling penting dalam mendongeng
adalah plot, tokoh, tema, dan sudut pandang
cerita. Tujuan mendongeng adalah untuk mengajar,
menjelaskan, dan menyampaikan pesan moral tanpa
terkesan menggurui atau memaksakan pendapat.
Dasar teknik mendongeng : menghibur dengan
intonasi yang jelas, menceritakan hal yang
menarik, dan punya nilai khusus. Metode yang
dapat diterapkan dalam kegiatan mendongeng di
perpustakaan sekolah:
1. Membentuk dua kelompok besar setiap satu kelas
2. Bekerja sama dengan guru bahasa Indonesia
dalam penanganan murid, contoh: setiap kelas
dibagi kelompok A dan B ,kelompok A saat itu
14
diajar oleh guru bahasa Indonesia dikelas dan
kelompok B pergi ke perpustakaan, program ini
bisa dilakukan sebulan sekali.
3. Mengambil topik cerita dari buku yang ada di
perpustakaan seperti buku cerita rakyat,
fabel, dan lain-lain (sambil mendongeng
menunjukkan bukunya) atau topik khayalan
putakawannya sendiri yang akan membentuk
imajinasi tersendiri oleh pendengar.
Namun sayangnya, masih banyak orang tua yang
belum peduli terhadap pentingnya dongeng bagi
anak. Berdasarkan penelitian Suherman yang
dituangkan dalam bukunya “Perpustakaan Sebagai Jantung
Sekolah”, disebutkan bahwa kurang lebih hanya 15 %
dari orang tua di Indonesia yang rutin mendongeng
untuk anak-anaknya.
Teknik yang dapat dilakukan seorang
pustakawan dalam mendongeng, diantaranya:
1. Pustakawan menggunakan media penyampaian
dongeng. Penyampaian menggunakan media ini
dapat berupa audio visual, buku-buku dongeng,
ataupun alat peraga. Contoh media audio
visual adalah dengan menyampaikan dongeng
melalui media film yang diadaptasi dari kisah-
kisah penuh hikmah seperti film anak shaleh
islami. Menyampaikan dongeng melalui alat
15
peraga berarti menggambarkan ilustrasi dongeng
agar dapat lebih dipahami oleh anak.
2. Pustakawan menyampaikan dongeng tanpa
menggunakan media. Pendongeng berarti
menggambarkan sendiri kisah yang ia sampaikan
melalui intonasi, gestur tubuh, dan mimik
wajah yang menggambarkan dongeng tersebut
untuk membentuk daya imajinasi tersendiri bagi
anak.
Manfaat mendongeng untuk anak:
1. Melatih emosional setiap anak dengan
pengungkapan dirinya
2. Membentuk daya imajinasi sejak dini
3. Mengasah rasa ingin tahu
4. Membentuk pribadi yang tertarik terhadap
perpustakaan sebagai salah satu media
pembelajaran
3. Permainan game edukasi
Game edukasi adalah rangkaian permainan yang
membutuhkan penyelesaian masalah. Contoh game
edukasi yang kami rekomendasikan antara lain:
a. Bermain puzzle yang dibuat berbentuk
perpustakaan sekolah dasar yang bersangkutan,
misalnya gambar bendera merah putih, foto-foto
dari setiap program perpustakaan yang sudah
dilaksanakan, dan puzzle sesuai tema dongeng.
16
b. Menyusun kata yang sudah diacak, seperti
kalimat “Aku Suka Membaca”, “Buku adalah
Jendela Dunia”, “Buku adalah mercusuar yang
berdiri di tepi samudra waktu yang luas”, dan
lain sebagainya sesuai kreativitas pustakawan
itu sendiri.
Pustakawan juga dapat memfasilitasi siswa-
siswi dengan menyediakan media permainan cardgame
dan boardgame.Cardgame adalah segala jenis
permainan yang mengunakan kartu dalam setiap
permainan.Sedangkan Boardgame adalah segala jenis
permainan yang menggunakan papan atau alas untuk
bermain. Dan biasanya permainan ini dimainkan
oleh lebih dari satu orang di satu meja yang
sama. Permainan yang menggunakan papan, contohnya
adalah sebagai berikut:
1) Board game ini bernama Pro Action Football, yang
pertama kali diproduksi tahun 1994 oleh Parker
Brothers. Permainan ini bisa dimainkan oleh
hingga 4 pemain, tentunya dibagi ke dalam 2
tim. Komponennya terdiri dari kain hijau yang
berfungsi sebagai lapangan bola, 2 buah
gawang, dan 22 figur pemain bola. Figur-
figurnya didesain sangat bagus, menarik, dan
dengan sistem yang unik, sehingga setiap figur
bisa bergerak mengejar bola dan bisa mengoper
17
Gambar 1.1
bola ke figur lain seperti layaknya main bola
di lapangan. Aturan permainan pun hampir sama
dengan aturan main bola pada umumnya.Hanya
dibutuhkan jari
telunjuk yang
gesit untuk bisa
menang dalam
permainan ini,
karena setiap
figur hanya boleh
digerakkan dengan jari telunjuk. Untuk
menendang bola atau mengoper bola, kita hanya
perlu memutar figur ke arah figur lain lalu
menekan bagian atas figur dengan jari
telunjuk. Untuk mengejar bola, kita hanya
perlu menggeser figur dengan jari telunjuk
kita.Siapa yang tangkas dan gesit menggunakan
jari telunjuknya, dan bisa mengatur setiap
figur dengan baik, bisa memenangkan permainan
ini. Pemain yang bisa membuat gol terbanyak
adalah pemenangnya.
2) Permainan
selanjutnya
dimainkan dengan
setumpuk balok yang
tersusun ke atas.
18Gambar 1.2
Pemain bergiliran memindahkan satu balok dari
bawah ke atas, terus begitu hingga susunan
yang tadinya rapi jadi terlihat berantakan dan
rapuh. Ketika akhirnya susunan balok rubuh,
pemain yang merubuhkan susunan balok itu
dinyatakan kalah. Ini bukan Uno Stacko. Justru
permainan ini adalah yang menginspirasi
permainan Uno Stacko.
Namanya Jenga, sebuah permainan yang didesain
oleh Leslie Scott. Jenga pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1983 dalam acara
London Toy Fair–yang berarti saat ini Jenga
telah berusia 29 tahun.Kata jenga sendiri
adalah bentuk imperatif dari kata kujenga yang
dalam bahasa Swahili berarti membangun.Karena
memang dalam Jenga, pemain dituntut untuk
membangun menara dari susunan balok yang ada
setinggi mungkin, tanpa
merubuhkannya.Permainan ini sangat mudah
dimainkan, bisa dimainkan sendiri atau pun
19
beramai-ramai, dan juga tidak mengenal usia.
Jenga pun saat ini sudah dikembangkan ke versi
digital, walau mungkin lebih menegangkan versi
konvensionalnya karena benar-benar bermain
langsung dengan baloknya.
3) Permainan selanjutnya dinamakan“The Legends”.
Indonesia merupakan salah satu negara yang
mempunyai sejarah bulutangkis paling hebat di
dunia. Sejak berdekade-dekade lalu,
bulutangkis telah berhasil mengharumkan nama
bangsa kita. Nama-nama seperti Hariyanto Arbi,
Liem Swie King, Susi Susanti, Alan Budikusuma,
Rexy Mainaky, dan Ricky Subagja adalah
beberapa legenda bulutangkis Indonesia. Tujuan
game “The Legends” sama dengan tujuan dari
permainan bulutangkispada umumnya, yakni
mencetak skor sampai poin tertentu. Komponen
game ini terdiri dari sebuah papan yang
berbentuk lapangan bulutangkis beserta netnya,
token berbentuk segitigayang berfungsi sebagai
karakter dan kok, 1 set kartu energi, dan 2
buah dadu.
Game ini termasuk ke dalam tipe board game
yang menggabungkan ketangkasan dan strategi.
Di dalam permainan ini kita harus melemparkan
token dari daerah lapangan kita ke lapangan
20
Gambar
lawan.Semakin jauh kita mendaratkan token kita
dari karakter lawan, maka kemungkinan untuk
masuk pun akan semakin besar. Di sinilah
ketangkasan kita diuji. Tapi hati-hati! Jika
kita melemparnya terlalu jauh atau dekat,
bisa-bisa keluar atau terkena net dan poin pun
akan jatuh ke tangan lawan.Strategi pun
dibutuhkan, karena setiap karakter mempunyai
keunikan masing-masing yang dapat mempengaruhi
setiap langkah permainan. Masing-masing
karakter mempunyai kemampuan mobilitas, smash,
dan kemampuan unik yang berbeda-beda, sesuai
gaya permainan asli sang pemain. Contohnya
adalah Liem Swie King dengan King Smash-nya
dan Ricky Subagja dengan kemampuan netting-
nya.
The Legends merupakan sebuah board game dibuat
oleh orang Indonesia pula, Mizan Shiddiq dan
Kummara.Ditambah dengan cerita singkat tentang
masing-masing pemain legendaris, The Legends
dapat menambah wawasan dan kebanggaan kita
terhadap dunia bulutangkis Indonesia.
Secara umum, Board Game dapat melatih
keterampilan dasar membaca dan matematika pada
anak melalui komponen-komponennya, seperti papan,
21
bidak, kartu, dan dadunya.Board Game merupakan
permainan yang melatih kehidupan bermasyarakat
dengan memberikan latihan simulasi situasi kepada
pemainnya.Anak-anak juga dapat belajar disiplin
melalui bermain board game karena mereka harus
bermain dengan bergiliran dan menaati aturan
mainnya, dan biasanya, lawan main akan dengan
sendirinya menegur jika ada seorang pemain yang
menyalahi aturan main. Dengan mekanisme menegur
itu, secara tidak langsung anak juga belajar
berinteraksi dan menghargai pemain lain melalui
board game.
Selain beberapa manfaat di atas, board game
sebagai media edukasi juga dapat melatih
konsentrasi dan daya ingat anak. Untuk anak usia
sekolah, board game pun dapat melatih anak
memecahkan masalah, berstrategi, serta berpikir
kreatif dan kritis. Jika sudah tahu permainan apa
yang baik, belajar dengan bermain akan menjadi
kegiatan yang efektif dan menyenangkan. Tapi
tidak perlu bingung memilih-milih, Segitiga akan
membantu kamu mengetahui board game mana yang
tepat sebagai media edukasi untuk anak.
Adapun upaya yang dapat dilakukan guna
meningkatkan rasa cinta terhadap perpustakaan
ialah sebagai berikut :
22
1.Membentuk club pecinta perpustakaan
2.Menjadwalkan waktu kunjungan ke Perpustakaan
Sekolah tiap kelas
3.Menjadwalkan program plus perpustakaan
seperti: “Game Day”
4.Membagikan stiker perpustakaan kepada setiap
siswa-siswi
5.Memberi penghargaan kepada anak yang sering
berkunjung ke perpustakaan
6.Mengadakan event “Pekan Anak Gemar Membaca”
dengan mengadakan perlombaan sesuai program
kegiatan perpustakaan setahun sekali.
23
BAB III
PENUTUP
3.1Simpulan
Perpustakaan Sekolah Dasar merupakan agen utama
dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap
perpustakaan.Sejak dini siswa diharapkan dapat
mempunyai rasa cinta terhadap perpustakaan dan memiliki
kecenderungan untuk meniru hal-hal baik terhadap
aktivitas yang dilihat dan di dengar dari layanan
perpustakaan sekolah dasar.Selain itu perpustakaan
sekolah dasar dapat membantu dalam pengembangan
kreativitas anak serta dapat melatih indera dalam
menerima informasi.Tujuan yang paling penting dalam
menumbuhkan rasa cinta perpustakaan adalah
mengembangkan minat baca yang berkelanjutan sesuai
dengan konsep perpustakaan sebagai pusat pembelajaran
sepanjang hayat.
3.2Saran
Berangkat dari hasil paparan di atas maka penulis
dapat memberikan sebuah saran yaitu bagi pustakawan dan
masyarakat khususnya orang tua siswa-siswi sekolah
dasar dapat saling bekerjasama dalam mengembangkan
peranan perpustakaan sekolah dasar sebagai agen utama
dalam menumbuhkan rasa cinta terhadapilmu informasi dan
perpustakaan di dunia ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Sulistyo. 1991.Pengantar ilmu perpustakaan.Jakarta:
Gramedia
Dmitriev , Valentine. 2011. Smart Baby, Clever Child. Adams
Media Corporation
Rachmananta, Deddy. 2006. Bibliographyc Control in Indonesia:
Past, Present, and Future.
Sinaga,Dian. 2005. Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kreasi
Media Utama
Suherman. 2009. Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah.Mutiara
Qolbun Salim
25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SOLIHAH, lahir di Bandung pada tanggal
28 Mei 1992 sebagai anak pertama dari
pasangan bapak Suharna dan ibu Iis.
Sebelum kini menjadi Mahasiswa
Departemen Ilmu Informasi dan
Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi,
Universitas Padjadjaran, ia sempat mengenyam pendidikan
di SD N Gununghalu 01, SMP N 02 Guunghalu, dan SMA N 01
Gununghalu. Kini ia beralamat di Jalan
Gununghalu-Ciwidey, RT/RW 01/09 Desa
Gununghalu, Kecamatan Gununghalu,
Kabupaten Bandung Barat. Nomor yang
dapat dihubungi adalah 087827955915.
TIARA DESYANTI RAHARJA , lahir di Bandung pada tahun
1993 tepatnya 23 Desember 1993, putra pertama Bapak
Kurnia Raharja dan Ibu Elis Sumyati. Menyelesaikan
Sekolah dasar di SDN Cangkuang 13, kemudian melanjutkan
SMP ke SMPN 2 Dayeuhkolot, serta SMA di SMAN 1
Baleendah.Tahun 2012 meneruskan kuliah ke Universitas
Padjadjaran, Fakultas Ilmu Komunikasi, untuk Program
Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan.Nomor Hp yang
26
dapat dihubungi adalah 08986101467, dengan alamat e-
mail [email protected].
Bertempat tinggal di Cibogo rt/rw 003/010 Desa
Cangkuang Kulon Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
40239.
MUTIA RAHMI, lahir di Pontianak, 11
februari 1994, Jurusan Ilmu Informasi
dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu
Komunikasi, Universitas Padjadjaran,
nomor hp yang dapat dihubungi
085252209054 dengan alamat email
[email protected] , bertempat tinggal jalan Adi
Sucipto Gg. Mandiri IV no1 Rt02 Rw02 (78391), kab.Kubu
Raya, Kalimantan Barat.
LINA KAMILA RAHMASARI. Lahir di
Bandung, tepat pada tanggal 28 Juni
1994 sebagai anak ke-4 dari pasangan
bapak DR.Mujiyo Nurkholis, M. Ag. dan
ibu Dra. Imas Rosyanti, M. Ag. Pertama
kali mengenyam pendidikanformal di TK N Pembina (1999-
2000), kemudian melanjutkan ke SD N Panyileukan 1
(2000-2006), selanjutnya SMP N 1 Cimalaka – Sumedang
sekaligus mengenyam pendidikan informal di Pondok
Pesantren At-Tarbiyah Sumedang (2006-2009). Dilanjutkan
27
pendidikan di MA Al-Ishlah Bobos- Cirebon sekaligus
mengenyam pendidikan informal di Pondok Tahfidz Qur’an
Terpadu Al-Hikmah Bobos – Cirebon (2009-2012). Dan
sekarang, ia mengenyam pendidikan di Jurusan Ilmu
Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi,
Universitas Padjadjaran. Bertempat tinggal di Komplek
Mekar Biru blok D-174 Rt.03 Rw.07, Desa Cibiru Hilir,
Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Adapun nomor
yang dapat dihubungi 089624860170 dan alamat email
28