1
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL,
DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2016
Zurriah, Jack Febriand Adel, Fatahurrazak
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas,
struktur modal, dan kebijakan dividen terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas,
struktur modal, dan kebijiakan dividen terhadap harga saham baik secara parsial
maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. Teknik penelitian sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 36
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai sampel penelitian. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan harga
saham yang diperoleh www.idx.co.id.Metode analisis yang digunakan adalah uji
asumsi klasik, uji hipotesis, dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa secara persial variabel profitabilitas, likuiditas, struktur
modal, dan kebijiakan dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik
secara parsial maupun simultan. Kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sebesar 28,8% sedangkan sisanya 71,2%
dijelaskan oleh variabel independen lainya diluar metode penelitian.
Kata kunci : profitabilitas, likuiditas, struktur modal, dan kebijakan dividen.
2
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang tumbuh dan berkembang di
bidang usaha yang beragam. Kehadiran dan kemunculan bermacam-macam
perusahaan baru membuat timbulnya persaingan yang relatif ketat didunia bisnis.
Banyak perusahaan yang melakukan exspansi usaha yaitu ditandai dengan
berkembang pesatnya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia salah
satunya perusahaan manufaktur. Pasar modal memiliki peran penting bagi
perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu
sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Pasar modal juga tempat
yang mempertemukan antara investor dan emiten Pemodal berharap dengan
membeli saham, mereka dapat menerima dividen (pembagian laba) setiap tahun
dan mendapat keuntungan (capital gains) pada saat sahamnya dijual kembali.
Dalam analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat
mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Salah satu faktor
yang mempengaruhi harga saham suatu investasi adalah faktor internal
perusahaan.
Menurut setiyawan dan pardiman (2014), salah satu hal yang harus menjadi
fokus pertimbangan seorang investor adalah harga saham. Kepercayaan investor
atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin banyak orang
yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten
tersebut semakin kuat. Perubahan harga saham dipengaruhi oleh kekuatan
permintaan dan penawaran yang terjadi dipasar modal. Semakin banyak investor
yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin
naik, dan sebaliknya jika semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan
maka akan berdampak pada turunnya harga saham (Anisma, 2012). ). Harga
saham bisa diukur dari nilai harga saham saat penutupan (closing price). Rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Struktur Modal, dan Kebijakan Dividen terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016
baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal, dan
Kebijakan Dividen terhadap harga saham.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Pengertian Harga Saham
Sahammerupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Menurut
Simatupang (2010: 19), saham adalah surat beharga yang menunjukkan adanya
kepemilikkan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit
saham.Harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti
penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan (Anorage 2006:100), (Santi dan
Dahlia komalasari, 2017). Dalam penelitian ini, harga saham yang digunakan
adalah harga penutupan (closing price), sedangkan harga penutupan merupakan
harga pasar yang terjadi di BEI pada akhir tahun yang bersangkutan
(Tandelilin,2010:383).
3
Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya.
Rasio profitabilitas dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat
efektivitas kinerja manajemen. Kinerja yang baik akan ditunjukkan lewat
keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba yang maksimal bagi
perusahaan (Hery, 2016). Return on equitas (ROE) merupakan rasio yang
menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih.
Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
ekuitas (Hery, 2015:168).
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 ROE =Laba Bersih Setelah Pajak
Total Ekuitas
Likuiditas
Subramanyam dan Wild (2010), rasio likuiditas adalah mengacu pada
ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka
pendek. Likuiditas perusahaan yang sering kali diukur menggunakan rasio lancar
menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan
melunasi kewajiban jangka pendeknya.(Fahmi, 2011), rasio lancar atau bisa
disebut Current Ratio (CR) adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi
jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika
jatuh tempo.
Rasio Lancar =Aset Lancar
Hutang Lancar
Struktur Modal
Rasio struktur modal merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibanya (Hery, 2016). Struktur Modal
dalam penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER dihitung
sebagai hasil bagi antar total hutang dengan modal (Hery, 2015).
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (DER) =Total Hutang
Total Ekuitas
Kebijakan Dividen
Menurut Martono dan Harjito (2010:253), rasio pembayaran dividen atau
Dividend Payout Ratio (DPR) menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk
dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan.
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (DPR) = Dividen
Laba Setelah Pajak
4
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Semakin tinggi hasil ROE berarti semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan
dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas. Sehingga menimbulkan
minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. ROE
meunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat kembalian
pemegang saham dan berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang
diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Semakin tinggi
rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih
besar pada pemegang saham. Semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola
modal dari pemegang saham baik secara efektif dan efisien untuk memperoleh
laba sehingga laba bersih meningkat dan nilai ROE akan meningkat pula.
Sehingga mempengaruhi peningkatan kepercayaan investor kepada perusahaan
yang mendorong investor untuk berinvestasi pada perusahaan, jika kepercayaan
investor meningkat terhadap perusahaan akan berpengaruh terhadap peningkatan
harga saham.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis pertama dalam
penelitian ini adalah:
H1 : Diduga return on equity berpengaruh terhadap harga saham
Pengaruh Likuiditas Terhadap Harga Saham
Semakin besar perbandingan asset lancar dengan utang lancar semakin
tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya
maka perusahaan dalam kondisi baik dan dapat meningkatkan harga saham karena
para investor tertarik dengan perusahaan yang seprti ini. Apabila kemampuan
likuiditas perusahaan itu baik, investor tidak perlu mencemaskan apakah modal
yang mereka tanam di perusahaan tersebut akan kembali dan memberikan
keuntungan untuk mereka atau tidak (Valintno dan Sularto, 2013),
Profitabilitas (X1)
Likuiditas (X2)
Harga Saham (Y) Sturuktur Modal (X3)
Kebijakan Dividen (X4)
5
Current Ratio (CR), dianggap dapat mempengaruhi harga saham karena
Current Ratio adalah gambaran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Tingginya nilai Current Ratio dapat
menggambarkan likuiditas perusahaan besar, dengan likuidutas yang besar
tentunya akan menggambarkan perusahaan mampu dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya, hal tersebut tentu akan menarik pemegang saham untuk
berinvestasi, dengan banyaknya pemegang saham yang tertarik dan berinvestasi
tentu akan meningkatkan demand atau penawaran saham, dengan begitu maka hal
tersebut akan berpengaruh pada harga saham yang akan bertambah.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis kedua dalam
penelitian ini adalah:
H2 : Diduga current ratio berpengaruh terhadap Harga Saham
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Harga Saham Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan
hutangnya. Bagi perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang dalam
kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi hutang perusahaan akan mengurangi
return yang diperoleh. Dalam kondisi resesi, perusahaan mengalami kerugian
karena perusahaan membutuhkan kas untuk membayar hutang dan harus
membayar beban bunga. Karena rugi, perusahaan kesulitan menjual saham untuk
mendapatkan modal dan menyebabkan pemberi pinjaman menaikan suku bunga,
sehingga hutang meningkat, hal ini semakin mengurangi return yang diperoleh
investor (Fatimah dan Satrio, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis ketiga dalam
penelitian ini adalah:
H3 : Diduga debt to equity rasio berpengaruh terhadap Harga Saham
Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham
DPR menentukan jumlah laba yang dibagi dalam bentuk kas dan laba
ditahan sebagai sumber pendanaan untuk menambah modal guna pembiayaan
investasi di masa yang akan datang. Rasio ini menunjukkan persentase laba
perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham. Semakin tinggi dividen
yang akan dibagikan oleh suatu perusahaan maka akan meningkatkan minat
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga
menyebabkan harga saham semakin tinggi. Aspek penting dari kebijakan dividen
adalah menentukan alokasi laba yang sesuai antara pembayaran laba sebagai
dividen dengan laba yang ditahan perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis keempat dalam
penelitian ini adalah:
H4 : Diduga divident payout ratio berpengaruh terhadap Harga Saham
H5 :Diduga Return On Equity, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen
Payout Ratio berpengaruh terhadap harga saham
6
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2016.
Ruang lingkup dalam penelitian ini mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas,
struktur modal, dan kebijakan dividen terhadap harga saham.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana penelitian yang
datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 yaitu sebanyak 138
perusahaan.Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013 : 85).
Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
beberapa kriteria tertentu yang terdiri dari :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.
2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangannya secara
kontinyu selama periode 2013-2016.
3. Perusahaan tidak pernah mengalami rugi selama tahun 2013-2016.
4. Perusahaan manufaktur yang secara berturut-turut membagikan dividen
tunai selama periode 2013-2016.
5. Perusahaan manufaktur menggunakan rupiah (Rp) sebagai mata uang
periode 2013-2016. Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 138
perusahaan, dan setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel
sebanyak 36 perusahaan dan 144 data observasi.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda.Dengan bantuan SPSS 21dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik
deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan
heterokedastisitas), dan uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi).
Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan
variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruhprofitabilitas, likuiditas, struktur modal,
dan kebijakan dividen terhadap hargapada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
7
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
(Ghozali, 2013:19).
Hasil Statistik Deskriptif ( Setelah di Ln )
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018
Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitasbertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut (Ghozali,
2013 : 160), cara untuk mendeteksi apakah residual berdistri normal atau tidak
adalah dengan menggunakan analisis grafik juga dapat diuji dengan statistic non
–parametik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji normalitas dapat dilihat dengan
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan dua
ploting data residual akan membandingkan dengan garis diagonal. Distribusi data
residual dianggap normal apabila garis yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya (ghozali, 2013 :161). Hasil uji normalitas
probalility plot menggunakan program SPSS 21 dapat dilihat sebagai berikut;
Hasil Uji Normalitas (Setelah di Ln)
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018
Berdasarkan hasil uji normalitas One-Sampel Komogrov-Smirnov Test
pada tabel diatas setelah di Ln menunjukkan bahwa data Kolmogrov-Smirnov Z
(test statistic) adalah 0,841 dan nilai Asymp. Sig. (2 tailed) 0,480 > 0,05, maka H0
dapat diterima, yang berarti data residual berdistribusi secara normal.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LNY_Harga Saham 140 4,78 12,96 8,1153 1,79816
ROE 140 ,0173 1,4353 ,226931 ,2521499
CR 140 ,5139 54,5458 3,692615 5,0328812
DER 140 ,0709 5,1524 ,745619 ,8532577
DPR 140 ,0003 ,9883 ,359230 ,2591486
Valid N (listwise) 140
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 140
Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1,49534445
Most Extreme Differences Absolute ,071 Positive ,071 Negative -,058
Kolmogorov-Smirnov Z
,841
Asymp. Sig. (2-tailed)
,480
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
8
Hasil Uji Multikolonieritas
Menurut (Ghozali, 2013), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (variabel
independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam
penelitian ini, jika nilai tolerance menunjukkan < 0.10 atau sama dengan VIF
(Variance Iflation Factor) > 10, maka bearti menunjukkan adanya
multikolonieritas. Jika nilai tolerance menunjukkan > 0.10 atau sama dengan VIF
(Variance Iflation Factor) < 10, maka bearti menunjukkan tidak adanya
multikolonieritas.
Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) ROE ,686 1,459
CR ,944 1,060
DER ,868 1,152
DPR ,752 1,330
a. Dependent Variable: LNY_Harga Saham
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :
1. Variabel Return On Equity menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,686>
0,10 dan nilai VIF sebesar 1,459< 10, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Return On Equity yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi
multikolinearitas.
2. Variabel Current Ratio menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,944> 0,10
dan nilai VIF sebesar 1,060< 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Rasio Lancar yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi
multikolinearitas.
3. Variabel Debt to Equity Ratio menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,868>
0,10 dan nilai VIF sebesar 1,152< 10, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Debt to Equity Ratio yang digunakan dalam penelitian ini tidak
terjadi multikolinearitas.
4. Variabel Dividen Payout Ratio menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,752>
0,10 dan nilai VIF sebesar 1,330< 10, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Dividen Payout Ratio yang digunakan dalam penelitian ini tidak
terjadi multikolinearitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013:110).Untuk melihat ada atau
tidaknya gejala autokorelasi ini maka dapat dilakukan uji Durbin-Watson. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi dengan melihat
Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2 (Sunyoto, 2011:91).
9
Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,555a ,308 ,288 1,51734 ,837
a. Predictors: (Constant), DPR, CR, DER, ROE
b. Dependent Variable: LNY_Harga Saham
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel di atas dapat dilihat bahwa
hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai 0,837 ,
dimana angka tersebut berada diantara -2 sampai +2. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa data dalam penelitian ini bebas dari adanya autokorelasi.
Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung
heteroskedastisitas. Untuk melihat heteroskedastisitas, maka dilakukan uji Rank
Spearman dengan melihat nilai signifikan jika > 0,05 maka model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018
Berdasarkan output pada tabeldiatas, diketahui bahwa nilai sig untuk
variabel Return on Equity (ROE) sebesar 0,050. Nilai sig untuk variabel Rasio
Lancar sebesar 0,603.Nilai sig untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) sebesar
0,556.Nilai sig untuk variabel Deviden Payout Ratio (DPR) sebesar 0,798. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa semua variabel mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat
dipastikan model tidak mengandung heteroskedastisitas.
Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan variabel dependen dengan
10
variabel independen. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik analisis regresi linear berganda, berdasarkan dari hasil pengolahan data
dengan menggunakan program SPSS 21 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7,466 ,265 28,203 ,000
ROE 3,099 ,616 ,435 5,028 ,000
CR -,055 ,026 -,155 -2,108 ,037
DER -,422 ,162 -,200 -2,605 ,010
DPR 1,294 ,573 ,187 2,260 ,025
a. Dependent Variable: LNY
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018
Berdasarkan tablediatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut :
LnHarga Saham = 7,466+3,099ROE – 0,055CR- 0,422DER + 1,294DPR +𝛆 Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta sebesar 7,466 menyatakan bahwa jika return on equity,
current ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio sama dengan
nol, maka nilai harga sahamsebesar 7,466.
2. Kooefisien Regresi (β1) Variabel return on equity (X1)
Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar 3,099.Nilai (β1) yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel ROE terhadap
harga saham. Ini berarti setiap terjadi penambahan satu satuan variabel
ROE, dengan asumsi variabel independen lain tetap maka akan
menambahkan harga saham sebesar 309,9%.
3. Kooefisien Regresi (β2) Variabel current ratio(X2)
Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar -0,055.Nilai (β2) yang negatif
menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah antara variabel CR
terhadap harga saham. Ini berarti setiap penambahan satu satuan variabel
CR, dengan asumsi variabel independen lain tetap maka akan mengurangi
harga saham sebesar -5,5%.
4. Kooefisien Regresi (β3) Variabel debt to equity ratio(X3)
Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar - 0,422.Nilai (β3) yang negatif
menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah antara variabel DER
terhadap harga saham. Ini berarti setiap penambahan satu satuan variabel
DER, dengan asumsi variabel independen lain tetap maka akan mengurangi
harga saham sebesar -42,2%.
5. Kooefisien Regresi (β4) Variabel deviden payout ratio(X4)
Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar 1,294.Nilai (β4) yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel DPR terhadap
11
harga saham. Ini berarti setiap terjadi penambahan satu satuan variabel
DPR, dengan asumsi variabel independen lain tetap maka akan
menambahkan harga saham 129,4%.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen. Jika nilai Fhitung>Ftabel dan nilai signifikan < 0,05. H0 ditolak, jika nilai
Fhitung< Ftabel dan nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013 :98).
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 138,628 4 34,657 15,053 ,000b
Residual 310,812 135 2,302 Total 449,440 139
a. Dependent Variable: LNY_Harga Saham
b. Predictors: (Constant), DPR, CR, DER, ROE
Sumber : Data Olahan Peneliti, 2018
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada table diatas dapat
diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung
dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 15,053. Nilai Ftabel pada
tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df
penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 5, dan jumlah data (n)
sebanyak 140. Jadi df pembilang (5-1) = 4 dan df penyebut (140-4) = 136,
sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,44. Jadi Fhitung>
Ftabel ( 15,053> 2,44) dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya return on asset, current
ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio secara simultan berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan
menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau -Thitung< -Ttabel
dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <Ttabel atau
-Thitung> -Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99). Hasil uji signifikansi
12
parameter individual (uji-t) dengan menggunakan program SPSS 21 dapat dilihat
pada tabel berikut:
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-T) Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7,466 ,265 28,203 ,000
ROE 3,099 ,616 ,435 5,028 ,000
CR -,055 ,026 -,155 -2,108 ,037
DER -,422 ,162 -,200 -2,605 ,010
DPR 1,294 ,573 ,187 2,260 ,025
a. Dependent Variable: LNY_Harga Saham
Sumber : Data Olahan Peneliti, 2018
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel return on equitymemiliki tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.
Variabel return on equityini juga memiliki nilai thitung sebesar
5,028>1,97783 (ttabel α = 0,05, df = (140-5-1) = 134).Hal ini dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variablereturn
on equity secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan perusahaan
menghasilkan laba perusahaan dengan harga saham. Dengan demikian,
dengan semakin tingginya nilai return on equity perusahaan maka akan
meningkatkan harga saham.
2. Variabelcurrent ratiomemiliki tingkat signifikansi 0,037< 0,05. Variabel
current ratioini juga memiliki nilai thitung sebesar -2,108 < -1,97783 (ttabel α =
0,05, df = (140-5-1) = 134). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H0ditolak dan
H2diterima, yang berarti variabel current ratio secara parsial berpengaruh
terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwaada hubungan antara
kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya
dengan harga saham.
3. Variabeldebt to equity ratiomemiliki tingkat signifikansi 0,010< 0,05.
Variabel debt to equity ratioini juga memiliki nilai thitung sebesar -2,605<-
1,97783 (ttabel α = 0,05, df = (140-5-1) = 134). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H0ditolak dan H2diterima, yang berarti variabel debt to equity ratio
secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan
bahwaada hubunganantara kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh
kewajiban dengan harga saham.
4. Variabel dividen payout ratiomemiliki tingkat signifikansi 0,025< 0,05.
Variabel dividen payout ratioini juga memiliki nilai thitung sebesar
2,260>1,97783 (ttabel α = 0,05, df = (140-5-1) = 134).Hal ini dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabledivident
payout ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi dividen yang akan dibagikan
perusahaan maka semakin tinggi pulak harga saham.
13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,555a ,308 ,288 1,51734 ,837
a. Predictors: (Constant), DPR, CR, DER, ROE b. Dependent Variable: LNY_Harga Saham
Sumber : Data Olahan Peneliti, 2018
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel diatas dapat dilihat
bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,288 atau 28,8% . Hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu harga saham dapat dijelaskan oleh
variabel independen yaitu return on equity, current ratio, debt to equity, dan
dividen payout ratio dansebesar 28,8%sedangkan sisanya yaitu 71,2% dijelaskan
oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel return on
equityberpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Return on equity memiliki
nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai Thitung sebesar
5,028 sedangkan nilai Ttabel1,97783 sehingga Thitung > Ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Febrianto dan Nurwiyanto (2014), yang
menyebutkan bahwa return on equity memiliki pengaruh terhadap harga saham.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi return on equity maka semakin tinggi
pula harga sahamnya. Hal ini disebabkan oleh kesuksesan manajemen dalam
memaksimalkan tingkat kembalian pemegang saham dan berguna untuk
mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap
rupiah modal dan pemilik. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena
memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham
menurut Valintino dan Sularto (2013). Tingkat return on equity digunakan untuk
mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Hasil
perhitungan return on equity menunjukkan seberapa baik manajemen
memanfaatkan investasi para pemegang saham. Tingkat return on equity memiliki
hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar return on
equity semakin besar pula harga saham, karena return on equity memberikan
indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga
investor tertarik untuk membeli saham tersebut, hal ini ini menyebabkan harga
saham cendrung naik Fatimah dan Satrio (2017).Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian Suwandani, Suhendro, dan Wijayanti (2015), yang mengatakan
bahwa return on equity tidak berpengaruh terhadap harga saham.
14
Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel current
ratioberpengaruh negatif terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.Current Ratio memiliki nilai
signifikansi 0,037 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai Thitung sebesar -
2,108 sedangkan nilai Ttabel sebesar -1,97783 sehingga -Thitung <-Ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa H0ditolak dan H2diterima.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Fatimah dan Satrio (2017), menyebutkan
bahwa current rasio berpengaruh negatif dan signifikansi terhadap harga saham.
current rasio menunjukkan arah negatif terhadap harga saham, dimungkinkan
karena perusahaan manufaktur lebih menggunakan dananya untuk ditanamkan
pada asset tetap yang dimilikinya, sehingga apabila current rasio tinggi
mengakibatkan harga saham turun karena investor menganggap bahwa adanya
dana yang kurang dimanfaat dalam asset lancar.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Valintino dan Sularto (2013), yang
menyatakan bahwa current ratio berpengaruh terhadap harga saham.
Pengaruh Debt to Equity Rasio Terhadap Harga Saham
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel debt to
equity ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Debt to equity ratio
memiliki nilai signifikansi 0,010 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai
Thitung sebesar -2,605 sedangkan nilai Ttabel sebesar -1,9783 sehingga -Thitung< -
Ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H0ditolak dan H3diterima. Nilai koefesiensi
dan thitung adalah negatif, sehingga debt to equity ratio memiliki pengaruh secara
persial terhadap harga saham, peningkatan maupun penurunan debt to equity ratio
akan mempengaruhi besarnya harga saham perusahaan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian (Harahap (2010:303) dalam Nardi
(2013)), Nilai debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan ketergantungan
permodalan perusahaan terhadap pihak luar dan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Hal ini akan mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk
dividen), juga menyebabkan berkurangnya minat investor terhadap saham
perusahaan karena tingkat pengembalianya semakin kecil. Untuk kemampuan
pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau
minimal sama. Semakin tinggi nilai debt to equity ratio, semakin rendah
pendanaan yang disediakan pemegang saham. Besarnya nilai utang yang dimiliki
perusahaan dibandingkan modal menjadikan nilai debt to equity ratio semakin
tinggi membuat investor agak khawatir perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajibannya. Rasio ini mengukur kinerja perusahaan berdasarkan hutang yang
dimiliki perusahaan dengan cara menghitung perbandingan antara total hutang
dengan total modal. debt to equity ratio mempunyai dampak buruk bagi
perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang dalam kegiatan
operasionalnya. Semakin tinggi hutang akan mengurangi return yang diperoleh
Valintino dan Sularto (2014). Semakin kecil rasio ini maka akan semakin baik.
Penggunaan utang yang semakin besar dibandingkan dengan modal sendiri akan
berdampak pada penurunan nilai perusahaan, nilai DER yang tinggi cendrung
15
menurunkan harga saham perusahaan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian
Siahaan (2017), yang menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh
terhadap harga saham, karena perusahaan mampu menyeimbangkan manfaat dan
biaya yang timbul akibat hutang.
Pengaruh Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel dividen
payout ratioberpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.Dividen memiliki nilai
signifikansi 0,025 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai Thitung sebesar
2,260 sedangkan nilai Ttabel1,97783 sehingga Thitung > Ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa H4diterima dan H0 ditolak.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Fitriah dan Sudirjo (2016), yang
menyatakan bahwa semakin tinggi dividen yang akan dibagikan perusahaan maka
semakin tinggi minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut maka
harga saham ikut naik. Ini juga memberikan arti bahwa dividen yang dibayarkan
apabila semakin banyak maka akan meningkatkan harga saham karna dividen
sebagai salah satu isyarat dari perkiraan manajemen atas harga saham. Hasil ini
tidak sejalan dengan penelitian Novitasari dan Widyawati (2015), yang
menyatakan bahwa dividen payout ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2013-2016 dan bertujuan untuk melihat apakah
return on equity, current ratio, debt to equity ratio, dan dividen payout ratio suatu
perusahaaan berpengaruh terhadap harga saham. Adapun populasi dalam
penelitian ini berjumlah 138 perusahaan dan perusahaan yang menjadi sampel
sebanyak 36 sehingga data observasi dalam penelitian ini sebanyak 144 data yang
diperlukan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan untuk melihat pengaruhnya
terhadap harga saham adalah apakah return on equity, current ratio, debt to equity
ratio, dan dividen payout ratio. Berdasarkan hasil penelitian pada bab
sebelumnya, dapatt disimpulkan sebagai berikut :
1. Return On Equity (ROE), berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
2. Current Ratio (CR), berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
3. Debt to Equity Ratio (DER), berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
4. Divident Payout Ratio (DPR), berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
5. Secara simultan Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR) , Debt to
Equity Ratio (DER), dan Dividen Payout Ratio (DPR) berpengaruh terhadap
harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-
2016.
16
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut ;
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah atau mengganti variabel
independen dalam penelitian ini dengan variabel lain yang dianggap dapat
memberikan hasil penelitian lebih akurat serta memiliki pengaruh yang
lebih dominan terhadap harga saham.
2. Peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel
perusahaan selain perusahaan manufaktur dan memperpanjang periode
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Astrid (2013), pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Equity.
Earning Per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham
(Studi Empiris Perusahaan Food and beverage yang terdaftar di BEI tahun
2008-2011).
Beslydes, Dhani Slahaan. (2017). Pengaruh PBV, Debt to Equity Ratio dan Return
On EquityTerhadap Harga Saham pada perusahaan Manufaktur yang di
Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 5 No.3 (2017) :
770-780.
Fahmi, Irham (2011). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Fahmi, Irham (2014). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Fatimah, Siti & R Budhi Satrio (2017). Pengaruh CR, DER dan ROE Terhadap
Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Kelompok Saham LQ45 di
BEI periode 2011-2015). Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol. 6 No 4
(2017) ISSN:2461-0593.
Febiyanto, Feri Citra (2014). Pengaruh Return On Equity (ROE), Return On
AssetsNet (ROA), dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham
pada Sektor Real Estate and Property di BEI peiode 2008-2011 ) Vol. 5 No
1, Juni 2014, 19-30.
Frans, Fitriah Sudirjo (2016). Pengaruh Analisis Rasio Keuangan, Rasio Pasar dan
Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada
Perusahaan Kelompok Saham LQ-45 di BEI Periode 2009-2011). Jurnal
Ilmiah UNTAG Semarang Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2302-2752.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Gitman, L. (2009). Principle of Managerial Finance twelfth edition. United
States: Person Education Addison Wesley, Inc.
Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan Pendekatan. Yogyakarta: CAPS
(Center for Academic Publishing Service).
Kristina, Ranci Sitorus (2015). Pengaruh Good Corporate Governance dan
Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015)
Martono & Harjito. 2010. Manajemen Keuangan.Yogyakarta: Kampus Fakultas
Ekonomi UII. Ekonisia.
17
Nardi. (2013). Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Net
Profit Margin (NMP), dan Return On Investment (ROI), Terhadap Harga
Saham Pada Peusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar di BEI. Skripsi
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Novitasari, Bunga & Dini Widyawati. (2015). Pengaruh Profitabilitas,
Pertumbuhan Penjualan dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No 2(2015).
Octaviani, Santi & Dahlia Komalasari. (2017). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas
dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015).
Jurnal Akuntansi Vol.3 No.2 Januari 2017 ISSN: 2339-2436.
Pratama, Aditya & Teguh Erawati (2014). Pengaruh Pengaruh Current Ratio
(CR), Debt To Equity Ratio (DER),Return On Equity (ROE), Net Profit
Margin dan Earning Per share.(Study Kasus pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011). Jurnal
Akuntansi Vol.2 N0 1(2014).
Kasmir, (2014). Analisis Laporan Keuangan . Edisi Satu. Cetakan Ketujuh.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir, Dr. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Simatupang, Mangasa. 2010. Investasi Saham & Reksa Dana. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Subramanyam, K. R. & John J.Wild. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Supranto, J. (2008). Statistik: Teori dan Aplikasi Edisi Ketujuh. Jakarta :
Erlangga.
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Edisi 1. Yogyakarta :
CAPS.
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi Edisi
Pertama. Yogyakarta: Kanisisus.
Valintino, Reynard & Lana Sularto. (2013). Pengaruh Return On Asset (ROA),
Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio
(DER) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI. Jurnal
Akuntansi Vol. 5 ISSN: 1858-2559
.