PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN
ARUS KAS OPERASI TERHADAP FINANCIAL DISTRESS
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR
MAKANAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI
BEI TAHUN 2012-2017
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Sarjana
Program Studi Akuntansi
Oleh:
ABDUL GHOFUR
2014310362
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2018
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama : Abdul Ghofur
Tempat, Tanggal Lahir : Lamongan, 4 Februari 1997
N.I.M : 2014310362
Jurusan : Akuntansi
Program pendidikan : Sarjana
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Judul : Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Leverage Dan Arus Kas
Operasi Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan Minuman yang Terdaftar di
BEI Tahun 2012-2017
Disetujui dan diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing,
Tanggal :
v
1
THE INFLUENCE LIQUIDITY, PROFITABILITY, LEVERAGE AND
OPERATING CASH FLOW TO THE FINANCIAL DISTRESS IN
FOOD-BEVERAGE SUB-SECTOR MANUFACTURING
COMPANIES LISTED IN IDX PERIOD 2012-2017
Abdul Ghofur
STIE Perbanas Surabaya
Email: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of liquidity, profitability, leverage and
operating cash flow on financial distress in food-beverage sub-sector manufacturing
companies. The method used in this study is multiple linear regression with a number of
samples of 13 companies in accordance with the research criteria. The results showed that
liquidity had a significant effect on financial distress which was shown through the sig value
of t test of 0.01 where the value was below the significance value of 0.05, profitability had a
significant effect on financial distress as indicated by the t test sig value of 0.00 where the
value This is below the 0.05 significance value, leverage does not have a significant effect on
financial distress shown through the sig value of the t test of 0.478 where the value is above
the 0.05 significance value, and the last operating cash flow also has no significant effect on
financial distress shown through sig value of t test is 0.882 where the value is above the
significance value of 0.05
Keywords : Financial distress, Altman, Liquidity, Profitability, Leverage, Operating cash
flow, Multiple liniear regression.
PENDAHULUAN
Krisis ekonomi global adalah
peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi
pasar dunia mengalami keruntuhan dan
mempengaruhi sektor lainnya di seluruh
dunia. Krisis ekonomi Global terjadi
karena permasalahan ekonomi pasar di
seluruh dunia yang tidak dapat dielakkan
karena kebangkrutan maupun adanya
situasi ekonomi yang carut marut. Pada
tahun 2008 terjadi krisis ekonomi global
yang sebenarnya bermula pada krisis
ekonomi Amerika Serikat lalu menyebar
ke negara-negara lain di seluruh dunia,
termasuk Indonesia.
Krisis global juga berdampak pada
Indonesia, yaitu naiknya harga bahan
baku impor khususnya pada industri
manufaktur akibat melemahnya kurs
Rupiah terhadap dolar amerika. Keadaan
ini dapat berakibat pada tingginya biaya
produksi dan dapat dapat mengganggu
pada keuangan perusahaan atau yang
dikenal sebagai Financial Distresss.
Financial Distress (Kesulitan
keuangan) adalah situasi dimana cash
flow perrusahaan tidak cukup untuk
memenuhi kewajiban saat ini (seperti
kredit perdagangan, atau beban bunga)
dan perusahaan dipaksa untuk mengambil
tindakan korektif. Financial distress
dapat diukur melalui laporan keuangan
dengan cara menganalisis laporan
keuangan. Suatu perusahaan dapat
dikategorikan sedang mengalami financial
2
distress dimana jika perusahaan tersebut
memiliki kinerja yang menunjukkan laba
operasinya negatif, laba bersih negatif,
nilai buku ekuitas negatif, dan perusahaan
yang melakukan merger (Brahmana,
2007).
Pentingnya pemahaman kondisi
keuangan perusahaan, khususnya dalam
kebutuhan pencegahan potensi financial
distress agar menghindarkan perusahaan
dari kebangkrutan, penulis tertarik untuk
mengetahui faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi munculnya kondisi
masalah keuangan (financial distress).
RERANGKA TEORITIS DAN
HIPOTESIS
Model Altman Z Score
Menurut Bemmann pada tahun
2005 (dalam Ray, 2011) model Altman
Zscore merupakan model yang banyak
dikenal dan dipraktikkan untuk
memprediksi financial distress. Model ini
pertama kali dikembangkan oleh Prof.
Edward Altman yang mengumpulkan data
33 perusahaan yang mengalami
kebangkrutan, 33 yang tidak pada
perusahaan manufaktur tahun 1946 -
1965. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis diskriminan dan
menghasilkan lima variabel untuk
prediksi financial distress. Variabel -
variabel tersebut adalah working
capital/total assets, retained
earnings/total assets, earnings
beforeinterest and taxes/total assets,
market value equity/book value of total
debt,dan sales/total assets. Fungsi
diskriminan yang terbentuk adalah:
Z=1.2 X1 +1.4 X2+3.3 X3 +0.6 X4
+1.0X5
Keterangan :
XI = Working capital/ total
asset(WC/TA)
X2 = Retained earnings/total asset
(RE/TA) \
X3 = EBIT/total asset (EBIT/TA)
X4 =Marketvalue ofequity/book value
ofliability(MVE/TL)
X5 = Sales/total asset (S/TA)
Z = indeks keseluruhan kebangkrutan
Teori Financial Distress
Khaliq dkk (2014) mendefinisikan
financial distress sebagai suatu kondisi
dimana perusahaan mengalami kesulitan
untuk memenuhi kewajibannya kepada
kreditur. Peluang terjadinya financial
distress meningkat ketika biaya tetap
perusahaan tinggi, aset likuid, atau
pendapatan yang sangat sensitif terhadap
resesi ekonomi. Kondisi ini akan
memaksa perusahaan untuk mengeluarkan
biaya yang tinggi sehingga manajemen
terpaksa melakukan pinjaman kepada
pihak lain. Baimwera dan Muriuki pada
tahun 2014 juga mendefinisikan financial
distress sebagai kemungkinan dimana
perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Likuiditas Rasio likuiditas mengukur
kemampuan perusahaan untuk dapat
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya (Kashmir, 2011). Rasio ini
berguna untukbank, kreditor jangka
pendek, manajemen, dankreditor jangka
panjang. Bank dan kreditor jangka pendek
menggunakan rasio ini untuk
menganalisadan menginterpretasikan
posisi keuangan jangka pendek,
sedangkan manajemen menggunakan
nyauntuk melihat efisiensi modal kerja
yang digunakan perusahaan.
Prospek,deviden,dan pembayaran bunga
juga dapat dilihat melalui analisis rasio ini
yang berguna bagi kredit or jangka
panjang dan pemegang saham (Munawir,
2004).
Profitabilitas
Profitabilitas adalah salah satu
rasio keuangan yang dapat memberikan
gambaran mengenai kemampuan yang
dimiliki perusahaan untuk menghasilkan
laba pada tingkat penjualan, aset dan
modal (Harahap, 2013:304). Dali,dkk,
(2015) dalam Dewi & Yasa (2016)
menyebutkan semakin baik rasio
profitabilitas maka semakin baik
3
menggambarkan kemampuan tingginya
perolehan keuntungan perusahaan.
Profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada.
Leverage Merupakan rasio yang
menggambarkan hubungan antara hutang
perusahaan dengan modal perusahaan
(Harahap, 2013:306). Leverage adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar aktiva yangberasal dari
utang atau modal. leverage dapat
dijelaskan melalui posisi perusahaan
dankewajibannya yang bersifat tetap
kepada pihak lain serta keseimbangan
nilai aktiva tetapdengan modal yang ada.
Jika leverage cukup tinggi, maka hal
tersebut menunjukan tingginya
penggunaan utang, sehingga hal tersebut
dapat membuat perusahaan mengalami
kesulitan. Rasio utang atau leverage
menunjukkan seberapa banyak hutang
yang digunakan untuk membiayai aset-
aset perusahaan, keuangan dan memiliki
risiko kebangkrutanyang cukup besar.
Arus Kas Operasi
Arus kas operasi merupakan
selisih antara arus kas masuk dan keluar
pada periode yang sedang berjalan
(Kashmir, 2011). Arus kas ini berbeda
dengan kinerja akrual yang terletak pada
pengakuan beban dan pendapatannya.
Arus masuk akan diakui ketika terdapat
kas masuk walaupun belum dihasilkan
dan arus keluar akan diakui saat kas
dibayarkan walaupun belum tentu terjadi
beban. Laporan arus kas berisi dari tiga
elemen,yaitu arus kas dari aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan. Laporan
ini berguna untuk memberikan
informasimengenai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya, membayar
deviden,meningkatkan pendanaan,asumsi
tentang arus kas masa depan, dan lain-
lain(Subramanyam dan John, 2011).
Pengaruh Likuiditas terhadap kondisi
Financial Distress
Likuiditas perusahaan
diasumsikan dalam penelitian ini mampu
menjadi alat prediksi kondisi financial
distress suatu perusahaan dan diukur
dengan current ratio, yaitu aktiva lancar
dibagi hutang lancer (CA/CL). Current
ratio mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi hutang jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancarnya.
Semakin besar rasio likuiditas maka
semakin kecil kemungkinan perusahaan
mengalami financial distress begitupun
sebaliknya. Penelitian yang dilakukan
oleh Hendra, dkk (2016) menunjukkan
hasil dimana likuiditas memiliki pengaruh
terhadap Financial Distress perusahaan.
Dengan demikian maka dapat dinyatakan
bahwa rasio likuiditas berpengaruh
terhadap financial distress.
H1: Likuiditas berpengaruh signifikan
terhadap kondisi Financial Distress.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap
kondisi Financial Distress
Perusahaan yang memiliki
profitabilitas tinggi berarti memiliki laba
yang besar. Ini berarti perusahaan tersebut
semakin kecil kemungkinan untuk
mengalami financial distress. Penelitian
yang dilakukan oleh Lillananda Putri
Mayangsari (2015)semakin besar
profitabilitas suatu perusahaan semakin
mengurangi kondisi financial distress
perusahaan tersebut dan rasio yang paling
dominan dalam memprediksi kondisi
financial distress adalah rasio
profitabilitas. Dengan demikian rasio
Profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap kondisi financial distress..
H2: Profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap kondisi Financial Distress.
Pengaruh Leverage Terhadap kondisi
Financial Distress
Leverage menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Analisis
4
terhadap rasio ini diperlukan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang (jangka pendek dan
jangka panjang) apabila pada suatu saat
perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan
(Sigit,2008). Indikator yang digunakan
untuk mengukur tingkat Financial
Leverage perusahaan dalam penelitian ini
adalah total hutang dibagi total modal
(Debt to Equity Ratio). Suatu perusahaan
yang memiliki leverage keuangan yang
tinggi berarti memiliki banyak utang pada
pihak luar. Ini berarti perusahaan tersebut
memiliki risiko keuangan yang tinggi
karena mengalami kesulitan keuangan
(financial distress).
H3: Leverage berpengaruh signifikan
terhadap kondisi financial distress.
Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap
Kondisi Financial Distress
Laporan arus kas merupakan
campuran antara laporan laba-rugi
dengan neraca (Subraman yam, 2010).
Laporan arus kas dapat mengekspresikan
laba bersih perusahaan yang berkaitan
dengan nilai perusahaan sehingga jika
arus kas meningkat, maka laba
perusahaan akan meningkat dan hal ini
akan meningkatkan nilai perusahaan dan
selanjutnya juga akan menaikkan laba
perusahaan. Suatu perusahaan memiliki
arus kas operasi yang tinggi berarti
memiliki sumber dana untuk melakukan
aktivitas operasinya seperti untuk
melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan,
membayar deviden dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan
sumber pendanaan dari luar.
H4: Arus kas operasi berpengaruh
signifikan terhadap CSRD.
Berdasarkan uraian diatas , maka
disususn kerangka pemikiran sebagai
berikut:
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
nnnnnnnnnnnnnnn
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dan datanya bersifat sekunder
yang diperoleh dari www.idx.co.id
dengan teknik sampel purposive.
Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini adalah : sampel
perusahaan sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI periode 2012-2017.
Pada penelitian ini juga membatasi
variabel yang digunakan yaitu likuiditas,
profitabilitas, leverage, dan arus kas
operasi sebagai variabel independen dan
juga Financial Distress sebagai variabel
dependen.
H2
H1
H4
H3
Likuiditas (X1)
Profitabilitas (X2)
Leverage (X3)
Financial Distress (Y)
Arus Kas Operasi (X4)
5
Arus Kas Arus Kas Operasi = Jumlah Saham
Identifikasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari variabel dependen dan
independen yaitu:
1. Variabel independen penelitian ini
adalah likuiditas (X1),
profitabilitas (X2), leverage (X3),
dan arus kas operasi (X4).
2. Variabel dependen penelitian ini
adalah Financial Distress (Y).
Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
Financial Distress
Pengukuran financial distress
dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis diskriminan Z
score dan menghasilkan lima variabel
untuk prediksi financial distress sebagai
berikut :
Zscore > 3.00 Perusahaan dianggap
aman dan tidak miliki
kesulitan keuangan yang
besar
Zscore = 2,70
- 2,99
Perusahaan
membutuhkan perhatian
khusus dalam hal
keuangan
Zscore < 2,70 Perusahaan mulai
memiliki masalah
keuangan dan diprediksi
akan mengalami
financial distress dalam
waktu dekat
Zscore < 1,80 Perusahaan berpotensi
kuat mengalami
kebangkrutan
Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur
kemampuan perusahaan untuk dapat
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya (Kashmir, 2011). Likuiditas
pada penelitian ini diukur menggunakan
rumus Current Ratio sebagai berikut:
=
Profitabilitas
Pengukuran profitabilitas pada
penelitian ini menggunakan rumus return
of assets (ROA) Profitabilitas adalah rasio
yang menggambarkan kemampuan yang
dimiliki suatu perusahaan dalam
memperoleh laba melalui sumber dana
yang dimiliki (Sofyan, 2009:304).
Profitabilitas pada penelitian ini
menggunakan ROA dengan rumus
sebagai berikut:
Leverage
Leverage dapat melihat seberapa banyak
suatu perusahaan dibiayai oleh pihak luar
dengan hutang dan dengan kemampuan
perusahaan yang digambarkan melalui
modal yang dimiliki (Sofyan, 2010:306).
Leverage pada penelitian ini
menggunakan rumus sebagai berikut:
Total Utang
DAR =
Total Asset
Arus Kas Operasi
Arus kas operasi adalah
bagaimana perusahaan menggunakan kas
untuk kegiatan operasional (Kashmir,
2011). Arus kas operasi pada penelitian
ini diukur menggunakan rumus sebagai
berikut :
Populasi, Sampel, dan Teknik
Pegambilan Sampel
Asset Lancar
Hutang Lancar CR
Pendapatan Bersih ROA=
Total Aset
6
Pada penelitian ini populasi dan
sampel yang digunakan adalah
perusahaan Makanan dan Minuman yang
terdaftar di BEI periode 2012-2017
Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan dengan teknik
sampel purposive.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis statistik deskriptif, analisis regresi
berganda, uji asumsi klasik, dan
Pengujian Hipotesis.
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah
pengujian yang bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai suatu
data agar lebih mudah dipahami dan lebih
jelas. Dalam analisis statistik deskriptif
informasi yang dihasilkan berupa mean,
standar deviasi, maksimum, minimum.
Tabel 1
Analisis Statistik Deskriptif
Min Max Mean Std. Deviation
Financial distress 0,01 4,91 2,3391 0,98731
Likuiditas 0,51 4,84 1,7977 0,81001
Profitabilitas -0,10 0,66 0,1122 0,13886
Leverage 0,00 0,99 0,4921 0,16166
Arus_kas_operasi -964,21 2612,84 237,1184 427,20743
Nilai rata-rata (mean) financial
distress adalah 2,3391sedangkan nilai
standar deviasi adalah 0,98731. Nilai rata-
rata (mean) likuiditas adalah 4,841
sedangkan nilai standar deviasi adalah 1,
7977. Nilai rata-rata (mean) profitabilitas
adalah 0,66 sedangkan nilai standar
deviasi adalah 0,1122. Nilai rata-rata
(mean) leverage adalah 0,99 sedangkan
nilai standar deviasi adalah 0,16166. Nilai
rata-rata (mean) Arus kas operasi adalah
237,1184 sedangkan nilai standar deviasi
adalah 427,20743. .
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak dari model
regresi pada variabel sehingga statistik
lebih valid. Uji Normalitas dalam
penelitian ini menggunakan kolmogorov-
smirnov. Jika hasil signifikasi dari kolmogorov-smirnov menunjukkan ≥ 5%
atau 0,05 maka data yang diuji
berdistribusi normal, namun jika hasil
signifikasi dari kolmogorov-smirnov < 5%
atau 0,05 maka data berdistribusi tidak
normal. Hasil uji normalitas menunjukkan
nilai signifikan sebesar 0,599 > 0,05
sehingga data dinyatakan berdistribusi
normal.
Uji Multikomieritas
Variance Influence Factor (VIF)
pada variabel Lk mendapatkan nilai VIF
sebesar 1,244, Variabel Pr mendapatkan
nilai VIF 1, 101, Variabel Lv
mendapatkan nilai 1, 166 dan Variabel
AKO mendapatkan nilai VIF sebesar 1,
089. Hasil ini sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan yang berarti berarti
dalam persamaan regresi tidak ditemukan
7
adanya korelasi antar variabel bebas atau
bisa disebut juga dengan bebas dari
Multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk
menguji apakah terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain dalam suatu model
regresi. Uji yang digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah uji uji
scatterplot.
Hasil uji heteroskedastisitas
menunjukkan bahwa terlihat titik-titik
menyebar secara acak, tidak membentuk
sebuah pola tertentu yang jelas, serta
tersebar di atas maupun di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi gangguan
heteroskedastisitas pada model regresi
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk
mengatahui apakah terdapat korelasi antar
variabel pada periode tertentu dengan
variabel sebelumnya. Uji Autokorelasi
dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Durbin-Watson. Jika hasil
uji menunjukkan ≥ 5% atau 0,05 maka
data yang diuji menjukan tidak terjadi
autokorelasi.
Hasil uji autokorelasi
menunjukkan bahwa nilai DW yang
didapatkan adalah 2,498. Nilai tersebut
diantara nilai dU 1,7351 dan 4-dU 1,7351
sehingga data dinyatakan terbesas dari
autokorelasi.
Hasil Analisis dan Pembahasan
Analisis regresi linier berganda digunakan
untuk mengetahui besarnya pengaruh dari
variabel profitabilitas, likuiditas, total
asset turnover, dan leverage terhadap
kebijakan dividen. Model regresi linier
berganda dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
Zscore =
1,143+0,279X1+0,454X2+0,074X3+0,015X4
Uji Hipotesis
Uji Statistik F
Pada penelitian ini uji statistik f digunakan
untuk menunjukkan apakah model refresi
fit atau tidak fit. Apabila hasil uji
menunjukkan nilai ≥ 5% atau 0,05 model
dikatakan tidak fit dan apabila hasil uji
menunjukkan nilai sig-F < 5% atau 0,05
model dikatakan fit dan dapat dilanjutkan
ke tahap uji selanjutnya.
Hasil uji F menunjukkan sebesar
0,000 < 0,05 maka dinyatakan bahwa
model regresi fit dan model regresi
dinyatakan H0 ditolak sehingga dapat
digunakan dalam mengetahui pengaruh
seluruh variabel bebas secara bersama-
sama mempengaruhi variabel csrd.
Koefisisen Determinasi (R2)
Pengujian koefisisen determinasi (R2)
digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen dalam
menerangkan variabel dependen
(kebijakan dividen). Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 hingga 1.
Apabila nilai determinasi kecil atau
mendekati 0 maka kemampuan variabel
independen sangat terbatas dalam
menjelaskan variabel dependen dan jika
nilai determinasi mendekati 1 maka
variabel dependen mampu diberikan oleh
variabel independen.
Hasil uji koefisisen determinasi
(R2) menunjukkan sebesar 0,303 atau
sebesar 30.0% yang berarti bahwa
kemampuan variabel independen dalam
menerangkan variabel dependen dan
sisanya sebesar 70 % diterangkan oleh
variabel diluar penelitian.
8
Uji Statistik t
Uji statistik t dilakukan untuk
menjelaskan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual
dalam menerangkan variabel dependen.
Jika tingkat signifikasi menunjukkan <
5% atau 0,05 maka terdapat pengaruh
antara variabel independen dengan
dependennya. Berikut dijelaskan hasil uji
statistik t:
a. Pengujian Hipotesis Pertama
Hasil uji t likuiditas memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0.011 lebih kecil
dari 0.05. Nilai t hitung sebesar 2,615
dan bernilai positif maka H0 diterima.
Hal ini artinya rasio likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap
financial distress.
b. Pengujian Hipotesis Kedua
profitabilitas memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil
dari signifikansi 0.05. Nilai t hitung
sebesar 4.614 dan bernilai positif maka
H0 diterima. Hal ini artinya rasio
profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap financial distress.
c. Pengujian Hipotesis Ketiga
Hasil uji t leverage memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0.478 lebih besar
dari 0.05. Nilai t hitung sebesar 0,714
dan bernilai negatif maka H0 ditolak.
Hal ini artinya rasio leverage tidak
berpengaruh signifikan terhadap
financial distres.
d. Pengujian Hipotesis Keempat
Hasil uji t arus kas operasi memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0.882 lebih
besar dari 0.05. Nilai t hitung sebesar -
0,149 dan bernilai negatif maka H0
ditolak. Hal ini artinya rasio arus kas
operasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap financial distress.
Pembahasan
Pengaruh Likuiditas Terhadap
Financial Distress
Berdasarkan hasil pengujian
menunjukkan bahwa variabel Likuiditas
yang diukur menggunakan Current Ratio
berpengaruh positif terhadap financial
distres sehingga H1 diterima yang artinya
rasio likuditas pada perusahaan sub sektor
makanan-minuman yang menjadi sampel
penelitian dapat mempengaruhi tingkat
prediksi kesulitan keuangan atau
financial distres sehingga pengendalian
terhadap likuiditas akan sangat penting
bagi perusahaan agar tidak mengalami
kesulitan keuangan yang dapat merugikan
perusahaan.
Hasil rasio likuiditas pada
penelitian ini di dukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Amelia (2017),
Hendra, dkk (2016), Dragana (2015 ),
Wahyu dan Doddy (2012) yang
menyatakan bahwa rasio likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap financial
distress. Hasil penelitian tersebut tidak
konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Imam Mas’ud dkk (2012)
yang menyatakan bahwa rasio likuiditasn
tidak berpengaruh terhadap financial
distress
Pengaruh Profitabilitas Terhadap
Financial Distress Berdasarkan hasil pengujian
menunjukkan bahwa variabel
profitabilitas yang diukur menggunakan
ROA berpengaruh positif terhadap
financial distres sehingga H2 diterima
yang artinya rasio profitabilitas pada
perusahaan sub sektor makanan-minuman
yang menjadi sampel penelitian dapat
mempengaruhi tingkat prediksi kesulitan
keuangan atau financial distres sehingga
peningkatan atas profitabilitas menjadi
sangat penting bagi perusahaan agar tidak
mengalami kesulitan keuangan yang dapat
merugikan perusahaan. Semakin tinggi
profitabilitas maka semakin kecil
kemungkinan perusahaan mengalami
9
kesulitan keuangan. Hal itu dikarenakan
kemampuan memperoleh laba perusahaan
yang semakin tinggi akaan mempengaruhi
kondisi keuangan yang baik sehingga
tidak akan terjadi kesulitan keuangan.
Sebaliknya bagi perusahaan yang
memiliki profitabilitas yang rendah, tidak
memiliki kekuatan ekonomi yang akan
mendorong perusahaan mengalami
kesulitan keuangan. Berarti tinggi
rendahnya profitabilitas dapat
memprediksi suatu financial distress
kondisi perekonomian perusahaan
manufaktur sub makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil rasio profitabilitas pada penelitian
ini di dukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Priyanka, et all (2017),
Imam Mas’ud, dkk (2012), Wahyu dan
Doddy (2012 yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap financial distress.
Pengaruh Leverage Terhadap Financial
Distress
Berdasarkan hasil pengujian
menunjukkan bahwa variabel leverage
yang diukur menggunakan DAR tidak
berpengaruh terhadap financial distres
sehingga H3 ditolak yang artinya rasio
leverage pada perusahaan sub sektor
makanan-minuman yang menjadi sampel
penelitian tidak dapat mempengaruhi
tingkat prediksi kesulitan keuangan atau
financial distres yang berarti bahwa
setiap perubahan nilai DAR baik semakin
kecil maupun semakin besar pada
perusahaan makanan-minuman yang
menjadi sampel penelitian tidak akan
berpengaruh terhadap financial distres
yang dipilih dalam suatu perusahaan.
Hasil penelitian yang
menunjukkan tidak adanya pengaruh dari
nilai DAR terhadap financial distres juga
dapat dilihat dari rata-rata nilai DAR
perusahaan sampel penelitian selama
periode 2012-2017 yang menunjukkan
tren penurunan dan puncaknya pada
tahun 2017 nilai rata-rata DAR sampel
penelitian berada pada angka 0,43
dimana nilai tersebut kecil karena
dibawah angka 1 bahkan tidak menyentuh
angka 0,5. Sehingga dapat dinyatakan
nilai DAR tidak berkaitan langsung
dengan tingkat financial distres
perusahaan makanan-minuman sebagai
sampel penelitian.
Hasil rasio leverage pada
penelitian ini di dukung oleh penelitian
yang dilakukan Imam Mas’ud, dkk (2012)
yang menyatakan bahwa leverage tidak
berpengaruh signifikan terhadap financial
distress. . Hasil penelitian tersebut tidak
konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Lillananda (2015), dan
Hendra, dkk (2015) yang menyatakan
bahwa rasio leverage dapat berpengaruh
terhadap financial distress.
Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap
Financial Distress
Berdasarkan hasil pengujian
menunjukkan bahwa variabel arus kas
operasi tidak berpengaruh terhadap
financial distres sehingga H4 ditolak yang
artinya rasio arus kas operasi pada
perusahaan sub sektor makanan-minuman
yang menjadi sampel penelitian tidak
dapat mempengaruhi tingkat prediksi
kesulitan keuangan atau financial distres.
Hal ini menunjukkan bahwa tinggi
rendahnya arus kas operasi tidak dapat
menentukan perusahaan mengalami
financial distress atau tidak.
Arus kas operasi didalam penelitian yang
meliputi arus kas yang dihasilkan dan
dikeluarkan (cash in dan cash out) dari
transaksi yang masuk determinasi atau
penentuan laba bersih (net income).
Termasuk dalam aktivitas ini adalah
segala perolehan dan penggunaan kas
dalam transaksi beban penyusutan,
10
amortisasi harta tak berwujud, keuntungan
dari penjualan harta tetap, kenaikan dalam
piutang dagang (bersih) secara rata-rata
mengalami kinerja yang sangat dinamis
yaitu naik dan turun selama periode
penelitian sedangkan nilai Z Score rata-
rata cenderung berada pada rentang yang
sama antara 2,23-2,90. Sehingga dapat
diketahui perubahan yang sangat besar
(tinggi-rendah) pada arus kas operasi tidak
mengakibatkanadanya perubahan secara
besar pada posisi prediksi financial distres
perusahaan makanan-minuman sebagai
sampel penelitian. Hasil rasio arus kas
operasi pada penelitian ini di dukung oleh
penelitian yang dilakukan Imam Mas’ud,
dkk (2012) yang menyatakan bahwa arus
kas operasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap kesulitan keuangan.
.
KESIMPULAN, KETERBATASAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh yang ditimbulkan oleh
likuiditas, profitabilitas, leverage dan arus
kas operasi terhadap financial distress
pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI periode 2012-2017.
Penelitian ini menggunakan data
kuantitatif yang diperoleh dari laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan tahunan
yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI)
serta beberapa penelitian terdahulu
1. Rasio likuiditas memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0.011 dan
memiliki nilai B sebesar 0,340 hal
ini menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi rasio likuiditas kurang
dari 0.05, sehingga dapat dikatakan
bahwa variabel rasio likuiditas
berpengaruh signifikan positif
terhadap keuslitan keunagan dan
hipotesis (H1) diterima. Artinya
rasio likuiditas yang diukur
menggunakan rasio aset lancar
dibagi dengan hutang lancar dapat
digunakan untuk memprediksi
kondisi kesulitan keuangan pada
perusahaan manufaktur sub
makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI)
.
2. Rasio Profitabilitas memiliki
tingkat signifikansi 0.000 dan
memiliki nilai B sebesar 0,340.
Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat signifikan rasio
Profitabilitas kurang dari 0.05,
sehingga dapat dikatakan bahwa
rasio Profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap kesulitan
keuangan dan hipotesis (H2)
diterima. Artinya rasio
Profitabilitas yang diukur
menggunakan laba bersih dibagi
dengan total aset dapat digunakan
untuk memprediksi kondisi
kesulitan keuangan pada
perusahaan manufaktur sub
makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
.
3. Rasio Leverage memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0.478 dan
memiliki nilai B sebesar 0.451.
Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat signifikan rasio leverage
lebih dari 0.05, sehingga dapat
dikatakan bahwa rasio leverage
tidak berpengaruh signifikan
terhadap kesulitan keuangan dan
hipotesis (H2) diterima. Artinya
rasio leverage yang diukur
menggunakan total hutang dibagi
dengan total aset tidak dapat
digunakan untuk memprediksi
kondisi kesulitan keuangan pada
11
perusahaan manufaktur sub
makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
4. Rasio Leverage memiliki tingkat
Rasio arus kas operasi memiliki
tingkat signifikansi 0.882 dan
memiliki nilai B sebesar -3,449.
Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat signifikan rasio
Profitabilitas lebih dari 0.05,
sehingga dapat dikatakan bahwa
rasio arus kas operasi berpengaruh
signifikan terhadap kesulitan
keuangan dan hipotesis (H4)
ditolak. Artinya rasio arus kas
operasi yang diukur menggunakan
arus kas dibagi dengan jumlah
saham tidak dapat digunakan untuk
memprediksi kondisi kesulitan
keuangan pada perusahaan
manufaktur sub makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Keterbatasan
Penelitian ini masih memiliki
beberapa kekurangan yang menjadikan hal
tersebut sebagai keterbatasan penelitian.
Keterbatasan yang ada pada penelitian ini
adalah sebagai berikut: penelitian ini
mengukur pengaruh likuiditas,
profitabilitas, leverage dan arus kas
operasi melalui proxy CR, ROA dan DAR
terhadap munculnya financial distress.
Sedangkan masih banyak proxy yang bisa
dijadikan ukuran seperti ROE, DER,
maupun NPM
Saran
Dengan adanya keterbatasan
penelitian yang telah disampaikan di atas,
maka peneliti memberikan saran untuk
penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan
untuk memperpanjang periode
penelitian agar jumlah sampel
mampu menghasilkan penelitian
yang baik.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan
dapat menambah variabel lain
sebagaimana disebutkan dalam
keterbatasan penelitian.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan
dapat menggunakan perusahaan go
public semua sektor agar sampel
lebih representatif dan hasil
penelitian dapat digeneralisasi
semua jenis sektor.
DAFTAR RUJUKAN
Agnes Sawir. 2005. Analisis
Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
Andre, Orina. 2013. “Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas dan
Leverage Dalam Memprediksi
Financial Distress (Studi Empiris
Pada Perusahaan Aneka Industri
yang Terdaftar di BEI)” Jurnal
Wahana Riset Akuntansi. Vol. 2,
No. 21, Pp 1-20.
Arini, Diah. 2010. “Analisis Rasio
Keuangan Untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress
Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Vol. 4, No. 2, Pp. 1-16.
Atika, D., & S. R. Handayani. 2012.
“Pengaruh Beberapa Rasio
Keuangan Terhadap Prediksi
Financial Distress”. Jurnal
Akuntansi Universitas Brawijaya
Malang. Vol. 11, No. 2, Pp 1-11.
12
Atmini, Sari dan Wuryana. 2005.
”Manfaat Laba dan Arus Kas
untuk Memprediksi Kondisi
Financial Distress pada Perusahaan
Textile Mill Products dan Appreal
and Other Textile Products
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”.
Simposium Nasional Akuntansi
VIII.
Brahmana, Rayenda K. 2007. “Identifying
Financial Distress Condition in
Indonesia Manufacture Industry”.
Birmingham Business School.
University of Birmingham. United
Kingdom. Vol. 2, No. 4, Pp. 1-19.
Chadegani, Arezoo Aghaei, Mohamed,
Zakiah Muhammaddun dan Azam
Jari. 2011. “The Determinant
Factors of Auditor Switch among
Companies Listed on Tehran Stock
Exchange”. International
Conference on Sociality and
Economics Development. Vol. 10,
Pp 352-357.
Dali, C. L., Ronni, S., & Malelak, M. I.
2015. “Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance Dan Rasio
Keuangan Terhadap Peringkat
Obligasi”. Finesta. Vol. 3, No. 1,
Pp 30-35.
Dewi., Yasa. 2016. “Pengaruh Good
Corporate Governence,
profitabilitas dan Likuiditas
Terhadap Peringkat Obligasi”.
Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol. 16, No. 2, Pp 1063-
1090.
Dionysia,K, Rowland.B.F.P, dan
Muhammad.F. 2015. “Financial
distress prediction on public listed
banks in Indonesia stock
exchange”. In Interdisciplinary
Behavior and Social Sciences:
Proceedings of the 3rd
International Congress on
Interdisciplinary Behavior and
Social Science. Vol. 4, No. 3, Pp
364-370.
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
SPSS. Edisi Tujuh, BP Universitas
Diponegoro, Semarang.
Hanafi, 2004. Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: BPFE UGM.
Harahap, Sofyan Syafri, 2013, Analisis
Kritis Atas Laporan Keuangan.
Cetakan Kesebelas, Penerbit
Rajawali Pers, Jakarta.
Imam.M, dan Reva.M.S. 2012. “Analisis
Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Kondisi Financial
Distress Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”. Jurnal Akuntansi
Universitas Jember. Vol. 10, No.
2, Pp 1-16.
Jogiyanto. 2015. Partial Least Square
(PLS), Alternatif Structural
Equation. Modeling (SEM)
Dalam PenelitianBisnis,
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Kasmir. 2012. Analisis
Laporan Keuangan. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Khaliq, Ahmad, Altarturi, Basheer
Hussein Motawe, Thaker,
Hassanudin Mohd Thas, Harun,
Md Yousuf, dan Nahar, Nurun.
(2014). Identifying Financial
distress Firms: A Case Study of
Malaysia’s Government Linked
Companies (GLC), International
Journal of Economics, Finance and
Management, ISSN 2307- 2466
Vol. 3, No. 3, Pp 141-150.
13
Khoirul.F.A. 2012. “Analisis Rasio
Keuangan Untuk Memprediksi
Kemungkinan Financial Distress”.
Accounting Analysis Journal. Vol.
1, No. 2, Pp 2252-6765.
Lakshan, A.M.I. 2013. “The Use of
financial Ratios in Predecting
Corporate Failure in Sri Lanka”.
GSTF Journal on Bussiness
Review (GBR). Vol. 2, No. 4, Pp
37-43.
Mas’ud, Imam., Reva. 2012. “Analisis
Rasio Keuangan Untuk
Memprediksi Kondisi Financial
Distress Perusahaanmanufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”. Jurnal Akuntansi
Universitas Jember. Vol. 3, No. 2,
Pp 139-159.
Mayangsari, Lillananda Putri dan
Andayani. 2015, “Pengaruh Good
Corporate Governance dan Kinerja
Keuangan terhadap Financial
Distress”, Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, Vol. 4, No. 4, Pp 1-18.
Meilita.F.R. 2015.
“AnalisisRasioKeuanganTerhadap
Financial Distress Perusahaan
PerbankanStudiEmpiris di BEI
2010-2012”. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi. Vol. 3, No. 11, Pp 1-20.
Pancawardani, Nurul Latifah. 2009.
“Pengukuran Kinerja dengan
Metode Analisa Cash Flow Ratio.
Semarang” STIE Pelita Nusantara
Semarang. Fokus Ekonomi. Vol.4,
No. 2, Pp 46-59.
Priyanka, Karamvir. 2017. “An Analytical
Study Of Financial Distress And
Profitability Of Sbi And Icici
Bank”. International Journal of
Research – Granthaalayah.
Radjen, Dragana. 2015. “The Analysis of
the Effects of Financial Distress on
the Top Management in the
Republic of Serbia.” The European
Journal of Applied Economics.
Vol. 12, No. 1, Pp 19-25.
Raharja dan Sari, Maylia Pramono. 2008.
”Kemampuan Rasio Keuangan
dalam Memprediksi Peringkat
Obligasi”. (PT KASNIC Credit
Rating). Jurnal Maksi. Vol. 8, No.
2, Pp 212-232.
Rahmandiar, Elsya Mentari, Pupung
Purnamasari, dan Hendra
Gunawan. 2016. “Pengaruh Risiko
Litigasi, Financial Distress dan
Struktur Kepemilika Manajerial
terhadap Konservatisme
Akuntansi”. E-Jurnal Prosiding
Akuntansi Universitas Islam
Bandung. Vol. 2, No.1, Pp 2660-
6561.
Ray, S. 2011. “Assessing Corporate
Financial Distress in Automobile
Industry of India” : An Application
of Altman’s Model. Research
Journal of Finance And
Accounting, Vol. 2, No. 3, Pp 155-
168.
Rayenda. K.B. 2007. “Identifying
Financial Distress Condition in
Indonesia Manufacture Industry”.
Birmingham Business School,
University of Birmingham United
Kingdom. Vol. 3, No. 1, Pp 1-19.
Rendra. P. 2016. “Analisis Pengaruh
Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Kondisi Financial
Distress Bank Umum Syariah
Menggunakan Model Logit di
Indonesia”. Vol. 2, No.1, Pp 1-15.
Rowland.B.P. 2008. “Financial Distress
Prediction in Indonesia Stock
14
Exchange-Case Study of Trade
Industry Public Company”.
Journal of Economics, Business,
and Accounting. Vol. 11, No 2, Pp
153-172.
S. Munawir. 2004. Analisis
Laporan Keuangan. Edisi Ke-4,
Liberty, Yogyakarta.
Schroeder, Roger G. Operations
Management: Contemporary
Concepts and Cases, 3rd ed.,
Singapore: McGraw Hill, 2007.
Sekaran, Uma, 2006. Metodologi
Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4,
Salemba Empat, Jakarta.
Sigit, R. 2008. “Pengaruh Rasio
Likuiditas, Financial Leverage dan
Arus Kas untuk Memprediksi
Financial Distress pada Perusahaan
Real Estate dan Property yang
Terdaftar di BEJ tahun 2004-
2005”. E-Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret,
Surakarta. Vol. 4, No. 2, Pp 1-17.
Siregar, Sofyan. 2010. “Statistika
Deskriptif Untuk Penelitian”.
Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada.
Subramanyam dan John J. Wild. 2012.
Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Surya, E. I., & Wuryani, E. 2015.
“Pengaruh Ukuran Perusahaan
(Firm Size), Profitabilitas,
Likuiditas, Produktivitas, Dan
Leverage Terhadap Peringkat
Obligasi”. Jurnal Mahasiswa
Teknologi Pendidikan. Vol. 3, No.
2, Pp 1-15.
Syahidull.H, Muhammad.A, dan Dana.S.
2013. “Analisis Rasio Keuangan
Dalam Memprediksi Financial
Distress (studi pada perusahaan
yang terdaftar di bursa efek
indonesia)”. Jurnal Akuntansi
ISSN. Vol. 2, No. 1, Pp 37-46.
Wahyu Widarjo & Setiyawan Doddy.
2009. “Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Kondisi Financial
Distress Perusahaan Otomotif”.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.
11 No. 2, Pp 107-119.
Wahyu.W dan Doddy.S. 2009. “Pengaruh
Rasio Keuangan Terhadap Kondisi
Financial Distress Perusahaan
Otomotif”. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol 11 No 2, Pp 107-
119.
Widarjo, Wahyu, dan Doddy Setiawan.
2009. “Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Kondisi Financial
Distress Perusahaan Otomotif”,
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.
11, No. 2, Pp 107-119.
Wild, John J., K. R. Subramanyam, dan
Robert F. Halsey. 2005.
“Financial Statement Analysis”.
The McGraw-Hill Companies Inc.
Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Wongsosudono, Corrina dan Chrissa,
2013, “Analisis Rasio Keuangan
Untuk Memprediksi Financial
Distress Pada Perusahaan Sektor
Keuangan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia”, Jurnal
Bina Akuntansi. Vol. 19, No. 2, Pp
315-362.