PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA
TAHUN 2013
TESIS
Oleh
TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2013
THE INFLUENCE OF THE FACTORS OF SOCIO-DEMOGRAPHY, SOCIO-ECONOMY, AND NEEDS ON COMMUNITY BEHAVIOR IN
SEARCHING FOR MEDICATION AT MEDAN KOTA SUBDISTRICT, IN 2013
THESIS
By
TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM
MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN
2013
PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA
TAHUN 2013
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2013
Judul Tesis : PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013
Nama Mahasiswa : Tiomarni Lumban Gaol Nomor Induk Mahasiswa : 117032160 Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M) (Drs. Tukiman, M.K.M) Ketua Anggota
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
Tanggal Lulus: 02 Juli 2013
Telah diuji pada Tanggal : 02 Juli 2013 PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M Anggota : 1. Drs. Tukiman, M.K.M
2. dr. Heldy BZ, M.P.H 3. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si
PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA
TAHUN 2013
T E S I S
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperolah gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, Juli 2013 Tiomarni Lumban Gaol
117032160/IKM
ABSTRAK
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ialah dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Namun program pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah belum sepenuhnya sesuai dengan faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat. Di Kecamatan Medan Kota ditemukan sarana pelayanan kesehatan yang beragam sehingga perlu dikaji pencarian pengobatan yang dilakukan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota dilakukan terhadap 138 orang kepala keluarga sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara statistik mengunakan uji regresi logistik ganda pada α = 5%.
Hasil penelitian faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), faktor sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) dan faktor kebutuhan yang dirasakan berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Faktor kebutuhan paling dominan memengaruhi pencarian pengobatan dengan nilai signifikan 0,000 dan nilai regresi logistik 8,564.
Disarankan peningkatan pengetahuan serta perubahan sikap tentang penyakit dan pencarian pengobatan bagi masyarakat, melalui penyuluhan serta sosialisasi program kesehatan, sehingga setiap masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akan berupaya mencari pengobatan. Tenaga kesehatan supaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kata Kunci : Sosiodemografi, Sosioekonomi, Kebutuhan, Pencarian Pengobatan
ABSTRACT
One of the attempts to achieve the highest public health standard is by performing health services. However, health service program performed by the government is still not adequately in line with the factors of socio-demography, socio-economy, and public needs. Varied the health service facilities are found in Medan Kota Sub district therefore, it is necessary to study the search for medication by people.
The aim the research was to know the influence of the factors of socio-demography, socio-economy, and public needs on the behavior of searching for medication in Medan Kota Sub district. The samples consisted 0f 138 families, and the data were gathered by using questionnaires and analyzed statistically by using multiple logistic regression tests at α=5%.
The result of the research showed that socio-demography (age, sex, education, knowledge, and attitude), socio-economy (occupation and income), and public needs had influence to the search medication at Medan Kota Sub district. The need factor had the most dominant influence on to the search medication to the search medication with significance value of 0,000 and logistic regression value of 8,564.
It is recommended that knowledge and the change in attitude about disease and the search for medication by people should be increased through counseling and socialization of health program so that people who are sick will attempt to search for medication. It also recommended that to health officer should make health service in health facilities which are line with public needs.
Keywords: Socio-Demography, Socio-Economy, Needs, Searching for Medication
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas bimbingan
dan karuniaNya, penulisan tesis ini dapat di selesaikan dengan baik. Penyusunan tesis
ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan
pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Medan.
Penulis menyadari begitu banyak dukungan, bimbingan, bantuan dan
kemudahan yang diberikan oleh berbagai pihak, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
Dengan penuh ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Prof Dr. dr Syahril Pasaribu, D.T.M&H., M.Sc.(CTM)., Sp.A,(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat sekaligus sebagai dosen
penguji tesis
5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan
Drs. Tukiman, M.K.M, Anggota Komisi Pembimbing.
6. dr. Heldy BZ, M.P.H selaku Dosen Penguji Tesis.
7. Para dosen, staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program Studi S2
Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
8. Camat Medan Kota beserta seluruh staf yang telah mengizinkan dilakukan
penelitian di wilayahnya.
9. Seluruh Lurah di wilayah Kecamatan Medan Kota yang telah bersedia
memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
10. Seluruh penduduk Kecamatan Medan Kota yang telah bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini
11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara, khususnya pada Minat Studi Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku
Terima kasih yang tak terhingga kepada suami tercinta Pardamean
Manurung dan anak-anakku tersayang Raja Manurung, Yossie Agustina Manurung,
Partio Wenna Manurung, Titian Asnita Manurung serta seluruh keluarga yang telah
memberikan doa, dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan penelitian dan
pendidikan S2 ini.
Medan, Juli 2013
Tiomarni Lumban Gaol 117032160/IKM
RIWAYAT HIDUP
Tiomarni Lumban Gaol lahir di Medan tanggal 12 Oktober 1962. Anak dari
pasangan bapak Alm. M. Lumban Gaol dan Ibu E. Banjarnahor. Penulis anak
pertama dari dua bersaudara.
Pendidikan formal penulis dimulai dari SD St. Antonius Medan selesai tahun
1974, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Medan selesai tahun
1977, pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Negeri 5 Medan selesai
tahun 1981, kemudian melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada Akademi Keperawatan
Universitas Darma Agung Medan selesai tahun 1985, Akta III di IKIP Medan selesai
tahun 1995, S1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Medan selesai tahun 2001. Pendidikan S2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara sampai saat ini.
Mulai bekerja tahun 1986-1999 sebagai staf pengajar di Sekolah Perawat
Kesehatan Herna Medan, tahun 2000-sekarang sebagai staf pengajar di Akademi
Keperawatan RSU Herna Medan.
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ................................................................................................................ i ABSTRACT ............................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Permasalahan ...................................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 8 1.4 Hipotesis.............................................................................................. 8 1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9
2.1 Perilaku Pencarian Pengobatan ......................................................... 9 2.2 Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ....................................... 11 2.3 Perilaku ............................................................................................... 14
2.3.1 Pengertian Perilaku .................................................................. 14 2.3.2 Domain Perilaku ....................................................................... 15 2.3.3 Perilaku Kesehatan ................................................................... 18
2.4 Kebutuhan terhadap Pelayanan Kesehatan ....................................... 19 2.5 Landasan Teori ................................................................................... 23 2.6 Kerangka Konsep .............................................................................. 23
BAB 3. METODE PENELITIAN ....................................................................... 24 3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 24 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 24
3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 24 3.2.2 Waktu Penelitian ..................................................................... 24
3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 24 3.3.1 Populasi.................................................................................... 24 3.3.2 Sampel ..................................................................................... 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 26 3.4.1 Data Primer .............................................................................. 26 3.4.2 Data Sekunder ......................................................................... 26 3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...................................... 27
3.5 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian.................................. 27
3.6 Metode Pengukuran ........................................................................... 28 3.7 Metode Analisis Data ......................................................................... 29
BAB 4. HASIL PENELITIAN ............................................................................ 31 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Kota ...................................... 31 4.2 Analisis Univariat ............................................................................... 31
4.2.1 Sosiodemografi Responden .................................................... 31 4.2.2 Sosioekonomi Responden ....................................................... 37 4.2.3 Kebutuhan Responden ............................................................. 39 4.2.4 Pencarian Pengobatan .............................................................. 40
4.3 Analisis Bivariat ................................................................................. 45 4.4 Analisis Multivariat ............................................................................ 47
BAB 5. PEMBAHASAN ....................................................................................... 48 5.1 Pengaruh Sosiodemografi terhadap Pencarian Pengobatan
di Kecamatan Medan Kota ................................................................ 48 5.2 Pengaruh Sosioekonomi terhadap Pencarian Pengobatan
di Kecamatan Medan Kota ................................................................ 54 5.3 Pengaruh Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan
di Kecamatan Medan Kota ................................................................ 56
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 67 6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 67 6.2 Saran .................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 69 LAMPIRAN ............................................................................................................ 72
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
3.1 Distribusi Jumlah KK dan Sampel Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................................... 25
3.2 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian ......................................................... 29
4.1 Distribusi Reponden Menurut Umur di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................................................. 32
4.2 Distribusi Reponden Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...................................................................................................... 32
4.3 Distribusi Reponden Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................................................. 32
4.4 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................... 33
4.5 Distribusi Responden Menurut Sikap tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................ 35
4.6 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosiodemografi tentang Pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 .................. 37
4.7 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...................................................................................................... 37
4.8 Distribusi Reponden Menurut Penghasilan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...................................................................................................... 38
4.9 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................ 38
4.10 Distribusi Responden Menurut Kebutuhan Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................ 39
4.11 Distribusi Responden Menurut Kategori Kebutuhan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................ 40
4.12 Distribusi Responden Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...................................................................................................... 40
4.13 Distribusi Reponden Menurut Lama Menderita Sakit sehingga Mencari Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................... 41
4.14 Distribusi Responden Menurut Cara Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................ 41
4.15 Distribusi Reponden Menurut Anjuran Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ......................... 42
4.16 Distribusi Reponden Menurut Kepatuhan Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 .................... 42
4.17 Distribusi Responden Menurut Pencarian Pengobatan jika Tidak Sembuh di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ........................................................ 43
4.18 Distribusi Responden Menurut Kategori Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................ 44
4.19 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ....................................................... 45
4.20 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ....................................................... 46
4.21 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................ 46
4.22 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Kebutuhan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................................................. 47
4.23 Hasil Uji Pengaruh Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan...................................................................... 48
DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman
2.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................... 23
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1 Kuesioner Penelitian ........................................................................................... 72 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 77 3. Hasil Uji Univariat ............................................................................................... 80 4. Hasil Uji Bivariat ................................................................................................. 88 5. Hasil Uji Multivariat ............................................................................................ 91 6. Master Data Penelitian......................................................................................... 92 7. Surat Izin Penelitian ............................................................................................ 95 8. Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................................................... 96
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut,
pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah dan berkesinambungan (Depkes
RI, 2009).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya ialah dengan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Adapun yang dimaksud pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat. Dalam Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
pemerintah Indonesia mencantumkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal, oleh karena itu pemerintah
mempunyai tanggung jawab untuk mengadakan dan mengatur upaya pelayanan
kesehatan (Depkes RI, 2009).
Perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok
atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian
pengobatan di masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi
(Ilyas, 2003). Variasi pencarian pengobatan di masyarakat dipengaruhi dengan
jumlah sarana pelayanan kesehatan yang semakin bertambah serta jenis, metode serta
peralatan pelayanan kesehatan yang tersedia di sarana pelayanan kesehatan juga
semakin beragam.
Menurut Notoatmodjo (2007), pencarian pengobatan oleh masyarakat terkait
dengan respons seseorang apabila sakit serta membutuhkan pelayanan kesehatan.
Respons tersebut antara lain : (1) tindakan mengobati sendiri, (2) mencari pengobatan
ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional, (3) mencari pengobatan dengan membeli
obat-obat ke warung-warung obat, (4) mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas
modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta,
yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas dan rumah sakit,
(5) mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh
dokter praktek.
Beberapa faktor yang memengaruhi perilaku pemanfaatan pelayanan
kesehatan digolongkan oleh beberapa ahli dalam beberapa model, salah satu dari
model tersebut adalah "model pemanfaatan pelayanan kesehatan". Di dalam model
pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilization) menurut Dever (1984) dikemukakan
bahwa faktor yang memengaruhi pemanfaatan atau penggunaan pelayanan kesehatan,
adalah (1). fakor sosio kultural, meliputi norma dan nilai yang ada di masyarakat, dan
teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan; (2) faktor organisasi, meliputi
ketersediaan sumber daya, keterjangkauan lokasi, dan keterjangkauan sosial; (3)
faktor interaksi konsumen-provider, faktor yang berhubungan dengan konsumen
meliputi kebutuhan yang dirasakan, dipengaruhi: faktor sosio demografi, faktor sosio
psikologis, dan faktor epidemiologis penyakit; selain itu ada faktor lain yang
berhubungan dengan provider
Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, terdiri dari kebutuhan yang
dirasakan oleh konsumen (felt need) dan kebutuhan yang diukur menurut pendapat
provider (evaluated need). Kebutuhan yang dirasakan menurut konsumen dipengaruhi
oleh faktor sosio demografi dan faktor sosio psikologis. Kebutuhan yang dirasakan
terhadap pelayanan kesehatan, merupakan penjumlahan dari kebutuhan fisiologis dan
psikologis individu terhadap suatu pelayanan kesehatan. Felt need timbul bila
individu menginginkan pelayanan kesehatan dan berhubungan dengan persepsi
individu terhadap pelayanan kesehatan. Kebutuhan yang dirasakan membuat individu
mengambil keputusan untuk mencari pelayanan kesehatan atau tidak. Ekspresi dari
felt need terhadap pelayanan kesehatan adalah merupakan penggunaan atau
pemanfaatan dari pelayanan kesehatan tersebut (Notoatmodjo, 2007).
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik, maka
banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah kesesuaian dengan kebutuhan
masyarakat, sehingga perkembangan pelayanan kesehatan secara umum dipengaruhi
oleh besar kecilnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang sebenarnya
merupakan gambaran dari masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tersebut.
Kebutuhan adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsi
barang dan jasa yang dibedakan menjadi keinginan untuk menggunakan pelayanan
kesehatan dan tidak inginnya menggunakan pelayanan kesehatan yang ada
(Tjiptoherijanto, 2008).
Menurut Sutojo (2004), dalam mengkaji kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat menghendaki agar status kesehatannya dapat lebih optimal. Untuk itu
masyarakat sering melakukan penilaian terhadap pelayanan kesehatan yang akan ia
gunakan serta dikaitkan dengan faktor demografi serta faktor sosioekonomi yang
menunjukkan kemampuannya dalam mengakses pelayanan kesehatan.
Penelitian Setyawan (2007) yang menyatakan ada hubungan antara sikap dan
minat masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan modern, selain
itu pencarian pengobatan juga berkaitan dengan faktor-faktor pendukung antara lain
biaya pengobatan, hasil pengobatan, kepercayaan kepada sarana pengobatan, kondisi
waktu berobat, keberadaan sarana, pelayanan pengobatan dan situasi di sarana
pengobatan serta konsep sehat dan sakit yang dimiliki oleh masyarakat. Menurut
WHO (1999) salah satu faktor yang menyebabkan. seseorang berperilaku dalam hal
pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sumber daya dan sumber dana yang dimiliki
antara lain kesempatan dan kemampuan membayar.
Hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan pencarian pengobatan seperti
penelitian Wicaksono (2005) tentang faktor–faktor yang memengaruhi penentuan
pemilihan pengobatan pada penduduk Kelurahan Gowongan Kecamatan Jetis
Kotamadya Yogyakarta menyimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh pada
penentuan pemilihan pengobatan adalah pendidikan dan status ekonomi
Penelitian Hendrawan (2005) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku dalam pencarian pengobatan di Kabupaten Serang menyatakan bahwa
terdapat hubungan faktor kepercayaan terhadap pengobatan dengan pemilihan upaya
pengobatan. Demikian juga penelitian Assegaf, dkk (2010) yang dimuat pada jurnal
MKM Vol.05 No.01 Desember 2010 menyimpulkan bahwa pilihan pencarian
pengobatan oleh ibu untuk anaknya yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut
di wilayah kerja Puskesmas Bakunase berturut-turut adalah terbanyak memilih
pengobatan medis (berobat ke sarana pelayanan kesehatan) sebesar 69,23%,
selanjutnya pengobatan sendiri sebesar 23,08% dan masih ada ibu yang memilih
pengobatan tradisional (berobat ke dukun) sebesar 7,69%. Jenis penggunaan sarana
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bakunase adalah Puskesmas/Pustu
sebesar 50,85%, Rumah Sakit sebesar 13,56%, dan dokter/bidan praktek sebesar
35,59%.
Hasil Penelitian Tinendung (2011) tentang pola pencarian pengobatan pada
masyarakat Suku Pak-Pak di Kelurahan Sidiangkat Kecamatan Sidikalang Kabupaten
Dairi Sumatera Utara menyimpulkan secara umum pola pencarian pengobatan yang
paling dominan digunakan masyarakat adalah dengan melakukan pengobatan sendiri.
Pola pengobatan sendiri menjadi dominan dikarenakan umumnya masyarakat
memiliki pengetahuan dan tekhnik khusus dalam meramu obat yang sesuai terhadap
penyakitnya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar.
Melihat potensi besar dan manfaat yang luar biasa ini, melalui dinas Kesehatan
maupun dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan bantuan masyarakat setempat
diharapkan dapat melestarikan tekhnik tersebut dengan merangkumnya dalam bentuk
buku, sehingga dapat menambah pustaka bangsa dan dapat dikembangkan maupun
diwariskan pada masyakat yang lain.
Perilaku pencarian pengobatan oleh masyarakat dipengaruhi oleh jumlah dan
jenis sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di sekitarnya. Oleh karena itu pada
wilayah yang banyak tersedia sarana pelayanan kesehatan seperti : puskesmas, rumah
sakit pemerintah dan swasta, balai pengobatan serta praktek dokter, maka pilihan
masyarakat semakin beragam untuk melakukan pencarian pengobatan.
Kecamatan Medan Kota merupakan salah satu wilayah di Kota Medan yang
terdapat cukup banyak sarana pelayanan kesehatan. Menurut Profil Kecamatan
Medan Kota (2011) bahwa di wilayah tersebut terdapat 17 unit sarana pelayanan
kesehatan, terdiri dari : 3 unit puskesmas, 6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai
pengobatan umum dan 4 unit balai kesehatan ibu dan anak. Dengan keragaman sarana
pelayanan kesehatan yang ada memungkinkan masyarakat di Kecamatan Medan Kota
memiliki banyak pilihan untuk mencari pengobatan dalam penyembuhan penyakit
yang dideritanya.
Hasil survei pendahuluan yang dilakukan penulis pada Januari 2013 terhadap
10 orang penduduk di Kecamatan Medan Kota ditemukan bahwa sebanyak 6 orang
(60%) mencari pengobatan ke rumah sakit swasta, 3 orang (30%) mencari
pengobatan balai pengobatan, sedangkan yang mencari pengobatan ke puskesmas
hanya 1 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan variasi
perilaku pencarian pengobatan pada masyarakat Kecamatan Medan Kota.
Permasalahan pencarian pengobatan oleh masyarakat di Kecamatan Medan
Kota jika dikaji dari aspek konsep sehat-sakit sebenarnya sudah baik, karena
masyarakat sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan pada saat menderita
sakit. Namun dalam kajian ini peneliti mencoba untuk merumuskan permasalahan
tentang variasi pencarian pengobatan ditinjau dari faktor sosiodemografi, sosio
ekonomi dan kebutuhan. Faktor-faktor yang memengaruhi variasi perilaku pencarian
pengobatan tersebut akan dikaji mengacu kepada teori pola pencarian pengobatan
yang dikemukakan oleh Anderson dan Green dalam Notoatmodjo (2007).
Berdasarkan uraian di atas serta didukung penelitian-penelitian sebelumnya,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku masyarakat dalam
pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota, sehingga dapat diketahui
pelayanan kesehatan yang dikehandaki masyarakat saat ini, serta dapat dibuat suatu
pengelompokan atau pola pencarian pengobatan oleh masyarakat berdasarkan faktor
sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), sosio
ekonomi (pekerjaan dan penghasilan) dan kebutuhan (kebutuhan yang dirasakan)
masyarakat. Konsep mengkaji pencarian pengobatan akan lebih jelas apabila
dilakukan pada wilayah yang terdapat sarana pelayanan kesehatan yang beragam dan
hal ini dapat diwakili oleh Kecamatan Medan Kota yang terdapat 17 unit sarana
pelayanan kesehatan.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian
adalah : bagaimana pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan
masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun
2013 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan
kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan
Kota tahun 2013.
1.4 Hipotesis
Ada pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan
masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun
2013.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam
merumuskan kebijakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
2. Hasil penelitian ini dijadikan perbandingan dan referensi pada penelitian
selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Pencarian Pengobatan
Menurut Levey dan Loomba dalam Ilyas (2003), yang dimaksud dengan
pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian
pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo
(1993), perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok
atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian
pengobatan di masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi
(Ilyas, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2003), respons seseorang apabila sakit adalah
sebagai berikut:
a. Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa (no action). Dengan alasan
antara lain : (a) bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan
atau kerja mereka sehari-hari, (b) bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau
gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan
bahwa kesehatan belum merupakan prioritas di dalam hidup dan kehidupannya,
(c) fasilitas kesehatan yang dibutuhkan tempatnya sangat jauh, petugas kesehatan
kurang ramah kepada pasien, (d) takut disuntik dokter dan karena biaya mahal.
b. Tindakan mengobati sendiri (self treatment), dengan alasan yang sama seperti telah
diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat
tersebut sudah percaya dengan diri sendiri, dan merasa bahwa berdasarkan
pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan
kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pencarian obat keluar tidak diperlukan.
c. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional (traditional
remedy), seperti dukun.
d. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat (chemist
shop) dan sejenisnya, termasuk tukang-tukang jamu.
e. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh pemerintah
atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai
pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit.
f. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan khusus yang diselenggarakan oleh
dokter praktek (private medicine).
Menurut Anderson dalam Notoatmodjo (2007), ada tiga faktor-faktor
penting dalam mencari pelayanan kesehatan yaitu : (1) mudahnya menggunakan
pelayanan kesehatan yang tersedia, (2) adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap
pelayanan kesehatan yang ada dan (3) adanya kebutuhan pelayanan kesehatan.
2.2 Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Andersen dalam Notoatmodjo (2007) mendeskripsikan model sistem
kesehatan merupakan suatu model kepercayaan kesehatan yang disebut sebagai
model perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan (behaviour model of health service
utilization). Andersen mengelompokkan faktor determinan dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan ke dalam tiga kategori utama, yaitu :
1. Karakteristik predisposisi (Predisposing Characteristics)
Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu
mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda
yang disebabkan karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan ke dalam tiga
kelompok :
a. Ciri-ciri demografi, seperti : jenis kelamin, umur, dan status perkawinan.
b. Struktur sosial, seperti : tingkat pendidikan, pekerjaan, hobi, ras, agama, dan
sebagainya.
c. Kepercayaan kesehatan (health belief), seperti pengetahuan dan sikap serta
keyakinan penyembuhan penyakit.
2. Karakteristik kemampuan (Enabling Characteristics)
Karakteristik kemampuan adalah sebagai keadaan atau kondisi yang membuat
seseorang mampu untuk melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya
terhadap pelayanan kesehatan. Andersen membaginya ke dalam 2 golongan, yaitu :
a. Sumber daya keluarga, seperti : penghasilan keluarga, keikutsertaan dalam
asuransi kesehatan, kemampuan membeli jasa, dan pengetahuan tentang
informasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
b. Sumber daya masyarakat, seperti : jumlah sarana pelayanan kesehatan yang ada,
jumlah tenaga kesehatan yang tersedia dalam wilayah tersebut, rasio penduduk
terhadap tenaga kesehatan, dan lokasi pemukiman penduduk. Menurut
Andersen semakin banyak sarana dan jumlah tenaga kesehatan maka tingkat
pemanfaatan pelayanan kesehatan suatu masyarakat akan semakin bertambah.
3. Karakteristik kebutuhan (Need Characteristics)
Karakteristik kebutuhan merupakan komponen yang paling langsung
berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Andersen dalam
Notoatmodjo (2007) menggunakan istilah kesakitan untuk mewakili kebutuhan
pelayanan kesehatan. Penilaian terhadap suatu penyakit merupakan bagian dari
kebutuhan. Penilaian individu ini dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu :
a. Penilaian individu (perceived need), merupakan penilaian keadaan kesehatan yang
paling dirasakan oleh individu, besarnya ketakutan terhadap penyakit dan hebatnya
rasa sakit yang diderita.
b. Penilaian klinik (evaluated need), merupakan penilaian beratnya penyakit dari
dokter yang merawatnya, yang tercermin antara lain dari hasil pemeriksaan dan
penentuan diagnosis penyakit oleh dokter (Ilyas, 2003)
Menurut Dever (1984) faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan
pelayanan kesehatan adalah :
a. Faktor Sosiokultural yang terdiri dari : (1) norma dan nilai sosial yang ada di
masyarakat, dan (2) teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan.
b. Faktor Organisasi yang terdiri dari : (1) ketersediaan sumber daya. Yaitu sumber
daya yang mencukupi baik dari segi kuantitas dan kualitas, sangat mempengaruhi
penggunaan pelayanan kesehatan. (2) keterjangkauan lokasi. Keterjangkauan
lokasi berkaitan dengan keterjangkauan tempat dan waktu. Keterjangkauan
tempat diukur dengan jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya perjalanan.
(3) keterjangkauan sosial. Dimana konsumen memperhitungkan sikap petugas
kesehatan terhadap konsumen. (4) karakteristik struktur organisasi formal dan
cara pemberian pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ada yang mempunyai
struktur organisasi yang formal misalnya rumah sakit.
c. Faktor Interaksi Konsumen-Petugas Kesehatan
(1) Faktor yang berhubungan dengan konsumen
Tingkat kesakitan atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen
berhubungan langsung dengan penggunaan atau permintaan pelayanan
kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh : (a) faktor sosiodemografi, yaitu
umur, sex, ras, bangsa, status perkawinan, jumlah keluarga dan status sosial
ekonomi, (b) faktor sosio psikologis, yaitu persepsi sakit, gejala sakit, dan
keyakinan terhadap perawatan medis atau dokter, (c) faktor epidemiologis,
yaitu mortalitas, morbiditas, dan faktor resiko.
(2) Faktor yang berhubungan dengan petugas kesehatan yang terdiri dari :
(a) faktor ekonomi, yaitu adanya barang substitusi, serta adanya keterbatasan
pengetahuan konsumen tentang penyakit yang dideritanya, (b) karakteristik
dari petugas kesehatan yaitu tipe pelayanan kesehatan, sikap petugas, keahlian
petugas dan fasilitas yang dipunyai pelayanan kesehatan tersebut.
2.3 Perilaku
2.3.1 Pengertian Perilaku
Pengertian perilaku menurut Sarwono (2002) adalah sesuatu yang
dilakukan oleh individu satu dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata.
Sedangkan menurut Morgan perilaku tidak seperti pikiran atau perasaan, perilaku
adalah sesuatu konkrit yang bisa diobservasi, direkam maupun dipelajari.
Walgito (2003) mendefinisikan perilaku dan aktivitas ke dalam pengertian yang
luas, yaitu perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak tampak (innert
behavior), demikian pula aktifitas-aktifitas tersebut disamping aktifitas motoris, juga
termasuk aktifitas emosional dan kognitif.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons,
maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
2.3.2 Domain Perilaku
Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi perilaku itu
di dalam tiga domain (ranah/kawasan), yang terdiri dari ranah pengetahuan
(knowlegde), ranah sikap (attitude), dan ranah tindakan (practice).
a. Pengetahuan (Knowlegde)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang
tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan
terhadap masalah yang dihadapi. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman
langsung atau orang lain yang sampai kepada seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :
1. Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat,
kondisi fisik.
2. Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.
3. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode
dalam pembelajaran.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
Pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar yang didapat dari pendidikan
(Notoatmodjo, 2003).
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), pengetahuan menjadi salah satu
faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang atau masyarakat terhadap
kesehatan. Jika masyarakat tahu apa saja pelayanan puskesmas, maka kemungkinan
masyarakat akan menggunakan fasilitas kesehatan juga akan berubah seiring dengan
pengetahuan seperti apa yang diketahuinya.
Di dalam menggunakan pelayanan kesehatan, seseorang dipengaruhi oleh
perilakunya yang terbentuk dari pengetahuannya. Seseorang cenderung untuk
bersikap tidak menggunakan jasa pelayanan kesehatan disebabkan karena adanya
kepercayaan dan keyakinan bahwa jasa pelayanan kesehatan tidak dapat
menyembuhkan penyakitnya, demikian juga sebaliknya.
b. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau
ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman, atau dari
orang yang dekat dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan kita dengan sesuatu, atau
menyebabkan kita menolaknya (Wahid, 2007).
Allport dalam Anwar (1997) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga
komponen pokok :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Adapun ciri-ciri sikap menurut Azwar (2009) adalah sebagai berikut :
1. Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling), hasil pemikiran dan perasaan
seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap
objek atau stimulus.
2. Adanya orang lain yang menjadi acuan (Personal reference) merupakan faktor
penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada
pertimbangan-pertimbangan individu.
3. Sumber daya (Resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap
positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan pertimbangan
kebutuhan dari pada individu tersebut.
4. Sosial budaya (Culture), berperan besar dalam memengaruhi pola pikir seseorang
untuk bersikap terhadap objek/stimulus tertentu.
Perbedaan pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan yang lain juga disebabkan sikap atau persepsi dan
konsep masyarakat sendiri tentang sakit (Azwar, 2009). Persepsi sakit merupakan
pengalaman yang dihasilkan melalui pancaindra. Setiap orang mempunyai persepsi
yang berbeda meskipun mengamati objek yang sama. Green (1980) dalam
Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa persepsi berhubungan dengan motivasi
individu untuk melakukan kegiatan, bila persepsi seseorang telah benar tentang sakit
maka ia cenderung memanfaatkan pelayanan kesehtan bila mengalami sakit.
c. Praktik atau tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas
dan faktor dukungan (support) (Notoatmodjo, 2007).
2.3.3 Perilaku Kesehatan
Menurut sebagian psikolog perilaku manusia berasal dari dorongan yang
ada dalam diri manusia dan dorongan ini merupakan salah satu usaha untuk
memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia dan dengan adanya dorongan
tersebut menimbulkan seseorang melakukan sebuah tindakan atau perilaku khusus
yang mengarah pada tujuan (Foster dan Anderson, 2005).
Perilaku kesehatan yaitu suatu respons seseorang (organisme) terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003).
Dari definisi tersebut kemudian dirumuskan bahwa perilaku kesehatan
terkait dengan : Perilaku pencegahan, penyembuhan penyakit, serta pemulihan dari
penyakit, Perilaku peningkatan kesehatan dan Perilaku gizi (makanan dan minuman).
Menurut Karl dan Cobb yang dikutip oleh Foster dan Anderson (2005)
membuat perbedaan di antara tiga tipe yang berkaitan dengan perilaku kesehatan,
yaitu :
1. Perilaku kesehatan yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu yang
meyakini dirinya sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau mendektesinya
dalam tahap asimptomatik.
2. Perilaku sakit yaitu aktivitas apapun yang dilakukan oleh individu yang merasa
sakit, untuk mendefinisikan keadaan kesehatannya dan untuk menemukan
pengobatan mandiri yang tepat.
3. Perilaku peran-sakit yaitu aktivitas yang dilakukan untuk tujuan mendapatkan
kesejahteraan oleh individu yang mempertimbangkan diri mereka sendiri sakit,
hal ini mencakup mendapatkan pengobatan dari ahli terapi yang tepat.
2.4 Kebutuhan terhadap Pelayanan Kesehatan
Need terhadap pelayanan kesehatan dapat didasari kepada pengertian tentang
merit goods. Margolis (1982) dalam Tjiptoherijanto (2008) mengatakan merit goods
ini adalah setiap bentuk pengeluaran masyarakat yang nampaknya secara umum dapat
dipahami akan tetapi sulit untuk diperhitungkan dengan menggunakan teori
permintaan yang biasa. Diargumentasikan bahwa need terhadap pelayanan kesehatan
merupakan fungsi dari need terhadap kesehatannya sendiri, dengan didasari oleh
pengalaman masa lalunya.
Pembahasan mengenai need yang perlu digaris bawahi adalah bahwa tidak
seluruh need akan dapat dipenuhi, dengan demikian akan terdapat sebuah ranking
need dalam pengertian ceteris paribus. Kita akan lebih memilih satu need untuk
dipenuhi dibanding need yang lain, bila need yang dipilih tadi akan memberikan
manfaat yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipilih tetapi
kemungkinan untuk memenuhi suatu need merupakan fungsi dari biaya dan manfaat
yang terkandung dibelakangnya yaitu biaya dan manfaat yang lebih besar. Need
bukan merupakan sesuatu yang absolut maupun terbatas. Need adalah sesuatu yang
dinamis dan cenderung untuk terus tumbuh bersama dengan berjalannya waktu dan
dalam kasus ini pertumbuhan need tersebut akan bisa dilihat merupakan sebagian dari
perkembangan penawaran fasilitas pelayanan kesehatan (Tjiptoherijanto, 2008).
Konsep need merangkum beberapa penilaian efektifitas, potensi untuk
mempertimbangkan berbagai cara untuk memenuhi need (dengan segala akibat yang
ditimbulkannya) dan pengakuan akan adanya keterbatasan sumber daya serta dapat
juga merupakan bentuk dasar bagi alokasi sumber daya. Pada umumnya akan lebih
baik untuk memasukkan sekaligus need ketika melakukan pengujian beroperasinya
suatu pelayanan kesehatan tertentu. Mengingat need dapat memberikan dasar yang
cukup bagi pengambilan keputusan yang tepat. Alokasi sumber daya sektor kesehatan
tetap kurang efisien tanpa adanya beberapa koreksi yang menyangkut, pertama
penyatuan kesepakatan tentang benefits value yang sering masih berbeda antara satu
orang dan yang kedua menyangkut informasi yang benar tentang segi biayanya.
Bidang social policy pada umumnya dan pelayanan kesehatan khususnya,
masyarakat sering dikatakan berada dalam keadaan membutuhkan (in need), namun
seringkali apa yang dimaksud dengan need tidak jelas. Spek dan Bradshaw dalam
Tjiptoherijanto (2008), telah mencoba untuk membuat suatu kerangka pikir tentang
siapakah yang sebenarnya mengatakan (melakukan), tentang apa (bagi) siapa.
Formula Spek melibatkan tiga kelompok yaitu masyarakat, ahli medis, dan
perorangan untuk menjawab pertanyaan : ”Apakah seseorang itu sakit?” dan ”apakah
seseorang itu sedang membutuhkan pelayanan umum?”. Dan pertanyaan ketiga
mengenai : ”Apakah seseorang itu meminta pelayanan umum?”. Bradshaw
mengatakan ada empat definisi yang berbeda mengenai need yang lazim digunakan
oleh peneliti dan praktisi social policy, yaitu :
a. Normative Need terjadi manakala masyarakat memiliki standar pelayanan
kesehatan yang berada di bawah definisi desirable oleh para ahli. (standar
desirable disini bisa saja bervariasi antara satu ahli dengan yang lain).
b. Felt Need terjadi manakala masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan, hal ini
berkaitan dengan persepsi perorangan tentang pelayanan kesehatan, sehingga
dengan jelas akan berbeda dengan persepsi orang lainnya.
c. Expressed Need adalah need yang dirasakan tadi kemudian dikonversikan ke
dalam permintaan. Misalnya mencari pelayanan kesehatan ke dokter puskesmas
(permintaan disini tidak harus selalu seperti apa yang didefinisikan oleh para
ekonom yang mencakup persoalan wiilingness to pay dan ability to pay terhadap
pelayanan kesehatan).
d. Comparative Need terjadi manakala satu kelompok orang di masyarakat dengan
status kesehatan tertentu tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sedangkan
kelompok yang lain dengan status kesehatan yang identik itu ternyata
mendapatkan pelayanan kesehatan (Tjiptoherijanto, 2008).
Kebutuhan seseorang terhadap pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang
subjektif, karena merupakan wujud dari masalah-masalah kesehatan yang ada di
masyarakat yang tercermin dari gambaran pola penyakit. Dengan demikian untuk
menentukan perkembangan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan dapat mengacu
pada perkembangan pola penyakit di masyarakat.
Adapun tuntutan kesehatan adalah sesuatu yang subjektif, oleh karena itu
pemenuhan terhadap tuntutan kesehatan sedikit pengaruhnya terhadap perubahan
derajat kesehatan, karena sifatnya yang subjektif, maka tuntutan terhadap kesehatan
sangat dipengaruhi oleh status sosial masyarakat itu sendiri.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik, maka
banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah kesesuaian dengan kebutuhan
masyarakat, sehingga perkembangan pelayanan kesehatan secara umum dipengaruhi
oleh besar kecilnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang sebenarnya
merupakan gambaran dari masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tersebut
(Jefkins, 2002).
Kebutuhan adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan
mengkonsumsi barang dan jasa yang dibedakan menjadi keinginan yang disertai
kemampuan untuk membeli barang dan jasa dan keinginan yang tidak disertai
kemampuan untuk membeli barang dan jasa (Tjiptoherijanto, 2008).
Pelayanan kesehatan didirikan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat
membutuhkannya. Namun kenyataannya masyarakat baru mau mencari pengobatan
atau pelayanan kesehatan setelah benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa. Hal ini
bukan berarti mereka harus mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan
modern (puskesmas dan sebagainya) tetapi juga ke fasilitas pengobatan tradisional
(dukun dan sebagainya) yang kadang-kadang menjadi pilihan masyarakat yang
pertama. Itulah sebab rendahnya penggunaan puskesmas atau tidak digunakannya
fasilitas-fasilitas pengobatan modern seperti puskesmas dengan ruang rawat inap
(Depkes RI, 2004).
2.5 Landasan Teori
Perilaku pencarian pengobatan oleh masyarakat di Kecamatan Medan Kota
sebagai fokus penelitian ini mengacu kepada teori pola pencarian pengobatan yang
dikemukakan oleh Anderson dan Green dalam Notoatmodjo (2007) yang secara
umum mencakup seluruh aspek, maka dalam penelitian ini difokuskan pada aspek
sosio demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap),
sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) serta kebutuhan (kebutuhan yang
dirasakan).
2.6 Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Sosiodemografi - Umur - Jenis Kelamin - Pendidikan - Pengetahuan - Sikap
Sosioekonomi - Pekerjaan - Penghasilan
Perilaku pencarian Pengobatan
Kebutuhan yang dirasakan (sakit ringan, sedang atau berat)
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
survey dengan pendekatan cross sectional yang merupakan penelitian untuk
mengetahui pengaruh variabel independen (sosiodemografi, sosioekonomi dan
kebutuhan) terhadap variabel terikat (perilaku pencarian pengobatan) pada saat yang
bersamaan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota, dengan pertimbangan di
wilayah tersebut ditemukan sarana pelayanan kesehatan yang bervariasi untuk dipilih
masyarakat, yaitu 17 unit sarana pelayanan kesehatan, terdiri dari : 3 unit puskesmas,
6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai pengobatan umum dan 4 unit balai kesehatan
ibu dan anak.
Pelaksanaan penelitian selama 6 bulan dari bulan Januari sampai Juni 2013
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) di
Kecamatan Medan Kota sebanyak 20.728 KK berdasarkan Profil Kecamatan Medan
Kota Tahun 2012.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah Kepala Keluarga yang bertempat tinggal di Kecamatan Medan
Kota. Besar sampel (sample size) ditentukan menggunakan rumus penentuan besar
sampel uji hipotesis data proporsi satu populasi dengan rumus sebagai berikut:
n = 2
2
dQP
Keterangan: n : Besar sampel minimal yang diperlukan α : Taraf kemaknaan 10% (1,96) P : Proporsi di populasi yang sakit (10%) berdasarkan data kesakitan
penduduk tahun 2012. Q : 1 - 0,10 = 0,90 d : Limit dari error atau presisi absolut (5%)
Berdasarkan perhitungan didapatkan besar sampel 138 KK. Besar sampel di
ditentukan secara proporsional pada 12 kelurahan di Kecamatan Medan Kota yaitu:
Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Penduduk dan Sampel Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Kelurahan Jumlah KK Besar Sampel 1 Pasar Baru 1.043/20.728 x138 7 2 Pusat Pasar 1.240/20.728 x138 8 3 Sei Rengas I 1.745/20.728 x138 12 4 Mesjid 929/20.728 x138 6 5 Pandau Hulu I 1.310/20.728 x138 9 6 Kota Matsum III 1.859/20.728 x138 12 7 Pasar Merah Barat 1.545/20.728 x138 10 8 Teladan Timur 2.570/20.728 x138 17 9 Teladan Barat 1.396/20.728 x138 9 10 Sitirejo I 2.270/20.728 x138 15 11 Sudirejo I 2.770/20.728 x138 18 12 Sudirejo II 2.052/20.728 x138 14 Jumlah 20.728 138
Kriteria KK yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah :
a. Kepala Keluarga yang berdomisili di wilayah Kecamatan Medan Kota.
b. Pernah mengalami sakit dalam 1 bulan terakhir dan memanfaatkan salah satu
sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di Kecamatan Medan Kota
c. Bersedia menjadi responden dan mampu berkomunikasi dengan jelas.
Cara pengambilan sampel untuk setiap kelurahan disesuaikan dengan kriteria
yang telah ditetapkan (sampel bersyarat), misalnya untuk Kelurahan Pasar Baru,
diambil 7 KK dari 1.043 KK yang ada, caranya adalah: peneliti mencari sampel pada
setiap lingkungan, sehingga diperoleh sampel yang menyebar dan mewakili setiap
lingkungan untuk masing-masing kelurahan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara secara langsung
dengan berpedoman atau menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden tentang pribadi atau hal-hal yang perlu diketahui. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
yang terdapat di kuesioner secara lisan pada responden. Dalam penelitian ini
kuesioner yang digunakan adalah kuesioner semi terbuka dengan pilihan jawaban dan
alasan.
3.4.2 Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder berupa data jumlah penduduk Kecamatan
Medan Kota, serta data tentang gambaran umum wilayah penelitian serta data lainnya
yang berguna untuk mendukung pembahasan data primer.
3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu uji validitas dan
reliabilitas. Untuk itu kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba pada 30 orang
penduduk di Kecamatan Medan Kota yang tidak terpilih menjadi sampel penelitian.
Untuk mengetahui sejauhmana kesamaan antara yang diukur peneliti dengan
kondisi yang sebenarnya di lapangan, maka dilakukan uji validitas terhadap kuesioner
yang telah dipersiapkan, dengan melihat nilai koefisien korelasi item pertanyaan
dengan total nilai pertanyaan pada setiap variabel (corrected item total correlation).
Item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid apabila nilai corrected item total
> nilai r tabel (0,361) pada α =5%.
Untuk mengetahui sejauhmana konsistensi hasil penelitian jika kegiatan
tersebut dilakukan berulang-ulang, maka dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner
yang telah dipersiapkan dengan formula cronbach alpha. Item pertanyaan dalam
kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha > 0,6 (Arikunto, 2006).
Hasil uji coba kuesioner terhadap 30 orang untuk menguji validitas dan
reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan/pernyataan untuk variabel
pengetahuan, sikap, kebutuhan dan pencarian pengobatan diperoleh nilai corrected
item total > 0,361 dan nilai cronbach alpha > 0,6 sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh item pernyataan valid dan reliabel (Lampiran-2).
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah pengertian variabel secara operasional dan
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
a. Sosiodemografi adalah karakteristik atau ciri individu yang menunjukkan kondisi
penduduk di Kecamatan Medan Kota secara sosial kependudukan. Sosiodemografi
ini diukur melalui indikator : (a) umur, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan,
(d) pengetahuan dan (e) sikap.
b. Sosioekonomi adalah karakteristik atau ciri individu yang menunjukkan kondisi
penduduk di Kecamatan Medan Kota secara sosial ekonoomi. Sosioekonomi ini
diukur melalui indikator : (a) pekerjaan dan (b) penghasilan.
c. Kebutuhan adalah gangguan kesehatan atau penyakit yang dirasakan oleh
penduduk di Kecamatan Medan Kota sehingga membutuhkan pengobatan.
Kebutuhan ini diukur melalui indikator kebutuhan dengan indikator penyakit yang
ringan sakit sakit sedang dan sakit berat atau parah.
d. Perilaku pencarian pengobatan adalah sarana pelayanan kesehatan yang dipilih
penduduk di Kecamatan Medan Kota yang sakit sebagai tempat mendapatkan
pengobatan penyakit yang dideritanya. Jika pencarian pengobatan ke : puskesmas,
rumah sakit, balai pengobatan dan praktek dokter akan dinyatakan sebagai perilaku
pencarian pengobatan yang baik, sedangkan jika tidak berobat atau mencari
pengobatan ke alternatif dinyatakan pencarian pengobatan tidak baik.
3.6 Metode Pengukuran
Pengukuran variabel penelitian menggunakan skala ordinal disesuaikan
dengan jenis masing-masing variabel penelitian.
Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel Pertanyaan
Skor Pilihan Jawaban Kategori Skala
Ukur Sosiodemografi 23-42 tahun
43-61 tahun Laki-laki Perempuan Tinggi =2 Rendah =1 Benar = 2 Salah = 1 Tidak tahu =1
Baik (41-50)
Sedang (29-40)
Kurang (17-28)
Ordinal
a. Umur b. Jenis Kelamin c. Pendidikan
1 1
1
d. Pengetahuan
8
e. Sikap 8 Sangat Setuju=4 Setuju =3 Tidak setuju =2 Sangat Tidak Setuju=1
Sosioekonomi a.Pekerjaan b.Penghasilan
1
1
Bekerja = 2 Tidak bekerja= 1 >UMK =2 ≤UMK =1
Baik (4)
Sedang (3)
Kurang (2)
Ordinal
Kebutuhan 3 Ya = 2 Tidak = 1
Tinggi (6) Sedang (5) Rendah (3-4)
Ordinal
Perilaku Pencarian Pengobatan
3 Baik = 2 Tidak baik = 1
Baik (5-6) Tidak baik (3-4)
Ordinal
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan meliputi tahapan analisis univariat yaitu
analisis untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing masing variabel, dimana
hasil penelitian dilakukan interpretasi data dari item pertanyaan dengan cara
menghitung jawaban menggunakan komputer. Setiap item yang dijawab diberi nilai
sesuai dengan kategori yang telah ditentukan
Kemudian analisis bivariat dengan tabulasi silang yang betujuan untuk
menganalisis hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel
dependen menggunakan uji chi square.
Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic
regression test) karena variabel terikat yaitu perilaku pencarian pengobatan
dikategorikan dalam 2 kelompok (baik dan tidak baik). Uji regresi logistik dilakukan
untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dengan
persamaan sebagai berikut: (Hastono, 2001).
Logit P (Y) = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ
Dimana
Y = Perilaku pencarian pengobatan
b0 = Konstanta
b1 – b3 = Koefisien Regresi
X1 = Sosiodemografi
X2 = Sosioekonomi
X3 = Kebutuhan
µ = Error of Term
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Kota
Kecamatan Medan Kota memiliki luas wilayahnya 5,98 km², secara
administratif terbagi atas 12 kelurahan dan 146 lingkungan. Kecamatan Medan Kota
mempunyai penduduknya berjumlah 72.580 jiwa dengan karakteristik yang beragam,
dilihat dari suku bangsa, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan.
Sebagai wilayah yang terletak di pusat Kota Medan, kecamatan ini
merupakan daerah perdagangan dan jasa, hal ini ditandai dengan adanya 7 unit pasar
tradisional, 5 unit pasar modern (plaza atau mall) dan 128 unit toko grosir.
Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Medan Kota 45 unit
SD/sederajat, 26 unit SMP/sederajat, 33 unit SMA/sederajat dan beberapa perguruan
tinggi. Sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Medan Kota antara lain 17 unit
terdiri dari : 3 unit puskesmas, 6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai pengobatan
umum dan 4 unit balai kesehatan ibu dan anak.
4.2 Analisis Univariat
4.2.1 Sosiodemografi Responden
Sosiodemografi responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,
pengetahuan dan sikap tentang pencarian pengobatan, seperti diuraikan berikut ini
Tabel 4.1 Distribusi Reponden Menurut Umur di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Umur Jumlah (Orang) % 1 23 - 42 Tahun 112 81,2 2 43 - 62 Tahun 26 18,8 Jumlah 138 100,0
Pengelompokan umur responden berdasarkan umur paling rendah dan umur
paling tinggi, yaitu 23 tahun sampai 61 tahun. Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui
responden berumur 23-42 tahun sebanyak 112 orang (81,2%) sedangkan yang
berumur 43-62 tahun sebanyak 26 orang (18,83%).
Tabel 4.2 Distribusi Reponden Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) % 1 Laki-laki 125 90,6 2 Perempuan 13 9,4 Jumlah 138 100,0
Jenis kelamin responden berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa paling
banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 125 orang (90,6%) sedangkan responden
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 16 orang (9,4%).
Tabel 4.3 Distribusi Reponden Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Pendidikan Jumlah (Orang) % 1 SD 15 10,9 2 SMP 34 24,6 3 SMA 51 37,0 4 Diploma 28 20,3 5 Sarjana 10 7,.2 Jumlah 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa tingkat pendidikan responden paling
banyak adalah SMA yaitu sebanyak 51 orang (37,0%) sedangkan responden dengan
tingkat pendidikan Sarjana merupakan persentase paling sedikit yaitu 10 orang
(7,2%). Berdasarkan tingkat pendidikan responden dikategorikan rendah sebanyak
100 orang (72,5%) dan pendidikan tinggi 38 orang (27,5%).
Pengetahuan responden tentang pencarian pengobatan yang dikaji dalam
penelitian ini meliputi 8 pertanyaan sebagai berikut.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Pengetahuan Benar Salah Tidak
Tahu Jumlah
n % n % n % n % 1 Jika menderita sakit tetapi tidak bertindak
atau tidak melakukan kegiatan apa-apa merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan
58 42.0 79 57.2 1 0.7 138 100,0
2 Jika menderita sakit kemudian melakukan pengobatan sendiri merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan.
64 46.4 71 51.4 3 2.2 138 100,0
3 Jika menderita sakit kemudian berobat ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan
59 42.8 74 53.6 5 3.6 138 100,0
4 Jika menderita sakit kemudian membeli obat-obat ke warung obat merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan
68 49.3 69 50.0 1 0.7 138 100,0
5 Jika menderita sakit kemudian berobat ke balai pengobatan merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan 70 50.7 64 46.4 4 2.9 138 100,0
Tabel 4.4 (Lanjutan)
No Pengetahuan Benar Salah Tidak
Tahu Jumlah
n % n % n % n % 6 Jika menderita sakit kemudian berobat
ke puskesmas merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan
82 59.4 53 38.4 3 2.2 138 100,0
7 Jika menderita sakit kemudian berobat ke rumah sakit merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan
72 52.2 65 47.1 1 0.7 138 100,0
8 Jika menderita sakit kemudian berobat ke praktek dokter merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan
73 52.9 62 44.9 3 2.2 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang menyatakan salah
jika menderita sakit tetapi tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa
merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 79 orang (57,2%),.
Responden yang menyatakan salah jika menderita sakit kemudian melakukan
pengobatan sendiri merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 71
orang (51,4%). Responden yang menyatakan salah jika menderita sakit kemudian
berobat ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional merupakan salah satu perilaku
pencarian pengobatan sebanyak 74 orang (53,6%). Responden yang menyatakan
salah jika menderita sakit kemudian membeli obat-obat ke warung obat merupakan
salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 69 orang (50,0%). Responden
yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke balai pengobatan
merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 70 orang (50,7%).
Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke
puskesmas merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 82 orang
(59,4%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat
ke rumah sakit merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 72
orang (52,2%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian
berobat ke praktek dokter merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan
sebanyak 73 orang (52,9%).
Sikap responden tentang pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian
ini meliputi 8 pertanyaan sebagai berikut.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Sikap tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Sikap
SS S TS STS Jumlah
n % n % n % n % n % 1 Tidak bertindak atau tidak
melakukan kegiatan pada saat menderita sakit
0 0.0 0 0.0 53 38.4 85 61.6 138 100,0
2 Melakukan pengobatan sendiri pada saat menderita akit 0 0.0 0 0.0 83 60.1 55 39.9 138 100,0
3 Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional saat menderita sakit
2 1.4 2 1.4 84 60.9 50 36.2 138 100,0
4 Membeli obat-obat ke warung obat saat menderita sakit 20 14.5 74 53.6 26 18.8 18 13.0 138 100,0
5 Mencari pengobatan ke balai pengobatan saat menderita sakit
39 28.3 80 58.0 12 8.7 7 5.1 138 100,0
6 Mencari pengobatan ke puskesmas saat menderita sakit 66 47.8 30 21.7 34 24.6 8 5.8 138 100,0
7 Mencari pengobatan ke rumah sakit saat menderita sakit 71 51.4 50 36.2 14 10.1 3 2.2 138 100,0
Tabel 4.5 (Lanjutan)
No Sikap SS S TS STS Jumlah
n % n % n % n % n %8 Mencari pengobatan ke
praktek dokter saat menderita sakit
71 51.4 48 34.8 12 8.7 7 5.1 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat
tidak setuju jika tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa jika menderita
sakit sebanyak 85 orang (61,6%),. Responden yang menyatakan tidak setuju
melakukan pengobatan sendiri pada saat menderita sakit sebanyak 83 orang
(60,1%). Responden yang menyatakan tidak setuju mencari pengobatan ke fasilitas-
fasilitas pengobatan tradisional saat menderita sakit sebanyak 84 orang (60,9%).
Responden yang menyatakan setuju membeli obat-obat ke warung obat saat
menderita sakit sebanyak 74 orang (53,6%). Responden yang menyatakan setuju
mencari pengobatan ke balai pengobatan saat menderita sakit sebanyak 80 orang
(58,0%). Responden yang menyatakan sangat setuju mencari pengobatan ke
puskesmas saat menderita sakit sebanyak 66 orang (47,8%). Responden yang
menyatakan sangat setuju mencari pengobatan ke rumah sakit saat menderita sakit
sebanyak 71 orang (51,4%). Responden yang menyatakan sangat setuju mencari
pengobatan ke praktek dokter saat menderita sakit sebanyak 71 orang (51,4%).
Secara keseluruhan faktor sosiodemografi responden dilakukan penjumlahan
skor pendidikan, pengetahuan dan sikap sebagaimana telah ditentukan dalam aspek
pengukuran metode penelitian, kemudian dikategorikan sebagai berikut
Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosiodemografi tentang Pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Kategori Sosiodemografi Jumlah (Orang) % 1 Baik 8 5,8 2 Sedang 114 82,6 3 Kurang 16 11,6 Jumlah 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa kategori sosiodemografi responden
tentang pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori sedang yaitu 114 orang
(82,6%) sedangkan paling sedikit kategori baik yaitu 8 orang (5,8%).
4.2.2 Sosioekonomi Responden
Sosioekonomi responden dalam pencarian pengobatan yang dikaji dalam
penelitian ini meliputi faktor pekerjaan dan penghasilan sebagai berikut.
Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Pekerjaan Jumlah (Orang) % 1 PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan 5 3.6 2 Pegawai Swasta 25 18.1 3 Petani 4 2.9 4 Buruh 28 20.3 5 Wiraswasta/ Pedagang 56 40.6 6 Tidak bekerja 20 14.5 Jumlah 138 100,0
Jenis pekerjaan responden berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa paling
banyak adalah wiraswasta/pedagang yaitu sebanyak 56 orang (40,6%) sedangkan
responden dengan jenis pekerjaan paling sedikit adalah PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan
sebanyak 5 orang (3,6%). Dengan demikian dapat dikategorikan responden yang
bekerja sebanyak 118 orang (85,5%) sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 20
orang (14,5%).
Tabel 4.8 Distribusi Reponden Menurut Penghasilan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Penghasilan Jumlah (Orang) % 1 ≤ UM Kota Medan (Rp. 1.650.000) 63 45,7 2 > UM Kota Medan (Rp. 1.650.000) 75 54,3 Jumlah 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa tingkat penghasilan responden paling
banyak adalah > Upah Minimum Kota Medan (Rp. 1.650.000) yaitu sebanyak 75
orang (54,3%) sedangkan responden dengan tingkat penghasilan ≤ UM Kota Medan
sebanyak 63 orang (45,7%).
Secara keseluruhan faktor sosioekonomi responden dilakukan penjumlahan
skor pekerjaan dan penghasilan sebagaimana telah ditentukan dalam aspek
pengukuran metode penelitian, kemudian dikategorikan sebagai berikut.
Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Kategori Sosioekonomi Jumlah (Orang) % 1 Baik 57 41,4 2 Sedang 79 57,2 3 Kurang 2 1,4 Jumlah 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa kategori sosioekonomi responden
dalam pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori sedang yaitu 79 orang
(57,2%) sedangkan paling sedikit kategori kurang yaitu 2 orang (1,4%).
4.2.3 Kebutuhan Responden
Kebutuhan responden dalam pencarian pengobatan yang dikaji dalam
penelitian ini meliputi 3 pertanyaan sebagai berikut.
Tabel 4.10 Distribusi Responden Menurut Kebutuhan Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Kebutuhan Ya Tidak Jumlah n % n % n %
1 Menderita sakit yang ringan sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan
46 33.3 92 66.7 138 100,0
2 Menderita sakit yang sedang sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan
82 59.4 56 40.6 138 100,0
3 Menderita sakit yang berat sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan
117 84.8 21 15.2 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa responden menyatakan mencari
pengobatan jika menderita sakit yang ringan sebanyak 46 orang (33,3%), responden
menyatakan mencari pengobatan jika menderita sakit yang sedang sebanyak 82 orang
(59,4%), responden menyatakan mencari pengobatan jika menderita sakit yang berat
sebanyak 117 orang (84,8%),
Secara keseluruhan faktor kebutuhan responden dalam pencarian pengobatan
dikategorikan :
a. Tinggi : jika responden mencari pengobatan pada saat sakit ringan, sedang
maupun berat
b. Sedang : jika responden mencari pengobatan pada saat sakit sedang maupun
berat
c. Rendah : jika responden mencari pengobatan pada saat sakit berat atau parah
Hasil pengkategorian kebutuhan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan di
atas sebagai berikut
Tabel 4.11 Distribusi Responden Menurut Kategori Kebutuhan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Kategori Kebutuhan Jumlah (Orang) % 1 Tinggi 23 16,6 2 Sedang 63 45,7 3 Rendah 52 37,7 Jumlah 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa kategori kebutuhan responden dalam
pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori sedang yaitu 63 orang (45,7%)
sedangkan paling sedikit kategori tinggi yaitu 23 orang (16,6%).
4.2.4 Pencarian Pengobatan
Pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut.
Tabel 4.12 Distribusi Responden Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Jenis Penyakit Jumlah (Orang) % 1 Batuk 40 29.0 2 Diare 37 26.8 3 Demam 19 13.8 4 Influenza 31 22.5 5 Sakit kulit/Tulang/Sendi 11 8.0 Jumlah 138 100,0
Jenis penyakit yang paling banyak diderita responden berdasarkan Tabel 4.12
adalah batuk yaitu sebanyak 40 orang (29,0%) sedangkan jenis penyakit paling
sedikit yang diderita responden penyakit kulit/tulang/sendi sebanyak 11 orang
(8,0%).
Tabel 4.13 Distribusi Reponden Menurut Lama Menderita Sakit sehingga Mencari Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Lama Menderita Sakit Jumlah (Orang) % 1 1-3 hari 68 49,3 2 > 3 hari 70 50,7 Jumlah 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa responden yang mencari pengobatan
setelah menderita sakit lebih dari 3 hari sebanyak 70 orang (49,3%) sedangkan
responden yang mencari pengobatan setelah menderita sakit lebih dari 1-3 hari
sebanyak 68 orang (50,7%).
Tabel 4.14 Distribusi Responden Menurut Cara Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Cara Pencarian Pengobatan Jumlah (Orang) % 1 Dibiarkan saja 7 5.1 2 Pengobatan alternatif 9 6.5 3 Puskesmas 5 3.6 4 Rumah sakit 44 31.9 5 Balai pengobatan 16 11.6 6 Praktek dokter 33 23.9 7 Beli obat sendiri 24 17.4 Jumlah 138 100,0
Cara pencarian pengobatan untuk mengupayakan penyembuhan penyakit yang
diderita responden yang paling banyak mencari pengobatan ke rumah sakit
berdasarkan Tabel 4.14 adalah ke rumah sakit yaitu sebanyak 44 orang (31,9%)
sedangkan pencarian pengobatan ke puskesmas hanya 5 orang (3,6%).
Tabel 4.15 Distribusi Reponden Menurut Anjuran Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Anjuran Kunjungan Ulang Jumlah (Orang) % 1 Ya 58 42,0 2 Tidak 80 58,0 Jumlah 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa responden yang saat berobat ke
sarana kesehatan dan dianjurkan melakukan kunjungan ulang sebanyak 58 orang
(42,0%) sedangkan responden yang tidak dianjurkan melakukan kunjungan ulang
sebanyak 80 orang (58,0%).
Tabel 4.16 Distribusi Reponden Menurut Kepatuhan Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Kepatuhan Kunjungan Ulang Jumlah (Orang) % 1 Ya 46 33,3 2 Tidak 92 66,7 Jumlah 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui bahwa responden yang melaksanakan
anjuran kunjungan ulang sebanyak 46 orang (33,3%) sedangkan responden yang tidak
melaksanakan anjuran melakukan kunjungan ulang sebanyak 92 orang (66,7%).
Tabel 4.17 Distribusi Responden Menurut Pencarian Pengobatan jika tidak Sembuh di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Mencari
Pengobatan jika Tidak Sembuh
Jumlah (Orang) %
Tempat Pengobatan sebelumnya
1 Pengobatan alternatif 20 14.5
a. tidak berobat : 4 orang b. beli obat sendiri: 7 orang c. praktek dokter : 9 orang
2 Puskesmas 15 10.9 a. tidak berobat : 3 orang b. beli obat sendiri : 7 orang c. puskemas : 5 orang
3 Rumah sakit 49 35.5 a. beli obat sendiri: 7 orang b. rumah sakit : 42 orang
4 Balai pengobatan 29 21.0
a. beli obat sendiri : 10 orang b. praktek dokter : 1 0rang c. balai pengobatan : 16 orang
5 Praktek dokter 23 16.7 Praktek dokter : 23 orang
6 Berobat ke Luar Negeri 2 1.4 Rumah sakit : 2 orang
Jumlah 138 100,0
Responden yang melakukan pencarian pengobatan jika setelah berobat ke
suatu sarana pelayanan kesehatan namun tidak sembuh berdasarkan Tabel 4.17 paling
banyak ke rumah sakit yaitu sebanyak 49 orang (35,5%) yaitu responden yang
sebelumnya membeli obat sendiri sebanyak 7 orang dan rumah sakit 42 orang.
Responden yang melakukan pencarian pengobatan ke luar negeri hanya 2 orang
(1,4%) yang sebelumnya berobat ke rumah sakit.
Pencarian pengobatan ke luar negeri sebagai pilihan jika tidak sembuh setelah
berobat ke rumah sakit di Kecamatan Medan Kota merupakan gambaran kebutuhan
pelayanan kesehatan pada penduduk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
Secara keseluruhan pencarian pengobatan yang dilakukan responden
dikategorikan baik jika melakukan pencarian pengobatan ke : puskesmas, rumah
sakit, balai pengobatan dan praktek dokter, sedangkan kategori tidak baik jika tidak
berobat atau mencari pengobatan ke alternatif sebagai berikut.
Tabel 4.18 Distribusi Responden Menurut Kategori Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No Kategori Pencarian Pengobatan Jumlah (Orang) % 1 Baik (puskesmas, rumah sakit, balai
pengobatan, praktek dokter atau beli obat sendiri)
94 68,1
2 Tidak Baik (tidak berobat dan alternatif) 44 31,9
Jumlah 138 100,0 Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui bahwa kategori pencarian pengobatan
terbanyak adalah kategori baik yaitu 94 orang (68,1%) sedangkan paling sedikit
kategori tidak baik yaitu 44 orang (31,9%).
Responden yang melakukan pencarian pengobatan yang baik (ke puskesmas,
rumah sakit, balai pengobatan dan praktek dokter) atau pencarian pengobatan tidak
baik jika tidak berobat atau mencari pengobatan ke alternatif terkait dengan tingkat
kebutuhan berdasarkan tingkat keparahan (ringan, sedang dan berat) penyakit yang
dirasakan responden, seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.19 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
Pencarian Pengobatan
Penyakit Ringan Sedang Berat
n % n % n % Dibiarkan saja 7 100.0 0 0.0 0 0.0 Alternatif 1 11.1 4 44.4 4 44.4 Puskesmas 0 0.0 5 100.0 0 0.0 Rumah sakit 2 4.5 17 38.6 25 56.8 Balai pengobatan 1 6.3 4 25.0 11 68.8 Praktek dokter 3 9.1 24 72.7 6 18.2 Beli obat sendiri 9 37.5 9 37.5 6 25.0
Berdasarkan Tabel 4.19 diketahui bahwa responden yang menderita sakit
ringan lebih banyak yang melakukan pencarian pengobatan dengan cara membeli
obat sendiri yaitu 9 orang (37,5%). Responden yang menderita sakit sedang lebih
banyak yang melakukan pencarian pengobatan ke praktek dokter yaitu 24 orang
(72,7%), sedangkan responden responden yang menderita sakit berat atau parah lebih
banyak yang melakukan pencarian pengobatan ke rumah sakit yaitu 25 orang
(56,8%).
4.3 Analisis Bivariat
Analisis hubungan variabel sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan
dengan variabel pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota dilakukan uji
chi square sebagai berikut.
Tabel 4.20 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
Pencarian Pengobatan Chi
Square Sosiodemografi Baik Tidak Baik Total n % n % n %
Baik 8 100,0 0 0,0 8 100,0 Sedang 79 69,3 35 30,7 114 100,0 p=0,016 Kurang 7 43,8 9 56,3 16 100,0
Berdasarkan Tabel 4.20 diketahui bahwa responden di Kecamatan Medan
Kota yang mempunyai faktor sosiodemografi kategori baik seluruhnya mencari
pengobatan pada kategori baik. Sedangkan responden yang mempunyai faktor
sosiodemografi kategori kurang lebih banyak yang melakukan pencarian pengobatan
kategori tidak baik.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,015 < 0,05 menunjukkan ada
hubungan antara faktor sosiodemografi dengan pencarian pengobatan di Kecamatan
Medan Kota.
Tabel 4.21 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
Pencarian Pengobatan Chi
Square Sosioekonomi Baik Tidak Baik Total n % n % n %
Baik 46 80,7 11 19,3 57 100,0 Sedang 48 60,8 31 39,2 79 100,0 p=0,006 Kurang 0 0,0 2 100,0 2 100,0
Berdasarkan Tabel 4.21 diketahui bahwa responden di Kecamatan Medan
Kota yang mempunyai faktor sosioekonomi kategori baik lebih banyak mencari
pengobatan pada kategori baik. Sedangkan responden yang mempunyai faktor
sosioekonomi kategori kurang seluruhnya melakukan pencarian pengobatan kategori
tidak baik.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,006 < 0,05 menunjukkan ada
hubungan antara faktor sosioekonomi dengan pencarian pengobatan di Kecamatan
Medan Kota.
Tabel 4.22 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Kebutuhan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
Pencarian Pengobatan Chi
Square Kebutuhan Baik Tidak Baik Total n % n % n %
Tinggi 21 91.3 2 8.7 23 100,0 Sedang 53 84.1 10 15.9 63 100,0 p=0,000 Rendah 20 38.5 32 61.5 52 100,0
Berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa responden di Kecamatan Medan
Kota yang mempunyai faktor kebutuhan kategori baik lebih banyak mencari
pengobatan pada kategori baik. Sedangkan responden yang mempunyai faktor
kebutuhan kategori kurang lebih banyak yang melakukan pencarian pengobatan
kategori tidak baik.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 menunjukkan ada
hubungan antara faktor kebutuhan dengan pencarian pengobatan di Kecamatan
Medan Kota.
4.4 Analisis Multivariat (Uji Regresi)
Analisis multivariat untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
(sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan) terhadap variabel terikat (pencarian
pengobatan) di Kecamatan Medan Kota menggunakan uji regresi logistik ganda
sehingga siketahui pengaruh secara parsial atau masing-masing variabel bebas
maupun secara bersama-sama. Hasil analisis regresi logistik ganda dapat dilihat pada
tabel 4.23 berikut.
Tabel 4.23 Hasil Uji Pengaruh Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan
Variabel Independen Signifikansi(p)
Nilai Exp B (OR)
Sosiodemografi 0,001 7,690 Sosioekonomi 0,010 3,387 Kebutuhan 0,000 8,564
Hasil analisis multivariat dengan regersi logistik ganda ditemukan bahwa
variabel sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan berpengaruh signifikan dan
positif terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota.
Nilai regresi Exp B (odds ratio) menunjukkan peluang masyarakat di
Kecamatan Medan Kota melakukan pencarian pengobatan untuk variabel
sosiodemografi sebesar 7,690 variabel sosioekonomi sebesar 3,387 dan variabel
kebutuhan sebesar 8,564. Dilihat dari setiap variabel maka diketahui faktor kebutuhan
merupakan variabel yang paling besar mempengaruhi pencarian pengobatan. Dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa masyarakat di Kecamatan Medan Kota akan
mencari pengobatan jika adanya kebutuhan.
Variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan pencarian
pengobatan di Kecamatan Medan Kota sebesar 45,0% seperti yang ditunjukkan nilai
Negelkerke R Square = 0,450 (lampiran 5), selebihnya dijelaskan faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
BAB 5
PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Sosiodemografi terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan
Medan Kota Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai
faktor sosiodemografi (pendidikan, pengetahuan dan sikap) pada kategori sedang
sebanayak 114 orang (82,6%), persentase ini lebih besar dibandingkan responden
dengan faktor sosiodemografi kategori baik maupun kurang. Hasil analisis pencarian
pengobatan menurut kategori sosiodemografi diperoleh p = 0,015 < 0,05, yang
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor sosiodemografi
dengan pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota.
Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 7,690 pada analisis multivariat, artinya bahwa
kemungkinan atau peluang masyarakat yang mempunyai faktor sosiodemografi yang
baik lebih besar 7 sampai 8 kali untuk melakukan pencarian pengobatan dengan baik
dibandingkan masyarakat yang faktor sosiodemografinya kurang.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa penduduk Kecamatan Medan Kota
yang mempunyai sosiodemografi yang baik, yaitu tingkat pendidikan tinggi (Diploma
dan Sarjana), pengetahuan yang baik tentang kesehatan serta mempunyai sikap yang
positif tentang kesehatan mencari pengobatan dengan kategori baik pada saat
menderita suatu penyakit atau gangguan kesehatan, yaitu dengan cara berobat ke
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit balai pengobatan atau praktek
dokter. Sebaliknya yang mempunyai sosiodemografi yang tidak baik yaitu tingkat
pendidikan rendah (SD, SMP dan SMA), pengetahuan yang tidak baik tentang
kesehatan serta mempunyai sikap yang negatif tentang kesehatan akan mencari
pengobatan pada saat menderita suatu penyakit atau gangguan kesehatan mencari
pengobatan dengan kategori tidak baik, yaitu dengan cara berobat ke pelayanan
alternatif atau di biarkan saja.
Faktor sosiodemografi lain yang dikaji dalam penelitian ini menyangkut umur
dan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan persentase responden yang berumur
23-40 tahun sebanyak 81,2%, hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berada pada usia produktif, sehingga jika menderita suatu penyakit atau
gangguan kesehatan dapat mengakibatkan tidak mampu bekerja atau beraktifitas
seperti biasanya. Dengan demikian upaya pencarian pengobatan pada responden yang
berusia 23-40 tahun dilakukan dengan segera sehingga tingkat produktifitasnya dalam
bekerja tidak terganggu.
Jenis kelamin responden lebih banyak laki-laki (90,6%), hal ini terkait dengan
sampel penelitian ini didasarkan pada Kepala Keluarga (KK) sehingga proses
wawancara dilakukan kepada kepala rumah keluarga (bapak) pada setiap keluarga.
Namun ditemukan sebanyak 9,4% keluarga yang pada saat dilakukan wawancara,
kepala keluarganya sedang tidak berada di rumah. Proses pencarian pengobatan
dalam suatu keluarga biasanya merupakan keputusan dari kepala keluarga, oleh
karena itu tingkat pemahaman kepala keluarga tentang konsep sehat sakit serta
pengetahuan tentang pentingnya pengobatan untuk setiap gangguan kesehatan yang
diderita anggota keluarga, sangat menentukan pemilihan sarana pelayanan kesehatan
yang mana untuk digunakan oleh keluarga tersebut.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden
cukup bervariasi dari SD sampai Perguruan Tinggi dan sebagian besar responden
berpendidikan menengah (SMA). Dengan adanya perbedaan tingkat pendidikan
secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir. sudut
pandang dan penerimaan klien terhadap tindakan-tindakan pengobatan yang
diterimanya. Dengan latar belakang pendidikan masyarakat yang berbeda ini akan
mempengaruhi sikapnya tentang pencarian pengobatan.
Sesuai penelitian Sugiyanto (2002) di Kabupaten Grobogan ada pengaruh
lemah antara pekerjaan ibu dengan tindakan pertama pengobatan bayi, pengaruh
cukup kuat terjadi antara persepsi penyakit dengan tindakan pengobatan pertama,
persepsi tentang pengobatan modern dengan tindakan pertama pengobatan, dan
pengalaman pengobatan modern dengan tindakan pertama pengobatan. Pengaruh
lemah juga terjadi antara pekerjaan ibu dan persepsi tentang penyakit dengan jenis
obat pertama dimanfaatkan. Pengaruh cukup kuat terjadi antara persepsi pengobatan
modern dan pengalaman pengobatan modern dengan jenis obat yang pertama
dimanfaatkan. Uji regresi logistik menunjukkan pengalaman pengobatan modern
dapat memprediksi jenis pengobatan dan obat yang pertama dimanfaatkan. Untuk
meningkatkan pengobatan pada tenaga kesehatan dan penggunaan obat modern perlu
ada distribusi tenaga kesehatan pada semua desa dengan menyediakan obat yang
memadai. Untuk mengurangi resiko pengobatan tradisional maka perlu ada wadah
koordinasi antara tenaga kesehatan dan pengobatan tradisional.
Sesuai penelitian Sukiswoyo (2005) di Kabupaten Pekalongan menyimpulkan
bahwa hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur,
jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, keparahan sakit, jarak ke pusat layanan
kesehatan dan nasehat kesehatan dengan praktek pencarian pengobatan penderita
suspek malaria.
Penelitian Basir (2006) di Jepara menyimpulkan bahwa dukungan terhadap
orang yang sakit berhubungan dengan minat memanfatkan pelayanan kesehatan,
dengan demikian pihak rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan harus
mempertahankan layanan yang baik dan cocok untuk pasien, melakukan kerja sama
dengan perusahaan dalam rangka pembiayaan pengobatan bagi karyawan perusahaan,
menyediakan dana untuk kegiatan promosi, membuat strategi pemasaran dalam
menghadapi persaingan pasar, berusaha menyediakan teknologi sesuai tuntutan
masyarakat.
Pengetahuan responden tentang pencarian pengobatan kemungkinan dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya pengalaman, serta sarana informasi. Secara
teori bahwa pengetahuan tidak hanya didapat secara formal melainkan juga melalui
pengalaman. Selain itu pengetahuan juga didapat melalui sarana informasi yang
tersedia di rumah, seperti radio dan televisi. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga sehingga penggunaan pancaindra terhadap suatu
informasi sangat penting.
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003) semakin tinggi pengetahuan
seseorang semakin besar pula kemungkinan seseorang melakukan tindakan yang
berkaitan dengan pengetahuan tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden memiliki pengetahuan cukup tentang pencarian pengobatan. Menurut
Notoatmodjo (2003) perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan sehingga pengetahuan responden
yang terkategori cukup bisa menghentikan perilaku berobat ke pengobatan non medis
bila tidak ada perubahan yang dirasakan.
Selain faktor pengetahuan, pendidikan juga dapat mempengaruhi kepatuhan
seseorang dalam berobat, hal ini dapat dilihat bahwa ada responden yang dianjurkan
melakukan kunjungan ulang saat berobat ke sarana kesehatan, namun responden
tersebut tidak melakukannya. Meskipun belum tentu responden dengan pendidikan
tinggi mempunyai kepatuhan tinggi dalam menjalani pengobatan, akan tetapi dapat
juga responden dengan pendidikan rendah mempunyai kepatuhan yang tinggi dalam
menjalani pengobatan. Hal ini dapat terjadi mengingat bahwa individu adalah sosok
yang unik yang memiliki beranekaragam kepribadian, sifat, budaya, maupun
kepercayaan. Dalam teori disebutkan bahwa kepribadian adalah segala corak
kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya maupun lingkungannya, sehingga
corak dan cara kebiasaannya itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas dan
spesifik berbeda dengan orang lain.
Sikap responden tentang pencarian pengobatan juga masih beragam, dimana
masih ditemukan responden yang menyatakan setuju jika dibiarkan saja saat
menderita sakit, sebaliknya masih ada juga responden yang tidak setuju mencari
pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan modern.
Sesuai pendapat Soejoeti (2005) bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan
timbulnya perubahan, pemahaman, sikap dan perilaku seseorang, sehingga seseorang
mau mengadopsi perilaku baru yaitu: (1) kesiapan psikologis ditentukan oleh tingkat
pengetahuan, kepercayaan, (2) adanya tekanan positif dari kelompok atau individu
dan (3) adanya dukungan lingkungan. Dijelaskan juga oleh Green (2000) bahwa
mewujudkan sikap menjadi perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau
kondisi yang memungkinkan. Faktor yang mendukung tersebut adalah: 1) faktor
predisposisi (pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi), 2) faktor pendukung (akses
pada pelayanan kesehatan, keterampilan dan adanya referensi), 3) faktor pendorong
terwujud dalam bentuk dukungan keluarga, tetangga, dan tokoh masyarakat. Hasil
penelitian ini sama dengan hasil penelitian Supardi, dkk (2002) yang menyatakan
bahwa pengetahuan dan sikap berhubungan dengan perilaku pengobatan sendiri.
Dharmasari (2007) juga menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap berhubungan
dengan pengobatan sendiri yang aman, tepat, dan rasional.
Sikap dapat dianggap sebagai suatu predisposisi umum untuk berespons atau
bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang disertai emosi
positif atau negatif. Dengan kata lain sikap perlu penilaian. Ada penilaian positif,
negatif dan netral tanpa reaksi afektif apapun, umpama tertarik kepada seseorang,
benci terhadap suatu iklan, suka makanan tertentu. Ini semua adalah contoh sikap.
Sikap dipengaruhi oleh kepribadian, pengalaman, pendapat umum, dan latar
belakang. Sikap mewarnai pandangan terhadap seseorang terhadap suatu objek,
memengaruhi perilaku dan relasi dengan orang lain. Untuk bersikap harus ada
penilaian sebelumnya. Sikap bisa baik atau tidak baik. Perasaan sering berakar dalam
sikap dan sikap dapat diubah. Sikap biasanya sedikit atau banyak berhubungan
dengan kepercayaan. Dalam beberapa hal sikap merupakan akibat dari suatu
kumpulan kepercayaan (Maramis, 2006)
5.2 Pengaruh Sosioekonomi terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai
faktor sosioekonomi yaitu faktor pekerjaan dan penghasilan, yang bekerja sebanyak
118 orang (85,5%) dan yang penghasilannya > UMK Kota Medan (Rp. 1.650.000)
sebanyak 75 orang (54,3%). Hasil analisis pencarian pengobatan menurut kategori
sosioekonomi diperoleh p =0,006 < 0,05, yang menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara faktor sosioekonomi dengan pencarian pengobatan di
Kecamatan Medan Kota. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 3,387 pada analisis
multivariat, artinya bahwa kemungkinan atau peluang masyarakat yang mempunyai
faktor sosioekonomi yang baik lebih besar 3 sampai 4 kali untuk melakukan
pencarian pengobatan dengan baik dibandingkan masyarakat yang faktor
sosioekonominya kurang.
Sesuai penelitian Delima (2004) tentang pengobatan balita di Kabupaten
Purwerejo menemukan bahwa keluarga dengan kemampuan rendah cenderung
mencari pengobatan ke pelayanan non nakes. Variabel lain yang berhubungan dengan
perilaku pencarian pengobatan adalah usia balita, tempat tinggal keluarga, biaya
pengobatan dan beratnya gejala penyakit. Usia anak lebih tua dan tempat tinggal anak
di pedesaan lebih memilih ke pelayanan non kesehatan. Biaya pengobatan juga
berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk membawa balita ke pelayanan
kesehatan. Gejala lain dari ISPA, seperti badan panas, bernapas cepat dapat
meningkatkan membawa balita ke pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada kesenjangan antara
pencarian pengobatan pada responden yang sosioekonominya baik dengan yang
sedang dan kurang. Kesenjangan tersebut dapat dilihat dari persentase responden
yang mencari pengobatan ke puskesmas hanya 3,6% sedangkan ke rumah sakit
sebesar 31,9%. Meskipun responden di Kecamatan Medan Kota telah memiliki kartu
Medan Sehat tetapi tidak bersedia untuk berobat ke pelayanan kesehatan pemerintah
(puskesmas).
Sejalan dengan penelitian (Littik, 2008) bahwa meskipun telah memiliki
asuransi, masyarakat lebih memilih untuk mengabaikan keluhan kesehatan yang ada
ataupun mencari pengobatan sendiri dibanding mencari pengobatan ke fasilitas
kesehatan. Hal ini kemungkinan terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai kegunaan pelayanan kesehatan, pengobatan dan informasi
lainnya mengenai akibat dari penyakit yang diderita mereka apabila mereka tidak
segera berobat. Selain itu dimungkinkan karena kurangnya sosialisasi pelayanan
kesehatan ke masyarakat agar masyarakat tidak segan untuk berobat di pelayanan
kesehatan tersebut. Alasan lainnya adalah responden belum sempat untuk pergi
berobat ke pelayanan kesehatan dikarenakan mereka harus bekerja, dan apabila
mereka meninggalkan pekerjaannya maka mereka tidak mendapat penghasilan untuk
menghidupi keluarga. Sesuai dengan penelitian (Hediyati, 2001) tindakan yang
dilakukan keluarga pada saat adanya gejala penyakit, ditemukan bahwa individu
cenderung lebih takut terhadap ancaman kehilangan pekerjaan daripada ancaman
penyakit.
Walaupun jaminan kesehatan dapat membantu banyak orang yang
berpenghasilan rendah dalam memperoleh perawatan yang mereka butuhkan, tetapi
ada alasan lain disamping biaya perawatan kesehatan, yaitu adanya celah diantara
kelas sosial dan budaya dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Seseorang yang
berasal dari kelas sosial menengah ke bawah merasa diri mereka lebih rentan untuk
terkena penyakit dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kelas atas. Sebagai
hasilnya mereka yang berpenghasilan rendah lebih tidak mungkin untuk mencari
pengobatan penyakit.
5.3 Pengaruh Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan
Kota Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai
faktor kebutuhan yang dirasakan pada kategori sedang sebanyak 63 orang (45,7%),
persentase ini lebih besar dibandingkan responden dengan faktor kebutuhan kategori
baik maupun kurang. Hasil analisis pencarian pengobatan menurut kategori
kebutuhan diperoleh p =0,000 < 0,05, yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara faktor kebutuhan dengan pencarian pengobatan di Kecamatan
Medan Kota. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 8,564 pada analisis multivariat, artinya
bahwa kemungkinan atau peluang masyarakat yang mempunyai faktor kebutuhan
baik lebih besar 8 sampai 9 kali untuk melakukan pencarian pengobatan dengan baik
dibandingkan masyarakat yang faktor kebutuhannya kurang.
Menurut (Littik, 2008) kebutuhan diukur sebagai gangguan kesehatan atau
kesakitan yang dikeluhkan sendiri oleh individu yang bersangkutan. Status kesehatan
merupakan ukuran yang memadai untuk mengukur kebutuhan kesehatan atau
pemanfaatan ke pelayanan kesehatan. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan dapat
diukur menggunakan penilaian kesehatan individu.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 84,8% responden yang
menyatakan mencari pengobatan jika menderita sakit yang berat. Berdasarkan
distribusi penyakit yang diderita responden dan keluarga paling banyak adalah batuk
(29,0%). Dalam penelitian ini responden yang tidak membutuhkan ke pelayanan
kesehatan sebagian besar mencari pengobatan dengan membeli obat ke toko obat
(17,4%), bahkan adapula responden yang pergi ke fasilitas pengobatan tradisional
(6,5%) dikarenakan mereka lebih percaya pada pengobatan tradisional daripada harus
berobat ke fasilitas kesehatan modern. Masyarakat yang tidak berobat di puskesmas
dikarenakan beberapa alasan diantaranya adalah sebagian besar responden merasa
tidak sembuh bila berobat di Puskesmas, selain itu adanya pandangan bahwa
responden tidak yakin apabila penyakitnya diobati di Puskesmas. Sedangkan
responden yang menggunakan pelayanan di Puskesmas sebagian besar menyatakan
bahwa alasan mereka kesana karena menggunakan kartu Medan Sehat, dekat dengan
rumah dengan biaya yang relatif murah.
Sesuai penelitian Purwono (2007) di Kabupaten Kulon Progo bahwa variabel
status ekonomi dan kebutuhan akan pengobatan memiliki hubungan yang erat dengan
penentuan pemilihan pengobatan. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel
yang berpengaruh pada penentuan pemilihan pengobatan adalah pendidikan, jarak,
status ekonomi dan kebutuhan, yang mana variabel kebutuhan merupakan faktor yang
paling berpengaruh dalam penentuan pemilihan pengobatan.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian
pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok (Kurniawati, 2008).
Kesehatan individu dan status sosial ekonomi adalah determinan utama dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Seseorang dengan status kesehatan yang buruk
akan meningkatkan pemanfaatannya ke pelayanan kesehatan (Gordon et al., 2002).
Individu akan ditindaklanjuti dengan upaya mengatasinya. Upaya tersebut dapat
berupa pengobatan sendiri atau dengan bantuan pengobatan dari pelayanan kesehatan.
Upaya pengobatan sendiri banyak membantu dalam mengatasi keluhan
kesehatan yang ringan, dengan adanya upaya tersebut akan mengurangi beban dari
fasilitas pelayanan kesehatan menangani kasus yang sebenarnya dapat ditangani
sendiri. Masalah kesehatan yang cukup serius sudah seharusnya ditangani secara baik
oleh pihak yang bertanggung jawab yaitu fasilitas pelayanan kesehatan. Penanganan
masalah kesehatan yang terpenuhi dan berkualitas akan meningkatkan derajat
kesehatan suatu masyarakat.
Pola pencarian pertolongan ke fasilitas kesehatan untuk menangani keluhan
kesehatan secara nasional sangat membantu untuk mengetahui sejauh mana
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan serta kepuasan terhadap pelayanan yang
diberikan. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemanfaatan
fasilitas kesehatan akan dapat digunakan sebagai informasi dalam menetapkan
strategi dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. Tanpa informasi yang tepat,
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan menjadi tidak baik dan sebagai hasilnya
pembangunan kesehatan tidak sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat.
Kebutuhan terhadap pengobatan umumnya dikaitkan dengan kondisi sakit
yang menganggu aktifitas. Penelitian Handayani dkk (2003) menyatakan bahwa
aktivitas pada penduduk sakit dengan upaya pencarian pertolongan pengobatan maka
dapat dilihat bahwa ada kecenderungan yang sama untuk melakukan pengobatan
sendiri baik pada penduduk sakit dengan atau tanpa gangguan aktivitas. Persentase
penduduk sakit tanpa gangguan aktivitas (58,4%) lebih besar dalam upaya pencarian
pengobatan sendiri dibanding penduduk sakit dengan gangguan aktivitas (54,6%).
Sebaliknya pada penduduk sakit yang mencari pengobatan rawat jalan umumnya
lebih banyak dilakukan oleh penduduk sakit yang mengalami gangguan aktivitas
dibanding yang tanpa gangguan aktivitas.
Lamanya terjadi gangguan aktivitas akibat sakit juga menjadi faktor penentu
mencari pengobatan, sesuai penelitian Handayani dkk (2003) bahwa dari lamanya
gangguan aktivitas dapat diasumsikan tingkat keparahan suatu keluhan kesehatan.
Dengan atau tanpa gangguan aktivitas untuk memilih penggunaan obat modern dalam
upaya pengobatan sendiri. Semakin lama gangguan aktivitas, kecenderungan
penggunaan obat modern bahkan menurun sedikit. Namun sebaliknya penggunaan
obat tradisional justru meningkat secara tajam pada gangguan aktivitas yang semakin
lama, demikian pula dengan pengobatan lainnya meskipun peningkatannya landai.
Ada kemungkinan bahwa kecenderungan masyarakat untuk melakukan pengobatan
sendiri dengan obat modern adalah oleh karena ketersediaan obat modern yang
sampai ke pelosok dan dapat dibeli dengan bebas dengan harga terjangkau. Namun
bila dirasa tidak dapat menyembuhkan penyakitnya, mereka beralih kepada obat
tradisional. Pada upaya rawat jalan juga terjadi peningkatan tajam seiring dengan
semakin lamanya terjadi gangguan aktivitas, namun menurun kembali pada gangguan
lebih dari 14 hari. Hal ini mungkin terjadi karena keluarga pada awalnya menganggap
adanya gangguan aktivitas sebagai tanda beratnya penyakit sehingga harus dibawa ke
fasilitas pengobatan. Persentase responden di Kecamatan Medan Kota yang mencari
pengobatan setelah menderita sakit lebih dari 3 hari relatif lebih banyak dibandingkan
yang menderita sakit 1-3 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan kesesuaian dengan
penelitian Handayani dkk (2003) bahwa lamanya seseorang menderita sakit yang
menyebabkan tidak dapat beraktifitas menjadi faktor penentu dalam pencarian
pengobatan.
Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit, dan tidak
merasakan sakit (disease but no illness) tentunya tidak akan bertindak apa-apa
terhadap penyakitnya tersebut. Tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga
merasakan sakit, maka baru timbul berbagai macam perilaku dan usaha. Penelitian
Suchman dalam Handayani dkk (2003) tentang perilaku kesehatan dalam konteks
sosial budaya cukup memberi harapan, dan menyangkut hubungan yang bersifat
hipotesis antara orientasi kesehatan atau perilaku dengan hubungan sosial atau
struktur kelompok. Model Suchman yang terpenting adalah menyangkut pola sosial
dan perilaku sakit yang tampak pada cara orang mencari, menemukan, dan
melakukan perawatan.
Perlu diketahui bahwa hasil yang diperoleh seseorang pada tahap pengenalan
gejala penyakit (seperti juga pada tahap-tahap lainnya), berbeda satu sama lain.
Secara teoritis, setelah tahap pengalaman gejala hingga tahap mengira bahwa dirinya
sakit, terbuka beberapa alternatif yang dapat dipilih seseorang, misalnya menolak
anggapan bahwa dirinya sakit atau mengulur waktu mencari pertolongan medis.
Pada saat orang mengira bahwa dirinya sakit, maka orang akan mencoba
mengurangi atau mengontrol atau mengurangi gejala tersebut melalui pengobatan
sendiri. Sementara itu pihak keluarga dan teman-teman dimintai nasehat, sistem
rujukan awam dapat mempengaruhi seseorang untuk berperan untuk berperan sakit,
sedangkan upaya mendiskusikan gejala itu dengan orang-orang terdekat atau “orang
penting” lainnya bertujuan untuk memperoleh “pengakuan” yang diperlukan agar ia
mendapat kebebasan dari tuntutan dan tanggung jawab sosial tertentu. Selanjutnya,
pada saat berhubungan dengan pihak pelayanan kesehatan, pelaksana tenaga
kesehatan dapat membantu kebutuhan fisik dan psikologis pasien, dengan jalan
memberikan diagnosis dan pengobatan terhadap gejala, atau memberikan pengesahan
(legitimacy) agar pasien dibebaskan dari tuntutan-tuntutan, tanggung jawab dan
kegiatan tertentu. Seperti juga pada tahap-tahap sebelumnya, seseorang bisa
dipercaya dan menerima tindakan atau saran untuk pengobatan, dan bisa juga
menolaknya. Boleh jadi juga ia akan mencari informasi serta pendapat-pendapat dari
sumber pelayanan kesehatan lainnya.
Fenomena pencarian pengobatan yang cukup menarik dan perlu dicermati
dalam penelitian ini adalah ada 14,5% responden yang menyatakan akan mencari
pengobatan alternatif jika tidak sembuh pada pengobatan yang dilakukan
sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan medis
(modern) untuk pengobatan penyakit yang diderita masyarakat akan mengalami
perubahan keyakinan atau kepercayaan jika setelah proses pengobatan tidak
memberikan kesembuhan sebagaimana yang diharapkannya, sehingga ada
kecenderungan masyarakat akan mencoba ke sarana pelayanan kesehatan lain seperti
pelayanan kesehatan tradisional.
Pengobatan alternatif merupakan salah satu usaha pelayanan kesehatan yang
masih banyak digunakan oleh masyarakat ketika kedokteran modern tidak lagi bisa
menyelesaikan masalah kesehatan mereka. Walaupun kadang tidak logis tetapi
banyak fakta yang menunjukkan bahwa pengobatan ini mendatangkan kesembuhan
bagi mereka. Fenomena ini terjadi akibat pengaruh yang kuat dari berbagai faktor
sosial masyarakat terhadap upaya dalam mencari pengobatan, misalnya mahalnya
biaya pengobatan modern, distribusi pelayanan kesehatan yang tidak merata dan tidak
berhasil menyembuhkan. Banyaknya gugatan malpraktik yang terjadi belakangan ini
diduga juga mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kedokteran modern.
Kesembuhan yang mereka dapat dari pengobatan alternatif bersifat menetap dan
dirasakan secara pribadi oleh pasien. Secara sadar atau tidak, cara pengobatan ini
telah menggerakkan mekanisme tertentu yang memberikan perasaan pribadi bahwa
ada perbaikan atau kesembuhan yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Bagi ilmu
pelayanan kesehatan unsur ini penting karena menentukan perilaku mencari sehat, di
samping itu pada dasarnya penyembuhan sebagian besar ditentukan oleh proses
penyembuhan diri (self healing), suatu paradigma dalam ilmu kedokteran yang sering
menjadi pusat perhatian para pelaku pengobatan alternatif.
Menurut Susenas (2010) sebesar 32,87% menggunakan obat tradisional
selanjutnya berdasarkan penelitian Nurwening (2012) menyatakan pemanfaatan
pengobatan obat tradisional di Surabaya sebanyak 1.528 pasien. Menurut laporan
Seni Pengobatan Alternatif oleh Walcott (2004) menyebutkan bahwa ada beberapa
faktor berdasar alasan-alasan mengapa seseorang memilih atau tidak memilih suatu
jenis pengobatan. Faktor ini bisa disederhanakan sebagai pengaruh ekonomi,
kepercayaan dan kebudayaan, sosial dan demografi, agama serta geografi dan pribadi.
Perilaku pencarian pengobatan ke pengobatan alternatif radiesthesi medik
dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Kegagalan pada sistem pengobatan modern
seringkali menjadi faktor utama seseorang mengalihkan usaha penyembuhannya ke
pengobatan alternatif. Faktor lain antara lain biaya ke dokter mahal, letak fasilitas
kesehatan yang jauh dan pelayanan yang kurang memuaskan.
Pengaruh kebutuhan terhadap pencarian pengobatan dapat dijelaskan dari teori
equity menurut Sen dalam Permatasari dan Rochmah (2007) yang menyatakan equity
dalam kesehatan menunjukkan bahwa idealnya setiap orang memiliki kesempatan
yang adil untuk memperoleh kesehatan yang sebaik-baiknya dan tidak dirugikan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Masyarakat dengan status sosial ekonomi
yang berbeda seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yang sama sesuai dengan
kebutuhannya, termasuk akses yang sama dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Equity dalam pelayanan kesehatan dijelaskan sebagai persamaan dalam akses
pelayanan kesehatan untuk kebutuhan yang sama, persamaan pemanfaatan untuk
kebutuhan yang sama, dan kualitas pelayanan yang sama untuk semua masyarakat
yang menggunakan. Menurut Braveman (2006) equity dalam pelayanan kesehatan
memerlukan alokasi sumberdaya dan akses ke pelayanan kesehatan yang ditentukan
oleh kebutuhan kesehatan. Equity dapat dibagi menjadi dua yaitu equity horizontal
dan equity vertikal. Equity horizontal artinya orang dengan kebutuhan yang sama
mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Equity
vertikal merupakan alokasi dari sumberdaya yang berbeda untuk level kebutuhan
yang berbeda pula. Persamaan dan kesamaan harus diperlakukan sama dan
ketidaksamaan harus diperlakukan secara proporsional pada ketidaksetaraan mereka.
Pada equity dalam pemberian pelayanan kesehatan, kebutuhan sering dinyatakan
sebagai nilai yang harus relevan, ini berarti bahwa seseorang dengan kebutuhan yang
sama harus mendapatkan perlakuan yang sama (equity horizontal). Equity vertikal
berarti seseorang dengan kebutuhan yang lebih tinggi seharusnya mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, proporsional dengan kebutuhan mereka.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan
sikap) berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan
Kota. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kecamatan
Medan Kota yang mempunyai sosiodemografi yang baik, khususnya
pengetahuan dan sikap tentang pencarian pengobatan akan berupaya mencari
pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan.
2. Faktor sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) berpengaruh terhadap
pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat Kecamatan Medan Kota yang mempunyai
kemampuan secara sosioekonomi yaitu mempunyai pekerjaan dan
penghasilan diatas upah minimum akan berupaya mencari pengobatan ke
sarana pelayanan kesehatan.
3. Faktor kebutuhan yang dirasakan berpengaruh terhadap pencarian pengobatan
di Kecamatan Medan Kota (merupakan faktor paling dominan mempengaruhi
pencarian pengobatan). Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa
masyarakat Kecamatan Medan Kota yang mengalami suatu keluhan kesehatan
atau penyakit yang dirasakan perlu diobati akan berupaya mencari pengobatan
ke sarana pelayanan kesehatan.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang perlu dijadikan
pertimbangan adalah :
1. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan serta perubahan sikap tentang
penyakit dan pencarian pengobatan bagi masyarakat, melalui penyuluhan
tentang penyakit serta sosialisasi program kesehatan seperti program Medan
Sehat, sehingga setiap masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akan
berupaya mencari pengobatan.
2. Kepada petugas kesehatan supaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat mencari pengobatan sesuai
dengan penyakit yang dideritanya.
3. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sejenis dengan
penelitian ini, diharapkan mengkaji faktor atau variabel yang lebih luas,
misalnya menambahkan variabel tentang faktor kualitas, jarak atau kelengkapan
fasilitas sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, karena secara teori
faktor pemberi pelayanan kesehatan juga berpengaruh terhadap masyarakat
dalam pencarian pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, 1994 Behavioral Model of Families Use of Health Services, Center for Health Administration Studies, Research Series 25, the University of Chicago.
Arikunto. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Assegaf, F; Romeo, P dan Marni, 2010. Studi Perilaku Pencarian Pengobatan oleh Ibu dalam Menangani Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bakunase Kota Kupang Tahun 2010, Jurnal MKM Vol.05 No.01 Desember 2010
Azwar, 2002, Sikap Manusia dan Pengukurannya, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Basir, A, 2006. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Minat Ulang Konsumen Menggunakan Pelayanan Rawat Jalan di Klinik “ABA Medica“ Jepara, Tesis. Universitas Diponegoro Semarang
Braveman, P., 2006. Health Disparities And Health Equity: Concepts and Measurement. Annual Review of Public Health
Delima, 2004. Hubungan kemampuan membayar keluarga dengan perilaku pencarian pengobatan ke pelayanan kesehatan pada Balita ISPA di Kabupaten Purworejo. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Depkes RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta
________, 2005, Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Perkotaan, Jakarta
________, 2009, Perencanaan Program Puskesmas Perawatan, Jakarta
Dever, A, 1984. Epidemiology in Health Services Management, United Stated of America : An Aspen system Corporation.
Dharmasari S. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pengobatan Sendiri Yang Aman Tepat Dan Rasional Pada Masyarakat Kota Bandar Lampung Tahun 2003. Tesis. http://www.digilib.ui.ac.id
Dinas Kesehatan Kota Medan, 2011. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2010, Medan.
Gordon, L., Zhao, Z., Cai, R. & Yamada, T., 2002. Equity in Health Care Acces to: Acessing the Urban Health Insurance Reform in China. Social Science & Medicine,
Green, L.W., 1980. Health Education Planning: a diagnostic approach. (1st edition). California: Mayfield Publishing Company
Handayani L, Siawanto, Ma’ruf NA, Hapsari D, 2003. Pola Pencarian Pengobatan di Indonesia (Analisis Data Susenas 2001). Puslitbang Pelayanan dan Teknologi Kesehatan, Badan Litbangkes. Jakarta
Hastono, S.P. 2001. Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok
Hediyati, S., 2001. Analisis Pola Pemanfaatan Kartu Sehat pada Program JPS-BK oleh Keluarga Miskin dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Jakarta Timur Tahun 2001. Depok: Universitas Indonesia
Hendrawan, H, 2005. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Balita dalam Pencarian Pengobatan pada Kasus-Kasus Balita dengan Pneumonia di Kabupaten Serang. Jurnal Media Litbang Kesehatan Volume XV No 3.
Ilyas, Y, 2003. Mengenal Asuransi-Review Utilisasi, Manajemen Klaim dan Fraud, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
Jefkins, F. 2003. Public Relations. Jakarta: PT. Gramedia
Kurniawati, I.T., 2008. Gambaran Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Pemegang Kartu JPK Gakin di Wilayah Puskesmas Kelurahan Srengsreng Sawah Jakarta Selatan. Depok: Universitas Indonesia.
Littik, S., 2008. Hubungan Antara Kepemilikan Asuransi Kesehatan dan Akses Pelayanan Kesehatan di Nusa Tenggara Timur. MKM.
Maramis WF, 2006. Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Penerbit Airlangga
Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta
_________, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
Nurwening WS, 2012. Pemanfaatan Poli Obat Tradisional Indonesia di RSUD Dr Soetomo Surabaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta
Permatasari NT dan Rochmah TN, 2007. Analisis Vertical Equity Pada Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Purwono, H, 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Pemilihan Pengobatan Pada Masyarat Dusun Nabin Kabupaten Kulon Progo. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Jakarta
Sarwono, S. W. 2002. Psikologi Sosial, Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
Setyawan, EF, 2007, Perilaku Pencarian Pengobatan Pada Kelompok Ibu Rumah Tangga di Desa Tirtonarto Kecamatan cawas Kabupaten Klaten (Skripsi) : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
Soejoeti SZ, 2005. Konsep Sehat, Sakit, dan Penyakit dalam Konteks Sosial, Universitas Airlangga Surabaya
Sugiyanto, 2002. Pengaruh Karakteristik Keluarga Terhadap Tindakan Pencarian Pengobatan Bayi di Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
Susenas. 2010, Survei Sosial Ekonomi Nasional, Badan Pusat Statistik, Jakarta
Sukiswoyo, 2005. Praktek Pencarian Pengobatan (Care Seeking) Penderita Suspek Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kandangserang Kabupaten Pekalongan Tahun 2005. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
Supardi, S, Andrajati R, Abdullah NA, 2002. Pengetahuan, Sikap dan Kebutuhan Pengunjung Apotek Terhadap Pelayanan Informasi Obat di Kota Depok. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Volume 13, nomor 4 Oktober 2010
Tinendung, 2011. Pola Pencarian Pengobatan Pada Masyarakat Suku Pak-Pak di Kelurahan Sidiangkat Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan
Tjiptoherijanto, S, 2008. Ekonomi Kesehatan. Cetakan kedua. PT Rineka Cipta, Jakarta
Wahid. 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta
Walcott, E, 2004. Seni Pengobatan Alternatif, Pengetahuan dan Persepsi Program ACICIS Universitas Muhammadiay Malang
KUESIONER Pengaruh Faktor Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan Terhadap Perilaku Masyarakat dalam Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No Responden :..................................................... 1. Nama : …………………………………. 2.Kapan Bapak/Ibu terakhir kali pergi berobat:.......................... I. Sosiodemografi 1. Umur :………………tahun 2. Pendidikan : 1. SD
2. SLTP 3. SLTA 4. Diploma 5. Sarjana
3. Pengetahuan
1. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit tetapi tidak bertindak atau tidak
melakukan kegiatan apa-apa merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
2. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian melakukan pengobatan
sendiri merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
3. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke fasilitas-fasilitas
pengobatan tradisional merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
4. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian membeli obat-obat ke warung obat merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
5. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke balai pengobatan merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
6. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke puskesmas merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
7. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke rumah sakit merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
8. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke praktek dokter merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
4. Sikap 1. Tidak bertindak atau tidak melakukan pengobatan apa-apa pada saat menderita
sakit a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
2. Tindakan mengobati sendiri pada saat menderita sakit? a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
3. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional pada saat
menderita sakit a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
4. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat pada saat menderita sakit a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
5. Mencari pengobatan ke balai pengobatan pada saat menderita sakit
a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 6. Mencari pengobatan ke puskesmas pada saat menderita sakit
a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
7. Mencari pengobatan ke rumah sakit pada saat menderita sakit? a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
8. Mencari pengobatan ke dokter praktek pada saat menderita sakit? a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
II. Sosioekonomi 1. Pekerjaan
1. Bekerja a. PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan b. Pegawai Swasta c. Petani d. Buruh e. Wiraswasta/ Pedagang
2. Tidak bekerja 2. Penghasilan : Rp………………………… /bulan III. Kebutuhan No. PERTANYAAN JAWABAN 1. Apakah Bapak/Ibu karena menderita sakit yang ringan
sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan? a. Ya b. Tidak
2. Apakah Bapak/Ibu karena menderita sakit yang sedang sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah karena menderita sakit yang berat (parah) sehingga Bapak/Ibu mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan
a. Ya b. Tidak
III. Perilaku Pencarian Pengobatan 1. Bapak, Ibu atau anggota keluarga yang sakit dalam 1 bulan terakhir menderita
penyakit apa? a. Batuk b. Diare c. Demam d. Influenza e. lain-lain, sebutkan………................
2. Berapa lama Bapak, Ibu atau anggota keluarga sakit baru mencari pengobatan?
…………………. hari 3. Bapak, Ibu atau anggota keluarga yang sakit, kemana berobat?
a. Dibiarkan saja b. Pengobatan alternatif c. Puskesmas d. Rumah Sakit e. Balai Pengobatan f. Praktek Dokter g. Lainnya, sebutkan.............................
Apabila responden menjawab No 3 dengan pilihan jawaban c – g, maka dilanjutkan ke pertanyaan No 4 4. Pada saat Bapak/ Ibu atau anggota keluarga pergi berobat ke ………………..,
apakah ada dianjurkan untuk berkunjung kembali (kontrol ulang)? a. Ya b. Tidak
Apabila responden menjawab No 4 dengan pilihan jawaban “tidak” langsung ke pertanyaan No 6 5. Jika dianjurkan melakukan kunjungan ulang (kontrol ulang), apakah Bapak/
Ibu atau anggota keluarga melakukannya ? a. Ya b. Tidak Alasannya……………………………………………............................
6. Apabila setelah Bapak/ Ibu atau anggota keluarga berobat ke ……………………dan ternyata tidak sembuh, kemana selanjutnya mengobatinya? a. Pengobatan alternatif b. Puskesmas c. Rumah Sakit d. Balai Pengobatan e. Praktek Dokter f. Lainnya, sebutkan.............................
Penilaian pencarian pengobatan : a. Baik : apabila pertanyaan No 3 dijawab ”c-f”, pertanyaan No 5 dijawab
”ya” dan pertanyaan No 6 dijawab ”b-e” b. Tidak Baik : apabila pertanyaan No 3 dijawab ”a atau b”, pertanyaan No 5
dijawab ”tidak” dan pertanyaan No 6 dijawab ”a”
a. Pengetahuan Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.941 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
tahu1 10.87 8.809 .792 .933
tahu2 11.00 8.552 .837 .930
tahu3 11.07 8.892 .708 .939
tahu4 10.93 8.547 .857 .929
tahu5 10.90 8.645 .835 .930
tahu6 11.03 8.723 .769 .935
tahu7 11.03 8.792 .743 .937
tahu8 10.90 8.783 .781 .934
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
12.53 11.292 3.360 8
Lampiran 2: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
b. Sikap
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.844 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
sikap1 19.17 20.764 .600 .824
sikap2 19.10 18.507 .705 .808
sikap3 18.97 18.516 .716 .806
sikap4 18.63 20.861 .539 .830
sikap5 18.07 21.375 .463 .839
sikap6 17.90 21.817 .474 .837
sikap7 17.90 20.852 .543 .830
sikap8 18.20 19.131 .587 .826
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
21.13 25.844 5.084 8
c. Kebutuhan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.801 3 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted butuh1 3.37 .723 .602 .776 butuh2 3.33 .713 .639 .735 butuh3 3.23 .737 .703 .674
Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items
4.97 1.482 1.217 3
d. Pencarian Pengobatan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.880 6 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted pencarian1 7.73 4.754 .599 .875 pencarian2 7.73 4.547 .819 .839 pencarian3 7.80 4.717 .718 .855 pencarian4 7.77 4.875 .638 .867 pencarian5 7.90 4.576 .815 .840 pencarian6 7.57 4.530 .596 .880
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.30 6.562 2.562 6
Frequency Table Umurk
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 23-42 tahun 112 81.2 81.2 81.2
43-61 tahun 26 18.8 18.8 100.0
Total 138 100.0 100.0
Gender Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 125 90.6 90.6 90.6
Perempuan 13 9.4 9.4 100.0
Total 138 100.0 100.0
Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Bekerja 20 14.5 14.5 14.5
Tidak bekerja 118 85.5 85.5 100.0
Total 138 100.0 100.0
Hasil Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <= UMK 63 45.7 45.7 45.7
>UMK 75 54.3 54.3 100.0
Total 138 100.0 100.0
Ksosek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 2 1.4 1.4 1.4
Sedang 79 57.2 57.2 58.7
Baik 57 41.3 41.3 100.0
Total 138 100.0 100.0
Lampiran 3: Hasil Uji Univariat
tahu1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tahu 1 .7 .7 .7
salah 79 57.2 57.2 58.0
benar 58 42.0 42.0 100.0
Total 138 100.0 100.0
tahu2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak tahu 3 2.2 2.2 2.2
Salah 71 51.4 51.4 53.6
Benar 64 46.4 46.4 100.0
Total 138 100.0 100.0
tahu3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak tahu 5 3.6 3.6 3.6
Salah 74 53.6 53.6 57.2
Benar 59 42.8 42.8 100.0
Total 138 100.0 100.0
tahu4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak tahu 1 .7 .7 .7
Salah 69 50.0 50.0 50.7
Benar 68 49.3 49.3 100.0
Total 138 100.0 100.0
tahu5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak tahu 4 2.9 2.9 2.9
Salah 64 46.4 46.4 49.3
Benar 70 50.7 50.7 100.0
Total 138 100.0 100.0
tahu6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak tahu 3 2.2 2.2 2.2
Salah 53 38.4 38.4 40.6
Benar 82 59.4 59.4 100.0
Total 138 100.0 100.0
tahu7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak tahu 1 .7 .7 .7
Salah 65 47.1 47.1 47.8
Benar 72 52.2 52.2 100.0
Total 138 100.0 100.0
tahu8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak tahu 3 2.2 2.2 2.2
Salah 62 44.9 44.9 47.1
Benar 73 52.9 52.9 100.0
Total 138 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 85 61.6 61.6 61.6
Tidak setuju 53 38.4 38.4 100.0
Total 138 100.0 100.0
sikap2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 55 39.9 39.9 39.9
Tidak setuju 83 60.1 60.1 100.0
Total 138 100.0 100.0
sikap3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 50 36.2 36.2 36.2
Tidak setuju 84 60.9 60.9 97.1
Setuju 2 1.4 1.4 98.6
Sangat setuju 2 1.4 1.4 100.0
Total 138 100.0 100.0
sikap4 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 18 13.0 13.0 13.0
Tidak setuju 26 18.8 18.8 31.9
Setuju 74 53.6 53.6 85.5
Sangat setuju 20 14.5 14.5 100.0
Total 138 100.0 100.0
sikap5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 7 5.1 5.1 5.1
Tidak setuju 12 8.7 8.7 13.8
Setuju 80 58.0 58.0 71.7
Sangat setuju 39 28.3 28.3 100.0
Sikap1
sikap6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 8 5.8 5.8 5.8
Tidak setuju 34 24.6 24.6 30.4
Setuju 30 21.7 21.7 52.2
Sangat setuju 66 47.8 47.8 100.0
Total 138 100.0 100.0
sikap7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 3 2.2 2.2 2.2
Tidak setuju 14 10.1 10.1 12.3
Setuju 50 36.2 36.2 48.6
Sangat setuju 71 51.4 51.4 100.0
Total 138 100.0 100.0
sikap8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 7 5.1 5.1 5.1
Tidak setuju 12 8.7 8.7 13.8
Setuju 48 34.8 34.8 48.6
Sangat setuju 71 51.4 51.4 100.0
Total 138 100.0 100.0
Ksodem
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 16 11.6 11.6 11.6
Sedang 114 82.6 82.6 94.2
Baik 8 5.8 5.8 100.0
Total 138 100.0 100.0
Butuh 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 92 66.7 66.7 66.7
Ya 46 33.3 33.3 100.0
Total 138 100.0 100.0
butuh2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 56 40.6 40.6 40.6
Ya 82 59.4 59.4 100.0
Total 138 100.0 100.0
butuh3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 21 15.2 15.2 15.2
Ya 117 84.8 84.8 100.0
Total 138 100.0 100.0
Kbutuh
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 52 37.7 37.7 37.7
Sedang 63 45.7 45.7 83.3
Baik 23 16.7 16.7 100.0
Total 138 100.0 100.0
pencarian1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Batuk 40 29.0 29.0 29.0
Diare 37 26.8 26.8 55.8
Demam 19 13.8 13.8 69.6
Influenza 31 22.5 22.5 92.0
Sakit Kulit dan
Tulang/Sendi
11 8.0 8.0 100.0
Total 138 100.0 100.0
pencarian2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1-3 hari 68 49.3 49.3 49.3
> 3 hari 70 50.7 50.7 100.0
Total 138 100.0 100.0
pencarian3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Dibiarkan saja 7 5.1 5.1 5.1
Pengobatan Alternatif 9 6.5 6.5 11.6
Puskesmas 5 3.6 3.6 15.2
Rumah sakit 44 31.9 31.9 47.1
Balai Pengobatan 16 11.6 11.6 58.7
Praktek Dokter 33 23.9 23.9 82.6
Beli Obat sendiri 24 17.4 17.4 100.0
Total 138 100.0 100.0
pencarian4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 80 58.0 58.0 58.0
Ya 58 42.0 42.0 100.0
Total 138 100.0 100.0
pencarian5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 92 66.7 66.7 66.7
Ya 46 33.3 33.3 100.0
Total 138 100.0 100.0
pencarian6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pengobatan Alternatif 20 14.5 14.5 14.5
Puskesmas 15 10.9 10.9 25.4
Rumah sakit 49 35.5 35.5 60.9
Balai Pengobatan 29 21.0 21.0 81.9
Praktek Dokter 23 16.7 16.7 98.6
Berobat ke Luar negeri 2 1.4 1.4 100.0
Total 138 100.0 100.0
Kpencarian
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Baik 44 31.9 31.9 31.9
Baik 94 68.1 68.1 100.0
Total 138 100.0 100.0
Crosstabs Sosiodemografi * Pencarian Pengobatan
Crosstab
Kpencarian
Total Tidak Baik Baik
Ksodem Kurang Count 9 7 16
Expected Count 5.1 10.9 16.0
% within Ksodem 56.3% 43.8% 100.0%
Sedang Count 35 79 114
Expected Count 36.3 77.7 114.0
% within Ksodem 30.7% 69.3% 100.0%
Baik Count 0 8 8
Expected Count 2.6 5.4 8.0
% within Ksodem .0% 100.0% 100.0%
Total Count 44 94 138
Expected Count 44.0 94.0 138.0
% within Ksodem 31.9% 68.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 8.192a 2 .017
Likelihood Ratio 10.238 2 .006
Linear-by-Linear Association 8.078 1 .004
N of Valid Cases 138
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2.55.
Lampiran 4: Hasil Uji Bivariat
Sosioekonomi * Pencarian Pengobatan
Kpencarian
Total Tidak Baik Baik
Ksosek Kurang Count 2 0 2
Expected Count .6 1.4 2.0
% within Ksosek 100.0% .0% 100.0%
Sedang Count 31 48 79
Expected Count 25.2 53.8 79.0
% within Ksosek 39.2% 60.8% 100.0%
Baik Count 11 46 57
Expected Count 18.2 38.8 57.0
% within Ksosek 19.3% 80.7% 100.0%
Total Count 44 94 138
Expected Count 44.0 94.0 138.0
% within Ksosek 31.9% 68.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 10.399a 2 .006
Likelihood Ratio 11.025 2 .004
Linear-by-Linear Association 8.983 1 .003
N of Valid Cases 138
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .64.
Kebutuhan * Pencarian Pengobatan
Crosstab
Kpencarian
Total Tidak Baik Baik
Kbutuh Kurang Count 32 20 52
Expected Count 16.6 35.4 52.0
% within Kbutuh 61.5% 38.5% 100.0%
Sedang Count 10 53 63
Expected Count 20.1 42.9 63.0
% within Kbutuh 15.9% 84.1% 100.0%
Baik Count 2 21 23
Expected Count 7.3 15.7 23.0
% within Kbutuh 8.7% 91.3% 100.0%
Total Count 44 94 138
Expected Count 44.0 94.0 138.0
% within Kbutuh 31.9% 68.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 34.186a 2 .000
Likelihood Ratio 34.758 2 .000
Linear-by-Linear Association 28.573 1 .000
N of Valid Cases 138
Logistic Regression
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 119.228a .322 .450
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea
Observed
Predicted Kpencarian Percentage
Correct Tidak Baik Baik
Step 1 Kpencarian Tidak Baik 27 17 61.4
Baik 11 83 88.3
Overall Percentage 79.7
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Ksodem 2.040 .636 10.296 1 .001 7.690
Ksosek 1.220 .480 6.468 1 .011 3.387
Kbutuh 2.148 .430 24.922 1 .000 8.564
Constant -9.473 2.060 21.147 1 .000 .000
a. Variable(s) entered on step 1: Ksodem, Ksosek, Kbutuh.
Lampiran 5: Hasil Uji Multivariat
Lampiran 6 MASTER DATA PENELITIAN
No Umur JK Kerja Hasil
1 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 1 2 3 4 5 6
1 28 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 3 4 3 2 1 2 1 2 4 1 1 42 24 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 1 2 2 1 6 1 1 33 43 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 1 4 1 1 24 25 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 2 1 2 2 2 4 2 2 35 27 1 2 2 4 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 1 1 1 6 1 1 56 38 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 1 37 36 1 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 3 4 2 4 2 1 1 2 4 2 4 2 2 38 31 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 2 4 1 1 2 2 2 1 4 1 1 59 30 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 4 3 1 1 2 2 1 1 4 1 1 1
10 24 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 3 4 3 2 1 2 2 4 1 5 1 1 511 28 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 1 2 4 2 1 412 38 2 2 2 4 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 2 1 2 2 2 4 2 2 413 48 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 5 2 4 2 2 414 24 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 1 6 2 1 115 23 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 4 4 4 2 2 2 1 1 4 1 1 216 32 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 3 4 3 4 4 1 2 1 1 2 2 1 1 217 30 1 2 2 5 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 1 2 5 1 6 1 2 318 24 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 419 41 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 4 4 4 4 4 1 1 2 3 1 4 2 1 420 24 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 4 4 4 4 1 1 2 3 2 4 2 2 421 27 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 4 1 4 1 1 422 23 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 3 2 4 3 2 2 2 1 2 4 2 1 423 30 1 1 2 3 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 3 3 1 4 4 1 1 2 2 1 7 1 1 124 57 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 3 4 2 2 3 1 2 1 4 1 4 1 1 125 28 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 4 2 2 3 1 1 1 2 2 7 2 2 226 47 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 4 3 3 4 2 1 2 1 2 4 1 1 427 28 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 1 1 2 5 1 4 2 1 428 44 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 6 1 1 529 27 2 2 2 5 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 4 3 2 1 2 2 2 2 1 1 230 26 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 1 2 2 5 1 7 2 1 331 28 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 3 4 4 4 2 2 2 1 1 3 1 1 232 38 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 3 3 4 4 2 1 2 2 1 6 1 1 133 27 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 3 3 3 4 3 2 2 2 5 2 6 2 2 434 29 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 6 2 1 435 38 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 4 3 4 2 2 1 2 2 7 2 1 236 32 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 4 4 4 4 4 2 1 2 4 2 7 2 1 437 26 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 4 2 2 2 2 2 4 2 2 438 29 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 4 2 1 439 42 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 4 3 4 1 1 2 4 1 7 1 1 340 27 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 3 1 1 241 32 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 7 2 2 242 34 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 3 3 4 3 1 2 2 4 1 3 1 1 243 36 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 3 3 4 1 1 2 4 2 7 1 1 444 38 1 2 2 3 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 4 3 3 4 1 2 2 4 2 7 2 2 2
Sosioekonomi SosiodemografiKebutuhanPengetahuan PencarianDidik Sikap
45 32 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 4 1 1 446 31 1 2 2 5 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4 1 1 2 1 1 4 1 1 547 27 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 3 3 4 4 4 1 2 2 4 1 4 1 1 348 43 1 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4 1 2 2 4 2 4 1 1 349 41 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4 1 2 2 4 1 6 2 2 350 35 1 2 2 5 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 4 4 3 4 1 2 2 1 2 5 1 1 551 53 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 3 4 3 3 4 1 1 2 3 2 6 1 1 552 61 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 253 45 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 4 3 4 3 4 1 2 1 1 2 6 2 2 654 32 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 4 1 4 3 3 1 2 2 3 1 7 1 1 555 25 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 4 4 3 1 2 2 3 2 6 1 1 556 46 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 4 4 4 1 1 2 3 1 7 1 1 457 34 1 1 2 4 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 4 3 4 4 4 1 1 2 3 1 7 1 1 458 51 1 2 2 3 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 4 2 3 1 2 1 2 2 1 1 5 1 1 559 29 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 3 4 3 3 1 1 2 4 1 7 1 1 460 27 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 3 4 3 4 1 2 2 4 1 6 2 2 461 38 1 2 1 3 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3 4 3 4 1 1 2 1 1 7 2 2 162 34 1 2 1 5 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 3 3 4 4 1 2 2 4 2 6 2 1 463 31 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 3 4 3 4 4 1 2 2 2 2 5 1 1 564 27 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 4 3 4 4 1 1 2 4 2 5 1 1 165 32 1 2 2 3 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 4 4 3 4 4 1 2 1 4 2 7 1 1 566 36 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 4 3 3 4 4 1 2 2 1 1 6 1 1 367 51 1 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 3 3 1 2 2 3 2 6 1 1 368 28 1 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 1 2 2 1 2 6 1 1 369 60 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 3 4 4 4 1 2 2 1 2 6 2 2 370 28 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 4 4 4 1 2 2 3 2 6 2 2 371 53 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 4 4 4 4 4 1 2 2 1 1 5 1 1 572 34 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 1 1 2 4 2 7 1 1 573 31 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 574 28 1 2 1 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 3 2 3 4 1 1 2 5 1 1 2 2 175 53 1 2 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 4 4 4 2 1 2 1 1 5 1 1 576 37 1 2 1 5 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 1 1 2 2 2 5 2 2 577 34 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 4 4 3 1 2 1 5 1 5 1 1 178 28 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 3 3 2 4 4 1 2 2 2 1 6 2 1 379 39 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 4 3 4 2 2 2 1 2 6 1 1 380 26 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 4 1 1 2 4 1 6 1 1 381 39 1 1 2 4 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 3 3 2 4 4 1 1 2 2 2 7 1 1 382 37 1 2 1 5 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 4 4 4 4 1 2 2 4 1 6 2 2 383 26 1 2 2 5 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 4 4 4 1 2 1 2 2 6 1 1 384 31 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 4 3 1 2 1 3 2 5 2 2 385 37 1 2 1 3 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 2 4 3 1 2 2 1 2 7 1 1 586 32 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 4 4 3 3 2 2 1 2 1 5 2 2 587 38 1 2 1 5 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 3 3 2 3 4 1 2 2 3 2 5 1 1 588 41 1 2 1 4 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 3 3 4 4 4 1 1 2 4 2 2 2 2 189 45 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 1 2 1 2 1 1 2 2 190 26 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 4 3 1 1 1 2 2 6 2 2 391 51 1 1 2 4 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 4 4 3 2 2 1 4 1 5 2 2 5
92 28 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 3 1 2 1 3 1 1 2 2 193 35 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 1 3 4 1 2 1 1 1 5 1 1 194 31 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 3 4 4 3 1 2 2 2 2 6 1 1 395 36 2 2 1 5 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 4 3 2 2 2 4 1 4 1 1 396 51 2 1 2 5 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 3 3 4 4 4 1 1 2 2 1 7 1 1 297 27 1 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 3 2 4 4 1 2 2 3 1 7 1 1 498 38 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 3 2 4 4 1 1 2 1 1 7 1 1 399 27 1 2 1 3 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 4 2 3 3 1 2 2 1 1 4 1 1 3
100 35 1 2 2 5 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4 1 2 2 4 1 4 1 1 3101 32 1 2 2 4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 3 4 1 1 2 5 2 6 2 1 1102 38 1 2 1 4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 4 4 1 1 2 2 1 1 1 1 3103 41 1 2 2 5 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4 1 1 2 3 1 4 2 2 1104 34 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 4 4 1 1 2 2 2 1 2 2 1105 36 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 3 3 4 3 3 2 2 1 4 1 1 1 1 3106 28 1 2 1 3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 4 3 3 1 1 2 1 1 2 1 1 3107 27 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 3 4 4 4 1 1 2 2 1 7 1 1 3108 37 1 1 2 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 1 1 2 2 1 7 2 2 1109 32 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 3 4 2 4 4 1 1 2 4 2 2 2 2 1110 29 1 2 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3111 37 1 1 2 4 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 4 3 2 2 1 2 1 2 6 2 2 3112 40 1 1 2 4 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 4 2 2 1 2 2 1 6 2 2 3113 27 1 2 1 4 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 4 2 4 4 1 2 2 4 2 2 1 1 2114 36 1 1 2 5 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 1 3 3 1 1 2 1 1 4 1 1 1115 45 1 2 1 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 4 2 2 1116 41 1 2 1 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 3 4 4 4 2 2 2 4 1 4 2 2 4117 29 1 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 3 3 4 4 4 2 1 1 5 2 4 2 2 3118 32 1 2 1 3 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 3 4 4 4 3 1 1 2 1 2 7 2 2 2119 37 1 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 4 4 4 3 3 1 2 2 1 1 4 1 1 3120 31 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 4 4 3 3 2 2 2 5 1 4 2 2 4121 29 1 2 1 4 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 3 4 2 3 3 1 1 2 1 2 5 1 1 5122 47 2 2 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3 1 3 3 1 2 2 5 1 6 2 2 3123 35 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 3 3 4 4 4 1 2 2 1 2 6 1 1 3124 42 1 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 4 3 2 3 4 2 2 2 3 1 6 2 2 3125 38 2 2 1 4 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 4 3 4 2 3 2 1 2 1 2 4 1 1 4126 44 1 2 1 3 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 4 1 1 4127 46 1 2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2 3 2 4 1 1 3128 41 1 1 2 3 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 3 3 4 3 4 1 2 2 2 2 3 2 2 3129 29 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3 3 2 3 3 2 2 1 4 1 3 2 2 3130 32 1 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 2 1 2 1 2 4 2 2 3131 37 1 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3 2 2 2 1 1 4 1 1 3132 54 1 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 4 4 3 3 2 2 2 4 2 4 1 1 6133 43 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 4 4 3 4 1 1 2 1 2 4 1 1 3134 28 1 2 2 4 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 4 3 2 3 4 1 2 2 4 1 5 1 1 5135 47 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 4 3 2 4 4 1 2 2 1 2 4 2 2 4136 53 1 2 1 4 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 3 3 2 1 4 1 1 2 3 1 4 1 1 3137 36 1 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 3 4 4 3 4 2 2 2 2 2 6 1 1 3138 34 1 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 3 4 2 3 3 1 2 1 3 1 4 1 1 3