MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL KP
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 i
KATA PENGANTAR
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar memiliki tugas membantu Kepala
Daerah dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi, pelaporan dan bimbingan
teknis di Bidang Komunikasi Dan Informatika, Persandian dan Statistik.
Dalam rangka melaksanakan tugas dalam bidang Statistik khususnya, Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Blitar memiliki fungsi antara lain : (1) melaksanakan pengelolaan
kebijakan, operasional, rencana dan program, norma, standar, prosedur, kriteria,
inventarisasi, koordinasi pembinaan dan dan pengembangan sesuai dengan urusan statistik,
(2) melaksanakan pengumpulan, verifikasi dan pemutakhiran data pembangunan daerah,
(3) melaksanakan validasi data yang bersumber dari seluruh SKPD, BPS dan instansi lain
yang terkait dengan pengumpulan data, serta (4) menyusun dan memelihara statistik hasil-
hasil pembangunan.
Atas dasar itulah Modul Statistik Dasar dan Metode Perhitungan Statistik Sektoral ini disusun,
sebagai pedoman bagi stakeholder khususnya OPD-OPD di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Blitar agar :
Tercapainya keseragaman pemahaman persepsi dalam penggalian dan pengolahan data
statistik sektoral semua OPD se-Kabupaten Blitar.
Tercapainya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam mengolah data statistik
sektoral.
Tersedianya laporan data statistik sektoral secara valid, terpercaya dan tepat waktu
untuk perumusan kebijakan daerah.
Modul ini menjelaskan konsep dasar statistik bagi pemula, beserta metode perhitungan
Statistik Sektoral yang sering digunakan oleh OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Blitar. Penjelasan yang dicakup antara lain konsep dan definisi, manfaat, perhitungan, hingga
pada interpretasinya. Modul ini dimaksudkan untuk memberikan bekal minimal bagi
aparatur sipil negara pada pengetahuan dasar statistik sektoral.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan Modul ini. Akhirnya, semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Plt. KEPALA DINAS
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR
Drs. MAHADIN CU, MM Pembina Utama Muda
NIP. 19621201 199003 1 009
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL KP
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 i
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL DI
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Pengertian Statistik Dasar, Sektoral dan Khusus ................................................. 2
B. Pengertian Statistik dan Statistika .......................................................................... 3
C. Fungsi dan Kegunaan Statistik ................................................................................. 5
D. Definisi, Penggolongan dan Sifat Data Statistik .................................................... 6
BAB II RUMUS UMUM STATISTIK DASAR ............................................................................... 9
A. Rataan Hitung (Mean) ........................................................................................... 10
B. Nilai Tengah (Median) .......................................................................................... 11
C. Modus ......................................................................................................................... 12
D. Jangkauan ................................................................................................................. 13
E. Rasio ............................................................................................................................ 14
F. Proporsi ..................................................................................................................... 15
G. Persentase ................................................................................................................ 16
H. Pertumbuhan ........................................................................................................... 17
BAB III RUMUS TEMATIK STATISTIK SEKTORAL .............................................................. 18
A. Angka Melek Huruf (AMH) ..................................................................................... 19
B. Angka Partisipasi Kasar (APK) .............................................................................. 20
C. Angka Partisipasi Murni (APM) ............................................................................. 21
D. Rata – Rata Lama Sekolah (MYS) ........................................................................... 23
E. Angka Putus Sekolah (APTS) ................................................................................. 24
F. Angka Kelulusan (AL) .............................................................................................. 25
C. Angka Harapan Hidup (AHH) ................................................................................ 26
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL DI
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 ii
D. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk ........................................................... 27
E. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yg Memiliki
Kompetensi Kebidanan ............................................................................................ 28
F. Proporsi Panjang Jalan dalam Kondisi Baik ........................................................ 29
G. Rumah Tangga Bersanitasi ..................................................................................... 30
H. Persentase Penduduk Berakses Air Minum ........................................................ 31
I. Rasio Ijin Trayek ...................................................................................................... 32
J. Persentase Kepemilikan KTP ................................................................................ 33
K. Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah .............................................. 34
L. Rata – rata Jumlah Anak per Keluarga ................................................................. 35
M. Persentase Koperasi Aktif ....................................................................................... 36
N. Rasio Jumlah Pamong Praja per 10.000 Penduduk .......................................... 37
O. Rasio Wartel / Warnet terhadap Penduduk ....................................................... 38
P. PMKS yang Memperoleh Bantuan Sosial ...................................................... 39
Q. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ....................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... iii
LAMPIRAN I INDIKATOR KINERJA SASARAN RPJMD KABUPATEN BLITAR 2016-2021 ...... iv
LAMPIRAN II INDIKATOR KINERJA DAERAH RPJMD KABUPATEN BLITAR 2016-2021 ....... v
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB I
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 1
BAB I
PENDAHULUAN
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB I
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 2
PENGERTIAN STATISTIK
DASAR, SEKTORAL DAN
KHUSUS
STATISTIK DASAR
Statistik Dasar adalah statistik yang
pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan
yang bersifat luas, baik bagi pemerintah
maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri
lintas sektoral, berskala nasional, makro,
dan yang penyelenggaraannya menjadi
tanggung jawab Badan Pusat Statistik (BPS).
Contoh Statistik Dasar antara lain :
o Produk Domestik Regional Bruto
o Laju Pertumbuhan Ekonomi
o Pengeluaran Perkapita Penduduk
o Ketenagakerjaan
o Kemiskinan
o Pendidikan
o Kependudukan, misalnya jumlah
penduduk, tingkat kepadatan penduduk
dll.
STATISTIK SEKTORAL
Statistik Sektoral adalah statistik yang
pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan instansi tertentu dalam rangka
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan
dan pembangunan yang merupakan tugas
pokok instansi yang bersangkutan.
Contoh Statistik Sektoral antara lain :
o Statistik Pertanian, misalnya luas tanam
padi, jumlah produksi padi dll
o Statistik Pendidikan, misalnya angka
partisipasi kasar, angka melek huruf,
rasio guru terhadap siswa, rasio ruang
kelas terhadap siswa dll
o Statistik Kesehatan, misalnya angka
harapan hidup, angka kematian bayi,
angka kematian ibu melahirkan dll
o Statistik Ketenagakerjaan, misalnya
tingkat kecelakaan kerja, jumlah Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dll.
STATISTIK KHUSUS
Statistik Khusus adalah statistik yang
pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan,
sosial budaya, dan kepentingan lain yang
penyelenggaraannya dilakukan oleh
lembaga, organisasi, perorangan, dan atau
unsur masyarakat lainnya.
Contoh Statistik Khusus antara lain :
o Survey preferensi konsumen atas
produk perusahaan
o Survey penelitian ilmiah
o Survey elektabilitas calon eksekutif /
legislatif
o Hitung cepat (quick count) Pilkada
o Jajak pendapat dll.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB I
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 3
PENGERTIAN STATISTIK
DAN STATISTIKA
STATISTIK
Statistik diartikan sebagai besaran dalam
sampel yang dapat memberikan informasi
mengenai suatu gejala atau fenomena.
Besaran sampel ini digunakan untuk
menaksir parameter populasi.
Populasi adalah serumpun atau sekelompok
objek yang menjadi sasaran / objek
penelitian. Populasi dapat berupa manusia,
hewan, tumbuh tumbuhan, udara, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup dan lain
sebagainya sehingga dapat menjadi sumber
data penelitian.
Sampel merupakan bagian dari populasi
yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu
pendugaan terhadap populasi, namun bukan
populasi itu sendiri. Sampel dianggap
sebagai perwakilan dari populasi yang
hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang
diamati. Ukuran dan keragaman sampel
menjadi penentu baik tidaknya sample yang
diambil. Terdapat dua cara pengambilan
sampel, yaitu secara acak
(random)/probabilita dan tidak acak (non-
random)/non-probabilita
Sedangkan parameter adalah ukuran-
ukuran yang dikenakan pada populasi.
Misalnya :
o Jumlah penduduk di suatu Kota adalah
1.000.000 jiwa (populasi), untuk
keperluan menghitung tingkat
konsumsi perkapita pada kota tersebut
diambilah data 1.000 jiwa (sampling).
Data sampling tersebut diharapkan
dapat mewakili karakteristik dari
populasi yang sebenarnya ingin
dihitung.
Beberapa contoh data yang dihitung dari
populasinya (sensus) antara lain :
o Jumlah penduduk, komposisi penduduk
berdasarkan usia, data kemiskinan by
name by address (PBDT), dll
Sedangkan contoh data yang dihitung dari
sampling antara lain :
o Tingkat pengangguran terbuka, PDRB,
konsumsi perkapita, inflasi, dll
STATISTIKA
Statistika adalah sekumpulan konsep dan
metode untuk mengumpulkan data,
menyajikan data, menganalisis data dan
menarik kesimpulan dalam situasi ada
ketidakpastian dan variasi dari sekumpulan
data.
Variasi sering ditimbulkan oleh perbedaan
alat ukur, kesalahan operator yang
melakukan pengukuran, metode
pengukuran atau bahan baku objek yang
diukur berbeda. Sementara ketidakpastian
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB I
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 4
sering terjadi karena suatu sebab yang
seringkali tidak bisa diramalkan
sebelumnya, atau karena gejala alam yang
fluktuasinya tidak bias dipelajari.
Statistik sebagai ilmu pengetahuan dapat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu
Statistik Deskriptif dan Inferensial.
1. Statistika Deskriptif (Deskriptif
artinya bersifat memberi Gambaran)
sering disebut sebagai Statistika
Deduktif, yang membahas tentang
bagaimana merangkum sekumpulan
data dalam bentuk yang mudah dibaca
dan cepat memberikan informasi, yang
disajikan dalam bentuk tabel, grafik,
nilai pemusatan dan nilai penyebaran.
Dalam Statistika Deskriptif belum
dilakukan analisis sehingga kesimpulan
yang dapat ditarik sangat terbatas, yaitu
hanya terbatas pada nilai pemusatan
dan penyebaran saja.
Contoh :
o Perhitungan mean, median, modus
suatu data tertentu
o Penyajian dalam bentuk tabel,
grafik, diagram missal histogram,
pie chart dll
2. Statistika Inferensial (Inferensial
artinya bersifat menarik Opini /
Kesimpulan) disebut juga Statistika
Induktif karena dapat menganalisis dan
mengambil kesimpulan dengan metode
tertentu tentang suatu fenomena
berdasarkan sampel.
Contoh :
o melakukan pengujian Hipotesis
o melakukan estimasi pengamatan
masa mendatang yaitu estimasi
atau prediksi
o membuat permodelan hubungan
yaitu Korelasi, Regresi, ANOVA ,
Deret Waktu
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB I
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 5
FUNGSI DAN KEGUNAAN
STATISTIK
FUNGSI STATISTIK
Fungsi statistik adalah sebagai alat bantu
untuk mengolah, menganalisis dan
menyimpulkan hasil yang telah dicapai
dalam kegiatan penilaian tersebut.
Berdasarkan penggolongan statistik, maka
fungsi statistik dapat dirinci sebagai
berikut :
1. Fungsi Statistik Deskriptif adalah untuk
dapat memahami, mendeskripsikan,
menerangkan data/atau peristiwa yang
dikumpulkan dalam suatu penelitian
dan tidak sampai pada generalisasi atau
pengambilan kesimpulan mengenai
keseluruhan populasi yang diselidiki.
2. Fungsi Statistik Inferensial adalah
untuk meramalkan dan mengontrol.
Statistik Inferensial ini mempelajari
tata cara penarikan kesimpulan
mengenai keseluruhan atau populasi
berdasarkan data atau gejala dan
peristiwa yang ada dalam suatu
penelitian.
KEGUNAAN STATISTIK
1. Memperoleh gambaran baik gambaran
secara khusus maupun gambaran
secara umum tentang suatu gejala,
keadaan atau peristiwa.
2. Mengikuti perkembangan atau pasang
surut mengenai gejala, keadaan atau
peristiwa tersebut dari waktu ke waktu.
3. Melakukan pengujian, apakah gejala
yang satu berbeda dengan gejala yang
lain ataukah tidak, jika terdapat
perbedaan itu merupakan perbedaan
yang berarti atau perbedaan itu terjadi
hanya secara kebetulan saja.
4. Mengetahui apakah yang satu ada
hubungannya dengan gejala lain.
5. Menyusun laporan yang berupa data
kuantitatif dengan teratur, ringkas dan
jelas.
6. Menarik kesimpulan secara logis,
mengambil keputusan secara tepat dan
mantap.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB I
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 6
DEFINISI, PENGGOLONGAN
DAN SIFAT DATA
STATISTIK
PENGERTIAN DATA STATISTIK
Data statistik adalah data yang berwujud
angka atau bilangan. Tapi tidak semua angka
atau bilangan merupakan data
statistik, karena untuk dapat disebut data-
data statistik angka itu harus memenuhi
persyaratan tertentu yaitu bahwa angka
tersebut haruslah menunjukkan suatu ciri
dari suatu penelitian yang bersifat agregatif
serta mencerminkan suatu kegiatan dalam
bilangan atau lapangan tertentu.
PENGGOLONGAN DATA STATISTIK
Penggolongan Data Statistik Berdasarkan
Sifatnya
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk bilangan atau dinyatakan
dalam bentuk angka. Apabila dilihat
dari nilainya, kita kenal ada 2 macam
data kuantitatif, yakni :
a. Data Diskrit yaitu data hasil
menghitung/membilang.
Contoh: UNISLA memiliki 20 ruang
belajar.
b. Data Kontinyu yaitu data hasil
mengukur.
Contoh: data berat dan tinggi
badan
2. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang
dinyatakan dalam bentuk sifat/atribut
(bukan angka). Misalnya profesi (guru,
mahasiswa), jenis kelamin (laki-laki,
perempuan), agama, dll.
Penggolongan Data Statistik Berdasarkan
Cara Menyusun Angkanya
1. Skala Nominal, yaitu skala yang hanya
mempunyai ciri-ciri dapat membedakan
atau mengklasifikasikan objek saja.
Misalkan: suatu produk dapat
dikelompokkan cacat dan tidak cacat,
jenis kelamin (laki-laki, perempuan),
jenis pekerjaan (PNS, ABRI, Swasta,
Wiraswasta).
2. Skala Ordinal, yaitu skala yang
mempunyai ciri-ciri dapat membedakan
dan juga mempunyai urutan (order),
dimana setiap klasifikasi objek atau
kategori pengukuran mempunyai
hubungan satu dengan yang lain.
Misalkan: klasifikasi sangat senang
lebih tinggi daripada senang, klasifikasi
senang lebih tinggi daripada tidak
senang.
3. Skala Interval, yaitu skala pengukuran
yang mempunyai cirri dapat
membedakan, mempunyai urutan dan
interval yang sama, tetapi tidak
mempunyai nilai nol mutlak. Misalnya
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB I
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 7
temperature: temperature 00 C tidak
berarti tidak ada temperature/suhu.
4. Skala Rasio, yaitu skala yang
mempunyai keempat ciri-ciri di atas
yaitu dapat membedakan, mempunyai
urutan, mempunyai jarak (interval) dan
mempunyai nilai nol sejati. Pengertian
nol sejati berarti jika suatu benda
beratnya adalah nol maka benda
tersebut tidak mempunyai berat.
Contoh rasio adalah skala untuk
mengukur berat, panjang, isi dan
sebagainya.
Penggolongan Data Statistik Berdasarkan
Bentuk Angkanya
1. Data Tunggal, adalah data statistik
yang masing-masing angkanya
merupakan satu unit (satu kesatuan)
dengan kata lain data tunggal ialah data
statistik yang angka-angkanya tidak
dikelompok-kelompokkan.
2. Data Kelompok, adalah data statistik
yang tiap-tiap unitnya terdiri dari
sekelompok angka.
Penggolongan Data Statistik Berdasarkan
Sumbernya
1. Data Primer, adalah data statistik yang
diperoleh atau bersumber dari tangan
pertama.
Ada beberapa cara untuk memperoleh
data primer yaitu dengan:
a. Wawancara yang dipandu dengan
daftar pertanyaan. Disini surveyor
(pengumpul data) bertanya secara
aktif atau mengarahkan
pertanyaan sesuai dengan panduan
dan responden hanya memberikan
jawaban.
b. Pengisian Angket (Kuesioner).
Berbeda dengan cara wawancara,
kalau pada pengisian angket,
surveyor pasif dan yang mengisi
daftar pertanyaan adalah
responden tanpa pengarahan dari
surveyor.
c. Pengamatan. Data dikumpulkan
berdasarkan pada hasil
pengamatan (observasi) saja.
d. Pengukuran secara langsung.
Pengumpulan data dengan cara
melakukan pengukuran dengan
alat dapat dilakukan
dilaboratorium atau di lapangan.
2. Data Sekunder, adalah data statistik
yang diperoleh atau bersumber dari
tangan kedua, misalnya dari buku,
jurnal, koran, penelitian sebelumnya dll.
Penggolongan Data Statistik Berdasarkan
Waktu Pengumpulannya
1. Data Seketika, adalah data statistik
yang mencerminkan keadaan pada satu
waktu saja.
2. Data Urutan Waktu, adalah data
statistik yang mencerminkan keadaan
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB I
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 8
atau perkembangan mengenai sesuatu
hal dari satu waktu ke waktu yang lain
secara berurutan. Data ini juga dikenal
dengan istilah historical data.
SIFAT DATA STATISTIK
1. Data statistik memiliki nilai relatif atau
nilai semu. Nilai relatif dari suatu angka
atau bilangan adalah nilai yang
ditunjukkan oleh angka atau bilangan
itu sendiri.
2. Data statistik memiliki nilai nyata dari
suatu angka atau nilai sebenarnya. Nilai
nyata dari suatu angka adalah daerah
tertentu dalam suatu deretan angka
yang diwakili oleh nilai relatif.
3. Data statistik memiliki batas bawah
relatif, batas atas relatif, batas bawah
nyata dan batas atas nyata.
4. Data statistik yang berbentuk data
kelompok memiliki nilai tengah. Yang
dimaksud dengan nilai tengah adalah
bilangan yang terletak di tengah-tengah
deretan bilangan tersebut.
5. Data statistik sebagai data angka dalam
proses penghitungannya tidak
menggunakan sistem pecahan
melainkan menggunakan sistem
desimal.
6. Data statistik sebagai data angka dalam
proses penghitunganya tidak
menggunakan sistem pembulatan
angka tertentu. Dalam hubungan ini
perlu dikemukakan bahwa walaupun
dalam pembulatan angka yang terletak
dibelakang tanda desimal tidak selalu
sama, namun pada dasarnya
pembulatan tersebut dilakukan sampai
dengan tiga buah angka dibelakang
angka desimal dengan catatan :
- Jika setelah tiga angka di belakang
tanda desimal terdapat bilangan
yang besarnya 50 atau kurang dari
50 maka dianggap 0.
- Jika setelah angka di belakang tanda
desimal terdapat bilangan yang
besarnya 51 atau lebih, maka
bilangan 51 atau bilangannya lebih
besar dari 51 itu dianggap sama
dengan satu dan bilangan 1
ditambahkan pada bilangan nomor 3
yang terletak di belakang tanda
desimal.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB II
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 9
BAB II
RUMUS UMUM
STATISTIK DASAR
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB II
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 10
RATA-RATA HITUNG
(MEAN)
KONSEP DAN DEFINISI
Rata – Rata Hitung (Mean) adalah ukuran
statistik kecenderungan terpusat
MANFAAT
Untuk mengetahui ukuran kecenderungan
pemusatan data. Misalnya untuk
menghitung rata – rata lama sekolah, rata-
rata jumlah kelompok binaan Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dsb
METODE PERHITUNGAN
Penghitungan rata-rata dilakukan dengan
menjumlahkan seluruh nilai data kemudian
dibagi dengan jumlah data tersebut.
Rumus umum Rata Hitung / Mean yaitu :
a) Rumus Rataan Hitung dari Data Tunggal
Keterangan :
xi = data ke i
n = jumlah data
b) Rumus Rataan Hitung Untuk Data yang
Disajikan Dalam Distribusi Frekuensi
Keterangan :
fixi = frekuensi untuk nilai xi yg bersesuaian
xi = data ke-i
c) Rumus Rataan Hitung Gabungan
Keterangan :
= rata- rata data ke i
ni = jumlah data ke-i
i = 1, 2, 3, …., k
INTERPRETASI
Misalnya nilai rata – rata lama sekolah di
Kabupaten Blitar tahun 2015 adalah 7,24
tahun artinya adalah rata – rata
penduduk bersekolah di Kabupaten
Blitar adalah 7 tahun 3 bulan atau
setingkat SMP
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB II
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 11
NILAI TENGAH
(MEDIAN)
KONSEP DAN DEFINISI
Median adalah nilai tengah dari data yang
telah disusun berurutan mulai dari yang
terkecil sampai dengan yang terbesar.
MANFAAT
Untuk mengetahui ukuran kecenderungan
pemusatan data yaitu nilai tengah dalam
kelompok data. Biasanya dipakai apabila
sebaran data terdapat nilai ekstrim sehingga
median lebih mewakili pemusatan data
daripada mean.
METODE PERHITUNGAN
Untuk mencari median, data harus
dikelompokan terlebih dahulu dari yang
terkecil sampai yang terbesar. Median
terletak pada data keberapa dapat dicari
dengan rumus umum sebagai berikut:
Median untuk jumlah data (n) ganjil
Median untuk jumlah data (n) genap
Keterangan:
Me = Median
n = jumlah data
x = nilai data
INTERPRETASI
Apabila dalam sekelompok data jumlah
datanya ganjil maka data diurutkan dari
yang terkecil sampai yang terbesar atau
yang terbesar sampai yang terkecil
Median dalam kelompok data akan
berada di nilai pengamatan yang tepat di
tengah-tengah
Apabila dalam sekelompok data jumlah
datanya genap maka data diurutkan dari
yang terkecil sampai yang terbesar atau
yang terbesar sampai yang terkecil
Median merupakan rata-rata kedua
pengamatan yang di tengah.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB II
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 12
MODUS
KONSEP DAN DEFINISI
Modus (Mode) adalah nilai yang sering
muncul pada suatu kelompok data dengan
kata lain nilai yang memiliki frekuensi
terbanyak dalam sekelompok data.
MANFAAT
Untuk mengetahui ukuran kecenderungan
pemusatan data yaitu nilai yang popular
(menjadi mode) atau sering muncul dalam
kelompok data. Biasanya dipakai apabila
sebaran data terdapat banyak data berulang
sehingga apabila modus lebih mewakili
pemusatan data daripada mean.
METODE PERHITUNGAN
a) Untuk data tunggal Modus bisa dicari
dengan melihat frekuensi terbanyak
dalam kelompok data
b) Modus untuk data yang disusun dalam
bentuk kelas interval (data berkelompok)
bisa ditentukan berdasarkan nilai tengah
kelas interval yang memiliki frekuensi
terbanyak.
Namun nilai yang dihasilkan dari nilai
tengah kelas interval ini adalah nilai yang
kasar. Nilai modus yang lebih halus bisa
diperoleh dengan menggunakan rumus
di bawah ini.
Keterangan :
Mo= modus
b = batas bawah kelas interval dengan
frekuensi terbanyak
p = panjang kelas interval
b1 = frekuensi terbanyak dikurangi
frekuensi kelas sebelumnya
b2 = frekuensi terbanyak dikurangi
frekuensi kelas sesudahnya
INTERPRETASI
Jika dalam suatu kelompok data memiliki
lebih dari satu nilai data yang sering
muncul maka sekumpulan data tersebut
memiliki lebih dari satu modus.
Sekelompok data yang memiliki dua
modus disebut dengan bimodal
Jika lebih dari dua modus disebut
multimodal.
Jika dalam sekelompok data tidak
terdapat satu pun nilai data yang sering
muncul, maka sekelompok data tersebut
dianggap tidak memiliki modus.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB II
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 13
JANGKAUAN (RANGE)
KONSEP DAN DEFINISI
Jangkauan atau Rentang (Range) adalah
selisih antara data dengan nilai yang
terbesar dengan data dengan nilai yang
terkecil tersebut.
MANFAAT
Untuk mengetahui rentang antara nilai
terbesar dengan nilai terkecil dalam suatu
kelompok data misalnya untuk mengetahui
rentang gaji pegawai pada suatu daerah,
rentang nilai ujian siswa dsb.
METODE PERHITUNGAN
Keterangan :
R = jangkauan / rentang / range
xmax = nilai terbesar
xmin = nilai terkecil
INTERPRETASI
Semakin tinggi nilai Jangkauan
mengindikasikan bahwa semakin tinggi
selisih antara nilai terbesar dengan nilai
terkecil dalam kelompok data.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB II
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 14
RASIO
KONSEP DAN DEFINISI
Rasio merupakan perbandingan antara 2
kuantitas yaitu kuantitas pembilang dan
kuantitas penyebut. Rasio bisa diartikan
sama dengan ‘’di banding dengan‘’. Kedua
kuantitas yang dibandingkan tidak harus
memiliki sifat / ciri yang sama. Rasio juga
bisa di artikan sebagai frekuensi relatif dari
suatu sifat tertentu dibandingkan dengan
frekuensi dari sifat lain.
MANFAAT
Digunakan sebagai perbandingan antara 2
kuantitas yang berbeda misalnya adalah
perbandingan antara guru yang tersedia
dengan jumlah murid, perbandingan antara
jumlah pasien dengan tenaga medis yang
tersedia dsb.
METODE PERHITUNGAN
Yaitu dengan membandingkan 2 kuantitas
pembilang dengan penyebut :
Keterangan :
numerator dan denumerator adalah 2
kuantitas yang ingin dicari perbandingannya
INTERPRETASI
Dapat menjelaskan perbandingan antara
kedua kuantitas yang berbeda.
Misalnya perbandingan antara jumlah
murid dengan guru yang tersedia adalah
1 : 10 artinya 1 orang guru harus bisa
mengajar 10 orang murid
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB II
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 15
PROPORSI
KONSEP DAN DEFINISI
Proporsi merupakan bentuk khusus dalam
perhitungan rasio. Dalam Proporsi
pembilang merupakan bagian dari
penyebut. Proporsi artinya jumlah /
frekuensi dari suatu sifat tertentu di
bandingkan dengan seluruh populasi
dimana sifat tersebut didapatkan.
MANFAAT
Digunakan sebagai perbandingan antara 2
kuantitas yang sama misalnya adalah
proporsi panjang jalan dalam kondisi baik,
proporsi jumlah siswa SMU yang
melanjutkan ke Perguruan Tinggi dsb
METODE PERHITUNGAN
Yaitu dengan membandingkan 2 kuantitas
pembilang dengan penyebut :
Keterangan :
X = pembilang(bagian dari penyebut)
Y = penyebut
INTERPRETASI
Nilai proporsi adalah :
0 < Proporsi <1
Misalnya proporsi panjang jalan dalam
kondisi baik di Kabupaten Blitar tahun
2017 adalah 0,344 artinya adalah bahwa
dari total panjang jalan di Kabupaetn
Blitar yang secara teknis dalam kondisi
baik adalah sebesar 0,34.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB II
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 16
PERSENTASE
KONSEP DAN DEFINISI
Persentase juga merupakan bentuk khusus
dalam perhitungan rasio. Dalam
perhitungannya sebenarnya hampir sama
dengan proporsi namun disajikan dalam
bentuk percent (perseratus).
MANFAAT
Digunakan sebagai perbandingan antara 2
kuantitas yang sama dalam percent
(perseratus) misalnya adalah persentase
jumlah koperasi yang aktif, angka
partisipasi angkatan kerja, tingkat
pengangguran terbuka dsb
METODE PERHITUNGAN
Yaitu dengan membandingkan 2 kuantitas
pembilang dengan penyebut dikali 100% :
Keterangan :
X = pembilang
Y = penyebut
INTERPRETASI
Misalnya adalah pada tahun 2015 jumlah
koperasi yang aktif sebesar 40% artinya
bahwa jumlah koperasi yang dalam
kategori aktif yaitu dalam dua tahun
terakhir melakukan RAT (Rapat Anggota
Tahunan) atau dalam satu tahun terakhir
melakukan kegiatan usaha dibandingkan
dengan jumlah seluruh koperasi di
Kabupaten Blitar adalah sebesar 40%.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB II
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 17
PERTUMBUHAN
KONSEP DAN DEFINISI
Pertumbuhan adalah suatu angka yang
menunjukkan kenaikan atau penurunan
nilai suatu obyek tertentu pada periode
berjalan atau periode bersangkutan
terhadap nilai obyek pada periode
sebelumnya.
MANFAAT
Untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan
/ penurunan nilai suatu obyek tertentu dan
seberapa besar kenaikan / penurunan
nilainya dibanding dengan periode
sebelumnya. Periode ini bisa bulanan.
tribulan, semester atau tahunan. Misalnya
adalah nilai laju pertumbuhan penduduk
pertahun, nilai pertumbuhan investasi
pertahun dsb.
METODE PERHITUNGAN
Adalah dengan rumus berikut :
Keterangan :
It = Indeks / nilai obyek pada periode ke -t
It-1 = Indeks / nilai obyek pada period
sebelumnya atau ke – (t-1)
INTERPRETASI
Jika angka ini bernilai nol (0) maka
artinya adalah nilai obyek tersebut pada
periode yang bersangkutan adalah sama
dengan periode sebelumnya (tidak ada
pertumbuhan)
Jika angka ini bernilai positif (+) artinya
adalah nilai obyek pada periode
bersangkutan adalah lebih besar
daripada periode sebelumnya (ada
pertumbuhan)
Jika angka ini bernilai negatif (‐) artinya
adalah nilai obyek pada periode yang
bersangkutan adalah lebih kecil daripada
periode sebelumnya (mengalami
penurunan)
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 18
BAB III
RUMUS TEMATIK
STATISTIK SEKTORAL
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 19
ANGKA MELEK HURUF
(AMH)
KONSEP DAN DEFINISI
Proprosi penduduk usia 15 tahun ke atas
yang mempunyai kemampuan membaca
dan menulis Huruf Latin dan huruf
lainnya, tanpa harus mengerti apa yang
dibaca/ditulisnya terhadap penduduk
usia 15 tahun ke atas.
MANFAAT
Untuk melihat pencapaian indikator
dasar yang telah dicapai oleh suatu
daerah, karena membaca merupakan
dasar utama dalam memperluas ilmu
pengetahuan. AMH merupakan indikator
penting untuk melihat sejauh mana
penduduk suatu daerah terbuka
terhadap pengetahuan.
METODE PERHITUNGAN
Keterangan:
= Angka melek huruf (15+) pd
tahun ke-t
= Angka buta huruf (15+) pd
tahun ke-t
= Jumlah penduduk melek huruf
(15+) pd tahun ke-t
= Jumlah penduduk buta huruf
(15+) pd tahun ke-t
= Jumlah penduduk (15+) pada
tahun ke-t
INTERPRETASI
Tingkat melek huruf yang tinggi (atau
tingkat buta huruf rendah)
menunjukkan adanya sebuah sistem
pendidikan dasar yang efektif dan/atau
program keaksaraan yang
memungkinkan sebagian besar
penduduk untuk memperoleh
kemampuan menggunakan kata‐kata
tertulis dalam kehidupan sehari‐hari
dan melanjutkan pembelajarannya.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 20
ANGKA PARTISIPASI KASAR
(APK)
KONSEP DAN DEFINISI
Angka Partisipasi Kasar (APK),
menunjukkkan partisipasi penduduk yang
sedang mengenyam pendidikan sesuai
dengan jenjang pendidikannya. Angka
Partisipasi Kasar (APK) merupakan
persentase jumlah penduduk yang sedang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan
(berapapun usianya) terhadap jumlah
penduduk usia sekolah yang sesuai dengan
jenjang pendidikan tersebut.
MANFAAT
APK digunakan untuk mengukur
keberhasilan program pembangunan
pendidikan yang diselenggarakan dalam
rangka memperluas kesempatan bagi
penduduk untuk mengenyam pendidikan.
APK merupakan indikator yang paling
sederhana untuk mengukur daya serap
penduduk usia sekolah di masing-masing
jenjang pendidikan.
METODE PERHITUNGAN
⁄
⁄
⁄
⁄
Keterangan :
PSD/MI/PaketA = jumlah penduduk yang
sekolah di SD/MI/PaketA
P7-12 = jumlah penduduk usia
7-12 tahun
PSMP/MTS/PaketB = jumlah penduduk yang
sekolah di
SMP/MTS/PaketB
P13-15 = jumlah penduduk usia
13-15 tahun
INTERPRETASI
APK yang tinggi menunjukkan tingginya
tingkat partisipasi sekolah, tanpa
memperhatikan ketepatan usia sekolah
pada jenjang pendidikannya. Jika nilai APK
mendekati atau lebih dari 100%
menunjukkan bahwa ada penduduk yang
sekolah belum mencukupi umur dan atau
melebihi umur yang seharusnya. Hal ini juga
dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut
mampu menampung penduduk usia sekolah
lebih daripada target yang sesungguhnya.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 21
ANGKA PARTISIPASI
MURNI (APM)
KONSEP DAN DEFINISI
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah
persentase jumlah anak pada kelompok usia
sekolah tertentu yang sedang bersekolah
pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan
usianya terhadap jumlah seluruh anak pada
kelompok usia sekolah yang bersangkutan
Bila APK digunakan untuk mengetahui
seberapa banyak penduduk usia sekolah
yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas
pendidikan di suatu jenjang pendidikan
tertentu tanpa melihat berapa usianya,
maka Angka Partisipasi Murni (APM)
mengukur proporsi anak yang bersekolah
tepat waktu.
MANFAAT
APK digunakan untuk mengukur proporsi
anak yang bersekolah tepat waktunya.
METODE PERHITUNGAN
APM pada suatu jenjang pendidikan
diperoleh dengan membagi jumlah siswa
atau penduduk usia sekolah yang sedang
bersekolah dengan jumlah penduduk
kelompok usia yang berkaitan dengan
jenjang sekolah tersebut.
⁄
⁄
Keterangan :
P7-12 SD = jumlah penduduk usia 7-12
tahun dijenjang SD
P7-12 = jumlah penduduk usia 7-12
tahun
P13-15SMP = jumlah penduduk usia 13-15
tahun dijenjang SMP
P13-15 = jumlah penduduk usia 13-15
tahun
INTERPRETASI
APM menunjukkan seberapa banyak
penduduk usia sekolah yang sudah dapat
memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai
dengan usia pada jenjang pendidikannya.
Bila seluruh anak usia sekolah dapat
bersekolah tepat waktu, maka APM akan
mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM
akan selalu lebih rendah dari APK karena
nilai APK mencakup anak diluar usia
sekolah pada jenjang pendidikan yang
bersangkutan. Selisih antara APK dan APM
menunjukkan proporsi siswa yang
terlambat atau terlalu cepat bersekolah.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 22
Keterbatasan APM adalah kemungkinan
adanya under estimate karena adanya siswa
diluar kelompok usia yang standar di tingkat
pendidikan tertentu. Contoh: Seorang anak
usia 6 tahun bersekolah di SD kelas 1 tidak
akan masuk dalam penghitungan APM
karena usianya lebih rendah dibanding
kelompok usia standar SD yaitu 7-12 tahun.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 23
RATA RATA LAMA
SEKOLAH (MYS)
KONSEP DAN DEFINISI
Jumlah tahun belajar penduduk usia 15
tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam
Pendidikan Formal (tidak termasuk tahun
yang mengulang). Untuk menghitung Rata‐
rata Lama Sekolah dibutuhkan informasi
tentang:
• Partisipasi sekolah
• Jenjang dan jenis pendidikan tertinggi
yang pernah/sedang diduduki
• Ijasah tertinggi yang dimiliki
• Tingkat/kelas tertinggi yang pernah/
sedang diduduki
MANFAAT
Untuk melihat kualitas penduduk dalam hal
mengenyam Pendidikan Formal.
METODE PERHITUNGAN
Rata‐rata Lama Sekolah untuk yang
partisipasi sekolahnya Masih Bersekolah
dan Tidak Bersekolah Lagi namun tidak
Tamat:
MYS = Tahun Konversi + Kelas Tertinggi yg
pernah diduduki -1
Rata‐rata Lama Sekolah untuk yang partisipasi sekolahnya Tidak Bersekolah Lagi namun sudah Tamat :
MYS = Tahun Konversi + Kelas Tertinggi yg pernah diduduki -1
Adapun Tahun Konversi dari Pendidikan
yang Ditamatkan adalah:
SD : 6 tahun
SMP : 9 tahun
SMU : 12 tahun
Diploma I : 13 tahun
Diploma II : 14 tahun
Akedemi/DIII : 15 tahun
Sarjana/DIV : 16 tahun
Pasca Sarjana : 18 tahun
Doktor : 21 tahun
INTERPRETASI
Tingginya angka Rata‐rata Lama Sekolah
(MYS) menunjukkan jenjang pendidikan
yang pernah/sedang diduduki oleh
seseorang. Semakin tinggi angka MYS maka
semakin lama/tinggi jenjang pendidikan
yang ditamatkannya.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 24
ANGKA PUTUS SEKOLAH (APTS)
KONSEP DAN DEFINISI
Proporsi anak menurut kelompok usia
sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi
atau yang tidak menamatkan suatu
jenjang pendidikan tertentu. Adapun
kelompok umur yang dimaksud adalah
kelompok umur 7‐12 tahun, 13‐15
tahun.
MANFAAT
Untuk mengukur kemajuan
pembangunan di bidang pendidikan dan
untuk melihat keterjangkauan
pendidikan maupun pemerataan
pendidikan pada masing‐masing
kelompok umur (7‐12, 13‐15)
METODE PERHITUNGAN
Angka putus sekolah kelompok umur 7‐
12 tahun
( )
Angka putus sekolah kelompok umur
13‐ 15 tahun
( )
Keterangan:
P7-12(PTS) = Jumlah penduduk usia 7‐ 12
tahun yang putus sekolah
pada tingkat dan jenjang
SD/MI.
P13-15(PTS) = Jumlah penduduk usia 13-15
tahun yang putus sekolah
dijenjang SMP/MTs
P7-12 = Jumlah penduduk usia 7‐12
tahun pada tingkat yang sama
dan jenjang SD/MI pada tahun
ajaran sebelumnya.
P13-15 = Jumlah penduduk usia 13‐15
tahun pada tingkat yang sama
dan jenjang SMP/MTS pada
tahun ajaran sebelumnya.
INTERPRETASI
Semakin tinggi angka putus sekolah
menggambarkan kondisi pendidikan
yang tidak baik dan tidak merata. Begitu
sebaliknya jika angka putus sekolah
semakin kecil maka kondisi pendidikan
di suatu wilayah semakin baik.
Contoh 10,11% berati secara rata‐rata
dari 100 anak usia 7‐12 tahun yang
sedang atau pernah bersekolah terdapat
10 sampai 11 anak yang putus sekolah
dan lebih cenderung 10 anak yang putus
sekolah.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 25
ANGKA KELULUSAN
(AL)
KONSEP DAN DEFINISI
Proporsi anak menurut kelompok usia
sekolah yang menamatkan suatu jenjang
pendidikan tertentu. Adapun jenjang
kelulusan yang diukur adalah jenjang
SD/MI dan SMP/MTS
MANFAAT
Untuk mengukur kemajuan
pembangunan di bidang pendidikan dan
untuk melihat tingkat keberhasilan
siswa dalam mencapai kelulusannya.
METODE PERHITUNGAN
Angka kelulusan sekolah kelompok
jenjang SD/MI
Angka kelulusan sekolah kelompok
jenjang SMP/MTS
INTERPRETASI
Angka kelulusan sebagai pengendalian
mutu pendidikan secara nasional
sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan. Semakin
tinggi angka kelulusan menggambarkan
keberhasilan pendidikan pada jenjang
tersebut.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 26
ANGKA HARAPAN HIDUP
(AHH)
KONSEP DAN DEFINISI
Angka Harapan Hidup pada suatu umur
x adalah rata‐rata tahun hidup yang
masih akan dijalani oleh seseorang yang
telah berhasil mencapai umur x, pada
suatu tahun tertentu, dalam situasi
mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya.
MANFAAT
Angka Harapan Hidup merupakan alat
untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya. Angka Harapan Hidup yang
rendah di suatu daerah harus diikuti
dengan program pembangunan
kesehatan, dan program sosial lainnya
termasuk kesehatan lingkungan,
kecukupan gisi dan kalori termasuk
program pemberantasan kemiskinan.
METODE PERHITUNGAN
Idealnya Angka Harapan Hidup
dihitung berdasarkan Angka Kematian
Menurut Umur (Age Specific Death
Rate/ASDR) yang datanya diperoleh
dari catatan registrasi kematian secara
bertahun‐ tahun sehingga
dimungkinkan dibuat Tabel Kematian.
INTERPRETASI
Angka Harapan Hidup yang terhitung
untuk Indonesia dari Sensus Penduduk
Tahun 1971 adalah 47,7 tahun. Artinya
bayi‐bayi yang dilahirkan menjelang
tahun 1971 (periode 1967‐1969) akan
dapat hidup sampai 47 atau 48
tahun.Tetapi bayi‐bayi yang dilahirkan
menjelang tahun 1980 mempunyai usia
harapan hidup lebih panjang yakni 52,2
tahun, meningkat lagi menjadi 59,8
tahun untuk bayi yang dilahirkan
menjelang tahun 1990, dan bagi bayi
yang dilahirkan tahun 2000 usia
harapan hidupnya mencapai 65,5
tahun. Peningkatan Angka Harapan
Hidup ini menunjukkan adanya
peningkatan kehidupan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia selama
tiga puluh tahun terkahir dari
tahun1970‐an sampai tahun 2000.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 27
RASIO RUMAH SAKIT PER
SATUAN PENDUDUK
KONSEP DAN DEFINISI
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
menunjukkan jumlah rumah sakit per
10.000 penduduk.
MANFAAT
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
dapat digunakan untuk mengukur
ketersediaan fasilitas rumah sakit
berdasarkan jumlah penduduk di suatu
wilayah.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Rasio dengan
membandingkan jumlah rumah sakit dengan
jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu
dengan rumus sebagai berikut
INTERPRETASI
Nilai rasio rumah sakit per satuan penduduk
yang tinggi menunjukkan tingginya
ketersediaan fasilitas rumah sakit per
10.000 orang penduduknya. Begitupun
sebaliknya jika nilai rasio rumah sakit
persatuan penduduk rendah menunjukkan
kurangnya ketersediaan fasilitas rumah
sakit per 10.000 orang penduduknya. Nilai
rasio ini dapat digunakan sebagai acuan
pengambilan kebijakan dalam rangka
penyelenggaraan fasilitas kesehatan di suatu
wilayah bagi penduduknya.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 28
CAKUPAN PERTOLONGAN
PERSALINAN OLEH TENAGA
KESEHATAN YG MEMILIKI
KOMPETENSI KEBIDANAN
KONSEP DAN DEFINISI
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan menunjukkan jumlah ibu bersalin
yang mendapat pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
menghitung seberapa besar ketersediaan
fasilitas kesehatan khususnya kebidanan di
suatu wilayah tertentu, selain itu untuk
menilai tingkat kesadaran penduduk dalam
hal persalinan karena disuatu wilayah
tertentu masih banyak ditemukan
persalinan yang dibantu oleh dukun
bersalin.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Proporsi dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yg memiliki kompetensi
kebidanan
jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh
tenaga kesehatan disuatu wilayah pada
suatu waktu tertentu
jumlah seluruh kelahiran disuatu wilayah
pada suatu waktu tertentu
INTERPRETASI
Setiap wilayah kerja pasti menargetkan
100% untuk nilai cakupan ini. Namun pada
kenyataannya banyak faktor yang
menyebabkan target ini tidak tercapai
karena ada berbagai macam faktor yang
mempengaruhi misalnya persalinan yang
dibantu oleh dukun bersalin, kurang
tertibnya administrasi pencatatan ibu hamil
yang melahirkan didaerah lain dsb.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 29
PROPORSI PANJANG JALAN
DALAM KONDISI BAIK
KONSEP DAN DEFINISI
Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik
ini membandingkan jumlah panjang jalan
dalam kondisi baik dengan jumlah seluruh
panjang jalan disuatu wilayah tertentu.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan
mengidentifikasi kualitas jalan dari
keseluruhan panjang jalan. Dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan
keputusan dalam perencanaan peningkatan
infrastruktur di suatu wilayah tertentu.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Proporsi dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
PPJKB = proporsi panjang jalan dalam
kondisi baik pada suatu wilayah
tertentu
PJKB = panjang jalan dalam kondisi baik
pada suatu wilayah tertentu
PJS = panjang jalan seluruhnya pada
suatu wilayah tertentu
INTERPRETASI
Kinerja jaringan jalan berdasarkan kondisi
dapat diketegorikan dengan terminologi
baik, sedang, sedang rusak, rusak dan rusak
berat dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Kondisi baik (B) adalah semua ruas jalan
dimana permukaan perkerasan, bahu
jalan dan saluran samping dalam kondisi
baik menurut kriteria teknis (tingkat
kerusakan ≤ 6%)
2. Kondisi sedang (S) adalah semua ruas
jalan dimana permukaan perkerasan,
bahu jalan dan saluran samping dalam
kondisi sedang menurut kriteria teknis
(tingkat kerusakan 6 s/d 10%)
3. Kondisi sedang rusak (SR) adalah semua
ruas jalan dimana permukaan
perkerasan, bahu jalan dan saluran
samping dalam kondisi sedang menuju
rusak menurut kriteria teknis (tingkat
kerusakan 10 s/d 16%)
4. Kondisi rusak (R) adalah semua ruas
jalan dimana permukaan perkerasan,
bahu jalan dan saluran samping dalam
kondisi rusak menurut kriteria teknis
(tingkat kerusakan 16 s/d 20%)
5. Kondisi rusak berat (RB) adalah semua
ruas jalan dimana permukaan
perkerasan, bahu jalan dan saluran
samping dalam kondisi rusak berat
menurut kriteria teknis (tingkat
kerusakan >20%)
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 30
RUMAH TANGGA
BERSANITASI
KONSEP DAN DEFINISI
Rumah tangga bersanitasi sekurang
kurangnya memiliki akses untuk
memperoleh layanan sanitasi dasar. Sanitasi
dasar yang dimaksud berupa sarana air
bersih, jamban keluarga, sarana
pembuangan air limbah serta sarana
pembuangan sampah secara sehat.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
mengukur kesadaran masyarakat dalam
menyelenggarakan rumah tangga yang sehat
yaitu rumah tangga yang memiliki akses
layanan sanitasi dasar.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Persentase dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
RTB = rumah tangga bersanitasi
JRTB = jumlah rumah tangga bersanitasi
JRT = jumlah rumah tangga seluruhnya
INTERPRETASI
Nilai persentase rumah tangga bersanitasi
menunjukkan jumlah rumah tangga yang
telah menyediakan sarana sanitasi dasar
pada setiap rumahnya. Semakin tinggi
persentase RTB nya maka semakin banyak
rumah tangga yang telah bersanitasi dan
menunjukkan semakin sadar masyarakat
dalam menyelenggarakan rumah tangga
yang sehat.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 31
PERSENTASE PENDUDUK
BERAKSES AIR MINUM
KONSEP DAN DEFINISI
Syarat air minum menurut Kementrian
Kesehatan adalah tidak berasa, tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak
mengandung logam berat. Walaupun air dari
sumber alam dapat diminum oleh manusia,
terdapat resiko bahwa air ini telah tercemar
oleh bakteri (misalnya Escherichia Coli) atau
zat – zat berbahaya.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
mengukur persentase penduduk berakses
air minum.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Persentase dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
PPBAM = persentase penduduk berases air
minum
JPBAM = jumlah penduduk berakses air
minum
JP = jumlah penduduk
INTERPRETASI
Nilai persentase penduduk berakses air
minum menunjukkan proporsi penduduk
yang mendapatkan akses air minum
terhadap jumlah penduduk secara
keseluruhan.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 32
RASIO IJIN TRAYEK
KONSEP DAN DEFINISI
Ijin trayek adalah ijin untuk mengangkut
orang dengan mobil bus dan atau mobil
penumpang umum pada jaringan trayek.
Trayek adalah lintasan kendaraan umum
untuk pelayanan jasa angkutan orang
dengan mobil bus yag mempunyai asal dan
tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan
jadwal tetap maupun tidak berjadwal.
Jaringan trayek adalah kumpulan dari
trayek – trayek yang menjadi satu kesatuan
jaringan pelayanan angkutan orang.
Jaringan trayek terdiri atas :
Jaringan trayek lintas batas Negara;
Jaringan trayek antar kota antar propinsi
Jaringan trayek antar kota dalam
propinsi
Jaringan trayek perkotaan
Jaringan trayek pedesaan
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
mengukur ketersediaan jaringan trayek
dalam mengangkut penduduk pada suatu
wilayah tertentu.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Rasio dengan rumus sebagai
berikut :
Keterangan :
RIT = rasio ijin trayek
INTERPRETASI
Nilai rasio ijin trayek ini menunjukkan
perbandingan antara ijin trayek yaitu ijin
untuk mengangkut orang dengan mobil bus
dan atau mobil penumpang umum dengan
jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 33
PERSENTASE KEPEMILIKAN
KTP
KONSEP DAN DEFINISI
Persyaratan seorang penduduk memiliki
KTP adalah setiap penduduk yang telah
berusia 17 tahun atau belum berusia 17
tahun tetapi sudah kawin atau pernah kawin
berhak mendapatkan KTP.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
mengukur persentase penduduk yang sudah
memiliki KTP.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Persentase dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
PKKTP = persentase penduduk memiliki
KTP
JPK = jumlah penduduk usia ≥17 yg ber
KTP
JP = jumlah penduduk usia ≥17 atau
telah menikah
INTERPRETASI
Nilai persentase kepemilikan KTP
menunjukkan indikator tertib administrasi
kependudukan suatu daerah. Semakin
mendekati 100% menunjukkan kesadaran
masyakarat dalam pengurusan data pribadi
semakin tinggi.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 34
PARTISIPASI PEREMPUAN
DI LEMBAGA PEMERINTAH
KONSEP DAN DEFINISI
Partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah adalah menunjukkan proporsi
perempuan yang bekerja pada lembaga
pemerintah terhadap jumlah seluruh
pekerja perempuan.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
mengukur mengetahui peran aktif
perempuan di lembaga pemerintah.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Persentase dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
PPLP = persentase pekerja perempuan di
lembaga pemerintah
JPLP = jumlah pekerja perempuan di
lembaga pemerintah
JPP = jumlah pekerja perempuan
INTERPRETASI
Nilai partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah menunjukkan menunjukkan
proporsi perempuan yang bekerja pada
lembaga pemerintah terhadap jumlah
seluruh pekerja perempuan pada suatu
wilayah tertentu.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 35
RATA – RATA JUMLAH
ANAK PER KELUARGA
KONSEP DAN DEFINISI
Salah satu indikator keberhasilan keluarga
berencana adalah penurunan rata – rata
jumlah anak perkeluarga.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
mengukur keberhasilan program
pemerintah yaitu program KB (keluarga
berencana) dimana setiap keluarga memiliki
2 anak saja.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Rata – rata dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
RJAK = rata – rata jumlah anak per
keluarga
INTERPRETASI
Nilai rata rata jumlah anak perkeluarga ini
adalah dengan membagi jumlah anak
dengan jumlah keluarga pada suatu wilayah
tertentu. Apabila nilai ≈ 2 maka dapat
dikatakan bahwa program keluarga
berancana 2 anak ukup telah berhasil.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 36
PERSENTASE KOPERASI
AKTIF
KONSEP DAN DEFINISI
Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar asas kekeluargaan. Koperasi aktif
adalah koperasi yang dalam dua tahun
terakhir mengadakan RAT (Rapat Anggota
Tahunan) atau koperasi yang dalam tahun
terakhir melakukan kegiatan usaha.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui persentase jumlah koperasi
yang masih aktif.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Persentase dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
PKA = persentase koperasi aktif
JKA = jumlah koperasi aktif pada suatu
wilayah tertentu
JK = jumlah seluruh koperasi pada suatu
wilayah tertentu
INTERPRETASI
Nilai persentase koperasi aktif
menunjukkan minat masyarakat dalam
aktivitas koperasi. Semakin tinggi nilai
persentase tersebut menunjukkan semakin
tinggi minat masyarakat. Sebaliknya apabila
semakin rendah maka perlu membuat
program guna meningkatkan kembali minat
masyarakat untuk menggalakkan koperasi.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 37
RASIO JUMLAH PAMONG
PRAJA PER 10.000
PENDUDUK
KONSEP DAN DEFINISI
Rasio jumlah pamong praja menggambarkan
kapasitas pemerintah daerah dalam
memelihara dan menyelenggarakan
ketentraman dan ketertiban umum,
menegakkan Peraturan Daerah dan
Keputusan Kepala Daerah.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
menghitung rasio atau membandingkan
jumlah pamong praja terhadap jumlah
penduduk.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Rasio dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan :
Rasio PP = rasio jumlah pamong praja
per 10.000 penduduk
Jumlah PP = jumlah pamong praja
INTERPRETASI
Polisi pamong praja adalah aparatur
pemerintah daerah yang melaksanakan
tugas Kepala Daerah dalam memelihara dan
menyelenggarakan ketentraman dan
ketertiban umum, menegakkan perda dan
keputusan Kepala Daerah.
Jumlah pamong praja dihitung dari jumlah
aparatur pada satuan polisi pamong praja
yang ditetapkan tugas pokok dan fungsinya
berdasarkan peraturan perundang –
undangan.
Semakin besar rasio jumlah pamong praja
maka akan semakin besar ketersediaan
polisi pamong praja yang dimiliki
pemerintah daerah dalam memberikan
pelayanan penunjang penyeenggaraan
pemerintah daerah.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 38
RASIO WARTEL/WARNET
TERHADAP PENDUDUK
KONSEP DAN DEFINISI
Rasio wartel / warnet adalah jumlah wartel
/ warnet per 1.000 orang penduduk.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
menghitung ketersediaan wartel / warnet
per 1.000 orang penduduk.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Rasio dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan :
Rasio WW = rasio jumlah warnet /
warnet per 1.000
penduduk
Jumlah PP = jumlah wartel / warnet
INTERPRETASI
Wartel / warnet adalah tempat usaha
komersial yang dimiliki oleh perorangan
atau badan hokum yang memberikan jasa
sambungan telekomunikasi kepada
masyarakat dan akan menerima
pembayaran dari konsumen secara langsung
setelah jasa diberikan.
Semakin besar rasio wartel / warnet per
1000 penduduk akan menggambarkan
semakin besar ketersediaan faslits jaringan
internet dan fasilitas jaringan komunikasi
data sebagai pelayanan penunjang dalam
menyelenggarakan pemerintah daerah.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 39
PMKS YANG MEMPEROLEH
BANTUAN SOSIAL
KONSEP DAN DEFINISI
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) adalah seseorang, keluarga atau
kelompok masyarakat yang karena suatu
hambatan, kesulitan, atau gangguan tidak
dapat melaksanakan fungsi sosialnya
sehingga tidak terpenuhi kebutuhan
hidupnya baik jasmani, rohani, maupun
sosial secara memadai dan wajar.
Hambatan, kesulitan, atau gangguan
tersebut dapat berupa kemiskinan,
ketelantaran, kecacatan, ketunaan sosial,
keterbelakangan, keterasingan /
ketertinggalan, dan bencana alam maupun
bencana sosial.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
mengukur persentase PMKS yang telah
mendapatkan bantuan sosial.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Persentase dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
PPMKS = persentase PMKS yang telah
memperoleh bantuan sosial
JPMKSBS = jumlah PMKS yang telah
mendapatkan bantuan sosial
JPMKS = jumlah PMKS seluruhnya yang
terdata
INTERPRETASI
Nilai presentase PMKS yang memperoleh
batuan sosial menunjukkan seberapa besar
proporsi jumlah PMKS yang telah
mendapatkan bantuan sosial dibandingkan
dengan jumlah PMKS seluruhnya. Nilai ini
dapat digunakan sebagai acuan dalam
kebijakan pemerintah daerah dalam
Penanganan para Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang
seharusnya menjadi salah satu program
prioritas pemerintah. Hal ini tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009
tentang Kesejahteraan Sosial.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL BAB III
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 40
TINGKAT PARTISIPASI
ANGKATAN KERJA (TPAK)
KONSEP DAN DEFINISI
Persentase angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja.
MANFAAT
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk
melihat penduduk yang potensial untuk
dapat memproduksi barang dan jasa.
METODE PERHITUNGAN
Dalam perhitungannya menggunakan rumus
statistik dasar Persentase dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
TPAK = tingkat partisipasi angkatan
kerja
JAK = jumlah angkatan kerja (bekerja
dan menganggur)
JPUK = jumlah penduduk usia kerja
INTERPRETASI
Semakin tinggi TPAK menunjukkan semakin
besar bagian dari penduduk usia kerja yang
sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk
terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu
memproduksi barang dan jasa, dalam kurun
waktu tertentu. Dari data SP 2000 terlihat
bahwa penduduk yang berusia 15‐19 tahun
memiliki TPAK yang terendah sedangkan
mereka yang berusia 45‐49 tahun memiliki
TPAK yang tertinggi.
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL DP
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 i i i
DAFTAR PUSTAKA
Bappeda Kabupaten Blitar. 2016. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021;
Badan Pusat Statistik. (2000). Statistik Indikator Kota dan Kabupaten. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.;
Badan Pusat Statistik. (2011). Ensiklopedia Indikator. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2016). Statistik Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2016). Daerah Dalam Angka. Blitar: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2016). PDRB Kabupaten / Kota di Indonesia 2011 - 2015. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Menteri Dalam Negeri RI. 2010. Lampiran Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pengolahan Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah;
Wikipedia. (2010). PMKS. Dipetik November 19, 2010, dari Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/PMKS.
Wikipedia. (2010). Prevalance. Dipetik Desember 13, 2010, dari Wikipedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Prevalence
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL LP I
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 i v
LAMPIRAN I
INDIKATOR KINERJA SASARAN
RPJMD KABUPATEN BLITAR
TAHUN 2016 - 2021
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
Tabel 5.2
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran RPJMD Kabupaten Blitar 2016-2021
VISI: “MENUJU KABUPATEN BLITAR LEBIH SEJAHTERA, MAJU DAN BERDAYA SAING”
TUJUAN INDIKATOR
KINERJA TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN KONDISI AWAL TARGET INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Misi I: Meningkatkan Taraf Kehidupan Masyarakat
1. Meningkatkan
derajat ekonomi
masyarakat
1. Pertumbuhan
ekonomi (%)
2. Indeks Gini
1. Menurunnya
angka kemiskinan a. Angka Kemiskinan
(%) 10,22 10-10,22 9,7-9,9 9,5-9,7 9,3-
9,5 9,1-9,3 ≤ 9
b. Pendapatan per
kapita (juta
rupiah)
23,39*) 25,97 28,24 30,8 33,72 37,31 40,35
c. Tingkat
pengangguran
terbuka (%)
2,79 2,78 2,77 2,75 2,73 2,71 2,70
2. Meningkatnya
cakupan dan
kualitas layanan
infrastruktur
PersentaseCakupan
Layanan Infrastruktur
(Jalan, Irigasi, Air
Minum, Sanitasi)
N/A 75,86 78,49 81,92 86,20 91,51 96,74
Misi II: Memantapkan Kehidupan Masyarakat Berlandaskan Nilai-Nilai Keagamaan (Religius), Kearifan Lokal dan Hukum 2. Menciptakan
suasana kehidupan yang aman dan kondusif
Angka kriminalitas yang tertangani (%)
3. Terwujudnya stabilitas wilayah
a. Persentase penanganan konflik (%)
100 100 100 100 100 100 100
b. Persentase penegakan PERDA
(%)
95 95 95 95 100 100 100
Misi III: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) 3. Mewujudkan
SDM yang berdaya saing
Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
4. Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan masyarakat
Indeks Pendidikan 0,57 0,57 0,58 0,58 0,59 0,60 0,60
5. Meningkatnya cakupan layanan dan kualitas kesehatan masyarakat
Indeks Kesehatan 0,81 0,82 0,82 0,83 0,83 0,84 0,84
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
VISI: “MENUJU KABUPATEN BLITAR LEBIH SEJAHTERA, MAJU DAN BERDAYA SAING”
TUJUAN INDIKATOR
KINERJA TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN KONDISI AWAL TARGET INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
6. Meningkatnya
kualitas kehidupan
sosial masyarakat
yang mendukung
pengarusutamaan
gender dan
perlindungan anak
IndeksPemberdayaan
Gender 75,53 75,53 75,98 76,44 76,90 77,36 77,82
Misi IV: Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik 4. Mewujudkan
pemerintahan
daerah yang
efektif, efisien,
dan akuntabel
Indeks Reformasi
Birokrasi 7. Meningkatnya
efektifitas dan
efisiensi serta
akuntabilitas
kinerja pemerintah
daerah
a. Nilai SAKIP C CC CC B BB BB BB b. Peringkat
Penilaian LPPD se-
Jawa Timur
36 besar 30 besar 30
besar 30
besar 25
besar 25
besar 20
besar
c. Opini BPK WDP WDP WDP WDP WTP WTP WTP
8. Meningkatnya
kualitas pelayanan
publik
Predikat Nilai Survey
Kepuasan Masyarakat
Terhadap Layanan
Publik
Sedang Baik Baik Baik Baik Sangat
Baik Sangat
Baik
Misi V: Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat Dan Usaha Ekonomi Masyarakat yang Memiliki Daya Saing 5. Mengembangkan
ekonomi
kerakyatan
dengan
penguatan
Sistem Inovasi
Daerah (SIDa)
dan memperhatikan
daya dukung
lingkungan
PDRB ADHB
(Triliun Rupiah) 9. Meningkatnya
produktivitas usaha
masyarakat,
koperasi, UMKM
berbasis pertanian
dan pariwisata
a. Kontribusi sektor
Perdagangan
terhadap PDRB
(%)
17,01*) 17,08 17,51 18,01 18,51 19,01 19,51
b. Kontribusi sektor Industri terhadap
PDRB (%)
12,86*) 13,04 13,36 13,86 14,36 14,86 15,36
c. Kontribusi
pertanian terhadap PDRB (%)
35,89*) 35,76 35,63 35,56 35,43 35,32 35,21
d. JumlahPAD dari sektor pariwisata
(Rp)
1.557.115.
000 2.549.656.
000 2.804.620.
000 3.085.08
0.000 3.393.59
0.000 3.732.95
0.000 4.106.24
0.000
10. Meningkatnya
pelayanan
perijinan
Predikat IKM Layanan
Perijinan Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik
11. Efektifnya pemanfaatan
a. Persentase ketaatan terhadap
75 77 79 80 82 84 85
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
VISI: “MENUJU KABUPATEN BLITAR LEBIH SEJAHTERA, MAJU DAN BERDAYA SAING”
TUJUAN INDIKATOR
KINERJA TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN KONDISI AWAL TARGET INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
ruang dan
lingkungan RTRW (%)
b. Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup
(IKLH)
66,31 66,7 67 68 69 70 71
Misi VI: Meningkatkan Pembangunan Berbasis Desa dan Kawasan Perdesaan 6. Meningkatkan
kemandirian
desa
Indeks Desa
Membangun 12. Meningkatnya
kualitas
pembangunan
desa
Persentase desa
tertinggal (%) 22,7 20,45 16,36 11,81 7,27 3,64 0
Catatan: *) data sementara bersumber dari BPS Kabupaten Blitar
MODUL STATISTIK DASAR DAN METODE PERHITUNGAN STATISTIK SEKTORAL LP II
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BLITAR 2017 v
LAMPIRAN II
INDIKATOR KINERJA DAERAH
(IKD) RPJMD KABUPATEN
BLITAR TAHUN 2016 - 2021
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-2
Tabel 9.1
Indikator Kinerja Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021
INDIKATOR KINERJA TUJUAN
TARGET IK
TUJUAN
(2021)
INDIKATOR KINERJA SASARAN
KONDISI AWAL TARGET INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Misi I: Meningkatkan Taraf Kehidupan Masyarakat
1. Pertumbuhan
ekonomi (%)
2. Indeks Gini
> 5,5
≤ 0,3
a. Angka Kemiskinan (%) 10,22 10-10,22 9,7-9,9 9,5-9,7 9,3-9,5 9,1-9,3 ≤ 9
b. Pendapatan per
kapita (juta rupiah) 23,39*) 25,97 28,24 30,8 33,72 37,31 40,35
c. Tingkat pengangguran terbuka (%)
2,79 2,78 2,77 2,75 2,73 2,71 2,70
Persentase Cakupan Layanan Infrastruktur
(Jalan, Irigasi, Air
Minum, Sanitasi)
N/A 75,86 78,49 81,92 86,20 91,51 96,74
Misi II: Memantapkan Kehidupan Masyarakat Berlandaskan Nilai-Nilai Keagamaan (Religius), Kearifan Lokal dan Hukum
Angka kriminalitas yang tertangani (%)
100% a. Persentase penanganan konflik
(%)
100 100 100 100 100 100 100
b. Persentase penegakan PERDA (%)
95 95 95 95 100 100 100
Misi III: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
> 70 Indeks Pendidikan 0,57 0,57 0,58 0,58 0,59 0,60 0,60
Indeks Kesehatan 0,81 0,82 0,82 0,83 0,83 0,84 0,84
Indeks Pemberdayaan Gender
75,53 75,53 75,98 76,44 76,90 77,36 77,82
Misi IV: Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Indeks Reformasi
Birokrasi > 80 a. Nilai SAKIP C CC CC B BB BB BB
b. Peringkat Penilaian
LPPD se-Jawa Timur 36 besar 30 besar 30 besar 30
besar 25
besar 25 besar 20 besar
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-3
INDIKATOR
KINERJA TUJUAN TARGET
IK
TUJUAN
(2021)
INDIKATOR KINERJA SASARAN
KONDISI AWAL TARGET INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
c. Opini BPK WDP WDP WDP WDP WTP WTP WTP Predikat Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
Terhadap Layanan Publik
Sedang Baik Baik Baik Baik Sangat Baik
Sangat Baik
Misi V: Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat Dan Usaha Ekonomi Masyarakat yang Memiliki Daya Saing PDRB ADHB (Triliun Rupiah)
> 47 a. Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB (%)
17,01*) 17,08 17,51 18,01 18,51 19,01 19,51
b. Kontribusi sektor
Industri terhadap
PDRB (%)
12,86*) 13,04 13,36 13,86 14,36 14,86 15,36
c. Kontribusi pertanian terhadap PDRB (%)P
35,89*) 35,76 35,63 35,56 35,43 35,32 35,21
d. Jumlah PAD dari
sektor pariwisata (Rp) 1.557.115.
000 2.549.656
.000 2.804.620
.000 3.085.080
.000 3.393.590
.000 3.732.950
.000 4.106.240.
000
Predikat IKM Layanan
Perijinan Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik
a. Persentase ketaatan
terhadap RTRW (%) 75 77 79 80 82 84 85
b. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
(IKLH)
66,31 66,7 67 68 69 70 71
Misi VI: Meningkatkan Pembangunan Berbasis Desa dan Kawasan Perdesaan Indeks Desa
Membangun 0,75 Persentase desa
tertinggal (%) 22,7 20,45 16,36 11,81 7,27 3,64 0
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-4
Tabel 9.2
Indikator Kinerja Otonomi Daerah Kabupaten Blitar pada Aspek Kesejahteraan Masyarakat
No.
Fokus/Bidang Urusan/ Indikator
Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi
Kinerja pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(2021) 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
I. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1.1 Pertumbuhan PDRB 5,05 5,05-5,25 5,25-5,4 5,4-5,6 5,6-5,7 5,6-5,7 5,6-5,7 5,6-5,7
1.2 Laju Inflasi 1,71 3-5 3-5 3-5 3-5 3-5 3-5 3-5
1.3 PDRB per kapita (Juta Rp.) 23,39 25,97 28,24 30,8 33,72 37,31 40,35 >40
1.4 Indeks Gini 0,33 0,32 0,32 0,31 0,31 0,3 0,3 ≤0,3
1.5 Persentase penduduk diatas garis
kemiskinan (%)
89,78
89,78-90
90-90,1
90,1-90,2
90,2-90,3
90,3-90,4
>90,4
>90,4
1.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 68,13 68,13-68,5 68,5-68,75 68,75-69 69-69,5 69,5-70 >70 >70
1.7 Persentase Angka kriminalitas yang tertangani (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
II. Kesejahteraan Masyarakat
1. Pendidikan
1.1 Angka Melek huruf (%) 98 98 98 99 99 99 99 99
1.2 Angka rata-rata lama sekolah (tahun) 7,24 7,5 7,6 7,6 7,7 7,7 8 8
1.3 Angka Partisipasi Kasar
- Jenjang SD/MI dan Paket A 99 99 100 100 100 100 100 100
- Jenjang SMP/MTs dan Paket B 99 99 100 100 100 100 100 100
- Jenjang SMA/SMK/MA 41 42 42 45 46 48 50 50
1.4 Angka Partisipasi Murni
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-5
No.
Fokus/Bidang Urusan/ Indikator
Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi
Kinerja pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
- Jenjang SD/MI 99 99 99 100 100 100 100 100
- Jenjang SMP/MTs 84 85 86 88 88 89 90 90
- Jenjang SMA/SMK/MA 40 41 41 42 43 44 45 45
2. Kesehatan
2.1 Angka Kematian Bayi/ 1000 KH 10,5 10,45 10,4 10,3 10,2 10,1 10 10
2.2 Angka Harapan Hidup (tahun) 72,8 72,9 73 73,1 73,3 73,4 73,5 > 73
2.3 Prevalensi Balita Gizi Buruk (%) 1,2 1,18 1,17 1,16 1,15 1,14 1,13 1,13
III. Seni Budaya dan Olahraga
1. Kebudayaan
1.1 Jumlah grup kesenian 245 245 252 265 278 281 295 295
1.2 Jumlah gedung 1 1 1 1 1 1 1 1
2. Pemuda dan Olahraga
2.1 Jumlah klub olahraga 616 623 646 678 711 746 783 783
2.2 Jumlah sarana/gedung olahraga 444 444 444 444 444 444 444 444
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-6
Tabel 9.3
Indikator Kinerja Otonomi Daerah Kabupaten Blitar
pada Aspek Layanan Umum
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
I. Pelayanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
1.1 Pendidikan dasar:
a. SD/MI
a.1 Angka partisipasi sekolah (%) 96 96 97 97 98 98 98 98
a.2 Rasio ketersediaan
sekolah/penduduk usia sekolah
1:180
1:180
1:180
1:180
1:179
1:179
1:175
1:175
a.3 Rasio guru terhadap murid 1:15 1:16 1:16 1:17 1:18 1:19 1:20 1:20
a.4 Persentase guru SD/SDLB
berkualifikasi S1/D4 (%)
82
83
85
87
89
92
95
95
a.5 Persentase guru SD/SDLB
bersertifikasi (%)
73
74
75
77
80
82
85
85
b. SMP/MTs
b.1 Angka partisipasi sekolah (%) 75 77 77 79 80 81 81 81
b.2 Rasio ketersediaan
sekolah/penduduk usia sekolah
1:275
1:274
1:274
1:273
1:270
1:269
1:268
1:268
b.3 Rasio guru terhadap murid 1:15 1:15 1:16 1:16 1:17 1:18 1:19 1:19
b.4 Persentase guru SMP/SMPLB
berkualifikasi S1/D4 (%)
78
79
80
82
83
85
87
87
b.5 Persentase guru SMP/SMPLB
bersertifikat (%)
80
82
83
85
87
90
92
95
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-7
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
1.2 Fasilitas Pendidikan
1.2.1 Persentase Sekolah Pendidikan
SD/MI Kondisi Bangunan Baik
90
89
90
91
92
93
95
95
1.2.2 Persentase Sekolah Pendidikan
SMP/MTs Kondisi Bangunan Baik
92
93
93
94
96
97
98
98
1.3 Persentase Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)
99
99
99
99
100
100
100
100
1.4 Angka Putus Sekolah (APS)
- APS Jenjang SD/MI 0 0 0 0 0 0 0 0
- APS Jenjang SMP/MTs 0 0 0 0 0 0 0 0
1.5 Angka Kelulusan (AL)
1.5.1 - AL Jenjang SD/MI 100 100 100 100 100 100 100 100
1.5.2 - AL Jenjang SMP/MTs 100 100 100 100 100 100 100 100
1.5.3 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI
ke SMP/MTs
91
92
94
96
96
96
98
98
1.5.4 Angka Melanjutkan (AM) dari
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
61
62
63
65
66
66
67
67
2. Kesehatan
2.1 Rasio posyandu per satuan balita 1:61 1:55 1:55 1:55 1:55 1:55 1:55 1:55
2.2 Rasio rumah sakit (TT) per satuan penduduk
1:1.517
1:1.500
1:1.500
1:1.500
1:1.500
1:1.500
1:1.500
1:1.500
2.3 Rasio dokter per satuan penduduk 1:10.000 1:6.899 1:6.800 1:6.500 1:6.000 1:5.500 1:5.000 1:5.000
2.4 Rasio perawat per satuan penduduk 1:1.853 1:1.853 1:1.800 1:1.700 1:1.600 1:1.500 1:1.400 1:1.400
2.5 Rasio bidan per satuan penduduk 1:2.747 1:2.747 1:2.500 1:2.200 1:2.100 1:2.000 1:1.900 1:1.900
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-8
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2.6 Cakupan komplikasi kebidanan
yang ditangani (%)
80
90
91
93
95
97
98
98
2.7
Cakupan Pertolongan Persalinan
Oleh Tenaga Kesehatan Yang
Memiliki Kompetensi Kebidanan (%)
92
92,38
93
93,5
94
94,5
95
95
2.8 Cakupan Desa UCI (%) 92,34 91,5 92 92,5 93 93,5 94 94
2.9 Cakupan Balita Gizi Buruk
Mendapat Perawatan (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
2.10
Cakupan Penemuan dan
Penanganan Penderita Penyakit TBC
BTA (%)
32
100
100
100
100
100
100
100
2.11
Cakupan Penemuan dan
Penanganan Penderita Penyakit
DBD (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
2.12 Cakupan pelayanan kesehatan
masyarakat miskin (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
2.13 Cakupan Kunjungan Bayi (%) 91,69 92 92,5 93 93,5 94 94,5 94,5
2.14 Cakupan Puskesmas 109,1 109,1 109,1 109,1 109,1 109,1 109,1 109,1
2.15 Cakupan Pustu 27,42 27,42 27,42 27,42 27,42 27,42 27,42 27,42
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
3.1 Persentase rumah tinggal
bersanitasi
65
66
67
69
71
73
75
75
3.2 Rasio tempat pembuangan sampah
(TPS) per satuan penduduk
7,00
7,1
7,3
7,6
7,9
8,2
8,5
8,5
3.3 Panjang jalan kabupaten dalam
kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
3.274,47 km
3.274,47 km
3.394,16 km
3.519,65 km
3.663 km 3.824.68
km
4.019,85 km
4.019,85 km
3.4
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5 m)
70 km
75 km
80 km
91 km
103 km
116 km
131 km
131 km
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-9
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
3.5 Sempadan sungai yang dipakai
bangunan liar
120 km
120 km
120 km
120 km
120 km
120 km
120 km
120 km
3.6
Drainase dalam kondisi baik/
pembuangan aliran air tidak
tersumbat
82,13 km
82,13 km
199,57 km
329,57 km
479,57 km
644,57 km
826,07 km
826,07 km
3.7
Pembangunan turap di wilayah jalan
penghubung dan aliran sungai
rawan longsor lingkup kewenangan
kota
28 buah
28 buah
29 buah
30 buah
31 buah
32 buah
33 buah
33 buah
3.8 Luas irigasi Kabupaten dalam
kondisi baik
32.648,2 Ha
32.648,2 Ha
35.140,2 Ha
38.153,5 Ha
41.459,7 Ha
45.392,8 Ha
49.727.5 Ha
49.727.5 Ha
3.9
Rasio Ruang Terbuka Hijau per
Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
(%)
1,06
1,08
1,1
1,2
1,3
1,4
1,5
1,5
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
4.1 Rumah tangga pengguna air bersih 326.337 327.337 328.337 329.337 330.337 331.337 332.337 332.337
4.2 Rumah tangga pengguna listrik (%) 68% 68% 70% 72% 74% 77% 80% 80%
4.3 Rumah tangga ber-Sanitasi 241.938 242.438 242.938 243.438 243.938 244.438 244.938 244.938
4.4 Kawasan kumuh (%) 1,90 1,85 1,80 1,70 1,60 1,50 1,40 1,40
4.5 Rumah layak huni 301.429 301.529 302.029 302.129 302. 629 303.129 303. 629 303. 629
5. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
5.1 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
4
4
4
4
4
4
4
4
5.2 Kegiatan pembinaan politik daerah 5 2 4 5 5 5 3 3
5.3 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja
per 10.000 penduduk
0,6 (69 org)
2 (250 org)
2 (250 org)
2 (250 org)
2 (250 org)
2 (250 org)
2 (250 org)
2 (250 org)
5.4 Jumlah Linmas per Jumlah 10.000
Penduduk 71 ,23
(8.159 org) 71 (8.159
org)
71 (8.159 org)
71 (8.159 org) 71 (8.159
org) 71 (8.159
org)
71 (8.159 org) 71 (8.159
org)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-10
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
5.5 Rasio Pos Siskamling per jumlah
desa/kelurahan
0,31
1Pos/RT
1Pos/RT
1Pos /RT
1Pos/RT
1Pos/RT
1Pos/RT
1Pos /RT
5.6 Penegakan PERDA (%) 97,78 95 95 95 95 95 100 100
5.7 Cakupan patroli petugas Satpol PP
(X/Hari)
2x
3x
3x
3x
3x
3x
3x
3x
5.8
Tingkat penyelesaian pelanggaran
K3 (ketertiban, ketentraman,
keindahan) di Kabupaten (%)
97,78
95
95
95
95
95
100
100
5.9 Petugas Perlindungan Masyarakat
(Linmas) di Kabupaten (Org/RT)
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
5.10 Cakupan pelayanan bencana
kebakaran kabupaten (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
5.11
Tingkat waktu tanggap (response
time rate) daerah layanan Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK)
(menit)
45
40
40
35
30
25
20
45
5.12
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa
yang baik (%)
70
73
75
80
85
90
95
95
6. Sosial
6.1
Sarana sosial seperti panti asuhan,
panti jompo dan panti rehabilitasi (Panti)
24 PA 24 PA 24 PA 24 PA 24 PA 24 PA 24 PA 24 PA
6.2 Persentase PMKS yg memperoleh bantuan sosial (%)
12,02 14,02 16,02 18,02 20,02 22,02 24,02 24,02
6.3 Persentase Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (%)
10,58 12,58 14,58 16,58 18,58 20,58 22,58 22,58
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-11
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
7. Tenaga Kerja
7.2
Angka sengketa pengusaha-pekerja
per tahun (yang dilaporkan dan
diselesaikan)
22
20
18
16
14
12
10
10
7.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(%) 67,57 67,91 68,25 68,59 68,93 69,27 69,62 69,62
7.4 Persentase Pencari kerja yang
ditempatkan (%) 72,63 72,8 73 73,3 73,8 74 74,5 74,5
7.5 Tingkat pengangguran terbuka (%) 2,79 2,78 2,77 2,75 2,73 2,71 2,7 2,7
8. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
8.1 Indeks Pemberdayaan Gender 75,53 75,53 75,98 76,44 76,90 77,36 77,82 77,82
8.2 Persentase partisipasi perempuan di
lembaga pemerintah %)
85,64
85,8
86
87
88
89
90
90
8.3 Persentase Partsipasi Perempuan Di
Lembaga Swasta (%)
14,36
16
18
20
22
24
26
26
8.4
Persentase Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
8.5 Persentase Jumlah Tenaga kerja dibawah umur (%)
1,66
1,60
1,55
1,50
1,45
1,40
1,35
< 1,5%
8.6 Partisipasi angkatan kerja perempuan (%)
51,74
40,78
40,91
50
50
51
52
52
8.7
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%)
75
77
80
82
85
85
85
85
9. Pangan
9.1 Regulasi ketahanan pangan
(regulasi)
0
0
1
1
1
1
1
5
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-12
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
9.2 Ketersediaan pangan utama (%) 50,7 80 81 83 85 86 86 86
10. Pertanahan
10.1 Persentase luas lahan bersertifikat
(%)
40,41
40,6
41
42
43
44
45
45
10.2 Penyelesaian kasus tanah Negara
(%)
0
Meningkat
10.3
Penyelesaian izin lokasi (%)
50
53
55
60
65
70
75
75
11. Lingkungan Hidup
11.1 Persentase penanganan sampah (%) 32,73 33,8 35 40 45 50 55 55
11.2 Persentase Penduduk berakses air
minum (%)
72
74
75
78
81
84
87
90
11.3 Tempat pembuangan sampah (TPS)
per satuan penduduk (%)
6,13
6,3
6,5
7
7,5
8
8,5
8,5
11.4 Pencemaran Status Mutu Air (%) 3,70 4 4 4,5 5 5 5 5
11.5 Persentase Penegakan hukum
lingkungan (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
11.6 Indeks Kualitas Air 70 70,1 70,2 70,4 70,6 70,8 71 71
11.7 Indeks Kualitas Udara 94,99 95,1 95,2 95,4 95,6 95,8 96 96
11.8 Indeks Tutupan Lahan 42,02 42,5 43 43,5 44 44,5 45 45
12. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
12.1 Persentase Kepemilikan KTP (%) 81,10 80 81 82 83 84 85 85
12.2 Persentase Kepemilikan Akte
Kelahiran (%)
80,93
81
82
83
84
85
86
86
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-13
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
13. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
13.1
Rata-rata jumlah kelompok binaan
lembaga pemberdayaan masyarakat
(LPM)
7
7
7
8
8
9
9
9
13.2 Rata-rata jumlah kelompok binaan
PKK
9
9
9
9
9
9
9
9
13.3 Jumlah LSM 22 22 24 26 29 31 34 34
13.4 LPM Berprestasi (unit) - 2 6 12 18 24 32 32
13.5 PKK aktif (unit) 271 271 271 271 271 271 271 271
13.6 Posyandu aktif (unit) 1.464 1.468 1.472 1.475 1.479 1.483 1.488 1.488
13.7
Swadaya Masyarakat terhadap
Program pemberdayaan masyarakat
(Juta)
2.963,1
3.035
3.111,3
3.266,8
3.430,2
3.601,7
3.781,8
3.781,8
13.8 Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat (Juta)
335,1
343
351,8
369,4
387,9
407,3
427,7
427,7
14. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
14.1 Rata-rata jumlah anak per keluarga 2 2 2 2 2 2 2 2
14.2 Rasio akseptor KB 11 13,45 13,5 13,7 13,9 14 14,15 14,15
14.3 Cakupan peserta KB aktif (%) 70 70 70 71 72 73 74 74
14.4 Keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I (%)
35%
34%
34%
32%
32%
30%
25%
25%
15. Perhubungan
15.1 Jumlah penumpang angkutan
umum
77.118
75.190
73.262
69.600
66.121
60.815
59.675
59.675
15.2 Rasio ijin trayek 0,003 0,0028 0,0027 0,0027 0,0026 0,0025 0,0024 0,0024
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-14
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
15.3 Jumlah uji KIR angkutan umum 11.411 11.411 12.875 13.519 14.195 14.905 15. 650 15. 650
15.4 Jumlah angkutan
laut/udara/terminal
4
4
3
3
3
3
3
3
15.5 Jumlah Angkutan Darat 14.002 14.002 15.467 16.086 16.729 17.398 18.094 18.094
15.6 Jumlah Kepemilikan KIR angkutan
umum
11.411
11.411
12.875
13.519
14.195
14.905
15. 650
15. 650
15.7 Lama pengujian kelayakan
angkutan umum (KIR) (menit)
60
60
50
50
40
40
30
30
15.8
Biaya pengujian kelayakan
angkutan umum
45,000 utk >
3500 kg dan
35,000 utk <
3500 kg
45,000 utk >
3500 kg dan
35,000 utk <
3500 kg
45,000 utk >
3500 kg dan
35,000 utk <
3500 kg
45,000 utk >
3500 kg dan
35,000 utk <
3500 kg
45,000 utk >
3500 kg dan
35,000 utk <
3500 kg
45,000 utk
> 3500 kg
dan 35,000
utk < 3500
kg
45,000 utk>
3500 kg dan
35,000 utk <
3500 kg
45,000 utk >
3500 kg dan
35,000 utk <
3500 kg
15.9 Persentase Pemasangan Rambu-
rambu (%)
36,18%
36,18%
36,25%
38, 65%
41,05%
43,45%
45,85%
45,85%
16. Komunikasi dan Informatika
16.1 Jumlah Jaringan Komunikasi
(buah)
11
11
11
11
11
11
11
11
16.2 Rasio wartel/warnet Terhadap Penduduk
0,038
0,040
0,042
0,043
0,045
0,046
0,048
0,048
16.3 Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal
(buah)
10
13
13
13
13
13
13
13
16.4 Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal
(stastiun)
22
22
22
22
22
22
22
22
16.5 Website Milik Pemerintah Daerah 47 54 53 57 60 63 66 66
16.6 Pameran/expo 2 1 2 1 2 1 2 2
17. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
17.1 Persentase Koperasi aktif (%) 40% 50% 65% 75% 80% 85% 90% 90%
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-15
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
17.2 Jumlah Usaha Mikro dan Kecil
(unit)
254.187
254.287
254.387
254.487
254.587
254.687
254.787
254.787
17.3 Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
(unit)
254.187
254.287
254.387
254.487
254.587
254.687
254.787
254.787
18. Penanaman Modal
18.1 Jumlah investor berskala nasional
(PMDN/PMA)
1
1
1
2
2
3
3
3
18.2 Jumlah nilai investasi berskala
nasional (PMDN/PMA) (Milyar)
7.397,352
7.755,560
7.755,560
7.755,600
7.755,650
7.755,700
7.755,750
7.755,750
18.3 Rasio daya serap tenaga kerja 1:660 1:680 1:700 1:740 1:780 1:820 1:840 1:840
18.4 Kenaikan / penurunan Nilai
Realisasi PMDN (milyar rupiah)
0
1
1
1,5
2
2,5
3
3
18.5
Kenaikan / penurunan Nilai
Realisasi PMA (milyar rupiah)
7.754,55
7.754,56
7.754,58
7.754,6
7.754,65
7.754,7
7.754,75
7.754,75
19. Kepemudaan dan Olahraga
19.1 Jumlah organisasi pemuda (unit) 27 27 27 27 27 27 27 27
19.2 Jumlah organisasi olahraga (Cabor) 28 28 29 29 29 29 29 29
19.3 Jumlah kegiatan kepemudaan
(buah)
4
4
4
4
5
5
6
6
19.4 Jumlah kegiatan olahraga (buah) 5 5 6 6 6 6 6 6
19.5 Lapangan olahraga (unit) 444 444 444 444 444 444 444 444
20. Statistik
20.1 B uku ”kabupaten dalam angka” Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
20.2 Buku ”PDRB kabupaten” Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-16
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
21. Kebudayaan
21.1 Penyelenggaraan festival seni dan
budaya (event)
55
59
65
67
69
71
73
73
21.2 Sarana penyelenggaraan seni dan
budaya (unit)
16
16
16
16
16
16
16
16
21.3 Benda, Situs dan Kawasan Cagar
Budaya yang dilestarikan (unit)
36
36
36
36
36
36
36
36
232. Perpustakaan
22.1 Jumlah perpustakaan (unit) 1.422 1.422 1.422 1.422 1.422 1.422 1.422 1.422
22.2 Jumlah pengunjung perpustakaan
per tahun (orang) 419.521 415.354 418.000 420.000 422.000 424.000 426.000 426.000
22.3
Koleksi buku yang tersedia di
perpustakaan daerah (buah) 9.367 1.000 1.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
23.
Kearsipan
23.1
Pengelolaan arsip secara baku (%) 0 11 19,8 39,6 59,7 79,8 100 100
23.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan
0 0 13,2 13,2 13,2 13,2 13,2 66
II. Pelayanan Urusan Pilihan
1. Kelautan dan Perikanan
1.1 Produksi Perikanan (%) 104,5 100 100 100 100 100 100 100
1.2 Cakupan Bina Kelompok Nelayan
(%) 0 0 23,91 32,61 40,91 50 56,82 56,82
1.3 Produksi perikanan kelompok
nelayan (%) 13,08 11,77 10,11 9,09 8,17 7,83 7,5 7,5
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-17
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
1.4 Peningkatan Produksi benih ikan
(juta ekor) 225,84 19,14 22,18 34,48 47,40 60,96 75,20 301,05
2. Pariwisata
2.1 Kunjungan wisata (orang) 1.560.015 1.638.016 1.723.193 1.817.768 1.921.592 2.036.888 2.163.175 2.163.175
3. Pertanian
3.1 Produktivitas tanaman pangan (Kuintal per hektar)
Padi sawah 63,41 64,35 60,15 61,90 62,01 62,10 62,25 62,25
Padi ladang 52,54 52,60 52,65 52,70 52,73 52,76 52,78 52,78
3.2 Produksi tanaman pangan (Ton)
Padi sawah 323.549 330.115 335.211 338.421 339.795 341.962 342.245 342.245
Padi ladang 28,00 35,5 35,6 35,8 36,1 36,3 36,4 36,4
3.3 Kontribusi sub sektor tanaman pangan terhadap PDRB (%)
8,01 7,5 7,59 7,6 7,62 7,65 7,8 ≥ 7,8
3.4 Kontribusi sub sektor peternakan terhadap PDRB (%)
13,14*) 13,27 13,40 13,54 13,67 13,81 13,95 > 13,5
3.5 Kontribusi sektor pertanian
terhadap PDRB
35,10
30,47
30,50
30, 60
30,70
30,85
30,90
≥ 30,90
3.6 Kontribusi sub sektor perkebunan
terhadap PDRB
4,01
3,89
3,90
3,92
3,95
3,97
3,98
≥ 3,98
3.7 Cakupan bina kelompok petani (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
3.8 Peningkatan produktivitas perkebunan dari potensi produksi di lapangan (%)
0,07
0,12
0,17
0,27
0,37
0,47
0,57
0,57
3.9 Peningkatan jumlah SDM
perkebunan berkualitas (%)
2,18
2,3
2,54
2,6
2,67
2,73
2,79
2,79
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-18
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
3.10 Peningkatan pertumbuhan sub
sektor perkebunan (%)
1,01
0,5
0,57
0,74
0,96
1,05
1,36
1,36
4. Kehutanan
4.1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
(ha)
405
100
100
110
120
130
140
140
4.2 Kerusakan Kawasan Hutan (ha) 63,9 61,5 58,9 53,9 48,9 43,9 38,9 38,9
5. Perdagangan
5.1 Kontribusi sektor Perdagangan
terhadap PDRB (%)
17,01*)
17,08
17,51
18,01
18,51
19,01
19,51
>19
5.2 Ekspor Bersih Perdagangan (Juta) 936 1.000 1.050 1.060 1.070 1.080 1.140 1.140
5.3
Cakupan bina kelompok
pedagang/usaha informal
1.674
50
84
90
91
97
102
2.188
6. Perindustrian
6.1 Kontribusi sektor Industri terhadap
PDRB
12,86*)
12,96
13,36
13,86
14,36
14,86
15,36
>15
6.3
Pertumbuhan Industri
18.868 19.100
(1,23%) 19.400
(1,57%) 19.800
(2,06%) 20.250
(2,27%) 20.700
(2,22%) 21.200
(2,42%)
21.200
6.4 Cakupan bina kelompok pengrajin 900 100 100 100 125 125 150 1.500
7. Ketransmigrasian
7.1 Transmigran yang diberangkatkan
(KK)
14
13
20
20
25
25
25
128
III. Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
1. Perencanaan Pembangunan
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-19
No.
Fokus/Bidang Urusan dan Fungsi/
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Kondisi Kinerja
pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja pada
akhir
periode
RPJMD
(2021)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
1.1
Tersedianya dokumen perencanaan
RPJPD yg telah ditetapkan dgn
PERDA
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
1.2
Tersedianya Dokumen Perencanaan:
RPJMD yg telah ditetapkan dgn
PERDA
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
1.3
Tersedianya Dokumen Perencanaan:
RKPD yg telah ditetapkan dgn
PERKADA
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-20
Tabel 9.4
Indikator Kinerja Otonomi Daerah Kabupaten Blitar pada Aspek Daya Saing Daerah
No.
Fokus/Bidang Urusan/
Indikator Kinerja
Pembangunan Daerah
Kondisi
Kinerja pada awal periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir
periode RPJMD
(2021) 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
I. Kemampuan Ekonomi
1.1. Pengeluaran konsumsi rumah
tangga per kapita (Rp)
647.182
>700.000
>750.000
>800.000
>850.000
>900.000
>950.000
>950.000
1.2. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita (Rp)
318.460
>350.000
>350.000
>400.000
>400.000
>450.000
>500.000
>500.000
II. Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
2.1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
2,63
2,49
2,31
2,14
1,98
1,71
1,6
1,6
2.2. Jumlah orang/ barang yang
terangkut angkutan umum
77.118
75.762
73.262
69.600
66.121
60.815
59.675
59.675
2.3. Jumlah orang/barang melalui
terminal
77.118
75.762
73.262
69.600
66.121
60.815
59.675
59.675
2.4. Ketaatan terhadap RTRW (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
2.5 Luas wilayah produktif (%) 7,56 7,56 7,559 7,558 7,557 7,552 7,247 7,247
2.6 Luas wilayah industri (%) - - - - - - - -
2.7 Luas wilayah kebanjiran (%) 0,344 0,357 0,37 0,366 0,365 0,362 0,361 0,361
2.8 Luas wilayah kekeringan (%) 1,099 1,099 1,098 1,098 1,097 1,097 1,096 1,096
2.9 Luas wilayah perkotaan (%) 2,177 2,177 2,177 2,177 2,177 2,177 2,177 2,177
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BLITAR 2016-2021
IX-21
No.
Fokus/Bidang Urusan/
Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi
Kinerja pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
(2021) 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2.10
Jenis, kelas, dan jumlah
penginapan/ hotel
8 hotel,
2 penginapan
(Melati Non Bintang)
8 hotel,
2 penginapan
(Melati Non Bintang)
8 hotel,
2 penginapan
(Melati Non Bintang)
8 hotel,
2 penginapan
(Melati Non Bintang)
8 hotel,
2 penginapan
(Melati Non Bintang)
8 hotel,
2 penginapan
(Melati Non Bintang)
8 hotel,
2 penginapan
(Melati Non Bintang)
8 hotel,
2 penginapan
(Melati Non Bintang
2.11 Persentase penduduk yang
menggunakan HP/telepon
70%
71%
72%
73%
74%
75%
76%
76%
III. Iklim Berinvestasi
3.1 Persentase Angka kriminalitas
yang tertangani (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
3.2 Jumlah demo 16 15 15 14 13 12 10 10
3.3 Lama proses perijinan (hari) 3 3 3 2 2 2 1 1
3.4 Jumlah dan macam pajak dan
retribusi daerah
44
40
40
40
40
40
40
40
3.5 Jumlah Perda yang
mendukung iklim usaha
2
2
2
3
3
4
4
4
3.6 Jumlah Desa Tertinggal 50 45 36 26 16 8 0 0
IV. Sumber Daya Manusia
4.1 Lulusan S1/S2/S3 (%) 1,83 3,1 4,4 5,7 7 8,3 9,6 > 9
4.2 Rasio ketergantungan 0,50 0,49 0,48 0,47 0,47 0,46 0,46 ≤0,46