MAKALAH
TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN
SEKTOR PUBLIK
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Akuntansi BiayaProgram Pendidikan Diploma III Pada Program Studi Akuntansi
KonvensionalJurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Banjarmasin
Oleh
Kelompok 9
Radha Ridhana ( A03 130043 )
Ragil ( A03 130044 )
Rahmatul Amina ( A03 130045 )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANPOLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik” yang merupakan salah
satu tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik pada semester
tiga.
Dalam karya tulis ilmiah ini kami membahas mengenai
Sistem, Standar dan Teknik – Teknik Akuntansi Sektor Publik.
Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, kami banyak
mendapat sumber dari buku – buku dan internet. Kami menyadari
karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, namun
demikian diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi kami dan orang – orang yang membacanya. Kritik dan saran
dari pembaca sangat diharapkan untuk dapat memperbaiki karya
tulis ilmiah ini.
Banjarmasin, 1
Desember 2014
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................iDAFTAR ISI..................................................iiBAB I PENDAHULUAN............................................11.1 Latar Belakang Masalah..................................11.2 Rumusan Masalah.........................................11.3 Tujuan..................................................11.4 Kegunaan................................................11.4.1 Kegunaan Teoritis...................................11.4.2 Kegunaan Praktis....................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................32.1 TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK...........................32.2 PERLUNYA SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.................42.2.1 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah................42.2.2 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah.........5
2.3 STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.........................62.3.1 Definisi Standar Akuntansi Publik...................62.3.2 Lingkup Standar Akuntansi Sektor Publik.............6
ii
2.3.3 Ragam dan Hubungan Antar standar Akuntansi Sektor Publik....................................................72.3.4 Kebutuhan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia.................................................92.3.5 Teknik Penyusunan Standar...........................9
2.4 TEKNIK - TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK................10BAB III PENUTUP.............................................203.1 Simpulan...............................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahAkuntansi merupakan aktivitas jasa untuk meyediakan
informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. Pada
sektor publik pengambilan keputusan terkait dengan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik. Pada dasarnya akuntansi baik
pada sektor swasta maupun pada sektor publik, dibagi menjadi
dua bagian, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Akuntansi keuangan dapat didefinisikan sebagai
suatu prinsip, metode, dan teknik pencatatan dan
pengorganisasian data keuangan atas operasi / kegiatan suatu
entitas untuk menghasilkan dan memberikan informasi yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang rasional.
Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua
kegiatan yang mencakup pengumpulan data, penganalisaan,
pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi
keuangan pemerintah sebagai suatu entitas serta penafsiran
terhadap hasil – hasilnya. Sistem akuntansi yang dirancang
dan dijalankan secara baik akan menjamin dilakukannya
prinsip stewardship dan accountability dengan baik pula.
Pemerintah atau unit kerja pemerintah perlu memiliki sistem
akuntansi yang tidak saja berfungsi sebagai alat
pengendalian transaksi keuangan, akan tetapi sistem
akuntansi tersebut hendaknya mendukung pencapaian tujuan
organisasi
1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1
1. Apa saja yang termasuk dalam Teori Akuntansi Sektor
Publik ?
2. Apa saja Sistem Akuntansi Sektor Publik ?
3. Apa saja Standar Akuntansi Sektor Publik ?
4. Apa saja Teknik – Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik
?
1.3 TujuanTujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui unsur – unsur yang ada dalam Teori Akuntansi
Sektor Publik.
2. Mengetahui Sistem Akuntansi Sektor Publik.
3. Mengetahui Standar Akuntansi Sektor Publik.
4. Mengetahui Teknik – Teknik Akuntansi Keuangan Sektor
Publik.
1.4 Kegunaan1.4.1 Kegunaan TeoritisLaporan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
teori keilmuan di bidang Ekonomi, khususnya dalam Teknik
Akuntansi Keuangan Sektor Publik.
1.4.2 Kegunaan Praktis Laporan penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan pembaca tentang Teknik Akuntansi Keuangan Sektor
Publik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKSuatu teori perlu didukung dari berbagai riset yang
didalamnya terdapat hipotesa -hipotesa yang di uji
kebenaranya. Teori memiliki 3 karakteristik, yaitu:
3
a. Kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang
ada (the ability to explain).
b. Kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict).
c. Kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given
phenomena).
Pada dasarnya terdapat 3 tujuan dalam mempelajari teori
akutansi, yaitu:
1. Untuk memahami praktek akuntansi yang ada saat ini.
2. Mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktek
akuntansi yang saat ini di lakukan,
3. Memperbaiki praktek akuntansi yang akan datang.
Suatu disiplin ilmu dapat di klasifikasikan menjadi 5
kelompok, yaitu : ilmu murni atau abstrak (abstract sciences), ilmu
deskriptif (general descriptive sciences), ilmu derivative (special
derivative sciences), ilmu sipnotis (synoptic sciences), dan ilmu terapan
(appliend sciences).
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang
relevan dan dapat di andalkan terdapat beberapa kendala yang
dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah :
1. Obyektivitas
Obyektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan
laporan keuangan yang relevan. Sering kali terjadi masalah
obyektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya benturan
kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan
stakeholder. Masalah obyektifitas juga dapat dijelaskan
melalui teori kontrak, menajemen menggunakan variable
artivisial misalnya dengan pemilihan teknik akuntansi yang
bisa menujukkan kinerja yang lebih baik dan menggunakan
4
variabel rill (transaksional) yang dilakukan dengan cara
melakukan manipulasi transaksi. Oleh karena itu, teknik
akuntansi yang di gunakan manajemen harus memiliki derajat
obyektivitas yang dapat diterima semua pihak yang menjadi
stakeholder.
2. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaaan metode atau teknik
akuntansi yang sama untuk menghasilkan laporan keuangan
organisasi selama beberapa periode waktu secara berturut –
turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat di
bandingakan kinerjanya dari tahun ketahun.
3. Daya banding
Kendala daya banding terkait dengan obyektivitas arena semakin
obyektif suatu laporan keuangan maka akan semakin tinggi daya
bandingnya, karena dengan dasar yang sama akan dapat
dihasilkan laporan yang berbeda. Adanya alternative penggunaan
akuntansi juga dapat menyulitkan tercapainya daya banding.
4. Tepat waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial,
dan politik serta untuk menghindari tertundanya keputusan
tersebut. Permasalahnya adalah semakin banyak kebutuhan
informasi maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan informasi tersebut.
5. Ekonomis dalam penyajian laporan
Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan bisa berarti
bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.
5
6. Materialitas
Suatu informasi di anggap material apabila mempengaruhi
keputusan atau jika informasi tersebut dihilangkan akan
menghasilkan keputusan yang berbeda.
2.2 PERLUNYA SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK2.2.1 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah
Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi
semua kegiatan yang menyangkup pengumpulan data,
penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan
atas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas,
serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya.
Masis (1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar
sistem akuntansi keuangan sebagai berikut :
1. Identifikasi kegiatan operasi yang relevan, hanya kejadian
dan kegiatan ekonomi yang relevan saja yang akan dicatat
dalam system akutansi keuangan.
2. Pengklasifikasi kegiatan operasi secara tepat. Penentuan
waktu pengakuan untuk setiap jenis operasi (timing of
recognition ). Pada prinsipnya, suatu operasi dapat
dicatat /diakui pada tahan tertentu dari proses transaksi.
3. Adanya sistem pengendalian untuk menjamin reliabilitas.
Sistem pengendalian ini memiliki dua komponen ,yaitu :
a. Komponen Formal
Komponen formal adalah pembukuan berpasangan (double
entry bookkeeping) : kesalahan akuntansi akan dapat
diketahui dan dilacak ketika jumlah sisi kredit tidak sama
dengan sisi debit.
b. Komponen Sub Stansial
6
Merupakan mekanisme konflik kepentingan (conflict of
interest) : kesalahan akuntansi muncul ketika mempengaruhi
secara negatif pihak ketiga.
4. Menghitung pengaruh masing-masing operasi
Terdapat beberapa kesamaan akuntansi keuangan baik pada
sektor publik maupun swasta. Sebagai contoh, pada kedua sektor
tersebut direkomendasikan untuk menggunakan sistem pembukuan
berpasangan dalam mencatat akun - akun transaksi.
Akuntansi keuangan sektor publik terkait dengan tujuan
dihasilkannya laporan eksternal dan penghitungan biaya
pelayanan. Oleh karena itu, akuntansi keuangan sektor publik
pada dasarnya berbicara masalah tujuan laporan keuangan sektor
publik, jenis laporan keuangan sektor publik, sistem
akuntansi, standar akuntansi keuangan sektor publik, jenis
laporan keuangan sektor publik, standar akuntansi keuangan
sektor publik dan akuntansi biaya sektor publik. Akuntansi
biaya sektor publik sendiri bukan murni bagian dari akuntansi
keuangan sektor publik. Akutansi biaya sektor publik sendiri
bukan murni bagian dari akutansi keuangan sektor publik.
Akutansi biaya sektor publik merupakan hybrid dari akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen sektor publik.
2.2.2 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah DaerahSistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian
proses ataupun prosedur, baik manual maupun terkomputerisasi,
yang dimulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi dan kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan
dengan pengeluaran pemerintah daerah. Berdasarkan Permendagri
No 13/2006, sistem akuntansi pemerintah daerah dikoordinasikan7
oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). PPKD adalah
kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah (Kepala SKPKD).
Pejabat ini bertugas untuk melaksanakan pengelolaan APBD dan
bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD). Dalam sistem
ini, PPKD dibantu oleh PPK-SKPD melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD. Pejabat ini bertugas mengloordinasikan
pelaksanaan sistem dan prosedur penatausahaan bendahara
penerimaan dan bendahara pengeluaran di tingkat SKPD. Sistem
akuntansi pemerintah daerah secara garis besar terdiri atas
empat prosedur akuntansi yaitu :
1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
Prosedur ini meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan dan
peringkasan transaksi dan kejadian keuangan, hingga pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang
berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD atau SKPKD.
2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
Dalam prosedur ini meliputi serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan
dan peringkasan transaksi dan kejadian keuangan, hingga
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada SKPD atau
SKPKD.
3. Prosedur Akuntansi Selain Kas
Prosedur ini meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan dan
peringkasan transaksi dan kejadian keuangan, hingga pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang
8
berkaitan dengan transaksi dan kejadian keuangan selain kas
pada SKPD atau SKPKD.
4. Prosedur Akuntansi Aset
Prosedur akuntansi aset meliputi serangkaian proses, baik
manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan dan
pelaporan akuntansi atas perolehan, hingga pemeliharaan,
rehabilitasi, penghapusan, pemindahan, perubahan klasifikasi
dan penyusutan terhadap aset yang dikuasai/digunakan SKPKD
dan/atau SKPD. Prosedur akuntansi digunakan sebagai alat
pengendalian dalam pengelolaan aset yang dikuasai/digunakan
SKPD dan atau SKPKD.
2.3 STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK2.3.1 Definisi Standar Akuntansi Publik
Standar akuntansi sektor publik memberikan kerangka demi
berjalannya fungsi - fungsi tahapan siklus akuntansi sektor
publik, yaitu perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran,
pengadaan barang dan jasa, pelaporan, audit, dan
pertanggungjawaban publik.
2.3.2 Lingkup Standar Akuntansi Sektor Publik Tujuan penyusunan pedoman akuntansi :
Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi
yang diharapkan dapat diterapkan bagi pencatatan transaksi
keuangan organisasi sektor publik yang berlaku dewasa ini.
Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi
yang dilengkapi dengan klasifikasi rekening dan prosedur
pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuaikan dengan
siklus kegiatan organisasi sektor publik, yang mencakup
penganggaran, perbendaharaan, dan pelaporannya.
9
2.3.3 Ragam dan Hubungan Antar standar Akuntansi Sektor PublikSecara umum terdapat empat ragam standar yang mengatur
organisasi sektor publik :
1. Standar Nomenklatur
Nomenklatur didefinisikan sebagai daftar perkiraan / akun
buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk
memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran,
pertanggungjawaban, dan pelaporan keuangan pemerintah pusat.
2. Standar Akuntansi Sektor Publik (SSAP)
a. PSAK No. 45 tentang Standar Akuntansi Untuk Entitas
Nirlaba
Karakteristik organisasi sektor publik berbeda dengan
organisasi bisnis. Ukuran kinerja organisasi sektor publik
penting bagi pengguna. Para pengguna laporan keuangan
organisasi sektor publik memiliki kepentingan bersama yang
tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yakni untuk menilai :
Jasa yang diberikan oleh organisasi sector public dan
kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut.
Cara pengelolah melaksanakan tugas dan
pertanggungjawabannya.
Aspek kinerja pengelola.
Pertanggungjawaban pengelola mengenai kemampuannya mengelolah
sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang
disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas.
b. Laporan Keuangan yang Dihasilkan
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Aktivitas
Laporan Arus Kas
Posisi Keuangan
10
3. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
SPKN merupakan acuan bagi auditor dalam melakukan
kegiatan pemeriksaan atau audit, yang merupakan suatu proses
yang sistematis. Tujuan standar pemeriksaan keuangan Negara
ini adalah membantu pemerintah, termasuk instansi dan para
pejabatnya, dalam menyelenggarakan pengelolaan dan membuat
pertanggungjawaban keuangan Negara, yang semakin baik.
SPKN membagi standar audit / pemeriksaan menjadi tiga jenis
yaitu :
a. Standar Pemeriksan Keuangan
b. Standar Pemeriksaan Kinerja
c. Standar Pemeriksaan untuk tujuan tertentu
Hubungan antara SAP dan SPKN
Sebagai suatu proses, auditing berhubungan dengan prinsip dan
prosedur akuntansi yang digunakan oleh organisasi. Untuk
melaksanakan audit tersebut auditor harus berpedoman pada
SPKN. Auditor akan mengeluarkan opini atas laporan keuangan
suatu entitas, yang merupakan hasil dari sistem akuntansi dan
diputuskan atau dibuat oleh pihak pengelola. Pengelola suatu
entitas menggunakan data mentah akuntansi yang kemudian
dialokasikan ke masing - masing laporan surplus - defisit dan
neraca, serta menyajikan hasilnya dalam bentuk laporan yang
dipublikasikan. Dalam melaksanakan proses akuntansi tersebut,
akuntan sektor publik berpedoman pada SAP.
4. Standar Akuntansi Biaya (SAB)
11
Standar akuntansi biaya sektor publik merupakan perangkat
aturan, regulasi, dan persyaratan organisasi sektor publik
yang sulit.
Definisi standar pada tiga area akuntansi biaya :
a. Pengukuran biaya termasuk metode dan teknik yang
digunakan dalam mendefinisikan komponen biaya, menentukan
dasar pengukuran biaya, dan menetapkan kriteria untuk
menggunakan teknik pengukuran biaya sector public
alternative.
b. Penetapan biaya selama periode akuntansi biaya menunjuk
pada metode yang digunakan ketika menentukan jumlah biaya
yang ditetapkan selama periode akuntansi biaya
tersendiri.
c. Alokasi biaya ke tujuan biaya menunjuk pada penetapan
alokasi biaya langsung dan tidak langsung.
Standar Akuntansi Biaya Sektor Publik versus Prinsip-prinsip
Biaya
Standar akuntansi biaya sektor publik dan prinsip-prinsip
biaya adalah hal yang berlainan. Sektor akuntansi biaya sektor
publik berkaitan dengan pengukuran, penetapan, dan alokasi
biaya kontrak organisasi sektor publik. Sementara itu,
prinsip-prinsip biaya menunjuk pada pemenuhan biaya, yang
merupakan unsure dalam pengadaan barang dan jasa serta
merupakan fungsi dari hukum, aturan, dan kontrak tersendiri.
Biaya mungkin saja dialokasikan namun belum tentu dapat
memenuhi prinsip-prinsip biaya.
12
Dalam konteks siklus akuntansi sektor publik, standar-standar
tersebut masih terfokus pada tahapan yaitu tahap pelaporan
(SAP, SAK), tahap audit (SPAP, SPKN), tahap perencanaan -
penganggaran (standar akuntansi biaya), dan tahap perencanaan
pertanggungjawaban publik (standar nomenklatur).
2.3.4 Kebutuhan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP)
adalah :
a. Meningkatkan kualitas dan reliabilitas laporan akuntansi
dan keuangan organisasi sektor publik, khususnya dalam
hal ini organisasi pemerintahan.
b. Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian.
c. Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan
ekonomis dan keuangan.
d. Mengusahakan harmonisasi antar yurisdiksi dengan
menggunakan dasar akuntansi yang sama.
2.3.5 Teknik Penyusunan Standar Berikut adalah tahap-tahap dalam menyusun standar akuntansi
(Suwardjono, 2006:109) :
Evaluasi masalah pada tahap awal
Mengadakan riset dan analisis
Menyusun dan mendistributifkan memorandum diskusi
(discussion memorandum) kepada setiap pihak yang
berkepentingan
Mengadakan dengar pendapat umum (Public Hearing)
Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas
memorandum diskusi
Menerbitkan draft awal standar yang diusulkan
13
Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis
Memutuskan (keputusan penerbitan)
Menerbitkan (penerbitan pernyataan)
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dan
penetapan standar adalah sedapat mungkin menghindari
terjadinya standar yang overload. Standar yang overload
terjadi ketika :
Standar terlalu banyak
Standar terlalu rumit
Tidak ada standar yang tegas (rigid) sehingga sulit untuk
membuat pilihan dalam penerapannya.
Standar mempunyai tujuan yang sifatnya umum (general purpose
standards) sehingga gagal dalam menyajikan perbedaan
kebutuhan diantara para penyaji dan pengguna.
Standar kurang spesifik sehingga gagal dalam
mengidentifikasi perbedaan antara :
Entitas public dan entitas non-publik
Laporan keuangan tahunan dan interim
Organisasi besar dan kecil
Laporan keuangan auditan dan non-auditan
Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu
kompleks, atau kedua -duanya.
2.4 TEKNIK - TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKTerdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat
diadopsi sektor publik, yaitu :
1) Akuntansi Anggaran ( budgetary accounting )
2) Akuntansi Komitmen ( commitment accounting )
3) Akuntansi Dana ( fund accounting )
4) Akuntansi Kas ( cash accounting )14
5) Akuntansi Akrual ( accrual accounting )
Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersebut tidak
bersifat mutually exclusive. Artinya, penggunaan salah satu teknik
akuntansi tsb tidak menolak penggunaan teknik yang lain.
Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan teknik
akuntansi yang berbeda – beda, bahkan dapat menggunakannya
kelima teknik dalam waktu yang bersamaan.
Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi komitmen
berbeda satu dengan lainnya karena adanya perbedaan waktu
pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal pengakuan
pendapatan, pada dasarnya terdapat dua langkah yang
mempengaruhi pencatatan, yaitu pada saat barang dikirim dan
faktur dikeluarkan, dan pada saat barang dikirim dan faktur
dibayar.
1. Akuntansi Anggaran ( Budgetary Accounting )
Akuntansi anggaran ( budgetary accounting ) mengacu pada
praktik yang dilakukan oleh banyak organisasi sektor publik,
khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun -akun
operasinya dengan menggunakan format yang sama dengan
anggarannya. Tujuan praktik ini adalah untuk menekankan
peranan anggaran dalam siklus perencanaan – pengendalian -
pertanggungjawaban.
Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk
kemudahan. Kesulitan biasanya muncul karena organisasi yang
berbeda biasanya mengadopsi format pelaporan yang berbeda
pula. Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa perbedaan
intrinstik antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang
berbeda telah tercermin dalam anggaran mereka.
15
Hasil yang lebih bermakna dapat diperoleh dengan membuat
akun-akun anggaran yang diklasifikasikan dengan cara tertentu
yang spesifik terhadap jasa tertentu namun hal ini menyebabkan
ketidakseragaman dalam format akuntansi anggaran. Ada masalah
signifikan bahwa organisasi yang berjenis sama dan memberikan
jasa yang sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda
walaupun akuntansi anggaran telah diadopsi oleh mereka. Hal
ini timbul karena ada dua masalah, yaitu :
a. Level agregasi
Contoh yang baik di mana level agregasi yang diadopsi oleh
akun-akun anggaran mempengaruhi daya bandingnya ada di
pemerintah daerah. Satu otoritas mungkin menerbitkan akun-
akun anggarannya untuk jasa pendidikan secara keseluruhan.
b. Kekurangan lain dari akuntansi anggaran terletak pada
seberapa sering atau seberapa intensifkah laporan keuangan
membandingkan antara anggaran dengan yang aktual terjadi dan
menjelaskan perbedaannya. Banyak organisasi yang membuat
akun-akun anggaran seiring dengan anggaran namun hanya
membandingkan dua diantaranya secara global. Contoh, akun-
akun dan anggaran mungkin saja dibuat secara detail tetapi
hanya total pembelanjaan bersih untuk setiap divisi yang
memberikan jasa tersebut saja yang dibandingkan dengan
anggaran, menunjukan apakah ada pembelanjaan yang kurang
atau berlebih untuk semua akun, namun hanya untuk
menjelaskan perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang
jumlahnya melebihi presentase atas anggaran yang telah
ditetapkan sebelumnya namun tidak dapat dijelaskan oleh
perubahan tingkat harga umum.
16
c. Logika dari akuntansi anggaran
Logika dari akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran dan
akun-akun harus dibandingkan secara berkesinambungan
sehingga tindakan dapat diambil untuk memperbaiki perbedaan
tersebut. Hal ini berlaku bagi pengguna eksternal dan
internal dari informasi. Dengan melaporkan hanya dua kolom (
anggaran dan aktual saja), tidak hanya tujuan utama dari
akuntansi anggaran ini saja yang tidak dapat tercapai,
melainkan akan memerlukan banyak waktu untuk menjawab
pertanyaana pengguna yang spesifik atas perbedaan yang dapat
di hindarkan apabila akun-akun itu sendiri telah menyediakan
analisis yang releven. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah
bahwa akuntansi anggaran lebih berfokus pada bentuk akunnya
dari pada isinya.
2. Akuntansi Komitmen ( Commitment Accounting )
Akuntansi komitmen ( commitment accounting ) dapat digunakan
bersama, baik dengan basis akuntansi kas maupun akrual.
Karena tidak masuk akal untuk menggunakan akuntansi komitmen
tersebut untuk beban karyawan, maka akuntansi komitmen hanya
mencakup salah satu bagian kecil dalam anggaran organsisasi.
Sebagai konsekuensinya, akuntansi komitmen ini hanya
merupakan subsistem dalam sistem akuntansi utama organisasi.
Meskipun demikian, akuntansi komitmen ini dapat menjadi
sangat penting, terutama bagi pemegang anggaran.
Akuntansi komitmen mengakui transaksi ketika organisasi
telah memiliki komitmen untuk melaksanakan transaksi
tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak diakui ketika
ada penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat
17
faktur diterima atau dikirimkan, namun pada saat yang lebih
awal, yaitu pada saat pesanan dibuat atau diterima.
Sebagai contoh, misalnya manajer memesan 100 kotak kapur
tulis. Manajer ini telah menentukan pemasok mana yang akan
dipilih dan harga sekarang dari kapur ini, misalnya adalah
Rp. 5000 per kotak. Ketika pesanan dibuat dan dikirimkan
kepada pemasok untuk 100 kotak kapur dengan harga Rp. 5000
per kotaknya, manejer mendebit beban. Ada bermacam-macam
faktor yang mempengaruhi jumlah dari faktur yang kemudian
akan diterima, seperti mislanya pemasok tidak memilki 100
kotak kapur, harga yang kemudian berubah atau asumsi harga
yang salah dari manager. Maka kreditnya tidak menuju pada
pemasok ( bukan utang atau kas yang diberikan kepada
pemasok) namun pada akun pemesanan sebagai berikut :
Kapur
500.000
Pesanan kepada pemasok 500.000
Ketika faktur atas kapur tersebut sudah diterima, maka
jurnalnya menjadi :
Pesanan kepada pemasok 500.000
Utang kepada pemasok
500.000
Kalau barang yang dikirimkan atau jumlah fakturnya lebih
atau kurang dari jumlah yang dicatat dalam suatu pesanan,
jurnal koreksi harus dibuat, misalnya ternyata harga kapur
tersebut bukan Rpp.5000, tetapi Rp 5.500, maka jurnlanya
sebagai berikut :
Pesanan kepada pemasok 500.000
18
Kapur
50.000
Utang kepada pemasok 550.000
Dengan menggunakan sistem ini, organisasi mengakui pesanan
sebagai komitmen untuk menimbulkan pengeluaran dan akun ini
mencatat komitmen secara berkesinambungan.
Kritik atas akuntansi komitmen
Fungsi utama dari akuntansi komitmen adalah dalam kontrol
anggaran. Gagasannya adalah bahwa akun-akun bulanan yang
mencatat hanya faktur yang diterima atau dibayar memberikan
hanya sedikit nilai terhadap proses pengambilan keputusan.
Agar manajer dapat mengendalikan anggraan mereka, mereka
perlu mengetahui seberapa besar anggaran yang telah menjadi
komitmen dalam hubungan dengan pesanan yang dibuat. Kalau
manajer hanya menerima akun-akun yang mencakup penerimaan
dan pembuatan faktur saja, manajemen dapat dengan mudah
menjadi terlalu terpaku atau terlalu berkomitmen ( over
commited ) kepada anggarannya. Tentu saja manajer yang
berhati-hati akan mengetahui bahwa akun-akun tersebut tidak
memasukan pesanan yang telah dibuat namun fakturnya belum
diterima, dan akan membuat catatan meraka sendiri mengenai
hal ini sehingga mereka tidak membuat anggaran mereka over
committed. Karena berkaitan dengan fungsi utamanya, akuntansi
komitmen berfokus pada pesanan yang telah dibuat. Pesanan
yang diterima yang berhubungan dengan pendapatan, tidak akan
di catat sampai faktur dikirimkan. Masalah pengendalian
anggaran tidak mempengaruhi pendapatan dengan cara yang sama
seperti halnya pengendalian anggaran memenuhi beban.
19
Walaupun ada kasus yang menyatakan bahwa akuntansi komitmen
meningkatkan pengendalian anggaran adalah baik, ada masalah
yang turut terlibat dalam mengadopsi akuntansi komitmen ini
dalam akun - akun. Masalah ini adalah bahwa pos tertentu
yang telah didukung oleh pengiriman pesanan akan dicatat
sebagai beban. Secara umum, tidak ada kewajiban hukum yang
ditimbulkan dan pesanan tersebut dapat di batalkan dengan
mudah. Maka sulit untuk menerima bahwa pesanan ini adalah
beban untuk pariode akuntansi di mana pesanan tersebut baru
dibuat.
Terdapat banyak masalah yang timbul dalam akuntansi berbasis
akrual yang lebih berbahaya ketika organisasi menerapkan
sistem akuntansi komitmen ini. Misalnya, ada manajer yang
anggarannya masih di bawah batas maksimal sebulan sebelum
akhir tahun anggaran. Manajer mengetahui bahwa level normal
dari pembelanjaan akan membuat pengeluaran anggaran terlalu
rendah ( under-spent) dan hal ini dapat menyebabkan anggaran
tahun berikutnya menjadi berkurang. Dalam akuntansi akrual,
untuk memastikan bahwa seluruh anggaran di belanjakan, maka
pesanan tambahan akan diajukan dan faktur yang
diterima akan dicatat. Hal ini menjadi masalah, namun
setidaknya dibatasi oleh waktu mulai dari pesanan diajukan
sampai dengan faktur tersebut diterima.
Jika menggunakan akuntansi komitmen, manajer dapat dengan
mudah mengeluarkan pesanan saat mendekati akhir tahun
anggaran untuk menghabiskan anggaran tersebut. Sementara,
kecil kemungkinannya untuk mencegah pesanan dibatalkan
setelah tahun anggaran dalam akun-akun tertentu.
20
Jika akuntansi komitmen diadopsi selama tahun anggaran,
konveksi dari akuntansi komitmen menjaid akrual biasa pada
akhir tahun adalah sebagai berikut :
Pesanan yang dibuat xxx
Belanja ABC xxx
Belanja XYZ xxx
Jurnal ini dibuat untuk pesanan yang telah dibuat namun
fakturnya belum diterima pada akhir tahun. Jurnal ini akan
dibalik dalam tahun anggaran yang baru sehingga akun yang di
catat kembali menjadi komitmen yang di catat.
3. Akuntansi Dana ( Fund Accounting )
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk
digunakan oleh organisasi nirlaba atau institusi pemerintah
biasanya mempunyai keterbatasan penggunaan dalam arti dana-
dana tersebut dibatasi penggunaannya untuk tujuan atau
aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dari
pihak eksternal yang merupakan penyedia dana.
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba,
organisasi sektor publik mempunyai tujuan-tujuan yang
spesifik. Dengan latar belakang seperti itu perusahaan
swasta dapat mengyunakan sumber daya yang dimiliki untuk
keperluan apapaun yang penting bagi meraka adalah adanya
laba yang berbeda dengan organisasi sektor publik dimana
sumber daya yang ada harus digunakan dengan tujuan tertentu.
Contohnya pemerintah meneriman pinjaman dari world bank
( bank dunia ) sebesar RP.10 miliar untuk pembangunan jalan
dan jembatan. Maka, tidak ada pilihan lain bagi pemerintah
21
selain menggunakan dana RP. 10 miliar tersebut untuk
pembangunan jembatan dan jalan.
Secara umum, sangat lazim jika dari keseluruhan dana yang
dipunyai organisasi sektor publik, masing-masing mempunyai
tujuan tersendiri dalam penggunaannya, baik karena faktor
eksternal ( pembatansan eksternal ) faktor internal
( perencanaan manajeman ), merupakan karena peraturan. Untuk
mengakomodasi keadaan itu, organisasi sektor publik membuat
dana-dana (funds) dalam sistem akuntansinya. Pemasukan yang
dimiliki organisasi sektor publik kemudian diklasifikasikan
ke dalam dana-dana tersebut sesuai dengan tujuan dan maksud
tertentu. Sistem dana ini dimaksudkan sebagai alat kontrol
apakah suatu dana tertentu telah digunakan sesuai dengan
tujuannya.
Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi
akan suatu kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban
kepada pihak penyedia dana ( donatur). Oleh karena itu
organisasi-organisasi nirlaba dan institusi pemerintah
menggunakan akuntansi dana ( funds accounting ) untuk
mengontrol dana yang terikat atau dibatasi
penggunaannya(restriced funds) tersebut sekaligus untuk
menjamin adanya ketaatan atas persyaratan yanga ada.
Dana adalah sebuah kesatuan akuntansi tersendiri yang
terpisah berdasarkan tujuan tertentu. Dalam satu dana
itu, terdapat kesatuan akun sendiri yang terdiri atas
aset ( aktiva). Kewajiban dan ekuitas dana. Dengan
demikian, sumber daya suatu organisasi sektor
22
publik yang terdiri atas dana-dana tersebut dapat di
gambarkan dalam gambar berikut :
Penggunaan istilah dana bagi organisasi nirlaba dan
institusi pemerintah berbeda dengan istilah dana yang sering
digunakan oleh entitas swasta. Bagi perusahaan komerisal,
dana adalah bagian dari aktivanya yang dicadangkan karena
akan di gunakan atau dialokasikan untuk tujuan tertentu.
Sedangkan bagi organisasi nirlaba dan kalangan instansi
pemerintah, dana adalah suatu entitas akuntansi tersendiri.
Dari kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sektor
publik dapat digolongkan menajdi dua yaitu :
a. Dana yang bisa dibelanjakan ( expendable funds)
Dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-
aktivitas yang bersifat non-business yang menjadi
bagian dari tujuan organisasi sektor publik.
b. Dana yang tidak bisa dibelanjakan (nonexpendable funds)
Dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang
bersifat bisni. Digunakan sebagai pendukung
dari expendable funds.
Persamaan Akuntansi Dana
Dalam akuntansi dana dikenal dnegan persamaan akuntansi
sebagai berikut :
23
Dana1A = K+ ED
Dana2A= K + ED
Dana3A = K + ED
Dana6A = K + ED
Dana5A = K + ED
Dana 4A = K + ED
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan
akuntansi yang kita kenal pada akuntansi keuangan yang digunakan
dalam perusahaan komersial yang berupa :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Disini terdapat perbedaan yang mendasar antar ekuitas dana
dan ekuitas. Di perusahaan selisih antara aktiva dan utang
adalah ekuitas yang menunjukan adanya kepemilikan pada
perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu,
di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak menunjukan
adanya kepemilikan siapapun karena memang tidak
ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor
publik.
Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam akuntansi dana dikenal istilah basis akuntansi dan
fokus pengukuran . basisi akuntansi menentukan kapan
transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Contoh, bila
organisasi mengadopsi basis akrual penuh, transaksi diakui
ketika transaksi tersebut memiliki dampak ekonomi yang
subtantif. Kalau yang diadopsi adalah basis kas, transaksi
diakui kalau kas yang berhubungan dengan transaksi tersebut
diterima atau dibayarkan.
Fokus pengukukurana dari suatu entitas akuntansi menentukan
apa yang akan dilaporkan , dengan kata lain jenis aktiva dan
kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan di
laporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi dan fokus
pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah satu
akan mengimplikasikan pemilihan yang lain. Contoh kalau
24
basis kas yang dipilih, maka fokus pengukurannya juga atas
kas saja, sehingga implikasinya hanya aktiva lancar kas yang
di laporkan dalam neraca. Perubahan dalam aktiva tetap dan
kewajiban jangka panjang tidak diakui. Misalnya sebuah
organisasi membeli kendaraan seharga Rp.200 juta, jurnal
yang terjadi kalau menggunakan basis kas dengan fokus
pengukuran kas jangka pendek adalah.
Belanja kendaraan 200.000.000
Kas 200.000.000
Dengan cara tersebut pemerintah tidak akan melaporkan
kendaraan sebagai aktiva di neracanya. Pemerintah akan
mencatat baik kenaikan maupun penurunan kas di laporan
Pendapatan dan Belanja ( fund’s statement of revenues and
expenditure ) atau laporan yang sebanding yang menjelaskan
perubahan dlaam saldo dana. Dampaknya, kendaraan akan
dibebankan seluruhnya pada waktu dibeli. Yang nantinya akan
ditutup ke ekuitas dana ( fund balance).
Jika suatu entitas mengadopsi basis akrual penuh seperti
diharuskan untuk perusahaan, maka fokus pengukurannya
biasanya meliputi smeua sumber daya ekonomi dan neracanya
akan melaporkan semua aktiva dan kewajiban, baik lancar
maupun tidak lancar.perubahan dalam aktiva tetap bersih dan
kewajiban jangka panjang diakui sebagai pendapatan atau
beban. Misalnya, sebuah organisasi membeli kendaraan seharga
Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan basis
akrual penuh adalah:
Kendaraan 200.000.000
Kas 200.000.000
25
Di banyak lingkungan pemerintahan, basis ekuntansi dan fokus
pengukuran menjadi permasalah tersendiri yang sering kali
menjadi perdebatan. Hal tersebut muncul karena banyak
entitas pemerintahan yang menggunakan anggaran dengan
berbasis kas sehingga dibutuhkan data realisasi anggaran
yang berbasis kas pula. Dalam konteks tersebut,
dikembangkanlah basis akuntansi berupa basis kas yang akan
menghasilkan informasi yang bersifat jangka pendek.
Permasalahan muncul karena entitas tersebut juga dituntut
untuk menyusun neraca yang juga menyajikan informsi yang
bersifat jangka panjang ( aktiva tetap dan utang jangka
panjang). Dengan kata lain. Dalam lingkungan pemerintahan
seperti itu, ada tuntutan untuk menggunakan basis kas dengan
fokus pengukuran jangka panjang. Dari sinilah berkembang
basis akuntansi yang disebut dengan basis kas yang
dimodifikasi ( cash modified basis).
Dengan basis kas yang dimodifikasi tersebut, transaksi
pembelian kendaraan senilai Rp. 200 juta akan dicatat dalam
dua kali penjurnalan, yaitu :
(1) Belanja kendaraan 200.000.000
Kas
200.000.000
(2) Kendaraan 200.000.000
Kas
200.000.000
Jurnal kedua dilakukan untuk memenuhi tuntunan fokus
pengukuran jangka panjang.
26
Terlepas dari apakah suatu entitas melaporkan aktiva dan
kewajiban jangka panjang di neraca dananya, entitas tersebut
harus melakukan kontrol akuntansi atas aktiva dan kewajiban
tersebut. Manajemen dan konstituen lain mungkin ingin tahu
dengan semua sumber daya dan kewajiban entitas tersebut dan
tidak hanya ingin tahu atas aktiva dan kewajiban yang ada di
neraca saja, oleh karena itu, entitas wajib membuat catatan
akuntansi atas aktiva dan kewajiban serta memasukan dalam
laporan keuangan suatu skedul yang tidak hanya menyatakan
mengenai aktiva dan kewajiban tersebut namun juga menunjukan
perubahannya dalam tahun tersebut.
4. Akuntansi Kas ( Cash Accounting )
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas
diterima dan pengeluaran dicatat pada saat kas dikeluarkan.
Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang riil,
actual, dan objektif. Namun, GAAP tidak membenarkan
pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan
kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis tingkat efisiensi
dan efektifitas suatu kegiatan, program, aktivitas tidak
dapat diukur dengan baik.
Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat
sebagai pendapatan (revenue) bukan utang. Untuk mengoreksi
hal tersebut kebanyakan sistem akuntansi kas tidak hanya
mengakui kas saja tapi juga mengakui aktiva dan utang yang
timbul sebelum terjadi transaksi kas. Namun, koreksi semacam
ini tidak dapat mengubah kenyataan setiap waktu,obligasi
yang beredar dalam bentuk kontrak atau order pembelian yang
dikeluarkan tidak tampak pada catatan akuntansi.
27
Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan dicatat
overstated. Hal tersebut dapat mengakibtkan pemborosan
anggaran.
5. Akuntansi Akrual ( Accrual Accounting )
Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi
kas. Teknik akuntansi akrual diyakini dapat menghasilkan
laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, akurat,
komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan
ekonomi, social, politik. Basis akrual diterapkan agak
berbeda antara properiority fund (full accrual)
dan governments fund (modified accrual) karena biaya (expense) diukur
dalam properiority fund, sedangkan expendituredifokuskan
pada general fund.
Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama
periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang
dikeluarkan dan atau dialokasikan selama periode akuntansi.
Karena governments fundtidak memiliki catatan modal dan utang
(dicatat dan dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang
jangka panjang), expenditure yang diukur, bukan expense.
Berbeda dengan governments fund, yang menjadi kepenting-
an properiority fund dan juga organisasi bisnis adalah net
income. Full accrual accounting digunakan untuk mencatat revenue
ketika diperoleh (earned) dan biaya (expense) pada saat
terjadi (incurred). Dengan kata lain, biaya dicatat ketika
utang terjadi tanpa memandang kapan pembayaran dilakukan.
Pada governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual
basis. Expenditure di – accrued tetapirevenue dicatat berdasarkan
28
cash basis yaitu pada saat diterima bukan pada saat
diperoleh. Pendapatan seperti PPN, PPh, dan fee retribusi
dihitung pada saat kasnya. Salah satu pengecualian
adalah property tax (PBB) yang diaccrued karena jumlahnya dapat
diestimasi secara lebih pasti.
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik pada
dasarnya adalah untuk menentukan cost of service dan charging of
service yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan pelayanan public serta penentuan harga
pelayanan yang dibebankan ke publik. Hal ini berbeda dengan
tujuan pengaplikasian accrual basis dalam sektor swasta yang
dapat digunakan untuk mengetahui dan membandingkan besarnya
biaya terhadap pendapatan (proper matching cost against revenue).
Perbedaan ini disebabkan karenan pada sektor swasta
orientasi lebih difokuskan pada usaha untuk memaksimumkan
laba (profit oriented) sedangkan pada sektor publik orientasi
difokuskan pada optimalisasi pelayanan publik (public service
oriented).
Single entry dan double entry
Single entry digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan
utama demi kemudahan dan kepraktisan. Seiring semakin
tingginya tuntutan, maka perubahan dari single entry menjadi
double entry dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk
diterapkan. Pengaplikasian pencatatan dengan sistem double
entry ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan yang
auditable dan traceable.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 SimpulanAda lima macam teknik akuntansi sektor publik yaitu
akuntansi dana (fund accounting), akuntansi anggaran
(budgetary accounting), akuntansi komitmen (commitment
accounting), akuntansi kas, akuntansi akrual. Akuntansi
anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah
yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara
berpasangan. Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan
secara sistematik dan kontinyu jumlah anggaran dengan
realisasi anggaran. Akuntansi komitmen adalah sistem
akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat
order dikeluarkan. Akuntansi dana dimaknai sebagai entitas
anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk
sumber daya nonkas dan utang diperhitungkan di dalamnya.
Akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima,
dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan
cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual,
riil, dan objektif. Akuntansi akrual diyakini dapat
menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya,
lebih akurat, lebih komprehensif, dan relevan untuk
pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.
Perbedaan antara akuntansi berbasis kas dengan akuntansi
berbasis akrual adalah basis kas : penerimaan kas -
pengeluaran kas = perubahan kas; basis akrual : pendapatan
- biaya = rugi / laba; pendapatan : penerimaan kas selama
satu periode akuntansi - saldo awal piutang + saldo akhir
piutang; biaya : kas yang dibayarkan selama satu periode31
akuntansi - saldo awal utang + saldo akhir utang. Single entry
digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi
kemudahan dan kepraktisan. Seiring semakin tingginya
tuntutan, maka perubahan dari single entry menjadi double entry
dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan.
Pengaplikasian pencatatan dengan sistem double entry
ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan yang auditable
dan traceable. Teori memiliki 3 karakteristik, yaitu :
kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang
ada (the ability to explain), kemampuan untuk memprediksi (the ability to
predict), kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given
phenomena). Pada dasarnya terdapat 3 tujuan dalam mempelajari
teori akutansi, yaitu : untuk memahami praktek akuntansi
yang ada saat ini, mempelajari kelemahan dan kekurangan dari
praktek akutansi yang saat ini di lakukan, memperbaiki
praktek akuntansi yang akan datang. Suatu disiplin ilmu
dapar di klasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu : ilmu
murni atau abstrak (abstract sciences), ilmu deskriptif (general
descriptive sciences), ilmu derivative (special derivativesciences), ilmu
sipnotis (synoptic sciences), dan ilmu terapan (appliend sciences).
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang
relevan dan dapat di andalkan terdapat beberapa kendala yang
dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah :
Obyektivitas, konsistensi, daya banding, tepat waktu,
ekonomis dalam penyajian laporan, materialitas.
32