SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KAS PADA
RUMAH SAKIT KRISTEN TAYU
TUGAS AKHIR Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Diploma 3 untuk mencapai Gelar
Ahli Madya
Disusun Oleh:
Nama : Sigit Haryanto
NIM : 3351303022
Jurusan : EKONOMI
Prodi : Akuntansi D3
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
ii
SURAT REKOMENDASI
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :
Nama : Sigit Haryanto
NIM : 3351303022
Prodi : Akuntansi D3
Jurusan : AKUNTANSI
Telah menyelesaikan bimbingan Tugas Akhir dengan Judul “Sistem
Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada RSK Tayu” dan siap diajukan.
Semarang, 2006
Mengetahui,
Ketua Jurusan Dosen Pembimbing
Drs. Sukirman, M.Si Drs. Heri Yanto, M.BA NIP. 131967646 NIP. 131658238
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan di Hadapan Sidang Panitia Ujian Tugas Akhir
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang :
Hari :
Tanggal :
Penguji Tugas Akhir
Penguji I Penguji II
Drs. Heri Yanto, M.BA Drs. Subkhan NIP. 131658238 NIP. 131686738
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP. 131658236
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam Tugas Akhir ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan atau temuan dari hasil Karya Tulis orang lain, baik
sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
Tugas Akhir dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2006
Sigit Haryanto NIM. 3351303022
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hidup adalah kesulitan, untuk memecahkan kesulitan diperlukan
semangat tinggi dan ilmu untuk memecahkan kesulitan tersebut.
Carilah ilmu mulai dari lahir sampai masuk liang lahat.
Hidup ini Cuma sebentar, “mampir ngombe” kata orang Jawa, maka
carilah ridlo Allah untuk bekal dikehidupan yang akan datang.
Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda: “Barang siapa
melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia,
niscaya Allah akan melepaskan dirinya dari kesusahan kiamat,
barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit niscaya
Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat...” (HR
Muslim).
Persembahan :
Kupersembahkan untuk :
- Bapak, lbu, adik, Mak Nyak Kini
dan keluarga besar tercinta.
- Teman-teman senasib
seperjuangan Program Studi
Akuntansi D3 UNNES.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayahnya pada kita semua sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan tepat waktu. Tugas Akhir
ini merupakan realisasi Pertanggung-jawaban Penulis setelah melaksanakan
Penelitian di RSK Tayu sebagai syarat untuk menempuh Mata Kuliah Tugas
Akhir di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Keberhasilan dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada :
1. Prof Dr. H. A T. Soegito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Agus wahyudin, M. Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
3. Bapak Drs. Sukirman, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang.
4. Bapak Drs. Heri Yanto, M.BA sebagai Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis. Terima Kasih penulis ucapkan atas segala kebaikan hati
dan petunjuk serta bimbingannya, baik tenaga maupun waktu sampai
terselesaikannya Tugas Akhir ini.
5. Drs. Subkhan, dosen penguji yang banyak memberikan masukan-masukan
kepada penulis.
vii
6. Bapak dr. Vensi Hasmoko sebagai Direktur RSK Tayu yang telah bersedia
menerima penulis untuk melaksanakan Penelitian di RSK Tayu.
7. Ibu Soeharjati, SE, MM sebagai Pembimbing Lapangan pada waktu Penulis
melaksanakan Penelitian di RSK Tayu.
8. Bapak, Ibu, Adik dan Mak Nyak Kini dan seluruh keluarga besar tercinta yang
telah mendoakan, memberikan semangat dan dukungannya dalam pelaksanaan
dan penyelesaian Tugas Akhir ini.
9. Ibu Sri Soeharti dan Ibu Setitiningsih serta semua karyawan RSK Tayu yang
telah membantu penulis dalam pelaksanaan Penelitian di RSK Tayu.
10. Serta Teman-teman senasib seperjuangan di Program Studi Akuntansi D3
UNNES yang selalu saling memberikan dukungan dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini. Penulis juga berharap semoga
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri.
Semarang, 2006
Penulis
viii
ABSTRAK
Sigit Haryanto, 2006. Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada RSK Tayu. Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi D3 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci : Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Dalam Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas diperlukan adanya prosedur yang baik yang sesuai dengan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang dilakukan di luar prosedur yang telah ditentukan, akan memungkinkan terjadinya penyelewengan, pencurian dan penggelapan kas.
Permasalahan yang ada adalah : Bagaimana Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Rumah Sakit Kristen Tayu, Apa Kelemahan dan Kelebihan Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada RSK Tayu, Bagaimana Efektifitas Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Rumah Sakit Kristen Tayu, Bagaimana Desain Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas setelah memperhatikan Kelemahan dan Kelebihan sistem yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Rumah Sakit Kristen Tayu, Mengidentifikasi Kelemahan dan Kelebihan Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada RSK Tayu, Untuk mengetahui Efektivitas Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Rumah Sakit Kristen Tayu, Mendesain Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas setelah memperhatikan Kelemahan dan Kelebihan Sistem yang ada di RSK Tayu selama ini.
Lokasi Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Kristen Tayu (RSK Tayu). Kajian dalam Tugas Akhir ini adalah Sistem Penerimaan Kas dan Sistem Pengeluaran Kas. Metode Pengumpulan Data yang digunakan adalah Dokumentasi, Interview / wawancara, Observasi, Kepustakaan / Studi Pustaka. Sedangkan Metode Analisis Data yang digunakan adalah menggunakan Metode Diskriptif Kualitatif.
Penerimaan Kas yang terdiri dari Penerimaan Kas dari Penjualan Jasa secara Tunai yang berasal dari Rawat Jalan dan Rawat Inap (baik Umum maupun JPK-MM) dan Penerimaan Kas Piutang. Sedangkan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kasnya dengan menggunakan Dana Kas Kecil.
Program JPK-MM ini dibiayai oleh pemerintah dari dana PKPS BBM (Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Bidang Kesehatan). Untuk Peserta Gawat Darurat berhak mendapatkan Pelayanan Rujukan dan Pelayanan Ambulans yang ditanggung oleh PT. Askes.
Simpulan yang dapat diambil dalam Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada RSK Tayu meliputi : Sistem Akuntansi Penerimaan Kas di Rumah Sakit Tayu terdiri dari Penerimaan Kas Rawat Inap dan Rawat Jalan (baik Pasien Umum maupun JPK-MM), Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada
ix
Rumah Sakit Tayu sudah dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan kaidah yang berlaku secara umum. Saat terjadi transaksi pencatatan dilakukan oleh Bagian Kasir, Bagian Keuangan dan Pembukuan. Masing-masing bagian ini berkoordinasi dan mengadakan koreksi Pencatatan. Belum adanya Prosedur dan Kebijakan yang jelas mengenai masalah Pembayaran Biaya Perawatan Rumah Sakit. Berbagai macam masalah antara lain : Pembayaran biaya perawatan pasien yang belum lunas ada yang meninggalkan BPKB kendaraan bermotor, SIM, Perhiasan dan lain-lain. Beberapa Pasien Rawat Jalan ada yang meninggalkan Rumah Sakit setelah menjalani beberapa proses pemeriksaan kesehatan dan tidak membayar biaya Pemeriksaan Kesehatan tersebut (lolos dari biaya administrasi Rumah Sakit). Bagian Kasir secara pribadi mencairkan atau memberikan uang Penerimaan Kas yang belum disetor ke bagian Keuangan kepada bagian yang membutuhkan uang kas segera tanpa adanya persetujuan atau otorisasi dari pihak bagian Keuangan terlebih dahulu.
Penulis menyarankan pada RSK Tayu Agar RSK Tayu memperbaiki dan menindak-lanjuti Prosedur Penerimaan Kas untuk Pembayaran Biaya Rumah Sakit oleh Pasien yang masih kurang bayar supaya Jumlah Piutang yang belum terbayar bisa ditekan lebih kecil, RSK Tayu menciptakan Bagian Penagihan Piutang untuk menagih Piutang yang belum tertagih. Pihak Rumah Sakit harus membuat Prosedur dan Kebijakan yang jelas mengenai masalah Pembayaran Biaya Perawatan Rumah Sakit. Pada setiap ruangan pemeriksaan harus ada suster yang membantu pasien dalam mempercepat proses pemeriksaan. Bagian Kasir harus membuat bukti Pengeluaran Kas yang ditanda-tangani oleh Kasir dan bagian yang memerlukan uang kas tersebut.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
PERNYATAAN............................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Permasalahan / Rumusan Masalah ............................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat ................................................................... 5
D. Sistematika Penulisan TA .......................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sistem Akuntansi ..................................................... 9
B. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ............................................ 10
C. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ........................................... 11
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian........................................................................ 27
B. Obyek Penelitian ........................................................................ 27
C. Metode Pengumpulan Data........................................................ 28
D. Metode Analisis Data................................................................. 29
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum RSK Tayu..................................................... 31
1. Sejarah Berdirinya RSK Tayu.............................................. 31
2. Deskripsi Hasil Penelitian.................................................... 33
a. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ................................ 34
xi
1. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Tunai ................ 36
2. Penerimaan Kas dari Piutang ................................... 46
B. Pembahasan
1. Kelemahan dan Kelebihan Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas ....................................................................................... 53
2. Kelemahan dan Kelebihan Sistem Akuntansi Pengeluaran
Kas ....................................................................................... 54
3. Efektifitas dari Sistem Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas................................................................... 55
4. Desain Sistem dari Sistem Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas................................................................... 55
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................... 58
B. Saran........................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Alir yang ada pada Sistem Penerimaan Kas dari Piutang... 21
Gambar 2. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penerimaan Kas Tunai . 43
Gambar 3. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Porsekot ........................ 44
Gambar 4. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Persekot setelah
dibayar pelunasannya ................................................................... 45
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Permohonan Ijin Penelitian.
Lampiran 2. Usulan Judul Tugas Akhir.
Lampiran 3. Kartu Bimbingan Tugas Akhir.
Lampiran 4. Formulir Rawat Inap Pasien Rumah Sakit Tayu untuk Jaminan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPK-MM).
Lampiran 5. Formulir Identitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Kristen Tayu.
Lampiran 6. Surat Pernyataan Pertanggung-Jawaban Biaya dan Surat
Persetujuan Pengobatan dan Perawatan yang diisi keluarga Pasien.
Lampiran 7. Formulir Persetujuan Tindakan Terapeutik Operatif dan Anastesi
(Tindakan Operasi) yang diisi oleh Keluarga Pasien.
Lampiran 8. Formulir Tes Laboratorium dari Rumah Sakit Kristen Tayu.
Lampiran 9. Formulir Permintaan Obat dan lain-lain dari Rumah Sakit Kristen
Tayu.
Lampiran 10. Formulir Perhitungan Biaya Rawat Inap Rumah Sakit Kristen
Tayu dan Formulir Resume Keperawatan Pasien Rumah Sakit
Kristen Tayu.
Lampiran 11. Formulir Penerimaan Persekot atau Biaya Perawatan Sementara
dari Kasir Rumah Sakit Kristen Tayu.
Lampiran 12. Bukti Penerimaan Kas (Uang Persekot dari Keluarga Pasien Rawat
Inap Rumah Sakit Kristen Tayu).
xiv
Lampiran 13. Kwitansi Pembayaran Lunas oleh Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Kristen Tayu.
Lampiran 14. Formulir Rekapitulasi Penerimaan Biaya Rawat Inap Harian dari
Kasir Rumah Sakit Kristen Tayu.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar dapat terwujud pelayanan, pencegahan, pengobatan dan rujukan
secara tepat dan cepat, juga dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal. Seiring dengan Kemajuan Ilmu dan Teknologi di bidang
Kedokteran, dimana peralatan-peralatan pendukung mutlak diperlukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit yang memerlukan biaya
Investasi yang sangat besar, memaksa pihak manajemen mau tidak mau
mengubah pandangan dari yang semata-mata bersifat sosial menjadi bersifat
ekonomis.
Sejalan dengan itu, meningkatnya serta timbulnya persaingan antar
perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dan jasa
kesehatan, dalam mencari terobosan-terobosan baru dan cara-cara baru guna
menyempurnakan sistem yang telah ada. Untuk mencapai tujuan Rumah
Sakit yang telah ditentukan, cara yang digunakan untuk sistem tersebut
adalah dengan menghasilkan output yang cepat dan akurat.
Suatu sistem yang baik sangat dibutuhkan bagi suatu Perusahaan,
baik perusahaan manufaktur, perdagangan maupun perusahaan jasa dalam
menjalankan operasi usahanya. Keberadaan sistem tersebut, dapat
2
membantu tugas-tugas unit organisasi yang terkait. Setiap perusahaan akan
menggunakan sistem yang paling sesuai dengan aktivitas perusahaan yang
dijalankan, sederhana dalam pelaksanaan serta mudah dalam
pengawasannya.
Mengingat hal tersebut di atas, setiap perusahaan dituntut untuk
menerapkan Sistem Akuntansi yang sesuai dengan kondisi masing-masing
perusahaan. Salah satu sistem yang digunakan oleh perusahaan adalah
Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas. Masalah Kas
merupakan suatu hal yang memerlukan penanganan khusus, terutama dalam
administrasinya, baik untuk perusahaan besar, menengah maupun kecil.
Sebab pada prinsipnya Kas merupakan aktiva lancar yang mempunyai sifat
paling liquid dan mudah dipindah tangankan (Yusuf, 2001: 1). Oleh karena
itu, perlu pengawasan yang sangat ketat dalam mengontrol Akun Kas pada
suatu perusahaan.
Dalam Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas diperlukan adanya
prosedur yang baik yang nantinya akan sesuai dengan kebijakan manajemen
yang telah ditetapkan. Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang dilakukan di
luar prosedur yang telah ditentukan, akan memungkinkan terjadinya
penyelewengan, pencurian dan penggelapan kas. Dapat disimpulkan bahwa
semakin baik prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang dilakukan
perusahaan, maka akan semakin dapat dipercaya besarnya akun Kas yang
dilaporkan pada Laporan Keuangan perusahan tersebut. Disamping itu,
dengan penerapan Prosedur Pengelolaan Kas yang baik, maka kemungkinan
3
tingkat Penyelewengan dan Penggelapan Kas akan mudah ditelusuri.
Apalagi masalah Pengeluaran Kas, dimana telah diketahui Kas adalah
masalah yang paling rawan dan resiko hilangnya paling tinggi.
Penerimaan Kas perusahaan bersumber dari konsumen, yaitu dari
penjualan barang dan jasa yang dihasilkan. Pada saat pembentukan dana
perusahaan, sumber keuangan selanjutnya berasal dari Pendapatan dan
Pinjaman / Utang. Sedangkan Pengeluaran Kas dipergunakan untuk
membiayai kegiatan perusahaan, seperti biaya perbaikan aktiva tetap,
pengadaan sarana dan prasarana, pembelian bahan baku usaha, biaya gaji
karyawan, biaya operasional perusahaan dan lain sebagainya. Pada
perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang, laba usaha dapat ditarget
dengan meningkatkan target penjualan melalui promosi, iklan dan
sebagainya. Pada sebuah Rumah Sakit, sangat sulit mengukur prestasi
pengelolaan Rumah Sakit, karena Laba yang dihasilkan dari Laporan
Keuangan antara satu periode dengan periode yang lain tidak sama, dalam
arti laba pada sebuah Rumah Sakit tidak bisa ditarget besar kecilnya. Kita
tidak akan tahu berapa jumlah pasien yang akan mempercayakan dirinya
pada Rumah Sakit tersebut untuk berobat maupun perawatan kesehatan.
Sehingga pihak Rumah Sakit akan sulit untuk menentukan besarnya target
laba usaha pada suatu periode.
Pendapatan yang diakui sebagai Laba oleh RSK Tayu pada setiap
periodenya selalu dilakukan perhitungan besar kecilnya dan secara rutin
melaporkan besarnya laba tersebut pada Yayasan Kesehatan Kristen Sekitar
4
Muria (YKKSM). RSK Tayu melalui YKKSM bekerja sama dalam
mengawasi keadaan Keuangan RSK. Untuk Pengeluaran Anggaran, RSK
Tayu selalu mengadakan pencatatan anggaran perusahaan dan realisasinya
dalam pembukuan dana perusahaan. Hal ini dilakukan oleh RSK Tayu agar
dalam pembukuan perusahaan dan pembukuan dana perusahaan berjalan
dengan seimbang dan terkontrol. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
menyusun Tugas Akhir dengan Judul “Sistem Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas pada RSK Tayu”.
B. Permasalahan / Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas pokok permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada
Rumah Sakit Kristen Tayu ?
2. Apa saja Kelemahan dan Kelebihan Sistem Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas pada RSK Tayu ?
3. Bagaimana Efektifitas Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
pada Rumah Sakit Kristen Tayu ?
4. Bagaimana Desain Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
setelah memperhatikan Kelemahan dan Kelebihan sistem yang ada ?
5
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
pada Rumah Sakit Kristen Tayu ?
b. Mengidentifikasi Kelemahan dan Kelebihan Sistem Akuntansi
Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada RSK Tayu ?
c. Untuk mengetahui Efektivitas Sistem Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas pada Rumah Sakit Kristen Tayu ?
d. Mendesain Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas setelah
memperhatikan Kelemahan dan Kelebihan Sistem yang ada di RSK
Tayu selama ini ?
2. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Manfaat Praktis
Dalam Penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan
atau sebagai bahan pertimbangan bagi pihak RSK Tayu dalam
kaitannya dengan Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang lebih
efektif dan efisien, memudahkan pengelolaan Keuangan, Pengawasan
Intern, mengoptimalkan dalam penggunaan uang perusahaan serta
memberikan pertimbangan dalam meningkatkan efisiensi kerja.
b. Manfaat Teoritis
1) Bagi Peneliti / Penulis
Diharapkan dapat menambah Ilmu Pengetahuan dan
Wawasan tentang penerapan Sistem Akuntansi Penerimaan dan
6
Pengeluaran Kas pada Rumah Sakit sehingga akan dapat
memantapkan penerapan teori dengan praktik yang terjadi di
lapangan.
2) Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah Informasi, memperluas Ilmu
Pengetahuan dan Wawasan mengenai Sistem Akuntansi
Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Rumah Sakit Kristen Tayu.
3) Bagi Penulis Tugas Akhir selanjutnya
Diharapkan dapat menambah Informasi, memperluas Ilmu
Pengetahuan dan Wawasan tentang penerapan Sistem Akuntansi
Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Rumah Sakit yang
bermanfaat bagi peneliti selanjutnya dengan mengkombinasikan
dengan variabel lain.
D. Sistematika Penulisan TA
Sistematika Tugas Akhir merupakan garis besar penyusunan yang
bertujuan memudahkan jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi
Tugas Akhir. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagian Pengantar Tugas Akhir : Judul Tugas Akhir, Halaman Persetujuan,
Halaman Pengesahan, Pernyataan, Motto dan Persembahan, Kata
Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Lampiran.
7
2. Bagian Umum Tugas Akhir terdiri dari :
BAB I Pendahuluan ini penulis menguraikan gambaran-gambaran
dalam Tugas Akhir antara lain Latar Belakang, Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian dan Sistematika Tugas
Akhir.
BAB II Landasan Teori : Pengertian Kas, Sumber Penerimaan Kas,
Pengertian Sistem Akuntansi, Pengertian Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas, Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas.
BAB III Metodologi Penelitian berisi : Lokasi Penelitian, Obyek
Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan.
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Tayu.
1. Sejarah berdirinya Rumah Sakit Tayu.
2. Diskripsi hasil Penelitian.
a. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas.
1) Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Tunai.
2) Penerimaan Kas dari Piutang.
b. Sistem Akuntansi pengeluaran Kas dengan
menggunakan Dana Kas Kecil.
B. Pembahasan
1. Kelemahan dan Kelebihan dari Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas.
8
2. Kelemahan dan Kelebihan dari Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas.
3. Efektifitas dari Sistem Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas.
4. Desain Sistem dari Sistem Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas.
BAB V Penutup berisi Kesimpulan dan Saran
Bagian Pelengkap Tugas Akhir ini berisi Daftar Pustaka, Lampiran.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya dengan unsur
yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang berulang kali terjadi atau
yang secara rutin terjadi (Mulyadi, 2001: 31). Sistem menurut Hall (2001: 5)
adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan
atau sub sistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Sistem
menurut Zaki Baridwan (1998: 3) adalah suatu kerangka dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema
yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari
perusahaan.
Akuntansi dapat dipahami sebagai suatu proses kegiatan mengolah
data keuangan (input) agar menghasilkan Informasi Keuangan (output) yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan atau
organisasi ekonomi yang bersangkutan (Agus Wahyudin, 2001: 1). Akuntansi
menurut Al Haryono Yusuf (1992: 1) adalah suatu proses sistematis yang
dimulai dengan adanya suatu data, kemudian dicatat, digolongkan, diringkas
dan disajikan dalam Laporan Keuangan yang akan digunakan oleh pemakai
sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomi.
10
Sistem Akuntansi adalah organisasi, formulir, catatan dan laporan
yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan (Mulyadi, 2003: 3). Sistem Akuntansi adalah formulir, catatan dan
alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan
yang ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk
laporan-laporan yang digunakan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya,
dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan (Zaki Baridwan, 1998: 4).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem Akuntansi adalah
organisasi formulir, catatan dan laporan-laporan serta alat-alat yang
dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menghasilkan laporan yang
digunakan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak
lain yang berkepentingan untuk menilai hasil operasi serta untuk
mempermudah pengelolaan perusahaan.
B. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Penerimaan Kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu dari
penjualan tunai dan dari piutang. Penerimaan Kas dari penjualan tunai dapat
berupa uang tunai credit card sale slip, atau cek pribadi (personal check).
Penerimaan Kas dari piutang dapat berupa cek atau giro Bilyet (Mulyadi,
2001: 500).
11
a. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Penerimaan Kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu
Penerimaan Kas dari Penerimaan Tunai dan Penerimaan Kas dari Piutang.
Dalam Sistem Penerimaan Kas harus diatur sebaik-baiknya serta didukung
Pengendalian Intern yang baik sehingga akan dapat menghasilkan Laporan
Keuangan yang tepat serta meminimalisir kecurangan dan penggelapan
uang kas perusahaan. Dalam Sistem Penerimaan Kas juga harus diatur
serta didukung Pengendalian Intern yang baik sehingga akan dapat
menghasilkan Laporan Keuangan yang tepat serta meminimalisir
kecurangan dan penggelapan uang kas perusahaan.
b. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang
Sumber Penerimaan Kas suatu perusahaan biasanya berasal dari
pelunasan piutang dari Debitur. Berdasarkan Sistem Pengendalian Intern
yang baik, Sistem Penerimaan Kas dari piutang harus menjamin
diterimanya kas dari debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan yang
tidak berhak menerimanya.
C. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Sistem Akuntansi Pokok yang digunakan untuk melaksanakan
Pengeluaran Kas adalah Sistem Akuntansi Pengeluaran dengan menggunakan
Cek dan Sistem Pengeluaran Kas dengan menggunakan uang tunai melalui
Dana Kas Kecil (Mulyadi, 2001: 509).
12
Kas dapat berupa uang kontan yang disimpan perusahaan, rekening
Giro atau rekening lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu yang
dibutuhkan. Kas dalam kegiatan operasionalnya diperlukan untuk membiayai
seluruh kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, mengadakan investasi
baru dan lain-lain. Dalam Pengeluaran Kas terdapat dua sistem yaitu Sistem
Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek dan Sistem Akuntansi Pengeluaran
dengan melalui Dana Kas Kecil.
Dalam akuntansi pokok yang digunakan untuk melaksanakan
Pengeluaran Kas yaitu sistem akuntansi pengeluaran dengan cek dan sistem
pengeluaran kas dengan uang tunai melalui Dana Kas Kecil (Mulyadi, 2001:
509).
Jadi dapat disimpulkan, Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah
organisasi formulir, catatan dan laporan yang dibuat untuk melaksanakan
kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai untuk
mempermudah dalam setiap pembiayaan pengelolaan perusahaan.
Kas dapat berupa uang kontan yang disimpan perusahaan, rekening
Giro atau rekening lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu yang
dibutuhkan. Kas dalam kegiatan operasionalnya diperlukan untuk membiayai
seluruh kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, mengadakan investasi
baru dan lain-lain. Dalam Pengeluaran Kas terdapat dua sistem yaitu Sistem
Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek dan Sistem Akuntansi Pengeluaran
dengan melalui Dana Kas Kecil.
13
Unsur-unsur yang ada pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
antara lain :
a. Bagian-bagian yang terkait Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
1. Penerimaan Kas dari Penerimaan Tunai
a. Bagian-bagian yang terkait
Bagian yang terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari
Penerimaan Tunai adalah :
1. Bagian Kasir
Bagian Kasir menghitung dan menyetorkan semua
Penerimaan Kas yang diterima pada hari tersebut ke Bank,
serta melaporkan Penerimaan ke bagian Keuangan.
2. Bagian Keuangan
Setelah bagian Kasir menutup Penerimaan Kas hari
tersebut, bagian Kasir langsung menyetorkan laporan
Penerimaan Kas tersebut di bagian Keuangan.
3. Bagian Akuntansi atau Pembukuan
Setelah diklasifikasi dengan berbagai data lain dari
bagian yang lain, bagian Keuangan menyetorkan
Penerimaan Kas yang diterima kebagian Akuntansi untuk
dibukukan.
14
b. Dokumen-dokumen yang digunakan
1. Bukti Kwitansi.
Bukti Kwitansi adalah bukti yang telah dihitung oleh
Bagian Kasir sebagai bukti pembayaran yang dilakukan oleh
Debitur.
2. Bukti Penerimaan Kas dari Persekot.
Bukti Penerimaan Kas dari Persekot dibuat oleh bagian
Kasir sebagai Pembayaran awal sebuah transaksi (Pembayaran
yang belum lunas sepenuhnya).
3. Bukti Pengembalian Porsekot.
Bukti pengembalian Persekot terjadi karena ada
kelebihan Persekot dari pembayaran yang sebelumnya.
Kelebihan persekot itu dikembalikan kepada pasien dan bagian
Kasir membuat Tanda Bukti Pengeluaran Kas karena terjadi
Pengembalian Persekot dari Pembayaran sebelumnya.
4. Laporan Bulanan Penerimaan Kas dari Kasir. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui berapa jumlah Penerimaan Kas total selama
satu bulan.
c. Catatan-catatan Akuntansi yang digunakan
1. Jurnal Penerimaan Kas.
Jurnal Penerimaan Kas digunakan oleh Bagian
Akuntansi untuk mencatat Penerimaan Kas.
15
2. Jurnal Umum.
Dalam transaksi Penerimaan Kas, jurnal ini digunakan
oleh bagian Akuntansi untuk mencatat transaksi Penerimaan
Kas yang telah terjadi.
3. Kartu Persediaan.
Dalam transaksi Penerimaan Kas dari Penerimaan
Tunai, Kartu Persediaan digunakan oleh bagian Akuntansi
untuk mencatat berkurangnya Persediaan yang digunakan.
d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas dari Penerimaan Tunai adalah :
1. Prosedur Penerimaan Kas.
2. Prosedur Pencatatan Penerimaan Tunai.
3. Prosedur Penyetoran ke Bank.
4. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas.
5. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan.
e. Unsur-unsur Pengendalian Intern
Unsur Pengendalian Intern yang seharusnya ada dalam
Sistem Penerimaan Kas dari Penerimaan Kas Tunai adalah sebagai
berikut :
a. Bagian Kas harus terpisah dengan bagian Keuangan.
b. Bagian Keuangan harus terpisah dengan bagian Akuntansi atau
pembukuan.
16
c. Transaksi Penerimaan Kas Tunai dilaksanakan oleh bagian Kas,
bagian Keuangan dan bagian Akuntansi.
d. Penerimaan Kas diotorisasi oleh bagian Kas dengan cara
membubuhkan cap “Lunas” pada Bukti Penerimaan Kas Tunai
dan Penempelan Pita Register pada bukti tersebut (kalau Sistem
Penerimaan Kas Tunai sudah menggunakan Kas Register).
e. Penerimaan Kas dengan kartu kredit bank didahului dengan
permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.
f. Pencatatan ke dalam Buku Jurnal diotorisasi oleh bagian
Akuntansi dengan cara memberikan tanda pada bukti-bukti
Penerimaan Kas Tunai.
g. Bukti-bukti Penerimaan Kas tunai harus bernomor urut tercetak
dan pemakaiannya dipertanggung-jawabkan oleh bagian Kasir.
h. Jumlah Kas yang diterima dari Kasir harus disetor seluruhnya
ke bank pada hari yang sama dengan Transaksi Penerimaan Kas
atau hari kerja berikutnya.
i. Penghitungan Saldo Kas yang ada di tangan bagian Kasir secara
periodik dan secara mendadak diperiksa oleh bagian Pemeriksa
Intern.
j. Secara berkala (mingguan atau bulanan), petugas pengawasan
dari Departemen Pengawasan (atau karyawan yang tidak terkait
dengan Prosedur Penerimaan Tunai) mencocokkan penerimaan
tunai dengan membandingkan dokumen-dokumen berikut ini :
17
1. Salinan dari Bukti Pembayaran.
2. Slip setoran bank yang diterima dari bank.
3. Dokumen jurnal dari departemen penerimaan tunai dan
departemen piutang.
2. Penerimaan Kas dari Piutang
Sumber Penerimaan Kas suatu perusahaan biasanya
berasal dari pelunasan piutang dari debitur. Berdasarkan Sistem
Pengendalian Intern yang baik, Sistem Penerimaan Kas dari
piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh
perusahaan, bukan oleh karyawan yang tidak berhak menerimanya.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan Penerimaan Kas
dari Piutang yaitu antara lain :
a. Bagian yang terkait
Menurut Mulyadi bagian yang terkait dalam Penerimaan Kas
yaitu :
1. Bagian Sekretariat
Bagian Sekretariat bertanggung-jawab dalam penerimaan
cek dan surat pemberitahuan melalui pos dari para debitur.
2. Bagian Penagihan
Bagian Penagihan bertanggung-jawab untuk melakukan
penagihan kepada debitur berdasarkan daftar piutang yang
tertagih yang dibuat oleh bagian Akuntansi.
18
3. Bagian Kasir
Bagian Kasir bertanggung-jawab atas Penerimaan Cek dari
bagian Sekretariat atau bagian Penagihan.
4. Bagian Akuntansi / Pembukuan
Bagian Akuntansi / Pembukuan bertanggung-jawab dalam
pencatatan Penerimaan Kas dan berkurangnya piutang dalam
kartu piutang.
5. Bagian Pemeriksa Intern
Bagian Pemeriksa Intern bertanggung-jawab dalam
pelaksanaan perhitungan kas yang ada di tangan bagian kasir
secara periodik.
b. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam Penerimaan Kas dari piutang
antara lain :
1. Surat Pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahukan
maksud pembayaran yang dilakukan.
2. Daftar Surat Pemberitahuan
Dokumen ini merupakan Rekapitulasi Penerimaan Kas yang
dibuat oleh bagian Sekretariat atau bagian Penagihan.
19
3. Bukti Setor Bank
Dokumen ini merupakan Bukti Penerimaan Kas yang dibuat
oleh perusahaan (pihak Rumah Sakit) bagi para debitur yang
telah melakukan pembayaran.
4. Kwitansi
Dokumen ini merupakan Penerimaan Kas yang dibuat oleh
perusahaan (pihak Rumah Sakit) bagi debitur yang telah
melakukan pembayaran (Mulyadi, 2001: 489-492).
c. Unsur Pengendalian Intern
1. Bagian Akuntansi harus terpisah dari bagian Penagihan dan
bagian Penerimaan Kas.
2. Bagian Penerimaan Kas harus terpisah dari bagian
Akuntansi.
3. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam
bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindah-bukuan
(Giro Bilyet).
4. Bagian penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar
daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh bagian
Akuntansi.
5. Perkreditan rekening pembantu piutang oleh bagian
Akuntansi (bagian piutang) harus didasarkan atas surat
pemberitahuan yang berasal dari debitur.
20
6. Hasil perhitungan kas direkam dalam berita acara
perhitungan kas dan disetor penuh ke bank segera.
7. Para penagih dan kasir harus diasuransikan (Fidelity Bond
Insurance).
8. Kas dalam perjalanan (baik yang ada di tangan bagian kasir
maupun di tangan penagih perusahaan (Rumah Sakit)) harus
diansuransikan.
21
Bagian Alir yang Ada Pada Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang
22
a. SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS
Dalam Pengeluaran Kas terdapat dua sistem yaitu Sistem
Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek dan Sistem Akuntansi
Pengeluaran dengan melalui Dana Kas Kecil.
Dana Kas Kecil
Sistem Pengeluaran Kas dengan Metode Dana Kas Kecil
adalah Pengeluaran Kas dengan uang tunai. Biasanya Pengeluaran
Dana Kas Kecil digunakan perusahaan untuk pembiayaan yang relatif
kecil yang tidak memungkinkan dilakukan dengan Sistem Pengeluaran
Kas dengan menggunakan Cek.
Hal-hal yang berkaitan dengan Sistem Pengeluaran Kas
dengan Dana Kas Kecil adalah sebagai berikut :
1. Metode Pencatatan menurut Mulyadi, Penyelenggaraan Dana Kas
Kecil memungkinkan Pengeluaran Kas dengan uang tunai. Hal ini
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Sistem Saldo Berfluktuasi.
Penyelenggaraan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1) Pengeluaran Dana Kas Kecil dicatat dengan mengkredit
Dana Kas Kecil, sehingga setiap saldo Kas rekening
pembentukan Dana Kas Kecil dicatat dengan mendebet
rekening berfluktuasi.
23
2) Pengisian Dana Kas Kecil dilakukan dengan jumlah sesuai
dengan keperluan dan dicatat dengan mendebet rekening
Dana Kas Kecil.
3) Pembentukan Dana Kas Kecil dicatat dengan mendebet
rekening Dana Kas kecil.
b. Sistem Imprest
Penyelenggaraan Dana Kas Kecil dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1) Pembentukan Dana Kas Kecil dilakukan dengan Cek dan
dicatat dengan mendebet rekening Dana Kas Kecil.
2) Pengeluaran Kas Kecil tidak dilakukan dengan Jurnal
(sehingga tidak mengkredit rekening Dana Kas Kecil).
Bukti-bukti ini dikumpulkan dalam arsip dan diserahkan
kepada pemegang Dana Kas Kecil.
3) Pengisian Kembali Dana Kas Kecil dilakukan sejumlah
rupiah yang tercantum dalam kumpulan bukti.
2. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam Kas kecil adalah sebagai berikut :
a. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai Perintah Pengeluaran Kas dari
bagian Akuntansi kepada bagian Kas sebesar yang tercantum
dalam dokumen tersebut.
b. Cek
24
c. Permintaan Pengeluaran Dana Kas Kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai Dana Kas Kecil untuk
meminta uang ke pemegang Dana Kas Kecil.
d. Bukti Pengeluaran Dana Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh Pemakai Dana Kas Kecil untuk
mempertanggung-jawabkan pemakaian Dana Kas Kecil.
e. Permintaan Kembali Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang Dana Kas Kecil untuk
meminta bagian Utang agar dibuatkan Bukti Kas Keluar guna
pengisian Kembali Dana Kas Kecil.
3. Catatan Akuntansi yang diperlukan
a. Jurnal Pengeluaran Kas
Catatan Akuntansi ini digunakan untuk mencatat Pengeluaran
Kas dalam Pembentukan Dana Kas Kecil dalam Pengisian
Kembali Dana Kas Kecil.
b. Register Cek
Catatan Akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek
perusahaan yang dikeluarkan untuk Pembentukan dan
Pengisian Kembali Dana Kas Kecil.
c. Jurnal Pengeluaran Kas
Dalam Pencatatan diperlukan Jurnal Khusus. Fungsi Jurnal ini
sebagai akibat Pengeluaran Dana Kas kecil.
25
4. Bagian yang terkait
a. Bagian Kas
Bagian Kas ini bertanggung-jawab mengisi cek, meminta
otorisasi atas cek dan menyerahkan cek kepada pemegang
Dana Kas Kecil pada saat Pembentukan Dana Kas Kecil.
b. Bagian Akuntansi
Bagian Akuntansi bertanggung-jawab untuk :
1) Melakukan Pencatatan Pengeluaran Kas Kecil yang
menyangkut biaya-biaya persediaan.
2) Melakukan Pencatatan transaksi Pembentukan Dana Kas
Kecil.
3) Melakukan Pencatatan Kembali Dana Kas Kecil dalam
Jurnal Pengeluaran Kas atau Register Cek.
4) Melakukan Pencatatan Dana Kas Kecil dalam Jurnal
Pengeluaran Dana Kas Kecil.
5) Melakukan Verifikasi kelengkapan dan keaslian Dokumen
Pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan Bukti
Kas Keluar.
c. Pemegang Dana Kas Kecil.
Bagian ini bertanggung-jawab atas penyimpanan Dana Kas
Kecil dan Pengeluaran Dana Kas Kecil sesuai otorisasi dari
Pejabat tertentu yang ditunjuk dan permintaan pengisian
kembali Dana Kas Kecil.
26
d. Bagian yang memerlukan pembayaran Tunai.
e. Bagian Pemeriksaan Intern.
Fungsi ini bertanggung-jawab atas perhitungan Dana Kas Kecil
(Cash Count) secara periodik dan pencocokan hasil
perhitungan dengan Catatan Kas (Mulyadi, 2001: 531-571).
5. Pengendalian Itern.
Menurut Zaki Baridwan, Prinsip-prinsip Pengendalian Intern
meliputi :
a. Bukti Pengeluaran Kas Kecil harus ditulis dengan tinta dan
ditanda-tangani oleh orang yang menerima uang dan kemudian
dicap Lunas.
b. Dana Kas Kecil dibentuk dengan jumlah yang tetap (Imprest
System) dan pemenuhan kembalinya harus dengan cek.
c. Pemeriksaan terhadap Dana Kas Kecil harus dilakukan dengan
interval waktu yang berbeda-beda dan tidak diberitahukan
sebelumnya (Zaki baridwan, 1990: 897).
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Praktik Kerja Lapangan penulis laksanakan di RSK Tayu yang
merupakan Institusi Pelayanan Kesehatan milik Sinode Gereja Injili di Tanah
Jawa yang melalui Yayasan Kesehatan Kristen Sekitar Muria (YKKSM) dan
telah dilantik dan ditetapkan dalam Sidang BPL Sinode Gereja Injili di Tanah
Jawa. RSK Tayu berlokasi di Jl. P. Diponegoro no. 56 Tayu, Telp.(0295)
452228 Kode Pos 59155. Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dimulai
tanggal 9 Februari 2006 sampai dengan tanggal 11 Maret 2006. Penulis
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan sesuai jam kerja dimulai pukul 07.00
wib sampai dengan pukul 14.00 wib pada hari Senin sampai hari Kamis. Hari
Jumat dimulai pukul 07.00 wib sampai dengan pukul 11.30 wib dan hari
Sabtu dimulai pukul 07.00 wib sampai dengan pukul 13.00 wib.
B. Obyek Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan di Rumah Sakit Kristen Tayu untuk
meneliti bagaimana Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kasnya.
Dalam penelitian tersebut penulis ditempatkan di bagian Kasir, Keuangan dan
di bagian Pembukuan.
28
C. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data yang digunakan penulis dalam penyusunan
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah :
a. Dokumen
Dokumen adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,
rapat, ledger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1997: 149). Dalam hal ini
penulis mencari data berupa catatan dan transkrip buku yang berhubungan
dengan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas.
b. Interview / Wawancara
Interview / Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang terwawancara
(Arikunto, 1997: 145), atau pengambilan data dengan cara mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada sumber informasi yaitu ke Pengurus,
Karyawan dan anggota Karyawan RSK Tayu. Penulis melakukan
wawancara dengan Staf Keuangan dan Akuntansi terutama dengan
bagian-bagian yang terkait untuk mendapatkan data yang berhubungan
langsung dengan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas.
c. Observasi
Observasi yaitu mengamati dan menganalisa kenyataan yang ada
secara langsung pada obyek-obyek yang bersangkutan untuk pengambilan
data. Dalam Pengertian psikologik, Observasi disebut juga dengan
pengamatan. Hal ini meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
29
suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi Observasi
dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba
dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan
langsung (Arikunto, 1997: 149). Dalam hal ini dilakukan untuk
mengamati dokumen yang berhubungan langsung dengan Sistem
Akuntansi Penerimaan Kas.
d. Kepustakaan / Studi Pustaka
Kepustakaan / Studi Pustaka yaitu data dari buku-buku sumber
referensi untuk melengkapi dan mendukung kebenaran data dalam
Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan membuat
catatan-catatan kecil, membaca Laporan Praktik Kerja Lapangan tahun-
tahun sebelumnya yang ada di Perpustakaan dan di Perusahaan untuk
menyusun Gambaran Umum Perusahaan.
D. Metode Analisis Data
Untuk mencapai tujuan penelitian sesuai yang diharapkan dalam
menyusun Tugas Akhir ini dan diperoleh suatu kesimpulan, maka data yang
telah terkumpul akan dianalisis dengan :
a. Memeriksa dan meneliti data-data yang telah terkumpul untuk menjamin
apakah data tersebut dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya.
b. Mengkategorikan data-data yang sesuai dengan kriteria serta hal-hal yang
diperlukan dalam suatu pendataan penyajian dan penelitian ini
menggunakan metode Diskriptif Kualitatif yaitu dengan menggambarkan
30
kenyataan-kenyataan yang terjadi bersifat umum dan kemungkinan
masalah yang dihadapi dan solusinya.
c. Dari data yang diperoleh tersebut kemudian disajikan berdasarkan analisis.
Secara umum analisis data yang digunakan adalah secara kualitatif yaitu
analisis yang tidak didasarkan pada perhitungan yang berbentuk kuantitatif
(jumlah), akan tetapi dalam bentuk pernyataan dan uraian yang selanjutnya
akan disusun secara sistematis dalam bentuk Tugas Akhir.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum RSK Tayu
1. Sejarah Singkat Berdirinya RSK Tayu.
a. Pada tahun 1894 misi zending DZV telah mendirikan Poliklinik
kesehatan di Margorejo Tayu dan kemudian didirikan berturut-turut di
Kedung Penjalin, Keling, Kelet, Bangsri, Wedarijaksa, Bulumanis,
Tayu dan Juwana.
b. Pada tahun 1933 unit pelayanan di Kelet dan Tayu digabung dan
dikoordinasikan menjadi Rumah Sakit Tayu. Rumah Sakit ini dapat
berkembang. Namun pada awal pendudukan Jepang, Rumah Sakit ini
dihancurkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung-jawab.
c. Pada tahun 1949 MCC – ADS mengadakan kerja sama pelayanan
dengan Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa yang waktu itu masih
bernama Patunggilan Pasamuan Kristen Jawi Tata Injil Ing
Karisidenan Pati, Kudus dan Jepara. Salah satunya adalah Proyek
Pelayanan Kesehatan di Sekitar Muria.
d. Pada tahun 1950 MCC mengirim dr. Marthe Ropp yang kemudian
mendorong Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa untuk membentuk
Badan Penginjilan melalui proyek-proyek kesehatan, yang kemudian
disepakati dalam Sidang Raya Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa ke
VI di Kelet. Badan ini kemudian bekerja sama dengan EMEK untuk
32
membentuk sebuah Yayasan Sosial dan Kesehatan dengan Akte
Notaris AF Schut No. 189 tahun 1954.
e. Yayasan ini kemudian mengelola Rumah Sakit Kristen Tayu sehingga
berkembang dengan baik, sebagai salah satu pusat pelayanan
Kesehatan dan Pekabaran Injil dilingkungan Sinode Gereja Injili di
Tanah Jawa.
f. Perkembangan selanjutnya Rumah Sakit Kristen Tayu menjadi
kebanggaan jemaat di lingkungan Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa
dan menjadi dambaan masyarakat sekitar Muria, dalam pelayanan
kesehatan. Keadaan ini berlangsung sampai tahun 1982, yang
kemudian mengalami persoalan-persoalan internal dari aspek
kepemilikan yang berdampak menurunnya citra Rumah Sakit Kristen
Tayu.
g. Pada tanggal 10 Oktober 2002 Rumah Sakit Tayu telah mulai ditata
kembali oleh Gereja-gereja anggota Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa
yang selanjutnya akan diupayakan agar pulih kembali menjadi sarana
pelayanan Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa dan dapat menjadi alat
Tuhan bagi pelayanan kesehatan masyarakat.
h. Pada Sidang Badan Pekerja Lengkap Pertama Sinode Gereja Injili di
Tanah Jawa tanggal 17 Januari 2003 di Gereja Injili di Tanah Jawa
Kedung Penjalin, telah ditetapkan kepengurusan Yayasan Kesehatan
Kristen Sekitar Muria yang mendapatkan persetujuan gereja-gereja
anggota Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa dan diberikan Surat
33
Keputusan Pengangkatan oleh BPH Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa
dengan masa bakti 5 tahun. Kepengurusan ini secara rutin memberikan
laporan kepada BPH Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa dan
mempertanggung-jawabkan dalam Sidang Badan Pekerja Lengkap
serta Sidang Raya Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa.
2. Diskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSK Tayu yang merupakan Institusi
Pelayanan Kesehatan milik Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa yang
melalui Yayasan Kesehatan Kristen Sekitar Muria (YKKSM) dan telah
dilantik dan ditetapkan dalam Sidang BPL Sinode Gereja Injili di Tanah
Jawa. RSK Tayu berlokasi di Jl. P. Diponegoro no. 56 Tayu, Telp.(0295)
452228 Kode Pos 59155. Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dimulai
tanggal 9 Februari 2006 sampai dengan tanggal 11 Maret 2006. Penulis
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan sesuai jam kerja dimulai pukul
07.00 wib sampai dengan pukul 14.00 wib pada hari Senin sampai hari
Kamis. Hari Jumat dimulai pukul 07.00 wib sampai dengan pukul 11.30
wib dan hari Sabtu dimulai pukul 07.00 wib sampai dengan pukul 13.00
wib.
Yang penulis lakukan adalah mengamati segala sesuatu yang
berhubungan dengan Proses Pelayanan Kesehatan secara lengkap yang
terjadi di lingkungan RSK Tayu, mulai dari Pelayanan Pasien Rawat Jalan
dan Rawat Inap (baik pasien Umum maupun pasien Jaminan Pelayanan
34
Kesehatan Masyarakat Miskin (JPK-MM)), Bagian Kasir, Keuangan,
Pembukuan, Gudang Rumah Tangga, Apotik, ASKES, sampai dengan
bagian Medical Record (MR).
a. SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS
Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas), pos
wesel, certified check, cashier check, cek pribadi, dan bank draft, serta
dana yang disimpan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh
pihak bank atau perjanjian yang lain. Kas yang dicantumkan di Neraca
terdiri dari dua unsur berikut ini, yaitu :
1) Kas di tangan perusahaan, yang terdiri dari :
a) Penerimaan kas yang belum disetor ke bank, yang berupa uang
tunai, pos wesel, certified check, cashier check, cek pribadi dan
bank draft.
b) Saldo Dana Kas Kecil, yang berupa uang tunai yang ada di
tangan pemegang dana kas kecil.
2) Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening
Giro.
Pada RSK Tayu Penerimaan Kas terdiri dari Penerimaan
Kas dari Rawat Inap dan Rawat Jalan (Umum maupun JPK-MM),
baik tunai maupun piutang. Untuk Penentuan Standart Tarif pasien
Umum, RSK Tayu menggunakan standart tarif yang telah disetujui
oleh Direktur RSK Tayu. Selain menerima pasien umum, RSK
Tayu juga menerima pasien Jaminan Pelayanan Kesehatan
35
Masyarakat Miskin (JPK-MM) yang Standart Tarifnya sudah
ditentukan oleh PT.Askes.
Program JPK-MM ini dibiayai oleh pemerintah dari dana
PKPS BBM (Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan
Bakar Minyak Bidang Kesehatan). Apabila sesuai dengan
prosedur, peserta tidak dibebani biaya sedikit pun dalam
memperoleh Pelayanan Kesehatan termasuk pemberian Obat.
Untuk Peserta Gawat Darurat berhak mendapatkan Pelayanan
Rujukan dan Pelayanan Ambulans yang ditanggung oleh PT.
Askes. PT. Askes (Persero) mempunyai Daftar Obat (DPHO) yang
disusun oleh pakar obat dan dokter spesialis yang mewakili Rumah
Sakit di Indonesia, dimana hampir seluruh penyakit dapat diobati
dengan obat yang tertera pada daftar tersebut. Landasan hukumnya
adalah :
a) SK Menkes Nomor 1241 tahun 2004 tentang penugasan PT.
Askes (Persero) dalam pengelolaan Program Jaminan
Kesehatan bagi masyarakat miskin.
b) SK Menkes Nomor 56 Tahun 2005 tentang penyelenggaraan
Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi masyarakat
miskin.
c) SK Menkes 1202/ Menkes / SK / VIII / 2005 tentang Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas, Rujukan rawat Jalan dan Rawat Inap
kelas III Rumah Sakit yang dijamin Pemerintah.
36
Unsur-unsur yang ada pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
pada Rumah Sakit Tayu :
a. Bagian-bagian yang terkait Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
RSK Tayu
1. Penerimaan Kas dari Penerimaan Tunai
a. Bagian-bagian yang terkait
Bagian yang terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari
Penerimaan Tunai adalah :
1. Bagian Kasir
Bagian Kasir menghitung semua biaya-biaya yang
harus ditanggung oleh pasien selama menjalani perawatan
di RSK Tayu. Data-data itu diperoleh Kasir dari data-data
yang telah dicatat dari Bagian Keperawatan. Khusus untuk
pasien JPK-MM, biaya-biaya saat menjalani perawatan di
RSK Tayu dihitung oleh Kasir bekerja sama dengan
petugas Askes yang ditempatkan di RSK Tayu untuk
menghitung berapa besarnya biaya yang harus ditanggung
oleh PT. Askes.
2. Bagian Keuangan
Setelah bagian Kasir menutup Penerimaan Kas
hari tersebut, bagian Kasir langsung menyetorkan
Penerimaan Kas tersebut di bagian Keuangan supaya bisa
37
digunakan untuk memenuhi kebutuhan Manajemen Rumah
Sakit dan selebihnya akan disetor ke Bank.
3. Bagian Akuntansi atau Pembukuan
Setelah diklasifikasi dengan berbagai data lain
dari bagian yang lain, bagian Keuangan menyetorkan
Penerimaan Kas yang diterima ke bagian Akuntansi untuk
dibukukan.
b. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam Penerimaan Kas
Tunai adalah :
1. Bukti Kwitansi
Bukti Kwitansi yang telah dihitung oleh Bagian
Kasir dibuat rangkap 4 (empat) yang diserahkan kepada
Pasien, bagian Keuangan, bagian Medical Record dan
bagian Kasir sendiri untuk Arsip Kasir. Kwitansi tidak
perlu diberikan kepada pasien JPK-MM karena semua
biaya perawatan ditanggung oleh PT. Askes.
2. Bukti Penerimaan Kas dari Persekot
Bukti Penerimaan Kas dari Persekot dibuat rangkap
2 (dua) yang diserahkan bagian Keuangan dan untuk Kasir
sebagai Arsip.
38
3. Bukti Pengembalian Porsekot
Bukti pengembalian Persekot ada kalau terjadi
kelebihan Persekot dari pembayaran yang sebelumnya.
Kelebihan persekot itu dikembalikan kepada pasien dan
bagian Kasir membuat Tanda Bukti Pengeluaran Kas
karena terjadi Pengembalian Persekot dari Pembayaran
sebelumnya. Selanjutnya Bukti Pengeluaran Kas tersebut
diserahkan ke Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi
untuk dibukukan.
4. Laporan Bulanan Penerimaan Kas dari Kasir (baik untuk
pasien umum maupun JPK-MM dan untuk Rawat Inap
maupun untuk Rawat Jalan). Laporan ini dibuat oleh
Bagian Kasir. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa
jumlah Penerimaan Kas dari Pasien Umum dan berapa
jumlah Penerimaan Kas dari Pasien JPK-MM.
c. Catatan Akuntansi yang digunakan
1. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal Penerimaan Kas digunakan oleh Bagian
Akuntansi untuk mencatat transaksi Penerimaan Kas yang
diterima oleh Bagian Kasir. Pencatatan ini dilakukan setiap
hari oleh Bagian Akuntansi berdasarkan data laporan dari
Bagian Keuangan.
39
2. Jurnal Umum
Dalam setiap transaksi yang terjadi, bagian
Akuntansi membuat jurnal, terutama Jurnal Umum. Hal ini
digunakan oleh bagian Akuntansi untuk mencatat seluruh
kegiatan Keuangan yang terjadi di Rumah Sakit Kristen
Tayu sampai menghasilkan sebuah Laporan Keuangan
yang bisa digunakan untuk mengetahui posisi Keuangan
dan sebagai acuan untuk mengambil kebijakan-kebijakan
bagi pihak manajemen.
3. Kartu Persediaan
Dalam Transaksi Penerimaan Kas, Kartu Persediaan
digunakan oleh bagian Akuntansi untuk mencatat Harga
Pokok dari suatu barang. Kartu persediaan ini
diselenggarakan di bagian Akuntansi untuk mengawasi
mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang.
Selain itu juga untuk menentukan berapa harga jual dari
barang tersebut.
d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas dari Penerimaan Tunai adalah :
1. Prosedur Penerimaan Kas.
Prosedur Penerimaan Kas dimulai dari Bagian
Keperawatan. Bagian Keperawatan ini mencatat semua hal
yang berhubungan dengan pasien selama dirawat di
40
Rumah Sakit, mulai data mengenai asuhan keperawatan,
sakit yang diderita oleh pasien, jumlah obat yang
dikonsumsi, dokter yang merawat, jumlah hari perawatan
dan lain-lain. Data yang berasal dari bagian Keperawatan
ini kemudian diserahkan ke Bagian Kasir untuk dihitung
berapa jumlah biaya yang harus ditanggung oleh pasien
selama menjalani Perawatan di Rumah Sakit. Kemudian
sebelum meninggalkan Rumah Sakit, Pasien membayar
semua biaya selama menjalani Perawatan di Rumah Sakit.
Setelah itu Bagian Kasir mencatat di buku Penerimaan
Kas, membuat Bukti dan melaporkan data tersebut ke
Bagian Keuangan dan selanjutnya diserahkan ke Bagian
Akuntansi untuk dibukukan.
2. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas.
Bagian Kasir mencatat Penerimaan Kas pada waktu
terjadi transaksi, kemudian melaporkannya ke Bagian
Keuangan disertai dengan bukti-bukti transaksi. Kemudian
menyerahkan bukti-bukti transaksi tersebut ke Bagian
Akuntansi untuk dibukukan.
3. Prosedur Penyetoran ke Bank.
Bagian Kasir menyetorkan uang Penerimaan Kas ke
Bagian Keuangan. Bagian akan menerima dan mencatat
setoran kas tersebut. Kemudian Bagian Keuangan yang
41
akan menyetorkan uang tersebut ke Bank apabila ada
kelebihan pendapatan dari Penerimaan Hari tersebut.
4. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan.
Bagian Akuntansi membuat Harga Pokok Penjualan
dari suatu barang. Harga Pokok Penjualan ini ditentukan
dari Harga Pokok Pembelian ditambah dengan mark-up
yang diinginkan oleh Pihak manajemen Rumah Sakit.
e. Unsur-unsur Pengendalian Intern
Unsur Pengendalian Intern yang ada dalam Sistem
Penerimaan Kas dari Penerimaan Kas Tunai adalah sebagai
berikut :
a. Bagian Kasir, Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi
masing-masing terpisah.
b. Transaksi Penerimaan Kas Tunai dilaksanakan oleh Bagian
Kas, Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi.
c. Penerimaan Kas diotorisasi oleh bagian Kasir dengan
membubuhkan cap “Lunas” pada Bukti Penerimaan Kas
Tunai.
d. Bagian Kasir melaporkan Penerimaan Kas harian ke
Bagian Keuangan, kemudian Bagian Keuangan
menyerahkan ke Bagian Akuntansi untuk dibukukan.
42
e. Pencatatan ke dalam Buku Jurnal diotorisasi oleh bagian
Akuntansi dengan memberikan tanda pada bukti-bukti
Penerimaan Kas Tunai.
f. Bukti-bukti Penerimaan Kas bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggung-jawabkan oleh bagian Kasir.
g. Jumlah Kas yang diterima dari Kasir disetor seluruhnya ke
bagian Keuangan pada hari yang sama dengan Transaksi
Penerimaan Kas atau hari kerja berikutnya.
h. Penghitungan Saldo Kas yang ada di tangan bagian
Keuangan secara periodik dan secara mendadak diperiksa
oleh bagian Pemeriksa Intern.
i. Secara berkala (mingguan atau bulanan), petugas
pengawasan (atau karyawan yang tidak terkait dengan
Prosedur Penerimaan Tunai) mencocokkan penerimaan
tunai dengan membandingkan dokumen-dokumen berikut
ini :
1. Salinan dari Bukti Pembayaran.
2. Slip setoran bank yang diterima dari bank.
3. Dokumen jurnal dari departemen penerimaan tunai dan
departemen piutang.
Unsur-unsur Sistem Akuntansi Penerimaan Kas yang terjadi di Rumah
Sakit Kristen Tayu (RSK Tayu) tersebut sudah sesuai dengan teori Sistem
Akuntansi Penerimaan Kas.
43
Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penerimaan Kas Tunai
44
Bagan Alir Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Persekot
45
Bagan Alir Penerimaan Kas Persekot setelah dibayar pelunasannya
Sistem Penerimaan Kas Persekot setelah dibayar pelunasannya
(lanjutan).
46
2. Penerimaan Kas dari Piutang
Sumber Penerimaan Kas suatu perusahaan biasanya
berasal dari pelunasan piutang dari debitur. Berdasarkan
Sistem Pengendalian Intern yang baik, Sistem Penerimaan Kas
dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh
perusahaan, bukan oleh karyawan yang tidak berhak
menerimanya.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan Penerimaan
Kas dari Piutang yaitu antara lain :
a. Bagian yang terkait
Bagian yang terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas yaitu :
1. Bagian Sekretariat
Bagian Sekretariat menerima surat dan membuat surat
pemberitahuan melalui pos kepada para debitur. Bagian
Sekretariatan membuat surat berdasarkan permintaan
oleh Bagian Akuntansi dan meminta otorisasi dari
Direktur.
2. Bagian Penagihan
Bagian Penagihan melakukan penagihan kepada debitur
berdasarkan daftar piutang yang tertagih yang dibuat
oleh bagian Akuntansi.
47
3. Bagian Kasir
Bagian Kasir menerima uang pelunasan debitur yang
diperoleh dari Bagian Penagihan dan menyerahkan
bukti penagihan kepada Bagian Kasir. Kemudian
Bagian Kasir menyerahkan bukti penagihan kepada
Bagian Keuangan.
4. Bagian Akuntansi / Pembukuan
Bagian Akuntansi / Pembukuan mencatat Penerimaan
Kas dan berkurangnya piutang dalam buku kartu
piutang (buku pembantu piutang).
5. Bagian Pemeriksa Intern
Bagian Pemeriksa Intern melaksanakan perhitungan kas
yang ada di tangan bagian kasir secara periodik untuk
memeriksa apakah ada kesalahan atau tidak.
b. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam Penerimaan Kas dari
piutang antara lain :
1. Surat Pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh Bagian Kesekretariatan kepada
debitur untuk memberitahukan maksud pembayaran
yang akan dilakukan oleh Bagian Penagihan Rumah
Sakit. Surat Pemberitahuan ini akan dikirim melalui pos.
48
2. Daftar Surat Pemberitahuan
Dokumen dibuat oleh bagian Sekretariat atau bagian
Penagihan sebagai data, siapa saja debitur yang harus
ditagih dan berapa jumlah utang dari debitur. Data
debitur itu diperoleh dari Bagian Akuntansi.
3. Bukti Setor Bank
Dokumen ini merupakan Bukti Penerimaan Kas yang
dibuat oleh pihak Rumah Sakit bagi para debitur yang
telah melakukan pembayaran.
4. Kwitansi
Dokumen ini merupakan Penerimaan Kas yang
dibuat oleh pihak Rumah Sakit (Bagian Kasir) bagi debitur
yang telah melakukan pembayaran. Bukti Kwitansi dibuat
rangkap 4 (empat) yang diserahkan kepada Pasien, bagian
Keuangan, bagian Medical Record dan bagian Kasir sendiri
untuk Arsip Kasir.
c. Unsur Pengendalian Intern
1. Bagian Akuntansi harus terpisah dari bagian Penagihan
dan bagian Kasekretariatan.
2. Bagian Penerimaan Kas terpisah dari bagian Akuntansi.
3. Bagian penagihan melakukan penagihan hanya atas
dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat
oleh bagian Akuntansi.
49
4. Perkreditan rekening pembantu piutang oleh bagian
Akuntansi (bagian piutang) harus didasarkan atas surat
pemberitahuan yang berasal dari debitur.
5. Hasil perhitungan kas direkam dalam berita acara
perhitungan kas dan disetor penuh ke bank segera.
Unsur-unsur Sistem Akuntansi Penerimaan Kas yang terjadi di Rumah
Sakit Kristen Tayu (RSK Tayu) tersebut sudah sesuai dengan teori Sistem
Akuntansi Penerimaan Kas.
b. SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS
Dalam Pengeluaran Kas terdapat dua sistem yaitu Sistem
Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek dan Sistem Akuntansi
Pengeluaran dengan melalui Dana Kas Kecil. Tetapi yang terjadi di
RSK Tayu, Pengeluaran Kas dilakukan dengan menggunakan Dana
Kas Kecil dengan sistem Imprest.
Dana Kas Kecil
Sistem Pengeluaran Kas dengan Metode Dana Kas Kecil
adalah Pengeluaran Kas dengan uang tunai. Biasanya Pengeluaran
Dana Kas Kecil digunakan perusahaan untuk pembiayaan yang relatif
kecil yang tidak memungkinkan dilakukan dengan Sistem Pengeluaran
Kas dengan menggunakan Cek. Yang terjadi di RSK Tayu,
Pengeluaran Kas dilakukan dengan menggunakan Dana Kas Kecil
dengan Sistem Imprest.
50
Sistem Imprest
Penyelenggaraan Dana Kas Kecil dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Pembentukan Dana Kas Kecil dilakukan dan dicatat dengan
mendebet rekening Dana Kas Kecil.
2) Pengeluaran Kas Kecil tidak dilakukan dengan Jurnal (sehingga
tidak mengkredit rekening Dana Kas Kecil). Bukti-bukti ini
dikumpulkan dalam arsip dan diserahkan kepada pemegang Dana
Kas Kecil.
3) Pengisian Kembali Dana Kas Kecil dilakukan sejumlah rupiah
yang tercantum dalam kumpulan bukti.
Unsur-unsur yang terdapat dalam Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas antara lain :
1. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam Kas Kecil adalah sebagai berikut
a. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini sebagai Perintah Pengeluaran Kas dari bagian
Keuangan kepada bagian Kasir sebesar yang tercantum dalam
dokumen tersebut.
b. Permintaan Pengeluaran Dana Kas Kecil
Dokumen ini digunakan oleh Bagian Pemegang Dana Kas
Kecil untuk meminta uang ke Bagian Keuangan untuk mengisi
saldo Dana Kas Kecil.
51
c. Bukti Pengeluaran Dana Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh Pemegang Dana Kas Kecil untuk
mempertanggung-jawabkan pemakaian Dana Kas Kecil yang
dikeluarkan oleh Pemegang Dana Kas Kecil.
d. Permintaan Kembali Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang Dana Kas Kecil untuk
meminta bagian Utang agar dibuatkan Bukti Kas Keluar guna
pengisian Kembali Dana Kas Kecil.
2. Catatan Akuntansi yang diperlukan
Jurnal Pengeluaran Kas
Catatan Akuntansi ini digunakan untuk mencatat Pengeluaran Kas
dalam Pembentukan Dana Kas Kecil dan Pengisian Kembali Dana
Kas Kecil.
3. Bagian yang terkait
a. Bagian Kasir
Bagian Kasir bertanggung-jawab unhtuk mengisi cek, meminta
otorisasi atas cek dan menyerahkan cek kepada pemegang
Dana Kas Kecil pada saat Pembentukan Dana Kas Kecil.
b. Bagian Akuntansi
Bagian Akuntansi bertanggung-jawab untuk :
1) Melakukan Pencatatan Pengeluaran Kas Kecil yang
menyangkut biaya-biaya Pengeluaran Dana Kas Kecil.
2) Melakukan Pencatatan transaksi Pembentukan Dana Kas
Kecil.
52
3) Melakukan Pencatatan Kembali Dana Kas Kecil dan Jurnal
Pengeluaran Kas.
4) Melakukan Pencatatan Dana Kas Kecil dalam Jurnal
Pengeluaran Dana Kas Kecil.
5) Melakukan Verifikasi kelengkapan dan keaslian Dokumen
Pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan Bukti
Kas Keluar.
c. Pemegang Dana Kas Kecil.
Bagian ini bertanggung-jawab atas penyimpanan Dana Kas
Kecil dan Pengeluaran Dana Kas Kecil sesuai otorisasi dari
Pejabat tertentu yang ditunjuk dan permintaan pengisian
kembali Dana Kas Kecil.
d. Bagian Pemeriksaan Intern.
Fungsi ini bertanggung-jawab atas perhitungan Dana Kas Kecil
(Cash Count) secara periodik dan pencocokan hasil
perhitungan dengan Catatan Kas.
4. Pengendalian Intern.
Prinsip-prinsip Pengendalian Intern meliputi :
a. Bukti Pengeluaran Kas Kecil ditulis dengan tinta dan ditanda-
tangani oleh orang yang menerima uang dan kemudian dicap
Lunas.
b. Dana Kas Kecil dibentuk dengan jumlah yang tetap (Imprest
System).
53
c. Pemeriksaan terhadap Dana Kas Kecil dilakukan dengan
interval waktu yang berbeda-beda dan tidak diberitahukan
sebelumnya.
Unsur-unsur Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas yang terjadi di Rumah
Sakit Kristen Tayu (RSK Tayu) tersebut sudah sesuai dengan teori sistem
Akuntansi Penerimaan Kas.
B. PEMBAHASAN
1. Penerimaan Kas
Dari Sistem Akuntansi Penerimaan Kas yang sudah ada dapat
diidentifikasi beberapa kelemahan yaitu :
Belum adanya Prosedur dan Kebijakan yang jelas mengenai
masalah Pembayaran Biaya Perawatan Rumah Sakit. Sehingga terjadi
berbagai macam masalah antara lain : Pembayaran biaya perawatan pasien
yang belum lunas ada yang meninggalkan BPKB kendaraan bermotor,
SIM, Perhiasan dan lain-lain. Kadang kala barang yang digunakan sebagai
jaminan ini tidak sesuai dengan biaya yang harus ditanggung oleh pasien.
Bahkan ada barang jaminan ini yang tidak diambil oleh pemiliknya.
Sehingga jumlah Piutang Rumah Sakit yang belum tertagih pun tinggi.
Beberapa Pasien Rawat Jalan ada yang meninggalkan Rumah Sakit
setelah menjalani beberapa proses pemeriksaan kesehatan dan tidak
membayar biaya Pemeriksaan Kesehatan tersebut (lolos dari biaya
administrasi Rumah Sakit). Hal ini disebabkan karena berbagai faktor dari
54
pasien. Misal : adanya kepentingan mendadak bagi pasien yang tidak bisa
ditinggalkan sehingga sengaja meninggalkan Rumah Sakit karena proses
Pemeriksaan kesehatan membutuhkan waktu lama.
Kelebihan-kelebihan yang ada pada Sistem Akuntansi Penerimaan
Kas antara lain :
Sudah adanya prosedur yang jelas dalam Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas. Misal : sebelum Jam Kerja Usai, Kasir harus
menyetorkan seluruh Pendapatan Rumah Sakit secara harian ke bagian
Keuangan. Hal ini dilakukan untuk memperkecil resiko kehilangan kas
dan mempermudah pengecekan apabila terjadi Salah Pembukuan.
Adanya pencocokan antara saldo uang kas yang ada di Pembukuan
dengan yang ada di tangan bagian Keuangan yang dilakukan secara harian.
Hal ini juga dilakukan untuk memperkecil resiko kehilangan kas dan
mempermudah pengecekan apabila terjadi salah pembukuan.
2. Pengeluaran Kas
Dari Sistem Akuntansi pengeluaran Kas yang sudah ada dapat
diidentifikasi adanya kelemahan yaitu :
Bagian Kasir secara pribadi mencairkan atau memberikan uang
Penerimaan Kas yang belum disetor ke bagian Keuangan kepada bagian
yang membutuhkan uang kas segera tanpa adanya persetujuan atau
otorisasi dari pihak bagian Keuangan terlebih dahulu. Hal ini mungkin saja
terjadi karena bagian Keuangan yang bersangkutan tidak ditempat atau
55
tidak masuk kantor karena kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan, Cuti,
Sakit dan lain-lain. Hal ini sangat beresiko terhadap kebocoran Kas.
Kelebihan-kelebihan yang ada pada Sistem Akuntansi Pengeluaran
Kas yaitu Bagian Keuangan setiap harinya selalu ada pencocokan antara
uang kas yang ada di Pembukuan dengan uang kas yang ada di tangan
(bagian Keuangan). Sehingga apabila terjadi selisih ataupun kesalahan
Pembukuan, akan membantu mempermudah pengecekan. Hal ini juga
dilakukan untuk memperkecil resiko kehilangan kas dan mempermudah
pengecekan apabila terjadi salah pembukuan.
3. Efektifitasnya
Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang
terlaksana di RSK Tayu telah efektif. Hal ini terbukti dengan berjalannya
sistem tersebut dengan baik dan lancar. Hal ini tidak terlepas dari berbagai
faktor, antara lain : Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
yang baik, Semangat dan etos kerja serta disiplin karyawan yang tinggi
untuk memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat, serta penerapan fasilitas
kesehatan dan IPTEK yang mendukung terciptanya kesehatan masyarakat
yang memadai dan lebih baik.
4. Desain Sistem
Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang ada di
RSK Tayu sebenarnya tidak memerlukan desain sistem, akan tetapi hanya
56
perlu melakukan beberapa pembenahan pada sistem tersebut. Hal ini tidak
terlepas dari berbagai faktor pendukung lainnya (bagian RSK Tayu yang
lain), misal : Data-data dari bagian bagian Pembelian dan Gudang, bagian
Obat, Kamar Operasi dan bagian-bagian yang lain.
Desain sistem untuk kelemahan-kelemahan Akuntansi Penerimaan
Kas adalah sebagai berikut :
Pihak Rumah Sakit harus membuat Prosedur dan Kebijakan yang
jelas mengenai masalah Pembayaran Biaya Perawatan Rumah Sakit. Hal
ini mungkin bisa ditempuh dengan cara : Apabila ada Biaya Perawatan
Rumah Sakit yang belum lunas pasien belum diperbolehkan meninggalkan
Rumah Sakit. Kalaupun harus meninggalkan Rumah Sakit, harus
meninggalkan Jaminan barang berharga yang nilainya sebanding dengan
Biaya Rumah Sakit yang harus ditanggung dan barang tersebut harus
diambil dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan oleh pihak
Rumah Sakit. Apabila hal ini juga belum efektif terlaksana, maka pihak
Rumah Sakit harus menagih piutang kepada pihak pasien.
Pada setiap ruangan pemeriksaan harus ada suster yang membantu
pasien dalam mempercepat proses pemeriksaan. Selain membantu pasien
dalam mempercepat dan membantu proses pemeriksaan, suster ini juga
bertugas untuk mengawasi pasien-pasien yang sedang dalam proses
pemeriksaan tersebut. Apabila ada pasien yang memang tidak bisa
menunggu proses pemeriksaan begitu lama, silahkan suster tersebut
57
membantu pasien untuk menyelesaikan biaya administrasi Pemeriksaan
Kesehatan yang sudah dijalani ke bagian kasir.
Desain Sistem untuk kelemahan-kelemahan Akuntansi Pengeluaran
Kas adalah sebagai berikut : Bagian Kasir harus menbuat bukti
Pengeluaran Kas yang ditanda-tangani oleh Kasir dan bagian yang
memerlukan uang kas tersebut. Sehingga uang kas yang telah dicairkan
dapat ditelusur dengan bukti-bukti yang jelas, sampai di bagian Keuangan
dan bagian Akuntansi. Pada waktu menyetor uang ke bagian Keuangan,
Kasir harus menyerahkan bukti Pengeluaran Kas tersebut ke bagian
Keuangan.
Semakin bertambah akurat data-data tersebut, akan semakin akurat
juga data-data Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang
diterapkan dan disajikan oleh pihak RSK Tayu. Selain itu, perlu juga
adanya Pengendalian Intern, Pembagian Tugas dan Wewenang, Prosedur
dan Kebijakan yang jelas dari pihak Manajemen RSK Tayu. Hal itu
dilakukan supaya kelemahan dan kekurangan yang ada dapat segera
teratasi dan terselesaikan. Seandainya hal tersebut diatas belum bisa
terlaksana dengan baik sesuai yang kita inginkan, hal itu merupakan suatu
kewajaran dari sebuah sistem karena adanya berbagai faktor, seperti
kurangnya jumlah tenaga kerja di RSK Tayu dan lain-lain.
58
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan Pembahasan mengenai Sistem Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas di RSK Tayu-Pati, penulis mengambil Simpulan sebagai
berikut :
1. Pada dasarnya Sistem Akuntansi Penerimaan Kas di RSK Tayu terdiri dari
Penerimaan Kas Rawat Inap dan Penerimaan Kas Rawat Jalan (baik Pasien
Umum maupun JPK-MM). Penerimaan Kas dari pasien Umum diterima
oleh Bagian Kasir setelah pasien memperoleh pelayanan dari RSK Tayu.
Untuk Penerimaan Kas dari JPK-MM, RSK Tayu mengklaimkan seluruh
biaya yang dikeluarkan oleh pihak RSK Tayu untuk melayani pasien JPK-
MM melalui pencairan dana perawatan dari PT. Askes.
2. Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada RSK Tayu sudah
dilaksanakan secara sistematis sesuai Sistem Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas yang digunakan oleh Rumah Sakit-Rumah Sakit lain.
3. Pada saat terjadi kesalahan Pencatatan oleh bagian Kasir, Bagian
Keuangan dan bagian Pembukuan, masing-masing bagian ini saling
berkoordinasi dan langsung mengadakan koreksi terhadap Sistem
Penerimaan dan Pengeluaran Kas. Hal ini membuktikan bahwa dari
masing-masing bagian dalam Bagian Keuangan ini mempunyai
Pengendalian Intern yang tinggi, sehingga akan sulit memungkinkan
terjadinya Penyelewengan Kas atau Penggelapan Kas.
59
4. Belum adanya Prosedur dan Kebijakan yang jelas mengenai masalah
Pembayaran Biaya Perawatan Rumah Sakit. Sehingga terjadi berbagai
macam masalah antara lain : Pembayaran biaya perawatan pasien yang
belum lunas ada yang meninggalkan BPKB kendaraan bermotor, SIM,
Perhiasan dan lain-lain. Kadang kala barang yang digunakan sebagai
jaminan ini tidak sesuai dengan biaya yang harus ditanggung oleh pasien.
Bahkan ada barang jaminan ini yang tidak diambil oleh pemiliknya.
Sehingga jumlah Piutang Rumah Sakit yang belum tertagih pun tinggi.
5. Beberapa Pasien Rawat Jalan ada yang meninggalkan Rumah Sakit setelah
menjalani beberapa proses pemeriksaan kesehatan dan tidak membayar
biaya Pemeriksaan Kesehatan tersebut (lolos dari biaya administrasi
Rumah Sakit). Hal ini disebabkan karena berbagai faktor dari pasien. Misal
: adanya kepentingan mendadak bagi pasien yang tidak bisa ditinggalkan
sehingga sengaja meninggalkan Rumah Sakit karena proses Pemeriksaan
kesehatan membutuhkan waktu lama.
6. Bagian Kasir secara pribadi mencairkan atau memberikan uang
Penerimaan Kas yang belum disetor ke bagian Keuangan kepada bagian
yang membutuhkan uang kas segera tanpa adanya persetujuan atau
otorisasi dari pihak bagian Keuangan terlebih dahulu. Hal ini mungkin saja
terjadi karena bagian Keuangan yang bersangkutan tidak ditempat atau
tidak masuk kantor karena kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan, Cuti,
Sakit dan lain-lain. Hal ini sangat beresiko terhadap kebocoran Kas.
60
B. Saran
Semoga hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan dapat
dijadikan bahan masukan bagi pihak RSK Tayu, antara lain :
1. Agar RSK Tayu memperbaiki dan menindak-lanjuti Prosedur Penerimaan
Kas untuk Pembayaran Biaya Rumah Sakit oleh Pasien yang masih kurang
bayar (yang pembayarannya masih kurang sehingga meninggalkan suatu
benda, misal : Perhiasan, BPKB Kendaraan Bermotor dan lain-lain) supaya
Jumlah Piutang yang belum terbayar bisa ditekan lebih kecil.
2. Agar RSK Tayu menciptakan Bagian Penagihan Piutang untuk menagih
Piutang yang belum tertagih.
3. Pihak Rumah Sakit harus membuat Prosedur dan Kebijakan yang jelas
mengenai masalah Pembayaran Biaya Perawatan Rumah Sakit.
4. Pada setiap ruangan pemeriksaan harus ada suster yang membantu pasien
dalam mempercepat proses pemeriksaan. Selain membantu pasien dalam
mempercepat dan membantu proses pemeriksaan, suster ini juga bertugas
untuk mengawasi pasien-pasien yang sedang dalam proses pemeriksaan
tersebut. Apabila ada pasien yang memang tidak bisa menunggu proses
pemeriksaan begitu lama, silahkan suster tersebut membantu pasien untuk
menyelesaikan biaya administrasi Pemeriksaan Kesehatan yang sudah
dijalani ke bagian kasir.
5. Bagian Kasir harus membuat bukti Pengeluaran Kas yang ditanda-tangani
oleh Kasir dan bagian yang memerlukan uang kas tersebut. Sehingga uang
kas yang telah dicairkan dapat ditelusur dengan bukti-bukti yang jelas,
sampai di bagian Keuangan dan bagian Akuntansi. Pada waktu menyetor
uang ke bagian Keuangan, Kasir harus menyerahkan bukti Pengeluaran Kas
tersebut ke bagian Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Baridwan, Zaki. 1992. Sistem Akuntansi, Pengawasan Prosedur dan Metode. Yogyakarta : BPFE.
Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE.
Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE.
Jusuf, Al Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta : STIE YKPN.
Lexy J, Moeleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. UGM. Yogyakarta : Salemba Empat.
A. Hall, James. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Thomson Learning.