PENGARUH PENAMBAHAN KENDARAAN BERAT TERHADAP UMUR RENCANA AKIBAT PERUBAHAN NILAI ANGKA EKUIVALEN DENGAN METODE BINA MARGA Oleh: Fani Fakhrurozi 1) , Hery Awan Susanto,ST.,MT 2) , Eva Wahyu Indriyati,ST.,MT 3) ABSTRAK Perkembangan Kota Purwokerto yang pesat khususnya untuk Kecamatan Ajibarang dimana merupakan salah satu pusat kegiatan industri di kota Purwokerto. Pertumbuhan kegiatan industri yang ada akan dapat meningkatkan pertumbuhan lalu lintas yang dapat menyebabkan tingkat kerusakan pada suatu perkerasan jalan, apabila tidak dilakukan perencanaan yang matang. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan jalan atau berkurangnya umur rencana perkerasan jalan. Salah satunya adalah faktor beban sumbu kendaraan yang meningkat akibat perkembangan kegiatan industri tersebut. Beban sumbu kendaraan atau yang biasa disebut sebagai nilai ekuivalen (E) adalah aspek dasar dalam suatu perencanaan perkerasan jalan. Oleh Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekuivalen (E) yang terjadi pada suatu wilayah dari kondisi sebelum adanya kegiatan industri dan sesudah adanya kegiatan industri. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan jumlah lalu lintas harian (LHR) yang akan dikonversi menjadi nilai ekuivalen (E) sebelum dan sesudah adanya kegiatan industri di ruas jalan Ajibarang – Wangon yang terbagi atas tiga segmen terpisah. Hasil perhitungan nilai ekuivalen untuk umur rencana 20 tahun segmen I didapatkan sebesar 21.220.411,72 dengan perubahan nilai ekuivalen sebesar 1.491.349,45 sehingga dapat menyebabkan kerusakan dini pada suatu perkerasan sebesar 1,4 tahun dari umur rencana. Pada segmen II didapat nilai ekuivalen (E) sebesar 120.413.188,21 dengan perubahan nilai ekuivalen sebesar 5.464.078,63 sehingga dapat mempercepat kerusakan sebesar 10,8 bulan dari umur rencana. Dan pada segmen III didapat nilai ekuivalen sebesar (E) 126.511.981,56 dengan perubahan nilai ekuivalen sebesar 3.808.751,91 sehingga dapat menyebabkan kerusakan lebih cepat 7,22 bulan dari umur rencana. Kata kunci : Angka Ekuivalen (E), dan Umur Rencana 1) Penyusun, Mahasiswa Teknik Sipil Unsoed Purwokerto 2) Pembimbing 1, Staf Pengajar Fakultas Sains Dan Teknik Unsoed Purwoketo 3) Pembimbing 2, Staf Pengajar Fakultas Sains Dan Teknik Unsoed Purwoketo PENDAHULUAN Perkembangan Kota Purwokerto sebagai ibu kota Kabupaten Banyumas yang juga ibu kota eks karesidenan Banyumas semakin bertambah pesat. Untuk dapat menunjang kebutuhan masyarakat, beberapa fasilitas umum dan pusat perindustrian ditambah dan ditingkatkan, mulai dari berbagai fasilitas perbelanjaan, tempat rekreasi keluarga dan berbagai kegiatan industri lainnya. Salah satunya adalah Pabrik Semen Panasia yang saat ini sedang dibangun oleh PT. Sinar Tambang Arthalestari di daerah Ajibarang, Purwokerto Utara. Prasarana transportasi dituntut harus bisa memberikan tingkat pelayanan yang memenuhi kriteria aman, lancar, kuat, dan nyaman. Dalam kenyataannya banyak ruas jalan
PENGARUH PENAMBAHAN KENDARAAN BERAT TERHADAP UMUR RENCANA AKIBAT PERUBAHAN NILAI ANGKA EKUIVALEN DENGAN METODE BINA MARGA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PENAMBAHAN KENDARAAN BERAT TERHADAP UMUR
RENCANA AKIBAT PERUBAHAN NILAI ANGKA EKUIVALEN DENGAN
METODE BINA MARGA
Oleh:
Fani Fakhrurozi1), Hery Awan Susanto,ST.,MT2), Eva Wahyu Indriyati,ST.,MT3)
ABSTRAK
Perkembangan Kota Purwokerto yang pesat khususnya untuk Kecamatan Ajibarang dimana
merupakan salah satu pusat kegiatan industri di kota Purwokerto. Pertumbuhan kegiatan
industri yang ada akan dapat meningkatkan pertumbuhan lalu lintas yang dapat menyebabkan
tingkat kerusakan pada suatu perkerasan jalan, apabila tidak dilakukan perencanaan yang
matang. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan jalan atau berkurangnya umur
rencana perkerasan jalan. Salah satunya adalah faktor beban sumbu kendaraan yang meningkat
akibat perkembangan kegiatan industri tersebut. Beban sumbu kendaraan atau yang biasa
disebut sebagai nilai ekuivalen (E) adalah aspek dasar dalam suatu perencanaan perkerasan
jalan. Oleh Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekuivalen (E) yang
terjadi pada suatu wilayah dari kondisi sebelum adanya kegiatan industri dan sesudah adanya
kegiatan industri. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan jumlah lalu lintas harian
(LHR) yang akan dikonversi menjadi nilai ekuivalen (E) sebelum dan sesudah adanya kegiatan
industri di ruas jalan Ajibarang – Wangon yang terbagi atas tiga segmen terpisah. Hasil
perhitungan nilai ekuivalen untuk umur rencana 20 tahun segmen I didapatkan sebesar
21.220.411,72 dengan perubahan nilai ekuivalen sebesar 1.491.349,45 sehingga dapat
menyebabkan kerusakan dini pada suatu perkerasan sebesar 1,4 tahun dari umur rencana. Pada
segmen II didapat nilai ekuivalen (E) sebesar 120.413.188,21 dengan perubahan nilai ekuivalen
sebesar 5.464.078,63 sehingga dapat mempercepat kerusakan sebesar 10,8 bulan dari umur
rencana. Dan pada segmen III didapat nilai ekuivalen sebesar (E) 126.511.981,56 dengan
perubahan nilai ekuivalen sebesar 3.808.751,91 sehingga dapat menyebabkan kerusakan lebih
cepat 7,22 bulan dari umur rencana.
Kata kunci : Angka Ekuivalen (E), dan Umur Rencana
1) Penyusun, Mahasiswa Teknik Sipil Unsoed Purwokerto 2) Pembimbing 1, Staf Pengajar Fakultas Sains Dan Teknik Unsoed Purwoketo 3) Pembimbing 2, Staf Pengajar Fakultas Sains Dan Teknik Unsoed Purwoketo
PENDAHULUAN
Perkembangan Kota Purwokerto sebagai ibu kota Kabupaten Banyumas yang juga ibu
kota eks karesidenan Banyumas semakin bertambah pesat. Untuk dapat menunjang kebutuhan
masyarakat, beberapa fasilitas umum dan pusat perindustrian ditambah dan ditingkatkan, mulai
dari berbagai fasilitas perbelanjaan, tempat rekreasi keluarga dan berbagai kegiatan industri
lainnya. Salah satunya adalah Pabrik Semen Panasia yang saat ini sedang dibangun oleh PT.
Sinar Tambang Arthalestari di daerah Ajibarang, Purwokerto Utara.
Prasarana transportasi dituntut harus bisa memberikan tingkat pelayanan yang
memenuhi kriteria aman, lancar, kuat, dan nyaman. Dalam kenyataannya banyak ruas jalan
yang rusak secara struktur sebelum mencapai umur rencana jalan (Kusnandar, 2005), penyebab
kerusakan jalan bisa terjadi saat perencanaan, pelaksanaan, dan saat jalan sudah operasional.
Dengan mengasumsikan bahwa kerusakan lebih disebabkan pada saat perencanaan, yaitu
menetapkan nilai parameter perencanaan jalan dari aspek lalu lintas, dalam hal ini beban
kendaraan.
Konstruksi perkerasan jalan akan menerima beban kendaraan yang dilimpahkan
melalui roda-roda kendaraan. Besarnya beban yang dilimpahkan bergantung pada berat total
kendaraan, konfigurasi sumbu, dan bidang kontak antara roda dengan perkerasan jalan. Dengan
demikian pengaruh masing-masing kendaraan terhadap kerusakan yang ditimbulkan tidaklah
sama. Oleh karena itu perlu adanya suatu beban standar, sehingga semua beban dapat
diekivalensikan ke beban standar dengan menggunakan ”Angka Ekivalen Beban Sumbu
Kendaraan (E)”.
Sehubungan dengan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan kajian
terhadap nilai angka ekuivalen dan pengaruhnya terhadap umur rencana perkerasan jalan pada
ruas jalan Ajibarang – Wangon.
TINJAUAN PUSTAKA
PERKERASAN LENTUR
Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1987), yang dimaksud dengan perkerasan
lentur (flexible pavement) adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran
beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan dibawahnya. Secara
umum konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan pada tanah
dasar. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan
menyebarkannya ke lapisan di bawahnya, lapisan ini terdiri dari lapisan permukaan (surface
course), lapisan pondasi atas (base course), lapisan pondasi bawah (subbase course), dan
lapisan tanah dasar.
MUATAN SUMBU TERBERAT
Muatan sumbu adalah jumlah tekanan roda dari satu sumbu kendaraan terhadap jalan.
Beban tersebut selanjutnya didistribusikan ke fondasi jalan, bila daya dukung jalan tidak
mampu menahan muatan sumbu maka jalan akan rusak. Oleh karena itu ditetapkanlah Muatan
Sumbu Terberat (MST) yang bisa melalui suatu kelas jalan tertentu.
LALU LINTAS
Tebal lapisan perkerasan jalan ditentukan dari beban yang akan dipikul, berarti dari arus
lalu lintas yang hendak memakai jalan tersebut. Besarnya arus lalu lintas dapat diperoleh dari
analisa lalu lintas saat ini, sehingga diperoleh data mengenai jumlah kendaraan yang hendak
memakai jalan, jenis kendaraan beserta jumlah tiap jenisnya, konfigurasi sumbu dari setiap
jenis kendaraan, beban masing-masing sumbu kendaraan.
VOLUME LALU LINTAS
Jumlah kendaraan yang hendak memakai jalan dinyatakan dalam volume lalu-lintas. Volume
lalu-lintas didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan selama
satu satuan waktu. Untuk perencanaan tebal lapisan perkerasan, volume lalu lintas dinyatakan
dalam kendaraan/hari/ 2 arah untuk jalan 2 arah tidak terpisah dan kendaraan/hari/1 arah untuk