BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu
penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional
yang memadukan sistematik dan sinkron antara
program pendidikan di kampus dan penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja
secara langsung dengan dunia kerja secara terarah
untuk membentuk keahlian dan mental mahasiswa agar
pada saat lulus dari perkuliahan siap terjun dalam
dunia kerja.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan
selama 2 (dua) bulan, kegiatan penyelenggaraan PKL
diharapkan dapat meningkatkan keahlian dan etos
kerja mahasiswa yang meliputi : kemampuan bekerja,
motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, disiplin
dan kerajinan dalam bekerja.
B. Maksud dan Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum praktek kerja lapangan adalah
merupakan realisasi dari tujuan pendidikan,
sehingga mahasiswa:
1
a. Memahami lebih dalam masalah teknik
perencanaan, pemasangan, pengujian dan
pemeliharaan alat elektromedik.
b. Memahami tentang struktur dan proses yang
terjadi di lapangan.
c. Terbina kepribadian dalam hidup berwarga
negara
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pencatatan alat elektromedik
b. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan
alat elektromedik
c. Mampu melakukan pemasangan/instalasi alat
alektomedik
d. Mampu melakukan pemindahan, pemasangan,
perencanaan, dan pemeliharaan alat
elektromedik
C. Batasan masalah
Agar tidak terjadi pelebaran masalah yang akan di
hadapi maka dalam pembuatan laporan PKL ini penulis
hanya membuat laporan yang telah di tentukan oleh
pihak kampus.
D. Metode pengumpulan data
2
Metode pengumpulan datan yang penulis gunakan
dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini
adalah sebagai berikut:
1. Metode observasi
Yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung
di lingkungan rumah sakit dan pengenalan alat-alat
kesehatan yang digunakan.
2. Metode wawancara
Yaitu dengan cara tanya jawab antara mahasiswa
dengan instruktur yang berkompeten di bidang alat
kesehatann.
3. Metode literatur
Yaitu dengan membaca buku-buku yang relevan
tentang alat kesehtan sebagai bahan referensi
E. Materi praktek kerja lapangan
1. Peralatan diagnostik
2. Peralatan terapi
3. Peralatan life support dan life saving
4. Peralatan laboraturium
5. Peralatan bedah dan anastesi
6. Peralatan radiologi
F. Sistematika penulisan
untuk memberikan gambaran secara garis besar
tentang isi laporan ini serta menurut alat yang
3
dibahas, maka perlu penulis sajikan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Pembatasan Masalah
D. Metode Pengumpulan Data
E. Materi Praktik Kerja Lapangan
F. Sistematika Penulisan
BAB II PANDANGAN UMUM RSUD KRATON KAB. PEKALONGAN
A. Sejarah singkat RSUD Kraton Kab. Pekalongan
B. Jenis-jenis Pelayanan RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan
C. Pelayanan Penunjang Medik dan Non medik
D. Struktur Organisasi RSUD Kraton Kab. Pekalongan
E. Instalasi Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
BAB III PEMBAHASAN ALAT
A. Peralatan Diagnostik
B. Peralatan Terapi
C. Peralatan Life Support & Anastesi
D. Peralatan Bedah & Anastesi
E. Peralatan Radiologi
F. Peralatan Laboratorium Klinik
4
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
Lampiran
BAB II
GAMBARAN UMUM RS
A. Sejarah Singkat Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum
Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pekalongan
berada diwilayah kota madya pekalongan, namun
pemiliknya adalah Pemerintah Daerah Kabupaten
Pekalongan. Hal ini tidak terlepas dengan sejarah yang
melatar belakanginya.
Semula pemerintah kabupaten pekalongan memiliki
RS yang terletak didesa kalisari. Dengan berlakunya
undang-undang nomor 9 tahun 1966 tentang pembentukan
kabupaten batang, desa kalisari masuk wilayah
kabupaten batang,sehingga RS yang berada di desa
kalisari tersebut berpindah kepemilikannya menjadi
milik Pemerintah Daerah Batang. Sejak saat itu
5
Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan tidak memiliki
RS.
Rumah Sakit Kraton semula dikelola oleh misi
katolik yang pada bulan juli 1954 pengelolaannya di
serahkan pada Pemerintah Daerah Kotamadya Pekalongan.
Pada perjalanan pengelolaan RS,Pemerintah Daerah
Kotamadya Pekalongan,mengawali banyak hambatan.
Sehingga pada siding DPRD,DGR tanggal 20 september
1966,diputuskan bahwa pengelolaan RS Kraton diserahkan
kepada Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Tingkat I
Jawa Tengah.
Pada tanggal 23 januari 1967, oleh Gubernur
kepala Daerah Provinsi Dati I jawa tengah pengelolaan
Rumah Sakit diserahkan Kepada Pemerintah Tingkat II
Kabupaten Pekalongan.
Tanggal 30 januari 1995 dengan SK Menkes
no.96/Menkes/1995,RSUD Kabupaten Pekalongan di naikan
kelasnya dari Rumah Sakit Pemerintah kelas C menjadi
kelas B Non pendidikan.
1. Perda Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalonagn no 5 th
1995
RSU Kabupaten Pekalongan menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah unit swadana Kabupaten Daerah Tingkat II
Pekalongan.
2. Pada th 2003 ditetapkan dengan Perda no 11 th 2002
perubahan pertama atas Perda no 8 th 2001
6
RSUD unit swadana Kabupaten Daerah Tingkat II
Pekalongan menjadi Badan Pengelola RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan.
3. Perda Kabupaten Pekalongan no 15 th 2008
BP RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan menjadi RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan.
4. Pada tanggal 2 januari 2012
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan berubah pelayanan
menjadi BLUD (Badan Lembaga Umum Daerah) dan tidak
lagi mendapatkan subsidi dari pemerintah daerah
kabupaten pekalongan.
Visi
“ Sebagai Rumah Sakit Kelas B Pendidikan dengan
pelayanan prima terakreditasi paripurna ”.
Misi
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Sumber Daya
Manusia sesuai dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
2. Meningkatkan kuantitan dan kualitas Sarana
Prasarana Rumah Sakit sesuai dengan perkembangan
teknologi.
3. Memberikan pelayanan yang adil dan bermutu dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
7
4. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan yang
transparan, akuntabel dan bertanggung jawab.
5. Mempersiapkan Rumah Sakit terakreditasi paripurna.
Moto
“ Selangkah lebih maju, Ramah dalam Pelayanan “
B. Jenis-Jenis Pelayanan RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan
1. Instalasi Rawat Jalan
Meliputi:
a. Poliklinik umum
b. Poliklinik Spesialis Bedah Umum
c. Poliklinik Spesialis Bedah Tumor (Onkologi)
d. Poliklinik Spesialis Orthopedi
e. Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
f. Poliklinik Spesialis Jantung
g. Poliklinik Spesialis Paru
h. Poliklinik SpesialisTHT
i. Poliklinik Spesialis Mata
j. Poliklinik Spesialis Kulit Kelamin
k. Poliklinik Spesialis Anak
l. Poliklinik Spesialis Syaraf
m. Poliklinik DM Terpadu
n. Poliklinik Apesialis Rehabilitas Medik
o. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
p. Poliklinik Spesialis Kesehatan Jiwa
8
q. Poliklinik Spesialis Gigi dan Mulut
r. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
s. Intensive Care Unit (ICU)
t. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
2. Instalasi Rawat Inap
a. Ruang Anggrek
b. Ruang Cempaka
c. Ruang Kenanga
d. Ruang Mawar
e. Ruang Nusa Indah
f. Ruang Wijaya Kusuma
g. Ruang Seruni
h. Ruang Dahlia
i. Ruang Melati
j. Ruang Flamboyan
k. Ruang Teratai
C. Pelayanan Penunjang Medik Dan Non Medik dan Pelayanan
Penunjang Medik
1. Instalasi Laboratorium
a. Memberikan layanan 24 jam
b. Dilengkapi dengan pelayanan :
c. Hematologi
d. Kimia darah
e. Urinalisa
f. Faeses
9
g. Imonosorologi
h. NAPZA
2. Instalasi Radiologi
a. Memberikan layanan foto untuk menunjang diagnose
penyakit
b. Alat-alat (Alat Rontgen General, Panoramik, USG,
CT-scan, APF, CR (Computer Radiografi)
3. Instalasi Rehabilitasi Medik/Fisioterapi
a. Memberikan layanan dalam rangka mencegah
kecacatan akibat proses pengobatan atau akibat
yang ditimbulkan oleh penyakit itu sendiri,
sehingga kemampuan fisik dan mental penderita
dapat pulih dengan baik.
b. Alat-alat (Traksi lumbal, Infra Red, UST, SWD,
Tens, Tensimeter)
c. Kondisi/penyakit yang ditangani oleh bagian
fisioterapi :
1) Pasca stroke
2) Nyeri punggung (low back pain)
3) Batuk Produktif (berlendir)
4) Osteo Arthiriistis
5) Osteo Porosis
6) Kelumpuhan syaraf wajah (Bell’s palsy)
7) Asthama Bronchile
10
8) Kelumpuhan anggota gerak bawah (pararesis
inferior)
9) Patah tulang (pasca fracture)
10) Gangguan tumbuh kembang anak
11) Cervical Syndrom
12) Frozen shoulder
13) Myalga
14) Sprain otot dan masalah otot-otot lain
4. Instalasi Farmasi
a. Menyediakan obat-obatan dan alat habis pakai bagi
pasien rawat jalan/rawat inap
b. Memberikan layanan 24 jam
5. Instalasi Gizi
a. Memberikan layanan kecukupan gizi di rumah sakit.
b. Memberikan layanan konsultasi gizi bagi penderita
yang membutuhkan diet khusus, baik pasien rawat
inap/rawat jalan.
6. Pelayanan penunjang non medic
a. IPSRS
b. Instalasi Mekanikal Elektrikal dan Gas Medis
c. CSSD
d. Sanitasi
e. Pemulasaraan jenazah
11
D. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kraton
Kabupaten Pekalongan
Guna mempermudah kinerja dari masing – masing
bagian dalam RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan, maka
disusun dalam suatu struktur organisasi yang masing –
masing bagian mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda
namun bekaitan antara satu dengan yang lainya.
Sehingga terciptalah kinerja RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan yang dapat memberikan pelayanan yang baik
bagi masyarakat.
Gambar Struktur Organisasi Rumah Sakit Daerah
Kraton Kabupaten Pekalongan, adapun dari struktur
organisasi Badan Pengeloaan Rumah Sakit Umum Daerah
Kraton Kabupaten Pekalongan adalah (terlampir)
E. Instalasi Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Rumah
Sakit
1. Tugas Pokok IPSRS :
a. Menyusun program kerja jangka pendek dan
panjang di bidang alat kesehatan dan bangunan
fisik.
b. Melakukan pemeliharaan peralatan kesehatan dan
bangunan fisik di rumah sakit.
c. Melakukan perbaikan peralatan kesehatan dan
bangunan fisik di rumah sakit.
d. Melakukan pengembangan terhadap kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan.
12
e. Melakukan pengawasan perbaikan yang di kerjakan
oleh pihak ketiga
f. Membuat Standar operasional prosedur pemakaian
dan perbaikan alat kesehatan.
g. Menginventaris peralatan kesehatan dan bangunan
fisik.
h. Membuat jadwal pemeliharaan alat kesehatan dan
bangunan fisik.
i. Memberi saran/usulan kepada direktur dalam hal
pemeliharaan serta perbaikan alat kesehatan dan
bangunan fisik.
j. Mengevaluasi hasil pemeliharaan.\
Dalam melakukan tugas & fungsinya, Instalasi
Pemeliharaan Sarana dan prasarana memiliki prgram
kerja utama yaitu selalu berupaya untuk
meningkatkan pemeliharaan pencegahan (preventif
maintenance), sehingga dapat mengurangi jumlah
kerusakan sarana prasarana dan peralatan rumah
sakit.
Jenis program kerja tersebut diantaranya yaitu
dengan cara :
1) Mengevaluasi kembali cara-cara pemeliharaan
2) Membuat SOP pemeliharaan masing-masing alat
3) Memperluas cakupan pemeliharaan
4) Meningkatkan kemampuan teknis karyawan IPSRS
13
2. Tugas Fungsional Instalasi Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit
a. Kepala Instalasi
14
Koordinator AlatMedik
Koordinator NonMedik
Pelaksana BangunanFisik
Pelaksana
Pemeliharaan
Preventif
Pelaksana
Pemeliharaan
Korektif
KEPALA INSTALASI
IPSRS
Andi Rizkianto,
Pelaksana Mebel
Air
1) Melaksanakan koordinasi tugas-tugas yang ada
dalam instalasi.
2) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan alat kesehatan, pemeliharaan
bangunan fisik, sanitasi, dan mekanikal,
elektrikal dan gas medis.
3) Menyusun program kerja dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan instalasi.
4) Melaksanakan koordinasi dengan unit pelayanan
terkait di Rumah Sakit.
5) Melakukan koordinasi dengan Bidang Penunjang
Pelayananan Medis dan Non Medis.
6) Melakukan pengawasan pemeliharaan dan
perbaikan.
b. Uraian Tugas Penanggung Jawab Pemeliharaan Alat
Kesehatan (Alkes)
1) Menyusun program kerja tahunan Pemeliharaan
alkes.
- Membuat rincian kegiatan tahunan.
- Membuat jadwal pemeliharaan.
- Menyusun program kerja dalam bentuk laporan
dan di sampaikan ke atasan langsung.
2) Menyusun standar kebutuhan sarana dan bahan
kegiatan untuk Pemeliharaan Alkes.
- Menghimpun usulan dari teknisi pemeliharaan
alkes.
15
- Menginventaris bahan-bahan pemeliharaan.
- Menginventaris alat yang di gunakan dalam
pemeliharaan.
3) Menyusun biaya pemeliharaan alkes.
- Menganalisa kerusakan alat kesehatan.
- Membuat permintaan penawaran kepada penyadia
jasa pemeliharaan alkes sebagai dasar
menentukan biaya.
- Membuat laporan kemudian di sampaikan kepada
ka.instalasi dan PTK Pemeliharaan Alkes.
4) Merumuskan masalah yang dihadapi instalasi
khususnya pemeliharaan alkes dan melaporkan ke
atasan langsung.
- Membantu menyelesaikan perbaikan alkes
apabila di perlukan.
- Membuat Skala prioritas.
- Melaporkanya ke atasan langsung dalam bentuk
laporan tertulis maupun lisan.
5) Mengupayakan efisiensi penggunaan bahan
pemeliharaan.
- Mengevaluasi kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan alkes.
- Selalu berkoordinasi dengan suplayer alkes
ataupun rekan profesi sejawat dari rumah
sakit lain tentang perkembangan pemeliharaan
alkes terkini.
16
- Update teknologi khususnya pemeliharaan
alkes melalui internet.
- Mengaplikasikan ke kegiatan.
6) Membantu pemeliharaan dan perbaikan alat
kesehatan.
- Ikut melaksanakan kegiatan preventif
maintenance (pembersihan, Pengencangan,
pelumasan, penggantian sperpat, kalibrasi )
susuai jadwal.
- Membantu melaksanakan perbaikan Alat
kesehatan apabila teknisi pemeliharaan alkes
mengalami kesulitan.
7) Melaksanakan koordinasi dengan unit pelayanan
terkait di Rumah Sakit yang berkaitan dengan
alat kesehatan.
- Merumuskan masalah.
- Berkoordinasi dengan karu/ ka inst. Terkait.
8) Melaksanakan orientasi bagi pegawai baru dan
mahasiswa praktek.
- Pengenalan Staf IPSRS.
- Pengenalan ruangan dan peralatan kesehatan
milik rsud kraton.
- Mengarahkan tugas sehari – hari.
- Mengajari pemeliharaan dan perbaikan alkes
kepada pegawai baru dan mahasiswa praktek.
17
9) Memeriksa hasil kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan alkes.
- Memeriksa kembali hasil pemeliharaan alkes
yang di lakukan teknisi alkes.
- Menghimpun Laporan hasil pemeliharaan.
10) Menyusun daftar Perlatan yang akan di
kalibrasi.
- Mengecek sertifikat kalibrasi.
- Membuat daftar sertifikat kalibrasi yang
sudah habis masa kalibrasinya.
- Meminta Permintaan Penawaran harga ke pihak
ke III.
11) Berkoordinasi dengan suplayer atau
distributor alkes terkait pemeliharaan alkes.
- Menganalisa kerusakan alkes.
- Menghubungi supleyer guna berkoordinasi
apabila kerusakanya sulit.
- Melaksanakan Saran – saran yang di berikan
dari suplayer alkes.
12) Membuat SPO terkait pemeliharaan alkes.
- Membaca dan Pahami manual book / user manual
dari alat tersebut.
- Apabila kurang paham, berkoordinasi dengan
suplayernya.
18
- Membaca dan pahami buku pedoman pemeliharaan
alkes yang di keluarkan dari departemen
kesehatan.
- Membuat SPO yang di sesuaikan dengan alat
tersebut.
- Menempel SPO sesuai dengan nama, type dan
merk alat kesehatan.
13) Menginventaris Alat kesehatan.
- Menyipakan daftar inventaris alkes
sebelumnya.
- Keliling semua Ruangan dan mencocokan dengan
keadaan terbaru <kondisi alat>.
- Apabila ada penambahan alat di catat,apabila
kondisi alat sudah rusak dan tidak bisa di
perbaiki usulkan penghapusan.
- Membuat inventaris terbaru sesuai format.
- Melaporkan ke atasan langsung.
14) Mendampingi apabila ada perbaikan yang di
lakukan oleh pihak keIII.
- Mengambil alat yang rusak dari ruangan /
menunjukan alat yang rusak di ruangan.
- Menjelaskan Kerusakanya.
- Mendampingi selama proses
perbaikanmelaporkan ke atasan langsung.
15) Mendampingi apabila ada kalibrasi alat
kesehatan yang dilakukan oleh pihak ke III.
19
- Mengambil/ menunjukkan alat yang akan
dikalibrasi di ruangan.
- Mendampingi selama proses kalibrasi.
- Apabila didapati alat kesehatan tersebut
tidak lolos kalibrasi maka segera
diperbaiki.
16) Melaksanakan Tugas lain dari atasan.
c. Uraian Tugas Pelaksana Teknisi Elektromedis
1) Melaksanakan pemeliharaan / preventiv
maintenance alat kesehatan
- Melihat jadwal.
- Mempersiapkan Prasarat untuk pemeliharaan.
- Menuju ruangan perawatan.
- Melakukan pemeliharaan alat kesehatan.
- Mencatat hasil pemeliharaan alkes.
2) Melaksanakan perbaikan alat kesehatan.
- Menerima permintaan perbaikan.
- Mempersiapkan Prasarat untuk perbaikan.
- Menuju ruangan perawatan.
- Melakukan perbaikan alat kesehatan.
- Mencacat hasil perbaikan alkes.
3) Menginventaris Alat kesehatan.
- Menyiapkan daftar inventaris alkes
sebelumnya.
- Keliling semua Ruangan dan mencocokan dengan
keadaan terbaru <kondisi alat>.
20
- Apabila ada penambahan alat di catat,
apabila kondisi alat sudah rusak dan tidak
bisa di perbaiki usulkan penghapusan.
- Membuat inventaris terbaru sesuai format.
- Melaporkan ke atasan langsung.
4) Membuat jadwal kegiatan pemeliharaan preventif
dan kuratif.
- Menyusun inventaris alat kesehatan.
- Menyusun jadwal kegiatan preventi dan
kuratif.
- Melaporkan ke atasan langsung.
5) Menghimpun rencana kebutuhan bahan
pemeliharaan dan perbaikan alat medik.
- Menerima usulan spare part alat kesehatan
oleh ruangan / instalas.
- Merekap usulan spare part alat kesehatan.
- Menyusun kebutuhan spare part alat kesehatan
ruangan / instalasi.
- Melaporkan ke atasan langsung.
6) Menyusun stok spare part yang sudah atau yang
belum digunakan.
- Membuat daftar stok spare part.
- Mencacat data spare part yang sudah atau
yang belum digunakan.
- Membuat laporan penggunaan stok sparepart.
- Melaporkan ke atasan langsung.
7) Menjaga barang inventaris di ruang IPSRS.
21
- Memelihara toolset.
- Membuat inventaris barang di IPSRS.
- Mencatat apabila ada petugas lain meminjam
toolkit.
8) Membuat SPO terkait pemeliharaan alkes.
- Membaca dan Pahami manual book / user manual
dari alat tersebut.
- Apabila kurang paham, berkoordinasi dengan
suplayernya.
- Membaca dan pahami buku pedoman pemeliharaan
alkes yang di keluarkan dari departemen
kesehatan.
- Membuat SPO yang di sesuaikan dengan alat
tersebut.
- Menempel SPO sesuai dengan nama, type dan
merk alat kesehatan.
9) Membuat laporan bulanan
- Mengumpulkan laporan kerusakan
- Mencatat laporan dibuku kendali ruangan
- Membuat laporan di komputer sesuai format
10) Membuat surat menyurat antar instalasi
- Membantu menyiapkan bahan
- Mengetik isi surat
- Mengantarkanya ke tujuan
11) Mendampingi apabila ada perbaikan yang di
lakukan oleh pihak ke-III
22
- Mengambil alat yang rusak dari ruangan /
menunjukan alat yang rusak di ruangan
- Menjelaskan Kerusakanya
- Mendampingi selama proses perbaikan
melaporkan ke atasan langsung
12) Mendampingi apabila ada kalibrasi alat
kesehatan yang dilakukan oleh pihak ke III
- Mengambil/ menunjukkan alat yang akan
dikalibrasi di ruangan
- Mendampingi selama proses kalibrasi
- Apabila didapati alat kesehatan tersebut
tidak lolos kalibrasi maka segera diperbaiki
13) Mengerjakan tugas lain dari atasan
BAB III
PEMBAHASAN ALAT
23
A. Peralatan Life Support and Life Saving ( Baby
Incubator )
1.Mampu Melakukan Pencatatan alat Baby Incubator
a. Inventarisasi alat
Nama Alat Merk Type SN JmlKeadaan
Barang Daya Satuan Ket
B RR RBBaby
Incubator
Ginevr
i
OGB
Politren
d
375/
12
1 v 230 VA
b. Pencatatan uji fungsi dan uji coba alat Baby
Incubator
No Bahan yang di uji Keterangan
1 Humidifier Control Baik2 Control Panel Baik3 Port and Door Baik4 Matras / Bed Baik
24
5 Filter Bakteri Baik
c. Dokumen pemeliharaan alat Baby Incubator :
Pemeliharaan Baby Incubator Meliputi:
1) Maintenance Harian
- Bersihkan alat.
- Pengisian air kelembaban.
- Cek temperature suhu ruang/chamber
2) Maintenance Mingguan
- Pengecekan heater.
3) Maintenance Bulanan
- Periksa dan bersihkan bagian-bagian alat.
- Periksa kondisi kipas/blower.
- Periksa soket elemen pemanas.
- Periksa indikator-indikator dan system
alarm.
- Periksa filter udara.
- Periksa kelembaban ruang incubator.
- Periksa catu daya pemanas.
- Cek untuk control unit.
- Uji fungsi secara lengkap.
- Tes keamanan alat.
d. Dokumen perbaikan alat Baby Incubator :
Kerusakan Penyebab
25
Lampu indikator sensor
kulit pada incubator
menyala
Sensor skin rusak
Sensor skin tidak
menempel pada kulit
bayi
Mainboard rusakSuhu udara incubator
naik terlalu tinggi
(overheat).
Setting suhu diset
pada posisi
temperature yang
terlalu tinggi
Sensor suhu rusak
Terminal temperature
lebih mengalami
kerusakanSuhu incubator tidaknaik
Saklar temperature
kontrol diset pada
posisi temperature
yang terlalu rendah
Tegangan PLN turun
Pemanas mengalami
kerusakan terputusTerjadi arus bocor Nilai grounding tidak
bagus (terlalutinggi)
Sistem grounding dijaringan kabelterputus
Sistem grounding alatdan PLN tidakterkoneksi.
Panas tidak rata Blowernya mati
26
e. Dokumen kalibrasi alat Baby Incubator :
1) Standar dan peralatan yang digunakan :
a) Incubator Analyzer merk Fluke tipe INCU
No. Seri : 928
b) Electrical Safety Analyzer merk Fluke tipe
602 No. Seri : 1637024
c) Thermohygrometer
2) Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi Komponen
AlatNo.
Bagian alat HasilPemeriksaan
Fisik
HasilPemeriksaan
Fungsi
Ket
1 Kontrol /Indikator
Baik Baik Baik
2 Badan /Slungkup
Baik Baik Baik
3 Kabel /Assesories
Baik Baik Baik
3) Hasil Pengukuran Kinerja Alat
a) Distribusi Suhu
Set-Point
PembacaanPada Alat
Pembacaan Rata-Rata
Standar(°C)
SuhuMatras(°C)
Koreksi (°C)
Ketidakpastian (U
95%, K=2)(°C)
33°C 33 33.6 29.2 +0.6 ± 0.9535°C 35 35.4 30.4 +0.4 ± 0.9637°C 37 37.7 32.2 +0.7 ± 0.97b) Pengukuran
27
Parameter IndikatorAlat
PembacaanStandar
Kebisingan - -+57.4 dBAliran udara - 0.00 m/s
Kelembaban udara - +57.3 %
Keterangan :
- Nilai koreksi = pembacaan standar – set point
- Sesuai permenkes No. 363/Menkes/Per/IV/1998,
maka peralatan ini dinyatakan baik dan layak
untuk digunakan.
2.Mampu Melakukan Penggunaan Alat Baby Incubator pada
Sarana Pelayanan Kesehatan
a. Fungsi Baby Incubator
Fungsi dari Baby Incubator sebagai perawatan bagi
bayi prematur berfungsi sebagai penyesuaian
kehangatan dan kelembaban tubuh bayi, dengan
kondisi sangat membutuhkan suhu yang sesuai dengan
suhu dalam rahim ibu.
b. SOP Baby Incubator
1) Periksa : pengatur posisi matras, sungkup
pengontrol, volume air humidifier. Hubungkan
alat dengan catu daya.
2) Hidupkan alat, tekan tombol ON.
3) Atur temperatur control dengan menekan tombol
SET kemudian putar potensio sesuai kebutuhan.
28
4) Tekan tombol SET lagi supaya pengaturan
terkunci.
5) Periksa sistim alarm (tombol merah).
6) Tunggu sampai temperatur tercapai.
7) Masukkan bayi.
8) Pasang sensor skin probe dan temperatur.
9) Setelah selesai, keluarkan bayi dari inkubator.
10)Posisi pengatur temperatur ke posisi minimum.
11)Matikan alat dan pastikan dalam keadaan mati
(OFF).
12)Lepaskan aksesori dari alat.
13)Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.
14)Ganti air Humidifier dengan air steril.
15)Pasang penutup alat dan simpan alat pada
tempatnya.
c. Prinsip, Sistem Kerja dan Bagian – Bagian Alat
Baby Incubator
1) Prinsip alat Baby Incubator
Mengatur serta menstabilkan suhu dalam ruang
inkubator agar sesuai dengan suhu yang
dibutuhkan oleh bayi prematur (32C - 37C).
Dengan menggunakan pemanasan elemen (heater)
yang dikontrol oleh suatu rangkaian kontrol
suhu agar suhu tetap stabil, heater akan
bekerja pada saat sensor suhu kurang dari
setting suhu yang telah ditentukan, dan
29
sebaliknya apabila sensor suhu lebih besar dari
setting suhu, secara otomatis heater akan mati.
2) Sistem kerja alat Baby Incubator
Pada saat tombol power ditekan, tegangan AC
akan di ubah menjadi DC oleh power supply dan
di berikan keseluruh rangkaian/komponen kecuali
heater. Sensor suhu berupa thermistor yang
berfungsi untuk mendeteksi suhu yang ada
didalam chamber dan untuk menghentikan kerja
heater saat suhu dalam ruang sudah terpenuhi
sesuai pengaturan pengguna. Rangkaian control
berfungsi sebagai pengandali suhu ruangan
chamber, rangkaian ini menerima inputan dari
rangkaian setting dan sensor suhu, apabila suhu
yang belum mencapai suhu di setting maka
rangkaian control akan memberikan sinyal ke
relay untuk tetap terhubung pada heater untuk
terus melakukan pemanasan pada chamber. Apabila
suhu telah dicapai maka sensor akan mendeteksi
dan control akan memberikan sinyal ke relay
untuk mematikan heater.
30
3) Bagian – bagian alat Baby Incubator ( gambar
klo memang bisa )
a) Hood / penutup Baby Incubator yang terbuat
dari bahan Acrilic, digunakan untuk
melindungi bayi dari suhu luar.
b) Control Panel dilengkapi dengan layar LCD,
untuk melihat / membaca dan mengatur semua
parameter yang ada pada Baby Incubator.
c) Slit digunakan untuk meletakkan bayi pada
Baby Incubator
31
d) Humidification ialah tempat penampungan air
humidifier untuk melembabkan udara di Baby
Incubator
e) Oxygenitation untuk menaruh selang oksigen
di Baby Incubator.
32
f) Scale digunakan untuk menimbang bayi pada
Baby Incubator
g) Patient Tray
h) Filter Udara digunakan untuk menyaring
udara luar yang masuk kedalam incubator
agar udara didalam bersih dan steril.
33
i) Trolleys untuk meletakkan baby incubator,
sehingga dapat dipindahkan dengan mudah
(mobile).
d. Spesifikasi Alat Baby Incubator
1) Merk : Ginevri
2) Model : OGB Politrend
3) Serial Number : 375/12
4) Type : Mobile
5) Temperature Control :
a) Air : 20-37C Override 39C
b) Skin : 25-37C Override 39C
6) Trend Visualitation : Air Temp, Skin Temp,
Peripheral Skin Temp,
Relative Humidity, Oxygen
Concentration, Wieght, SpO2,
Heart Rate
34
7) Hand Ports : 2 Main Doors, 6 Port Hols
8) Tubing Ports : 2 Respiratory, 7
Accessory
9) Internal Noise : <60dB In Compliance With
Current
Regulations
10)Line Power : 23Vac 50/60 Hz
11)Internal Battery : 4.8 V Backup For
Power Failure Alarm
12)Double Wall : Optional
13)Baby Scale : Optional
14)Dimensions
a) Incubator WxDxH : 83x64x69
cm
b) Fixed Height Trolley WxDxH : 86x70x70
cm
c) Height Adjustable Trolley WxDxH :
86x70x(63-83) cm
d) Vertical Hood To Mattress Distance : 45 cm
e) Mattress WxD : 62x35 cm
f) Castors Diameter : 10 cm
15)Weight
a) Incubator : 37 kg
b) Fixed Height Trolley : 41 kg
c) Height Adjustable Trolley : 55 kg
35
3. Mampu Melakukan Penempatan Dan Penyimpanan Alat Baby
Incubator
a. Ruang pelayanan : Dioperasikan di ruangan Melati
(ruang bayi)
b. Persyaratan ruangan :
1)Tegangan/Catu Daya dari PLN sebesar 220 V
2)Suhu ruangan berkisar antara 20-25 ºC
3)Tahanan Pembumian harus baik nilainya dibawah ≤
0,2 ohm
c. Perencanaan penyimpanan
1) Setelah digunakan pastikan alat
dibersihkan dan di sterilkan.
2) Di simpan pada suhu 20-25 ºC
3) Disimpan ditempat yang aman (tidak
terkena hama tikus)
4.Mampu Melakukan Pemeliharaan Alat Baby Incubator
a. Alat Ukur :
1)ESA
a) Kebocoran arus pada alat
- Polaritas normal dengan pembumian dan
tanpa pembumian.
36
- Polaritas terbalik dengan dan tanpa
pembumian.
b) Kebocoran kabel pembumian
1)Polaritas normal dengan pembumian dan
tanpa pembumian
2)Polaritas terbalik dengan dan tanpa
pembumian
c) Nilai resistansi kawat pembumian
d) Nilai tahanan kabel isolasi catu daya
2) Termometer
Termometer diletakkan di dalam Baby Incubator,
kemudian sesuaikan suhu pada Termometer dan
Baby Incubator.
b. Alat Kerja :
1) Toolset
2) AVO Meter
c. Bahan Kerja
1)Tissue/kain bersih
2)air aquades
3)Cairan pembersih
4)Semprotan WD
d. Sifat Material
1)Trolley terbuat dari besi
37
2)Hood / penutup Baby Incubator terlihat
transparan dan terbuat dari acrilic, dan mudah
dibersihkan.
3)Cairan Humidifier menggunakan air aquades
e. Prosedur Pemeliharaan
1)Petugas Elektromedis membersihkan keseluruhan
alat, melakukan pengecekan tombol / switch,
fungsi regulator dan uji kinerja alat setiap 1
bulan sekali secara rutin.
2)Petugas Elektromedis melakukan pengecekan flter
bakteri, pembersihan humidifier, pengecekan
termometer ( kelembapan ), dan fungsi skin
probe setiap 3 bulan sekali secara rutin.
3)Petugas Elektromedis melakukan pengecekan
fungsi alarm, kipas, dan digital display setiap
3 bulan sekali secara rutin.
4)Petugas Elektromedis melakukan pengukuran arus
bocor, dan pengukuran grounding setiap 1 tahun
sekali secara rutin.
5)Petugas Elektromedis mengisi formulir lembar
kerja, Kartu pemeliharaan dan menyimpulkan
hasil pemeliharaan bahwa kondisi alat baik atau
alat tidak baik.
6)Pengguna alat atau Ka. Unit Pelayanan pengguna
alat Incubator menandatangani formulir lembar
38
kerja, sebagai bukti pemeliharaan alat telah
dilaksanakan.
f. Jadwal Pemeliharaan :
Pemeliharaan Baby Incubator dilakukan pada minggu
ke-3 setiap bulannya.
B. Peralatan Therapy ( Dental Unit )
1.Mampu Melakukan Pencatatan alat Dental Unit
a. Inventarisasi alat
NamaAlat
Merk Type SN JmlKeadaan
Barang Daya Satuan Ket
B RR RBDental
Unit
GNatus Artus
Delive
ry
Unit
418610703
8
1 v 200
0
VA
39
b. Pencatatan uji fungsi dan uji coba alat Dental
Unit
No Bahan yang di uji Keterangan
1 Operating light Baik2 Control Asisten Baik3 Aqua Bottle Baik4 Foot Switch Baik5 Dental Patient
ChairBaik
6 Dental Treatment Unit
Baik
7
c. Dokumen pemeliharaan alat Dental Unit :
Pemeliharaan Dental Unit Meliputi:
1)Maintenance Harian
a) Bersihkan alat
b) Cek fungsi alat
c) Cek persediaan air
2) Maintenance Mingguan
a) Pengecekan handpiece 40
b) Pengecekan water jet
3) Maintenance Bulanan
a) Priksa dan bersihkan bagian-bagian alat
b) Cek system catu daya, perbaiki bila perlu
c) Cek fungsi selector, tombol/switch, foot
switch, perbaiki bila perlu
d) Cek hubungan perpipaan air/selang air,
perbaiki bila perlu
e) Cek kabel supply dan sambungan, perbaiki
bila perlu
f) Cek fungsi lampu termasuk pergerakannya,
perbaiki bila perlu
g) Cek fungsi water jet,hand piece, perbaiki
bila perlu
h) Lakukan pelumasan pada bagian yang bergerak
i) Cek dan periksa dan lampu-lampu
indicator,ganti bial perlu
j) Cek gerakan dental chair,perbaiki bila perlu
k) Cek system pengaman,perbaiki bila perlu
l) Lakukan pengukuran arus bocor
m) Lakukan pengukuran tahanan kabel
n) Lakukan uji kinerja alat
d. Dokumen perbaikan alat Dental Unit :
Kerusakan Penyebab
Handpiece macet atau tidak Tekanan kompresor
41
ngebor kurang
Turbin penggerak bor
kotor
Selang penghubung
tersumbatSelang bocor/selang pecah Factor usia atau
lamanya pemakaian
Terjepit dental chairTerjadi arus bocor Nilai grounding tidak
bagus (terlalu
tinggi)
Sistem grounding di
jaringan kabel
terputus
Sistem grounding alat
dan PLN tidak
terkoneksi.Air tidak ada air darisyringe
Bak kehabisan air Kompressor tida
bekerja
e. Dokumen kalibrasi alat Dental Unit :
1) Standar dan peralatan yang digunakan :
a) Electrical Safety Analyzer merk Fluke
Biomedical, tipe ESA612, No. Seri : 2682003
b) Thermohygrometer merk LIPI, tipe TH-308, No.
Seri : 003-114-TH.
42
2) Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi Komponen
AlatNo.
Bagian alat HasilPemeriksaan
Fisik
HasilPemeriksaan
Fungsi
Ket
1 Kontrol /Indikator
Baik Baik Baik
2 Badan /Permukaan
Baik Baik Baik
3 Kabel /Assesories
Baik Baik Baik
3) Hasil Pengukuran Kinerja Alat
Pengujian Aspek Keselamatan Listrik
No Parameter Teruk
ur
Tolerans
i
Satu
an1 Tegangan Catu Daya 218,1 220 ±
10%
V
2 Resistansi Pembumian
Protektif
OL ≤ 0,2 Ω
3 Isolasi Resistansi OL ≥ 2 MΩ4 Arus Bocor Pembumian
Polaritas Normal
35,1 ≤ 500 µA
5 Arus Bocor Pembumian
Polaritas Terbalik
11,8 ≤ 500 µA
6 Arus Bocor Selungkuop
Polaritas Normal
123,5 ≤ 100 µA
7 Arus Bocor Selungkuop
Polaritas Normal
Tanpa Pembumian
128,3 ≤ 500 µA
43
8 Arus Bocor Selungkup
Polaritas Terbalik
25,4 ≤ 100 µA
9 Arus Bocor Selungkup
Polaritas Terbalik
Tanpa Pembumian
26,7 ≤ 500 µA
Keterangan :
- Hasil ketidakpastian pengukuran mempunyai
tingkat kepercayaan 95% dengan faktor cakupan
(k) = 2
- Hasil kalibrasi tertekusur ke sistem satuan
international (SI)
- Hasil kalibrasi diperoleh berdasarkan metode
kalibrasi : MK-DTU-AMK-88
Kesimpulan :
- Berdasarkan hasil pengukuran keselamatan
listrik, maka alat kesehatan ini
dinyatakan LAIK PAKAI.
2. Mampu Melakukan Penggunaan Alat Dental Unit pada
Sarana Pelayanan Kesehatan
a. Fungsi Dental Unit
Berfungsi untuk membantu pemeriksaan dan melakukan
terapi apa yang dapat diberikan kepada pasien.
Secara umum untuk membantu perawatan gigi dan
mulut ( pengeboran, penambalan, pembersihan dan
pemeriksaan ).
44
b. SOP Dental Unit
1) Hubungkan alat dengan catu daya
2) Hidupkan alat, pastikan alat dalam keadaan
aktif / baik.
3) Lakukan pemanasan secukupnya
4) Hubungkan kompresor ke catu daya agar siap di
gunakan
5) Lakukan pengecekan fungsi Hand piece, Foot
switch, Dental Chair, Perputaran bor, Suction,
6) Pengisian gelas kumur, lampu periksa
7) Perhatikan Protap Pelayanan
8) Beritahukan pd pasien,mengenai tindakan yg
dilakukan
9) Atur posisi kursi pasien
10)Tentukan dan pasang aksesori sesuai kebutuhan.
11)Lakukan tindakan
12)Matikan alat dan pastikan dalam keadaan mati
(OFF)
13)Matikan kompresor dan buang sisa tekanan yang
ada dengan memutar baut di bawah kompresor
14)Lepaskan hubungan alat dari catu daya
c. Prinsip, Sistem Kerja dan Bagian – Bagian Alat
Dental Unit
1) Prinsip alat Dental Unit
45
Dental Unit memilik 3 Sumber Tenaga yaitu :
tenaga listrik untuk memberikan catu daya pada
semua system elektrik, tenaga udara/angin untuk
memberikan pada system yang bekerja berdasarkan
tekanan udara, tenaga air untuk digunakan pada
sitem pendinginan turbine jet/bor jet, spray
git, dan pembuangan kotoran. Masing-masing
sumber tadi masuk ke blok control yang
berfungsi mengontrol yang kemudian akan
ditrisbusikan ke masing-masing blok yaitu ke
blok lampu tindakan, chair pasien dan foot
switch, foot switch kemudian mengotrol bor dan
handpiece.
2) Sistem kerja alat Dental Unit
Dental unit pada umumnya memiliki 3 sumber
tenaga yaitu ;
a. Sumber tenaga listrik.
b. Sumber tenaga udara/angin.
c. Sumber tenaga air.
Sumber tenaga listrik untuk memberikan catu
daya pada semua system elektrik missal ; Lampu
operasi, switch valve elektrik, system
hidrolik, mikromotor. Juga diaplikasikan pada
system dental chair untuk semua gerakan ( naik,
turun, menyandar, dan duduk ).
46
Sumber tenaga udara/angin untuk memberikan
pada system yang bekerja berdasarkan tekanan
udara. Udara bertekanan ini berasal dari
kompresor ( tekana yang dibutuhakan berkisar
antara 2,5 atm sampai 4 atm ). Tekanan
maksimal dari kompresor dapat mencapai 7 atm.
System atau bagian yang bekerja berdasarkan
tekanan maksimal : turbine jet/bor jet, switch
valve, spray git, scaller, dan system hidrolik
pada kursi atau chair dental.
Sumber tenaga air untuk digunakan pada sytem
pendinginan turbine jet/bor jet, spray git,
dan pembuangan kotoran. Tekanan yang
dibutuhkan minimal 1 atm.Walaupun tekana air
yang dihasilkan juga berasal dari tekanan yang
dihasilkan dari kompresor.
3) Bagian – bagian alat Dental Unit
47
a) Dentist chair
b) Air-controlled feet
c) Assistant control
d) Electric dental patient chair switch
assembly
e) Spittoon assembly
f) Bowl rinse
g) Cup fill
h) Dental complex treatment unit
i) Instrument arm
j) Operating light
k) Tray assembly
l) Instrument tray assembly
d. Spesifikasi Alat Dental Unit
1) Merk : Gnatus
2) Model : Artus Delivery Unit
3) Serial Number : 4186107038
4) Power Supply : 127/220 V
5) Frequency : 50/60 Hz
6) Phase : Single Phase / Bipashe
7) Inlet Air Preassure : 80 PSI
8) Kapasitas Air : 800 ml
9) Tegangan Lampu : 5,2 VA
10) Sumber Lampu : 1 LED
11) Panjang Gelombang : 440nm – 460nm
12) Hand Piece Body : ABS Injected
48
3.Mampu Melakukan Penempatan Dan Penyimpanan Alat
Dental Unit
a. Ruang pelayanan : Dioperasikan di ruangan Poli
Gigi
b. Persyaratan ruangan :
1)Tegangan/Catu Daya dari PLN sebesar 220 V
2)Suhu ruangan berkisar antara 20-25 ºC
3)Tahanan Pembumian harus baik nilainya dibawah ≤
0,2 ohm
c. Perencanaan penyimpanan
1)Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke
posisi OFF
2)Lepaskan alat dengan catu daya
3)Bersihkan aksesoris
4)Catat beban kerja alat
5)Di simpan pada suhu 20-25 ºC
6)Disimpan ditempat yang aman (tidak terkena hama
tikus)
4.Mampu Melakukan Pemeliharaan Alat Dental Unit
a. Alat Ukur :
ESA
1) Kebocoran arus pada alat
49
2)Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa
pembumian.
3)Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian.
4)Kebocoran kabel pembumian
a) Polaritas normal dengan pembumian dan
tanpa pembumian
b) Polaritas terbalik dengan dan tanpa
pembumian
5)Nilai resistansi kawat pembumian
6)Nilai tahanan kabel isolasi catu daya
b. Alat Kerja :
1) Toolset
2) AVO Meter
c. Bahan Kerja
1) Tissue/kain bersih
2) Selang Dental
3) Cairan pembersih
4) Semprotan WD
5) TBA
d. Sifat Material
1) Trolley terbuat dari besi
50
2) Hood / penutup Baby Incubator terlihat
transparan dan terbuat dari acrilic, dan mudah
dibersihkan.
3) Cairan Humidifier menggunakan air aquades
e. Prosedur Pemeliharaan
1) Petugas Elektromedis membersihkan
keseluruhan alat, dan melakukan pengecekan
catu daya, fungsi selektor, tombol / switch,
foot switch setiap 2 bulan sekali secara
rutin.
2) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan
hubungan perpipaan air, pengecekan supply
tegangan, uji kinerja alat, pengecekan fungsi
lampu serta pergerakannya dan fungsi water
jet, lampu indikator dan handpiece setiap 3
bulan sekali secara rutin.
3) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan
pergerakan dental chair secara rutin setiap 6
bulan sekali secara rutin.
4) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan
sistem pengamanan, pengukuran arus bocor dan
grounding alat setiap 1 tahun sekali secara
rutin.
5) Petugas Elektromedis mengisi formulir
lembar kerja, Kartu pemeliharaan dan
menyimpulkan hasil pemeliharaan bahwa kondisi
alat baik atau alat tidak baik.
51
6) Pengguna alat atau Ka. Unit Pelayanan
pengguna alat Dental Unit menandatangani
formulir lembar kerja, sebagai bukti
pemeliharaan alat telah dilaksanakan.
f. Jadwal Pemeliharaan :
Pemeliharaan Dental Unit dilakukan pada minggu
ke-3 setiap bulannya.
C. Peralatan Diagnostik ( ECG )
1.Mampu Melakukan Pencatatan alat ECG
a. Inventarisasi Alat
NamaAlat
Merk Type SN JmlKeadaan
Barang Daya Satuan Ket
B RR RBECG GE MAC
600
SF713326002
PA
1 v 80 VA
52
b. Pencatatan uji fungsi dan uji coba alat ECG
No Bahan yang di uji Keterangan
1 Elektroda Baik2 Keyboard Baik3 Printer Baik4 Display Baik
c. Dokumen pemeliharaan alat ECG :
Pemeliharaan ECG Meliputi:
4)Maintenance Harian
a) Bersihkan alat
b) Cek fungsi alat
c) Cek persedian gel
d) Cek persedian kertas print
5) Maintenance Mingguan
a) Pengecekan elektroda
53
b) Pengecekan kabel probe
6) Maintenance Bulanan
a) Priksa dan bersihkan bagian-bagian alat
b) Cek system catu daya, perbaiki bila perlu
c) Cek fungsi selector, tombol/switch, foot
switch, perbaiki bila perlu
d) Cek kondisi elektroda, perbaiki bila perlu
e) Cek kabel supply dan sambungan, perbaiki
bila perlu
f) Cek fungsi printer, perbaiki bila perlu
g) Cek fungsi kabel probe, perbaiki bila perlu
h) Cek kertas print, ganti kertas jika habis
i) Cek system pengaman,perbaiki bila perlu
j) Lakukan pengukuran arus bocor
k) Lakukan pengukuran tahanan kabel
l) Lakukan uji kinerja alat
d. Dokumen perbaikan alat ECG :
Kerusakan Penyebab
Tidak menghasilkan grafik
pusle
Elektroda kotor
Grounding tidak bagus
Kabel probe putusPrinter bekerja Kertas printer habis
Chart paper rusakTerjadi arus bocor Nilai grounding tidak
bagus (terlalu
54
tinggi)
Sistem grounding di
jaringan kabel
terputus
Sistem grounding alat
dan PLN tidak
terkoneksi.
e. Dokumen kalibrasi alat ECG :
1)Standar Peralatan Kalibrasi :No Diskripsi Tipe No. Seri No.
Sertifikat
Tertelusur
1 Vital SignSimulator
ProSim3
2814040 30230 FlukeBiomedica
l2 Caliper Digital Lihsin
g- 13422 LIPI
3 Electrical SafetyAnalyzer
ESA612 2682003 PC-EVT-0D3B
FlukeBiomedica
l4 Thermohygrometer TH-308 003-114-
TH245980 LIPI
2)Kondisi RuanganNo.
Parameter Terukur Awal Akhir
1 Suhu 224,1 21,52 Kelembaban 56 67
3) Kondisi Fisik dan Fungsi Alat *) :No.
Deskripsi KondisiFisik
Fungsi Alat
1 Badan dan Permukaan Baik Baik2 Kontrol dan Baik Baik
55
Indikator3 Kabel dan Aksesoris Baik Baik
4) Pengujian Aspek Keselamatan Listrik
No Parameter Teruk
ur
Tolerans
i
Satu
an1 Tegangan Catu Daya 211,
5
220 ±
10%
V
2 Resistansi Pembumian
Protektif
0,2 ≤ 0,2 Ω
3 Isolasi Resistansi OL ≥ 2 MΩ4 Arus Bocor Pembumian
Polaritas Normal
20,3 ≤ 500 µA
5 Arus Bocor Pembumian
Polaritas Terbalik
25,6 ≤ 500 µA
6 Arus Bocor Selungkup
Polaritas Normal
0,3 ≤ 100 µA
7 Arus Bocor Selungkup
Polaritas Normal Tanpa
Pembumian0,3
20,4 ≤ 500 µA
8 Arus Bocor Selungkup
Polaritas Terbalik
0,3 ≤ 100 µA
9 Arus Bocor Selungkup
Polaritas Terbalik Tanpa
Pembumian
19,9 ≤ 500 µA
10 Arus Bocor Pasien RA-
Earth
0,4 ≤ 10 µA
11 Arus Bocor Pasien RL- 0,4 ≤ 10 µA
56
Earth12 Arus Bocor Pasien LA-
Earth
0,4 ≤ 10 µA
13 Arus Bocor Pasien LL-
Earth
0,4 ≤ 10 µA
14 Arus Bocor Pasien V1-V6-
Earth
0,4 ≤ 10 µA
15 Arus Aux Pasien Polaritas
Normal RA-ALL
0,7 ≤ 10 µA
16 Arus Aux Pasien Polaritas
Normal RL-ALL
0,8 ≤ 10 µA
17 Arus Aux Pasien Polaritas
Normal LA-ALL
0,7 ≤ 10 µA
18 Arus Aux Pasien Polaritas
Normal LL-ALL
0,7 ≤ 10 µA
19 Arus Aux Pasien Polaritas
Normal V1-V6-ALL
0,5 ≤ 10 µA
5) Perekam Lead
TitikUkur
Hasil Perekaman LeadI II III aVR aVF aVL V1
V2 V3 V4 V5 V612 Lead √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Catatan :
1. Tanda √ apabila hasil baik
2. Tanda X apabila hasil tidak baik
57
6) Sensitivitas
SettingAlat
Pembacaan
Standar
Koreksi
Ketidakpastian
Toleransi
mm/mV mm/mV mm/mV ± mm/mV %5 3,04 -1,96 1,39
± 5%10 10,03 0,03 0,5820 20,02 0,02 0,58
7) Kecepatan Kertas
SettingAlat
Pembacaan
Standar
Koreksi
Ketidakpastian
Toleransi
mm/s mm/s mm/s ± mm/s %25 24,57 -0,43 0,58
± 2%50 49,69 -0,03 0,58
8) Heart Rate
SettingAlat
Pembacaan
Standar
Koreksi
Ketidakpastian
Toleransi
bpm bpm bpm ± bpm %30 30,00 0,00 0,58
± 5%60 60,00 0,00 0,58120 121,00 -1,00 0,58180 178,00 2,00 0,58240 238,00 2,00 0,58
Keterangan :
58
- Hasil ketidakpastian pengukuran mempunyai
tingkat kepercayaan 95% dengan faktor
cakupan (k) = 2
- Hasil kalibrasi tertekusur ke sistem
satuan international (SI)
- Hasil kalibrasi diperoleh berdasarkan
metode kalibrasi : MK-ECG-AMK-12
Kesimpulan :
- Berdasarkan hasil pengukuran keselamatan
listrik, maka alat kesehatan ini
dinyatakan LAIK PAKAI.
2.Mampu Melakukan Penggunaan Alat ECG pada Sarana
Pelayanan Kesehatan
a. Fungsi ECG
Berfungsi untuk pemeriksaan aktivitas listrik
jantung menemukan penyebab gejala penyakit
jantung, dan memeriksa kesehatan jantung ketika
sakit jantung.
b. SOP ECG
1) Hubungkan alat dengan catu daya
2) Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol
ON/OFF ke posisi ON.
59
3) Lakukan pemanasan secukupnya
4) Atur selector pada posisi STD, lakukan
kalibrasi dengan menekan tombol kalibrasi
berulang-ulang dan atur switch RUN paper speed
pada posisi RUN, kemudian amati bentuk pulsa
pada kertas rekam (bentuk pulsa segi
empat/squeare wave)
5) Oleskan jelly pada pasien, secukupnya.
6) Pasang strap elektroda, chest elektroda pada
patient cable
7) Pasang strap elektroda, chest elektroda pada
pasien
8) Masukkan data pasien
9) Pilih program (auto / manual)
10)Lakukan pemeriksaan
11)Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke
posisi OFF
12)Lepaskan hubungan alat dari catu daya
13)Lepaskan strap elektroda, chest elektroda dari
pasien
14)Lepaskan strap elektroda, chest elektroda dari
patient cable
15)Bersihkan patient cable, strap elektroda, chest
elektroda
16)Simpan patient cable, strap elektroda, chest
elektroda pada tempatnya
17)Pasang penutup debu.
60
c. Prinsip, Sistem Kerja dan Bagian – Bagian Alat
ECG
1) Prinsip alat ECG
Prinsip ECG adalah suatu penguat, yang
berfungsi untuk menguatkan sinyal biopotensial
yang dihasilkan jantung sehingga dapat
tergambar pada monitor atau perekam grafik.
2) Sistem kerja alat ECG
Sistem kerja dari ECG merupakan amplifier dan
filter, yang berfungsi untuk menguatkan dan
memfilter sinyal biopotensial yang dihasilkan
jantung sehingga dapat tergambar pada monitor
atau perekam grafik. Potensial listrik jantung
yang berasal dari tubuh ditangkap oleh
elektroda yang berfungsi untuk mengubah
potensial listrik menjadi listrik. Sinyal-
sinyal biopotensial yang beramplitudo rendah
(dalam mv) dikuatkan oleh rangkaian pre amplifier.
Didalam tubuh manusia, selain biopotensial
terdapat sinyal-sinyal lain yang mengganggu
pengukuran. Untuk itu diperlukan filter yang
mempunyai lebar pita yang sempit pada frekuensi
jala-jala (50/60 Hz). Dan meredam frekuensi
61
rendah dan melewatkan frekuensi tinggi dengan
batasan nilai frekuensi yang diinginkan yang
dinamakan frekuensi cutoff.
3) Bagian – bagian alat ECG
a) Printer paper
b) Keyboard
c) Display
d) Patient cable
e) Strap elektorda
f) Chest elektroda
d. Spesifikasi Alat ECG
1) Computerized measurements : 12-lead analysis
2) ECG analysis frequency : 500 samples/second
(sps)
62
3) Digital sampling rate : 2,000
samples/second/channel
4) Dynamic range : AC Differential ±
5mV, DC offset
±300 mV
5) Patient leakage : <10 μA
6) Heart rate meter : 30 to 300 BPM ±10%
or ±5 BPM,
whichever is greater. Heart
rates outside this range
will not be displayed
7) Start-up time : Less than 7 seconds
8) Display resolution : 480 X 272 pixels
with scrolling
Waveform
9) Display data : Heart rate, patient
ID, clock, battery
power indicator, waveforms,
lead labels, speed, gain
and filter settings,
warning messages,
information messages,
prompts. 12-leads standard
display.
10)Resting ECG mode : Records and prints
12-lead resting
63
ECGs with 10-second
duration as a standard
feature
11)Height : 81 mm
12)Width : 263 mm
13)Depth : 208 mm
3. Mampu Melakukan Penempatan Dan Penyimpanan Alat ECG
a. Ruang pelayanan : Dioperasikan di Ruangan Seruni
Persyaratan ruangan :
1) Tegangan/Catu Daya dari PLN sebesar 220 V
2) Suhu ruangan berkisar antara 20-25 ºC
3) Tahanan Pembumian harus baik nilainya dibawah ≤
0,2 ohm
b. Perencanaan penyimpanan
1) Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke
posisi OFF
2) Lepaskan alat dengan catu daya
3) Bersihkan aksesoris
4) Catat beban kerja alat
5) Di simpan pada suhu 20-25 ºC
6) Disimpan ditempat yang aman (tidak terkena hama
tikus)
4. Mampu Melakukan Pemeliharaan Alat ECG
a. Alat Ukur :
64
ESA
1) Kebocoran arus pada alat
2) Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa
pembumian.
3) Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian.
4) Kebocoran kabel pembumian
a) Polaritas normal dengan pembumian dan
tanpa pembumian
b) Polaritas terbalik dengan dan tanpa
pembumian
5) Nilai resistansi kawat pembumian
6) Nilai tahanan kabel isolasi catu daya
b. Alat Kerja :
1)Toolset
2)AVO Meter
c. Bahan Kerja
1)Tissue/kain bersih
2)Gel
3)Cairan pembersih
d. Sifat Material
1)Gel
2)Ukuran paper 1.00 X 5
3)Body terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.
65
e. Prosedur Pemeliharaan
1) Petugas Elektromedis membersihkan keseluruhan
alat, uji kinerja alat, melakukan pengecekan
kondisi elektroda, melakukan pengecekan fungsi
Step response dengan menekan tombol 1mV, dan
melakukan pelumasan pada roda gigi motor dan
roll kertas perekam setiap 1 bulan sekali
secara rutin.
2) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan
system catu daya, melakukan pengecekan tombol
selector dan indikator, melakukan pengecekan
semua fitting dan konektor hubungan listrik
fungsi alarm dan kecepatan kertas setiap 3
bulan sekali secara rutin
3) Petugas Elektromedis melakukan pengukuran arus
bocor dan tahanan grounding setiap 1 tahun
sekali secara rutin.
4) Petugas Elektromedis mengisi formulir lembar
kerja, Kartu pemeliharaan dan menyimpulkan
hasil pemeliharaan bahwa kondisi alat baik atau
alat tidak baik
5) Pengguna alat atau Ka. Unit Pelayanan pengguna
alat ECG menandatangani formulir lembar
kerja, sebagai bukti pemeliharaan alat telah
dilaksanakan.
66
f. Jadwal Pemeliharaan :
Pemeliharaan ECG dilakukan pada minggu ke-3
setiap bulannya.
D. Peralatan Laboratorium Klinik ( Hematology Ananlyzer )
1. Mampu Melakukan Pencatatan alat Hematology
Ananlyzer
a. Inventarisasi Alat
NamaAlat
Merk Type SN JmlKeadaan
Barang Daya
Satuan Ket
B RR RBHematology
Analyzer
ABX
Pentra
60
Horibb
a ABX
1 v 750 VA KSO
b. Pencatatan uji fungsi dan uji coba alat
Hematology Analyzer
No Bahan yang di uji Keterangan
1 Aspirate Baik2 Jarum Sample Baik
67
3 Print Out Baik4 Display Baik
c. Dokumen pemeliharaan alat Hematology Analyzer :
Pemeliharaan Hematology Analyzer Meliputi:
1) Maintenance Harian
a) Bersihkan Body Alat
b) Check Detergen, & Waste
c) Run Auto Clean / Prime manual ( setiap 20
Sample )
d) Lakukan Probe Cleanser ( setiap 30
Sample )
e) Lakukan Wape Block Cleaning ( setiap 30
Sample )
2) Maintenance Mingguan
a) Run Zap Apertures, Flush Apertures, & Clean
Bath
b) Check System Monitor
c) Check System Status
3) Maintenance Bulanan
a) Lakukan Prime Dengan Aquadest Sebanyak 3
kali
b) Bersihkan Chamber WBC/RBC (Batu Ruby)
c) Bersihkan Sampling Prube & Wape Block
68
d) Run Probe Cleanser, & Wape Block Cleaning
e) Run Zap Apert. 3x, Flush Apert. 3x, & Clean
Bath 3x
f) Run Zap Apert. 3x, Flush Apert. 3x, & Clean
Bath 3x
d. Dokumen perbaikan alat Hematology Analyzer :
Kerusakan Penyebab
Sample gagal Check sample
Check drive board
Chamber kotorSample tidak tersedot Sampling probe
tersumbat / kotorTerjadi arus bocor Nilai grounding tidak
bagus (terlalu
tinggi)
Sistem grounding di
jaringan kabel
terputus
Sistem grounding alat
dan PLN tidak
terkoneksi.
69
e. Dokumen kalibrasi alat Hematology Analyzer :
Kalibrasi Hematology Analyzer dilakukan di
inernal alat tersebut.
2. Mampu Melakukan Penggunaan Alat Hematology Analyzer
pada Sarana Pelayanan Kesehatan
a. Fungsi Hematology Analyzer
Alat hematology merupakan salah satu alat
laboratorium yang berfungsi untuk menghitung sel
darah pada manusia. Meliputi : WBC,RBC,HGB,PLT DAN
HCT dengan semua normal system generated parameter
atau mengidentifikasi hasil pemeriksaan pasien
yang digunakan untuk tindakan lebih lanjut. Alat
ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer.
Flow cytometri adalah metode pengukuran jumlah dan
sifat – sifat sel yang dibungkus oleh aliran
cairan melalui celah sempit. Ribuan sel dialirkan
melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga
sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan
perhitungan jumlah sel dan ukurannya.
b. SOP Hematology Analyzer
1)Hubungkan alat dengan catu daya
2)Tekan tombol power ON
3)Siapkan sempel.
70
4)Sebelum sempel tersebut masuk kedalam alat,
pastikan sempel sudah dihomogenkan.
5)Taruh tabung yang berisi sempel tersebut ke
jarum.
6)Pastikan jarum tersebut terendam kedalam tabung
yang berisi darah.
7)Tekan tombol aspirate yang terletak dibelakang
jarum.
8)Kemudian darah akan tersedot kedalam jarum.
9)Ambil tabung yang tadi berisi darah tersebut dan
simpan ditempat yang aman.
10)Alat akan mulai memproses pembacaan.
11)Hasil proses tersebut akan keluar di display dan
print out.
a. Prinsip, Sistem Kerja dan Bagian – Bagian Alat
Hematology Analyzer
1) Prinsip alat Hematology Analyzer
Suatu sel mempunyai daya hantar terhadap
listrik dengan nilai resistansi tertentu
sehingga apabila sel dialiri arus dengan besar
tertentu maka akan diperoleh nilai suatu
tegangan. Sample yang akan diperiksa dicampur
dengan reagen tertentu sesuai pengukuran.
Kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan
elektroda yang tersedia. Hemoglobin adalah
kepekatan warna darah yang berpengaruh pada
71
banyak sedikitnya mengikatan Oksigen dalam
darah sehingga penghitungan hemoglobin
berdasarkan dari prinsip spektrofotometer.
2) Sistem kerja alat Hematology Analyzer
2) Sample darah whole blood akan tersedot oleh
jarum.
3) Kemudian jarum tersebut bergerak ke chamber 1
4) Di chamber 1,sample tersebut akan dicampur
dengan reagent diluent
5) Chamber 1,untuk menbaca WBC dan HGB
6) Setelah itu,sample tadi yang sudah tercampur
dengan diluent tersebut disedot oleh jarum
tadi
7) Setelah disedot oleh jarum,jarum tersebut
akan kechamber 2
8) Di chamber 2,sample tersebut akan dicampur
lagi oleh reagent lyse
9) Chamber 2 untuk membaca RBC,PLT,HCT
10) Hasil akan keluar di display dan print out
3) Bagian – bagian alat Hematology Analyzer
a) Display : berfungsi untuk menampilkan hasil
b) Jarum : berfungsi unruk menyedot sample
c) Aspirate : untuk tombol start
d) Print out : untuk mencetak hasil
72
c. Spesifikasi Alat Dental Unit
1) Power Supply : 100 – 240 V / 50 / 60 Hz
2) Printer : 80 column
3) Throughtput : 60 test
4) Screen : 16 lines LCD screen
5) Parameter : WBC, NEU# & NEU%, LYM# & LYM%,
MON# & MON%, EOS# & EOS%, BAS# &
BAS%, ALY# & ALY%, LIC# & LIC%,
RBC, HGB, HCT, MCV, MCH, MCHC,
RDW, PLT, MPV, PCT, PDW.
6) Blood Volume : CBC mode : 30 µL
CBC + DIFF mode : 53 µL
3. Mampu Melakukan Penempatan Dan Penyimpanan Alat
Hematology Analyzer
a. Ruang pelayanan : Dioperasikan di Ruangan
Laboratorium Klinik
b. Persyaratan ruangan :
1) Suhu ruangan : 0°C - 40°C
2) Kelembaban : < 85%
3) Tekanan Atmosfer : 76kPa – 106kPa
4) Tidak boleh ada debu, getaran, kegaduhan /
kebisingan, dan gangguan listrik.
5) Pastikan tempat cukup untuk Waste dan Air
Bersih
73
6) Tahanan Pembumian harus baik nilainya dibawah
≤ 0,2 ohm
c. Perencanaan penyimpanan
1) Harus dekat dengan sumber air atau keran
2) Jauhkan dari alat – alat Laboratorium yang
berguncang ataupun yang bergetar.
3) Alat diletakkan diatas meja dan mampu menahan
beban alat yaitu 35Kg.
4.Mampu Melakukan Pemeliharaan Alat Hematology
Analyzer
a. Alat Ukur :
ESA
1) Kebocoran arus pada alat
2) Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa
pembumian.
3) Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian.
4) Kebocoran kabel pembumian
5) Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa
pembumian
6) Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian
7) Nilai resistansi kawat pembumian
8) Nilai tahanan kabel isolasi catu daya
b. Alat Kerja :
1) Toolset
74
2) AVO Meter
c. Bahan Kerja
1) Tabung Reaksi
2) Reagent Diluent
3) Reagent Lyse
4) Reagent Rinse
5) Detergent
6) Kertas Print
7) Probe Cleanser
8) Bzet Cleanser
d. Sifat Material
1) Gel
2) Ukuran paper 1.00 X 5
3) Body terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan.
e. Prosedur Pemeliharaan
1) Petugas Elektromedis membersihkan
keseluruhan alat, uji kinerja alat,
melakukan pengecekan kondisi elektroda,
melakukan pengecekan fungsi Step response
dengan menekan tombol 1mV, dan melakukan
pelumasan pada roda gigi motor dan roll
75
kertas perekam setiap 1 bulan sekali secara
rutin.
2) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan
system catu daya, melakukan pengecekan
tombol selector dan indikator, melakukan
pengecekan semua fitting dan konektor
hubungan listrik fungsi alarm dan kecepatan
kertas setiap 3 bulan sekali secara rutin
3) Petugas Elektromedis melakukan pengukuran
arus bocor dan tahanan grounding setiap 1
tahun sekali secara rutin.
4) Petugas Elektromedis mengisi formulir lembar
kerja, Kartu pemeliharaan dan menyimpulkan
hasil pemeliharaan bahwa kondisi alat baik
atau alat tidak baik
5) Pengguna alat atau Ka. Unit Pelayanan
pengguna alat ECG menandatangani formulir
lembar kerja, sebagai bukti pemeliharaan
alat telah dilaksanakan.
f. Jadwal Pemeliharaan :
Pemeliharaan ECG dilakukan pada minggu ke-2
setiap bulannya.
76
E. Peralatan Bedah dan Anaestesi (ESU)
1. Mampu Melakukan Pencatatan alat ESU
a. Inventarisasi Alat
NamaAlat
Merk Type SN JmlKeadaan
Barang Daya
Satuan Ket
B RR RBESU Valley
Lab /
Covidie
n
Forc
e FX
F2D70015AX 1 v 130
0
VA
b. Pencatatan uji fungsi dan uji coba alat ESU
77
No Bahan yang di uji Keterangan
1 Elektrode Neutral Baik2 Elektrode Aktif Baik3 Mode Operasi CUT Baik4 Mode Operasi COAG Baik5 Mode Operasi Bipolar Baik6 Kabel Power Baik
c. Dokumen pemeliharaan alat ESU :
Pemeliharaan ESU Meliputi:
1) Maintenance Harian
a) Bersihkan Body Alat
b) Cek fungsi alat
c) Cek fungsi selektor
2) Maintenance Mingguan
a) Cek mode operasi CUT
b) Cek mode operasi COAG
c) Cek mode operasi Bipolar
3) Maintenance Bulanan
a) Cek fungsi elektrode neutral
b) Cek fungsi elektrode aktif
c) Cek tombol selektor
d) Cek tombol indikator
e) Cek fungsi foot switch
d. Dokumen perbaikan alat ESU :
Kerusakan Penyebab
78
Alat tidak menyala Cek kabel power
supply
Cek fuseElektrode tidak
mengeluarkan HF
Cek ekeltrode
Cek modul pembangkit
HFTerjadi arus bocor Nilai grounding tidak
bagus (terlalu
tinggi)
Sistem grounding di
jaringan kabel
terputus
Sistem grounding alat
dan PLN tidak
terkoneksi.
e. Dokumen kalibrasi alat ESU :
1) Electrosurgery Analyzer merek Fluke tipe QA-
Series II
2) Electrical Safety Analyzer merek Fluke tipe 602
3) Thermohygrometer
4) Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi Komponen
AlatNo Bagian Alat Hasil Hasil Keterang
79
Pemeriksaan Fisik
PemeriksaanFungsi
an
1 Kontrol /Indikator
Baik Baik Baik
2 Badan /Permukaan
Baik Baik Baik
3 Kabel /Asessories
Bai Baik baik
5) Hasil pengukuran kinerja alat
a) Cutting :
Daya Max : 300 Watt R Load : 300Ω
Parameter
SettingAlat
(watt)
PembacaanStandar(watt)
Koreksi(watt)
Ketidakpastian
Cutting(watt)
30 26 -4 ± 0.5860 55 -5 ± 0.5890 82 -8 ± 0.58120 111 -9 ± 0.58150 136 -14 ± 0.58180 165 -15 ± 0.58210 192 -18 ± 0.58240 219 -21 ± 0.58270 247 -23 ± 0.58
b) Coagulation
Daya Max : 300 Watt R Load : 300Ω
Parameter
SettingAlat(watt)
PembacaanStandar(watt)
Koreksi(watt)
Ketidakpastian
Coagulation
(watt)
5 4 -1 ± 0.5810 9 -1 ± 0.5820 18 -2 ± 0.5840 38 -2 ± 0.5860 56 -3 ± 0.5880 76 -3 ± 0.58100 96 -3 ± 0.58120 114 -6 ± 0.58
80
Keterangan
Sesuai permenkes No 363/Menkes/Per/IV/1998,
maka peralatan ini dinyatakan baik dan laik
digunakan
2. Mampu Melakukan Penggunaan Alat ESU pada Sarana
Pelayanan Kesehatan
a. Fungsi ESU
Electro Surgery Unit (ESU) digunakan untuk
memotong pada saat pembedahan dan dapat
mengendalikan pendarahan dengan cara koagulasi di
bedah tersebut. Pada saat pembedahan ESU
memberikan frekuensi arus listrik tegangan tinggi
melalui ujung elektroda aktif yang mengakibatkan
pengeringan, penguapan atau hangus dengan
pemanasan resistif pada jaringan target.
b. SOP ESU
1) Lepaskan penutup debu.
2) Periksa kondisi eksternal alat.
3) Hubungkan alat dengan terminal pembumian.
4) Hubungkan alat dengan catu daya.
5) Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke
posisi ON.
81
6) Lakukan pemanasan secukupnya minimal: 5 – 15
menit.
7) Cek fungsi-fungsi selector pemilihan cutting,
coagulating, dan bipolar
8) Periksa sistem alarm
9) Pasang elektrode (loop elektrode, ball
electrode, atau bipolar electrode) sesuai
keperluan pelayanan.
10)Atur selektor pemilihan (cutting, coagilating
atau bipolar) sesuai keperluan.
11)Atur intensitas output sesuai keperluan.
12)Lakukan tindakan pembedahan.
13)Setelah selesai digunakan, matikan alat dengan
menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF dan
pastikan output selector keposisi minimum /
nol.
14)Lepaskan kabel elektroda (active dan neutral)
serta foot switch dari alat.
15)Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.
16)Bersihkan alat. Pastikan alat dalam kondisi
baik dan siap difungsikan pada pemakaian
berikutnya.
17)Pasang penutup debu.
c. Prinsip, Sistem Kerja dan Bagian – Bagian Alat
ESU
1) Prinsip alat ESU
82
Electro Surgery Unit (ESU) mempunyai prinsip
kerja memusatkan arus listrikbolak balik
(alternating current) berfrekuensi tinggi ke salah
satu jaringan pada tubuh pasien. Pengaliran
arus listrik frekuensi tinggi melalui jaringan
biologi ini bertujuan untuk mencapai efek
bedah seperti pemotongan (cutting), penggumpalan
(coagulating), atau pengawetan melalui proses
pengeringan (dessication).
2) Sistem kerja alat ESU
Pada penggunaan pesawat Electrosurgery Unit,
dipakai arus listrik dengan frekuensi tinggi
yang berguna untuk memaksimalkan efek panas
(thermal) dan meredam terjadinya efek faradik
dan efek elektrolitik, oleh karena itu
dipergunakan frekuensi diatas 300 kHz.
Arus frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh
rangkaian ossilator akan terjadi apabila saat
tombol elektoda aktif atau foot switch
ditekan, sehingga arus listrik frekuensi
tinggi akan mengalir dari elektroda aktif ke
jaringan tubuh dan tersalur menuju elektroda
netral. Maksud dari penggunaan arus listrik
didalam pembedahan adalah untuk mengurangi
perdarahan karena darah pada jaringan yang
83
terpotong dapat dengan segera membeku serta
mengurangi kontaminasi bakteri.
Kerugian penggunaan arus listrik frekuensi
tinggi dalam pembedahan yaitu mengakibatkan
sel-sel yang ada disekitarnya menjadi mati,
terjadinya luka bakar, sehingga penyembuhan
luka relatif lama dan dapat menimbulkan bekas
luka yang menganga dan kemungkinan terjadi
ledakan dalam ruangan jika terdapat gas
aesthesi yang bersifat mudah terbakar.
3) Bagian – bagian alat ESU
a) Power Supply
Power Supply adalah pembangkit arus searah
dimana arus bolak balik diubah menjadi arus
searah. Pada blok ini terdiri dari saklar
penghubung ( ON/OFF switch ) dilengkapi
84
dengan transformator step down, serta
penyearah yang menyalurkan tegangan listrik
ke rangkaian yang membutuhkan.
b) Pembangkit Frekuensi Tinggi (HF)
Pembangkit HF adalah bagian yang
membangkitan frekuensi tinggi melalui
rangkaian Oscillator, kemudian diperkuat
oleh rangkaian Amplifier. HF filter
merupakan penyaring terhadap frekuensi
tinggi yang dihasilkan oscillator ke
rangkaian catu daya (power supply).
c) Interface
Interface terdiri dari berbagai tombol dan
display setting mulai dari pemilihan mode,
tingkat daya cutting monopolar 1 dan 2,
tingkat daya cutting bipolar dan tingkat
daya coagulating.
d) Elektroda
- Elektroda Aktif
Elektroda dengan ukuran kecil( tebal
sampai 1mm dan lebar sampai dengan 10 mm)
dengan bentuk fisik mempunyai permukaan
85
yang sempit. Hal ini bertujuan agar arus
listrik frekuensi tinggi akan lebih
terpusat hingga panas yang dicapai pada
tubuh merupakan panas yang maksimum.
- Elektroda Pasif
Memiliki fungsi sebagai elektroda
pengembalian dari pasien untuk
memindahkan arus dari pasien secara aman
d. Spesifikasi Alat ESU
1) Merk : Valley Lab
2) No. Seri : FOG 66185 A
3) Type : Force FX
4) Lebar : 35,6 cm
5) Panjang : 45,7 cm
6) Tinggi : 11,1 cm
7) Berat : <8,2 Kg
8) Kelembaban : 30 % - 75 %
9) Volt : 220 – 240V
10)Frekuensi : 50/60Hz
3. Mampu Melakukan Penempatan Dan Penyimpanan Alat ESU
86
a. Ruang pelayanan : Dioperasikan di Ruangan
Instalasi Bedah Sentral
b. Persyaratan ruangan :
1) Tegangan/Catu Daya dari PLN sebesar 220 V
2) Suhu ruangan tidak lebih dari 20 - 25C
3) Kelembapan ruangan ± 60 %
4) Kondisi ruangan memilki isolasi yang baik.
5) Jauh dari bahan – bahan yang dapat
menyebabkan munculnya percikan api dan
kebakaran.
6) Terhubung dengan satu alat dengan satu stop
kontak.
7) Jauh dari gas yang berjenis oksigen.
8) Tahanan Pembumian harus baik nilainya dibawah
≤ 0,2 ohm
d. Perencanaan penyimpanan
1) Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke
posisi OFF
2) Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
3) Bersihkan alat.
4) Pasang penutup debu.
5) Kembalikan alat ke tempat semula.
4. Mampu Melakukan Pemeliharaan Alat ESU
a. Alat Ukur :
ESA
87
1) Kebocoran arus pada alat
2) Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa
pembumian.
3) Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian.
4) Kebocoran kabel pembumian
5) Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa
pembumian
6) Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian
7) Nilai resistansi kawat pembumian
8) Nilai tahanan kabel isolasi catu daya
b. Alat Kerja :
1) Toolset
2) AVO Meter
c. Bahan Kerja
1) Satu set cairan semprot (contact cleaner / CRC,
pelumas semprot, dan cairan pembersih semprot
khusus alat elektronik)
2) Alat pengaman ( hand scone, masker )
3) Kain untuk membersihkan
4) Sticker Maintenance
d. Prosedur Pemeliharaan
1) Petugas Elektromedis membersihkan keseluruhan
alat, melakukan pengecekan system catu daya,
88
pengecekan tombol selector dan indikator serta
uji kinerja alat setiap 1 bulan
sekali secara rutin.
2) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan
elektroda aktif dan netral setiap 3 bulan
sekali
3) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan
fungsi foot switch setiap 6 bulan sekali secara
rutin.
4) Petugas Elektromedis melakukan pengukuran arus
bocor, pengukuran grounding, serta pengujian
dan performa frekuensi kinerja alat.
5) Petugas Elektromedis mengisi formulir lembar
kerja, Kartu pemeliharaan dan menyimpulkan
hasil pemeliharaan bahwa kondisi alat baik atau
alat tidak baik.
6) Pengguna alat atau Ka. Unit Pelayanan pengguna
alat ESU menandatangani formulir lembar kerja,
sebagai bukti pemeliharaan alat telah
dilaksanakan
e. Jadwal Pemeliharaan :
Pemeliharaan ECG dilakukan pada minggu ke-1
setiap bulannya.
89