Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan sistematik dan sinkron antara program pendidikan di kampus dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung dengan dunia kerja secara terarah untuk membentuk keahlian dan mental mahasiswa agar pada saat lulus dari perkuliahan siap terjun dalam dunia kerja. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, kegiatan penyelenggaraan PKL diharapkan dapat meningkatkan keahlian dan etos kerja mahasiswa yang meliputi : kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, disiplin dan kerajinan dalam bekerja. B. Maksud dan Tujuan 1. Tujuan umum Tujuan umum praktek kerja lapangan adalah merupakan realisasi dari tujuan pendidikan, sehingga mahasiswa: 1
89

Laporan PKL

Mar 22, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan PKL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu

penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional

yang memadukan sistematik dan sinkron antara

program pendidikan di kampus dan penguasaan

keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja

secara langsung dengan dunia kerja secara terarah

untuk membentuk keahlian dan mental mahasiswa agar

pada saat lulus dari perkuliahan siap terjun dalam

dunia kerja.

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan

selama 2 (dua) bulan, kegiatan penyelenggaraan PKL

diharapkan dapat meningkatkan keahlian dan etos

kerja mahasiswa yang meliputi : kemampuan bekerja,

motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, disiplin

dan kerajinan dalam bekerja.

B. Maksud dan Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan umum praktek kerja lapangan adalah

merupakan realisasi dari tujuan pendidikan,

sehingga mahasiswa:

1

Page 2: Laporan PKL

a. Memahami lebih dalam masalah teknik

perencanaan, pemasangan, pengujian dan

pemeliharaan alat elektromedik.

b. Memahami tentang struktur dan proses yang

terjadi di lapangan.

c. Terbina kepribadian dalam hidup berwarga

negara

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pencatatan alat elektromedik

b. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan

alat elektromedik

c. Mampu melakukan pemasangan/instalasi alat

alektomedik

d. Mampu melakukan pemindahan, pemasangan,

perencanaan, dan pemeliharaan alat

elektromedik

C. Batasan masalah

Agar tidak terjadi pelebaran masalah yang akan di

hadapi maka dalam pembuatan laporan PKL ini penulis

hanya membuat laporan yang telah di tentukan oleh

pihak kampus.

D. Metode pengumpulan data

2

Page 3: Laporan PKL

Metode pengumpulan datan yang penulis gunakan

dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini

adalah sebagai berikut:

1. Metode observasi

Yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung

di lingkungan rumah sakit dan pengenalan alat-alat

kesehatan yang digunakan.

2. Metode wawancara

Yaitu dengan cara tanya jawab antara mahasiswa

dengan instruktur yang berkompeten di bidang alat

kesehatann.

3. Metode literatur

Yaitu dengan membaca buku-buku yang relevan

tentang alat kesehtan sebagai bahan referensi

E. Materi praktek kerja lapangan

1. Peralatan diagnostik

2. Peralatan terapi

3. Peralatan life support dan life saving

4. Peralatan laboraturium

5. Peralatan bedah dan anastesi

6. Peralatan radiologi

F. Sistematika penulisan

untuk memberikan gambaran secara garis besar

tentang isi laporan ini serta menurut alat yang

3

Page 4: Laporan PKL

dibahas, maka perlu penulis sajikan sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Maksud dan Tujuan

C. Pembatasan Masalah

D. Metode Pengumpulan Data

E. Materi Praktik Kerja Lapangan

F. Sistematika Penulisan

BAB II PANDANGAN UMUM RSUD KRATON KAB. PEKALONGAN

A. Sejarah singkat RSUD Kraton Kab. Pekalongan

B. Jenis-jenis Pelayanan RSUD Kraton Kabupaten

Pekalongan

C. Pelayanan Penunjang Medik dan Non medik

D. Struktur Organisasi RSUD Kraton Kab. Pekalongan

E. Instalasi Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

BAB III PEMBAHASAN ALAT

A. Peralatan Diagnostik

B. Peralatan Terapi

C. Peralatan Life Support & Anastesi

D. Peralatan Bedah & Anastesi

E. Peralatan Radiologi

F. Peralatan Laboratorium Klinik

4

Page 5: Laporan PKL

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar pustaka

Lampiran

BAB II

GAMBARAN UMUM RS

A. Sejarah Singkat Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum

Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pekalongan

berada diwilayah kota madya pekalongan, namun

pemiliknya adalah Pemerintah Daerah Kabupaten

Pekalongan. Hal ini tidak terlepas dengan sejarah yang

melatar belakanginya.

Semula pemerintah kabupaten pekalongan memiliki

RS yang terletak didesa kalisari. Dengan berlakunya

undang-undang nomor 9 tahun 1966 tentang pembentukan

kabupaten batang, desa kalisari masuk wilayah

kabupaten batang,sehingga RS yang berada di desa

kalisari tersebut berpindah kepemilikannya menjadi

milik Pemerintah Daerah Batang. Sejak saat itu

5

Page 6: Laporan PKL

Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan tidak memiliki

RS.

Rumah Sakit Kraton semula dikelola oleh misi

katolik yang pada bulan juli 1954 pengelolaannya di

serahkan pada Pemerintah Daerah Kotamadya Pekalongan.

Pada perjalanan pengelolaan RS,Pemerintah Daerah

Kotamadya Pekalongan,mengawali banyak hambatan.

Sehingga pada siding DPRD,DGR tanggal 20 september

1966,diputuskan bahwa pengelolaan RS Kraton diserahkan

kepada Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Tingkat I

Jawa Tengah.

Pada tanggal 23 januari 1967, oleh Gubernur

kepala Daerah Provinsi Dati I jawa tengah pengelolaan

Rumah Sakit diserahkan Kepada Pemerintah Tingkat II

Kabupaten Pekalongan.

Tanggal 30 januari 1995 dengan SK Menkes

no.96/Menkes/1995,RSUD Kabupaten Pekalongan di naikan

kelasnya dari Rumah Sakit Pemerintah kelas C menjadi

kelas B Non pendidikan.

1. Perda Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalonagn no 5 th

1995

RSU Kabupaten Pekalongan menjadi Rumah Sakit Umum

Daerah unit swadana Kabupaten Daerah Tingkat II

Pekalongan.

2. Pada th 2003 ditetapkan dengan Perda no 11 th 2002

perubahan pertama atas Perda no 8 th 2001

6

Page 7: Laporan PKL

RSUD unit swadana Kabupaten Daerah Tingkat II

Pekalongan menjadi Badan Pengelola RSUD Kraton

Kabupaten Pekalongan.

3. Perda Kabupaten Pekalongan no 15 th 2008

BP RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan menjadi RSUD

Kraton Kabupaten Pekalongan.

4. Pada tanggal 2 januari 2012

RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan berubah pelayanan

menjadi BLUD (Badan Lembaga Umum Daerah) dan tidak

lagi mendapatkan subsidi dari pemerintah daerah

kabupaten pekalongan.

Visi

“ Sebagai Rumah Sakit Kelas B Pendidikan dengan

pelayanan prima terakreditasi paripurna ”.

Misi

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Sumber Daya

Manusia sesuai dengan perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi.

2. Meningkatkan kuantitan dan kualitas Sarana

Prasarana Rumah Sakit sesuai dengan perkembangan

teknologi.

3. Memberikan pelayanan yang adil dan bermutu dengan

mengutamakan keselamatan pasien.

7

Page 8: Laporan PKL

4. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan yang

transparan, akuntabel dan bertanggung jawab.

5. Mempersiapkan Rumah Sakit terakreditasi paripurna.

Moto

“ Selangkah lebih maju, Ramah dalam Pelayanan “

B. Jenis-Jenis Pelayanan RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

1. Instalasi Rawat Jalan

Meliputi:

a. Poliklinik umum

b. Poliklinik Spesialis Bedah Umum

c. Poliklinik Spesialis Bedah Tumor (Onkologi)

d. Poliklinik Spesialis Orthopedi

e. Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit

Kandungan

f. Poliklinik Spesialis Jantung

g. Poliklinik Spesialis Paru

h. Poliklinik SpesialisTHT

i. Poliklinik Spesialis Mata

j. Poliklinik Spesialis Kulit Kelamin

k. Poliklinik Spesialis Anak

l. Poliklinik Spesialis Syaraf

m. Poliklinik DM Terpadu

n. Poliklinik Apesialis Rehabilitas Medik

o. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam

p. Poliklinik Spesialis Kesehatan Jiwa

8

Page 9: Laporan PKL

q. Poliklinik Spesialis Gigi dan Mulut

r. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

s. Intensive Care Unit (ICU)

t. Instalasi Bedah Sentral (IBS)

2. Instalasi Rawat Inap

a. Ruang Anggrek

b. Ruang Cempaka

c. Ruang Kenanga

d. Ruang Mawar

e. Ruang Nusa Indah

f. Ruang Wijaya Kusuma

g. Ruang Seruni

h. Ruang Dahlia

i. Ruang Melati

j. Ruang Flamboyan

k. Ruang Teratai

C. Pelayanan Penunjang Medik Dan Non Medik dan Pelayanan

Penunjang Medik

1. Instalasi Laboratorium

a. Memberikan layanan 24 jam

b. Dilengkapi dengan pelayanan :

c. Hematologi

d. Kimia darah

e. Urinalisa

f. Faeses

9

Page 10: Laporan PKL

g. Imonosorologi

h. NAPZA

2. Instalasi Radiologi

a. Memberikan layanan foto untuk menunjang diagnose

penyakit

b. Alat-alat (Alat Rontgen General, Panoramik, USG,

CT-scan, APF, CR (Computer Radiografi)

3. Instalasi Rehabilitasi Medik/Fisioterapi

a. Memberikan layanan dalam rangka mencegah

kecacatan akibat proses pengobatan atau akibat

yang ditimbulkan oleh penyakit itu sendiri,

sehingga kemampuan fisik dan mental penderita

dapat pulih dengan baik.

b. Alat-alat (Traksi lumbal, Infra Red, UST, SWD,

Tens, Tensimeter)

c. Kondisi/penyakit yang ditangani oleh bagian

fisioterapi :

1) Pasca stroke

2) Nyeri punggung (low back pain)

3) Batuk Produktif (berlendir)

4) Osteo Arthiriistis

5) Osteo Porosis

6) Kelumpuhan syaraf wajah (Bell’s palsy)

7) Asthama Bronchile

10

Page 11: Laporan PKL

8) Kelumpuhan anggota gerak bawah (pararesis

inferior)

9) Patah tulang (pasca fracture)

10) Gangguan tumbuh kembang anak

11) Cervical Syndrom

12) Frozen shoulder

13) Myalga

14) Sprain otot dan masalah otot-otot lain

4. Instalasi Farmasi

a. Menyediakan obat-obatan dan alat habis pakai bagi

pasien rawat jalan/rawat inap

b. Memberikan layanan 24 jam

5. Instalasi Gizi

a. Memberikan layanan kecukupan gizi di rumah sakit.

b. Memberikan layanan konsultasi gizi bagi penderita

yang membutuhkan diet khusus, baik pasien rawat

inap/rawat jalan.

6. Pelayanan penunjang non medic

a. IPSRS

b. Instalasi Mekanikal Elektrikal dan Gas Medis

c. CSSD

d. Sanitasi

e. Pemulasaraan jenazah

11

Page 12: Laporan PKL

D. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kraton

Kabupaten Pekalongan

Guna mempermudah kinerja dari masing – masing

bagian dalam RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan, maka

disusun dalam suatu struktur organisasi yang masing –

masing bagian mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda

namun bekaitan antara satu dengan yang lainya.

Sehingga terciptalah kinerja RSUD Kraton Kabupaten

Pekalongan yang dapat memberikan pelayanan yang baik

bagi masyarakat.

Gambar Struktur Organisasi Rumah Sakit Daerah

Kraton Kabupaten Pekalongan, adapun dari struktur

organisasi Badan Pengeloaan Rumah Sakit Umum Daerah

Kraton Kabupaten Pekalongan adalah (terlampir)

E. Instalasi Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Rumah

Sakit

1. Tugas Pokok IPSRS :

a. Menyusun program kerja jangka pendek dan

panjang di bidang alat kesehatan dan bangunan

fisik.

b. Melakukan pemeliharaan peralatan kesehatan dan

bangunan fisik di rumah sakit.

c. Melakukan perbaikan peralatan kesehatan dan

bangunan fisik di rumah sakit.

d. Melakukan pengembangan terhadap kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan.

12

Page 13: Laporan PKL

e. Melakukan pengawasan perbaikan yang di kerjakan

oleh pihak ketiga

f. Membuat Standar operasional prosedur pemakaian

dan perbaikan alat kesehatan.

g. Menginventaris peralatan kesehatan dan bangunan

fisik.

h. Membuat jadwal pemeliharaan alat kesehatan dan

bangunan fisik.

i. Memberi saran/usulan kepada direktur dalam hal

pemeliharaan serta perbaikan alat kesehatan dan

bangunan fisik.

j. Mengevaluasi hasil pemeliharaan.\

Dalam melakukan tugas & fungsinya, Instalasi

Pemeliharaan Sarana dan prasarana memiliki prgram

kerja utama yaitu selalu berupaya untuk

meningkatkan pemeliharaan pencegahan (preventif

maintenance), sehingga dapat mengurangi jumlah

kerusakan sarana prasarana dan peralatan rumah

sakit.

Jenis program kerja tersebut diantaranya yaitu

dengan cara :

1) Mengevaluasi kembali cara-cara pemeliharaan

2) Membuat SOP pemeliharaan masing-masing alat

3) Memperluas cakupan pemeliharaan

4) Meningkatkan kemampuan teknis karyawan IPSRS

13

Page 14: Laporan PKL

2. Tugas Fungsional Instalasi Pemeliharaan Sarana dan

Prasarana Rumah Sakit

a. Kepala Instalasi

14

Koordinator AlatMedik

Koordinator NonMedik

Pelaksana BangunanFisik

Pelaksana

Pemeliharaan

Preventif

Pelaksana

Pemeliharaan

Korektif

KEPALA INSTALASI

IPSRS

Andi Rizkianto,

Pelaksana Mebel

Air

Page 15: Laporan PKL

1) Melaksanakan koordinasi tugas-tugas yang ada

dalam instalasi.

2) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan

pemeliharaan alat kesehatan, pemeliharaan

bangunan fisik, sanitasi, dan mekanikal,

elektrikal dan gas medis.

3) Menyusun program kerja dalam rangka

peningkatan mutu pelayanan instalasi.

4) Melaksanakan koordinasi dengan unit pelayanan

terkait di Rumah Sakit.

5) Melakukan koordinasi dengan Bidang Penunjang

Pelayananan Medis dan Non Medis.

6) Melakukan pengawasan pemeliharaan dan

perbaikan.

b. Uraian Tugas Penanggung Jawab Pemeliharaan Alat

Kesehatan (Alkes)

1) Menyusun program kerja tahunan Pemeliharaan

alkes.

- Membuat rincian kegiatan tahunan.

- Membuat jadwal pemeliharaan.

- Menyusun program kerja dalam bentuk laporan

dan di sampaikan ke atasan langsung.

2) Menyusun standar kebutuhan sarana dan bahan

kegiatan untuk Pemeliharaan Alkes.

- Menghimpun usulan dari teknisi pemeliharaan

alkes.

15

Page 16: Laporan PKL

- Menginventaris bahan-bahan pemeliharaan.

- Menginventaris alat yang di gunakan dalam

pemeliharaan.

3) Menyusun biaya pemeliharaan alkes.

- Menganalisa kerusakan alat kesehatan.

- Membuat permintaan penawaran kepada penyadia

jasa pemeliharaan alkes sebagai dasar

menentukan biaya.

- Membuat laporan kemudian di sampaikan kepada

ka.instalasi dan PTK Pemeliharaan Alkes.

4) Merumuskan masalah yang dihadapi instalasi

khususnya pemeliharaan alkes dan melaporkan ke

atasan langsung.

- Membantu menyelesaikan perbaikan alkes

apabila di perlukan.

- Membuat Skala prioritas.

- Melaporkanya ke atasan langsung dalam bentuk

laporan tertulis maupun lisan.

5) Mengupayakan efisiensi penggunaan bahan

pemeliharaan.

- Mengevaluasi kegiatan pemeliharaan dan

perbaikan alkes.

- Selalu berkoordinasi dengan suplayer alkes

ataupun rekan profesi sejawat dari rumah

sakit lain tentang perkembangan pemeliharaan

alkes terkini.

16

Page 17: Laporan PKL

- Update teknologi khususnya pemeliharaan

alkes melalui internet.

- Mengaplikasikan ke kegiatan.

6) Membantu pemeliharaan dan perbaikan alat

kesehatan.

- Ikut melaksanakan kegiatan preventif

maintenance (pembersihan, Pengencangan,

pelumasan, penggantian sperpat, kalibrasi )

susuai jadwal.

- Membantu melaksanakan perbaikan Alat

kesehatan apabila teknisi pemeliharaan alkes

mengalami kesulitan.

7) Melaksanakan koordinasi dengan unit pelayanan

terkait di Rumah Sakit yang berkaitan dengan

alat kesehatan.

- Merumuskan masalah.

- Berkoordinasi dengan karu/ ka inst. Terkait.

8) Melaksanakan orientasi bagi pegawai baru dan

mahasiswa praktek.

- Pengenalan Staf IPSRS.

- Pengenalan ruangan dan peralatan kesehatan

milik rsud kraton.

- Mengarahkan tugas sehari – hari.

- Mengajari pemeliharaan dan perbaikan alkes

kepada pegawai baru dan mahasiswa praktek.

17

Page 18: Laporan PKL

9) Memeriksa hasil kegiatan pemeliharaan dan

perbaikan alkes.

- Memeriksa kembali hasil pemeliharaan alkes

yang di lakukan teknisi alkes.

- Menghimpun Laporan hasil pemeliharaan.

10) Menyusun daftar Perlatan yang akan di

kalibrasi.

- Mengecek sertifikat kalibrasi.

- Membuat daftar sertifikat kalibrasi yang

sudah habis masa kalibrasinya.

- Meminta Permintaan Penawaran harga ke pihak

ke III.

11) Berkoordinasi dengan suplayer atau

distributor alkes terkait pemeliharaan alkes.

- Menganalisa kerusakan alkes.

- Menghubungi supleyer guna berkoordinasi

apabila kerusakanya sulit.

- Melaksanakan Saran – saran yang di berikan

dari suplayer alkes.

12) Membuat SPO terkait pemeliharaan alkes.

- Membaca dan Pahami manual book / user manual

dari alat tersebut.

- Apabila kurang paham, berkoordinasi dengan

suplayernya.

18

Page 19: Laporan PKL

- Membaca dan pahami buku pedoman pemeliharaan

alkes yang di keluarkan dari departemen

kesehatan.

- Membuat SPO yang di sesuaikan dengan alat

tersebut.

- Menempel SPO sesuai dengan nama, type dan

merk alat kesehatan.

13) Menginventaris Alat kesehatan.

- Menyipakan daftar inventaris alkes

sebelumnya.

- Keliling semua Ruangan dan mencocokan dengan

keadaan terbaru <kondisi alat>.

- Apabila ada penambahan alat di catat,apabila

kondisi alat sudah rusak dan tidak bisa di

perbaiki usulkan penghapusan.

- Membuat inventaris terbaru sesuai format.

- Melaporkan ke atasan langsung.

14) Mendampingi apabila ada perbaikan yang di

lakukan oleh pihak keIII.

- Mengambil alat yang rusak dari ruangan /

menunjukan alat yang rusak di ruangan.

- Menjelaskan Kerusakanya.

- Mendampingi selama proses

perbaikanmelaporkan ke atasan langsung.

15) Mendampingi apabila ada kalibrasi alat

kesehatan yang dilakukan oleh pihak ke III.

19

Page 20: Laporan PKL

- Mengambil/ menunjukkan alat yang akan

dikalibrasi di ruangan.

- Mendampingi selama proses kalibrasi.

- Apabila didapati alat kesehatan tersebut

tidak lolos kalibrasi maka segera

diperbaiki.

16) Melaksanakan Tugas lain dari atasan.

c. Uraian Tugas Pelaksana Teknisi Elektromedis

1) Melaksanakan pemeliharaan / preventiv

maintenance alat kesehatan

- Melihat jadwal.

- Mempersiapkan Prasarat untuk pemeliharaan.

- Menuju ruangan perawatan.

- Melakukan pemeliharaan alat kesehatan.

- Mencatat hasil pemeliharaan alkes.

2) Melaksanakan perbaikan alat kesehatan.

- Menerima permintaan perbaikan.

- Mempersiapkan Prasarat untuk perbaikan.

- Menuju ruangan perawatan.

- Melakukan perbaikan alat kesehatan.

- Mencacat hasil perbaikan alkes.

3) Menginventaris Alat kesehatan.

- Menyiapkan daftar inventaris alkes

sebelumnya.

- Keliling semua Ruangan dan mencocokan dengan

keadaan terbaru <kondisi alat>.

20

Page 21: Laporan PKL

- Apabila ada penambahan alat di catat,

apabila kondisi alat sudah rusak dan tidak

bisa di perbaiki usulkan penghapusan.

- Membuat inventaris terbaru sesuai format.

- Melaporkan ke atasan langsung.

4) Membuat jadwal kegiatan pemeliharaan preventif

dan kuratif.

- Menyusun inventaris alat kesehatan.

- Menyusun jadwal kegiatan preventi dan

kuratif.

- Melaporkan ke atasan langsung.

5) Menghimpun rencana kebutuhan bahan

pemeliharaan dan perbaikan alat medik.

- Menerima usulan spare part alat kesehatan

oleh ruangan / instalas.

- Merekap usulan spare part alat kesehatan.

- Menyusun kebutuhan spare part alat kesehatan

ruangan / instalasi.

- Melaporkan ke atasan langsung.

6) Menyusun stok spare part yang sudah atau yang

belum digunakan.

- Membuat daftar stok spare part.

- Mencacat data spare part yang sudah atau

yang belum digunakan.

- Membuat laporan penggunaan stok sparepart.

- Melaporkan ke atasan langsung.

7) Menjaga barang inventaris di ruang IPSRS.

21

Page 22: Laporan PKL

- Memelihara toolset.

- Membuat inventaris barang di IPSRS.

- Mencatat apabila ada petugas lain meminjam

toolkit.

8) Membuat SPO terkait pemeliharaan alkes.

- Membaca dan Pahami manual book / user manual

dari alat tersebut.

- Apabila kurang paham, berkoordinasi dengan

suplayernya.

- Membaca dan pahami buku pedoman pemeliharaan

alkes yang di keluarkan dari departemen

kesehatan.

- Membuat SPO yang di sesuaikan dengan alat

tersebut.

- Menempel SPO sesuai dengan nama, type dan

merk alat kesehatan.

9) Membuat laporan bulanan

- Mengumpulkan laporan kerusakan

- Mencatat laporan dibuku kendali ruangan

- Membuat laporan di komputer sesuai format

10) Membuat surat menyurat antar instalasi

- Membantu menyiapkan bahan

- Mengetik isi surat

- Mengantarkanya ke tujuan

11) Mendampingi apabila ada perbaikan yang di

lakukan oleh pihak ke-III

22

Page 23: Laporan PKL

- Mengambil alat yang rusak dari ruangan /

menunjukan alat yang rusak di ruangan

- Menjelaskan Kerusakanya

- Mendampingi selama proses perbaikan

melaporkan ke atasan langsung

12) Mendampingi apabila ada kalibrasi alat

kesehatan yang dilakukan oleh pihak ke III

- Mengambil/ menunjukkan alat yang akan

dikalibrasi di ruangan

- Mendampingi selama proses kalibrasi

- Apabila didapati alat kesehatan tersebut

tidak lolos kalibrasi maka segera diperbaiki

13) Mengerjakan tugas lain dari atasan

BAB III

PEMBAHASAN ALAT

23

Page 24: Laporan PKL

A. Peralatan Life Support and Life Saving ( Baby

Incubator )

1.Mampu Melakukan Pencatatan alat Baby Incubator

a. Inventarisasi alat

Nama Alat Merk Type SN JmlKeadaan

Barang Daya Satuan Ket

B RR RBBaby

Incubator

Ginevr

i

OGB

Politren

d

375/

12

1 v 230 VA

b. Pencatatan uji fungsi dan uji coba alat Baby

Incubator

No Bahan yang di uji Keterangan

1 Humidifier Control Baik2 Control Panel Baik3 Port and Door Baik4 Matras / Bed Baik

24

Page 25: Laporan PKL

5 Filter Bakteri Baik

c. Dokumen pemeliharaan alat Baby Incubator :

Pemeliharaan Baby Incubator Meliputi:

1) Maintenance Harian

- Bersihkan alat.

- Pengisian air kelembaban.

- Cek temperature suhu ruang/chamber

2) Maintenance Mingguan

- Pengecekan heater.

3) Maintenance Bulanan

- Periksa dan bersihkan bagian-bagian alat.

- Periksa kondisi kipas/blower.

- Periksa soket elemen pemanas.

- Periksa indikator-indikator dan system

alarm.

- Periksa filter udara.

- Periksa kelembaban ruang incubator.

- Periksa catu daya pemanas.

- Cek untuk control unit.

- Uji fungsi secara lengkap.

- Tes keamanan alat.

d. Dokumen perbaikan alat Baby Incubator :

Kerusakan Penyebab

25

Page 26: Laporan PKL

Lampu indikator sensor

kulit pada incubator

menyala

Sensor skin rusak

Sensor skin tidak

menempel pada kulit

bayi

Mainboard rusakSuhu udara incubator

naik terlalu tinggi

(overheat).

Setting suhu diset

pada posisi

temperature yang

terlalu tinggi

Sensor suhu rusak

Terminal temperature

lebih mengalami

kerusakanSuhu incubator tidaknaik

Saklar temperature

kontrol diset pada

posisi temperature

yang terlalu rendah

Tegangan PLN turun

Pemanas mengalami

kerusakan terputusTerjadi arus bocor Nilai grounding tidak

bagus (terlalutinggi)

Sistem grounding dijaringan kabelterputus

Sistem grounding alatdan PLN tidakterkoneksi.

Panas tidak rata Blowernya mati

26

Page 27: Laporan PKL

e. Dokumen kalibrasi alat Baby Incubator :

1) Standar dan peralatan yang digunakan :

a) Incubator Analyzer merk Fluke tipe INCU

No. Seri : 928

b) Electrical Safety Analyzer merk Fluke tipe

602 No. Seri : 1637024

c) Thermohygrometer

2) Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi Komponen

AlatNo.

Bagian alat HasilPemeriksaan

Fisik

HasilPemeriksaan

Fungsi

Ket

1 Kontrol /Indikator

Baik Baik Baik

2 Badan /Slungkup

Baik Baik Baik

3 Kabel /Assesories

Baik Baik Baik

3) Hasil Pengukuran Kinerja Alat

a) Distribusi Suhu

Set-Point

PembacaanPada Alat

Pembacaan Rata-Rata

Standar(°C)

SuhuMatras(°C)

Koreksi (°C)

Ketidakpastian (U

95%, K=2)(°C)

33°C 33 33.6 29.2 +0.6 ± 0.9535°C 35 35.4 30.4 +0.4 ± 0.9637°C 37 37.7 32.2 +0.7 ± 0.97b) Pengukuran

27

Page 28: Laporan PKL

Parameter IndikatorAlat

PembacaanStandar

Kebisingan - -+57.4 dBAliran udara - 0.00 m/s

Kelembaban udara - +57.3 %

Keterangan :

- Nilai koreksi = pembacaan standar – set point

- Sesuai permenkes No. 363/Menkes/Per/IV/1998,

maka peralatan ini dinyatakan baik dan layak

untuk digunakan.

2.Mampu Melakukan Penggunaan Alat Baby Incubator pada

Sarana Pelayanan Kesehatan

a. Fungsi Baby Incubator

Fungsi dari Baby Incubator sebagai perawatan bagi

bayi prematur berfungsi sebagai penyesuaian

kehangatan dan kelembaban tubuh bayi, dengan

kondisi sangat membutuhkan suhu yang sesuai dengan

suhu dalam rahim ibu.

b. SOP Baby Incubator

1) Periksa : pengatur posisi matras, sungkup

pengontrol, volume air humidifier. Hubungkan

alat dengan catu daya.

2) Hidupkan alat, tekan tombol ON.

3) Atur temperatur control dengan menekan tombol

SET kemudian putar potensio sesuai kebutuhan.

28

Page 29: Laporan PKL

4) Tekan tombol SET lagi supaya pengaturan

terkunci.

5) Periksa sistim alarm (tombol merah).

6) Tunggu sampai temperatur tercapai.

7) Masukkan bayi.

8) Pasang sensor skin probe dan temperatur.

9) Setelah selesai, keluarkan bayi dari inkubator.

10)Posisi pengatur temperatur ke posisi minimum.

11)Matikan alat dan pastikan dalam keadaan mati

(OFF).

12)Lepaskan aksesori dari alat.

13)Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.

14)Ganti air Humidifier dengan air steril.

15)Pasang penutup alat dan simpan alat pada

tempatnya.

c. Prinsip, Sistem Kerja dan Bagian – Bagian Alat

Baby Incubator

1) Prinsip alat Baby Incubator

Mengatur serta menstabilkan suhu dalam ruang

inkubator agar sesuai dengan suhu yang

dibutuhkan oleh bayi prematur (32C - 37C).

Dengan menggunakan pemanasan elemen (heater)

yang dikontrol oleh suatu rangkaian kontrol

suhu agar suhu tetap stabil, heater akan

bekerja pada saat sensor suhu kurang dari

setting suhu yang telah ditentukan, dan

29

Page 30: Laporan PKL

sebaliknya apabila sensor suhu lebih besar dari

setting suhu, secara otomatis heater akan mati.

2) Sistem kerja alat Baby Incubator

Pada saat tombol power ditekan, tegangan AC

akan di ubah menjadi DC oleh power supply dan

di berikan keseluruh rangkaian/komponen kecuali

heater. Sensor suhu berupa thermistor yang

berfungsi untuk mendeteksi suhu yang ada

didalam chamber dan untuk menghentikan kerja

heater saat suhu dalam ruang sudah terpenuhi

sesuai pengaturan pengguna. Rangkaian control

berfungsi sebagai pengandali suhu ruangan

chamber, rangkaian ini menerima inputan dari

rangkaian setting dan sensor suhu, apabila suhu

yang belum mencapai suhu di setting maka

rangkaian control akan memberikan sinyal ke

relay untuk tetap terhubung pada heater untuk

terus melakukan pemanasan pada chamber. Apabila

suhu telah dicapai maka sensor akan mendeteksi

dan control akan memberikan sinyal ke relay

untuk mematikan heater.

30

Page 31: Laporan PKL

3) Bagian – bagian alat Baby Incubator ( gambar

klo memang bisa )

a) Hood / penutup Baby Incubator yang terbuat

dari bahan Acrilic, digunakan untuk

melindungi bayi dari suhu luar.

b) Control Panel dilengkapi dengan layar LCD,

untuk melihat / membaca dan mengatur semua

parameter yang ada pada Baby Incubator.

c) Slit digunakan untuk meletakkan bayi pada

Baby Incubator

31

Page 32: Laporan PKL

d) Humidification ialah tempat penampungan air

humidifier untuk melembabkan udara di Baby

Incubator

e) Oxygenitation untuk menaruh selang oksigen

di Baby Incubator.

32

Page 33: Laporan PKL

f) Scale digunakan untuk menimbang bayi pada

Baby Incubator

g) Patient Tray

h) Filter Udara digunakan untuk menyaring

udara luar yang masuk kedalam incubator

agar udara didalam bersih dan steril.

33

Page 34: Laporan PKL

i) Trolleys untuk meletakkan baby incubator,

sehingga dapat dipindahkan dengan mudah

(mobile).

d. Spesifikasi Alat Baby Incubator

1) Merk : Ginevri

2) Model : OGB Politrend

3) Serial Number : 375/12

4) Type : Mobile

5) Temperature Control :

a) Air : 20-37C Override 39C

b) Skin : 25-37C Override 39C

6) Trend Visualitation : Air Temp, Skin Temp,

Peripheral Skin Temp,

Relative Humidity, Oxygen

Concentration, Wieght, SpO2,

Heart Rate

34

Page 35: Laporan PKL

7) Hand Ports : 2 Main Doors, 6 Port Hols

8) Tubing Ports : 2 Respiratory, 7

Accessory

9) Internal Noise : <60dB In Compliance With

Current

Regulations

10)Line Power : 23Vac 50/60 Hz

11)Internal Battery : 4.8 V Backup For

Power Failure Alarm

12)Double Wall : Optional

13)Baby Scale : Optional

14)Dimensions

a) Incubator WxDxH : 83x64x69

cm

b) Fixed Height Trolley WxDxH : 86x70x70

cm

c) Height Adjustable Trolley WxDxH :

86x70x(63-83) cm

d) Vertical Hood To Mattress Distance : 45 cm

e) Mattress WxD : 62x35 cm

f) Castors Diameter : 10 cm

15)Weight

a) Incubator : 37 kg

b) Fixed Height Trolley : 41 kg

c) Height Adjustable Trolley : 55 kg

35

Page 36: Laporan PKL

3. Mampu Melakukan Penempatan Dan Penyimpanan Alat Baby

Incubator

a. Ruang pelayanan : Dioperasikan di ruangan Melati

(ruang bayi)

b. Persyaratan ruangan :

1)Tegangan/Catu Daya dari PLN sebesar 220 V

2)Suhu ruangan berkisar antara 20-25 ºC

3)Tahanan Pembumian harus baik nilainya dibawah ≤

0,2 ohm

c. Perencanaan penyimpanan

1) Setelah digunakan pastikan alat

dibersihkan dan di sterilkan.

2) Di simpan pada suhu 20-25 ºC

3) Disimpan ditempat yang aman (tidak

terkena hama tikus)

4.Mampu Melakukan Pemeliharaan Alat Baby Incubator

a. Alat Ukur :

1)ESA

a) Kebocoran arus pada alat

- Polaritas normal dengan pembumian dan

tanpa pembumian.

36

Page 37: Laporan PKL

- Polaritas terbalik dengan dan tanpa

pembumian.

b) Kebocoran kabel pembumian

1)Polaritas normal dengan pembumian dan

tanpa pembumian

2)Polaritas terbalik dengan dan tanpa

pembumian

c) Nilai resistansi kawat pembumian

d) Nilai tahanan kabel isolasi catu daya

2) Termometer

Termometer diletakkan di dalam Baby Incubator,

kemudian sesuaikan suhu pada Termometer dan

Baby Incubator.

b. Alat Kerja :

1) Toolset

2) AVO Meter

c. Bahan Kerja

1)Tissue/kain bersih

2)air aquades

3)Cairan pembersih

4)Semprotan WD

d. Sifat Material

1)Trolley terbuat dari besi

37

Page 38: Laporan PKL

2)Hood / penutup Baby Incubator terlihat

transparan dan terbuat dari acrilic, dan mudah

dibersihkan.

3)Cairan Humidifier menggunakan air aquades

e. Prosedur Pemeliharaan

1)Petugas Elektromedis membersihkan keseluruhan

alat, melakukan pengecekan tombol / switch,

fungsi regulator dan uji kinerja alat setiap 1

bulan sekali secara rutin.

2)Petugas Elektromedis melakukan pengecekan flter

bakteri, pembersihan humidifier, pengecekan

termometer ( kelembapan ), dan fungsi skin

probe setiap 3 bulan sekali secara rutin.

3)Petugas Elektromedis melakukan pengecekan

fungsi alarm, kipas, dan digital display setiap

3 bulan sekali secara rutin.

4)Petugas Elektromedis melakukan pengukuran arus

bocor, dan pengukuran grounding setiap 1 tahun

sekali secara rutin.

5)Petugas Elektromedis mengisi formulir lembar

kerja, Kartu pemeliharaan dan menyimpulkan

hasil pemeliharaan bahwa kondisi alat baik atau

alat tidak baik.

6)Pengguna alat atau Ka. Unit Pelayanan pengguna

alat Incubator menandatangani formulir lembar

38

Page 39: Laporan PKL

kerja, sebagai bukti pemeliharaan alat telah

dilaksanakan.

f. Jadwal Pemeliharaan :

Pemeliharaan Baby Incubator dilakukan pada minggu

ke-3 setiap bulannya.

B. Peralatan Therapy ( Dental Unit )

1.Mampu Melakukan Pencatatan alat Dental Unit

a. Inventarisasi alat

NamaAlat

Merk Type SN JmlKeadaan

Barang Daya Satuan Ket

B RR RBDental

Unit

GNatus Artus

Delive

ry

Unit

418610703

8

1 v 200

0

VA

39

Page 40: Laporan PKL

b. Pencatatan uji fungsi dan uji coba alat Dental

Unit

No Bahan yang di uji Keterangan

1 Operating light Baik2 Control Asisten Baik3 Aqua Bottle Baik4 Foot Switch Baik5 Dental Patient

ChairBaik

6 Dental Treatment Unit

Baik

7

c. Dokumen pemeliharaan alat Dental Unit :

Pemeliharaan Dental Unit Meliputi:

1)Maintenance Harian

a) Bersihkan alat

b) Cek fungsi alat

c) Cek persediaan air

2) Maintenance Mingguan

a) Pengecekan handpiece 40

Page 41: Laporan PKL

b) Pengecekan water jet

3) Maintenance Bulanan

a) Priksa dan bersihkan bagian-bagian alat

b) Cek system catu daya, perbaiki bila perlu

c) Cek fungsi selector, tombol/switch, foot

switch, perbaiki bila perlu

d) Cek hubungan perpipaan air/selang air,

perbaiki bila perlu

e) Cek kabel supply dan sambungan, perbaiki

bila perlu

f) Cek fungsi lampu termasuk pergerakannya,

perbaiki bila perlu

g) Cek fungsi water jet,hand piece, perbaiki

bila perlu

h) Lakukan pelumasan pada bagian yang bergerak

i) Cek dan periksa dan lampu-lampu

indicator,ganti bial perlu

j) Cek gerakan dental chair,perbaiki bila perlu

k) Cek system pengaman,perbaiki bila perlu

l) Lakukan pengukuran arus bocor

m) Lakukan pengukuran tahanan kabel

n) Lakukan uji kinerja alat

d. Dokumen perbaikan alat Dental Unit :

Kerusakan Penyebab

Handpiece macet atau tidak Tekanan kompresor

41

Page 42: Laporan PKL

ngebor kurang

Turbin penggerak bor

kotor

Selang penghubung

tersumbatSelang bocor/selang pecah Factor usia atau

lamanya pemakaian

Terjepit dental chairTerjadi arus bocor Nilai grounding tidak

bagus (terlalu

tinggi)

Sistem grounding di

jaringan kabel

terputus

Sistem grounding alat

dan PLN tidak

terkoneksi.Air tidak ada air darisyringe

Bak kehabisan air Kompressor tida

bekerja

e. Dokumen kalibrasi alat Dental Unit :

1) Standar dan peralatan yang digunakan :

a) Electrical Safety Analyzer merk Fluke

Biomedical, tipe ESA612, No. Seri : 2682003

b) Thermohygrometer merk LIPI, tipe TH-308, No.

Seri : 003-114-TH.

42

Page 43: Laporan PKL

2) Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi Komponen

AlatNo.

Bagian alat HasilPemeriksaan

Fisik

HasilPemeriksaan

Fungsi

Ket

1 Kontrol /Indikator

Baik Baik Baik

2 Badan /Permukaan

Baik Baik Baik

3 Kabel /Assesories

Baik Baik Baik

3) Hasil Pengukuran Kinerja Alat

Pengujian Aspek Keselamatan Listrik

No Parameter Teruk

ur

Tolerans

i

Satu

an1 Tegangan Catu Daya 218,1 220 ±

10%

V

2 Resistansi Pembumian

Protektif

OL ≤ 0,2 Ω

3 Isolasi Resistansi OL ≥ 2 MΩ4 Arus Bocor Pembumian

Polaritas Normal

35,1 ≤ 500 µA

5 Arus Bocor Pembumian

Polaritas Terbalik

11,8 ≤ 500 µA

6 Arus Bocor Selungkuop

Polaritas Normal

123,5 ≤ 100 µA

7 Arus Bocor Selungkuop

Polaritas Normal

Tanpa Pembumian

128,3 ≤ 500 µA

43

Page 44: Laporan PKL

8 Arus Bocor Selungkup

Polaritas Terbalik

25,4 ≤ 100 µA

9 Arus Bocor Selungkup

Polaritas Terbalik

Tanpa Pembumian

26,7 ≤ 500 µA

Keterangan :

- Hasil ketidakpastian pengukuran mempunyai

tingkat kepercayaan 95% dengan faktor cakupan

(k) = 2

- Hasil kalibrasi tertekusur ke sistem satuan

international (SI)

- Hasil kalibrasi diperoleh berdasarkan metode

kalibrasi : MK-DTU-AMK-88

Kesimpulan :

- Berdasarkan hasil pengukuran keselamatan

listrik, maka alat kesehatan ini

dinyatakan LAIK PAKAI.

2. Mampu Melakukan Penggunaan Alat Dental Unit pada

Sarana Pelayanan Kesehatan

a. Fungsi Dental Unit

Berfungsi untuk membantu pemeriksaan dan melakukan

terapi apa yang dapat diberikan kepada pasien.

Secara umum untuk membantu perawatan gigi dan

mulut ( pengeboran, penambalan, pembersihan dan

pemeriksaan ).

44

Page 45: Laporan PKL

b. SOP Dental Unit

1) Hubungkan alat dengan catu daya

2) Hidupkan alat, pastikan alat dalam keadaan

aktif / baik.

3) Lakukan pemanasan secukupnya

4) Hubungkan kompresor ke catu daya agar siap di

gunakan

5) Lakukan pengecekan fungsi Hand piece, Foot

switch, Dental Chair, Perputaran bor, Suction,

6) Pengisian gelas kumur, lampu periksa

7) Perhatikan Protap Pelayanan

8) Beritahukan pd pasien,mengenai tindakan yg

dilakukan

9) Atur posisi kursi pasien

10)Tentukan dan pasang aksesori sesuai kebutuhan.

11)Lakukan tindakan

12)Matikan alat dan pastikan dalam keadaan mati

(OFF)

13)Matikan kompresor dan buang sisa tekanan yang

ada dengan memutar baut di bawah kompresor

14)Lepaskan hubungan alat dari catu daya

c. Prinsip, Sistem Kerja dan Bagian – Bagian Alat

Dental Unit

1) Prinsip alat Dental Unit

45

Page 46: Laporan PKL

Dental Unit memilik 3 Sumber Tenaga yaitu :

tenaga listrik untuk memberikan catu daya pada

semua system elektrik, tenaga udara/angin untuk

memberikan pada system yang bekerja berdasarkan

tekanan udara, tenaga air untuk digunakan pada

sitem pendinginan turbine jet/bor jet, spray

git, dan pembuangan kotoran. Masing-masing

sumber tadi masuk ke blok control yang

berfungsi mengontrol yang kemudian akan

ditrisbusikan ke masing-masing blok yaitu ke

blok lampu tindakan, chair pasien dan foot

switch, foot switch kemudian mengotrol bor dan

handpiece.

2) Sistem kerja alat Dental Unit

Dental unit pada umumnya memiliki 3 sumber

tenaga yaitu ;

a. Sumber tenaga listrik.

b. Sumber tenaga udara/angin.

c. Sumber tenaga air.

Sumber tenaga listrik untuk memberikan catu

daya pada semua system elektrik missal ; Lampu

operasi, switch valve elektrik, system

hidrolik, mikromotor. Juga diaplikasikan pada

system dental chair untuk semua gerakan ( naik,

turun, menyandar, dan duduk ).

46

Page 47: Laporan PKL

Sumber tenaga udara/angin untuk memberikan

pada system yang bekerja berdasarkan tekanan

udara. Udara bertekanan ini berasal dari

kompresor ( tekana yang dibutuhakan berkisar

antara 2,5 atm sampai 4 atm ). Tekanan

maksimal dari kompresor dapat mencapai 7 atm.

System atau bagian yang bekerja berdasarkan

tekanan maksimal : turbine jet/bor jet, switch

valve, spray git, scaller, dan system hidrolik

pada kursi atau chair dental.

Sumber tenaga air untuk digunakan pada sytem

pendinginan turbine jet/bor jet, spray git,

dan pembuangan kotoran. Tekanan yang

dibutuhkan minimal 1 atm.Walaupun tekana air

yang dihasilkan juga berasal dari tekanan yang

dihasilkan dari kompresor.

3) Bagian – bagian alat Dental Unit

47

Page 48: Laporan PKL

a) Dentist chair

b) Air-controlled feet

c) Assistant control

d) Electric dental patient chair switch

assembly

e) Spittoon assembly

f) Bowl rinse

g) Cup fill

h) Dental complex treatment unit

i) Instrument arm

j) Operating light

k) Tray assembly

l) Instrument tray assembly

d. Spesifikasi Alat Dental Unit

1) Merk : Gnatus

2) Model : Artus Delivery Unit

3) Serial Number : 4186107038

4) Power Supply : 127/220 V

5) Frequency : 50/60 Hz

6) Phase : Single Phase / Bipashe

7) Inlet Air Preassure : 80 PSI

8) Kapasitas Air : 800 ml

9) Tegangan Lampu : 5,2 VA

10) Sumber Lampu : 1 LED

11) Panjang Gelombang : 440nm – 460nm

12) Hand Piece Body : ABS Injected

48

Page 49: Laporan PKL

3.Mampu Melakukan Penempatan Dan Penyimpanan Alat

Dental Unit

a. Ruang pelayanan : Dioperasikan di ruangan Poli

Gigi

b. Persyaratan ruangan :

1)Tegangan/Catu Daya dari PLN sebesar 220 V

2)Suhu ruangan berkisar antara 20-25 ºC

3)Tahanan Pembumian harus baik nilainya dibawah ≤

0,2 ohm

c. Perencanaan penyimpanan

1)Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke

posisi OFF

2)Lepaskan alat dengan catu daya

3)Bersihkan aksesoris

4)Catat beban kerja alat

5)Di simpan pada suhu 20-25 ºC

6)Disimpan ditempat yang aman (tidak terkena hama

tikus)

4.Mampu Melakukan Pemeliharaan Alat Dental Unit

a. Alat Ukur :

ESA

1) Kebocoran arus pada alat

49

Page 50: Laporan PKL

2)Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa

pembumian.

3)Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian.

4)Kebocoran kabel pembumian

a) Polaritas normal dengan pembumian dan

tanpa pembumian

b) Polaritas terbalik dengan dan tanpa

pembumian

5)Nilai resistansi kawat pembumian

6)Nilai tahanan kabel isolasi catu daya

b. Alat Kerja :

1) Toolset

2) AVO Meter

c. Bahan Kerja

1) Tissue/kain bersih

2) Selang Dental

3) Cairan pembersih

4) Semprotan WD

5) TBA

d. Sifat Material

1) Trolley terbuat dari besi

50

Page 51: Laporan PKL

2) Hood / penutup Baby Incubator terlihat

transparan dan terbuat dari acrilic, dan mudah

dibersihkan.

3) Cairan Humidifier menggunakan air aquades

e. Prosedur Pemeliharaan

1) Petugas Elektromedis membersihkan

keseluruhan alat, dan melakukan pengecekan

catu daya, fungsi selektor, tombol / switch,

foot switch setiap 2 bulan sekali secara

rutin.

2) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan

hubungan perpipaan air, pengecekan supply

tegangan, uji kinerja alat, pengecekan fungsi

lampu serta pergerakannya dan fungsi water

jet, lampu indikator dan handpiece setiap 3

bulan sekali secara rutin.

3) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan

pergerakan dental chair secara rutin setiap 6

bulan sekali secara rutin.

4) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan

sistem pengamanan, pengukuran arus bocor dan

grounding alat setiap 1 tahun sekali secara

rutin.

5) Petugas Elektromedis mengisi formulir

lembar kerja, Kartu pemeliharaan dan

menyimpulkan hasil pemeliharaan bahwa kondisi

alat baik atau alat tidak baik.

51

Page 52: Laporan PKL

6) Pengguna alat atau Ka. Unit Pelayanan

pengguna alat Dental Unit menandatangani

formulir lembar kerja, sebagai bukti

pemeliharaan alat telah dilaksanakan.

f. Jadwal Pemeliharaan :

Pemeliharaan Dental Unit dilakukan pada minggu

ke-3 setiap bulannya.

C. Peralatan Diagnostik ( ECG )

1.Mampu Melakukan Pencatatan alat ECG

a. Inventarisasi Alat

NamaAlat

Merk Type SN JmlKeadaan

Barang Daya Satuan Ket

B RR RBECG GE MAC

600

SF713326002

PA

1 v 80 VA

52

Page 53: Laporan PKL

b. Pencatatan uji fungsi dan uji coba alat ECG

No Bahan yang di uji Keterangan

1 Elektroda Baik2 Keyboard Baik3 Printer Baik4 Display Baik

c. Dokumen pemeliharaan alat ECG :

Pemeliharaan ECG Meliputi:

4)Maintenance Harian

a) Bersihkan alat

b) Cek fungsi alat

c) Cek persedian gel

d) Cek persedian kertas print

5) Maintenance Mingguan

a) Pengecekan elektroda

53

Page 54: Laporan PKL

b) Pengecekan kabel probe

6) Maintenance Bulanan

a) Priksa dan bersihkan bagian-bagian alat

b) Cek system catu daya, perbaiki bila perlu

c) Cek fungsi selector, tombol/switch, foot

switch, perbaiki bila perlu

d) Cek kondisi elektroda, perbaiki bila perlu

e) Cek kabel supply dan sambungan, perbaiki

bila perlu

f) Cek fungsi printer, perbaiki bila perlu

g) Cek fungsi kabel probe, perbaiki bila perlu

h) Cek kertas print, ganti kertas jika habis

i) Cek system pengaman,perbaiki bila perlu

j) Lakukan pengukuran arus bocor

k) Lakukan pengukuran tahanan kabel

l) Lakukan uji kinerja alat

d. Dokumen perbaikan alat ECG :

Kerusakan Penyebab

Tidak menghasilkan grafik

pusle

Elektroda kotor

Grounding tidak bagus

Kabel probe putusPrinter bekerja Kertas printer habis

Chart paper rusakTerjadi arus bocor Nilai grounding tidak

bagus (terlalu

54

Page 55: Laporan PKL

tinggi)

Sistem grounding di

jaringan kabel

terputus

Sistem grounding alat

dan PLN tidak

terkoneksi.

e. Dokumen kalibrasi alat ECG :

1)Standar Peralatan Kalibrasi :No Diskripsi Tipe No. Seri No.

Sertifikat

Tertelusur

1 Vital SignSimulator

ProSim3

2814040 30230 FlukeBiomedica

l2 Caliper Digital Lihsin

g- 13422 LIPI

3 Electrical SafetyAnalyzer

ESA612 2682003 PC-EVT-0D3B

FlukeBiomedica

l4 Thermohygrometer TH-308 003-114-

TH245980 LIPI

2)Kondisi RuanganNo.

Parameter Terukur Awal Akhir

1 Suhu 224,1 21,52 Kelembaban 56 67

3) Kondisi Fisik dan Fungsi Alat *) :No.

Deskripsi KondisiFisik

Fungsi Alat

1 Badan dan Permukaan Baik Baik2 Kontrol dan Baik Baik

55

Page 56: Laporan PKL

Indikator3 Kabel dan Aksesoris Baik Baik

4) Pengujian Aspek Keselamatan Listrik

No Parameter Teruk

ur

Tolerans

i

Satu

an1 Tegangan Catu Daya 211,

5

220 ±

10%

V

2 Resistansi Pembumian

Protektif

0,2 ≤ 0,2 Ω

3 Isolasi Resistansi OL ≥ 2 MΩ4 Arus Bocor Pembumian

Polaritas Normal

20,3 ≤ 500 µA

5 Arus Bocor Pembumian

Polaritas Terbalik

25,6 ≤ 500 µA

6 Arus Bocor Selungkup

Polaritas Normal

0,3 ≤ 100 µA

7 Arus Bocor Selungkup

Polaritas Normal Tanpa

Pembumian0,3

20,4 ≤ 500 µA

8 Arus Bocor Selungkup

Polaritas Terbalik

0,3 ≤ 100 µA

9 Arus Bocor Selungkup

Polaritas Terbalik Tanpa

Pembumian

19,9 ≤ 500 µA

10 Arus Bocor Pasien RA-

Earth

0,4 ≤ 10 µA

11 Arus Bocor Pasien RL- 0,4 ≤ 10 µA

56

Page 57: Laporan PKL

Earth12 Arus Bocor Pasien LA-

Earth

0,4 ≤ 10 µA

13 Arus Bocor Pasien LL-

Earth

0,4 ≤ 10 µA

14 Arus Bocor Pasien V1-V6-

Earth

0,4 ≤ 10 µA

15 Arus Aux Pasien Polaritas

Normal RA-ALL

0,7 ≤ 10 µA

16 Arus Aux Pasien Polaritas

Normal RL-ALL

0,8 ≤ 10 µA

17 Arus Aux Pasien Polaritas

Normal LA-ALL

0,7 ≤ 10 µA

18 Arus Aux Pasien Polaritas

Normal LL-ALL

0,7 ≤ 10 µA

19 Arus Aux Pasien Polaritas

Normal V1-V6-ALL

0,5 ≤ 10 µA

5) Perekam Lead

TitikUkur

Hasil Perekaman LeadI II III aVR aVF aVL V1

V2 V3 V4 V5 V612 Lead √ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

Catatan :

1. Tanda √ apabila hasil baik

2. Tanda X apabila hasil tidak baik

57

Page 58: Laporan PKL

6) Sensitivitas

SettingAlat

Pembacaan

Standar

Koreksi

Ketidakpastian

Toleransi

mm/mV mm/mV mm/mV ± mm/mV %5 3,04 -1,96 1,39

± 5%10 10,03 0,03 0,5820 20,02 0,02 0,58

7) Kecepatan Kertas

SettingAlat

Pembacaan

Standar

Koreksi

Ketidakpastian

Toleransi

mm/s mm/s mm/s ± mm/s %25 24,57 -0,43 0,58

± 2%50 49,69 -0,03 0,58

8) Heart Rate

SettingAlat

Pembacaan

Standar

Koreksi

Ketidakpastian

Toleransi

bpm bpm bpm ± bpm %30 30,00 0,00 0,58

± 5%60 60,00 0,00 0,58120 121,00 -1,00 0,58180 178,00 2,00 0,58240 238,00 2,00 0,58

Keterangan :

58

Page 59: Laporan PKL

- Hasil ketidakpastian pengukuran mempunyai

tingkat kepercayaan 95% dengan faktor

cakupan (k) = 2

- Hasil kalibrasi tertekusur ke sistem

satuan international (SI)

- Hasil kalibrasi diperoleh berdasarkan

metode kalibrasi : MK-ECG-AMK-12

Kesimpulan :

- Berdasarkan hasil pengukuran keselamatan

listrik, maka alat kesehatan ini

dinyatakan LAIK PAKAI.

2.Mampu Melakukan Penggunaan Alat ECG pada Sarana

Pelayanan Kesehatan

a. Fungsi ECG

Berfungsi untuk pemeriksaan aktivitas listrik

jantung menemukan penyebab gejala penyakit

jantung, dan memeriksa kesehatan jantung ketika

sakit jantung.

b. SOP ECG

1) Hubungkan alat dengan catu daya

2) Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol

ON/OFF ke posisi ON.

59

Page 60: Laporan PKL

3) Lakukan pemanasan secukupnya

4) Atur selector pada posisi STD, lakukan

kalibrasi dengan menekan tombol kalibrasi

berulang-ulang dan atur switch RUN paper speed

pada posisi RUN, kemudian amati bentuk pulsa

pada kertas rekam (bentuk pulsa segi

empat/squeare wave)

5) Oleskan jelly pada pasien, secukupnya.

6) Pasang strap elektroda, chest elektroda pada

patient cable

7) Pasang strap elektroda, chest elektroda pada

pasien

8) Masukkan data pasien

9) Pilih program (auto / manual)

10)Lakukan pemeriksaan

11)Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke

posisi OFF

12)Lepaskan hubungan alat dari catu daya

13)Lepaskan strap elektroda, chest elektroda dari

pasien

14)Lepaskan strap elektroda, chest elektroda dari

patient cable

15)Bersihkan patient cable, strap elektroda, chest

elektroda

16)Simpan patient cable, strap elektroda, chest

elektroda pada tempatnya

17)Pasang penutup debu.

60

Page 61: Laporan PKL

c. Prinsip, Sistem Kerja dan Bagian – Bagian Alat

ECG

1) Prinsip alat ECG

Prinsip ECG adalah suatu penguat, yang

berfungsi untuk menguatkan sinyal biopotensial

yang dihasilkan jantung sehingga dapat

tergambar pada monitor atau perekam grafik.

2) Sistem kerja alat ECG

Sistem kerja dari ECG merupakan amplifier dan

filter, yang berfungsi untuk menguatkan dan

memfilter sinyal biopotensial yang dihasilkan

jantung sehingga dapat tergambar pada monitor

atau perekam grafik. Potensial listrik jantung

yang berasal dari tubuh ditangkap oleh

elektroda yang berfungsi untuk mengubah

potensial listrik menjadi listrik. Sinyal-

sinyal biopotensial yang beramplitudo rendah

(dalam mv) dikuatkan oleh rangkaian pre amplifier.

Didalam tubuh manusia, selain biopotensial

terdapat sinyal-sinyal lain yang mengganggu

pengukuran. Untuk itu diperlukan filter yang

mempunyai lebar pita yang sempit pada frekuensi

jala-jala (50/60 Hz). Dan meredam frekuensi

61

Page 62: Laporan PKL

rendah dan melewatkan frekuensi tinggi dengan

batasan nilai frekuensi yang diinginkan yang

dinamakan frekuensi cutoff.

3) Bagian – bagian alat ECG

a) Printer paper

b) Keyboard

c) Display

d) Patient cable

e) Strap elektorda

f) Chest elektroda

d. Spesifikasi Alat ECG

1) Computerized measurements : 12-lead analysis

2) ECG analysis frequency : 500 samples/second

(sps)

62

Page 63: Laporan PKL

3) Digital sampling rate : 2,000

samples/second/channel

4) Dynamic range : AC Differential ±

5mV, DC offset

±300 mV

5) Patient leakage : <10 μA

6) Heart rate meter : 30 to 300 BPM ±10%

or ±5 BPM,

whichever is greater. Heart

rates outside this range

will not be displayed

7) Start-up time : Less than 7 seconds

8) Display resolution : 480 X 272 pixels

with scrolling

Waveform

9) Display data : Heart rate, patient

ID, clock, battery

power indicator, waveforms,

lead labels, speed, gain

and filter settings,

warning messages,

information messages,

prompts. 12-leads standard

display.

10)Resting ECG mode : Records and prints

12-lead resting

63

Page 64: Laporan PKL

ECGs with 10-second

duration as a standard

feature

11)Height : 81 mm

12)Width : 263 mm

13)Depth : 208 mm

3. Mampu Melakukan Penempatan Dan Penyimpanan Alat ECG

a. Ruang pelayanan : Dioperasikan di Ruangan Seruni

Persyaratan ruangan :

1) Tegangan/Catu Daya dari PLN sebesar 220 V

2) Suhu ruangan berkisar antara 20-25 ºC

3) Tahanan Pembumian harus baik nilainya dibawah ≤

0,2 ohm

b. Perencanaan penyimpanan

1) Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke

posisi OFF

2) Lepaskan alat dengan catu daya

3) Bersihkan aksesoris

4) Catat beban kerja alat

5) Di simpan pada suhu 20-25 ºC

6) Disimpan ditempat yang aman (tidak terkena hama

tikus)

4. Mampu Melakukan Pemeliharaan Alat ECG

a. Alat Ukur :

64

Page 65: Laporan PKL

ESA

1) Kebocoran arus pada alat

2) Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa

pembumian.

3) Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian.

4) Kebocoran kabel pembumian

a) Polaritas normal dengan pembumian dan

tanpa pembumian

b) Polaritas terbalik dengan dan tanpa

pembumian

5) Nilai resistansi kawat pembumian

6) Nilai tahanan kabel isolasi catu daya

b. Alat Kerja :

1)Toolset

2)AVO Meter

c. Bahan Kerja

1)Tissue/kain bersih

2)Gel

3)Cairan pembersih

d. Sifat Material

1)Gel

2)Ukuran paper 1.00 X 5

3)Body terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.

65

Page 66: Laporan PKL

e. Prosedur Pemeliharaan

1) Petugas Elektromedis membersihkan keseluruhan

alat, uji kinerja alat, melakukan pengecekan

kondisi elektroda, melakukan pengecekan fungsi

Step response dengan menekan tombol 1mV, dan

melakukan pelumasan pada roda gigi motor dan

roll kertas perekam setiap 1 bulan sekali

secara rutin.

2) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan

system catu daya, melakukan pengecekan tombol

selector dan indikator, melakukan pengecekan

semua fitting dan konektor hubungan listrik

fungsi alarm dan kecepatan kertas setiap 3

bulan sekali secara rutin

3) Petugas Elektromedis melakukan pengukuran arus

bocor dan tahanan grounding setiap 1 tahun

sekali secara rutin.

4) Petugas Elektromedis mengisi formulir lembar

kerja, Kartu pemeliharaan dan menyimpulkan

hasil pemeliharaan bahwa kondisi alat baik atau

alat tidak baik

5) Pengguna alat atau Ka. Unit Pelayanan pengguna

alat ECG menandatangani formulir lembar

kerja, sebagai bukti pemeliharaan alat telah

dilaksanakan.

66

Page 67: Laporan PKL

f. Jadwal Pemeliharaan :

Pemeliharaan ECG dilakukan pada minggu ke-3

setiap bulannya.

D. Peralatan Laboratorium Klinik ( Hematology Ananlyzer )

1. Mampu Melakukan Pencatatan alat Hematology

Ananlyzer

a. Inventarisasi Alat

NamaAlat

Merk Type SN JmlKeadaan

Barang Daya

Satuan Ket

B RR RBHematology

Analyzer

ABX

Pentra

60

Horibb

a ABX

1 v 750 VA KSO

b. Pencatatan uji fungsi dan uji coba alat

Hematology Analyzer

No Bahan yang di uji Keterangan

1 Aspirate Baik2 Jarum Sample Baik

67

Page 68: Laporan PKL

3 Print Out Baik4 Display Baik

c. Dokumen pemeliharaan alat Hematology Analyzer :

Pemeliharaan Hematology Analyzer Meliputi:

1) Maintenance Harian

a) Bersihkan Body Alat

b) Check Detergen, & Waste

c) Run Auto Clean / Prime manual ( setiap 20

Sample )

d) Lakukan Probe Cleanser ( setiap 30

Sample )

e) Lakukan Wape Block Cleaning ( setiap 30

Sample )

2) Maintenance Mingguan

a) Run Zap Apertures, Flush Apertures, & Clean

Bath

b) Check System Monitor

c) Check System Status

3) Maintenance Bulanan

a) Lakukan Prime Dengan Aquadest Sebanyak 3

kali

b) Bersihkan Chamber WBC/RBC (Batu Ruby)

c) Bersihkan Sampling Prube & Wape Block

68

Page 69: Laporan PKL

d) Run Probe Cleanser, & Wape Block Cleaning

e) Run Zap Apert. 3x, Flush Apert. 3x, & Clean

Bath 3x

f) Run Zap Apert. 3x, Flush Apert. 3x, & Clean

Bath 3x

d. Dokumen perbaikan alat Hematology Analyzer :

Kerusakan Penyebab

Sample gagal Check sample

Check drive board

Chamber kotorSample tidak tersedot Sampling probe

tersumbat / kotorTerjadi arus bocor Nilai grounding tidak

bagus (terlalu

tinggi)

Sistem grounding di

jaringan kabel

terputus

Sistem grounding alat

dan PLN tidak

terkoneksi.

69

Page 70: Laporan PKL

e. Dokumen kalibrasi alat Hematology Analyzer :

Kalibrasi Hematology Analyzer dilakukan di

inernal alat tersebut.

2. Mampu Melakukan Penggunaan Alat Hematology Analyzer

pada Sarana Pelayanan Kesehatan

a. Fungsi Hematology Analyzer

Alat hematology merupakan salah satu alat

laboratorium yang berfungsi untuk menghitung sel

darah pada manusia. Meliputi : WBC,RBC,HGB,PLT DAN

HCT dengan semua normal system generated parameter

atau mengidentifikasi hasil pemeriksaan pasien

yang digunakan untuk tindakan lebih lanjut. Alat

ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer.

Flow cytometri adalah metode pengukuran jumlah dan

sifat – sifat sel yang dibungkus oleh aliran

cairan melalui celah sempit. Ribuan sel dialirkan

melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga

sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan

perhitungan jumlah sel dan ukurannya.

b. SOP Hematology Analyzer

1)Hubungkan alat dengan catu daya

2)Tekan tombol power ON

3)Siapkan sempel.

70

Page 71: Laporan PKL

4)Sebelum sempel tersebut masuk kedalam alat,

pastikan sempel sudah dihomogenkan.

5)Taruh tabung yang berisi sempel tersebut ke

jarum.

6)Pastikan jarum tersebut terendam kedalam tabung

yang berisi darah.

7)Tekan tombol aspirate yang terletak dibelakang

jarum.

8)Kemudian darah akan tersedot kedalam jarum.

9)Ambil tabung yang tadi berisi darah tersebut dan

simpan ditempat yang aman.

10)Alat akan mulai memproses pembacaan.

11)Hasil proses tersebut akan keluar di display dan

print out.

a. Prinsip, Sistem Kerja dan Bagian – Bagian Alat

Hematology Analyzer

1) Prinsip alat Hematology Analyzer

Suatu sel mempunyai daya hantar terhadap

listrik dengan nilai resistansi tertentu

sehingga apabila sel dialiri arus dengan besar

tertentu maka akan diperoleh nilai suatu

tegangan. Sample yang akan diperiksa dicampur

dengan reagen tertentu sesuai pengukuran.

Kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan

elektroda yang tersedia. Hemoglobin adalah

kepekatan warna darah yang berpengaruh pada

71

Page 72: Laporan PKL

banyak sedikitnya mengikatan Oksigen dalam

darah sehingga penghitungan hemoglobin

berdasarkan dari prinsip spektrofotometer.

2) Sistem kerja alat Hematology Analyzer

2) Sample darah whole blood akan tersedot oleh

jarum.

3) Kemudian jarum tersebut bergerak ke chamber 1

4) Di chamber 1,sample tersebut akan dicampur

dengan reagent diluent

5) Chamber 1,untuk menbaca WBC dan HGB

6) Setelah itu,sample tadi yang sudah tercampur

dengan diluent tersebut disedot oleh jarum

tadi

7) Setelah disedot oleh jarum,jarum tersebut

akan kechamber 2

8) Di chamber 2,sample tersebut akan dicampur

lagi oleh reagent lyse

9) Chamber 2 untuk membaca RBC,PLT,HCT

10) Hasil akan keluar di display dan print out

3) Bagian – bagian alat Hematology Analyzer

a) Display : berfungsi untuk menampilkan hasil

b) Jarum : berfungsi unruk menyedot sample

c) Aspirate : untuk tombol start

d) Print out : untuk mencetak hasil

72

Page 73: Laporan PKL

c. Spesifikasi Alat Dental Unit

1) Power Supply : 100 – 240 V / 50 / 60 Hz

2) Printer : 80 column

3) Throughtput : 60 test

4) Screen : 16 lines LCD screen

5) Parameter : WBC, NEU# & NEU%, LYM# & LYM%,

MON# & MON%, EOS# & EOS%, BAS# &

BAS%, ALY# & ALY%, LIC# & LIC%,

RBC, HGB, HCT, MCV, MCH, MCHC,

RDW, PLT, MPV, PCT, PDW.

6) Blood Volume : CBC mode : 30 µL

CBC + DIFF mode : 53 µL

3. Mampu Melakukan Penempatan Dan Penyimpanan Alat

Hematology Analyzer

a. Ruang pelayanan : Dioperasikan di Ruangan

Laboratorium Klinik

b. Persyaratan ruangan :

1) Suhu ruangan : 0°C - 40°C

2) Kelembaban : < 85%

3) Tekanan Atmosfer : 76kPa – 106kPa

4) Tidak boleh ada debu, getaran, kegaduhan /

kebisingan, dan gangguan listrik.

5) Pastikan tempat cukup untuk Waste dan Air

Bersih

73

Page 74: Laporan PKL

6) Tahanan Pembumian harus baik nilainya dibawah

≤ 0,2 ohm

c. Perencanaan penyimpanan

1) Harus dekat dengan sumber air atau keran

2) Jauhkan dari alat – alat Laboratorium yang

berguncang ataupun yang bergetar.

3) Alat diletakkan diatas meja dan mampu menahan

beban alat yaitu 35Kg.

4.Mampu Melakukan Pemeliharaan Alat Hematology

Analyzer

a. Alat Ukur :

ESA

1) Kebocoran arus pada alat

2) Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa

pembumian.

3) Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian.

4) Kebocoran kabel pembumian

5) Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa

pembumian

6) Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian

7) Nilai resistansi kawat pembumian

8) Nilai tahanan kabel isolasi catu daya

b. Alat Kerja :

1) Toolset

74

Page 75: Laporan PKL

2) AVO Meter

c. Bahan Kerja

1) Tabung Reaksi

2) Reagent Diluent

3) Reagent Lyse

4) Reagent Rinse

5) Detergent

6) Kertas Print

7) Probe Cleanser

8) Bzet Cleanser

d. Sifat Material

1) Gel

2) Ukuran paper 1.00 X 5

3) Body terbuat dari bahan yang mudah

dibersihkan.

e. Prosedur Pemeliharaan

1) Petugas Elektromedis membersihkan

keseluruhan alat, uji kinerja alat,

melakukan pengecekan kondisi elektroda,

melakukan pengecekan fungsi Step response

dengan menekan tombol 1mV, dan melakukan

pelumasan pada roda gigi motor dan roll

75

Page 76: Laporan PKL

kertas perekam setiap 1 bulan sekali secara

rutin.

2) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan

system catu daya, melakukan pengecekan

tombol selector dan indikator, melakukan

pengecekan semua fitting dan konektor

hubungan listrik fungsi alarm dan kecepatan

kertas setiap 3 bulan sekali secara rutin

3) Petugas Elektromedis melakukan pengukuran

arus bocor dan tahanan grounding setiap 1

tahun sekali secara rutin.

4) Petugas Elektromedis mengisi formulir lembar

kerja, Kartu pemeliharaan dan menyimpulkan

hasil pemeliharaan bahwa kondisi alat baik

atau alat tidak baik

5) Pengguna alat atau Ka. Unit Pelayanan

pengguna alat ECG menandatangani formulir

lembar kerja, sebagai bukti pemeliharaan

alat telah dilaksanakan.

f. Jadwal Pemeliharaan :

Pemeliharaan ECG dilakukan pada minggu ke-2

setiap bulannya.

76

Page 77: Laporan PKL

E. Peralatan Bedah dan Anaestesi (ESU)

1. Mampu Melakukan Pencatatan alat ESU

a. Inventarisasi Alat

NamaAlat

Merk Type SN JmlKeadaan

Barang Daya

Satuan Ket

B RR RBESU Valley

Lab /

Covidie

n

Forc

e FX

F2D70015AX 1 v 130

0

VA

b. Pencatatan uji fungsi dan uji coba alat ESU

77

Page 78: Laporan PKL

No Bahan yang di uji Keterangan

1 Elektrode Neutral Baik2 Elektrode Aktif Baik3 Mode Operasi CUT Baik4 Mode Operasi COAG Baik5 Mode Operasi Bipolar Baik6 Kabel Power Baik

c. Dokumen pemeliharaan alat ESU :

Pemeliharaan ESU Meliputi:

1) Maintenance Harian

a) Bersihkan Body Alat

b) Cek fungsi alat

c) Cek fungsi selektor

2) Maintenance Mingguan

a) Cek mode operasi CUT

b) Cek mode operasi COAG

c) Cek mode operasi Bipolar

3) Maintenance Bulanan

a) Cek fungsi elektrode neutral

b) Cek fungsi elektrode aktif

c) Cek tombol selektor

d) Cek tombol indikator

e) Cek fungsi foot switch

d. Dokumen perbaikan alat ESU :

Kerusakan Penyebab

78

Page 79: Laporan PKL

Alat tidak menyala Cek kabel power

supply

Cek fuseElektrode tidak

mengeluarkan HF

Cek ekeltrode

Cek modul pembangkit

HFTerjadi arus bocor Nilai grounding tidak

bagus (terlalu

tinggi)

Sistem grounding di

jaringan kabel

terputus

Sistem grounding alat

dan PLN tidak

terkoneksi.

e. Dokumen kalibrasi alat ESU :

1) Electrosurgery Analyzer merek Fluke tipe QA-

Series II

2) Electrical Safety Analyzer merek Fluke tipe 602

3) Thermohygrometer

4) Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi Komponen

AlatNo Bagian Alat Hasil Hasil Keterang

79

Page 80: Laporan PKL

Pemeriksaan Fisik

PemeriksaanFungsi

an

1 Kontrol /Indikator

Baik Baik Baik

2 Badan /Permukaan

Baik Baik Baik

3 Kabel /Asessories

Bai Baik baik

5) Hasil pengukuran kinerja alat

a) Cutting :

Daya Max : 300 Watt R Load : 300Ω

Parameter

SettingAlat

(watt)

PembacaanStandar(watt)

Koreksi(watt)

Ketidakpastian

Cutting(watt)

30 26 -4 ± 0.5860 55 -5 ± 0.5890 82 -8 ± 0.58120 111 -9 ± 0.58150 136 -14 ± 0.58180 165 -15 ± 0.58210 192 -18 ± 0.58240 219 -21 ± 0.58270 247 -23 ± 0.58

b) Coagulation

Daya Max : 300 Watt R Load : 300Ω

Parameter

SettingAlat(watt)

PembacaanStandar(watt)

Koreksi(watt)

Ketidakpastian

Coagulation

(watt)

5 4 -1 ± 0.5810 9 -1 ± 0.5820 18 -2 ± 0.5840 38 -2 ± 0.5860 56 -3 ± 0.5880 76 -3 ± 0.58100 96 -3 ± 0.58120 114 -6 ± 0.58

80

Page 81: Laporan PKL

Keterangan

Sesuai permenkes No 363/Menkes/Per/IV/1998,

maka peralatan ini dinyatakan baik dan laik

digunakan

2. Mampu Melakukan Penggunaan Alat ESU pada Sarana

Pelayanan Kesehatan

a. Fungsi ESU

Electro Surgery Unit (ESU) digunakan untuk

memotong pada saat pembedahan dan dapat

mengendalikan pendarahan dengan cara koagulasi di

bedah tersebut. Pada saat pembedahan ESU

memberikan frekuensi arus listrik tegangan tinggi

melalui ujung elektroda aktif yang mengakibatkan

pengeringan, penguapan atau hangus dengan

pemanasan resistif pada jaringan target.

b. SOP ESU

1) Lepaskan penutup debu.

2) Periksa kondisi eksternal alat.

3) Hubungkan alat dengan terminal pembumian.

4) Hubungkan alat dengan catu daya.

5) Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke

posisi ON.

81

Page 82: Laporan PKL

6) Lakukan pemanasan secukupnya minimal: 5 – 15

menit.

7) Cek fungsi-fungsi selector pemilihan cutting,

coagulating, dan bipolar

8) Periksa sistem alarm

9) Pasang elektrode (loop elektrode, ball

electrode, atau bipolar electrode) sesuai

keperluan pelayanan.

10)Atur selektor pemilihan (cutting, coagilating

atau bipolar) sesuai keperluan.

11)Atur intensitas output sesuai keperluan.

12)Lakukan tindakan pembedahan.

13)Setelah selesai digunakan, matikan alat dengan

menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF dan

pastikan output selector keposisi minimum /

nol.

14)Lepaskan kabel elektroda (active dan neutral)

serta foot switch dari alat.

15)Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.

16)Bersihkan alat. Pastikan alat dalam kondisi

baik dan siap difungsikan pada pemakaian

berikutnya.

17)Pasang penutup debu.

c. Prinsip, Sistem Kerja dan Bagian – Bagian Alat

ESU

1) Prinsip alat ESU

82

Page 83: Laporan PKL

Electro Surgery Unit (ESU) mempunyai prinsip

kerja memusatkan arus listrikbolak balik

(alternating current) berfrekuensi tinggi ke salah

satu jaringan pada tubuh pasien. Pengaliran

arus listrik frekuensi tinggi melalui jaringan

biologi ini bertujuan untuk mencapai efek

bedah seperti pemotongan (cutting), penggumpalan

(coagulating), atau pengawetan melalui proses

pengeringan (dessication).

2) Sistem kerja alat ESU

Pada penggunaan pesawat Electrosurgery Unit,

dipakai arus listrik dengan frekuensi tinggi

yang berguna untuk memaksimalkan efek panas

(thermal) dan meredam terjadinya efek faradik

dan efek elektrolitik, oleh karena itu

dipergunakan frekuensi diatas 300 kHz.

Arus frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh

rangkaian ossilator akan terjadi apabila saat

tombol elektoda aktif atau foot switch

ditekan, sehingga arus listrik frekuensi

tinggi akan mengalir dari elektroda aktif ke

jaringan tubuh dan tersalur menuju elektroda

netral. Maksud dari penggunaan arus listrik

didalam pembedahan adalah untuk mengurangi

perdarahan karena darah pada jaringan yang

83

Page 84: Laporan PKL

terpotong dapat dengan segera membeku serta

mengurangi kontaminasi bakteri.

Kerugian penggunaan arus listrik frekuensi

tinggi dalam pembedahan yaitu mengakibatkan

sel-sel yang ada disekitarnya menjadi mati,

terjadinya luka bakar, sehingga penyembuhan

luka relatif lama dan dapat menimbulkan bekas

luka yang menganga dan kemungkinan terjadi

ledakan dalam ruangan jika terdapat gas

aesthesi yang bersifat mudah terbakar.

3) Bagian – bagian alat ESU

a) Power Supply

Power Supply adalah pembangkit arus searah

dimana arus bolak balik diubah menjadi arus

searah. Pada blok ini terdiri dari saklar

penghubung ( ON/OFF switch ) dilengkapi

84

Page 85: Laporan PKL

dengan transformator step down, serta

penyearah yang menyalurkan tegangan listrik

ke rangkaian yang membutuhkan.

b) Pembangkit Frekuensi Tinggi (HF)

Pembangkit HF adalah bagian yang

membangkitan frekuensi tinggi melalui

rangkaian Oscillator, kemudian diperkuat

oleh rangkaian Amplifier. HF filter

merupakan penyaring terhadap frekuensi

tinggi yang dihasilkan oscillator ke

rangkaian catu daya (power supply).

c) Interface

Interface terdiri dari berbagai tombol dan

display setting mulai dari pemilihan mode,

tingkat daya cutting monopolar 1 dan 2,

tingkat daya cutting bipolar dan tingkat

daya coagulating.

d) Elektroda

- Elektroda Aktif

Elektroda dengan ukuran kecil( tebal

sampai 1mm dan lebar sampai dengan 10 mm)

dengan bentuk fisik mempunyai permukaan

85

Page 86: Laporan PKL

yang sempit. Hal ini bertujuan agar arus

listrik frekuensi tinggi akan lebih

terpusat hingga panas yang dicapai pada

tubuh merupakan panas yang maksimum.

- Elektroda Pasif

Memiliki fungsi sebagai elektroda

pengembalian dari pasien untuk

memindahkan arus dari pasien secara aman

d. Spesifikasi Alat ESU

1) Merk : Valley Lab

2) No. Seri : FOG 66185 A

3) Type : Force FX

4) Lebar : 35,6 cm

5) Panjang : 45,7 cm

6) Tinggi : 11,1 cm

7) Berat : <8,2 Kg

8) Kelembaban : 30 % - 75 %

9) Volt : 220 – 240V

10)Frekuensi : 50/60Hz

3. Mampu Melakukan Penempatan Dan Penyimpanan Alat ESU

86

Page 87: Laporan PKL

a. Ruang pelayanan : Dioperasikan di Ruangan

Instalasi Bedah Sentral

b. Persyaratan ruangan :

1) Tegangan/Catu Daya dari PLN sebesar 220 V

2) Suhu ruangan tidak lebih dari 20 - 25C

3) Kelembapan ruangan ± 60 %

4) Kondisi ruangan memilki isolasi yang baik.

5) Jauh dari bahan – bahan yang dapat

menyebabkan munculnya percikan api dan

kebakaran.

6) Terhubung dengan satu alat dengan satu stop

kontak.

7) Jauh dari gas yang berjenis oksigen.

8) Tahanan Pembumian harus baik nilainya dibawah

≤ 0,2 ohm

d. Perencanaan penyimpanan

1) Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke

posisi OFF

2) Lepaskan hubungan alat dari catu daya.

3) Bersihkan alat.

4) Pasang penutup debu.

5) Kembalikan alat ke tempat semula.

4. Mampu Melakukan Pemeliharaan Alat ESU

a. Alat Ukur :

ESA

87

Page 88: Laporan PKL

1) Kebocoran arus pada alat

2) Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa

pembumian.

3) Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian.

4) Kebocoran kabel pembumian

5) Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa

pembumian

6) Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian

7) Nilai resistansi kawat pembumian

8) Nilai tahanan kabel isolasi catu daya

b. Alat Kerja :

1) Toolset

2) AVO Meter

c. Bahan Kerja

1) Satu set cairan semprot (contact cleaner / CRC,

pelumas semprot, dan cairan pembersih semprot

khusus alat elektronik)

2) Alat pengaman ( hand scone, masker )

3) Kain untuk membersihkan

4) Sticker Maintenance

d. Prosedur Pemeliharaan

1) Petugas Elektromedis membersihkan keseluruhan

alat, melakukan pengecekan system catu daya,

88

Page 89: Laporan PKL

pengecekan tombol selector dan indikator serta

uji kinerja alat setiap 1 bulan

sekali secara rutin.

2) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan

elektroda aktif dan netral setiap 3 bulan

sekali

3) Petugas Elektromedis melakukan pengecekan

fungsi foot switch setiap 6 bulan sekali secara

rutin.

4) Petugas Elektromedis melakukan pengukuran arus

bocor, pengukuran grounding, serta pengujian

dan performa frekuensi kinerja alat.

5) Petugas Elektromedis mengisi formulir lembar

kerja, Kartu pemeliharaan dan menyimpulkan

hasil pemeliharaan bahwa kondisi alat baik atau

alat tidak baik.

6) Pengguna alat atau Ka. Unit Pelayanan pengguna

alat ESU menandatangani formulir lembar kerja,

sebagai bukti pemeliharaan alat telah

dilaksanakan

e. Jadwal Pemeliharaan :

Pemeliharaan ECG dilakukan pada minggu ke-1

setiap bulannya.

89


Related Documents