BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan sistematik dan sinkron antara program pendidikan di kampus dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung dengan dunia kerja secara terarah untuk membentuk keahlian dan mental mahasiswa agar pada saat lulus dari perkuliahan siap terjun dalam dunia kerja. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, kegiatan penyelenggaraan PKL diharapkan dapat meningkatkan keahlian dan etos kerja mahasiswa yang meliputi : kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, disiplin dan kerajinan dalam bekerja. B. Maksud dan Tujuan 1. Tujuan umum Tujuan umum praktek kerja lapangan adalah merupakan realisasi dari tujuan pendidikan, sehingga mahasiswa: 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu
penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional
yang memadukan sistematik dan sinkron antara
program pendidikan di kampus dan penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja
secara langsung dengan dunia kerja secara terarah
untuk membentuk keahlian dan mental mahasiswa agar
pada saat lulus dari perkuliahan siap terjun dalam
dunia kerja.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan
selama 2 (dua) bulan, kegiatan penyelenggaraan PKL
diharapkan dapat meningkatkan keahlian dan etos
kerja mahasiswa yang meliputi : kemampuan bekerja,
motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, disiplin
dan kerajinan dalam bekerja.
B. Maksud dan Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum praktek kerja lapangan adalah
merupakan realisasi dari tujuan pendidikan,
sehingga mahasiswa:
1
a. Memahami lebih dalam masalah teknik
perencanaan, pemasangan, pengujian dan
pemeliharaan alat elektromedik.
b. Memahami tentang struktur dan proses yang
terjadi di lapangan.
c. Terbina kepribadian dalam hidup berwarga
negara
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pencatatan alat elektromedik
b. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan
alat elektromedik
c. Mampu melakukan pemasangan/instalasi alat
alektomedik
d. Mampu melakukan pemindahan, pemasangan,
perencanaan, dan pemeliharaan alat
elektromedik
C. Batasan masalah
Agar tidak terjadi pelebaran masalah yang akan di
hadapi maka dalam pembuatan laporan PKL ini penulis
hanya membuat laporan yang telah di tentukan oleh
pihak kampus.
D. Metode pengumpulan data
2
Metode pengumpulan datan yang penulis gunakan
dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini
adalah sebagai berikut:
1. Metode observasi
Yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung
di lingkungan rumah sakit dan pengenalan alat-alat
kesehatan yang digunakan.
2. Metode wawancara
Yaitu dengan cara tanya jawab antara mahasiswa
dengan instruktur yang berkompeten di bidang alat
kesehatann.
3. Metode literatur
Yaitu dengan membaca buku-buku yang relevan
tentang alat kesehtan sebagai bahan referensi
E. Materi praktek kerja lapangan
1. Peralatan diagnostik
2. Peralatan terapi
3. Peralatan life support dan life saving
4. Peralatan laboraturium
5. Peralatan bedah dan anastesi
6. Peralatan radiologi
F. Sistematika penulisan
untuk memberikan gambaran secara garis besar
tentang isi laporan ini serta menurut alat yang
3
dibahas, maka perlu penulis sajikan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Pembatasan Masalah
D. Metode Pengumpulan Data
E. Materi Praktik Kerja Lapangan
F. Sistematika Penulisan
BAB II PANDANGAN UMUM RSUD KRATON KAB. PEKALONGAN
A. Sejarah singkat RSUD Kraton Kab. Pekalongan
B. Jenis-jenis Pelayanan RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan
C. Pelayanan Penunjang Medik dan Non medik
D. Struktur Organisasi RSUD Kraton Kab. Pekalongan
E. Instalasi Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
BAB III PEMBAHASAN ALAT
A. Peralatan Diagnostik
B. Peralatan Terapi
C. Peralatan Life Support & Anastesi
D. Peralatan Bedah & Anastesi
E. Peralatan Radiologi
F. Peralatan Laboratorium Klinik
4
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
Lampiran
BAB II
GAMBARAN UMUM RS
A. Sejarah Singkat Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum
Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pekalongan
berada diwilayah kota madya pekalongan, namun
pemiliknya adalah Pemerintah Daerah Kabupaten
Pekalongan. Hal ini tidak terlepas dengan sejarah yang
melatar belakanginya.
Semula pemerintah kabupaten pekalongan memiliki
RS yang terletak didesa kalisari. Dengan berlakunya
undang-undang nomor 9 tahun 1966 tentang pembentukan
kabupaten batang, desa kalisari masuk wilayah
kabupaten batang,sehingga RS yang berada di desa
kalisari tersebut berpindah kepemilikannya menjadi
milik Pemerintah Daerah Batang. Sejak saat itu
5
Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan tidak memiliki
RS.
Rumah Sakit Kraton semula dikelola oleh misi
katolik yang pada bulan juli 1954 pengelolaannya di
serahkan pada Pemerintah Daerah Kotamadya Pekalongan.
Pada perjalanan pengelolaan RS,Pemerintah Daerah
Kotamadya Pekalongan,mengawali banyak hambatan.
Sehingga pada siding DPRD,DGR tanggal 20 september
1966,diputuskan bahwa pengelolaan RS Kraton diserahkan
kepada Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Tingkat I
Jawa Tengah.
Pada tanggal 23 januari 1967, oleh Gubernur
kepala Daerah Provinsi Dati I jawa tengah pengelolaan
Rumah Sakit diserahkan Kepada Pemerintah Tingkat II
Kabupaten Pekalongan.
Tanggal 30 januari 1995 dengan SK Menkes
no.96/Menkes/1995,RSUD Kabupaten Pekalongan di naikan
kelasnya dari Rumah Sakit Pemerintah kelas C menjadi
kelas B Non pendidikan.
1. Perda Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalonagn no 5 th
1995
RSU Kabupaten Pekalongan menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah unit swadana Kabupaten Daerah Tingkat II
Pekalongan.
2. Pada th 2003 ditetapkan dengan Perda no 11 th 2002
perubahan pertama atas Perda no 8 th 2001
6
RSUD unit swadana Kabupaten Daerah Tingkat II
Pekalongan menjadi Badan Pengelola RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan.
3. Perda Kabupaten Pekalongan no 15 th 2008
BP RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan menjadi RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan.
4. Pada tanggal 2 januari 2012
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan berubah pelayanan
menjadi BLUD (Badan Lembaga Umum Daerah) dan tidak
lagi mendapatkan subsidi dari pemerintah daerah
kabupaten pekalongan.
Visi
“ Sebagai Rumah Sakit Kelas B Pendidikan dengan
pelayanan prima terakreditasi paripurna ”.
Misi
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Sumber Daya
Manusia sesuai dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
2. Meningkatkan kuantitan dan kualitas Sarana
Prasarana Rumah Sakit sesuai dengan perkembangan
teknologi.
3. Memberikan pelayanan yang adil dan bermutu dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
7
4. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan yang
transparan, akuntabel dan bertanggung jawab.
5. Mempersiapkan Rumah Sakit terakreditasi paripurna.
Moto
“ Selangkah lebih maju, Ramah dalam Pelayanan “
B. Jenis-Jenis Pelayanan RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan
1. Instalasi Rawat Jalan
Meliputi:
a. Poliklinik umum
b. Poliklinik Spesialis Bedah Umum
c. Poliklinik Spesialis Bedah Tumor (Onkologi)
d. Poliklinik Spesialis Orthopedi
e. Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
f. Poliklinik Spesialis Jantung
g. Poliklinik Spesialis Paru
h. Poliklinik SpesialisTHT
i. Poliklinik Spesialis Mata
j. Poliklinik Spesialis Kulit Kelamin
k. Poliklinik Spesialis Anak
l. Poliklinik Spesialis Syaraf
m. Poliklinik DM Terpadu
n. Poliklinik Apesialis Rehabilitas Medik
o. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
p. Poliklinik Spesialis Kesehatan Jiwa
8
q. Poliklinik Spesialis Gigi dan Mulut
r. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
s. Intensive Care Unit (ICU)
t. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
2. Instalasi Rawat Inap
a. Ruang Anggrek
b. Ruang Cempaka
c. Ruang Kenanga
d. Ruang Mawar
e. Ruang Nusa Indah
f. Ruang Wijaya Kusuma
g. Ruang Seruni
h. Ruang Dahlia
i. Ruang Melati
j. Ruang Flamboyan
k. Ruang Teratai
C. Pelayanan Penunjang Medik Dan Non Medik dan Pelayanan
Penunjang Medik
1. Instalasi Laboratorium
a. Memberikan layanan 24 jam
b. Dilengkapi dengan pelayanan :
c. Hematologi
d. Kimia darah
e. Urinalisa
f. Faeses
9
g. Imonosorologi
h. NAPZA
2. Instalasi Radiologi
a. Memberikan layanan foto untuk menunjang diagnose
penyakit
b. Alat-alat (Alat Rontgen General, Panoramik, USG,
CT-scan, APF, CR (Computer Radiografi)
3. Instalasi Rehabilitasi Medik/Fisioterapi
a. Memberikan layanan dalam rangka mencegah
kecacatan akibat proses pengobatan atau akibat
yang ditimbulkan oleh penyakit itu sendiri,
sehingga kemampuan fisik dan mental penderita
dapat pulih dengan baik.
b. Alat-alat (Traksi lumbal, Infra Red, UST, SWD,
Tens, Tensimeter)
c. Kondisi/penyakit yang ditangani oleh bagian
fisioterapi :
1) Pasca stroke
2) Nyeri punggung (low back pain)
3) Batuk Produktif (berlendir)
4) Osteo Arthiriistis
5) Osteo Porosis
6) Kelumpuhan syaraf wajah (Bell’s palsy)
7) Asthama Bronchile
10
8) Kelumpuhan anggota gerak bawah (pararesis
inferior)
9) Patah tulang (pasca fracture)
10) Gangguan tumbuh kembang anak
11) Cervical Syndrom
12) Frozen shoulder
13) Myalga
14) Sprain otot dan masalah otot-otot lain
4. Instalasi Farmasi
a. Menyediakan obat-obatan dan alat habis pakai bagi
pasien rawat jalan/rawat inap
b. Memberikan layanan 24 jam
5. Instalasi Gizi
a. Memberikan layanan kecukupan gizi di rumah sakit.
b. Memberikan layanan konsultasi gizi bagi penderita
yang membutuhkan diet khusus, baik pasien rawat
inap/rawat jalan.
6. Pelayanan penunjang non medic
a. IPSRS
b. Instalasi Mekanikal Elektrikal dan Gas Medis
c. CSSD
d. Sanitasi
e. Pemulasaraan jenazah
11
D. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kraton
Kabupaten Pekalongan
Guna mempermudah kinerja dari masing – masing
bagian dalam RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan, maka
disusun dalam suatu struktur organisasi yang masing –
masing bagian mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda
namun bekaitan antara satu dengan yang lainya.
Sehingga terciptalah kinerja RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan yang dapat memberikan pelayanan yang baik
bagi masyarakat.
Gambar Struktur Organisasi Rumah Sakit Daerah
Kraton Kabupaten Pekalongan, adapun dari struktur
organisasi Badan Pengeloaan Rumah Sakit Umum Daerah
Kraton Kabupaten Pekalongan adalah (terlampir)
E. Instalasi Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Rumah
Sakit
1. Tugas Pokok IPSRS :
a. Menyusun program kerja jangka pendek dan
panjang di bidang alat kesehatan dan bangunan
fisik.
b. Melakukan pemeliharaan peralatan kesehatan dan
bangunan fisik di rumah sakit.
c. Melakukan perbaikan peralatan kesehatan dan
bangunan fisik di rumah sakit.
d. Melakukan pengembangan terhadap kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan.
12
e. Melakukan pengawasan perbaikan yang di kerjakan
oleh pihak ketiga
f. Membuat Standar operasional prosedur pemakaian
dan perbaikan alat kesehatan.
g. Menginventaris peralatan kesehatan dan bangunan
fisik.
h. Membuat jadwal pemeliharaan alat kesehatan dan
bangunan fisik.
i. Memberi saran/usulan kepada direktur dalam hal
pemeliharaan serta perbaikan alat kesehatan dan
bangunan fisik.
j. Mengevaluasi hasil pemeliharaan.\
Dalam melakukan tugas & fungsinya, Instalasi
Pemeliharaan Sarana dan prasarana memiliki prgram
kerja utama yaitu selalu berupaya untuk
meningkatkan pemeliharaan pencegahan (preventif
maintenance), sehingga dapat mengurangi jumlah
kerusakan sarana prasarana dan peralatan rumah
sakit.
Jenis program kerja tersebut diantaranya yaitu
dengan cara :
1) Mengevaluasi kembali cara-cara pemeliharaan
2) Membuat SOP pemeliharaan masing-masing alat
3) Memperluas cakupan pemeliharaan
4) Meningkatkan kemampuan teknis karyawan IPSRS
13
2. Tugas Fungsional Instalasi Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit
a. Kepala Instalasi
14
Koordinator AlatMedik
Koordinator NonMedik
Pelaksana BangunanFisik
Pelaksana
Pemeliharaan
Preventif
Pelaksana
Pemeliharaan
Korektif
KEPALA INSTALASI
IPSRS
Andi Rizkianto,
Pelaksana Mebel
Air
1) Melaksanakan koordinasi tugas-tugas yang ada
dalam instalasi.
2) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan alat kesehatan, pemeliharaan
bangunan fisik, sanitasi, dan mekanikal,
elektrikal dan gas medis.
3) Menyusun program kerja dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan instalasi.
4) Melaksanakan koordinasi dengan unit pelayanan
terkait di Rumah Sakit.
5) Melakukan koordinasi dengan Bidang Penunjang
Pelayananan Medis dan Non Medis.
6) Melakukan pengawasan pemeliharaan dan
perbaikan.
b. Uraian Tugas Penanggung Jawab Pemeliharaan Alat
Kesehatan (Alkes)
1) Menyusun program kerja tahunan Pemeliharaan
alkes.
- Membuat rincian kegiatan tahunan.
- Membuat jadwal pemeliharaan.
- Menyusun program kerja dalam bentuk laporan
dan di sampaikan ke atasan langsung.
2) Menyusun standar kebutuhan sarana dan bahan
kegiatan untuk Pemeliharaan Alkes.
- Menghimpun usulan dari teknisi pemeliharaan
alkes.
15
- Menginventaris bahan-bahan pemeliharaan.
- Menginventaris alat yang di gunakan dalam
pemeliharaan.
3) Menyusun biaya pemeliharaan alkes.
- Menganalisa kerusakan alat kesehatan.
- Membuat permintaan penawaran kepada penyadia
jasa pemeliharaan alkes sebagai dasar
menentukan biaya.
- Membuat laporan kemudian di sampaikan kepada
ka.instalasi dan PTK Pemeliharaan Alkes.
4) Merumuskan masalah yang dihadapi instalasi
khususnya pemeliharaan alkes dan melaporkan ke
atasan langsung.
- Membantu menyelesaikan perbaikan alkes
apabila di perlukan.
- Membuat Skala prioritas.
- Melaporkanya ke atasan langsung dalam bentuk
laporan tertulis maupun lisan.
5) Mengupayakan efisiensi penggunaan bahan
pemeliharaan.
- Mengevaluasi kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan alkes.
- Selalu berkoordinasi dengan suplayer alkes
ataupun rekan profesi sejawat dari rumah
sakit lain tentang perkembangan pemeliharaan
alkes terkini.
16
- Update teknologi khususnya pemeliharaan
alkes melalui internet.
- Mengaplikasikan ke kegiatan.
6) Membantu pemeliharaan dan perbaikan alat
kesehatan.
- Ikut melaksanakan kegiatan preventif
maintenance (pembersihan, Pengencangan,
pelumasan, penggantian sperpat, kalibrasi )
susuai jadwal.
- Membantu melaksanakan perbaikan Alat
kesehatan apabila teknisi pemeliharaan alkes
mengalami kesulitan.
7) Melaksanakan koordinasi dengan unit pelayanan
terkait di Rumah Sakit yang berkaitan dengan
alat kesehatan.
- Merumuskan masalah.
- Berkoordinasi dengan karu/ ka inst. Terkait.
8) Melaksanakan orientasi bagi pegawai baru dan
mahasiswa praktek.
- Pengenalan Staf IPSRS.
- Pengenalan ruangan dan peralatan kesehatan
milik rsud kraton.
- Mengarahkan tugas sehari – hari.
- Mengajari pemeliharaan dan perbaikan alkes
kepada pegawai baru dan mahasiswa praktek.
17
9) Memeriksa hasil kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan alkes.
- Memeriksa kembali hasil pemeliharaan alkes
yang di lakukan teknisi alkes.
- Menghimpun Laporan hasil pemeliharaan.
10) Menyusun daftar Perlatan yang akan di
kalibrasi.
- Mengecek sertifikat kalibrasi.
- Membuat daftar sertifikat kalibrasi yang
sudah habis masa kalibrasinya.
- Meminta Permintaan Penawaran harga ke pihak
ke III.
11) Berkoordinasi dengan suplayer atau
distributor alkes terkait pemeliharaan alkes.
- Menganalisa kerusakan alkes.
- Menghubungi supleyer guna berkoordinasi
apabila kerusakanya sulit.
- Melaksanakan Saran – saran yang di berikan
dari suplayer alkes.
12) Membuat SPO terkait pemeliharaan alkes.
- Membaca dan Pahami manual book / user manual
dari alat tersebut.
- Apabila kurang paham, berkoordinasi dengan
suplayernya.
18
- Membaca dan pahami buku pedoman pemeliharaan
alkes yang di keluarkan dari departemen
kesehatan.
- Membuat SPO yang di sesuaikan dengan alat
tersebut.
- Menempel SPO sesuai dengan nama, type dan
merk alat kesehatan.
13) Menginventaris Alat kesehatan.
- Menyipakan daftar inventaris alkes
sebelumnya.
- Keliling semua Ruangan dan mencocokan dengan
keadaan terbaru <kondisi alat>.
- Apabila ada penambahan alat di catat,apabila
kondisi alat sudah rusak dan tidak bisa di
perbaiki usulkan penghapusan.
- Membuat inventaris terbaru sesuai format.
- Melaporkan ke atasan langsung.
14) Mendampingi apabila ada perbaikan yang di
lakukan oleh pihak keIII.
- Mengambil alat yang rusak dari ruangan /
menunjukan alat yang rusak di ruangan.
- Menjelaskan Kerusakanya.
- Mendampingi selama proses
perbaikanmelaporkan ke atasan langsung.
15) Mendampingi apabila ada kalibrasi alat
kesehatan yang dilakukan oleh pihak ke III.
19
- Mengambil/ menunjukkan alat yang akan
dikalibrasi di ruangan.
- Mendampingi selama proses kalibrasi.
- Apabila didapati alat kesehatan tersebut
tidak lolos kalibrasi maka segera
diperbaiki.
16) Melaksanakan Tugas lain dari atasan.
c. Uraian Tugas Pelaksana Teknisi Elektromedis
1) Melaksanakan pemeliharaan / preventiv
maintenance alat kesehatan
- Melihat jadwal.
- Mempersiapkan Prasarat untuk pemeliharaan.
- Menuju ruangan perawatan.
- Melakukan pemeliharaan alat kesehatan.
- Mencatat hasil pemeliharaan alkes.
2) Melaksanakan perbaikan alat kesehatan.
- Menerima permintaan perbaikan.
- Mempersiapkan Prasarat untuk perbaikan.
- Menuju ruangan perawatan.
- Melakukan perbaikan alat kesehatan.
- Mencacat hasil perbaikan alkes.
3) Menginventaris Alat kesehatan.
- Menyiapkan daftar inventaris alkes
sebelumnya.
- Keliling semua Ruangan dan mencocokan dengan
keadaan terbaru <kondisi alat>.
20
- Apabila ada penambahan alat di catat,
apabila kondisi alat sudah rusak dan tidak
bisa di perbaiki usulkan penghapusan.
- Membuat inventaris terbaru sesuai format.
- Melaporkan ke atasan langsung.
4) Membuat jadwal kegiatan pemeliharaan preventif
dan kuratif.
- Menyusun inventaris alat kesehatan.
- Menyusun jadwal kegiatan preventi dan
kuratif.
- Melaporkan ke atasan langsung.
5) Menghimpun rencana kebutuhan bahan
pemeliharaan dan perbaikan alat medik.
- Menerima usulan spare part alat kesehatan
oleh ruangan / instalas.
- Merekap usulan spare part alat kesehatan.
- Menyusun kebutuhan spare part alat kesehatan
ruangan / instalasi.
- Melaporkan ke atasan langsung.
6) Menyusun stok spare part yang sudah atau yang
belum digunakan.
- Membuat daftar stok spare part.
- Mencacat data spare part yang sudah atau
yang belum digunakan.
- Membuat laporan penggunaan stok sparepart.
- Melaporkan ke atasan langsung.
7) Menjaga barang inventaris di ruang IPSRS.
21
- Memelihara toolset.
- Membuat inventaris barang di IPSRS.
- Mencatat apabila ada petugas lain meminjam
toolkit.
8) Membuat SPO terkait pemeliharaan alkes.
- Membaca dan Pahami manual book / user manual
dari alat tersebut.
- Apabila kurang paham, berkoordinasi dengan
suplayernya.
- Membaca dan pahami buku pedoman pemeliharaan
alkes yang di keluarkan dari departemen
kesehatan.
- Membuat SPO yang di sesuaikan dengan alat
tersebut.
- Menempel SPO sesuai dengan nama, type dan
merk alat kesehatan.
9) Membuat laporan bulanan
- Mengumpulkan laporan kerusakan
- Mencatat laporan dibuku kendali ruangan
- Membuat laporan di komputer sesuai format
10) Membuat surat menyurat antar instalasi
- Membantu menyiapkan bahan
- Mengetik isi surat
- Mengantarkanya ke tujuan
11) Mendampingi apabila ada perbaikan yang di
lakukan oleh pihak ke-III
22
- Mengambil alat yang rusak dari ruangan /
menunjukan alat yang rusak di ruangan
- Menjelaskan Kerusakanya
- Mendampingi selama proses perbaikan
melaporkan ke atasan langsung
12) Mendampingi apabila ada kalibrasi alat
kesehatan yang dilakukan oleh pihak ke III
- Mengambil/ menunjukkan alat yang akan
dikalibrasi di ruangan
- Mendampingi selama proses kalibrasi
- Apabila didapati alat kesehatan tersebut
tidak lolos kalibrasi maka segera diperbaiki
13) Mengerjakan tugas lain dari atasan
BAB III
PEMBAHASAN ALAT
23
A. Peralatan Life Support and Life Saving ( Baby
Incubator )
1.Mampu Melakukan Pencatatan alat Baby Incubator
a. Inventarisasi alat
Nama Alat Merk Type SN JmlKeadaan
Barang Daya Satuan Ket
B RR RBBaby
Incubator
Ginevr
i
OGB
Politren
d
375/
12
1 v 230 VA
b. Pencatatan uji fungsi dan uji coba alat Baby
Incubator
No Bahan yang di uji Keterangan
1 Humidifier Control Baik2 Control Panel Baik3 Port and Door Baik4 Matras / Bed Baik
24
5 Filter Bakteri Baik
c. Dokumen pemeliharaan alat Baby Incubator :
Pemeliharaan Baby Incubator Meliputi:
1) Maintenance Harian
- Bersihkan alat.
- Pengisian air kelembaban.
- Cek temperature suhu ruang/chamber
2) Maintenance Mingguan
- Pengecekan heater.
3) Maintenance Bulanan
- Periksa dan bersihkan bagian-bagian alat.
- Periksa kondisi kipas/blower.
- Periksa soket elemen pemanas.
- Periksa indikator-indikator dan system
alarm.
- Periksa filter udara.
- Periksa kelembaban ruang incubator.
- Periksa catu daya pemanas.
- Cek untuk control unit.
- Uji fungsi secara lengkap.
- Tes keamanan alat.
d. Dokumen perbaikan alat Baby Incubator :
Kerusakan Penyebab
25
Lampu indikator sensor
kulit pada incubator
menyala
Sensor skin rusak
Sensor skin tidak
menempel pada kulit
bayi
Mainboard rusakSuhu udara incubator
naik terlalu tinggi
(overheat).
Setting suhu diset
pada posisi
temperature yang
terlalu tinggi
Sensor suhu rusak
Terminal temperature
lebih mengalami
kerusakanSuhu incubator tidaknaik
Saklar temperature
kontrol diset pada
posisi temperature
yang terlalu rendah
Tegangan PLN turun
Pemanas mengalami
kerusakan terputusTerjadi arus bocor Nilai grounding tidak