LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA
PEMBUATAN SEDIAAN LARUTAN SIRUP PARASETAMOL
Disusun oleh : 1. Putu Argianti Meyta Sari (122210101001) 2. Trias Alfiliatiningsih (122210101003) 3. Khurmatul Walida T.A (122210101009) 4. Wahyu Wahidatur R. (122210101011) 5. Dessy Dwi Risky A. (122210101013) 6. Kinanthi Putri Rizki (122210101015) 7. Arjun Nurfawaidi (122210101017)
Kelompok : A1 Tanggal : Rabu, 17 September 2014 Dosen : Lidya Ameliana S.Si., Apt., .Farm
LABORATORIUM FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER 2014
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui cara membuat sediaan larutan dengan
bahan aktif parasetamol
2. DASAR TEORI
Larutan merupakan suatu campuran homogen antara dua zat dari molekul,
atom ataupun ion dimana zat yang dimaksud disini adalah zat padat, minyak larut
dalam air. Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan “cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam
air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya tidak
dimasukkan kedalam golongan produk lainnya”. Dalam bidang farmasi kelarutan
sangat penting, karena dapat mengetahui dapat membantu dalam memilih medium
pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat, membantu mengatasi
kesulitan – kesulitan tertentu yang paling baik untuk obat atau kombinasi,
membantu mengatasi kesulitan – kesulitan tertentu yang timbul pada waktu
pembuatan larutan farmasetis dan lebih jauh lagi dapat bertindak sebagai standart
atau uji kelarutan.
Menurut Farmakope Indonesia III, sirup adalah sidiaan cair berupa larutan
yang mengandung sakarosa, kadar sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64%
dan tidak lebih dari 66%. Sebagian besar sirup – sirup mengandung komponen –
komponen berikut didampingi air murni dan semua zat – zat obat yang ada:
a. Pemanis
Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori
yang dihasilkan, dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori
rendah seperti laktosa.
b. Pengawet antimikroba
Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat
bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba dan jamur.
c. Perasa dan pengaroma
Hampir semua sirup di sedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan –
bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup mepunyai rasa yang enak.
Pengaroma ditambahkan kedalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan
wangi.
d. Pewarna
Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi
dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama
penyimpanan.
Parasetamol (acetaminophen) merupakan turunan senyawa sintetis dari p-
aminofenol yang memberikan efek analgesi dan antipiretik. Senyawa ini
mempunyai nama kimia N-asetil-p-aminofenol atau p-asetamidofenol atau 4’-
hidroksiasetanilid, bobot molekul 151,16 dengan rumus kimia C8H9NO2 dan
mempunyai struktur molekul sebagai berikut:
Parasetamol memiliki waktu paruh eliminasi antara 1-3 jam. (Taufik,
Rusdina) acetaminofen mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
101,0% C8H9NO2 dihitung terhadap zat telah dikeringkan. Pemeriannya adalah
hablur atau serbuk, hablur putih, tidak berbau, rasa pahit. Suhu lebur 1690C
sampai 1720 (Anonim, 1995).
Parasetamol diabsorbsi dengan cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Obat ini tersebar keseluruh cairan tubuh dan 25% terikat dengan protein plasma.
Sebagian besar perasetamol (80%) dikonjugasi dengan asam glukoronat dan
sisanya dengan asam sulfat. Metabolit hasil hidroksilasi obat ini dapat
menimbulkan methemoglobinemia dan hemolisis eritrosis. Obat ini
dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diekskresikan sebagian besar dalam
bentuk terkonjugasi melalui ginjal. Akibat dosis toksis yang yang serius adalah
nekrosis hati.
3. EVALUASI PRODUK REFEREN
1. Produk referen 1
- Merk : Tempra
- Pabrik : PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
- Kemasan : sirup 60 ml
2. Produk referen 2
- Merk : Parasetamol generik
- Pabrik : Kimia Farma
- Kemasan : sirup 60 ml
3. Produk referen 3
- Merk : Parasetamol generik
- Pabrik : Novapharin
- Kemasan : sirup 60 ml
4. STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF
HASIL STUDI PUSTAKA BAHAN AKTIF
Bahan
aktif
Efek
utama
Efek samping Indikasi Kontra
indikasi
Spesifikasi
lain
parasetam
ol
Analgeti
k,
antipireti
k
Menifestasinya
eritema,
urtikaria
demam, lesi
pada mukosa,
reaksi
hipersensitivita
s, kelainan
darah,
hepatotoksik
(untuk
penggunaan
dosis tunggal
10 – 15 mg)
Menurunkan
panas dan
menghilangk
an nyeri
ringan
sampai
sedang,
menurunkan
suhu tubuh
dengan
mekanisme
yang diduga
berdasar efek
sentral
Pasien
yang
ganggua
n fungsi
hati dan
ginjal
Kelarutan
dalam air
1:70, dalam
air panas
1:20, dalam
alkohol 1:7-
10, dalam
propilenglik
ol 1:9,
sedikit larut
dalam
kloroform
dan praktis
tidak larut
dalam eter
(FI IV:650)
Alasan pemilihan bahan aktif
Alasan pemilihan parasetamol karena peracetamol cepat di
absorbsi dalam saluran cerna dengan kadar maksimum dalam plasma
dicapai (T1/2) 30 menit – 1 jam. Merupaka biosintesis prostaglandin yang
lemah, dapat diminum sebelum makan karena tidak menyebabkan iritasi,
namun absorbsi diganggu oleh karbohidrat.
Dosis dan perhitungan
Dosis berdasarkan FI III halaman 920
Umur 6-12 bulan : 50 mg / 200 mg
Umur 1-5 tahun : 50mg – 100mg / 200mg – 400mg
Umur 6-10 tahun : 100mg – 200mg / 400mg – 800mg
> 10 tahun : 250mg / 1 g
Alasan pemilihan bahan
- Dosis : 120mg / 5ml
- Waktu pemakaian : 4 kali sehari selama 3 hari
Umur 1-5 tahun : 2,5 ml (1/2 takar)
Untuk 1 hari : 2,5 ml x 4 = 10 ml
Untuk 3 hari : 10 ml x 3 = 30 ml
Umur 5-10 tahun : 5 ml (1 takar)
Untuk 1 hari : 5 ml x 4 = 20 ml
Untuk 3 hari : 20 ml x 3 = 60 ml
Umur > 10 tahun : 10 ml (2 takar)
Untuk 1 hari : 10 ml x 4 = 40 ml
Untuk 3 hari : 40 ml x 3 = 120 ml
Dipilih kemasan 60 ml. Karena kemasan 60ml menurut kami adalah
kemasan yang paling efisien. Jika menggunakan kemasan yang 120 ml, apabila
konsumen yang mengkonsumsi obat rentang usianya 1-5 tahun, maka akan ada
banyak obat yang tersisa, yaitu kurang lebih 90ml. Bila sisa obat disimpan terlalu
lama, ada kemungkinan obat itu akan rusak dan tidak stabil. Sebaliknya, bila
konsumen yang mengkonsumsi obat rentang usianya > 10 tahun, dan kemasan
yang digunakan 30 ml, maka akan dibutuhkan 4 botol kemasan 30ml, dan hal itu
tidak efisien. Untuk itu, dipilih kemasan 60ml.
Takaran / dosis untuk persatuan takaran terkecil:
Kandungan parasetamol dalam 1 takar (cth) = 120mg / 5 ml
Untuk usia 1-5 tahun
Takaran untuk satu kali pakai dalam satu hari x 10 ml = 240 mg (masuk dalam dosis terapi)
Untuk usia 5 - 10 tahun
Takaran untuk satu kali pakai dalam satu hari x 20 ml = 480 mg (masuk dalam dosis terapi)
Untuk usia > 10 tahun
Takaran untuk satu kali pakai dalam satu hari x 40 ml = 960 mg (masuk dalam dosis terapi)
5. BAHAN AKTIF DAN BAHAN TAMBAHAN
1. Bahan Aktif
Parasetamol
a. Karakteristik Fisika
FI Edisi III, Halaman 37
Pemerian
Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan
Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%)P, dalam 13
bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan daam 9 bagian
propilenglikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida.
USP 25
Serbuk kristal putih, tidak berasa, larut dalam 20 bagian air panas, dalam
10 bagian alkohol dan dalam 15 NaOH 1 N
b. Karakteristik Kimia
Massa molekular : 272,4 g/mol
Suhu lebur : 1690-1720 C
pH Larutan : 3,8-6,1
Stabilitas :
Pada suhu >400C akan lebih mudah terdegrdasi, lebih muda terurai
dengan adanya udara dari luar dan adanya cahaya, pH jauh dari
rentang pH optimum akan menyebabkan zat terdegradasi karena
terjadihidrolisis
Khasiat dan penggunaannya : analgetikum, antipiretikum
2. Co-solven
Propilenglikol
alasan dipilih propilenglikol karena propilenglikol dapat meningkatkan
kelarutan dari parasetamol, dimana parastamol tidak larut dalam air.
Pemerian : cairan kental, jenih, tidak berwarna, tidak berbau,
rasa agak manis, dan higroskopis
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%)P
dan dengan kloroform P. Larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat bercampur
dengan eter,minyaktanah P dan minyak lemak
Titik didih : 1850-1890 C
Indeks bias : 1,431-1,433
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan kegunaan : zat ambahan dan pelarut
Propilenglikol inkompatibel dengan reagent oksidasi yaitu KmnO4
Stabilitas : pada suhu dingin, propilenglikol stabil dengan baik
pada tempat tertutup dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari cahaya
dan kering. Halini karena sifatnya yang higroskopis
3. Grape Falvour
Digunakan sebagai corigen dan disukai anak-anak
Keamanan : diabsorbsi lebih lambat pada gastrointestinal traktus
daripada sukrosa dan dimetabolisme menjadi fruktosa dan glukosa
didalam liver
Stabilitas : sorbitol inert dapat campur dengan banyak zat tambahan
lain, sangat larut air dan tidak terurai jika terjadi kenaian temperture
4. Aquadest
Merupakan plarut danpengencer utama
Pemerian : cairan jernih, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak
berwarna
5. Bahan pengental, penstabil, pelarut
Gliserol
Nama esmi : glycerolum
Nama lain : gliserol, glicerin
Pemerian : cairan sperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
manis, diikuti asa hangat,higroskopik, jika disimpan beberapa lama pada
suhu rendah dapat memadat membentukmassa hablur tidak berwarna yang
tidak melebur hingga mencapai suhu lebih kurang 200C
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%)P,
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak
lemak
6. Bahan pengawet
Nipagin (FI III, Halama 378)
Warna : putih
Rasa : tidak mempunyai rasa
Bau : hampir tidak berbau
Pemerian : serbuk hablur halus
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 25 bagianetanol (95%)P, dan dalam 3 bagian aseton P, mudah
dalam eter P dan dalam alkali hidroksida
Titik lebur : 1250-1280C
pKa/pKb : 8,4
Bobot jenis : 1,352 g/cm3 atau 1,352 g/mL
pH larutan : 3-6
Stabilitas : lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
7. Bahan pendapar
Asam sitrat (FI III, Halaman 50)
Nama resmi : Acidum citrium
Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa
sangat asam, agak higroskopik, merapuh dalam udara kering dan panas
Kelarutan : larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian
etanol (95%)P,s sukar larut dalam eter P
pH : 4,5
penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Sodium Sitrat (FI III, Halaman 406)
Nama resmi : Sodium sitrat
Rumus kimia : C6H8O7
Pemerian : hablur tidak berbau atau serbuk halus putih
Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air
mendidih, praktis tidak larut dalam etanol (96%)P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
8. Bahan Pemanis
Sukrosa (FI III,Halaman 725)
Warna : Putih tidak berwarna
Rasa : manis
Bau : Tidak berbau
Pemerian : hablur, bentuk kubus, massa hablur
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam
air mendidih, sukar larut dalam metanol, tidak larut dalam kloroform dan
eter
Titik didih : 1860C
Bobot jenis : 1,537 g/mL
Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara luar
Khasiat : Bahan sirupus simplex
Sodium Sakarin (HOPE 6th Edthion, Halaman 608)
Fungsi : Sweetening agent
Warna : Putih, serbuk kristal
Bau : Tidak berbau
Bobot jenis : 1,70 g/cm3
Stabilitas : Stabil dibawah kondisi rentang normal dalam formulasi
9. Erythrosine
Digunakan sebagai pewarna sintetik yang tidak boleh digunakan dengan
sembarangan untuk bahan tambahan
Kelarutan : larut dalam air
Rumus kimia : C20H6I4Na2O5
Massa molar : 879, 86 g/mol
Titik didih : 1420-1440C
6. SUSUNAN FORMULA DAN KOMPOSISI BAHAN YANG
DIRENCANAKAN
Bahan Fungsi Konsentrasi Jumlah skala
kecil
Jumlah skala
besar
Parasetamol Bahan aktif 2.4% 1.44 g 12 g
Gliserol Pengental 20% 22.68 g (20
ml)
189 g (166.7
ml)
Propilenglikol Co-solven 1.8% 9.342 g (9
ml)
77.86 g (75
ml)
Nipagin Pengawet 0.13% 78 mg 650 mg
Nipasol Pengawet 0.083% 50 mg 416.7 mg
Sukrosa Pemanis 1% 600 mg 5 g
Asam sitrat Dapar 0.75% 0.45 g 3.75 g
Natrium sitrat Dapar 0.77% 0.46 g 3.83 g
Grape flavor Perasa q.s q.s q.s
Natrium
sakarin
Pemanis
buatan
0.025% 15 mg 125 mg
Aquadest Pelarut Ad 60 ml Ad 60. Ad 500
Perhitungan dapar
Diketahui : pH 6
pKa1 = 3.15 ; pKa2 = 4.77 ; pKa3 = 6.40
β = 0.1
pH= pKa + log pKa = 6.40
6 = 6.4 + log Ka = 3.981 × 10-7
log = 6 – 6.4 pH = 6 = 0.3981 H+ = 10-6
[G] = 0.3981 [A]
β =
0.1 =
C = 0.2132
C = [A] + [G]
0.2132 = [A] + 0.3981 [A]
[A] = 0.1525
[G] = 0.3981 [A]
[G] = 0.3981 0.1524 = 0.061
Persamaan reaksi
0.2135 0.2135 0.2135
- - 0.2135
0.2135 0.2135 0.2135
- - 0.2135
0.061 0.061 0.061
0.1525 - 0.061
Penimbangan bahan
1. [Asam sitrat] =
0.2135 =
m = 0.45 gram
2. [Na sitrat ] =
0.2135 =
m = 0.46 gram
Perhitungan ADI dan pengambilan bahan
1. Parasetamol
Dosis 120 mg/5ml dibuat sediaan 60 ml
Parasetamol yang digunakan =
= 1440 mg
= 1.44 gram
2. Gliserol ADI = 1.0 – 1.5 g/kg BB
1- 5 th = (8.1 – 14.4 kg) 1.5 g/kg BB = 12.15 g – 21.6 g
5 - 10th= (15.8 – 23.9 kg) 1.5 g/kg BB = 23.7 g – 35.8 g
>10th = (26.8 – 29.1 kg) 1.5 g/kg BB = 40.35 g – 43.65 g
Gliserol yang digunakan = 30% 60 ml = 18 ml
m = ρ V
= 1.260 g/ml 18 ml
= 22.68 gram
Perhitungan melebihi ADI atau tidak
1– 5 th (1/2 takar – 1 takar) = 4 ml 22.68 gram
= 3.78 – 7.56 gram (tidak melebihi ADI)
5 – 10 th (1-2 takar) = 4 ml 22.68 gram
= 7.56 – 15.12 gram (tidak melebihi ADI)
>10 th (2-3 takar) = 4 ml 22.68 gram
= 15.12 – 22.68 gram (tidak melebihi ADI)
3. Propilenglikol ADI = 25 mg/kg BB
1- 5 th = (8.1 – 14.4 kg) 25 mg/kg BB = 202.5 mg – 360 mg
5 - 10th = (15.8 – 23.9 kg) 25 mg/kg BB = 395 mg – 597 mg
>10th = (26.8 – 29.1 kg) 25 mg/kg BB = 672.5 mg – 727.5 mg
Propilenglikol yang digunakan = 15% 60 ml = 9 ml
m = ρ V = 1.0381 g/ml 9 ml
= 9.3429 gram
Perhitungan melebihi ADI atau tidak
1– 5 th (1/2 takar – 1 takar) = 4 ml 9.3429 gram
= 1.557 – 3.114 gram (melebihi ADI)
5 – 10 th (1-2 takar) = 4 ml 9.3429 gram
= 3.114 – 6.229 gram (melebihi ADI)
>10 th (2-3 takar) = 4 ml 9.3429 gram
= 6.229 – 9.3429 gram (melebihi ADI)
4. Nipagin ADI = 10 mg/kg BB
1- 5 th = (8.1 – 14.4 kg) 10 mg/kg BB = 81 mg – 144 mg
5 - 10th = (15.8 – 23.9 kg) 10 mg/kg BB = 158 mg – 239 mg
>10th = (26.8 – 29.1 kg) 10 mg/kg BB = 269 mg – 291 mg
Nipagin yang digunakan = 0.13 % 60 ml
= 78 mg
Perhitungan melebihi ADI atau tidak
1– 5 th (1/2 takar – 1 takar) = 4 ml 78 mg
= 13 – 26 mg (tidak melebihi ADI)
5 – 10 th (1-2 takar) = 4 ml 78 mg
= 26 – 52 mg (tidak melebihi ADI)
>10 th (2-3 takar) = 4 ml 78 mg
= 52 – 78 mg (tidak melebihi ADI)
5. Nipasol ADI = 10 mg/kg BB
1- 5 th = (8.1 – 14.4 kg) 10 mg/kg BB = 81 mg – 144 mg
5 - 10th = (15.8 – 23.9 kg) 10 mg/kg BB = 158 mg – 239 mg
>10th = (26.8 – 29.1 kg) 10 mg/kg BB = 269 mg – 291 mg
Nipasol yang digunakan = 0.083 % 60 ml
= 50 mg
Perhitungan melebihi ADI atau tidak
1– 5 th (1/2 takar – 1 takar) = 4 ml 50 mg
= 8.3 – 16.7 mg (tidak melebihi ADI)
5 – 10 th (1-2 takar) = 4 ml 22.68
= 16.7 – 33.3 mg (tidak melebihi ADI)
>10 th (2-3 takar) = 4 ml 22.68
= 33.3 – 50 mg (tidak melebihi ADI)
6. Sukrosa ADI = 11 mg/kg BB
1- 5 th = (8.1 – 14.4 kg) 11 mg/kg BB = 89.1 mg – 158.4 mg
5 - 10th = (15.8 – 23.9 kg) 11 mg/kg BB = 173.8 mg – 262.9 mg
>10th = (26.8 – 29.1 kg) 11 mg/kg BB = 295.9 mg – 320.1 mg
Sukrosa yang digunakan = 1 % 60 ml
= 600 mg
Perhitungan melebihi ADI atau tidak
1– 5 th (1/2 takar – 1 takar) = 4 ml 600 mg
= 100 – 200 mg (tidak melebihi ADI)
5 – 10 th (1-2 takar) = 4 ml 600 mg
= 200 – 400 mg (tidak melebihi ADI)
>10 th ( 2-3 takar) = 4 ml 600 mg
= 400 – 600 mg (tidak melebihi ADI)
7. Na sakarin ADI = 50 – 300 ppm
1- 5 th = (8.1 – 14.4 kg) 300 ppm = 2430 ppm – 4320 ppm
5 - 10th = (15.8 – 23.9 kg) 300 ppm = 4740 ppm – 7170 ppm
>10th = (26.8 – 29.1 kg) 300 ppm = 8070 ppm – 8730 ppm
Na sakarin yang digunakan = 0.025 % 60 ml
= 0.015 g
Perhitungan melebihi ADI atau tidak
1– 5 th (1/2 takar – 1 takar) = 4 ml 0.015 g
= 2.5 – 5 gram (melebihi ADI)
5 – 10 th (1-2 takar) = 4 ml 0.015 g
= 4 – 10 gram (melebihi ADI)
>10 th (2-3 takar) = 4 ml 0.015 g
= 10 – 15 gram (melebihi ADI)
Perhitungan kelarutan bahan – bahan.
1. Parasetamol
Gliserol = 1 : 40
= x : 18
X = 0.45
Sisa parasetamol yang belum larut = 1.44 gram – 0.45 gram = 0.99 gram
Propilenglikol= 1 : 9
= x : 9.3429
X = 1.0381
Sisa parasetamol larut semua dalam propilenglikol
2. Nipagin
Air panas = 1 : 20
0.078 : x
X = 1.56 ml air panas
Perhitungan kadaluwarsa
pH stabil Parasetamol = 6
reaksi orde 1 t ½ =
21.8 tahun=
K = 0.693 / 21.8
K = 0.03179
Berat Parasetamol = 1.44 g
BM Parasetamol = 151.16 g/ml
Jumlah Parasetamol =
= = 0.0095 mol (C0)
Jumlah Parasetamol 90 % = 90 % 0.0095 = 0.00858 mol (C )
t 90 % =
=
= 72.44 0.0047
= 3.24 tahun = 3 tahun 3 bulan
7. METODE
Alat
- Timbangan
- Batang Pengetahuan
- Kertas Perkamen
- Gelas Ukur
- Erlenmeyer
- Pipet Tetes
- Beaker Glass
Prosedur Pembuatan Skala Laboratorium
1. Pembuatan sirup gula
2. Pembuatan larutan parasetamol
Timbang sukrosa sebanyak 25,58
Panaskan aquadest ± 25 ml hingga mencapai 80°C
Masukkan sukrosa sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut
Diinginkan hingga suhunya mencapai 40°C
Masukkan propilen glikol dan gliserol dalam erlenmeyer
Masukkan nipagin, aduk ad terlarut
Larutan dipanaskan hingga mencapai 50°C - 60°C
Masukkan parasetamol sedikit demi sedikit aduk hingga larut
Dinginkan ad 40°C
3. Pembuatan larutan dapar dan zat warna
4. Pembuatan sirup akhir.
Evaluasi Sediaan
1. Uji Organoleptis
- Keadaan yang diamati :
Bau
Warna
Rasa
Sediaan dikatakan baik apabila rasa dan aroma anggur tidak hilang.
Masukkan larutan parasetamol, nipagin, gliserol, propilen glikol dalam erlenmeyer
Tambahkan sedikit sirupus simplex aduk larutan hingga homogen.
Tambahkan larutan dapar, zat warna aduk hingga homogen.
Tambahkan larutan grape flavour sambil diaduk ad homogen
Kemas dalam botol 60 ml
Tambahkan sirupus simplex hingga 60 ml.
Masukkan secara bertahap asam sitrat, natrium sitrat dan natrium sakarin
Larutkan semua bahan dalam aquadest. Aduk hingga larut dan seluruhnya homogen
Tambahkan zat warna erytrochine, aduk hingga homogen
2. Pemeriksaan Berat Jenis
- Alat yang digunakan : Piknometer
- Mekanisme kerja :
Menimbang dengan seksama piknometer yang bersih dan kering
Mengisi piknometer dengan air hingga penuh kemudian piknometer direndam pada es
Piknometer ditutup lalu pipa kapiler dibuka biarkan suhu naik hingga suhu percobaan kemudian piknometer ditutup.
Biarkan suhu air dan piknometer mencapai suhu kamar, usap dinding luas piknometer hingga bersih
Massa jenis sirup dibagi dengan massa jenis air diperoleh berat sirup
Menimbang dengan seksama
Dihitung selisih antara W piknometer + air dan W piknometer sehingga diperoleh W air.
Nilai W air dibagi dengan berat jenis air = V air
Menghitung selisih antara W sirup+pikno dan W pikno didapat W sirup
Sirup dimasukkan ke dalam piknometer kosong, ditimbang
Selanjutnya W sirup dibagi W air diperoleh massa jenis sirup
3. Pengukuran pH
- Alat yang digunakan :
Beaker glass
pH meter
- Mekanisme kerja
4. Pemeriksaan Viskositas
- Alat yang digunakan :
Viscometer Brookfield
Menggunakan kertas indikator pH
Mencelupkan kertas indikator ke larutan sirup parasetamol
Dilihat perubahan warna dan dicocokan dengan warna pada indikato
Masukkan sirup kedalam beaker glass
Memasang alat Brookfield dan masukkan spindle dalam sirup parasetamol
Memilih pengatur kecepatan, Mengamati jarum penunjuk pada saat konstan
Mencatat angka yang ditunjuk jarum hitung viskositas
5. Penetapan Kadar
a. Standart Parasetamol
b. Sampel parasetamol
Menimbang dan melarutkan 340 mg parasetamol standart dalam 10 ml NaOH 0,1 N. Menambahkan aquadest ad 100 ml (Larutan 1). kocok ad
homogen.
Memipet 1 ml Larutan 1. Menambahkan aquadest ad 25 ml. Kocok ad homogeny (Larutan 2)
Memipet 1 ml larutan 2. Menambahkan 2 ml NaOH 0,1 N, Menambahkan aquadest ad 25 ml. Kocok ad homogen.
Melakukan penetapan kadar dengan panjang gelombang 257 nm.
Memipet sirup parasetamol 10 ml. Menambahkan 10 ml NaOH 0,1 N. Menambahkan aquadest ad 100 ml. (Larutan a) Kocok ad homogen.
Memipet 1 ml larutan a. Menambahkan aquadest ad 25 ml. Kocok ad homogen. (Larutan b)
Memipet 1 ml Larutan b. Menambahkan 2,0 ml NaOH 0,1 N. Menambahkan aquadest ad 25 ml. Kocok ad homogeny.
Penetapan kadar parasetamol menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 257 nm.
8. Rancangan Etiket, Brosur dan Kemasan
No Informasi yang harus dicantumkan
Etiket Kemasan luar Brosur
1 Nama obat jadi √ √ √ 2 Bobot netto/ vol/isi √ √ √
3 Komposisi obat √ √ √ 4 Nama industri farmasi √ √ √
5 Alamat industri farmasi √ √ √
6 Nomor pendaftaran √ √ -
7 Nomor batch √ √ - 8 Tanggal kadaluarsa √ √ -
9 Dosis √ √ √ 10 Cara penggunaan √- √ √- 11 Cara kerja/
farmakologi √ √ √
12 Indikasi √ √ √ 13 Kontraindikasi √ √ √ 14 Efek samping √ √ √ 15 Interaksi obat √ √ √ 16 Peringatan/perhatian √ √ √
17 Cara penyimpanan √ √ √
18 Tanda peringatan OBT √ √ √
19. Lingkaran tanda khusus obat keras/bebas/OBT
√ √ -
Desain brosur
FAMOLPARACETAMOL
Kandungan :Tiap 5 ml sirup mengandungParacetamol 120 mg.
Indikasi :Untuk menurunkan demam, menurunkan panas, dan meringankan rasa nyeri.
Kontra Indikasi :Pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Efek Samping :- Reaksi hipersensitivitas- Manifestasinya eritema, urtikaria demam, lesi pada mukosa.- Hepatotoksik (untuk penggunaan dosis tunggal 10-15 g)
Dosis :1-5 tahun : 1/2 sendok takar (2,5 ml) 3-4 kali sehari.6-10 tahun : 1 sendok takar (5 ml) 3-4 kali sehari.>10 tahun : 2 sendok takar (10 ml) 3-4 kali sehari.
Simpan pada suhu ruangan tertutup rapat, dan terhindardari cahaya
S I R U P
Netto : 60 ml
PT. ANUFARMA
JEMBER-INDONESIA
Perhatian :- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal.- Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi Unit Pelayanan Kesehatan.- Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati.
Desain etiket
PARACETAMOL
PT. ANUFARMA
JEMBER-INDONESIA
S I R U P
Netto : 60 ml
Indikasi :Untuk menurunkan demam, menurunkan panas, dan meringankan rasa nyeri.
Efek Samping :- Reaksi hipersensitivitas- Manifestasinya eritema, urtikaria demam, lesi pada mukosa.- Hepatotoksik (untuk penggunaan dosis tunggal 10-15 g)
Simpan pada suhu ruangan tertutup rapat, dan terhindardari cahaya
FAMOLDosis :1-5 tahun : 1/2 sendok takar (2,5 ml) 3-4 kali sehari.6-10 tahun : 1 sendok takar (5 ml) 3-4 kali sehari.>10 tahun : 2 sendok takar (10 ml) 3-4 kali sehari.
Exp. Date : September 2016
Kontra Indikasi :Pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
No. Reg : DBL 1402610737A1
No. Batch : 144293422
Kandungan :Tiap 5 ml sirup mengandungParacetamol 120 mg.
Perhatian :- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal.- Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi Unit Pelayanan Kesehatan.- Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati.
Desain kemasan
PARACETAMOL
PT. ANUFARMA
JEMBER-INDONESIA
S I R U P
Netto : 60 ml
FAMOL
PARACETAMOL
PT. ANUFARMA
JEMBER-INDONESIA
S I R U P
Netto : 60 ml
Simpan pada suhu ruangan tertutup rapat, dan terhindardari cahaya
Efek Samping :- Reaksi hipersensitivitas- Manifestasinya eritema, urtikaria demam, lesi pada mukosa.- Hepatotoksik (untuk penggunaan dosis tunggal 10-15 g)
Indikasi :Untuk menurunkan demam, menurunkan panas, dan meringankan rasa nyeri.
Kontra Indikasi :Pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
FAMOL Dosis :1-5 tahun : 1/2 sendok takar (2,5 ml) 3-4 kali sehari.6-10 tahun : 1 sendok takar (5 ml) 3-4 kali sehari.>10 tahun : 2 sendok takar (10 ml) 3-4 kali sehari.
Exp. Date : September 2016
No. Batch : 144293422
No. Reg : DBL 1402610737A1
Kandungan :Tiap 5 ml sirup mengandungParacetamol 120 mg.
Perhatian :- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal.- Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi Unit Pelayanan Kesehatan.- Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati.
9. HASIL PERCOBAAN
9.1 Rekapitulasi Data Evaluasi
No Evaluasi Spesifikasi Hasil Kriteria
1 Bentuk Larutan Larutan +
2 Warna Ungu Ungu +
3 Bau Anggur Anggur +
4 Rasa Manis Manis agak asam -
5 pH 4-6 5 +
9.2 Analisis Hasil Penelitian
Pada sediaan yang kami buat setelah dilakukan evaluasi, ternyata ada
beberapa tes yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan, antara lain :
1. Rasa = manis agak asam
Rasa asam yang dihasilkan dikarenakan volume dapar yang digunakan
terlalu banyak sehingga rasa asam dari dapar lebih mendominasi daripada
rasa obat dan perasa anggur.
2. Penggunaan bahan tambahan
a. Propilenglikol
Pada sediaan larutan sirup parasetamol yang dibuat tidak menggunakan
alkohol sebagai pelarut parasetamol, maka digunakan propilenglikol
dalam jumlah yang banyak untuk melarutkan propilenglikol. Setelah
dilakukan perhitungan ADI, ternyata propilenglikol yang digunakan dalam
sediaan terlalu banyak, sehingga bersifat toksik. Dari hasil perhitungan
yang dipersen/disesuaikan dengan sediaan ternyata dosis propilenglikol
untuk anak usia 1-5 tahun adalah 1.557 – 3.114 gram. Jadi menurut hasil
yang diperoleh propilenglikol yang digunakan melebihi dosis yang
ditentukan sehingga akan bersifat toksik dan jika digunakan akan
berbahaya.
b. Sakarin
Menurut ADI yang ada dosis sakarin yang digunakan pada anak – anak
umur 1-5 tahun adalah 2430 ppm – 4320 ppm, sedangkan pada sediaan
yang kita buat pemakaian sakarin adalah 2.5 – 5 gram. Jadi, sakarin yang
digunakan bersifat toksik dan membahayakan pada pemakainya.
10. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bahan aktif yang kita gunakan adalah parasetamol
yang akan dibuat sediaan sirup untuk anak-anak yaitu sirup parasetamol non
alkoholik. Masalah yang dihadapi dalam pembuatan larutan adalah kelarutan
parasetamol terhadap cairan pembawanya karena sediaan parasetamol non-
alkoholik jadi pelarut atau cairan pembawa pengganti alkohol dapat menggunakan
propilen glikol, gliserin dan air panas walaupun memiliki kelarutan yang lebih
rendah dibandingkan alkohol.
Parasetamol yang memiliki struktur seperti di atas memiliki kelarutan
dalam air panas (1:20), propilen glikol (1:9) dan gliserin (1:40). Pada saat
parasetamol dilarutkan dalam propilen glikol dan gliserin dan air panas,
parasetamol dapat larut dengan sempurna. Namun ketika suhunnnya kembali
dingin, terjadi pengkristalan dengan ukuran partikel yang lebih besar karena ada
penggabungan antara partikel gula yang berasal dari gliserin dan propilen glikol
dimana partikel kecil menempel pada partikel yang lebih besar.
Tahapan pertama membuat larutan sirup parasetamol adalah melarutkan
parasetamol dengan menggunakan propilen glikol dan gliserin. Pada tahapan ini
parasetamol tidak dapat larut sempurna, namun setelah diaduk dalam kondisi
panas. Sediaan menunjukkan bahwa parasetamol larut dengan sempurna. Karena
rasa parasetamol yang pahit, maka ditambah bahan tambahan pemanis yaitu
sakarin dan sukrosa, untuk memperbaiki warna dan aroma digunakan grape
flavour. Sediaan akhir yang sesuai dengan persyaratan menginginkan bahwa tidak
ada pertumbuhan bakteri sampai waktu kadaluarsanya, sehingga penggunaan
pengawet sangat diperlukan. Pada praktikum ini pengawet yang kita gunakan
adalah nipagin dan nipasol, karena kedua pengawet tersebut relatif aman dan
penggunaannya sedikit sehingga lebih efisien. Bentuk sediaan akhirnya memiliki
tingkat kejernihan yang jernih dan menunjukkan bahwa parasetamol larut
sempurna dalam pelarut yang digunakan.
Pada pembuatan skala besar dan dilakukan uji spesifikasi meliputi uji
organoleptis (warna, bau, dan rasa), uji pH, dan uji viskositas. Dari hasil uji yang
dilakukan terdapat beberapa hasil yang menunjukkan kesesuaian dengan
spesifikasi dan nilai yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Pada uji pH
menghasilkan pH yang sesuai dengan rentang yang diharapkan (4,0-6,0) yaitu pH
5,0. Pada hasil uji viskositas dengan viskotester menghasilkan nilai 25 mpas. Pada
perhitungan ADI, ada bahan tambahan yang rentang ADI-nya terlampaui yaitu
propilenglikol dan sakarin. Hal ini membuktikan bahwa jumlah bahan tambahan
yang ditambahan tidak berada dalam batasan aman. Apabila nilai ADI terlampaui,
maka akan timbul efek- efek yang tidak diinginkan seperti diare, dehidrasi dan
kematian.
11. KESIMPULAN
a. Pada pembuatan sirup parasetamol non alkoholik, karena tanpa pelarut
alkohol kita menggunakan bahan lain sebagai pelarut parasetamol yaitu
propilen glikol dan gliserin. Viskositas hasil praktikum yaitu 25 mpas dan
pH nya adalah 5,0
b. pH sirup sudah sesuai dengan rentang parasetamol yaitu 3,8 – 6,0 , jadi
sediaan yang kami buat telah sesuai dengan persyaratan larutan oral
parasetamol.
c. Uji organoleptis sesuai dengan spesifikasi yaitu bau anggur, rasa anggur
agak asam dan warna ungu sehingga dapat diterima oleh konsumen karena
dapat menutupi rasa pahit dari parasetamol.
d. Pada perhitungan bahan tambahan yang menggunakan ADI, ada bahan
tidak sesuai dosisnya sehingga tidak aman digunakan bagi pasien anak-
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia III . Jakarta: Departmen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Departmen Kesehatan Republik
Indonesia. Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia Ganiswarna, Sulistia G., dkk. 2005. Farmakklogi dan Terapi EDISI 4. Jakarta:
Bagian Farmakologi Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia. Reynolds, James E.F. 1982. Martindale the Extra Pharmacopoeia 28th Edition.
London: The Pharmaceutical Press. Role, Raymond C, dkk. 2003. Handbook of Pharmaceutical Excipient 4th Edition.
London: Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. Role, Raymond C, dkk. 2004. Handbook of Pharmaceutical Excipient 5th Edition.
London: Royal Pharmaceutical Society of Great Britain