Top Banner
Granulasi Basah Tablet Parasetamol BAB II PREFORMULASI II.1 Formulasi Tiap tablet mengandung : Fase dalam ( 92% ) Parasetamol 250 mg PVP 25 mg Amprotab 50 mg Laktosa 135 mg Etanol 95% qs. Fase luar ( 8% ) Magnesium stearat 4,34 mg Talk 8,68 mg Amprotab 34,72 mg II.2 Monografi a. Parasetamol / Asetaminofen Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit. utan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol ( 95% ) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida.
26

Granulasi Basah Tablet Parasetamol

Dec 25, 2015

Download

Documents

Farmasetika
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

Granulasi Basah Tablet Parasetamol

BAB II

PREFORMULASI

II.1     Formulasi

Tiap tablet mengandung :

Fase dalam ( 92% )

Parasetamol                             250 mg

PVP                                         25 mg

Amprotab                                50 mg

Laktosa                                   135 mg

Etanol 95%                             qs.

Fase luar ( 8% )

Magnesium stearat                  4,34 mg

Talk                                         8,68 mg

Amprotab                                34,72 mg

II.2     Monografi

a.       Parasetamol / Asetaminofen

Pemerian                     : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.

Kelarutan                      : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol ( 95% ) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam

40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida.

Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

Khasiat & Kegunaan   : Analgetikum ; Antipiretikum.

              

b.      Polivinilpirolidon        

Nama dagang              : Kollidon atau Plasdon

Pemerian                     : Inert, sedikit higroskopis, tidak mengeras selama penyimpanan (baik untuk tablet kunyah).

Page 2: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

Kelarutan                    : Larut air dan alkohol, digunakan dalam konsentrasi 3-15%, Tablet efervesen bisa dibuat

menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan menggunakan isopropanol anhidrat karena

meninggalkan bau pada granul.

Kegunaan                    : Sebagai zat pengikat

c.       Laktosa

Pemerian                     : Serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis.

Stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau.

Kelarutan                    : Mudah ( dan pelan-pelan ) larut dalam airdan lebih mudah larut dalam air   mendidih ; sangat

sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat & Kegunaan   : Zat tambahan sebagai zat pengisi

d.      Magnesium Stearat

Pemerian                     : Hablur halus, putih dan voluminous; bau lemah khas; mudah melekat dikulit; bebas dari

butiran.

Kelarutan                    : Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.

Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan                    : Zat tambahan sebagai glidan

e.       Talk

Pemerian                     : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan

bebas dari butiran.

Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan                    : Zat tambahan sebagai glidan dan lubrikan

Page 3: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa

bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau

tablet kompresi .(USP 26, Hal 2406)

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV,

Hal 4)

III.1  Kriteria Tablet

Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1.   Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;

2.   Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;

3.   Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;

4.   Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;

5.   Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;

6.   Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;

7.   Bebas dari kerusakan fisik;

8.   Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;

9.   Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;

10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.

III.2  Keuntungan Sediaan Tablet

Sediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

1.   Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih

2.   Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis

3.   Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan

proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan

4.   Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.

Page 4: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain :

1.   Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang paling

ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan.

2.   Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan

menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta

variabilitas kandungan yang paling rendah.

3.   Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil.

4.   Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil.

5.   Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air.

6.   Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet.

7.   Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan

langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau

berhiasan timbul.

8.   Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama

bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.

9.   Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih rendah.

10. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan

stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

III.3 Kerugian Sediaan Tablet

Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain

:

1.   Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);

2.   Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :

         Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau

rendahnya berat jenis.

         Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi,

absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit

untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa).

Page 5: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

         Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka

terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa.

Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.

Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit

sehingga sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak dijumpai di perdagangan.

III.4  Keseragaman Kandungan (FI IV hlm.999)

Dilakukan bila :

         Kadar bahan aktif dibawah 50 mg

         Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari pada 50%

III.5  Jenis Sediaan Tablet  

Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :

a.      Tablet Kempa

Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul

menggunakan pons/cetakan baja.

b.      Tablet Cetak

Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan.

Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak

tergantung pada kekuatan yang diberikan

III.6  Metode Pembuatan Tablet

Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi

kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya

disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan

terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.

         Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi

partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat

sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila

zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung

Page 6: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah

membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan

tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.

Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai

pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang

mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan

tersebut dimasukan kering  ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan

yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di

antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan

meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal

pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai

dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah

atau lembab maka  massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau

oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan

proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran

ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

Keuntungan metode granulasi basah :

         Memperoleh aliran yang baik

         Meningkatkan kompresibilitas

         Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai

         Mengontrol pelepasan

         Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses

         Distribusi keseragaman kandungan

         Meningkatkan kecepatan disolusi

Kekurangan metode granulasi basah:

         Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi

         Biaya cukup tinggi

         Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk

zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air

III.6.1  Bahan Pembantu Granulasi Basah

Page 7: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

A.                Pengisi

Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat

bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan

dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak

sama sekali.

Contoh : Avicel (mikrokristalin selulosa), Kalsium sulfat trihidrat, Kalsium fosfat dibasic,

Laktosa dan Starch 1500.

B.        Adsorben

Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi

lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi. Manfaat adsorben:

mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet akan lengket dalam

cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.

Contoh : Avicel, Bolus alba, Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat dan Aerosil

C.        Pengikat

-     Pengikat bisa berupa gula dan polimer.

-     Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)

-     Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa

-     Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan.

Contoh : Starch (amylum), Starch 1500, Amilum pragelatinasi, Gelatin, Larutan sukrosa, Larutan

akasia, PVP, Selulosa (Metil selulosa , CMC Na, Etil selulosa), Polivinil alkohol, PEG 6000

D.        Disintegran

Fungsinya untuk memecah tablet. Cara pakai : saat granulasi dan paling baik saat sebelum

dicetak.

Contoh : Starch (amylum), Starch 1500, Sodium starch glycolate (primogel, explotab), Selulosa

(selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol), Gums (agar, pectin, tragacant, guar

gum), Clays, Alginat (asam alginat dan Na-alginat).

E.        Lubrikan

-         Konsentrasi optimum: 1%

-         Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan penarikan

tablet ke luar cetakan.

F.         Glidan

Page 8: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

-         Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni

-         Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang

penguraiannya dikatalisis oleh Fe

III.7     Evaluasi Granul

1.   Granulometri

Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul).

Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran.

Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang

makin kecil.

 Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran

granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran

granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi

normal.

2.   Bobot Jenis

a.   Bobot jenis sejati

b.   Bobot jenis nyata

c.   Obat jenis nyata setelah pemampatan

3.   Kadar Pemampatan

     %T =  Vo – V500

                      Vo

     %T  = Kadar pemampatan

     Vo   = Volume sebelum pemampatan

     V500 = Volume setelah pemampatan 500 x

   

       %T < 20 atau   ^V<20 ml              granul memiliki aliran yang baik

      Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.

4.   Aliran

a. Metode corong

Page 9: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan dimensi sesuai.

Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :

a. cara bebas

b. cara tidak bebas (paksa) digetarkan

b. Metode sudut istirahat (α)

 Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong) kemudian tampung granul di atas

kertas grafik. Hitung α.   Jika α

α Sifat alir

25 – 30 sangat mudah mengalir

30 – 40 mudah mengalir

40 – 45 mengalir

>45 kurang mengalir

III.8     Evaluasi Tablet

1.   Visual /Organoleptik, meliputi bau, rasa dan rupa.

2.   Sifat fisika kimia

      1. Keseragaman ukuran

a.     Keseragaman tebal

b.    Keseragaman diameter

      2. Kekerasan

      3. Friabilitas

Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar

dalam friabilator selama waktu tertentu.

Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses

pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak

diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu

besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari

ketiga uji yang telah dilakukan.

      4. Keragaman sediaan

a.   Keragaman bobot

b.  Keseragaman kandungan

Page 10: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

      5. Waktu hancur

      6. Uji kadar zat aktif

Penyimpanan Tablet

Tablet harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, lembab,

gesekan dan guncangan mekanik. Kondisi penyimpanan khusus harus dicantumkan dalam etiket.

Tablet harus cukup bertahan selama proses penanganan, misal pada saat pengemasan dan

transportasi, tanpa harus kehilangan intregitasnya.

Uji Waktu Hancur Tablet Dan Kapsul

Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera

dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul

digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat

secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda

atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis

sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk

6 unit sediaan atau lebih.

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

III.1     Alat Percobaan1.      Labu takar2.      Pipet  Volum 1,0 ml;2,0 ml;5,0 ml;10,0 ml3.      Pipet  tetes4.      Ayakan mesh 16 dan mesh 145.      Timbangan

III.2     Bahan Percobaan1.      Parasetamol2.      Parasetamol baku pembanding3.      Amprotab4.      PVP5.      Laktosa6.      Etanol

Page 11: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

7.      Mg-stearat8.      Talk

III.3     Prosedur Percobaan1.      Menimbang semua zat yang dibutuhkan.2.      Penambahan larutan pengikat pvp cara kering.3.      Parasetamol, amilum kering, PVP, laktosa dicampur sampai homogen, kemudian  pelarut

pengikat ditambahkan sedikit demi sedikit sampai diperoleh massa yang basah.4.      Massa basah diayak dengan ayakan mesh 14 ( untuk tablet besar).

5.   Granul basah dikeringkan dengan Oven pada suhu 40 o C.6.   Pemeriksaan kadar kelembaban dalam granul.

7.   Granul yang telah memenuhi persyaratan yaitu dengan kadar 2-5 % kadar air dalam granul. Granul diayak kembali menggunakan mesh 16.8.   Granul ditimbang kembali.

9.   Evaluasi granul dilakukan dengan membandingkan kadar parasetamol dalam baku pembanding dalam berbagai konsentrasi, Granul Parasetamol yang di uji kadar secara Duplo.10.             Uji Kecepatan alir dan sudut istirahat pada granul dilakukan.

11. Granul yang telah memenuhi persyaratan kemudian dicampur dengan fase luar ( talk dan amilum kering) di aduk selama 10 menit hingga homogen, kemudia ditambahkan mg stearat di aduk sampai homogen selama 2 menit.12. Massa siap cetak di evaluasi dan ditabletasi dengan menggunakan punch yang sesuai dengan bobot yang telah ditentukan dari perhitungan hasil perolehan granul.13. Tablet dievaluasi      -  Organoleptis       Tablet di amati secara visual baik itu bau rasa dan warna.

-          Sifat Fisiko kimianya1.      Keseragaman ukuran : perbandingan diameter dan tebal tablet menggunakan jangka sorong yang

dilakukan secara acak pada 20 tablet.2.      Uji kekerasan dilakukan pada 20 tablet secara acak dengan menggunakan hardness tester dengan

syarat tablet besar 7-10 kg/cm 2 ; tablet kecil 4-6kg/cm 2.3.      Friabilitas: dilakukan secara acak terhadap 20-40 tablet tablet dibersihkan satu-satu dengan sikat

halus lalu ditimbang dimasukkan ke dalam alat lalu diputar sebanyak 100 putaran. Lalu tablet dibersihkan lagi dan ditimbang. Tablet yang tidak mempunyai fiabilitas yang kurang dari 1 %.

4.      Keseragaman bobotDengan menimbang secara acak dari 20 tablet lalu ditimbang masing-masing dan tidak boleh dari tablet tersebut yang menyimpang dari bobot rata-rata.

5.      Uji keseragaman Bobot30 tablet secara acak di ambil lalu 10 tablet ditimbang satu persatu lalu dihitung bobot rata-rata.

Dari hasil penetapan kadar yang diperoleh seperti yang tertera dalam monografi dihitung jumlah

zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan anggapan bahwa zat aktif tersebut terdistribusi

homogen dilakukan triplo lalu di ambil rata-rata.

BAB V

HASIL PERCOBAAN

Page 12: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

V.1  Penimbangan bahan

Zat / Bahan Berat tiap tablet

Parasetamol 250 mg

PVP 25 mg

Amprotab 50 mg

Laktosa 135 mg

Etanol 95% qs.

Magnesium Stearat 4,34 mg

Talk 8,68 mg

Amprotab 34,72 mg

V.2  Evaluasi Granul

         Bobot Jenis (BJ) nyata

BJ nyata granul = 0,510 g/ml

         Kadar mampat

Kadar mampat granul = 18,33 %

         Kecepatan aliran

Kec. alir granul = 10 g/det

         Kandungan lembab

Suhu                = 105oC

Waktu                         = 1 menit, 31 detik

Bobot awal      = 1 gram

Bobot akhir     = 0,970 gram

Kandungan air            = 3,0 %

         Kadar zat aktif dalam granul

Larutan baku

Page 13: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

            Persamaan kurva kalibrasi :

            Y   = 0,057 X + 0,0361

            R2 = 0,9981

λmax. = 242,5 nm

Larutan sampel

250 mg parasetamol setara dengan 460 mg granul

No. A ( serapan )

1. 0,3289

2. 0,3246

Serapan rata – rata = 0,3261

Kadar parasetamol dalam granul adalah 254,96 mg ( 101,984 % )

V.3  Evaluasi Tablet

         Organoleptis

Rupa                : Bagus, permukaan tidak cacat dan tidak terdapat bintik-bintik noda.

Bau                  : Khas

Rasa                : Pahit

         Sifat fisika kimia

  Keseragaman ukuran

No

.C ( ppm ) A ( Serapan )

1. 4 0,254

2. 6 0,395

3. 8 0,489

4. 12 0,715

5. 14 0,837

Page 14: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

Diameter rata-rata tablet         = 1,21075 cm

Tebal rata-rata tablet               = 0,320 cm

Diameter tablet          

                             = 3,78 kali tebal tablet

 

 

Kekerasa rata-rata tablet = 3,55 kg/cm2

 Kekerasan

No. Diameter tablet Tebal tablet

1 1,211 cm 0,32 cm

2 1,211 cm 0,32 cm

3 1,211 cm 0,32 cm

4 1,211 cm 0,32 cm

5 1,211 cm 0,32 cm

6 1,211 cm 0,32 cm

7 1,211 cm 0,32 cm

8 1,211 cm 0,32 cm

9 1,211 cm 0,32 cm

10 1,211 cm 0,32 cm

11 1,211 cm 0,32 cm

12 1,211 cm 0,32 cm

13 1,211 cm 0,32 cm

14 1,211 cm 0,32 cm

15 1,211 cm 0,32 cm

16 1,211 cm 0,321 cm

17 1,212 cm 0,322 cm

18 1,205 cm 0,322 cm

19 1,211 cm 0,322 cm

20 1,211 cm 0,322 cm

Page 15: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

  Friabilitas

Friabilitas tablet parasetamol = 0,286 %

 

Rata- rata bobot tablet                        = 0,5287

gram

Simpangan baku                      = 0,0117

 Keseragaman bobot

  Keragaman Bobot

No. Kekerasan (kg/cm2)

1 4

2 3,5

3 4

4 4,5

5 3

6 3

7 4

8 3,5

9 3

10 3

11 3,5

12 3,5

13 3,5

14 3,5

15 3,5

16 3,5

17 3

18 3,5

19 4

20 4

No. Bobot tablet (gram)

1 0,5345

2 0,5198

3 0,5394

4 0,5235

5 0,4937

6 0,5281

7 0,5341

8 0,5195

9 0,5250

10 0,5438

11 0,5356

12 0,5297

13 0,5128

14 0,5421

15 0,5216

16 0,5313

17 0,5301

18 0,5395

19 0,5358

20 0,5358

Page 16: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

  Waktu hancur

Jumlah yang di uji       = 6 tablet

Waktu                                     = 4 menit 22 detik

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada percobaan pembuatan tablet parasetamol dengan metode granulasi basah

digunakan formula standar (Lihat di Praformulasi). Parasetamol memiliki sifat higroskopis maka

dipilih cara granulasi basah dengan pengikat PVP dan etanol sebagai pengembang PVP sehingga

tidak terlalu bermasalah dalam pengeringan granul. Pencampuran dan peracikan fase dalam

harus benar-benar homogen karena akan mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat aktif

pada granul dan tablet yang dihasilkan. Massa yang telah bisa dikepal kemudian diseragamkan

Ukuran granulnya dengan ayakan Mesh No. 14. Pada proses pengeringan granul disimpan pada

suhu 500C selama ± 15 menit, namun pada kenyataannya granul dikeringkan lebih dari setengah

No

.Bobot tablet ( mg ) % kadar parasetamol

1 529,9 111.1

2 529,2 110.95

3 520,1 109.04

4 528,3 110.76

5 498,5 104.51

6 521,3 109.29

7 539,1 113.03

8 515,7 108.12

9 528,3 110.76

10 517,1 108.41

Page 17: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

jam sehingga menyebabkan granul mengeras dan sulit diayak pada Mesh 16. Oleh karena itu

jumlah granul kering yang diperoleh menyusut cukup banyak.

Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula.

Untuk formula yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul yang dilakukan

pada saat percobaan meliputi yang telah dicantumkan pada hasil percobaan. Penentuan kadar

fines (serbuk halus) tidak dilakukan karena tidak tercantum dalam prosedur percobaan selain itu

juga karena ketiadaan alat.

Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat Moisture

Balance. Diperoleh kandungan lembap granul 3 %. Kandungan lembap yang baik adalah 2% -

5%, hal ini menunjukkan kandungan lembap granul masih dalam batas wajar.

Kecepatan alir granul yang baik menurut pustaka adalah lebih dari 4 g/detik. Hasil yang

diperoleh pada percobaan adalah 10 g/detik. Penggunaan talk dapat membantu dalam

meningkatkan kecepatan alir granul.

Penggunaan Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2 % karena jika terlalu besar akan

terjadi laminating. Masalah- masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet seperti

Laminasi, Capping, Chipping, Cracking, Picking, dan Sticking tidak ditemukan, hal

menunjukkan formula yang digunakan sudah baik.

Bobot parasetamol dalam granul yaitu 5,0991 µg/ml yang diperoleh dengan

mensubstitusikan pada persamaan

Persamaan tersebut diperoleh dari kurva kalibrasi baku pembanding. Pada metode

percobaan yang ideal, metode penentuan kadar baku pembanding parasetamol yang seharusnya

digunakan adalah menurut Farmakope Indonesia IV. Yaitu dengan menggunakan baku

pembanding Parasetamol BPFI. Karena harga Parasetamol BPFI yang asli harganya cukup mahal

maka digunakan metode kurva kalibrasi.

Kadar granul yang yang diperoleh sebesar 101,984 %, namun pustaka yang digunakan

tidak menyebutkan persyaratan kadar granul sebagai acuan kadar yang masih diperbolehkan.

Secara teoritis bobot parasetamol / tablet adalah 509,92 mg.

Evaluasi Tablet. Tablet secara visual tidak telihat jika terjadi ketidakhomogenan zat

warna karena memang tidak menggunakan zat warna. Bebas dari bintik-bintik dan noda yang

mengganggu.

Page 18: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap

gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Friabilitas diukur dengan

friabilator. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh

lebih dari 1 %. Dai 6 tablet yang digunakan untuk uji friabilitas, tidak ada tablet yang hancur

atau terbelah setelah proses pengujian sehingga dapat diikutsertakan dalam perhitungan.

Friabilitas tablet nyata adalah 0,286 %. Artinya friabilitas tablet kami sangat bagus.

Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut

sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna karena sisa sediaan yang tertinggal pada kasa

alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas. Waktu hancur tablet nyata

adalah 4 menit 22 detik.

Data yang digunakan untuk pengujian Keseragaman Bobot adalah simpangan baku dari

rata-rata bobot tablet. Keseragaman bobot yang baik adalah yang memiliki simpangan baku

mendekati nol. Simpangan baku bobot rata-rata tablet adalah 0,0117. Dapat dinyatakan bahwa

keseragaman bobot tablet kami merata/baik.

Persyaratan FI IV Kadar tablet parasetamol mengandung parasetamol C8H9NO2, tidak

kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Berdasarkan

hasil percobaan diperoleh kadar masing-masing  dari 10 tablet adalah dengan range kadar antara

92,22% - 99,73%. Artinya dari kesepuluh tablet yang digunakan untuk pengujian, kesemuanya

memenuhi syarat menurut FI IV.

 

BAB VII

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan pembuatan tablet parasetamol dengan metode granulasi basah

dapat disimpulkan :

Tiap tablet mengandung :

1.      Formula yang digunakan adalah

Fase dalam ( 92% )Parasetamol                             250 mgPVP                                         25 mgAmprotab                                50 mg

Page 19: Granulasi Basah Tablet Parasetamol

Laktosa                                   135 mgEtanol 95%                             qs.

Fase luar ( 8% )Magnesium stearat                  4,34 mgTalk                                         8,68 mgAmprotab                                34,72 mg

2.      Evaluasi granul meliputi : granulometri, bobot jenis nyata, kadar mampat, kecepatan aliran,

kandungan lembab dan penentuan kadar zat aktif dalam granul secara keseluruhan dengan

menggunakan formula diatas menunjukkan hasil yang diperoleh memuaskan.

3.      Evaluasi tablet meliputi : Organoleptis, sifat fisiko kimia, kekerasan, friabilitas, keseragaman 

bobot keseragaman sediaan dan penentuan kadar zat aktif dalam tablet secara keseluruhan

menunjukkan hasil yang baik.

4.      Kadar nyata 10 tablet parasetamol sampel yang diuji berada dalam rentang 104.51 % - 113.03 %.

Rata-rata kadar dari 10 tablet tersebut adalah 109.59 %. Memenuhi Syarat.